B4 arsitektur

advertisement
g
-
arsitektur
REPUBLIKA ● AHAD, 20 NOVEMBER 2011
n
u
y
a
m
u
Makam H
Persilangan Karya Seni
India dan Persia
STRUKTURNYA
BANYAK MEMAMERKAN ELEMEN
SIMBOLIS TENTANG
ISLAM, MENEGASKAN
KEDEKATAN MUGHAL
DENGAN KEILAHIAN.
ndia menyimpan sejarah penyebaran
Islam yang luar biasa. Karena itu,
seperti sejarahnya, bukti autentik
penyebaran tersebut masih tersimpan
dengan baik di sana. Dan, selain Taj
Mahal, Makam Humayun adalah salah satu
mahakarya Muslim lainnya yang bercerita
banyak tentang kehidupan Islam pada masa
lampau, yang menjadi daya tarik pada masa
kini.
Humayun adalah kaisar kedua Mughal.
Kompleks makamnya yang dibangun di atas
lahan seluas 12 hektare berlokasi di
Nizamuddin Timur, Delhi, berdekatan dengan
benteng Dinapanah (dikenal pula sebagai
Purana Qila) yang dibangun Humayun pada
1533. Makam Humayun adalah satu dari
bangunan-bangunan kuno Mughal yang
dipengaruhi arsitektur Timurid.
Makam yang dinyatakan UNESCO sebagai
warisan dunia pada 1993 ini dibangun atas
prakarsa istri Humayun, Hamida Banu
Begum. Dengan melibatkan seorang arsitek
Persia, Mirza Ghiyath, bangunan indah ini
mulai dibangun pada 1562 M dan rampung
10 tahun kemudian. Bangunan makam tersebut menjadi makam taman pertama di anak
benua India, jauh mendahului Taj Mahal yang
mulai dibangun pada 1632.
Selain bangunan makam utama, beberapa
bangunan yang lebih kecil bertebaran di
dalam kompleks Makam Humayun, yang
dapat ditemui mulai pintu masuk utama di
sebelah barat. Di antara bangunan-bangunan
tersebut, terdapat sebuah kompleks makam
Isa Khan Niyazi, seorang bangsawan
Afghanistan, yang dibangun pada 1547 M.
Kompleks makam Humayun mencakup
makam utama Kaisar Humayun yang juga
menjadi peristirahatan istri sang Kaisar,
Hamida Begum dan Dara Shikoh, anak lakilaki dari kaisar penerus Humayun, Shah
Jahan. Beberapa tokoh Mughal yang hidup
setelah itu juga dimakamkan di kompleks
tersebut, seperti Kaisar Jahandar Shah (kaisar
yang memimpin India pada 1712–1713),
Farrukhsiyar (kaisar pada 1713–1719),
Rafi’ud Daulah (1719), dan Alamgir II (1754–
1759).
Mahakarya ini adalah sebuah lompatan
dalam arsitektur Mughal. Bersama kompleks
makam tersebut, dibangun pula taman
Charbagh. Taman tersebut berciri khas Persia
dan belum pernah ada di India sehingga
diikuti oleh arsitektur Mughal setelahnya.
Bangunan makam menyimpan lebih dari
100 kuburan. Dibangun dengan puing-puing
batu, strukturnya merupakan yang pertama
menggunakan batu pasir merah dan marmer
I
putih dalam jumlah yang sangat banyak.
Kanopi di terasnya ditutupi oleh ubin biru
yang dilapisi kaca, sedangkan kuningan di
atas kubah marmer memiliki ketinggian enam
meter.
Makam Humayun dibangun sembilan
tahun setelah kaisar kedua Mughal itu wafat.
Selesai pada 1572, pembangunannya menghabiskan dana sebesar 15 lakh rupee atau
sekitar 1,5 juta dolar. Ia dibangun di tepi
Sungai Yamuna karena dekat dengan
Nizamuddin Dargah (makam seorang tokoh
Sufi ternama sekaligus orang kepercayaan
raja-raja Delhi, Nizamuddin Auliya).
