3-pencahayaan - WordPress.com

advertisement
Pencahayaan
Pencahayaan merupakan unsur dasar dari fotografi. Tanpa pencahayaan yang optimal, suatu foto tidak
dapat menjadi sebuah karya yang baik. Pengetahuan tentang pencahayaan mutlak harus dikuasai oleh
seorang fotografer. Cara mempelajari penguasaan pencahayaan adalah dengan melatih mata untuk lebih
peka terhadap cahaya yang muncul.
A. Cahaya Alam (Natural Light/Available.Light)
Cahaya alam adalah sumber cahaya utama dalam pemotretan luar ruang (outdoor). Sumber cahaya
alam berasal dari matahari dan bendabenda angkasa
yang mampu memantulkan cahaya, seperti bulan.
Dalam prakteknya, cahaya alam hampir tidak
mungkin dikontrol (kalaupun bisa hanya sebagian
kecil saja). Namun, Anda dapat memperkirakan
kapan waktu yang paling baik untuk melakukan
pemotretan sesuai dengan konsep pemotretan yang
Anda inginkan untuk mendapatkan pencahayaan
yang terbaik. Khusus untuk pemotretan siang hari,
yang mempengaruhi kualitas cahaya matahari adalah
posisi matahari, keadaan awan, dan cuaca.
Cahaya alam merupakan sumber cahaya utama
dalam pemotretan luar ruang
1.
Cahaya langsung (direct light)
Cahaya langsung adalah cahaya yang datang langsung dari sumber cahaya tanpa hambatan dan tanpa
dipantulkan. Sifatnya keras dan menghasilkan bayangan tajam. Cahaya langsung terjadi ketika matahari
bersinar terang dengan langit tidak berawan sehingga cahaya matahari jatuh langsung menimpa subjek.
Bagian yang tertimpa sinar biasanya menghasilkan bayangan yang kuat, bersifat satu arah, dan memiliki
berkas cahaya kuat dengan kontras yang mencolok antara bagian yang terkena sinar matahari dan yang
tidak.Pada saat itu, biasanya kecerahan cahaya datar. Dengan demikian, sulit sekali diharapkan
munculnya penampilan yang baik dari hasil pemotretan. Jadi, dari jenis cahaya ini hanya diperoleh
gambar dengan mutu teknis baik, tetapi sulit mendapatkan dimensi yang memadai.
Jenis cahaya ini tidak ideal untuk pemotretan
manusia (portraiture) yang mengutamakan
detail dan kelembutan. Dalam praktek
pemotretan, perlu dipertimbangkan apakah
keberadaaan bayangan akan mengurangi
nilai foto atau menjadi sesuatu yang
memperkuat foto. Untuk mengurangi
bayangan yang tidak dikehendaki, Anda dapat
menggunakan reflektor (pemantul) cahaya
yang diarahkan ke bagian-bagian yang gelap
atau bayangan.
Cahaya langsung dapat menghasilkan kontras yang
tinggi tanpa menampakkan detail yang baik dari
subjek
2. Cahaya tidak langsung (indirect light)
Cahaya tidak langsung terjadi ketika cahaya matahari tertutup awan, cuaca berkabut, atau banyaknya
debu di udara sehingga cahaya menjadi terdifusi/baur. Pada kondisi ini, cahaya datang dari banyak arah,
menghasilkan cahaya yang lembut dan merata dengan nada warna (tone)yang halus (gradual).
Efek yang terjadi adalah bayangan menjadi lebih lembut dan bagian yang terkena cahaya juga
mengalami pengurangan intensitas. Banyak orang berpikir, ini bukan saat yang tepat untuk melakukan
pemotretan. Namun, ini merupakan kesempatan baik untuk melakukan pemotretan portrait atau bendabenda (still life) yang mengutamakan detil dan kejelasan bentuk dari segi volume, ukuran, dan warna.
Cahaya tidak langsung akan
menghansilkan cahaya yang lembut dan
merata dengan nada warna yang halus
a. Reflected light
Reflected light terjadi ketika direct light memantul pada permukaan suatu benda. Air merupakan reflektor
yang paling dikenal. Contohnya dapat dilihat pada pantulan cahaya dari permukaan air ke wajah
perenang. Permukaan benda lain yang dapat memantulkan cahaya adalah dinding putih, jalan berbatu,
atau pasir. Pemanfaatan reflected light untuk menerangi bayangan subjek yang diterpa cahaya matahari
langsung serta penempatan subjek foto secara hati-hati dengan posisi terbaik dapat menghasilkan foto
yang menarik.
Bagan pemantulan reflected light
Pasir yang berwarna putih merupakan reflektor yang baik
untukteknik reflected light
b. Window light
Jika sinar matahari masuk melalui jendela maka efeknya akan sama dengan cahaya langsung (direct
light) dan akan menghasilkan kontras yang kuat antara bayangan dengan bagian yang terkena cahaya.
Cahaya yang masuk melalui jendela akan mengenai sebagian objek di dalam suatu ruangan yang gelap.
Subjek yang tercahayai menjadi lebih menonjol dan menarik perhatian mata karena lingkungan
sekitarnya mempunyai pencahayaan yang jauh lebih lemah atau gelap sama sekali. Cahaya yang masuk
melalui melalui jendela bisa terlihat sebagai berkas cahaya.
Natural light dalam ruang memiliki kualitas pencahayaan langsung dan tidak langsung. Cahaya tidak
langsung akan terjadi ketika tidak semua cahaya dapat memasuki jendela sehingga akan tercipta cahaya
langsung yang sangat lembut. Dinding yang berwarna terang juga dapat memantulkan cahaya yang
menghasilkan bayangan lembut dan cahaya tambahan yang mengisi bayangan. Cahaya ini baik untuk
pemotretan still life. Intensitas cahaya dalam ruangan relatif lebih lemah sehingga kecepatan yang terpilih
biasanya adalah kecepatan lambat. Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan tripod dan cable release
(kabel pelepas rana).
Bagan pemantulan window light
Kontras yang kuat akan terlihat di hasil foto dengan teknik window light
Di samping itu, cahaya dibedakan menurut warnanya (color of light) yang dibagi menjadi cahaya hangat
(warm) atau cahaya kemerahmerahan yang dapat dijumpai pada pagi atau sore hari dan cahaya
dingin (cool) atau cahaya kebiru-biruan pada siang hari. Dengan mengetahui jenis film yang dipakai
dengan warna cahaya yang ada, Anda dapat menghasilkan hasil pemotretan yang diinginkan.
B. Cahaya Buatan (Artificial Light)
Bagi kebanyakan fotografer, terutama fotografer pemula, sebuah unit lampu kilat elektronik sederhana
yang dipasang pada bagian atas kamera (pada tempat yang tersedia di badan kamera) merupakan
sumber cahaya paling mudah dan dibutuhkan dalam suatu pemotretan. Apalagi jika dalam suatu
pemotretan, fotografer tidak memperoleh sumber cahaya alami yang memadai. Hasil dari pemotretan
hampir bisa dijamin akan tercahayai dengan baik jika lampu kilatnya menyala. Namun, dengan
memasang lampu kilat hanya pada bagian atas kamera, jelas mengurangi kemampuan yang dapat
diperoleh dari alat bantu tersebut.
Foto yang diambil dengan lampu kilat yang dipasang pada kamera biasanya akan memiliki hasil yang
kaku dan tidak alami. Foto tersebut akan tampil dalam dua dimensi dan hampir selalu tercahayai secara
datar. Cahaya tunggal dari lampu kilat yang diarahkan secara langsung pada sasaran pemotretan,
terutama pada pemotretan close up, biasanya menghasilkan foto dengan bayangan yang terlihat sangat
kontras dan jatuhnya bayangan kelihatan tidak alami.
Pemotretan dengan lampu kilat yang mengarah langsung pada subjek akan
tampil datar tanpa dimensi
Ketidaksempurnaan foto yang dihasilkan bukan berasal dari sebuah lampu kilat yang digunakan, tetapi
lebih kepada bagaimana cara sebuah lampu kilat itu digunakan. Dengan kata lain, bagaimana cara
penggunaan lampu kilat agar hasil foto yang diperoleh akan kelihatan lebih alami, lebih hidup, tampak
tiga dimensi, dan jatuhnya bayangan terlihat wajar.
Ada dua cara sederhana untuk mengatasi masalah ini (juga masalah fotografi lainnya), yaitu dengan
mengetahui kelebihan dan kekurangan lampu kilat serta mengembangkan kreativitas dalam
penggunaannya.
1. Dasar pengetahuan tentang lampu kilat
Lampu kilat mempunyai kemampuan menghimpun tenaga untuk satu kilatan. Dalam sekali kilatan,
tenaga cahaya akan habis dan harus menghimpun tenaga lagi untuk kilatan selanjutnya (recycling time).
Untuk pemotretan dengan rentang waktu yang sempit, kecerahan cahaya akan berkurang jika
dibandingkan dengan rentang waktu yang lebih lama.
Memotret dengan bantuan lampu kilat juga berhubungan dengan jarak. Maksudnya adalah kekuatan
pancaran lampu kilat akan semakin melemah seiring dengan bertambahnya jarak antara lampu kilat
dengan sujek. Hal ini juga berhubungan dengan pemilihan diafragma yang harus dipakai.
Untuk mengetahui diafragma yang harus dipakai pada suatu pemotretan dapat digunakan rumus
sederhana berikut ini
f (diafragma) = GN / Jarak pemotretan
Keterangan :
GN = kekuatan daya pancar lampu kilat (kekuatan daya pancar lampu kilat dapat dilihat pada tipe
lampu kilat atau buku petunjuknya).
Setiap lampu kilat selalu disertai dengan kekuatan daya pancar yang dimilikinya. Kekuatan lampu kilat
dijelaskan dalam suatu pedoman yang disebut guide number(GN). Makin kuat suatu lampu kilat, makin
besar GN-nya.
GN selalu tertulis dalam dua satuan, misalnya 36/ISO-100. Satuan. tersebut menunjukkan jarak dalam
meter atau feet, sedangkan satuan di belakang menunjukkan ISO. Biasanya, pabrik lampu kilat sudah
mencantumkan keterangan ISO dan satuan panjang GN. Dengan cara ini, fotografer dapat menghindari
kesalahan dalam,memilih satuan dan keterangan ISO-nya.
Kecepatan rana yang dipilih untuk pemakaian lampu kilat tergantung pada sinkronisasi kamera yang
digunakan. Biasanya, kecepatan sinkronisasi pada kebanyakan kamera adalah 1/60 dan 1/125 detik..
Pada kamera, tanda sinkronisasi ini biasanya dicirikan dengan warna merah pada gelang pengatur
kecepatan rana. Jika pada gelang pengatur kecepatan rana angka 60 berwarna merah maka sinkronisasi
kamera anda terhadap cahaya yang dating dari pantulan cahaya lampu kilat adalah 1/60 detik, tapi jika
angka 125 berwarna merah maka sinkronisasi kamera anda terhadap cahaya yang dating dari pantulan
cahaya lampu kilat adalah 1/125 detik. Pilih kecepatan sesuai tanda sinkronisasi (atau boleh lebih
rendah) tatkala anda menggunakan lampu kilat (terlebih jika lampu kilat adalah satu-satunya sumber
cahaya yang anda andalkan – di tempat gelap, misalnya). Jika fotografer mengunakan kecepatan yang
lebih tinggi, dari tanda sinkronisasi akan terjadi ketidaksinkronan. Hasilnya, separuh foto akan hitam atau
bahkan hitam semua.. Kenapa? Karena tirai rana sudah keburu menutup sebelum pantulan cahaya dari
lampu kilat yang mengenai obyek masuk membakar film (jika hasil foto tidak hitam berarti lampu kilat
bukan satu-satunya sumber cahaya)
2.
Berkreasi dengan lampu kilat
Berikut ini beberapa teknik berkreasi yang dapat Anda gunakan dengan lampu kilat.
a.
Teknik bounce
Bounce atau bouncing adalah teknik memantulkan cahaya lampu kilat dengan mengarahkan. Lampu kilat
pada suatu permukaan datar yang berwarna terang, seperti langit-langit ruangan/plafon atau
dinding/tembok sehingga cahaya yang dikeluarkan akan terpantul.
Cahaya yang dihasilkan akan memberikan efek yang lunak dan lembut dengan sebaran cahaya yang
merata sehingga hasil pemotretan tidak kontras dan bayangan akan lebih alami.
Agar didapatkan pencahayaan yang tepat, fotografer harus memperhitungkan jarak dari kamera ke media
pemantul ditambah dengan jarak media pemantul ke sasaran sehingga bukaan diafragma dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.
