BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Kegiatan PPL merupakan kegiatan untuk melakukan praktik kependidikan yang meliputi: melakukan praktik mengajar dan segala bentuk kegiatan yang menunjang proses pembelajara. Persiapan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi suatu kegiatan, persiapan yang baik akan menunjang keberhasilan suatu program. Dalam rangka mempesiapkan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan PPL, maka diadakan persiapan pada waktu mahasiswa masih berada dikampus, berupa persiapan fisik maupun mental untuk dapat mengatasi permasalahan yang dapat muncul pada saat pelaksanaan program. Persiapan ini juga sebagai sarana persiapan program yang akan dilaksanakan pada waktu PPL nanti, maka sebelum diterjunkan ke lokasi sekolah, UNY membuat berbagai program persiapan yang dilaksanakan sebagai berikut: 1 Pengajaran Mikro Program ini merupakan persiapan paling awal dan dilaksanakan dalam mata kuliah yang wajib ditempuh dan wajib lulus oleh mahasiswa yang akan mengambilPPL pada semester berikutnya. Pengajaran mikro dilaksanakan pada semster VI. Dalam pelaksanaan pengajaran mikro, praktikan melakukan praktik mengajar dalam laboratorium mikro yang kecil. Peran praktikan adalah sebagai seorang guru, sedangkan yang berperan sebagai siswa adalah teman satu kelompok mikro yang berjumlah sebelas orangmmahasiswa dengan satu dosen pembimbing. Praktik yang dilakukan dalam pengajaran mikro ini disebut juga peer teaching, hal ini betujuan agar mahasiswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengenai proses belajar mengajar. Pengajaran mikro juga merupakan wahana untuk latihan mahasiswa bagaimana memberikan materi, mengelola kelas, menghadapi peserta didik yang “unik” dan menghadapi atau menyikapi pemasalahan pembelajaran yang dapat terjadi dalam suatu kelas. Sebelum melakukan pengajaran mikro mahasiswa diwajibkan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang harus dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Praktek pembelajaran mikro meliputi: a. Praktik menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media pembelajaran. b. Praktik membuka dan menutup pelajaran c. Praktik mengajar dengan menggunakan metode yang dianggap sesuai dengan materi yang akan disampaikan. 13 14 d. Praktik menjelaskan materi dengan menggunakan media yang telah disiapkan. e. Keterampilan bertanya kepada siswa f. Keterampilan memotifasi siswa g. Ilustrasi dan penggunaan contoh-contoh h. Praktik penguasaan kelas dan pengelolaan kelas i. Metode dan media yang akan digunakan j. Keterampilan menilai memberi nilai pada siswa Pengajaran mikro mengajarkan kepada praktikan untuk mengatur dan menggunakan waktu dengan efekif dan efisien, sehingga setiap kali melakukan peer teaching mahasiswa diberikan kesempatan mengajar antara 10-15 menit. Selesai mengajar, dosen pembimbing akan memberikan masukan, baik berupa kritik maupun saran. Berbagai macam metode dan media pembelajaran dicobakan dalam kegiatan ini, sehingga praktikan memahami media yang sesuai untuk setiap materi. Dengan demikian diharapkan tujuan pengajaran mikro untuk membekali mahasiswa agar lebih siap dalam pelaksanaan PPL, baik dari segi materi maupun penyampaian metode belajar berhasil. Hasil akhir dari pembelajaran mikro akan menentukan keputusan apakah praktikan dapat melakukan praktik mengajar di sekolah atau tidak. Jika praktikan tidak lulus dalam pengajaran mikro maka praktikan tidak dapat melaksanakan praktik mengajar di sekolah. 2. Observasi Lingkungan di SMK PIRI 1 Yogyakarta Observasi lingkungan di SMK PIRI 1 Yogyakarta dilakukan dengan tujuan agar penulis mengetahui kondisi fisik dan non-fisik. Observasi lingkungan sekolah tersebut dilaksanakan pada tanggal 02 – 08 Juli 2014. Dengan adanya observasi ini penulis menjadi lebih paham mengenai karakteristik perangkat dan elemen yang ada disekolah, sehingga tim PPL dapat segera menyusun proposal kegiatan PPL. Observasi ini sangat mendukung sekali dalam proses PPL sehingga penulis dapat menyesuaikan tentang kekurangan dan pembenahan apa saja yang nantinya menjadi bekal untuk menjadi praktikan yang berguna. 