barang istishna

advertisement
Oleh:
Sri Nurhayati / Wasilah
AKAD ISTISHNA’
PENGERTIAN ISTISHNA’


akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan
persyaratan tertentu yang disepakati antara
pemesan (pembeli/mustashni’) dan penjual
(pembuat, shani’).
Shani’ akan menyiapkan barang yang dipesan
sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati
dimana ia dapat menyiapkan sendiri atau melalui
pihak lain (istishna’ parallel).
KARAKTERISTIK
AKAD ISTISHNA’
barang pesanan harus memenuhi
kriteria:
a. memerlukan proses
pembuatan ;
b. sesuai dengan spesifikasi
pemesan (customized), bukan
produk massal; dan
c. diketahui karakteristiknya
secara umum yang meliputi
jenis, spesifikasi teknis,
kualitas, dan kuantitasnya.
Perbandingan salam dengan istishna’
subyek
salam
Istishna’’
Aturan dan keterangan
Pokok
kontrak
Muslam fihi
Mashnu’
Barang ditangguhkan, dengan
spesifikasi
Harga
Dibayar saat
kontrak
Boleh saat
kontrak, boleh
diangsur, boleh
kemudian hari
Cara penyelesaian pembayaran
merupakan perbedaan utama
antara salam dan istishna’
Sifat
kontrak
Mengikat
secara asli
(thabi’i)
Mengikat
secara ikutan
(thaba’i)
Salam mengikat semua pihak
sejak semula, sementara
istishna’ dianggap mengikat
berdasarkan pandangan para
fuqaha demi kemashlahatan,
serta tidak bertentangan dengan
aturan syariah
Kontrak
paralel
Salam paralel
Istishna’ paralel
Baik salam paralel maupun
istishna’ paralel sah asalkan:
kedua kontrak secara hukum
adalah terpisah.
JENIS AKAD ISTISHNA’


Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati
antara pemesan (pembeli/mustashni) dan penjual
(pembuat, shani’).
Istishna’ Paralel adalah suatu bentuk akad istishna’’
antara penjual dan pemesan, dimana untuk
memenuhi kewajibannya kepada pemesan, penjual
melakukan akad istishna’ dengan pihak lain (sub
kontraktor) yang dapat memenuhi aset yang dipesan
pembeli. Syaratnya akad istishna’ pertama tidak
bergantung pada istishna’ kedua. Selain itu penjual
tidak boleh mengakui adanya keuntungan selama
konstruksi.
Skema istishna’
Skema istishna’ Paralel
DASAR SYARIAH



masyarakat telah mempraktekkan istishna’ secara
luas dan terus menerus tanpa ada keberatan
sama sekali. Hal demikian menjadikan istishna’
sebagai kasus ijma’ atau konsensus umum.
keberadaan istishna’ didasarkan atas kebutuhan
masyarakat. Banyak orang memerlukan barang
yang tidak tersedia di pasar, sehingga mereka
cenderung melakukan kontrak agar orang lain
membuatkan barang untuk mereka.
istishna’ sah sesuai dengan aturan umum
mengenai kebolehan kontrak selama tidak
bertentangan dengan nash atau aturan syariah.
RUKUN & KETENTUAN SYARIAH



Pelaku terdiri dari pemesan (pembeli/
mustashni’) dan penjual (pembuat,
shani’). Harus Cakap Hukum dan Baligh
Obyek akad berupa barang yang akan
diserahkan dan modal istishna’ yang
berbentuk harga
ijab kabul/serah terima
Ketentuan syariah untuk akad salam juga
berlaku untuk akad istisna
KETENTUAN TENTANG PEMBAYARAN




Alat bayar harus diketahui jumlah dan
bentuknya, baik berupa uang, barang, atau
manfaat; demikian juga dengan cara
pembayarannya
Harga yang telah ditetapkan dalam akad
tidak boleh berubah. Akan tetapi apabila
setelah
akad
ditandatangani,
pembeli
mengubah spesifikasi dalam akad maka
penambahan biaya akibat perubahan ini
menjadi tanggung jawab pembeli.
Pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan
Pembayaran tidak boleh berupa pembebasan
utang
KETENTUAN TENTANG BARANG







