peningkatan pelayanan publik dibidang kesehatan

advertisement
JURNAL BERAJA NITI
ISSN : 2337-4608
Volume 3 Nomor 7 (2014)
http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja
© Copyright 2014
PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK DIBIDANG KESEHATAN
PADA RSUD HARAPAN INSAN SENDAWAR KABUPATEN
KUTAI BARAT
Robi Siswanto1
([email protected])
Ivan Zairani Lisi2
([email protected])
Erna Susanti3
([email protected])
Abstrak
Untuk mendukung pelayanan publik dibidang kesehatan, rumah sakit
merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional dan
mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat. Namun rumah sakit sering mengalami beberapa faktor kendala
dalam memberikan pelayanan kesehatan, seperti faktor keterbatasan peralatan
dan ruang pelayanan, faktor jumlah Dokter Spesialis masih sangat terbatas,
faktor sumber daya perawat masih rendah, dan faktor mobil Ambulance masih
terbatas, Namun tetap ada bentuk tanggung jawab hukum yang harus diberikan
pihak rumah sakit atas pelayanan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dasar hukum atas tindakan rumah sakit dan untuk mengetahui
tanggung jawab hukum yang harus dilakukan oleh rumah sakit untuk
memberikan pelayanan terhadap pasien yang tidak mampu ataupun yang mampu
tanpa membedakan satu sama yang lainnya.
Berdasarkan penelitian, peneliti menyarankan perlu melakukan
pelaksanaan upaya tanggung jawab pelayanan kesehatan dan hambatanhambatan yang perlu dicegah dalam memberikan pelayanan terutama dalam
meningkatkan mutu profesi tenaga medis.
Kata Kunci : Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan, Faktor Hambatan, Tanggung
Jawab Hukum
1
2
3
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Mulawarman
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 7
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat berbagai kepentingan dan
hukum yang mengatur hubungan hukum.Hubungan hukum itu terdiri dari ikatanikatan antar individu dan masyarakat dan antara individu itu sendiri.Ikatan-ikatan
itu tercermin pada hak dan kewajiban dalam suatu hubungan hukum atas
peristiwa-peristiwa tertentu.Hak dan kewajiban yang dirumuskan dalam berbagai
kaidah hukum tergantung isi kaidah hukum.Kaedah hukum merupakan peraturan
yang dibuat atau yang dipositifkan secara resmi oleh pengusaha masyarakat atau
penguasa Negara, mengikat setiap orang dan berlakunya dapat dipaksakan oleh
aparat masyarakat atau aparat Negara, sehingga berlakunya kaidah hukum dapat
dipertahankan.Kaedah hukum ditujukan kepada sikap lahir manusia atau
perbuatan nyata yang dilakukan manusia.Tujuan kaedah hukum yaitu kedamaian
antar pribadi.4
Pada perkembangan masyarakat dewasa ini khususnya di Negara
berkembang terutama di Indonesia, tingkat mengkonsumsi suatu hasil produksi
suatu barang dalam suatu masyarakat meningkat dan penggunaan jasa juga
semakin meningkat.Hal ini dipengaruhi oleh modernisasi dan teknologi yang
semakin berkembang sehingga tingkat kepuasaan manusia ingin mendapatkan
suatu produk semakin bertambah. Oleh karena itu, pemerintah membuat suatu
peraturan perundang-undangan untuk melindungi konsumen yang bertujuan
konsumen tidak merasa dirugikan, merasa dikecewakan, dan konsumen berhak
mendapatkan perlindungan.Oleh karena itu, lahir suatu peraturan perundang4
2
M.Sofyan Lubis dan M.Harry, 2008,Konsumen dan Pasien, liberty,Yogyakarta, , hal 1
Peningkatan Pelayanan Publik Dibidang Kesehatan (Robi Siswanto)
undangan yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor.8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen. Pelaku usaha selain menghasilkan suatu produk
juga memberikan jasa yang berupa jasa pelayanan masyarakat.Jasa pelayanan
masyarakat merupakan jasa professional yang bergerak dibidang sesuai dengan
ahli masing-masing pihak, salah satunya adalah jasa pelayanan kesehatan dalam
memberikan
kesehatan,
Pembangunan dibidang
perlindungan
dan
keselamatan
kesehatan merupakan bagian dari
bagi
pasien.
pembangunan
nasional, pemerintah sebagai institusi tertinggi yang bertanggung jawab atas
pemeliharaan kesehatan harus pula memenuhi kewajiban dalam penyediaan
sarana
pelayanan
kesehatan
dan
memberikan
perlindungan.Kesehatan
merupakan kebutuhan manusia yang utama dan menjadi prioritas yang mendasar
bagi kehidupan.Pelayanan kesehatan berjalan dengan baik dilakukan oleh jasa
pelayanan rumah sakit.
Rumah sakit merupakan salah satu dari sarana kesehatan tempat
menyelengarakan upaya kesehatan.Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Pelayanan di bidang kesehatan
merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling banyak dibutuhkan oleh
masyarakat.Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai peran
sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
adalah rumah sakit.Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem
Kesehatan Nasional dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan
kesehatan
kepada
seluruh
masyarakat,
karena
pembangunan
dan
3
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 7
penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada tujuan nasional
dibidang kesehatan. Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu untuk
selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk
masyarakat.Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang
cepat, tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa
menjalankan pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang
sehat secara jasmani dan rohani. Untuk mempertahankan pelanggan, pihak
rumah sakit dituntut selalu menjaga kepercayaan konsumen secara cermat
dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai upaya untuk memenuhi
keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan.
Konsumen rumah sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan
pelayanan di rumah sakit, bukan saja mengharapkan pelayanan medik dan
keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan, akomodasi yang baik dan
hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan pasien, dengan demikian perlu
adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.5 Dalam hal jasa
pelayanan kesehatan, rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan
dilakukan oleh jasa professional yang masing-masing mempunyai tanggung
jawabnya sendiri.Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi
dan diperhatikan oleh pemerintah.Disamping itu kesehatan juga merupakan salah
satu indikator kesejahteraan masyarakat Negara disamping ekonomi dan
sosial.Salah satu upaya pemerintah dalam peningkatan kesehatan masyarakat
adalah dengan mendirikan rumah sakit di setiap daerah.
5
4
Wirjono , 2007, Sistem Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan, Jakarta, Hal 6-7
Peningkatan Pelayanan Publik Dibidang Kesehatan (Robi Siswanto)
Rumah sakit merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan yang
berfungsi untuk meyediakan dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat penyembuhan dan pemulihan pasien dan keselamatan pasien.Pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh pihak rumah sakit kepada pasien juga dapat
dipandang sebagai pelayanan yang diberikan antara pelaku usaha (rumah sakit)
dengan pasien (konsumen).6Pelayanan kesehatan yang diberikan haruslah
pelayanan yang tidak membeda-bedakan status
sosial seseorang dalam
masyarakat, baik orang kaya, orang miskin, orang yang berkuasa, orang biasa,
orang pintar mampu orang bodoh bahkan orang yang tidak ada identitas.
Pemerintah membuat atau membentuk suatu peraturan tentang Undang-Undang
Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-Undang
Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1691 / MENKES/PER/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Adanya peraturan yang dibentuk oleh
pemerintah maka pihak-pihak yang terkait yaitu rumah sakit harus berhati-hati
dan tidak bisa melepaskan tanggung jawab terhadap suatu masalah yang terjadi.
