MODUL PERKULIAHAN SEMINAR PERIKLANAN DAN KOMUNIKASI PEMASARAN Unsur-Unsur Dasar Peneltian Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi periklanan dan komunikasi Pemasran Tatap Muka 04&05 Kode MK Disusun Oleh Kode MK Sm Niken Restaty Abstract Kompetensi Diisi dengan abstract Diisi dengan kompetensi Pembahasan UNSUR-UNSUR DASAR PENELITIAN Pengantar Seorang peneliti paling tidak harus memahami apa yang dimaksud dengan unsur-unsur dasar penelitian. Ini penting dipahami karena dalam suatu penelitian selalu melalui suatu tahapan dan proses, dalam proses itulah sebetulnya unsur-unsur dasar penelitian itu dibahas, dan didiskusikan. Ada 7 komponen yang termasu unsur dasar penelitian : 1. Konsep, 2. Variabel, 3. Proposisi, 4. Hipotesis, 5.Teori, 6. Definisi Konseptual dan Operasional, 7. Serta Indikator. 1. Konsep. Pengertian konsep disini berbeda dengan penegrtian konsep dalam kontek administrasi, atau korespodensi. Secara harfiah konsep dalam kontek penelitian adalah; generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Menurut Kerlinger (1993:32) konsep adalah: abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Proses generalisasi ini dapat optimal bila ditopang dengan kerangka bahasa yang dimiliki. Contoh konsep: ada berbagai aktivitas yang dilakukan manusia: menyimak kuliah dosen mpk; mendengarkan radio; membaca suratkabar; menonton televisi; mengikuti pidato SBY dilapangan; mendegrakan pengarahan dari atasan di kantor, dan lain sebagainya. Aktivitas manusia tersebut dapat disimpulkan dengan konsep Komunikan. Gejala/fenomena sosial lainnya yang disimpulkan dengan konsep, seperti: agama, pendidikan, pengetahuan, sikap, pendapatan dan lainnya. Contoh konsep yang lain, membaca buku, mendengarkan kuliah, mengerjakan pekerjaan rumah disebut (konsep) belajar. Merah, kuning, hijau, disebut warna. 2012 2 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Variabel. Variabel merupakan konsep yang sudah punya variasi/nilai/ragam. Keragaman dari konsep ini dikenal dengan istilah: atribut. Dalam proses penelitian atribut kadangkala disertai penjelasan dan kadang pula tidak perlu diberi penjelasan. Penjelasan dari atribut ini dikenal dengan istilah: indikator. Indikator sangat penting, sebab data yang dibutuhkan oleh peneliti tergantung sepenuhnya pada penjelasan indikator bukan pada variabel. Jika indikator tidak jelas, maka peneliti akan mendapat kesulitan serius dalam pengumpulan data. Karena itu perlu dikaji apa itu indikator. Umumnya, proses penelitian yang variabelnya perlu diberi penjelasan adalah penelitian-penelitian dibidang ilmu sosial. Dalam penelitian variabel mempunyai nama dan simbol tertentu. Ada yang menyebutnya variabel independent/variabel bebas/mempengaruhi dengan simbol X. untuk variabel dipengaruhi/terikat diberi simbol Y. Serta, masih banyak lagi istilah variabel yang dikenal dalam dunia penelitian antara lain seperti: variabel kontrol/kendali ( simbol Z ), variabel intervining/variabel antara, variabel aktif dan atribut serta variabel kontinu dan diskrit. Contoh variabel; Pekerjaan khlayak, penggunaan media, kepuasan khalayak. 3. Proposisi. Secara harfiah definisi proposisi adalah, pernyataan atau suatu rangkaian kata-kata yang punya arti dalam dunia “realita”. Namun, secara metodologis proposisi merupakan penyataan yang berhubungan antar dua konsep atau lebih. Serta proposisi dalam dunia penelitian merupakan proposisi yang sudah diuji kebenaran/keandalannya berulang kali. Proposisi sering juga disebut isi dari teori, jadi teori itu berisi himpunan beberapa proposisi. Contoh: Penggunaan media atau konsumsi media diarahkan oleh motif. (uses and gratification). 4. Teori. Secara metodologis teori diformulasikan sebagai hubungan antar dua atau lebih proposisi dan sudah diuji kebenaran/keandalannya berulang kali. Kerlinger mendefinisikan teori sebagai: himpunan konstruk ( konsep ), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan yang sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut. Namun teori secara praktis sifatnya umum, sehingga dapat diberlakukan secara generalisasi untuk fenomena atau persoalan yang objeknya mendekati sama atau sama. Berbeda dengan proposisi, dimana proposisi sifatnya lebih khusus dan berlaku pada bahan/subyek penelitian tertentu. Dalam kegiatan penelitian bila seorang peneliti tidak dapat menemukan dasar teori, maka dunia teoritis yang dapat digunakan sebagai pengganti “model penelitian”. Contoh Teori Jarum Hipodermik, “Komponen-komponen komunikasi (komunikator, pesan, media) amat perkasa dalam 2012 3 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id mempengaruhi khalayak”. Bila kita menggunakan komunikator yang tepat, pesan yang baik, atau media yang benar, komunikan dapat diarahkan sekehendak kita. 5. Hipotesis: Hipotesis merupakan suatu jawaban/kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian, yang acuan dasar pemikirannya lahir berdasarkan teori. Dalam penelitian hipotesis merupakan kalimat deklaratif/pernyataan sementara yang menghubungkan dua variabel atau lebih. Dalam proses membuat suatu rumusan hipotesis harus jelas objek ( variabel ) serta subyek ( bahan ) penelitiannya. Ketentuan ini dilakukan agar permasalahan penelitian dapat diukur atau diteliti secara nyata di dunia empiris. Dunia penelitian, ada yang mengelompokkan hipotesis dengan arah dan hipotesis tanpa arah. Pengelompokkan hipotesis tersebut ditentukan oleh tipe skala yang tercermin dari variabel/objek yang diteliti. Sedangkan dilihat dari konteks uji statistik yang digunakan dikenal kategori hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Secara tradisional, pengujian hipotesis selalu dilakukan dengan memanfaatkan statistik. Keadaan ini sudah sedemikian mapan sehingga tidak terbayangkan bagaimana menguji hipotesis tanpa statistik. Ini adalah kesalahpahaman. Sama salahnya dengan menyatakan bahwa semua penelitian pasti melibatkan statistik. Tanpa statistik, sebuah penelitian tidak dapat dipertanggungjawabkan validitasnya. Ini tidak benar. Tidak semua penelitian melibatkan statistik. Tidak semua penelitian mempunyai hipotesis. Jika ada penelitian yang mengandung hipotesis, maka tidak semua hipotesis harus diuji dengan statistik. Penelitian-penelitian yang bernuansa kualitatif ( khususnya, kualitatif murni ) termasuk diantara penelitian yang tidak memerluka hipotesis. Kalau pun ada hipotesis, penguji kebenarannya sama sekali tidak memerlukan hipotesis. Yang perlu digaris bawahi, tidak semua peneliti mensyaratkan adanya hipotesis. Hipotesis diajukan jika peneliti mempunyai data yang cukup kuat untuk mengajukannya. Jika peneliti tidak bermaksud menguji suatu hipotesis, ia bisa mengutarakan permasalahan penelitiannya dalam bentuk pernyataan biasa atau pernyataan-pernyataan terbuka. Berikut ini, ada beberapa jenis hipotesis yang dikenal dalam penelitian antara lain: Hipotesis Nol ( HO ): merupakan hipotesis yang berisi pernyataan ketiadaan ( the absence of ) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti atau ketiadaan perbedaan antara entitas-entitas yang dibandingkan. Kalau kita selalu menatakan bahwa hipotesis harus diuji, maka yang dimaksud disini, adalah hipotesis nol. Istilah lain, hipotesis nol disebut juga sebagai hipotesis statistic, karena dilakukan dalam proses menguji menggunakan metode perhitungan statistic. Hipotesis Alternatif (Ha): merupakan hipotesis yang menjadi lawan dari hipotesis nol. Jika hipotesis nol tidak menunjukkan adanya hubungan, perbedaan, atau arah (direction) kecenderungan variabel yang diteliti, maka hipotesis justru berisis pernyataan sebaliknya. Karena itu, hipotesis alternative disebut juga hipotesis direksional (directional hyphotesis) hipotesis kerja ( working hyphotesis ). 2012 4 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hipotesis Korelasional: merupakan hipotesis yang berisi pernyataan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Jika pola hubungan antara dua variabel atau lebih bersifat kausal ( sebab-akibat ), maka hipotesisnya disebut hipotesis kausalitas. Hipotesis Mayor: merupakan hipotesis yang berisi pernyataan umum tentang hubungan, perbedaan, atau arah variabel yang teliti. Hipotesis mayor menyiratkan adanya hipotesis minor. Hipotesis minor adalah hipotesis yang berisi pernyataan yang lebih khusus dan spesifik daripada apa yang dinyatakan hipotesis mayor. 