RANGKUMAN MATERI BAHASA INDONESIA SKL 2 STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN 2 Menulis 2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, kosakata yang bervariasi dan kalimat efektif dalam kehidupan sehari-hari, petunjuk surat, pengumuman dialog, formulir, teks pidato, laporan, ringkasan, paraphrase, serta berbagai karya Sastra untuk berbentuk cerita anak, puisi, dan pantun, secara terpadu, struktur kalimat yang tepat, ejaan, dan pilihan katanya.\ Kemampuan yang Diuji 1.1 Menulis dialog 1.2 Mengisi formulir 1.3 Menggunakan EYD 1.4 Menyusun kalimat majemuk 1.5 Menulis petunjuk pemakaian 1.6 Menggunakan sinonim dan antonim 1.7 Menggunakan imbuhan 1.8 Menyusun paragraph 1.9 Menggunakan EYD 1.10 Menulis/melengkapi pantun 1.11 Menyusun kalimat 1.12 Menulis pengumuman 1.13 Menggunakan/menyunting kata depan 1.14 Menulis iklan 1.15 Menulis teks pidato 1.16 Menulis surat 1.17 Menulis petunujuk pemakaian 1.18 Menuliskan imbuhan 1.19 Mendeskripsikan gambar dengan kalimat yang tepat 1.20 Menyusun laporan 1.21 Menuliskan ringkasan 1.22 Mengurutkan gambar seri Indikator 1.22.1 Disajikan teks dialog yang belum lengkap, siswa dapat melengkapinya dengan kalimat yang tepat. 1.22.2 Siswa dapat mengisi formulir berdasarkan ilustrasi yang disajikan. 1.22.3 Siswa dapat menentukan penulisan kata depan dalam kalimat dengan tepat. 1.22.4 Disajikan 2 kalimat tunggal, siswa dapat menyusunnya menjadi kalimat majemuk dengan tepat. 1.22.5 Disajikan petunjuk pemakaian sesuatu yang acak, siswa dapat mengurutkannya menjadi sebuah petunjuk yang logis. 1.22.6 a. Disajikan kalimat, siswa dapat menentukan sinonim dari salah satu kata dalam kalimat tersebut dengan tepat. b. Disajikan kalimat,siswa dapat menentukan antonim dari salah satu kata dalam kalimat tersebut dengan tepat. 1.22.7 Disajikan kalimat rumpang, siswa dapat melengkapinya dengan kata berimbuhan yang tepat. 1.22.8 a. Disajikan empat kalimat acak, siswa dapat mengurutkannya menjadi sebuah paragraph yang padu. b. Disajikan paragraph rumpang, siswa dapat melengkapinya dengan kalimat yang tepat. 1.22.9 a. Siswa dapat menentukan kalimat yang menggunakan huruf capital dengan tepat. b. Disajikan kalimat tanpa tanda baca, siswa dapat menentukan tanda baca yang tepat. 1.22.10 a. Disajikan pantun yang belum lengkap bagian isinya, siswa dapat melengkapinya dengan baris yang tepat. b. Disajikan pantun yang belum lengkap bagian sampirannya, siswa dapat melengkapinya dengan baris yang tepat. 1.22.11 a. Disajikan kalimat, siswa dapat menentukan kalimat lain yang maknanya sama. b. Disajikan gambar kegiatan, siswa dapat menentukan kalimat sesuai dengan gambar tersebut. c. Disajikan kalimat tidak efektif, siswa dapat menentukan perbaikannya menjadi kalimat efektif. d. Siswa dapat menentukan kalimat yang mengungkapkan rasa kagum/kecewa berdasarkan ilustrasi atau gambar yang disajikan. e. Disajikan paragraph singkat suatu kegiatan,siswa dapat menentukan kalimat Tanya yang seseuai dengan isinya. f. 1.22.12 Disajikan teks satu paragraph, siswa dapat menentukan kalimat utamanya. a. Disajikan pengumuman yang dirumpangkan kalimat pertamanya, siswa dapat melengkapinya dengan tepat. b. Disajikan cuplikan pengumuman yang di dalamnya terdapat kalimat tidak efektif, siswa dapat memperbaikinya menjadi kalimat efektif yang tepat. 1.22.13 Siswa dapat melengkapi kalimat dengan kata depan yang tepat. 1.22.14 Disajikan gambar suatu produk, siswa dapat menentukan kalimat iklan yang tepat. 1.22.15 Disajikan bagian isi pidato, siswa dapat: a. menentukan kalimat pembuka pidato dengan tepat. b. menentukan kalimat penutup pidato dengan tepat. 1.22.16 1.22.17 Siswa dapat melengkapi surat dengan kalimat pembuka surat yang tepat. Disajikan gambar sebuah produk, siswa dapat menuliskan petunjuk pemakaiannya dengan jelas. 1.22.18 Disajikan kata dasar dalam kalimat,siswa dapat melengkapinya dengan imbuhan yang tepat. 1.22.19 Disajikan gambar (benda, hewan, tumbuhan) siswa dapat menentukan kalimat yang berisi deskripsi sesuai dengan gambar. 1.22.20 Disajikan data, siswa dapat menulis paragraph laporan singkat sesuai data tersebut. 1.22.21 Disajikan teks satu paragraph, siswa dapat menentukan kaliimatringkasan sesuai isi paragraph. 1.22.22 Disajikan empat gambar seri secara acak, siswa dapat mengurutkannya menjadi sebuah cerita yang runtut. Ringkasan Materi SKL-2 MENULIS A. Menulis Dialog 1. Pengertian Dialog Dialog adalah kegiatan berbahasa lisan antara dua orang atau lebih. Dialog juga dapat ditulis, yaitu dalam teks wawancara. Dalam teks wawancara dapat menemukan dialog antara pewawancara dengan narasumber. Wawancara adalah tanya jawab dengan seorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan di layar televisi. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang sesuatu hal yang perlu diberitakan kepada orang banyak. Wawancara biasanya dilakukan oleh pihak yang berkepentingan dengan narasumber yang diperkirakan dapat memperkuat masalah yang dijadikan objek wawancara.Dalam cerita pendek dan naskah drama dapat menemukan dialog antartokoh. Dialog tidak selalu berisi tanya jawab seperti wawancara. Dialog juga dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari. 2. Melengkapi Dialog yang belum Lengkap Dialog atau percakapan dapat terarah jika ada topik atau pokok pembicaraan yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Supaya dialog menjadi menarik, maka topik yang diangkat juga harus menarik dan aktual. Artinya, topik itu masih baru dan menyangkut kepentingan orang banyak orang, misalnya pendidikan, kesehatan, dan olahraga. Dialog memuat pokok-pokok pembicaraan. Dialog yang belum lengkap, dapat diengkapi berdasarkan pokok-pokok yang dibicarakan dalam dialog. Dialog yang belum lengkap tersebut dilengkapi dengan kalimat yang masih relevan dengan pokok pembicaran dalam dialog. Jadi, kalimat yang digunakan untuk melengkapi dialog tersebut masih berkaitan dengan masalah yang dibicarakan dalam dialog. B. Mengisi Formulir 1. Pengertian Formulir Formulir adalah lembar atau surat yang harus diisi. Pengisian formulir dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan. Informasi itu nantinya dijadikan rujukan bagi berbagai keperluan. Jenis formulir bermacam-macam, di antaranya formulir pendaftaran, kartu anggota, wesel pos, kartu pos, daftar riwayat hidup, dan slip tabungan. Ketika kamu membaca sebuah buku, kamu biasanya akan menemukan daftar riwayat hidup penulisnya. Dari daftar riwayat hidup, kita akan me ngetahui lebih banyak mengenai perjalanan kehidupan seseorang. Daftar riwayat hidup dapat berbentuk formulir atau berbentuk narasi. Biasanya, formulir daftar riwayat hidup digunakan untuk keperluan mendaftarkan diri atau pelengkap dalam surat lamaran pekerjaan. Hal-hal penting yang tercantum dalam daftar riwayat hidup adalah sebagai berikut. a. nama, d. agama, b. tempat tanggal lahir, e. alamat, c. umur, f. riwayat pendidikan. Selain hal-hal tersebut, dapat pula kamu cantumkan hal lain yang menurutmu perlu, misalnya daftar prestasi, data keluarga, hobi, dan moto hidup. 2. Bagian Formulir Secara garis besar formulir terbagi atas tiga bagian. a. Bagian kepala, yang berupa lembaga, alamat, nomor telepon. b. Bagian tubuh atau isi formulir berupa keterangan yang harus kita isi, seperti: a. nama lengkap b. jenis kelamin c. agama d. pendidikan e. alamat f. nama orang tua g. hobi, dan keterangan-keterangan penting lainnya. c. Bagian ekor, yang berupa tempat dan tanggal pengisian, tanda tangan, dan nama jelas pengisi. 3. Tata Cara Pengisian Formulir Berikut ada beberapa tata cara dalam mengisi formulir. a. Dalam mengisi formulir harus benar, jelas, lengkap, dan cermat. b. Menggunakan huruf yang jelas, misalnya dengan menggunakan huruf cetak. c. Hindarilah coretan-coretan, karena formulir yang penuh coretan akan menimbulkan keraguan. C. Menggunakan EYD Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Republik. Pada 1972, sebuah pernyataan bersama telah ditandatangani oleh Menteri Pelajaran Malaysia pada masa itu, Tun Hussien Onn dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Mashuri Saleh. Pernyataan bersama tersebut mengandung persetujuan untuk melaksanakan asas yang telah disepakati oleh para ahli dari kedua negara tentang Ejaan Baru dan Ejaan Yang Disempurnakan. Pada tanggal 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. EYD memuat kaidah pemakaian huruf capital, pemakaian huruf miring, pemenggalan kata, penulisan kata dasar, penulisan kata ulang, gabungan kata, kata depan, pemakaian unsure serapan, dan penggunaan tanda baca. Kata depan merupakan kata yang bertugas menghubungkan kata atau bagian kalimat. Macam-macam kata depan, yaitu di, ke, dari, untuk, pada. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada. 1. Kata depan di Kata depan di digunakan untuk menyatakan tempat. Tetapi jika dipakai untuk bertanya bentuknya menjadi di mana. Contoh: Kain itu terletak di dalam kardus. Bermalam sajalah di sini. Mereka ada di rumah. Ayah adalah guru di SD Teladan 1. Di mana dokter itu bekerja? (Dokter bekerja di rumah sakit.) 2. Kata depan ke Kata depan ke digunakan untuk menyatakan tujuan. Ia ikut terjun ke tengah kancah peperangan. Tetapi jika dipakai untuk bertanya bentuknya menjadi ke mana. Contoh: Ke mana ayah pergi? (Ayah berangkat ke kantor.) Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan. Mari kita berangkat ke pasar. Saya pergi ke sana-sini mencarinya. Kakak berangkat ke kampus naik sepeda motor. 