perbandingan gangguan kognitif dan kualitas hidup

advertisement
PERBANDINGAN GANGGUAN KOGNITIF DAN KUALITAS HIDUP
BERDASARKAN LETAK LESI PASIEN PASCA STROKE ISKEMIK
THE COMPARISON BETWEEN THE COGNITIVE IMPAIRMENT AND THE
LIFE QUALITY BASED ON THE LESION LOCATION OF THE POSTISCHEMIC STROKE PATIENT
Patmawati P, Sonny T. Lisal, Theodorus Singara
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi:
Patmawati P
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Makassar
Hp.: 081356274473
Email: [email protected]
Abstrak
Stroke iskemik merupakan salah satu penyakit yang dapat mengakibatkan kecacatan, baik fisik maupun
disfungsi psikososial, diantaranya gangguan fungsi kognitif, yang mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian ini
bertujuan untuk Membandingkan gangguan kognitif dan kualitas hidup berdasarkan letak lesi pasien pasca
stroke iskemik. Penelitian ini dilakukan di RSUP. Wahidin Sudirohusodo dan jejaringnya bulan AgustusNovember 2013. Penelitian ini merupakan penelitian analitik analitik observasional dengan desain cross
sectional. Sampel penelitian adalah semua pasien pasca stroke iskemik yang menjalani pengobatan di
poliklinik saraf di RSUP. Wahidin Sudirohusodo dan jejaringnya, yang memenuhi kriteria inklusi. Gangguan
kognitif diukur dengan menggunakan Skala MoCA-Ina dan kualitas hidup diukur dengan menggunakan Skala
SF-36. Responden penelitian diambil dengan teknik Purpossive Sampling sebanyak 70 orang, yang terbagi
dalam dua letak lesi yaitu hemisfer kanan berjumlah 35 orang, hemisfer kiri berjumlah 35 orang. Penelitian ini
menemukan bahwa dari 70 sampel yang mengalami VCI sebanyak 31 orang (44,28%) dan yang mengalami
demensia sebanyak 31 orang (44,28%). Letak lesi dihemisfer kanan dan kiri pasien pasca stroke iskemik
memberikan gangguan kognitif yang kuat, tetapi berdasarkan letak lesi tidak terdapat perbedaan dengan nilai
p=0,45. Tidak terdapat perbedaan kualitas hidup aspek fisik berdasarkan letak lesi pasien pasca stroke iskemik
dengan nilai p=0,314. Tidak terdapat perbedaan kualitas hidup aspek mental berdasarkan letak lesi pasien pasca
stroke iskemik dengan nilai p=0,151.
Kata kunci
: Gangguan kognitif, kualitas hidup, letak lesi, pasien pasca stroke iskemik.
Abstract
Ischemic stroke is a disease that can lead to disability, both physical and psychosocial dysfunction, including
cognitive impairment, which affects the quality of life. This study to compare cognitive impairment and quality
of life based on the location of the lesion in patients after ischemic stroke. This research was conducted in
RSUP Wahidin Sudirohusodo in August - November 2013. This study is an analytic observational study with
cross-sectional design. Sample of the study are post ischemic stroke patients within certain inclusion criteria.
Cognitive impairment was measured by using MoCA-Ina, while the quality of life measured by SF-36 scale.
Purposive sampling was used and were participants 70 collected. Which is divided into two right hemisphere
lesion is 35 people and 35 people left hemisphere. Data was analysed by chi-square test.The result of this
study showed that out of 70 sampels 31 people (44,28%) have VCI and 31 people (44,28%) with dementia. This
study found that the lesion dihemisfer right and left post-ischemic stroke patients provide strong cognitive
disorder based on the location of the lesion but there was no difference with p = 0.45. This study found that the
lesion dihemisfer right and left post-ischemic stroke patients provide strong cognitive disorder based on the
location of the lesion but there was no difference with p = 0.45. There are no difference between physical
aspect of quality of life according to localization of lesion among patients of post ischaemic stroke (p=0,314).
There are no difference in quality of life of mental aspect according to localization of lesion of patients post
ischaemic stroke ( p= 0,151).
