ARTIKEL PENELITIAN FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENGOBATAN TRADISIONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA SIBERUT KECAMATAN SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI TAHUN 2012 Dewi Andika Rahayu* ABSTRAK Pengobatan tradisional menurut WHO adalah keseluruhan pengetahuan, keahlian, dan kemahiran yang didasarkan pada teori, keyakinan dan pengalaman masyarakat asli dari berbagai budaya, apakah dapat digunakan atau tidak dapat digunakan untuk memelihara kesehatan, sejak dari pencegahan, diagnosis, penyembuhan, dan pengobatan penyakit baik fisik maupun mental. Pada masyarakat Mentawai pengobatan tradisional dilakukan oleh dukun atau sering disebut sikerei. Tujuan penelitian adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan pengobatan tradisional di Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2012. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Muara Siberut pada bulan Oktober tahun 2012. Populasi target adalah seluruh rumah tangga desa Maileppet dan desa Muntei, besar sampel yaitu 96 responden dengan metode cluster. Pengumpulan data melalui wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Disajikan dalam bentuk diagram, tabel, dan narasi. Dari hasil penelitian didapatkan 54,17% responden berpengetahuan rendah dan 51,04% responden bersikap negatif. Sebesar 93,75% responden bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, 63,54% respon berpendidikan rendah, dan 68,75% jarak tempat tinggal responden dengan tempat pengobatan dekat, serta 69,79% responden masih memiliki kebudayaan yang tradisional dan 63,54% responden yang memilih pengobatan tradisional melalui sikerei. Variabel pengetahuan,sikap, pendidikan, dan kebudayaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemilihan pengobatan, sedangkan variabel pekerjaan dan jarak tempat tinggal tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan pemilihan pengobatan melalui sikerei. Variabel kebudayaan dan pendidikan merupakan variabel yang dominan berhubungan dengan pemilihan pengobatan. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat perlu dilakukan penyuluhan tentang dampak dari pengobatan tradisional dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya berobat ke tempat pelayanan kesehatan. Daftar Pustaka: 38 (1989-2012) Kata Kunci : Pengobatan Tradisinal, dukun atau sikerei ABSTRACT Acccording to WHO, traditional treatment is the whole knowledge, skill, and competence based on the theory, belief and experiences of native people of various cultures, wether it can be used or not to keep healthy that began from prevention, diagnose, recovery and illness treatment physically and mentaly . In Mentawai people, the traditional treatment is done by shaman or often called as sikerei. The purpose of the research is known the factors that related to the choice of traditional treatment in South Siberut Mentawai Island 2012. This study used cross sectional design. The research held in October 2012 at Muara Siberut Public Health Center. The target of population is all the families living in Maippet and Muntei village. The sampel is about 96 of respondens by using cluster method.. Instrument of researches were questionnaire and it were univariate, bivariate, and multivariate analyzed. That presented in diagrams, tables, and narrative. From the result of the research, the writer find that 54,17% of respondens with the low knowledge, 51,04 % of respondens with the negative respons, 93,75% of respondens work to ful fill the basic requirements, 63,54% of respondens have low education, 68,75% of respondens neared from 1 treatment place, and 69,7% of respondens stil believe on native culture, around 63,54% of respondens choose the traditional treatment by sikerei. Variable of knowledge, behavior, education