TRADISI KATOLIK • Kata tradisi berasal dari kata Latin “Traditio” yang berarti sesuatu yang telah “diserahkan”, “diteruskan” dan “diwariskan”. • Di dalam Gereja Katolik, kita mempunyai tradisi, misalnya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Membuat tanda salib Berdoa rosario Ziarah ke Gua Maria Mendoakan arwah Memintakan berkat atas rumah, rosario atau salib Dsb. Yang dimaksud dengan tradisi Katolik bukanlah sekedar praktek keagamaan di atas, melainkan pertama-tama adalah pengalaman iman bersama umat kristiani dan kesatuan umat di dalam Roh. Tradisi merupakan kenyataan yang hidup yang menyimpan pengalaman iman umat yang diterima, diwartakan, dirayakan, dan diwariskan dari angkatan ke angkatan, mulai dari Gereja Perdana hingga zaman kita sekarang ini. SAKRAMENTALI Pada tahun 1274 untuk pertama kalinya Gereja mengajarkan secara resmi mengenai jumlah 7 sakramen dalam Konsili Lyon II. Saat penetapan jumlah 7 sakramen itu, maka apa-apa yang sebelumnya juga biasa disebut sakramen dan kemudian tidak masuk dalam hitungan 7 sakramen, akhirnya diberi nama “sakramentali”. Konsili Vatikan II menjelaskan “sakramentali” sebagai : tanda-tanda suci yang memiliki kemiripan dengan sakramen dan menandakan karunia-karunia yang bersifat rohani, yang diperoleh berkat doa permohonan Gereja. Sedangkan sakramen adalah : tanda dan sarana Allah yang hadir untuk menganugerahkan rahmat-nya kepada kita. Dayaguna sakramen terjadi secara ex opere operato (= berkat tindakan Kristus). Jadi, pertama-tama adalah karya Allah, bukan karya manusia. Sedangkan daya guna sarkramentali terjadi secara ex opere operantis (= berkat tindakan manusia yang mengerjakan). Jadi, pertama-tama adalah karya, tindakan dan usaha manusia. Contoh sakramentali : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Pemberkatan orang sakit Pemberkatan janazah Pembuatan tanda salib di dahi anak-anak Pemberkatan orang tunangan Pemberatan orang yang akan perg ziarah Pemberkatan rumah, toko, atau tempat usaha Pemberkatan kendaraan Pemberkatan benih Pemberkatan fasilitas umum, seperti : gedung pertemuan Pengikraran kaul kebiaraan (kemurnian, ketaatan, kemiskinan), dll. Pemberkatan manusia dan benda-benda tidak merubah status mereka. Jika seorang anak diberkati oleh seorang prodiakon, dia tetap seorang anak biasa. Bukan lalu menjad anak yang istimewa dibanding yang lain. Begitupun jika seseorang memintakan berkat untuk mobil atau motor baru yang dimiliki, maka mobil atau motor itu tetap sebagai barang biasa yang bisa rusak atau mogok jika tidak dirawat. Dengan kata lain, dengan sakramentali mau dinyatakan bahwa orang atau benda yang diberkat Allah melalui doa permohonan Gereja itu sekarang memiliki arah dan nilai baru yang terarah kepada Allah Sang Pencipta dan Penebus. DEVOSI Devosi adalah : kebaktian khusus kepada berbagai misteri iman yang dikaitkan dengan pribadi tertentu. Devosi berbeda dengan liturgi. Dibandingkan dengan liturgi “resmi”, devosi lebih merupakan praktek pengungkapan iman umat yang bersifat spontan dan lebih bebas, bisa dibawakan secara pribadi atau bersama. Apabila liturgi “resmi” (sakramen, sakramentali, ibadat harian) sering dialami sebagai sesuatu yang rutin, kering, resmi, dan kaku, maka devosi justrubisa kita hayati sebagai sesuatu yang memenuhi kebutuhan afeksi, emosi dan kerinduan hati. Contoh Devosi, misalnya : 1. 