Kabupaten
Kutai Barat memiliki sebuah Rumah Sakit Umum Daerah
yaitu RSUD Harapan Insan Sendawar yang merupakan Rumah Sakit Umum
Daerah tipe C. Sebagai institusi jasa kesehatan masyarakat, RSUD Harapan Insan
Sendawar memiliki visi terwujudnya RSUD yang menjadi pilihan utama pelayanan
kesehatan rujukan Kabupaten Kutai Barat. RSUD Harapan Insan sendawar tidak
hanya dituntut untuk memenuhi pelayanan kesehatan masyarakat dengan baik,
6
Indra Bastian, 2011, Penyelesaian Sengketa Kesehatan, (Jakarta: Salemba Medika), halaman 5
5
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 7
akan tetapi juga harus mampu bersaing untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya dengan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
PEMBAHASAN
Pelaksanaan RSUD Harapan Insan Sendawar dalam Melaksanakan
Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Kutai Barat
Setiap pertanggungjawaban harus mempunyai dasar, yaitu hal yang
menyebabkan timbulnya hak hukum seseorang untuk menuntut orang lain
sekaligus berupa hak yang melahirkan kewajiban hukum orang lain untuk
memberi pertanggungjawabannya, hak seorang pasien dalam kesehatan telah
diatur dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, yaitu
pasal 4 yang berbunyi Setiap orang berhak atas kesehatan, pasal 5 yang berbunyi
(1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas
sumber daya di bidang kesehatan (2) Setiap orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau (3)
Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri
pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya, pasal 6 yang berbunyi Setiap
orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat
kesehatan, pasal 7 yang berbunyi Setiap orang berhak untuk mendapatkan
informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab,
pasal 8 yang berbunyi Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data
kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang
akan diterimanya dari tenaga kesehatan. Dan dalam UU Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit juga mengatur tentang Tugas dan Fungsi Rumah Sakit yaitu
6
Peningkatan Pelayanan Publik Dibidang Kesehatan (Robi Siswanto)
dalam Pasal 4 dan 5. Secara umum prinsip-prinsip tanggung jawab dalam hukum
dibedakan sebagai berikut :
1.
Prinsip tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan (liability based on
fault)
2.
3.
Prinsip praduga untuk bertanggung jawab (presumption of liability)
Prinsip praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab (presumption of non
liability)
4.
Prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability)
5.
Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan (limitation of liability)7
Menurut hukum perdata, pertanggungjawaban dapat dikualifikasikan
dalam tiga kategori yaitu pertama, pertanggungjawaban karena kasus Perbuatan
Melanggar Hukum (PMH) sesuai ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata.Kedua,
pertanggungjawaban karena Wan Prestasi (WP) sesuai pasal 1243 KUH Perdata
dan ketiga, pertanggungjawaban penyalahgunaan keadaan berdasarkan doktrin
hukum.Pemberian
hak
ganti
rugi
merupakan
upaya
untuk
memberikan
perlindungan bagi setiap orang atas suatu akibat yang timbul, baik fisik maupun
non fisik karena kesalahan atau kelalaian tenaga kesehatan.Perlindungan ini
sangat penting karena akibat kelalaian atau kesalahan tersebut mungkin dapat
menyebabkan kematian atau menimbulkan cacat yang permanen. Dalam hal
pertanggungjawaban atas pelayanan medis yang mana pihakpasien merasa
dirugikan maka perlu untuk diketahui siapa yang terkait di dalam tenaga medis
tersebut.Tenaga medis yang dimaksud adalah dokter yang bekerjasama dengan
tenaga professional lain di dalam menyelenggarakan dan memberikan pelayanan
7
Titik Triwulan Tutik dan Sinta Febriana, 2010,Perlindungan Hukum Bagi Pasien, Prestasi Pustaka
Publisher, Jakarta hlm. 49.
7
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 7
medis kepada pasien. Apabila dalam tindakan medis terjadi kesalahan dan
mengakibatkan kerugian terhadap pasien, maka tanggung jawab tidak langsung
kepada pihak rumah sakit, terlebih dahulu harus melihat apakah kesalahan
tersebut dilakukan oleh dokter atau tenaga medis yang lain. Setiap masalah yang
terjadi baik sengaja maupun tidak sengaja perlu diteliti terlebih dahulu. Apabila
kesalahan dilakukan oleh dokter, maka rumah sakit yang bertanggung jawab
secara umumnya dan dokter sebagai pelaksana tindakan medis dapat dikenakan
sanksi. Selain itu juga tertuang dalam pasal 58 ayat 1 Undang-Undang UndangUndang Nomor 36 Tahun 2009 yaitu: “Setiap orang berhak menuntut ganti rugi
terhadap seseorang, tenaga kesehatan dan/atau penyelenggaraan kesehatan
yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan
kesehatan yang diterimanya.”