and culture have the significant correlation with the choice of treatment, while the kind of occupation and range of address do not give significant aspect with the choice of the traditional treatment by sikerei. Variable culture and education were the dominant variables associated with treatment To increase the people knowledge, it is necessary to hold the illumination about the effedt or traditional treatment and pople awareness toward the importance of Public health center. References :38 (1989-2012) Keywords :Traditional Treatment, shaman or sikerei *Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas ([email protected]) peningkatan 30,67% tahun 2003, 32,87% Pendahuluan Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap Masalah 38,30% pada tahun 2006. Berdasarkan kesehatan difokuskan pada penyakit yang hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional diderita manusia untuk dilakukannya (SUSENAS) pengobatan dan penyembuhan. Sumber pengobatan tradisional meningkat dari pengobatan di dunia mencakup tiga tahun ke tahun (digunakan oleh 40 % sektor penduduk Indonesia). Pada tahun 2010 yang pengobatan pengobatan orang. tahun 2004, 35,25% tahun 2005 dan saling rumah terkait yaitu tangga atau sendiri, pengobatan tradisional dan pengobatan medis yang dilakukan oleh perawat, 48,5% di penggunaan pengobatan tradisional meningkat menjadi 45,17 % dan tahun 2011 menjadi 49,53 %.2,3,4,5 dokter, Puskesmas atau Rumah Sakit 1 Sebesar penggunaan tentang Pengobatan secara tradisional di Indonesia sangat besar peranannya dalam Australia pelayanan kesehatan masyarakat masyarakatnya menggunakan pengobatan sangat tradisional, di Perancis sebesar 49% dan di Pemerintah secara Taiwan sebesar 90% pasien menggunakan memberikan perhatian terapi konvensional yang dikombinasikan terhadap dengan pengobatan tradisional ini. pengobatan Berdasarkan tradisional Cina. potensial muncul untuk dan dan dikembangkan. formal yang sudah seksama berkembangnya Pengobatan Sensus Sosial Ekonomi tradisional dalam Undang-Undang RI No. penduduk yang menggunakan pengobatan 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 1 tradisional mengalami peningkatan yaitu butir 16 mengatakan bahwa Pelayanan 15,04% pada tahun 1999 menjadi 30,24% kesehatan tradisional adalah pengobatan tahun 2001, tahun 2002 turun menjadi dan atau perawatan dengan cara dan obat 29,73%. Pada tahun 2003-2006 mengalami yang mengacu pada pengalaman dan 2 keterampilan turun temurun secara empiris sahabat dekat , lazimnya diterima dan yang dapat dipertanggung jawabkan dan dipercaya begitu saja tanpa bersikap kritis. diterapkan sesuai dengan norma yang Sampai saat ini penerimaan masyarakat berlaku Perkembangan terhadap penyembuhan tradisional masih pengobatan tradisional dibarengi dengan tetap tinggi, bukan saja pada masyarakat adanya kesadaran etnik masyarakat tertentu pedesaan, tetapi juga masyarakat perkotaan, terhadap golongan bawah dan di masyarakat. potensi nilai budaya lokal. juga golongan Anderson dan Foster (1988), menyebutkan menengah ke atas. Hal ini disebabkan oleh bahwa salah satu ciri dari jenis pengobatan faktor budaya, sistem nilai dan tradisi yang tradisional adalah menunjukkan identitas mempengaruhi budaya bangsa (nasionalisme).7,8 mereka tentang sakit, penyakit, dan upaya Pada umumnya penyembuhan dapat tradisional dikategorikan penyembuhan cara-cara di dengan upaya menggunakan dan pengetahuan penyembuhannya.8 Indonesia dalam sikap Perkembangan pembangunan pelayanan kesehatan modern di Indonesia terus meningkat, bahkan pelayanan ramuan tumbuhan obat, cara fisik (dukun kesehatan tersebut telah sampai ke pelosok- beranak, sunat, patah tulang, susuk, ketok, pelosok pedesaan.Ketersediaan pelayanan refleksologi, akupuntur, dan sebagainya), yang mulai memadai, tingkat pengetahuan