JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Viabilitas Bacillus terhadap Methylene Blue yang Berpotensi untuk Microbial Fuel Cell (MFC) Faisal Azis Prihantoro dan Enny Zulaika Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: [email protected] Abstrak—Microbial Fuel Cell (MFC) merupakan salah satu cara mendapatkan energi listrik dari metabolisme bakteri. Methylene blue adalah salah satu senyawa kimia yang digunakan sebagai mediator imobilisasi elektron untuk mengalirkan elektron pada sirkuit MFC. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah Bacillus mampu melakukan fermentasi glukosa dan mengetahui kemampuan resistensi bakteri Bacillus terhadap methylene blue sebelum digunakan sebagai bioanoda MFC. Metode uji viabilitas Bacillus terhadap methylene blue menggunakan kertas cakaram dan kurva pertumbuhan, sedangkan fermentasi bakteri ditumbuhkan pada medium cair yang menggunakan glukosa. Hasil yang diperoleh Bacillus S1, SS19, dan DA11 mampu memfermentasi glukosa dan resisten serta viabel terhadap methylene blue. Bacillus DA11, S1, SS19 mampu tumbuh dengan optimal pada medium yang telah mengandung methylene blue dengan konsentrasi 0,05 mM. Kata Kunci—Bacillus, Methylene blue, MFC, Resistensi. akan mengambil elektron dari rantai transpor elektron mikroba sehingga mediator berubah ke spesi tereduksi (Medred). Spesi (Medred) kemudian teroksidasi kembali di anoda menjadi spesi Medox. Elektron yang dilepaskan dari proses ini kemudian masuk ke sirkuit elektrik MFC melalui anoda [6]. Substrat berpengaruh dalam proses MFC dalam menghasilkan jumlah elektron. Glukosa merupakan subtrat yang sering digunakan dalam MFC. Glukosa merupakan gula sederhana (monosakarida) yang mudah digunakan sebagai substrat dalam menghasilkan energi oleh bakteri [7]. Isolat yang digunakan yaitu bakteri Bacillus S1, SS19, dan DA11 yang merupakan isolat Koleksi Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi jurusan Biologi ITS, Surabaya. Pada penelitian ini apakah Bacillus S1, SS19, dan DA11 rsisten dan viabel terhadap methylene blue serta mampu melakukan fermentasi glukosa. I. PENDAHULUAN II. METODOLOGI Microbial fuel cell (MFC) merupakan salah satu teknologi untuk menghasilkan listrik dari biomassa yang menggunakan bantuan metabolisme bakteri [1]. Aliran listrik didapatkan dari elektron yang berasal dari proses metabolisme bakteri. Bakteri mampu melakukan degradasi bahan organik maupun an organik untuk menghasilkan energi. Katabolisme merupakan proses mendapatkan energi dari pemecahan senyawa komplek. Terdapat dua jenis transfer elektron dari bakteri menuju anoda yaitu, transfer elektron secara langsung (DET) dan transfer elektron menggunakan mediator (MET) [2]. DET dapat terjadi ketika bakteri terjadi kontak fisik dengan anoda yang mengakibatkan elektron dari cytokrom pada outer membran sel bakteri ditransfer menuju permukaan anoda, contohnya yaitu genus Geobacter [3]. MET merupakan transfer elektron secara tidak langsung dari bakteri ke anoda, hal ini dapat terjadi dengan menggunakan mediator. Mediator merupakan molekul yang membantu transfer elektron antara bakteri dan elektroda. MET terjadi ketika bakteri tidak mempunyai cytokrom pada membran luar nya sehingga tidak bisa terjadi transfer secara langsung [4]. Senyawa yang bisa digunakan sebagai mediator diantaraya, methylene blue, neutral red, thionin, phycocyanin, dan methyl viologen [5]. Methylene blue merupakan salah satu mediator yang digunakan sebagai pentransfer elektron dari bakteri menuju anoda. Senyawa mediator dalam bentuk teroksidasi (Medox) A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2015. Tempat penelitian