Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin, Dan

advertisement
Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin, Dan Return On Investment
Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014
Oleh:
PRIHONO
090462201269
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh CR, DR, NPM, dan ROI terhadap
HARGA SAHAM baik secara parsial atau secara simultan pada perusahaan industri dasar dan
kimia yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2012-2014.
Jenis data yang digunakan adalah data skunder. Variabel independent yang digunakan
adalah CR, DR, NPM, dan ROI sedangkan variabel dependen adalah HARGA SAHAM. Model
analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji
multikolonieritas, uji heteroskedastitas, dan uji autokorelasi). Pengujian hipotesis digunakan
adalah uji T, uji F dan uji determinasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial CR, DR, ROI tidak memiliki
pengaruh terhadap Harga Saham sedangkan NPM memiliki pengaruh signifikan terhadap Harga
Saham. Secara simultan (bersamaan) CR, DR, NPM, dan ROI memiliki pengaruh signifikan
terhadap Harga Saham pada perusahaan industri dasar dan kimia.
Kata Kunci : CR, DR, NPM, ROI, dan HARGA SAHAM.
PENDAHULUAN
Aktivitas pasar modal, harga saham merupakan faktor yang sangat penting dan harus
diperhatikan oleh investor dalam melakukan investasi karena harga saham menunjukkan prestasi
emiten, pergerakan harga saham searah dengan kinerja emiten.Apabila emiten mempunyai
prestasi yang semakin baik maka keuntungan yang dapat dihasilkan dari operasi usaha semakin
besar. Kondisi yang demikian, harga saham emiten yang bersangkutan cenderung naik. Harga
saham juga menunjukkan nilai suatu perusahaan. Nilai saham merupakan indeks yang tepat
untuk efektifitas perusahaan.
Kegiatan dalam menanamkan modal dana dalam suatu bidang tertentu untuk
mendapatkan keuntungan dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah satu diantaranya adalah
investasi dalam bentuk saham. Namun sebelum memutuskan untuk melakukan investasi dengan
membeli saham suatu perusahaan, investor terlebih dahulu menilai potensi keuntungan dan
resiko yang akan didapatnya dari investasi itu. Investor harus pandai-pandai dalam menganalisis
harga saham tersebut karena jika salah dalam menganalisis harga saham, maka investor akan
mengalami kerugian yang jumlahnya tidak sedikit. Sebelum berinvestasi, investor hendaknya
tidak hanya melihat laba bersih yang didapatkan perusahaan, tetapi juga harus melakukan
analisis terhadap laporan keuangan emiten. Karena pada prakteknya, masih banyak investor yang
memprediksi harga saham hanya melihat labanya saja, tanpa menganalisis laporan keuangan
emiten.
Berdasarkan latar belakang dan kajian-kajian yang telah dipaparkan dan dilakukan
sebelumnya, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi yang berjudul: “Analisis Pengaruh
Current Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin, Dan Return On Investment Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2012-2014“.
LANDASAN TEORI
Harga Saham
Menurut Widiatmojo (1996:46), Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan, selembar saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemiliknya (berapapun porsinya/jumlahnya)
dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Harga saham dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga) yaitu:
a. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap
lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal yang dikeluarkan. Besarnya harga
nominal memberikan arti penting dari saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan
berdasarkan nilai nominal.
b. Harga Perdana
Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatan di bursa efek. Harga saham pada
pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan
demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya
untuk menentukan harga perdana.
c. Harga Pasar
Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga
pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi
setelah saham tersebut tercatat di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan
penjamin emisi, harga ini yang disebut sebagai harga di pasar skunder dan harga inilah yang
benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar skunder,
kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari
diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
Menurut Eugene Brigham (2006:24), Beberapa hal yang mempengaruhi harga saham suatu
badan usaha:
a. Proyeksi Laba per Saham, dalam memaksimumkan harga saham badan suatu usaha yang
harus diperhatikan dahulu adalah laba per saham. Oleh karena itu, jika manajemen
b.
c.
d.
e.
memperjuangkan kesejahteraan pemegang saham yang ada saat ini, maka harus
memusatkan perhatian pada laba per saham bukan pada total.