2. Devosi kepada Sengsara Yesus Devosi kepada Bunda Maria 1. Devosi Kepada Sengsara Yesus (Jalan Salib) : – Devosi jalan salib baru muncul pada abad XIV. Waktu itu para peziarah ke Yerusalem (Palestina) melakukan kebaktian / devosi untuk mengenang sengsara Yesus, yakni dengan cara napak tilas jalan salib Yesus mulai dari Benteng Antonia sampai di bukit Golgota. – Sedangkan keempat belas perhentian terbentuk sekitar abad XVI di Yerusalem. jalan salib – Apa yang dilakukan para peziarah di Tanah Suci itu kemudian “ditiru” di gereja-gereja Fransiskan di luar Palestina, sehingga umat yang tidak sempat berziarah ke Tanah Suci juga bisa berdevosi pada sengsara Tuhan Yesus. – Mulai abad XVII semua dinding gereja dihiasi dengan lukisan dari keempat belas stasi (perhentian) jalan salib. 2. Devosi kepada Bunda Maria : – Bulan Mei dan Oktober adalah bulan yang dikhususkan untuk menghormati Bunda Maria. Mei disebut bulan Maria dan Oktober sebagai bulan Rosario. – Devosi kepada Bunda Maria, misalnya : a. Doa rosario b. Novena Tiga Salam Maria c. Berziarah, dsb. a. Doa Rosario : – Doa Rosario berasal dari tradisi para rahib / pertapa di abad pertengahan yang mendaraskan 150 doa Bapa Kami sebagai ganti mendaraskan ke-50 mazmur, terutama untuk para rahib yang buta huruf, dengan bantuan tali paternoster. Tali itu kemudian dimanfaatkan juga untuk berdoa Salam Maria. – Ke-150 Salam Maria kemudian dikelompokkan menjadi tiga “lima puluhan” yang selanjutnya kita kenal sebagai ketiga peristiwa rosario : gembira, sedih dan mulia. – Dengan berdoa rosario kita diajak merenungkan misteri-misteri keselamatan dalam diri Yesus Kristus sehingga melalui Maria, kita sampai kepada Tuhan Yesus (per Mariam ad Iesum) – Semangat per Marian ad Iesum inilah yang mendorong Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 16 Oktober 2002 (dalam Surat Apostlik Rosarium Virginis Mariae) menambahkan satu misteri rosario, yakni Peristiwa Terang, yang berkaitan dengan pelayanan Yesus di muka umum. Peristiwa Terang ini didoakan pada hari Kamis. – Kelima peristiwa dalam misteri terang adalah : Yesus dibaptis di sungai Yordan (Mat 3:13-17) Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta perkawinan di Kana (Yoh 2:1-12) Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan (Mat 3:2; 4:17.23; Mrk 1:15) Yesus menampakkan kemuliaan-Nya (Mat 17:1-9) Yesus menetapkan Ekaristi (Mrk 14:22-23; Luk 22:19-29) – Selain itu, dalam rosario baru ini untuk semua misteri rosario, setelah doa Terpujilah, masih ditambahkan doa Fatimah (pesan Bunda Maria di Fatimah) yang bebunyi : “Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dos kami. Selamatkanlah kam dari api neraka, dan hantarkanlah jiwa-jiwa ke surga, terlebih jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu” b. Novena : – Novena (Latin “Novem” = sembilan) adalah berdoa selama sembilan hari berturut-turut untuk memohonkan suatu ujud khusus. – Tradisi doa ini meniru teladan Gereja Perdana dan Bunda Maria yang berdoa selama sembilan hari menantikan kedatangan Roh Kudus (Kis 2:12-14). – Semangat dari doa novena ini adalah berdoa tak kunjung putus, seperti janda miskin yang terus mengetuk pintu hakim yang tidak benar (Luk 18:1-8) – Yang terpenting dalam Novena ini adalah sikap berdoa yang terus menerus, bukan “takhayul” jam doa. c. Ziarah : – Salah saru praktek devosi yang marak dilakukan pada bulan Maria adalah berziarah ke gua Maria. – Praktek ziarah sudah ada dalam tradisi Yahudi. Setiap tahun mereka