3. Observasi Kelas di SMK PIRI 1 Yogyakarta Kegiatan observasi kelas dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2014 di kelas XII TP2. Obsevasi kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji tentang situasi dan kondisi pembelajaran dikelas. Ada beberapa hal yang mahasiswa praktikan dapatkan yaitu bagaimana proses pembelajaran 15 berlangsung, seperti teknik penguasaan materi, penguasaan kelas, metode pembelajaran, cara memotifasi siswa, penggunaan media, dan lain sebagainya. Observasi kelas dilakukan secara personal berdasarkan jurusan masingmasing. Teknisnya, mahasiswa masuk kelas yang sedang melakukan kegiatan belajar mengajar untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang dapat dijadikan bekal dalam PPL. Setelah diadakan observasi kelas, praktikan melaporkan hasil observasi kelas tersebut untuk dikonsultasikan pada dosen pembimbing mikro. Dengan melakukan obsevasi, praktikan diharapkan dapat: a. Mengetahui perangkat persiapan pembelajaran yang meliputi: 1) Rencana Pembelajaran 2) Silabus dan Penilaian b. Mengetahui proses dan situasi pembelajaran yang sedang berlangsung, yang meliputi: 1) Cara guru membuka pelajaran 2) Penyajian materi 3) Metode pembelajaran yang digunakan 4) Penggunaan bahasa 5) Penggunaan waktu 6) Gerak 7) Cara mememotivasi siswa 8) Teknik bertanya 9) Penggunaan media 10) Bentuk dan cara bertanya 11) Menutup pelajaran 12) Mengetahui perilaku siswa pada saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran. 13) Mengetahui sarana dan prasarana serta fasilitas yang tersedia untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Observasi kelas untuk persiapan kegiatan PPL diharapkan membantu mahasiswa dalam menyusun program PPL yang akan diterapkan saat kegiatan PPL dilaksanakan. Jumlah murid masing-masing kelas sekitar kurang lebih 25 siswa. Pengamatan dilakukan pada semester ganjil dan 2 kali masuk kelas. Saat kegiatan observasi kegiatan kelas yaitu setengah jam pertama memberikan pengantar materi, dan dilanjutkan dengan penyampaian kompetensi yang harus dicapai siswa, penutup proses kegiatan pengajaran dilakukan refleksi dan evaluasi belajar. Proses pembelajaran dikelas diawali dengan salam/doa dan apersepsi dari guru untuk menggali pengetahuan awal siswa, materi disampaikan dengan runtut dan diterangkan menggunakan contoh kehidupan sehari-hari, bahasa 16 yang digunakan yaitu Bahasa Indonesia dan bahasa daerah, guru masuk dan keluar kelas sesuai dengan waktunya. Memberikan motivasi pada siswa dengan cara memberikan cerita yang sesuai dengan materi pelajaran dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Teknik bertanya kepada murid dengan memberikan gambaran terlebih dahulu agar murid memahami pertanyaan yang disampaikan guru. Media yang digunakan guru yaitu dengan memanfaatkan papan tulis, spidol untuk proses belajar mengajar, sedangkan bentuk dan cara evaluasi yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan murid dan memberikan tugas. Menutup pelajaran dengan memberikan simpulan dan salam penutup. Perilaku siswa di dalam kelas yaitu turut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, namun ada sebagian murid yang ramai,dan suka bergurau serta tidak memperhatikan pelajaran. Siswa SMK merupakan usia dimana siswa masih labil dan kurang bisa mengendalikan diri. Suasana ceria dan ramai kerap ditemui, baik pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. 