Keyword : cognitive impairment, quality of life, localization of lesion, post stroke ischemic patients.
PENDAHULUAN
Stroke merupakan salah satu penyakit neurologis yang paling tinggi insidensinya.
Setengah dari gangguan neurologis di rumah sakit adalah stroke. Data di Indonesia
menunjukkan kecenderungan peningkatan kasus stroke baik dalam hal kejadian, kecacatan
maupun kematian. Angka kematian berdasarkan umur adalah 15,9% umur 45 - 55 tahun,
26,8% umur 55 – 64 tahun dan 23,5% umur diatas 65 tahun. Kejadian stroke sebesar
51,6/100.000 penduduk, kecacatan 1,6% tidak berubah dan 4,3% semakin memberat.
(PERDOSSI, 2006)
Stroke dapat menimbulkan gangguan neurologik yang bergantung pada letak lesi
(pembuluh darah yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat dan jumlah
aliran darah kolateral (sekunder atau aksesoris). Selain menyebabkan kematian, stroke
merupakan penyebab utama kecacatan. Stroke tidak hanya menghasilkan kecacatan secara
fisik tetapi juga gangguan fungsi kognitif yang dapat mempengaruhi kualitas hidup.
(Smeltzer et al., 2008)
Prevalensi gangguan kognitif akibat stroke iskemik untuk tiap – tiap negara berbeda beda. Ini disebabkan karena selain tidak adanya gold standard untuk mendiagnosis gangguan
kognitif, ada perbedaan sosiokultural pada tiap-tiap negara yang mengakibatkan perbedaan
dari hasil pemeriksaan. Para peneliti melaporkan bahwa gangguan fungsi kognitif banyak
muncul pada penderita stroke, laporan dari Florence Italia ditemukan prevalensi 1,6% timbul
gangguan fungsi kognitif ringan dan 3,0% timbul gangguan fungsi kognitif berat. Dilaporkan
oleh Bokura et al (1997), terjadi penurunan fungsi kognitif pada penderita setelah 1 dan 2
tahun serangan stroke, sedangkan di Finlandia didapatkan prevalensi berdasarkan umur 5564, 65-74 dan 75-85 tahun, yaitu 45,7%, 53,8% dan 74,1% muncul penurunan fungsi
kognitif setelah serangan stroke iskemik akut.
Niems et al, 1988 melaporkan bahwa penurunan kualitas hidup lebih sering pada
stroke yang berlokasi dihemisfer. De Han , 1994 melaporkan bahwa penurunan kualitas
hidup lebih nyata pada hemisfer sisi kanan. Patel et al (2007), melaporkan bahwa kualitas
hidup pasien stroke dipengaruhi status klinis klinis tersebut diantaranya gangguan kognitif,
inkontinensia urine dan lesi pada hemisfer (Patel, 2007)
Berdasarkan adanya perbedaan data - data tersebut, dipandang perlu untuk melakukan
penelitian untuk melihat perbandingan gangguan kognitif dan kualitas hidup berdasarkan
letak lesi pada pasien pasca stroke iskemik.
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP. Wahidin Sudirohusodo dan jejaringnya bulan
Agustus -
Nopember 2013. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional
dengan desain cross sectional.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah semua pasien pasca stroke iskemik yang menjalani
pengobatan di poliklinik saraf di RSUP. Wahidin Sudirohusodo dan jejaringnya. Sampel
diambil secara Purpossive Sampling.
Pengumpulan Data
Setiap sampel yaitu pasien pasca stroke iskemik yang menjalani pengobatan di
poliklinik saraf di RSUP. Wahidin Sudirohusodo yang
memenuhi kriteria inklusi pada
kelompok penelitian, diberikan kuisoner untuk memperoleh data identitas sampel meliputi
nama, jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, penyakit penyerta,
Letak lesi berdasarkan CT-Scan kepala. Setelah dijelaskan, kemudian sampel diberikan
kuisoner Skala MoCA-Ina dan Skala SF-36. Pengisian kuisoner dilakukan oleh responden
(self report). Data dikumpulkan kemudian dicatat dan dianalisis.
Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data ditabulasi berdasarkan datanya
dengan menggunakan program yang sesuai.
Analisis univariat
digunakan untuk
menggambarkan keadaan umum responden peneltian berdasarkan variabel jenis kelamin,
umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, penyakit penyerta, dan fungsi kognitif .
Uji Chi-Square Test digunakan untuk mengetahui perbandingan gangguan kognitif dan
kualitas hidup berdasarkan letak lesi pasien pasca stroke iskemik. Selain itu, uji Chi-Square
Test juga digunakan untuk mengetahui perbandingan gangguan kognitif
dengan jenis
kelamin, umur pasien pasca stroke iskemik.
HASIL PENELITIAN
Telah dilakukan penelitian
pada bulan Agustus-November 2013 pada 70 orang
responden pasien pasca stroke iskemik. Tabel 1 memperlihatkan bahwa 70 orang tersebut,
berdasarkan jenis kelamin bahwa dari 35 responden dengan letak lesi dihemisfer kanan
bahwa yang berjenis kelamin laki-laki 22 ( 62,9%) dan yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 13 orang
(37,1%). Dari 35 responden dengan letak lesi dihemisfer kiri bahwa
yang berjenis kelamin laki-laki 22 ( 62,9%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak
13 orang
(37,1%).
Berdasarkan umur, bahwa dari 35
responden dengan letak lesi
dihemisfer kanan yang berada dalam kategori umur 30 – 40 tahun berjumlah 2 orang (5.7%),
yang berada dalam kategori umur 41 – 50 tahun berjumlah 6 orang (17.1%), sedangkan yang
berada dalam kategori umur 51 – 60 berjumlah 27 ( 77.1% ). Dari 35 responden dengan
letak lesi dihemisfer kiri yang berada dalam kategori umur 30 – 40 tahun berjumlah 1 orang
(2.9%),
yang berada dalam kategori umur 41 – 50 tahun berjumlah 11 orang (31.4%),
sedangkan yang berada dalam kategori umur 51 – 60 berjumlah 23 ( 65.7% ). Berdasarkan
pekerjaan, dari 35 responden dengan letak lesi di hemisfer kanan yang memiliki pekerjaan
sebagai IRT sebanyak 9 orang (25,7%), pegawai swasta 8 orang ( 22,9%), pensiunan 6
orang ( 17,1%) orang, buruh 9 orang (25,7%), supir 3 orang (8,6%). Dari 35 responden
dengan letak lesi di hemisfer kiri pekerjaan sebagai IRT sebanyak 11 orang (31,4%),
wiraswasta 7 orang (20%), pegawai swasta 4 orang ( 11,5%), PNS 2 orang (5,7%), pensiunan
6 orang
( 17,1%), petani 2 orang (5,7%), buruh 3 orang ( 8,6%).
Tabel 2 terlihat dari total 70 responden dari kelompok umur 30 – 40 tahun yang
tidak mengalami gangguan kognitif berjumlah 1 orang (2,9%), VCI berjumlah 1 orang
( 2,9%) dan dementia 1 orang ( 2,9%).
Responden kelompok umur
tidak mengalami gangguan kognitif berjumlah 3 orang
41 – 50 tahun yang
(4,3%), VCI berjumlah 7 orang
( 10%), dan dementia berjumlah 7 orang ( 10%). Responden kelompok umur 51 – 60 tahun
yang tidak mengalami gangguan kognitif berjumlah 4 orang ( 5,7%), VCI berjumlah 23
orang ( 32,9%), dan dementia berjumlah 23 orang ( 32,9%). Dari uji statistik nilai p adalah
0,618 . Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak ada
perbedaan gangguan kognitif yang
bermakna atau signifikan antara kelompok umur 31 – 40 tahun, 41 – 50 tahun, dan 51 – 60
tahun pasien pasca stroke iskemik.