7.Definisi Konseptual dan Operasional. Proses penelitian dilapangan dapat dilakukan bila peneliti telah membuat batasan/definisi secara konseptual dan operasional dari objek atau variabel yang hendak diukur/diteliti. Definisi konseptual merupakan definisi yang baru mengacu/mengandalkan definisi berdasarkan literatur atau teoritis. Acuan yang digunakan untuk batasan konseptual dapat mengandalkan kamus (kalau sangat terpaksa), ensklopedi, leksikon komunikasi, pendapat ahli ( ahli terkait dengan persoalan yang diteliti ), dan literatur hasil penelitian yang terkait. Sedangkan definisi operasional merupakan definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati ( diobservasi ). Disisi lain, ada yang menyatakan definisi operasional melekatnya arti pada suatu konstruk atau variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur konstruk atau variabel. Sehingga, secara sederhana dapat dikatakan definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu objek/variabel diukur. 6. Indikator. Sesuatu yang diteliti atau diukur/penjelasan dari atribut/kategori, sehingga indikator letaknya pada derajat empiri dan operasional. Lalu, darimana datangnya indikator? Indikator harus diturunkan ( derived, elaborated ) dari variabel. Tetapi dari suatu variabel sudah cukup bersifat empiris dan operasional, maka kita tidak lagi memerlukan indikator untuk variabel tersebut ( umumnya dalam penelitian ilmu eksakta/ilmu pasti ). Dalam penelitian ilmu sosial, masalahnya tidak sederhana dalam memberikan indikator. Contohnya, kita tidak bisa langsung memegang sekeping “motivasi” misalnya, dan mengukur intensitasnya. Kita perlu indikator yang bisa “mewakili” motivasi itu. Meskipun demikian, seorang peneliti tidak boleh seenaknya menentukan indikator penelitian. Ia harus membaca literatur, mengkaji hasil penelitian terdahulu atau bertanya pada pakar untuk menentukan indikator yang tepat dalam penelitian. TUJUAN PENELITIAN 2012 5 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dari inti permasalahan tersebut, kemudian dioperasionalisasikan atau dijabarkan dalam “Tujuan Penelitian” yang secara eksplisit memberikan gambaran tentang aspek-aspek yang akan digali dalam penelitian. Apabila dalam pernyataan permasalahan masih bersifat abstraksi, maka dalam tujuan penelitian lebih bersifat operasional dan terukur (measureable). MANFAAT PENELITIAN Manfaat penelitian pada dasarnya adalah informasi tentang sesuatu yang disebutkan dalam tujuan penelitian, bukan produk fisik atau bagian dari kegiatan penelitianya itu sendiri. Sedangkan yang dikategorikan sebagai pihak-pihak yang memanfaatkan hasil penelitian adalah pihak yang dapat disebutkan secara jelas. Bagian ini biasanya dikemukakan oleh peneliti, yakni sebagai suatu upaya memberikan gambaran tentang kegunaan dari hasil penelitian yang akan dilakukan. Signifikansi Akademis: Mencoba memberikan gambaran bahwa penelitian yang dilakukan memberikan manfaat terhadap pengembangan bidang ilmu (teori) yang diterapkan dalam penelitian. Signifikansi Praktis: Memberikan masukan pada praktisi secara konkrit terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Signifikansi Teknis: Dikemukakan oleh peneliti (tidak selalu) jika sipeneliti menggunakan metoda penelitian yang spesifik dan jarang dipergunakan dalam penelitian yang sama. Contoh penjelasan di atas : Kerangka Teori 2.1. Periklanan Sebagai Proses Komunikasi 2012 6 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan melalui symbol-simbol baik secara verbal ataupun nonverbal oleh komunikator kepada komunikan.8 Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku dan pendapat seseorang, jika komunikan terpengaruh maka komunikator dianggap telah berhasil melakukan komunikasi. Untuk menjelaskan proses komunikasi dengan cara yang lebih baik lagi, adalah dengan paradigma Harold D. Laswell. Ia menjelaskan bahwa proses komunikasi mengisyaratkan lebih dari satu saluran dapat membawapesan. Unsur sumber (who) merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan, unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in Wich Channel) dikaji dalam analisis media. Unsur penerima (to whom) dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect) jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang timbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa. Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar dengan didukung oleh sponsor dan disebar luaskan oleh media massa bertujuan untuk mempengaruhi audiens. Iklan dapat memberitahu kepada orang yang tidak tahu sama sekali menjadi tahu dan orang yang tidak suka menjadi suka, orang yang tidak yakin akan suatu produk menjadi yakin dan tertarik untuk membelinya. Secara umum iklan bisa disebut sebagai suatu komunikasi persuasif yang dimaksudkan untuk menginterpretasikan kualitas produk atau jasa dan ide-ide berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsmen. Karena tujuannya untuk mempengaruhi, periklanan disebut juga Communisuasion, sebuah kombinasi antara communication dan persuasion. Namun, tujuan pesan periklanan akan dianggap gagal jika konsumen tidak mengerti produk yang diperkenalkan, maka baik produsen, biro iklan ataupun pengusaha harus memahami khalayak sasarannya. Setiap iklan yang dibuat dimaksudkan agar dapat menerpa semua khalayak. Terpaan iklan adalah penempatan iklan dalam suatu sarana periklanan dimana diharapkan adanya keterkaitan atau kontak antara khalayak atau konsumen dengan sarana periklanan maupun iklan yang dengan memberikan perhatian sehingga mengetahui iklan dengan melihat, mendengar atau membaca. Dalam penelitian Hovland dipelajari apakah karakteristik individu, pendidikan dan penghargaan diri membuat perbedaan pada kemampuan orang untuk dipengaruhi. Ide awal dari teori Hovland didasari fakta bahwa ada beberapa individu yang lebih mudah dipengaruhi oleh media dibandingkan dengan individu lainnya. Menurutnya, pikiran individu yang lebih mudah dipengaruhi secara struktur kerjanya pasti berbeda dari mereka yang menolak untuk dipengaruhi. Penelitian ini menggunakan teori Stimulus-Respon (S-R) yang mengutamakan analisis pada variabel kognitif serta memberi korelasi pada variabel. Didalam teori Stimulus-Respon ini menganggap bahwa komunikasi sebagai manifestasi dari tingkah laku,proses berpikir dan bio neural (fisik dan sistem syaraf manusia). Proses pengembangan atau pembentukan teori umumnya mengikuti model pendekatan eksperimental yang lazim dipergunakan dalam ilmu pengetahuan alam. Menurut pendekatan ini biasa disebut “Hypothetic-Deductive Method” atau metode hipotesis-deduktif. Model “S-R” dapat digambarkan sebagai berikut : S ----------- O -----------R 2012 7 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sebagaimana terlihat dalam gambar tersebut, model ini memberikan gambaran tentang tiga (3) elemen penting : 1. Stimulus (S) yakni iklan rokok A Mild versi Man Sale TV Remote dengan unsur iklan seperti jalan cerita, tema, bahasa dan model. 2. Organisme (O), dalam hal ini pihak penerima (receiver) yaitu khalayak 3. Respon (R) yakni akibat atau pengaruh/terpaan yang terjadi. Menurut teori ini “Media menyajikan stimulus perkasa secara seragam diperhatikan oleh media massa. Stimulus ini membangkitkan desakan, emosi, atau proses lain yang hampir tidak terkontrol oleh individu. Setiap anggota massa memberikan respon yang sama pada stimuli yang akan datang dari media massa” (DeFleur, 1975:159) . De Fleur (1970) menamakan teori pendekatan penelitian ini dengannama Perspektif Perbedaan Individu (indiffidual Difference Perspektif). Ide dasar perbedaan individu yaitu : Struktur psikologi maupun struktur kognitif dari anggota khalayak merupakan faktor kunci dalam mempertajam perhatian mereka terhadap isuisu dan objek yang didiskusikan oleh media. Kepribadian yang bervariasi dan faktor-faktor sosial yang dapat menjadi penghalang masuknya pengaruh. Hal ini menunjukkan bahwa khalayak tidak bersikap pasrah atau melawan terhadap pesan media yang manipulatif. Kemampuan mereka untuk menilai dan berpendapat mempengaruhi kemungkinan efek media. Teori perbedaan individu (Individual Difference) yang dikemukakan oleh Melvin daFleur didukung berdasarkan adanya teori Stimulus-Respon (SR). Melvin deFleur menyebutkan besar kecilnya pengaruh dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi, tergantung isi dan penyajian stimulus. 2.2. Efek-efek Periklanan Khalayak yang menerima pesan dari iklan yang disampaikan melalui suatu media akan mengalami perubahan atau efek-efek dalam setiap individu,yaitu : a. Dampak kognitif, yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenai pikiran ini berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta harapan individu tentang obyek atau kelompok tertentu. b. Dampak afektif, yaitu berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan tertentu, seperti ketakutan, simpati, antipati, dan sebagainya yang diwujudkan pada obyek tertentu. c. Dampak konatif, yaitu berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat sesuatu obyek, misalnya kecenderungan memberikan pertolongan, menjauhkan diri, dan sebagainya.Dalam 2012 8 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id pendekatan yang disebut DAGMAR (Defining Advertising Goals for measured Advertising Result), dikembangkan suatu metode yang disebut proses komunikasi yang terdiri dari langkah-langkah yang harus dilalui suatu produk untuk sampai pada tujuan yang dikehendaki, yaitu berupa tindakan yang diambil konsumen yaitu sebagai berikut : a. Ketidaksadaran (Unware) Seorang konsumen berada pada tahap dimana ia tidak sadar akan kehadiran produk , belum pernah mendengar atau melihat produk tersebut sebelumnya. b. Kesadaran (Aware) Disinilah tugas periklanan yaitu meraih kesadaran konsumen sebagai langkah awal. c. Pemahaman dan citra (Comprehensive and image) Tahap ini dibutuhkan sebagai proses sebelum seseorang mengatakan suka atau tidak terhadap produk, yakni proses belajar dalam bidang kognitif. d. Sikap (Attitude) Ditahap ini dipastikan bagaimana sikap konsumen dari tahap sebelumnya yang hanya memiliki bayangan akan suatu produk pada tahap pembayangan menuju tahapberikutnya. e. Tindakan (Action) Tahap akhir, dimana produsen mengharapkan agar calon pembeli atau konsumen mengambil tindakan-tindakan yang diharapkan. Dari efek-efek periklanan diatas, bila dikaitkan dengan penelitian ini maka peneliti membatasi sampai pada tahap kognitif , karena yang ingin diteliti adalah sampai pada tahap pemahaman khalayak saja terhadap iklan A Mild versi Man Sale TV Remote di televisi. 2.3. Televisi Sebagai Media Periklanan Untuk menyampaikan iklan, diperlukan saluran yang mampu mencapai khalayak dengan tepat yaitu media massa. Media massa terdiri atas media cetak dan media elektronik. Masing-masing mempunyai keunggulan tersendiri dalam menjangkau khalayak sasaran. Namun, televisi dianggap yang paling efektif dibandingkan media lainnya. Menurut Monica Vorhom dalam bukunya televisi, mengemukakan “ Television is the transmition of images by wire of radio and their stimultanaous at a distance spot”. Televisi mempunyai daya tarik yang kuat tidak perlu dijelaskan lagi. Kalau radio memiliki daya tarik yang kuat disebabkan unsur-unsur katakata, musik dan sound effect, maka televise selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur visual berupa gambar, dan gambar ini bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. 2012 9 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Maka dapat dikatakan bahwa televisi merupakan media yang sangat kuat mempengaruhi pemirsa secara psikologis. Jangkauannya yang luas mampu menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas, kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen dan kemampuannya untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Keunggulan-keunggulan yang dimiliki televisi adalah: a. Effisiensi Biaya. Televisi mampu menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya, tetapi juga dapat menjangkau khalayak yang sulit dijangkau oleh media lainnya. Jangkauan massal ini menimbulkan effisiensi biaya bagi pengiklan. b. Dampak yang kuat. Kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen dengan tekanan pada sekaligus dua indera : penglihatan dan pendengaran. c. Pengaruh yang kuat. Kemampuannya yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Banyak calon pembeli yang lebih percaya pada perusahaan yang mengiklankan produknya ditelevisi daripada yang tidak sama sekali. Di sisi lain, televisi juga memiliki kelemahan – kelemahan antara lain : a. Biaya yang dikeluarkan lebih besar/ mahal. Hanya produsen-produsen berskala besar yang mampu beriklan ditelevisi. b. Khalayak tidak selektif. Memiliki kemungkinan menjangkau segmen yang tidak tepat, karena terjadi pemborosan geografis. c. Kesulitan tekhnis. Iklan-iklan tidak luwes dalam pengaturan tekhnisnya. d. Pesan berlalu sangat cepat. Jika tidak ditayangkan berulang-ulang akan terjadi kesulitan pemahaman dari khalayak. 