problem posing dalam pembelajaran matematika

advertisement
PROBLEM
POSING DALAM
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
OLEH :
KELOMPOK II
LATAR BELAKANG


Berbagai permasalahan dihadapi oleh guru
dalam pembelajaran yaitu pada mata
pelajaran matematika, salah satunya adalah
kesulitan siswa dalam belajar matematika
yang benar.
Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain
kesulitan dalam pemahaman konsep,
pemecahan masalah, penalaran
matematika, koneksi matematika, komunikasi
matematika dan lain-lain.
LATAR BELAKANG
Sebagai upaya meningkatkan keberhasilan
dalam pembelajaran matematika pada masa
sekarang, telah banyak dikembangkan
metode-metode yang bersifat behavioristik
(memanusiakan manusia), seperti: student
active learning, quantum learning, quantum
teaching, dan accelerated learning. Seluruh
metode tersebut digunakan dalam rangka
revolusi belajar yang melibatkan guru dan siswa
sebagai satu kesatuan yang mempunyai
hubungan timbal balik
LATAR BELAKANG
Guru diharapkan mampu menerapkan metode
yang tepat dan sesuai dengan pengajaran
matematika. Dalam hal ini sebelum siswa
menyelesaikan sebuah soal, siswa harus
memahami soal tersebut secara menyeluruh. Ia
harus tahu apa yang diketahui, apa yang dicari,
rumus atau teorema yang harus digunakan dan
cara penyelesaiannya. Untuk itu dalam
mengerjakan soal-soal matematika diperlukan
siasat atau strategi dalam penyelesaiannya.
LATAR BELAKANG
Salah satu strategi yang efektif dalam
menciptakan pembelajaran aktif dan
menyenangkan tentunya dengan
melibatkan siswa dalam kegiatan diskusi di
kelas. Pembelajaran dengan suasana
belajar aktif dan bermakna. Salah satu
pendekatan pembelajaran yang akan
dibahas dalam tulisan ini yaitu ’Problem
Posing dalam pembelajaran matematika’.
TUJUAN
Adapun tujuan dari tulisan ini adalah untuk:
a. Mengetahui pendekatan pembelajaran
problem posing.
b. Mengetahui problem posing dan
relevansinya dalam pembelajaran
matematika.
c. Mengetahui pendekatan problem
posing dalam pembelajaran
matematika.
PEMBAHASAN
(Pengertian Problem Possing)
Problem possing mulai dikembangkan pada
tahun 1997 oleh Lynn D. English dan awal
mulanya diterapkan dalam mata pelajaran
matematika. Kemudian model ini
dikembangkan pada mata pelajaran yang
lain. Model pembelajaran problem posing
mulai masuk ke Indonesia pada tahun 2000.
(Suyitno Amin, 2004 dalam Sari)
PEMBAHASAN
(Pengertian Problem Possing)
 Problem
posing adalah istilah dalam
bahasa Inggris yaitu dari kata “problem”
artinya masalah, soal/persoalan dan kata
“pose” yang artinya mengajukan (Echols
dan Shadily, 1995: 439 dan 448 dalam
Muhfida).
 Jadi problem posing bisa diartikan
sebagai pengajuan soal atau pengajuan
masalah.
PEMBAHASAN
(Pengertian Problem Possing)
 Problem
posing mempunyai beberapa
arti, problem posing adalah perumusan
masalah yang berkaitan dengan syaratsyarat soal yang telah dipecahkan atau
alternative soal yang masih relevan
(Suharta,2003:93, dalam Sari).
 “Dunker describe problem posing in
mathematics as the generation of a new
problem or the formulation of a given
problem (Dunker,1945 dalam Sari).
PEMBAHASAN
(Pengertian Problem Possing)
Problem posing mempunyai beberapa padanan
dalam bahasa Indonesia, diantaranya :
 Suryanto (1998:1) dan As’ari (2004:4)
memadankan istilah problem possing dengan
pembentukan soal.
 Sutiarso (1999:16) menggunakan istilah membuat
soal.