Saat diperolehnya laba, dalam memaksimumkan laba per saham hal lain yang harus
diperhatikan adalah saat diperolehnya laba tersebut. Sehingga tergantung pada investasi
mana yang memberikan nilai tambah terbesar kepada nilai saham, yang selanjutnya akan
tergantung pada nilai saham, yang selanjutnya akan tergantung pada nilai waktu dari
uang bagi para investor.
Tingkat Resiko merupakan masalah lain adalah resiko yang tergantung pada laba per
saham yang diproyeksikan juga tentang pada bagaimana pola pembiayaan badan usaha.
Proporsi hutang badan usaha terhadap ekuitas adalah pembiayaan dengan menggunakan
hutang akan dapat menaikkan laba per saham yang diproyeksikan bila operasi badan
usaha berhasil, namun hutang juga memperbesar resiko atas laba masa mendatang.
Kebijakan pembayaran deviden adalah masalah lain adalah menyangkut pembayaran
deviden pemegang saham yang bertentangan dengan penahanan laba dan
penginvestasiannya kembali dalam badan usaha guna meningkatkan pertumbuhan laba.
Pemegang saham menginginkan pertumbuhan laba.
Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Current Ratio sangat berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi
kewajiban-kewajiban jangka pendek, dimana dapat diketahui sampai berapa jauh sebenarnya
jumlah total aktiva lancar. Semakin tinggi rasio semakin terjamin hutang-hutang perusahaan
kepada kreditur. Current Ratio ini dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendeknya (Horned dan Wachowicz, 2009:206).
Current ratio atau rasio lancar adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka
pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo. Harus
dipahami bahwa penggunaan current ratio dalam menganalisis laporan keuangan hanya mampu
memberi analisis secara kasar, oleh karena itu perlu adanya dukungan analisis secara kualitatif
secara lebih komprehensif. Adapun Current Ratio (CR) dirumuskan dengan :
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑑 π‘™π‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ
𝐢𝑅 =
π‘₯ 100%
π»π‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘™π‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ
Rasio Solvabilitas
Menurut Syafri (2008:303), Rasio solvabilitas adalah rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya / kewajibankewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Suatu perusahaan dianggap solvable apabila
memiliki aktiva / kekayaan yang cukup untuk membayar seluruh hutang-hutangnya dan
begitupun sebaliknya.
Adapun rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt ratio.
Menurut Sawir (2008:13) Debt ratio merupakan rasio yang memperlihatkan proporsi antara
kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Apabila debt ratio semakin tinggi,
sementara proporsi total aktiva tidak berubah maka hutang yang dimiliki perusahaan semakin
besar. Total hutang yang semakin besar berarti rasio finansial atau rasio kegagalan perusahaan
untuk mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi dan begitupun sebaliknya. Dengan kata
lain, debt ratio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar asset perusahaan dibiayai oleh
utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan asset (Hery,
2016:166). Adapun rumus menghitung Debt Ratio (DR) adalah :
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ β„Žπ‘’π‘‘π‘Žπ‘›π‘”
𝐷𝑅 =
π‘₯ 100%
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘Žπ‘ π‘ π‘’π‘‘
Rasio Profitabilitas
Menurut Kasmir (2011:196), Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba ( keuntungan ) dalam suatu periode tertentu.
Menurut Van Horne dan Wachowicz dalam (Devi, 2013) Profitabilitas dalam hubungannya
dengan investasi, menggunakan dua pengukuran yaitu: ROI (Return on Investment) atau ROA
(Return on Asset). ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Adapun rasio profitabilitas yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1.
Net Profit Margin (NPM)
Rasio Net Profit Margin merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya
peresentase laba bersih atas penjualan bersih (Hery, 2016:198). Menurut Joel G. Siegel dan Jae
K. Shim dalam Fahmi (2012:136) mengatakan (1) margin laba bersih sama dengan laba bersih
dibagi dengan penjualan bersih. Ini menunjukkan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan
perolehan pada tingkat penjualan khusus. Dengan memeriksa margin laba dan norma industri
sebuah perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya, dan menilai efisiensi operasi dan strategi
penetapan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri
tersebut. (2) margin laba kotor sama dengan laba kotor dibagi laba bersih. Margin laba yang
tinggi disukai karena menunjukkan bahwa perusahaan mendapat hasil yang baik yang melebihi
harga pokok penjualan. Kelemahan dari rasio ini adalah memasukkan pos atau item yang tidak
berhubungan langsung dengan aktivitas penjualan seperti seperti biaya bunga untuk pendanaan,
dan biaya pajak pengahasilan (Darsono & Ashari, 2005:56). Adapun rumus Net Profit Margin
(NPM)
adalah:
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘ π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
𝑁𝑃𝑀 =
π‘₯ 100%
π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›
2.