Terdapat dua kategori rumah sakit selaku pihak tergugat yaitu rumah
sakit pemerintah dan rumah sakit swasta. Berkaitan dengan rumah sakit
pemerintah,
maka
manajemen
rumah
sakit
pemerintah
c.q
Dinas
kesehatan/Menteri Kesehatan dapat dituntut. Menurut pasal 1365 KUH Perdata,
seorang pegawai yang bekerja pada rumah sakit pemerintah menjadi pegawai
negeri dan Negara sebagai suatu badan hukum dapat dituntut untuk membayar
ganti rugi atas tindakan pegawai negeri yang dalam menjalankan tugasnya
merugikan pihak lain. Sedangkan untuk manajemen rumah sakit swasta
diterapkan pasal 1365 dan pasal 1367 KUH Perdata, karena rumah sakit swasta
sebagai badan hukum memiliki kekayaan sendiri dan dapat bertindak dalam
hukum dan dapat dituntut seperti halnya manusia.
8
Peningkatan Pelayanan Publik Dibidang Kesehatan (Robi Siswanto)
Tenaga kesehatan khususnya yang bekerja di Rumah Sakit Pemerintah
yaitu tenaga dari PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan Swasta. Di dalam melaksanakan
tugas profesinya, baik tenaga dari PNS ataupun swasta mempunyai perbedaan
dalam
tanggung
jawab.
Apabila
dokter
dari
PNS
yang
melakukan
kesalahan/kelalaian/malpraktik dalam tindakan medis, dokter tersebut diberikan
sanksi berupa pemindahan kerja ke instansi kesehatan lain atau pemberhentian
sementara, bahkan pemberhentian tidak dengan hormat apabila dianggap
pelanggaran tersebut merupakan pelanggaran disiplin tingkat berat. Hal ini sesuai
dengan peraturan disiplin PNS yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah
menjadi Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999.
Mengenai tanggung jawab bagi pasien yang diberikan/dilakukan oleh
pihak RSUD Harapan Insan Sendawar berdasarkan penelitian ditemukan data
bahwa apabila terjadi kesalahan/kelalaian/malpraktik yang dilakukan oleh dokter,
maka pasien yang menderita kerugian dapat menuntut ganti rugi kepada pihak
Rumah Sakit. Pasien yang merasakan dirugikan atas pelayanan medis dapat
menyampaikan pengaduan atau kerugian tersebut kepada direktur Rumah Sakit
kemudian ke komite medik dengan memberikan keterangan mengenai hal yang
diadukan atau dirugikan dari pelayanan dokter atau tenaga medis lainnya,
kemudian Direktur Rumah Sakit akan memanggil kedua belah pihak yaitu pasien
dan dokter untuk dimintai keterangan tentang masalah apa yang terjadi diantara
keduanya dan dicari pemecahan masalahnya. Apabila terbukti bahwa kerugian
yang diderita oleh pasien diakibatkan oleh kesalahan/kelalaian/malpraktik dokter
9
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 7
maka yang bertanggung jawab atas kerugian tersebut bisa rumah sakit atau
dokter sesuai hasil keputusan yang diambil direktur rumah sakit.
Apabila dalam penyelesaian oleh pihak Rumah Sakit tidak ditemukan
jalan damai, artinya pasien tidak puas atas keputusan yang diambil oleh direktur
rumah sakit atau tidak ada pemecahan masalah yang diperoleh. Maka pasien
sendiri dapat melaporkan sengketa tersebut ke Dinas Kesehatan atau Ikatan
Dokter Indonesia (IDI) di Kutai Barat agar sengketa tersebut dapat diselesaikan.
Apabila tetap tidak ditemukan pemecahan atas sengketa tersebut maka pasien
dapat mengadukan secara tertulis kepada Ketua Majelis Kehormatan Disiplin
Kedokteran Indonesia sesuai dengan pasal 66 ayat 1 Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2004 tentang Kedokteran.
Kendala Yang Di Hadapi Pihak RSUD Harapan Insan Sendwar Dalam
Memberikan Pelayanan Kesehatan Di Kutai Barat
1.