 Siswono (1999:7) menggunakan istilah pengajuan
soal
 Suharta (2004:4) menggunakan istilah
pengkontruksian masalah
(Abdussakir:2009).
PEMBAHASAN
(Pengertian Problem Possing)
Problem posing dapat juga diartikan membangun atau
membentuk masalah (TIM PTM, 2002:2). Problem posing dalam
matematika mempunyai beberapa arti (Suryanto, 1998 dalam
Muhfida) yaitu :
 Perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal yang
ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana
dan dapat dikuasai. Hal ini terjadi dalam pemecahan soalsoal yang rumit. Pengertian ini menunjukkan bahwa
pengajuan soal merupakan salah satu langkah dalam
rencana pemecahan masalah/soal.
 Perumusan soal yang berkaitan dengan syarat-syarat pada
soal yang telah diselesaikan dalam rangka pencarian
alternative pemecahan atau alternative soal yang relevan
(Silver, et.all,1996). Pengertian ini berkaitan erat dengan
langkah melihat kembali yang dianjurkan oleh Polya (1973)
dalam memecahkan masalah soal.
 Perumusan soal atau pembentukan soal dari suatu situasi
yang tersedia, baik dilakukan sebelum, saat atau setelah
pemecahan suatu masalah/soal.
PEMBAHASAN
(Pengertian Problem Possing)





Suryanto (1998:3) menyatakan bahwa soal dapat dibentuk
melalui soal-soal yang ada dalam buku.
Stoyanova (1996) mengklasifikasikan informasi atau situasi
problem posing menjadi problem posing yang bebas,
semiterstruktur dan terstruktur.
Pada situasi problem posing yang bebas, siswa siswa tidak
diberikan suatu informasi yang harus dipatuhi , tetapi siswa
diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk membentuk
soal sesuai dengan apa yang ia kehendaki. Siswa dapat
menggunakan fenomena dalam kehidupan sehari-hari
sebagai acuan dalam pembentukan soal.
Sedangkan dalam situasi problem posing semiterstruktur, siswa
diberi informasi yang terbuka. Kemudian siswa diminta untuk
mencari atau menyelidiki informasi tersebut dengan cara
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
Pada situasi problem posing yang terstruktur, informasinya
berupa soal atau selesaian dari suatu soal (Yuhasriati,
2002:12).
PEMBAHASAN
(Pengertian Problem Possing)
Setiawan (2004:17) mengatakan pembentukan soal
atau pembentukan masalah mencakup dua
kegiatan yaitu:
 Pembentukan soal baru atau pembentukan soal
dari situasi atau dari pengaalaman siswa.
 Pembentukan soal dari soal yang sudah ada.
 Dari sini kita bisa katakan bahwa problem posing
merupakan suatu pembentukan soal atau
pengajuan soal yang dilakukan oleh siswa
dengan cara membuat soal tidak jauh beda
dengan soal yang diberikan oleh guru ataupun
dari situasi atau pengalaman siswa itu sendiri.
PEMBAHASAN
(Pengertian Problem Possing)
“… problem posing can help student to see standard
topic in a sharper light and enable them to acquire
a deeper understanding of it as well. It can also
encourage the creation of a new ideas derived from
any given topic whether a part of standard
curriculum or otherwise. (Brown dan Walter,2005:1)
Problem posing dapat membantu siswa dalam
mencari topik baru dan menyediakan pemahaman
yang lebih mendalam. Selain itu juga problem posing
dapat mendorong terciptanya ide-ide baru yang
berasal dari setiap topic yang diberikan. Topik disini
khususnya dalam pembelajaran matematika.
PEMBAHASAN
(Problem Posing & Relevansinya dengan
Matematika)
Problem posing atau pembentukan soal adalah salah
satu cara yang efektif untuk mengembangkan
keterampilan siswa guna meningkatkan kemampuan
siswa dalam menerapkan konsep matematika. Tim
Penelitian Tindakan Matematika (PTM, 2002:2)
mengatakan bahwa:
 Adanya korelasi positif antara kemampuan
membentuk soal dan kemmapuan membentuk
masalah.