4. Pembimbingan PPL Pembimbingan oleh Dosen Pembimbing Lapangan dan guru mata pelajaran dilakukan di sekolah lokasi PPL dan bisa pula dilaksanakan di kampus. Pembimbingan sangat bermanfaat untuk mahasiswa agar mampu mengembangkan keterampilan dan potensi dalam pengajaran. Pembimbingan bertujuan pula membantu mengatasi kesulitan mahasiswa dalam pelaksanaan program PPL. Pembimbingan dilaksanakan minimal sebanyak empat kali selama PPL, yaitu pada tanggal 1 Juli sampai 16 September 2014. 5. Pembuatan Perangkat Mengajar Sebelum praktik mengajar di kelas, mahasiswa terlebih dahulu menyusun program-program pengajaran yang telah dikonsultasikan dengan guru pembimbing. Program tersebut, diantaranya yaitu: a. Pembuatan Perangkat Pembelajaran b. Pembuatan Program Pelaksanaan c. Daftar Hadir Peserta Didik d. Penyusunan Materi e. Pembuatan Media Pembelajaran 6. Persiapan Mengajar di Kelas Sebelum melaksanakan praktik mengajar di kelas, praktikan terlebih dahulu mengadakan persiapan yaitu dengan membuat dan menyiapkan RencanaPelaksanaan Pembelajaran (RPP), konsultasi RPP dengan guru pembimbing, membuat media pembelajaran dan instrumen penilaian. 17 Dalam persiapan mengajar, praktikan tidak terlepas dari bimbingan guru pembimbing dengan melakukan konsultasi persiapan mengajar dan memberi koreksi serta memberi saran dan kritik membangun pada praktikan. Dalam membuat rancangan kegiatan PPL, praktikan menyesuaikan dengan format dari fakultas, akan tetapi kompetensi dasar yang diajarkan, dikonsultasikan dengan guru pembimbing yang disesuaikan dengan sekolah. B. Pelaksanaan PPL Pelaksanaan praktik mengajar diserahkan sepenuhnya oleh mahasiswa PPL dan dibimbing oleh guru mata pelajaran Teknik Permesinan (TP), yaitu Bapak Reno Yuadnanto S.T. yang selalu memberikan pengarahan, masukan-masukan dan koreksi kepada mahasiswa jika melakukan kesalahan. Pertama kali praktikan mengajar Mata Pelajaran Mesin Konfersi Energi di kelas X TP1 merasakan nyaman karena siswa antusian dan memperhatikan. 1. Agar dalam mengajar berjalan dengan lancar, maka praktikan terlebih dahulu membuat persiapan mengajar yang sifatnya individu. Persiapan itu meliputi: a. Silabus Silabus merupakan bagan berbagai macam kegiatan proses belajar mengajar yaitu standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber/alat dan bahan. Tujuannya adalah memberikan pedoman secara langsung tentang materi yang akan diajarkan pada periode tertentu. Silabus yang digunakan adalah sesuai KTSP untuk kelas XII dan Kurikulum 2013 untuk siswa kelas X dan XI. b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dimaksudkan untuk mempermudah guru dalam pemberian materi pelajaran dalam setiap satu kali tatap muka. Dengan rencana pembelajaran materi apa yang akan diajarkan menjadi terencana dengan baik. Selama PPL kami memperoleh pengalaman yang nyata bagaimana menjadi seorang guru. Kami merasakan betapa berat tanggung jawab seorang guru, dimana kita harus berjuang baik tenaga, pikiran, maupun material. Disamping memperoleh pengalaman praktik, kami juga memperoleh pengalaman diluar jam praktik mengajar. 2. Pelaksanaan Praktik Mengajar di SMK PIRI 1 Yogyakarta Pelaksanaan PPL, dilaksanakan pada kelas X TP1, X TP2, XII TP1 dan XII TP2 pada tanggal 06 Juli – 16 September 2014. Waktu pelajaran yaitu 1 jam pelajaran disesuaikan sama dengan dengan jadwal 45 menit. Jadwal pelajaran Prodi Teknik praktik mengajar Permesinan dan 18 berdasarkan bimbingan dari Bapak Reno Yuadnanto, S.T. selaku guru mata pelajaran Mesin Konfersi energi, Teori Gerinda dan Teknik Pengelasan. Adapun jadwal mengajar dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jadwal Mengajar di SMK PIRI 1 Yogyakarta Jam keSenin 1-2 X TP1 (Teori Mesin Konfersi Energi) 3-4 5-6 Selasa Rabu 7-8 9-10 X TP2 (Teknik Pengelasan) XII TP2 (Teori Gerinda) Kamis XII TP2 (Teori Gerinda) Jumat Sabtu Pelaksanaan pengajaran untuk program PPL dilaksanakan sebanyak 8 kali masuk kelas. Guru pembimbing selalu memantau jalannya pengajaran