meditasi, pernafasan dan tenaga dalam dan dari pemberi pelayanan kesehatan dan penyembuhan dengan cara spirituil (doa, jumlah sarana dan prasarana kesehatan mantera, telah psikoterapi dan sebagainya). membentuk institusi kesehatan Orang yang melaksanakan atau melakukan menjadi penting, sehingga peningkatan penyembuhan pelayanan tradisional selalu kesehatan modern dapat memperhatikan latar belakang orang sakit menimbulkan kecenderungan masyarakat seperti keluarga, agama, dan kepercayaan, pedesaan untuk meninggalkan cara-cara budaya, tradisi, lingkungan dan lain- pengobatan tradisional lainnya. membudaya, akan Ciri-ciri pelayanannya adalah yang tetapi telah pada akrab, ramah, penuh perhatian, penuh kenyataannya pengobatan tradisional ini kesabaran, serta pasrah kepada Tuhan Yang masih merupakan pilihan yang diambil oleh Maha Esa atau kepada kekuatan gaib masyarakat .6 tersebut. Biaya pengobatan umumnya terjangkau. Ilmu tradisional dan tradisional 6,8 cara diwariskan Masyarakat memilih pengobatan tradisional disebabkan oleh berbagai faktor penyembuhan secara seperti pengetahuan masyarakat mengenai informal pengobatan tradisional. Apakah masyarakat dalam ikatan keluarga, kekerabatan atau sudah memiliki pengetahuan yang tinggi 3 mengenai pengetahuan tradisional tersebut, tradisional yang belum diteliti dan ternyata apakah mengandung racun didalamnya yang bila masyarakat telah mengetahui dampak yang akan terjadi bila melakukan dikonsumsi pengobatan tradisional tersebut atau bahkan keracunan sebaliknya masyarakat memiliki seseorang mengalami penyakit berhari-hari pengetahuan yang tentang lamanya dan tetap melakukan pengobatan minim dan pengobatan tradisional, mereka melakukan tradisional pengobatan tradisional hanya karena di ajak orang atau di perkenalkan oleh orang lain tanpa dapat kematian maka tersebut mengakibatkan akan bila mengakibatkan bertambah mengakibatkan kematian. serta parah dan 2 mengetahui bagaimana dampak yang akan Masyarakat di Sumatera Barat yang terjadi bila tetap melakukan pengobatan memilih pengobatan tradisional masih ada tradisional. hal ini dapat dilihat dari Bagaimana juga sikap data yang masyarakat terhadap pengobatan tradisional diperoleh melalui Susenas 2001 yaitu tersebut, apakah masyarakat menerimanya sekitar atau pengobatan tradisional dari 9.972 penduduk bahkan menolak pengobatan 22% masyarakat tradisional. Selain itu pendidikan dan yang pekerjaan seseorang juga mempengaruhi Tradisional di Sumatera Barat sekarang ini dalam pengobatan masih merupakan pilihan yang diambil, hal memiliki ini terlihat dari masyarakat Sumatera Barat pendidikan rendah dan tidak memiliki masih percaya dengan penyakit yang pekerjaan akan lebih memilih pengobatan disebabkan oleh roh-roh jahat seperti tradisional pengobatan gasiang tangkurak, palasik dan Urang modern. Bila dilihat dari segi jarak tempat Bunian yang pengobatannya hanya bisa tinggal dengan tempat pengobatan juga ada dilakukan melalui dukun.9,10 tindakan biasanya pemilihan masyarakat di hubungannya. yang bandingkan Biasanya sakit.Pengobatan akan Pada masyarakat Mentawai yang memilih pengobatan yang berada di sekitar merupakan salah satu kabupaten yang atau dekat dengan lokasi tempat tinggalnya. terdapat di Sumatera Barat. Data mengenai Kebudayaan, kepercayaan dan tradisi juga tindakan mempengaruhi hal kabupaten kepulauan Mentawai memang memilih pengobatan, biasanya masyarakat belum ditemukan, akan tetapi dari survei yang mempunyai kebudayaan yang kuat awal yang dilakukan akan lebih cenderung untuk memilih kuesioner dari 10 kuesioner didapatkan 8 pengobatan tradisional ini.8 responden seseorang orang mengeluh melakukan dalam Dampak dari pengobatan tradisional ini adalah ada bahan ramuan obat pengobatan yang tradisional di disebarkan 10 memilih pengobatan tradisional melalui