3. Kata depan dari Kata dapan dari menyatakan asal, arah, dan tempat yang telah diketahui sebelumnya. dipakai untuk bertanya bentuknya menjadi dari mana. Tetapi jika Contoh: Ia datang dari Jakarta kemarin. Dari mana Ibu pulang? (Ibu pulang dari kantor.) D. Menyusun Kalimat Majemuk 1. Pengertian Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang dibentuk oleh dua predikat. Kalimat majemuk disusun dari beberapa kalimat tunggal. Penyusunan kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk dapat menggunakan konjungsi atau kata penghubung. Kalimat majemuk terbagi ke dalam dua jenis yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. 2. Kalimat Majemuk Setara dan Kalimat Majemuk Bertingkat a. Kalimat majemuk setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang unsur-unsurnya memiliki hubungan setara atau sederajat. kalimat majemuk setara terdiri atas dua kalimat atau lebih.Kalimat majemuk setara tidak memiliki anak kalimat. Semua unsurnya merupakan induk kalimat. Kalimat majemuk setara ditandai dengan konjungsi lalu, dan kemudian, atau, tetapi, sedangkan, dan sejenisnya. Contoh: Diana anak orang kaya tetapi bodoh. Kalimat di atas terdiri atas dua kalimat, yaitu a. Diana anak orang kaya b. Diana anak yang bodoh Apabila kedua kalimat di atas digabung dengan kata tetapi, membentuk kalimat majemuk setara. Diana anak orang kaya tetapi ia anak yang bodoh. b. Kalimat majemuk bertingkat Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang unsure-unsurnya tidak sederajat. Salah satu unsurnya berfungsi sebagai induk kalimat dan yang lainnya sebagai anak kalimat. Contoh: Bunga mawar itu diletakkan di dekat pohon yang rimbun, sehingga matahari tidak langsung menyinarinya. kalimat utama (induk kalimat) kalimat sematan (anak kalimat) E. Menulis Petunjuk Pemakaian Petunjuk adalah aturan atau ketentuan yang memberikan arahan atau bimbingan tentang cara melakukan sesuatu. Misalnya petunjuk pemakaian digunakan untuk pedoman seseorang dalam memakai suatu barang, contohnya petunjuk penggunaan obat panas, petunjuk menggunakan kalkulator, petunjuk menggunakan mesin cuci, petunjuk menggunakan bendabenda elektronik, dan sebagainya. Apabila kamu menggunakan petunjuk dengan benar, maka hasilnya dapat maksimal. Contoh: Perhatikan beberapa petunjuk penggunaan obat di bawah ini! 1. Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan 2. Hati-hati poenggunaan pada penderita darah tinggi atau mempunyai potensi darah tinggi atau stroke, seperti pada penderita berat badan berlebih atau pada penderita usia lanjut. 3. Hentikan penggunaan obat ini jika terjadi susah tidur, jantung berdebar dan pusing. 4. Aturan pakai dalam penggunaan obat Dewasa : 3 x sehari 2 sendok takar Anak 6-12 tahun : 3 x sehari 1 sendok takar Anak 2-6 tahun : 3 x sehari 1/2 sendok takar Anak < 2 tahun : menurut petunjuk dokter F. Menggunakan Sinonim dan Antonim 1. Sinonim Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki arti sama atau mirip. Kata-kata bersinonim mempunyai makna yang tidak benar-benar sama. Perbedaan makna dalam sinonim terletak pada hal-hal berikut ini. a. Makna dasar dan makna tambahannya b. Nilai rasanya(makna emotifnya) c. Kelaziman pemakaiannya dan d. Distribusinya Contoh: Perhatikan kata-kata berikut! Pintar bersinonim dengan pandai Racun bersinonim dengan bisa Baju bersinonim dengan pakaian Hemat bersinonim dengan irit dan cermat Harum bersinonim dengan wangi Menuliskan sinonim dari salah satu kata, yaitu beberapa kosakata dalam bahasa Indonesia memiliki arti yang sama atau mirip. Misalnya kata perempuan bersinonim dengan kata wanita, kata muda bersinonim dengan kata belia, kata wafat bersinonim dengan kata meninggal, dan kata tua bersinonim dengan kata renta. 2. Antonim Antonim adalah kata-kata yang berlawanan arti. Arti dari kata-kata berantonim itu saling bertentangan. Contoh: Perhatikan kata-kata berikut. Siang berantonim dengan malam Tinggi berantonim dengan pendek Malas berantonim dengan rajin Muda berantonim dengan tua Baik berantonim dengan buruk Menuliskan antonim dari salah satu kata, yaitu sebuah kata yang memiliki arti berlawanan dengan kata lain disebut antonym. Beberapa kosakata dalam bahasa Indonesia memiliki katakata yang berlawanan artinya. Misalnya, kata baik berlawanan dengan kata buruk, kata bagus berlawanan dengan kata jelek, kata muda berlawanan dengan kata tua, kata besar berlawanan dengan kata kecil. G. Menggunakan Imbuhan Imbuhan dapat digunakan untuk menulis sebuah kata atau kalimat. Imbuhan terdiri dari awalan, sisipan, dan akhiran yang ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Awalan