IKA HERAWATI SAFRI YANTO SYPINIA JAYANTI Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/ mustashni') dan penjual (pembuat/shani'). Istishna paralel adalah suatu bentuk akad Istishna’ antara pemesan (pembeli/mustashni’) dengan penjual (pembuat/shani’), kemudian untuk memenuhi kewajibannya kepada mustashni’, penjual memerlukan pihak lain sebagai shani’. Istishna adalah akad jual beli dalam bentuk Rukun istishna’, yaitu : 1. Produsen atau pembuat barang (Shaani) dan juga menyediakan bahan bakunya. 2. Pemesan atau pembeli barang (Mustashni). 3. Proyek atau usaha barang atau jasa yang dipesan (Mashnu’). 4. Harga (Tsaman). 5. Shighat atau Ijab Qobul. Syarat-syarat Isthisna, adalah : 1.Pihak yang berakal cakap hukum dan mempunyai kekuasaan 1. Untuk melakukan jual beli. 2. Ridha atau kerelaan dua belah pihak dan tidak ingkar janji. 3. Pihak yang membuat menyatakan kesanggupan untuk mengadakan atau membuat barang itu. 4. Mashnu’ (barang/obyek pesanan) mempunyai kriteria yang jelas seperti jenis, ukuran (tipe), mutu, dan jumlahnya. 5. Barang tersebut tidak termasuk dalam kategori yang dilarang syara’ (najis, haram, tidak jelas) atau menimbulkan kemudharatan (menimbulkan maksiat). Berdasarkan akad istishna', pembeli menugaskan penjual untuk menyediakan barang pesanan (mashnu') sesuai spesifikasi yang disyaratkan untuk diserahkan kepada pembeli, dengan cara pembayaran dimuka atau tangguh. Spesifikasi dan harga barang pesanan disepakati oleh pembeli dan penjual di awal akad. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Barang pesanan harus memenuhi kriteria: 1. memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati; 2. sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized) bukan produk massal; dan 3. harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya. Barang pesanan harus sesuai dengan karakteristik yang telah disepakati antara pembeli dan penjual. Jika barang pesanan yang dikirimkan salah atau cacat maka penjual harus bertanggung jawab atas kelalaiannya. Entitas dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi istishna'. Jika entitas bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain (produsen atau kontraktor) untuk membuat barang pesanan juga dengan cara istishna' maka hal ini disebut istishna' paralel.istishna' paralel dapat dilakukan dengan syarat akad pertama, antara entitas dan pembeli akhir, tidak bergantung (mu'allaq) dari akad kedua, antara entitas dan pihak lain. Pada dasarnya istishna' tidak dapat dibatalkan, kecuali memenuhi kondisi: 1. kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya; atauakad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi pelaksanaan atau penyelesaian akad. 2. Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari penjual atas:jumlah yang telah dibayarkan; danpenyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu. Penerimaan uang muka pesanan dari nasabah Db. Kas/rekening… Kr. Kewajiban lainnya – Uang muka Istishna Penerimaan barang dari supplier a. Mekanisme uang muka i. Pemberian uang muka Db. Aset lainnya – Uang muka kepada supplier Kr. Kas/rekening… ii. Penerimaan sebagian barang pesanan dari supplier Db. Aset Istishna Dalam Penyelesaian Kr. Aset lainnya – Uang Muka kepada supplier b. Mekanisme tagihan dari supplier i. Menerima tagihan dari supplier Db. Aset Istishna Dalam Penyelesaian Kr. Kewajiban lainnya – Utang Istishna ii. Pembayaran kepada supplier Db. Kewajiban lainnya – Utang Istishna Kr. Kas/rekening Penagihan termin kepada nasabah Db. Piutang Istishna Kr. Marjin Istishna ditangguhkan Kr. Termin Istishna Pembayaran oleh nasabah Db. Kas Kr. Piutang Istishna Db. Marjin Istishna ditangguhkan Kr. Pendapatan Istishna Penyerahan barang kepada nasabah Db. Termin Istishna Kr. Aset Istishna Dalam Penyelesaian Pada saat pengakuan pendapatan diakhir periode pelaporan (akru) Db.Pendapatan