2.4. Unsur-unsur Iklan di Televisi Dalam sebuah konsep kreatif iklan yang menggunakan tekhnik alur cerita, ada beberapa penilaian : 2012 10 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id a. Alur cerita, yaitu jalan cerita dalam iklan tersebut. b. Setting, yaitu tempat atau lokasi yang digambarkan dalam suasana cerita iklan. c. Tokoh/karakter, aktor atau model yang terlibat dalam visualisasi cerita iklan. d. Isi pesan, yaitu ide atau gagasan yang hendak disampaikan. e. Musik, lagu, irama atau bunyi-bunyian yang terdapat dalam iklan. f. Kata kunci, dalam periklanan ada yang dikenal sebagai kata kunci. Berguna agar khalayak mengingat kata-kata yang mengkarakterkan iklan. Selama ini produk-produk yang sukses hampir selalu diiringi dengan pemunculan iklan yang tidak sembarangan diberbagai media. Umumnya iklan-iklan. itu adalah iklan yang diciptakan dengan strategi kreatif yang cermat. Bagi seorang pengiklan, strategi kreatif merupakan orientasi pemasaran yang diberikan kepada orang-orang kreatif sebagai pedoman dalam membuat suatu iklan. Dan bagi orang-orang kreatif, strategi kreatif dianggap sebagai hasil terjemahan dari berbagai informasi mengenai produk, pasar, dan konsumen sasaran kedalam suatu posisi tertentu yang dipakai untuk merumuskan iklan. Setelah strategi kreatif ditetapkan,maka proses pengerjaannya pun bias dimulai. Pengerjaan kreatif mencangkup pelaksanaan dan pengembangan konsep atau ide yang dapat mengemukakan strategi dasar dalam bentuk komunikasi yang efektif. Didalam perencanaan iklan, USP sebagai salah satu jenis strategi kreatif sering digunakan baik oleh pengiklan dan orang-orang kreatif. USP (Unique Selling Preposition) adalah pernyataan unik yang menjual (mayor selling idea). Pernyataan itu menyangkut manfaat dari produk yang diiklankan, tidak sama dengan produk lain dan harus bersifat menjual. Umumnya, sebuah ide atau gagasan yang kuat adalah ide sederhana dan mudah dimengerti yang dikombinasikan dalam kata-kata dan gambar. Setelah diketahui secara jelas sasaran dari produk, lalu ide tersebut divisualisasikan dalam bentuk iklan. 2.5. Kerangka Teori Teori merupakan abstraksi dari pengertian atau hubungan dari proposisi atau dalil. Model teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah model teori Stimulus Respons (S-R) yang mengutamakan analisis pada variable kognitif serta memberi korelasi pada variable. Dalam teori Stimulus Respons ini menganggap bahwa komunikasi sebagai manifestasi dari tingkah laku, proses berfikir, dan bio neural (fisik dan system syaraf manusia). Metode teori Stimulus-Respon ini menjelaskan pengaruh yang terjadi pada pihak penerima (reciever) sebagai akibat dari komunikasi. Prinsip Stimulus-Respons ini merupakan dasar teori dari Jarum Hipodermik, yaitu didalam teori ini, isi media 2012 11 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dipandang sebagai obat yang disuntikan kedalam pembuluh darah khalayak, yang lalu dianggap akan bereaksi seperti yang diharapkan. Penggunaan tekhnologi untuk reproduksi dan distribusi diharapkan dapat memaksimalkan jumlah penerimaan respon oleh khalayak. Dalam hal ini tidak diperkirakan kemungkinan adanya intervensi dari struktur sosial dan seolah-olah terdapat kontak langsung antara media dan individu sehingga konsekuensinya seluruh individu yang menerima pesan dianggap sama atau seimbang. Selain itu asumsi tentang efek, sehngga kontak dengan media cenderung diartikan dengan adanya pengaruh tertentu dari media, sedangkan individu yang tidak terjangkau oleh terpaan media tidak akan terpengaruh. Tetapi asumsi bahwa proses Stimulus Respons bekerja dalam menghasilkan efek media massa, tidak diterima atau disetujui sepenuhnya oleh tokoh-tokoh komunikasi,yang melakukan