Oleh: Sri Nurhayati / Wasilah AKAD ISTISHNA’ PENGERTIAN ISTISHNA’ akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’). Shani’ akan menyiapkan barang yang dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati dimana ia dapat menyiapkan sendiri atau melalui pihak lain (istishna’ parallel). KARAKTERISTIK AKAD ISTISHNA’ barang pesanan harus memenuhi kriteria: a. memerlukan proses pembuatan ; b. sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized), bukan produk massal; dan c. diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya. Perbandingan salam dengan istishna’ subyek salam Istishna’’ Aturan dan keterangan Pokok kontrak Muslam fihi Mashnu’ Barang ditangguhkan, dengan spesifikasi Harga Dibayar saat kontrak Boleh saat kontrak, boleh diangsur, boleh kemudian hari Cara penyelesaian pembayaran merupakan perbedaan utama antara salam dan istishna’ Sifat kontrak Mengikat secara asli (thabi’i) Mengikat secara ikutan (thaba’i) Salam mengikat semua pihak sejak semula, sementara istishna’ dianggap mengikat berdasarkan pandangan para fuqaha demi kemashlahatan, serta tidak bertentangan dengan aturan syariah Kontrak paralel Salam paralel Istishna’ paralel Baik salam paralel maupun istishna’ paralel sah asalkan: kedua kontrak secara hukum adalah terpisah. JENIS AKAD ISTISHNA’ Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni) dan penjual (pembuat, shani’). Istishna’ Paralel adalah suatu bentuk akad istishna’’ antara penjual dan pemesan, dimana untuk memenuhi kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad istishna’ dengan pihak lain (sub kontraktor) yang dapat memenuhi aset yang dipesan pembeli. Syaratnya akad istishna’ pertama tidak bergantung pada istishna’ kedua. Selain itu penjual tidak boleh mengakui adanya keuntungan selama konstruksi. Skema istishna’ Skema istishna’ Paralel DASAR SYARIAH masyarakat telah mempraktekkan istishna’ secara luas dan terus menerus tanpa ada keberatan sama sekali. Hal demikian menjadikan istishna’ sebagai kasus ijma’ atau konsensus umum. keberadaan istishna’ didasarkan atas kebutuhan masyarakat. Banyak orang memerlukan barang yang tidak tersedia di pasar, sehingga mereka cenderung melakukan kontrak agar orang lain membuatkan barang untuk mereka. istishna’ sah sesuai dengan aturan umum mengenai kebolehan kontrak selama tidak bertentangan dengan nash atau aturan syariah. RUKUN & KETENTUAN SYARIAH Pelaku terdiri dari pemesan (pembeli/ mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’). Harus Cakap Hukum dan Baligh Obyek akad berupa barang yang akan diserahkan dan modal istishna’ yang berbentuk harga ijab kabul/serah terima Ketentuan syariah untuk akad salam juga berlaku untuk akad istisna KETENTUAN TENTANG PEMBAYARAN Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa uang, barang, atau manfaat; demikian juga dengan cara pembayarannya Harga yang telah ditetapkan dalam akad tidak boleh berubah. Akan tetapi apabila setelah akad ditandatangani, pembeli mengubah spesifikasi dalam akad maka penambahan biaya akibat perubahan ini menjadi tanggung jawab pembeli. Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan Pembayaran tidak boleh berupa pembebasan utang KETENTUAN TENTANG BARANG Harus jelas spesifikasinya (jenis, ukuran, mutu), Penyerahannya dilakukan kemudian Waktu dan penyerahan barang harus ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum menerimanya Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang sejenis sesuai kesepakatan Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan akad. Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan kesepakatan hukumnya mengikat, tidak boleh dibatalkan sehingga penjual tidak dirugikan karena ia telah menjalankan kewajibannya sesuai kesepakatan. BERAKHIRNYA ISTISHNA’ kondisi-kondisi berikut: dipenuhinya kewajiban secara normal oleh kedua belah pihak persetujuan bersama kedua belah pihak untuk menghentikan kontrak pembatalan hukum kontrak. AKUNTANSI UNTUK PENJUAL Biaya perolehan istishna’ terdiri dari: a. Biaya langsung yaitu: bahan baku dan tenaga kerja langsung untuk membuat barang pesanan, atau tagihan produsen/kontraktor pada entitas untuk istishna’ paralel. b. Biaya tidak langsung adalah biaya overhead termasuk biaya akad dan praakad. c. Khusus untuk istishna’ paralel: seluruh biaya akibat produsen/ kontraktor tidak dapat memenuhi kewajiban jika ada. AKUNTANSI UNTUK PENJUAL Biaya perolehan/pengeluaran selama pembangunan atau tagihan yang diterima dari produsen/kontraktor diakui sebagai aset istishna’ dalam penyelesaian, jurnalnya: Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx Cr. Persediaan, kas, utang, dll xxx Untuk akun yang dikredit akan tergantung apa yang digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi kewajiban akad tersebut. AKUNTANSI UNTUK PENJUAL Beban praakad diakui sebagai beban tangguhan dan diperhitungkan sebagai biaya istishna’ jika akad disepakati. Jika akad tidak disepakati maka biaya tersebut dibebankan pada periode berjalan. Saat dikeluarkan biaya pra akad, dicatat: Dr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx Cr. Kas xxx Jika Akad disepakati, maka dicatat: Dr. Beban Istishna’ xxx Cr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx Jika Akad tidak disepakati, maka dicatat: Dr. Beban xxx Cr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan xxx AKUNTANSI UNTUK PENJUAL Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan penjual memberikan potongan, maka potongan tersebut sebagai pengurang pendapatan istishna’. Pengakuan Pendapatan dapat diakui dengan 2 metode: 1. Metode persentase penyelesaian, adalah sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan seiring dengan proses penyelesaian berdasarkan akad istishna’. 2. Metode akad selesai adalah sistem pengakuan pendapatan yang dilakukan ketika proses penyelesaian pekerjaan telah dilakukan. AKUNTANSI UNTUK PENJUAL • Untuk metode persentase penyelesaian, nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan diakui sebagai pendapatan istishna’ pada periode yang bersangkutan. • Pendapatan diakui: berdasarkan persentase akad yang telah diselesaikan biasanya menggunakan dasar persentase pengeluaran biaya yang dilakukan dibandingkan dengan total biaya, kemudian persentase tersebut dikalikan dengan nilai akad. • Margin Keuntungan juga diakui berdasarkan cara yang sama dengan pendapatan. Persentase penyelesaian = Biaya yang telah dikeluarkan Total biaya untuk penyelesaian Pengakuan Pendapatan = Persentase penyelesaian x Nilai Akad Pengakuan Margin = Persentase penyelesaian x Nilai Margin Dimana nilai margin tersebut adalah: Nilai Akad – Total Biaya Untuk pengakuan pendapatan di tahun-tahun berikutnya (jika >1 tahun) Pendapatan Tahun Berjalan = Pendapatan diakui s/d saat ini – Pendapatan yang telah diakui AKUNTANSI UNTUK PENJUAL bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama periode pelaporan ditambahkan kepada aset istishna’ dalam penyelesaian. Jurnal untuk pengakuan pendapatan dan margin keuntungan adalah: Dr aset istishna’ dlm penyelesaian (margin keuntungan) xxx Dr. Beban istishna’( biaya yang telah dikeluarkan) xxx Cr. Pendapatan Istishna’ xxx (pendapatan yg hrs diakui diperiode berjalan ) Untuk metode persentase penyelesaian, pada akhir periode harga pokok istishna’ diakui sebesar biaya istishna’ yang telah dikeluarkan sampai periode tersebut. Untuk metode akad selesai tidak ada pengakuan pendapatan, harga pokok dan keuntungan sampai dengan pekerjaan telah dilakukan. Sehingga pendapatan diakui pada periode dimana pekerjaan telah selesai dilakukan. Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya perolehan istishna’ akan melebihi pendapatan istishna’ maka taksiran kerugian harus segera diakui. AKUNTANSI UNTUK PENJUAL Pada saat penagihan (metode persentase penyelesaian& akad selesai): Dr. Piutang Istishna’(sebesar nilai tunai) xxx Cr. Termin Istishna’ xxx Termin istishna’ tersebut akan disajikan sebagai akun pengurang dari akun Aset Istishna’ dalam penyelesaian. Pada saat penerimaan tagihan, jurnal: Dr. Kas (sebesar uang yang diterima ) xxx Cr. Piutang Usaha xxx AKUNTANSI UNTUK PENJUAL Jika akad Istishna’ dilakukan dengan pembayaran tangguh, maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi 2 bagian: margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna’ dilakukan tunai, akan diakui sesuai persentase penyelesaian. Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (margin keuntungan) xxx Dr. Beban istishna’ (biaya yang dikeluarkan) xxx Cr. Pendapatan Istishna’ xxx (pendapatan yg hrs diakui di periode berjalan ) Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dgn pembayaran. - pada saat penandatanganan akad: Dr. Piutang Istishna’(selisih Nilai Tunai&Nilai Akad) xxx Cr. Pendapatan Istishna’ Tangguh xxx - Pada saat pembayaran dan pengakuan pendapatan selisih nilai: Dr. Pendapatan Istishna’ Tangguh (secara proporsional) xxx Cr. Pendapatan Akad Istishna’ xxx Dr. Piutang Istishna’(kas yang diterima) xxx Cr. Kas xxx AKUNTANSI UNTUK PENJUAL Penyajian, penjual menyajikan dalam laporan keuangan halhal sebagai berikut: a) Piutang istishna' yang berasal dari transaksi istishna' sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli akhir. b) termin istishna' yang berasal dari transaksi istishna' sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli akhir. Pengungkapan, penjual mengungkapkan transaksi istishna' dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada: a) metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran pendapatan kontrak istishna'; b) metode yang digunakan dalam penentuan persentase penyelesaian kontrak yang sedang berjalan; c) rincian piutang istishna' berdasarkan jumlah, jangka waktu, dan kualitas piutang; d) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah. AKUNTANSI UNTUK PEMBELI Pembeli mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui utang istishna’ kepada penjual. Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaianxxx Cr. Utang kepada Penjual xxx Aset istishna’ yang diperoleh melalui transaksi istishna’ dengan pembayaran tangguh lebih dari satu tahun diakui sebesar: biaya perolehan tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dalam akad istishna’ tangguh dan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban istishna’ tangguh. Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (nilai tunai)xxx Dr. Beban istishna’ tangguh (selisih nilai tunai &harga beli) xxx Cr. Utang kepada Penjual xxx AKUNTANSI UNTUK PEMBELI Beban istishna tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi pelunasan utang istishna’ Dr. Beban istishna’ xxx Cr. Beban istishna’ tangguh xxx Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual, mengakibatkan kerugian pembeli, maka kerugian tersebut dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek yang telah diserahkan penjual. Jika kerugian itu lebih besar dari garansi, maka selisihnya diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang. Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual xxx Cr. Kerugian aset istishna’ xxx Setelah sebelumnya pembeli mengakui adanya kerugian AKUNTANSI UNTUK PEMBELI Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada penjual, maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk penyisihan kerugian piutang. Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual xxx Cr. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan. Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (nilai wajar)xxx Dr. Kerugian xxx Cr.Aset istishna’dlm penyelesaian (biaya perolehan)xxx AKUNTANSI UNTUK PEMBELI Penyajian, pembeli menyajikan dalam laporan keuangan halhal sebagai berikut: a. Hutang ishtisna' sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor yang belum dilunasi. b. Aset istishna' dalam penyelesaian sebesar: (i) persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan kepada pembeli akhir, jika istishna' paralel; atau (ii) kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna'. Pengungkapan, pembeli mengungkapkan transaksi istishna’ dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada: a. rincian utang istishna’ berdasarkan jumlah dan jangka waktu; b. pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah. CAKUPAN STANDAR AKUNTANSI ISTISHNA’PARALEL ► Akuntansi istishna’ diatur dalam Pernyataan Standar Keuangan ( PSAK ) no 104 tentang istishna’.terkait dengan pengakuan dan pengukuran transaksi, standar ini mengatur tentang penyatuan dan segmentasi akad, pendapatan istishna’ dan istishna’ parale, istishna’dengan pembayaran tangguh, biaya perolehan istishna’, penyelesaian awal pengakuan taksiran rugi, perubahan pesanan dan tagihan. Teknis Perhitungan Transaksi Istishna’ Transaksi Istishna’ Pertama Untuk mengembangkan klinik ibu dan anak yang dikelolanya, dr. Ursila berencana menambah satu unit bangunan seluas 100 m2 khusus untuk rawat inap di sebelah barat bangunan utama klinik. Untuk kebutuhan itu, dr. Ursila menghubungi Bank Berkah Syariah untuk menyediakan bangunan baru sesuai dengan spesifikasi yang diinginkannya. Setelah serangkaian negosiasi beserta kegiatan survey untuk menghasilkan desain bangunan yang akan dijadikan acuan spesifikasi barang, pada tanggal 10 Februari 20XA ditandatanganilah akad transaksi istishna’ pengadaan bangunan untuk rawat inap. Adapun kesepakatan antara dr. Ursila dengan Bank Berkah Syariah adalah sebagai berikut: Harga Bangunan Lama penyelesaian Mekanisme panagihan Mekanisme pembayaran : Rp 150.000.000 : 5 bulan (paling lambat tanggal 10 Juli) : 5 termin sebesar Rp 30.000.0000 per termin mulai tanggal 10 Agustus : setiap 3 hari setelah tanggal penagihan Transaksi Istishna’ Kedua Untuk membuat bangunan sesuai dengan keinginan dr. Ursila, pada tanggal 12 Februari 20XA, Bank Berkah Syariah memesan kepada kontraktor PT. Thariq Konstruksi dengan kesepakatan sebagai berikut: Harga Bangunan : Rp 130.000.000 Lama penyelesaian : 4 bulan 15 hari (paling lambat tgl 25 Juni) Mekanisme penagihan kontraktor: tiga termin pada saat penyelesaian 20%, 50% dan 100%. Mekanisme pembayaran oleh Bank : dibayar tunai sebesar tagihan dari kontraktor. Penjurnalan Transaksi Istishna’ A.Transaksi biaya prakad ( Bank sebagai penjual ) misalkan : pada tanggal 5 20XA, untuk keperluan survey dan pembuatan desain bangunan yang akan dijadikan acuan spesifkasi