merupakan imbuhan yang dirangkaikan di depan kata. Sisipan merupakan imbuhan yang dirangkaikan di tengah kata. Akhiran merupakan imbuhan yang dirangkaikan di akhir kata. 1. Imbuhan meImbuhan me- berfungsi membentuk kata kerja aktif. Perhatikan contoh kata berikut. mencair, melebar, menyempit, dan memeriksa Kata-kata tersebut dibentuk dari proses pengimbuhan berikut ini. me + cair mencair me + lebar melebar me + sempit menyempit me + periksa memeriksa Khusus untuk kata-kata dasar yang berhuruf awal k, p, t, dan s jika mendapat imbuhan akan luluh. Contoh: me + kunyah mengunyah me + tulis menulis Kata kerja berimbuhan me- yang memerlukan kehadiran objek di belakangnya dinamakan kata kerja aktif transitif. Sedangkan kata kerja berimbuhan me- yang tidak memerlukan kehadiran objek dinamakan kata kerja aktif tak transitif. Contoh: Meletus, Meluluhlantakkan, dan Menggelegar. Di antara ketiga kata kerja berimbuhan me- tersebut ada yang memerlukan kehadiran objek di belakangnya, ada pula yang tidak. Buktinya sebagai berikut. a. Gunung Merapi sewaktu-waktu bisa meletus. (tidak memerlukan objek) b. Letusan Gunung Merapi bisa meluluhlantakkan penduduk sekitarnya. (memerlukan objek) c. Kemarin sekitar pukul 05.50 terdengar bunyi menggelegar. (tidak memerlukan objek). 2. Imbuhan me(N)Imbuhan me(N)- memiliki makna sebagai berikut. a. Melakukan perbuatan Contoh: mengambil, menjual, mencari b. Melakukan perbuatan dengan alat Contoh: mengail, menyabir, mencangkul c. Menjadi atau dalam keadaan Contoh: menurun, meluap, meninggi d. Membuat kesan, seolah-olah Contoh: membisu, mengalah e. Menuju ke Contoh: mendarat, menepi f. Mencari Contoh: mendamar, merotan 3. Imbuhan berMenggunakan imbuhan ber-, perhatikan contoh kata berlari dan kata berjalan. Kedua kata tersebut mendapat imbuhan ber-. Jika tidak mendapat imbuhan, kata tersebut berasal dari kata dasar lari dan jalan. Perhatikan contoh kalimat berikut. a. Andi berenang di sungai. b. Ayahku sedang berlatih karate. Kedua kalimat di atas sama-sama menggunakan imbuhan ber-, yakni: a. ber- + renang = berenang b. ber- + latih = berlatih Arti Awalan ber- sebagai berikut. a. Berarti memakai Contoh: Yang berbaju merah itu adikku. b. Berarti mengendarai Contoh: Paman berkuda mengelilingi kebun teh. Kakek dan Nenek berkereta ke Bandung. c. Berarti melakukan Contoh: Guru-guru SD sekecamatan bertamasya. Anak-anak bernyanyi bersama ketika akan pulang sekolah. H. Menyusun Paragraf 1. Pengertian Paragraf Paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan, biasanya mengandung satu ide pokok dan dimulai penulisannya dengan garis baru; alinea. Paragraf yang baik terdiri atas dua bagian, yakni kalimat utama dan kalimat penjelas. a. Kalimat utama adalah kalimat pokok atau kalimat yang menjadi dasar pengembangan paragraph. Letaknya mungki pada bagian awal atau pada akhir paragraph. b. Kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan atau menguraikan kalimat utama. Kalimat penjelas pada umumnya lebih dari satu buah. 2. Bentuk-bentuk Paragarf Setiap paragraf pasti memiliki pikiran utama atau gagasan utama. Kamu dapat menemukan gagasan utama di awal paragraf, akhir paragraf atau di awal dan di akhir paragraf. Paragrafparagraf tersebut adalah sebagai berikut. a. Paragraf Deduktif merupakan paragraf di mana gagasan utamanya terletak di awal paragraf. b. Paragraf Induktif merupakan paragraf di mana di mana gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. c. Paragraf Deduktif-Induktif merupakan paragraf di mana di mana gagasan utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf. I. Menggunakan EYD Penggunaan EYD disini misalnya pada penggunaan huruf capital dan tanda baca. Huruf kapital dapat digunakan sebagai berikut. 1. Huruf Kapital a. Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat. Contoh: Selain buku juga penggaris yang dijual. Bagaimana itu bisa terjadi? Mobil itu berjalan dengan cepat. b. Huruf capital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Contoh: Ibu bertaya, “Kapan Yuni pergi?” “Kemarin yuni bertengkar dengan Dwi” kata Diana. Pak Wanto berseru, “Rosid harus giat bekerja supaya memiliki tabungan yang banyak.” c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh: Imam Maliki Nabi Ibrahim Sultan Ageng Tirtayasa Haji Abu Bakar d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan termasuk kata gantinya. Contoh: Allah Yang Maha Kuasa Yang Maha Agung Alkitab Weda e. 1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh: Haji Umar Sahid Mahaputra Yamin Nabi Musa Pangeran Antasari Sultan Agung 2) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Contoh: Dia baru saja diangkat menjadi pangeran. Ia berencana, tahun ini akan naik haji. Sebelum pergi, ia menemui beberapa kiai. Ia mendapat bintang mahaputra dari pemerintah f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya. Contoh: bulan Agustus hari Natal bulan Maulid hari Lebaran hari Nyepi tahun Hijriah hari Jumat tarikh Masehi g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama peristiwa sejarah. Contoh: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Perang Gerilya Perang Candu Perang Dunia II h. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama. Contoh: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia. Pertikaian masalah nuklir membawa resiko pecahnya perang dunia. Pihak penjajah tertekan dengan perang gerilya pejuang Indonesia. 2. Tanda Baca Tanda baca adalah tanda yang dipakai di sistem ejaan (seperti titik, koma, titik dua). Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan kata dan kalimat dalam bentuk tulisan serta penggunaan tanda baca. Tanda baca ada bermacam-macam antara lain sebagai berikut. a. Tanda titik (.) Berikut beberapa penggunaan tanda titik (.). 1) Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh: Sigit tinggal di Jakarta. Biarlah mereka duduk di sana. Pak Wanto menanyakan siapa yang akan pulang. 2) Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik. Contoh: Ia memerlukan meja, kursi, dsb. Dia mengatakan, “tangan saya sakit.” Skripsi itu disusun oleh Drs. Rahmanto, M.M. 3) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Contoh: Pukul 2.30.10 (pukul 2 lewat 30 menit 10 detik atau pukul 2, 30 menit, 10 detik) 4) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu. Contoh: 1.30.15 (1 jam, 30 menit, 15 detik) 0.10.20 jam (10 menit, 20 menit) 0.0.20 jam (20 detik) 5) Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Contoh: Desa itu berpenduduk 25.100 orang. Sisiwa yang tidak lulus perguruan tinggi negeri 4.000 orang. Penduduk Surabaya lebih dari 12.000.000 orang. b. Tanda koma (,) Berikut beberapa penggunaan tanda koma (,). 1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Contoh: Ia membeli kertas, pena, dan tinta. Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko. Satu, dua, ... tiga! 2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali. Contoh: Saya akan membeli buku-buku novel, tetapi kau yang memilihnya. Andri bukan anak saya, melainkan anak Pak Rahmat. Semua mahasiswa harus hadir, kecuali yang tidak lulus MID. Dia senang membaca cerita pendek, sedangkan adiknya suka membaca puisi. c. Tanda titik dua (: ) Aturan penggunaan tanda baca titik dua (:) adalah sebagai berikut. 1) Titik dua dipakai pada akhir kalimat yang diikuti pemerian atau rangkaian. Contoh: Ibu membeli sayur-mayur: kol,wortel, seledri, dan buncis. 2) Titik dua dipakai sesudah kata yang memerlu kan pemeriaan rangkaian. Contoh: Tempat : Ruang Aula Hari : Senin, 2 Oktober 2003 Waktu : 09.30 3) Titik dua dipakai dalam teks percakapan. Contoh: Irma : "Apa kabar?" Nuri : "Baik-baik saja." d. Tanda titik koma (;) Berikut beberapa penggunaan tanda titik koma (;). 1) Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik bermain di teras depan; saya sendiri asyik memetik gitar menyanyikan lagu-lagu kesayangan. Hari sudah malam; anak-anak maish membaca buku-buku yang baru dibelinya. 2) Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat ang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan dan. Contoh: Warga Negara Indonesia; Berijazah sarjana (S1) sekurang-kurangnya; Berbadan sehat; 3) Tanda titik koma digunakan utnuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung. Contoh: Kakak membeli buku; tas; pensil; baju; celana; kaos; gula; garam; penyedap rasa. Agenda rapat ini meliputi pemilihan ketua; sekretaris; bendahara; penyusunan program kerja; anggaran dasa; dan anggaran rumah tangga; pendataan anggota; dokumentasi; asset organisasi. e. Tanda hubung (-) Berikut beberapa penggunaan tanda titik hubung (-). 1) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris. Contoh: Di samping cara-cara lama itu ada juga cara yang baru untuk mengatasi persoalan itu. Masalah itu segera saja diselesaikan agar tidak meresahkan. 2) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris. Contoh: Kini ada cara yang baru untuk mengukur panas. Kukuran baru ini memudahkan kita mengukur kelapa. Senjata ini merupakan alat pertahanan yang modern. 3) Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang Contoh: anak-anak berulang-ulang kehijau-hijauan f. Tanda pisah (-) Berikut beberapa penggunaan tanda titik pisah (-). 1) Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat. Contoh: Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri. Kesuksesan itu-akan mudah didapat-jika kita tetap berusaha. 2) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas. Contoh: Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah persepsi kita tentang alam semesta. Gerakan pengutamaan Bahasa Indonesia___amanat Sumpah Pemuda-harus ditingkatkan. 3) Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti 'sampai ke' atau 'sampai dengan'. Contoh: 1901—1966 tanggal 15—20 April 1975 Jakarta—Surabaya g. Tanda tanya (?) Berikut beberapa penggunaan tanda tanya (?). 1) Tanda tanya dipakai pada akhir tanya. Contoh: Kapan kamu berangkat? Saudara tahu, bukan? 2) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Contoh: Dia dilahirkan pada tahun 1512 (?). Uangnya sebanyak 20 juta rupiah (?) hilang. h. Tanda seru (!) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Contoh: Alangkah kejamnya peristiwa itu! Bersihkan kamar itu sekarang juga! Sampai hati benar dia meninggalkan buah hatinya! Merdeka! i. Tanda petik ( “.. “) Berikut beberapa penggunaan tanda petik (“..”). 1) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain. Contoh: Ibu berkata, “Bapak berangkat besok pagi.” "Saya belum siap," kata Dina, "tunggu sebentar!" Pasal 35 UUD 1945 berbunyi, "Bendera negara ialah Sang Saka Merah Putih." 2) Tanda petik mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Contoh: Bacalah "Rubrik Humor" dalam buku Dari Hal Sedih, dari Hal Senyum. Makalah “Pembentukan Insan cerdas Kompetitif” menarik perhatian peserta seminar. Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu. j. Tanda kurung ( ( ) ) Berikut beberapa penggunaan tanda titik kurung (()). 1) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. Contoh: Bagian Pengembangan sudah menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan). Ia tidak membawa BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor) Anak itu tidak memiliki KTP (kartu Tanda Penduduk) 2) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Contoh: Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1956. Keterangan itu (lihat Tabel 11) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri. 3) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Contoh: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a). Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Medan. k. Tanda garis miring (/) Berikut beberapa penggunaan tanda titik garis miring (/). 1) Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran. Contoh: No. 8/PK/2010 Jalan Kramat Raya IV/15 tahun anggaran 2009/2010 2) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun. Contoh: dikirimkan lewat darat/laut (dikirimkan lewat darat atau laut) harganya Rp25000,00/lembar (harganya Rp25000,00 tiap lembar) Tindakan kejahatan dan/atau penganiayaan ‘tindakan kejahatan dan penganiayaan, tindakan penganiayaan, atau tindak kejahatan’ J. Menulis/ Melengkapi Pantun 1. Pengertian Pantun Di antara berbagai karya sastra lama Indonesia yang sangat terkenal adalah pantun. Dalam kesusastraan Indonesia, pantun kali pertama muncul dalam "Sejarah Melayu" dan hikayat-hikayat populer yang sezaman. Pantun merupakan salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk puisi. Sebagaimana bentuk puisi lainnya, pantun mementingkankeindahan bahasa, pemadatan makna kata, serta bentuk penulisannya yang berbait-bait. Pantun akan terdengar lebih indah jika dibaca dengan lafal dan intonasi yang benar. Di samping itu, keindahan pantun juga terlihat pada persamaan bunyinya. 2. Ciri-ciri Pantun Ciri-ciri pantun sebagai berikut. a. Satu bait terdiri atas empat baris; b. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan dan keempat merupakan isi; c. Setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata; d. Rima akhir berpola a-b-a-b. 3. Macam-macam Pantun Berdasarkan isinya, pantun dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain pantun nasihat, pantun teka-teki, pantun jenaka, pantun adat, pantun agama, pantun nasib, dan pantun perkenalan. Berdasarkan jenisnya pantun dapat dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain pantun anak-anak (pantun bersukacita dan pantun berdukacita), pantun dagang, pantun orang muda, pantun jenaka, dan pantun orang tua, yaitu pantun nasihat, pantun agama, dan pantun adat. a. Pantun Nasihat e. Pantun Agama Contoh: Contoh: Berakit-rakit ke hulu Asam hadis asam gelugur Berenang-renang ke tepian Ketiga asam riang-riang Bersakit-sakit dahulu Menangis di pintu kubur Bersenang-senang kemudian Teringat badan tidak sembahyang b. Pantun Teka-teki f. Pantun Nasib Contoh: Contoh: Kalau puan, puan cerana Asam pauh dari seberang Ambil gelas di dalam peti Tubuhnya dekat tepi tebat Kalau tuan bijaksana Badan jauh di rantau orang Binatang apa tanduk di kaki Jika sakit siapa mengobat c. Pantun Jenaka g. Pantun Perkenalan Contoh: Contoh: Elok rupanya pohon belimbing Dari mana hendak ke mana Tumbuh di dekat limau tungga Dari Jepang ke Bandar Cina Elok berbini orang sumbing Kalau boleh kami bertanya Biar marah ketawa juga Bunga yang kembang siapa punya d. Pantun Adat Contoh: Lapun Melapun ke Inderagiri Singgah sebentar ke belipuh Ampun hamba tegak berdiri Ujudnya duduk dengan bersimpuh K. Menyusun kalimat Kalimat dapat disusun dengan beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut disebut subjek, predikat, objek, dan keterangan. Subjek adalah unsur yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan suatu kalimat. Predikat adalah unsur yang berfungsi menjelaskan subjek. Objek letaknya selalu di belakang predikat. Umumnya berupa kata benda. Keterangan adalah unsur yang berfungsi menerangkan seluruh fungsi dalam suatu kalimat. Letak keterangan bersifat bebas bisa di awal maupun di akhir kalimat. L. Menulis Pengumuman 1. Pengertian Pengumuman Pengumuman adalah penyampaian informasi kepada umum. Isinya bisa berupa pemberitahuan, imbauan, harapan, dan sebagainya. 2. Ciri-ciri Pengumuman Ciri-ciri pengumuman sebagai berikut. a. Ditujukan kepada umum b. Tidak bersifat rahasia c. Disampaikan secara terbuka d. Isinya menyangkut keperluan orang banyak. 3. Syarat-syarat Pengumuman Syarat-syarat pengumuman sebagai berikut. a. Menggunakan bahasa yang dapat dipahamim oleh umum b. Isinya jelas dan tidak menimbulkan salah paham. Pengumuman dapat disampaikan scara lisan ataupun tertulis. a. Secara lisan, misalnya melalui upacara bendera di sekolah oleh kepala sekolah atau guru, melalui pengeras suara di masjid-masjid, melalui radio, ataupun melalui mobil keliling oleh aparat pemerintah. b. Secara tertulis, misalnya dalam bentuk surat yang terpampang dalam papan pengumuman, melalui Koran ataupun majalah. M. Menggunakan/Menyunting Kata Depan Kata depan adalah kata yang berfungsi sebagai unsur kehadirannya selalu berada di depan kata lainnya. Berikut beberapa contoh kata depan. 1. Bagi 5. Dengan 2. Untuk 6. Dari 3. Buat 7. Ke 4. Guna 8. Oleh N. Menulis Iklan Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong dan membujuk khalayak ramai agar memiliki atau memenuhi permintaan di dalam iklan. Iklan biasa bersifat mempengaruhi pendengar atau pembacanya. Jadi sebaiknya kalimat iklan disajikan secara singkat. Jika kalian cermati, bahasa yang digunakan dalam iklan mengandung fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa atau kejadian yang kenyataannya tidak diragukan. Fakta dalam iklan mencakup identitas produk yang ditawarkan, komposisi, kegunaan, dan sarana penggunaan secara lengkap. Selain mengandung fakta produk, iklan juga mengandung opini. Opini merupakan kalimat yang digunakan untuk menarik minat pembeli. Pemasang iklan tidak boleh memberikan opini dengan melebih-lebihkan produk. Opini harus didukung fakta-fakta yang ada di dalam produk. Ciri-ciri opini adalah disajikan dengan bahasa yang persuasif. O. Menulis teks pidato Pidato merupakan kegiatan berbicara. Berpidato bisa dilakukan berdasarkan teks/naskah pidato (yang sudah disiapkan sebelumnya), berdasarkan catatan tentang garis besar isi pidato, ada pula yang serta merta, tanpa teks. Bagi pemula, dalam berpidato sebaiknya menggunakan teks/naskah pidato agar lancar. Teks pidato dapat disusun dengan cara sebagai berikut. 1. Menentukan tema pidato Tema disesuaikan dengan peristiwa yang melatarbelakangi pidato. Misalnya, untuk acara perpisahan, kamu bisa menyampaikan tema “Berterima kasih kepada Bapak-bapak/Ibu-ibu Guru”. 2. Mendaftar pokok-pokok isi yang akan disampaikan dalam pidato. 3. Menentukan tujuan pidato. Tujuan pidato bermacam-macam, misalnya untuk mengemukakan atau menyampaikan sesuatu, menghibur, menjelaskan sesuatu atau mempengaruhi pendengar. 4. Menyusun kerangka pidato. Kerangka pidato terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup. a. Pendahuluan, berisi salam pembuka, ucapan syukur kepada Tuhan, ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang terkait, dan tujuan pidato. b. Isi pidato berisi uraian materi pidato. Isi pidato harus sesuai dengan tema. c. Penutup, berisi kesimpulan, saran, kritik, harapan-harapan, ucapan terima kasih, permohonan maaf, dan salam penutup. 5. Mengembangkan kerangka pidato menjadi naskah pidato. P. Menulis Surat Surat adalah kertas yang bertulis dengan berbagai tujuan. Berdasarkan sifatnya, surat terdiri atas surat resmi dan surat pribadi. Surat resmi berbeda dengan surat pribadi. Bahasa yang digunakan dalam surat resmi adalah bahasa yang baku. Selain itu, ada beberapa aturan lain yang membedakan surat resmi dengan surat pribadi. Surat resmi adalah surat yang dikeluarkan oleh organisasi atau lembaga tertentu. Surat resmi yang baik disusun dengan sistematika dan bahasa yang baku. Surat resmi berhubungan dengan kegiatan-kegiatan, seperti undangan rapat dan permohonan izin. Surat resmi harus ditulis dengan bahasa baku dengan pilihan kata yang tepat, kalimat yang jelas, dan mudah dipahami. Bagian-bagian surat resmi adalah sebagai berikut. 