Analisis Pengaruh BI rate, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap

advertisement
Analisis Pengaruh BI rate, Inflasi dan Nilai Tukar
Rupiah Terhadap Jakarta Islamic Index (JII)
Periode 2012-2014
I Kadek Yoga Pramana Sadnyana
Jl. Bung Tomo 1F No.12 Gatsu Barat, Denpasar Bali
081294638370
[email protected]
Mohamad Heykal, S.E., M.Si
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh rasio Bank Indonesia (BI
rate), inflasi, dan nilai tukar terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Populasi penelitian adalah
Jakarta Islamic Index dengan sampel penelitian data Jakarta Islamic Index 2012 – 2014. Metoda
analisis dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil analisis menunjukkan
rasio Bank Indonesia (BI rate) berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Jakarta
Islamic Index (JII), inflasi berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Jakarta Islamic
Index (JII), dan nilai tukar rupiah berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Jakarta
Islamic Index (JII). Semua variabel bebas secara simultan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Jakarta Islamic Index (JII).
Kata kunci: Rasio Bank Indonesia (BI rate), inflasi, nilai tukar rupiah, Jakarta Islamic
Index
PENDAHULUAN
Dalam perjalanannya kegiatan pasar modal di Indonesia sudah mulai menunjukkan
pertumbuhan secara pesat, termasuk di Indonesia. Definisi dari Pasar Modal menurut UndangUndang No. 8 tahun 1995 yaitu sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal berperan besar bagi perekonomian suatu negara karena menjalankan dua
fungsi sekaligus, yaitu ekonomi dan keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi
karena pasar menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu
pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).
Dengan adanya pasar modal, pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana
tersebut dengan harapan memperoleh imbalan (return), sedangkan pihak issuer (dalam hal ini
perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus
menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi
keuangan karena memberikan kemingkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi
pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih (Darmadji dan Fakhruddin, 2012)
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin meneliti apakah ada korelasi antara
pergerakan rasio Bank Indonesia (BI rate), inflasi dan, nilai tukar rupiah terhadap Jakarta
Islamic Indeks (JII). Selain itu, penulis ingin mempeluas wawasan akan investasi Syariah dengan
tujuan agar dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi lebih
mengenai investasi Syariah dan mengetahui apakah faktor-faktor seperti rasio Bank Indonesia
(BI rate), inflasi, dan nilai tukar rupiah dapat berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (JII).
Maka tercetuslah judul penulisan ini yaitu pengaruh nilai tukar rupiah, rasio Bank Indonesia dan
inflasi terhadap Jakarta Islamic Index (JII)
METODE PENELITIAN
1. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
3. Metode Pengumpulan Data :
A. Data perubahan atau pergerakan saham seluruh emiten di Jakarta Islamic
Index (JII) pada setiap akhir bulan menggunakan harga penutup;
B. Laju inflasi yang tercatat dan diterbitkan oleh Bank Indonesia tiap akhir
bulan;
C. Tingkat rasio Bank Indonesia (BI rate) setiap akhir bulan;
D. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika pada harga jual (sell);
E. Data saham yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII).
Sumber data penelitian diperoleh dari :
a.
Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memperoleh data Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2012
– 2014
b.
Literatur – literatur yang terkait dengan penelitian rasio Bank Indonesia (BI rate), inflasi
dan nilai tukar rupiah (jurnal ilmiah, buku, berita, majalah ilmiah dan lain – lain)
c.
Situs www.sahamok.com untuk memperoleh data saham yang terdaftar dalam Jakarta
Islamic Index (JII)
d.
Situs resmi Bank Indonesia untuk memperoleh data rasio Bank Indonesia (BI rate)
e.
Situs resmi Bank Indonesia untuk memperoleh data inflasi
f.
Situs resmi Bank Indonesia untuk memperoleh data nilai tukar rupiah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, rasio Bank
Indonesia (BI rate) dan nilai tuka rupiah (kurs) terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Periode
penelitian yaitu dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014.
Dalam bab ini peneliti akan menyajikan analisis data dan pengujuian dengan
menggunakan teknik-teknik analisis data yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini hipotesis
yang akan diuji adalah pengaruh inflasi di Indonesia, rasio Bank Indonesia (BI rate) dan nilai
tukar rupiah (kurs) terhadap Jakarta Islamic Index (JII) dengan periode penelitian dari tahun
2012 sampai dengan tahun 2014. Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Untuk
data inflasi di Indonesia, rasio Bank Indonesia (BI rate) dan nilai tukar rupiah (kurs) diambil dari
situs resmi Bank Indonesia sedangkan untuk data Jakarta Islamic Index (JII) sendiri diambil dari
Bursa Efek Indonesia.
Analisis Data dan Pembahasan
Data yang digunakan merupakan data time series. Dimana periode penelitian adalah mulai
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Data dalam penelitian ini merupakan jenis data
sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber. Pengolahan data dilakukan dengan menggunkan
program Eviews 8 for Windows.
Deskripsi Data
Statistik deskriptif dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui karakteristik masingmasing variabel penelitian yang berupa nilai rata-rata, nilai total, nilai variance, nilai maksimum
dan minimum, serta standar deviasi.
N
Minimum
Maximum
Sum
Mean
Std. Deviation
KURS
36
9045
12502
384224 10672,889
1188.746
BIRATE
36
.0575
.0775
2.3725
.065903
.0085388
INFLASI
36
.0356
.0879
2.1214
.058928
.0173409
JII
36
525
691
22372
621.44
47.294
Tabel Rangkuman Statistik Deskriptif
Output : excel
Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui nilai-nilai deskripsi seperti standar deviasi, mean,
sum, minimum, dan maximum dengan periode data yang digunakan adalah dari tahun 2012
sampai dengan tahun 2014. Nilai rata-rata inflasi di Indonesia sebesar 0.0589 atau 5.89%, rasio
Bank Indonesia (BI rate) 0.0659 atau 6.59%, nilai tukar rupiah (kurs) 10672.889 dan nilai ratarata Jakarta Islamic Index adalah 621.44. Nilai minimum untuk inflasi di Indonesia 0.0356 atau
3.56%, nilai minimum dari rasio bank Indonesia (BI rate) 0.0575 atau 5.75%, nilai minimum
dari nilai tukar rupiah (kurs) adalah 9045 dan nilai minum Jakarta Islamic Index adalah 525.
Nilai maximum dari inflasi di Indonesia adalah 0.0879 atau 8.79%, nilai maximum dari rasio
Bank Indonesia (BI rate) adalah 0.0775 atau 7.75%, nilai maximum dari nilai tukar rupiah adalah
12502 dan nilai maximum dari Jakarta Islamic Index adalah 691. Nilai standar deviasi dari
inflasi di Indonesia adalah 0.0173 atau 1.73%, nilai standar deviasi dari rasio Bank Indonesia (BI
rate) adalah 0.0085 atau 0.85%, nilai standar deviasi dari nilai tukar rupiah adalah 1188.746 dan
nilai standar deviasi dari Jakarta Islamic Index adalah 47.294.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Normalitas data merupakan suatu asumsi penting dalam statistik parametrik, sehingga
pengujian terhadap normalitas data harus dilakukan agar asumsi dalam statistik parametrik
terpenuhi.
Pengujian normalitas data dapat dilakukan dengan melihat output yang dihasilkan. Output
yang dihasilkan berupa Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual. Jika nilai-nilai
sebaran data terletak di sekitar garis diagonal, maka persyaratan normalitas dapat dipenuhi.
Cara lain yang digunakan adalah dengan menggunakan Kolmogrof-Smirnov. Dari tabel
Kolmogrof-Smirnov diperoleh angka probabilitas atau Asymp. Sig. (2-tailed). Nilai ini
dibandingkan dengan 0,05 (5%) untuk pengambilan keputusan:
1)
Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.
2)
Nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusi data adalah normal.
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji One Kolmogorov-Smirnov terhadap
nilai residual (unstandardized residual) dari model yang diteliti. Berikut adalah rangkuman hasil
uji One K-S yang telah dilakukan.
4.1 Tabel Uji Normalitas
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi pada model regresi artinya ada korelasi antar anggota sampel yang
diurutkan berdasarkan waktu saling berkorelasi. Menguji autokorelasi dalam suatu model
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode
tertentu dengan variabel sebelumnya. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model
regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (DW). Jika nilai uji
statistik Durbin Watson dengan menggunakan tabel Durbin Watson k=3 dan n=36
= 1.654, maka residual dari model regresi berganda dengan nilai d lebih besar
dari 1.654 yang artinya tidak terdapat bukti adanya korelasi independen. Untuk data time series
autokorelasi sering terjadi. Tapi untuk data yang sampelnya crossection jarang terjadi karena
variabel pengganggu satu berbeda dengan yang lain.
\
Tabel Hasil Uji Autokorelasi
a. Predictors : (Constant), rasio Bank Indonesia (BI rate), inflasi, nilai tukar rupiah
b. Dependent Variable: Jakarta Islamic Index (JII)
Sumber : Ouput Eviews
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang
memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model. Kemiripan antar variabel
independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain itu, untuk uji ini juga untuk
menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pada pengujian ini, tidak
terjadinya multikolinieritas pada setiap varian apabila varian tersebut memiliki nilai lebih dari
0,8 Outputnya tampak pada layar sebagai berikut.
Tabel Hasil Uji Multikolinieritas
a. Dependent Variable : Jakarta Islamic Index (JII)
Sumber : Output Eviews
Hasil pengujian diatas menunjukkan bahwa nilai dari nilai tukar dan BI rate terdapat
multikolinearitas yang artinya salah satu dari variabel tersebut harus di hilangkan yang akan saya
hilangkan dalam penelitian ini adalah BI rate.
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode
pengamatan
ke
periode
pengamatan
yang
lain.
Cara
memprediksi
ada
tidaknya
heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dengan pola gambar grafik. Outputnya tampak
sebagai berikut:
Grafik 4.5 Uji Heteroskedastisitas
Output : Eviews
Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa residual di atas tidak membentuk pola tertentu
atau residual tidak berada hanya diatas garis nol atau hanya ada dibawah garis nol. sehingga
dapat dikatakan tidak terjadi permasalahan heteroskedastisitas dalam data yang digunakan.
Pengujian Hipotesis
Hasil uji regresi pada penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :
Tabel Hasil Uji Regresi
Ouput : Eviews
Dari output di atas, dapat dijabarkan hipotesis untuk menjawab tujuan pertama sebagai berikut:
1. Hipotesis BI rate
H0 : BI Rate tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII).
Ha : BI Rate memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII).
Dasar Pengambilan keputusan
Sig > Alpha, H0 diterima, Ha ditolak
Sig < Alpha, H0 tidak diterima, Ha diterima
Hasil Uji Regresi
Sig = 0.3907
Alpha = 0.05
Sig > Alpha, maka H0 diterima, Ha ditolak
Kesimpulan
Melalui pengujian hipotesis di atas, maka secara parsial dapat disimpulkan bahwa BI rate
tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII) dan juga dalam
uji multikolinearitas BI rate terdapat multikolinearitas sehingga harus dihilangkan dan juga 30
saham yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) saham-saham dari sektor perbankan
konvensional tidak termasuk didalamnya, sehingga ketika rasio Bank Indonesia (BI rate)
meningkat atau menurun yang pada dasarnya akan berpengaruh besar terhadap sektor perbankan
konvensional tidak akan berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Karena dalam
investasi Syariah segala bentuk investasi harus terbebas dari riba (bunga) sedangkan dalam
perbankan konvensional sangat berkaitan erat dengan riba (bunga). Bank Syariah di Indonesia
yang bersifat terbuka yaitu Bank Muamalat tetapi tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
karena Bank Muamalat sendiri merupakan Bank yang berlandaskan Syariah dan tidak
menerapkan sistem bunga (riba).
Dalam keuangan Syariah bunga dianggap curang dan eksploitatif karena kreditor
mendapatkan imbal hasil dari debitor dan harus bekerja atau menanggung risiko apa pun
sedangkan debitor tidak mendapatkan apa pun atas imbal hasil tersebut. Bunga juga di dalam
keuangan Syariah dianggap akan menjadi penyebab kesenjangan kekayaan. Dalam perbankan
konvensional biasanya bank-bank akan memberikan agunan atau jaminan dalam bentuk aset bagi
pinjaman bisnis. Bank akan memfokuskan memberi pinjaman pada debitor yang sudah mapan
dan debitor yang memberikan jaminan. Debitor dengan bisnis yang belum mapan atau memiliki
usaha kecil yang memiliki agunan kecil akan dibebankan bunga tingga atau tidak mendapatkan
pembiayaan. Dampak jangka panjangnya usaha yang lebih besar akan semakin mapan sementara
usaha kecil akan dirugikan dan kerap mengalami kebangkrutan.