harus berziarah ke Bait Allah di Yerusalem. Yesus sendiri untuk pertama kalinya berziarah pada usia 12 tahun. – Sejak abad I, orang-orang Kristen biasa berziarah ke Tanah Suci (Palestina) untuk melakukan napak tilas kehidupan Yesus, terlebih jalan salib-Nya. – Kemudian tujuan ziarah bertambah ke Roma, yaitu di makam St. Petrus dan St. Paulus. – Tempat-tempat ziarah untuk Bunda Maria mulai marak pada akhir abad pertengahan. Yang dikunjungi adalah tempat penampakkan Bunda Maria atau gambar (ikon) Maria. Makam Maria tidak dikenal, karena ia diangkat Tuhan beserta jiwa raganya. TAHUN LITURGI Gereja Katolik mempunyai penanggalan tersendiri yang disusun menurut tahun liturgi. Tahun liturgi dimulai kurang lebih satu bulan sebelum tahun baru penanggalan umum, yaitu pada hari Minggu pertama masa Adven. Selama tahun liturgi kita merayakan beberapa hari raya, seperti : Natal, Paskah, Kenaikan, dan Pantekosta. Kita juga merayakan pesta para Kudus dan Santa Perawan Maria. Di luar hari raya & pesta tersebut, masih ada 34 minggu lain. Itulah yang dinamakan masa biasa. A. Masa Adven – Kata “Adven” berasal dari kata Latin “Adventus”, yang berarti : “kedatangan”. – Masa Adven dimulai pada hari Minggu keempat sebelum Natal. (Natal selalu dirayakan pada tanggal 25 Desember). – Selama masa Adven kita mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Yesus dengan sebaikbaiknya. – Persiapan ini dilakukan dengan pertobatan. Oleh karena itu selama masa adven, imam memakai kasula warna ungu, yang menandakan : prihatin, matiraga, tobat. – Di dalam Gereja biasanya dalam masa Adven ini dipasang “roda Adven” yang dipasangi 4 lilin yang akan dinyalakan satu persatu setiap minggu selama masa Adven. – Lilin-lilin ini melambangkan kerinduan kita akan Yesus yang semakin besar. (Yesus sebagai “Cahaya Dunia”). – Dalam masa Adven ini, nyanyian “kemuliaan” ditiadakan. Hal ini dikarenakan nyanyian gembira itu berasal dari para malaikat yang bernyanyi di Betlehem ketika Yesus lahir. Maka dalam masa Adven kita tidak menyanyikannya dulu. – Nyanyian “kemuliaan” ini baru dinyanyikan dalam misa Natal. Kita nyanyikan bersama dengan malaikat sebagai tanda kegembiraan kita akan kelahiran Yesus. B. Masa Natal – Masa Natal mulai pada malam Natal dan berakhir pada hari raya Pembaptisan Tuhan. – Dalam masa Natal (tanggal 25 Desember) ini kita merayakan kelahiran Yesus di kandang Betlehem. – Pada masa Natal ini, imam memakai kasula berwarna putih, yang melambangkan kegembiraan. – Pada hari Minggu sesudah Natal kira merayakan Keluarga Kudus, yatu Yesus, Maria dan Yusuf. Keluarga Kudus merupakan teladan bagi keluarga-keluarga kita. – Pada tanggal 28 Desember kita merayakan Pesta Kanakkanak Suci, yaitu anak-anak kecil di Betlehem dan sekitarnya, yang dibunuh atas perintah Raja Herodes. – Tepat seminggu sesudah hari Natal, yaitu pada tanggal 1 Januari, kita merayakan Santa Maria, Bunda Allah. Kita merayakan Bunda Yesus sebagai Bunda Allah. – Pada tanggal 6 Januari atau sekitar tanggal itu dirayakan Penampakan Tuhan (kadang-kadang masih dinamakan “Tiga Raja”). Kita memperingati kunjungan sarjana-sarjana dari Timur (Gaspar, Melkior, dan Balthasar) untuk menyembah kanak-kanak Yesus. – Masa Natal berakhir pada hari Minggu sesudah 6 Januari, yaitu hari raya Pembaptisan Tuhan. Yesus baru dibaptis ketika Ia sudah berumur 30 tahun. Yesus meninggalkan Nasaret dan dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Sesudah