Tabel 3 terlihat bahwa pada 35 orang responden letak lesi di hemisfer kanan yang
tidak mengalami gangguan kognitif berjumlah 3 orang (8,6%) dan 35 orang responden yang
letak lesi di hemisfer kiri yang tidak mengalami gangguan kognitif berjumlah 5 orang
(14,3%). Dari 35 orang responden letak lesi di hemisfer kanan yang mengalami VCI
berjumlah 18 orang (51,4%) dan dari 35 orang respoden yang letak lesi di hemisfer kiri yang
mengalami VCI berjumlah 13 orang (37,1%). Dari 35 orang responden letak lesi di hemisfer
kanan yang mengalami demensia berjumlah 14 orang (40%) dan dari 35 orang responden
yang letak lesi di hemisfer kiri yang mengalami demensia berjumlah 17 orang (48,6%). Dari
uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,45.
Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak ada
perbedaan gangguan kognitif yang bermakna atau signifikan antara letak lesi dihemisfer
kanan dan kiri pada pasien pasca stroke iskemik.
Tabel 4 terlihat, dari 70 orang responden, letak lesi di hemisfer kanan yang memiliki
kualitas hidup aspek fisik baik berjumlah 1 (2,9%) dan letak lesi di hemisfer kiri yang
memiliki kualitas hidup aspek fisik baik berjumlah 0 orang (0%). Responden letak lesi di
hemisfer kanan yang memiliki kualitas aspek fisik kurang berjumlah 34 orang (97,1%) dan
letak lesi di hemisfer kiri yang memiliki kualitas hidup aspek fisik kurang berjumlah 35
orang (100%). Dari uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,314. Jadi dapat disimpulkan
bahwa
tidak ada perbedaan kualitas hidup aspek fisik yang bermakna atau signifikan
berdasarkan letak lesi pasien pasca stroke iskemik.
Tabel 5 terlihat, dari 70 orang, responden letak lesi di hemisfer kanan yang memiliki
kualitas hidup aspek mental baik tidak ada (0%) dan letak lesi di hemisfer kiri yang
memiliki kualitas hidup aspek fisik baik berjumlah 2 orang (5,7%). Dari 70 responden letak
lesi di hemisfer kanan yang memiliki kualitas hidup aspek mental kurang berjumlah 35
orang (100%) dan letak lesi di hemisfer kiri yang memiliki kualitas hidup aspek mental
kurang berjumlah 33 orang (94,3%). Dari uji statistik didapatkan nilai p adalah 0,151. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna kualitas hidup aspek mental
berdasarkan letak lesi pasien pasca stroke iskemik.
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan gangguan kognitif
yang bermakna berdasarkan letak lesi pasien pasca stroke iskemik, namun dari 35 orang
responden letak lesi di hemisfer kanan yang mengalami VCI berjumlah 18 orang (51,4%) dan
dari 35 orang respoden yang letak lesi di hemisfer kiri yang mengalami VCI berjumlah 13
orang (37,1%). Dari 35 orang responden letak lesi di hemisfer kanan yang mengalami
demensia berjumlah 14 orang (40%) dan dari 35 orang responden yang letak lesi di hemisfer
kiri yang mengalami demensia berjumlah 17 orang (48,6%), dengan kata lain bahwa dari 70
sampel yang mengalami gangguan kognitif VCI sebanyak 31 (44,28%) orang dan yang
mengalami demensia sebanyak 31(44,28%) orang.