Dalam Penelitian sebelumnya oleh (Mulyani, 2014) yang mengangkat judul Analisis
Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, dan Produk Domestik Bruto Terhadap
Jakarta Islamic Index. Dalam penelitian tersebut penulis mengambil sampel penelitian data
Jakarta Islamic Index periode 2009-2001. Hasil penelitian menyatakan bahwa suku bunga
berpengaruh negatif terhadap Jakarta Islamic Index. Berdasarkan hasil penelitian suku bunga
meerupakan variabel yang paling besar mempengaruhi Jakarta Islamic Index dengan arah
negatif.
Selanjutnya, pengujian hipotesis untuk tujuan kedua adalah sebagai berikut:
2. Hipotesis Inflasi
H0: Inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Jakarta Isalamic Index (JII)
Ha: Inflasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII)
Dasar Pengambilan keputusan
Sig > Alpha, H0 diterima, Ha ditolak
Sig < Alpha, H0 tidak diterima, Ha diterima
Hasil Uji Regresi
Sig = 0.0799
Alpha = 0.05
Sig > Alpha, maka H0 diterima, Ha ditolak
Kesimpulan
Melalui pengujian hipotesis di atas, maka secara parsial dapat disimpulkan bahwa inflasi
tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Tingakt inflasi
menigkat ketika harga-harga kebutuhan primer dari masyarakat meningkat secara keseluruhan
dan terus-menerus hal ini akan berdampak pada harga-harga kebutuhan pokok masyarakat dan
berpengaruh pada haraga saham dari sektor cosnumer good, namun disisi lain inflasi tidak
mempengaruhi secara langsung sektor-sektor lain dalam pasar saham pergerakan dari Jakarta
Islamic Index (JII) yang terdiri dari kumpulan 30 saham dari berbagai sektor juga tidak
mengalami pengaruh secara signifikan. Secara umum inflasi akan berpengaruh kepada pasar
modal ketika inflasi meningkat tajam yang akan berpengaruh terhadap keamanan dan kondusif
politik suatu negara yang tidak kondusif akan mempengaruhi keinginan masyarakat untuk
berinvestasi pada pasar modal.
Dalam Inflasi juga terkait erat dengan kebijakan pemerintah, seperti pengaruh kebijakan
moneter berhubungan dengan permintaan agregat, yaitu ketika Pemerintah menetapkan
kebijakan uang ketat (kebijakan moneter kontraktif) yang akan berpengaruh pada menurunnya
jumlah uang yang beredar di masyarakat yang berimbas pada penurunan permintaan secara
umum akibat berkurangnya daya beli secara agregat, ketika pemerintah menetapkan kebijakan
moneter ekspansif dimana akan menambah jumlah uang beredar di masyarakat maka daya beli
masyarakat akan meningkat secara agregat yang berimbas pada peningkatan permintaan secara
umum.
Pengaruh kebijakan selian kebijakan moneter adalah pengaruh penetapan kebijakan fiskal,
alat yang digunakan dalam penetapan kebijakan ini adalah pajak dan subsidi. Ketika Pemerintah
menempuh kebijakan anggaran defisit (pengeluaran > penerimaan), maka permintaan akan
meningkat secara agregat karena pemerintah harus megurangi pendapatannya dengan
mengurangi pajak dan atau menambah pengeluaran. Ketika, Pemerintah menempuh kebijakan
surplus (pengeluaran < penerimaan), maka permintaan akan menurun secara agregat karena
pemerintah akan meningkatkan pajak dan atau mengurangi pengeluaran.
Selain kebijakan moneter dan fiskal yang berhubungan dengan permintaan agregat, ada
pun kebijakan moneter dan fiskal yang berhubungan dengan penawaran. Ketika pemerintah
mengambil keputusan untuk menempuh kebijakan moneter ekspansif, misalnya pemberian
bantuan kredit sehingga dapat berimbas pada peningkatan penawaran agregat dan sebliknya jika
pemerintah menetapkan kebijakan moneter kontraktif dampaknya akan terlihat pada menurunnya
penawaran agregat. Selain moneter terdapat juga kebijakan fiskal yang memiliki dua jenis
kebijakan juga yang bertujuan untuk mengarahkan ekonomi ke arah yang lebih baik yaitu
kebijkan anggaran kontraktif dan kebijakan anggaran ekspansif.