Menurut ‘Abdul Qadir Bada’uni, salah satu
dari sedikit sejarawan kontemporer yang
menjelaskan konstruksi Makam Humayun,
arsitek bangunan monumental itu adalah
Mirak Mirza Ghiyas (atau Mirak
Ghiyathuddin), seorang Persia yang
didatangkan dari Herat (barat laut
Afghanistan). Sebelumnya, Mirak telah
merancang sejumlah bangunan di
Herat, Bukhara (sekarang
Uzbekistan), serta beberapa
lainnya di India. Ia
meninggal sebelum pembangunan selesai dan
pada 1571, putranya
yang bernama Sayyed
Muhammad ibn Mirak
Ghiyathuddin melanjutkan pembangunan
tersebut.
Kekuasaan Islam di
India memperkenalkan
arsitektur Islam ke dalam
wilayah tersebut. Bangunan-bangunan Islam mulai muncul di sekitar Delhi yang
menjadi ibu kota Kesultanan Delhi. Dimulai
dengan Dinasti Mamluk yang membangun
Qutb Minar (1192) dan Masjid Quwwatu-lIslam yang berada di dekatnya.
India Utara yang berturut-turut diperintah
oleh dinasti-dinasti asing pada abad-abad
selanjutnya memunculkan arsitektur IndoIslam. Gaya yang berlaku menggunakan pilar,
balok, dan ambang yang menghasilkan konstruksi bergaya arcuate dengan lengkungan
dan balok. Gaya ini berkembang di bawah
dukungan Mughal dengan menggabungkan
unsur-unsur arsitektur India. Kombinasi batu
pasir merah dan marmer putih yang digunakan dalam konstruksi Makam Humayun
sebelumnya telah ditemukan di kuburan dan
masjid pada periode Kesultanan Delhi.
Pada dinding gerbang utama di sebelah
barat, terdapat ornamen bintang bersisi enam
(lambang Sulaiman). Simbol tersebut juga terdapat di bangunan makam utama. Selain
kuburan-kuburan anggota kerajaan, terdapat
sejumlah bangunan lain yang dapat ditemukan di beberapa sudut lahan kompleks
Humayun. Di antaranya, sebuah bangunan
yang dikenal dengan nama Nai ka Gumbad
(yang berarti Kubah Tukang Cukur).
Makam Humayun dibangun dari batu
puing dan batu pasir merah, sedangkan
marmer putih digunakan sebagai material
selongsong, lantai, bingkai pintu, lis atap,
serta kubah utama. Bangunannya mencapai
tinggi 47 meter, berukuran luas 91 meter
persegi, dan merupakan bangunan India
pertama yang menggunakan kubah ganda
Persia berdiameter 42,5 meter. Di atas kubah,
sebuah finial kuningan setinggi enam meter
terpancang di bagian tengahnya dengan
ornamen sabit di puncaknya.
Yang dimaksud dengan kubah ganda
adalah dua lapisan pada bagian kubahnya.
Bentuk bagian luarnya seperti kubah pada
umumnya, namun dengan ujung mengerucut
sehingga terlihat padat. Sedangkan, bagian
dalamnya memberi bentuk dan ceruk pada
volume interiornya yang besar dan lapang.
Agar kontras dengan warna putih marmer
yang melapisi bagian luar kubah, bagian lain
bangunan disusun dari bahan batu pasir
merah dengan marmer putih dan
hitam serta batu kuning di
beberapa bagiannya untuk
menghindari kesan
monoton. Namun, desain
simpel dan simetris
pada bagian eksterior
ini sangat kontras
B4
dengan rancangan lantai interior di ruangan
di dalamnya.
Di sebuah ruangan berkubah di bawah
kubah putih tersebut, terletak makam segi
delapan, ruangan itu berisi sebuah peti
kosong yang menandai keberadaan jasad di
bawahnya. Itu adalah makam kaisar kedua
Mughal, Humayun. Posisinya selaras dengan
sumbu utara-selatan, sesuai tradisi Islam.
Posisi kepala berada di utara sehingga jasad
dapat diletakkan menghadap kiblat.
Fitur India yang paling menonjol dari
arsitektur ini adalah paviliun yang ditinggikan
dengan puncak berbentuk kubah berukuran
kecil yang berada di atas atapnya. Selain itu,
pengerjaan ubin hias dan batu ukir menjadi
hal menonjol lainnya dari Makam Humayun.
Ukirannya menampilkan elemen dekoratif
India dan Persia.
Sedangkan, Makam Humayun yang
sesungguhnya berada jauh di bawahnya, di
sebuah ruangan bawah tanah, tepat sejajar di
bawah peti tersebut. Ruangan bawah tanah
tersebut dapat diakses melalui sebuah jalan
lain di luar bangunan utama. Area ini tertutup
dari kunjungan publik.
