Uploaded by herawatika13

ISTISHNA (KEL3)

advertisement
IKA HERAWATI
SAFRI YANTO
SYPINIA JAYANTI



Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk
pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati
antara pemesan (pembeli/ mustashni') dan penjual
(pembuat/shani').
Istishna paralel adalah suatu bentuk akad Istishna’
antara pemesan (pembeli/mustashni’) dengan
penjual (pembuat/shani’), kemudian untuk
memenuhi kewajibannya kepada mustashni’,
penjual memerlukan pihak lain sebagai shani’.
Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk
Rukun istishna’, yaitu :
1. Produsen atau pembuat barang (Shaani) dan juga menyediakan bahan
bakunya.
2. Pemesan atau pembeli barang (Mustashni).
3. Proyek atau usaha barang atau jasa yang dipesan (Mashnu’).
4. Harga (Tsaman).
5. Shighat atau Ijab Qobul.
Syarat-syarat Isthisna, adalah :
1.Pihak yang berakal cakap hukum dan mempunyai kekuasaan
1.
Untuk melakukan jual beli.
2. Ridha atau kerelaan dua belah pihak dan tidak ingkar janji.
3. Pihak yang membuat menyatakan kesanggupan untuk mengadakan atau
membuat barang itu.
4. Mashnu’ (barang/obyek pesanan) mempunyai kriteria yang jelas seperti
jenis, ukuran (tipe), mutu, dan jumlahnya.
5. Barang tersebut tidak termasuk dalam kategori yang dilarang syara’ (najis,
haram, tidak jelas) atau menimbulkan kemudharatan (menimbulkan
maksiat).
Berdasarkan akad istishna', pembeli menugaskan penjual
untuk menyediakan barang pesanan (mashnu') sesuai
spesifikasi yang disyaratkan untuk diserahkan kepada
pembeli, dengan cara pembayaran dimuka atau tangguh.
Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan
penjual di awal akad. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat
berubah selama jangka waktu akad.
Barang pesanan harus memenuhi kriteria:
1. memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati;
2. sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized) bukan produk
massal; dan
3. harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis,
spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya.
Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati
antara pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah
atau cacat maka penjual harus bertanggung jawab atas
kelalaiannya.
Entitas dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi
istishna'. Jika entitas bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak
lain (produsen atau kontraktor) untuk membuat barang pesanan juga dengan cara
istishna' maka hal ini disebut istishna' paralel.istishna' paralel dapat dilakukan
dengan syarat akad pertama, antara entitas dan pembeli akhir, tidak bergantung
(mu'allaq) dari akad kedua, antara entitas dan pihak lain.
Pada dasarnya istishna' tidak dapat dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi:
1. kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya; atauakad batal demi hukum
karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan atau
penyelesaian akad.
2. Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari
penjual atas:jumlah yang telah dibayarkan; danpenyerahan barang pesanan sesuai
dengan spesifikasi dan tepat waktu.
Penerimaan uang muka pesanan dari nasabah
Db. Kas/rekening…
Kr. Kewajiban lainnya – Uang muka Istishna
Penerimaan barang dari supplier
a. Mekanisme uang muka
i. Pemberian uang muka
Db. Aset lainnya – Uang muka kepada supplier
Kr. Kas/rekening…

ii. Penerimaan sebagian barang pesanan dari supplier
Db. Aset Istishna Dalam Penyelesaian
Kr. Aset lainnya – Uang Muka kepada supplier
b. Mekanisme tagihan dari supplier
i. Menerima tagihan dari supplier
Db. Aset Istishna Dalam Penyelesaian
Kr. Kewajiban lainnya – Utang Istishna



ii. Pembayaran kepada supplier
Db. Kewajiban lainnya – Utang Istishna
Kr. Kas/rekening
Penagihan termin kepada nasabah
Db. Piutang Istishna
Kr. Marjin Istishna ditangguhkan
Kr. Termin Istishna
Pembayaran oleh nasabah
Db. Kas
Kr. Piutang Istishna
Db. Marjin Istishna ditangguhkan
Kr. Pendapatan Istishna
Penyerahan barang kepada nasabah
Db. Termin Istishna
Kr. Aset Istishna Dalam Penyelesaian