sikerei dan 2 responden yang memilih pengobatan ke tempat 4 pelayanan kesehatan. Selain itu dari data masa inisiasi yang panjang. Pengobatannya yang diperoleh dari Puskesmas Muara merupakan campuran dari obat tumbuh- siberut didapatkan 11.185 kunjungan sehat tumbuhan dan 15.037 kunjungan sakit, dengan total efeknya bersifat medis dan psikosomatis. kunjungan yang berkunjung ke Puskesmas Dalam setiap pengobatan maupun upacara- ini adalah 26.222 orang dan jumlah upacara adat sikerei selalu menggunakan penduduk di Muara Siberut adalah 17405 dedaunan untuk ramuan obat dan sebagai jiwa , maka di peroleh hanya 0,01 % perantara dalam berkomunikasi dengan masyarakat yang berobat ke Puskesmas jiwa dan roh nenek moyang.11,12 ketika sakit dan 99% yang memilih tidak melakukan apa-apa saat dan Sejak kegiatan-kegiatan berkembangnya yang fasilitas menderita kesehatan masyarakat seperti Puskesmas, penyakit, melakukan pengobatan sendiri Pustu, Posyandu, Polindes dan Poskesdes dengan membeli obat bebas yang ada di sudah mulai berkurangnya pengobatan toko-toko melakukan tradisional terutama masyarakat pendatang pengobatan tradisional melalui sikerei. tidak ada yang melakukan pengobatan sikerei adalah Berdasarkan pengamatan melalui sikerei akan tetapi masyarakat asli yang juga masih percaya kepada sikerei terutama merupakan penduduk dan berdomisili di dalam mengobati penyakit-penyakit yang daerah Mentawai masyarakat ini masih setelah dibawa ke Puskesmas tetapi tidak banyak yang berobat ke sikerei terutama mengalami perubahan sama sekali. Contoh masyarakat pribumi.11 kasus yang terjadi di desa Salappa salah terdekat dilakukan dan peneliti yang Mentawai merupakan salah satu kabupaten yang Sumatera Barat kebudayaan terdapat yang yang di satu desa di kecamatan siberut selatan ada propinsi seorang anak yang sudah lama mengidap mempunyai penyakit sesak nafas akut yang disertai berbeda dengan dengan kejang Barat. Masyarakat Mentawai mempunyai pertolongan sikerei, sikerei mengambil pengobatan yang khas, berbeda dengan rumput sebagai obatnya, sampai akhirnya pengobatan di si anak meninggal karena tidak ada Mentawai umumnya dilakukan dengan perubahan dari pengobatan yang dilakukan upacara-upacara oleh sikerei tersebut.13 penyembuhan yang adalah oleh orangtua Pengobatan anak dilakukan kebudayaan mayoritas penduduk Sumatera modern. si yang meminta dilakukan oleh seorang dukun yang dikenal dengan sebutan sikerei yang memperoleh pengetahuan gaib melalui Metode pertolongan Penelitian ini menggunakan desain seorang guru yang berpengalaman dalam cross sectional dan dilakukan pada bulan 5 april-Oktober 2012 di wilayah kerja Hubungan antara variabel Puskesmas Muara Siberut. Populasi target independen dan variabel dependen dilihat penelitian ini adalah seluruh penduduk di secara statistik melalui analisis bivariat wilayah kerja Puskesmas Muara Siberut dengan uji Chi-square. Hasil kemaknaan pada tahun 2012. Populasi sumber adalah perhitungan rumah tangga dengan unit sampel kepala independen keluarga menggunakan batas kemaknaan p<0,05. Uji yang berjumlah 623 orang. Sampel penelitian berjumlah 96 orang. Pengumpulan dengan antara variabel variabel dependen statistik dinyatakan bermakna jika p value dilakukan lebih kecil dari (p<0,05) dan sebaliknya. melalui data primer Data sekunder berupa Hasil uji Chi-square dapat dilihat pada data tabel 1-5 berikut : kunjungan data statistik Puskesmas, jumlah penduduk, dari Puskesmas Muara Siberut dan kantor kecamatan siberut selatan. Analisis data dilakukan dengan 3 tahap yaitu analisis univariat, bivariat, dan multivariat dengan menggunakan uji Chi- Tabel 1. Hubungan Pengetahuan dengan Pemilihan Pengobatan Pemilihan Pengobatan Ya(melalui Tidak(melalui Pengetahuan sikerei) nakes) f % f % f Rendah 45 86,5 7 13,5 52 Tinggi 16 36,4 28 63,6 44 Total 61 63,5 35 36,5 96 square dan regresi logistik. Berdasarkan tabel Total p value % 100 100 100 1. 