di kelas yang dilakukan oleh mahasiswa. Rincian pengajaran yang dilakukan mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 4, Tabel 5, dan Tabel 6. Tabel 4. Rincian Pengajaran MKE Pertemuan ke 1 Hari/Tanggal Jam pelajaran ke Pukul Kelas Absensi siswa Kegiatan Pembelajaran Senin, 11 Agustus 2014 1 dan 2 07.00 – 08.30 X TP1 Nihil a. Perkenalan pada siswa b. Menjelaskan kompetensi siswa dan menjelaskan APD 19 Tabel 5. Rincian Pengajaran Teori Gerinda Kelas XII TP1 dan TP2 Pertemuan ke 1 Hari/Tanggal Jam pelajaran ke Pukul Kelas Absensi siswa Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke 2 Hari/Tanggal Jam pelajaran ke Pukul Kelas Absensi siswa Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke 3 Hari/Tanggal Jam pelajaran ke Pukul Kelas Absensi siswa Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke 4 Hari/Tanggal Jam pelajaran ke Pukul Kelas Absensi siswa Kegiatan Pembelajaran Kamis, 14 Agustus 2014 7 dan 8/ 9 dan 10 10.30 – 12.15/ 12.45-14.30 XII TP1/ XII TP2 Nihil a. Perkenalan pada siswa b. Menjelaskan kompetensi siswa dan menjelaskan gambaran tentang Teori Gerinda Kamis, 21 Agustus 2014 7 dan 8/ 9 dan 10 10.30 – 12.15/ 12.45-14.30 XII TP1/ XII TP2 6 siswa tidak bisa mengikuti pelajaran Menjelaskan tentang gerinda dasar Kamis, 28 Agustus 2014 7 dan 8/ 9 dan 10 10.30 – 12.15/ 12.45-14.30 XII TP1/ XII TP2 12 siswa tidak bisa mengikuti pelajaran Menjelaskan prinsip penggerindaan dan fungsinya serta macam bentuk mesin gerinda Kamis, 4 September 2014 7 dan 8/ 9 dan 10 10.30 – 12.15/ 12.45-14.30 XII TP1/ XII TP2 9 siswa tidak bisa mengikuti pelajaran Menjelaskan materi tentang batuan gerinda 20 Tabel 6. Rincian Pengajaran Teori Pengelasan Kelas X TP2 Pertemuan ke 1 Hari/Tanggal Jam pelajaran ke Pukul Kelas Absensi siswa Kegiatan Pembelajaran Selasa, 12 Agustus 2014 7-10 10.30 – 14.30 X TP2 Nihil a. Perkenalan pada siswa b. Menjelaskan kompetensi siswa dan menjelaskan gambaran tentang APD pada teknik pengelasan Pertemuan ke 2 Hari/Tanggal Jam pelajaran ke Pukul Kelas Absensi siswa Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke 3 Hari/Tanggal Jam pelajaran ke Pukul Kelas Absensi siswa Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke 4 Hari/Tanggal Jam pelajaran ke Pukul Kelas Absensi siswa Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke 5 Hari/Tanggal Jam pelajaran ke Pukul Kelas Absensi siswa Kegiatan Pembelajaran Selasa, 19 Agustus 2014 7-10 10.30 – 14.30 X TP2 Nihil Menjelaskan tentang teknik pengelasan dasar Selasa, 26 Agustus 2014 7-10 10.30 – 14.30 X TP2 Nihil Menjelaskan prinsip pengelasan dan fungsi macam mesin las Selasa, 2 September 2014 7-10 10.30 – 14.30 X TP2 Nihil Menjelaskan materi tentang bagian mesin las SMAW Selasa, 9 September 2014 7-10 10.30 – 14.30 X TP2 2 siswa tidak dapat mengikuti pelajaran Menjelaskan materi tentang bagian mesin las jenis cacat las dan praktik pengelasan 3. Kegiatan di Luar Kelas/Kegiatan Persekolahan Kegiatan di luar KBM atau kegiatan di luar kelas merupakan kegiatan manajerial sekolah yang harus dikuasai seorang pendidik atau seorang calon guru untuk membekali diri pada saat terjun di lembaga pendidikan atau sekolah. Program PPL yang diselenggarakan Universitas bagi mahasiswa jurusan pendidikan merupakan wadah yang tepat untuk menyalurkan tenaga pendidik 21 yang profesional dan bertanggungjawab moral bagi kelangsungan investasi keilmuan. Kegiatan mahasiswa PPL ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sekolah sebagai tenaga pendidik yang profesional. a. Piket mingguan di loby sekolah Kegiatan ini dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan 14.30 WIB. Piket ini di maksudkan untuk membantu guru yang sedang berjaga di pintu masuk gedung sekolah. Adapun tugas yang dilaksanakan dalam piket ini adalah melakukan presensi keliling, mendistribusikan surat ijin siswa ke