 Latihan membentuk soal merupakan cara efektif
untuk meningkatkan kreatifitas siswa dalam
memecahkan suatu masalah.
PEMBAHASAN
(Problem Posing & Relevansinya
dengan Matematika)
 Menurut
Brown dan Walter (2005:11),
“… problem posing can give one a chance to
develop independent thinking processes”.
Yang artinya problem posing memberikan
kesempatan kepada siswa untuk dapat berpikir
secara bebas dan mandiri dalam menyelesaikan
masalah. Masalah disini tentunya masalah dalam
matematika.
PEMBAHASAN
(Problem Posing & Relevansinya
dengan Matematika)
 Hasil
penelitian Silver dan Cai dalam Surtini (2004:49)
menunjukkan bahwa kemampuan pembentukan
soal berkorelasi positif dengan kemampuan
memecahkan masalah. Dengan demikian
kemampuan pembentukan soal sesuai dengan
tujuan pembelajaran matematika di sekolah
sebagai usaha meningkatkan hasil pembelajaran
matematika dan dapat meningkatkan
kemampuan siswa.
 Dari sini kita peroleh bahwa pembentukan soal
penting dalam pelajaran matematika guna
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa
dengan membuat siswa aktif dan kreatif.
PEMBAHASAN
(Pendekatan Problem Posing Dalam
Pembelajaran Matematika)
 Sesuai
dengan kedudukan problem posing
merupakan langkah awal dari problem solving,
maka pembelajaran problem posing juga
merupakan pengembangan dari pembelajaran
problem solving. Dalam pembelajaran matematika,
pengajuan soal menempati posisi yang strategis.
Pengajuan soal dikatakan sebagai inti terpenting
dalam disiplin matematika dan dalam sifat
pemikiran penalaran matematika.
(Silver,et.all,1996:293)
PEMBAHASAN
(Pendekatan Problem Posing Dalam
Pembelajaran Matematika)
 Problem
posing merupakan kegiatan penting
dalam pembelajaran matematika. NCTM
merekomendasikan agar dalam pembelajaran
matematika para siswa diberi kesempatan untuk
mangajukan soal sendiri (dalam Abdussakir).
PEMBAHASAN
(Pendekatan Problem Posing Dalam
Pembelajaran Matematika)
Pendekatan problem posing dapat dilakukan secara individu
atau kelompok , berpasangan (in pairs) atau berkelompok
(groups).
 Masalah matematika yang diajukan secara individu tidak
memuat intervensi atau pemikiran dari siswa yang lain.
Masalah tersebut adalah murni sebagai hasil pemikiran yang
dilatar belakangi oleh situasi yang diberikan.
 Masalah matematika yang diajukan oleh siswa yang dibuat
secara berpasangan dapat lebih berbobot, jika dilakukan
dengan cara kolaborasi, utamanya yang berkaitan dengan
tingkat keterselesaian masalah tersebut.
 Sama halnya dengan masalah matematika yang dirumuskan
dalam satu kelompok kecil, akan menjadi lebih berkualitas
manakala anggota kelompok dapat berpartisipasi dengan
baik (Hamzah,2003:10 dalam Muhfida).
PEMBAHASAN
(Langkah-Langkah Pembelajaran
Problem Posing)
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan pendekatan
problem posing menurut Budiasih dan Kartini adalah sebagai
berikut:
1.
Membuka kegiatan pembelajaran.
2.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3.
Menjelaskan materi pelajaran.
4.
Memberi contoh soal.
5.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang hal-hal yang belum jelas.
6.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk MEMBENTUK SOAL
dan menyelesaikannya.
7.
Mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan.
8.
Membuat rangkuman berdasarkan kesimpulan yang dibuat
siswa.
9.
Menutup kegiatan pembelajaran.
PEMBAHASAN
(Langkah-Langkah Pembelajaran
Problem Posing)
Menurut Srini M. Iskandar dalam Syarifulfahmi, batasan
mengenai pembentukan soal adalah sebagai berikut:
 Perumusan ulang soal yang sudah ada dengan
perubahan agar menjadi lebih sederhana dan mudah
dipahami dalam rangka memecahkan soal yang rumit.