0,000 diketahui bahwa persentase pada responden yang memilih berobat ke sikerei lebih tinggi dari Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan golongan responden yang berpengetahuan bahwa persentase responden yang memilih rendah pengobatan tradisional di wilayah kerja responden yang berpengetahuan tinggi Puskesmas sebanyak (36,4%). Di sini terdapat perbedaan yang pengetahuan signifikan antara pemilihan pengobatan responden diperoleh 54,17% responden tradisional yang berpengetahuan rendah yang mempunyai pengetahuan rendah dan dengan responden yang berpengetahuan 51,04% responden yang bersikap negatif. tinggi. Hasil uji statistik diperoleh p = Responden yang bekerja adalah sebanyak 0,000 (p value < 0,05 ) maka dapat 93,75%, disimpulkan 63,54%. Muara Dilihat reponden Siberut dari yang memiliki (86,5%) dari ada pada golongan hubungan antara pendidikan rendah sebanyak 63,54%, jarak pengetahuan dengan pengobatan. Dari hasil dari rumah responden ke tempat pelayanan penelitian ini dan studi terdahulu serta teori kesehatan adalah dekat yaitu 68,75%. yang Responden yang memiliki kebudayaan pengetahuan merupakan faktor yang cukup tradisional adalah sebanyak 69,79%. berhubungan ada dapat disimpulkan dengan bahwa pemilihan pengobatan. Pengetahuan tinggi tentang 6 pemilihan pengobatan akan menimbulkan dari golongan responden yang bersikap ketakutan bila salah memilih pengobatan negatif yang tepat dalam mengatasi masalah responden yang bersikap positif (36,2%). kesehatan. Pengetahuan yang tinggi akan Di sini terdapat perbedaan yang signifikan mengetahui apa dampak dari pengobatan antara pemilihan pengobatan responden tradisional tersebut. Sebaliknya dengan yang bersikap negatif dengan responden pengetahuan yang rendah akan menerima yang bersikap positif. Hasil uji statistik pengobatan tidak diperoleh p = 0,000 (p value < 0,05 ) maka pengobatan dapat disimpulkan terdapat hubungan yang tersebut. Hasil penelitian didapatkan bahwa bermakna antara sikap dengan pemilihan kurang Pengobatan. tradisional memikirkan dampak dari mengetahui 60% dan dari responden kapan boleh tidak dilakukan (89,8%) dari pada golongan Sikap merupakan kesiapan atau pengobatan tradisional, apa dampak dari kesediaan pengobatan dilakukan sikap seseorang dalam bidang kesehatan dalam jangka panjang, siapa seharusnya harus diiringi dengan penanaman nilai-nilai penolong baru dalam bidang kesehatan. Nilai yang tradisional saat bila sakit, tindakan yang untuk bertindak. dilakukan saat anggota keluarga sakit melekat parah, dan penyebab kegagalan dalam mendasari pengobatan Untuk tersebut. Merujuk pada teori Green (1980) masyarakat bahwa sikap merupakan faktor predisposisi maka petugas kesehatan dapat melakukan untuk terjadinya perilaku, maka sikap klien penyuluhan dengan pemberian informasi yang merasa terancam oleh penyakitnya tentang pengobatan tradisional dan dampak dan percaya bahwa pengobatan akan dari pengobatan tradisional tersebut. menguntungkan(positif) meningkatkan tradisional ini. pengetahuan pada diri Perubahan sikap dan seseorang akan perilaku orang demikian sebaliknya.14,23 Tabel 2. Hubungan Pemilihan Pengobatan Sikap masyarakat dalam pemilihan pengobatan Pemilihan Pengobatan Total Ya(melalui Tidak(melalui Sikap p value sikerei) nakes) f % f % f % Negatif44 89,8 5 5 49 100 Positif 17 36,2 74 30 47 100 0,000 Total 61 63,5 79 35 96 100 Berdasarkan tabel Untuk meningkatkan pemahaman dengan 2. diketahui tradisional ini diperlukan penyuluhan tentang dampak pengobatan tradisional kepada masyarakat melalui tokoh masyarakat dan tokoh agama. Tokoh masyarakat dan tokoh agama bahwa persentase pada responden yang menjadi memilih pengobatan tradisional lebih tinggi memilih panutan