Harus jelas spesifikasinya (jenis, ukuran, mutu),
Penyerahannya dilakukan kemudian
Waktu dan penyerahan barang harus ditetapkan
berdasarkan kesepakatan.
Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum
menerimanya
Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang
sejenis sesuai kesepakatan
Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai
dengan kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar
(hak memilih) untuk melanjutkan atau membatalkan
akad.
Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan
kesepakatan hukumnya mengikat, tidak boleh
dibatalkan sehingga penjual tidak dirugikan karena ia
telah menjalankan kewajibannya sesuai kesepakatan.
BERAKHIRNYA ISTISHNA’
kondisi-kondisi berikut:
 dipenuhinya kewajiban secara normal oleh
kedua belah pihak
 persetujuan bersama kedua belah pihak
untuk menghentikan kontrak
 pembatalan hukum kontrak.
AKUNTANSI UNTUK PENJUAL
Biaya perolehan istishna’ terdiri dari:
a. Biaya langsung yaitu: bahan baku dan tenaga kerja
langsung untuk membuat barang pesanan, atau
tagihan produsen/kontraktor pada entitas untuk
istishna’ paralel.
b. Biaya tidak langsung adalah biaya overhead
termasuk biaya akad dan praakad.
c. Khusus untuk istishna’ paralel: seluruh biaya akibat
produsen/ kontraktor tidak dapat memenuhi
kewajiban jika ada.

AKUNTANSI UNTUK PENJUAL

Biaya perolehan/pengeluaran selama pembangunan
atau tagihan yang diterima dari produsen/kontraktor
diakui sebagai aset istishna’ dalam penyelesaian,
jurnalnya:
Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaian xxx
Cr. Persediaan, kas, utang, dll
xxx
Untuk akun yang dikredit akan tergantung apa yang
digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi
kewajiban akad tersebut.
AKUNTANSI UNTUK PENJUAL




Beban praakad diakui sebagai beban tangguhan dan
diperhitungkan sebagai biaya istishna’ jika akad
disepakati. Jika akad tidak disepakati maka biaya
tersebut dibebankan pada periode berjalan.
Saat dikeluarkan biaya pra akad, dicatat:
Dr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan
xxx
Cr. Kas
xxx
Jika Akad disepakati, maka dicatat:
Dr. Beban Istishna’
xxx
Cr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan
xxx
Jika Akad tidak disepakati, maka dicatat:
Dr. Beban
xxx
Cr. Biaya Pra Akad Ditangguhkan
xxx
AKUNTANSI UNTUK PENJUAL


Jika pembeli melakukan pembayaran sebelum
tanggal jatuh tempo dan penjual memberikan
potongan, maka potongan tersebut sebagai
pengurang pendapatan istishna’.
Pengakuan Pendapatan dapat diakui dengan 2
metode:
1. Metode persentase penyelesaian, adalah
sistem
pengakuan
pendapatan
yang
dilakukan
seiring
dengan
proses
penyelesaian berdasarkan akad istishna’.
2. Metode akad selesai adalah sistem
pengakuan pendapatan yang dilakukan ketika
proses
penyelesaian
pekerjaan
telah
dilakukan.
AKUNTANSI UNTUK PENJUAL
• Untuk metode persentase penyelesaian, nilai akad yang sebanding
dengan pekerjaan yang telah diselesaikan diakui sebagai pendapatan
istishna’ pada periode yang bersangkutan.
• Pendapatan diakui: berdasarkan persentase akad yang telah
diselesaikan biasanya menggunakan dasar persentase pengeluaran
biaya yang dilakukan dibandingkan dengan total biaya, kemudian
persentase tersebut dikalikan dengan nilai akad.
• Margin Keuntungan juga diakui berdasarkan cara yang sama dengan
pendapatan.
Persentase penyelesaian = Biaya yang telah dikeluarkan
Total biaya untuk penyelesaian
Pengakuan Pendapatan = Persentase penyelesaian x Nilai Akad
Pengakuan Margin
= Persentase penyelesaian x Nilai Margin
Dimana nilai margin tersebut adalah: Nilai Akad – Total Biaya
Untuk pengakuan pendapatan di tahun-tahun berikutnya (jika >1
tahun)
Pendapatan Tahun Berjalan = Pendapatan diakui s/d saat ini –
Pendapatan yang telah diakui
AKUNTANSI UNTUK PENJUAL



bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama periode
pelaporan ditambahkan kepada aset istishna’ dalam
penyelesaian. Jurnal untuk pengakuan pendapatan dan margin
keuntungan adalah:
Dr aset istishna’ dlm penyelesaian (margin keuntungan) xxx
Dr. Beban istishna’( biaya yang telah dikeluarkan)
xxx
Cr. Pendapatan Istishna’
xxx
(pendapatan yg hrs diakui diperiode berjalan )
Untuk metode persentase penyelesaian, pada akhir periode
harga pokok istishna’ diakui sebesar biaya istishna’ yang telah
dikeluarkan sampai periode tersebut.
Untuk metode akad selesai tidak ada pengakuan pendapatan,
harga pokok dan keuntungan sampai dengan pekerjaan telah
dilakukan. Sehingga pendapatan diakui pada periode dimana
pekerjaan telah selesai dilakukan.
Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya perolehan
istishna’ akan melebihi pendapatan istishna’ maka taksiran
kerugian harus segera diakui.
AKUNTANSI UNTUK PENJUAL