Ruangan utama tersebut juga menyimpan
elemen simbolis. Misalnya, sebuah mihrab
yang menghadap ke arah Makkah di mana
terdapat pahatan Alquran surah an-Nur.
Melalui mihrab ini pula, cahaya dari luar
masuk ke dalam ruangan. Arah datangnya
cahaya, yakni kiblat, menggambarkan status
kekaisaran yang dekat dengan keilahian.
Konsep ruangan segi delapan di dalam
bangunan Makam Humayun tidak hanya
menawarkan sebuah jalan yang memungkinkan pengunjung mengitari peti simbolik
tersebut, tetapi juga merefleksikan konsep
surga dalam Islam. Setiap ruang bersegi
delapan memiliki delapan ruang lain berukuran lebih kecil yang terbentuk dari
kedelapan sisinya.
Secara keseluruhan, terdapat tidak kurang
dari 124 ruangan dalam bangunan Makam
Humayun. ■ c15 ed: heri ruslan
Humayun, Pemimpin yang Loyal dan Lembut
umayun atau Nasiruddin Muhammad
Humayun adalah kaisar kedua
Kekaisaran Mughal yang berkuasa
pada 1530–1540 dan 1555–1556.
Ia memimpin wilayah yang sekarang bernama
Afghanistan, Pakistan, dan sebagian wilayah
utara India. Ia pernah kehilangan kekaisarannya, namun berhasil merebutnya kembali dan
memperluasnya 15 tahun kemudian dengan
bantuan Persia. Pada saat meninggal, Humayun
telah merentangkan wilayah kekuasaannya
hingga mencapai satu juta km2.
Ia menggantikan kepemimpinan ayahnya,
Zahiruddin Muhammad atau Babur (memerintah pada 1526–1530), pada 1530. Saudara
tiri yang juga saingannya, Kamran Mirza,
memperoleh kedaulatan atas Kabul dan
Lahore, sebagian wilayah kekuasaan Babur di
utara. Humayun naik takhta pada usia 22
tahun dan belum berpengalaman saat mulai
berkuasa. Karena itu, ia kehilangan kekuasaan
H
saat seorang bangsawan Pashtun, Sher Shah
Suri, merebutnya.
Humayun digambarkan dalam biografi
Humayun-numa oleh adiknya, Gulbadan Begum,
sebagai sosok yang sangat lunak. Ia sering kali
memaafkan perbuatan-perbuatan yang secara
sengaja dilakukan untuk membuatnya marah.
Dalam satu contoh catatan biografi tersebut
disebutkan, ketika seorang adik bungsunya,
Hindal, membunuh penasihat yang paling dipercayanya, seorang syekh, dan kemudian membariskan tentara untuk keluar dari Agra.
Alih-alih menindaknya, Humayun mendatangi rumah ibunya, mengatakan bahwa ia
tidak memiliki dendam pada adiknya dan
memintanya kembali ke istana. Biografi tersebut menyebutkan, Humayun adalah kaisar
yang loyal, lembut, dan manusiawi. Sebagai
seorang prajurit, ia pernah mendapat posisi
terhormat berdampingan dengan ayahnya
selama Pertempuran Khanwa, padahal saat itu
ia baru berusia 17 tahun.
Menurut biografi tersebut, rutinitas
Humayun selalu direncanakan sesuai dengan
pergerakan planet. Ia menolak memasuki
sebuah rumah dengan mendahulukan kaki
kiri. Dan, jika orang lain diketahuinya melakukan hal itu, Humayun akan memintanya
keluar dan kembali masuk dengan mendahulukan kaki kanannya.
Putra kaisar pertama Mughal itu wafat pada
27 Januari 1556. Suatu hari, Humayun sedang
turun dari perpustakaan dengan tangan penuh
buku sesaat setelah mendengar azan. Telah
menjadi kebiasaannya bahwa di mana pun ia
mendengar azan, ia akan berlutut untuk
menghormati panggilan tersebut. Saat berlutut itulah, kakinya terlilit jubah yang dikenakannya hingga ia terjatuh melewati beberapa anak tangga. Pelipisnya membentur sebuah
sudut yang terbuat dari batu dan ia wafat tiga
hari kemudian. ■ c15 ed: heri ruslan
Download