Perang salib I (1095

advertisement
Perang Salib
Perang salib I (1095-1147)
Perang salib ini semula digerakkan oleh seorang pendeta Peter dari Prancis, kemudian didukung
oleh Paus, dan kepala Kristen Ortodoks yang berkedudukan di Konstantinopel. Paus Urbanus II
mengadakan bidato yang berapi-api di Clemeront Prancis pada tanggal 26 Nopember 1095 yang
menurut penilaian Prof. Philip K. Hitti “kemungkinan sekali pidato yang paling berkesan di
dalam sejarah”.
Pidato Paus itu menggema di seluruh Eropa, di segala Negara Kristen, mempersiapkan tentara
yang lengkap persenjataannya untuk pergi berperang merebut Palestina. Dari sinilah bermula
suatu penyerbuan Barat Kristen ke Dunia Islam yang berjalan selama 200 tahun lamanya dari
mulai 1095-1293 dengan 8 kali penyerbuan.
Pada permulaan peperangan, orang-orang Kristen Eropa mencapai maksudnya menyerbu
Palestina. Selanjutnya mereka menduduki daerah sekitarnya, sehingga dapat mendirikan 4
kerajaan di Timur yaitu kerajaan di Baitul Maqdis, di Antiochia, di Tripolisia, dan di Edessa.
Ketika perang salib menduduki Palestina terjadilah pembunuhan missal dan penyembelihan
secara besar-besaran. Menurut sejarawan Ibn Atsur tidak kurang dari 70.000 manusia yang
menjadi korban.
Dengan perasaan cemas dan ketakutan dan ketakutan kaum Muslimin memandang drama sejarah
yang sangat mengerikan. Pada tahun 521 H/1127 M muncullah Imanuddin Zanki, Gubernur dari
Mousul, yang dapat mengalahkan tentara Salib di jkota Aleppo dan Humah. Kemengangan itu
merupakan kemenangan yang pertama kali yang disusul dengan kemenangan selanjutnya
sehingga tentara Salib merasakan pahitnya kekalahannya.
Perang salib II (1147-1179)
Dengan adanya kekalahan ini, tentara Salib mengirimkan utusan kepada Paus meminta bantuan.
Maka datanglah sebuan kedua yanhg dipimpin oleh raja Louis VII dari Prancis, kaisar Kourad
dari Jerman, dan putra Roger dari Sisilia. Menyambut kedatangan angkatan kedua Salibiyah,
muncullah pahlawan Nuruddin Zanki, putra Imaduddin Zanki.
Oleh karena daerah sekitar pantai Timur Laut Tengah ada kekuatan seorang pemimpin islam
yang tangguh, maka tentara salib mengarahkan perintahnya kea rah Mesir. Di Mesir peperangan
Salib melahirkan pahlawan termasyhur yaitu Sultan Shalahuddin al-Ayyubi. Ia bersama tentara
Islam dapat merebut kembali Baitul Muqadas, kota ynag menjadi tujuan tentara Salib. Namun ia
sempat mengalami kelalaian yaitu yang membiarkan musuh bertahan pada suatu pelabuhan yang
letaknya sangat strategis, yaitu pelabuhan Shour di sebelah Barat. Musuh memperkuat diri secara
diam-diam dan mengirimkan seorang pendeta ke Eropa untuk memibnta bantuan.
Perang Salib III (1189-1192)
Karena permintaan inilah Eropa mengirimkan tentara Salibnya yang ke-3. mula-mula dating raja
Austria dan Jerman bernama Frederik membawa sebanyak 200.000 orang. Kemudian pada tahun
1190 datang lagi tentara Eropa dengan pimpinan Richard Hati Singa sehingga tentara Salibiyah
ini sangat kuat dan dapat merebut kota Okka. Peristiwa ini sangat menyedihkan hati kaum
muslimin. Apalagi setelah mendengar bahwa Richard ini sangat kejam, membunuh sebanyak
3000 orang tawanan Islam.
Kelaalian inilah yang sangat disesalkan oleh oleh sultan Shalahuddin. Kenapa dia mebiarkan
musuh memperkuat diri pada pelabuhan Shour ini yang memudahkan mereka berhubungan
dengan Eropa untuk meminta bantuan. Sultan kemudian mengirimkan utusan ke Maghribi untuk
meminta bantuan sultan Ya’kub bin Yusuf bin Abdul Mu’min, raja terbesar dari daulah
Muwahiddin yang menguasai daerah Maghribi (Maroko) dan Andalusia Selatan. Dimintanya
Sultan Ya’kub ini untuk memotong dan menghalang-halangi jalannya tentara Eropa yang hendak
dating ke Timur untuk membantu tentara Salib. Namun sang sultan tidak memenuhi permintaan
Shalahuddin dan tentara Salib dapat lewat dengan bebasnya di selat Gibraltar.
Berulang kali tentara Salib mencoba hendak merebut kembali kota Yerussalem yang sudah dua
abad di tangan mereka, tetapi semuanya gagal. Sebab itu mereka merencanakan untuk
mengalihkan penyerbuan menuju Mesir, pusat pemerintahan Shalahuddin, dan meninggalkan
kota-kota yang telah mereka kuasai: Kaisariya, Yaffa dan Asqalan, terbuka tanpa perlindungan.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Shalahuddin untuk memukul musuh dari belakang sehingga
ia dapat merebut kota Yaffa dan merampas semua perbelakalan tentara salib yang ada . tentara
Salib kalah. Pada saat itu Richard jatuh sakit dan meminta damai kepada sultan Shalahuddin.
Secara diam-diam Shalahuddin kemudian menjadi seorang dokter Arab dan dating ke kemah
Richard untuk mengobati. Ia merawat dan mengobati luka-lukanya sehingga sembuh. Saat itulah
sultan Shalahuddin mempertunjukkan siapa dirinya. Menghadapi kenyataan ini Richard
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dan mengakui akan kebaikan hati serta keberanian
luar biasa musuhnya ini. Maka keduanya sepakat untuk mengadakan perdamaian yang terjadi
tahun 1192 M. setahun kemudian wafatlah sultan Shalahuddin dalam usia 75 tahun pada tahun
589 H/1193 M.
Perang Salib IV dan seterusnya
Berita meninggalnya pahlawan besar ini dipergunakan oleh Paus Cylensius III untuk
mengegrakkan tentara Salib IV. Namun tentara Salib IV dan selanjutnya sampai yang ke VIII
tidak sedahsyat serangan tentara Salib sebelumnya sehingga nantinya pada tahun 1292 M tentara
salib dapat terusir dari Timur.
Demikianlah penyerbuan-penyerbuan tentara Salib dari Eropa melawan Islam dan ummatnya.
Mereka tidak dapat merebut apapun dari tangan kaum Muslimin dan tidak dapat menurunkan
bendera Islam dari Palestina.
Download