Setiap hemisfer mempunyai kapasitas dan fungsi yang unik, tetapi bekerjasama antara
satu dengan yang lain pada situasi normal, dan bila terjadi kerusakan maka masing-masing
hemisfer menimbulkan pola defisit dan kemampuan sisa yang unik. Kedua hemisfer bekerja
secara komplementer. Dikotomi hemisfer terdiri dari hemisferium kiri dengan fungsi
proposisi verbal linguistik dan hemisferium kanan dengan fungsi nonverbal-visuospasialemosional. (Kurtzke JF, 1996)
Kemampuan berbahasa yang baik merupakan fungsi hemisfer kanan. Kemampuan
penggunaan dan penguasaan bahasa yang baik dan benar adalah fungsi kedua hemisfer kiri
dan kanan. Hemisfer kanan sebagai hemisfer non dominan ternyata secara anatomi maupun
fungsional terikat erat dengan hemisfer kiri yang dihubungkan oleh korpus kalosum sebagai
jembatan yang memungkinkan kedua belahan otak tadi saling bekerja sama dan saling
menopang. (Snell, 2001)
Pada penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna
kualitas hidup pada aspek fisik berdasarkan letak lesi pasien pasca stroke iskemik. Namun
didapatkan dari 70 responden, letak lesi di hemisfer kanan yang memiliki kualitas hidup
aspek fisik kurang berjumlah 34 orang (97,1%) dan letak lesi di hemisfer kiri yang memiliki
kualitas hidup aspek fisik kurang berjumlah 35 orang (100%).Terdapat faktor - faktor lain
yang mempengaruhi kualitas hidup pasien pasca stroke antara lain dukungan keluarga,
penyakit penyerta, psikologis, fisik, dan ekonomi. Stroke terjadi akibatnya adanya oklusi
atau perdarahan pada serebral. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gangguan neurologis
seperti kelemahan pada kaki dan tangan, gangguan bicara, gangguan memori dan lainnya.
Gangguan tersebut akan berdampak pada kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas
sehari-hari, seperti berjalan melakukan kebersihan diri dan aktivitas keseharian lainnya.
(Black et al., 2005). Perubahan fisik seperti yang dialami oleh pasien seperti kelumpuhan
sebagian alat gerak, gangguan kognitif, dan gangguan psikologis hal ini akan berdampak
pada kemampuan pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Ketidakmampuan ini dapat
dialami oleh pasien pasca stroke mulai tiga bulan sampai satu tahun atau lebih. ( Strum et al.,
2004)
Pada penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna
kualitas hidup pada aspek mental berdasarkan letak lesi pasien pasca stroke iskemik, namun
didapatkan dari 70 responden, letak lesi di hemisfer kanan yang memiliki kualitas aspek
mental kurang berjumlah 35 orang (100%) dan letak lesi di hemisfer kiri yang memiliki
kualitas hidup aspek mental kurang berjumlah 33 orang (94,3%). Pada responden/sampel
penelitian ini masih dalam tahap penyesuaian (< 3 bulan mengalami stroke iskemik), dalam
keadaan ketergantungan tersebut, pasien mengalami keputus-asaan yang ditandai dengan
protes, luapan kemarahan, dan merasakan penderitaan yang mempengaruhi kualitas hidup.
( Kaplan et al., 1997)
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa Dari 70 sampel yang mengalami gangguan
kognitif VCI sebanyak 31 orang (44,28%) dan yang mengalami demensia sebanyak 31orang
(44,28%). Letak lesi dihemisfer kanan dan kiri pasien pasca stroke iskemik memberikan
gangguan kognitif yang kuat tetapi berdasarkan letak lesi tidak terdapat perbedaan. Tidak
terdapat perbedaan
kualitas hidup berdasarkan letak lesi pada aspek fisik maupun aspek
mental pada pasien pasca stroke iskemik. Berdasarkan penelitian ini bahwa perlu dilakukan
intervensi psikososial dini pasien pasca stroke.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada : Dr. dr. Sonny T. Lisal, Sp.KJ; dr. Theodorus Singara, Sp.KJ
(K); Dr. dr. Burhanuddin Bahar, MS; dr. Abd. Muis, Sp.S (K) dan Dr. dr. H. M. Faisal Idrus,
Sp.KJ(K) atas bantuan dan bimbingannya serta saran-saran yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Black., et al.(2005). Medical Surgical Nursing. Clinical Management for positive outcome.
St. Louis : Elsevier Inc, 10: 113-124.
Freitas S., et al. (2012). Montreal Cognitive Assessment in Influence of Sociodemographic
and Health Variable. Archives of Clinical Neuropsyshology,12:165-175.
Kaplan., et al (1997). Sumbangan Ilmu Pengetahuan Psikososial Terhadap Perilaku Manusia.
Sinopsis Psikiatri. Edisi VII. Jakarta. Binarupa Aksara, 8: 232-38.