Return on Investment (ROI)
Menurut Moin (2009:138), return on asset sering disebut juga return on
investment (ROI), yaitu rasio yang mengukur seberapa efektif asset yang ada mampu
menghasilkan keuntungan. Rasio On Investment (ROI) atau pengembalian investasi, rasio ini
melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian
keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan investasi tersebut sama dengan asset perusahaan
yang ditanamkan atau ditempatkan. Adapun rumus Return On Investment (ROI) menurut (Fahmi,
2012) adalah:
πΏπ‘Žπ‘π‘Ž π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Ž π‘ π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜
𝑅𝑂𝐼 =
π‘₯ 100%
π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™ π‘Žπ‘ π‘ π‘’π‘‘
Hipotesis Penelitiaan
Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikembangkan di atas maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H1:
Terdapat pengaruh Current Ratio terhadap harga saham pada perusahaan industri dasar
dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
H2:
Terdapat pengaruh Debt Ratio terhadap tindakan harga saham pada perusahaan industri
dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
H3:
Terdapat pengaruh Net Profit Margin terhadap harga saham pada perusahaan industri
dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
H4:
Terdapat pengaruh Return On Investment terhadap harga saham pada perusahaan industri
dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
H5:
Terdapat pengaruh Current Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin, dan Return On
Investment terhadap harga saham pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
METODE PENELITIAN
Populasi
Seperti yang diungkap Sujarweni (2015:80), populasi adalah keseluruhan jumlah yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang termasuk kedalam sub sektor industri dasar dan kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu 2012 hingga tahun 2014. Dimana pada
penelitian ini terdapat 59 perusahaan manufaktur sebagai populasi
Sample Penelitian
Menurut Sujarweni (2015:81), Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk peneliti. Teknik pengumpulan sampel
menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau
kriteria-kriteria tertentu. Sampel yang diambil dalam penelitian ini 20 perusahaan dari 59
perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2012-2014 dengan kriteria sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang telah terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.
2. Perusahaan manufaktur sub sektor industri dasar dan kimia yang memiliki laporan
keuangan yang sudah diaudit lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan selama periode
2012-2014.
3. Perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia yang mencantumkan laporan
keuangan tidak dalam keadaan rugi selama periode 2012-2014.
4. Laporan keuangan disajikan dalam Currency Rupiah (Rp).
Statistik Deskriptif
Menurut Sugiono (2004), statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Uji Asumsi Klasik
Sebelum pengujiaan hipotesis terlebih dahulu adalah menganalisa apakah terdapat
penyimpangan asumsi klasik pada model yang digunakan dalam penelitiaan ini. Uji asumsi
klasik yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah:
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisi grafik dan uji statistik. Namun
metode yang handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi dari
data resedua tersebut normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2013: 160-161).
Pada prinsipnya normalitas dapat dilihat dari tersebarnya titik pada sumbu diagonal dari grafik
atau dengan meihat histogram dari residualnya.
Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histrogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau grafik histrogram dan/ atau mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histrogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Uji statistik lainnya yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji
statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S), dalam uji ini terdapat pedoman yang
digunakan dalam pengambilan keputusan. Jika niai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak
normal, jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi data normal. Menurut ghozali (2013: 35-36)
data yang tidak terdistribusi secara normal dapat di transformasi agar menjadi normal.
Uji Multikolineritas
Menurut Ghozali (2011) uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik sebenarnya tidak
terjadi kolerasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi,
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen
yang nilai kolerasi antara sesame variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi
data atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut :
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi
secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
b. Menganalisis metrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antara variabel
independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar
variabel independen tidak berati bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat
disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya, variance Inflation
Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakala yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi
nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance).
Nilai Cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai
Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥10.
Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residu suatu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang Homoskesdasitas atau tidak terjadi Heterokesdatisitas. Kebanyakan dari data crossection
mengandung situasi heteroskesdatisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar analisis adalah:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah
pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin sulit
menginterprestasikan hasil grafik plots. Oleh sebab itu diperlukan uji stastistik yang lebih dapat
menjamin keakuratan hasil. Yang dimana pada uji stastistik ini menggunakan uji rank Spearman.
Uji Autokerelasi
Menurut Ghozali (2011), uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liner
ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang
waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu)
tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk menditeksi ada atau tidaknya
autokorelasi dalam penelitian ini yaitu salah satunya dengan uji Run Test. Run test digunakan
untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis).
H0 : residual (res_1) random (acak)
HA : residual (res_1) tidak random
Uji Hipotesis
Dalam uji asumsi klasik dapat dilakukan analisis hasil regresi atau hipotesis. Uji hipotesis
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Uji Secara Parsial (Uji-t)
Uji stastik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2006:84). Jika tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Adapun prosedur pengujiannya adalah setelah melakukan perhitungan terhadap t hitung,
kemudian membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Kriteria pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut :
1. Apabila t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi (α) < 0,05, maka Ho yang
menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel
dependen ditolak. Ini berarti secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
2. Apabila t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi (α) > 0,05 , maka Ho diterima, yang
berarti secara parsial variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Uji Signifikan Simultan (Uji F Statistik)
Uji stastik f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat (Ghozali, 2006:84). Apabila tingkat probabilitasnya lebih kecil dari 0,05
maka dapat dikatakan bahwa semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel terikat.
Adapun prosedur pengujiannya adalah setelah melakukan perhitungan terhadap F hitung
kemudian membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Kriteria pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut :
1. Apabila F hitung > F tabel dan tingkat signifikansi (α) < 0,05 maka Ho yang
menyatakan bahwa semua variabel independen tidak berpengaruh secara simultan
terhadap variabel dependen, ditolak. Ini berarti secara simultan semua variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Apabila F hitung < F tabel dan tingkat signifikansi (α) > 0,05, maka Ho diterima, yang
berarti secara simultan semua variabel independen tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen.
Uji F dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama variabel
independen terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah :
Ho : variabel Return On Equity, Current Ratio, Net Profit Margin, Debt to Equity, dan Debt
Asset Ratio, secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
Ha : variabel Return On Equity, Current Ratio, Net Profit Margin, Debt to Equity, dan Debt
Asset Ratio, secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return Saham.
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df = (nk-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Uji ini dilakukan
dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan Ftabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima.
Jika Fhitung > Ftabel maka Ha diterima.
Berdasarkan nilai probabilitas sebagai (signifikansi) dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
Sig. > α, untuk α = 5%, maka Ho diterima.
Sig. > α, untuk α = 5%, maka Ha diterima.
Koefisien Regresi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara noldan
satu.
Nilai adjusted (R2) yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariebel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection)
relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan
untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang
tinggi.
Dalam kenyatannya nilai adjusted (R2) dapat bernilai negatif, walaupun yang
dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati (2003) dalam bukunya Imam Ghozali
(2013: 97) jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted (R2) negatif, maka nilai adjusted (R2)
dianggap bernilai nol.
Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi dependen atau dengan kata lain untuk menguji goognessfit dari model
regresi. Nilai koefisien determinasi adalah 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berati kemampuaan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas
(Ghozali, 2011). Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen. Untuk
menghindari bias, maka digunakan nilai Adjust R2, karena Adjust R2 dapat naik atau turun
apabila satu variabel independen ditambah kedalam model.
Analisis Regresi Berganda
Analisis data merupakan proses penyerdehanaan data kedalam bentuk data yang mudah
dibaca, dipahami dan diinterprestasikan. Penelitiaan ini menggunakan analisis regresi berganda.
Analsis regresi linier berganda digunakan untuk menguji pengaruh rasio keuangan terhadap
Harga Saham. Model penelitiaan ini adalah:
Y= α + β1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5 + e
Dimana:
Y
α
β
X1
X2
X3
X4
e
= Harga Saham
= Koefisien konstanta
= Koefisien regresi dari masing-masing variabel
= Current Ratio ( CR )
= Debt Ratio ( DR )
= Net Profit Margin ( NPM )
= Return On Invesment ( ROI )
= Eror
PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
1. Jumlah data (N) sebanyak 60 ini berdasarkan jumlah sampel sebanyak 20 perusahaan dan
periode penelitian selama 3 tahun (20 x 3 = 60).