Faktor Penghambat Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bagi Pasien
Rawat Inap di RSUD Harapan Insan Sendawar
Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Bagi Pasien rawat inap di RSUD Harpan
Insan Sendawar Kutai Barat tidak selalu lancar.Terkadang ada beberapa
kendala dalam hal pelayanannya. Berdasarkan hasil wawancara penulis
dengan Humas RSUD Harpan Insan Sendawar, beberapa kendala itu
diantaranya adalah :
1. Dengan bertambahnya jumlah kunjungan berakibat jumlah kendaraan
makin banyak sehingga parkir menjadi penuh.
2. Keterbatasan peralatan dan ruang pelayanan
3. Jumlah dokter Spesialis masih sangat terbatas.
4. Sumber daya perawat masih rendah.
10
Peningkatan Pelayanan Publik Dibidang Kesehatan (Robi Siswanto)
5. Mobil Ambulance masih terbatas.
6. Pelayanan laboratorium terus meningkat, yang menjadi permasalahan
adalah kurang sumber
daya manusia yang dalam memberikan
pelayanan laboratorium.
Selanjutnya mengenai faktor penghambat pelaksanaan pelayanan
kesehatan bagi pasien rawat inap di RSUD Harpan Insan Sendawar,
diperoleh keterangan bahwa fenomena yang sering terjadi di beberapa
rumah sakit, terutama berkaitan dengan pelayanan rawat inap adalah
pelayanan yang diberikan perawat. Hal ini disebabkan karena tuntutan
pasien tinggi, atau karena disebabkan rendahnya kemampuan perawat, atau
lemahnya pengetahuan dan keterampilan perawat dalam melayani pasien.
Mengingat tugas perawat sangat penting, yaitu melaksanakan tugas
pelayanan medis seperti diagnosis, perawatan, pengobatan, pencegahan
akibat penyakit, pemulihan kesehatan serta melaksanakan rujukan, maka
upaya perbaikannyapun terutama untuk peningkatan kualitas agar pasien
merasakan kepuasan harus terus dilakukan.
2.
Upaya Yang Perlu Dilakukan Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan
Kesehatan di RSUD Harapan Insan Sendawar
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Humas RSUD Harapan
Insan Sendawar Kabupaten Kutai Barat mengenai upaya yang perlu
dilakukan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan bagi pasien RSUD
Harpan Insan Sendawar Kabupaten Kutai Barat diperoleh informasi bahwa
upaya yang perlu dilakukan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
bagi pasien adalah peningkatan mutu profesi tenaga medis, penambahan
11
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 7
jumalah unit kendaraan baik ambulance, dengan bertambahnya jumlah
kunjungan berakibat jumlah kendaraan makin banyak sehingga memerlukan
pengaturan parkir yang lebih baik serta dengan meningkatnya pelayanan
laboratorium terus meningkat, maka perlu penambahan tenaga atau
penggantian alat dari manual menjadi digital/komputerisasi8.
Selanjutnya untuk peningkatan pelayanan kesehatan bagi pasien
rawat inap di RSUD Harapan Insan Sendawar Kutai Barat, diharapkan
seorang perawat memiliki kompetensi meliputi pengetahuan, ketrampilan,
pribadi yang menunjang sebagai perawat yang tercermin dari perilaku,
sesuai prinsip service quality, yaitu :
1. Tangible (bukti fisik), meliputi penampilan fisik, kelengkapan atribut,
kerapian dan kebersihan ruang perawatan dan penampilan perawat,
2. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan, tidak bingung dan
selalu memberikan penjelasan atas tindakan keperawatan yang akan
dilakukan,
3. Responsiveness (Daya Tanggap), yaitu keinginan membantu para pasien
dan memberikan pelayanan dengan tanggap dan seksama, dengan siap,
cepat, tepat dan selalu sedia setiap saat.
4. Assurance (Jaminan), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan
dan sifat dapat dipercaya , bebas dari bahaya resiko atau keragu-raguan
tindakan keperawatan yang akan dilakukan,
5. Emphaty (Empati), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan
komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami pasien.Hal ini
terutama berkaitan dengan karakteristik masing-masing pribadi pasien.