di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, ITS. B. Uji Fermentasi Glukosa Uji fermentasi glukosa bertujuan untuk mengetahui Bacillus mampu memfermentasi glukosa dan membuktikan bahwa Bacillus merupakan bakteri kemoorganotrof. Isolat Bacillus diremajakan pada medium NA slant secara aseptis, diinkubasi selama 24 jam. Isolat yang sudah disubkulturkan yang berumur 24 jam selanjutnya dilakukan uji fermentasi karbohidrat. Media fermentasi yang digunakan adalah 1% glukosa dalam 100 mL media cair pepton water yang mengandung 1 ml indikator pH bromthymol blue 0.1%. Secara aseptis masing-masing media fermentasi sebanyak 5 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi tabung Durham. Masing-masing isolat Bacillus S1, SS19, dan DA11 sebanyak satu ose diinokulasikan ke dalam media fermentasi secara aseptis dan diinkubasi selama 24 jam. Isolat yang mampu memfermentasikan karbohidrat, ditandai dengan perubahan warna media dari biru menjadi kuning dan atau timbulnya gas pada tabung durham [8]. JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) C. Viabilitas Bacillus Methylene Blue Tujuan dari uji viabilitas Bacillus untuk mengetahui konsentrasi methylene blue yang digunakan sebagai mediator pada reaktor MFC yang viabel terhadap Bacillus serta mengetahui resistensi Bacillus terhadap methylene blue secara kualitatif. Konsentrasi methylene blue yang digunakan untuk antimikrobial adalah 0,05 mM, 0,1 mM, 0,5 mM, 1 mM dan 2 mM. Secara aseptis dengan metode Kirby-Bauer suspensi Bacillus dinokulasikan ke media NA cawan dengan menggunakan cotton bud steril [8]. Kertas cakram yang mengandung methylene blue dengan konsentrasi diatas diletakkan di atas media yang telah diinokulasi isolat, selanjutnya isolat diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Isolat yang dipilih adalah isolat yang tidak membentuk zona bening atau isolat yang membentuk zona bening relatif kecil dibanding isolat lainnya. Pengamatan viabilitas Bacillus dilakukan dengan cara ditumbuhkan pada medium cair untuk mengetahui Bacillus mampu tumbuh atau tidak pada medium cair yang ditambah methylene blue. Medium nutrient broth (NB) dengan kultur isolat Bacillus ditambah methylene blue dengan konsentrasi sesuai hasil uji resistensi di atas. Komposisi kultur uji viabilitas terdiri dari kultur Bacilllus pada medium NB 20 ml umur 24 jam dimasukkan dalam NB 180 ml yang telah ditambah 2 tetes methylene blue sesuai dengan hasil uji resistensi di atas. Selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang di atas rotary shaker. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dengan mengukur nilai OD menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm. Mulai pengukuran OD dilakukan setiap 1 jam selama 24 jam. 2 dihasilkan Bacillus S1, SS19, dan DA11 bervariasi. Ketiga Bacillus uji membentuk zona bening yang relatif kecil pada konsentrasi 0,05 mM dibandingkkan konsentrasi diatas 0,1 mM. Bacilllus S1 membentuk zona bening dengan diameter 0,6 cm, SS19 dengan diameter 0,4 cm, dan DA11 dengan diameter 0,6 cm (Tabel 1). Zona bening yang terbentuk di sekeliling koloni menunjukkan bahwa bakteri tidak resisten terhadap methylene blue, sedangkan tidak adanya zona bening menunjukkan bahwa bakteri resiten terhadap methylene blue. Tidak terbentuknya zona bening mengindikasikan bahwa Bacillus S1, SS19, dan DA11 resisten terhadap methylene blue. a b c d Gambar 1. Fermentasi Glukosa oleh Bacillus. Keterangan gambar : (a) Bacillus SS19; (b) Bacillus S1 (c) Bacillus DA11 (d) kontrol. a b 2 1 1 0,5 III. HASIL DAN DISKUSI Hasi uji fermentasi glukosa dilakukan untuk mengetahui Bacillus S1, SS19, dan DA11 mampu melakukan fermentasi gula. Gula yang digunakan adalah