marjin Istishna yang akan diterima Kr. Pendapatan marjin Istishna Pada saat pembentukan Penyisihan Penghapusan Aset atas piutang Istishna Db. Beban kerugian penghapusan asset – piutang Istishna Kr. Penyisihan Penghapusan Aset – piutang Istishna Pada saat dilakukan koreksi Penyisihan Penghapusan Aset atas piutang Istishna Db. Penyisihan Penghapusan Aset – piutang Istishna Kr. Beban kerugian penghapusan aset – piutang Istis’n Penyisihan Penghapusan Aset – piutang Istishna Guna memulihkan kondisi masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah pasca musibah gempa bumi yang mengguncang tahun 2006, salah satu LSM lokal yang berbentuk lembaga zakat bernama Dompet Dhuafa Republika berencana membangun beberapa rumah bagi warga korban gempa di wilayah Kabupaten Bantul dengan memilih salah satu lembaga keuangan syariah di Yogyakarta yaitu BPRS Rizki Ilahi untuk mengkoordinir pembangunan rumah-rumah tersebut. Rencananya akan dibangun sejumlah 500 rumah dengan Tipe 21 dengan harga yang disepakati Rp 20.000.000,- per unit. Inilah perlakuan akuntansinya sesuai dengan alur transaksi istishna paralel oleh BPRS Rizki Ilahi: JAWABAN : 10 Januari 2008: BPRS Rizki Ilahi menerima dana dari DD Republika sebesar Rp 10.000.000.000,- sebagai pembayaran keseluruhan pesanan 500 unit rumah Kas/Bank Indonesia Rp 10.000.000.000,Hutang istishna Rp 10.000.000.000,10 Februari 2008: BPRS Rizki Ilahi menyerahkan dana kepada CV. Griya Estetika sebesar Rp 9.500.000.000,- sebagai pemesanan 500 unit rumah Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 9.500.000.000,Kas/Bank Indonesia Rp 9.500.000.000,1 November 2008: BPRS Rizki Ilahi menerima 300 unit rumah yang dipesan dari CV. Griya Estetika sehingga nilai persediaan yang diterima adalah Rp 5.700.000.000,- (300 x Rp 19.000.000,- per unit) Persediaan istishna Rp 5.700.000.000,Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 5.700.000.000,- 11 November 2008: BPRS Rizki Ilahi menyerahkan 300 unit rumah kepada DD Republika sehingga nilai jual yang diserahkan adalah Rp 6.000.000.000,- (300 x Rp 20.000.000,- per unit) Hutang istishna Rp 6.000.000.000,Persediaan Rp 5.700.000.000,Pendapatan bersih istishna Rp 300.000.000,1 Desember 2008: BPRS Rizki Ilahi menerima 200 unit rumah yang dipesan dari CV. Griya Estetika sehingga nilai persediaan yang diterima adalah Rp 3.800.000.000,- (200 x Rp 19.000.000,- per unit) Persediaan istishna Rp 3.800.000.000,Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 3.800.000.000,- 21 Desember 2008: BPRS Rizki Ilahi menyerahkan 200 unit rumah kepada DD Republika sehingga nilai jual yang diserahkan adalah Rp 4.000.000.000,- (200 x Rp 20.000.000,-) Hutang istishna Rp 4.000.000.000,Persediaan Rp 3.800.000.000 Pendapatan bersih istishna Rp 200.000.000 Bila DD Republika menolak menerima rumah-rumah yang dipesan karena tidak sesuai spesifikasi yang disepakati, maka rumah sebagai barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar dari harga pokok istishna. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian pada periode berjalan. Misalnya penurunan nilai (nilai perolehan < nilai wajar) disebabkan kesalahan spesifikasi sebesar Rp 500.000.000,Kerugian aktiva istishna Rp 500.000.000,Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 500.000.000,Jika aktiva istishna yang dipesan BPRS Rizki Ilahi kepada sub-kontraktor CV. Griya Estetika tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan (BPRS telah menerima aktiva) oleh pemesan akhir dan BPRS harus mengeluarkan biaya tambahan untuk memenuhi spesifikasi Saat pengeluaran biaya pemenuhan spesifikasi (misal Rp 100.000.000,-) Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 100.000.000,Kas Rp 100.000.000,Saat penyelesaian proses pemenuhan spesifikasi Persediaan istishna Rp 100.000.000,Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 100.000.000,-