(Mulyani, 2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa inflasi berpengaruh positif
terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Dalam penelitiannya inflasi berpengaruh terhadap Jakarta
Islamic Index (JII) sebesar 95,525, setiap kenaikan inflasi sebesar 1% degan variabel lain dalam
kondisi tetap, maka Jakarta Islamic Index (JII) akan meningkat sebesar 95,525 satuan, hal ini
bisa terjadi karena berdasarkan data statistik pada periode tahun 2009 – 2011 rata-rata infalsi
sebesar 5,16% sehingga bisa dikategorikan sebagai tingakt inflasi yang rendah, sehingga investor
memberikan reaksi positif dibuktikan dengan kemampuannya untuk tetap melakukan investasi di
pasar modal.
Selanjutnya, pengujian hipotesis untuk tujuan ketiga adalah sebagai berikut:
3. Hipotesis Nilai Tukar Rupiah
H0: Nilai tukar rupiah tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Jakarta Isalamic Index
(JII)
Ha: Nilai tukar rupiah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII)
Dasar Pengambilan keputusan
Sig > Alpha, H0 diterima, Ha ditolak
Sig < Alpha, H0 tidak diterima, Ha diterima
Hasil
Sig = 0.0318
Alpha = 0.05
Sig < Alpha, maka H0 tidak diterima, Ha diterima
Kesimpulan
Melalui pengujian hipotesis di atas, maka secara parsial dapat disimpulkan bahwa nilai
tukar rupiah memiliki pengaruh secara signifikan dan positif terhadap Jakarta Islamic Index
(JII). Nilai tukar rupiah akan sangat berpengaruh terhadap perusahaan-perusahaan yang
melakukan kegiatan ekspor dan impor dan perusahaan swasta milik asing yang sudah listing di
Bursa Efek Indonesis (BEI). Dari kumpulan 30 saham dari Jakarta Islamic Index (JII) banyak
perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dan juga terdapat perusahaan yang
merupakan milik negara asing sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tukar rupiah memiliki
pengaruh secara signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Dalam pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) foreign buy dan foreign sell sangat berpengaruh terhadap indeks
karena hal tersebut akan menjadi tolak ukur minat asing terhadap pasar domestik (Indonesia) dan
hal ini juga sangat erat hubungannya dengan penguatan nilai dollar Amerika terhadap Rupiah. Di
dalam Jakarta Islamic Index sendiri, hanya terdapat 30 saham yang terdaftar sehingga nilai tukar
Rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap Jakarta Islamic Index, berbeda dengan Indeks
Harga Saham Gabungan yang terdapat lebih dari 50 saham di dalamnya.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Mulyani, 2014) nilai tukar rupiah terhadap dollar
Amerika berpengaruh negatif terhadap Jakarta Islamic Index dengan nilai koefisien sebesar -
0,063, setiap kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika sebesar Rp1,-/USD akan
menurunkan nilai indeks saham sebesar 0,063 satuan. Berdasarkan data Statistik selama periode
tahun 2009 – 2011 nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika mengalami penurunan sehingga
Jakarta Islamic Index (JII) terus meningkat, karena dengan menguatnya nilai tukar rupiah
perusahaan emitan yang melakukan kerjasama impor dengan Amerika misalnya dalam
pengadaan bahan baku akan memperoleh keuntungan karena terjadi penurunan biaya pengadaan
material untuk proses produksi, sehingga keuntungan meningkat dan kinerja membaik. Demikian
pula halnya dengan perusahaan emiten yang mempunyai utang dalam mata uang dollar Amerika,
akan mendapatkan keuntungan karena jumlah utang yang dimiliki akan berkurang nilainya.