Kurtzke JF. (1996). Epidemiology . Stroke, Pathophisology, Diagnosis and Management. 1st
ed. New York . Churchil Livingstone, 4: 3-19
Niems M.L., Laaksonen R. Kotila, M., Waltimo O. (2007) Quality of Life 4 Years After
Stroke. Diakses 27 Januari 2013. Available from: Http:// Strokeahajournal.org.
Snell RS. (2001). Clinical Neuroanatomy for Medical Students. 5th. Ed. Washington DC:
Lipincott Williams & Wilkins Inc. USA. p 67-70.
Strum J.W., et al.(2004). Quality of Life After Stroke. diakses 29 Januari 2013. Available
from : http://stroke.ahajournals.org,
Patel N.D., et al.(2007). Clinical Determinant of Long-Term Quality of Life After Stroke.
Diakses 27 Januari 2013. Available from: Http.//Ageing.Oxfordjournal.org
PERDOSSI.(2006). Stroke. Jakarta: Dalam Buku Standar Pelayanan Medik (SPM) dan
Standar Operasional Medik.
Smeltzer SC., & Bare G. (2008). Textbook of Medical Surgical Nursing. Philadelphia.
Lipincott Williams & Wilkins.
1. Tabel 1. Karakteristik sampel
Hemisfer kanan
No.
1.
2.
3.
Hemisfer kiri
Uraian
Jumlah
(orang)
%
Jumlah
(orang)
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Total
22
13
35
62,9
37,1
100
22
13
35
62,9
37,1
100
Umur
30-40 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
Total
2
6
27
35
5,7
17,1
77,2
100
1
11
23
35
2,9
31,4
65,7
100
Pekerjaan
IRT
Wiraswasta
Pegawai swasta
PNS
Pensiunan
Petani
Buruh
Sopir
Total
9
0
8
0
6
0
9
3
35
25,7
0
22,9
0
17,1
0
25,7
8,6
100
11
7
4
2
6
2
3
0
35
31,4
20
11,5
5,7
17,1
5,7
8,6
0
100
%
Data Primer 2013
2. Tabel 2. Perbandingan gangguan kognitif dengan umur pasien pasca stroke
iskemik
Gangguan kognitif
Jumlah
Umur
30-40
41-50
51-60
Total
Normal
VCI
1 (1,4%)
1(1,4%)
1(1,4%)
3 (4,3%)
7(10%)
7(10%)
4 (5,7%)
P
Dementia
3(4,3%)
17(24,3%)
23(32.9%) 23(32,9%) 50 (71,4%)
8 (11,4%) 31(44,3%) 31(44,3%) 70(100%)
Data Primer 2013
Keterangan : p = hasil uji Chi-square Test
0,618
3. Tabel 3. Perbandingan gangguan kognitif berdasarkan letak lesi pada pasien
pasca stroke iskemik.
Letak Lesi
(Hemisfer)
Kanan
Kiri
Total
Gangguan kognitif
P
Jumlah
Normal
VCI
Dementia
3 (8,6%)
18( 51,4%)
14(40%)
35(100%)
0,45
5 (14,3%) 13(37,1%) 17(48,6%) 35(100%)
8 (11,4%) 31(44,3%) 31(44,3%)
70(100%)
Data Primer 2013
Keterangan : p = hasil uji Chi-Square Test
4. Tabel 4. Perbandingan kualitas hidup aspek fisik (PCS) berdasarkan letak lesi
pasien pasca stroke iskemik.
Kualitas
Hidup
PCS
Baik
Hemisfer
Kanan
Kiri
1(2,9%)
0
Total
P
1(1,4%)
0,314
Kurang 34(97,1%) 35(100%) 69(98,6%)
Data Primer 2013
Keterangan : p = hasil uji Chi-Square Test
5. Tabel 5. Perbandingan kualitas hidup aspek mental (MCS) berdasarkan letak
lesi pasien pasca stroke iskemik
Kualitas Hidup
MCS
Baik
Hemisfer
Kanan
Kiri
0
2 (5.7 %)
Kurang
35 (100%)
33 (94.3%)
Data Primer 2013
Keterangan : p = hasil uji Chi-Square Test
Total
P
2(2,9%)
0,151
68(97,1%)
Download