Pada saat pengakuan pendapatan diakhir periode pelaporan (akru)
Db.Pendapatan marjin Istishna yang akan diterima
Kr. Pendapatan marjin Istishna
Pada saat pembentukan Penyisihan Penghapusan Aset atas piutang
Istishna
Db. Beban kerugian penghapusan asset – piutang Istishna
Kr. Penyisihan Penghapusan Aset – piutang Istishna
Pada saat dilakukan koreksi Penyisihan Penghapusan Aset atas
piutang Istishna
Db. Penyisihan Penghapusan Aset – piutang Istishna
Kr. Beban kerugian penghapusan aset – piutang Istis’n
Penyisihan Penghapusan Aset – piutang Istishna
Guna memulihkan kondisi masyarakat Yogyakarta dan
Jawa Tengah pasca musibah gempa bumi yang
mengguncang tahun 2006, salah satu LSM lokal yang
berbentuk lembaga zakat bernama Dompet Dhuafa
Republika berencana membangun beberapa rumah bagi
warga korban gempa di wilayah Kabupaten Bantul dengan
memilih salah satu lembaga keuangan syariah di
Yogyakarta yaitu BPRS Rizki Ilahi untuk mengkoordinir
pembangunan rumah-rumah tersebut. Rencananya akan
dibangun sejumlah 500 rumah dengan Tipe 21 dengan harga
yang disepakati Rp 20.000.000,- per unit. Inilah perlakuan
akuntansinya sesuai dengan alur transaksi istishna paralel oleh
BPRS Rizki Ilahi:
JAWABAN :
10 Januari 2008: BPRS Rizki Ilahi menerima dana dari DD Republika
sebesar Rp 10.000.000.000,- sebagai pembayaran keseluruhan pesanan
500 unit rumah
Kas/Bank Indonesia
Rp 10.000.000.000,Hutang istishna
Rp 10.000.000.000,10 Februari 2008: BPRS Rizki Ilahi menyerahkan dana kepada CV.
Griya Estetika sebesar Rp 9.500.000.000,- sebagai pemesanan 500 unit
rumah
Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 9.500.000.000,Kas/Bank Indonesia
Rp 9.500.000.000,1 November 2008: BPRS Rizki Ilahi menerima 300 unit rumah yang
dipesan dari CV. Griya Estetika sehingga nilai persediaan yang
diterima adalah Rp 5.700.000.000,- (300 x Rp 19.000.000,- per unit)
Persediaan istishna
Rp 5.700.000.000,Aktiva istishna dalam penyelesaian
Rp 5.700.000.000,-
11 November 2008: BPRS Rizki Ilahi menyerahkan 300 unit rumah
kepada DD Republika sehingga nilai jual yang diserahkan adalah Rp
6.000.000.000,- (300 x Rp 20.000.000,- per unit)
Hutang istishna
Rp 6.000.000.000,Persediaan
Rp 5.700.000.000,Pendapatan bersih istishna
Rp 300.000.000,1 Desember 2008: BPRS Rizki Ilahi menerima 200 unit rumah yang
dipesan dari CV. Griya Estetika sehingga nilai persediaan yang
diterima adalah Rp 3.800.000.000,- (200 x Rp 19.000.000,- per unit)
Persediaan istishna
Rp 3.800.000.000,Aktiva istishna dalam penyelesaian
Rp 3.800.000.000,-
21 Desember 2008: BPRS Rizki Ilahi menyerahkan 200 unit rumah
kepada DD Republika sehingga nilai jual yang diserahkan adalah Rp
4.000.000.000,- (200 x Rp 20.000.000,-)
Hutang istishna
Rp 4.000.000.000,Persediaan
Rp 3.800.000.000
Pendapatan bersih istishna
Rp 200.000.000
Bila DD Republika menolak menerima rumah-rumah yang dipesan karena
tidak sesuai spesifikasi yang disepakati, maka rumah sebagai barang pesanan
diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dari harga
pokok istishna. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode
berjalan. Misalnya penurunan nilai (nilai perolehan < nilai wajar) disebabkan
kesalahan spesifikasi sebesar Rp 500.000.000,Kerugian aktiva istishna
Rp 500.000.000,Aktiva istishna dalam penyelesaian
Rp 500.000.000,Jika aktiva istishna yang dipesan BPRS Rizki Ilahi kepada sub-kontraktor CV.
Griya Estetika tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan (BPRS telah
menerima aktiva) oleh pemesan akhir dan BPRS harus mengeluarkan biaya
tambahan untuk memenuhi spesifikasi
Saat pengeluaran biaya pemenuhan spesifikasi (misal Rp 100.000.000,-)
Aktiva istishna dalam penyelesaian
Rp 100.000.000,Kas
Rp 100.000.000,Saat penyelesaian proses pemenuhan spesifikasi
Persediaan istishna
Rp 100.000.000,Aktiva istishna dalam penyelesaian
Rp 100.000.000,-
Download