itu Yesus mulai berkeliling dar kota ke kota dan mewartakan Kerajaan Allah diseluruh Tanah Suci. Karena setelah itu Yesus tidak tinggal di rumah lagi, maka pada hari ini masa Natal berakhir. C. Masa Prapaskah / Puasa – Masa Puasa dimulai pada hari Rabu Abu dan berlangsung selama 40 hari (Hari Minggu tidak dihitung). – Hari pertama pada masa Puasa dinamakan Rabu Abu. Pada hari itu kita menerima salib abu di dahi sebagai peringatan pada kita bahwa kita akan menjadi debu, bararti akan mati. Oleh karena itu kita harus bertobat dan melakukan matiraga atas segala dosa yang kita perbuat. – Pada hari Rabu Abu dan Jumat Suci, orang dewasa wajib berpuasa dengan mengurangi makannya. Akan tetapi seluruh masa Puasa adalah masa matiraga. – Selama masa Puasa ini, “Kemuliaan” “Aleluya” tidak dinyanyikan atau dibaca. dan juga – Pada masa puasa ini, imam memakai kasula warna ungu sebagai peringatan akan pertobatan dan keprihatinan. – Hari Minggu sebelum Paskah dinamakan Minggu Palma. Pada hari ini kita memperingati bagaimana orang Yahudi menyambut kedatangan Yesus di Yerusalem dengan bernyanyi “Hosana” serta melambaikan daun palma. – Sesudah kedatangan-Nya di Yerusalem, Yesus mulai menderita. Maka Minggu Palma juga dinamakan Minggu sengsara. – Hari Minggu Palma adalah hari pertama dari Minggu Suci, yang akan berlangsung sampai dengan Sabtu Sepi. Minggu ini dinamakan MInggu Suci karena oleh penderitaan dan wafat Yesus surga telah dibuka kembali bagi kita. D. Trihari Suci – Selama Trihari Suci ini (mulai dari hari Kamis malam sampai hari Minggu) kita memperingati penderitaan, wafat serta kebangkitan Kristus. 1. Kamis Putih Pada hari Kamis Putih, diperingati perjamuan malam yang diadakan Yesus bersama dengan para rasul. Pada perjamuan yang terakhir itu mereka bersamasama merayakan Ekaristi untuk yang pertama kalinya. Hal ini selanjutnya diperingati oleh Gereja dengan merayakan Ekaristi dalam suasana yang sama seperti Ekaristi yang pertama itu. Sesudah homili (kotbah) diadakan pembasuhan kaki, sama seperti yang telah dilakukan Yesus kepada pada rasul. Sesudah Ekaristi, diadakan tuguran di depan Sakramen Mahakudus. Tujuannya ialah bahwa kita mau menemani Yesus dalam penderitaan-Nya. 2. Jumat Agung Pada hari Jumat Agung ini kita mau mengenangkan Yesus yang didera, dijatuhi hukuman mati dan disalibkan. Kemudian sekita jam tiga Yesus wafat. Pada hari Jumat Agung ini diadakan upacara penghormatan salib suci. Pada hari ini tidak ada perayaan Ekaristi, tetapi umat dapat menerima komuni suci. 3. Sabtu Sepi & Malam Paskah Hari Sabtu dalam Trihari Suci dinamakan Sabtu Sepi, sebab pada hari itu Tubuh Yesus tinggal di dalam makam. Kita berkabung. Tidak ada misa. Kebangkita Kristus baru mulai dirayakan malam harinya, dalam upacara Malam Paskah. pada Upacara ini dimulai dengan tuguran. Kita berjaga sambil merenungkan nubuat-nubuat dari pada nabi dan menantikan kebangkitan Tuhan. Kemudian suasana berkabung beralih menjadi kegembiraan besar. Kebangkitan Kristus kita sambut dengan suka cita. Maut sudah dikalahkan, Surga dibuka kembali, dan Kristus adalah kehidupan kita. Pada Malam Paskah ini Lilin Paskah dinyalakan sebagai tanda bahwa Yesus adalah sinar cahaya baru dalam kegelapan dosa dan maut. Lilin Paskah adalah lambang Kristus yang bangkit. Kristus menerangi jalan hidup kita kalau kita mau mengikuti-Nya. Maka dalam misa Malam Paskah ini kita semua diajak untuk memegang