 Perumusan atau pembentukan soal yang berkaitan
dengan syarat-syarat pada soal yang telah diselesaikan
dalam rangka mencari alternative pemecahan yang
lain.
 Perumusan atau pembentukan soal dari kondisi yang
tersedia, baik dilakukan sebelum, ketika, atau sesudah
penyelesaian soal.
PEMBAHASAN
(Langkah-Langkah Pembelajaran
Problem Posing)
Menurut Terry Dash dalam syarifulfahmi, penyusunan
soal-soal baru dapat digali dari soal yang sudah ada.
Artinya soal yang sudah ada dapat menjadi bibit
untuk soal baru dengan mengubah, menambah atau
mengganti satu atau lebih karakteristik soal yang
terdahulu. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
 Change the numbers : Salah satu cara menbuat
soal dari soal yang sudah ada adalah dengan
mengubah bilangan.
 Change the operations : Cara lain membuat soal
dari soal yang sudah ada adalah dengan
mengubah operasi hitungnya.
PEMBAHASAN
(Langkah-Langkah Pembelajaran
Problem Posing)
Kegiatan yang berkaitan dengan pembentukan soal , secara
teknis yang dapat dilakukan adalah:
 Siswa menyusun soal secara individu. Dalam penyusunan soal
ini, hendaknya siswa tidak asal menyusun soal, akan tetapi
juga mempersiapkan jawaban dari soal yang sedang
disusunnya.
 Siswa menyusun soal. Soal yang telah tersusun tersebut
kemudian diberikan kepada teman sekelasnya. Distribusi soalsoal yang telah tersusun tersebut dapat menggunakan cara
bertukar dengan teman semeja.
 Agar lebih bervariasi dan lebih menumbuhkan sikap aktif,
interaktif, dan kreatif, maka dapat dibentuk kelompokkelompok kecil untuk menyusun soal dan soal tersebut
didistribusikan ke kelompok lain untuk diselesaikan. Soal dari
kelompok tersebut, diharapkan tingkat kesulitannya lebih
tinggi dari soal yang disusun secara individu.
PEMBAHASAN
(Kelebihan dan Kekurangan
Problem Posing)
Kelebihan Problem Posing :
 Kegiatan pembelajaran tidak terpusat pada guru, tetapi
dituntut keaktifan siswa.
 Minat siswa dalam pembelajaran matematika lebih
besar dan siswa lebih muda memahami soal karena
dibuat sendiri.
 Semua siswa terpacu untuk terlibat secara aktif dalam
membuat soal.
 Dengan membuat soal dapat menimbulkan dampak
terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan
soal.
 Dapat membantu siswa untuk melihat permasalahan
yang ada dan yang baru diterima sehingga diharapkan
mendapatkan pemahaman yang mendalam dan lebih
baik.
Rahayuningsih (2003 : 18) dalam Sutisna
PEMBAHASAN
(Kelebihan dan Kekurangan
Problem Posing)
Kekurangan Problem Posing :
 Persiapan guru lebih karena menyiapkan informasi
apa yang dapat disampaikan.
 Waktu yang digunakan lebih banyak untuk
membuat soal dan penyelesaiannya sehingga
materi yang disampaikan lebih sedikit.
Rahayuningsih (2003 : 18) dalam Sutisna
KESIMPULAN
Secara umum, problem posing dapat
diartikan sebagai pengajuan soal atau
pengajuan masalah. Problem posing atau
pembentukan soal adalah salah satu cara
yang efektif untuk mengembangkan
keterampilan siswa guna meningkatkan
kemampuan siswa dalam menerapkan
konsep matematika.
SARAN
Problem posing suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang terbilang masih baru di
Indonesia, yaitu sekitar tahun 2000 baru
masuk ke Indonesia. Oleh karena itu
diharapkan implementasi dari model
pembelajaran ini, karena dengan
pendekatan problem posing siswa dilatih
untuk memperkuat dan memperkaya
konsep-konsep dasar matematika.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH
Download
Study collections