Pada teknik ini, perhitungan yang digunakan untuk menentukan diafragma sebagai berikut.
f (diafragma) = GN / Sudut pantul + sudut dating
Contoh :
Jika diketahui GN suatu lampu kilat 60 dengan sudut pantul tiga meter dan sudut datang empat meter
maka diafragma yang harus dipakai adalah:
f = GN / 3+4
f = 60 / 7
= 8,57
Jadi, diafragma yang harus dipakai adalah antara 8 dengan 11,
Bagan teknik bounce
Dengan teknik bounce, bayangan yang didapatkan
akan tampil: lebih alami.
Namun, yang juga perlu diperhatikan adalah pantulan cahaya dari benda-benda di sekitar sasaran akan
membawa warna dari benda tersebut yang mungkin dapat mengotori warna asli sasaran. Jadi, hasil foto
dari teknik ini akan lebih baik jika bidang pantulnya berwarna putih.
b.
Teknik remote flash
Dengan melepaskan lampu kilat dari kamera dan menghubungkannya kembali dengan kawat sinkron
yang panjang ke kamera, fotografer lebih leluasa mengatur arahnya lampu kilat, langsung ke arah
sasaran atau melalui media pemantul.
Tempatkan lampu kilat yang diarahkan ke sasaran, setinggi yang dapat dicapai dan agak jauh ke
samping. Posisi ini akan memberikan pencahayaan yang baik serta memberikan kesan tiga dimensi.
Bayangan yang tidak bagus akan jatuh di samping bawah dan tidak terekam kamera.
Cukup sulit untuk membuat jatuhnya bayangan secara alami jika tidak mengarahkan lampu kilat dengan
hati-hati. Dengan menempatkan reflektor yang terbuat dari karton atau kain putih di dekat sasaran,
bayangan yang tidak bagus akan hilang. Namun, harus diperhitungkan supaya cahaya yang ditampung
reflektor memantul ke tempat yang semestinya.
Bagan teknik reflected light
Teknik remote flash akan memberikan kesan tip dimensi
c. Teknik fill-in
Fill-in mengkombinasikan cahaya lampu kilat dengan cahaya matahari. Cara ini dapat dilakukan jika
dalam suatu pemotretan di bawah terik sinar matahari menimbulkan terjadinya kontras yang jelas antara
bagian yang gelap dan terang pada bidang sasaran. Sebuah lampu kilat dapat berfungsi sebagai cahaya
pengisi (fill-in) bagian yang gelap tersebut sehingga kontras dapat dikurangi. Namun, perlu perhitungan
akurasinya, agar lampu kilat sebagai cahaya pengisi tidak merusak hasil pemotretan. Dengan
mengecilkan sedikit bukaan diafragma dan banyak melakukan percobaan akan membuat para fotografer
mengetahui seberapa banyak cahaya lampu kilat yang dibutuhkan.
C. Arah Cahaya (Direction of Light)
Arah datang cahaya sangat mempengaruhi penampilan subjek secara keseluruhan. Dengan mengetahui
arah datang cahaya, fotografer dapat membuat foto yang lebih menarik. Pada dasarnya, arah datang
cahaya, terdiri dari arah depan (front lighting), belakang (back Iighting), samping (side lighting), dan atas
(top lighting).
Jenis cahaya samping mampu memperlihatkan bayangan kuat pada bagian sisi yang lain. Dengan
adanya bayangan pada satu sisi maka kesan dimensi dalam gambar bisa tampil lebih baik dan lebih
menonjolkan perspektif dan suasana subjek.
Cahaya yang datang dari arah belakang subjek sering digunakan untuk memperoleh efek khusus, yaitu
cahaya tepi (rim light) atau menampilkan bentuk dasar. Teknik ini lebih sering digunakan untuk
menampilkan profil subjek berupa siluet. ,
Cahaya alam pun dapat digunakan untuk membuat siluet
Setiap kondisi cahaya mampu menampilkan suatu karakter khusus yang akan mempengaruhi
keseluruhan penampilan gambar. Pemilihan arah datangnya cahaya atau berusaha untuk menunggu
kondisi cahaya yang diinginkan akan menampilkan subjek maupun karakter dari sebuah foto.
Download