masyarakat, pengobatan yang apabila modern 7 masyarakatpun akan mengikuti tindakan mereka dan lambat laun akan merubah perilaku masyarakat pengobatan yang tradisonal memilih beralih ke pengobatan modern. Tabel 3. Hubungan Pekerjaan dengan Pemilihan Pengobatan Tabel 4. Hubungan Pendidikan dengan Pemilihan Pengobatan Pemilihan Pengobatan Total Ya(melalui Tidak(melalui Pendidikan Sikerei) Nakes) f % f % f % Rendah 53 86,9 8 13,1 61 100 Tinggi 8 22,9 27 77,1 35 100 Total 61 63,5 35 36,5 96 100 Berdasarkan tabel 4. p value 0,000 diketahui bahwa persentase responden yang memilih Pemilihan Pengobatan Pekerjaan Ya(melalui Tidak(melalui sikerei) Nakes) f % f % f bekerja 57 63,3 33 36,7 90 Tdk bkerja4 66,7 2 33,3 6 Total 61 63,5 35 36,5 96 Berdasarkan tabel Total p value tinggi pada golongan responden yang % 100 100 100 3. pengobatan tradisional melalui sikerei lebih 1 berpendidikan rendah (96,9%) dibandingkan golongan responden diketahui berpendidikan tinggi (22,9%). Terdapat bahwa persentase responden yang memilih hubungan bermakna antara pendidikan pengobatan tradisional melalui sikerei lebih dengan pemilihan pengobatan responden (p tinggi pada golongan tidak bekerja (66,7%) = 0,000). dibandingkan golongan responden yang Tabel 5. Hubungan Jarak Tempat Tinggal dengan Pemilihan Pengobatan bekerja (63,3%). Tidak ada hubungan antara pekerjaan responden dengan pemilihan pengobatan (p=1). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pekerjaan dengan tidak mempunyai pemilihan hubungan pengobatan, karena masyarakat di Kecamatan Siberut Selatan bekerja diluar rumah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, pekerjaan yang paling banyak adalah bekerja sebagai petani (59,38%) akan tetapi mereka tetap memilih pengobatan tradisional sesuai dengan teori masyarakat yang memiliki pekerjaan dan penghasilan yang pas-pasan akan memilih pengobatan tradisional. Pemilihan Pengobatan Ya(melalui Tidak (melalui Total Jarak p value sikerei) Nakes) f % f % f % Dekat 44 66,7 22 33,3 61 100 Jauh 17 56,7 13 43,3 35 100 0,568 Total 61 63,5 35 36,5 96 100 Berdasarkan tabel 5. diketahui bahwa persentase responden yang memilih pengobatan tradisional melalui sikerei lebih tinggi pada golongan responden yang bertempat tinggal dekat dengan tempat pengobatan (66,7%) dibandingkan dengan responden yang tempat tinggalnya jauh dari tempat pengobatan (56,7%). Tidak ada hubugan antara jarak tempat tinggal dengan pemilihan pengobatan (p=0,568). 8 Tabel 6.Hubungan Kebudayaan dengan Kesimpulan dan Saran Pemilihan Pengobatan Kesimpulan Pemilihan Pengobatan kebudayaa Ya(melalui Tidak (melalui Total p value n sikerei) Nakes) f % f % f % tradisional 59 88,1 8 11,9 61 100 modern2 6,9 27 93,1 35 100 0,000 Total 61 63,5 35 36,5 96 100 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa persentase responden yang memilih a. Lebih dari mempunyai tentang separuh responden pengetahuan pemilihan rendah pengobatan tradisional. b. Sebagian besar responden mempunyai pengobatan tradisional melalui sikerei lebih tinggi pada golongan responden yang sikap negatif kebudayaan masih pengobatan tradisional. tradisional (88,1%) dibandingkan dengan responden yang telah modern (6,9%). bermakna Terdapat antara terhadap pemilihan c. Sebagian besar responden bekerja untuk hubungan kebudayaan dengan pemilihan pengobatan responden (p = 0,000). memenuhi kebutuhuan hidup seharihari. d. Sebagian besar responden memiliki Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mempunyai hubungan kebudayaan yang sangat signifikan dengan pemilihan pengobatan, pendidikan rendah. e. Sebagian besar responden bertempat tinggal dekat dengan tempat dan merupakan faktor yang paling dominan karena masyarakat Puskesmas Siberut di Muara Seatan kebudayaan mempercayai wilayah Siberut masih yang sangat sikerei dapat kerja