penelitian tentang efek media massa dalam suatu kampanye pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 1946. Pada tahun 1970, Melvin de Fleur melakukan modifikasi terhadap teori Stimulus-Respons dengan teorinya yang dikenal sebagai Perbedaan Individu dalam komunikasi massa (Individual Differences). Diasumsikan bahwa “pesan-pesan media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi secara berbedabeda dengan karakteristik pribadi dari para anggota khalayak”. Teori ini secara eksplisit telah mengakui adanya intervensi variabel-variabel psikologis yang bersifat interaksi dengan terpaan media massa dalam menghasilkan efek. Teori Individual Defferences menjelaskan bahwa setiap khalayak akan memberikan respon yang berbeda-beda terhadap pesan-pesan media yang berisi stimulus tertentu. Dan hal itu disebabkan karena karakteristik pribadi dari khalayak tersebut yang berbeda satu sama lain, sehingga menimbulkan sikap dan perilaku yang berbeda pula. Umpan balik khalayaknya pun berbeda berdasarkan karakteristik pribadi masing-masing individu. Karena perbedaan dalam karakteristik yang dimiliki setiap individu, maka tanggapan tiap individu terhadap suatu pesan diubah berdasarkan keadaan tatanan psikologisnya. Sehingga dapat dipahami bahwa sebuah iklan harus memiliki unsur atau elemen yang mengandung daya tarik dan dapat mengubah perasaan tertentu bagi yang melihatnya. Anggapan dasar dari teori ini adalah bahwa manusia amat bervariasi dalam organisasi psikologisnya, tetapi ini dikarenakan pengetahuan secara individual berbeda. Manusia dibesarkan dalam lingkungan yang secara tajam berbeda, menghadapi bentuk pandangan yang berbeda-beda secara tajam pula. Dari lingkungan yang dipelajari itu, mereka menghadapi seperangkat sikap, nilai dan kepercayaan yang merupakan tatanan psikologisnya masing-masing pribadi yang membedakannya dari yang lain. Definisi Konsep dan Operasionalisasi Konsep 1. Definisi Konsep Dalam penelitian ini terdapat beberapa konsep yang selanjutmya didefinisikan sebagai berikut: a. Terpaan iklan 2012 12 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Terpaan iklan adalah penempatan iklan dalam suatu sarana periklanan dimana diharapkan adanya keterkaitan atau kontak antara khalayak atau konsumen dengan sarana periklanan maupun iklan yang dengan memberikan perhatian sehingga mengetahui iklan dengan melihat, mendengar atau membaca. b. Pemahaman Pemahaman merupakan suatu langkah yang dibutuhkan sebagai suatu proses sebelum orang mengatakan suka atau tidak suka terhadap suatu produk, yaitu proses belajar dalam bidang kognitif. 3.6.2. Operasionalisasi Konsep Dalam penelitian ini terdiri dari variabel atau konsep yg akan diteliti antara lain : a. Terpaan iklan A Mild versi Man Sale TV Remote di televisi sebagai variabel bebas (X). Iklan rokok A Mild versi Man Sale TV Remote di televisi sebagai variable bebas dioperasionalisasikan sebagai berikut : 1. Frekuensi melihat iklan A Mild Dilihat dari seberapa sering responden melihat iklan A Mild versi Man Sale TV Remote ditelevisi. 2. Intensitas melihat iklan A Mild Dilihat dari intensitas responden melihat iklan A Mild versi Man Sale TV Remote ditelevisi. 3. Perhatian Iklan A Mild Dilihat dari ada atau tidaknya ketertarikan responden terhadap unsureunsur iklan A Mild versi Man Sale TV Remote ditelevisi. b. Pemahaman iklan sebagai variabel terikat (Y). Pemahaman disini terkait dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap produk A Mild itu sendiri serta pemahaman atas unsure-unsur iklan A Mild. Berkenaan dengan pengetahuan yang sudah ada, pemahaman dipengaruhi oleh beberapa factor. Faktor stimulus seperti karakter linguistik dari stimulus atau urutan dimana stimulus diproses, dapat pula mempengaruhi pemahaman”. Sedangkan mengenai penggambaran hubungan diantara variable penelitian ditingkat konseptual ini, setelah dilengkapi dengan indicator variabel dapat dilihat dari gambar sebagai berikut : Tabel Operasionalisasi Konsep No Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran 2012 13 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id NO VARIABEL 1 Terpaan iklan DIMENSI INDIKATOR SKALA PENGUKURAN (X) 1. Frekuensi