2. Variabel Current Ratio, memiliki nilai minimum atau terkecil 0.602 dan nilai maksimum
atau terbesar adalah 9.345, nilai mean atau rata-rata adalah 2.49725 dan standar deviasi
adalah 1.771631.
3. Variabel Debt Ratio, memiliki nilai minimum atau terkecil 0.057 dan nilai maksimum
atau terbesar adalah 0.837, nilai mean atau rata-rata adalah 0.40672 dan standar deviasi
adalah 0.205343.
4. Variabel Net Profit Margin, memiliki nilai minimum atau terkecil 0.001 dan nilai
maksimum atau terbesar adalah 0.526, nilai mean atau rata-rata adalah 0.08720 dan
standar deviasi adalah 0.097165.
5. Variabel Return On Investment, memiliki nilai minimum atau terkecil 0.001 dan nilai
maksimum atau terbesar adalah 0.388, nilai mean atau rata-rata adalah 0.08550 dan
standar deviasi adalah 0.083672.
6. Variabel Harga Saham, memiliki nilai minimum atau terkecil 50 dan nilai maksimum
atau terbesar adalah 25000, nilai mean 4016.63 dan standar deviasi adalah 6105.001.
Uji Normalitas
Berdasarkan tabel diatas dari hasil pengolahan data yang telah di log di peroleh besarnya
nilai Kolmogorof-Smirnov adalah 0,723 dan signifikansi pada 0.672. nilai signifikansi lebih besar
dari 0.05. Hal ini berarti data residual terdistribusi secara normal, dengan demikian dapat
disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Uji Multikolinieritas
Dilihat bahwa angka tolerance Current Ratio adalah sebesar 0.538 > 0.1 dan VIF 1.860 <
10, tolerance Debt Ratio adalah sebesar 0.442 > 0,1 dan VIF 2.265 < 10, tolerance Net Profit
Margin adalah sebesar 0.169 > 0,1 dan VIF 5.931 < 10, tolerance Return On Investment adalah
0.156 > 0,1 dan VIF 6.399 < 10. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di
antara variabel independen dalam penelitian.
Uji Heteroskedastisitas
Current Ratio memiliki nilai signifikansi sebesar 0,888 > 0,05, Debt Ratio memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,975 > 0,05, Net Profit Margin memiki nilai signifikansi sebesar 0,407 >
0,05, dan Return On Investment memiki nilai signifikansi sebesar 0,563 > 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas, ini terlihat dari masing-masing variabel
memiliki nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 terlihat dari uji Rank Spearman.
Uji Autokolerasi
bahwa nilai signifikan sebesar 0,435. Dengan demikian, maka dalam model regresi linear
berganda ini tidak terjadi autokorelasi antara kesalahan pengganggu pada periode penelitian
dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelum penelitian. Hal ini terlihat dari nilai
asymp.sig (2-tailed) memiliki nilai signifikansinya lebih dari 0,05. Setelah di uji dengan Runs
Test.
Uji f
bahwa nilai fhitung 18,087 sedangkan ftabel 2.55 dengan df pembilang = 5 df penyebut = 55
dan taraf signifikan = 0.05 sehingga fhitung > ftabel dan nilai signifikansi 0.000 lebih kecil dari
0.05, Berdasarkan kedua nilai tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak. ini
menunjukkan bahwa variabel independen Current Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin, dan
Return On Investment secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap Harga
Saham pada perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI periode 2012-2014.
Uji Determinasi
besarnya Adjusted R2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 20 diperoleh
sebesar 0.537. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh Current Ratio, Debt
Ratio, Net Profit Margin, dan Return On Investment terhadap Harga Saham adalah sebesar 53%.
Sedangkan sisanya sebesar 47% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitiaan dan pembahasan penelitiaan ini, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Secara parsial Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada
perusahaan industri dasar dan kimia periode 2012-2014.
b. Secara parsial Debt Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada
perusahaan industri dasar dan kimia periode 2012-2014.
c. Secara parsial Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada
perusahaan industri dasar dan kimia periode 2012-2014.
d. Secara parsial Return On Investment tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
pada perusahaan industri dasar dan kimia periode 2012-2014..
e. Secara simultan (bersama-sama) variabel Current Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin
dan Return On Investment berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan industri
dasar dan kimia periode 2012-2014.