Pada saat penagihan (metode persentase
penyelesaian& akad selesai):
Dr. Piutang Istishna’(sebesar nilai tunai) xxx
Cr. Termin Istishna’
xxx
Termin istishna’ tersebut akan disajikan sebagai
akun pengurang dari akun Aset Istishna’ dalam
penyelesaian.
Pada saat penerimaan tagihan, jurnal:
Dr. Kas (sebesar uang yang diterima ) xxx
Cr. Piutang Usaha
xxx
AKUNTANSI UNTUK PENJUAL
Jika akad Istishna’ dilakukan dengan pembayaran tangguh, maka
pengakuan pendapatan dibagi menjadi 2 bagian:
 margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung
apabila istishna’ dilakukan tunai, akan diakui sesuai persentase
penyelesaian.
Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (margin keuntungan) xxx
Dr. Beban istishna’ (biaya yang dikeluarkan)
xxx
Cr. Pendapatan Istishna’
xxx
(pendapatan yg hrs diakui di periode berjalan )
Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui
selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dgn pembayaran.
- pada saat penandatanganan akad:
Dr. Piutang Istishna’(selisih Nilai Tunai&Nilai Akad)
xxx
Cr. Pendapatan Istishna’ Tangguh
xxx
- Pada saat pembayaran dan pengakuan pendapatan selisih nilai:
Dr. Pendapatan Istishna’ Tangguh (secara proporsional) xxx
Cr. Pendapatan Akad Istishna’
xxx
Dr. Piutang Istishna’(kas yang diterima)
xxx
Cr. Kas
xxx

AKUNTANSI UNTUK PENJUAL


Penyajian, penjual menyajikan dalam laporan keuangan halhal sebagai berikut:
a) Piutang istishna' yang berasal dari transaksi istishna'
sebesar jumlah yang belum dilunasi oleh pembeli
akhir.
b) termin istishna' yang berasal dari transaksi istishna'
sebesar jumlah tagihan termin penjual kepada pembeli
akhir.
Pengungkapan, penjual mengungkapkan transaksi istishna'
dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada:
a) metode akuntansi yang digunakan dalam pengukuran
pendapatan kontrak istishna';
b) metode yang digunakan dalam penentuan persentase
penyelesaian kontrak yang sedang berjalan;
c) rincian piutang istishna' berdasarkan jumlah, jangka
waktu, dan kualitas piutang;
d) pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101
tentang Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah.
AKUNTANSI UNTUK PEMBELI

Pembeli mengakui aset istishna’ dalam penyelesaian sebesar
jumlah termin yang ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui
utang istishna’ kepada penjual.
Dr. Aset istishna’ dalam penyelesaianxxx
Cr. Utang kepada Penjual
xxx
Aset istishna’ yang diperoleh melalui transaksi istishna’ dengan
pembayaran tangguh lebih dari satu tahun diakui sebesar: biaya
perolehan tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dalam
akad istishna’ tangguh dan biaya perolehan tunai diakui sebagai
beban istishna’ tangguh.
Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (nilai tunai)xxx
Dr. Beban istishna’ tangguh
(selisih nilai tunai &harga beli)
xxx
Cr. Utang kepada Penjual
xxx
AKUNTANSI UNTUK PEMBELI

Beban istishna tangguhan diamortisasi secara proporsional
sesuai dengan porsi pelunasan utang istishna’
Dr. Beban istishna’
xxx
Cr. Beban istishna’ tangguh
xxx
Jika barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian
atau kesalahan penjual, mengakibatkan kerugian pembeli, maka
kerugian tersebut dikurangkan dari garansi penyelesaian proyek
yang telah diserahkan penjual.
Jika kerugian itu lebih besar dari garansi, maka selisihnya diakui
sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan
dibentuk penyisihan kerugian piutang.
Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual
xxx
Cr. Kerugian aset istishna’
xxx
Setelah sebelumnya pembeli mengakui adanya kerugian
AKUNTANSI UNTUK PEMBELI

Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak
sesuai dengan spesifikasi dan tidak memperoleh kembali
seluruh jumlah uang yang telah dibayarkan kepada penjual,
maka jumlah yang belum diperoleh kembali diakui sebagai
piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan dibentuk
penyisihan kerugian piutang.
Dr. Piutang jatuh tempo kepada penjual
xxx
Cr. Aset istishna’ dalam penyelesaian
xxx
Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai
dengan spesifikasi, maka barang pesanan tersebut diukur
dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dan biaya
perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada
periode berjalan.
Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (nilai wajar)xxx
Dr. Kerugian
xxx
Cr.Aset istishna’dlm penyelesaian (biaya perolehan)xxx
AKUNTANSI UNTUK PEMBELI
Penyajian, pembeli menyajikan dalam laporan keuangan halhal sebagai berikut:
a. Hutang ishtisna' sebesar tagihan dari produsen atau kontraktor
yang belum dilunasi.
b. Aset istishna' dalam penyelesaian sebesar:
(i) persentase penyelesaian dari nilai kontrak penjualan
kepada pembeli akhir, jika istishna' paralel; atau
(ii) kapitalisasi biaya perolehan, jika istishna'.

Pengungkapan, pembeli mengungkapkan transaksi istishna’
dalam laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada:
a. rincian utang istishna’ berdasarkan jumlah dan jangka waktu;
b. pengungkapan yang diperlukan sesuai PSAK No. 101 tentang
Penyajian Laporan Keuangan Syari’ah.
CAKUPAN STANDAR AKUNTANSI
ISTISHNA’PARALEL
► Akuntansi
istishna’ diatur dalam Pernyataan Standar Keuangan
( PSAK ) no 104 tentang istishna’.terkait dengan pengakuan
dan pengukuran transaksi, standar ini mengatur tentang
penyatuan dan segmentasi akad, pendapatan istishna’ dan
istishna’ parale, istishna’dengan pembayaran tangguh, biaya
perolehan istishna’, penyelesaian awal pengakuan taksiran
rugi, perubahan pesanan dan tagihan.
Teknis Perhitungan Transaksi Istishna’
Transaksi Istishna’ Pertama
Untuk mengembangkan klinik ibu dan anak yang dikelolanya,
dr. Ursila berencana menambah satu unit bangunan seluas 100
m2 khusus untuk rawat inap di sebelah barat bangunan utama
klinik. Untuk kebutuhan itu, dr. Ursila menghubungi Bank
Berkah Syariah untuk menyediakan bangunan baru sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkannya. Setelah serangkaian
negosiasi beserta kegiatan survey untuk menghasilkan desain
bangunan yang akan dijadikan acuan spesifikasi barang, pada
tanggal 10 Februari 20XA ditandatanganilah akad transaksi
istishna’ pengadaan bangunan untuk rawat inap. Adapun
kesepakatan antara dr. Ursila dengan Bank Berkah Syariah
adalah sebagai berikut:
Harga Bangunan
Lama penyelesaian
Mekanisme panagihan
Mekanisme pembayaran
: Rp 150.000.000
: 5 bulan (paling lambat tanggal 10 Juli)
: 5 termin sebesar Rp 30.000.0000 per
termin mulai tanggal 10 Agustus
: setiap 3 hari setelah tanggal penagihan
Transaksi Istishna’ Kedua
Untuk membuat bangunan sesuai dengan keinginan dr. Ursila, pada
tanggal 12 Februari 20XA, Bank Berkah Syariah memesan kepada
kontraktor PT. Thariq Konstruksi dengan kesepakatan sebagai
berikut:
Harga Bangunan
: Rp 130.000.000
Lama penyelesaian : 4 bulan 15 hari (paling lambat tgl 25 Juni)
Mekanisme penagihan kontraktor: tiga termin pada saat
penyelesaian 20%, 50% dan 100%.
Mekanisme pembayaran oleh Bank : dibayar tunai sebesar tagihan
dari kontraktor.
Penjurnalan Transaksi Istishna’
A.Transaksi biaya prakad ( Bank sebagai penjual )
misalkan : pada tanggal 5 20XA, untuk keperluan survey dan
pembuatan desain bangunan yang akan dijadikan acuan spesifkasi
barang, bank Berkah syariah telah mengeluarkan kas hingga Rp