glukosa. Hasil uji rekonfirmasi fermentasi glukosa menunjukkan Bacillus S1, SS19, dan DA11 mampu melakukan fermentasi glukosa dengan menunjukkan reaksi positif yang ditandai dengan berubahnya warna medium dari biru ke kuning. Perubahan warna diakibatkan adanya asam organik yang dihasilkan dari proses metabolisme Bacillus sehingga terjadi penurunan pH dari alkali (biru) menjadi asidi (kuning) (Gambar 1). Glukosa merupakan karbohidrat sederhana yang termasuk dalam monosakarida [7]. Glukosa digunakan bakteri sebagai sumber energi (ATP). Genus Bacillus merupakan bakteri yang bersifat kemoorganotrof, dimana sumber energi didapatkan dari bahan organik [9]. Pembentukan ATP pada fermentasi karbohidrat disebut fosforilasi tingkat substrat. Pada proses tersebut, ATP disintesis langsung dari senyawa intermediet yang kaya energi selama proses katabolisme. Senyawa hasil akhir fermentasi dapat berupa asam organik, gas, atau alkohol [10]. Isolat Bacillus S1, SS19, dan DA11 resiten terhadap methylene blue 0,1 mM dan 0,05 mM yang ditunjukkan dengan tidak terbentuknya zona bening atau zona bening yang terbentuk relatif kecil (Gambar 2). Zona bening yang 0,1 2 0,05 0,05 0,5 0,1 c Gambar.2. Resistensi Isolat Bacillus terhadap Methylene Blue. Keterangan gambar : (a) Bacillus S1; (b) Bacillus SS19 (c) Bacillus DA11. Tabel 1. Diameter Zona Bening Diameter Zona Bening (cm) pada Medium yang Isolat Mengandung Methylene Blue (mM) Bacillus 0,05 0,1 0,5 1 2 S1 0,6 1 1,2 1,3 1,3 SS19 0,4 0,5 1,3 1,5 1,5 DA11 0,6 0,6 0,7 0,9 1 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) Optical Density (OD ) B acillus S1 0.800 0.600 0.400 0.200 - NB 0,05 mM 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 01 11 21 31 4 0,1 mM Jam ke- Optical Density (OD) B acillus SS19 0.800 0.600 0.400 0.200 - NB 0,05 mM 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 01 11 21 31 4 0,1 mM Jam Ke- B acillus DA11 Optical Density (OD) Senyawa methyelene blue dapat masuk ke dalam sel bakteri dan membentuk fotoreduksi menjadi leuco-dye pada kondisi anaerob. Methylene blue akan berikatan dengan rantai DNA yang menyebabkan untai ganda DNA akan putus menjadi untai tunggal. Methylene blue akan berikatan dengan DNA mikroorganisme pada rantai G-C. Ikatan ini membentuk senyawa tricyclic heterocyclic yang menyebabkan ikatan ionik menjadi lemah [11]. Bakteri mampu menangani kerusakan DNA dengan menggunakan sistem repairing. Bakteri mampu memperbaiki kerusakan DNA dengan menggunakan sistem pembalikan DNA secara langsung, ketika kerusakan masih dapat dikenali. Perbaikan DNA secara langsung dengan fotoreaktivasi, akan memperbaiki belahan dimer pirimidin dengan menggunakan radiasi sinar ultra violet. Enzym fotoliase menyerap cahaya biru dan menggunakan energinya untuk reaksi perbaikan kerusakan DNA [10]. Viabilitas isolat Bacillus dengan media yang megandung methylene blue untuk mengamati daya hidup Bacillus tercekam atau tidak pada media yang mengandung methylene blue yang divisualisasikan dengan pola pertumbuhan. Isolat Bacillus dapat tumbuh dengan baik pada media yang mengandung methylene blue 0,05 mM dan 0,1 mM (Gambar 3). Pola pertumbuhan Bacillus S1, SS19, dan DA11 cenderung lebih baik pada Methylene Blue 0,05 mM dari pada 0,1 mM. Media pertumbuhan yang digunakan pada pengamatan pertumbuhan Bacillus yaitu medium cair Nutrient Broth (NB) yang telah ditambahkan methylene blue. Medium dengan kondisi cair memungkinan seluruh bakteri kontak langsung dengan nutrisi dan methylene blue yang ada di media dari pada bakteri yang tumbuh pada medium padat, sehingga dapat diketahui efek dari cekaman methylene blue terhadap pola pertumbuhan bakteri. Berdasarkan pola