1. Kepala surat 2. Tanggal penulisan surat 3. Nomor surat 4. Lampiran 5. Perihal 6. Alamat yang dituju 7. Salam pembuka 8. Batang tubuh surat, terdiri atas a. pembukaan, b. isi, c. penutup. 9. Salam penutup 10. Tanda tangan, nama terang pembuat surat, dan NIP (jika ada) 11. Tembusan Q. Menulis Petunjuk Pemakaian Penjelasan yang baik harus dilakukan secara urut agar orang lain dapat memahami dengan jelas. Berikit adalah penggunaan setrika listrik. 1. Siapkan meja atau tempat untuk menyetrika dan tempat untuk meletakkan setrika panas. 2. Periksa setrika, apakah ada kabel yang lecet. Bila ada yang lecet, kabel itu harus diperbaiki terlebih dahulu. 3. Masukkan stekker ke stop kontak. Bila lampu indicator/ penala pada setrika menyala hal itu berarti setrika sudah teraliri arus listrik 4. Bila sudah siap, putar pengatur panas/ suhu sesuai dengan yang dikehendaki. 5. Apabila kemudian lampu indicator/ penala padam berarti suhu/ panas yang dikehendaki sudah tercapai. Dengan demikian, setrika sudah siap untuk digunakan. 6. Bila sudah selesai digunakan, cabutlah steker (bukan kabel yang ditarik ) dari stop kontak. 7. Letakkan setrika panas tersebut di tampat yang aman. R. Menulis Imbuhan Kata berimbuhan adalah kata yang menggunakan imbuhan. Imbuhan dalam bahasa Indonesia jumlahnya bermacam-macam. Secara garis besar imbuhan tersebut dibagi ke dalam beberapa jenis. 1. Awalan, adalah imbuhan yang diikatkan di depan bentuk dasar. Contoh: awalan ber-, ter-, pe-. 2. Sisipan, adalah imbuhan yang diikatkan di tengah bentuk dasar. Contoh: -el-, -em-, -er-. 3. Akhiran, adalah imbuhan yang diikatkan di belakang bentuk dasar. Contoh: imbuhan men-, di-, S. Mendeskripsikan Gambar dengan Kalimat yang Tepat Mendeskripsikan suatu gambar dengan menggunakan kalimat yang tepat dapat kita lakukan dengan cara memahami gambar dengan benar dan teliti. Setelah itu, baru kita menentukan kalimat yang sesuai dengan isi gambit tersebut. Kita tidak boleh salah dalam memberikan kalimat dalam sebuah gambar, karena apabila salah berarti kita belum sepenuhnya memehami apa maksud dari sebuah gambar tersebut. T. Menyusun Laporan Laporan perjalanan merupakan uraian yang mengungkapkan hal-hal penting dari suatu musibah atau perjalanan. Laporan perjalanan disusun dengan didasari oleh anggapan bahwa apa yang dialami selama perjalanan itu penting dan bermanfaat. Bentuk-bentuk laporan perjalana adalah sebagai berikut. 1. Perjalanan wisata 2. Perjalanan dinas 3. Studi banding 4. Kunjungan kekerabatan 5. Petualangan. Laporan perjalanan hampir sama dengan cerita pendek atau pun novel. Bedanya bahwa cerita yang diangkat dalam laporan perjalanan diangkat dari sesuatu yang benar-benar terjadi: teralami, tersaksikan, terdengar. Hal-hal yang perlu dikemukakan dalam laporan hasil kunjungan (kegiatan), yaitu sebagai berikut. 1. Tempat yang dikunjungi 2. Waktu dan tujuan kunjungan 3. Hal-hal menarik yang dijumpai selama kunjungan. U. Menulis Ringkasan Ringkasan adalah cara menyajikan karangan asli dalam bentuk singkat. Walaupun singkat, ringkasan harus tetap mempertahankan urutan isi serta sudut pandang pengarang asli. Ringkasan yang baik berbentuk karangan. Karangan tersebut terdiri dari beberapa kalimat utuh. Jadi, ringkasan merupakan rangkaian kalimat utuh. Ringkasan dibuat dengan tujuan untuk mempermudah dlam mengetahui isi sebuah tulisan. Cara membuat ringkasan yaitu memahami dengan baik isi bacaan yang akan diringkas, mencatat gagsan utama, dan merangkai gagasan utama dengan kalimat sendiri. Kalimat ringkasan atau rangkuman merupakan pernyataan yang berupa inti sari dari bacaan. iNti sari bacaan dpat ditemukan berdasrkan ide pokok yang dibahs dalam bacaan. Kalimat ringkasan dapat mewakili isi bacaan. V. Mengurutkan Gambar Seri Gambar seri adalah rangkaian gambar yang menceritakan suatu peristiwa. Dalam gambar seri, setiap gambar menceritakan satu peristiwa dari rangkaian cerita. Gambar seri dapat disusun secara urut dan membentuk sebuah cerita yang runtut. Langkah pertama mengurutkan gambar seri yang disusun secara acak yaitu menemukan tema cerita dalam gambar seri tersebut. Setelah menemukan tema cerita, kamu dapat menentukan peristiwa pertama yang mungkin terjadi dalam cerita. Langkah selanjutnya, yaitu menentukan urutan peristiwa lain yang disusun secara logis sehingga membentuk sebuah cerita yang runtut.