Berapa kali melihat iklan dalam 1 hari. Sering tidaknya responden menonton iklan A mild versi Man Sale TV Remote 2. Intensitas menonton Selesai tidaknya responden menonton iklan A Mild versi Man Sale TV Remote di TV • menonoton seluruhnya (awal sampai akhir) • menonton sebagian • tidak menonton 3. Perhatian terhadap unsur-unsur iklan Perhatian responden terhdp alur cerita, lokasi, isi pesan, model, slogan iklan A Mild versi Man Sale Remote. • memperhatikan iklan • tidak memperhatikan iklan A Mild versi Man sale TV Remote di TV. 2 Pemahaman (Y) 1. Pengetahuan • • pengetahuan terhadap alur cerita iklan A Mild versi Man sale Remote TV. • pengetahuan terhadap pesan iklan A Mild versi Man sale TV Remote di TV. • pengetahuan terhadap slogan iklan A Mild versi Man sale TV Remote di TV. • pengetahuan terhadap setting iklan A Mild versi Man sale TV Remote di TV. Tahu tidaknya responden terhadap produk A Mild. • Tahu tidaknya responden terhadap alur cerita iklan tersebut. • Tahu tidaknya responden terhadap pesan iklan tersebut. • Tahu tidaknya responden terhadap slogan iklan tersebut. • Tahu tidaknya responden terhadap setting iklan tersebut. 2. Pemahaman • pengetahuan terhadap produk A Mild. pemahaman terhadap produk A Mild. • Pemahaman terhadap alur cerita iklan A Mild versi Man sale Remote TV. • pemahaman terhadap pesan iklan A Mild versi Man sale TV Remote di TV. • pemahaman terhadap slogan iklan A Mild versi Man sale TV Remote di TV. 2012 14 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id • Signifikansi Penelitian Pada setiap penelitian juga harus memberikan manfaat. Untuk itu penulis menjabarkan signifikansi penelitian sebagai berikut : 1.4.1. Signifikansi Teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan di bidang periklanan terutama berkaitan dengan efek iklan. 1.4.2. Signifikansi Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengiklan dan Biro iklan, khususnya Biro iklan Ogilvy bagaimana membuat strategi iklan yang dapat mempengaruhi konsumen. Hipotesis Hipotesis dapat juga dipandang sebagai “suatu konklusi yang sifatnya sangat sementara”.23 Hipotesis harus ada untuk menjelaskan persoalan serta memadukan jalan pikiran kearah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran yang tepat. Hipotesis merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti. Setiap hipotesis pada hakikatnya adalah mengungkapkan suatu hubungan pertalian antar dua atau lebih gejala (konsep atau variable). Berdasarkan kerangka teori dan rumusan masalah pokok penelitian, maka dapat disimpulkan suatu : Hipotesis teoritis : “ terpaan iklan A Mild versi Man Sale TV Remote ditelevisi mempengaruhi tingkat pemahaman khalayak “. Hipotesis Statistik (a statistical hypothesis) yaitu suatu pernyataan tentang parameters atau bentuk fungsi suatu populasi (universe). Parameters adalah nilai-nilai konstan yang dihitung dari populasi, jadi merupakan nilai sebenarnya. 2012 15 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hipotesis statistik dalam penelitian ini sebagai berikut: • untuk korelasi Ha = r (xy) ≠ 0 : terdapat pengaruh terpaan iklan A Mild versi Man Sale TV Remote di televisi terhadap pemahaman khalayak. Ho = r (xy) = 0 : tidak terdapat pengaruh terpaan iklan A Mild versi Man Sale TV Remote di televisi terhadap pemahaman khalayak. • untuk regresi Hipotesis penelitian ini adalah menguji apakah terdapat pengaruh yang positif antara pengaruh terpaan iklan dengan pemahaman khalayak atau variabel-variabel Independent (X) dengan Dependent (Y). Kemudian Regresinya bertujuan untuk melihat variabel Independent mana yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel Dependent. Daftar Pustaka: Kerlinger, Fred N. 1993. Azas-Azas Penelitian Behavioral. Alih bahasa oleh: Landung Simatupang. Gajah Mada University Press. Jogjakarta. Rakhmat, Jalaluddin. 1999. Metode Penelitian Komunikasi. Penerbit. Remaja Rosdakarya. Bandung. Singarimbun, Masri. Dan Efendy, Sofyan. Metode Penelitian Suvai. Penerbit LP3ES. Jakarta. 2012 16 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 2012 17 SEMINAR ADV & MARCOMM S. Margaretha Niken R., S.Sos. M.Si. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id