Selanjutnya, pengujian hipotesis untuk tujuan keempat adalah sebagai berikut:
4. Hipotesis Simultan (Uji F)
H0: Rasio Bank Indonesia (BI rate), inflasi, dan nilai tukar rupiah tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Jakarta Isalamic Index (JII)
Ha: Rasio Bank Indonesia (BI rate), inflasi, dan nilai tukar rupiah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII)
Dasar Pengambilan keputusan
Sig > Alpha, H0 diterima, Ha ditolak
Sig < Alpha, H0 tidak diterima, Ha diterima
Hasil
Sig = 0.000087
Alpha = 0.05
Sig < Alpha, maka H0 diterima, Ha ditolak
Kesimpulan
Melalui pengujian hipotesis di atas, maka secara simultan rasio Bank Indonesia (BI rate),
inflasi, dan nilai tukar rupiah memiliki pengaruh yang secara signifikan terhadap Jakarta Islamic
Index (JII). Dalam perhitungan statistik uji F harus dihitung terlebih dulu karena jika, uji F sudah
tidak signifikan maka tidak perlu dilakukan lagi uji T atau uji secara parsial. Jika. Hal ini bisa
terjadi karena pengaruh fundamental ekonomi dan faktor-faktor makro ekonomi lain yang tidak
dijadikan variabel dalam penelitian ini. Pergerakan dari Jakarta Islamic Index itu sendiri bisa
diakibatkan oleh peningkatan jumlah pengangguran, penetapan kebijakan pemerintahan baru,
hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pengeluaran pemerintah dan masih banyak lagi
yang
saja mempengaruhi Jakarta Islamic Index adalah seperti produk domestik bruto,
peningkatan jumlah pengangguran, pertumbuhan ekonomi dan masih banyak lagi variabel makro
ekonomi lain yang bisa saja mempengaruhi Jakarta Islamic Index namun tidak dimasukkan
dalam penelitian ini.
4.5
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien R2 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi, dan nilai tukar
rupiah secara simultan terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Dari pengujian hipotesis
menghasilkan nilai sebesar 0.311609 atau dalam persentase sebesar 31% besar pengaruh rasio
Bank Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII) dan sisanya
69% dijelaskan atau dipengaruhi oleh faktor atau variabel lain selain rasio Bank Indonesia (Bank
Indonesia), inflasi, dan nilai tukar rupiah.
R2 dengan besaran 31% yang berarti dua variabel yaitu inflasi dan nilai tukar
berpengaruh sebesar 31%, BI rate tidak termasuk di dalamnya karena BI rate terdapat
multikolinearitas tidak dapat digunakan dalam pengujian hipotesis.
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan penutup dari penulisan ini yang mengemukakan seluruh rangkuman
dari hasil perhitungan dan analisis daata sebagai suatu kesimpulan. Bab ini juga menyajikan
keterbatasan penelitian, implikasi penelitian, serta saran-saran yang dapat digunakan sebagai
suatu solusi untuk mengembangakan penelitian ke depan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data statistik, pengujian hipotesis, dan pembahasan yang telah
dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
secara parsial BI rate tidak signifikan terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Dengan
demikian peningkatan atau penurunan dari rasio Bank Indonesia itu sendiri tidak akan
mempengaruhi Jakarta Islamic Index (JII). Nilai dari pengujian hipotesis dari rasio Bank
Indonesia (BI rate) terhadap Jakarta Islamic Index sebesar 0.3907.
2.
Secara parsial inflasi di Indonesia mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap
Jakarta Islamic Index (JII). Dengan demikian peningkatan atau penurunan dari inflasi di
Indonesia tidak akan mempengaruhi Jakarta Islamic Index (JII). Nilai dari pengujian
hipotesis dari inflasi di Indonesia terhadap Jakarta Islamic Index sebesar 0.0799.
3.
Secara parsial nilai tukar rupiah mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap
Jakarta Islamic Index (JII). Dengan demikian peningkatan atau penurunan dari nilai tukar
rupiah tidak akan mempengaruhi Jakarta Islamic Index (JII). Nilai dari pengujian hipotesis
dari nilai tukar rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII) sebesar 0.0318.
4.
Secara simultan (uji F), rasio Bank Indonesia (BI rate), inflasi, dan nilai tukar rupiah
menunjukkan adanya pengaruh signifikan terhadap Jakarta Islamic Index. Tingkat
pengaruh secara simultan tersebut sebesar 0.000087, artinya secara keseluruhan variabel
independen berpengaruh cukup besar terhadap Jakarta Islamic Index (JII).
Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini tidak terlepas dari beberapa keterbatasan, keterbatasan-
keterbatasan itu antara lain :
1.
Penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel independen, yaitu, rasio Bank Indonesia (BI
rate), inflasi, dan nilai tukar rupiah sebagai faktor yang mempengaruhi Jakarta Islamic
Index (JII). Sementara faktor-faktor yang mempengaruhi Jakarta Islamic Index sendiri
tentunya lebih banyak selain yang digunakan dalam penelitian ini.