2.000.000. jurnal untuk mengakui transaksi ini adalah sbb :
Tanggal
Rekening
Debit
5/2/XA
Db.Bbn praakad yang ditangguhkan
2.000.000
Kr.Kas
Kredit
2.000.000
B.Penandatanganan akad dengan pembeli ( Bank sebagai Penjual)
Misalkan kasus dr.susila dengan bank berkah syariah diatas, transaksi istishna’
jadi disepakati pada tanggal 10 februari, maka jurnal pengakuan beban prakaad
menjadi biaya istishna’ adalah sebagai berikut:
Tanggal
10/2/XA
Rekening
Db. Biaya istishna’
Kr. Beban praakad yg ditangguhkan
Debit ( Rp )
Kredit ( Rp )
2.000.000
2.000.000
C. PEMBUATAN AKAD ISTISHNA’ PARALEL DENGAN PEMBUAT BARANG
( BANK SEBAGAI PEMBELI )
● Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 29 disebutkan bahwa biaya perolehan istishna’ paralel
terdiri dari :
► biaya perolehan barang pesanan sebesar tagihan produsen atau kontraktor kepada entitas
► biaya tidak langsung, yaitu biaya overhead termasuk biaya akad dan prakad; dan
► semua biaya akibat produsen atau kontrktor tidak dapat memenuhi kewajibannya , jika
ada
D. Penerimaan dan pembayaran tagihan kepada penjual ( pembuat )
barang istishna’
Dalam kasus 11.1, disebutkan bahwa mekanisme pembayaran dilakukan dalam
tiga termin yaitu pada saat penyelesaian 20%, 50% dan 100%. Misalkan dalam
perjalanannya, realisasi tagihan ketiga termin tersebut ditunjukkan dalam tabel
berikut:
No. Termin
Tingkat
penyelesai
an
Tanggal
penagihan
kontraktor
Tanggal
penagihan
kontraktor
Tanggal
Pembayar
-an
Jumlah
Pembayaran
I
20%
1 April
26.000.0000
8 April
26.000.0000
II
50%
15 Mei
39.000.0000
22 Mei
39.000.0000
III
100%
25 Juni
65.000.0000
2 Juli
65.000.0000
Lanjutan ………
Misalkan pada tanggal 1 April, PT. Thariq Konstruksi menyelesaikan 20%
pembangunan dan menagih pembayaran termin pertama sebesar Rp 26.000.000
(20% x Rp 130.000.000) kepada Bank Berkah Syariah. Jurnal pengakuan
penagihan pembayaran oleh pembuat barang adalah sebagai berikut:
Tanggal
1/4/XA
Rekening
Db. Aset istishna dalam penyelesaian
Kr. Hutang Istishna
Debit ( Rp )
Debit ( Rp )
26.000.0000
26.000.000
Lanjutan ………
Misalkan tagihan kedua diterima pada tanggal 15 Mei dan diikuti dengan
pembayaran oleh bank pada tanggal 22 Mei 20XA. Jurnal untuk transaksi
tersebut adalah sebagai berikut:
Debit
Kredit
Tanggal
Rekening
(Rp)
(Rp)
15/5/XA Db. Aset istishna dalam 39.000.000
penyelesaian
Kr. Hutang istishna’
39.000.000*
*(50%-20%)
x
Rp
130.000.000
=
Rp
39.000.000
22/5/XA Db. Hutang istishna’ – 39.000.000
pembuat barang
Kr.
Kas/rekening
nasabah pemasok
39.000.000
Lanjutan ………
Misalkan tagihan ketiga diterima tanggal 25 Juni 20XA dan dibayarkan pada
tanggal 2 Juli 20XA. Jurnal untuk transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Debit
(Rp)
Tanggal
Rekening
25/6/XA
Db. Aset istishna dalam
penyelesaian
Kr. Hutang istishna’
*(100%-50%)
x
Rp
130.000.000 = Rp 65.000.000
65.000.000
Db. Hutang istishna’ – pembuat
barang
Kr. Kas/rekening nasabah
pemasok
65.000.000
2/7/XA
Kredit
(Rp)
65.000.000*
65.000.000
E. PENGAKUAN PENDAPATAN ISTISHNA’
● Berdasarkan PSAK no 104 Paragraf 18 disebutkan bahwa jika metode prosentae
penyelesaian digunakan, maka :
► bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan dalam
periode tersebut, diakui sebagai pendapatan istishna’ pada periode yang
bersangkutan
► bagian margin keuntungan istishna’ yang diakui selama periode pelaporan
ditambahkan kepada aest istishna dalam penyelesaian ; dan
► pada akhir periode harga pokok istishna diakui sebesar biaya istishna yang telah
dikeluarkan sampai dengan periode tesebut
F. PENAGIHAN PIUTANG ISTISHNA’ PEMBELI
Misalkan dalam kasus di atas, penagihan oleh bank kepada pembeli