liling kecil yang dinyalakan dari lilin Paskah. Dalam upacara malam Paskah sering diadakan juga pembaptisan. Pada saat itu pula kita semua diajak untuk membaharui janji baptis kita, sebab dalam Sakramen itu kehidupan baru dari Kristus telah kita terima. E. Masa Paskah – Masa Paskah dimulai pad hari Minggu Paskah dan berakhir pada hari Pentakosta (“Pentakosta” berasal dari bahasa Yunani yang berarti : “Hari ke-50”). – Perayaan kebangkitan Kristus dimulai pada hari Paskah, tetapi diteruskan sampai hari yang ke-50. – Kegembiraan atas kebangkitan Kristus kita nyatakan dengan menyanyikan “Aleluya”, yang berarti “Pujilah Tuhan”. – Selama masa Paskah, imam memakai kasula berwarna putih, yang melambangkan kegembiraan. – Bacaan misa pada masa Paskah selalu diambil dari Kisah Para Rasul. Dalam buku itu dikisahkan bagaimana para rasul telah mulai mewartakan kebangkitan Kristus. – Kenaikan Tuhan ke Surga kita rayakan pada hari ke-40 sesudah kebangkitan-Nya. – Sembilan hari antara Kenaikan Tuhan dengan Pentakosta adalah Novena Roh Kudus. (Novena berarti sembilan). Dahulu selama sembilan hari para rasul berkumpul bersama Maria berdoa supaya janji Yesus seera dipenuhi. Kita pun berdoa Novena mohon kedatangan Roh Kudus bagi dunia. – Kemudian para hari ke-50 adalah hari raya Pentakosta. Hari turunnya Roh Kudus atas diri para rasul. – Pentakosta juga sebagai hari kelahiran Gereja, sebab pada hari itu Gereja mulai hidup karena para rasul menerima kekuatan Roh Kudus untuk memberi kesaksian tentang apa yang telah mereka lihat serta dengar dari Yesus Kristus. – Pada hari Pentakosta warna kasula dan warna bungabunga di altar adalah merah. Merah adalah lambang dari Roh Kudus (“lidah api”) dan cinta kasih. Merah juga lambang darah para martir yang rela mati di demi Yesus. F. Masa Biasa – Masa yang bukan Adven, Natal, Prapaskah atau Paskah dinamakan Masa Biasa. Lamanya 33 atau 34 minggu. – Wana liturgi pada masa biasa adalah hijau, yang melambangkan pengharapan dan kesuburan. – Kita ketahui bahwa tahun liturgi Gereja Katolik dibagi antara tahun A, B, dan C. Dalam tahun A : Bacaan Injil diambil dari Injil Matius Dalam tahun B : Bacaan Injil diambil dari Injil Markus Dalam tahun C : Bacaan Injil diambil dari Injil Lukas. Sedangkan Injil Yohanes tersebar di antara tahun A, tahun B, dan tahun C. (Note : Tahun 2008 : Tahun A, Tahun 2009 : Tahun B, Tahun 2010 : Tahun C, dst.) – Dalam masa biasa terdapat beberapa hari raya penting juga, seperti : Hari Minggu sesudah Pentakosta adalah hari raya Tritunggal Mahakudus. Kita merayakan misteri Allah yang tunggal, tetapi mewahyukan diri kepada kita dalam tiga pribadi Ilahi : Bapa, Putera dan Roh Kudus. – Pada hari Kamis berikutnya dirayakan hari raya Sakramen Mahakudus (Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus). Tujuan : Gereja ingin mengucap syukur atas anugerah sakramen ini di mana Kristus hadir di tengahtengah kita dala roti dan anggur. – Pada hari Jumat sesudah itu dirayakan hari raya Hati Kudus Yesus. Gereja mau merayakan cinta kasih Yesus yang nampak di kayu salib ketika lambung Yesus ditikam dengan tombak, sehingga memancarkan darah dan air. Darah dan air itu merupakan lambang dari anugerah cinta kasih Kristus. – Minggu Kristus sebagai sebagai terakhir dalam tahun liturgi ialah hari raya Raja. Pada hari ini kita merayakan Kristus Raja semesta alam. Hari Minggu ini sekaligus penutup semua perayaan selama satu tahun.