pertumbuhan pada Gambar 3 semua isolat uji menunjukkan aktivitas pertumbuhan yang lebih baik pada konsentrasi 0,05 mM dari pada 0,1 mM hal tersebut diasumsikan konsentrasi 0,05 mM tidak mempengaruhi fisiologis bakteri. Bacillus merupakan bakteri Gram positif yang memiliki struktur dinding sel yang lebih kuat dari pada Gram negatif. Dinding sel terbentuk dari lipopolisakarida dan peptidoglikan. Pedptidoglikan merupakan polisakarida yang terbentuk dari derivat dua gula Nacetylglucosamine dan N-acetylmuramic acid, beberapa asam amino, dan diaminopimelic acid (DAP). Dinding sel yang tebal lebih toleran terhadap cekaman bahan kimia seperti methylene blue, sehingga senyawa kimia berbahaya dapat ditahan oleh dinding sel sebelum masuk ke dalam sel dan memperkecil kerusakan sel [10]. Hal inilah yang menyebabkan Bacillus mampu bertahan hidup meskipun terdapat cekaman dari methylene blue di lingkungannya. 3 0.800 0.600 0.400 0.200 - NB 0,05 mM 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 01 11 21 31 41 5 0,1 mM Jam Ke- Gambar 3. Pola Pertumbuhan Bacillus Uji pada Reaktor MFC. IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Bacillus S1, Bacillus SS19, dan Bacillus DA11 mampu melakukan fermentasi glukosa. 2. Bacillus S1, Bacillus SS19, dan Bacillus DA11 resiten dan viabel terhadap methylene blue dengan resitensi dan viablitasnya pada konsentrasi 0,05 mM. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Enny Zulaika, MP. melalui pendanaan penelitian dari PNBP ITS tahun anggaran 2015 sesuai nomor kontrak: 003246.256/IT2.11/PN.08/2015. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] Logan, B.E.Microbial Fuel Cells.New Jersey.John Willey & Sons, Inc.(2008). He, Z., dan Angenent, L.T.Review Application of Bacterial Biocathodes in Microbial Fuel Cells. Electroanalysis Vol. 18, no. 19-20 (2009) 2009 – 2015. JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) [3] Huang, L., Regan, J.M., and Quan, X.2011. Electron transfer mechanisms, new applications, and performance of biocathode microbial fuel cells. Bioresource Technology Vol.102 (2011) 316–323. [4] Zhou, M., Wang, H., Hasset, D.J., dan Gu, T.Riview: Recent advances inmicrobial fuel cells (MFCs) and microbial electrolysis cells (MECs) for wastewater treatment, bioenergy and bioproducts. J ChemTechnol Biotechnol Vol.88 (2012) 508–518. [5] Rahimnejad, A., Najafpour, G.D., Ghoreyshi, AA., Shakeri, M., dan Zhare, H.2011. Methylene blue as electron promoters in microbial fuel cell.International Journal of hydrogen Energy 36 (2011) 13335-13341 [6] Randy, A.2007.Pemanfaatan Membran Cangkang Telur Pada Microbial Fuel Cells Termediasi Methylene Blue Menggunakan Kultur Saccharomyces cerevisiae.Skripsi.Depok:Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Departermen Kimia, Universitas Indonesia. [7] Nelson, David L & Cox, Michael M. Lehninger Principles of Biochemistry. 4thEd. W.H. Freeman and Company. New York. (2005) [8] Harley, J.P., dan Prescott, L.M. Laboratory Exercises in Microbiology 5th Edition. U.S.A: McGraw-Hill Publishers (2002). [9] Holt, J.G., Krieg, N.R., Sneath, P.H.A., Staley, J.T. dan Williams, S.T. 1994.Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology, Ninth Edition. USA: Lippincot Williams & Wilkins [10] Madigan, M.T., Martinko, J.M., David, A.S., dan Clark, D.P.Brock Biology of Microorganism.13th edition. New Jersey:Prentice-Hall International, Inc.( 2012) [11] Tuite, EM and Kelly, JM.1993.Phtochemical interactions of methylene blue and analogues with DNA and other biological substrate. J.Photochem. Photobiol, B: Biol. 21:103-124W.-K. Chen, Linear Networks and Systems (Book style). Belmont, CA: Wadsworth (1993) 123–135. 4