kelas-kelas, memberikan ijin kepada siswa yang terlambat ataupun yang meninggalkan sekolah, melakukan rekapitulasi presensi siswa. b. Piket mingguan di perpustakaan sekolah Kegiatan ini dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan 14.30 WIB. Piket dimaksudkan untuk membantu karyawan sekolah dalam memberikan fasilitas sekolah kepada siswa. c. Piket mingguan di ruang BK Kegiatan ini dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan 14.30 WIB. Piket ini di maksudkan untuk membantu guru BK dalam hal konselor kepada siswa ataupun administrasi lainnya. d. Pelaksanaan program individu Program kerja yang dilaksanakan oleh mahasiswa PPL adalah: 1) Program Fisik Pengadaan poster K3 dan media ajar (poster) 2) Program non Fisik Praktik pengajaran dan pendampingan belajar siswa 4. Penyusunan Laporan Tindak lanjut dari program PPL adalah penyusunan laporan sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan PPL yang telah dilaksanakan. Laporan PPL berisi kegiatan yang dilakukan selama PPL. Laporan ini disusun secara individu dengan persetujuan guru pembimbing, dan DPL-PPL Prodi Pendidikan Teknik Mesin. 22 5. Penarikan Penarikan mahasiswa PPL dilakukan pada tanggal 22 September 2014 oleh pihak UPPL yang diwakilkan pada Koordinator PPL Sekolah. Kegiatan penarikan tersebut menandai berakhirnya kegiatan PPL UNY 2014 di SMK PIRI 1 Yogyakarta. C. Analisis Hasil Pelaksanaan Dan Refleksi 1. Praktik Mengajar Pelaksanaan PPL mulai dari penyiapan administrasi siswa, perangkat, dan pelaksanaan pada umumnya tidak menemui banyak hambatan. Sejak penyerahan tanggal 9 Februari 2014, SMK PIRI 1 Yogyakarta menerima mahasiswa dengan baik, mengarahkan pada guru pembimbing yang sesuai dengan jurusan mahasiswa dan mata pelajaran yang ada di sekolah. Untuk keperluan dan kelancaran kegiatan PPL guru pembimbing siap membantu dan memberikan arahan dengan baik. Bapak Reno selalu membantu setiap kesulitan dan memberikan data-data yang dibutuhkan mahasiswa dalam melaksanakan program PPL. Kegiatan observasi membantu menemukan program apa yang akan dilaksanakan selama PPL dan memberikan gambaran penyusunan segala sesuatu yang dibutuhkan selama PPL. Hampir seluruh siswa Teknik Permesinan SMK PIRI 1 Yogyakarta termasuk siswa yang aktif, ramai, namun jika praktek menghasilkan nilai yang bagus. Sehingga mahasiswa PPL harus menyiapkan metode dan model pembelajaran yang sesuai. Pelaksanaan PPL di tiga kelas kelas X TP2, XII TP1 dan XII TP2 memberikan mahasiswa PPL banyak pengalaman dan pelajaran sebagai guru kedepannya. Ketiga kelas tentu memberikan pengalaman yang berbeda-beda, namun pada umumnya siswa aktif dan suka bergurau. Minat belajar siswa untuk pembelajaran TP sebelumnya masih kurang, sehingga perlu memberikan stimulus yang mampu meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran TP pada umumnya. Materi pelajaran yang sangat luas dan banyak menjadikan siswa bingung meprioritaskan materi mana yang penting dipelajari. Menyampaikan mata pelajaran TP tidaklah mudah. Siswa terlanjur telah memandang pelajaran TP merupakan pelajaran yang sulit dan kompleks, aplikasi ilmu dimasyarakat hanya sebagai tukang las dan bubut. Dengan situasi yang seperti ini guru dituntut untuk dapat menyampaikan materi dengan diselingi motivasi dan minset yang terarah. Cara menyampaikan materi harus sabar dan pelan-pelan, agar pelajaran dapat diterima siswa. Mengaktifkan siswa terjadi beberapa kesulitan, mahasiswa PPL sebagai guru dituntut agar lebih bisa menyesuaikan diri dengan siswa di tempat praktik. Sebagai guru, mahasiswa PPL juga selalu berusaha 23 memahami muridnya, mengenali kemampuannya serta senantiasa mencari solusi untuk mengatasi permasalahn di kelas. Hasil analisis ketercapaian materi dapat dilihat dari diskusi tanya jawab, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru saat permainan, nilai