SARAN
Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti
memberikan saran untuk penelitian selanjutnya yaitu :
1. Didalam penelitian ini hanya menggunakan beberapa variabel independent namun
peneliti menyarankan agar menambah variabel independen. Karena masih banyak
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi Harga Saham.
2. Didalam penelitian ini terbatas hanya tiga (3) tahun saja namun peneliti menyarankan
agar penelitian selanjutnya menambahkan periode tahun yang akan diteliti.
KETERBATASAN PENELITIAAN
Penelitiaan ini memiliki keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan
dalam penelitiaan-penelitiaan berikutnya. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitiaan ini adalah
sebagai berikut :
1. Peneltiaan ini hanya menggunakan lima ( 5 ) variabel. Empat ( 4 ) variabel independen
yaitu Current Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin Return On Investment, dan satu ( 1 )
variabel dependen yaitu Harga Saham.
2. Tahun penelitiaan terbatas hanya tiga ( 3 ) tahun saja, yaitu periode 2012-2014.
3. Sampel perusahaan dalam penelitiian ini terbatas hanya perusahaan industri dasar dan
kimia yang terdaftar di BEI dengan kriteria tertentu sehingga hanya di peroleh 20
perusahaan sebagai sampel penelitiian.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. (2006). Pengantar Pasar Modal, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Alam, Dipo Satria. (2007). Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas,
Profitabilitas Dan Pasar) Terhadap Harga Saham Industri Manufaktur Di Bursa Efek
Jakarta. Skripsi Universitas Sumatra Utara Fakultas Ekonomi: Medan.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. (2006). Pasar Modal Di Indonesia Pendekatan
Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Darsono, Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: Andi.
Fahmi, Irham. (2012). Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Ke 2. Bandung: Alfabeta.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 4.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21, Edisi 7.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Hery. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Integrated And Comprehensive Edition. Jakarta: PT.
Grasindo
Syafri, Harahap Sofyan. (2010). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi satu. Jakarta:
Rajawali Press.
Horne, James C. Van dan Jhon M. Wachowicz., JR. (2009). Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan . Jakarta: Salemba Empat.
Hendri, Edduar. (2015). Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR), Long Term Debt To Equity Ratio
(LTDER) Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Media Wahana Ekonomika,
vol. 12, no.2, p. 1-19.
Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Mehrani, Heny. (2013). Pengaruh Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS), Dan
Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Pada PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk. Jurnal Ekonomi Dan Majemen. STIE MDP, p. 1-9.
Nardi. (2014). Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin
(NPM), Dan Return On Investment Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food And
Beverages Yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Universitas Maritim Raja Ali
Haji Fakultas Ekonomi, p. 1-20.
Priyatno, D. (2010). Paham Statistik Data Dengan SPSS Versi 20. Yogyakarta: Andi.
Rinati, Ina. (2008). Pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Asset (ROA), Dan Return On
Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Tercantum Dalam
Indeks LQ 45. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, p. 1-12.
Santoso, Singgih. (2012). Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Sartono, Agus. (2010). Manajemen Keuangan Dan Teori Aplikasi, Edisi keempat. Yogyakarta:
BPFE.
Sawir, Agnes. (2009). Analisa Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sujarweni, Wiratna. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis Dan Ekonomi. Jakarta: Pustaka
Barupres.
Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Sitanggang, Devi. (2013). Manajemen Keuangan Perusahaan Lanjutan. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Viandita, Tamara Oca dkk. (2013). Pengaruh Debt Ratio (DR), Price Earning Ratio (PER),
Earning Per Share (EPS) ,Dan Size Terhadap Harga Saham. Jurnal Administrasi
Bisnis, vol. 1 no. 2, p. 113-121.
Weston J, Eugene Brigham. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jilid satu. Jakarta:
Salemba Empat.
Wijayanti, Dyah Ayu. (2003). Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka Cipta.
Widiatmojo, Sawidji. (1996). Teknik Memetik Keuntungan Di Pasar Bursa Efek. Jakarta: Rineka
Cipta.
www.idx.com.
Download