Kecamatan mempunyai kuat pengobatan. f. Sebagian besar responden memilih pengobatan tradisional melalui sikerei. dan mengobati berbagai macam penyakit serta sesuai dengan teori bahwa masyarakat yang g. Ada hubungan antara pengetahuan dengan pemilihan pengobatan. h. Ada hubungan antara sikap dengan memiliki kebudayaan kuat akan cenderung memilih pengobatan tradisiona yang ada ditengah-tengah mereka. pemilihan pengobatan. i. Tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan pemilihan pengobatan 9 j. Ada k. hubungan antara pendidikan dampak dari pengobatan tradisional bila dengan pemilihan pengobatan. tetap menjadi pilihan utama saat sakit, Tidak ada hubungan antara jarak siapa seharusnya penolong saat sakit, tempat penyebab kegagalan dalam pengobatan tinggal dengan pemilihan pengobatan. l. Ada tradisional hubungan antara kebudayaan dengan mengenai pengobatan tradisional ini. berhubungan pemilihan masyarakat mempunyai pengetahuan atau wawasan dengan pemilihan pengobatan. m. Faktor dominan yang sehingga 2) Memberikan informasi dan penyuluhan pengobatan kepada masyarakat berobat mengenai tradisional yaitu kebudayaan (p=0,000) pentingnya ke tempat dan pendidikan. pelayanan kesehatan saat menderita penyakit keras maupun penyakit ringan Saran melalui pemerintah desa atau tokoh Berdasarkan pembahasan, dan hasil penelitian, kesimpulan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan pengobatan masyarakat. tradisional b. Bagi Peneliti Lain di Perlu dilakukan penelitian yang wilayah kerja Puskesmas Muara Siberut lebih lanjut secara kualitatif untuk tahun 2012, maka: mendalami faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan pengobatan tradisional a. Bagi Puskesmas Muara Siberut 1) Diharapkan agar lebih meningkatkan ini. Penelitian kebijakan politik, pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap program, dan kebijakan- komitmen sikap pejabat petugas-petugas kesehatan dengan melakukan penyuluhan melalui media cetak seperti poster dan leaflet, DAFTAR PUSTAKA penyuluhan massal menggunakan audio visual, dan komunikasi interpersonal. Informasi ini terutama mengenai 1. Nurullah, Helmi. Faktor-Faktor yang Berhubungan Pemanfaatan dengan Pengobatan Perilaku Alternatif Ceragem di Arkananta Center Cilandak 10 Tahun 2011 [Skipsi]. Jakarta : Program Ilmu 2009. Kesehatan Universitas 8. kementrian kesehatan RI direktorat .Dari depkes.go.id [2 September 2012]. Aji, Binar dan Shirmartyrhukmini Devy. Faktor Predisposising, Enabling dan Reinforcing Pengobatan pada Alternatif Pasien di Radiesthesi Medik Metode Romo H. Loogman di Purworejo Jawa Tengah [Online] Dari : 2006;3:35-44. http://www.journal.lib.Unair.co.id [17 Kesehatan. Jakarta : EGC; 1999. Pusat Statistik. Kecamatan Siberut Selatan dalam Angka Tahun 2010. Tuapejat: BPS; 2010. 10. Dinas Kesehatan Kepulauan Kabupaten Mentawai. Laporan Tahunan 2010. Tuapejat : 2010. 11. Hernawati S. Uma Fenomena Keterkaitan Manusia Dengan Alam. Padang: Yayasan Citra Mandiri; 2007. 12. Notoadmodjo, Soekidjo. Konsep Perilaku Kesehatan dalam Interaksi Mariana, Andik. Hubungan Antara Media Promosi Kesehatan Indonesia. Motivasi, Persepsi, dan Gaya Hidup Jakarta : Pusat Promosi kesehatan Masyarakat Dep.Kes RI; 2002 . dengan Pemilihan Pengobatan Nakamura di Surakarta. 13. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi [Skripsi]. Surakarta : Program Studi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Rineka Cipta; 2007. 14. Gusniardi, Rahman. Tumbuh- ; 2011. tumbuhan yang Digunakan sebagai Media data riset. Penawaran Daftar Obat Peraturan di Beringin Kec. Lb. Kilangan Kodya Indonesia [Online] Januari 2012. Dari : Padang.[Skipsi]. Padang : Fakultas http://www.media Kedokteran Obat Tradisional data.co.id [2 Agustus 2012]. 6. Badan Mei 2012]. Kesehatan Universitas Muhammadiyah 5. Amir, Amri dan M. Jusuf Hanafiah. 