2.
Periode pengamatan yang digunakan hanya tiga tahun, yaitu selama tahun 2012 – 2014.
3.
Penelitian ini hanya menggunakan satu indeks saham syariah di Indonesia sebagai studi
kasus, yaitu Jakarta Islamic Index (JII).
Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian yang ada pada penelitian ini, maka
peneliti mengajukan saran – saran antara lain :
1.
Bagi pemerintah
Pemerintah Indonesia harus bijak dalam penetapan kebijakan, seperti kebijakan fiskal dan
kebijakan
moneter karena dalam mengendalikan kondisi-kondisi makroekonomi
pemerintah memiliki perenan yang besar.
2.
Bagi investor dan calon investor
Investor di Indonesia sebaiknya memperhatikan faktor-faktor fundamental ekonomi
sebagai tolak ukur dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Secara simultan rasio
Bank Indonesia (BI rate), inflasi, dan nilai tukar rupiah sangat berpengaruh terhadap
Jakarta Islamic Index (JII) dengan kata lain makroekonomi berperan besar sebagai tolak
ukur dalam pengambilan keputusan investasi.
3.
Bagi peneliti berikutnya
Bagi peneliti berikutnya diharapakan dapat memperluas batasan-batasan yang ada pada
penelitia ini, seperti memperpanjang periode penelitian, menambah variabel-variabel lain
yang diteliti, dan menggunakan indeks saham Syariah lain sebagai model penelitian.
REFERENSI
(2014, 11 8). Retrieved from Bank Indonesia Web Site: http://www.bi.go.id
(2014, 11 8). Retrieved from Otoritas Jasa Keuangan Web Site: http://www.ojk.go.id
(2014, 12 1). Retrieved from Saham Ok Web Site: http://www.sahamok.com
Abdullah, D. V., & Chee, K. (2012). Buku Pintar Keuangan Syariah. In Buku Pintar Keuangan Syariah.
Jakarta: Zaman.
Ariefianto, M. D. (2012). Ekonometrika esensi dan aplikasi dengan menggunakan EViews. Jakarta:
Erlangga.
Arshad, S., & Rizvi, S. A. (2013). The Impact of Global Financial Shocks to Islamic indices: Speculative
Influence or Fundamental Changes? Journal of Islamic Finance.
Boyd, J. H., Levine, R., & Smith, B. D. (2001). The Impact of Inflation on Financial Sector Performance.
Journal of Monetary Economics, 221-248.
Darmadji, T., & Fakhrudin, H. M. (2012). Pasar Modal di Indonesia. In Pasar Modal di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.
Dewanti, G. R. (2013). Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar, Kurs Nilai Tukar
Dollar Amerika / Rupiah dan Harga Emas Dunia Terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek
Indonesia (Periode 2009-2011). 1-55.
Dirapradja, H. W. (2014). Analisis Pengaruh Inflasi, Suku, Bunga, dan Kurs Terhadap JKSE dan KLSE
Periode 2010-2013. 1-12.
Huda, N., & Heykal, M. (2013). Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis. In Lembaga
Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Kristanti, F. T., & Lathifah, N. T. (2013). Pengujian Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic
Index. Jurnal Keuangan dan Perbankan, 220-229.
Mulyani, N. (2014). Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, dan Produk Domestik
Bruto Terhadap Jakarta Islamic Index. Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif, 1-13.
Nasarudin, SH., M. I., Surya, SH.,LL.M., I., Yustiavandana, SH., LL.M, I., Nefi, SH., MM, A., & Adiwarman,
SH. S.Sos. (2011). Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. In Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia.
Jakarta: Kencana.
Nugroho, H. (2008). Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Jumlah Uang Beredar Terhadap
Indeks LQ45. Diponegoro University Institutional Repository, 78.
Rahardja, P., & Manurung, M. (2014). Teori Ekonomi Makro. In Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
RIWAYAT PENULIS
Full Name
: I Kadek Yoga Pramana Sadnyana
Place / Date of Birth
: Kupang, 28 Marc 1993
Elementary School
: SDK1 Santo Yoseph ,Denpasar ( 1999-2005)
Junior High School
:SMPK Santo Yoseph, Denpasar ( 2005-2008 )
Senior High School
: SMAK Santo Yoseph, Denpasar (2008-2011 )
University
:Binus University ( 2011-Now )
Download