8
Wawancara Dengan Humas RSUD Harapan Insan Sendawar, Tanggal 15 Januari 2014 , Pukul 10.15
Wita.
12
Peningkatan Pelayanan Publik Dibidang Kesehatan (Robi Siswanto)
Berdasarkan uraian di atas upaya yang perlu dilakukan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan bagi pasien rawat inap di RSUD Harapan
Insan Sendawar Kutai Barat adalah peningkatan mutu profesi tenaga medis,
penambahan jumlah unit kendaraan baik ambulance, pengaturan parkir yang
lebih
baik,
pelayanan
laboratorium
perlu
penambahan
tenaga
atau
penggantian alat dari manual menjadi digital/komputerisasi.
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Dalam pelaksanannya perlindungan hukum yang diberikan pihak Rumah
Sakit belum berjalan dengan optimal, hal tersebut disebabkan karena
beberapa faktor yaitu: pertama, hubungan dokter dan pasien, yang selama
ini lebih dominan dokter karena pasien selalu menuruti segala perintah dan
arahan yang diberikan dokter tanpa mengetahui kebenarannya terlebih
dahulu. Kedua, system perlindungan hukum yang ditetapkan pihak rumah
sakit. Ketiga, fasilitas, sarana dan prasarana yang kurang memadai.
Keempat,
mutu
pelayanan
kesehatan
yang
diberikan
dokter/tenaga
kesehatan dan rumah sakit. Tanggung Jawab Pihak Rumah Sakit dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada RSUD Harapan Insan Sendawar
Kutai Barat, apabila terjadi suatu kelalaian/kesalahan/ malpraktik medis
maka RSUD Harpan Insan Sendaar Kutai Barat yang merupakan rumah sakit
pemerintah c.q Dinas kesehatan/Menteri Kesehatan dapat dituntut. Menurut
pasal 1365 KUH Perdata, seorang pegawai yang bekerja pada rumah sakit
13
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 7
pemerintah menjadi Pegawai Negeri dan Negara sebagai suatu badan hukum
dapat dituntut untuk membayar ganti rugi atas tindakan pegawai negeri
yang dalam menjalankan tugasnya merugikan pihak lain. Apabila dokter
berstatus
PNS
yang
melakukan
kesalahan/kelalaian/malpraktik
dalam
tindakan medis, dokter tersebut diberikan sanksi berupa pemindahan kerja
ke
instansi
kesehatan
lain
atau
pemberhentian
sementara,
bahkan
pemberhentian tidak dengan hormat apabila dianggap pelanggaran tersebut
merupakan pelanggaran disiplin tingkat berat. Selain itu pasien yang
menderita kerugian dapat menuntut ganti rugi kepada pihak Rumah Sakit.
Pasien yang merasa dirugikan atas pelayanan medis dapat menyampaikan
pengaduan atau kerugian tersebut kepada direktur Rumah Sakit kemudian
ke komite medik dengan memberikan keterangan mengenai hal yang
diadukan atau dirugikan dari pelayanan dokter atau tenaga medis lainnya.
2.
Hambatan atau kendala-kendala pelayanan kesehatan rawat inap di RSUD
Harapan Insan Sendawar Kutai Barat yaitu disebabkan karena tuntutan
pasien tinggi, atau karena disebabkan rendahnya kemampuan perawat, atau
lemahnya pengetahuan dan keterampilan perawat dalam melayani pasien.
Mengingat tugas perawat sangat penting, yaitu melaksanakan tugas
pelayanan medis seperti diagnosa, perawatan pengobatan, pemulihan serta
melaksanakan rujukan. Kemudian hambatan yang sering terjadi di rumah
sakit di RSUD Harapan Insan Sendawar Kutai Barat yaitu terbatasnya tempat
parkir, keterbatasan peralatan dan ruang pelayanan, jumlah dokter dan
perawat, mobil ambulance dan kurangnya sumber daya manusia yang
14
Peningkatan Pelayanan Publik Dibidang Kesehatan (Robi Siswanto)
memberikan pelayanan laboratorium. Sehingga dari semua hambatan yang
terjadi maka perlu upaya perbaikan terutama untuk peningkatan kualitas
agar pasien merasakan kepuasan harus terus dilakukan .