tugas dan ulangan. Sedangkan untuk nilai-nilai pendidikan karakter yang ditanamkan, dapat dilihat dari perilaku siswa terhadap guru, siswa dengan sesama siswa serta dengan warga sekolah. Nilai tugas dan PR yang diberikan guru untuk ketiga kelas tersebut kebanyakan memenuhi SKM, hanya beberapa yang belum memenuhi. Selama mahasiswa melaksanakan PPL di SMK PIRI 1 Yogyakarta praktikan menemui beberapa tantangan sebagai seorang guru, antara lain: a. Teknik Mengontrol Kelas Mengahadapi murid di kelas pengajaran mikro tentu tidak terlalu sulit, karena murid yang ada pada kelas tersebut adalah teman-teman mahasiswa yang berperan sebagi murid. Pada saat pelaksanaan PPL, mahasiswa menemukan kesulitan untuk mengkondisikan kelas, karena ada murid yang suka bergurau, murid yang lebih suka berbicara dengan temannya saat diterangkan serta murid yang mengantuk di kelas. Mengkondisikan kelas dengan baik tentu menjadi bahan pelajaran bagi mahasiswa sebagai calon guru. Beberapa cara yang dilakukan agar guru dapat menguasai kelas dan mampu mengkondisikan kelas dengan baik, yaitu: 1) Menegur siswa yang tidak kondusif 2) Membuat permainan agar pembelajaran lebih menarik 3) Memberikan gurauandi sela-sela pelajaran 4) Menghentikan penjelasan sejenak sampai kelas kembali kondusif 5) Memberikan suatu pernyataan yang membuat siswa tertarik untuk memperhatikannya. 6) Memberikan pertanyaan kepada siswa yang sering rebut dan menjadi biang masalah di kelas. 7) Menyiapkan metode serta media pembelajaran yang menarik b. Pemanfaatan Media Pembelajaran Penggunaan media elektronik setiap kelas belum didukung maksimal oleh sekolah karena keterbatasan anggaran. c. Kesulitan saat Menerangkan Gambar bagian Siswa SMK PIRI 1 Yogyakarta kelas X,XI dan XII tidak memiliki buku pegangan yang didapat dari sekolah, siswa belajar dari perpus ataupun 24 sumber yang ia perlukan secara mandiri. Maka dari itu praktikan merasa kesulitan menjelaskan materi yang memiliki gambar atupun tabel karena harus mentransferkannya pada black board. Solusi yang diambil, yaitu: 1) Mengopykan materi kepada siswa 2) Memberikan pinjaman buku untuk difotocopy 3) Membuat media cetak (poster) sebagai media ajar 2. Analisis Hasil Pelaksanaan KBM Insidental Pelaksanaan KBM Insidental berjalan lancar dan sukses walaupun masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaanya misalnya kurang dikuasainya strategi yang tepat oleh para praktikan. Hal ini disebabkan karena selama ini pelaksanaan kegiatan KBM di kelas selalu diawali dengan perancangan program dan persiapan awal yang matang seperti observasi situasi, analisis bidang keilmuan dan bahan ajar yang disesuaikan dengan disiplin ilmu yang sudah dimiliki oleh praktikan. a. Hambatan yang diperoleh pada pelaksanaan kegiatan PPL antara lain: 1) Terkadang kesulitan melakukan pengkondisian kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Beberapa siswa ramai sendiri di kelas saat masuk jam pelajaran. 2) Kurang dihormatinya seorang praktikan, karena disepelekan dan dianggap seperti teman sebaya peserta didik. 3) Kesulitan memberikan pemahaman materi kepada siswa karena keterbatasan media pembelajaran dan kurangnya perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran. b. Upaya mengatasi hambatan kegiatan PPL Upaya untuk mengatasi hambatan dari kegiatan PPL itu adalah: 1) Praktikan berusaha tenang dan menghilangkan rasa canggung 2) Praktikan memberikan pertanyaan dan memberikan umpan balik kepada siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah paham mengenai materi yang disampaikan. 3) Praktikan berusaha mengkondisikan kelas dan melakukan penegasan terhadap siswa agar kegiatan pembelajaran tetap berlangsung kondusif. 4) Mengacuhkan siswa dan mempetegas diri agar dapat menjadi praktikan yang baik dan dapat disegani. 5) Membuat media yang mudah dibuat dan mudah dipahami