barang, bank Berkah syariah telah mengeluarkan kas hingga Rp 2.000.000. jurnal untuk mengakui transaksi ini adalah sbb : Tanggal Rekening Debit 5/2/XA Db.Bbn praakad yang ditangguhkan 2.000.000 Kr.Kas Kredit 2.000.000 B.Penandatanganan akad dengan pembeli ( Bank sebagai Penjual) Misalkan kasus dr.susila dengan bank berkah syariah diatas, transaksi istishna’ jadi disepakati pada tanggal 10 februari, maka jurnal pengakuan beban prakaad menjadi biaya istishna’ adalah sebagai berikut: Tanggal 10/2/XA Rekening Db. Biaya istishna’ Kr. Beban praakad yg ditangguhkan Debit ( Rp ) Kredit ( Rp ) 2.000.000 2.000.000 C. PEMBUATAN AKAD ISTISHNA’ PARALEL DENGAN PEMBUAT BARANG ( BANK SEBAGAI PEMBELI ) ● Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 29 disebutkan bahwa biaya perolehan istishna’ paralel terdiri dari : ► biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan produsen atau kontraktor kepada entitas ► biaya tidak langsung, yaitu biaya overhead termasuk biaya akad dan prakad; dan ► semua biaya akibat produsen atau kontrktor tidak dapat memenuhi kewajibannya , jika ada D. Penerimaan dan pembayaran tagihan kepada penjual ( pembuat ) barang istishna’ Dalam kasus 11.1, disebutkan bahwa mekanisme pembayaran dilakukan dalam tiga termin yaitu pada saat penyelesaian 20%, 50% dan 100%. Misalkan dalam perjalanannya, realisasi tagihan ketiga termin tersebut ditunjukkan dalam tabel berikut: No. Termin Tingkat penyelesai an Tanggal penagihan kontraktor Tanggal penagihan kontraktor Tanggal Pembayar -an Jumlah Pembayaran I 20% 1 April 26.000.0000 8 April 26.000.0000 II 50% 15 Mei 39.000.0000 22 Mei 39.000.0000 III 100% 25 Juni 65.000.0000 2 Juli 65.000.0000 Lanjutan ……… Misalkan pada tanggal 1 April, PT. Thariq Konstruksi menyelesaikan 20% pembangunan dan menagih pembayaran termin pertama sebesar Rp 26.000.000 (20% x Rp 130.000.000) kepada Bank Berkah Syariah. Jurnal pengakuan penagihan pembayaran oleh pembuat barang adalah sebagai berikut: Tanggal 1/4/XA Rekening Db. Aset istishna dalam penyelesaian Kr. Hutang Istishna Debit ( Rp ) Debit ( Rp ) 26.000.0000 26.000.000 Lanjutan ……… Misalkan tagihan kedua diterima pada tanggal 15 Mei dan diikuti dengan pembayaran oleh bank pada tanggal 22 Mei 20XA. Jurnal untuk transaksi tersebut adalah sebagai berikut: Debit Kredit Tanggal Rekening (Rp) (Rp) 15/5/XA Db. Aset istishna dalam 39.000.000 penyelesaian Kr. Hutang istishna’ 39.000.000* *(50%-20%) x Rp 130.000.000 = Rp 39.000.000 22/5/XA Db. Hutang istishna’ – 39.000.000 pembuat barang Kr. Kas/rekening nasabah pemasok 39.000.000 Lanjutan ……… Misalkan tagihan ketiga diterima tanggal 25 Juni 20XA dan dibayarkan pada tanggal 2 Juli 20XA. Jurnal untuk transaksi tersebut adalah sebagai berikut: Debit (Rp) Tanggal Rekening 25/6/XA Db. Aset istishna dalam penyelesaian Kr. Hutang istishna’ *(100%-50%) x Rp 130.000.000 = Rp 65.000.000 65.000.000 Db. Hutang istishna’ – pembuat barang Kr. Kas/rekening nasabah pemasok 65.000.000 2/7/XA Kredit (Rp) 65.000.000* 65.000.000 E. PENGAKUAN PENDAPATAN ISTISHNA’ ● Berdasarkan PSAK no 104 Paragraf 18 disebutkan bahwa jika metode prosentae penyelesaian digunakan, maka : ► bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan dalam periode tersebut, diakui sebagai pendapatan istishna’ pada periode yang bersangkutan ► bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama periode pelaporan ditambahkan kepada aest istishna dalam penyelesaian ; dan ► pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah dikeluarkan sampai dengan periode tesebut F. PENAGIHAN PIUTANG ISTISHNA’ PEMBELI Misalkan dalam kasus di atas, penagihan oleh bank kepada pembeli akhir dilakukan dalam 5 termin dalam jumlah yang sama yaitu Rp 30.000.000, setiap tanggal 10 mulai bulan Agustus. Maka jurnal untuk mengakui 5 kali penagihan piutang istishna’ kepada pembeli dan penerimaan pembayaran dari pembeli tersebut adalah sebagai berikut. Tangaal Rekening 10/8/XA Db. Piutang istishna’ Kr. Termin Istishna’ * Rp 150.000.000/ 5 termin = Rp 30.000.000 per termin Debit ( Rp ) Kedit ( Rp ) 30.000.000 30.000.000 ( F ) PENERIMAAN PEMBAYARAN PIUTANG ISTISHNA’ DARI PEMBELI ► Pembayaran piutang istishna’ oleh nasabah dilakukan setelah menerima tagihan istishna dari bank. Oleh karena termin istishna’ merupakan pos lawan dari piutang istishna’, maka pada waktu pembayaran piutang, bank sebagai penjual perlu menutup termin istishna’. Misalkan dalam kasus di atas, pembayaran oleh nasabah pembeli dilakukan 3 hari setelah menerima tagihan dari bank sebagai penjual. Maka jurnal untuk mengakui setiap penerimaan pembayaran dari pembeli tersebut adalah sebagai berikut Tanggal Rekening Debit (Rp) 13/8/XA Db. Kas/rekening nasabah pembeli istishna 30.000.000 Kr. Piutang Istishna’ 30.000.000 Db. Termin Istishna’ Kr. Aset penyelesaian istishna’ Kredit (Rp) 30.000.000 dalam 30.000.000 ( G ) VARIASI TRANSAKSI DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ● g.1.Pengakuan Pendapatan dengan metode akad selesai Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 19 disebutkan bahwa pada metode akad selesai melekat beberapa ketentuan berikut : 1. Tidak ada pendapatan istishna’ yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai: 2. Tidak ada harga pokok istishna’ yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai: 3. Tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna’ dalam penyelesaian sampai dengan pekerjaan tersebut selsai: dan 4. Pengakuan pendapatan istishna’, harga pokok istishna’, dan keuntungan dilakukan hanya pada saat penyelasaian pekerjaan. G.2. PEMBAYARAN DENGAN CARA TANGGUH ● Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 20, jika menggunakan metode persentase penyelesaian dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun setelah penyerahan barang pesanan, maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna’ dilakukan secara tunai, diakui sesuai persentase penyelesaian; dan b. Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran. Proporsional yang dimaksud sesuai dengan paragraf 24-25 PSAK 102 tentang Akuntansi Murabahah PENYAJIAN ● Berdasarkan PSAK no 104, penyajian rekening yang terkait transaksi istishna’ dan istishna’ paralel antara lain : a. Piutang istishna’, yang timbul kaena pemberian modal usaha istishna’ oleh bank syariah b. Piutng, yang timbul kerna penjual tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam transaksi istishna’, Rekening ini disajikan terpisah dari piutang istishna’, c. Hutang Istishna’, timbul bank menjadi penjual barang istishna’ yang dipesan olehnasabah pembeli PENGUNGKAPAN ● Hal-hal yang diungkap dalam catatan atas laporan keungan tentang transaksi istishna’ dan istishna paralel antara lain : 1. Rincian piutang istishna’ dan hutang istishna’ berdasarkan jumlah,jangka waktu, jenis valuta, kualitas piutang dan penyisihankerugian piutang Istishna’, 2. Piutang istishna’ dan hutang istishna’ kepada penjual ( pemasok ) yang memiliki hubungan istimewa 3. Besarnya modal usaha istishna’, baik yang dibiayai sendiri oleh bank maupun yang dibiayai secara bersama-sama dengan bank atau pihak lain 4. Jenis dan kuantitas barang pesanan. TERIMA KASIH