Saran
1.
Di dalam pelaksanaan upaya tanggung jawab pelayanan kesehatan pihak
rumah sakit perlu melihat aturan atau prosedur yang sudah di atur di dalam
rumah sakit, aturan-aturan yang perlu diperhatikan adalah memberikan
pelayanan yang begitu extra kepada para pasien tanpa membeda-bedakan
antara pasien yang mampu dengan pasien yang tidak mampu. Sehingga
apabila aturan itu diterapkan oleh rumah sakit tersebut maka semua
kegiatan pelaksanaan rumah sakit berjalan dengan lancar tanpa ada
hambatan apapun terutama pada pasien.
2.
Hambatan-hambatan yang perlu dicegah oleh rumah sakit adalah dengan
meningkatkan mutu profesi tenaga medis, penambahan jumlah unit
ambulance, pengaturan parkir yang lebih baik, perlu penambahan tenaga
pelayanan laboratorium atau penggantian alat dari manual menjadi
digital/komputerisasi. Apabila semua terpenuhi maka kemungkinan tidak ada
hambatan yang terjadi dalam memberikan pelayanan terhadap pasien rumah
sakit RSUD Harapan Insan Sendawar.
15
Jurnal Beraja Niti, Volume 3 Nomor 7
DAFTAR PUSTAKA
A.
Buku
Amri Amir, 2003 Bunga Rampai Hukum Kesehatan, Widya Medika, Jakarta,
Abdulkadir Muhammad,2004,Hukum dan Penelitian Hukum, PT Citra Aditya
Bakti, Bandung
Barata, Atep. 2004. Dasar- dasar Pelayanan Prima. Jakarta : Elex Media.
Komputindo.Indra
Bahder Johan Nasution, 2005. Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban
Dokter. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bastian, 2011, Penyelesaian Sengketa Kesehatan, (Jakarta: Salemba
Medika)
Haditi Koeswadji Hermien, 2002, Hukum dan Masalah Medik, Surabaya,
Airlangga Press.
Komalawati Veronica, 2002. Peranan Informed Consent Dalam Transaksi
Terepeutik (Persetuajuan Dalam Hubungan Dokter dan Pasien);
Suatu Tinjauan Yuridis, PT Citra Aditya bakti, Bandung,
Kartika Sari Elsi, 2006, Hukum Dalam Ekonomi, Graindo , Jakrta,
Lubis M.Sofyan dan M.Harry, Konsumen dan Pasien, (Yogyakarta, liberty,
2008)
Marzuki Peter Mahmud, 2007, Penelitian Hukum, Pranada Media Grroup,
Jakarta
Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2006. Manajemen Pelayanan. Jakarta:
Pustaka Pelajar.
Soekanto Soerjono, 2004, Penelitian Hukum, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung
Shidarta, 2006, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Gramedia Pustaka Utama
,Jakarta
Wirjono , 2007, Sistem Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan,
Jakarta
B.
16
Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Nomor 08 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Peningkatan Pelayanan Publik Dibidang Kesehatan (Robi Siswanto)
C.
Website
http://kedaiobatcocc.wordpress.com/2010/05/24/definisi-tugas-dan-fungsirumah-sakit-menurut-who/ di akses pada minggu tanggal 08 tahun 2013
http://kedaiobatcocc.wordpress.com/2010/05/24/definisi-tugas-dan-fungsirumah-sakit-menurut-who/ di akses pada minggu 08 september 2013
Wikipedia. Pelayanan Publik. http//en.wikipedia.org/wiki/public_service
Fred Ameln, dalam perlindungan konsumen kesehatan berkaitan dengan
malpraktik medic,http:/id.shyoong.com/law-and-polities/1853631
perlindungan konsumen kesehatan-berkaitandengan malpraktik
medik/diakses Pada Tanggal 29 Oktober 2013
17
Download