1999. Etika Kedokteran dan Hukum 9. 4. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika; jendral bina upaya kesehatan [Online] 3. Sudarma, Momon. Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu- Pembangunan Nasional Veteran: 2011. 2. 7. Notoatmodjo, Tradisional di Universitas Kelurahan Andalas ; 1997. Soekidjo. Kesehatan 15. Daulay, Zainul. Pengetahuan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : Tradisional. Jakarta : Raja Grafindo Rineka Cipta; 2007. Persada; 2011. 16. Keesing, Roger. Antropologi Budaya. Jakarta : Djabatan; 1989. 11 17. Hernawati, Tarida. Salappa’ Antara Tuberkulosis paru dengan Keteraturan Alam, Kehidupan dan Jiwa. Padang : Minum obat Anti Tuberkulosis Pada Yayasan Citra Mandiri; 2004. Penderita Tuberkulosis Pru di poli Paru 18. Munawir, Ahmad. Buku Panduan RSUP. H. Adam Malik Tahun 2011. Penyuluhan Konservasi. Bandung : [Skripsi]. Karya Utama Grafindo; 2005. Kedokteran 19. Coronese, Stefano. 1986. Kebudayaan Suku Mentawai. Jakarta : Grafidian jaya; 1986. Medan : Fakultas Universitas Sumatera Utara ; 2011 26. Husaini. Hubungan Persepsi Sehat Sakit terhadap Tindakan Pengobtan 20. Notoadmodjo, Pendidikan Soekidjo. Kesehatan Pengantar dan Ilmu Masyarakat di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru [online]. Dari : http:// Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi www. Isjd.pdii.lipi.go.id. Ofset; 1991. 2012] 21. Nugroho, Faktor-Faktor 27. Supardi, Sudibyo. Faktor-Faktor yang dengan Mempengaruhi Pemilihan Obat Atau Pengambilan Keputusan Penggunaan Obat Tradisional di Pedesaan [Online]. Obat Dari http:// www.Lipi.go.id. [10 Mei yang Trilaksana. [09 Mei Berhubungan Tradisional [Online]. Dari http://www.medika.net [09 Mei 2012] 22. Djiat, E. Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Praktek Penggunaan 2012] 28. Katno,S. Efek Obat [Online]. Dari pengobatan Tradisional di Kelurahan http://www.lib.unnes.ac.id. [12 Kupang september 2012] Kecamatan Kabupaten Semarang Tengah Ambarawa Provinsi Jawa [Online]. Dari Tradisional Samping 29. Sikaraja, Silvia. Perubahan Perilaku Masyarakat Mentawai dalam Berobat. http://www.fkm.Undip.ac.id [09 Mei [Skripsi]. Padang : 2012] Sosial dan Ilmu Politik Universitas 23. Kamus Besar bahasa [online]. Indonesia. Andalas; 2011 http:// 30. Tamba ,Arie . Pengobatan Suku Sakai www.bahasa.cs.ui.ac.id. [09 Mei 2012] tetap Bertahan di Tengah Dunia Medis 24. Walcott, Alternatif Dari: Fakultas Ilmu Esther. Seni Pengobatan Pengetahuan dan Persepsi.[Skipsi] Malang : Universitas Muhammadiyah ; 2004 25. Wulandari , Puteri. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan pengetahuan tentang Modern [Online]. Dari Utamidk jurnas.com. [27 Mei 2012] 31. Abidin, Muhammad. Pengaruh Sosial Budaya Terhadap Pelayanan Kesehatan. [online]. Dari: http:// www. Masbied.com [06 Mei 2011] 12 32. Prastika, Nyoman. Usada Pengobatan Tradisional Bali [online]. Dari: http:// www. google.com [09 Mei 2012]. 33. Notoatmodjo, Soekidjo. Pasaman Tahun 2005.[Skripsi]. Padang : PSIKM FK Unand; 2005 36. ____. Ranah Minang dalam Mistis dan Metodologi Mitos [Online]. Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka http://forum.tempo.co.htm Cipta; 2005. September 2012] Dari [15 34. Ekowahono, Joseph. Hubungan Antara 37. Singarimbun, Masri. Metode Penelitian Karakteristik, Lingkungan dan Persepsi Survai. Jakarta : PT. Pustaka LP3S; tentang 1995. Penyebab Epilepsi pada Penyandang Epilepsi dan Keluarganya dengan Pemilihan Pengobatan 38. Supardi, Penduduk Sudibyo. Sakit Karakteristik yang Memilih Epilepsi. Dari http://www.unair.ac.id Pengobatan di Rumah [Online]. Dari [27 Mei 2012] http://www.apotekputer.com 35. Furkan. Berhubungan Faktor-Faktor dengan yang [17 oktober 2012] Tindakan Pengobatan Sendiri Oleh masyarakat Lundar kecamatan panti Kabupaten 13