akhir dilakukan dalam 5 termin dalam jumlah yang sama yaitu Rp
30.000.000, setiap tanggal 10 mulai bulan Agustus. Maka jurnal
untuk mengakui 5 kali penagihan piutang istishna’ kepada pembeli
dan penerimaan pembayaran dari pembeli tersebut adalah sebagai
berikut.
Tangaal
Rekening
10/8/XA
Db. Piutang istishna’
Kr. Termin Istishna’
* Rp 150.000.000/ 5 termin = Rp
30.000.000 per termin
Debit ( Rp )
Kedit ( Rp )
30.000.000
30.000.000
( F ) PENERIMAAN PEMBAYARAN PIUTANG ISTISHNA’ DARI PEMBELI
► Pembayaran piutang istishna’ oleh nasabah dilakukan setelah menerima tagihan
istishna dari bank. Oleh karena termin istishna’ merupakan pos lawan dari piutang
istishna’, maka pada waktu pembayaran piutang, bank sebagai penjual perlu
menutup termin istishna’.
Misalkan dalam kasus di atas, pembayaran oleh nasabah pembeli dilakukan 3 hari
setelah menerima tagihan dari bank sebagai penjual. Maka jurnal untuk mengakui
setiap penerimaan pembayaran dari pembeli tersebut adalah sebagai berikut
Tanggal
Rekening
Debit (Rp)
13/8/XA
Db. Kas/rekening nasabah
pembeli istishna
30.000.000
Kr. Piutang Istishna’
30.000.000
Db. Termin Istishna’
Kr.
Aset
penyelesaian
istishna’
Kredit (Rp)
30.000.000
dalam
30.000.000
( G ) VARIASI TRANSAKSI DAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
● g.1.Pengakuan Pendapatan dengan metode akad selesai
Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 19 disebutkan bahwa pada metode akad selesai melekat
beberapa ketentuan berikut :
1. Tidak ada pendapatan istishna’ yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai:
2. Tidak ada harga pokok istishna’ yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut selesai:
3. Tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna’ dalam penyelesaian sampai
dengan pekerjaan tersebut selsai: dan
4. Pengakuan pendapatan istishna’, harga pokok istishna’, dan keuntungan dilakukan hanya
pada saat penyelasaian pekerjaan.
G.2. PEMBAYARAN DENGAN CARA TANGGUH
● Berdasarkan PSAK no 104 paragraf 20, jika menggunakan metode persentase
penyelesaian dan proses pelunasan dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun
setelah penyerahan barang pesanan, maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi
dua bagian, yaitu:
a. Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila istishna’
dilakukan secara tunai, diakui sesuai persentase penyelesaian; dan
b. Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode
pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah pembayaran. Proporsional
yang dimaksud sesuai dengan paragraf 24-25 PSAK 102 tentang Akuntansi
Murabahah
PENYAJIAN
● Berdasarkan PSAK no 104, penyajian rekening yang terkait transaksi istishna’ dan
istishna’ paralel antara lain :
a. Piutang istishna’, yang timbul kaena pemberian modal usaha istishna’ oleh bank
syariah
b. Piutng, yang timbul kerna penjual tidak dapat memenuhi kewajibannya dalam
transaksi istishna’, Rekening ini disajikan terpisah dari piutang istishna’,
c. Hutang Istishna’, timbul bank menjadi penjual barang istishna’ yang dipesan
olehnasabah pembeli
PENGUNGKAPAN
● Hal-hal yang diungkap dalam catatan atas laporan keungan tentang transaksi istishna’
dan istishna paralel antara lain :
1. Rincian piutang istishna’ dan hutang istishna’ berdasarkan jumlah,jangka waktu,
jenis valuta, kualitas piutang dan penyisihankerugian piutang Istishna’,
2. Piutang istishna’ dan hutang istishna’ kepada penjual ( pemasok ) yang memiliki
hubungan istimewa
3. Besarnya modal usaha istishna’, baik yang dibiayai sendiri oleh bank maupun yang
dibiayai secara bersama-sama dengan bank atau pihak lain
4. Jenis dan kuantitas barang pesanan.
TERIMA KASIH
Download