BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1. Hasil Belajar 2.1.1.1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah sebagai hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh siswa, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung (Arikunto, 2001). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004). Dari definisi yang dikemukanan oleh Sudjana hasil belajar berupa kemampuan-kemampuan siswa. Kemampuan tersebut didapatkan setelah siswa melakukan proses belajarnya. Menurut Nawawi (dalam Sutanto, 2012), hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang diajarkan. Keberhasilan siswa dalam belajar dinyatakan dalam skor, biasanya berbentuk huruf maupun angka. Hasil belajar menurut Sudjana (2004), hanya menekankan pada kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pembelajaran. Sedangkan menurut Nawawi (dalam Sutanto, 2012), hasil belajar menyentuh semua aspek yang ingin dikaji oleh penulis yaitu tingkat keberhasilan siswa dalam belajar berupa skor berbentuk angka. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diukur dari hasil tes berdasarkan keberhasilan dalam 4 5 mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor berupa angka. 2.1.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibagi menjadi dua yaitu faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (faktor dari luar). Pertama faktor internal yang meliputi faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh) dan faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan). Kedua, faktor eksternal yang meliputi faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Menurut Walsiman (2007), berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar: Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara terperinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal sebagai berikut: 1. Faktor internal Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: Kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. 2. Faktor eksternal Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari 6 orangtua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik. Dari kajian yang dikemukakan oleh Slameto dan diperkuat oleh Walsiman, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal (dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (di sekitar lingkup luar siswa). Kedua faktor berjalan beriringan dalam mempengaruhi hasil belajar. 2.1.2. Pembelajaran Matematika di SD Menurut Hudojo (2003), hakekat matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis. Objek belajar matematika berupa ide, konsep, yang terorganisir secara logis dan berhubungan. Matematika dinilai sebagai pengetahuan yang menuntut pemikiran logis serta penalaran yang sistematis dalam mempelajarinya. Sejalan dengan itu Dienes (dalam Hudojo, 2003) menyimpulkan bahwa belajar matematika melibatkan suatu struktur hirarki dari konsep-konsep tingkat lebih tinggi yang dibentuk atas dasar apa yang telah terbentuk sebelumnya. Pembelajaran matemtatika harus diajarkan dari substansi yang mudah ke tahap yang lebih sulit dan saling berhubungan satu sama lain. Pembelajaran matematika di sekolah dimaksudkan agar siswa tidak hanya terampil menggunakan matematika, tetapi dapat memberikan bekal kepada siswa untuk dapat berlogika menerapkan matematika dalam kehidupan sehari – hari. Sesuai dengan tujuan umum pembelajaran matematika sekolah seperti yang diungkap dalam permen nomor 22 tahun 2006 untuk SD agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. 2) Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifat sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. 7 3) Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. 4) Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. 5) Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel, gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata hitung, modus, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. 6) Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan. 7) Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif. Pembelajaran yang dikemas dalam bentuk konvensional jelas kurang membantu peserta didik untuk ikut terlibat aktiv dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut, pembelajaran matematika yang berkembang sebagai momok pada peserta didik harus disajikan secara inovatif. Supaya pembelajaran yang disampaikan mampu dipahami siswa yang kemudian diukur melalui tes dan dinyatakan dalam bentuk angka atau skor. Selain itu pembelajaran yang dikemas dalam bentuk konvensional tidak membantu peserta didik untuk ikut terlibat aktiv dalam proses pembelajaran. 2.2. Pembelajaran Circuit Learning 2.2.1. Pengertian Circuit Leraning Menurut Huda (2013), Circuit Learning merupakan strategi pembelajaran yang memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola penambahan (edding) dan pengulanagan (repetition). Strategi ini biasanya dimulai dari tanya jawab dengan topik yang dipelajari, penyajian peta konsep, penjelasan mengenai peta konsep, pembagian ke dalam beberapa kelompok, pengisian lembar kerja siswa disertai dengan peta konsep, penjelasan tentang 8 tata cara pengisisan, pelaksanaan presentasi kelompok, dan pemberian reward atau pujian.” 2.2.2. Langkah-Langkah Circuit Learning Proses Circuit Learning menurut Huda (2013) akan dapat dijalankan Tahap 1 : Persiapan 1) Melakukan apersepsi. 2) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran hari ini. 3) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uaraian kegiatan. Tahap 2 : 1) Melakukan tanya jawab tentang topik yang dibahas. 2) Menempelkan gambar tentang topik tersebut di papan tulis. 3) Mengajukan pertanyaan tentang gambar yang ditempel. 4) Menempelkan peta konsep yang telah dibuat. 5) Menjelaskan peta konsep yang telah ditempel. 6) Membagi siswa dalam beberapa menjadi kelompok. 7) Memberikan lembar kerja kepada setiap kelompok. 8) Menjelaskan bahwa setiap kelompok harus mengisi lembar keja siswa dan mengisi bagian dari peta konsep. 9) Menjelaskan bahwa bagian peta kosep yang mereka kerjakan akan dipresentasikan. 10) Melaksanakan presentasi bagian peta konsep yang telah dikerjakan. 11) Memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah atas hasil presentasi yang bagus serta memberikan semangat kepada mereka yang belum dapat pujian atau hadiah untuk berusaha lebh giat lagi. 12) Menjelaskan kembali hasil diskusi siswa tersebut agar wawasan siswa menjadi lebih luas. Tahap 3 : 1) Memancing siswa untuk membuat rangkuman. 2) Melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa. 2.2.3. Kekurangan dan kelebihan model Circuit Learning Menurut Huda (2013) kelebihan dari model Circuit Learning adalah kreatifitas siswa dalam merangkai kata dengan bahasa sendiri lebih terasah dan 9 konsentrasi yang terjadi membuat siswa fokus dalam belajar . Kekurangan dari model Circuit Learning adalah memerlukan waktu yang relatif lamadan tidak semua pokok bahasan bisa disajikan berupa peta konsep. 2.3. Kajian yang Relevan Beberapa penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang diterapkan dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa, diantaranya: Penelitian yang dilakukan oleh Dewa Ayu Puspa Dewi(2013). Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Circuit Learning berbantuan Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SD Negeri 1 Pejeng Tahun 2013/2014. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperiment dengan sampel yang ditentukan melalui teknik random sampling. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data hasil belajar IPS adalah tes yaitu tes hasil belajar, dengan jenis tes objektif dalam bentuk pilihan ganda biasa sebanyak 36 butir. Populasi berjumlah 84 siswa dengan sampel dipilih dengan menggunakan teknik random sampling. Kelas VA sebagai kelas kontrol dan kelas VB sebagai kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil Setelah diberikan perlakuan didapatkan rata- rata nilai Post Test siswa kelompok eksperimen sebesar 79.30 dan siswa kelompok kontrol sebesar 73,72 dengan hasil tersebut maka data dianalisis dengan menggunakan uji-t maka diperoleh hasil t hitung yaitu (3.72) dengan taraf signifikansi α = 5% diperoleh t tabel yaitu (2,00). Karena t hitung> t tabel berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dinyatakan bahwa Model Pembelajaran Circuit Learning Berbantuan Media Audiovisual ada perbedaan secara signifikan pada hasil belajar IPS siswa. Disarankan bahwa Model Pembelajaran Circuit Learning Berbantuan Media Audiovisual dapat digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Model pembelajaran Circuit Learning berbantuan media Audiovisual terhadap hasil belajar IPS siswa Sekolah Dasar. 10 Yeyen Yodisudana dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Menggunakan Model Circuit Learning kelas V SDN II Bandung Kabupaten Tulungagung. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendiskripsikan penerapan model pembelajaran Circuit Learning pada mata pelajaran IPS kelas V SDN II Bandung Kabupaten Tulungang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan jenis penelitian yang digunakan adalah PTK yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dengan dengan 4 tahapan, yaitu perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Berdasarkan analisi data hasil penelitian diketahui bahwa aktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan aktivitas guru dapat meningkat dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Circuit Learning. Pada siklus I nilai rata-rata aktivitas siswa yang diperoleh adalah 57, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 73,5. Pada tahap pratindakan nilai rata-rata siswa yang dicapai adalah 58,7, meningkat pada siklus I menjadi 62,68, dan semakin meningkat pada siklus II menjadi 71,7. Ketutasan belajar klasikal mencapai 86% pada akhir siklus II, yaitu sebanyak 12 siswa memperole diatas KKM. Sedangkan 2 siswa dinyatakan belum tuntas belajar karena termasuk siswa yang bermasalah. Nilai rata-rata aktivitas guru pada siklus I adalah 90,meningkat pada siklus II menjadi 100. Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran Circuit Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan aktivitas guru pada pembelajaran IPS kelas V SDN Bandung kabupaten Tulungagung. 2.4. Kerangka Berfikir Di dalam pembelajaran di sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran matematika, banyak siswa yang hasil belajarnya rendah dalam pembelajarannya. Hal tersebut akibat dari pembelajaran yang bersifat konvensional. Pembelajaran 11 yang monotone membuat pembelajaran yang menjenuhkan apalagi untuk pembelajaran matematika yang notabenya pelajaran yang sulit. Model yang akan diteliti pengaruhnya terhadap hasil belajar matematika adalah model pembelajaran Circuit Learning. Sebagai pembanding dari Circuit Learning tersebut adalah model pembelajaran ceramah/konvensional. Selama ini guru dalam mengajarkan materi cenderung menggunakan model pembelajaran ceramah. Dimana pelaksanaannya adalah guru sebagai pusatnya informasi dan mengajar secara klasikal didalam kelas. Dalam pembelajaran matematika siswa hanya mengikuti aturan dan arahan dari guru tanpa siswa bisa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Siswa kurang dirangsang berpikir untuk mengemas pembelajarannya semenarik mungkin sehingga siswa hanya bersikap pasif. Semua anak dianggap memiliki kemampuan yang sama, sehingga anak tidak bisa menunjukkan bakat dan keahliannya secara maksimal. Dalam pembelajaran matematika jika siswa hanya pasif, maka mengakibatkan siswa mudah bosan dan jenuh. Akibatnya adalah berpengaruh pada hasil belajar matematika yang rendah. Bagan 2.1. Kerangka Pikir Pembelajaran berpusat pada guru. Model Pembelajaran Circuit Learning Hasil Belajar Meningkat Siswa Pasif Hasil belajar siswa rendah Metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa. 12 2.5. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori, kajian penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir yang telah diuraikan di atas maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut: ada perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan metode pembelajaran Circuit Learning pada siswa kelas IV SDN Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga.