PROPOSAL PROGRAM HIBAH PENULISAN BUKU AJAR TAHUN 2016 “MEMAHAMI SECARA HOLISTIK PEMBELAJARAN PKN DI SD” Feri Tirtoni, M.Pd NIDN. 0715028702 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 2016 \ 1 BAB 1 PKN DITINJAU DARI MAKNA DAN TUJUANNYA DALAM PEMBELAJARAN DI SD Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa dapat memahami konsep PKn Ditinjau Dari Makna Dan Tujuannya Dalam Pembelajaran Di SD Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa dapat memahami Makna Pembelajaran PKn b. Mahasiswa dapat mendeskripsikan History Pendidikan Kewarganegaraan, c. Mahasiswa dapat memahami konsep Cinta Tanah Air Adalah Wawasan Nusantara Yang Perlu Dikembangkan Dalam Mapel PKn d. Mahasiswa dapat mendeskripsikan Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SD e. Mahasiswa dapat menganalisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran PKn A. MAKNA PEMBELAJARAN PKN Di saat tahun yang semakin maju seperti era globalisasi ini banyak kebudayaan dari luar yang masuk di Indonesia yang mengakibatkan rusaknya moral peserta didik, padahal sejak dari dulu sudah ada pelajaran pendidikan kewarganegaraan, akan tetapi dampak budaya barat sangathlah kuat mempengaruhi kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia yang disebarkan melalui, media informasi dan teknologi, sehingga sedikit demi sedikit budaya yang dimiliki bangsa Indonesia kini kian terkikis.Dengan adanya contoh tersebut sudah terbukti bahwa itu semua di timbulkan karena kurang kesadaran diri sehingga Indonesia itu dipandang sebelah mata. Maka sebab itu kami akan membahas tentang sejarah pendidikan kewarganegaraan yang mana dengan mengetahui sejarah ini maka akan timbul rasa nasionalisme, patriotisme. Sebelum membahas lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang maknaPKN itu sendiri.Dalam pengertiannya secara sederhana PKN atau Pendidikan Kewarganegaraan, pendidikan yaitu usaha sadar/proses mengubah sikap dan perilaku seseorang berusaha mendewasakannya melalui pengajaran, pelatihan, perbuatan mendidik.Kewarganegaraan hal yang berhubungan dengan warga Negara. Jadi, merupakan mata pelajaran atau pendidikan yang membahas, mengingatkan kita akan pentingnya nilainilai hak dan kewajiban suatu warga Negara, agar setiap hal yang dikerjakan sesuai dengan 2 tujuan dan cita-cita bangsa.Atau bisa dikatakanmata pelajaran yang berhubungan dengan hal tentang tatanan Negara seperti pemerintahan, budaya politik, demokrasi, hukum peraturan Negara dan sebagainya. Kemudian, berdasarkan pendapat dari Winataputra dan Budimansya “Kewarganegaraan atau kewarganegaraan pendidikan ditafsirkan secara luas untuk mencakup persiapan orang-orang muda untuk peran dan tanggungjawab mereka sebagai warga Negara dan khususnya, therole pendidikan (melalui sekolah, mengajar dan pembelajaran) dalam proses persiapan.(Winataputra Dan Budimansyah,2007:4) Didalam buku Rencana Pembelajaran dan Metode Pembelajaran Serta Model Evaluasi Hasil Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kurikulum Perguruan Tinggi Berbasis Kompetensi dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pelajaran yang menyelenggarakan pendidikan kebangsaan, demokrasi, hukum, multikultural dan kewarganegaraan bagi siswa guna mendukung terwujudnya warga Negara yang sadar akan hak dan kewajiban, serta cerdas, terampil dan berkarakter sehingga dapat diandalkan untuk membangun bangsa dan Negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sesuai bidang keilmuan dan profesinya. Dari beberapa definisi tersebut bisa dijelaskan bahwa, PKN merupakan pendidikan yang berperan untuk mempersiapkan khusus nya para generasi muda agar menjadi pribadi yang bertanggungjawab sebagai warga Negara. Bertanggungjawab dalam arti sadar akan hak dan kewajiban.setiap perilaku, setiap sikap masing masing mempunyai dampak untuk kedepannya. Proses pendidikannya melalui sekolah, mengajar dan pembelajaran, yang menyelenggarakan pendidikan kebangsaan, demokrasi, hukum. Dengan melatih, menanamkan nilai nilai sedini mungkin sehingga dikemudiannya dapat diandalkan untuk membangun atau berguna bagi bangsa dan Negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan kewarganegaraan mata pelajaran yang mefokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, trampil, 3 Hakikat pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menanamkan nilai-nilai pancasila dalam sikap dan perilaku keseharian para siswa.(Rima Yuliastuti, Wijianto dan Budi Waluyo, 2011:2) B. MEMBAHAS HISTORY PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN, Sebelum tahun 1946 kita sebagai bangsa Indonesia dalam pendidikan tidak mengetahui adanya materi pendidikan kewarganegaraan di Indonesia kemudian pada tahun 1946 kita mulai mengetahui adanya materi pendidikan kewarganegaraan di Indonesia namun saat itu namanya masi bukan pendidikan kewarganegaraan. Dalam mempelajari pendidikan kewaranegaraan tersebut. pada tahun demi tahun Indonesia mulai ada perubahan dari segi moral karena Sejak adanya kurikulum 1946 sampai era reformasi saat ini pendidikan kewarganegaraan telah mengalami banyak perubahan sesuai dengan pemahaman dan pemikiran pemerintah yang sangat ingin memeperbaiki moral bangsa Indonesia yang terkikis dengan berubahnya dari zaman ke zaman berikutnya, sehingga jiwa cinta air nya sangat minim. Dengan mempelajari History Pendidikan kewarganegaraan, kita akan dapat memahami apa yang dimaksudkan dan di inginkan dalam materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan disini, seperti pendidikan kewarganegaraan ini sebagai jembatan untuk peserta didik dalam pembangunan Moral dimana moral ini adalah sesuatu yang sangat sakral dalam ilmu pendidikan kewarganegaraan ini karena dengan adanya moral yang baik itu akan menjadikan suatu identitas juga untuk negara ini dan Membangun Karakter. Membahas tentang sejarah pendidikan kewarganegaraan dimulai pada kurikulum tahun 1946 dan 1957 materi pembelajaran ini mulai dimasukan pada pendidikan yang mana materi ini masuk pada pembelajaran ilmu pengetahuan umum di SD dimana materi pendidikan ini masih belum berdiri sendiri seperti mata pelajaran lainya. Baru saat kurikulum SD tahun 1968 materi pendidikan ini mulai berdiri sendiri tidak masuk pada ilmu pengetahuan umum yang mana materi ini di sebut dengan pendidikan kewargaan Negara ( Pkn ) yang ada di pendidikan SD, dimana materi pendidikan kewarganegaraan ini mencakup, Sejarah Indonesia yang mana sejarah Indonesia ini menceritakan tentang perjuangan bangsa Indonesia serta 4 Reformasi dan sebagainya. Kemudian, Geografi dan Civics yang dimana pembelajaran civics ini membahas tentang pengetahuan kewargaan Negara yang mana mebahas tentang, Sejarah Kebangkita Nasional UUD, dan pidato – pidato politik kenegaraan, serta bertujuan untuk memberikan pengajaran yang baik pada peserta didik agar menjadi warga Negara yang baik karena dengan moral peserta didik yang baik maka mereka akan tau, mau dan mereka akan mampu untuk berbuat baik. Kemudian pada Kurikulum tahun 1975 mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara di ganti dengan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila( PMP). Ketetapan MPR No IV/MPR/1978, Ketetapan MPR No II/MPR/1983. Tentang garis – garis besar haluan Negara yang menghendaki agar : 1. Dalam rangka melaksanakan pendidikan nasional perlu diambil langkah – langkah yang memungkinkan penghayatan dan pengamalan pancasila oleh seluruh lapisan masyarakat. 2. Pendidikan pancasila termasuk pendidikan Pelaksanaan Pedoman, Penghayatan dan Pengamalan pancasila ( P4 ), Pendidikan Moral Pancasila serta unsur – unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa dan semangat dan nilai – nilai 1945 kepada generasi muda dan makin ditingkatkan dalam kurikulum sekolah dan taman kanak – kanak sampai peruruan tinggi, baik negri maupun Swasta dan lingkungan masyarakat. Dengan ketetapan MPR diatas sudah jelas bahwa pemerintah sangat memperhatikan pendidikan akhlaq yang terbaik untuk masyarakatnya dimana pemerintah menganti pendidikan Kewargaan Negara menjadi Pendidikan Moral Pancasila dimana Pendidikan Moral pancasila ini dirumuskan oleh para pendiri Negara yang memuat nilai – nilai luhur seperti pada sila pertama yakni, ketuhanan yang maha esa menurut pemahaman kami yakni nilai – nilai yang dikembangkan harus sesuai dengan asas tuhan dan semua ketentuan yang tertera dalam pedoman islam yakni Al-Qur’an, yang dimana maksud dari tuhan bukan hanya tuhan nya umat islam namun melainkan tuhan dari agama – agama lain yang sesuai dengan apa yang di anut oleh masyarakat itu sendiri. Untuk itu kita sebagai guru kita harus mewarisi ilmu kepada peserta didik yang bersifat seperti nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis, dan yang maksud dari nilai instrumental adalah pelaksanaan umum nilai – nilai dasar, biasanya diterapkan dalam wujud norma hukum dan nilai sosial seperti saling menghargai, 5 tolong menolong selanjutnya yakni nilai peraktis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan. Sehingga dalam masyarakat multikultural nilai PkN sangat penting karena mencakup nilai – nilai dasar yang dapat menyatukan berbagai suku adat agama dan lain sebagainya karena Indonesia ini kaya akan semua itu maka nilai pancasila ini sangat benar – benar penting . Kemudian pada kurikulum 1975 dan kurikulum 1994 Pendidikan Moral Pancasila diubah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang biasa kita sebut ( PPKN ) di pendidikan yang ada di SD. Pergantian ini telah terjadi karena ketetapan MPR No II/MPR/1988. Bahwa Pendidikan Nasional bertujauan untuk “ Meningkatkan Kualitas Manusia Indonesia’’ Pemerintah sangat berfikir ekstra mengenai Pendidikan pancasila dan Kewaragnegaraan ini karena sudah jelas dengan banyaknya pergantian ini, Pemerintah mempunyai misi penting untuk Masyarakatnya seperti meningkatkan kualitas manusia, dengan cara mendidik moral mereka agar baik akhlaq nya yang sesuai dengan apa yang ada dalam pembukaan UUD 1945. Kemudian berkepribadian, disiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, dan terampil, karena dengan ini semua akan dapat menjadi bekal untuk peserta didik dalam menjalankan kehidupannya kelak nanti dan seengaknya akan meminimalisir orang – orang yang korupsi Kemudian pada tahun 2003 dengan keluarnya Undang – Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ( PPKN ) di ubah menjadi Pendidikan kewarganegaraan (PKN). Dengan banyaknya pergantian tersebut di karenakan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini di sesuaikan dengan keadaan Pemerintah di Indonesia dan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini mempelajari tentang 6 Karakter anak untuk menjadi warga Negara yang baik yang bertanggung jawab dan memiliki kepribadian yang baik . kemudian dengan adanya Globalisasi saat ini maka jiwa Patriotisme dan Nasionalisme di dalam diri anak terkikis sedikit demi sedikit sehingga dari sinilah pemerintah mengubah materi ini mulai dari Pendidikan Kewargaan Negara Menjadi Pendidikan Moral Pancasila, kemudian berubah kembali menjadi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan pada akhirnya menjadi Pendidikan Kewarganegaraan dengan harapan akan menjadikan moral para peserta didik menjadi lebih baik. Dan beberapa tokoh mengartikan bahwa Pendidikan kewarganegaraan menurut Zamroni adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga berpikir kritis dan demokratis. ( Tukiran, 2009) Dalam pembelajaran ini guru - guru di tuntunt untuk menanamkan kesadaran kepada generasi muda bahwa demokrasi itu sangat penting untuk kehidupan dalam bermasyarakat, karena dengan menanamkan kesadaran untuk hidup berdemokrasi seperti untuk mengetahui hak – hak warga masyarakat dan untuk mempergunakan hak yang di milikinya. Kemudian pendidikan kewarganegaraan ini akan mengajarkan kepada para peserta didik untuk menilai dan menyikapi perilaku politik yang ada dalam kehidupannya serta dapat mengambil suatu keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi dirinya dan keluarga maupun masyarakat serta lingkungan.Kemudian dengan dikemasnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SD pasti dengan tujuan yang sangat bagus seperti pada beberapa ketentuan Undang – Undang yang menganut beberapa tujuan : Undang – undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ( UU RI No. 20 Tahun 2003 Siskdiknas ) khususnya : 1. Pasal 3 yang menyatakan bahwa “ Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembngnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2. Pasal 4 mengatakan “ Pendidikan di selengarakan secarah demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemkan bangsa. 7 3. Pasal 37 ayat ( 1 ) yang menyatakan bahwa “ Kurikulum Pendidikan Dasar dan menengah wajib memuat : pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan umum,keterampilan kejuruan, olaraga, dan muatan lokal, dan ayat ( 2 ) yang menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama, kewarganegaraan dan bahasa. 4. Pasal 38 ayat yang menyatakan bahwa “ Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah / madrasah dibawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten / Kota untuk Pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Dengan adanya amanat per- Undang – undangan ini pada Pasal (3) dengan adanya pendidikan kewarganegaraan ini peserta didik mampu untuk memahami ketika ada masuknya kebudayaan asing di Indonesia ia tidak akan langsung menirunya begitu saja karena dalam budaya bangsa Indonesia tersebut sudah ada dan sudah di tekankan bagaimana cara berpakaian yang sesuai dengan kebudayaan bangsa Indonesia dan bagaimana cara bertutur kata kepada orang lain dan gaya fashion rambut yang natural yaitu rambutnya tidak di potong dan tidak di cat warna yang lain selain warna dari rambut aslinya yaitu warna Hitam, selain itu ia juga sudah diajarkan kreatifitas mandiri tanpa harus meniru gaya fasion rambut, cara bahasa yang hanya akan merusak kebudayaan bangsa Indonesia yang sudah di lakukan sejak zaman dahulu yaitu pada zaman nenek moyang kita yang ada di Indonesia. Dan pada Pasal (4) Maksudnya adalan Pendidikan kewarganegaraan ini menjadi mata pelajaran yang tidak menyudutkan atau menyalahkan karena di dalam mata pelajara pendidikan kewarganegaraan ini sangat kuat dengan adanya hak asasi manusia, dan hak asasi manusia tersebut sebenarnya sudah ada dan sudah di bawa sejak kita lahir di muka bumi ini sehingga dengan mempelajarinya kita akan mengetahuinya, maka kita tidak akan merasa terasingkan dan kita akan berfikir positif bahwa pemerintah itu adil sehingga akan dicontoh oleh peserta didik itu sendiri. Kemudian pada Pasal (37) ayat 1 pendidikan kewarganegaraan itu sudah ada dalam kurikulum pendidikan dasar dan kita wajib untuk mempelajarinya, kenapa kita wajib untuk mempelajari pendidikan kewarganegaraan tersebut. Karena dengan pendidikan kewarganegaraan itu kita akan di bekali dengan nilai-nilai dan moral yang nantinya akan berguna untuk kita dan agar kita dapat membangun sifat patriorisme dan nasionalisme serta tidak juga meninggalkan 8 pelajaran yang lainya seperti pendidikan agama dalam Pasal (37) ini dicantumkan materi agama karena sesungguhnya pendidikan kewarganegaraan ini ada kaitanya dengan pendidikan agama, dan pendidikan agama adalah pendidikan yang tidak kala penting juga dari pendidikan kewarganegaraan atau pendidikan dasar.contohnya ketika kita dalam islam hukuman bahwa orang yang mencuri akan dipotong tangan kirinya, namun pada hukum di Negara hanya di penjara. kemudian bahwa orang yang berzina ketika ia sudah menikah maka ia harus dikubur dan dilempar batu namun apabila ia belum menikah maka cukup dirajam tapi pada hukum Negara hanya dipenjara. Maka sebab itu mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan ini diwajibkan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan di Indonesia ini apabila ia bersalah maka akan dipenjara namun, jika berfikir secarah agama maka apabila ia bersalah akan kembali lagi urusan pada tuhan sesuai agama masng – masing. Dengan ini pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan agama sangat berhubungan karena sejatinya nilai – nilai yang ada di pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan agama memiliki tujuan yang sama yakni, membentuk pribadi seseorang yang lebih baik, dan taat pada hukum – hukum yang berlaku di negaranya. C. “CINTA TANAH AIR” ADALAH WAWASAN NUSANTARA YANG PERLU DIKEMBANGKAN DALAM MAPEL PKN pendidikan kewarganegaraan sendiri mempelajari tentang cinta tanah air, setiap anggota bangsa mempunyai rasa cinta tanah air yang mana dengan rasa cinta tanah air peserta didik akan dapat mengharumkan bangsa Indonesia serta ia tidak akan menghina bangsa meski dalam bercandaan. Kemudian Setiap bangsa memiliki banyak keanekaragaman alam maupun keanekaragaman social. Setiap bangsa mempunyai cara pandang tersendiri untuk memiliki hubungan dengan lingkungan itu dengan di wujudkan dan di cerminkan dari sejarah dan kebudayaan bangsa. Cara pandang suatu lingkungan itu disebut Wawasan Nasional suatu dengan bangsa di Indonesia dan Wawasan itu sendiri disebut Wawasan Nusantara. Memahami dan mengenal lingkungan lingkungan hidup suatu bangsa dan cara pandang bangsa tentang diri dan lingkungan merupakan suatu dasar untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air. 9 Manusia hidup didunia ini tidak dapat dipungkiri bahwa mereka membutuhkan bantuan dari orang lain, membutuhkan rasa aman dan nyaman dalam hidupnya lantas dengan cara apa mereka dapat memperoleh itu semua : 1. Siap mengabdikan dirinya untuk tanah air. 2. Siap membela kebenaran. 3. Tidak ikut dalam kerusuhan yang terjadi di tanah air. 4. Dan siap menyinsingkan lengan kita jika terjadi pertumpahan darah. Dengan menanamkan sikap cinta tanah air ini akan merasa tenteram, karena satu pengabdian dari satu orang itu sangat berarti sekali bagi tanah air ini, tanpa adanya bantuan dari masyarakat maka tanah air ini tidak akan menjadi satu, dan akan terpecah bela oleh suatu kerusuhan. Dikalangan orang pasti berpikir mengapa kita harus cinta tanah air !maka kita akan bercerita kembali, mulai dari zaman dahulu bangsa Indonesia selalu dijajah oleh beberapa bangsa lain dan itu juga bukan waktu yang singkat. Pada zaman penjajah dahulu masyarakat Indonesia rela mengorbankan nyawa dan hartanya bahkan rela juga meningalkan istri ibu dan anaknya demi membela Negara ini dan demi memerdekakan tanah air Indonesia. Dan setelah sekian abad bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain akhirnya Indonesia berhasil mengusir penjajah dari tanah air dan bahkan pada tanggal 17 agustus 1945 bangsa Indonesia dapat memproklamasikan kemerdekaan nya. Sejak saat itu tanah air Indonesia sudah tidak dijajah lagi oleh bangsa lain. Demi mengusir penjajah dan memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia tidak sedikit yang gugur Karena peperangan tersebut ini adalah satu bentuk cinta tanah air. Setelah banyak nyawa yang gugur karena peperangan demi tanah air, dan saat ini tanah air kita sudah merdeka. Apakah kita tidak mau untuk tetap menjaga tanah air dan mengabdikan diri kita kepadanya. Kita sudah tidak disuruh berperang lagi melainkan hanya untuk menjaganya agar tidak terulang kembali kejadian yang dahulu pernah terjadi. Rasa cinta tanah air ini tidak hanya dibuktikan melalui kita berkorban nyawa saja, melainkan apa yang kita berikan untuk tanah air ini. Selain kita memberikan pengabdian kita terhadap tanah air berupa tenaga, kita juga bisa memberikan pengabdian kita lewat pemikiran kita atau kecerdasan yang kita miliki, seperti bakat bernyanyi, olimpiade, dan yang lebih khusus yaitu tidak menyontek hasil ujian teman saat ujian nasional maupun ujian sekolah. Kemudian janganlah kalian 10 bertanya apa yang telah diberikan tanah air untuk kita namun tanyakanlah apa yang sudah kita berikan pada tanah air tercinta ini. Setiap bangsa memiliki konsepsi tentang kemampuan / kekuatan yang dinamakan konsepsi power ( power concept ). ( Zainul, 2009 ) maksudnya disini adalah mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan mengajarkan bagaimana kesadaran berbangsa dan bernegara serta keyakinan akan kebenaran dan kesaktian ideologis Negara pancasila, ideologi pancasila sendiri merupakan salah satu kekuatan atau kemampuan dasar bagi setiap bangsa untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan kehidupan bangsa. Menurut Zainul sendiri Power Concept adalah : a. Apa kemampuan atau kekuatan ( power ) yang harus dibentuk atau dibangun oleh bangsa itu. b. Bagaimana kemampuan atau kekuatan itu harus dibangun atau dibentuk. c. Bagaimana kemampuan dan kekuatan harus di pelihara ataupun ditingkatkan. d. Bagaimana kemampuang itu harus digunakan. Dari pendapat Zainul tentang Power Concept,Apa kemampuan atau kekuatan ( power ) yang harus dibentuk atau dibangun oleh bangsa itu. Dalam suatu bangsa dan negara pasti menginginkan negaranya untuk maju dan mampu bersaing dengan negara lain, untuk mencapai suatu tujuan tersebut di butuhka Sumber Daya Manusia (SDM) yang bagus dan berkompeten. Dengan SDM yang bagus maka bangsa tersebut mampu bersaing dengan bangsa-bangsa yang lain. Sehingga persaingan tersebut bisa seimbang. Kemudian Bagaimana kemampuan atau kekuatan itu harus dibangun atau dibentuk, dengan cara sejak kecil di berikan pendidikan tentang moral (pendidikan kewarganegaraan) di berikan pengetahuan-pengetahuan tentang bagaimana bangsa tersebut dan yang tidak kala penting juga di berikan pendidikan tentang akhlak atau agama, dengan di berikan itu semua generasi muda akan memiliki bekal untuk bersaing hidup dengan yang lainnya, karena jika pendidikan tidak di tanamkan sejak kecil maka saat dewasa generasi tersebut akan susah untuk di berikan penddikan tentang moral karena mereka sudah banyak terpengaruh oleh dunia luar. Jika mereka 11 tidak di bentengi dsejak kecil maka moral generasi muda akan gampang untuk di pengaruhi oleh orang lain. Lalu bagaimana dengan kemampuan dan kekuatan harus di pelihara ataupun ditingkatkan. Semakin bertambah tahun, semakin bertambahnya zaman dan semakin berkembangnya IPTEK (ilmu pengetahuan dan tekhnologi) dengan bertambahnya itu negara yang maju akan menerapkan itu, dengan demikian jika negara tersebut tidak mengikuti perkembangan zaman maka negara itu akan tertinggal dan akan di tinggal oleh negara-negara yang lebih maju. Tidak mudah untuk menyeimbangkan perkembangan zaman dengan SDM yang ada karena tidak semua SDM mempunyai kemampuan dan skil yang sama dan yang mampu untuk mengikuti perkembangan zaman. Contohnya : untuk menyongsong pendidikan di abad 21, telah di lakukan beberapa upaya percobaan misalnya pada kurikulum 2013, pada kurikulum tersebut siswa di tuntut untuk lebih aktif daripada gurunya, dan sistim pembelajarannya pun lebih banyak berbasis tekhnologi. Tetapi tidak banyak guru yang memahami itu dan banyak guru yang masih terbiasa menggunakan sistim pembelajaran pada zaman dahulu yang di mana semua pendidikan berpusat pada guru. Jika sudah seperti itu demi menggapai pendidikan yang di tujukan pada abad ke 21, guru yang yang tidak terbiasa dengan IPTEK dan pendidikan yang berpusat pada siswa sebaiknya di ikutkan dalam suatu kegiatan atau suatu workshop, agar mereka lebih memahami dan mengetahui apa yang di inginkan pada abad ke 21 tersebut dan apa yang harus mereka lakukan pada pendidikan di abad ke 21 tersebut. Dan untuk mereka yang sudah terbiasa dengan itu semua di wajibkan untuk terus belajar dan belajar serta mengasa kemampuannya agar lebih bertambah dan ilmunya lebih bermanfaat. Dan yang terakhir Bagaimana kemampuan itu harus digunakan. Setiap manusia di bekali oleh sang pencipta dengan kemampuan yang berbeda-beda, setiap kemampuan tersebut mempunya dampak yang berbeda-beda pula, terkadang kita tidak mengetahui apa kemampuan yang kita punyai, dan jika kita tidak mencoba bagaimana kita bisa menegtahui kemapuan yang kita miliki . Dan jika kita sudah mengetahui kemampuan yang ada pada diri kita sebaiknya kemampuan tersebut di arahkan dan di asa dengan baik, jika tidak maka kemampuan yang kita miliki tidak akan berguna dan itu akan terbuang sia-sia, dan yang lebih parahnya lagi kemampuan itu akan di salah gunakan. Dan suatu kemapuan itu harus di posisikan 12 pada tempatnya, misalnya : kita mempunyai bakat seni bela diri, jika tidak di bimbing dan di arahkan maka akan berdampak pada kerusuhan(tawuran dan bertindak anarkis) tetapi jika di arahkan bakat itu akan menghasilkan suatu penghargaan dan kebanggan (mengikuti suatu ajang pertandingan seni bela diri) dengan demikian bakat itu akan berfungsi sebagaimana mestinya. Bangsa Indonesian sendiri memiliki power concept yang dinamakan sebagai tannas ( ketahanan nasional ) tannas yang kita bangun merupakan devinisi dari dasar Negara pancasila ) yang secara implisit yaitu, dimensi kebangkitan nasional ( nasional reviva ) dimensi tannas ( nation resilience ) dan dimensi kelangsungan hidup nasional ( national survival ). ( Zainul, 2009). Pkn disini menanamkan karakter untuk membela tanah air sehingga akan dapat melangsungkan kehidupan dan tidak akan takut atas ancaman kebudayaan asing yang akan masuk karena peserta didik sudah cerdas dan dapat bertanggung jawab ketika ia kehilangan jiwa nasionalismenya. Karena mereka juga sudah mempunyai banyak bekal untuk melindungi Bangsa dan Negaranya ataupun keluarganya dan dirinya sendiri. D. TUJUAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD Pembelajaran PKn di SD memiliki tujuan tentunnya, adapun salah satu tujuan nya adalah bagaimana membentuk suatu sikap dan karakter yang berbudi mulia dan berjiwa social serta memiliki suatu nasionalisme dan patriotisme yang dapat diwujudkan secara aplikatif dalam suatu pembelajaran. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah partisipasi yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat local, Negara bagian, dan nasional. Tujuan pembelajaran PKn dalam (Depdiknas 2006:49) Adapun tujuan lain dari mapel PKn di SD adalah untuk memberikan kompetensi sebagai berikut : 13 a. Berfikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsabangsa lain. d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Tujuan PKn harus mendukung keberhasilan pencapaian Pendidikan, yaitu: “Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Manusia yang beriman Allah SWT dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Kemudian membentuk moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan seharihari yaitu perilaku yang beriman dan bertakwa terhadap Allah SWT dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah bersama, serta perilaku yangmendukung upaya untuk mewujudkan keadilan social seluruh rakyat Indonesia, maka dapat saya simpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan berorientasi pada penanamankonsep Kenegaraan dan juga bersifat implementatif dalam kehidupan sehari - hari. Adapun harapan yang ingin dicapai setelah pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, maka akan didapatkan generasi yang menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. Jadi pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk dapat berfikir secara kritis, rasional dan kreatifdalam menanggapi isu kewarganegaraan.Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta anti korupsi, berkembang secara aktif dan demokratis, dan berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam dunia. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara sekolah sebagai wahana pengembangan warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab, ada beberapa ketentuan perundang-undangan yang mengandung amanat tersebut sebagai berikut. 14 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan perubahannya (UUD 1945 dan perubahannya), khususnya alinea ke-4 yang menyatakan bahwa pembentukan pemerintahan Negara Indonesia di maksudkan untuk: “…melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yangberkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan berasab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwa-kilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan srosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan dan isi PKn di SD berkenaan dengan konsep nilai, moral dan norma yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945 serta penjabarannya dalam sumber hukum di bawah UUD 1945. Dengan tujuan PKn di SD dapat mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran maka melalui PKn sekolah sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, ketrampilan hidup, dan berkehidupan demokratis untuk membangun kehidupan demokrasi. Dengan cara itu akan memungkinkan siswa dapat belajar demokrasi dalam situasi yang demokratis dan untuk tujuan melatih diri sebagai warga Negara yang demokratis dan membangun kehidupan yang lebih demokratis. E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PEMBELAJARAN PKN Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan antara lain adalah sebagai berikut. 1. Faktor Guru 15 Guru adalah ujung tombak dari pendidikan di Indonesia maka dari itu , guru dituntut maksimal dalam melakukan suatu aktifitas pembelajaran di sekolah, karena guru merupakan tenaga professional kependidikan yang harus dapat dan mampu mengaplikasikan segala kemampuan pengajaran dan upaya pendidikan kepada para peserta didik Seorang guru yang profesional dituntut untuk mempunyai kemampuankemampuan tertentu, Guru merupakan pribadi yang berkaitan erat dengan tindakannya di dalam kelas, cara berkomunikasi, berinteraksi dengan warga sekolah dan masyarakat umumnya. Membicarakan masalah guru yang baik, (S. Nasution dalam Amin Suyitno, 1997:25) Maka dari itu ada sepuluh kriteria guru yang baik adalah: 1) memahami dan menghormati siswa 2) menguasai bahan pelajaran yang diberikan 3) menyesuaikan metode pengajaran dengan bahan pelajaran 4) menyesuaikan bahan pengajaran dengan kesanggupan individu 5) mengaktifkan siswa dalam belajar 6) memberikan pengetahuan sehingga terhindar dari sikap verbalisme 7) menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan siswa 8) mempunyai tujuan tertentu dengan tiap pelajaran yang diberikannya 9) tidak terikat oleh teks book 10) tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan sajakepada siswa melainkan senantiasa membentuk pribadi anak.5] Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan.Sebagai contoh di lapangan kadangkadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran sangat menarik perhatian perhatian siswa dan jelas. Sementara itu, ada guru lain yang walaupun menggunakan strategi pembelajaran yang sama dengan guru yang tadi, tetapi ia tidak mampu menarik perhatian siswa, bahkan cenderung membosankan. Hal ini terjadi mungkin karena guru yang pertama tadi memiliki kelebihan dalam hal seni mengajar.Hal-hal seperti itu perlu menjadi hal pertimbangan kita dalam memilih dan menggunakan streategi pembelajaran.Demikian pula kondisi fisik guru, terutama pada saat mengajar. 16 2. Faktor Siswa Jika ditinjau dari siswa, maka banyak faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian, lebih-lebih hubungannya dengan belajar PKn. PKn bagi siswa pada umumnya merupakan pelajaran yang kurang disenangi karena kurangnya antusias siswa terhadap pelajaran ini. Karena itu dalam interaksi belajar mengajar PKn seorang guru harus memperhatikan faktorfaktor yang menyangkut siswa, yaitu: 1) Apakah siswa cukup termotifasi, cukup tertantang, dan siap belajar PKn? 2) Apakah siswa berminat, tertarik dan mau belajar PKn? 3) Apakah siswa senang dengan cara belajar yang kita berikan? 4) Apakah siswa dapat menerima pelajaran dengan baik dan benar? 5) Apakah suasana interaksi belajar mengajar mendorong siswa belajar? Dengan faktor-faktor tersebut guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang seperti apa agar siswa berhasil dalam proses belajar. 3. Faktor Sarana dan Prasarana Pembelajaran akan dapat berlangsung lebih baik jika sarana dan prasaranya menunjang. Alat yang menjadi pertimbangan kita dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran ialah alat peraga, seperti peta, globe, gambar, foto, chart, grafik dan sebagainya.Sarana yang cukup lengkap seperti perpustakaan dengan buku-buku PKn yang dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik, seperti paket modul dan buku-buku pelajaran. 4. Faktor Strategi Pembelajaran a) Pengertian Strategi Strategi pembelajaran PKn adalah strategi pembelajaran yang aktif, Pembelajaran aktif ditandai oleh dua faktor yaitu 1) Adanya interaksi antara seluruh komponen dalam proses pembelajaranterutama antara guru dan siswa, dan 2) Berfungsi secara optimal seluruh sencesiswa yang meliputi indera, emosi, karsa, dan nalar. 17 Dalam pembelajaran siswa aktif, metode-metode yang dianjurkan antara lain metode tanya jawab, drill, diskusi, eksperimen, pemberian tugas, dan lain-lain. Pemilihan metode yang diterapkan tentu saja disesuaikan dengan mata pelajaran, tujuan pembelajaran, maupun sarana yang tersedia. b) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Proses Pengolahan Pesan Dilihat dari aspek proses pengolahan pesan, strategi pembelajaran dapat di kelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu : strategi pembelajaran deduktif dan stategi pembelajaran induktif. 1) Strategi Pembelajaran Deduktif (Umum ke Khusus) Dalam strategi pembelajaran deduktif, pesan atau materi pelajaran di olah mulai dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan, dilanjutkan ke hal yang khusus, yaitu penjelasan bagian-bangiannya atau atributatributnya(ciri-cirinya)dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh. 2) Strategi Pembelajaran Induktif Dalam strategi pembelajaran induktif, pesan atua materi pelajaran di olah mulai dari yang khusus, bagian atau atribut, menuju ke yang umum, yaitu generalisasi atau rumusan konsep atau aturan. c) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pihak pengolahan Pesan Atas dasar pihak pengolahan pesan, strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi pembelajaran ekspositori danstrategi pembelajaranheuristic. 1) Strategi Pembelajaran ekspositori Jika yang mengolah pesan atau materi pelajaran itu guru, maka strategi pembelajaran yang digunakan ialah ekspositori. Dengan strategi ini, guru yang mencari materi pelajaran yang akan di ajarkan dari berbagai sumber, kemudian guru mengolahnya serta membuat rangkuman atau mungkin membuat bagan. 2) Strategi Pembelajaran heuristic Dengan menggunakan strategi ini, yang mencari dan mengolah pesan (materi pelajaran) ialah siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing kegiatan belajaran siswa. Jadi, di sini yang aktif ialah siswa itu sendiri. 18 Keuntungan penggunaan strategi pembelajaran heuristic bagi siswa ialah secara berangsur-angsur akan terbentuk sikap positif pada diri mereka antara lain kreatif, kritis, inovatif, percaya diri, terbuka dan mandiri. d) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pengaturan Guru Dilihat dari sisi pengaturan guru, dikenal dua jenis strategi pembelajaran, yaitu strategi pembelajaran seorang guru dan beregu (team teaching). e) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Jumlah Siswa Dengan memperhatikan jumlah siswa, dikenal tiga strategi pembelajaran, yaitu strategi pembelajran klasikal, kelompok kecil, dan individual.Strategi pembelajaran klasikal, kelompok kecil sudah biasa di lakukan di SD. Sementara itu, strategi pembelajaran individual masih jarang di gunakan. f) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Interaksi Guru Dengan Siswa Atas dasar pertimbangan interaksi guru dengan siswa ada dua strategi pembelajaran, yaitu strategi pembelajaran tatap dan strategi pembelajaran melalui media. Jadi, faktor-faktor yang perlu dipertimbangan dalam memilih strategi pembelajaran ialah tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran, sarana, siswa dan guru. Setiap jenis tujuan pembelajaran menuntut proses pembentukan yang berbeda. Tujuan yang bersifat penguasaan pengetahuan menuntut kegiatan pengajian.Tujuan yang bersifat penguasaan ketrampilan menuntut kegiatan berlatih. Sementara itu,tujuan yang bersifap dan nilai menuntut kegiatan penghayatan terhadap sikap dan nilai yang diharapkan dikuasai. Setelah menelaah pemahaman dari Pendidikan Kewarganegaraan, maka dapat kami simpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan berorientasi pada penanaman konsep Kenegaraan dan juga bersifat implementatif dalam kehidupan sehari - hari. Adapun harapan yang ingin dicapai setelah pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, maka akan didapatkan generasi yang menjaga keutuhan dan persatuan bangsa. 19 BAB 2 PKN DAN DASAR HUKUM SERTA PELAKSANAANNYA DAN PERMASALAHANNYA SERTA SOLUSI DALAM PRAKTIKNYA Tujuan Instruksional Umum : 2. Mahasiswa dapat memahami konsep Pkn Dan Dasar Hukum Serta Pelaksanaannya Dan Permasalahannya Serta Solusi Dalam Praktiknya Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa dapat memahami Tinjauan Umum Tentang PKn b. Mahasiswa dapat mendeskripsikan Dasar Hukum PKn Pelaksanaan PKn Di SD c. Mahasiswa dapat mejelaskan Pelaksanaan Pembelajaran PKn Di SD d. Mahasiswa dapat mendeskripsikan Permasalahan Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pkn e. Mahasiswa dapat menganalisis Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Dalam Pratik Pembelajaran PKn Di SD A. TINJAUAN UMUM TENTANG PKN Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan seseorang sebagai upaya untuk memahami sesuatu hal yang belum mereka mengerti. Pendidikan bertujuan untuk mendidik atau membimbing seseorang agar dapat berkembang secara positif. Pendidikan tidak hanya didapat di sekolah saja. Melainkan di rumah dan di masyarakat juga bisa kita dapatkan. Misalnya pendidikan di rumah yaitu kita akan diajarkan akhlak oleh orangtua kita. Orangtua dalam hal ini sangat berperan penting yaitu agar anak mereka dapat berkembang dengan akhlak yang baik. Contoh pendidikan akhlak dirumah yaitu ketika masuk rumah dibiasakan untuk mengucapkan salam, jika akan berangkat sekolah berpamitan kepada orangtua, menghormati orang yang lebih tua, dll. Sedangkan contoh pendidikan dimasyarakat yaitubisa melalui suatu organisasi. Dengan mengikuti kegiatan tersebut pastilah kita diajarkan tentang bagaimana cara menghargai perbedaan pendapat, bagaimana cara mengelola suatu organisasi dengan baik agar tujuan yang diharapkan bersama bisa tercapai. Pendidikan itu tidak harus didapat dari seorang pendidik (guru) saja, melainkan juga bisa secara langsung (otodidak). Sekarang jaman sudah modern, perkembangan IT (Information Technology) sangat pesat. Jadi seseorang dapat belajar secara otodidak melalui 20 internet. Dari internet kita dapat mengakses apa saja yang kita butuhkan. Namun ada batasbatas tertentu yang harus diperhatikan dalam penggunaannya. Agar tidak berdampak negatif untuk diri sendiri maupun orang lain. Dan khususnya bagi anak-anak sangat perlu adanya pengawasan dari orang tua yang berperan sebagai pembimbing mereka. Pendidikan sangat penting untuk kehidupan manusia. Pendidikan tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri, tetapi juga dapat bermanfaat untuk orang lain, bangsa, dan Negara. Maka dari itu, sangat penting bagi seseorang mendapatkan Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan telah didapatkan oleh seorang pelajar sejak duduk dibangku Sekolah Dasar (SD). Hanya saja, nama yang kita kenal dulu yaitu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN). Namun karena adanya perubahan Undang-Undang maka secara hukum nama tersebut berubah menjadi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN). Menurut (Mujiyana, dkk, 2005:1). Pendidikan Kewarganegaraan selalu menyangkut dimensi pengetahuan, keterampilan, dan nilai (values). Dimensi pengetahuan kewarganegaraan yaitu berkaitan dengan pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu kewarganegaraan. Seperti pengetahuan tentang proses demokrasi, konstitusi, Hak Asasi Manusia, dll. Dimensi keterampilan yaitu menyangkut keterampilan masyarakat selaku warga Negara yang baik. Seperti keterampilan mengambil keputusan, keterampilan mengelola masalah, dll. Sedangkan dimensi nilai yaitu berkaitan dengan penanaman nilai dan kepercayaan. contohnya norma, etika, penguasaan nilai keagamaan, dll. PKN atau pendidikan kewarganegaraan adalah suatu upaya sadar dan terencana mencerdaskan warga negara (khususnya generasi muda) dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa agar mampu berpatisipasi aktif dalam pembelaan negara. Dengan kata lain pendidikan kewarganegaraan merupakan alat untuk membangun dan memajukan suatu negara. Dalam implementasinya pendidikan kewarganegaraan menerapkan prinsip-prinsip demokratis dan humanis. Dari definisi tersebut dapat di jelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawab sebagai warga negara, dan secara khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran, dan belajar, dalam proses penyiapan warganegara tersebut. Di dalam pendidikan kewarganegaraan memiliki dasar hukum atau aturan yang dibuat untuk mengarahkan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang ada. Di setiap pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terdapat penyimpangan atau permasalahan yang ada di dalamnya. dari permasalahan di dalam terdapat solusi untuk menanggulangi permasalahan yang timbul. 21 (Muchji akhmad, 2007:20) menyatakana pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga negara agar setiap hal yang dikerjakan tidak melenceng dari apa yang di harapkan. Sementara itu, PKN di Indonesia diharapkan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan negara kesatuan republik Indonesia. Negara kebangsaan adalah negara yang pembentuknya didasarkan pada pembentukan semangat kebangsaan dan nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama dibawah satu negara yang sama. Walaupun warga masyarakat itu berbeda-bedaa agama, ras, etnik, atau golongannya. PKN merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikaan pendahuluan bela negara menjadi warga negara agar dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Sehubungan dengan itu, PKN sebagai salah satu tujuan pendidikan IPS yang menekankan pada nilai-nilai untuk menumbuhkan warga negara yang baik dan patriotic. Dijelaskan dalam (Depdiknas, 2006:49) Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. PKN merupakan seleksi dan adapatasi dari berbagai disiplin ilmu sosial, pancasila, UUD 1945 dan dokumen negara lainnya yang diorganisasaikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Dalam mengembangkan dan melaksanakan PKN, kita harus berpikir secara integrative, yaitu kesatuan yang utuh dari hubungan antara hubungan pengetahauan intraseptif ( agama, nilai-nilai ) dengan pengetahuan ekstaseptif (ilmu). Dan disini akan membahas tentang pengertian pkn dan dasar hukum yang ada di dalam pkn serta bagaimana pelaksanaan , permasalahan yang ada di dalam pelaksanaan, dan solusi dalam praktiknya. Dalam pelaksanaan pembelajaran PKN tidak mudah, banyak permasalahan yang terjadi di dalamnya. namun dalam permasalahan yang ada pasti akan ada solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut A. TINJAUAN UMUM TENTANG PKN 22 PKN adalah pendidikan kewarganegaraan atau pembelajaran yang secara programatik prosedural yang berupaya memanusiakan dan membudayakan serta memperdayakan manusia. Tujuan pendidikan kewarganegaraan yakni warga negara yang memiliki kecerdasan baik intelektual, emosional, sosial, spiritual dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air. PKN merupakan mata pelajaran yang bersifat multidimensial karena merupakan pendidikan nilai, moral, sosial serta pendidikan politik. oleh karena itu PKN dinilai sebagai mata pelajaran yang mengusung misi pendidikan dan nilai moral. (Prof. Dr. H. Kaelan, M.s, 2010:22) menyatakan pendidikan kewarganegaraan meliputi hubungan antara warga negara dan negara serta untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran negara serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan ada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik, yang cerdas, terampil dan berkarakter. Pendidikan kewarganegaraan (citizenship education) merupakan mata pelajaran juga memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa. Pembelajaran pkn ini diharapkan akan mampu membentuk siswa yang ideal memiliki mental yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan dihadapi. Selain itu pendidikan kewarganegaaraan bentuk partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip- prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk berperan serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan atau watak-watak tertentu yang meningkatkan kemampuan indiviidu berperan serta dalam proses politik dan mendukung berfungsinya sitem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat. Berdasarkan Permendiknas No.22 Tahun 2006. Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 23 1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2. Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi. 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Maksudnya point pertama yaitu setelah mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan ini peserta didik mampu berpikir tentang sesuatu secara tepat yang sesuai dengan kebenaran dan mengupayakan untuk menghubungkan pemikiran-pemikiran yang sebelumnya tidak berhubungan yaitu dalam menanggapi isu-isu yang sedang terjadi di Negara. Maksudnya point kedua yaitu peserta didik secara aktif terlibat, bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas agar tidak salah langkah dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta memiliki sikap yang tidak senang akan korupsi. Maksunya point ketiga yaitu diharapkan peserta didik memiliki sikap yang berkembang secara baik yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lain. Sedangkan maksud point keempat yaitu diharapkan peserta didik mampu menjalin hubungan dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Di dalam pendidikan ada sesuatu ketetapan tentang standar atau ukuran minimal kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik dalam setiap mata pelajaran yang sering disebut dengan standart kompetensi (SK). Setiap pelajaran mempunyai standart kompetensi yang berbeda-beda. Dan ada juga istilah tentang kemampuan dasar atau materi yang harus dipahami oleh peserta didik. Biasanya kita mengenalnya dengan istilah Kompetensi Dasar (KD). Selain itu setiap peserta didik harus memiliki pengetahuan ataupun keterampilan sesuai dengan kompetensi lulusan yang biasa kita dengar dengan istilah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). B. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Berdasarkan permendiknas No.22 tahun 2006 ruang lingkup mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 24 1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan. 2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional. 3. Hak Asasi Manusia, meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. 4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga Negara. 5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusikonstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi. 6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi. 7. Pancasila meliputi: Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. 8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi. Untuk aspek-aspek diatas akan kita bahas satu persatu, yaitu: 1. Persatuan dan kesatuan bangsa, didalam aspek ini meliputi: a. Hidup rukun dalam perbedaan Sebagai manusia kita harus bisa hidup rukun dengan sesama agar di dunia ini tidak ada kata perpecahan antar manusia apalagi hanya karena perbedaan semata. Seharusnya karena perbedaan itulah kita harus saling melengkapi satu sama lain. Contohnya, toleransi antar agama, menghormati orang yang sedang beribadah, tidak membeda-bedakan teman, kerja bakti dimasyarakat, dll. b. Cinta lingkungan 25 Peduli akan lingkungan sangat penting untuk diajarkan kepada peserta didik. Apalagi anak sekolah dasar. Kita sebagai guru harus bisa menanamkan jiwa peduli atau cinta terhadap lingkungannya dari kecil. Contohnya, tidak membuang sampah sembarangan, menjaga lingkungan agar bersih, melakukan reboisasi hutan yang gundul, selalu merawat lingkungan, dll. c. Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia Kita sebagai warga negara Indonesia harus bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Banyak sesuatu yang dapat dibanggakan dari negeri tercinta ini seperti wilayahnya yang luas, memiliki agama, budaya dan suku bangsa yang beragam, dll. Contoh perilaku terhadap kebanggaan sebagai bangsa Indonesia ini adalah menggunakan produk dalam negeri, menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, menghormati jasa-jasa pahlawan, berlatih tarian atau lagu daerah dari Indonesia, dll. d. Sumpah pemuda Di dalam isi sumpah pemuda telah jelas berisi tentang pengakuan putra-putri Indonesia bahwa mereka satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. e. Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Ada beberapa hal yang bisa dilakukan warga Negara guna mewujudkan keutuhan NKRI yaitu cinta tanah air, rela berkorban, membina persatuan dan kesatuan, dll. f. Partisipasi dalam pembelaan Negara Keikutsertaan warga Negara dengan wujud untuk membela Negara merupakan hal yang sangat membanggakan. Contohnya yaitu mengikuti pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, melaksanakan pendidikan kewarganegaraan,dll. g. Sikap positif terhadap NKRI Sikap positif ini dapat diwujudkan dengan cara menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. h. Keterbukaan dan jaminan keadilan Keterbukaan tentang proses pemerintahan sangatlah penting sehingga tidak akan ada kesalahpahaman antara rakyat dan penyelenggara Negara. Jaminan keadilan juga perlu agar tidak ada pilih kasih antara rakyat menegah ke bawah dan menengah keatas. Contoh dalam mewujudkan hal ini yaitu pemerintahan yang terbuka dan transparan, pemerataan kesejahteraan hidup rakyat, dll 2. Norma, hukum dan peraturan, dalam aspek ini meliputi: 26 a. Tertib dalam kehidupan keluarga Didalam keluarga juga perlu sebuah peraturan yang dimaksudkan untuk anak agar tahu apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya. Contohnya adalah setelah bangun tidur menata kembali tempat tidur, menghormati orang tua, mematuhi peraturan yang ada di keluarga yang telah menjadi kesepakatan bersama. b. Tata tertib disekolah Di sekolah juga perlu tata tertib agar sekolah tersebut dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya,seragam harus dimasukkan, waktu upacara harus menggunakan atribut lengkap, masuk sekolah pukul 7.00 WIB, dll c. Norma yang berlaku dimasyarakat Di suatu masyarakat juga perlu yang namanya norma atau peraturan agar kita sesama manusia saling menghargai serta menghormati satu sama lain. Misalnya, berbicara sopan kepada orang yang lebih tua, menyapa saat bertemu dengan orang yang kita kenal, dll. d. Peraturan-peraturan daerah Adalah sebuah peraturan perundang-undangan yang dibuat atau dibentuk oleh dewan perwakilan rakyat daerah. Contohnya, di bandung mewajibkan masyarakatnya untuk menggunakan bahasa sunda ketika hari yang telah ditentukan oleh dewan perwakilan daerah, semisal hari senin saja. e. Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Di setiap bangsa dan Negara norma itu sangatlah penting agar manusia selalu berbuat kebaikan dan tidak melakukan perbuatan yang tercela atau yang melanggar ketentuan Negara. Contohnya yaitu norma hukum, ketika melakukan perbuatan yang melanggar hukum maka akan dikenakan sanksi sesuai hukum yang berlaku. f. Sistem hukum dan peradilan nasional Sistem hukum adalah suatu sistem peraturan tentang apa yang harus dilaksanakan atau tidak boleh dilaksanakanoleh manusia untuk mencapai tujuan hukum di Indonesia. Sedangkan peradilan nasional adalah sesuatu tentang perkara peradilan yang bersifat kebangsaan. g. Hukum dan peradilan nasional Merupakan suatu hukum dan peradilan yang berlaku di dalam suatu Negara. Contoh hukum Indonesia. 27 h. Hukum dan peradilan internasional Merupakan hukum dan peradilan yang mengatur hubungan dua atau lebih Negara. Contohnyahukum perang, hukum perdata internasional. 3. Hak Asasi manusia, (Zainul Ittihad Amin, 2009:1.43) HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sebagai pemberian tuhan yang maha esa. Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sejak lahir. HAM meliputi, a. Hak dan kewajiban anak, antara lain hak mendapat kasih sayang dari orang tua, hak bermain, kewajiban berbakti kepada orang tua, dll b. Hak dan kewajiban anggota masyarakat, antara lain berhak mengikuti organisasi, hak mengeluarkan pendapat, kewajiban menghormati orang yang lebih tua, dll. c. Instrument nasional dan internasional HAM Suatu peraturan perundang-undangan yang mengatur HAM, baik HAM di dalam Negara itu sendiri maupun HAM di Negara lain. d. Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM HAM itu sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat, maka dari itu perlu adanya pemajuan, penghormatan, serta perlindungan agar pelanggaran- pelanggaran HAM tidak terjadi. Setelah mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan peserta didik dapat menambah pengetahuan tentang HAM, mengetahui apa saja hak-hak yang seharusnya dimiliki olehnya. Seperti hak sebagai anak, hak perempuan, dan pelanggaran-pelanggaran HAM, serta pengadilan yang bertugas untuk menangani masalah HAM. 4. Kebutuhan warga Negara Kebutuhan warga Negara yaitu sesuatu yang menggerakkan warga Negara dalam aktifitasnya dan menjadi alasan untuk berusaha. Meliputi: a. Hidup gotong royong, misalnya kerja bakti, mendirikan fasilitas umum, dll b. Harga diri sebagai warga masyarakat, misalnya bergaul dengan baik, ramah tamah, dll c. Kebebasan berorganisasi, disini warga berhak memilih organisasi apa yang ingin diikutinya. Contohnya karang taruna dan remaja masjid. 28 d. Kebebasan mengeluarkan pendapat, yaitu semua orang bebas mengeluarkan pendapat dalam suatu organisasi atau komunitas. e. Menghargai keputusan bersama yaitu di dalam suatu organisasi pastilah ada yang namanya perbedaan pendapat. Perbedaan adalah hal yang wajar. Selanjutnya bagaimana sikap kita dalam menanggapinya. f. Prestasi diri, adalah sesuatu yang timbul sebagai hasil dari kerja keras kita. Sehingga potensi-potensi yang ada pada diri kita bisa bermanfaat. g. Persamaan kedudukan warga Negara, setiap warga Negara memiliki kedudukan yang sama. Sehingga tidak akan ada kesenjangan antara warga masyarakat yang satu dengan yang lainnya. 5. Konstitusi Negara, Konstitusi diartikan sebagai undang-undangdasar. Meliputi, a. Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama Proklamasi kemerdekaan adalah hasil dari perjuangan dan kerja keras rakyat Indonesia melawan penjajah. Konstitusi pertama yang digunakan Indonesia adalah UUD 1945. b. Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, seperti UUD 1945, UUD RIS 1949, UUDS 1950, UUD 1945, UUD 1945 setelah amandemen. c. Hubungan dasar Negara dan konstitusi Nampak pada gagasan dasar, cita-cita, dan tujuan Negara yang terdapat dalam pembukaan UUD negara 6. Kekuasaan dan politik, Kekuasaan adalah suatu wewenang yang biasanya mengarah pada gagasan politik. Seperti kekuasaan sebagai alat untuk seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Kekuasaan dan politik meliputi, a. Pemerintahan desa dan kecamatan, seperti seorang camat, kepala desa, Rukun Tetangga, Rukun Warga, karang taruna, posyandu, dll b. Pemerintahan daerah dan otonomi, seperti bupati, gubernur, dll c. Pemerintahan pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, Wakil Presiden, dll. d. Demokrasi dan sistem politik, Setelah mempelajari demokrasi dan sistem politik ini diharapkan peserta didik dapat mempelajari pengertian demokrasi, sejarah perkembangannya, praktik demokrasi di Indonesia, macam-macam sistem poitik di Indonesia. e. Budaya Politik, adalah suatu pola perilaku yang berhubungan dengan politik dalam kehidupan bernegara. 29 f. Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, adalah suatu pola perilaku menuju masyarakat yang beradab yang berdasarkan nilai-nilai demokrasi. g. Sistem pemerintahan, pers, dan masyarakat demokrasi Sistem pemerintahan adalah suatu sistem yang digunakan untuk proses pemerintahan, pers merupakan suatu sarana yang digunakan untuk media komunikasi, masyarakat demokrasi adalah masyarakat yang berjiwa demokrasi. 7. Pancasila, aspek ini meliputi: a. Kedudukan pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara Kedudukan pancasila sebagai dasar Negara yaitu pancasila sebagai dasar atau pondasi dalam penyelenggaraan Negara, sedangkan sebagai ideologi adalah pancasila sebagai suatu gagasan atau ide tentang suatu Negara. b. Proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara Pancasila dirumuskan oleh tiga orang tokoh, diantara adalah Muh.Yamin, Soepomo, dan Ir Soekarno. c. Pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari Untuk sila pertama pengamalannya dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, sila kedua dengan saling tolong menolong sesama manusia, sila ketiga dengan cara menjaga keutuhan Negara, sila keempat dengan cara musyawarah apabila menyelesaikan suatu masalah, dan sila kelima dengan berbuat adil sesama manusia. d. Pancasila sebagai ideologi yang terbuka, maksud dari ideologi terbuka adalahideologi yang dinamis atau yang mampu mengikuti perkembangan jaman. 8. Globalisasi, Suatu perubahan yang terjadi didunia karena proses individu atau kelompok yaitu ditandai dengan kemajuan beberapa hal. Salah satunya yaitu sistem teknologi Informasi dan komunikasi. Globalisasi meliputi, a. Globalisasi dilingkungannya Globalisasi berpengaruh terhadap suatu lingkungan. Ada pengaruh positif maupun pengaruh negatif. b. Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi Ada berbagai kemajuan akibat globalisasi. Dengan adanya globalisasi ini diharapkan bisa memajukan politik luar negeri di Indonesia. c. Dampak globalisasi 30 Globalisasi menimbulkan beberapa dampak bagi kehidupan masyarakat. Ada dampak positif dan negatif. Salah satu dampak positifnya yaitu kemajuan IPTEK, untuk dampak negatifnya yaitu banyak kenakalan-kenakalan yang terjadi. d. Hubungan internasional dan organisasi internasional Hubungan internasional adalah suatu hubungan yang terjadi antara dua Negara atau lebih, sedangkan organisasi internasional merupakan wadah yang dibentuk untuk menjalin hubungan antar Negara. Contohnya PBB (Perserikatan bangsabangsa). e. Mengevaluasi globalisasi. Mengevaluasi globalisasi dapat kita lakukan dengan cara menyeleksi antara pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positifnya boleh kita ambil namun pengaruh negatif sebaiknya kita hindari. C. DASAR HUKUM PKN PELAKSANAAN PKN DI SD Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang wajib diberikan di semua jenjang pendidikan termasuk di jenjang sekolah dasar. Prndidikan kewarganegaraan dirancang sejalan dengan pemikiran akademis bahwa yang namanya pendidikan kewarganegaraan harus mengandung nilai-nilai dasar sebagai prasyarat kehidupan bersama yang dicita-citakan. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga harus menganut pendekatan berbasis nilai pemahaman tentang warga negara, bangsa, negara, hak dan kewajiban warga negara. Dasar dasar hukum dari pendidikan kewarganegaraan yaitu pasal 32 pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan PERATURAN PEMERINTAH., pasal 38 pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum jenjang masing-masing satuan pendidikan. Pasal 39 ayat 1 isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional. Ayat 2 isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan 31 wajib memuat : pendidikan pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan. Dengan adanya dasar hukum yang sebagai landasan/norma yang paling nyata memaksa dan mengikat pendidikan kewarganegaraan, memungkinkan sitem pendidikan kewarganegaraan berjalan dengan baik dan memungkinkan tidak ada permasalahan saat pelaksanaan berlangsung. Di dalam dasar hukum terdapat penjelasan tentang pendidikan kewarganegaraan baik untuk pelaksanaan, permasalahan, maupun solusi. Dasar hukum juga dapat membantu pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar. Jadi, guru mengajar dengan menganut dari dasar hukum pendidikan kewarganegaraan. Jika dasar hukum tidak ada pelaksannaan pembelajran PKN akan tidak berjalan dengan baik dan akan mengalami permasalahan saat pelaksanaan terjaadi. D. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PKN DI SD Di dalam pelaksanaan mengajar pkn yang didasari oleh dasar hukum perlu adanya pendekatan yang pada prinsipnya lebih mengarah kepada pengembangan kurikulum di dalam isi dari materi pelajaran. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan perlu dituntut untuk lebih mengenali dan memahami nilai-nilai dari inti pribadi dan masyarakat, berfilosofis dan rasional terhadap nilai-nilai pkn, mencoba dan menumbuhkan respon. Membuat keputusan tentang tindakan yang paling tepat atas dasar filosofis dan respon. Pelaksanaan ini dapat membantu siswa mengamalkan nilai moral pancasila dan budi pekerti yang luhur, yang dipelajari di sekolah, sehingga proses pembelajaran lebih bermakna. Sebagaiman disebutkan oleh (Suhan, 2006:7) pelaksanaan pembelajaran adalah salah satu tugas utama seorang guru, dimana pembelajaran dapat diartikan suat sitem atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajaran yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan pendahuluan (awal) pada dasarnya merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali plaksanaan pembelajaran. Fungsinya terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. efisiensi waktu dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran ini perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia untuk 32 kegiatan tersebut relative singkat, berkisar antara 50-10 menit. Dengan waktu yang relative singkat tersebut diharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan initi pembelajaran peserta didik sudah siap untuk mengikuti pelajaran dengan seksama. Dalam pendahuluan pembelajaran ini diantaranya untuk menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif, melaksanakan kegiatan apersepsi dan penilaian awal. Kegiatan inti merupakan kegiatan dalam rangka pelaksanaan pembelajaran yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman belajar tersebut bisa dalam bentuk kegiatan tatap muka di kelas atau di luar kelas dan kegiatan non tatap muka. Pengalaman belajar tatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan mengembangkan bentuk-bentuk interaksi langsung antara guru dengan peserta didik, sedangkan pengalaman belajar non tatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar lain.yang bukan kegiatan interaksi langsung antara guru dengan peserta didik. Kegiatan ini merupakan cara yang cukup praktis untuk memberitahukan kompetensi tersebut kepada peserta didik bisa dilakukan dengan cara tertulis atau lisan, atau keduaduanya. Dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan kepada peserta didik tentang kegiatankegiatan belajar yang harus ditempuh peserta didik dalam menyampaikan tema/topic, atau materi pembelajaran pkn terpadu. Peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri apa saja yang dipelajarinya, sehingga prrinsip-prrinsip belajar dalam teori dapat diterapkan. Penyajian bahan pembelajaran harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep dari mata pelajaran satu dengan konsep dari mata pelajaran lainnya. Dalam hal ini, guru harus berupaya menyajikan bahan pelajaran dengan strategi mengajar yang bervariasi, yang mendorong peserta didik pada upaya penemuan pengentahuan baru. Kegiatan pembelajaran bisa dilakukan melauli kegiatan pembelajaran secara klasik, kelompok dan perorangan. Kegiatan akhir dan tindak lanjut dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar peserta didik dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan pada proses dan hasil belajar peserta didik. Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini relatife singkat, oleh karena itu guru perlu mengatut dan memanfaatkan wktu seefisien mungkin.Objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian terhadap proses 33 dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar tersebut pada hakikatnyaa merupakan pencapaian kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. E. Tuntutan Pedagogis Setelah mengetahui ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan di SD, semua itu tidak terlepas dari campur tangan seorang guru. Seorang guru harus mampu menyampaikan materi-materi yang seharusnya diajarkan pada peserta didik secara optimal. Maka dari itu muncul suatu tuntutan seorang guru yaitu tuntutan pedagogis. pedagogi/pedagogis adalah seni didik atau segala kecakapan yang kita pergunakan untuk mendidik anak (Prof. Dr. H. Waini Rasyidin, 2014:6). Tuntutan pedagogis, tuntutan apa saja yang harus dimiliki seorang guru atau kriteria yang bagaimana yang harus dimiliki seorang guru PKN untuk mencapai tujuan pendidikan kewarganegaraan. Sebagai seorang guru harus pandai dalam mengolah kata karena setiap ucapan yang keluar dari mulut seorang guru akan menjadi teladan bagi murid-muridnya. Kemudian dengan guru mempelajari tuntutan pedagogis, guru tersebut dapat mempersiapkan mental, professional dan dapat berinteraksi dengan baik antara guru dengan peserta didiknya. Guru bisa memberikan contoh yang baik dan patut diteladani dan menjadi contoh yang baik dan dapat di tiru oleh peserta didiknya. Menurut (Dr. E. pedagogis meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Mulyasa,2008:75) bahwasannya kompetensi Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan Pemahaman terhadap peserta didik Pengembangan kurikulum atau silabus Perancangan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis Pemanfaatan teknologi pembelajaran Evaluasi hasil belajar (EHB) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya 34 kami akan membahasnya satu persatu yaitu, 1. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan seorang guru harus memiliki pengetahuan atau wawasan yang luas dan penguasaan materi tentang ilmu yang akan disampaikan kepada peserta didik. Guru harus memiliki kesamaan antara latar belakang pendidikannya dengan ilmu apa yang akan disampaikan kepada peserta didik guna tersampaikannya semua kompetensi yang seharusnya di dapatkan oleh peserta didik. Kemudian guru juga perlu pengalaman dalam mengelola kelas. Jadi seorang guru harus memiliki ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar dari lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah agar jelas kemampuan guru tersebut dalam mengajar. 2. Pemahaman terhadap peserta didik Seorang guru pasti telah menerima pendidikan psikologi dari pendidikannya di perguruan tinggi. Sehingga, seorang guru dapat memahami dan mengetahui karakteristik dari anak-anak didiknya. Serta memahami tentang latar belakang pribadi anak dan kebiasaannya di berbagai lingkungan seperti di sekolah, di rumah dan di dalam masyarakat.Guru dapat membimbingnya sehingga dapat menangani masalah yang dihadapi anak dengan memberikan solusi dan pendekatan yang benar. 3. Pengembangan kurikulum/ silabus Seorang guru harus dapat mengembangkan kurikulum melalui perencanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan lingkungan sekolah agar dapat terlaksana kegiatan mengajar yang efektif dan mendapatkan hasil yang maksimal. 4. Perancangan pembelajaran Guru harus dapat merancang kegiatan pembelajaran sedemikian rupa yang didalamnya terdapat aktivitas pembelajaran dari awal hingga akhir dengan suasana yang menyenangkan. Guru harus memiliki alternatif jika terjadi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari rencana yang sudah dirancang. 5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis Guru dapat melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang kreatif, aktif dan menyenangkan di dalam kelas. Guru dapat memberikan kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi peserta didik dan kemampuannya sehingga dapat dilatih. Guru harus sering berinteraksi dengan murid dalam pembelajaran melalui Tanya Jawab. Jika ada siswa yang salah jawab guru tidak boleh berkata kasar kepada siswa agar siswa tidak putus asa, dan guru wajib memberikan pengertian tentang 35 jawaban yang salah tersebut sehingga terciptalah pelaksanaan pembelajaran yang mendidik. 6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran Di era globalisasi ini perkembangan IT (Information Technology) sudah sangat pesat. Jadi tidak menutup kemungkinan seorang guru harus memiliki kemampuan menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran. Contohnya seorang guru SD menyampaikan materi dengan menggunakan LCD proyektor. Guru juga harus bisa membiasakan peserta didik menggunakan teknologi dengan syarat ada yang mengarahkannya. Sehingga teknologi tersebut tidak berdampak negatif bagi peserta didik. 7. Evaluasi hasil belajar Guru harus memiliki kemampuan untuk menilai pembelajaran di dalam kelas meliputi respon peserta didik, hasil belajar peserta didik disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik dan tidak membeda-bedakan siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Untuk dapat menilai, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat dan membuat kesimpulan bahkan solusi secara akurat atau dengan sebenar-benarnya. 8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Seorang guru harus dapat membimbing peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka dengan cara menciptakan wadah bagi peserta didik untuk mengenali potensinya sejak dini dan melatihnya agar berkembang. Contohnya dengan mengikuti extrakulikuler di sekolah maupun di luar sekolah. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan pedagogis ini adalah dengan melaksanakan observasi kegiatan kelas. Observasi kegiatan kelas, berdasarkan perencanaan dan sosial atas masalah yang dihadapi anak dalam belajar. Sehingga hasil belajar anak dapat meningkat dan sesuai dengan target perencanaan guru. Pada dasarnya, semua aspek kompetensi pedagogis di atas dapat meningkat melalui pengembangan diskusi terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh peserta didik. F. Kriteria Guru Pendidikan Kewarganegaraan 36 Di dalam dunia pendidikan guru merupakanteladan bagi peserta didik. Tugas seorang guru selain mengajar dan mendidik adalah menjadi orang tua kedua disekolah. Untuk itu seorang guru harus paham karakter dan kepribadian masing-masing peserta didik. Karena karakter dan kepribadian peserta didik akan mempengaruhi hasil belajarnya. Seorang guru yang mendidik siswa-siswinya dengan benar akan membuahkan hasil yang optimal dan akan disegani oleh banyak orang. Guru yang baik harus jadi panutan dan teladan bagi siswa-siswinya.Oleh sebab itu, kita sebagai calon guru harus bisa mengolah kata untuk bisa merubah tingkah laku yang kurang baik dari peserta didik karena setiap kata yang keluar dari mulut seorang guru dapat menjadiinspirasi bagi diri anak didiknya. Seorang guru tidak hanya perlu keahlian dalam mengolah kata saja tetapi juga harus menumbuhkan sikap yang membangun agar peserta didik bisa meniru sikap guru tersebut. Seorang guru juga harus terampil dalam mengolah bahan pembelajaran yang akan diajarkan agar dapat dipahami dan diterapkan peserta didiknya dengan baik. Mata pelajaran PKN terkenal dengan pelajaran yang membosankan. Jadi seorang guru harus mampu mengubah penilaian peserta didik tersebut terhadap pelajaran PKN yang membosankan menjadi pelajaran PKN yang menyenangkan yaitu dengan cara memberikan proses pembelajaran yang kreatif, nyaman, dan tidak membosankan. Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki seorang guru khusunya guru PKN adalah sebagai berikut. 1. Seorang guru harus memiliki sifat cinta tanah air dan mampu membangun budi pekerti yang baik (moral) kepada para siswanya dengan menanamkan nilai Nasionalisme. 2. Seorang guru harus menjadi pribadi yang kuat contohnya tangguh, ulet, dan tidak mudah putus asa. 3. Seorang guru harus bisa memberikan gambaran sesuatu hal yang baik kepada peserta didiknya dan dapat menjadi suri tauladan bagi peserta didik. 4. Seorang guru harus memiliki keteguhan yang tinggi atau konsistensi dalam mendidik. 5. Seorang guru PKN harus memiliki keyakinanterhadap Tuhanyaitu dapat dilihat dari sisi ketaqwaannya. Kita akan membahasnya satu persatu, 1. Seorang guru harus memiliki sifat cinta tanah air dan mampu membangun budi pekerti yang baik (moral) kepada para siswanya dengan menanamkan nilai Nasionalisme. 37 Menurut Riyanto (2007), bahwa kata “moral” mengacu pada baik dan buruknya manusa terkait dengan tindakannya, sikapnya dengan cara mengungkapkannya. Suatu tindakan baik dan buruknya manusia itu mencerminkan bahwa manusia mempunyai moral. Melihat baik buruknya moral manusia tidak hanya dari tindakannya saja melainkan bisa melalui sebuah ucapannya. Jika tindakan atau perbuatan serta ucapannya tidak baik menandakan manusia mempunyai moral yang rendah, dan sebaliknya. Membangun moral dengan nasionalisme harus ditanamkan sejak dini, terutama pada siswa usia Sekolah Dasar (SD). Sebab di SD merupakan basic pendidikan, sedangkan moral merupakan landasan utama dalam melakukan seluruh aktivitas dalam kehidupan. Cara membangun moral dengan nasionalisme yaitu dengan cara membiasakan bersalaman ketika bertemu dengan guru, tidak membiasakan makan sambil berdiri, membiasakan sopan santun terhadap sesama manusia. 2. Seorang guru harus menjadi pribadi yang kuat contohnya tangguh, ulet, dan tidak mudah putus asa. Semangat juang seorang guru dapat diukur ketika guru tersebut mendidik anak yang sedikit bermasalah dalam penyerapan ilmu. Bisa dikategorikan sebagai anak yang malas atau perkembangan kognitifnya kurang. Seorang guru berjuang dan pantang menyerah agar anak tersebut bisa menjadi anak yang pintar. Kadangkala ada anak yang nakal, sehingga dapat menguras kesabaran seorang guru. Disini semua karakter seorang guru diatas sangat diperlukan. Sehingga anak-anak yang bermasalah ini dapat berkembang secara positif dan menjadi generasi penerus bangsa yang diidamkan. 3. Seorang guru harus bisa memberikan gambaran sesuatu hal yang baik kepada peserta didiknya dan dapat menjadi suri tauladan bagi peserta didik. Guru yang luar biasa adalah guru yang mampu memberikan dan menumbuhkan inspirasi agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal (M. Furqon Hidayatullah. 2009: 235). Hal ini biasanya berkaitan dengan seorang guru yang cerdas dalam berucap atau mengolah kata. Sehingga setiap kata yang keluar dari mulut seorang guru dapat menjadi sebuah inspirasi oleh peserta didiknya. Biasanya dalam hal ini seorang guru bercerita tentang pengalamannya yang dapat menjadikannya orang yang bisa dikategorikan berhasil dalam pencapaian cita-citanya. Sehingga pada saat itu peserta 38 didik terinspirasi dan ada kemauan untuk mengikuti jejak gurunya tadi atau mengikuti apa yang diucapkan oleh gurunya. Oleh sebab itu anak menjadi semangat dan merasa tertantang dalam menggapai setiap cita-citanya. 4. Seorang guru harus memiliki keteguhan yang tinggi atau konsistensi dalam mendidik. Integritas seorang guru bisa di nilai dari kesamaan antara ucapan dan tindakan. Seorang guru yang akan menjadi panutan untuk setiap peserta didiknya harus mempunyai integritas yang tinggi. Ketika seorang guru tersebut memberikan sebuah motivasi atau bentuk sebuah larangan akan sesuatu hal yang dinilai kurang baik untuk dilakukan peserta didiknya maka guru tersebut harus memberi contoh yang sesuai dengan yang diucapkan. Contohnya ketika guru mengucapkan atau melarang peserta didik bahwa merokok itu bisa mengganggu kesehatan dan harus menjauhi kebiasaan buruk tersebut, tetapi pada kenyataannya seorang pendidik tersebut adalah seorang perokok dan belum bisa menghentikan kebiasaan buruk itu. Seperti itu adalah belum bisa dikatakan sebagai seorang pendidik atau guru yang baik dan luar biasa. Karena beliau hanya bisa menasehati saja tetapi sangat bertolak belakang dengan perbuatannya. 5. Seorang guru PKN harus memiliki keyakinanterhadap Tuhanyaitu dapat dilihat dari sisi ketaqwaannya. Sebagai tokoh yang sangat penting dalam pendidikan. Maka guru dituntut harus memegang teguh nilai-nilai keagamaan, karena dengan menyadari keberadaan Allah SWT maka secara tidak langsung guru tersebut merasa ada sebuah pengawasan dari yang maha kuasa yaitu Allah SWT. sehingga guru akan menjalankan tugasnya dengan baik, bertanggung jawab, serta ikhlas. Beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh guru PKn seperti yang telah dijelaskan diatas, maka seorang guru PKn harus menjalankannya dengan hati yang ikhlas, karena pada dasarnyasegala sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas maka hasil yang akan dicapai menjadi baik seperti yang diharapakan. Selain yang dijelaskan diatas, seorang guru PKN dalam menyalurkan materi-materinya dalam proses pembelajaran, alangkah baiknya disertakan sebuah materi-materi pendukung dalam proses pembelajarannya agar dapat membentuk moral peserta didik dengan baik. Nilai-nilai diatas merupakan sebuah upaya untuk membentuk kepribadian yang baik dan unggul bagi calon penerus bangsa. G. PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PKN 39 Masalah yang ditemui dalam setiap pembelajaran memang sangat komplek. Masalah tersebut datangnya bisa dari kurikulu, guru, siswa, sarana prasarana, sumber belajar, dan lainlain. Namun sayangnya banyak pendidik yang masih kurang peka terhadap permasalahan yang dihadapi. Yang menyebabkan pembelajaran pkn cenderung kurang menarik, dianggap sepal, membosankan, dan bermacam-macam kesan negative lainnya. Masalah-masalah tersebut antara lain kurikulum yang terlalu berat. Konten atau muatan kurikulum pkn untuk tingkat SD terlalu tinggi dibandingkan dengan tingkat kemampuan anak usia SD. Misalnya saja untuk materi kelas 6 yaitu memahami system pemerintahan republic Indonesia, mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945, mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan pusat dan daerah. Materi-materi tersebut selain terlalu tinggi bagi siswa juga belum memiliki manfaat dan kegunaan bagi kehidupan siswa. Artinya kalaupun materi itu nanti dipelajari oleh siswa akhirnya sasarannya hanya kepada aspek kognitif saja, tidak menyentuh kehidupan siswa. Kurangnya kemampuan dalam menangkap kata kunci dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Maka pembelajaran cenderung hanya mengarah pada pencapaian aspek kognitif. Kondisi semacam ini menyebabkan kompetensi yang diharapkan atau dicapai oleh siwa justru terabaikan, misalnya bagaimana siswa mampu menghargai perbedaan pendapat dalam satu musyawarah, dan bagaimana meneladani nilai juang para tokoh yang oleh siswa dapat diaplikasikan dalam belajar. Pembelajaran PKN selama ini lebih banyak berlangsung dengan pendekatan konvesional. Selama pembelajaran guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Siswa hanya menjadi pendengar di dalam kelas, kemudian mengerjakan atau menjawab soal. Pembelajaran berlangsung monoton, dan guru menjadi satu-saunya sumber informasi. Selain itu, dalam pembelajaran jarangg yang menggunakan media yang menunjang. Pembelajaran semacam ini jelas akan sangat membosankan dan tidak menarikMateri PKN sebenarnya banyak yang bisa diajarkan sesuai realitas kehidupan siswa. Namun, dalam prakteknya karena sudah terbiasa mengajar dengan ceramah, akhirnya semua materi disajikan dalam bentuk ceramah dan tanya jawab. Akibatnya apa yang didapat siswa sekedar apa yang disampaikan oelh gurunya. Itupun kalau dapat terserap semuanya. Jika materi disajikan dengan ceramah saja, maka yang terjadi kemudian kompetensi yang terdapat dalam standar kompetensi tersebut tidak akan tercapai. Padahal materi menuntut adanya aplikasi, bukan sekedar teori atau penerapan, bukan hafalan. 40 Evaluasi hanya mengarah pada aspek kognitif. Sebagai dampak dari kesalahan dalam menangkap asensi penggunaan metode ceraah yang menjadi andalan, maka hasil belajar yang diharapkan akhirnya hanya bermuara pada pengetahuan. Padahal hasil belajar seharusnya mencakup semua domain, yaitu kognitif, dan efektif. Dari kesimpulan diatas, secara garis besar dapat dikatakan bahwa guru PKN adalah orang yang dengan fungsinya melaksanakan dan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik mengenai hubungan antara warga negara dan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar anak didik tersebut nantinya menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaaan dan cinta tanah air. Guru menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawalah yang menyebabkan guru dihormati, sehinggaa masyarakat tidak meragukan figure guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Problem pokok yang dialami dan dihadapi oleh guru PKN, baik pemula maupun yang sudah profesionla adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang kompleks, dimana guru PKN dituntut untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas untuk mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan anak didik dapat belajar. Dengan kata lain, pengelolaan kelas yang efektif adlah syarat bagi pengajaran yang efektif. Suatu kondisi belajar PKN yang optimal dapat tercapai jika guru PKN mampu menagtur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasan yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses interaksi edukatif yang efektif. H. SOLUSI UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN DALAM PRATIK PEMBELAJARAN PKN DI SD Kurikulum disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa SD. Jika berbicara masalah kurikulum, materi yang disampaikan paling tidak mempunyai kesesuaian dengan tingkat usianya, mempunyai manfaat bagi kehidupan siswa. Menangkap esensi atau kata kunci dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan benar. Mengajar dengan pendekatan konstruktivisme melaksanakan pendekatan pembelajaran konstruktivisme akan banyak memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeskplor potensial ada dalam dirinya. Pendekatan ini juga memberikan ruang bagi siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, bukan diberi sehingga belajar akan lebih bermakna bagi dirinya. Siswa akan berpatisipasi aktif dalam pembelajaran, bukan sekedar menjadi pendengar. Pemilihan metode, 41 media, dan sumber yang tepat juga akan sangat memperngaruhi keberhasilan dan kebermaknaan pembelajaran. Belajar akan bermakna bagi siswa jika apa yang dipelajari adalah apa yanag bermanfaat bagi kehidupannya. Peristiwa atau fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar siswa bisa menjadi topik menarik untuk dipelajari. Dan ini akan dapat menumbuhkan kepedulian sosial siswa. Dengan mendiskusikan masalah ini siswa akan terlatih berpikir kritikan terhadapa fenomena yang terjadi di lingkungannya. Dengan kemampuan berpikirnya itulah diharapkan siswa akan mampu menghadapi segala persoalan yang dihadapi baik sekarang maupun bagi kehidupannya dimasa yang akan datang, semua bermula dari realitas. Evaluasi bersifat total secara kognitif maupun efektif. Hasil belajar tidak hanya diukur dari kemampuan kognitif saja. Tapi lebih dari itu, siswa diharapkan memiliki sikap dan perilaku bertanggung jawab terhadap kewajibannya. Dalam mata pelajaran PKN pengembangan nilainilai afeksi dalam karakter harus menjadi prioritas. Strategi pembelajarn yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar. rmotivasi untuk belajar. untuk meningkatkan hasil belajar PKN, dalam pembelajarannya harus menarik sehingga siswa dapat memahami dan menangkap materi yang disampaikan. Solusi yang dipilih hendaknya mampu secara efektif mengatasi kemampuan intelektual siswa dalam belajar harus mampu meningkatkan kemampuan intelektual siswa dalam belajar sehingga siswa dapat belajar dengan cepat. Akan lebih baik lagi jika dapat meningkatkan kemampuan intelektual peserta didik secara keseluruhan sehingga tidak ada siswa tertinggal dari siswa lainnya dalam hal memahami materi pembelajaran. BAB 3 PRINSIP – PRINSIP DALAM MENGAJAR PKN DI SD Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa dapat memahami konsep Prinsip – Prinsip Dalam Mengajar PKn Di Sekolah Dasar Tujuan Instruksional Khusus : 42 a. b. c. d. e. Mahasiswa dapat memahami Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Mahasiswa dapat mendeskripsikan Konsep Teori Mengajar Mahasiswa dapat mejelaskan Perkembangan Teori Mengajar Mahasiswa dapat mendeskripsikan Prinsip Dan Landasan Teori Mengajar Mahasiswa dapat menganalisis Hubungan Prinsip Mengajar Dengan PKn Di SD A. PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam suatu bangsa, karena bangsa yang maju bangsa yang memperdulikan akan pendidikan di dalam sebuah Negara tersebut. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktiv mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, keribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan di dalam Undang – Undang Pendidikan Pasal 4 menjelaskan bahwa Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan multimakna. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativvitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Pendidikan diselnggarkan dengan memberdayakan semua komponen masayrakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan penegndalian mutu layanan pendidikan. Pendidkan Kwarganegaraan (PKN) adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai luhur dan moral tersebut diharapkan dapat diwujudakan dalam bentuk prilaku kehidupan sehari – hari siswa, baik sebagian individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Prilaku – prilaku yang dimaksud diatas, tercantum di dalam penjelasan Undang – Undang R.I no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendiidkan Nasioan pasal 39 ayat (2) meliputi prilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, prilaku yang berisifat kemanusiaan yang adil dan beradap, perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam kepentingan, prilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehinggga perbedaan pemikiran, pendapat, ataupun kepentingan diatas melalui musyawarah dan mufakat, serta prilaku yang mendukung upaya untuk mewujudakan keadilan sosial bagi seluruh rahyat Indonesia. 43 Perkembangan tentang teori pendidikan pada dasarnya sudah mengemuka sejak awal abad ke 20 seperti dikemukakan John Dewey bahwa teori pendidikan, teori pengajaran, teori mengajar, dan teori belajar saling mempengaruhi dan berhubungan satu sama lain. Ada 3 hal yang dibahas dalam teori mengajar ini. Pertama, bagaimana teori mengajar dan praktik mengajar sebagai sub-rumpun teori pendidikan bisa mendeskripsikan berbagai unsur yang terkait. Kedua, bagaimana teori mengajar dan praktik mengajar bisa menjelaskan hubungan satu sama lain dalam kegiatan mengajar yang bermuara pada kaitan teori pendidikan dan teori belajar. Ketiga, bagaimana teori mengajar dan praktik mengajar mampu memprediksi berbagai kemungkinan perkembangan dan isu yang terjadi. B. KONSEP TEORI MENGAJAR Ramsden (1992 : 111-120) mengemukaan minimal ada 3 konsep teori mengajar dan praktik mengajar yang cenderung menjadi kajian para ilmuwan ataupun praktisi pendidikan. Theory 1 : “teaching as telling transmission”. Mengajar adalah proses menyampaikan atau mentranmisikan sesuatu. Konsep teori mengajar ini menekankan bahwa penyampaian bahan ataupun teaching delivery merupakan hal yang dominan dalam mewarnai berbagai konsep dan praktik mengajar.Dalam teori mengajar seperti ini fokus kegiatannya adalah apa yang dilakukan guru terhadap siswa. Theory 2 : “teaching as organising students activity”. Teori mengajar ini menyatakan bahwa mengajar pada dasarnya mengorganisasikan kegiatan siswa, dengan demikian fokus kegiatannya adalah bagaimana mengorganisasikan siswa agar siswa melakukan serangkaian aktivitas yang melahirkan pengalaman belajar. Mengajar dipandang sebagai proses supervisi dengan sejumlah teknik tertentu sehingga siswa dapat belajar. Theory 3 : “teaching as making learning possible”. Teori ini memandang bahwa belajar dan mengajar merupakan dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Bila teori 1 lebih memfokuskan pada kegiatan guru (teachers oriented), dan teori 2 lebih cenderung memfokuskan pada kegiatan siswa (student oriented) makan teori 3 ini memadukan antara dua komponen tersebut. Teori ini lebih merupakan gabungan berbagai aspek pembelajaran ”compound view of intruction”, yaitu antara lain siapa yang melakukan kegiatan mengajar, apa yang diajarkan, kepada siapa, dengan cara apa, dan bagaimana mengetauhi pengajaran itu berhasil atau tidak. 44 C. PERKEMBANGAN TEORI MENGAJAR Teori mengajar secara nyata dibangun oleh adanya perkembangan dalam teori pendidikan. Adanya dinamika teori pendidikan, secara langsung juga akan merefleksikan adanya dinamika dan keberagaman dalam memahami teori mengajar. Secara umum, ada empat aliran pendidikan (Sukmadinata, 1997). Keempat aliran pendidikan tersebut bagaimanapun juga akan mewarnai teori pendidikan dan teori mengajar secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi kontruk teori mengajar (teaching theory). Keempat teori adalah : (1) Pendidikan klasik (classical education) (2) Pendidikan pribadi (personalized education) (3) Teknologi pendidikan (technology education) (4) Pendidikan interaksional (interaction educational) (1) Teori mengajar pada pendidikan klasik Dalam pendidikan klasik, konsep kurikulumnya berupa kurikulum subyek akademis yang bersumber pada aliran perenialism dan essensialism yang berorientasi pada masa lalu. Isi pendidikannya pun dikembangkan sesuai dengan kaidah disiplin ilmu, yang dikembangkan oleh para ahli secara sistematis, logis, dan kompak berdasarkan konstruk ilmu yang telah terbangun solid. Dalam konteks pendidikan klasik ini, tugas guru adalah memilih (select) dan menyajikan (present) materi ilmu sesuai dengan perkembangan peserta didik. Artinya dengan asumsi bahwa subject content / bahan sudah tersusun dengan sistematik dan tertata dengan baik, maka peran guru lebih pada posisi “menyampaikan bahan” (teaching as delivery system). Walaupun dalam banyak hal, tugas para pendidik bukan hanya menyampaikan materi pengetahuan, tetapi juga melatih keterampilan dan nenanamkan nilai. Dalam konsep ini guru adalah ahli dalam bidang ilmu tersebut dan juga berperan sebagai model yang nyata. Dalam pendidikan klasik, penekanannya adalah bagaimana isi (content) berupa sistem nilai dan atau pengetahuan diajarkan kepada anak didik. Isi tersebut tersusun secara logis dan sistematis dan berstruktur dengan penekanan pada segi intelektual, dan sedikit sekali memperhatikan aspek sosial dan psikologi. Guru berperan sangat dominan, ia menentukan isi, metode dan evaluasi. Sedangkan siswa berperan secara pasif dan hanya sebagai penerima informasi atau bahan yang sudah terancang dengan terurut dan sistemik. 45 Dalam konteks pendidikan klasik, exposition teaching theory (Rowtree, 1974 : 93-97) ataupun receiptive learning theory (Ausubel dan Robinson 1969 : 43-45) merupakan ciri utama pengajaran pada pendidikan klasik. Materi yang disampaikan guru merupakan ciri dominan. Siswa bersifat recieptive (penerima), dengan variasi kegiatan duduk, dengar, dan catat yang merupakan ciri utama kegiatan siswa. (2) Teori mengajar pada pendidikan pribadi Konsep teori mengajar pada pendidikan peribadi ini telah banyak dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Oleh sebab itu teori belajar pribadi sering disebut sebagai pendidikan humanistik (humanistic education). Beberapa tokoh konspe aliran pendidika nini antara alain : John Dewey melalui “progressive education” ataupun JJ Rousseau melalui konsep “romantic education”. Asumsi dasar konsep pendidikan ini adalah anak merupakan sosok sentral yang utama dalam program pendidikan, oleh sebab itu anak didik merupakan subyek pendidikan, yang harus didengar, didekati, dan diapresiasi secara komprehensif tentang segala harapan, cita cita, dan aspirasinya. Para siswa adalah sosok yang memiliki potensi, kemampuan, kekuatan, oleh sebab itu pendidikan harus dianggap sebagai pesemaian yang subur untuk mengembangkan siswa seacara menyeluruh. Konsep Gestalt Theory misalnya, mengukuhkan betapa anak harus diperlakukan secara lebih manusiawi, dan merupakan suatu kesatuan yang menyeluruh untuk tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang utuh. (3) Teori mengajar pada teknologi pendidikan Dalam teknologi pendidikan ini, harapan pendidikan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu dan teknologi. Pendidikan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi yang berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang. Konsep pendidikan ini mengutamakan konsep pendidikan segi empiris, informasi obyektif yang didasarkan pada kaidah yang dapat diamati dan dihitung secara statistik. Dalam teori pendidikan ini, pendidikan adalah ilmu dan bukan seni. Dengan demikian pengembangan desain program dalam pendidikan ini mengembangkan kaidah teknologi pendidikan dengan melibatkan perangkat lunak dan perangkat keras termasuk audio visual dan media pembelajaran. Dalam teroi ini guru berfungsi sebagai direktur belajar dengan tugas-tugas melakukan pengelolahan pendidikan dan pendalaman bahan. Pendidikan ini lebih diwarnai oleh the linier-rational model of instruction (Burden and Byrd, 1990 : 26-40), walaupun model ini juga merupakan modifikasi konsep mengajar para pendahulunya yang memberikan penekanan pada pendekatan tradisional dalam mengajar 46 (traditional approach in teaching), seperti halnya Rational model yang dikembangkan Taba (1967); Popham and Baker (1970), Gagne, Briggs, and Wager (1992) dan Gagne and Driscoll (1970). (4) Teori mengajar pada pendidkan interaksional Dalam konsep pendidikan ini manusia sebagai makhluk sosial. Pada dasarnya manusia selalu membutuhkan manusia lain untuk bekarja sama, berinteraksi, dan bekerja dan berinteraksi. Pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak atau multi pihak, yaitu guru, siswa, dan lingkungannya sehingga terjadi hubungan dialogis dan interaksional. Dalam proses belajarnya, model interaksional terjadi melalui dialog. Guru berperan dalam menciptakan dialog dengan dasar saling mempercayai dan saling membentu. Bahan ajar banyak diambil dari lingkungan. Siswa diajak untuk menghayati nilai sosial budaya yang ada di masyarakat. Dalam pendidikan interaksional menekankan pada isi dan proses pendidikan secara sekaligus. Isi pendidikan terdiri dari problem nyata yang aktual di masyarakat. Isi pendidikan terdiri dari problem nyata yang aktual di masyarakat. Sedangkan proses berbentuk kegiatan belajar berkelompok yang mengutamakan kerjasama dan interaksi antar sisawa dengan guru dan lingkungan termasuk sumber belajar. Interaksi pada dasarnya berkaitan erat dengan teori dan proses komunikasi. Kominikasi suatu proses diamana partisipan berbagi informasi untuk mencapai pengertian satu sama lain. Communication is a process in witch participants create and share information with one another in order to reach a mutual understanding. Lasswell (1948) menyebut komponen dasar komunikasi adalah “Who say what, in what channels, to whom, and in with what effect” Komunikasi adalah sesuatu yang berkaitan dengan “Siapa yang mengatakan atau mengemukakan apa, dengan saluran komunikasi apa, kepada siapa, dan dengan dampak apa (hasil yang dicapai)”. Sedangkan Shannon dan Weaver menyebutkan komunikasi sebagai “all procedure by which one mind may after another”. Komunikasi adalah semua prosedur tentang pikiran seseorang yang dapat mempengaruhi pihak lain. D. PRINSIP DAN LANDASAN TEORI MENGAJAR Dalam mengajar ada suatu prinsip yang merupakan inti bagaimana mengajar bisa efektif, yaitu dengan cara memperhatikan prinsip kerja otak. Dalam hal ini otak yang dimliki setiap guru yang akan 47 mengajar pasti memiliki kekuatan dalam mengatur kapan, dan bagaimana ia harus menyampaikan isi bahan pengajarannya, serta melalui strategi seperti apa. Tanpa kontrol otak khususnya otak bagian depan, maka guru dalam mengajar tidaklah sistematis. Sedangkan landasan yang mana yang harus dipegang oleh guru ketika akan mengajar. Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan seseorang dangat dipengaruhi oleh proses keseimbangan dan keberhasilan perilaku biologi komunikasinya. Lebih lanjut jika keberhasilan itu dikembangkan dan didukung oleh faktor sosial, di keberadaan individu dalam lingkungan kelompok tertentu akan mempengaruhi perilaku biologi sosial yang ia kembangkan. Maka tidaklah cukup keberhasilan pembelajaran berdasarkan keseimbangan perilaku biologi komunikasi seseorang jika hasil belajar itu diperuntukkan bagi adaptasi dan pencarian posisi dalam kelompoknya. Dengan demikian setting yang dilakukan pendidik harus mampu mengarahkan perilaku biologi individu secara sosial kontrol dalam kelompoknya sehingga ia mampu menempatkan dirinya dan menunjukkan dirinya sebagai individu yang berhasil dalam belajar. Dari uraian diatas memberikan penjelasan bagaimana prinsip dan landasan teori mengajar terus berkembang dan selalu menyesuaikan dengan kapasitas dan kualitas subjek belajar yang menjadi dasar pergeseran paradigma pendidikan sepanjang individu masih melakukan aktivitas pendewasaan dirinya. E. HUBUNGAN PRINSIP MENGAJAR DENGAN PKN DI SD Prinsip merupakan landasan yang dimiliki oleh setiap individu yang hakikatnya di nilai oleh mereka merupakan suatu hal yang benar untuk mereka lakukan, prinsip mengajar dapat di artikan bahwa suatu pedoman yang di lakukan oleh seorang guru dalam mengajar. Dalam hal prinsip mengajar yang akan dilakukan guru Pendidikan Kwarganegaraan (PKN) di Sekolah Dasar. Materi Pendidikan Kwarganegaraan di SD jika melihat daftar isi buku pembelajaran yang diajarkan untuk siswa SD, yaitu tentang nilai – nilai dan moral dalam berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara, menganalkan hak dan kewajiban seorang anak, ayah, ibu dalam keluarga, materi tersebut masih bersifat dasar pengenalan akan apa yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Hubungan prinsip mengajar dengan Pendidikan Kwarganegaraan (PKN) di SD sebagai berikut : Menurut James L Marsell James L Marsell mengemukakan 6 prinsip mengajar yaitu: 48 1. Prinsip konteks 2. Prinsip fokus 3. Prinsip urutan 4. Prinsip evaluasi 5. Prinsip individualisasi 6. Prinsip sosialisasi (Marsell, James L; 1954: 69 - 119). 1. Prinsip Konteks Di dalam prinsip Konteks, guru di dalam mengajar hendaknya menciptakan suatu hubungan yang ada kaitannya antara bahan mengajar dan bahan pelajaran yang sedang di laksanakan. Menghubungkan bahan pelajaran dapat menggunakan bermacam-macam sumber, misalnya surat kabar, majalah atau buku perpustakaan atau lingkungan sekitar. Dengan prinsip ini, siswa akan mengetahui "konteks" dari bahan yang dipelajari. Siswa akan lebih mudah untuk memahami, apa yang sedang di ajarkan oleh guru saat ini. Aplikasi dalam Pendidikan Kwarganegaranan adalah misal materi yang dijarkan kepada kelas 2 SD semeseter II adalah materi hidup rukun, tolong menolng, dalam prinsip mengajar konteks otomatis seorang guru mengajar kepada siswa dengan “konteks” hidup rukun, tolong menolong kepada siswa kelas 2 SD. Dengan di bantu bahan pelajaran menggunakan media gambar dan buku PKN di perpustakaan SD tersebut. Mengmbil contoh dari siswa yang meminjami teman pensil, merupakan salah satu contoh dari konteks hidup rukun. 2. Prinsip Fokus Prinsip fokus lebih mengutamakan pokok pembahsan yang di sampaikan oleh guru sesuai dengan materi pembelajaran saat ini, guru akan membahas materi pelajaran dengan menghubungkan bahan pengajaran yang seluas – luasnya. Dan tidak akan terjadi suatu tumpang tindih dalam penyampaian materi. Sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami suatu materi yang disampaikan. Prinsip fokus merupakan kriteria mengajar yang efektif. Aplikasi dalam Pendidikan Kwarganegaraan, materi tetap sama kelas 2 SD semester II, materi Cinta Lingkungan prinsip mengajar Fokus adalah materi yang di sampaikan kepada siswa tentang materi Cinta Lingkungan, otomatis dalam hal mengajar guru menjelaskan kepada siswa materi Cinta Lingkungan itu yang bagaimana, Lingkungan itu ada apa saja, Lingkungan hewan dan Lingkungan Tumbuhan, Lingkungan Alam dan 49 Lingkungan Buatan, Menjaga Lingkungan. Tidak membahas yang lain yang tidak berhubungan dengan lingkungan. 3. Prinsip urutan Prinsip urutan lebih menekankan kepada materi yang akan di sampaikan oelah guru, materi pengajaran tersebut hendaknya disusun secara logis dan sistematis, sehingga mudah dipelajari siswa. Urutan bahan pelajaran hendaknya menunjang proses belajar mengajar. Aplikasi dalam Pendidikan Kwarganegaraan adalah Prinsip mengajar Urutan disini seorang guru memberikan pengajaran kepada siswa sesuai dengan Rencana Pembelajaran yang sudah ditetapkan contoh Pembelajaran PKN kelas 2 SD Semester II yang diajarkan apa saja harus sistematis, yaitu mulai Dari Bab I Hidup Rukun, Tolong Menolong, Bab 2 Cinta Lingkungan, Bab 3 Bisa Bermusyawarah, Belajar Demokrasi, Bab 4 Berprilaku Mulia Sesuai Pancasila. Jadi materi yang diberikan kepada siswa khusunya kelas 2 harus sistematis dan terinci. 4. Prinsip evaluasi Prinsip evaluasi , guru akan mengevaluasi apa yang sudah disampikan dapat di kategorikan berhasil atau tidak kepada siswanya. Kegiatan evaluasi berfungsi mempertinggi efektivitas belajar, menimbulkan dorongan siswa untuk lebih meningkatkan belajarnya dan memungkinkan guru untuk memperbaiki metode mengajarnya. Evaluasi ini dapat dilakukan baik secara tertulis maupun lisan dalam bentuk "assasment". Aplikasi dalam Pendidikan Kwarganegaraan adalah Prinsip mengajar Evaluasi, setelah guru memberikan pengajaran kapada siswa Tentang Berprilaku Mulia Sesuai Pancasila, maka guru mengadakan suatu evaluasi kepada siswa dengan memberikan suatu pertanyaan kepada siswa baik secara tulis maupun lisan, contoh bermusyawarah memilih ketua kelas merupakan wujud dari pancasila sila ke berapa. Jika mereka menjawab wujud sila ke 4 berarti mereka sudah memehami penerapan nilai – nilai pancasila dalam kehidupan sehari – hari mereka. 5. Prinsip individualisasi Prinsip individualisasi diwujudkan dalam bentuk mengajar hendaknya memperhatikan perbedaan antar individu siswa. Siswa sebagai makhluk individu berbeda-beda, baik dari segi mental, misalnya perbedaan intelegensi, bakat, minat dan sebagainya maupun berbeda dalam kecenderungan, sehingga guru dalam mengajar 50 dapat mengerti kekurangan dan kelbihan siswa, sehingga guru dapat menyelesaikan permasalahan siswa dalam belajar. Sehingga saat guru memahami karakter siswanya, guru mampu memberikan sebuah motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar. Aplikasi dalam Pendidikan Kwarganegaraan adalah Prinsip mengajar individualisasi, dimana dalam mengajar Pendidikan kwarganegaraan guru memahami siswanya bahwa setiap siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda. Oleh karena itu dalam Pendidikan Kwarganegaraan guru dapat membentuk karakter siswa yang baik. Yang sesuai dengan nilai- nilai dan norma bangsa Indonesia maupun sesuai dengan nilai – nilai pancasila. 6. Prinsip sosialisasi Prinsip ini menekankan bahwa guru dalam mengajar hendaknya dapat menciptakan suasana belajar yang menimbulkan sikap bersosial antara siswa yang satu dengan yang lain. Cara belajar seperti itu memiliki dua keuntungan yang dapat diperoleh yaitu: a. Dapat membina dan mengembangkan kepribadian siswa terutama sikap demokrasi. b. Pengetahuan anak akan bertambah kokoh sebab di dalam proses belajar di antara siswa terjadi saling memberi dan menerima Aplikasi dalam Pendidikan Kwarganegaraan adalah prinsip mengajar sosialisasi, di mana siswa harus berperan aktiv untuk melakukan sosialisasi dengan teman nya. Contoh dalam pengajaran Pendidikan Kwarganegaraan Kelas 2 SD tentang cinta lingkungan, siswa dibentuk menjadi berkelompok dengan memberikan tugas, mencari berita di televisi tentang bencana alam, kemudian setelah mendapat berita tersebut siswa di minta menceritakan apa yang sudah mereka lihat dalam berita televisi itu, dan memberikan sebuah informasi kepada teman – temannya tentang bencana alam yang sudah mereka lihat Tv. 51 52 BAB 4 STRATEGI SUKSES DALAM MENGAJAR PKN DI SD Mengajar tidak lepas dari seorang guru, karena guru adalah ujung tombak pendidikan. Guru memang bukan satu – satunya elemen penentu keberhasilan pendidikan, tetapi kunci utama pendidikan ada di tangan guru. Guru yang cerdas dan kreatif tentu paham tentang hak kebebasannya berekspresi.Seorang guru yang kreatif tidak hanya dituntut memiliki keahlian dalam bidang akademik, tetapi dituntut juga untuk dapat menguasai berbagai teknik yang dapat merangsang rasa keingintahuan, yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri (self esteem) setiap anak didiknya. Guru harus dapat memberikan semangat kepada anak didiknya. Daoed Yoesoef (1980) dalam buku Mirna Amirmenyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok, yaitu tugas professional, manusiawi, dan kemasyarakatan (civic mission).Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, tugas pertama berkaitan dengan logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika. Guru merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Tujuan pendidikan tidak hanya diarahkan pada usaha pembentukan kecerdasan intelektual saja.Namun, tidak kalah pentingnya dengan kecerdasan intelektual, tujuan pendidikan juga harus membentuk anak didiknya menjadi cerdas spiritual, emosional, dan kinestetis. Jika anak didik hanya dituntut untuk memiliki kecerdasan secara intelektual saja dan tidak diimbangi dengan kecerdasan spiritual emosional, akan melahirkan lulusan yang pintar, tetapi bersikap angkuh, 53 arogan, eksklusif, dan individualis. Para guru harus mulai memerhatikan metode mengajar yang tidak hanya mementingkan kecerdasan intelektual semata. Guru yang kreatif akan selalu membawa ide – ide segar untuk memotivasi murid – muridnya. Dia mempunyai harapan yang tinggi dan mendorong semua murid yang di didiknya untuk selalu mengerahkan semua potensi terbaik mereka. Rasa bosan mungkin saja tidak akan pernah hinggap dibenak para murid karena hadirnya guru yang kreatif. Pentingnya memahami sebuah kreativitas dalam mengajar akan membuat kita memahami cara dan proses berfikir yang akan membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam memecahkan masalah dan mengambil keputusan. Profesi guru tetaplah suatu kebanggaan.Tidak seorang pun yang berhasil pendidikannya, tanpa jasa seorang guru. Guru adalah pekerjaan yang mulia. Guru adalah kebanggaan bangsa. Efektivitas dan efisien belajar individu di sekolah sangat bergantung kepada peran guru. Guru dituntut untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru diharapkan harus bisa menjalankan tugasnya secara lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran di kelas.Sudah saatnya kita meninggalkan metode pengajaran yang mengandalkan pada hafalan dan dan mencari suatu jawaban yang benar dari soal – soal yang diberikan. Kini, beralih pada proses – proses pemikiran yang kreatif agar kompetensi yang diharapkan dapat benar – benar tercapai. Dan disini akan membahas tentang “Strategi Sukses Dalam Mengajar PKN di SD”.Ada begitu banyak strategi pembelajaran dan metode supaya kita bisa sukses dalam mengajar, khususnya mata pelajaran PKN yang dianggap membosankan oleh anak – anak SD. 1. PENGERTIAN STRATEGI MENGAJAR Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan,dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu, karena strategi merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.Strategi juga dapat diartikan sebagairencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.Kesimpulannya strategi adalah taktik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang maksimal. 54 Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal ( J. R. David, 1976) dalam buku Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M. Pd. Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Mengajar adalah proses interaksi antara guru dan murid dimana guru tersebut berperan sebagai pemberi informasi dan murid yang menerima informasi tersebut.Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran. Makna lain mengajar, yaitu sering di istilahkan dengan pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam proses belajar mengajar, siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan. Keterkaitan antara belajar dan mengajar di istilahkan oleh Dewey dalam buku Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M. Pd. “Theaching is to Learning as Selling is to Buying“. Artinya, seseorang tidak mungkin akan menjual manakala tidak ada orang yang membeli, yang berarti tak aka nada perbuatan mengajar manakala tidak membuat seseorang belajar. Dengan demikian, dalam istilah mengajar juga terkandung proses belajar siswa. Inilah makna pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran, sama sekali tidak berarti memperbesar peranan siswa di satu pihak dan memperkecil peranan guru di pihak lain. Dalam istilah pembelajaran, guru tetap harus berperan secara optimal, demikian juga halnya dengan siswa. Dari pengertian strategi dan mengajar ditarik kesimpulan, bahwa pengertian dari strategi mengajar adalah suatu rencana yang dipersiapkan seorang guru untuk menyampaikan suatu informasi atau ilmu kepada siswa atau anak didiknya supaya dapat mencapai hasil atau tujuan yang maksimal.Didalam strategi mengajar ada beberapa istilah memiliki pengertian yang hampir sama, dan dalam penggunaannya terkadang kita rancu, yaitu pengertian antara strategi, metode, pendekatan, teknik, dan taktik. Sekarang bagaimana upaya mengimplementasikan strategi pembelajaran yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan dapat tercapai secara optimal, ini yang dinamakan dengan metode.Ini berarti, metode digunakan untuk 55 merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran menggunakan beberapa metode. Misalnya, untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran. Oleh karenanya, metode berbeda dengan strategi pembelajaran. Istilah lain juga memiliki kemiripan dengan strategi pembelajaran adalah pendekatan (approach). Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa ( student centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menggunakan strategi pembelajaran langsung (direct instruction).Pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menggunakan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta pembelajaran induktif. Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran, terdapat juga istilah lain yang terkadang sulit untuk di bedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran (Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M. Pd, 2006 : 127). Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa, misalnya teknik mengajar PKN dengan menghafal, teknik perkalian dengan penjumlahan berulang, dan lain sebagainya. Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Dengan demikian, taktik siafatnya lebih indivual. Misalnya, walaupun dua orang sama – sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda, 56 misalnya dalam taktik menggunakan gaya Bahasa agar materi yang disampaikan mudah dipahami. Strategi pembelajaran menurut Wina Sanjaya (2006) ialah merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Dari penjelasan diatas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki takti yang berbeda antara guru yang satu dengan guru yang lain. 2. MACAM – MACAM METODE DALAM MENGAJAR PKN Dalam strategi pembelajaran PKN ada banyak sekali metode yang dapat kita gunakan.Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika kita berfikir tentang informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita memikirkan metode apa yang harus dilakukan supaya itu dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan bagaimana cara mencapainya. coba sekarang kita ulas beberapa metode tersebut. a. Metode Diskusi Metode diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif tidak ada yagn pasif sebagai pendengar. b. Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa di dalam kelas dipandang sebagi suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau 57 melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan oleh guru. c. Metode Penemuan (Discovery) Metode penemuan merupakan proses dimana seorang siswa melakukan proses mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip, yang dimaksud proses mental ialah mengamati, mencerna, mengerti menggolonggolongkan, membuat dugaan membuat kesimpulan dan lain sebagainya. Sedangkan prinsip yang dimaksud dengan prinsip ialah siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi. d. Metode Penyajian Tanya-Jawab Metode penyajian tanya-jawab ialah suatu cara untuk memberikan motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru agar dimengerti, bermanfaat dan dapat diingat dengan baik. e. Metode Ceramah Metode ceramah ialah cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru menularkan pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah. f. Metode Karya Wisata Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata = pergi. Karyawisata = pergi bekerja. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari. g. Metode Demonstrasi Demonstrasi biasa digunakan untuk memperagakan atau menunjukan suatu prosedur yang harus dilakukan peserta didik yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan kata-kata saja. Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau 58 sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasa yang harus di demonstrasi. h. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) Metode Pemecahan Masalah ( Problem solving) adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harusdipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok. Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional, logis, benar dan tepat, tekanan nya pada proses pemecahan masalah dengan penentuanalternatif yang berguna saja. Metode ini baik untuk melatih kesanggupan siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupannya, mengingat tidak ada manusia yang dapat terlepas dari kesulitan atau masalah yang harusdiselesaikan secara rasional. i. Metode Inkuiri Inkuiri adalah suatu kegiatan dan penelaahan sesuatu dengan cara mencari kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir atau penalaran secara teratur, runtut dan bisa diterima oleh akal. Metode inkuiri merupakan kegiatan belajar-mengajar dimana siswa dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban atau kesimpulannya. Jawaban atau kesimpulan tersebut belum tentu merupakan pemecahan atas masalah atau keadaan yang dihadapi.Dapat juga jawaban tersebut hanya sampai pada tingkat menemukan halhal yang menyebabkan timbulnya keadaan atau masalah tersebut.Dan hal inilah yang membedakan antara metode inkuiri dengan metodepemecahan masalah (Problem Solving) yang lebih menitikberatkan pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa.Kegiatan inkuri dilakukan secara perorangan, kelompok ataupun seluruh kelas (klasikal), baik dilakukan dalam kelas ataupun di luar kelas. Inkuiri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti diskusi antar siswa, tanya jawabantar guru dengan murid, dan sebagainya. Pelaksanaan metode inkuiri dapat dimaksudkan untuk mencari jawaban tertentu yang sudah pasti ataupunkemungkinan pilihan (alternatif) jawaban atas masalah tertentu. j. Metode Modelling Dalam pembelajaran Pkn guru merupakan modelling yang sangat berperan untuk mengajarkan materi-materi yang berisi nilai-nilai moral. Anak akan melihat dan mengamati apa yang di lakukan model kemudian menirukannya dalam perilaku. Selain guru model yang di gunakan dalam pembelajaran Pkn dapat 59 berupa manusia, misalnya tokoh masyarakat, aparat pemerintah, pemimpin negara, pahlawan bangsa.Non manusia, misalnya mengunakan kancil dalam cerita dongeng. k. Metode Gaming Gaming merupakan metode pembelajaran PKN yang menuntut siswa untuk berlomba-lomba menang atau kalah.Penentuan menang kalah di lihat dari sisi skor, adu kecepatan dalam menyelesaikan soal-soal dengan benar. l. Metode Penanaman Nilai Melalui metode penanaman nilai ini dapat di ajarkan kepada siswa : a) Memberikan nilai atas sesuatu b) Membuat penilaian yang rasional dan dapat di pertanggung jawabkan c) Memiliki kemapuan serta kecenderungan untuk mengambil keputusan yang menyangkut masalah nilai dengan jelas, rasional dan obyektif. d) Memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. m. Metode bermain peran ( Role Playing) Metode bermain peran adalah berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi masalah sosial atau psikologis. Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang digunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandangan dan cara berfikir orang lain. Melalui metode bermain peran siswa diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi, dengan bantuan kelompok sosial yang anggotanya teman-temannya sendiri. Dengan kata lain metode ini berupaya membantu individu melalui proses kelompok sosial. Melalui bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi masalahmasalah hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya didiskusikan dalam kelas. Proses belajar dengan menggunakan metode bermain peran diharapkan siswa mampu menghayati tokoh yang dikehendaki, keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan menetukan apakah proses pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri terhadap nilai berkembang. Selain dari metode –metode yang dijelaskan diatas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran.Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan 60 dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan supaya pembelajaran PKN tidak membosankan. 3. STRATEGI SUKSES MENGAJAR PKN DI SD PKN adalah Pendidikan Kewarnegaraan, dalam pembelajaran PendidikanKewarnegaraan, khususnya pada jenjang pendidikan dasar, sekolah seyogyanya dikembangkan sebagai tatanan sosial yang kondusif atau memberi suasana yang menyenangkan bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik. Sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat, yang mampu memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran demokratis. Maka mata pelajaran PKN harus berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.Melalui PKN sekolah perlu dikembangkan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup dalam kehidupan demokratis. Hakikat PKN menurut Abdul Aziz Wahab (2002).adalah pendidikan nilai dan moral agar siswa dapat menjajaki nilai – nilai yang ada melalui pengujian secara kritis, sehingga siswa dapat meningkatkan atau memperbaiki kualitas berfikir dan perasaannya. Jadi dapat disimpulkan bahwa PKN merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan nilai pada diri seseorang agar ia menjadi waraga negara yang mampu memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik. Udin S. Winataputra (2008) menjabarkan tugas PKN adalah untuk mengembangkan pendidikan demokrasi, mengembangkan tiga fungsi 61 pokok, yakni : mengembangkan kecerdasan warga negara, membina tanggung jawab negara, dan mendorong partisipasi warga negara. 7 – 12 tahun adalah usia anak SD. Usia tersebut di sebut sense of industry, dimana anak mulai ada keinginan untuk berkarya. Di usiaaktif ini mereka senang sekali bergerak dan bermain.Metode yang tepat adalah metode gaming. Seperti yang sudah dijelaskan diatas metode gaming adalah metode pembelajaran PKN yang menuntut siswa untuk berlomba-lomba menang atau kalah.Penentuan menang kalah di lihat dari sisi skor, adu kecepatan dalam menyelesaikan soal-soal dengan benar. Metode permainan menurut Zainal Aqib (2010) merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk permainan. Karakteristik permainan yang cocok untuk pembelajaran, meliputi tantangan, fantasi, dan keingintahuan (Hamdani, 2011 : 126). Metode gaming atau metode permainan cenderung sangat menyenangkan dan membuat para siswa antusias untuk belajar, sehingga mereka tidak bosan ketika pelajaran PKN dibahas.Namun disini para guru juga perlu memperhatikan materi yang ada, karena jika memungkinkan metode ini bisa dikombinasi dengan media komunikasi yang mendukung misalnya menggunakan gambar, radio, film, atau yang lainnya sesuai dengan kebutuhan ketika pembelajaran berlangsung. Metode permainan mempunyai banyak manfaat, sesuai dengan yang dijabarkan oleh Hamdani (2011 : 12) antara lain : a. Pengalaman belajar dirasakan dan dipersepsikan secara alami oleh siswa yang bersangkutan sehingga menjadi bermakna baginya, b. Siswa memiliki kesempatan untuk membangun dunianya berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan sosial, mengekspresikan dan mengontrol emosinya, serta mengembangkan kecakapan simboliknya, c. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan – keterampilan yang baru diperolehnya dan juga fungsi kecakapan sosialnya untuk menerima peran sosial yang baru, mencoba tugas baru yang menantang, serta menyelesaikan masalah – masalah baru yantg tidak dapat diselesaikan dengan cara lain. 62 Agar metode gaming atau metode permainan ini berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan. Tahap – tahap metode permainan menurut Subagio (2010) antara lain: a. Guru menjelaskan maksud, tujuan, dan proses permainan, b. Siswa dibagi menjadi bebeerapa kelompok, c. Guru membagi atau memasang alat dan bahan permainan, d. Siswa melakukan permainan, e. Siswa berdiskusi tentang materi yang sedang dipelajari, f. Siswa melaporkan hasil diskusi. Sebenarnya metode apapun yang digunakan dalam mengajar, berhasil atau tidaknya semua itu bergantung pada guru, karena guru adalah ujung tombak atas keberhasilan dalam suatu proses belajar dan mengajar.Karena setiap murid mempunyai keunikan yang beragam. Oleh karena itu, setiap guru tidak bisa membuat standar yang sama. Guru dituntut untuk mampu memfasilitasi bergam potensi dan kebutuhan muridnya. Amati dan pelajarilah keunikan dan keberagaman tersebut agar dapat mendorong kita mengajar secara kreatif. Seorang guru harus mampu mengembangkan dirinya untuk dapat mengajar secara kreatif, inspiratif, dan cerdas agar memiliki keunggulan guna menghadapi tantangan zaman yang semakin canggih maka guru dituntut untuk selalu kreatif. (Mirna Amir, 2011 : 8) Kemampuan guru merupakan faktor pertama yang dapat memengaruhi keberhasilan pembelajaran. Guru yang memiliki kemampuan tinggi akan bersikap kreatif dan inovatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba menerapkan berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk strategi pembelajaran kepada siswa. Kemampuan dalam proses pembelajaran berhubungan erat dengan bagaimana cara guru mengimplementasikan perencanaan pembelajaran, yang mencakup kemampuan menerapkan keterampilan dasar mengajar dan keterampilan mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dianggap mutakhir. Menurut Anita Lie (2005) gaya mengajar yang dimiliki guru adalah strategi transfer informasi yang diberikan kepada siswanya. Adapun 63 gaya belajar adalah bagaimana sebuah informasi dapat diterima dengan baik oleh siswa – siswanya. Belajar yang menyenangkan tentu saja akan membuat anak tertarik dan tidak akan membuatnya bosan.Seorang guru layaknya pengemudi yang mengemudikan sebuah mobil. Dia akan mengenal dan dituntut mampu menggunakan pedal, gas, rem, kopling, dan lain – lain. Dengan demikian, guru harus kreatif dan mampu mengendalikan proses belajar mengajar di dalam kelasnya hingga semua proses berjalan mulus dan mencapai tujuan. Salah satu tujuan guru bukan hanya menghasilkan siswa yang pandai, tetapi berbakat dan kreatif agar cita – cita anak didiknya tercapai dan bermanfaat bagi kehidupan dirinya dan orang banyak. Ada perbedaan yang mencolok dalam dunia pendidikan antara negara maju dan negara berkembang.Tren pendidikan dinegara maju, seperti Amerika Serikat dan negara – negara lainnya adalah menciptakan lulusan yang kemampuan intelektualnya tidak dapat digantikan dengan mesin.Mereka diharapkan hanya menjadi sebagai pencetak ide – ide kreatif, peneliti, dan penganalisis. Konon, orang yang kreatif itu dianggap makhluk yang langka.Sehingga selalu diburu keberadaannya. Kreativitas bukan semata – mata hanya menguras ide, tetapi juga berhubungan dengan berburu solusi, membalikkan cara pandang, menggebrak perubahan, atau aktivitas sejenis. Terkadang seorang guru karena takut menjadi bahan omongan orang lain, membuatnya menjadi malas untuk berinovasi dan melakukan sesuatu dengan cara yang kreatif, bahkan berbeda dari yang lain. Padahal jika kita yakin bahwa apa yang kita lakukan adalah demi mempersiapkan masa depan siswa, bukan demi karir, demi dipuji rekan, atasan dan orang tua siswa. Hasil belajar berupa angka – angka atau nilai tinggi menjadi dambaan utama.Belajar disekolah bukan semata – mata untuk mendapatkan nilai dan prestasi akademik.Namun, yang lebih penting adalah perubahan sikap dan tingkah laku berdasarkan tujuan pendidikan.Beranilah untuk dapat mengambil keputusan dengan baik sesuai nilai – nilai yang kretif dan moralitas yang tinggi. Selain mengajar dengan kreatif seorang guru juga harus mengajar dengan cerdas.Guru yang cerdas menciptakan metode belajar sendiri yang paling cocok dengan diri mereka. Jika tidak menguasai sesuatu, dia akan cari tahu cara paling efisien untuk mempelajarinya. Dia tidak pernah berhenti mencoba jika belum 64 berhasil menguasai yang ingin dikuasainya. Kalau gagal dengan satu metode, dia akan mencoba metode lainnya. Orang cerdas memiliki motivasi yang “sangat, sangat, sangat amat besar !”Sering kali dia rela mengorbankan berbagai hal demi keinginan besarnya itu.Guru merupakan fasilitator dalam mentrasnfer ilmu kepada anak didiknya. Untuk itulah, guru dituntut untuk berfikir cerdas agar mampu mengajar dengan cerdas. Guru yang cerdas akan mampu menghasilkan murid yang cerdas pula. Untuk itulah, peran seorang guru yang cerdas dalam mengajar sangatlah penting demi kemajuan anak didik dan bangsa. Guru yang cerdas itu adalah guru yang siap dengan materi yang akan dihidangkannya kepada anak didiknya. Guru yang cerdas akan memanfaatkan kurikulum sesuai dengan kondisi anak yang di didiknya, fleksibilitas dan spontanitas adalah kunci keberhasilan guru dalam menerapkan kurikulum secara tepat guna di dalam kelas (Mirna Amir, 2011 : 66). Guru berusaha membangun rasa percaya diri anak, dengan memberikan inspirasi – inspirasi yang bisa mengubah pola hidupnya. Membuat dia tertarik untuk belajar.Ibaratkan seorang bintang film, maka seorang guru adalah magnet bagi anak didiknya. Ketika dia melakukannya dengan baik maka hasilnya pun akan menjadi baik dan sempurna. Dari tangan dan pikiran guru – guru inspiratif yang gelisah dan melihat perlunya kreativitas.Ia memperbaiki hal – hal yang di percaya banyak orang tidak bisa diperbaiki dan menghubungkan hal – hal yang tidak terhubung (connecting the unconnected). Kita bisa belajar dari sosok bu Muslimah yang isnpiratif dan selalu berfikiran positif mengajar para lascar pelangi desa Gantung, di pedalaman pulau Belitong bagian timur. Sosoknya begitu piawai mengobarkan semangat belajar para muridnya untuk meraih mimpi, tanpa harus cengeng dan tak bernyali dengan kondisi sekolah mereka yang memprihatinkan ketika itu.Dan ketika anak – anak lascar pelangi mengeluh tentang kondisi kelas yang selalu bocor ketika dan menyusahkan mereka ketika belajar saat musim hujan tiba.Bu Mus tidak menanggapi keluhan itu dengan kata – kata yang mendukung ketidak nyamanan sarana kelas.Dia mengerahkan energi dan fikirannya untuk mengatasi keluhan tersebut dengan tindakan dan perbuatan yang positif.Saat itu bu Mus mengeluarkan buku berbahasa Belanda dan memperlihatkan sebuah gambar 65 berupa ruang sempit, dikelilingi tembok tebal, suram, tinggi, dan berjeruji.Kesan yang ada didalamnya begitu pengap, angker, penuh kekerasan, dan kesedihan. “Inilah sel pak Karno disebuah penjara di Bandung.Disini beliau menjalani hukuman dan setiap hari belajar.Setiap saat membaca buku.Baliau adalah salah satu orang tercerdas yang pernah dimiliki bangsa ini,”kata bu Muslimah. Mulai saat itu, murid – murid laskar pelangi tak pernah protes tentang kondisi sekolah mereka.Dan luar biasanya, sehari pun siswa laskar pelangi tidak pernah membolos ketika sekolah. Jadi kesimpulannya , PKN adalah pelajaran yang membosankan jika seorang guru yang tidak kreatif saat menghidangkannya.Namun hal tersebut dapat berbalik 180 derajat jika guru yang kreatif dan cerdas yang menghidangkannya.Bisa – bisa hanya kepada guru itulah perhatian para siswa tertuju. Mereka akan seperti terhipnotis jika guru menghidangkan pelajaran Pkn dengan suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan. Selain itu mereka juga akan terpaut untuk belajar Pkn lebih giat lagi.Di artikel kami ini, kami memilih metode gaming atau metode permainan dalam mengajarkan PKN kepada anak SD, karena menurut metode ini penuh dengan kreatifitas dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Metode apapun yang digunakan akan terasa mengasyikkan jika guru bisa membawakannya dengan kreatif dan cerdas.Karena guru yang mengajar dengan cerdas merupakan sosok ideal yang mampu menjadi panutan dan selalu memberikan keteladanan.Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis.Semakin diambil, semakin jernih airnya.Yang jika mengalir akan tampak bening menyejukkan mata yang memandang dan jika diminum akan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa yang meminumnya. Guru yang cerdas, kreatif, dan inspifratif adalah guru yang dapat menguasai ilmunya dengan baik, serta disukai oleh peserta didiknya. 66 BAB 5 ANTARA PKN DAN IPS, TINJAUAN LETAK PERBEDAAN DAN TUJUAN MENDASAR DALAM PEMBELAJARAN DI SD Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa dapat memahami PKn Dan IPS dari segi Tinjauan Letak Perbedaan Dan Tujuan Mendasar Dalam Pembelajaran Di SD Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa dapat memahami Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Di SD b. Mahasiswa dapat mendeskripsikan Karakteristik PKn Sebagai Pendidikan Nilai Dan Moral c. Mahasiswa dapat mejelaskan Lembaga Pendidikan Serta Peran Lingkungan Dalam Proses Pembelajaran Anak d. Mahasiswa dapat menganalisis Hakikat Dan Karakteristik Pembelajaran IPS e. Mahasiswa dapat mengevaluasi Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Di SD f. Mahasiswa dapat mejelaskan Konsep Dan Prinsip Penilaian Pembelajaran PKn Dan IPS Di SD Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatupendidikan yang menekankan untuk lebih mengenal rasa nasionalisme, mengetahui sejarah perjuangan bangsa, serta mengajarkan nilainilai moral yang terkandung dalam Pancasila serta Undang-Undang dasar. Pendidikan kewarganegaraan tak hanya mengajarkan bagaimana cara untuk menjadi warga Negara yang baik, namun juga mengamalkan nilai-nilai moral yang ada dalam masyarakat. Tak hanya pembelajaran PKn, Ilmu Pengetahuan Sosial juga salah satu mata pembelajaran yang sangat penting, karena dalam pembelajaran IPS siswa diajarkan untuk lebih mengenal dunia secara global.Mengajak anak terjun langsung untuk mengamati banyak hal yang ada di lingkungan sosial, membimbing anak untuk memecahkan segala permasalahan sosial yang dialami.Pembelajaran IPS di SD meliputi Ekonomi, Sejarah dan 67 Geografi.Namun dalam pembelajaran IPS pada era ini ditambahkan dengan pembelajaran Sosiologi. Namun, antara PKn dan Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki perbedaan dalam pembelajaran.Pembelajaran PKn dalam taraf SD lebih sering menekankan anak-anak untuk melakukan hal-hal sederhana untuk menjadi warga Negara yang baik, menanamkan rasa cinta tanah air dan menanamkan nilai-nilai moral seperti, kejujuran, bertoleransi, menjaga kebersihan dan sebagainya. Pembelajaran IPS untuk taraf SD lebih menekankan siswannya untuk pandai berinteraksi denganlingkungan sosialnya, mengenal budaya dan wawasan secara global, serta turut andil dalam kegiatan social, serta mengamati berbagai wawasan flora dan fauna di Indonesia. Oleh karena itu guru-guru pada dasarnya harus memahami serta dapat memberikan pembelajaran PKn dan IPS sesuai dengan porsi dan memudahkan pemahaman siswa SD agar dapat lebih mengerti dan memahami serta mengerti tinjauan letak perbedaan kedua pembelajarantersebut. Oleh karena itu didalam artikel ini akan dibahas secara tuntas agar seorang guru dapat mengajarkan pembelajaran PKn dan IPS secara detil dan memberikan tujuan mendasar serta tinjauan perbedaan antara Pembelajaran PKn dan IPS untuk taraf Sekolah Dasar. A. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD Pada mulanya dipakai istilah PPKn namun siring berjalannya waktu dan adanya perbedaan istilah Kewarganegara dan Kewarganegaraan, maka berubahlah dari yang mulanya PPKn menjadi PKn seperti yang ada sampai sekarang.Pendidikan Kewarganegaraan sendiri memegang peranan penting dalam proses pengembangan peserta didik, terutama untuk mengembangkan karakter jati diri bangsa serta berperan dalam proses pembinaan peserta didik menjadi pribadi yang memiliki budi pekerti luhur. Pendidikan Kewarganegaraan sendiri menanamkan sikap untuk menjadi warga negara yang baik.Dalam ruang lingkup Sekolah Dasar PKn sangatlah penting untuk pembangunan karakter calon penerus bangsa yang harus dibangun sejak dini. Oleh karena itu pembelajaran PKn memili peranan akan pembentukan karakter bangsa.Seperti, mengajarkan peserta didik untuk saling tolong-menolong, tidak pilih-pilih teman, menjaga kebersihan, menghargai serta menghormati orang lain, menghargai keberagaman (suku,adat,budaya dan lain sebagainya) dan yang terpenting adalah memegang teguh rasa nasionalisme mulai sejak dini. Seperti dibahas oleh Soemantri ( 1967, 1970 ) dengan Winaputra ( 1978 ) istilah kewarganegara merupakan dari terjemahan civics yang merupakan mata pelajaran sosial yang bertujuan membina dan mengembangkan anak didik agar menjadi warga negara yang baik ( good citizen ). Warga negara yang baik secara umum menyadari dan melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. 68 Agar menjadi warga Negara yang baik tentunya kita perlu mematuhi peraturan atau hukum yang ada, baik itu tertulis maupun tidak tertulis.Tak lupa juga kita perlu mematuhi norma-norma yang belaku dalam masyarakat, dan kita juga harus mendahulukan kepentingan bersama dan mengesampingkan kepentingan pribadi.Seperti yang tertera pada UUD 1945 bahwa menjadi warga Negara yang baik harus mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi agar setiap hal yang dikerjakan tidak melenceng dari cita –cita dan tujuan bangsa.Agar kelak anak-anak Indonesia menjadi pribadi yang unggul, memiliki budi pekerti yang baik, menjadi insan yang cerdas, terampil serta memiliki karakter sesuai yang diamanatkan pada pancasila danUndang-Undang Dasar 1945. Dalam Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 dikemukakan bahwa “Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak – hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”. B. Karakteristik PKn Sebagai Pendidikan Nilai dan Moral Pada era ini pendidikan yang berperan sebagai pembentukan karakter anak yang merupakan faktor utama untuk membentuk pribadi yang dicita-citakan bangsa, ialah pendidikan PKn, karena didalam pendidikan PKn itu mengajarkan kita bagaimana menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Pendidikan PKnmencakup nilai-nilai yang ada dalam Pancasila.Seperti yang terkandung pada Pancasila sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Seperti yang kita ketahui bahwa nilai sila pertama tersebut mengajarkan kita untuk menghormati setiap perbedaan agama yang dimiliki seseorang dan bertoleransi dengan umat agama lain saat merayakan hari besar maupun beribadah dan memiliki kepercayaan terhadap Tuhan sesuai dengan agamanya masing-masing. Selain sila pertama ada juga sila kedua yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab yang mengandung makna bahwa setiap warga Negara harus memiliki sikap adil dan tidak membeda – bedakan status sosial maupun ras dan menjadi manusia yang beradab dengan mematuhi norma-norma yang ada dalam masyarakat. Sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia yang dimana sila ketiga ini mengajarkan untuk mengetahui bahwa di Indonesia ini terbentang dari Sabang sampai Merauke yang memiliki berbagai daerah, suku maupun adat yang dilambangkan burung garuda memegang pita yang bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika” yang memiliki arti, berbeda-beda tetapi tetap satu jua sehingga kita diwajibkan untuk saling menghormati setiap perbedaan tersebut. Sila keempat yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan yang bermakna bahwa setiap keputusan harus melalui kesepakatan dari semua pihak yaitu dengan dilakukannya musyawarah untuk mencapai mufakat.Yang terakhir sila kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bahwa pemimpin Negara harus bersikap adil dan juga dapat mengayomi warga negaranya.Pancasila merupakan ideology Bangsa Indonesia yang berisi tentang pedoman hidup serta pandangan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. 69 Pendidikan nilai moral yang dicakup pada PKn disebut pendidikan watak. ( Lickona 1992 : 50 – 51 ). C. Lembaga Pendidikan Serta Peran Lingkungan dalam Proses Pembelajaran Anak Pendidikan berfungsi untuk mengebangkan potensi anak, namun untuk memperoleh pendidikan tidak selalu melalui lembaga pendidikan formal atau biasa disebut sekolah, namun pendidikan juga dapat diperoleh melalui ruang lingkup keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat. Disini keluarga yang mengambil peran utama dalam proses pendidikan anak, terutama untuk memperoleh pendidikan yang tidak diajarkan disekolah, keluarga juga merupakan tempat dimana anak-anak bersandar, ayah dan ibu juga yang memiliki peran untuk mengajari anak bersosialisasi juga tempat pertama dalam proses pembentukan kepribadian yang baik, mengontrol segaa kegiatan anak, tempat bersandar serta mengayomi anak. Yang kedua adalah lingkungan sekolah dimana pendidikan setelah keluarga berlanjut, anak mulai diajarkan ilmu-ilmu pendidikan selain pendidikan pembentuk kepribadian atau biasa disebut Ilmu pengetahuan, seperti pelajaran matematika, sains, bahasa dan lain sebagainya.Di dalam sekolah juga anak-anak diajarkan bersosialisasi terhadap temantemannya seperti, berkenalan.Sekolah juga mengajarkan pendidikan karakter melalui mata pelajaran PKn yang mengajarkan agar anak menjadi warga Negara yang baik dan IPS yang mengajarkan anak untuk mengenal dunia secara global dan memahami kondisi social yang ada disekitarnya. Karena orang tua tidak mampu memberikan pendidikan selanjutnya dalam bentuk berbagai kecakapan dan ilmu, tidak dapat menggambarkan masyarakat tanpa sekolah . Didalam sekolah bekerja orang – orang yang khusus dididik untuk keperluan mengajar (Sikun Pribadi,1982 : 72) Dan yang terahir adalah lingkungan masyarakat yang mengajarkan anak untuk terjun langsung dalam masyarakat serta memahami problematika yang sedang terjadi dalam masyarakat serta menemukan solusinya.Mengajarkan anak untuk lebih peka terhadap sekitarnya serta sesamannya. Lingkungan yang dengan sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak ada tiga, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini merupakan lembaga pendidikan. (Kepmendikbud,0186/P/1984) Maka segala sesuatu di Negara ini baik berupa pendidikan formal maupun nonformal, telah diatur pada Undang-Undang Negara Republik Indonesia yang berlaku.Dan setiap warga Negara berhak atas pendidikan tersebut. 70 Pendidikan kemasyarakatan merupakan tanggung jawab pemerintah, pribadi , keluarga, organisasi dan himpunan dalam masyarakat (keagamaan,kepercayaan terhdap Tuhan Yang Maha Esa, Sosial, dan Profesional). (KPPN.1980 : 22) Oleh karena itu Warga Negara Indonesia harus selalu berkembang seiring berjalannya waktu, namun pemerintah disini juga memiliki peran penting untuk memfasilitasi proses pendidikan agar berjalan dengan baik dan segala yang dicita-citakan dapat terwujud, guna mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Dalam GBHN dinyatakan “pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, dan masyarakat. Karena itu pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah”. D. Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran IPS Mata pelajaran IPS merupakan bidang studi yang bahannya bersumber dari kehidupan manusia dalam masyarakat, dan diperoleh dari pengalaman hidup sehari-hari.Mata pelajaran ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Peserta didik.Membantu peserta didik untuk lebih mampu bergaul di tengah-tengah masyarakat.Pembelajaran IPS juga bertujuan untuk membantu peserta didik agar lebih peka terhadap lingkungan sosialnya, agar dapat menciptakan kehidupan yang selaras serta dapat membantu peserta didik untuk menyelesaikan berbagai permasalahan sederhana dalam lingkungannya seperti ; berinteraksi dengan teman sebayanya. Tak hanya itu, mata pelajara IPS di Sekolah dasar juga mengajarkan tentang sejarah terbentuknya peradadaban manusia namun secara dasar dan tentunya dengan cara dan pengertian yang mudah dipahami oleh siswa Sekolah dasar. Tugas studi social sebagai suatu bidang studi mulai dari tingkat sekolah dasar sampai ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dengan tujuan membina warga Masyarakat yang mampu menyelaraskan kehidupannya berdasarkan kekuatankekuatan fisik dan social, serta membantu melahirkan kemampuan memecahkan masalah-masalah social yang dihadapinnya. (John Jarolimek:1977) E. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD Istilah IPS sendiri mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1970.Dan pada saat itu IPS menjadi mata pelajaran untuk pendidkan jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah.Gagasan pembelajaran IPS banyak diadaptasi dari sejumlah pemikiran perkembangan pembelajaran social yang terjadi.Ilmu Pengetahuan Sosial atau biasa disebut IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran dari gabungan beberapa mata pelajaran yang terdiri dari Sejarah, Geografi, dan Ekonomi. Namun seiring berjalannya waktu mata pelajaran IPS bertambah dengan adanya mata pelajaran Sosiologi, sosiologi sendiri memuat 71 pembelajarn yang meliputi tentang manusia, permasalahan social, kehidupan social manusia serta sedikit sentuhan pembelajaran psikologis yang ada di dalamnya. Fungsi belajar IPS sendiri adalah agar kita sebagai mahkluk social lebih faham akan kejadian-kejadian social di lingkungan sekitar maupun dunia secara global. Namun pembelajarn IPS di SD tidak serumit yang dipelajari pada jenjang menengah maupun perguruan tinggi. Pada taraf SD IPS hanya mengajarkan dasar-dasarnya saja, misalanya Geografi, seperti mempelajari gejala alam seperti adannya bencana dan penangannannya, lalu mengetahui persebaran flora dan fauna serta sumber daya alam yang ada diindonesia dan lain sebagainnya. Lalu Sejarah, yang mempelajari perjuangan pahlawan-pahlawan nasional, lalu mempelajari adat-adat yang ada seperti baju adat, rumah adat, tarian tradisional dan lain-lain. Mata Pelajaran IPS sendiri merupakan ilmu yang bertugas untuk membantu mengendalikan arus globalisasi, membantu anak agar lebih mengetahui dunia secara global.Di kalangan siswa Sekolah Dasar pada zaman sekarang sangatlah rawan, dimulai dengan maraknya pergaulan bebas yang mulai meracuni anak-anak dibawah umur, maraknya penyimpangan di social media dengan adanya konten-konten yang tak pantas untuk di lihat oleh anak SD. Maka dari itu pelajaran IPS turut mengajarkan anak untuk lebih peka dan menyaring segala sesuatu yang berbau negative, tak hanya pembelajaran IPS, tentunya para orang tua, guru dan Negara juga turut andil dan harus melindungi generasi penerus bangsa. Karena siswa SD masih memerlukan arahan dari orang dewasa untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Namun tidak semua yang dibawa oleh arus globalisasi itu negative. Banyak hal-hal positif yang didapat, tentunya sebagai masyarakat multikultur yang terdiri dari berbagai macam budaya-budaya hendakya kita perlu menambah ilmu kita tentang budaya lain dan tidak menutup diri dari perkembangan IPTEK yang sangat pesat. Karena sangatlah penting bagi kita untuk mempelajari hal-hal baru yang dapat menambah pengetahuan kita tentang dunia dan mempererat kerukunan dengan sesama manusia di seluruh dunia. Itulah tugas kita sebagai Guru untuk memberikan pemhaman kepada siswa kita agar mereka tidak salah dalam bergaul dan dapat megembangkan potensi maupun pengetahuannya. Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu social dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. (Soemantri, 2001:92) F. Konsep dan Prinsip Penilaian Pembelajaran PKn dan IPS di SD Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh kualitas seorang guru, maka diharapkan guru dapat memeilih strategi serta metode mengajar yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan siswa. Penilaian memiliki kedudukan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mencapai indicator yang ditentukan. Penilaian juga merupakan bagian dari proses pembelajaran, melalui data yang ada guru dapat mengerti tingkat pencapaian serta kelemahan dalam proses 72 belajar. Atas dasar itulah guru dapat mengambil keputusan untuk menentukan dari apa yang di nilai tersebut. Jadi, untuk mengetahui seberapa besar anak dapat memahami suatu pembelajaran kita dapat melihatnya melalui perubahan tingkah laku baik itu terkait langsung dengan mata pelajaran maupun perubahan prilaku yang menyeluruh.Namun demikian, bagaimanapun baiknya penilaian alangkah baiknya jika penilaian tersebut memiliki hasil yang otentik dan hal ini dapat dilakukan melalui sebuah tes dengan anak-anak terjun langsung dalam proses tersebut dan guru mengamati pola prilaku anak tersebut. Mendefinisikan metode sebagai suatu pendekatan umum belajar yang mendasarkan hakikat dan tujuan pendidikan pada sejumlah teori dan kepercayaan (Hering:1971) BAB 6 Keterkaitan Mata Pelajaran IPS Dan PKN Dalam Pembentukan Karakter Siswa Di SD Tujuan Instruksional Umum : 73 1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Keterkaitan Mata Pelajaran IPS Dan PKN Dalam Pembentukan Karakter Siswa Di SD Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa Dapat Memahami Pendidikan Karakter b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Gambaran Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial d. Mahasiswa Dapat Mengevaluasi Hubungan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosian Dan Pendidikankewarganegaraan Meningkatnya tindakan kriminal,korupsi,pencabulan,perampokan dan tindakan yang melanggar hukum lainya yang ada di Indonesia dipengaruhi oleh krisis moral bangsa ini.Dalam permasalahan ini pendidikan sangatlah penting dalam membentuk karakter seseorang yang berakhlaq,bermoral,membentuk bangsa yang bermartabat serta membentuk manusia yang mampu memajukan bangsa ini.Karena pembetukan karakter yang bermoral harus disertai pendidikan yang berkualitas. Maka kita harus memfasilitasi pendidikan yang berkualitas dengan baik, agar warga Indonesia antusias untuk memperbaiki moral dan menciptakan karakter yang membentuk bangsa yang tentran. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal3,yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik dalam agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlaq mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dilihat dari pernyataan diatas, untuk mencegah lebih parahnya krisis akhlaq secara formal yang dapa tmerusakNegara,pemerintah sudah berupayah membentuk kegiatan pendidikan dan kurikulum yang mengarah kepada pendidikan karakter yang mengarah kepada pembentukan watak dan budi pekerti. Jadi mari kita membantu pemerintah agar upaya pembentukan karakter ini berhasil dan menciptakan generasi yang bermoral. 74 Dalam hal ini selain pendidikan agama mata pelajaran Pendidikan kewarganegaran atau yang biasa dikenal dengan pelajaran PKN dan mata pelajara Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS) juga mempengaruhi dalam pembentukan karakter siswa,yang tidak hanya diperlukan disekolah tetapi dirumah maupun dilingkungan sosial.Nilai-nilai dan norma dapat ditanamkan secara efektif dapat ditumbuhkan kepada anak didik. Sikap menghargai suatu perbedaan pendapat,jujur dan terbuka merupakan dasar sifat yang perlu di tanamkan pada anak didik pada jenjang sekolah dasar. A. Pendidikan Karakter Karakter identik dengan akhlaq atau perilaku seseorang.Dari karakter inilah yang membedakan antara manusia satu dengan manusia yang lainya.Karakter yang ada dalam diri manusia terbentuk dari dua faktor;faktor internal berupa potensi bawaan dan faktor eksternal berupa pengaruh dari lingkungan.Tetapi pada dasarnya manusia dilahirkan dengan pembawaaan yang baik,yang dimaksud adalah manusia lebih cenderung menyukai hal-hal yang baik tetapi fitrah ini juga bisa dipengaruhi oleh lingkungan yang ada disekitarnya. Shimon philip dalam Fatchul Mu’in(2011) menyebutkan bahwa karakter merupakan kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem,yang melandasi pemikiran,sikap dan prilaku yang ditampilkan.Memahami karakter sama dengan kepribadian.Kepriadian dianggap sebagai ciri dan karakteristik atau sifat yang khas dari seseorangyang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan. Prof.Muchlas Samani dan Hariyanto(2011),karakter adalah nilai dasar yang membangun pribadi seseorang,terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan,yang membedakanya dari orang lain,serta diwujudkan dalam sifat dan prilakunya dalam kehidupan sehari-hari Pendidikan karakter merupakan sarana untuk membentuk karakter baik seseorang yang mengacu pada nilai-nilai karakter yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, sekolah maupun dilingkungan sekitarnya. Pendidikankarakterjugabermaanfaatmembuatkepribadianseseoranglebihbaikantara lain sikapdansifat. Dalampendidikan karakter peserta didik harus memperoleh tiga hal yaitu: 75 1. Afektif yang tercermin pada iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,akhlaq dan kepribadian yang mulia termasuk budi pekerti luhur. 2. Kognitif yang tercermin pada pola berfikir dan daya intelektual untuk menggali,mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Psikomotorik yang tercermin pada kemampuan teknis. Menurut Kemdiknas karakter,yaitu: tahun 2010,ada 18 nilai- nilai pendidikan 1.Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2. Jujur Perilaku orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan orang lain meliputi: agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. Disiplin prilaku yang menunjukkan ketertiban dan kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan. 5. Kerja Keras Prilaku bekerja dengan sunggu-sungguh tanpa putus asa. 6. Kreatif Berpikir dan bertindak untuk menghasilkan cara atau sesuatu yang baru 7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan masalah dan tugas. 8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berusaha untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 10. Semangat Kebangsaan Rasa semangat membela bangsa dan negara 11. Cinta Tanah Air Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan dengan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan 76 sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan menghargai keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat/Komunikatif Sikap atau tindakan berteman dengan keterbukaan dan berhubungan dengan baik. 14. Cinta Damai Sikap dan tindakan yang kepada kedamaian tanpa adanya perselisihan 15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan pengetahuan bagi dirinya. 16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan berusaha untuk memperbaiki kerusakan alam yang terjadi. 17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan, terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya). Dari pernyataan diatas,siswa diharapkan bisa menerapkan dalam kehidupanya sehari-hari.sehingga nilai-nilai diatas tidak sebagai wacana saja,tetapi juga bisa direalisasikan oleh siswa agar terbentuk warga negara berkarakter.Untuk mencapai tujuan bangsa. B. Gambaran Karakteristik pendidikan Kewarganegaraan Mata pelajaran pendidikan adalah program pendidikan yang mengandung nilai-nilai pancasila dan membahas tentang kebangsaaan,kewarganegaraan.Yang diharapkan mampu mengembangkan nilai luhur,moral yang diwujudkan dalam bentuk prilaku yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang tercantum dalam undang-undang RI No.2 Tahun 1989 passal 39 ayat 2 yang meliputi:perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama,perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab,perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam kepentingan bersama diatas kepentingan perorangan dan golongan sehingga 77 perbedaan pemikiran,pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah dan mufakat,serta perilaku yang mendukung upaya mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan dan Fungsi Pendidikan kewarganegaraan: a. Membentuk watak atau karakteristik warga negara,yaitudengan membentuk warga negara yang tahu,sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. b. Memiliki kemampuan berfikir secara rasional,kritis dan kreatif sehingga mampu memecahkan masalah kenegaraan. c. Memiliki watak dan kepribadian yang baik,sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. d. Memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara demokratis dan bertangggung jawab. Sedangkan fungsi pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai media untuk membentuk warga negara yang cerdas,terampil dan berkarakter yang setia kepada negara indonesia dengan membiasakan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat pancasila dan undang-undang 1945.Sedangkan struktuk keilmuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan mencangkup dimensi pengtahuan kewarganegaraan, yang meliputi politik, hukum dan moral.keterampilan kewarganegaran dan watak kewarganegaraan.Dengan demikian,mata pelajaran pendidikan keewarganegaraan merupakan kajian antar disiplin.Secara lebih terperinci,materi pengetahuan kewarganegaraan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara,hak asasi manusia,prinsip-prinsip dan proses demokrasi,lembaga pemerintahan dan non pemerintah,identitas nasional,pemerintahan bedasarkan hukum,peradilan dan bebas tidak memihak,konstitusi serta nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat. Keterampian kewarganegaraan meliputi keterampilan intelektual dan keterampilan berprtisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Keterampilan intelektual contohnya keterampilan dalam merespon berbagai persoalan politik.Keterampilan berpartisipasi contohnya adalah keterampilan menggunakan hak dan kewajibannya dibidang hukum. Watak atau karakter kewarganegaraan.Dimensi watak atau karakter dipandang sebagai muara dari kedua dimensi lainya.Dengan memperhatikan visi,misi 78 dan tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan,karakteristik pendidikan kewarganegaraan ditandai dengan penekanan dimensi watak atau karakter dan hal-hal yang bersifat afektif. C. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial Ilmu pengetahuan sosial merupakan bidang study memiliki garapan yang dipelajari cukup luas.Pembahasan didalanya yaitu gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia dimasyarakat.Ilmu pengetahuan sosial ini lebih menekankan pada fakta gejala dan kehidupan kemasyarakatan. Norma Mackenzie (1975) Ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau dengan kata lain adalah semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Tjipto Sumadi & M Jafar (1999) bahwa Pengetahuan Sosial merupakan pengajaran yang selalu berkenaan dengan kehidupan nyata di masyarakat, yaitu kegiatan usaha yang dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya, mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, dan untuk memajukan kehidupannya. Dengan demikian ilmu pengetahuan sosial kajian gejala dan fenomena terhadap kehidupan masyarakat untuk mengatasi masalah dan memajukan kehidupannya. Bidang study ini mulai diajarkan dari sekolah dasar bahkan mungkin sebelumnya karena ilmu sosial ini cukup luas dan untuk mendalaminya memerlukan perhatian yang bersungguh-sungguh,dan harus dilakukan secara berkesinambungan dari tingkat terendah sampai tingkat yang lebih tinggih. Fenton (dalam Tjipto Sumadi: 1999) “social studies not a single discipline but a group related fields including political science,economics,sociology,anthropology,psychology, geography,and history . 79 Pengetahuan sosial bukanlah ilmu yang berdiri sendiri melainkan memiliki ilmu cabang lainya seperti: ekonomi, ilmu politik, psikologi, geografi, sejarah, antropologi dan sosiologi. 1. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar: Tujuan ilmu pengetahuan sosial adalah agar peserta didik tanggap terhadap masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat, memiliki sifat dan perilaku positif terhadap masalah yang ada,mampu mengatasi masalah yang terjadi pada dirinya sendiri maupun orang lain. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut (Awan Mutakin, 1998). 1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilainilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. 3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. 4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. 5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. 2. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar Menurut Rudi Gunawan(2011:37) mengemukakan bahwa: Pembelajaran IPS membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri ditengah-tengah kekuatan fisik dan sosial,yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Dari peryataan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan study IPS adalah membantu bangsa dan warga negara indonesia menjadi warga negara yang baik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki dalam berbagai segi mulai dari potensi akademiknya sampai kehidupan sosialnya. Dimasa depan bangsa ini akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan sekarang selalu mengalami perubahan setiap saat.maka dari itu study IPS dirancang 80 untuk mengembangkan pengetahuan,pemahaman dan kemampuan membaca situasi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang berkemajuan. Pengetahuan sosial mempunyai manfaat untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilan siswa agar dapat menganalisis, mengidentifikasi dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial dimasyarakatnya, kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat,sebagai bekal untuk mempersiapkan diri terjun sebagai anggota masyarakat. D. Hubungan Mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosian dan Pendidikan Kewarganegaraan Beberapa faktor yang lebih menjelaskan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan antara lain (Somantri, 2001:161): a. PKn merupakan bagian atau salah satu tujuan pendidikan IPS, yaitu bahan pendidikannya diorganisasikan secara terpadu (intergrated) dari berbagai disiplin ilmu sosial, humaniora,dokumen negara, terutama Pancasila, UUD NRI 1945, GBHN, dan perundangan negara, dengantekanan bahan pendidikan pada hubungan warga negara dan bahan pendidikan yang berkenaan dengan bela negara. b. PKn adalah seleksi dan adaptasi dari berbagai disiplin ilmu sosial, humaniora, Pancasila, UUD NRI 1945 dan dokumen negara lainnya yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. c. PKn dikembangkan secara ilmiah dan psikologis baik untuk tingkat jurusan PMPKN FPIPSmaupun dikembangkan untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah serta perguruan tinggi. d. Dalam mengembangkan dan melaksanakan PKn, kita harus berpikir secara integratif, yaitukesatuan yang utuh dari hubungan antara hubungan pengetahuan intraseptif (agama, nilai-nilai)dengan pengetahuan ekstraseptif (ilmu), kebudayaan Indonesia, tujuan pendidikan nasional,Pancasila, UUD1945, GBHN, filsasat pendidikan, psikologi pendidikan, pengembangankurikulum disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, kemudian dibuat program pendidikannya yang terdiri atas unsur: (a) tujuan pendidikan (b) bahan pendidikan (c) metode pendidikan (d)evaluasi. e. PKn menitik beratkan pada kemampuan dan ketrampilan berpikir aktif warga negara, terutamagenerasi muda, dalam menginternalisasikan nilai-nilai warga negara yang baik 81 (goodcitizen)dalam suasana demokratis dalam berbagai masalah kemasyarakatan (civic affairs). f. Dalam kepustakan asing PKn sering disebut civic education, yang salah satu batasannya ialah “seluruh kegiatan sekolah, rumah, dan masyarakat yang dapat menumbuhkan demokrasi. PKn sebagai pendidikan nilai dan moral yang membantu para siswa memilih sistem nilai dan mengaplikasikan dalam perilakunya. Seperti yang diungkapkan Al-Muchtar dalam Hand Out Strategi Belajar Mengajar (2001:33),mengemukakan bahwa:Pendidikan nilai bertujuan untuk membantu perilaku peserta didik menumbuhkan danmemperkuat sistem nilai dipilihnya untuk dijadikan dasar bagi penampilan perilakunya. Pendidikan nilai pada dasarnya berada pda pengembangan sikap(afektif)oleh karena itu berbeda dengan pembelajaran pada study kognitif dan psikomotor.pendidikan nilai secara formal diberikan pada mata pelajaran PKn agar menjadi kepribadian yang baik.Jadi hubungan PKn dengan IPS adalah memiliki keperdulian dan kesadaran tehadap masyarakat dan lingkungannya melalui pemahaman terhadap nilai-nilai dan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab, mengembangkan kemampuan siswa dalam mengambil keputusan terhadap persoalan yang dihadapi. 82 BAB 7 MEDIA YANG SESUAI DENGAN PEMBELAJARAN PKN DI SEKOLAH DASAR Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa dapat memahami konsep Media Yang Sesuai Dengan Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa Dapat Memahami Pengertian Media Pembelajaran b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Ruang Lingkup Media Pembelajaran d. Mahasiswa Dapat Menganalisis Fungsi Media Pembelajaran e. Mahasiswa Dapat Mengevaluasi Kedudukan Media Dalam Pembelajaran f. Mahasiswa Dapat Menganalisis Jenis Media Dalam Pembelajaran Dalam suatu pembelajaran peran media Dikaitkan dengan pembelajaran, media di makna sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, Anda boleh mengatakan bahwa media merupakan wahana penyuluhan informasi belajar atau penyaluran pesan berupa materi ajar oleh guru kepada siswa sehingga siswa menjadi lebih tertarik dengan pembelajaran yang dilakukan. Di sini media sengaja dibahas dengan leluasa karena ada kalanya kita harus membuat sendiri, sehingga perlu dibahas lebih luas. Satu hal yang perlu Anda ingat bahwa peranan media tidak akan terlihat 83 Apabila penggunaan nya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajaran nya. Sedangkan pengertian media PKN adalah media yang terpilih dan cocok untuk pembelajaran PKN SD. A. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN secara lebih utuh media pembelajaran dapat di definisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun non fisik yang sengaja di gunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Menurut vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely dalam rohani (1997 :2), pengertian media ada dua macam ,yaitu arti sempit dan arti luas . Arti sempit, bahwa media itu berwujud : grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk menangkap , memproses, serta penyampaian informasi. Menurut arti luas, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru Dari pengertian di atas ini mungkin bahwa media merupakan sebuah alat teknologi yang bisa memperoleh sebuah informasi, di dalam suatu pembelajaran media sangat penting seperti contoh nya saat guru menerangkan media yang di gunakan adalah berbicara .dalam proses pembelajaran media sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Sementara itu robert heinich, dan kawan – kawan (2002: 10) dalam bukunya “instructional media and technologies for learning” mendefinisikan, media adalah saluran informasi yang menghubungkan antara sumber informasi dan penerima . Dalam pengertian ini media di artikan sebagai fasilitas komunikasi, yang dapat memperjelas makna antara komunikator dan komunikan . Dari pendapat robert heinich di atas mungkin dapat dijelaskan bahwa media merupakan sebuah alat teknologi yang menghubungkan antara informasi dan penerima . Di dalam suatu pembelajaran media itu sebagai informasi sedangkan para siswa itu sebagai penerima sehingga pembelajaran tersebut bisa menyatu dengan siswa sehingga siswa tersebut bisa menyerap nya . Robert hanick dan kawan – kawan dalam angkowo (2007: 11) menyatakan bahwa : “ A medium ( plural media ) is a channel of communication, example include film, television, diagram,printed materials, computers, and 84 instructors”. Media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram , materi tercetak, komputer, dan instruktur . Dari pendapat robert hanick dan kawan – kawan di atas mungkin dapat di jelaskan bahwa media adalah komputer, televisi, film jadi media pembelajaran dalam media di atas tersebut adalah mengamati, memahami, dan melihat sehingga dalam pembelajaran bisa mengeri apa yang dia amati tersebut . B. RUANG LINGKUP MEDIA PEMBELAJARAN media pembelajaran ini merupakan alat bantu untuk menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit di jelaskan secara verbal. materi pembelajaran akan lebih mudah dan jelas jika dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran . Maka media pembelajaran tidak untuk menjelaskan keseluruhan materi pembelajaran, tetapi sebagian yang belum jelas saja, ini sesuai fungsi media yaitu sebagai penjelas pesan. Gerlach dan ely dalam Arsyad ( 2006: 14) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media di gunakan dan apa saja yang dapat di lakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannya . 1. Ciri fiksatif, ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,menyimpan, melestarikan,dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek 2. ciri manipulatif, transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari hari dapat di sajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar. 3. Ciri distributif, dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian di transportasikan melalui ruang , dan secara bersamaan kejadian tersebut di sajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Dari pendapat gerlach dan ely di atas ini dapat dijelaskan bahwa karakteristik media yang dapat di gunakan dalam pembelajaran. Terkadang guru harus menyampaikan sesuatu yang telah terjadi masa lampau, ruang dan waktu yang terbatas, serta materi yang sangat abstrak. Dengan mempertimbangkan ketiga hal ini guru dapat memilih,menciptakan, dan menggunakan media. Sedangkan menurut ahmad rohani ( 1997: 4) , ciri ciri umum media pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. media pembelajaran identik dengan alat peraga langsung dan tidak langsung 85 2. media pembelajaran digunakan dalam proses komunikas intruksional. 3. Media pembelajaran merupakan alat yang efektif dalam intruksional 4. media pembelajaran memiliki muatan normatif bagi kepentingan pendidikan . 5. Media pembelajaran erat kaitannya dengan metode mengajar khusus nya maupun komponen – komponen sistem instruksional. Dari pendapat ahmad rohani di atas ini dijelaskan bahwa media dalam ciri ini sudah dalam arti luas, tidak sebatas alat bantu komunikasi dalam pembelajaran .tetapi media juga berkolaborasi dengan metodologi, guru, siswa, serta isi pelajaran yang akan disampaikan . Ruang lingkup media pembelajaran ini merupakan meliputi segala alat,bahan,peraga,serta sarana dan prasarana di sekolah yang digunakan dalam proses pembelajaran. Media tersebut bisa memberikan rangsangan pada siswa untuk belajar, menjadikan pembelajaran semakin efisien sehingga bisa menyalurkan pesan secara sempurna, serta dapat mengatasi kebutuhan dan problem siswa dalam belajar. lebih penting lagi adalah media ini dipilih dalam proses pembelajaran sehingga media tidak berorientasi pada pencapaian tujuan pembelajaran bukan termasuk dalam ruang lingkup media pembelajaran C. FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN media pembelajaran telah menjadi bagian dari pembelajaran. Bahkan keberadaannya tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Hal ini telah di kaji dan di teliti bahwa pembelajaran yang menggunakan media hasilnya lebih optimal. Angkowo dan Kokasih (2007: 27) berpendapat bahwa salah satu fungsi media pembelajaran adalah sebagai alat bantu pembelajaran,yang ikut mempengaruhi situasi,kondisi dan lingkungan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah diciptakan dan di desain oleh guru. Selain itu media dapat memperjelas pesan agar tidak terlalu bersifat verbal ( dalam bentuk kata tertulis dan kata lisan belaka ). memanfaatkan media secara tepat dan bervariasi akan dapat mengurangi sikap pasif siswa. Dari pendapat angkowo dan kokasih dapat ddijelaskan bahwa fungsi media ini sebagai alat bantu dalam pembelajaran yang dapat mempengaruhi suasana dalam belajar sehingga dalam proses pembelajaran guru harus mendesain suatu media sehingga bisa mengurangi sikap pasif siswa dan memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuannya. 86 Pandangan lebih luas tentang media pembelajaran disampaikan yudhi munadi, yang menyatakan media berfungsi secara sosio - kultural (munadi, 2010: 48). keberadaan media dapat mengatasi hambatan sosio – kultural peserta didik, terutama saat berkomunikasi maupun berinteraksi dalam pembelajaran yang latar belakang siswa nya hiterogen dari sisi budaya. Bahasa nya berbeda, adat istiadat , keyakinan, serta aspek sosial lain. Namun dengan media tertentu keragaman budya dan strata sosial dapat di satukan melalui pembelajaran. Dari pendapat yudhi munadi dapat dijelaskan bahwa fungsi media secara sosio – kultural dari sini kita bisa melihat bahwa peserta didik yang mempunyai suatu kebiasaan yang melekat pada dirinya seperti kebudayan yang melekat pada dirinya seperti berbicara nya maupun interaksi yang berbeda tersebut bisa disatukan dalam pembelajaran sehingga bisa belajar banyak hal tentang bahasanya yang berbeda tersebut . Berbagai paparan di atas menunjukkan bahwa fungsi media pembelajaran cukup luas dan banyak. Namun secara lebih rinci dan utuh media pembelajaran berfungsi untuk : 1. meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran 2. meningkatkan gairah belajar siswa 3. meningkatkan minat dan motivasi belajar 4. menjadikan siswa berinteraksi langsung dengan kenyataan 5. mengatasi modalitas belajar siswa yang beragam. 6. Mengefektifkan proses komunikasi dalam pembelajaran. dari berbagai fungsi media di atas, tujuan akhirnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran ini dibangun melalui komunikasi yang efektif . Sedangkan komunikasi efektif hanya terjadi jika menggunakan alat bantu sebagai perantara interaksi antara guru dengan siswa. Oleh karena itu, fungsi media adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator semua materi tuntas disampaikan dan peserta didik memahami secara lebih mudah dan tuntas D. Kedudukan media dalam pembelajaran Dalam pembelajaran terdapat komponen tujuan,komponen materi atau bahan .komponen strategi, komponen alat dan media, serta komponen evaluasi . Dari sini tampak bahwa media merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran. Sehingga 87 kedudukannya tidak hanya sekedar sebagai alat bantu mengajar, tetapi sebagai bagian dari dalam proses pembelajaran Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting. Sebab media dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Bahkan kalau dikaji lebih jauh, media tidak hanya sebagai penyalur pesan yang harus dikendalikan sepenuhnya oleh sumber orang, tetapi dapat juga menggantikan sebagian tugas dalam penyajian materi pembelajaran. dalam proses pembelajaran antara materi,guru,strategi dan media, dan siswa menjadi rangkaian mutual yang saling mempengaruhi sesuai kedudukan masing masing. Guru berkedudukan sebagai penyalur pesan dan siswa berkedudukan sebagai penerima pesan sedangkan media berkedudukan sebagai perantara dalam pembelajaran E. JENIS MEDIA DALAM PEMBELAJARAN jenis media dalam pembelajaran ini sebagai berikut : (1) . OHP. OHP umumnya tidak cocok untuk tujuan ini (afektif), OHP pada dasarnya digunakan untuk memproyeksikan transparansi ke arah layar yang jaraknya relatif pendek, dengan hasil gambar atau tulisan yang cukup besar. Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dapat digunakan oleh guru di depan kelas dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi komunikasi antara guru dengan siswa. OHP sangatlah tidak afektif dikarenakan oleh beberapa sebab, antara lain : a. Memerlukan persiapan yang matang dan terencana, terutama apabila menggunakan teknik-teknik penyajian yang kompleks b. Urutan OHP mudah kacau, karena merupakan urutan yang lepas c. OHP merupakan hal yang tak dapat dipisahkan, karena sebuah gambar dalam kertas biasa tidak bisa di proyeksikan melalui OHP d. Membutuhkan pesan dan ide-ide yang baik pada transparansi, sehingga mudah di cerna oleh penerima pesan atau pembelajar. (2) Komputer Komputer memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang ditayangkan. Penggunaan komputer dalam lembaga pendidikan jarak jauh memberikan keleluasaan terhadap siswa untuk menentukan kecepatan belajar dan memilih urutan belajar sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh pemakainya dapat membantu siswa yang memiliki kecepatan 88 belajar lambat. Dengan kata lain, komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi siswa yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat memacu efektivitas belajar bagi siswa yang lebih cepat (fast learner). Komputer mampu menyampaikan informasi dan pengetahuan dengan tingkat realisme yang tinggi. Disamping memiliki sejumlah kelebihan, komputer sebagai saran komunikasi interaktif juga memiliki kelemahan, yaitu : a. Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan komputer itu sendiri, terutama yang khusus untuk maksud pembelajaran b. Perawatan dan pemeliharaan komputer yang meliputi perangkat keras (hardware) perangkat lunak (software) memerlukan biaya yang relatif tinggi c. Penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan perangkat keras dengan spesifikasi yang sesuai d. Merancang dan memproduksi progam pembelajarn yang berbasis komputer (computer based intruction) merupakan pekerjaan yang tidak mudah e. Memproduksi program komputer merupakan kegiatabn insentif yang memrlukan waktu banyak dan juga keahlian khusus (Benny A. Pribadi dan Tita Rosita, 2002:11-12) (3) Media Video Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi, apa yang dilihat oleh peserta didik sangatlah berpengaruh dalam kehidupannya sehari-hari karena mereka akan mencotohnya maka di sini pengajar sangat di tuntut memberikan atau memperlihatkan video yang sebagai media pembelajaran haruslah video yang benar-benar mendidik karena para peserta didik mudah memahami video yang tidak perlu menggunakan tenaga dan aktivitas apapun dalam menerima informasi dari video tersebut (4) Televisi Televisi sebagai media memiliki empat fungsi yakni fungsi komersial, alat hiburan, penyampaian informasi, dan edukasi. Sayangnya, fungsi yang terakhir, yakni edukasi, kerap terabaikan. Sebagai penyeimbang membludaknya acara hiburan, kini televisi edukasi menjadi penting. Televisi sangat bermanfaat, baik bagi masyarakat atau pengguna televisi di sekolah dasar, sangat besar manfaatnya bagi pendidikan. Diantaranya yaitu : a. Televisi bersifat langsung dan nyata, dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya pada waktu terjadinya. Misalnya seperti pada waktu pelantikan seorang pejabat negara, berlangsungnya pembukaan sidang MPR, parade militer dan sebagainya. Melalui televisi kelas dapat mengadakan kontak langsung dengan ahli-ahli ilmu 89 pengetahuan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Mereka dapat melihat dan mendengar secara nyata. b. Memperluas tinjauan peserta didik, melintasi berbagai daerah atau berbagai negara. Seperti halnya televisi melintasi berbagai daerah dan memungkinkan berbagai negara. Program televisi menyajikan berbagai peristiwa, keadaan penduduk dan kehidupannya dari daerah atau dari negara lain. Dengan demikian, maka televisi berperan aktif dalam bidang pengetahuan dan wawasan c. Dapat menciptakan kembali kembali peristiwa pada masa lampau. Televisi dapat menceritakan kembali semua peristiwa masa lampau, baik melalui film, atau pun melalui drama, sehingga dapat mengingatkan kembali pengetahuan yang sifatnya sudah lampau d. Televisi dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam. Media ini dapat menyajikan pokok-pokok itu satu persatu secara berurutan dan sama baiknya. Mulai dari benda-benda hidup atau berupa program film, mulai dari hal-hal yang aneh sampai hal-hal yang bisa terjadi dalam kehidupan, transportasi, listrik, semuanya bisa disajikan dengan baik. Demikian pula menyajikan program kesenian, drama, ilmu bumi, sejarah, kesastraan, musik dan lain-lain dapat disesuaikan dari tingkat murid sejak dari pra sekolah sampai ke perguruan tinggi ( 5 ) Media Gambar Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip. Fungsi utama penggunaan gambar meliputi fungsi edukatif, yaitu mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan . fungsi sosial, yaitu memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep sama setiap orang. Fungsi lain adalah ekonomis, yaitu memberikan produksi melalui pembinaan hasil kerja secara maksimal. Kemudian fungsi politis, berpengaruh pada politik pembangunan. Serta fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemudian yang modern Media grafis visual sebagaimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. 90 Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien (Sadiman, 2011 : 28) Media gambar harus memiliki beberapa karakteristik antara lain harus autentik, artinya dapat menggambarkan objek atau peristiwa seperti jika siswa melihat langsung. Media gambar juga harus sederhana, komposisnya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian pokok dalam gambar tersebut. Ukuran gambar proposional, sehingga siswa mudah membayangkan ukuran yang sesungguhnya benda atau obyek yang digambar. Media gambar juga harus memadukan antara keindahan dengan kesesuaian nya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media gambar harus mengandung pesan. Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Rahardi, 2003: 27). Kalau ada media yang baik dan ada yang kurang kurang baik untuk pengembangan nurani peserta didik, itu dapat dimengerti dari seberapa kuat masing-masing nurani peserta didik dalam proses internalisasi nilai yang dilakukan pendidik. Media-media seperti OHP, Film bingkai dan Film rangkai pada bentuk aslinya tidak memunculkan gerak dan manipulasi gambar yang bisa menggerakkan suasana hati yang melihat nya, sehingga sulit untuk menimbulkan perubahan atau pengembangan sikap atau perilaku tertentu. Lain halnya dengan media-media yang disebutkan sesudahnya semua dirancang sebagai media yang menggambarkan gerak, atau perubahan, atau diciptakan suasana yang dapat menyentuh kerokhanian pada umumnya atau sikap pada khususnya pada peserta didik. Ketepatan memilih dan menggunakan metode sangat berpengaruh bagi keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan/pembelajaran. Kriteria untuk metode yang baik adalah apabila dapat membantu terciptanya proses pendidikan/pembelajaran yang merangsang dan menggembirakan peserta didik. Khusus untuk proses pendidikan metode harus menimbulkan interaksi psikologis antara pendidik dan peserta didik. Untuk menciptakan interaksi psikologis penggunaan metode harus disertai dengan kepiawaian pendidik menggunakan metode yang telah dipilihnya. Pemilihan dan penggunaan media harus memperhatikan karakteristik tujuan dan proses pendidikan 91 BAB 8 STRATEGI MENYUSUN SEBUAH AKTIVITAS PEMBELAJARAN PPKN UNTUK SISWA KELAS RENDAH 1,2,3 SD Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Strategi Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Untuk Siswa Kelas Rendah 1,2,3 SD Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa Dapat Memahami Strategi Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Untuk Siswa Kelas Rendah 1,2,3 SD b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Persiapan Untuk Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Siswa Kelas Rendah 1 ,2,3 SD A. STRATEGI MENYUSUN SEBUAH AKTIVITAS PEMBELAJARAN PKN UNTUK SISWA KELAS RENDAH 1,2,3 SD 92 Dalam melaksanakan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar, guru perlu mengembangkan startegi/taktik yang tepat, dengan pendekatan – pendekatan dan model – model belajar yang akan diterapkan serta didukung oleh metode dan media yang efektif. Hal ini akan membantu guru dalam memahami dan membantu siswa untuk berlatih mengamalkan nilai moral Pancasila dan budi pekerti yang dipelajari di sekolah. Dari sekian banyak pendekatan dan model serta metode pembelajaran, perlu dipilih beberapa pendekatan dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa Sekolah Dasar (SD) serta sifat tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran PKn di SD. Strategi pembelajaran adalah komponen umum dari suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama – sama.(Dick Walter dkk, 1990:106, dalam buku Strategi Pembelajaran PPKN, Karya Dr. Hj. Etin Solihatin, M.Pd) Guru perlu mempertimbangkan startegi yang tepat dalam pembelajaran PKn, dari beberapa pendekatan dan model yang akan diterapkan. Dari beberapa pendekatan dan model pembelajaran perlu dipilih yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa, sehingga proses pembelajaran lebih bermakna. Untuk menjembatani pemahaman tentang hubungan antara perasaan (feeling), pemikiran (though), dan tindakan (action) seseorang, perlu dikembangkan model pendidikan moral yang efektif. Semua model pembelajaran PKn biasanya mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan proses yang terpisah. Dalam pembelajaran terdapat 5 komponen yang saling menguatkan yaitu: kegiatan pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan kegiatan lanjutan. Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, metode pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut clark dalam Abizar (1995) “tidak terlalu menekankan perbedaan antara metode dan strategi.Artinya, antara metode dan strategi dapat diartikan sama saja , karena itu dalam banyak tulisannya Clark menggunakkan istilah metode untuk menyatakan strategi” 93 Abizar (1995) menyatakan bahwa strategi pembelajaran diartikan sebagai pandangan yang bersifat umum serta arah umum dari tindakan untuk menentukan metode yang akan dipakai dengan tujuan utama agar pemerolehan pengetahuan oleh siswa lebih optimal. Jadi banyak metode pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam menyajikan pelajaran kepada siswa – siswa, seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, permainan (game), karya wisata, penugasandan lain – lain, masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana menyusun strategi sebuah aktivitas pembelajaran PKn di SD untuk siswa kelas rendah (1,2,3 SD). Kadang – kadang dalam proses pembelajaran guru kaku dengan mempergunakan satu atau dua metode, dan menterjemahkan metode itu secara sempit dan menerapkan metode di kelas dengan metode yang pernah ia baca, metode pembelajaran menyajikan, memberi latihan, dan merupakan cara untuk menyampaikan, memberi contoh pelajaran kepada siswa, dengan demikian metode dapat di kembangkan dari pengalaman, seseorang guru yang berpengalaman dia dapat menyuguhkan materi kepada siswa, dan siswa mudah menyerap materi yang disampaikan oleh guru secara sempurna dengan mempergunakan metode yang dikembangkan dengan dasar pengalamannya, metode – metode dapat dipergunakan secara variatif, dalam arti kata kita tidak boleh monoton dalam suatu metode . Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode – metode dari sekian banyak metode yang telah ditemui oleh para ahli sebelum ia menyampaikan materi pengajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Strategi menyusun sebuah aktivitas pembelajaran Pkn untuk siswa kelas rendah 1,2,3 SD dengan cara pendekatan, yang menurut Douglas Suparka (dalam Martorella, 1996) dapat digunakan dalam pembelajaran PKn, yaitu: 1. Evokasi (kesempatan), pendekatan ini menekankan pada inisiatif siswa untuk mengekspresikan dirinya secara spontan yang didasarkan pada kebebasan dan kesempatan. Pendekatan ini sering dihadapkan pada kendala kultural dan psikologikal, terutama pada masyarakat yang masih eksklusif. 2. Inkulkasi (menanamkan), pendekatan ini didasarkan pada sejumlah pertanyaan nilai yang telah tersusun oleh guru. Tujuannya untuk mempengaruhi dan mengarahkan siswa pada simpulan nilai yang sudah direncanakan. 94 3. Kesadaran, adalah bagaimana mengungkap dan membina kesadaran siswa tentang nilai – nilai tertentu yang ada pada dirinya atau orang lain. Kesadaran itu akan tumbuh menajdi sesuatu yang menumbuhkan kesadaran tentang nilai atau seperangkat nilai tertentu. 4. Penalaran moral, dimana siswa dilibatkan dalam dilema moral sehingga keputusan yang diambil terhadap dilema moral harus dapat diberikan alasan-alasan moral yang rasional. 5. Analisis Nilai, suatu pendekatan yang mengajak siswa untuk mengkaji dan menganalisis nilai yang ada pada suartu media stimulus yang telah disiapkan guru dalam pembelajaran PKn. 6. Pengungkapan nilai, adalah upaya meningkatkan kesadaran diri (self awareness) dan memperhatikan diri sendiri, bukan pemecahan masalah. Pendekatan ini membantu siswa untuk menemukan dan memeriksa nilai mereka untuk menemukan keberartian dan rasa aman. 7. Komitmen, mengarahkan dan menekankan pada seperangkat nilai yang akan mendasari pola pikir setiap guru yang bertanggung jawab. Terhadap pendidikan nilai dan moral. Dalam PKn yang menjadi komitmen dasarnya adalah nilai dan moral Pancasila dan UUD 1945. 8. Memadukan, menyatukan diri siswa dengan pengalaman dalam kehidupan riil yang dirancang oleh guru dalam proses pembelajaran. Proses menyatukan ini dimaksudkan agar siswa benar – benar mengalami secara langsung pengalaman – pengalaman yang dirancang oleh guru melalui berbagai metode yang sesuai, seperti: metode partisipatori, simulasi, sosiodrama, studi proyek. 1.Metode Pembelajaran PKn SD Metode merupakan salah satu komponen pembelajaran yang cukup berperanan selain komponen-komponen yang lain. Kegiatan pembelajaran yang berkualitas tentu akan mempertimbangkan penerapan metode – metode pembelajaran secara bervariasi sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang akan disampaikan. Penerapan variasi metode bisa menunjang kegiatan pembelajaran yang aktif dan inovatif serta menyenangkan karena tidak monoton dan menjemukan siswa. Oleh karena itu, hendaknya guru mampu memilih dan menentukan metode pembelajaran yang paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Perlu disadari bahwa tidak ada satupun metode yang sempurna dan efektif serta efisien untuk semua topik kajian. Masing – masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan masing – masing, oleh karena itu dalam setiap proses pembelajaran PKN diperlukan penerapan metode yang bervariasi. 95 Macam-macam metode pembelajaran dalam PKN menurut Azis Wahab (1997: 186 ) antara lain sebagai berikut: 1.Metode ceramah Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul – betul disiapkan dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas – batas kemungkinan penggunannya. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas jika dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar jika ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran ekspositori. 2. Metode Tanya jawab. Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan – pertanyaan. Metode Tanya jawab adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dimana guru bertanya dan murid – murid menjawab bahan materi yang diperolehnya. Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan pelajar, bisa dalam bentuk guru bertanya dan pelajar menjawab atau dengan sebaliknya. 3. Metode diskusi Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998). 96 Diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pikiran/pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama – sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi: (1) diskusi merupakan metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antar siswa muncul secara spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan; (2) diskusi biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, padahal waktu pembelajaran di dalam kelas sangat terbatas, sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas. Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru. Sebab, dengan perencanaan dan persiapan yang matang kejadian semacam itu bisa dihindari. Dilihat dari pengorganisasian materi pembelajaran, ada perbedaan yang sangat prinsip dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu ceramah dan demonstrasi. Jika metode ceramah dan demonstrasi materi pelajaran sudah diorganisir sedemikian rupa sehingga guru tinggal menyampaikannya, maka pada metode ini bahan atau materi pembelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung kepada siswa, materi pembelajaran ditemukan dan diorganisir oleh siswa sendiri, karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekadar hasil belajar, tetapi yang lebih penting adalah proses belajar. Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Pengatur jalannya diskusi adalah guru. Kedua,diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3 – 7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok. 4. Metode permainan (game) Permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan. Dalam sebuah pembelajaran berlangsung diharapkan ada sedikit selingan dalam proses pembelajaraan pada siswa SD khususnya kelas 1, 2, 3 sehingga peserta didik mampu menyerap materi yang diajarkan lebih cepat diserap melalui guru yang mengadakan metode permainan dan guru juga ikut berperan didalamnya, dan guru di harapkan bisa menguasai 97 kelas dan menstabilkan kondisi kelas seperti semula sebelum permainan berlangsung, agar permainan lebih efektif dilakukan belajar sambil bermain. Menurut Loomas dan Kolberg (1993) menyatakan bahwa sifat humoris guru dan kemampuan guru menggunakkan berbagai sumber untuk menciptakan suasana yang humoris akan membuat siswa lebih kreatif.Lebih lanjut ia menyatakan bahwa jika kelas merupakan lingkungan yang hidup, kreatif, dan penuh tawa, maka murid dari segala usia memiliki saluran keluar alamiah , dimana keinginan tahu mereka berkembang. Dari pandangan diatas dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam menanggapi apa yang telah disampaikan oleh guru. 5. Metode karya wisata atau studi lapangan Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. Siswa di arahkan menuju keluar kelas dan mengamati apa yang ada di lingkungan sekolah, dari situ siswa lebih berfikir luas daripada belajar hanya berada didalam kelas. Di luar kelas siswa dapat menumbuhkan ide – ide kreatifnya melalui apa yang mereka lihat saat itu. 6.Metode penugasan Metode penugasan adalah cara dalam proses belajar – mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Dalam sebuah pembelajaran di harapkan ada sebuah tugas untuk peserta didik, dimana tugas tersebut akan membantu guru dan peserta didik dalam memahami dan menilai setiap peserta didik tersebut dari hasil proses belajar yang berlangsung dalam waktu singkat setiap harinya. Dengan begitu guru bisa memahami karakter setiap anak dari apa yang telah diberikan. B. PERSIAPAN UNTUK MENYUSUN SEBUAH AKTIVITAS PEMBELAJARAN PKN SISWA KELAS RENDAH 1 ,2,3 SD 98 Pemilihan dan penerapan metode pembelajaran dalam mepersiapkan pembelajaran PKn di SD perlu mempertimbangkan kriteria – kriteria sebagai berikut: 1. Sesuai dengan karakteristik bahan ajar yang akan disampaikan. 2. Ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai. 3. Sesuai dengan latar belakang dan kebutuhan siswa. Media Pembelajaran PKn SD Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik dan keunggulan masing – masing maka diharapkan guru dapat memilih dan menentukan macam – macam media sesuai dengan topik bahasan dan karakteristik materi pelajaran. Agar pemilihan dan penentuan media tersebut bisa efektif, maka perlu mempertimbangkan beberapa kriteria, antara lain : 1. Obyektifitas. Dalam memilih media perlu meminta saran atau pendapat dari teman sejawat, bukan berdasar kesenangan pribadi guru. 2. Program pembelajaran Penentuan media bisa menunjang pencapaian tujuan program pembelajaran atau sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan. 3. Sasaran program Sasaran program ini adalah siswa yang mengikuti proses pembelajaran, pada usia, tertentu mereka memiliki kemampuan intelektual tertentu pula. 4. Situasi dan kondisi Situasi dan kondisi ini berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah atau kelas (ukuran ruangan, bangku, ventilasi dll ) dan situasi kondisi siswa ( jumlah siswa, motivasi, dll ) 5. Kualitas teknik. Kualiats teknik ini berkaitan kualitas gambar, rekaman audio maupun visual suara, atau alat Bantu lainnya. 6. Efektivitas dan efisiensi penggunaan. Keefektifan menyangkut penyerapan informasi yang optimal oleh siswa, sedangkan efisiensi berkaitan dengan pengeluaran tenaga, waktu dan biaya seberapa mampu mencapai tujuan yang optimal. 99 Untuk menunjang proses belajar maka di perlukan sebuah media belajar. Media pembelajaran memiliki ragam dan bentuk yang bermacam-macam, namun berdasarkan perkembangannya, media dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Media yang bersifat umum dan tradisional. Contohnya: papan tulis, buku teks, majalah, buku rujukan dll. 2. Media yang bersifat canggih. Contohnya: radio, TV, VCD, tape recorder, OHP, LCD, dll. 3. Media yang bersifat inovatif. Contohnya: komputer, internet, laptop, dll. Sedangkan jenis-jenis media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan dalam PKn SD dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Alat pengajaran. Contohnya: papan tulis, LCD, dll. 2. Media cetak. Contohnya: Buku, majalah, surat kabar, jurnal, bulletin, pamflet dll 3. Media visual. Contohnya: Transfaransi, slid, grafik, chart, model dan realia, gambar,foto, dll 4. Media audio. Contohnya: Tape recorder, radio, dll 5. Media audio-visual Contohnya: Televisi, VCD. 6. Masyarakat sebagai sumber belajar. Contohnya: Narasumber, tokoh masyarakat, dinamika kehidupan dalam masyarakat. Berbagai ragam dan jenis media di atas bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran PKn, sehingga guru bisa berkreasi dalam memanfaatkan media pembelajaran agar mendorong siswa aktif, inovatif, dan kreatif agar efektif dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar selayaknya mengkondisikan siswa untuk berproses secara individual, ada interaksi sosial, kerja dalam kelompok, untuk membangun makna dan membentuk karakter serta perilaku dengan menyenangkan yang sesuai dengan usianya. 100 101 BAB 9 STRATEGI MENYUSUN SEBUAH AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI 4,5,6 Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Strategi menyusun sebuah aktivitas pembelajaran PKn untuk siswa kelas tinggi 4,5,6 SD Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa Dapat Memahami Strategi Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Untuk Siswa Kelas Tinggi 4,5,6 SD b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Persiapan Untuk Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Siswa Kelas Tinggi 4,5,6 SD SD 102 Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan atau pkn di sekolah dasar merupakan belajar tema menjadi warga negara yang baik.untuk menyusun sebuah akftifitas pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sekolah dasar 4,5,6,harus melakukan upaya kegiatan yang mencerminkan moral dan nilai nilai kewarganegaraan yang mendidik menjadi warga negara yang mencontohkan norma norma kemanusiaan warga negara , nilai nilai agama,pengembangan karakter atau bisa disebut pendidikan karakter dan dalam pembelajaran materi yang mudah di mengerti siswa.Dalam rangka mengimplementasikan program program pembelajaran Mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan yang akan dilakukan,maka pihak guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.dalam proses melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu,apa yang tertuang di dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar. Yang pertama sebagai guru harus mengetahui silabusnya,pengertian silabus : silabus disusun berdasarkan Standar isi, yang didalamnya berisi Identitas Mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Materi Pokok, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi waktu, Sumber Belajar dan Penilaian. Komponen silabus Pembelajaran. Silabus Pembelajaran memuat untuk pendidikan sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut ini.Silabus Pembelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator Pencapaian Kompettensi, Penilaian, Alokasi Waktu, Sumber Belajar. (Dick dan Carey : 1985) Dalam menyusun aktivitas pembelajaran sekolah dasar kelas 4,5,6 .guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi pembelajaran Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam Aktivitas pembelajaran.Di dalam sebuah aktivitas pembelajaran secara tersusun rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran. (Trianto.2007;68) kegiatan Pembelajaran Pembelajaran,Langkah-langkah pendidikan Kegiatan kewarganegaraan,Metode pembelajaran Mata pelajaran metode Pendidikan kewarganegaraan, Sumber Belajar (Buku atau LKS), dan cara Penilaian dengan menyusun sebuah aktifitas pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sekolah dasar yaitu yang pertama dilakukan guru meliputi.(Turney, 1981) : 103 a.) Pendahuluan :Pendahuluan merupakan kegiatan awal yang pertama tama dalam suatu pertemuan.pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dengan kegiatan awal proses pembelajaran di antaranya untuk menciptakan kondisi kondisi awal belajar yang kondusif,kegiatan awal harus ditempuh guru dan peserta didik supaya pada setiap kali pelaksanaan suatu pembelajaran mata pelajaran,dapat menciptakan suasana yang efektif diantaranya kondisi awal seperti : mengecek atau memeriksa kehadiran siswa didik terlebih dahulu sebelum mengikuti suatu pelajaran.sesuai dengan kegiatan awal maka sifat dari pembukaan yaitu pemanasan.contohnya kegiatan fisik/jasmani/atau menyanyi lagu kebangsaan.untuk melaksanakan kegiatan awal dapat dilakukan dengan cara lisan,sebelum pembahasan pelajaran. b. Inti : Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.kegiatan inti berifat situsional,yakni yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dalam kegiatan belajar tersebut,guru hanya bersifat fasilitator yang membahas dan menyajikan materi bahan ajar secara terpadu,berdasarkan papara tersebut dapatlah disimpulkan bahwa kegiatan inti difokuskan pada kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca tulis.dan menggunakan penyajian contohnya kelompok atau perorangan ,dengan metode variasi yang secara klasikal. c. Penutup : Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. Secara akhir dalam kegiatan penutup adalah proses hasil usaha belajar didik,demikian sifat kegiatan penutup adalah menenangkan . d.Sumber Belajar Pemilihan pengetahuan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.untuk Sumber dalam pembelajaran pendidikan mencakup sumber rujukan,lingkungan,media,narasumber,alat,dan bahan.Sumber sumber belajar dituliskan secara lebih operasional sebab pendidikan sekolah dasar jika tidak memiliki sumber pembelajaran terpadu dapat membingungkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran tersebut.Misalnya,sumber bab pembelaran,materi materi untuk 104 pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam rencana pembelajaran harus dituliskan buku referens, dalam rencana pembelajaran disekolah dasar kelas 4,5,6, harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu. e.Penilaian : Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian. f.waktu :proses terjadinya belajar dalam seharinya itu harus ada waktu.pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan setiap hari kegiatan pembukaan menbutuhkan watu kurang lebih satu jam pelajaran (1x35menit),kegiatan inti (3x35menit),kegiatan penutup (1x35menit), sekolah dasar dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar diseburt juga struktul awal pembelajaran moral dan sila sila aturan tentang warga negara.setelah di kemukakan bahwa minimal terdapat dua komponen penting yaitu pendidikan kesusilaan dan potensi potensi Norma pengetahuan kebudayaan kewarganegaraan yang baik memenuhi peraturan dalam suatu undang undang.tujuan Pembelajaran materi.dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara sistematis .Guru harus dapat menguasai siswa secara efektif dan efisien . Prosedur pelaksanaan kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan setiap hari dilakukan menggunakan tiga tahapan yaitu pembukaan /awal dan pendahuluan ,kegiatan inti dan kegiatan penutup,dengan melaui suatu kegiatan pembelajaran ,perancangan jadwal terlebih dahulu sebab tidak mungkin dalam suatu pembelajaran di sekolah dasar dalam seharinya melalukan pelajaran pendidikan kewarganegaraan pastinya banyak mata pelajaran dalam suatu belajar per/hari nya ,dengan itu perancangan jadwal pelajaran merupakan suatu prosedur yang bersifat administratif yang disusun oleh staf atau pimpinan kepala sekolah.namun penyusunan jadwal mata pelajaran PKN tidak bisa dilakukan oleh staf atau wakil kepala sekolah saja namun semua guru di kelas harus di ikut sertakan dalam penyusunan jadwal pelajaran,tetapi untuk guru sekolah dasar biasanya hanya wali kelas yang menjadi guru mata pelajaran tersebut ,karna guru sekolah dasar sekarang harus menempuh S1 PGSD sesuai jurusannya,ini adalah contoh rancangan penyusunan jadwal PKN di sekolah dasar 4,5,6 105 Maka dengan jadwal jadwl pelajaran PKN dapat dilaksanakan kegiatan pembelajaran,harus disusun sesuai model pembelajaran atau bisa disebut juga tema dalam mata pelajaran.(Tim pusat Kurikulum balitbang Departemen Pendidikan Nasional ;2006 ) Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran semester ,Guru juga mempunyai prosedur untuk menyusun materi pembelajaran sebelum pembahasan agar lebih mudah,dalam pembelajaran dikenal dua model yaitu keterpaduan tema dalam satu disiplin ilmu atau keterpaduan tema dalam disiplin ilmu/model jaringan ,dengan itu guru dalam proses pembelajaran guru mencermati standar kompetensi suatu mata pelajaran untuk keterkaitan antar kompetensi dasar dalam satu tingkat kelas ,untuk itu dilakukan model penjabaran kompetensi dasar dalam indikator ,guru harus menentukan tema terlebih dahulu ,agar pembahasan lebih mudah maka dari tema dikembangakn dengan sub tema supaya memudahkan pembaca dari gagasan tersebut,aktivitas yang dilaksanakan dapat direncanakan menjadi beberapa kali pertemuan meliputi empat kegiatan,dalam satu kegiatan dilaksanakan beberapa kali pertemuan tergantungkepadatan materi yang ingin di capai Ini adalah contoh aktivitas pembelajaran sekolah dasar kelas 4 melaului sub tema dan materinya Dalam waktu 1 bulan dalam semester .(LKS KELAS 4 SEKOLAH DASAR ) Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran sekolah dasar Guru melakukan tahap pelaksanaan yaitu : Kegiatan petama,Kegiatan kedua, Kegiatan Ketiga,dan seterusnya Maka dalam menentukan Tema ,dapat dianggap memenuhi kriteria mengajar dalam kompetensi dasar. Untuk siswa kelas 6 sekolah dasar biasanya ada pelajaran tambahan untuk materi materi pelaksanaan ujian nasional,dalam pembelajaran pkn tiap bab / materi akan direkap dalam pembelajaran ,sebab ujian nasional sekolah dasar diadakan setiap tahun .upaya pemerintah mengevaluasi hasil pendidikan dasar dari semua mata pelajaran terutama pendidikan kewarganegaraan harus betul betul dipelajari sesuai materi maka dari itu dengan tambahan tambahan kegiatan sebelum unas maka siswa kelas 6 sd sekolah dasar selalu diberikan motivasi dalam kegiatan contohnya : les ,bimbingan unas.untuk mata unas pembelajaran untuk pendidikan sekolah dasar mata pelajaran dasar yaitu: Pkn,B.Indonesia,Matematika,Ipa,B.Inggris,.Strategi PKn adalah strategi pembelajaran yang aktif, Pembelajaran aktif ditandai oleh dua faktor yaitu 1) 106 Adanya interaksi antara seluruh komponen dalam proses pembelajaran terutama antara guru dan siswa, dan 2) Berfungsi secara optimal seluruh sence siswa yang meliputi indera, emosi, karsa, dan nalar. Dalam pembelajaran siswa aktif, metodemetode yang dianjurkan antara lain metode tanya jawab, drill, diskusi, eksperimen, pemberian tugas, dan lain-lain. Pemilihan metode yang diterapkan tentu saja disesuaikan dengan mata pelajaran, tujuan pembelajaran, maupun sarana yang tersedia.maka perlu disusun dalam aktivivitasnya .dengan kegiatan kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti dan penutup . Belajar mengajar adalah peristiwa belajar yang terjadi apabila subjek didik atau pendidik secara langsung aktif berinteraktif dengan lingkungan belajar, pembelajaran kewarganegaraan juga sangat dibutuhkan karena adanya pembelajaran tentang moral atau perilaku dengan adanya pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) maka anak didik akan lebih mengerti mengenai pengetahuan kewarganegaraan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.khususnya pembelajaran sekolah dasar kelas tinggi. Orang tua adalah guru ketika anak berada di rumah. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua memberikan motivasi belajar untuk anak dengan memfasilitasi sarana prasarana sesuai dengan kebutuhan anak. 107 BAB 10 PEMBENTUKAN HABITUASI / PEMBIASAAN KARAKTER DALAM MAPEL PKN Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Pembentukan Habituasi atau Pembiasaan Karakter Dalam aktifitas pembelajaran Mapel PKn Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa Dapat Memahami Pengertian Pendidikan Berkarakter b. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Implementasi atau Penerapan Pendidikan Karakter Dalam Mapel PKn c. Mahasiswa Dapat MengevaluasiTujuan Pembiasaan Pendidikan Berkarakter Dalam PKn 108 “Raih prestasi, junjung tinggi budi pekerti”. Inilah motto pendidikan karakter sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Departemen Pendidikan (dan Kebudayaan) beberapa tahun lalu. Motto tersebut mengandung konsekuensi bahwa seluruh bentuk penyelenggaraan pendidikan di tanah air tercinta sebagaimana telah diatur melalui Undangundang nomor 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, mesti dilandasi dan berorientasi pada pembentukan karakter segenap unsur pendidikan terkait. Di sisi lain, pendidikan karakter dimaksud melingkupi dua unsur utama yaitu prestasi dan budi pekerti. Artinya, proses pendidikan yang dilaksanakan mesti menghasilkan output berupa capaian prestasi yang mumpuni serta dibarengi dengan implementasi nilai-nilai luhur budi pekerti (baca : moral) itu sendiri pada setiap tahapan (satuan) pendidikan formal maupun non formal yang dilalui. Pembiasaan berkarakter dalam pendidikan merupakan hal mutlak dilakukan, terutama di sekolah. Tujuan Pendidikan pada dasarnya adalah membentuk karakter atau watak para peserta didik. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang berbunyi : Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari pernyataan diatas sudah jelas bahwa Tujuan Pendidikan di Indonesia adalah untuk mengembangkan karakter anak Bangsa agar memiliki jati diri, bermoral tinggi, cerdas, yang mampu bersaing dengan negara – negara lain. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan sudah mencanangkan Pendidikan untuk semua jenjang Pendidikan mulai dari SD sampai Perguruan tinggi. Upaya pemerintah untuk mengembangkan Pendidikan Berkarakter patut di dukung seluruh komponen Bangsa termasuk sekolah. Pendidikan yang mengembangkan Karakter sangat di butuhkan untuk membangun Karakter anak di Indonesia khususnya di Sekolah Dasar agar bangkit dari keterpurukan moral dan sosial yang berdampak luas. Pertanyaannya adalah Apakah Pendidikan Berkarakter itu?, Karakter apa saja yang perlu di kembangkan dalam pendidikan?, Bagaimana Implementasinya di Sekolah? , dan Tujuan Pembiasaan Pendidikan Berkarakter?. Permasalahan – Permasalahan tersebutdi bahas dalam artikel ini. 109 1. PENDIDIKAN BERKARAKTER Pendidikan berkarakter merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik. Sesuai dengan ketentuan pasal 37 UU No tahun 2003 Menyatakan bahwa : “Pendidikan kewarganegaraan di maksudkan untuk membantu peserta didik menjadi warga negara yang baik, untuk menjadikan bangsa yang berkarakter pancasila. Sehingga PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah.” Pendidikan karakter di sekolah merupakan kebutuhan vital agar generasi penerus dapat di bekali kemampuan dasar yang tidak saja menjadikannya sebagai salah satu karakter penting untuk hidup di era reformasi yang bersifat global, tetapi juga mampu berfungsi dengan peran serta yang positif baik sebagai pribadi, anggota keluarga, warga Negara maupun warga dunia. Warga negara yang tahu sadar akan hak – hak dan kewajibannya. Sederhananya, PKn adalah program pendidikan yang berusaha menggabungkan unsur-unsur yang meliputi demokrasi, hakasasi, humanis dalam lingkungan. (Soemantri dalam sakilah 2013), Pendidikan kewarganegaraan identic dengan istilah civic, yaitu mata pelajaran yang bertujuan membentuk atau membina warga negara yang baik. Artinya Pendidikan Kewarganegaraan bermaksud untuk membentuk Warga negara yang berkrakter. Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar bertujuan bukan hanya untuk membekali peserta didik ke jenjang yang lebih tinggi tetapi menanamkan moral yang diharapkan dapat membentuk Warga negara yang baik. Jika seluruh warga Negara kita ini mau menerapkan nilai-nilai pembangunan karakter bangsa ini dengan sebaik mungkin, selain menjadikan Negara kita negara yang kuat, juga bias membentuk bahkan memiliki pribadi karakter yang baik. Keterhubungan antara pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam PKn dalam pembangunan karakter bangsa. Adapun nilai-nilai pembangunan karakter bangsa : 1. Taqwa - bersyukur atas nikmat yang diberikan allah. - mengucapkan do’a sebelum dan berakhirnya pembelajaran. 2. Jujur - berkata benar. - bersedia menerima atas dasar hak. 3. Disiplin - patuh pada peraturan yang berlaku. - Meletakkan sesuatu pada tempatnya. 110 4. Demokratis - menghargai perbedaan pendapat - tidak memaksakan kehendak 5. Adil - memperlalukan seseorang atas dasar kebenaran - Tidak membeda – bedakan teman dalam pergaulan 6. Bertanggung jawab- berani menanggung resiko terhadap perbuatan yang dilakukan 7. Cinta tanah air - peduli terhadap lingkungan di negara kita 8. Gotong royong - memahami kerja sama adalah kekuatan - bersedia bekerja sama membantu orang lain 10. Rela berkorban - mau mendengarkan pembicaraan orang lain sampai selesai walaupun ada keperluan lain yang mendesak 11. Menghargai - mengucapkan terimakasih atas pemberian orang lain Disini dapat disimpulkan bahwa model pendidikan karakter yang efektif di bangun dari iklim sekolah yang kondusif untuk berkembangnya karakter positif. 2. IMPLEMENTASI / PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MAPEL PKn Chracter Education Partneship menyebutkan bahwa Pendidikan Karakter di sekolah bukan lagi opsi, melainkan sebuah keharusan. Melalui Pendidikan Karakter yang di Implementasikan dalam pendidikan khususnya dalam Mata Pelajaran PKn diharapkan bisa memperbaiki Karakter atau Moral anak Bangsa Indonesia, dimana saat ini Moral / Karakter anak saat ini semakin lama semakin menurun. Sekolah mempunyai kewajiban untuk membentuk Karakter Siswa. Sebagaimana di sebutkan dalam Jurnal milik Slamet Suyanto pada tahun 2011 yang berjudul Implementasi Pendidikan berkarakter melalui Pendidikan terpadu, bahwa: “ Sekolah sebagai agen sosial, fungsi sekolah adalah : (1) Menumbuhkan jiwa sosil dan tanggung jawab moral, (2) Sebagai tempat memecahkan persoalan sosial. Sebagai agen Politis, fungsi sekolh adalah (1) Mendidik Calon warga negara masa depan, (2) Memupuk jiwa patriotisme, (3) Menegakkan aturan, kesantunan, dan hukum.” Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah secara garis besar dilakukan melalui tiga cara yaitu : Eksklusif, Inklusif dan Campuran ( Slamet Suyanto : 2011). Ekslusif artinya penanaman Karakter anak dilakukan melaui pembelajaran pada mata pelajaran. Seperti Mata 111 Pelajaran PKn, dan Agama. Mata pelajaran PKn sangat berperan dalam pembentukan Pembiasaan Karakter, yaitu sebagai media penanaman karakter anak. ( Bunyamin Maftuh : 2011) dalam jurnal nya yang berjudul Internasionalisasi Nilai – Nilai Pancasila Melalui Pendidikan Kewarganegaraan menyebutkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan saat ini memiliki misi : 1. PKn sebgai Pendidikan Politik, yang berarti program pendidikan ini memberikan pengetahuan, sikp, dan ketrampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup sebagai warga negara yang mampu memberikan kemelekan politik dan kesadaran politik, serta mampu berpartisipasi dalam politik. 2. PKn sebagai Pendidikan nilai, yang berarti melalui PKn diharapkan tertanam moral dan norma yang dianggap baik oleh Bangsa dan Negara kepada diri siswa 3. PKn sebagai Pendidikan Nasionalisme, yang berarti melaui PKn diharapkan dapat di tumbuhkan dan ditingkatkan rasa Kebangsaan atau Nasionalisme siswa, sehingga merek lebih mencintai, merasa bangga, dan rela berkorban untuk Bangsa dan Negaranya. 4. Pendidikan sebagai Pendidikan Hukum, yang berarti bahwa program Pendidikan ini diarahkan untuk membina siswa sebagai warga negara yang memiliki kesadaran tinggi , yang menyadari akan hak dan kewajibannya dan yang memiliki kepatuhan terhadap hukum. 5. PKn sebagai pendidikan multikultural, yang berarti PKn diharapkan mampu meningkatkan wawasan dan sikap toleran siswa. 6. PKn sebagai resolusi konflik, yang berrti PKn membina siswa untuk mampu menyelesaikan konflik. Pendidikan karakter tidak hanya dilakukan secara teori namun juga dilakukan secara nyata. Maksudnya adalah Pembiasaan Karakter tidak hanya di lakukan atau di jelaskan secara teori namun juga siswa harus melaksanakan pendidikan Karakter tersebut. Seperti contoh kecilnya saat ini beberapa sekolah telah menerapkan atau membuat Kantin Kejujuran, tujuan di buatnya Kantin Kejujuran ini adalah untuk membiasakan siswa jujur, bertanggung jawab dengan apa yang di lakukannya. Tujuan dialakukannya hal ini adalah agar siswa tidak hanya sekedar tahu, tapi mereka juga memahaminya dengan baik. Seperti dalam Tesis Agus Kirin Budiarto (2014) yang mengutip jurnal Mariane De Marco (2010) 112 “ Mengajarkan Pendidikan berkarakter yang menggabungkan (mengintegrasikan) dalam pembelajaran yang di kelola. Upaya Pembiasaan Pendidikan Karakter dapat terlaksana dengan baik apabila di lakukan tepat.” Menurut Character Education Partnership, ada sebelas prinsip Pendidikan Berkarater yang efektif : 1. Sekolah dengan segenap komunitasnya mengembangkan nilai etika dasadan perilaku yang diyakini sebagi perilaku yang baik. 2. Sekolah mendefinisikan karakter secara komprehensif, meliputi cara berpikir, bersikap, dan berprilaku. 3. Sekolah melakukan pendekatan secara Komprehensif, mendalam dan proaktif untuk mengembangkan karakter. 4. Sekolah mengembangkan komunitas yang peduli. 5. Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan nilai – nilai moral. 6. Sekolah mengembangkn kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghormati semua siswa, mengembangkan nilai, dan membantu siswa untuk sukses. 7. Sekolah membantu siswa dalam mengembangkan motivasi diri. 8. Staf sekolah merupakn komunitas belajar etika yang dapat menjadi contoh bagi siswa. 9. Sekolah mengembangkan kepemimpinan bersama dan berbagai pendukung pendidikan karakter. 10. Sekolah melibatkan orang tua dan komunitas sebagai partner pengembangan karakter. 11. Sekolah secara reguler melakukan asesmen terhadap kultur dan iklim sekolahdan staf dalam pendidikan karakter, diman siswa memanifestasikan karakter yang baik. Menurut Agus Kirin Budiarto (2014) ada Dua puluh dua Karater penting dikembangkan di Sekolah: 1. Religius 2. Berperikemanusiaan 3. Demokratis 4. Nasionalis 5. Adil 6. Menghargai Keberagaman 113 7. Patuh pada Hukum 8. Jujur 9. Disiplin 10. Kerja Keras 11. Ingin Tahu 12. Bertanggung Jwab 13. Percaya Diri 14. Santun 15. Mandiri 16. Berikir Logis, Kreatif, dan Inovatif 17. Menghargai Karya dan Prestasi Orang lain 18. Bergaya Hidup Sehat 19. Sadar akan Hak dan Kewajiban diri serta Orang Lain 20. Peduli Sosial dan Lingkungan 21. Cinta Ilmu 22. Berjiwa Wirausaha 3. TUJUAN PEMBIASAAN PENDIDIKAN BERKARAKTER DALAM PKn Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran nilai (enkulturisasi dan sosialisasi). Anak harus mendapatkan pendidikan yang menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Pendidikan karakter pada anak usia sekolah dasar, dewasa ini sangat diperlukan dikarenakan saat ini Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis karakter dalam diri anak bangsa. Pada saat ini, karakter merupakan salah satu hal yang sangat jarang ditemui di kalangan sekolah. Baik dari tingkat bawah hingga tingkat yang tinggi. Karakter sendiri merupakan cara berpikit serta berperilaku menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup saling bekerja sama. Sebenarnya memiliki karakter yang baik sudah ada dalam diri tiap manusia sejak lahir. Akan tetapi untuk menjaga karakter tersebut tentunya harus terus menerus dibina sejak usia dini. Melalui pendidikanlah merupakan salah satu wadah yang bias menunjang dalam pembentukan suatu karakter. Pendidukan karakter di Sekolah Dasar merupakan salah satu awal dari penanaman karakter karena masih di dalam tahap perkembangan di dalam dirinya. Karena tidak bisa 114 dipungkiri bahwa pada saat ini para generasi muda tidak mengenali dirinya sebagai bangsa yang beragam suku, kultur social serta budaya yang berbeda-beda. Akan tetapi untuk saat ini, mungkin dari pengawasan orang tua sendiri juga mengalami kesulitan, karena banyak sekali pada saat ini para orang tua memiliki rutinitas yang padat. Maka dari itulah, pendidikan karakter juga sangat diberikan di sekolah. Sebagaimana telah ditulis dalam buku karya Agus Wibowo , 2010 “Guru mestinya menjadi aktor utama yang tidak saja diteladani tetapi juga ditaati oleh anak didik”. Guru itu ibarat role model karakter bagi anak didiknya. Ketika guru sudah mampu menjadi sosok yang berkarakter, maka yang bersangkutan berpeluang sukses membentuk karakter anak. Tetapi ketika guru sendiri bukan sosok yang berkarakter, maka jangan diharapkan yang bersangkutan bias sukses membangun karakter anak didiknya. Guru adalah model bagi anak, sehingga setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi model atau contoh baginya. Seorang guru harus selalu memikirkan perilakunya, karena segala hal yang dilakukannya akan dijadikan teladan murid-muridnya dan masyarakat. Sebagai guru dan pendidik diharapkan dan selayaknya memberi teladan bagi anak didik baik dalam setiap kegiatan yang dilakukan, baik dalam tutur kata dan tindakan nyata atau perilaku. Untuk membentuk anak didik yan memiliki karakter yang baik, sebagai guru dan pendidik perlu memberikan teladan dan contoh yang baik. Dunia pendidikan dewasa ini masih sering ditemui penyimpangan perilaku dari pendidik yang tidak dapat diteladani. Misalnya tentang kasus pelecehan seksual guru terhadap anak didiknya, pemukulan guru terhadap muridnya, dan masih ditemui ada guru atau dosen yang bangga dengan predikatnya sebagai guru atau dosen killer. Hal tersebut tentunya bertentangan dengan konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara mengenai sistem among, tut wuri handayani, dan tringa yang seharusnya diterapkan di dunia pendidikan. PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki muatan dalam pendidikan moral dan nasioalisme, merupakan sebuah mata pelajaran yang wajib mengambil bagian dalam proses pendidikan karakter melalui peran guru PKn. Dengan menerapkan metode pengajaran yang tepat dan didukung oleh semua jajaran personel dilembaga pendidikan tersebut, maka guru PKn dapat mengambil inisiatif untuk menjadi pendorong berlangsungnya program pembelajaran karakter tersebut. Sebagai output dari pembelajaran PKn ini akan diperoleh generasi yang memiliki sumber daya manusia yang benar-benar berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan pendidikan PKn sebagai bagian dari pendidikan karakter yang mengandung moral, nilai, demokrasi serta Pancasila. Metode 115 pembelajaran PKn yang digunakan oleh guru PKn, harus mengembangkan pembelajaran aktif dengan menggunakan banyak metode belajar seperti penanaman nilai melalui studi pustaka, klarifikasi nilai melalui mengamati/mengobservasi, analisis nilai melalui pemecahan masalah/kasus, maupun diskusi kelas untuk menanamkan nilai berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif. Untuk mewujudkan PKn sebagai bagian dari pendidikan karakter maka harus menciptakan kultur sekolah yang kondusif bagi pengembangan karakter peserta didik. Sehingga, kultur sekolah yang berupa norma-norma, nilai-nilai, sikap, harapan-harapan, dan tradisi yang ada di sekolah yang telah diwariskan dan dipegang bersama yang mempengaruhi pola pikir, sikap, dan pola tindakan seluruh warga sekolah. Karena kultur sekolah yang positif dan sehat akan berdampak pada motivasi, prestasi, produktivitas, kepuasan serta kesuksesan siswa dan guru. Dalam mencapai tujuan ini tentunya Pendidikan PKn tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus bisa berkolaborasi dengan mata pelajaran yang lain, seperti mata pelajaran agama. Pekerjaan ini memang bukan hanya bertumpu pada mata pelajaran PKn tetapi mata pelajaran PKn akan menjadi dasar dan motor dalam setiap kegiatan dan aktivitas yang ada, dan guru PKn akan menjadi pengontrol dan pembimbing dalam pelaksanaannya. Tentu saja, untuk mewujudkan tujuan ini, guru PKn harus didukung dan dibantu oleh semua warga sekolah melalui kerjasama yang baik antara semua pihak, baik oleh kepala sekolah, guru, siswa, serta komite sekolah. Pembelajaran karakter yang dilakukan dengan cara pembiasaan karakter akan memberi kesempatan kepada para pembelajar tidak hanya bagaimana memahami karakter secara teoritis tetapi juga bagaimana secara praktek pembelajar dapat meniru dan mencontoh karakter yang baik dan benar sehingga dapat menerapkannya sesuai dengan kepribadian masing-masing pembelajar. Dalam tatanan sekolah, murid adalah target pembelajaran karakter dan dengan model pembiasaan, maka murid diharapkan melakukan pembiasaan karakter yang baik dan benar. Pembiasaan karakter pada murid sangat tergantung pada faktor-faktor yang ada pada sekolah dan terutama pada guru sebagai faktor yang berhubungan secara langsung dalam proses belajar mengajar dengan murid. Idealnya, Sekolah itu menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi anak didik (Agus Wibowo,2:2015). Sebagai rumah kedua, ibaratnya sekolah mestinya menjadi tempat dimana anak didik bias menjalani proses penumbuh kembangan dan pemupukan aneka potensi mereka dengan penuh keceriaan dan kegembiraan. Dan mestinya 116 orang tua siswa merasa tenang menitipkan buah hati mereka tanpa ada rasa was-was dan kekhawatiran. Akan tetapi, Keluarga merupakan wahana yang pertama dan utama bagi keberhasilan pendidikan karakter anak (Drs.Gunawan,65:2015). Pola asuh orang tua terhadap anak sangat menentukan karakter dan tumbuh kembang anak. Maka, sudah semestinya orant tua menyadari akan hal itu. Berikut merupakan tujuan pembiasaan pendidikan karakter pada mata pelajaran di SD:  Toleransi : Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.  Disiplin : Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.  Kerja keras : Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.  Kreatif : Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.  Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tusa-tugas.  Demokratis : Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajinban dirinya dan orang lain.  Rasa ingin tahu : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.  Cinta tanah air : Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosual, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.  Tanggung jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Pada akhirnya, pembentukan karakter, khususnya karakter bangsa, akan tumbuh, berkembang dan menyatu dalam kehidupan tiap murid ketika pihak sekolah, rumah dan masyarakat bekerjasama dalam menentukan dan membiasakan standar moral yang mengarah pada pembentukan karakter yang baik dan benar. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan 117 budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan kegiatan luar sekolah, akan tetapi juga melalui pembiasaan (habituasi) dalam kehidupan, seperti religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung jawab, dan sebagainya. Pembiasaan itu bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang hal-hal yang benar dan salah, akan tetapi juga mampu merasakan nilai yang baik dan tidak baik, serta bersedian melakukannya dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu di tumbuhkembangkan peserta didik yang pada akhirnya akan menjadi cerminan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sekolah memiliki peranan yang besar dalam pengembangan pendidikan karakter, karena peran sekolah sebagai pusat pembudayaan melalui pendekatan pengembangan budaya sekolah (school culture). Pentingnya pendidikan karakter untuk dikembangkan dan diinternalisasikan, baik dalam dunia pendidikan formal maupun dalam pendidikan non formal. Asep Barhia (2012:27) beralasan pendidikan karakter mempunyai tujuan mulia karena memiliki manfaat serta tujuan yang cukup mulia bagi bekal kehidupan peserta didik agar senantiasa siap dalam merespon segala dinamika kehidupan dengan penuh tanggung jawab. Tujuan mulia pendidikan karakter ini akan berdampak langsung pada prestasi anak didik. Menurut Suyanto, ada beberapa penelitian yang menjelaskan dampak pendidikan karakter terhadap keberhasilan akademik. Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Succes (Joseph Zink dkk., 2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap keberhasilan di sekolah. Dikatakan bahwa: “ ada sederet faktor-faktor penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor risiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan berkomunikasi” Pendidikan karakter pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorentasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai 118 oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha esa berdasarkan Pancasila. Guru yang baik akan senantiasa memberikan petuah dan nasihat kepada para siswanya (Drs.Gunawan,128:2015). Tidak ada kata bosan untuk memberikan nasihat kepada para siswa. Memang itulah salah satu tugas guru dalam mengantarkan anak asuhnya ke jenjang kesuksesan hidup. Pendidikan Karakter juga bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi kelulusan. Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuaannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. 119 BAB 11 GURU IDEAL PADA PEMBELAJARAN PKN Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Guru Ideal Pada Pembelajaran PKn Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa Dapat Memahami Kriteria Guru Ideal Itu b. Mahasiswa Dapat Memahami Kompetensi Yang Harus Dimiliki Oleh Guru Ideal c. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Macam Kompetensi Yang Dimiliki Seorang Guru d. Mahasiswa Dapat MengevaluasiStrategi Cara Mengembangkan Kompetensi Guru merupakan profesi mulia. Karena seorang guru memegang peranan signifikan dalam melahirkan satu generasi yang menentukan perjalanan manusia. Profesionalitas guru menjadi sebuah keharusan sejarah. Tanpa adanya profesionalitas, guru terancam tidak mampu mencapai tujuan mulia yang diembannya dalam menciptakan perubahan masa depan. Kompetensi menjadi syarat mutlak menuju profesionalitas guru. Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi social. Yang mana kompetensi-kompetensi tersebut harus dimiliki oleh seorang 120 guru, karena dengan memenuhi kompetensi tersebut guru baru bisa dikatakan sebagai guru yang ideal. Dan guru ideal tersebutlah yang akan menjadi sosok idaman para siswa. Guru yang ideal juga harus selalu meningkatkan kompetensi-kompetensi karenapeningkatan kompetensi guru untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional di satuan pendidikan, menjadi kebutuhan yang amat mendesak dan tidak dapat ditunda-tunda. Hal ini mengingat perkembangan atau kenyataan yang ada saat ini maupun di masa depan. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang semakin maju dan pesat, menuntut setiap guru untuk dapat menguasai dan memanfaatkannya dalam rangka memperluas atau memperdalam materi pembelajaran, dan untuk mendukung peleksanaan pembelajaran, seperti penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Selain itu untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi guru tersebut dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung profesionalitas guru, Guru yang profesional antara lain dapat ditentukan dari pendidikan, pelatihan, pengembangan diri, dan berbagai aktivitas lainnya terkait dengan profesinya. Selain mempunyai tujuan, pelaksanaan sertifikasi guru juga mempunyai manfaat. Manfaat utama dari sertifikasi guru adalah Melindungi profesi guru dari dari praktik-praktik merugikan citra profesi guru, Melindungi masyarakat dari praktek pendidikan yang tidak berkualitas dan Professional, Meningkatkan kesejateraan ekonomi guru. GURU IDEAL A. Seperti apa guru ideal itu ? Guru ideal adalah guru yang mempunyai fungsi dominan dalam masyarakat dengan berperan aktif membantu menyelesaikan problem problem yang melanda masyarakat. Dan juga Guru ideal itu adalah seorang guru yang patut kita contoh sebab guru ideal mempunyai ilmu yang baik untuk kita terapkan setelah kita menjadi seorang yang sukses. Selain itu guru ideal adalah guru yang memiliki 5 kecerdasan. Kecerdesan yang dimiliki ini sangat terpancarkan baik ketika mengajar atau menerapkan kegiatan sehari-hari, contohnya dari 5 kecerdasaan yang dimiliki guru ideal ini adalah : 1. Kecerdasan Intelektual 2. Kecerdasan Moral 121 3. Kecerdasan Sosial 4. Kecerdasan Emosional 5. Kecerdasan Motorik Kecerdasan intelektual harus diimbangi dengan kecerdasan moral, karena bila kecerdasan intelektual tidak diimbangi dengan kecerdasan moral akan menghasilkan peserta didik yang hanya mementingkan keberhasilan ketimbang proses. Oleh karena itu kecerdasan moral akan mengawal kecerdasan intelektual sehingga akan mampu berlaku jujur dalam situasi apapun. Kejujuran adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan. Selain kecerdasan intelektual dan moral, kecerdasan sosial juga harus dimiliki oleh guru ideal agar tidak egois, dan selalu memperdulikan orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Dia pun harus mampu bekerjasama dengan karakter orang lain yang berbeda. Kecerdasan emosional harus ditumbuhkan agar guru tidak mudah marah, tersinggung, dan melecehkan orang lain. Dia harus memiliki sifat penyabar dan pemaaf. Sedangkan kecerdasan motorik diperlukan agar guru mampu melakukan mobilitas tinggi sehingga mampu bersaing dalam memperoleh hasil yang maksimal. Kecerdasan motorik harus senantiasa dilatih agar guru dapat menjadi kreatif dan berprestasi. Menurut KH.A. Mustafa Bisri (2015), kelembutan itulah yang membuat para pemimpin sukses dalam memimpin rakyat, karena sikap yang lembut membekas pada psikologi mereka sehingga mereka tunduk dan meneladani perilaku seorang pemimpin. Guru yang mempunyai kelembutan dapat membuat semua siswa-siswanya patuh terhadap apa yang dia perintahkan ,karena sikap guru yang lembut dapat diingat didalam fikiran siswa-siswinya. Sehingga mereka mencontoh perilaku guru tersebut. B. Apa arti Kompetensi Guru Ideal ? Kompetensi adalah kemampuan ,kecakapan ,atau keahlian tertentu yang dimiliki oleh seseorang. Dan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (EM Zul Fajri & Ratu Aprilia Senja) kompetensi adalah kewenangan untuk mengambil keputusan atau bertindak. 122 a. Prof. Dr. Yusuf Hadi Miarso,MSc. Menyatakan bahwa Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk melaksanankan tugas. b. Menurut Spencer (1993:9), kompetensi adalah karakter mendasar seseorang yang menyebabkannya sanggup menunjukkan kinerja efektif atau superior ketika melakukan suatu pekerjaan. c. Menurut Pardjono & Wardan Suyanto (2003:3) berpendapat bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas penut tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat memperoleh pengakuan masyarakat,dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. C. Macam Kompetensi yang dimiliki seorang guru 1. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan seseorang yang mencerminkan kepribadian yang mantap,stabil,dewasa,arif,berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik , dan berakhlak mulia. Guru yang telah memiliki kompetensi keperibadian seperti di atas, pasti dapat melakukan tuntutan profesi dengan baik pula. Ia akan bangga menjadi guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hokum,agama,maupun sosial. Guru tersebut juga mampu menunjukkan kemandirian sebagai pendidik dan memiliki etos kerja yang tinggi. Jika ada guru yang tidak bangga terhadap profesinya, orang tersebut tidakk akan maju dan berkembang. Guru yang memiliki kepribadian mantap juga mampu melakukan kinerja yang bermanfaat bagi peserta didik ,sekolah,dan masyarakat. Guru tersebut mampu menunjukkan kedewasaan dalam berfikir dan bertindak sehingga produk kenerjanya dapat dikontrol dan dievaluasi lebih lanjut. 2. Kompetensi Pedagogik Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Dengan perkataan lain bahwa istilah pembelajaran dapat diberi arti sebagai kegiatan sistematik dan sengaja dilakukan oleh pendidik 123 untuk membantu peserta didik agar tercapai tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar terjadi pada diri siswa sebagai akibat dari kegiatan membelajarkan. Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yaitu paedos artinya anak laki-laki, dan agogos artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah membantu anak laki-laki zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya pergi ke sekolah. Menurut Prof.Dr.J.Hoogeveld(Belanda), pedagogik ialah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kea rah tujuan tertentu, yaitu supaya kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Langeveld (1980) membedakan istilah pedagogik dengan istilah pedagogi. Pedagogik diartikannya sebagai ilmu pendidikan yang lebih menekankan pada pemikiran dan perenungan tentang pendidikan. Sedangkan istilah pedagogi artinya pendidikan yang lebih menekankan kepada praktek, yang menyangkut kegiatan mendidik, membimbing anak. Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan objektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan serta hakikat proses pendidikan. Secara umum istilah pedagogik (pedagogi) dapat beri makna sebagai ilmu dan seni mengajar anak-anak. Sedangkan ilmu mengajar untuk orang dewasa ialah andragogi. Dengan pengertian itu maka pedagogik adalah sebuah pendekatan pendidikan berdasarkan tinjauan psikologis anak. Pendekatan pedagogik muaranya adalah membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam perkembangannya, pelaksanaan pembelajaran itu dapat menggunakan pendekatan kontinum, yaitu dimulai dari pendekatan pedagogi yang diikuti oleh pendekatan andragogi, atau sebaliknya yaitu dimulai dari pendekatan andragogi yang diikuti pedagogi, demikian pula daur selanjutnya; andragogipedagogi-andragogi, dan seterusnya. Berdasarkan pengertian seperti tersebut di atas maka yang dimaksud dengan pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. Sedangkan kompetensi pedagaogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa. Kompetensi pedagogik meliputi : 124 1. Pemahaman terhadap peserta didik. Maksudnya disini menjelaskan bahwa seorang guru ideal itu harus dituntut untuk ikut membantu mengembangkan bakat atau kelebihan peserta didik secara maksimal sekaligus dapat membantu kesulitan yang dihadapi. 2. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Maksudnya guru disini diharapkan dapat memahami landasan pendidikan,mampu menerapkan teori belajar, dapat menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, dan mampu menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang tepat. 3. Evaluasi hasil belajar. Maksudnya guru disini harus mampu mengevaluasi hasil belajar peserta didiknya supaya apabila seorang guru mampu mengevaluasi hasil belajar peserta didiknya satu persatu maka akan mendapatkan hasil yang baik. Misalnya saja jika ada peserta didik yang mempunyai nilai kurang dalam hal belajar maka guru ini harus mampu menyediakan atau memberikan pelajaran tambahan diwaktu luang . 4. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 3. Kompetensi Profesinal Guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di sini meliputi pengatahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang guru. Dalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3 yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan menurut Mukhlas Samani (2008;6) yang dimaksud dengan kompetensi profesional ialah kemampuan menguasai pengetahuan bidang ilmu, teknologi dan atau seni yang diampunya meliputi penguasaan; 125 a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang diampunya. b. Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, dan/atau seni yang relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampunya. Seorang guru dikatakan memiliki kompetensi professional jika memiliki keahlian khusus. Dimana keahlian khusus tersebut belum tentu dimiliki orang lain. Contohnya, keahlian khusus yang dimiliki mampu menguasai berbagai metode pembelajaran, mempunyai strategi pembelajaran, mampu menguasai media pembelajaran dengan baik,dan juga mampu menerapkan kemampuan pedagogik yang baik dan benar. 4. Kompetensi Sosial Kompetensi Sosial adalah kemampuan seorang guru untuk dapat membangun komunikasi yang efektif dengan siswa, guru, kepala sekolah, wali murid, dan masyarakat secara umum. Menurut Achmad Sanusi (1991) mengungkapkan kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Guru yang dapat mengungkapkan kompetensi sosial dan mempunyai kemampuan untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri pada tuntutan kerja dan lingkungan sekitarnya dan juga dapat membawakan tugasnya sebagai guru dengan sangat baik, maka guru tersebut mampu mendapatkan gelar menjadi seorang guru yang professional dalam saat mengajar peserta didik maupun di kalangan masyarakat atau bahkan keluarganya. Didalam komunikasi yang terbangun antara guru dan peserta didik akan terjadi menjadi 3 model sebagai berikut. 1. Komunikasi Searah Komunikasi model ini adalah komunikasi yang tidak efektif. Disini guru sangat dominan dalam komunikasi ini, yang aktif hanya gurunya saja sedangkan peserta didik hanya diam dan pasif 126 2. Komunikasi Dua Arah Komunikasi dua arah memang lebih baik daripada model yang pertama. Guru menyampaikan materi kepada peserta didik. Begitu juga peserta didik sudah berani memberikan umpan balik dengan bertanya kepada guru. Akan tetapi,komunikasi antar peserta didik belum terjalin melalui komunikasi ini. 3. Komunikasi Total Komunikasi model ini merupakan komunikasi yang paling efektif. Pada komunikasi tersebut terjadi komunikasi antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, dan antar peserta didik. D. Bagaimana cara mengembangkan kompetensi ? Perkembangan dunia pendidikan yang semakin maju menuntut semua pelaku pendidikan yang semakin maju menuntut semua pelaku pendidikan untuk mengembangkan kompetensinya dengan baik. Perhatian pemerintah dengan menggangarkan dana pendidikan sebesar 20% harus dimanfaatkan sebaik mungkin bagi dunia pendidikan . Dengan dana tersebut kita harus mengubah pola pikir kita untuk meningkatkan prestasi sebagai guru yang professional . Pada dasarnya seorang guru juga dituntu untuk mengembangkan sesuai kompetensinya ,sedangkan perkembangan antara guru yang satu tidak mungkin sama. Karena antar guru satu dengan guru yang lain mempunyai pola berfikir yang berbeda – beda dalam menterjemahkan kompetensi . hakikatnya setiap guru mempunyai kemampuan yang hamper sama, karena berasal dari lembaga pendidikan guru , seperti fakultas keguruan atau sekolah pendidikan guru. Ternyata kenyataan dilapangan sangat berbeda ,meskipun mereka sama – sama telah menyelesaikan pendidikan sebagai guru. Produktivitaskerja yang membedakan itu semua. Dan guru bisa memotivasi ,menginspirasi dan memfasilitasi anak didik menjadi kader – kader masa depan yang mempunyai semangat tinggi dalam berkarya serta mengabdi demi kemajuan negri ini. Bangsa ini akan semakin maju dengan potensi – potensi para pemimpin muda yang berkualitas dengan terciptanya itu semua ,di butuhkan guru - guru yang profesional untuk membantu masyarakat, bangsa, dan Negara. Sekolah yang tidak mempunyai Guru profesional akan di tinggalkan calon wali murid. 127 Pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan. Setiap perkembangan mempunyai tuntutan yang berbeda kepada guru untuk belajar lebih baik. Untuk menjadi guru yang yang lebih baik memang tidak mudah semua tergantung dari kemauan. Kalu kita semua sadar bahawa profesi kita adalah guru, maka kita juga harus belajar. Guru adalah tempat peserta didik untuk beratanya, jadi sudah sewajarnya kalau kita mencari tahu apa yang akan ditanyakan oleh peserta didik. Guru ideal adalah dambaan peserta didik. Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan contoh atau keteladanan. Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin diambil semakin jernih airnya. Mengalir bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang meminumnya. Guru yang ideal adalah guru yang memiliki 5 kecerdasan. Kecerdasan yang dimiliki terpancar jelas dari karakter dan perilakunya sehari-hari. Baik ketika mengajar, ataupun dalam hidup ditengah-tengah masyarakat. Kompetensi guru ialah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tingkatan guru profesional. Kompetensi pedagogik antara lain: menguasai landasan mengajar, menguasai ilmu mengajar (didaktik metodik), mengenal siswa, menguasai teori motivasi, mengenal lingkungan masyarakat, menguasai penyusunan kurikulum, menguasai teknik penyusunan RPP, menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran, dll. Kompetensi guru yang ideal mempunyai 4 pokok terpenting, yaitu kompetensi pedagogic, professional, kepribadian dan social. Yang mana ke-empat kompetensi tersebut tidak berdiri sendiri melainkan saling berketerkaitan dan saling berhubungan antara satu dengan yang lain Keempat bidang kompetensi di atas tidak berdiri sendirisendiri, melainkan salimg mempengaruhi satu sama lain dan mempunyai hubungan hierarkis, artinya saling mendasari satu sama lainnya, kompetensi yang satu mendasari kompetensi yang lainnya. Untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan mengikuti program sertifikasi, mengikuti seminar, workshop, dll. Dengan hal tersebut akan meningkatkan kompetensi guru karena kita tahu perkembangan di dalam pendidikan semakin tahun semakin berkembang, karena alasan itulah guru dituntut untuk selalu belajar dan meningkatkan kompetensi baik yang diadakan instasi tertentu maupun yang diadakan oleh pemerintah. 128 129 BAB 12 TANTANGAN ZAMAN DALAM PEMBELAJARAN PKN, SEBUAH PERSOALAN, TANTANGAN DAN FENOMENA PEMBELAJARAN PKN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Tantangan Zaman Dalam Pembelajaran PKn, Sebuah Persoalan, Tantangan Dan Fenomena Pembelajaran PKn Dalam Pembentukan Karakter Bangsa Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa Dapat Memahami Wujud Pembelajaran PKn Mewadah Dalam Kehiduan Bermasyarakat, Bangsa Negara Indonesia b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan d. Bagaimana Strategi Dan Kiat Guru agar pembentukan Karakter keBangsaan pada siswa Dapat Menyentuh Kehidupan Masyarakat e. Bagaimana Upaya Dan Strategi Yang Bijak Untuk menjawab Tantangan Dan Persoalan Pembelajaran PKn Dalam Arus Reformasi dan demokrasi saat ini. Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga Negara dengan Negara. Serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara agar menjadi warga Negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan Kewarganegaraan dalam konteks undang – undang merupakan nama jenis, bukan sebagai nama diri atau nama mata pelajaran. Untuk melaksanakan ketentuan tersebut maka berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi,pendidikan kewarganegaraan di sekolah dilakukan melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jika kita mengikuti konseptual pendidikan kewarganegaraan. Bahwasanya Indonesia sejak lama sudah menetapkan bahwa pendidikan kewarganegaraan sebagai materi pokok dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Udin S Winataputra (2001) dalam Winarno,2013: 16, pendidikan kewarganegaraan atau citizenship education sudah menjadi bagian inheren dari 130 instrumentasi serta praktis pendidikan nasional Indonesia dalam lima status. Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah. Kedua, sebagai mata kuliah di perguruan tinggi. Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan. Keempat, sebagai program penataran P4. Kelima, sebagai kerangka koseptual, yang dikembangkan sebagai landasan dan kerangka berfikir mengenai pendidikan kewarganegaraan dalam status pertama, kedua, ketiga dan keempat. Dalam status pertama, yakni sebagai mata pelajran di sekolah, pendidikan kewarganegaraan telah mengalami perkembangan yang fluktuatif, baik dalam kemasan maupun substansinya. Sebagaimana di nyatakan di atas, pendidikan kwarganegaraan telah di munculkan dan berganti-ganti nama sejak tahun 19572006. Perubahan dan pembaharuan yang terjadi tidak sekedar pergantian nama mata pelajaran, tetapi lebih mengarah pada visi dan muatan misi penekanannya. Misalnya, PKn tahun 1994 harus diakui misi utamanya adalah menanamkan nilainilai Pancasila kepada warga Negara muda sebagai proses penyiapan warga Negara Indonesia yang Pancasialis. Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk melakukan kegiatan belajar terhadap peserta didik. Pada pendidikan formal, pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada pendidik (guru), sehingga profesionalisme seorang pendidik (guru) sangatlah dipenting. (Ruhimat, 2011: 128 – 129) bahwa, pada garis besarnya ada empat pola pembelajaran pertama, pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu / bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga. Pola pembelajaran, ini sangat tergantung pada kemampuan guru dalam meningkatkan bahan pembelajaran dan menyampaikan bahan tersebut secara lisan kepada siswa. Kedua, pola ( guru dan alat bantu) dengan siswa. Pada pembelajaran ini guru sudah dibantu oleh berbagai bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam menjelaskan dan meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak. Ketiga, pola (guru) ditambah (media) dengan siswa. Empat, pola media dengan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang disiapkan. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka pola pembelajaran ini sudah mempertimbangkan keterbatasan guru, yang tidak mungkin menjadikan pendidik atau guru menjadi satu – satunya sumber belajar. Di tengah perkembangan globalisasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya serta informasi, muncul tantangan ilmu pendidikan untuk menjawab masalah-masalah kependidikan, kualitas SDM, kemandirian, dan karakter anak bangsa. Penempaan karakter anak bangsa mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Pendidikan Nasional pun mulai diperdebatkan dalam konteks paradigma pendidikan, pendidik, siswa, kurikulum, strategi dan evaluasi pendidikan. Dimana pendidikan karakter merupakan tujuan dari pembelajaran PKn, seharusnya pembelajaran PKn sudah mendapat perhatian serius. 131 A. Wujud Pembelajaran Pkn Mewadah Dalam Kehiduan Bermasyarakat, Bangsa Negara Indonesia Persoalan proses pendidikan khususnya dalam pembelajaran PKn, bertujuan membentuk kepribadian warga, anggota masyarakat yang akan berlangsung sepanjang masa selama hidup dikandung badan. Karena pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi setiap manusia. Melalui pendidikan akan mampu membina peserta didik untuk hidup layak secara individu maupun kelompok serta dapat memiliki kepribadian yang luhur dan akhlak mulia. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang system Pendidikan Nasional yang menyatakan : pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berdasarkan uraian di atas, dapat kita pahami bahwa, pendidikan adalah usaha sadar atau kegiatan yang disengaja, teratur dan terencana dengan maksud untuk mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Kemudian, pendidikan dapat meningkatkan harkat, martabat dan kualitas hidup individu. Mulai dari persekolahan masyarakat yang diamanatkan dalam Standar Nasional Pendidikan . Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam Mulyasa, 2007: 19 – 20 mengamanatkan bahwa “Kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)”. Wujud ini didukung dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diamanatkan dalam Keputusan Depdiknas, (2006:49), bahwa dipersekolahan “mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter,hal demikian sebagai wujud, filosofi bangsa yang dicantumkan dalam tatanan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945”. Petanyaan dan tantangan yang muncul dalam dunia pendidikan sekarang ini adalah rendahnya aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran PKn. Sehingga dalam dunia pendidakan makin meningkatnya tawuran antar-pelajar, penggunaan 132 narkoba, kasus bertindak curang baik berupa tindakan mencontek, mencontoh pekerjaan teman merupakan kejadian sehari-hari. Bahkan yang paling memprihatinkan, melemahnya sifat jujur pada anak-anak, kurangnya sikap disiplin, tidak menghargai guru, berbicara kasar kepada orang yang lebih tua,dan tingginya ketidakhadiran siswa tanpa keterangan (alpa). Berdasarkan persoalan dan tantangan yang ada di atas maka diperlukan pendidikan karakter pada peserta didik, dimana pendidikan karakter tersebut terdapat dalam pembelajaran PKn. Sehingga diperlukan strategi dalam pembelajran PKn agar aktifitas paserta didik dalam belajar PKn tinggi. B. Bagaimana Strategi Dan Kiat Guru agar pembentukan Karakter keBangsaan pada siswa Dapat Menyentuh Kehidupan Masyarakat Pendidikan karakter di Indonesia dirasakan amat perlu pengembangannya. Fenomena yang terjadi disaat sekarang menunjukkan bahwa pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu pendidikan karakter. Karakter adalah sesuatu yang sangat penting dan vital bagi tercapainya tujuan hidup. Karakter merupakan dorongan pilihan untuk menentukan yang terbaik dalam hidup. Proses penerapan karakter memerlukan waktu yang lama untuk membiasakan seseorang dapat berbuat, berpikir dan bertindak baik sehingga hasilnya mencerminkan kehidupan yang baik di masyarakat. Menurut Philips (dalam Muslich 2011:70) “karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan”. Pendidikan Karakter adalah segala tindakan yang dilakukan oleh pendidik dalam rangka mempengaruhi karakter peserta didik melalui penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan. 133 Saptono (2006:23) “Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik (good character) berdasarkan kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara objektif baik untuk individu maupun masyarakat”. Yang harus dikembangkan oleh guru dilingkungan sekolah pada peserta didik diantaranya adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tangung jawab. “ Pendidikan karakter setidaknya ada 18 nilai – nila yang harus diiplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Karakter ” (dalam Kemendiknas 2010 : 32) dalam hal ini guru Pendidikan Kewarganegaraan sangat memiliki peran dalam pengembangan karakter bangsa agar menciptakan peserta didik yang memiliki karakter baik (good character) melalui pendidikan formal di sekolah. Menurut Lickona (dalam editor Bestari dan Syam 2010 : 2) ada beberapa karakter yang harus diwaspadai jika karakter itu ada, maka itu berarti suatu bangsa sedang menuju kehancuran, yaitu :(1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2) pengunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) pengaruh per group yang kuat dalam tindakan kekerasan, (4) meningkatnya perilaku yang merusak diri, seperti pengunaan narkoba, alkohol dan seks bebas, (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) semakin menurunnya etos kerja, (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (8) semakin rendahnya tangung jawab individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antara sesama umat manusia, sesama warga yang berada di Bumi Nusantara yang menganut konsep Tunggal Ika, kita boleh berbeda, akan tetapi dalam kesatauan wilayah, satu kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial budaya dan satu kesatuan pertahanan dan keamanan Nasional. Pendidikan karakter sekarang ini sangat melekat pada kewajiban sekolah dimana sebagai suatu sistem yang sangat penting untuk menjadikan sekolah tersebut memiliki ciri khas tersendiri dan berbeda dengan sekolah lain. Sekolah merupakan institusi pendidikan dalam mencerdaskan peserta didik sekaligus mengembangkan karakter. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tidak terlepas dari peran strategis kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinannya. Artinya kepala sekolah dituntut mempunyai 134 kompetensi mengelolah dan mengoptimalkan ketiga kecerdasan sehingga memudahkan untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah. Dengan demikian untuk mewujudkan suatu program diperlukan suatu alat untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sejalan dengan hal tersebut, strategi diyakini sebagai alat untuk mencapai tujuan. Di dalam strategi terdapat tujuan jangka panjang dan kebijakan umum yang menyiratkan bahwa strategi seharusnya berkaitan dengan keputusan besar yang dihadapi oleh organisasi dalam melakukan sesuatu yakni suatu keputusan yang menentukan kegagalan dan kesuksesan organisasi. Kepala sekolah selaku pimpinan memiliki wewenang serta kewajiban untuk menetapkan kebijakan sekolah tentang karakter yang disepakati sebagai tujuan, target dan strategi yang hendak diwujudkan agar pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik. C. Bagaimana Upaya Dan Strategi pembelajaran Yang Bijak Untuk menjawab Tantangan Dan Persoalan Pembelajaran Pkn Dalam Arus Reformasi dan demokrasi saat ini. Untuk menghadapi tantangan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di perlukan strategi yang sangat efektif. Hal ini dikarenakan penggunaan strategi akan memudahkan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak terarah sehingga tujuan pembelajaran sulit tercapai dan tidak optimal. Sebagai suatu cara strategi pembelajaran di kembangkan dalam kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu bidang pengetahuan tersendiri. Sebagai suatu seni, strategi pembelajaran kadangkadang di miliki seseorang tanpa belajar formal tentang strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran didefinisikan sebagai cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam upaya pembelajaran siswa (Made Wena, 2009). Dengan demikian, pengertian strategi dalam pembelajaran adalah suatu prosedur yang di gunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai tujuan pebelajaran yang telah di tetapkan. Strategi pembelajaran sebagai pola kegiatan pembelajaran yang disiplin dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan serta tujuan khusus pembelajaran yang di inginkan. (Djamarah dan Zain, 2002) menyebutkan bahwa strategi adalah suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai ssaran yang telah ditentukan. 135 Strategi yang bisa digunakan untuk pendidikan karakter adalah kerja sama semua pihak antara pihak sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan cara menerapkan kedisiplian, tanggung jawab, religius, serta kerja sama dengan orang lain, Dengan adanya kegiatan – kegiatan positif yang didalamnya mengajarkan kepada peserta didik tentang nilai karakter – karakter yang positif. Adapun pendekatan – pendekatan yang bisa dilakukan untuk memberikan nilai - nilai karakter peserta didik antara lain : 1. Model Pembelajaran Kontekstual Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata. Sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan dalam kehidupan sehari – hari. Konsep pembelajaran kontekstual ini sangat memudahkan guru dalam mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata. Serta dapat memotivasi peserta didik untuk bisa menerapkan materi yang diperoleh di kehidupan nyata. Dengan konsep ini akan menciptakan peserta didik untuk selalu aktif karena peserta didik langsung bisa menghubungkan dan mempraktekkan materi yang didapatkan dalam kehiduan sehari – hari. Secara garis besar, langkah – langkah pembelajaran kontekstual sebagai berikut : a. Kontruktivisme b. Inquiry c. Bertanya d. Masyarakat Belajar e. Pemodelan f. Refleksi g. Penilian Autentik 2. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran ini menekankan pada tanggung jawab peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu peserta didik dalam pembagian tanggung jawab ketika mengikuti pembelajaran. 136 Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik banyak belajar melalui pembentukan, penciptaan serta kerja sama dengan tim. Walaupun seperti itu, kemampuan individu sangatlah menentukan akan keberhasilan pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat berbagai teknik atau metode, seperti jigsaw, STAD, dan metode struktual. Dengan metode ini peserta akan selalu aktif dalam pembelajaran. Peserta serta didik tidak akan merasa bosan dalam waktu pembelajaran karena mereka dituntuk untuk selalu berfikir dan bekerja sama dengan tim untuk membuat materi yang dipelajari. 3. Model Pembelajaran Tuntas Model pembelajaran tuntas merupakan system pembelajaran yang mengharapkan siswa untuk mampu menguasai kompetensi – kompetensi dasar secara tuntas. Dalam pembelajaran ini peserta didik diberikan waktu yang cukup agar bisa menyelesaikan tugasnya sampai selesai. Jika peserta didik diberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas – tugasnya maka kemungkinan besar peserta didik akan mencapai penguasaan kompetensi yang sudah ditentukan. Sebaliknya, jika siswa tidak diberi cukup waktu, maka tingkat penguasaan materinya kurang optimal. 4. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dan Pembelajaran Berdasarkan Proyek Dalam pembelajaran ini peserta didik dituntut untuk selalu berfikir kritis dan terampil dalam memecahkan berbagai masalah untuk memperoleh konsep atau pengetahuan yang esensial. Pembelajaran berdasarkan masalah menekankan pada perumusan masalah, analisis data, sedangkan pada pembelajaran berdasarkan proyek menekankan pada perumusan pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan. Kedua model tersebut menekankan pada lingkungan siswa aktif, kerja tim, dan teknik evaluasi otentik / bermakna. 5. Model Pembelajaran Tematik Pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman pada peserta didik. Tema 137 adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembahasan atau pokok pembicaraan. Dengan demikian pembelajaran tematik dapat dikatakan sebagai pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang mengkaitkan tema – tema senada yang akan dibahas dalam proses pembelajaran. Ada banyak macam pembelajaran terpadu, namun ada tiga yang dominan, yaitu terpadu model keterhubungan, terpadu model jaring laba – laba, dan terpadu model terintregrasi. Dalam pembelajaran terpadu, peserta didik diajak membahas satu tema yang dikembangkan dari atau ke berbagai macam bidang study. Peserta didik lebih sering diajak lansung turun ke lapangan. Dan di beri kebebasan untuk mencari referensi yang sesuai dengan temanya. BAB 13 MENGANGKAT ISU-ISU LOKAL, SOSIAL DAN GLOBAL PADA PEMBELAJARAN PKN DI SD SEBAGAI UPAYA PENDEKATAN KONSTEKTUAL Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Mengangkat Isu-Isu Lokal, Sosial Dan Global Pada Pembelajaran PKn Di SD Sebagai Upaya Pendekatan Konstektual Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa Dapat Memahami Pengertian Isu-Isu Sosial Dan Global b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Pentingnya Pembelajaran PKn Yang Di Lakukan Dengan Pendekatan Yang Mengangkat Isu Isu Sosisal, Lokal Dan Global c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Kaitan Pembelajaran PKn Di SD Melalui Pendekatan Konstektual Yang Di Hubungkan Dengan Kajian Isu-Isu Sosial Lokal Ulasan ini membahas tentang isu-isu lokal, isu sosial dan global, dan materi yang akan di bahas ini juga ada sangkutannya dengan HUKUM dan Permasalahan sosial. Maka otomatis materi yang di bahas bersangkutan dalam kehidupan masyarakat dan dunia Global, sebelum masuk ke pembahasan isi pokok materi kita harus memahami apa itu hukum, masayarakat sosil,dan dunia global. Mengapa hukum harus di bahas, karena hukum bersangkutan dengan isi dalam pokok pembahasan isu-isu sosial dan global. Dan yang harus 138 di ketahui bahwa sesungguhnya hukum merupakan bagian dari system aturan yang melekat dalam kehidupan manusia, selain moral, etika, dan agama. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 1 menyatakan bahwa: “Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjnug hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya;” Nah didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 1 menegaskan bahwa selama menjadi warga Negara Indonesia wajib menjungjung tinggi HUKUM dan aturan-aturan yang sudah di tetapkann dalam Negara Indonesia, tidak ada terkecuali. Masyarakat sosial adalah, hubungan antara individu-individu maupun antara berkelompok-kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses kehidupan, mampu menciptakan suasana kehidupan yang dinamis, dan di ikat oleh norma-norma dan nilai-nilai yang baik. Lokal adalah daerah sendiri, atau bisa di artikan tempat kita tinggal. Dan dunia global (globalisasi) adalah interaksi antar Negara, baik berupa pertukaran informasi, perdagangan, dan bentuk-bentuk interaksi lainnya. Dan yang paling terpenting adalah saat pembelajaran PKn yaitu hendaknya guru mengkontekstualkan suatu pembelajaran melalui pengangkatan isu-isu lokal yang terjadi dimasyarakat, agar siswa mengetahui kejadian atau isu-isu di lingkungan lokal dan sosialnya dan agar mampu berfikir bagaimana cara menaggulanginya tentang isu yang tidak baik, paling tidak menghidarinya, sehingga tidak terjerumus kedalam isu-isu yang tidak baik yang terjadi, baik itu juga di dalam dunia global. Adapun isu-isu lokal adalah bagian dari fenomena dalam kehidupan social masyarakat yang didalamnya banyak sekali terjadi sebuah peristiwa-peristiwa yang terjadi dikarenakan sebuah kesalahan berprilaku sekelompok masyarakat yang tidak selaras dengan nilai,etika dan moral serta lingkungan. Adapun isu lokal yang bisa kita angkat dalam pembelajaran antara lain Lokal adalah linkungan sekitar, dimana tempet kita tinggal. Dimana di sekitar tempat kita tinggal juga sering terjadi isu-isu, misalkan terjadi banjir, longsor, pencemaran sungai dan gotong royong yang sudah memudar lain-lain, Contoh isu lingkungan adalah Saluran air yang tersumbat yaitu penyebabnya menjadi banjir, pengertian banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir termasuk dalam isu lokal, dan banjir di akibatkan karena tempat aliran air yang tersumbat ketika musim penghujan datang, jadi air menguap keluar dari aliran 139 air sehingga airnya mengalir kepermukaan tanah sehingga terjadilah banjir, penyebab penyempitan aliran air ini biasanya di akibatkan oleh sampah yang dibuang sembarangan ke aliran air, dari sini maka bisa diambil sebuah benang merah untuk menggangkat hal ini sebagai isu lokal untuk dijadikan bahan belajar untuk dilakukan sebuah analisis. Misal Penanggulangan banjir ini adalah membuat fungsi aliran air, yaitu jangan sampai tercemari oleh sampah, sehingga menutupi jalannya air.Melakukan penanaman atau reboisasi, sebab dengan melakukan penanaman pohon bisa menyerap air hujan yang berlebihan, sehingga bisa mengurangi air hujan yang berlebihan. Gotongroyong yaitu pekeraan yang di lakukan bersama-sama, bekerjasama demi mendapatkan suatu hasil yang di inginkan, dan gotong royong ini biasanya pekerjaan yang bekerja tanpa mengharap bayaran. Misalkan membersikan aliran air yang tersumbat, pembuatan pos kamling, dan lain-lain, Keamanan masyarakat pekerjaan yang tugasnya mengamankan amsyarakat, dalam proses keamanan masyarakat ini biasanya ada posnya, yaitu pos kamling, fungsi dari keamanan masyarakat yaitu menjaga masyarakat, dari kejahatan kejahatan yang terjadi di masyarakat, sehingga masyarakat itu merasa aman nyaman, tentram, dan biasanya yang bertugas menjaga poskamling yaitu, hansip dan masyarakat sendiri dengan di adakannya jadwal dalam penjagaan. Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali atau di sebut tuna karya. Pengangguran umumnya karna di sebabkan oleh para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja. Karna pengangguran perekonomian masyarakat akan berkurang sedangkan kebutuhan harus tercukupi jadi pengangguran bisa menyebabkan kemiskinan. Dan pengangguran juga di terjadi karna, pekerja menunggu pekerjaan yang lebih baik, tidak mampu memenuhi persyaratan yang di tentukan pembuka lapangan kerja, karna pemecatan suatu perusahaan, karna disebabkan oleh bangkrutnya perekonomian perusahaan. Isu-isu sosial ini ada hubungan erat dengan masyarakat, jadi sebelum masuk ke pembahasan isu-isu sosial kita harus memahami apa itu masyarakat ? masyarakat, yang di sebut masyarakat hubungan antara individu-individu atau berkelompok – kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses kehidupan, dan mampu menciptakan suasana hidup yang dinamis dan di ikat oleh norma-norma dan nilai-nilai yang baik. Norma-norma inilah yang menjadi alat pengendali untuk kehidupan dalam bermasyarakat agar para anggota tidak terlepas dari rel ketentuan dan aturan dalam bermasyarakat. 140 Menurut Soerjono Soekanto, 1998 masyarakat pada umumnya memiliki ciriciri antara lain sebagai berikut. 1. Manusia yang hidup bersama, sekurang kurangnya lebih dari dua orang. 2. Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yanag sangat lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia baru. Sebagai akibat dari hidup bersama, timbul system komonikasi dan peraturan yang mengatur hubungaan antar manusia. 3. Sadar bahwa mereka adalah satu kesatuan. 4. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu sama lain. Tetapi pada kenyataanya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi karna di sebabkan oleh perbedaan-perbedaan baik itu perbedaan budaya, ras, kepercayaan dan lain-lain sehingga menyebabkan sebuah permasalahan dalam masyarakat sosial. Dibawah ini penyebab terjadinya isu-isu sosial dalam masyarakat. Budaya ini adalah keseluruhan aspek kehidupan manusia baik material maupun no- material, jadi budaya itu selurah tentang kehidupan manusia baik itu bersifat benda atau sifat sifat dan kebiasaan dalam kehidupannya. Menurut E. B. Tylor , Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat , dan kemampuan yang lainnya serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan ras adalah perkelompoaan manusia atau perbedaan manusia atau macam manusia dari golongan lainnya berdasarka cirri-ciri tubuh yang dominan seperti warna kulit, bentuk, kepala, hidung, bibir, mata dan lainnya Pengertian ras menurut Stephen K. Sanderson: Ras adalah suatu kelompok atau katagori orang-orang yang mengenditifikasi diri mereka sendiri, dan diidentifikasikan oleh orang-orang lain, sebagai perbedaan sosial yang di landasi oleh cirri-ciri fisik atau biologis. Akibat perbedaan budaya dan ras ini menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perpecahan dalam suatu kelompok masyarakat karna di sebabkan oleh perbedaan kepercayaan, keyakinan, moral dalam suatu kelompok budaya dan ras masing – masing masyarakat, sehingga menjadi suatu permasalahan yang bisa sampai menjadi perpecahan dan bahkan pertumpahan darah. Jadi bagaimana bisa tertanamkan dalam hati dan jati diri kita masing-masing sehingga saling menghargai dan menghormati meskipun berbeda budaya 141 keyakinan dan lain-lain, inilah salah satu kewajiban kita menjadi warga Negara Indonesia dalam menanamkan kerakter yang baik dalam bermasyrakat meskipun berbeda budaya dan keyakinan dan menjadi cermin bagi Negara lain, bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang rukun, damai dan sentosa. Karna UUD 1945 mengajarkan untuk saling mengembangkan nilai budaya bukan malah budaya di jadikan sebuah pertentangan dalam sebuah kelompok masyarakat. UUD 1945 Pasal 32 Ayat ( 1 ) mengatakan bahwa : Negara memajukan kebuadayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai kebudayaannya. Jadi Negara Indonesia menganjurkan melalaui UUD 1945 memerintahkan untuk memelihara dan mengembangkan kebuadayaan masing-masing, bukan malah kebuadayaan di jadikan sebuah tantangan atau permasalahan dalam suatu perbedaan, tetapi harus saling menghargai dan menghormati dan mengembangkan budaya masing-masing, karna semboyan dalam lambang burung garuda mengatakan: BHINNEKA TUNGGAL IKA yang artinya “ Berbeda-beda tetapi tetap satu”Arti makna dari semboyan ini adalah: meskipun di Negara ini bermacam-macam suku, budaya, bahasa daerah, ras dan agama tetapi kita tetap bersatu dalam suatu Negara yaitu Negara Indonesia. Tujuan dari Bhinneka Tunggal Ika ini adalah untuk memperkuat dan memper kokoh Negara kita meskipun didalamnya terdapat perbedaanperbedaan suku, budaya, ras, bahasa daerah dan agama, semboyan ini seharusnya di wujudkan dan di jadikan cermin dalam kehidupan sehari-hari yaitu, hidup harus saling menghargai antara masyarkat satu dengan masyarakat yang lain tanpa memandang suku, agama, ras, bahasa daerah dan lain-lain. Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial merupakan suatu ketidak sesuaian antar unsure-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kelompok sosial. Agama adalah system mengatur kepercayaan dan peribadatan kepeda Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Menurut Hendro Puspito pengertian agama adalah sistem nilai yang mengatur hubungan manusia dan alam semesta yang berkaitan dengan keyakinan. 142 Agama ( keyakinan ) inilah juga menjadi permasalahan dalam bermasyarakat, permasalahan yanag terjadi baik dari satu agama lebih-lebih beda agama, contoh konflik karna agama (keyakinan), 1. Tahun 1996, 5 gereja dibakar oleh 10,000 massa di situbondo karena adanya konflik yang di sebababkan oleh kesalahpahaman. 2. Perbedaan pendapat antara kelompok-kelompok islam FPI ( Front Pembela Islam ) dan muhammadiyah. Kejadian konflik sebagai berikut, bisa menyebabkan keharmonisan dalam bermasyarakat sudah tidak ada, masyarakat saling bertegangan akibat permasalahan yanag terjadi, dan masyarakat pun sudah tidak merasa aman. Jalan terbaik yanag harus dilakukan adalah saling mentautkan hati antara umat beragama, mempererat sahabatan dengan saling mengenal lebih jauh, dan tidak lupa bahwa di setiap agama pasti membawa kebaikan dan misi kedamaian. Globalisasi adalah, Proses persatuan Negara-negara yang ada di dunia ini karena pertukaran perdagangan, produk, pemikiran, dan aspek kebudayaan lainnya. Globalisasi adalah proses transaksi antar Negara, dari Negara satu kenegara lainnya, yaitu dengan tujuan mempermudah segala urusan, contohnya untuk masyarakat, mempercepat penyebaran informasi, mempermudah setiap orang memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan untuk Negara : Meningkatnya hubungan antar Negara, dan di dalam globalisasi ini juga terdapat perdagangan bebas, kemajuan ilmu dan tehnologi dan lain-lain. Globalisasi menurut Selo soemardjan globalisasi adalah sebuah suatu proses terbentuknya system komonikasi dan organisasi antar masyarakat yang ada di seluruh dunia. Adapon tujuan globalisasi untuk megikuti kaidah-kaidah dan system tertentu seperti PBB dan OKI. Globalisasi banyak manfaatnya bagi Negara dan masyarakat, dan di balik itu tidak luput juga dari dampak negatifnya bagi masyarakat, dampak positifnya sudah banyak di jelaskan di atas sedangakan salah satu dampak nigatifnya adalah yaitu tercemarnya budaya Negara kita ini, yaitu tercamar dengan budaya barat, yang kebanyakan tidak mendidik sehingga masyarakat Indonesia banyak meniru model gaya budaya barat, terutama pada anakanak, contoh dari segi pakayan, tarian-tarian barat seperti dance dan lain-lain. Dan di selain 143 dampak negatif yang kecil di atas ini disini kami juga akan menjelaskan dampak negatif global yang bersangkutan dengan permasalahan globalisasi, yaitu dampak global yang melanggar hukum seperti, Perdagangan manusia, dan terorisme Perdagangan manusia adalah jual beli manusia yang di lakukan oleh para kriminal untuk mendapatkan uang. Proses ini berarti pemaksaan terhadap seseorang karna dengan sangat tidak mungkin seseorang ingin di jual untuk dijadikan budak dalam Negara lain, jadi perlakuan perdagang manusia merampas Hak Asasi Manusia. UU No.21 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 7 menyebutkan bahwa: “Eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi, tetapi tidak terbatas pada perbudakan, pelacuran, atau praktik serupa perbudakan, kerja atau pelayanan paksa, pemanfaatan fisik, penindasan, pemerasan, organ reproduksi, seksual, atau secara melawan hukum. yaitu dengan ancaman hukuman 15 tahun dan denda maksimal Rp 600 juta. Undang-undang yang melarang tentang perdagangan manusia sudah jelas bahwa perbuata ini melawan hukum karna menentang HAM, yaitu merampas Hak Asasi Manusia. Jangan salah artikan tentang perdagangan manusia dengan penyelundupan karna terkadang banyak orang awam yang salah menagartikan bahwa penyelundupan adalah perdangan manusia, penyelundupan itu memfasilitasi cara masuk ilegal kesuatu Negara untuk mendapatkan bayaran, tetapi sesampainya di tempat tujuan , orang yang di selundupkan kembali bebas, sementara korban perdagangan tetap di perbudak. Adapun faktor pemicunya tentang perdangan manusia ini adalah Kemiskinan. Karena prekonomian sangat sulit banyak rakyat yang tidak mampu membayari hidupnya keluarganya khususnya anaknya, mulai dari biaya pendidikan dan biaya hidupnya sehari-hari. Sehinggga akibat terhimpitnya perekonomian tersebut keluarga hususnya orangtua semakin mudah terpengaruh bujuk rayu oleh agen pelaku perdagangan anak, yaitu dengan iming-iming janji palsu dan kehidupan yang lebih baik terhadap keluarganya. Kurangnya pendidikan Pendidikan yang mewadai tentu sangat membantu masyarakat agar tidak terjebak terhadap perdagangan manusia. Kekurangan pendidikan dan informasi inilah penyebab terjadinya perdaganagan manusia, hususnya di perdesaan karna kebanyakan pendidikan dan informasi dalam perdesaan atau pelosok kurang sehingga para pelaku gampang dengan mudah mengecoh para korban. 144 Kurangnya kepedulian orang tua ini biasa juga menjadi salah satu faktor penjualan manusia, karna akibat anaknya tidak diperdulikan dibiarkan bermain ketempat yang jauh, sehingga membuat pelaku kriminal dengan mudah menculik atau membujuk korban dengan mudah, apalagi anak usia sekolah dasar sangat mudah dan sangat terpengaruh terhadap rayuan. Terorisme adalah terror kekerasan, kejahatan yang di rencanakan, yang mengancam nyawa sekelompok masyarakat. Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi actual terutama sejak terjadinya peristiwa WTC, di Amerika Serikat, menewaskan 3000 korban jiwa. Salah satu penyebab terjadinya terorisme adalah, penyimpangan terhadap agama yang di anut, dan karna kondisi hidup yanag susah, kemiskinan sehingga mereka mudah di pengaruhi, tanpa berfikir panjang untuk melakukan semuanya. Untuk mencegah aksi terorisme kata Bapak SBY mantan Presiden Republik Indonesia Diperlukan pendidikan dini, pendidikan agama yang mencegah redikalisme, ekstrimisme, sehingga dapat menggunakan akal sehat dengan normal. Adapun UUD 1945 RI hukuman bagi pelaku terorisme, Sebagai mana yang di jelaskan dalam UUD NOMOR 1 TAHUN 2002, bahwa pelaku terorisme hukuman paling singkat 3-15 tahun penjara, atau hukum mati. Perdamaian dunia yaitu perdamain yang di lakukan oleh Negara-negara yang ada di dunia ini, agar tidak terbentuk sebuah peperangan, perdamain ini adalah perdamian yang sudah di sepakati oleh beberapa Negara, sehingga terbentuklah organissi dunia yaitu seperti PBB dan organisasai-organisasai lain. Tujuan utamanya PBB ini adalah untuk menjaga perdamain dan keamanan dunia, mempromosikan dan mendorong penghormatan dan hak asasi manusia, pembangunan ekonomi dan sosial asuh, melindungi lingkungan, dan memberikan bantuan kemanusian dalam kelaparan, bencana alam dan konflik bersenjata. Adapun manfaat dari perdamaian dunia ini sangat banyak, seperti terjadinya kerjasama, transaksi jual beli antar Negara, saling membantu antara Negara dan lain-lain, dan selain itu jga bisa membantu perekonomian suatu Negara yang sedang terpuruk atau menurun. Narkotika zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan atanaman, baik sintetis maupun semi sintetisyang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran. Narkoba 145 menurut UUD NO 22 Tahun 1997 pasal 1 ayat 1 bahwa yang dimaksud narkotika adalah zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan pemutusan kesadaran sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, maka dari itu Negara sangat tegas secara hukum dalam menyelesaikan masalah ini. 146 BAB 14 PKN SEBAGAI JEMBATAN UNTUK PEMBENTUKAN MORAL KNOWLEDGE Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep PKn Sebagai Jembatan Untuk Pembentukan Moral Knowledge Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa Dapat Memahami Pengertian Moral b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Penanaman Nilai-nilai Moral c. Mahasiswa Dapat Menganalisis Pengintegrasian nilai moral dalam kurikulum d. Mahasiswa Dapat Mengevaluasi Muatan Lokal sebagai bagian dari pembentukan karakter e. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Menggangkat nilai Kearifan Lokal A. Pengertian Moral Pendidikan moral sangatlah penting bagi peserta didik. Dimana peserta didikdapat membentuk karakter supaya menjadi manusia yang berprilaku baik, menjadi warga masyarakat yang baik, dan menjadi warga negara yang baik. Pendidikan moral sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dimana peserta didik sekarang banyak yang berperilaku kurang baik. Banyak masyarakat yang mengeluh karena peserta didik berperilaku kurang baik, karena kenakalan pada anak-anak terus meningkat seperti perkelahian, mencuri, menganiaya, mengejek, dll.. Maka perlu adanya sebuah pendekatan kepada siswa atau peserta didik untuk memaknai dan menerapkan moral dalam kehidupan sehari-hari. Supaya peserta didik tidak terjerumus ke prilaku amoral. 147 Dalam kamus umum bahasa indonesia (1994: 137) dan berbagai referensi seri filsafat, ternyata tidak sedikit yang menyamakan pengertian akhlak, moral, dan budi pekerti yaitu kelakuan, tabiat, watak atau sifat yang hakiki dari seseorang. Akhlak diartikan sikap dan perilaku seseorang lebih didasarkan pada nilai dan norma agama. (Ismail Irianto, 2000:137). Akhlak harus dimiliki oleh kepribadian masing-masing individu. Dengan adanya akhlak manusia akan bisa berperilaku baik sesuai dengan agama. Kita juga bisa belajar tentang akhlak di sekolah, di TPQ, di lingkungan masyarakat atau keluarga. Akhlak sangat berpengaruh dalam kehidupan kita diman kita harus bisa untuk membedakan perilaku yang baik dan perilaku yang buruk. Sedangkan moral menurut (Emile Durkheim 1990: 137) diartikan sebagai norma yang menetapkan perilaku apa yang harus diambil pada suatu saat, bahkan sebelum kita dituntut untuk bertindak. Peraturan yang dimiliki setiap individu dimana individu berperilaku sesuai dengan apa yang ditetapkan. Sebelum kita bertindak kita harus memfikirkan terlebih dahulu apa yang baik buat kita agar kita selalu berperilaku baik.Moral dapat juga diartikan perilaku baik dan buruk yang dimiliki oleh manusia. Moral sudah ditanamkan sejak dalam lingkungan keluarga. Dimana anak meniru perilaku yang terdapat dilingkungan keluarga. Selain lingkungan keluarga moral juga dapat diperoleh dari masyarakat dimana masyarakat itu secara tidak langsung memberikan contoh perilaku yang baik atau buruk terhadap anak-anak. Selain lingkungan keluarga dan masyarakat, guru juga membantu di sekolah untuk membentuk moral para siswa. Pengertian moral dalam pendidikan moral di sini hampir sama saja dengan rasional,di mana penalaran moral dipersiapkan sebagai prinsip berpikir kritis untuk sampai pada pilihan dan penilaian moral (moral choice and moral judgmet) yang dianggap sebagai pikiran dan sikap terbaiknya (Dewey,1966: 22). Dapat disimpulkan pengertian moral dalam pendidikan adalah sikap dan perilaku yang dimilik diri sendiri dengan cara berfikir dan bertindak sesuai dengan kepribadian dan kemampuan yang dimiliki. Seseorang disini harus dibantu untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Dengan cara seseorang diarahkan ke arah yang baik dan didukung supaya menjadi lebih baik. Pada saat ini banyak anak-anak yang kurang bermoral karena 148 banyak pengaruh budaya luar. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru mencegah perilaku amoral bagi peserta didik. 1. Mengajarkan pendidikan agama ke peserta didik, supaya mendekatkan diri kepada Allah. 2. Memberikan perhatian kepada peserta didik. 3. Menanamkan kebiasaan berani mengakui kesalahan sendiri dan mau meminta maaf serta tidak mengulangi kesalahan lagi. 4. Bersedia mendengarkan keluhan siswa. 5. Mendukung siswa dalam berprilaku baik. Menurut (Edi Sedyawati, dkk, 1997: 137) budi pekerti diterjemahkan sebagai moralitas yang mengandung pengertian adat istiadat, sopan santun, dan perilaku. Berdasarkan pengertian diatas, budi pekerti merupakan pembinaan perilaku siswa yang mencerminkan kebiasaan baik dapat diwujudkan dengan perbuatan, perkataan, dan sikap.. Dengan adanya berperilaku baik dapat menciptakan kepribadian siswa melalui sikap disiplin, jujur, cerdas, kretif, inovatif. Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak menjelaksan tentang perilaku berdasarkan ajaran agama, sedangkan sedangkan moral menunjukkan ajaran perilaku dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan budi pekerti mencakup keduanya yaitu berdasarkan tentang perilaku berdasarkan agama dan kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan pembahasan diatas, bahwa pendidikan moral adalah sebuah wadah pembinaan akhlak B. Penanaman Nilai-Nilai Moralitas Adapun Penanaman nilai-nilai moralitas dan budi pekerti di SD menurut (Paul Suparno, dkk, 2002: 46-50) adalah sebagai berikut. 1. Religiusitas 2. Sosialitas 3. Gender 4. Keadilan 5. Demokrasi 6. Kejujuran 7. Kemandirian 8. Daya juang 9. Tanggung jawab 10. Penghargaan terhadap lingkungan alam 149 Suasana bermain pada taman kanak-kanak masih ada pada siswa kelas satu. Dimana anak-anak tersebut masih suka bermain dan mempunyai sifat individual yang tinggi, masih takut dengan kondisi sekolah yang baru. Siswa kelas satu harus menyesuaikan lingkungan sekolah baru, dimana peran guru di Sekolah Dasar sangat diperlukan untuk meningkatkan moral yang ada pada peserta didik, bahwa sekolah bukan tempat yang menakutkan tetapi tempat untuk belajar. Religiusitas adalah menanamkan perilaku keagamaan. Disini peserta didik diajarkan tentang keagamaan. Mengenalkan berbagai macam agama antara lain Islam, Hindu, Kristen, Budha, Konghucu, Katolik. Dimana peserta didik tidak boleh menghina antara agama satu dengan agama yang lain. Peserta didik menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masingmasing. Dan saling menghormati antara agama yang satu dengan agama yang lain. Selain itu juga peserta didik diajarkan tentang hari-hari besar agama contohnya pada agama Islam mengenalkan hari-hari besar Idul Adha, Idul Fitri, Maulid Nabi Muhammad saw dll. Selain itu kebiasaan di taman kanak-kanak diajarkan berdoa dilanjutkan kembali di Sekolah Dasar membaca doa sebelum belajar dan sesudah belajar. Setelah berdoa guru sedikit memberi wawasan bahwa Allah itu telah menciptakan seluruh alam semesta. Allah juga maha pengampun bagi umat-umat yang mau berdoa memohon ampunan. Allah itu maha baik dan segalanya. Semua pemberian Allah yang ada dibumi harus dijaga dan dirawat supaya tidak rusak dan punah. Sosialitas adalah perilaku yang dimiliki oleh setiap orang. Nilai sosialitas dapat dilakukan pada waktu baris berbaris ketika masuk kelas atau upacara. Pada waktu masuk kelas peserta didik harus baris terlebih dahulu yang sekarang sudah mulai jarang terlihat di Sekolah Dasar. Dimana peran guru disini adalah membimbing peserta didik untuk memulai baris berbaris. Manfaat baris berbaris antara lain menumbuhkan kedisiplinan dalam diri peserta didik, memudahkan guru untuk mengecek murid-muridnya, tanggung jawab, melatih konsentrasi siswa supaya memperhatikan pemimpin. Nilai sosialitas dapat juga dilakukan dengan cara tugas kelompok dimana siswa akan saling berkomunikasi antara teman yang satu keteman yang lain. Manfaat tugas kelompok antara lain melatih peserta didik berkomunikasi, tidak menanamkan sifat individual, melatih kekreatifan siswa, saling bertukar informasi yang bermanfaat, dan lain-lain Gender adalah perbedaan kedudukan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Biasanya pada perempuan tidak boleh bermain bola. Peran guru disini adalah memberi kesempatan kepada peserta didik perempuan untuk bermain bola. Disini peserta didik 150 perempuan harus bisa membuktikan bahwa perempuan itu tidak lemah, tidak cengeng, tidak lembek dan hanya bisa melakukan tugas yang ringan. Yang membedahkan perempuan dan laki-laki adalah kemampuan. Kemampuan yang dimiliki laki-laki dan perempuan berbeda dalam perbedaan itu peserta didik harus bisa melatih kekreatifitasan hal-hal yang positif. Keadilan adalah tidak pilih kasih terhadap peserta didik. Pada kelas 1, 2, dan 3 peserta didik diberi kesempatan untuk berpartisipasi dengan cara mengerjakan tugas, menjawab soal, bertanya jika tidak faham, dan lain-lain. Disini guru tidak boleh pilih kasih terhadap peserta didik secara individu atau kelompok. Pada kelas 4,5, dan 6 pengertian keadilan sudah mulai pada perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Dimana peran guru disini sudah harus menanamkan kebiasaan berpakaian dan berprilaku baik. Selanjutnya guru juga memberi pengetahuan bahwa keadilan berlaku bagi laki-laki dan perempuan tanpa membeda-bedakan jenis kelamin. Demokrasi adalah melakukan kegiatan guna untuk mencapai tujuan bersama-sama. Dari siswa, oleh siswa, dan untuk siswa dapat dilakukan dengan cara kegiatan didalam kelas.Ketika didalam kelas peserta didik bisa melakukan diskusi bersama. Contoh pemilihan ketua kelas, dari siswa maksudnya adalah dimana yang menjadi calon ketua kelas dari siswa, oleh siswa maksudnya adalah calon ketua kelas tadi dipilih oleh masing-masing siswa, untuk siswa maksudnya adalah ketua kelas tersebut memimpin di dalam kelasnya. Didalam diskusi tersebut peserta didik diharapkan dapat mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Bila dari salah satu peserta didik ada yang tidak menerima pendapatnya, maka peserta didik tersebut tidak boleh memaksakan kehendak dan harus bersifat lapang dada. Dari contoh diatas demokrasi mengajarkan peserta didik untuk membuat kesepakatan bersama secara terbuka dan saling menghormati Kejujuran adalah berkata yang sebenarnya tidak ditambah-tambahkan atau dilebihlebihkan. Peserta didik diajarakan untuk mengkoreksi tugas-tugas saling menukarkan hasil tugasnya ke temannya untuk dikoreksi. Guru disini berperan untuk mengawasi anak didiknya. Selanjutnya hasil koreksi tersebut diberikan kepada guru, kemudian guru mengecek hasil dari siswanya apa siswanya jujur dalam mengkoreksi hasil tugas temannya. Kemudian guru memberi pengetahuaan bahwa kejujuran itu sangat penting dalam kehidupan. Kejujuran harus ditanamkan sejak kecil supaya kejujuran itu akan tertanam pada usia dewasa. Kemandirian adalah sikap atau perilaku yang dimiliki setiap orang untuk melakukan sesuatu atas kemauan sendiri. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara peserta didik mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler sarana untuk mengungkapkan bakat yang 151 terpendam pada diri peserta didik. Dimana peserta didik akan mengikuti ekstrakurikuler yang disukai untuk mengembangkan bakatnya. Daya juang adalah semangat yang dimiliki dalam diri seseorang untuk meraih keinginan atau kemenangan. Dapat dilakukan peserta didik dengan cara mengikuti lomba. Dimana peserta didik disini berjuang untuk meraih juara. Manfaat perlombaan yang dapat diambil yaitu, melatih semangat berjuang untuk, melatih kejujuran, berani menerima kekalahan dalam perlombaan. Tanggung jawab adalah menanggung semua segala sesuatu baik atau buruk. Dari pengertian tersebut dapat diambil contoh di kelas. Pembagian tugas piket kelas secara bergiliran merupakan penanaman nilai tanggung jawab bagi peserta didik dilingkungan kelas atau sekolah. Kebersihan dan kenyaman kelas bukan hanya tugas karyawan kebersihan sekolah tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama anggota kelas. Proses tanggung jawab perlu pendampingan guru agar anak yang tidak mau bertugas segera mendapat perhatian. Demikian juga apabila ada anak jadi korban kemalasan siswa harus dilindungi dan anak yang malas tadi diberi nasehat sehingga tanggung jawab dan kebersamaan dapat terjaga dengan baik. Pelaksanaan kerja bakti mengandung kegiatan proses pembelajaran yang baik dilingkungan sekolahan. Melalui kerja bakti siwa dapat menanamkan nilai kerja sama atau gotong royong dan penghargaan terhadap lingkungan alam. Dalam kerja bakti tidak hanya menyapu dan membersihkan halaman tetapi juga merawat tanaman dan tumbuhan yang ada dilingkungan sekolah. Lingkungan alam yang hijau dan asri sangat mebantu kesehatan manusia dan kenyamanan hidup manusia, membuat seluruh siswa kerasan dan nyaman berada dan belajar disekolah. Pelaksanaan kerja bakti membutuhkan perencanaan yang baik karena terdapat unsur penanaman nilai yang bisa diserap oleh siswa antara lain tanggung jawab, gotong royong, kejasama, kecintaan dan penghargaan terhadap lingkungan alam. Selain perencanaan yang baik, juga dibuthkan pengamatan dalam proses pelaksanaannya yang akan menjadi titi pijak selanjutnya, baik secara individu ataupun kelompok. Beberapa unsur yang dapat dibentuk dalam moralitas 1. Semangat Disiplin Menurut (Emile Durkheim,1990:35) Pada dasarnya moralitas adalah suatu disiplin. Semua disiplin mempunyai tujuan ganda: mengembangkan suatu keteraturan tertentu dalam tindak-tanduk manusia dan memberi suatu sasaran tertentu yang sekaligus juga membatasi cakrawalanya. 152 Displin mengatur dan memaksa agar dapat mengembangkan sikap yang mengutamakan hal-hal yang menjadi kebiasaan. Fungsi displin untuk mentaati segala peraturan dengan batas-batas tersebut. Melalui disiplin kita juga dapat belajar mengendalikan keinginan. Dengan adanya disiplin kita dapat membuat siswa untuk membantu perkembangan kepribadiaan bagi diri siswa, yang harus kita peroleh dalam pendidikan displin moral. Kemampuan untuk membatasi berbagai keinginan dan mengendalikan diri sendiri. Karena itu juga akan membentuk kemampuan individu yang bertanggung jawab. Semangat disiplin sangat bermanfaat bagi kehidupan. Dimana dapat menumbuhkan moral pada diri manusia. 2. Ikatan Pada Kelompok-kelompok Sosial Menurut (Emile Durkheim,1990:58) Moralitas hanya ada sejauh kita menjadi anggota suatu kelompok manusia, apapun juga bentuknya. Karena manusia baru lengkap jika termasuk dalam beberapa masyarakat, maka secara moral ia pun baru lengkap jika merasa dirinya menyatu dalam kelompok yang berbeda-beda dimana ia terlibat: keluarga, serikat, buruh, usaha, klub, partai politik, negara, dan umat manusia seluruhnya. Maksudnya adalah tanpa adanya anggota kelompok-kelompok sosial itu tidak akan terjadi. Karena dengan adanya kelompok sosial manusia dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Dimana manusia itu akan menunjukkan perilaku moral yang dimiliki. Dengan cara saling menghormati, berbicara sopan, saling bertukar informasi, dan lainlain. Dengan adanya kelompok sosial manusia dapat menciptakan kekeluargaan dan bisa saling bersilaturahmi. 3. Otonomi Penentuan Nasib Sendiri Menurut Emile Durkheim (1990:81) otonomi merupakan prinsip moralitas. Dalam kenyataan, moralitas tercapai dengan mewujudkan tujuan-tujuan impersonal dan umum, yang tidak tergantung pada suatu pribadi dan kepentingan individu. Disini maksudnya adalah manusia itu berusaha sendiri untuk mencapai tujuan dan tidak bergantung kepada orang lain. Manusia akan bekerja keras untuk mencapai tujuantujuan dengan semangat berjuang. Dalam perjuangan ini manusia akan menentukan nasibnya sendiri untuk menentukan hasil yang terbaik. C. Pengintegrasian Dalam buku Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan (Dra. Nurul Zuriah, M.Si. 2007:247-248) Strategi pengintegrasian dalam sekolah pelaksanaan tersebut dapat dilakukan melalui cara: 1. Keteladan atau contoh 2. Kegiatan spontan 153 3. Teguran 4. Pengkondisian lingkungan 5. Kegiatan rutin Keteladan atau contoh disini adalah perilaku yang disengaja atau tidak disengaja pada diri seseorang dan dicontoh oleh orang lain. Dalam hal ini guru berperan aktif disekolah, dimana guru orang tua kedua kita disekolah, guru berperan langsung dalam memberikan cntoh kepada peserta didik. Segala perilaku baik atau buruk akan ditiru oleh peserta didik. Sikap tingkah laku guru baik disekolah, di rumah ataupun dimasyarakat hendaknya menunjukkan berperilaku yang baik. Contohnya: berpakain sopan dan rapi, membuang sampah ditempat sampah, tidak makan sambil berjalan, berbicara dengan baik, mengucapkan salam jika bertemu orang, tidak merokok dilingkungan sekolah. Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan saat itu juga. Kegiatan ini dilakukan ketika peserta didik berbicara dengan keras atau tidak sopan, mencoret-coret dinding, bertengkar dengan temannya dan lain-lain. Sebaiknya guru memperingatkan kepada peserta didik bahwa berbicara dengan orang terutama yang lebih tua harus sopan dan tidak boleh keras-keras, tidak boleh merusak bangunan yang ada disekolah boleh mencoret-coret tetapi dibuku gambar terus kita mengarahkan dia ke perilaku yang positif untuk menghaslkan karya, memperingatkan jika bertengkar dengan teman itu tidak baik karena sesama teman harus saling menghormati. Teguran adalah peringatan yang didapatkan oleh seseorang yang bersalah atau berprilaku tidak baik. Guru perlu menegur peserta didik jika peserta didik berperilaku buruk dan mengingatkannya supaya berperilaku baik. Untuk menegur peserta didik harus dengan cara berkata lembut tidak boleh marah-marah supaya apa yang diperingatkan oleh guru tersebut dapat diserap langsung oleh peserta didik. Jika dengan cara marah-marah maka anak itu tidak akan jerah dan ingin mengulangi lagi. Pengkondisisan lingkungan maksudnya adalah Suasana sekolah perlu dikondisiskan dengan menyediakan fasilitas. Supaya peserta didik netah disekolah. Contohnya: menyediakan tempat sampah, jam dinding, ruang kelas yang nyaman, menyediakan perpustakaan dimana perpustakaan tersebut dihiasi supaya anak tidak bosan berada diperpustakaan , menempelkan peraturan tata tertib sekolah ditempat yang strategis supaya peserta didik mudah membacanya, dan lain-lain. Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus-menerus. Contohnya berbaris masuk kelas, berdoa sebelum dan sesudah belajar, mengucapkan 154 pancasila, mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang lain, membersihkan kelas sebelum dan sesudah belajar. Dalam buku Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan (Dra. Nurul Zuriah, M.Si. 2007:249) Berikut ini contoh kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip moral dalam progam yang direncanakan oleh sekolah. 1. Taat kepada ajaran agama 2. Toleransi 3. Disiplin 4. Tanggung jawab 5. Kasih sayang 6. Gotong royong 7. Kesetiakawanan 8. Hormat-menghormati 9. Sopan santun 10. Jujur Taat kepada ajaran agama adalah mematuhi perintah dan menjauhi segala larangannya. Contoh pengintegrasian: mengerjakan sholat 5 waktu, memperingati hari-hari besar keagamaan sesuai agamanya masing-masing, berprilaku baik terhadap sesama, dan lain-lain. Toleransi adalah membiarkan orang lain berpendapat tanpa kita ganggu. Contoh pengintegrasian: pada saat kegiatan yang menggunakan metode tanya jawab atau diskusi kelompok. Disiplin adalah ketaatan terhadap peratutan atau tata tertib. Contoh pengintegrasian: menyelesaikan tugas dari guru, tidak datang terlambat, berpakain sesuai ketentuan sekolah. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku yang diperbuatnya baik secara disengaja atau tidak disengaja. Contoh pengintegrasian: menyelesaikan tugas piket dan tugas dari guru. Kasih sayang adalah rasa yang timbul dalam diri untuk mencintai, menyayangi, serta memberikan kebahagian kepada orang lain. Contoh pengintegrasian: melestarikan lingkungan dan melakukan kegiatan sosial. Gotong royong adalah kegiatan yang dilakukan bersama-sama bersifat suka rela agar pekerjaan menjadi lebih cepat selesai dan ringan. Contoh pengintegrasian: berdiskusi tentang gotong royong atau menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama. Kesetiakawanan adalah perasaan seseorang yang bersumber dari rasa cinta kepada teman sehingga diwujudkan dengan cara rela berkorban, menjaga, membela, membantu, maupun 155 melindungi terhadap kehidupan bersama. Contoh pengintegrasian: membantu teman yang terkena musibah dengan cara memberikan sumbagan atau menjenguk teman yang sakit. Hormat-menghormati adalah sikap yang harus dimiliki setiap manusia sebagai wujud dari akhlak yang terpuji. Contoh pengintegrasian: saling menghormati antara teman yang satu dengan teman yang lain. Sopan santun adalah sikap yang timbul dari diri senidri atau dari hasil pergaulan sekelompok. Contoh pengintegrasian: menghormati orang yang lebih tua. Jujur adalah sikap seseorang yang menyatakan seuatu dengan sesungguhnya dan apa adanya, tidak ditambahi atau dikurangi. Contoh pengintegrasian: pada saat melakukan percobaan, bertanding, bermain dll harus berprilaku jujur. D. Muatan Lokal Muatan lokal adalah program pendidikan yang harus ditambahkan kepada siswa. Misalnya, mata pelajaran bahasa daerah, pendidikan keterampilan, dan pendidikan kesenian. Selain itu guru juga harus menjelaskan kepada murid untuk menunjukkan apa perbedaan pakaian adat masa lalu dan masa kini serta menjelaskan persamaan dalam nilai-nilai yang terkandung di dalamnya untuk mengembangkan bakat dan minat pada anak didik. Karena dengan ini siswa juga akan banyak mengerti tentang kebudayaan yang di indonesia. Muatan lokal juga bisa diartikan sebagai program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya beterkaitan dengan lingkungan budaya, lingkungan alam dan lingkungan sosial serta untuk kebutuhan pembangunan daerah yang perlu diajarkan kepada siswa. Isi dalam pengertian di atas adalah pelajaran yang digunakan anak SD untuk mencapai tujuan muatan lokal Sedangkan media penyampaian merupakan metode dan sarana yang digunakan dalam penyampaian isi muatan lokal. Maka tujuan muatan lokal antara lain murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya, murid dapat menjadi lebih akrab dengan lingkungannya, terhindar dari keterasingan di lingkungannya sendiri. Lingkungan alam adalah hubungan timbal balik antara manusia dengan alam. Jadi dalam lingkungan alam terdapat ekosistem antara lain kolam, tambak, sungai, hutan, tanah, kebun, lapangan rumput, sawah, keindahan alam, beserta isinya. 156 Lingkungan sosial adalah hubungan timbal balik manusia dengan lingkungan masyarakat. Contoh-contoh lingkungan sosial antara lain adalah interaksi antarmanusia yang terdapat dalam lingkungan sekolah. lingkungan kelurahan/desa, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan lembaga-lembaga formal seperti: Posyandu, Puskesmas, dan Koperasi Unit Desa. Lingkungan budaya adalah dimana masyarakatnya sangat kental dengan unsur budayabudaya yang ada didesanya. Termasuk di dalamnya antara lain adalah kepercayaan, kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, aturan-aturan yang umumnya tidak tertulis (misalnya, tata krama dan tata cara pergaulan dengan orang tua sendiri atau orang lain yang usianya lebih tua, pergaulan dengan teman sebayadan tetangga). Keterpaduan antara lingkungan alam, sosial dan budaya pada hakikatnya membentuk suatu kehidupan yang memiliki ciri tertentu yang disebut pola kehidupan. Jadi pola kehidupan masyarakat mencakup interaksi antar anggota masyarakat berkenaan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Dengan demikian, pengembangan bahan pelajaran bermuatan lokal yang mengacu pada pola kehidupan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung mengembangkan wawasan lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya. Kedudukan Muatan Lokal dalam Kurikulum Muatan lokal dalam kurikulum merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri atau bahan kajian suatu mata pelajaran yang telah ada. Sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, muatan lokal mempunyai alokasi waktu tersendiri. Tetapi sebagai bahan kajian mata pelajaran, muatan lokal dapat sebagai tambahan bahan kajian dari mata pelajaran yang telah ada atau disampaikan secara terpadu dengan bahan kajian lain yang telah ada.Tetapi muatan lokal sebagai bahan kajian yang merupakan penjabaran yang lebih mendalam dari pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang telah ada sukar untuk diberikan alokasi jam pelajaran. Bahkan muatan lokal berupa disiplin di sekolah, sopan santun berbuat dan berbicara, kebersihan dan keindahan sangat sukar bahkan tidak mungkin diberikan alokasi waktu. Fungsi Muatan Lokal dalam Kurikulum Fungsi Penyesuaian Sekolah berada dalam lingkungan masyarakat. Karena itu program-program sekolah harus disesuaikanagar pribadi dapat menyesuaikan diri dan akrab dengan lingkungannya. 157 Fungsi Integrasi Murid merupakan bagian integral dari masyarakat, karena itu muatan lokal harus merupakan program pendidikan yang berfungsi untuk mendidik pribadi-pribadi yang akan memberikan sumbangan kepada masyarakat atau berfungsi untuk membentuk dan mengintegrasikan pribadi kepada masyarakat. Fungsi Perbedaan Pengakuan atas perbedaan berarti pula memberi kesempatan bagi pribadi untuk memilih apa yang diinginkannya. Karena itu muatan lokal merupakan program pendidikan yang bersifat luwes, yang dapat memberikan pelayanan terhadap perbedaan minat dan kemampuan murid. E. Kearifan Lokal Kearifan lokal yaitu sebagai kearifan dalam kebudayaan tradisional yang menjadikan indonesia bersuku-suku dan berbangsa. Suatu suku bangsa dapat menghuni lebih dari satu kabupaten atau provinsi, dan juga sebaliknya di dalam satu provinsi, kabupaten atau bahkan satu kecamatan, bisa terdapat lebih dari satu suku bangsa yang sama-sama asli, yang tinggal di wilayah yang bersangkutan. Banyak berbagai pengaruh yang menjadikan budaya untuk diganti dengan isi budaya yang sama sekali baru dan tidak terkait dengan aspek-aspek tradisi yang manapun. Jati diri yang lama berubah karena pengambilan alihan unsur-unsur budaya lain sebagaimana yang dikenal sebagai akulturasi, yang membentuk sosok baru, namun masih membawa serta sebagian warisan budaya lama yang dapat berfungsi sebagai ciri identitas yang berlanjut. Didalam sejarah sosial dan budayanya terdapat interaksi antara berbagai suku bangsa: dayak dengan berbagai satuan etniknya di provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan. Jati diri masing-masing suku atau suku bangsa selalu berada didalam proses. Kita sebagai bangsa indonesia harus bisa untuk menunjukkan jati diri kita sendiri, sebagai negara yang penuh dengan budaya-budaya kita. 158 BAB 15 IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI BAGI SISWA SD SEBAGAI UPAYA PENANAMAN KARAKTER, KEJUJURAN DAN KETERBUKAAN Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Implementasi Dan Pelaksanaan Pendidikan Anti Korupsi Bagi Siswa SD Sebagai Upaya Penanaman Karakter, Kejujuran Dan Keterbukaan Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa Dapat Memahami strategi Penanaman Karakter Di SD b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Pengertian Korupsi Secara Umum c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Pendidikan Anti Korupsi Dan Implementasinya Pada Siswa SD d. Mahasiswa Dapat Menganalisis Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Diberikan Kepada Siswa SD e. Mahasiswa Dapat Mengevaluasi Pengembangan Kantin Kejujuran Dalam Rangka Pendidikan Anti Korupsi Di SD A. Penanaman Karakter di SD Pendidikan pertama kali yang harus ditanam oleh peserta didik adalah pendidikan jiwa personal yang berkarakter. Dimana pendidikan itu pertama kali didapatkan didalam lingkungan keluarga kemudian lingkungan sekolah dan masyarakat. Pendidikan ini berisi tentang bagaimana cara membentuk kepribadian siswa yang berbudi pekerti luhur. Adapun indikatornya adalah, memiliki kepribadian yang baik, ramah, memiliki intra personal skill yang baik, perilaku yang ditunjukkan sesuai dengan nilai dan moral yang baik yang pada akhirnya menjadikan individu itu berbudi pekerti luhur. Untuk mendapatkan indikator seperti 159 yang telah dijelaskan diatas, dapat dilakukan melalui pembiasaan yang baik, keteladanan, peduli, jujur, toleransi, dan masih banyak lagi. Karakter seseorang dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek mengetahuai kebaikan, aspek mencintai kebaikan, aspek melakukan kebaikan. Pendidikan berkarakter tidak hanya mendidik dengan benar atau salah. Peserta didik di biasakan untuk berperilaku dengan baik sehingga peserta didik dapat memahami, merasakan dan dapat berperilaku baik disitulah terbentuk karakter yang baik pula. Dalam ajaran agama islam, pendidikan berkarakter sama dengan pendidikan tentang akhlak proses pendidikan dengan sederhana mengubah akhlak seseorang menjadi lebih baik lagi dalam pengetahuan, sikap juga keterampilan. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari atau kenyataannya lebih mengutamakan pada aspek prestasi akademik. Saat ini pendidikan karakter di sekolah masih membebankan dan dibawakan oleh bidang studi PKn. Pendidikan pancasila diharapkan bisa memberi kontribusi untuk membentuk karakter warga Negara Indonesia sebagai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat penting bagi pendidikan di Indonesia, pendidikan karakter menjadi penyeimbang pengetahuan. Seperti kata bijak berikut “ Ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh “ yang artinya, pengetahuan jika tidak didasari dengan agama maka hasilnya buta atau tidak ada apa-apanya, begitu juga sebaliknya dengan agama tanpa ilmu. Pendidikan dan agama sangat erat kaitannya, maka dari itu pendidikan karakter sebaiknya sangat ditekankan didalam lingkungan sekolah. Karena melalui pendidikan karakter peserta didik dapat lebih menghormati norma-norma dan tidak mengabaikan nilai-nilai sosial yang ada dimasyarakat sehingga melalui pendidikan ini akan membentuk pribadi siswa yang unggul dalam segala bidang tanpa mengesampingkan nilai sosial,norma, dan moral. B. Pengertian Korupsi Secara Umum Korupsi memang bukan hal asing lagi pada telinga setiap warga Negara Indonesia. Kasus-kasus korupsi di Indonesia sudah menjadi kejadian sosial yang banyak terjadi dan harus dicari solusinya. Di Indonesia kasus korupsi sudah banyak terjadi di seluruh penjuru negeri atau masyarakat. Tidak hanya dikalangan orang-orang atas saja tetapi juga sudah merembet di kalangan masyarakat menengah, bawah maupun anak-anak. Maka dari itu, kita bisa memanfaatkan dunia pendidikan sebagai modal dasar atau pondasi yang kuat untuk 160 mencegah, meminimalisir bahkan menghapus perilaku korupsi sejak dini,yaitu dengan menanamkan pendidikan karakter sehingga akan tercipta tujuan dan harapan bangsa Indonesia selama ini yaitu memberantas korupsi yang sudah berlangsung sejak lama. Hanya sedikit perhatian dalam upaya pemberantasan korupsi. Salah satunya lewat pendidikan anti korupsi. Tujuan pendidikan anti korupsi adalah : 1) Pembentukan pengetahuan dan pemahaman terhadap peserta didik tentang bentuk korupsi dan aspek-aspeknya. Maksudnya yaitu, kita bisa menjelaskan kepada peserta didik, bahwa ada berbagai macam praktik tindakan yang akan menjurus kekorupsi, sehingga peserta didik dapat mengontrol diri agar tidak terjerumus kedalam tindakan tersebut ; 2) Pengubahan persepsi dan sikap terhadap korupsi. Melalui pendidikan, seseorang akan mengerti bahwa tindakan korupsi adalah tindakan yang tidak terpuji dan sangat merusak moral bangsa sehingga muncul sikap sadar dan terencana untuk tidak pernah melakukan tindakan tersebut; dan 3) Membentuk keterampilan dan kecakapan baru yang ditujukan untuk melawan korupsi. Keterampilan dan kecakapan ini dapat dibentuk melalui pendidikan karakter, dimana siswa akan mendapatkan pengetahuan, pemahaman tentang nilai-nilai pembentuk karakter yang bersumber dari agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan. Jika pendidikan karakter sudah ditanamkan sejak dini peserta didik akan memiliki sikap pengendalian diriyang diharapkan dapat membawa perubahan. Manfaat dalam jangka panjangnya adalah menyumbang pada keberlangsungan system integrasi nasional dan program antikorupsi serta mencegah tumbuhnya mental korupsi pada diri peserta didik yang kelak akan menjalankan amanah di dalam kehidupan. Pengertian korupsi secara harfiah adalah : 1) Asal kata dari bahasa latin corruption atau corruptus 2) Dari bahasa latin turun kebanyak bahasa Eropa seperti Inggris : corruption, corrupt, Prancis : corruption dan Belanda : corruptie 3) Dari bahasa Belanda kebahasa Indonesia menjadi “korupsi” 4) Arti harfiah adalah kebusukan, dapat disuap, dan tidak bermoral Pengertian menurut kamus : 161 Menurut kamus bahasa Indonesia karya purwa darminta, korupsi adalah perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok. Pengertian korupsi menurut UU Perbuatan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk memperkaya diri atau korupsi sehingga mengakibatkan kerugian pada keuangan Negara. Diatur dalam pasal 2 UU nomor 31 tahun 1999 Jo.UUnomor 20 tahun 2001. Secara garis besar korupsi itu sendiri berarti mengambil sesuatu yang menjadi hak orang banyak atau dalam arti lain bukan milik kita pribadi. Hal itu yang kemudian akan menjadi bahasan kami pada penjelasan berikutnya. Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan jabatan guna mengeruk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan negara. Jadi korupsi merupakan gejala : salah pakai, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan wewenang dan kekuatan-kekuatan formal untuk memperkaya diri sendiri ( Kartini Kartono 2007:75) Ketika Negara ini membutuhkan seorang penjabat atau aparat yang menurut kita orang itu kuat imannya dan juga tegas, justru orang-orang seperti itu yang perlu dipertanyakan seperti pepatah” menyapu lantai dengan sapu kotor” sampai-sampai bangsa kita ini Indonesia sudah sampai batas puncak kesabaran dalam hal korupsi yang belum tahu titik jalan keluarnya. Sebagaimana kita ketahui korupsi di negeri ini sudah sampai di segala bidang kehidupan oleh sebab itu pendidikan anti korupsi harus sudah ditanamkan sejak dini dimulai dari sekolah dasar( SD), pendidikan anti korupsi di bagi menjadi dua . yang pertama pendidikan anti korupsi sebisa mungkin di selipkan di berbagai mata pembelajaran dan yang kedua di extrakurikular semisal pramuka, tapi yang harus kita pertanyakan sekarang apakah orang yang kita sebut sebagai guru itu mengerti tentang pendidikan anti korupsi itu sendiri sedangkan kita ketahui sedikitnya sarana dan prasarana pendukung pendidikan anti korupsi dan keterbatasan guru mengenai pendidikan anti korupsi yang belum maksimal adalah kendala utama kebanyakan sekolah. C. Pendidikan Anti Korupsi dan Implementasinya Pada Siswa SD Dampak pelaksanaan pendidikan anti korupsi bagi siswa SD adalah meningkatnya prestasi siswa baik di kelas maupun di luar kelas, sebab siswa terbiasa untuk bersikap baik 162 dan jujur,disiplin, peduli, berani, bertanggung jawab dan lain sebagainya. Jadi kesimpulannya adalah bahwa pelaksanaan pendidikan anti korupsi harus diinternalisasikan kepada siswa sejak usia dini agar terbiasa melakukan tindakan anti korupsi. Diperlukan keteladanan dari berbagai pihak agar hasilnya maksimal. Sekolah dapat mengambil peran strategis dalam melaksankan pendidikan anti korupsi terutama dalam membudayakan perilaku anti korupsi di kalangan siswa. Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan anti korupsi telah dilakukan di berbagai Negara, seperti Negara di Amerika, Eropa, Asia, Afrika maupun Australia. Di dunia telah dibentuk juga jaringan kerja sama antar Negara untuk memperkenalkan program pendidikan anti korupsi. Contoh pendidikan antikorupsi yang sudah diterapkan di suatu negara dan sudah bisa dikatakan sangat efektif penerapannya yaitu pendidikan antikorupsi di Cina. Pendidikan anti korupsi yang diterapkan di Cina memang sudah sangat efektif. Melalui metode yang dilakukan tersebut siswa akan dibiasakan setiap harinya menerima materi-materi pengajaran yang langsung menjurus kepada bahaya korupsi bagi kehidupan bangsanya di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Mereka juga dilatih untuk tidak mudah terpengaruh dengan adanya iming-iming yang nantinya akan menjurus kepada tindakan korupsi tersebut. Penanaman nilai anti korupsi tersebut sejalan dengan pandangan pendidikan konstruktivistik yaitu proses pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri seseorang.Dalam hal ini , proses belajar mengajar guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta didik dalam bentuk yang serba sempurna tetapi peserta didik harus bisa membangun suatu pengetahuan berdasarkan pengalaman masing-masing. Untuk itu, guru harus memperkirakan pengetahuan yang ada pada peserta didik dalam hal untuk membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan baru. Salah satu contoh pendidikan korupsi di Cina, yakni melalui Cina on-line, seluruh siswa di seluruh pendidikan dasar diberikan mata pelajaran pendidikan anti korupsi yang tujuannya adalah memberikan vaksin kepada pelajar dari bahaya korupsi. Dalam jangka panjang generasi muda Cina bias melindungi diri di tengah gempuran pengaruh kejahatan korupsi (Suyanto,2005:42). Sejak umur 7 sampai 12 tahun anak sekolah dasar ( SD) hendaknya sudah mendapat pembelajaran antikorupsi dan sudah seharusnya mereka mengetahui pendidikan anti korupsi melalui pengembangan kultur sekolah sebagai modal sosial agar anak-anak berperilaku anti korupsi untuk kedepannya. Karena pada usia tersebut anak-anak sangat membutuhkan 163 pendidikan moral, jika tidak ditanamkan sejak dini, anak-anak akan sulit menerima pembelajaran antikorupsi di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Melalui pengembangan kultur sekolah, diharapkan siswa memiliki modal sosial untuk membiasakan berperilaku anti korupsi. Pendidikan anti korupsi seyogyanya di berikan kepada anak-anak sejak di bangku sekolah dasar (SD). Anak-anak SD yang berusia antara 7 sampai dengan 12 tahun dapat berfikir transformasi revesible ( dapat dipertukarkan) dan kekekalan (Disiree, 2008:2). D. Pentingnya pendidikan anti korupsi diberikan kepada siswa SD 1) Siswa belum mendapatkan informasi dan sosialisasi tentang anti korupsi. Untuk itu, sebagai pendidik terlebih dahulu harus mengenalkan nilai – nilai yang diharapkan mampu dan dapat mencegah peserta didik dari tindakan korupsi. 2) Kurangnya keteladanan dari lingkungan ( keluarga, guru, masyarakat ). Dalam hal ini, lingkungan sangat berperan dalam proses penanaman nilai budi pekerti, karena proses pembiasaan perilaku yang baik maupun buruk terbentuk dari lingkungan. 3) Adanya kompetisi yang kurang sehat antar – siswa. Hal ini sering terjadi dalam pergaulan terutama disekolah. Peran sekolah sangat dibutuhkan dalam hal ini, untuk mengatasi, mencegah hal seperti itu, dalam pergaulan disekolah dapat ditanamkan nilai – nilai seperti saling menghormati, saling menghargai, tidak pamer, tidak sombong, tidak memandang rendah orang lain, selalu bekerja sama, saling tolong menolong, dll. 4) Sekolah tidak menerapkan aturan yang jelas dan konsisten. Selama ini Sekolah selalu merasa tidak enak, kasihan jika ingin menghukum anak didik, sehingga aturan – aturan yang dibuat mudah saja untuk dilanggar anak didik karena mereka sudah terbiasa dan sanksi yang diberikan sekolah terhadap anak didik hanya berupa teguran tidak sesuai dengan tingkat kesalahannya. Mengingat betapa pentingnya pendidikan anti korupsi kepada siswa SD, untuk itu sebagai pendidik diharapkan mampu mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif dan aplikatif agar peserta didik aktif dan sadar sehingga tujuan pendidikan disekolah dasar dapat terwujud. Metode dongeng, permainan (games), dan simulasi atau sosiodrama dapat diterapkan dalam pembelajaran afektif di sekolah ( Handoyo, 2009 : 7-8). Menurut kami, metode dongeng, games dan sosiodrama ini memang sangat cocok diterapkan untuk anak SD. Karena anak SD memiliki ingatan yang sangat kuat dan tingkat 164 imajinasi mereka juga masih sangat tinggi. Karena dengan metode – metode seperti itu akan lebih merangsang daya kritis siswa dalam menggali gagasan dan ide – ide cemerlang untuk menghasilkan pemikiran dari siswa sendiri bahwa korupsi itu adalah tindakan yang sangat tidak terpuji. Ada tiga model dongeng yang bisa menjadi bahan pembelajaran guru dalam praktik kelas. Seperti contoh : Dongeng Dendam Jaka Linglung, Dongeng Asal Mula Lemah Gempal, dan Dongeng Saribin dan Sunan Kuning. Usia – usia anak SD sudah memahami bagaimana berperilaku yang baik dan tidak baik sesuai dengan norma agama, sehingga para guru dan orang tua tinggal, mengajarkan, memberi pengertian berupa nasehat pada anak kalau korupsi itu tidak baik karena dilarang Tuhan. Di SD pendidikan anti korupsi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu yang pertama, dengan memasukkan melalui mata pelajaran PKn yang terdapat nilai – nilai Pancasila, dimana nilai – nilai Pancasila tersebut jika dipahami, dihayati, dan diamalkan betul – betul akan mampu membantu menurunkan angka korupsi,dan cara yang kedua yaitu, melalui ekstrakurikuler. Dalam pelaksanaan nilai – nilai anti korupsi jangan hanya teori dikelas seperti metode ceramah, tetapi juga dibutuhkan tindakan nyata atau praktek walaupun dalam pelaksanaan nya banyak kendala, diantaranya keterbatasan pengetahuan para Guru SD karena belum ada yang mengikuti sosialisasi pendidikan anti korupsi dari KPK tetapi setidaknya dengan praktek sederhana yaitu tidak terlambat datang kesekolah, disiplin, taat pada peraturan, membiasakan jujur dalam segala hal contohnya tidak menyontek saat ulangan, sehingga siswa/i dapat meniru dan meneladankan nya dalam kehidupan sehari – hari. Apabila seorang guru tidak memiliki cara khusus untuk menanamkan Pendidikan Anti Korupsi kepada siswanya maka proses tersebut tidak akan bisa berjalan lancar. Karena itu, guru sangat dituntut untuk memiliki keahlian, pengetahuan yang banyak mengenai pendidikan anti korupsi, sehingga guru mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik. Hamalik ( dalam Wibowo, 2013 : 126 ) bahwa guru akan mampu mengemban dan melaksanakan tanggung jawabnya khususnya dalam internalisasi pendidikan anti korupsi jika memiliki berbagai kompetensi yang relevan. Termasuk guru harus mempunyai pengetahuan mengenai pendidikan anti korupsi, guru harus menguasai cara belajar yang efektif, mampu mengajar dikelas, mampu menjadi model bagi siswa, dll. Lembaga pemberantasan korupsi ( KPK ) sebenarnya telah berupaya menyebarluasakan nilai – nilai anti korupsi dalam dunia pendidikan dengan membuat komik dan modul bagi siswa maupun bagi guru dari tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi, tetapi karena 165 minimnya informasi dan karena biaya cetak komik lumayan mahal sehingga komik dan modul tersebut belum bisa digunakan sebagaimana mestinya untuk menyebarluaskan nilai – nilai anti korupsi.Lebih baiknya dalam pengajaran pembelajaran antikorupsi di sekolah tidak selalu terpaku pada pendidikan secara intelektual saja melainkan guru harus mampu sekreatif mungkin untuk menciptakan pembelajaran-pembelajaran yang lebih efektif dan disukai oleh siswa. Nasution ( 1995 : 13 ), bahwa pendidikan yang diselenggarakan sekolah berbeda dengan jalur pendidikan yang lain, pendidikan yang dikembangkan oleh sekolah lebih dititikberatkan pada pendidikan intelektual, yakni mengisi otak anak –anak dengan berbagai macam pengetahuan, termasuk pengetahuan mengenai nilai – nilai anti korupsi. Melalui pengetahuan tersebut diharapkan siswa dapat mengaplikasikan dalam keseharian sehingga menjadi terbiasa untuk tidak bertindak korupsi. Melalui Pembiasaan yang baik akan mendorong siswa siswi untuk melakukan tindakan yang baik sesuai dengan yang telah diajarkan disekolah, pembiasaan yang baik tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi bisa dilakukan dilingkungan keluarga, masyarakat dan sekitarnya. Karena anak – anak usia SD adalah peniru yang ulung, seorang anak belajar bertingkah yang baik maupun buruk dengan meniru orang yang berada disekitanya. Oleh karena itu, diharapkan keteladanan dan pembiasaan yang baik dari keluarga seperti, taat beribadan, berlaku jujur dalam perkataan dan perbuatan, berperilaku sopan, saling menghormati, menghargai, rendah hati, tidak sombong sangat perlu diterapkan sejak usia dini. Sekolah tidak hanya berfungsi sebagai pengembang pendidikan intelektual tetapi juga sebagai lingkungan yang berkembangnya pendidikan nilai. Selai itu, saat ini sudah banyak sekolah – sekolah yang memberlakukan kantin kejujuran sebagai upaya menanamkan sikap jujur pada anak didiknya. Penanaman nilai – nilai keseluruhan Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan dijadikan landasan moril dalam seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara dan akan menjadi kekuatan moral besar dalam pemberantasan korupsi. Perbuatan korupsi terjadi karena hilang nya kontrol dalam diri seseorang untuk menahan diri melakukan kejahatan. Keinginan mendapatkan kekayaan dan kedudukan secara cepat menjadikan nilai agama dikesampingkan. E. Pengembangan Kantin Kejujuran Dalam Rangka Pendidikan Antikorupsi di Sekolah Dasar 166 Upaya pencegahan yang dilakukan di berbagai lembaga pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas hingga Perguruan Tinggi untuk mencegah terjadinya korupsi di kalangan pelajar memang sangatlah diperlukan saat ini. Salah satu cara yang saat ini sedang dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan tersebut adalah dengan digalakkannya program Pengembangan Kantin Kejujuran di tiap sekolah. Kantin kejujuran tersebut sangat melatih siswa untuk lebih jujur sehingga siswa akan terbiasa dengan hal tersebut. Adanya kantin kejujuran tersebut memang sangatlah membantu para guru serta pihak sekolah untuk menjauhkan peserta didiknya dari tindakan korupsi. Dari kantin kejujuran tersebut, para peserta didik diajarkan untuk jujur, adil serta bertanggung jawab dengan apa yang mereka lakukan. Mereka juga diajarkan untuk lebih tertib,disiplin serta mandiri. Kantin kejujuran ini juga sebagai bekal mereka untuk kehidupan di masa yang akan datang. Setelah mereka dewasa nanti mereka akan memiliki rasa tanggung jawab yang besar serta mereka akan menjadi seorang calon pemimpin bangsa yang berwatak antikorupsi. Kantin kejujuran merupakan salah satu strategi yang tepat agar siswa belajar dan berlatih mengimplementasikan nilai-nilai antikorupsi seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab, kedisiplinan, ketertiban serta kemandirian. 1) Kantin kejujuran dapat digunakan sebagai wadah bagi pendidikan kader calon pemimpin bangsa yang berwatak antikorupsi. Dari sini siswa bisa belajar untuk jujur. Misalnya dalam membeli makanan ringan, tanpa adanya ibu kantin yang berjaga disana dan tanpa adanya perintah untuk membayar makanan ringan mereka, mereka dengan sendirinya akan sadar apabila mereka memang berkewajiban untuk membayar makanan yang mereka ambil itu. 2) Faktor pendukung pengembangan kantin kejujuran ini tidak hanya dilakukan oleh siswa saja akan tetapi semua pihak sekolah mulai dari Kepala Sekolah, Guru serta Staff yang ada disekolah harus juga saling mendukung program ini. Kepala sekolah disini harus memfasilitasi peserta didiknya, Bapak dan Ibu guru juga harus selalu mengajarkan pendidikan anti korupsi pada pelajaran PKn, tidak hanya itu, para guru juga harus memiliki strategi khusus untuk mengajarkan materi pendidikan anti korupsi ini agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan dan siswa tidak enggan untuk menjauhi korupsi melalui kantin kejujuran yang ada di sekolahnya. Para staff sekolah juga wajib memberi contoh yang baik kepada para peserta didik yang ada di sekolah. Walaupun disini mereka berstatus sebagai bagian pentig dari sekolah, pada saat masuk kantin kejujuran pun mereka harus 167 menunjukkan contoh yang baik kepada siswa. Tetapi kita sadar bahwa tidak semua siswa bisa berbuat jujur,disiplin,mandiri dan bertanggung jawab. Hal ini yang kemudian menjadi faktor penghambat pengembangan kantin kejujuran. Maka dari itu, kerja sama dari berbagai pihak sangatlah diperlukan. 3) Bagi sekolah terbentuknya perilaku dan lingkungan yang jujur serta sebagai sarana mengaplikasikan nilai-nilai kejujuran yang telah diajarkan di dalam kelas. Bagi siswa dapat melatih sikap jujur, bertanggung jawab, mandiri, taat terhadap norma, tata tertib dan ketentuan yang berlaku. Bagi orang tua dapat memberikan motivasi dan pembinaan terhadap anak agar selalu berperilaku jujur dan bagi masyarakat dapat mendidik generasi muda berperilaku jujur dan berakhlak mulia. Saran dari kelompok kami : 1) Hendaknya sekolah yang bersangkutan juga menerapkan kurikulum antikorupsi dalam pembelajaran dan dalam pengawasan kantin kejujuran dapat melibatkan siswa di dalamnya melalui piket kantin kejujuran. Sekolah hendaknya tidak hanya mengandalkan kantin kejujuran saja sebgai wadah untuk menjauhkan siswa dari korupsi, akan tetapi seharusnya sekolah juga menerapkan kurikulum antikorupsi. 2) Selain memberikan pembelajaran berupa materi-materi tentang antikorupsi, seharusnya guru juga harus bisa menciptakan sebuah permainan antikorupsi sekreatif mungkin, Misalnya permainan Ular Tangga Antikorupsi (UTAK) yang didalam permainan itu siswa akan diberikan penjelasan-penjelasan mengenai nilai-nilai kejujuran. 3) Tidak hanya peran dari pihak sekolah saja yang sangat diperlukan disini, akan tetapi peran dari Dinas Pendidikan Kota sekitar sudah semestinya juga ikut memberikan fasilitas bagi sekolah-sekolah yang ingin melaksanakan praktik kantin kejujuran tersebut. tanpa adanya kerjasama yang kuat maka program ini tidak akn berjalan lancar. F. Internalisasi Pendidikan Anti Korupsi melalui kantin kejujuran di SD Dalam pengembangan kantin kejujuran tersebutdapat diterapkan di sekolah-sekolah sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran kepada para peserta didik. Akan tetapi masih ada tantangan yang harus dihadapi oleh pihak sekolah dalam pengembangan kantin kejujuran ini, tantangan tersebut adalah bagaimana cara mengembangkan dan memelihara kantin kejujuran tersebut dengan melestarikan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Memelihara dan mengembangkan nilai-nilai tersebut tentu harus tercermin dalam keseluruhan proses 168 penyelenggaraan kantin kejujuran. Apabila dilakukan tidak secara menyuluruh maka tidak akan berjalan dengan maksimal. Dalam upaya Memberantas Korupsi memang harus dimuai sejak dini dari penanaman sikap antikorupsi dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Salah satu caranya yaitu dengan menggalakkan program “Kantin Kejujuran” di sekolah-sekolah. Cara ini dianggap sangat baik dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran kepada para peserta didik karena mereka akan praktik langsung untuk melatih kejujuran mereka agar nantinya ketika mereka sudah dewasa mereka akan terbiasa berbuat jujur dimanapun mereka berada. Kantin kejujuran ini adalah salah satu model atau strategi praktik pembelajaran antikorupsi yang ada di lingkungan sekolah yang langsung dikelola oleh para peserta didik itu sendiri. Di dalam kantin kejujuran ini nantinya peserta didik akan dihadapkan pada dua pilihan,yaitu akan menerapkan kejujuran dari hati nuraninya atau tidak akan menerapkan kejujurannya sama sekali. Kantin kejujuran adalah sebuah model kantin yang dikelola oleh anak-anak sekolah dengan modal jujur. Setiap anak sekolah berhak terlibat untuk menjadi pengurus dan pengelola kantin kejujuran. Prinsip keterbukaan dan kejujuran menjadi ciri utama dari para pengelolanya (Pikiran Rakyat, 2008:11). Dengan adanya program kantin kejujuran ini maka semua pihak sekolah terutama guru dan kepala sekolah sangat berharap agar kelak para peserta didiknya terhindar dari tindakan korupsi yang sekarang sedang marak terjadi. Dalam implementasi kantin kejujuran tersebut dalam dunia pendidikan, para peserta didik akan langsung diberikan kesempatan dalam menentukan sikap apakah mereka akan berbuat jujur atau melakukan kecurangan. Harus kita sadari juga sebagai calon guru bahwa moral generasi muda adalah merupakan aset yang utama sebuah bangsa terutama Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sudah kewajiban kita sebagai calon tenaga pendidik untuk membiasakan para peserta didik kita untuk hidup jujur. Akan tetapi tidak hanya mengajarkan kepada peserta didik saja melainkan dari kesadaran kita terlebih dahulu untuk berbuat jujur karena kita sebagai contoh teladan untuk para peserta didik kita kelak. 169 BAB 16 MENGAJARKAN PRAKTIK BERPENDAPAT DI MUKA UMUM, (PRAKTIK PENGHARGAAN HAM DI LINGKUNGAN SOSIAL) Tujuan Instruksional Umum : 1. Mengajarkan Praktik Berpendapat Di Muka Umum, (Praktik Penghargaan Ham Di Lingkungan Sosial) Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa Dapat Memahami Tinjauan Umum Tentang Kebebasan Berpendapat b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Tinjauan Umum Tentang HAM 170 c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Strategi Mengajarkan Praktik Berpendapat Di Muka Umum Terkadang banyak warga Indonesia mulai dari anak-anak sampai orang dewasa beranggapan bahwa Pendidikan Kewarganegaraanitu dianggap tidak penting untuk dipelajari, akan tetapi Pendidikan Kewarganegaraan itu kenyataannya sangat penting untuk negara ataupun warga negaranya. Pendidikan Kewarganegaraan ini biasanya sudah mulai diajarkan di Sekolah Dasar mulai dari kelas 3. Mengajarkan mengemukakan kemerdekaan berpendapat di muka umum misalnya saja kita mengajarkan bagaimana berbicara kepada orang tua dan guru di sekolah itu dengan bahasa yang baik, sopan dan tidak bisa memaksakan kehendak diri sendiri untuk orang lain. Dan juga Hak Asasi Manusia itu juga sama pentingnya untuk negara dan warga negaranya, maka dari itu Pendidikan Kewarganegaan harus diberikan keistimewaan atau keutamaan yang sangat banyak di dalam Sekolah Dasar. Jadi semenjak sudah di Sekolah Dasar atau Pendidikan Dasar telah dibekali jiwa-jiwa yang saling menghargai hak-hak orang lain, berpendapat di muka umum yang baik dan tidak menyalahi aturan yang ada di dalam Undang-Undang, serta menghormati sesama manusia. Maka dari itu Indonesia tidak akan mustahil apabila menjadi suatu negara yang maju baik dalam pembangunan maupun warga negaranya yang baik dan selalu mentaati Perundang-Undangan yang sudah ada. A. Tinjauan umum tentang kebebasan berpendapat di muka umum Menurut Jhon Stuart Mill (1806 – 1873), untuk melindungi kebebasan berpendapat sebagai hak dasar adalah “Sangat Penting Untuk Mengemukakan Esensi Adanya Suatu Kebenaran” Esensi ini merupakan hal yang pokok untuk menemukan suatu kebenaran. Mengapa hal itu dikatakan sangat penting? Itu dikarenakan berpendapat dimuka umum itu tidak boleh ada kebohongan, kita berani dalam mengemukakan pendapat kita, jadi kita juga berani mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita ucapkan bahwasanya berpendapat itu haruslah jujur dan benar dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Dari sinilah guru sejak awal bisa mengajarkan kepada anak Sekolah dasar betapa pentingnya suatu proses mencari kebenaran 171 dalam berpendapat. Jadi guru haruslah mengajarkan kepada muridnya tentang berpendapat dengan jujur, karena jujur adalah proses menemukan suatu kebenaran. Menurut pasal 4 UU No.9 Tahun. 1998 : “Kemerdekaan menyampaikan pendapat dengan cara bebas dan bertanggung jawab bisa dipandang dalam tujuan pengaturan tentang kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum” Menyampaikan pendapat dengan cara bebas dan bertanggung jawab, bebas berarti mengeluarkan pendapat maupun perasaan yang bebas dari tekanan jasmani maupun rohani atau yang sudah ada di dalam Undang-Undang , bertanggung jawab berarti apapun yang sudah diucapkan saat kita bependapat itu dapat dipertanggung jawabkan agar warga indonesia tidak seenaknya saja karena apabila pendapat dinyatakan melanggar aturan yang terjadi adalah kita harus siap diberikan sanksi. Karena agar warga negara tidak seenaknya saja menyampaikan pendapatnya, misalnya dengan bahasa yang tak sopan, berita bohong, atau dengan memfitnah orang lain. Guru tersebut mengajarkan kepada muridnya tentang bertanggung jawab tentang apa yang sudah di ucapkan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan terjadi permusuhan atau tersinggungnya seorang murid dengan sesama teman sekelasnya. Di muka umumini adalah dihadapan masyarakat luas yang dapat terlihat oleh semua orang. Menurut pasal 5 UU No.5 Tahun 1998 : “Warga negara yang mengemukakan gagasannya di depan umum memiliki hak untuk mengeluarkan pikiran dengan cara bebas serta mendapatkan perlindungan hukum.” Mengemukakan gagasan disini adalah mengeluarkan ide-idenya di depan umum, akan tetapi disisi pemerintah memberikan suatu kebebasan dalam berpendapat serta sebaiknya tetap pada peraturan yang sudah berlaku. Kebebasan berpendapat di muka umum juga sudah di lindungi oleh hukum seperti Undang-Undang, jadi dari kata bebas tersebut bukan berarti menggunakan bahasa yang seenaknya sendiri atau dengan bahasa yang tak pantas dan menyebabkan menyinggung perasaan orang lain akan tetapi bebas berarti memberikan pendapat atau pandangan yang bebas dari ancaman mental, fisik dan sebagainya. Guru bisa mengenalkan kepada murid tentang KOMNAS HAM sejak awal, lembaga tersebut adalah salah satu yang melindungi HAM yang dimiliki oleh setiap warga negara. Menurut pasal 28 UUD 1945 adalah jaminan mengemukakan pendapat di muka umum, pasal itu berbunyi : 172 “Kemerdekaan berserikat serta berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan serta tulisan dsb ditetapkan dengan undang-undang.” Kemerdekaan berserikat dan berkumpul ini yang dimaksud adalah Indonesia merupakan negara demokrasi yang memiliki banyak lembaga-lembaga, organisasi-organisasi, partai-partai. Maka dari itu semua lembaga, organisasi, atau partai tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu, untuk mewadahi seluruh pendapat masyarakat baik dalam tatanan negara maupun sistem pemerintahannya yang dimiliki oleh negara. Untuk anak di Sekolah Dasar kita bisa mengajarkan dengan cara membuat struktur kelas mulai dari ketua kelas, sekertaris, bendahara, dan anggota-anggotanya. Dan juga bisa menggunakan diskusi di kelas, agar murid tau bagaimana cara berpendapat itu yang benar. Di dalam masyarakat ada berbagai cara untuk mengatakan pendapat kita di muka umum seperti melalui, media massa, pers, dan sebagainya. Adapun yang lain, sudah dilindungi oleh aparatur pemerintahan agar mewujudkan kodisi yang aman , tertib, serta damai seperti ketika guru melindungi muridnya dari gangguan baik dalam fisik murid maupun psikisnya. Karena berpendapat merupakan cara manusia berkomunikasi atau berinteraksi sosial secara demokratis. B. Tinjauan umum tentang HAM meriam Budiharjo menyatakan : “HAM adalah hak yang dimiliki, diperoleh dan dibawa bersama dengan kelahiran atau kehadirannya dalam kehidupan masyarakat. Dianggap bahwa beberapa hak itu dimilikinya tanpa perbedaan baik atas dasar bangsa, ras, jenis kelamin, dan karena itu bersifat asasi serta universal (Budiharjo, 1977:120)” Disaat manusia sudah ada di dunia ini Hak Asasi Manusia sudah ikut bersamanya, mulai dari agama mana yang dia ikuti, pasangan hidup mana yang dia pilih, sekolah mana yang dia sukai, dan sebagainya. Itu sudah haknya untuk memilih tujuan hidupnya sendiri, Hak Asasi Manusia tidak boleh ada paksaan dari pihak lain atau orang lain. Setiap manusia pun memiliki hak-haknya masing-masing karena manusia juga memiliki sifat yang individualis dan setiap manusia juga harus saling menghargai dan menghormati, tidak mengganggu dan tidak mengancam hak orang lain. Di Sekolah Dasar kita bisa mengajarkan 173 kepada murid kita tentang HAM dan bagaimana melaksanakannya, kita bisa menjelaskan dengan cara menghormati sesama teman, apabila ada ekstrakulikuler di sekolah itu tidak boleh memilihkan apa yang teman kita akan pilih karena itu sudah haknya untuk memilih ekstrakulikuler apa yang dia sukai, tidak boleh ada bullying atau diskiriminasi antar sesama teman misalnya perbedaan suku yang berkulit hitam dan putih. Dalam pasal 1 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia menyatakan : “Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati dan dijunjung tinggi, dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.” Setiap manusia sejak lahir sudah dibekali hak-hak yang sudah melekat pada diri masing-masing orang tersebut, dan kita sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa wajib menghormati anugrah dari-Nya tersebut. Kita sebagai warga negara Indonesia harus mematuhi hak-hak yang sudah ditetapkan, setiap hak akan dilindungi oleh negara hukum dan pemerintah dan setiap orang karena dengan kita melindungi hak-hak yang ada di negara Indonesia kita dapat menjunjung kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu kita sebagai warga negara Indonesia kita harus menghormati hakhak yang ada di negara Indonesia. Di Sekolah Dasar dalam setiap kelas itu pasti ada yang berbeda agama baik agama Islam, Katholik, Hindu, Budha maupun Kristen. Dari situlah kita bisa mengajarkan kepada murid kita tentang menghargai sesama manusia walaupun setiap manusia itu berbeda-beda agamanya. Mantan presiden Amerika Serikat Harry S. Trumann maerumuskan 4 (empat) hak asasi manusia yang terpenting : 1. Hak untuk keamanan dan keselamatan seorang (the right to safety and scurity person) 2. Hak untuk kewarganegaraan dan hak keistimewaan (the right of citizenship and privileges) 3. Hak untuk bersuara dan berpendapat (the right to freedom of consciense and expression) 4. Hak untuk mendapatkan persamaan kesempatan (the right to equality of opportunity). (Ramly Hutabarat, 1985:141) Maksud dari point pertama adalah setiap warga negara di Indonesia itu sudah dibekali oleh pemerintahan hak untuk mendapatkan perlindungan yang berupa keamanan dan 174 keselamatan. Keamanan, di Indonesia sudah di bentuk lembaga keamanan yang akan jelasjelas melindungi keamanan warganya, Keselamatan pun juga ada. Misalnya saja KOMNAS HAM, itu adalah salah satu usaha pemerintahan kepada rakyatnya agar terjamin keamanan serta keselamatan HAMnya. Guru dapat menjelaskan kepada muridnya bahwa di negara Indonesia itu sudah dibekali hak untuk mendapatkan perlindungan yaitu berupa keamanan dan keselamatan dan yang telah membekali itu semua adalaah pemerintah. Point kedua, Hak kewarganegaraan juga bisa di dapatkan kepada setiap manusia yang hidup di dunia ini. Seperti memilik menjadi warga negara apa yang dia inginkan, misalkan kita menikah dengan warga negara asing dan pasangan kita menginginkan untuk kita ikut ke negaranya, apabila itu juga jadi keinginan kita dan tidak ada paksaan juga dari pasangan kita itu boleh-boleh saja karena setiap manusia memiliki hak kewarganegaraannya. Guru dapat membekali siswanya bahwa bila ada suatu pasangan tetapi berbeda negara yang satu berasal dari negara asing dan yang satunya asli orang Indonesia jika memang salah satu dari pasangan tersebut menginginkan untuk kita ikut ke negaranya dan apabila itu memang keinginan dari pasangan tersebut dan tidak ada paksaan kita boleh saja ikut tinggal di negara pasangan kita karena setiap manusia memiliki hak kewarganegaraan masing-masing. Point ketiga. Hak bersuara ini maksudnya seperti ada suatu pemilu atau kepanjangan dari pemilihan itu dan ada calon-calon yang dipilih, kita bisa memilih calon mana yang sesuai dengan visi dan misi kita atau memilih yang tujuannya sama dengan kita. Itu adalah hak bersuara karena hak bersuara ini adalah bebas tanpa paksaan. Hak berpendapat maksudnya adalah manusia adalah makhluk yang sangat istimewa yang memiliki kemampuan berpikir yang luar biasa, jadi soal berbeda pendapat itu sangatlah wajar karena manusia memiliki haknya untuk berpendapat. Guru dapat mengenalkan kepada muridnya tentang hak bersuara dan hak berpendapat agar mereka tahu setiap ada pemilihan pemilu CAPRES ataupun WAPRES setiap orang mempunyai hak bersuara untuk memilih calon manakah yang sesuai dengan visi dan misi kita dan mempunyai tujuan yang sama dengan kita sedangkan untuk hak berpendapat setiap orang pasti mempunyai pendapat dan tujuan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya oleh karena itu diciptakanlah hak untuk berpendapat. Point keempat, maksud dari pernyataan tersebut adalah setiap manusia pasti tidak mau jika dia dibeda-bedakan dengan orang lain apalagi kalau sudah menyangkut tentang fisik,oleh karena itu sebaiknya kita tidak membeda-bedakan antara orang yang satu dengan yang lainnya yaitu dengan tidak membeda-bedakan ras,suku,wilayah,agama,jenis kulit dan lain sebagainya misalnya ada seseorang yang satu berkulit putih dan yang satunya berkulit hitam walaupun kulit mereka berdua itu berbeda tetapi sebiknya kita berlaku sama dengan kedua 175 orang tersebut tidak membeda-bedakan satu sama lain karena manusia juga mempunyai hak untuk mendapatkan persamaan kesempatan. Kita sebagai guru SD dapat memeberitahu siswa kita kalau sebaiknya jangan membeda-bedakan anatara teman yang satu dengan yang lainyya walaupun bebbeda agama,suku,ras ataupun wilayah karena setiap manusia ingin mendapatkan perlakuan yang sama tidak dibeda-bedakan. J.C.T simorangkir mengatakan : “ Meskipun tidak ada rumusan HAM yang sama namum bagi Indonesia yang penting adalah perjuangan HAM itu sendiri, dimana revolusi Indonesia tercetuskan karena bangsa Indonesia menyadari betul bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa maka oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai denggan peri kemanusiaan dan peri keadilan.” Ini sudah tercantum dalan Undang-Undang Dasar 1945, yang dimaksudkan kemerdekaan adalah hak untuk setiap manusia dan tidak boleh di beda-bedakan antar ras, suku, kulit, dan sebagainya. Itu karena akan menimbulkan perpecahan negara, apalagi pada zaman sekarang ada yang namanya “bullying”. Tetapi banyak yang sudah sadar dengan perilaku itu adalah tidak baik. Walaupun di Indonesia setiap hak asasi manusia tidak ada yang sama akan tetapi meskipun hak asasi manusia tidak ada yang sama tetapi bagi Indonesia yang penting adalah perjuangan hak asasi manusia itu sendiri,yang dimana revolusi Indonesia dicetuskan karena bangsa Indonesia menyadari bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak dari segala bangsa karena penjajahan diatas dunia harus segera dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Andi, 1999 menyatakan : “ Berkenaan dengan rumusan HAM yang berbeda-beda di mata pakar tidaklah masalah,yang penting bagaimana setiap rezim pemerintahan yang berkuasa tidak mewariskan persoalan HAM yang tidak terselesaikan kepada generasi berikutnya.” Berhubungan dengan rumusan HAM yang berbeda-beda di mata para ahli bukan menjadi sebuah masalah,yang terpenting bagaimana di setiap pemerintahan yang berkuasa tidak mewariskan persoalan hak asasi manusia yang tidak terselesaikan terhadap generasi berikutnya. Pendapat para ahli tentang hak asasi manusia berbeda-beda tetapi meskipun menurut pendapat para ahli bahwa hak asasi manusia itu berbeda-beda tetapi itu bukanlah 176 menjadi sebuah masalah yang paling terpenting yang terpenting adalah bagaimana pemerintah yang berkuasa tidak mewariskan persoalan-persoalan tentang hak asasi manusiayang masih belum dapat terselesaikan kepada generasi-generasi selanjutnya. 1. 2. 3. 4. Pemikiran HAM terus berkembang dalam kerangka mencari temukan rumusan HAM yang lebih sesuai dengan konteks ruang dan jamannya. Secara garis besar perkembangan baru pemikiran HAM dibagi atas empat generasi: Generasi pertama, berpendapat bahwa pengertian HAM hanya berpusat pada bidang politik, hukum dan pemikiran generasi ini fokus pada dua bidang tersebut. Ini disebabnya oleh dampak perang dunia II,totalitarisme, dan adanya keinginan dari negara-negara baru merdeka untuk menciptakan suatu tertib hukum yang baru pula. Generasi kedua, dimana pemikiran HAM dalam konteks ini tidak saja menuntut hak yuridis dan politik tetapi juga bidang sosial, ekonomi dan budaya. Disini terjadi perluasan cakupan konsep tentang hak asasi manusia. Generasi ketiga,ini muncul sebagai reaksi terhadap pemikiran generasi kedua, yang dikenal sebagai hak-hak melaksanakan pembangunan sekaligus menikmati hasil pembangunan (the right of development). Ini merupakan suatu istilah yang dicetuskan oleh international of commission of justice, disini pembangunan harus diarahkan dan berpihak kepada kepentingan rakyat. Generasi keempat, dimana generasi ini lahir mengkritik peran negara yang terlalu dominan dalam proses pembangunan dibidang tertentu sehingga mengabaikan kesejahteraan rakyat. Dari generasi keempat ini lahirlah (1983)yang dikenal dengan istilah “declaration of basic Asia people and govement”. Generasi ini melahirkan beberapa gagasan penting seperti pembangunan berdikari, perdamaian anti nuklir dan anti perang, partisipasi rakyat, hak-hak budaya dan aktualisasi keadilan sosial. Maksut dari point pertama generasi pertama mengeluarkan pendapat yang bahwasannya pengertian dari hak asasi manusia hanya dipusatkan pada bidang politik saja melainkan fokus kedalam dua bidang dan semua ini disebabkan karena adanya perang dunia II,totalitarisme,dan adanya suatu keinginan dari negara-negara yang baru saja merdeka untuk menciptakan suatu tertib hukum yang baru pula. Jadi, generasi pertama tidak hanya memusatkan pada bidang politik saja tetapi juga di fokuskan pada dua bidang sekaligus. Kita dapat mengenalkan tugas dari generasi pertama,kedua,ketiga,dan keempat. Kita dapat menjelaskan kepada siswa kita bahwa genrerasi pertama itu mengeluarkan pendapat tentang pengertian dari hak asasi manusia hnya dipusatkan pada bidang politik saja melainkan fokus kedalam dua bidang dan ini dapat terjadi diakibatkan karena adanya perang dunia II dan totalitarisme. Point kedua generasi kedua mengucapkan bahwa dimana pemikiran hak asasi manusia dalam persoalan ini tidak hanya menuntut hak yuridis dan politik saja tetapi juga menuntut 177 dalam bidang sosial,ekonomi,dan budaya dan disinilah terjadi perluasan konsep tentang hak asasi manusia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut generasi kedua segala pemikiran tentang hak asasi manusia tidak hanya menuntut mempunyai hak yuridis dan politik saja melainkan juga harus mempunyai hk dalam bidang sosial,ekonomi,dan budaya juga dan disinilah dapat terjadi perluasan konsep hak asasi manusia. Kita dapat menjelaskan kepada murid kita bahwa generasi kedua itu tidak hanya menuntut hak yuridis dan politik saja tetapi juga menuntut dalam bidang sosial,ekonomi dan budaya. Point ketiga generasi ketiga ini dijadikan sebagai reaksi terhadap pemikiran dari generasi kedua yang dikenal sebagai hak-hak untuk melaksanakan pembangunan dan juga menikmati hasil dari pembangunan tersebut ini merupakan sebuah istilah yang dikatakan oleh international of commission of justice dan disinilah pembangunan harus diarahkan dan berpihak kepada kepentingan rakyat.jadi generasi ketiga dapat muncul dikarenakan adanya generasi kedua karena generasi ketiga dijadikan reaksi terhadap geberasi kedua,dan generasi ketiga ini dapat dikenal dikarenakan dapat melaksanakan pembangunan dan dapat juga menikmati hasil dari pembangunan tersebut. Guru dapat menjelaskan kepada muridnya bahwa generasi ketiga itu sebagai reaksi terhadap pemikiran dari generasi kedua yang dapat dikenal sebagai hak-hak untuk melaksanakan pembangunan dan juga menikmati hasil dari pembangunan. Point keempat generasi keempat dilahirkan untuk mengkritik peran suatu negara yang terlalu menguasai dalam proses pembangunan hanya di dalam bidang tertentu karena hanya menguasai dibidang tertentu saja sehingga mereka mengabaikan kesejahteraan rakyat. Dari generasi keempat ini lahirlah sebuah organisasi yang dikenal dengan istilah “declaration of basic duties of Asia people and Govement”. Dan generasi keempat ini juga melahirkan beberapa gagasan-gagasan penting contohnya seperti pembangunan berdikari yang dimaksud dari pembangunan berdikari adalah bekerjasama tidak dengan yang sederajat dan tidak saling menguntungkan satu sama lainnya,perdamaian anti nuklir dan anti perang,partisipasi rakyat,hak-hak budaya dan aktualisasi keadilan sosial. Jadi,generasi keempat ini dilahirkan bertujuan untuk mengkritik peran suatu negara yang terlalu menguasai proses pembangunan.kita dapat menjelaskan kepada murid kita bahwa generasi keempat itu dilahirkan untuk mengkritik peran suatu negara yang terlalu menguasai dalam proses pembangunan hanya di dalam bidang tertentu saja. Menurut pendapaty Jan Materson: 178 “HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap diri manusia,yang tanpanya manusia manusia mustahil manusia hidup sebagai manusia.” Setiap manusia sejak lahir pasti mereka sudah dibekali hak-hak masing-masing. Manusia disebut sebagai makhluk sosial oleh karena itu manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan dari orang lain, sehingga setiap manusia dalam menjalani hidupnya pasti membutuhkan bantuan dari orang lain tidak mungkin kita sebagai manusia yang disebut sebagai makhluk sosial kita pasti akan membutuhkan bantuan dari orang lain walaupun kita pernah berfikir kalau kita bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain tapi nyatanya kita tidak bis hidup tnpa bantuan dari orang lain, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial. Guru dapat mengenalkan kepada muridnya apa arti yang sebenarnya dari HAM tersebut agar anak-anak SD dapat mengetahui bah HAM itu sudah pasti melekat pada diri setiap manusia yang tanpa HAM manusia tidak dapat hidup layaknya seperti manusia. John Lock mengatakan: “HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagasi hak yang kodrati.” Setiap manusia pasti akan memiliki hak asasi manusia masing-masing dan hak asasi manusia tersebut juga langsung diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang sudah ditakdirkan untuk dirinya sendiri. Pasti setiap manusia memang sudah dibekali hak-hak masing-masing. Dan yang membekali hak-hak tersebut adalah Tuhan Yang Maha Pencipta yang diciptakan sebagai hak yang sudah ditakdirkan untuk masing-masing manusia. Kita sebagai guru dapat mengajarkan kepada murid kita bahwa yang dimaksud dengan HAM itu adalah hak-hak yang sudah diberikan kepada setiap manusia yang diberikan secara langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai hak yang kodrati maksudnya adalah hak yang sudah ditakdirkan untuk dirinya sendiri. Jadi murid kita akan mengenal tentang apa itu HAM dan apa pengertian dari HAM tersebut. C. Bagaimana mengajarkan praktik di muka umum Pada pasal 28E ayat (3), yang berbunyi : “Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapat”. 179 Warga negara Indonesia harus sadar bahwasanya mereka semua adalah anggota atau pelaku musyawarah yang mempunyai hak-hak kemerdekaan utuh untuk berpendapat, mempunyai sikap yang rendah hati atau tidak sombong kepada sesama manusia, tidak memaksakan kehendak kita kepada orang lain, selalu mengutamakan kesejahteraan negara Indonesia agar menjadi negara yang maju, apabila telah diberi amanah oleh orang lain sebaiknya dilaksanakan dengan sangat bertanggung jawab. Kita dapat mengajarkan kepada anak SD bahwa setiap manusia merupakan anggota musyawarah yang mempunyai hak masing-masing untuk berpendapat,mempunyai sifat yang rendah hati,dan tidak sombong kepada semua manusia, tidak memaksakan kehendak dari orang lain. Menurut Prof. Notonagoro : “Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya” Ini menjelaskan bahwa Negara Indonesia sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia yang sangat di bebaskan karena sudah melekat secara kodrati atau semenjak lahir dan tidak dapat berpisah dari dirinyabdan harus dilindungi serta dengan penuh pengormatan. Seorang guru harus mempunyai satu kewajiban untuk mendidik tentang adanya HAM yang berlaku di Indonesia, mengajarkan HAM juga harus dilihat yang sesuai dengan tingkat usia atau pertumbuhannya anak SD sehingga akan sangat mudah dicerna oleh mereka. Misalnya anak SD tersebut diajak oleh gurunya untuk membersihkan lingkungan sekolahnya atau dengan permainan yang mennggunakan alat bantu ataupu tidak, hal tersebut bisa dipergunakan untuk mengajarkan anak SD tentang HAM karena akan lebih menghargai orang lain atau lingkungannya dan menghargai aturan-aturan seperti larangan membuang sampah pada tempatnya. Karena seorang murid bisa dikatakan sebagai subyek dan guru perannya hanya sebagai fasilitator 180 181 BAB 17 MERANCANG MODEL PEMBELAJARAN PKN BERBASIS PORTOFOLIO DI SD/MI DAN ALAT EVALUASINYA Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Merancang Model Pembelajaran PKn berbasis Portofolio di SD/MI dan Alat Evaluasinya Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa Dapat Memahami Pengertian Model Pembelajaran b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Pengertian Portofolio c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio d. Mahasiswa Dapat Menganalisis Metode – Metode Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio e. Mahasiswa Dapat Mengevaluasi Alat Evaluasi Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio f. Mahasiswa Dapat Menganalisis Teknik Penugasan PKn Berbasis Portofolio Pendidikan tidak selamanya hanya mengandalkan pada kegiatan mentransfer ilmu pengetahuan dan pemahaman (transfer of knowledge) saja dari pengajar kepada peserta didik, namun juga berupaya menciptakan manusia yang terdidik, terlatih dan mampu menerapkan ilmu yang telah dipelajari agar mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi baru sebagai wujud dari hasil rekayasa dari apa yang pernah didapat sehingga mereka dapat mengoptimalkan kemampuan diri mereka 182 masing-masing. Sedangkan transfer of value adalah kegiatanmentransfer nilai-nilai moral dan kebaikan. Sehingga pengajar tidak hanya mencetak peserta didik yang pandai saja melainkan juga mencetak peserta didik yang bermoral. Dimana guru harus mengajarkan terhadap peserta didik nilai-nilai moral seperti saling tolong menolong, rendah hati, tidak berbohong, tidak mencuri dan tidak menyakiti orang lain. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi peserta didik secara optimal maka dibutuhkan suatu strategi yang sistematis dan terarah.Tetapi, hingga saat ini pengelolaan strategi pendidikan masih kurang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan berbagai macam kemampuan atau kecerdasan seperti kemampuan intelektual, kemampuan emosional dan kemampuan spiritual.Sehingga membuat peserta didik kurang untuk berfikir secara aktif, kreatif dan inovatif. A. Pengertian Model Pembelajaran Setiap peserta didik memiliki suatu potensi atau pengetahuan, sikap, kemampuan dan keterampilan yang berbeda-beda.Maka dari itu, dibutuhkan suatu model-model pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta didik dan menumbuhkan kreatifitas peserta didik.Agar kemampuan yang ada di dalam peserta didik bisa berkembang secara optimal.Sehingga model pembelajaran sangat dibutuhkan di dalam kegiatan belajar mengajar. Sampai saat ini, banyak model-model pembelajaran yang harus dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses belajar mengajar.Model pembelajaran dapat digunakan untuk menjelaskan suatu proses, mengkaji atau menganalisis, menggambarkan pembelajaransuatu situasi dan bersifat memprediksi sesuatu keputusan yang diambil. Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain (Joyce dan Weil, 1980:1) Maksud pengertian diatas adalah seorang pengajar sebelum memberikan suatu ilmu kepada peserta didik diharuskan untuk menyusun suatu rencanamodel pembelajaran.Model pembelajaran dijadikan sebagai pedoman untuk suatu 183 perencanaan yang digunakan pembelajaran dikelas ataupun pembelajaran tutorial. Bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan teori.Kemudian guru harus merancang bahan-bahan pembelajaran terlebih dahulu yang sesuai dengan mata pelajaran yang digunakan untuk membimbing peserta didik yang sesuai dengan kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang).Misalnya buku, film, komputer dsb.Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.Tetapi model pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di SD masih terkesan sangat kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis dan guru cenderung lebih dominan atau one way method.Jadi guru harus menguasai berbagai keterampilan dalam mengajar agar tercapai suatu tujuanpembelajaran yang terkesan tidak membosankan.Model pembelajaran aktif sangat menitikberatkan pada pengembangan kemampuan anak seperti pengembangan afeksi, kognisi dan psikomotorik yang didasarkan pada kebutuhan belajar peserta didik. B. Pengertian Portofolio Salah satu cara untuk mengukur kemampuan atau kompentensi seseorang dari hasil belajar yaitu dengan cara merancang model pembelajaran berbasis portofolio. Melalui pembelajaran portofolio ini, siswa akan dapat mengetahui seberapa besar pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil belajar.Portofolio berasal dari bahasa Inggris “Portfolio” yang artinya dokumen atau surat-surat. Winter menyatakan bahwa portofolio merupakan suatu rangkaian kerja untuk membahas atau mengkaji suatu permasalahan yang harus berisikan deskripsi tentang pengalaman yang dapat menghasilkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seseorang yang dibuat secara tertulis (Winter,1989). Maksud dari pengertian diatas adalah kumpulan dokumen atau surat-surat yang berisikan tentang pengalaman atau hasil kerja peserta didik yang dapat menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dibuat oleh peserta didiksecara tertulis untuk mengkaji atau membahas suatu permasalahan dan peserta didik harus bisa mendeskripsikan atau menceritakan permasalahan topik atau tugas 184 tersebut. Portofolio yang baik berisikan sejumlah pengalaman belajar yang diformulasikan kedalam suatu bentuk penyajian tentang topik tertentu yang disertai dokumentasi atau kumpulan sumber bacaan. C. Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio Guru PKn di SD mengajar lebih banyak mengejar target yang berhubungan pada nilai ujian akhir, kemudian menggunakan model konvensional yang sangat monoton, serta aktivitas guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru sering sekali megabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap dan tindakan sehingga mata pelajaran PKn tidak dianggap sebagai mata pelajaran pembinaan warga Negara yang menekankan pada kesadaran akan hak dan kewajban melainkan lebih cenderung menjadi mata pelajaran yang sangat membosankan bagi peserta didik. Untuk menghadapi permasalahan diatas, maka di butuhkan suatu model pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif, yaitu merancang model pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis portofolio (Portfolio Based Learning), yang diharapkan mampu melibatkan semua peserta didik dalam keseluruhan proses pembelajaran yang dapat melibatkan seluruh aspek seperti kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik serta secara fisik dan mental dalam pembelajaran sehingga siswa memiliki suatu kebebasan berfikir, berpendapat, aktif, dan kreatif. Portofolio dalam pembelajaran PKn merupakan kumpulan informasi tentang suatu rencana kelas yang saling berkaitan dengan isu kebijakan-kebijakan publik yang harus dikaji oleh mereka secara kelompok atau seluruh siswa didalam kelas yang harus tersunsun dengan baik.Dalam model pembelajaran berbasis portofolio peserta didik dituntut untuk berpikir cerdas, kreatif, partisipatif dan sikap bertanggung jawab.Dengan demikian, peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. D. Metode-metode Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio Dalam pembelajaran PKn berbasis portofolio terdapat berbagai macam model atau metode-metode pembelajaran, diantaranya adalah : 185 1. Metode Inkuiri Menurut Sumantri dan Johar Permana bahwa metode inkuiri adalah cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan suatu informasi tanpa bantuan guru (Sumantri dan Johar Permana, 2000 : 142) Maksud pengertian diatas adalah peserta didik diberi kesempatan oleh guru untuk mencari berbagai informasi yang sesuai dengan topik pelajaran PKn dari berbagai macam sumber. Guru disini hanya berperan memberikan suatu arahan kepada peserta didik tentang pelajaran PKn yang harus dibahas. Metode ini juga memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri berbagai macam informasi tentang materi PKn yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.Metode inkuiri dapat membentuk mental peserta didik karena peserta didik dapat menemukan suatu konsep belajar yang berdasarkan dengan arahan atau informasi dari guru.Metode inkuiri digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, pengetahuan, sikap dan nilai pada peserta didik. Metode inkuiri sangat layak digunakan dalam proses belajar mengajar dibandingkan dengan metode klasikal atau tradisional yang bisa membuat peserta didik bosan atau malas dalam belajar. Penerapan metode inkuiri adalah dengan cara memberikan suatu pertanyaan atau pernyataan kepada peserta didik. Kemudian peserta didik menjawab pertanyaan atau pernyataan tersebut yang disertai dengan bukti dari berbagai sumber bahwa apa yang mereka jawab itu benar. Bukti tersebut bisa dicari di buku, koran, majalah, internet dsb. Bukti-bukti yang diberikan peserta didik tersebut dapat dijadikan suatu portofolio yang berisi dokumen berupa data yang diperoleh siswa dari berbagai sumber. Misalnya didalam pelajaran PKn kelas 5, terdapat beberapa BAB salah satunya yaitu BAB tentang Menjaga Keutuhan Negara Republik Indonesia.Disini guru hanya memberikan araha atau penjelasan sedikit tentang pentingnya menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI). Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk mencari sendiri yang sesuai dengan bab tersebut dan masih dalam pengawasan guru. Siswa bisa mencari materi tersebut melalui internet atau buku yang ada diperpustakaan.Kemudian siswa harus memahami materi tersebut.Setelah itu siswa 186 diminta untuk menerangkan atau mendeskripsikan materi tentang pentingnya menjaga keutuhan NKRI dari sumber yang dia dapat.Setelah itu, guru meminta siswa untuk memberika contoh perilaku dalam menjaga keutuhan NKRI.Seperti siswa harus mentaati peraturan baik disekolah ataupun dirumah, melaksanakan kegiatan upacara bendera setiap hari senin atau hari-hari nasional. 2. Metode E- learning(Electronic Learning) Metode E-learning merupakan metode pembelajaran yang menggunakan alat elektronik seperti komputer, handphone yang kemudian disambungkan melalui internet. Di dalam metode ini siswa akan berupaya untuk memperoleh bahan-bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Secara efektif dan efisien siswa akan mencari berbagai macam informasi tentang pelajaran PKn yang diperlukan dari berbagai sumber informasi di internet. Penerapan metode ini yaitu dengan cara guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mencari informasi yang sesuai dengan topik atau yang sesuai dengan kompetensi dasar yang sedang dipelajari. Metode ini bisa dibentuk dalam suatu kelompok atau individu. Kemudian hasil pencarian informasi tersebut dikumpulakan atau dipertanggungjawabkan kepada guru yang akan dijadikan portofolio. Contohnya siswa ditugaskan untuk mencari lambang bangsa indonesia beserta semboyan dan disertai penjelasan. 3. Metode VCT (Value Clarivication Technique) Metode VCT (Value Clarivication Technique ) merupakan teknik atau cara untuk mengungkapkan suatu nilai. Yang dimaksud nilai disini adalah nilai-nilai yang terdapat dalam suatu pokok bahasan, cerita, lagu atau nyanyian, peristiwa atau kejadian, perilaku dsb. Model ini diterapkan oleh guru dengan cara guru memberikan sebuah cerita, peristiwa atau kejadian yang kemudian peserta didik membaca dengan seksama. Kemudian peserta didik harus bisa menganalisa dari apa yang dibaca tersebut. Setelah itu siswa diminta untuk menyebutkan nilai-nilai apa saja yang terdapat di dalam cerita tersebut. Misalnya guru menceritakan tentang Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia.Siswa harus bisa mendengarkan dengan cermat dan seksama. Kemudian siswa harus bisa menganalisa apa saja nilai-nilai yang terdapat di dalam cerita tersebut. Guru menceritakan harus dengan nada dan irama yang bagus. Guru bercerita juga harus dengan gambar-gambar yang menarik agar siswa mudah 187 memahami materi tersebut atau topik yang diceritakan.Kemudian siswa harusmenganalisisapa saja nilai-nilai yang terdapat dariceritatersebut.Contoh lain yaitu guru mengajak peserta didik untuk menyanyikan lagu 17 agustus 1945 secara bersama-sama. Kemudian siswa harus bisa memahami apa saja nilai-nilai yang terkadung di dalam lagu tersebut. Seperti nilai kemerdekaan bangsa Indonesia. Metode pembelajaran PKn berbasis portofolio juga terdapat beberapa langkah-langkah yang dapat membantu pengajar untuk menjelaskan materi yang akan diberikan kepada peserta didik dan peserta didik dapat memahami dan mengerti isi dari tugas yang diberikan oleh pengajar dengan menggunakan metode pembelajaran portofolio.Dalam pembelajaran PKn berbasis portofolio, satu kelas akan dibagi ke dalam empat kelompok. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk membuat satu bagian portofolio kelas. Tugas-tugas tersebut berkaitan dengan mata pelajaran PKn, setiap kelompok portofolio adalah sebagai berikut: a. Kelompok portofolio satu: menjelaskan materi Kelompok ini bertanggungjawab menjelaskan materi tentang keputusan bersama.Selain itu juga harus menjelaskan beberapa hal yang meliputi alasan mengapa yang disajikan adalah materi tentang keputusan bersama yang harus dipahami dan mengapa seseorang atau suatu kelompok jika dalam mengambil keputusan bersama harus dengan cara bermusyawarah mufakat. b. Kelompok portofolio dua: menilai kebijakan alternatif yang disarankan untuk memecahkan masalah Kelompok ini bertanggungjawab pengertian keputusan bersama dan atau menjelaskan kebijakan-kebijakan alternatif yang dibuat untuk melaksanakan dan mematuhi hasil keputusan bersama. c. Kelompok portofolio tiga: menerapkan keputusan bersama Kelompok ini bertanggungjawab untuk mengembangkan dan menerapkan tata laksana tentang keputusan bersama. d. Kelompok portofolio empat: membuat rencana tindakan Kelompok ini bertanggungjawab membuat rencana tindakan yang menunjukkan bagaimana cara seseorang atau suatu kelompok dalam bermusyawarah agar menghasilan keputusan bersama. Alasan digunakannya portofolio adalah karena portofolio dianggap sebagai suatu “authentic assessment ” atau “ performance assessment ” dalam proses pendidikan. 188 Yang dimaksud authentic assessment adalah teknik evaluasi belajar yang sengaja dirancang agar penilaian yang diberikan kepada peserta didik dijamin keasliannya, kejujuran dan hasilnya dapat dipercaya. Sedangkan performance assessment merupakan tuntutan perkembangan zaman, dimana pengukuran performance dihubungkan dengan pengawasan terhadap penguasaan peserta didik terhadap kurikulum inti. E. Alat Evaluasi Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio Di dalam model pembelajaran PKn berbasis portofolio juga dibutuhkan suatu alat evaluasi. Evaluasi hakikatnya adalah penilaian program, proses dan hasil pendidikan. Evaluasi itu puncak dari proses belajar, menjadi titik kulminasi dari proses kegiatan keseluruhan. Evaluasi yang merupakan kulminasi adalah penilaian keberhasilan dari seluruh rangkaian proses kegiatan belajar mengajar. Pengertian evaluasi sebagai suatu penilaian secara umum merupakan kegiatan yang sifatnya kualitatif. Sedangkan evaluasi sebagai suatu kegiatan pengukuran untuk mengetahui keberhasilan merupakan secara kuantitatif.Dalam kegiatan pengukuran, evaluasi itu sifatnya lebih eksak dengan menerapkan secara kuantitatif yang ditentukan angka-angkanya.Jadi untuk menentukan batas kelulusan, peringkat dan besarnya angka yang dicapai oleh peserta didik.Pengukuran inilah yang berlaku. Sedangkan untuk kualitatif dengan cara menilai baik, sedang, kurang dan buruk atau jelek dari evaluasi yang ditetapkan. Namun, secara keseluruhan yang menentukan tingkat kualitatif yaitu dengan cara pengukuran dengan evaluasi yang digabungkan. Peringkat baik, sedang, jelek atau buruk itu ditentukan dengan angka hasil pengukuran atau kuantitatif. Evaluasi yang kita lakukan dalam proses pembelajaran PKn , memiliki beberapa fungsi yang bermakna, baik bagi guru maupun bagi peserta didik yang sedang menjalani proses pembelajaran. Bagi guru, evaluasi itu berfungsi mengungkapkan kelemahan proses kegiatan mengajar yang meliputi bobot materi yang disajikan, metode yang diterapkan, media yang digunakan dan strategi yang dilaksanakan. Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar memperbaiki kelemahan proses kegiatan mengajar sebelumnya. Sedangkan dipihak peserta didik, evaluasi ini berfungsi mengungkapkan penguasaan materi pembelajaran oleh mereka, dan juga untuk mengungkapkan kemajuannya secara individual atau kelompok dalam mempelajari PKn. Evaluasi, khususnya evaluasi pembelajaran PKn sebagai kegiatan puncak pada proses belajar mengajar, berpihak pada suatu tujuan. Oleh karena itu, tujuan utamanya diarahkan pada tugas kerja guru dan kepntingan peserta didik. Bagi tugas guru PKn, 189 tujuan evaluasi ini untuk mendapatkan umpan balik hasil evalusi yang berharga bagi perbaikan tugas itu selanjutnya. Dari hasil evalusi tadi, dapat dianalisis faktor-faktor penunjang dan penghambat proses belajar mengajar yang dapat dijadikan landasan perbaikan tugas kerja guru PKn tersebut. Dari sudut peserta didik, tujuan evalusi ini adalah untuk mendorong mereka belajar PKn sebaik-baiknya agar mencapai makna sebesar-besarnya dari apa yang mereka pelajari. Bagi perserta didik yang hasil evalusianya lemah, menjadi masukan bagi guru dalam menyusus program bimbingan individual untuk mereka dalam meningkatkan keberhasilan belajar PKn. Pada akhirnya, evaluasi ini juga merupakan laporan kepada masyarakat (orang tua) tentang hasil belajar para peserta didik. Evaluasi pembelajaran PKn yang memenuhi syarat mencapai tujuan yang sebaikbaiknya, harus berlandasan asas evaluasi yang meliputi (1) asas komprehensif atau asas keseluruhan, (2) asas kontinuitas atau asas kesinambungan, dan (3) asas objektif. Asas komprehensif pada evaluasi pembelajaran PKn, menentukan bahwa syarat evaluasi itu harus meliputi kesuluruhan peserta didik yang dievalusi, meliputi penguasaan materi (pengetahuan), kecakapan (kecerdasan) keterampilan, kesadaran, dan sikap mentalnya. Jika berpegang pada taksonomi bloom, evalusi itu meliputi aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Asas kontinuitas pada evaluasi pembelajaran PKn mempersyaratkan bahwa evalusi itu wajib dilakukan secara berkesinambungan mulai dari sebelum (pra) proses mengajar-membelajarkan PKn itu dilaksanakan, selama proses itu berjalan atau ditengah-tengah (mid) proses langsung dan setelah (pasca) proses tersebut berakhir. Pengajuan pertanyaan atau lontaran masalah oleh anda selaku guru PKn itu terus dilakukan sebagai upaya pengecekan keberhasilan proses. Sedangkan asas objektif pada evaluasi pembelajaran PKn mensyaratkan bahwa evaluasi itu menilai dan mengukur apa adanya. anda sekalu guru PKn wajib memperlakukan bahwa tiap peserta didik memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk dievaluasi, kecenderungan sikap subjektif dari anda selaku guru, harus disingkirkan. Dengan demikian, evalusi yang baik dan memenuhi syarat, wajib dirancang sebaik-baiknya sesuai dengan asas-asasnya. Evaluasi pembelajaran PKn secara menyeluruh, meliputi bentuk-bentuk tes dan nontes. Kedalambentuk tes, termasuk tes objektif, tes esai (uraian), dan tes lisan. Sedangkan kedalam nontes, meliputi tugas dan penampilan. Dalam pelaksaan evaluasi pembelajaran PKn ini tentu saja anda menentukan bentuk mana yang paling serasi dengan tingkat kemampuan dan perkembangan kemampuan peserta didik yang dievaluasi.Namun yang paling penting, fungsi, tujuan dan asas evaluasi tetap menjadi landasan.Untuk 190 mendapatkan citra dimana dan kapan evaluasi itu dilakukan, anda perhatikan bagan berikut ini. Pra Pembelajaran Kemampuan peserta didik. awal Proses Pembelajaran Pasca Pembelajaran Perkembangan kemampuan peserta didik selama pembelajaran PKn Perubahan perilaku/ kemampuan peserta didik setelah pembelajaran PKn berakhir Evaluasi Evaluasi sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik itu bagaimana.Dengan mengetahui kemapuan awal ini, anda selaku guru PKn dapat membandingkan kemampuan sebelum pembelajaran dengan kemampuan setelah pembelajaran itu berakhir.Dengan demikian, anda dapat mengetahui perubahan perilaku dan kemampuan sebagai hasil pembelajaran PKn. Evaluasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung, terutama bukan untuk menilai kemampuan, melainkan untuk mencek apakah proses pembelajran yang sedang berlangsung itu dapat diserap ata tidak oleh peserta didik. Pada kesempatan ini sekaligus anda dapat memperbaiki tugas kerja anda selaku guru PKn, jika prosesitu tidak memenuhi sasaran. Evaluasi pada tahap pasca pembelajaran, adalah evaluasi sesuai dengan fungsi dan tujuan yang mengungkapkan keberhasilan pembelajaran PKn, baik dari pihak pemenuhan tugas anda selaku guru PKn maupun dari pihak peserta didik yang menjadi subjek utama dalam pembelajaran PKn. Melalui pelaksaan evaluasi sebagai titik kulminasi, segala macam yang berkaitan dengan PKn sebagai proses pendidikan.Alat evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman peserta didik. 191 Menurut Gagne dan Briggs berpendapat bahwa kriteria pokok yang menandai perolehan kemampuan adalah apabila peserta didik dapat menemukan sendiri generalisasi atau antitesa dari apa yang dipelajari sehigga menjadi suatu bentuk kemampua baru (Gagne dan Briggs : 1985). Maksud dari pengertian di atas adalah kriteria pokok peserta didik dilihat dari kemampuan peserta didik setelah dapat menyimpulkan atau menalarkan suatu pelajaran yang di dapat dari pengajar dan kesimpulan tersebut mejadi suatu kemampuan baru pada diri peserta didik.Dimana peserta didik harus bisa menyatukan berbagai pendapat yang bertentangan.Alat evaluasi membutuhkan suatu tes yang benar-benar konsisten. Menurut Arikunto Alat evaluasi yang harus dikembangkan berupa tes acuan patokan yang disusun berdasarkan TPK sehingga tes tersebut benar-benar konsisten denga perilaku yang seharusnya diukur (Arikunto : 1987). Alat evaluasi berupa suatu tes acuan yang sesuai dengan TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus).Tes yang dapat mengukur tingkat pencapaian peserta didik terhadap perilaku yang terdapat dalam tujuan pembelajaran khusus.Tes juga harus dilengkapi denga petunjuk mengerjakan tes, lembar jawaban serta kunci jawaban untuk menjamin objektivitas penilaian demi kepentingan mengajar. Sebaiknya sebelum menggunakan soal-soal tersebut akan dianalisis terlebih dahulu melalui penentuan daya pembeda(discriminating power) dan taraf kesukaran(difficully index). Setelah itu akan dihitung derajat validitas realibilitas tes demi menjamin adanya tes memadai untuk digunakan. Sedangkan penggunaan alat evaluasi berupa non tes disusun berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang diharapkan akan dimiliki oleh peserta didik pada saat pelaksanaan tugas. Alat ealuasi berupa non tes terdiri dari lembar penilaian diskusi, lembar monitoring dan angket.Dalam memberikan suatu tugas kepada peserta didik dibutuhkan suatu teknik – teknik penugasan untuk penyusunan portofolio. Melalui penyusunan berkas portofolio telah mengajarkan kepada peserta didik untuk dapat merefleksikan dan bertanggung jawab terhadap kemajuan belajar peserta didik, menilai hasil belajar mereka sendiri dan juga mengatur cara belajar mereka sendiri. Hasil akhir berkas portofolio sangatlah cocok digunakan sebagai tugas akhir dari suatu program pembelajaran.Berkas pengkajian portofolio berisikan sejumlah pengalaman belajar yang ditransformasikan ke dalam suatu bentuk penyajian tentang 192 topik tertentu yang disertai dengan dokumentasi atau kumpulan sumber rujukan yang berupa klipping. Herman Gearhart dan Aschbacher menyatakan bahwa portofolio termasuk belajar dengan mengalami secara langsung (learning by experience),(Herman Gearhart dan Aschbacher 1995). Dimana seseorang belajar secara langsung berhubungan dengan kenyataan yang sebenarnya. Berbeda dengan belajar dimana peserta didik hanya membaca, menulis tentang realita, mendengar atau berbicara tetapi tidak pernah berhubungan secara langsung dengan apa yang dibahas atau dibicarakan dalam proses belajarnya. Pada belajar dengan mengalami “learning by experience”, belajar bukan hanya melakukan observasi tentang gejala atau fenomena, tetapi juga berbuat sesuatu tentang apa yang diamatinya tersebut ataupun menerapkan teori yang dipelajari untuk memperoleh hasil yang benar. F. Teknik Penugasan PKn Berbasis Portofolio Teknik penugasan portofolio bagi pengajar dan peserta didik dapat mendukung kemahiran para pengajar dan mendorong mereka untuk mempertimbangkan secara mendalam berbagai upaya agar peserta didiknya dapat maju dan berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Gearhart, Herman, Baker dan Whittaker). Maksudnya, para pengajar tidak hanya mahir dalam pembelajaran secara konvensional melainkan juga dengan teknik pembelajaran secara portofolio. Dengan melaui teknik penugasan portofolio peserta didik dapat merefleksikan dan bertanggung jawab pada kemajuan belajar, penilaian terhadap hasil belajar dan cara belajar mereka sendiri. Portofolio dapat memberikan bukti yang dapat dipercaya oleh orang tua dan lingkungannya terhadap prestasi belajar peserta didik.Penugasan portofolio diberikan kepada peserta didik sebagai tugas akhir dari suatu program pendidikan. Slameto menuliskan bahwa pemberian tugas dan resitasi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk dikerjakan di luar jadwal sekolah dalam rentangan waktu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan (dilaporkan) kepada guru. (Slameto, 1991). 193 Teknik penugasan adalah suatu penyampaian dimana peserta didik diberi suatu persoalan atau problema ataupun topik tertentu yang harus dibahas atau diselesaikan oleh peserta didik dalam jangka waktu tertentu dan hasilnya harus dilaporkan kepada bapak/ibu guru.Pemberian tugas kepada peserta didik bertujuan untuk mengetahui kemampuan masing-masing peserta didik dalam suatu teori. Teknik penugasan ini bertujuan : 1. Memberikan kesempatan yang berharga bagi peserta didik untuk belajar dan berkarya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Peserta didik bebas berfikir secara kreatif dan berinovatif untuk menghasilkan suatu karya. 2. Membimbing peserta didik melalui jalan yang tepat sehingga kegagalankegagalan dapat dikurangi. Guru akan selalu membimbing murid-muridnya untuk berperilaku baik, mempunyai tata krama, bertanggungjawab dan sebagainya sehingga peserta didik bisa menuju suatu kesuksesan. 194 BAB 18 “PEMBELAJARAN PKN BERBASIS TEMATIK DI SD/MI” Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Pembelajaran PKn Berbasis Tematik di SD/MI Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Korelasi Posisi Pendidik dan Peserta Didik dalam Kurikulum 2013 Berbasis Tematik saintifik 195 b. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Pentingnya Pembelajaran PKn di SD/MI c. Mahasiswa Dapat Menganalisis Alat Evaluasi Tematik d. Mahasiswa Dapat Mengevaluasi Kekurangan Dan Kelebihan Pembelajaran Berbasis Tematik A. KORELASI POSISI PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 BERBASIS TEMATIK SAINTIFIK Penglihatan, pendengaran, pikiran dan psikomotor yang ada pada peserta didik haruslah digali secara optimal. Karena itu dalam sebuah kegiatan pembelajaran atau pendidikan, pendidik memiliki tanggung jawab yang besar. Yaitu bagaimana cara pendidik untuk secara aktif menjadi pemeran utama dalam mendidik dan membimbing peserta didik agar pegelihatan, pendengran, pikiran dan psikomotor peserta didik dapat digunakan secara optimal. Psikomotor disini yang dimaksud adalah bagaimana keterampilan sang peserta didik. Pendidik dituntut untuk dapat menggali kemampuan peserta didik secara optimal, karena setiap peserta didik, setiap individu itu secara psikologis mereka terlahir sebagai manusia yang aktif. Dan disini pendidik harus mengarahkan keaktifan itu pada hal yang edukatif. Oleh karenanya mengapa peserta didik dan pendidik tersebut saling berketerkaitan antara satu sama lain. Satu sama lain saling membutuhkan, peserta didik membutuhkan pendidik, begitu pula sebaliknya. Begitu juga dengan keadaan lingkungan belajar, lingkungan belajar haruslah mendukung dalam kegiatan belajar dan mengajar. Seperti yang dijelaskan pada UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 10, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh sebab itu pembelajaran harus dibangun dari siswa tersebut sehingga meminimalisir peran seorang guru, yang mana nantinya akan menimbulkan keaktifan pada siswa dan memfasilitasi siswa belajar. Interaksi disini yang dimaksud adalah bagaimana antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar haruslah saling bekerjasama dalam melaksanakan perannya masing-masing. Guru sebagai pendidik, siswa sebagai peserta didik, serta lingkungan belajar sebagai pelengkap sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar yang ada. Oleh karena itu mengapa dikatan bahwa pembelajaran yang aktif adalah pembelajaran yang meminimalisir peran pendidik, namun mengoptimalkan keaktifan peserta didik. Zaman yang semakin maju menuntut terciptanya insan-insan yang aktif, itulah salah satu alasan mengapa perlunya keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Selain itu kektifan peserta didik juga dapat menciptakan sifat kemandirian pada peserta didik itu sendiri. Bukan hanya sifat kemandirian saja, sifat kerjasama juga dapata tercipta dalam hal ini. Misalnya 196 didalam kelas mereka dibentuk kelompok dan diberi tugas untuk menganalisis. Bukan tidak mungkin apabila dalam pengerjaan tugas tersebut mereka mampu bekerjasama yang nantinya sifat keaktifan mereka akan muncul dengan turut andil mengerjakan tugas yang diberikan. A. KURIKULUM 2013 BERBASIS TEMATIK Mengenai tentang belajar dan pembelajaran, setiap daerah memiliki keberagaman variasi dalam bahan ajar atau kurikulum. Bisa jadi dalam satu Provinsi, setiap Kabupaten memiliki bahan ajar yang berbeda. Bisa pula terjadi dalam satu Kabupaten, setiap Kecamatan memiliki bahan ajar dan strategi yang berbeda pula. Bukan tidak mungkin setiap sekolah memiliki visi misi dalam hal pembelajaran yng mereka ingin kembangkan sendiri. Pada era pendidikan saat ini setiap daerah, bahkan setiap sekolah pun memiliki kurikulum yang berbeda. Berbeda disini yang dimaksud adalah, bahwasanya mereka hanya mengembangkan kurikulum yang ada sesuai dengan keadaan daerah masing-masing, tak terlepas dari SNP atau Standar Nasional Pendidikan yang ada. Jadi intinya kurikulum dikembangkan, bisa jadi ditambah ataupun dikurang, akan tetapi tetap terikat pada SNP yang ada. Standar Nasional Pendidikan (SNP) berfungsi sebagai pengikat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan oleh setiap setiap sekolah dan satuan pendidikan di berbagai wilayah dan daerah (Mulyasa, 2008: 2) Dengan demikian seperti yang disebutkan sebelumnya setiap sekolah dan satuan pendidikan memiliki warna yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan ini dikarenakan kurikulum disesuaikan dengan keadaan daerah masing-masing, diseuaikan dengan kebutuhan wilayah dan daerah masing-masing, serta disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan peserta didik pada daerah masing-masing. Namun akhir-akhir ini ramai diperbincangkan tentang kurikulum baru yang membuat banyak pihak mengeluh, yaitu Kurikulum 2013 atau biasa disebut K13. Entah dari pihak pendidik maupun pihak wali murid merasa bingung dengan sistem kurikulum yang baru ini. Menurut mereka K13 ini terlalu susah untuk dipahami. Entah mereka yang belum paham mengenai K13 atau memang benar kata mereka bahwa K13 memang sulit adanya. Benar atau tidaknya kesulitan berbagai pihak mengenai K13, pada dasarnya pemerintah memiliki alasan tersendiri pada perubahan kurikulum ini. Tentunya pemerintah mempunyai visi misi tersendiri dalam perubahan kurikulum menjadi K13 ini. Yang tentunya visi misi ini nanti akan membawa pendidikan kita menjadi pendidikan yang lebih maju lagi dari sebelumnya. Yang berfungsi untuk 197 mengembangkan kemampuan peserta didik dan membentuk karakter yang baik serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003). Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, adalah salah satu tujuan Pendidikan Nasional yang mulia. Tidak hanya membentuk karakter yang baik secara fisik dan psikologis, namun juga membentuk karakter yang baik secara religius. Mengenalkan peserta didik, bahwasanya Tuhan itu ada, bahwasanya Tuhan lah yang paling berkuasa dan pencipta alam semesta. Dengan karakter religius peserta didik akan memiliki akhlak yang terpuji. Dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, perlu digaris bawahi bahwa hal ini termasuk tujuan Pendidikan Nasional. Hal tersebut dikarenakan disini Pendidikan Nasional ingin membentuk karakter peserta didik yang cinta tanah air tentunya. Tanpa melupakan kecintaan, keimanan, ketakwaan peserta didik kepada Tuhannya. B. PENTINGNYA PEMBELAJARAN PKN DI SD/MI Pentingnya terciptanya insan-insan dimasa depan yang cinta tanah air mendasari adanya pembelajaran terkait pengenalan peserta didik terhadap tanah airnya. Dengan begitu di setiap jenjang pendidikan diselipkan pelajaran yang membangun rasa nasionalisme peserta didik yaitu, Pendidikan Kewarganegaraan. Yang dimana Pendidikan Kewarganegaraan ini akan diselipkan di setiap jenjang pendidikan sesuai dengan porsinya masing-masing. Tentunya Pendidikan Kewarganegaraan ini tidak lepas dari salah satu tujuan Pendidikan Nasional, dan semua tujuan saling berketerkaitan. Dan untuk membentuk Karakter yang baik pada peserta didik membutuhkan proses dan harus dimulai sejak dini, terutama di bangku Sekolah Dasar tentunya. Berat mungkin untuk anak di bangku sekolah dasar menerima tentang materi “Pendidikan Kewarganegaraan”. Namun yang pasti di bangku sekolah dasar ini jiwa mereka dipupuk terlebih dahulu tentang kecintaan mereka terhadap tanah air ini. Sikap sopan santun, bertanggung jawab, kemampuan komunikasi dlingkungan sosial, adalah sederet tujuan dari Pendidikan Nsional untuk peserta didik di tingkat sekolah dasar. Dimana sederet tujuan ini juga menjadi tanggung jawab materi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pelajaran yang membentuk karakter budi luhur pada peserta didik tingkat sekolah dasar. Oleh 198 karenanya Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya menanamkan rasa cinta tanah kepada tanah air saja, namun juga membentuk karakter yang baik pada peserta didik. Dan ini alasan mengapa karakter peserta didik juga menentukan kelulusan mereka dalam belajar. Acuan sosok peserta didik yang lulus pada tingkat sekolah dasar, a. b. c. d. e. Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Tumbuh sikap beretika Tumbuh penalaran yang baik Tumbuh kemampuan komunikasi/sosial Tumbuh kesadaran untuk menjaga kesehatan badan (Mulyasa, 2013: 21) Yang dimaksud sikap beretika adalah seperti yang disebutkan sebelumnya, siswa harus menunjukkan sikap sopan santun dan beradab terhadap yang lebih tua, guru misalnya. Tidak terkecuali kepada teman sebaya ataupun yang lebih muda dari mereka, peserta didik juga harus mempunyai sikap saling menghormati. “Tumbuh penalaran yang baik ”, maksudnya adalah bahwa peserta didik mempunyai keinginan untuk belajar, rasa ingin tahu yang cukup besar, memiliki inovasi, berinisiatif, kreatif, dan bertanggung jawab. Tentunya sikap-sikap ini diharapkan dalam semua hal, dan terkhusus dalam hal pembelajaran dalam pendidikan. Mengenai tentang “Tumbuh kemampuan komunikasi/sosial”, yang dimaksud ialah peserta didik mempunyai rasa tertib, sadar akan adanya aturan, dapat bekerja sama dengan teman, dan dapat berkompetisi. Mengenai tentang kurikulum baru K13 atau banyak yang menyebutnya pembelajaran berbasis tematik, dan banyak pihak pula yang mengeluh pada sistem baru pendidikan yang diadakan oleh pemerintah ini. Keluhan-keluhan sering kali terdengar dari golongan pendidik. Mereka beranggapan bahwa K13 ini membingungkan, porsi untuk setiap mata pelajaran yang diajarkan juga tidak terbagi dengan rata. Bisa terjadi dalam satu buku 10 halaman berisi tentang Matematika dan 3 halaman berisi tentang PKn. Semua dirangkum secara bertema, sesuai dengan nama kurikulumnya yaitu tematik. Disinilah pendidik bingung dalam menerangkan hal tersebut, karena semua mata pelajaran yang dijelaskan harus saling beketerkaitan. 199 Penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum No 1 KBK 2004 KTSP 2006 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi 2 Standar isi dirumuskan berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran 3 Pemisahan anta ra mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk ketermpilan, dan pembentuk pengetahuan 4 Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran 5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah (Mulyasa, 2013: 63) KURIKULUM 20013 Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan Standar isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi inti yang bebas mata pelajaran Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan dan pengetahuan Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai Semua mata pelajarn diikat oleh kompetensi inti (tiap kelas) Yang dimaksud Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keteramkpilan. Sedangkan yang dimaksud dengan Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Dapat dilihat pada bagan diatas, seperti yang disebutkan juga sebelumnya bahwa di K13 semua mata pelajaran harus bekerja sama dan saling melengkapi. Disebutkan bahwa semua mata pelajaran pada kurikulum 2013 diikat oleh kompetensi inti. Sedangkan pada KBK 2004/KTSP2006 setiap mata pelajaran lepas antara satu dengan lainnya, semua mata pelajaran menerangkan materi yang dikhususkan, seperti kumpulan mata pelajaran terpisah. Jadi bisa kita ketahui disini bahwa Kurikulum 2013 yang berbasis tematik dan KBK2004/KTSP2006 itu jauh berbeda. Oleh karena itu banyak pendidik yang kebingungan dalam mengajar apabila tidak mengetahui atau tidak memahami betul tentang kurikulum ini. C. ALAT EVALUASI TEMATIK Mengenai alat evaluasi apa yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis tematik ini, tentunya pasti banyak tergantung pada tingkat kreativitas guru. Oleh karena itu tingkat keberhasilan kurikulum baru juga berada ditangan pendidik, bagaimana mereka memutar otak untuk menciptakan sarana belajar atau alat 200 evaluasi yang dapat memudahkan peserta didik dalam belajar. Dan yang pasti alat evaluasi ini juga dapat membangun keterlibatan peserta didik secara aktif, karena salah satu karakteristik pembelajaran tematik menekankan pada keaktifan peserta didik dalam pembelajaran, sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman secara langsung dalam keterlibatannya pada pembelajaran yang berlangsung. Tetapi perlu digaris bawahi, bahwasanya dengan hal tersebut pendidik tidak bisa lepas tangan begitu saja. Tanpa adanya pendidik, pembelajaran didalam kelas tibak bisa berlangsung secara maksimal. Pendidik mempunyai hal membimbing dalam pembelajaran pada kurikulum baru ini. Oleh kesuksesan para peserta didik juga berada ditangan para pendidik. Kunci sukses kedua yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah kreativitas guru, karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya, bahkan sangat menetukan berhasil tidaknya peserta didik dalam belajar (Mulyasa, 2013: 41) Oleh karena itu kurikulum itu akan sulit dilaksanakan diberbagai daerah apabila para pendidik belum memahami sepenuhnya tetang kurilkulum ini atau bisa dibilang belum siap. Bisa jadi ketidaksiapan pendidik tidak hanya pada kompetensinya, tapi juga pada tingkat kreativitasnya. Pendidik yang memiliki tingkat kreativitas tinggi tentunya akan membuat tingkat keberhasilan yang tinggi pada proses pembelajaran dan pemahaman yang ditangkap oleh peserta didik akan lebih mudah diterima karena mereka bermain sambil belajar. Maka dari itu mengapa dikatakan pembelajaran yang aktif pada kurikulum ini adalah apabila banyak keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Alat apa yang bisa digunakan untuk pembelajaran, pendidik bisa menggalinya dari peserta didik mereka. Dari apa-apa yang mereka sukai, mereka tertarik dalam hal apa, dan lain sebagainya. Pendidik harus mengenali setiap peserta didiknya, agar apa yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran berjalan dengan lancar. Selain itu pendidik juga bisa menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran, memberikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik. Ini alasan mengapa pendidik harus bisa memahami hobi, minat, sikap, kepribadian, dan kebiasaan setiap peserta didik, karena dengan begitu sasaran alat evaluasi yang digunakan akan lebih tepat kesasaran karena sesuai dengan kondisi peserta didik. Memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran juga salah satu hal yang tidak bisa diremehkan keampuhannya. Karena dengan begitu pembelajaran akan lebih beravariatif lagi, tentunya memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran ini harus dalam hal dapat menarik perhatian peserta didik. Perlu diketahui juga bahwa peserta didik mempunyai tingkat 201 berkembang yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dan juga pendidik harus membangun suasana yang memungkinkan setiap peserta didik bekerja dengan kemampuan masing-masing pada pelajaran, serta dapat mengusahakan keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan pembelajaran. Agar pendidik dapat mengenali peserta didik, pendidik dapat menggunakan format penilaian diri seperti yang terdapat pada buku Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd sebagai berikut : Nama : .............................. Mata Pelajaran : .............................. No Pertanyaan 1 Saya sering kehilangan konsentrasi dalam pelajaran matematika 2 Saya sulit mengikuti pelajaran matematika 3 Saya memerlukan waktu lama untuk belajar matematika 4 Saya tidak dapat mendapat nilai bagus dalam pelajaran matematiaka 5 Saya sulit mengerjakan tugastugas matematiaka 6 Dan seterusnya.. (Mulyasa, 2013: 153) Ya Tidak Catatan Guru Dalam rangka mengenali peserta didik, perbaikan program dan peningkatan layanan pembelajaran, guru juga dapat menjaring data melalui penilaian diri sendiri oleh peserta didik, seperti yang terdapat pada format diatas. Penilaian diri sendiri dilakukan dengan menetapkan sejauh mana kemampuan yang telah diraih oleh peserta didik, atau kemampuan yang telah dimiliki oleh peserta didik dari suatu kegiatan pembelajaran atau kegiatan dalam rentang waktu tertentu, tentunya dengan cara yang dapat menilai dirinya sendiri dan memudahkan pendidik dalam mengetahui apa yang tidak dipahami dan diketahui oleh peserta didik. Bukan faktor dari peserta didik saja namun faktor dari pendidik juga haru dikembangkan, karena guru adalah jalan dimana peserta didik dapat memahami pembelajaran yang ada, kata lainnya adalah guru adalah fasilisator dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru haruslah memiliki karakteristik-karakteristik yang baik, yang menarik sehingga dapat mencapai kesuksesan dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Paham atau tidaknya peserta didik dalam kegiatan pembelajaran terdapat pada karekteristik pendidik 202 tersebut dalam mengajar. Dengan kata lain pendidik adalah salah satu andil yang besar dalam mengantarkan mengantarkan peserta didik ke gerbang kesuksesan. Adapun karakteristik guru yang berhasil dalam pembelajaran secara efektif adalah sebagai berikut, 1. Respek, memahami diri, dan dapat mengontrol diri 2. Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelas, dan seluruh kegiatan pembelajaran 3. Berbicara dengan jelas dan komunikatif 4. Memperhatikan perbedaan individual pserta didik 5. Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif dan banyak akal 6. Menghidari sarkasme dan ejekan terhadap peserta didik 7. Tidak menonjolkan diri dan menjadi teladan bagi peserta didik (Mulyasa, 2013: 44) Pendidik harus bisa resspek terhadap apa yang ada dikelas dan dapat mengontrol emosi sehingga tercipta suasana yang tenang pada peserta didik. Keantusiasan pendidik dalam kegiatan pembelajaran dikelas akan menarik perhatian peserta didik sehingga ingin terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Tentunya kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik apabila pendidik tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu mengapa pendidik harus memiliki banyak pengetahuan, karena dengan begitu kosa kata yang dikenal akan lebih banyak dan akan lebih memudahkan dalam berkomunikasi dengan peseta didik sehingga apa yang diajarkan akan teringat dalam memori peserta didik. Dengan banyak pengetahuan pendidik, tentunya akan menggali dan memutar otak mereka untuk berinisiatif dan mengeluarkan tingkat kreatif mereka dalam kegiatan pembelajaran. Pendidik juga harus menghindari ejekan terhadap peserta didik sehingga mereka tidak takut kepada kita saat kegiatan pembelajaran, hal ini juga dapat berdampak besar pada peserta didik karena bisa saja mereka memiliki trauma terhadap kita. Sehingga dengan menghindari hal tersebut dapat membuat peserta didik menghormati pendidik, karena pendidik juga menunjukkkan kasih sayang. Dan hal yang terakhir yang perlu diperhatikan adalah pendidik sebaiknya tidak membanggakan dirinya sendiri, tidak menonjolkan dirinya sendiri didalam kelas, sehingga dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik. Dalam rangka menyukseskan kurikukulum baru yaitu kurikulum 2013 atau biasa disebut K13, dan menyiapkan pendidik yang siap menjadi fasilisator pembelajaran sebagaimana yang telah dijelaskan diatas hendaknya diadakan musyawarah antara anggota-anggota yang ada dalam lingkungan sekolah. Hal ini diperlukan, terutama untuk menganalisis, mendiskusikan dan memahami buku pedoman dan berbagai hal yang mengenai tentang kurikulum baru ini. 203 D. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PEMBELAJARAN BERBASIS TEMATIK Tentunya pada penyelenggaraan pemerintah ini dalam kurikulum baru yaitu K13, pastinya ada kekurangan dan keunggulan dan kelemahannya. Semua itu tak luput dari kurikulum baru ini, karena bisa dibilang kurikulum ini masih seusia jagung, masih baru, butuh pembenaran dan pasti ada kelebihannya. Oleh karena itu mengapa semua yang ada pada ruang lingkup pendidikan ini harus menjalakan tugasnya dengan baik dan maksimal tentunya dengan pemahaman yang sudah didapatkan, semuanya juga harus berkesinambungan, saling bekerjasama antara satu dengan yang lainnya untuk meminimalisir kekurangan yang ada seiring dengan berjalannya waktu. Semunya juga harus beradaptasi dan memahami lingkungan atau ruang lingkup yang ada. Pemerintah juga harus turut andil dalam kegiatan kurikulum yang baru ini, terutama dalam hal sarana dan prasarana. Dan berikut keunggulan dari kurikulum 2013, Pertama: kurikulum ini menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (konseptual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara ilmiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge) Kedua: kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari pengembangan-pengembangan kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu. Ketiga: ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan. (Mulyasa, 2013: 164) 204 Terkait hal ini keunggulan pada kurikulum 2013, seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa kurikulum ini juga memiliki banyak kelemahan karena kurikulum ini masih baru dalam dunia pendidikan di negara ini. Walaupun dilihat dari keunggulannya kurikulum ini sudah bisa dinilai sempurna dan cocok untuk pendidikan di negara ini. Dimana implementasi kurikulum 2013 diharapkan dapamenghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini dimungkinkan, karena kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi. Mengenai tentang kelemahan pada kurikulum ini, banyak terjadi pada kurangnya pemahaman pendidik pada kurikulum 2013 ini. Namun pendidik tidak dapat sepenuhnya disalahkan dalam faktor kelemahan kurikulum baru ini. Untuk lebih jelasnya tentang kelemahan kurikulum ini diperinci sebagai berikut, 1. Pendidik banyak salah kaprah, karena beranggapan kurikulum 2013 ini tidak perlu menjelaskan materi pada peserta didik dikelas 2. Banyak peserta didik yang belum siap mental terhadap kurikulum 2013 ini karena pendidik dituntut untuk kreatif 3. Kurangnya pemahaman pendidik terhadap konsep pendekatan scientific 4. Pendidik tidak banyak yang menguasai penilaian autentik 5. Tugas menganalisis SKL, KI, KD, buku siswa, dan buku guru belum sepenuhnya dikerjakan oleh pendidik, banyak kasus plagiat disini 6. Tidak pernahnya pendidik dilibatkan dalam proses pengembangan kurikulum 2013 7. Terlalu banyak materi yang harus dikuasai peserta didik sehingga tidak setiap materi bis tersampaikan dengan baik 8. Beban belajar pendidik dan peserta didik terlalu berat sehingga waktu belajar disekolah terlalu lama (Jumal Ahmad, 2014) Kurang lebihnya seperti itu yang dijelaskan oleh Jumal Ahmad dalam blognya. Bahwa banyak juga kekurangan yang terdapat pada kurikulum 2013, hal diatas hanya sebagian yang kami tulis dan sebutkan. Tentunya dengan mengetahui kelemahan ini setidaknya semua ruang lingkup yang terkait pada pendidikan bisa saling bekerja sama dalam membenahi kurikulum 2013 ini. Memang kelemahan ini tidak dapat menghilang begitu saja karena semua juga membutuhkan waktu dan proses yang bisa dibilang cukup lama. 205 206 BAB 19 PENILAIAN ALTERNATIF PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD Tujuan Instruksional Umum : 1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Penilaian Alternatif Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SD Tujuan Instruksional Khusus : a. Mahasiswa Dapat Memahami Definisi Bentuk Penilaian b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Perbedaan Penilaian Tradisional Dengan Penilaian Alternatif c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Pengertian Konsep Dasar Penilaian Alternatif d. Mahasiswa Dapat Memahami Teknik Atau Cara Penilaian e. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Fungsi Penilaian Alternatif f. Mahasiswa Dapat Mengevaluasi Kelemahan Penilaian Alternatif g. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Kelebihan Penilaian Alternatif Penilaian atau yang biasa disebut dalam bahasa inggris evaluation atau assessment. Istilah tersebut tidak asing di dunia pendidikan dan pengajaran. Pada suatu program pendidikan, pengajaran, atau pun pelatihan selalu diadakan penilaian atau assessmen. Tujuan penilaian atau assessmen dilakukan untuk mengetahui apakah proses pendidikan dan pembelajaran sudah dikuasai oleh peserta didik atau belum. Menurut definisi Ralph Tyler dalam Suharsini Arikunto (2003:3) : menyatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Menurut kami jika pendidikan dan pembelajaran sudah dikuasai oleh peserta didik, maka tujuan pendidikan sudah tercapai. Apabila pendidikan dan pembelajaran belum dikuasai oleh peserta didik, maka tujuan pendidikan belum tercapai. Jika proses pendidikan dan pembelajaran belum tercapai permasalahannya bisa pada peserta didik yang kurang memperhatikan saat proses pendidikan dan pembelajaran berlangsung atau bisa juga pendidik (guru) yang kurang kreatif dalam mengajar sehingga peserta didik jadi bosan atau tidak menyukai proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Assesman atau penilaian ada 6 207 bentuk yaitu, penilaian teradisional dan penilaian alternatif, penilaian formal dan penilaian informal, penilaian acuan criteria dan penilaian acuan norma. A. Definisi bentuk penilaian 1. Penilaian Tradisional Menurut Muller (2008), asesmen tradisional adalah penilaian yang mengacu pada ukuran tes pilihan ganda (forced-choice), tes melengkapi (fill-in-the-blanks), tes benar salah (true-false), menjodohkan dan semacamnya. Siswa secara khas memilih suatu jawaban atau mengingat informasi untuk melengkapi penilaian. Penilaian tradisional yaitu penilaian yang menggunakan tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar peserta didiknya. Penilaian ini menilai pembelajaran secara terpisah dari tugas-tugas sehari-hari. Jadi dalam penilaian tradisional ini tes yang diberikan kepada peserta didik memiliki berbagai macam jenis tes dan semua berhubungan dengan (Paper & Pen). Dalam penilaian tradisional ini para peserta didik dapat memilih jawaban mana yang mereka anggap benar atau mengingat pengetahuan yang mereka miliki selama proses belajar untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. 2. Penilaian Alternatif Herman (1997) memberikan semboyan khusus bagi asesmen alternatif dengan ungkapan "What You Get is What You Assess" (WYGWYA). Dalam beberapa literatur, asesmen alternatif ini kadang-kadang disebut juga asesmen autentik (authentic assessment), asesmen portofolio (portfolio assessment) atau asesmen kinerja (performance assessment). Penilaian alternatif adalah pengganti penilaian tradisional yang lebih efektif dan efisien menilai proses dan hasil belajar siswa. Penilaian alternative ini tidak menggunakan tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar peserta didiknya melainkan menggunakan alternatif lain, Penilaian alternatif lain yang digunakan sebagai pengganti penilaian tradisional, seperti Achievement Assessment, Performance Assessment, Authentic Assessment, Portofolio Assessment. Penilaian ini menilai kemampuan untuk menerapkan ketugas sehari-hari, jadi apa saja yang dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran maka itu juga nilai yang diperoleh peserta didik. 208 3. Penilaian Formal Menurut McLoughlin dan Lewis, 1986 Asesmen formal adalah asesmen dengan menggunakan tes standar atau tes baku yang sudah disusun sedemikian rupa oleh para ahli sehingga memiliki standar tertentu. Penilaian formal adalah penilaian yang sebelumnya sudah direncanakan untuk dipergunakan dengan tujuan tertentu, seperti untuk menentukan apakah yang sudah siswa pelajari dalam pembelajaran PKn, atau apakah siswa sudah menerapkan nilainilai pancasila dala kehidupan sehari-hari. Penilaian formal ini bersifat formal dalam artian nilai ini dipergunakan atau diterapkan kepada siswa di waktu-waktu tertentu. Penilaian formal ini melibatkan pengumpulan data yang sudah terrencana sebelumnya dan sistematis. Tujuan penilaian ini untuk menyimpulkan kemajuan peserta didik. 4. Penilaian Informal Menurut Mercer dan Mercer, 1989; Abdurrahman, W., 2003:265; Wardani, 2007:8.25 Assessmen informal adalah penilaian dengan menganalisis hasil pekerjaan siswa atau dengan tes buatan guru, biasanya penilaian ini dilakukan secara sepontan oleh guru. Penilaian informal adalah Penilaian yang dikembangkan oleh pendidik berdasarkan aspek-aspek tertentu atau kurikulum yang perkaitan dengan kemampuan peserta didik. Penilaian ini berupa komentar yang diucapkan oleh pengajar selama proses belajar. Penilaian dilakukan tidak untuk mengetahui rangking peserta didik, penilaian ini dilakukan secara terbuka oleh pengajar terhadap peserta didik. Penilaian ini dilakukan tak terduga tentang apa yang dilakukan atau dikatakan oleh siswa dikelas. Penilaian ini bersifat informal yang artinya penilaian diluar dugaan atau diluar fikiran pengajar tenteng apa yang dilakukan oleh siswanya dalam waktu yang tidak menentu. Penilaian ini melibatkan pengamatan spontan dan tidak sistematis. 5. Penilaian Acuan Kriteria Secara mendasar acuan kriteria adalah penilaian yang membandingkan hasil belajar peserta didik terhadap suatu tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnyaatau dengan kata lain ditegaskan oleh Dick dan Carey bahwa 209 criterion referenced test adalah sekumpulan soal atau items yang secara langsung mengukur tingkah laku yang dinyatakan di dalam seperangkat tujuan performance objectives, maka soal-soal tersebut didasarkan atas behavioral objectives. Penilaian Acuan Patokan atau sering disebut dengan criterion evaluation merupakan penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan acuan yang beda. Dalam penilaian ini penampilan siswa disamakan dengan criteria yang sudah ditetapkan terlebuh dahulu dengan tujuan pengajaran, bukan dengan penampilan siswa lain. Penilaian yang sudah dirancang sebelumnya dan untuk diberitahukan kepada siswanya apa saja yang sudah dicapai oleh siswanya dan apa saja yang belum dicapai oleh siswa relatif terhadap standart atau kriteria yang sudah ditetapkan sebelumya oleh pengajar. Keberhasilan siswa dalam prosedur penilaian patokan tergantung pada penguasaan materi atas kriteria yang sudah ditetapkan. 6. Penilaian Acuan Norma Penilaian Acuan Norma (PAN) yaitu dengan cara membandingkan nilai seorang siswa dengan nilai kelompoknya. Jadi dalam hal ini prestasi seluruh siswa dalam kelas / kelompok dipakai sebagai dasar penilaian. Dalam penggunaan penilaian acuan norma, prestasi belajar seorang sisiwa dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompoknya. (Suharsini Arikunto,2010,237) Penilaian yang mengindikasi seberapa baik prestasi setiap siswa dibandingkan dengan performa teman-teman sebayanya atau mungkin teman seusianya yang ada diluar sana. Penilaian ini memberitahukan secara keseluruhan tentang apa yang dipelajaripeserta didik. Hasil penilaian acuan norma ini membuktikan bahwa seberapa kemampuan peserta didik dalam menguasai pelajaran yang sudah diberikan oleh pendidik. Penilaian ini cenderung menggunakan rentangan tingkat penguasaan seorang peserta didik terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat istimewa sampai mengalamai kesulitan yang sangat serius. Sekarang yang kita akan bahas adalah penilaian tradisional (assessment tradisional) dengan penilaian alternatif (assessment alternative). Setelah kita bahas tadi diatas tentang definisi penilaian tradisional dan penilaian alternatif dapat kita 210 ketahui bahwa penilaian tradisional dianggap kurang efisien dalam menilai hasil belajar peserta didik, maka dari itu penilaian tradisional digantikan dengan penilaian alternatif. Penilaian alternatif pertama kali ada dan di resmikan pada tahun 1980-an. Penilaian alternative ini muncul atau ada untuk menggantikan penilaian tradisional kerena banyak terjadi kritikan terhadap penilaian tradisional. Karena pada awalnya Penilaian tradisional (tes tulis) hanya bisa mengukur sebagian dari hasil belajar seorang anak dan tidak dapat mengukur semua hasil belajar siswa secara menyeluruh. Maka dari itu penilaian tradisional banyak menerima kritikan dari berbagai pihak karena penilaian tradisional tidak efektif kalau di gunakan untuk menilai semua hasil belajar siswa secara menyeluruh . Para ahli pendidikan banyak berbicara mengenai berbagai kelemahan tes baku yang peranannya semakin dominant dalam system persekolahan. Pada tahun 1988 terbit tulisan Grant P.Wiggins dalam Jurnal Phi Delta Kappa yang membahas tentang authentic assessment. Sejak itu para ahli dan praktisi pendidikan mulai ramai membicarakan tentang altyernatif baru dalam pengukuran hasil belajar. Yang dimaksud alternative adalah alternative dari tes baku (standardized testing.) Banyak dari berbagai kalangan atau pihak yang telah mengetahui dan menyadari bahwa penilaian tradisional mempunyai beberapa kekurangan, maka dari itu beberapa para ahli pendidikan telah mengusulkan dan mengupayahkan beberapa penilaian seperti penilaian alternatif untuk mengganti penilaian tradisional yang banyak menuai kritikan. Penilaian tradisional kelemahannya pada saat siswa diuji dengan menggunakan tes (tulis), Karena dengan diadakanya tes tersebut belum bisa menilai secara keseluruhan dari hasil belajar siswa tesebut. Oleh kerena itu semua pihak pengajar (guru) dalam melakukan pembelajaran untuk menilai para siswanya dengan menggunakan penilaian alternatif. B. Perbedaan Penilaian Tradisional Dengan Penilaian Alternatif Ada beberapa perbedaan dari penilaian tradisonal (assessment traditional)dengan penilaian alternative (assessment alternative). Menurut pendapat Grant P. Wiggins (1998) membedakan antara asesmen Tradisioal (tes) dengan asesmen Alternatif. Asesmen Tradisioal (tes) yaitu Penilaian di lakukan untuk menilai kemampuan siswa dalam memberikan jawaban yang benar, Tes yang di berikan tidak berhubungan dengan realitas kehidupan siswa, dan Tes terpisah dari pembelajaran yang di lakukan siswa. Asesmen Alternatif, yaitu Penilaian di lakukan untuk menilai kualitas produk dan unjuk kerja siswa, tes yang di berikan berhubungan dengan realitas kehidupan 211 siswa, dan ada integrasi antara pengetahuan dengan kinerja atau produk yang di hasilkan. Menurut saya perbedaan dari penilaian tradisonal (assessment traditional)dengan penilaian alternative (assessment alternative). Penilaian tradisonal (assessment traditional) Dalam penilaian tradisional ini penilaian yang dilakukan untuk mengetahui atau menilai kemampuan peserta didik dalam menjawab kebenaran soal-soal yang diberikan. Soal-soal yang diberikan pengajar kepada peserta didik tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata peserta didik. Pemberian soal atau tes ini tidak berlangsung bersamaan dengan pemberian materi kepada peserta didik. Hasil penilaian oleh pengajar berbentuk nilai angka atau skor. Penilaian alternative (assessment alternative) Penilaian dilakukan untuk mengetahui kualitas produk dan unjuk kerja yang dilakukan oleh peserta didik. Tugastugas yang diberikan oleh pengajar berkaitan dengan kehidupan nyata peserta didik. Penilaian yang dilakukan Ada kaitannya antara pengetahuan peserta didik dengan produk atau kinerja yang dihasilkan oleh peserta didik. Hasil penilaian yang dilakukan oleh pengajar berupa bentuk kinerja atau laporan prestasi peserta didik. C. Pengertian Konsep Dasar Penilaian Alternatif Penilaian Alternatif (assessment alternative) adalah penilaian yang tidak ada kaitannya dengan tes tulis (assessment traditional), karena penilaian yang dilkukan secara alternatif dapat menilai seluruh kemampuan siswa atau peserta didik secara menyeluruh. Jadi kesimpulannya penilaian alternative merupakan pengganti penilaian tradisional yang kurang sempurna. Penilaian alternative meliputi : 1. Achievement Assessment Achievement Assessment merupakan penilaian hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu (Tu’u 2004:75). Achievement Assessment adalah penilaian umum terhadap para siswa selama masa pembelajaran disekolah. Penilaian ini menilai semua tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar kepada siswanya. Prestasi yang dinilai berkaitan dengan pengetahuan siswa dan daya ingat siswa. 212 Tujuan penilaian prestasi siswa dilakukan untuk melihat atau mengukur sejauh mana pengetahuan dan kepahaman siswa, serta mendiskripsikan hasil belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran disekolah dan melatih siswa untuk mengingat pengetahuan yang mereka miliki. 2. Performance Assessment Performance assessment digunakan untuk menilai kemampuan siswa melalui penugasan. Tugas yang diberikan kepada siswa harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan bermakna bagi siswa (Setyono,2005:3) Performance Assessment adalah penilaian terhadap para siswa untuk menunjukkan pengetahuan apa yang sudah siswa dapat dan ketrampilan apa saja yang sudah siswa kuasai selama proses pembelajaran disekolah. Performance Assessment diperlihatkan oleh siswa salah satunya dalam bentuk menyelesaikan atau mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh guru. Tujuan dari penilaian ini yaitu untuk pelatih potensi siswanya dalam memecahkan masalah, penalaran, dan komunikasi dalam bentuk klompok atau individu yang hasil akhirnya berupa bentuk lisan maupun tulisan untuk dipresentasikan didepan kelompok atau individu yang lainnya. 3. Authentic Assessment Penilaian autentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks “dunia nyata”, yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan. Authentic Assessment adalah penilaian yang menuntut siswanya dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan apa saja yang sudah dimiliki siswa selama masa pembelajaran disekolah, kemudian pengetahuan dan ketrampilan dipraktikkan oleh siswa dikehidupan nyata (lingkungan rumah). Tujuan penilaian ini dilakukan untuk melatih siswanya dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang mereka miliki dalam bentuk portofolio. Penilaian 213 ini dilakukan selama dan sesudah proses belajar mengajar dilakukan dan yang dinilai adalah keterampilan dan penampilan siswanya. 4. Portofolio Assessment portofolio terdiri atas suku kata, yakni port (singkatan dari report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap. Jadi portofolio berarti laporan lengkap segala aktivitas seseorang yang dilakukannnya (Erman S. A., 2003 dalam Nahadi dan Cartono, 2007). Portofolio Assessment adalah penilaian hasil karya atau hasil belajar siswa yang diatur oleh pengajar secara sistematis. Aspek yang diukur dalam penilaian portofolio adalah perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian portofolio ini juga menilai upayah, proses, hasil dan kemajuan pengetahuan siswa yang sudah diperoleh selama pembelajaran yang dilakukan oleh siswa disekolah dari waktu kewaktu. Tujuan penilaian portofolio diantaranya kemajuan atau perkembangan siswanya dalam proses belajar dapat terlihat dengan jelas dan dari penekanan yang dilakukan dalam proses belajar dalam menghasilkan dampak positif pada siswa dalam perkembangan belajarnya. Penilaian portofolio ini juga bisa mengetahui apa saja yang perlu diperbaiki dari siswanya. D. Teknik atau cara penilaian : 1) Unjuk Kerja (Performance) 2) Penugasan (Proyek/Project) 3) Hasil kerja (Produk/Product) 4) Tertulis (Paper & Pen) 5) Sikap 6) Diri (Self Assessment) 1. Unjuk Kerja (Performance) Unjuk kerja (performance) merupakan penilaian yang menginginkan peserta didik untuk mempresentasikan dan mengaplikasikan pengetahuan apa saja yang sudah mereka peroleh selama masa belajar disekolah dengan berbagai macam kriteria yang diinginkan. Pedoman penilaian pada unjuk kerja (performance) yang dilakukan oleh pengajar sangat berkaitan erat dengan rubrik. Unjuk kerja sendiri dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mengawasi semua kegiatan siswa dalam mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh pendidik. 214 Maka dari itu penilaian unjuk kerja cocok untuk dipergunakan menilai pencapaian penguasaan kompetensi peserta didik. 2. Penugasan (Proyek/Project) Penugasan (proyek) merupakan tugas pengumpulan data, pengolahan, dan penyajian data yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek ini merupakan penilaian yang mampu menilai kemampuan peserta didik dalam pemahaman dan pengetahuan dari suatu proyek tertentu, dan peserta didik mampu menginformasikan atau menjelaskan tentang proyek yang telah diselesaikan. Manfaat dari penugasan (proyek) yaitu sangat berdampak positif untuk para peserta didik karena peserta didik bisa mengasah pengetahuan mereka dan keterampilan mera dalam mengerjakan tugas atau proyek yang diberikan oleh pengajar dan bisa memahami sebuah tugas yang sedang mereka kerjakan. 3. Hasil kerja (Produk/Product) Penilaian ini menilai kualitas atau hasil karya siswa termasuk juga dala penilaian pengerjaan karya tersebut. Penilaian dalam hal ini ada 2 kriteria aspek keterampilan yaitu Keterampilan siswa yang menggunakan alat serta prosedur kerja untuk menghasilkan atau menciptakan suatu karya, Aspek kualitas teknis dan estetika karya siswa. Penilaian ini dapat diterapkan pada mata pelajaran kerajinan tangan, kesenian dan mata pelajaran produktif disekolah. Dari penilaian ini para peserta ddidik dapat mengetahui apakah hasil karya mereka sudah baik atau masih perlu diperbaiki kualitas dan estetikanya. Penilaian ini tidak hanya dapat diterapkan dibidang seni melainkan dibidang pembelajaran lainnya juga bisa, seperti di bidang pembelajaran IPA. 4. Tertulis Penilaian ini dilakukan dengan cara tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes dimana soal diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan kemudian siswa tersebut menjawab dengan cara tertulis. Tes tertulis ini sangat tepat diterapkan kapada para peserta didik. Tes tertulis ini bisa menilai hasil pembelajaran siswa yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menjelaskan sebab akibat dan menarik kesimpulan. Dalam penilaian ini kemampuan siswa dalam pengetahuan sangat dibutuhkan, oleh sebab itu 215 setiap siswa harus paham tentang pembelajarann apa saja yang sudah diberikan oleh pengajar (guru). 5. Sikap Pada dasarnya sikap merupakan tingkah laku dari setiap manusia, sebagai gambaran kepribadian manusia tersebut meka penilaian sikap sangat diperlukan. Maka dari itu disekolah juga terdapat penilaian sikap. penilaian sikap ini wajib ada disemua sekolah, baik itu sekolah swasta maupun sekolah negeri. Penilaian sikap yang dinilai diantanya sikap spiritual, penilaian terhadap peserta didik berkaitan dengan iman dan taqwa Sikap sosial, penilaian terhadap pembentukan sikap peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokrasi, dan bertanggung jawab. Penilaian sikap ini bertujuan untuk menilai semua sikap dan tingkah laku siswa selama disekolah. 6. Diri (Self Assessment) Penilaian diri atau self assessment adalah penilaian yang memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bertanggung jawab menilai dirinya sendiri dalam proses pembelajaran. Dalam penilaian ini para siswa diberi kesempatan untuk menilai hasil kerja nya sendiri sesuai dengan pengalaman yang mereka rasakan. Teknik penilaian diri bisa dipergunakan untuk mengukur atau menilai kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor para peserta didik. Penilaian diri ini bisa menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri, para peserta didik juga bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang mereka miliki. E. Fungsi Penilaian Alternatif Dari beberapa penjelasan tentang Penialai Alternatif diatas maka ada beberapa fungsi yang perlu kita ketahui dari penilaian alternatif. Menurur pendapat Gardner (1993) bahawa fungsi penilaian alternative yaitu individu yang kreatif tidak memiliki mental yang unik modul, tetapi mereka menggunakan apa yang mereka miliki lebih efisien dan fleksibel. Cara seperti individu sangat reflektif tentang kegiatan mereka, mereka menggunakan waktu, dan kualitas produk mereka. Maka dari itu dapat saya simpulkan dari pendapat diatas tentang fungsi penilaian alternatif yaitu,: 1. sebagai pemantau perkembangan belajar siswa 216 2. sampai mana kemamapuan dan kinerja siswa selama proses pembelajaran 3. proses yang melibatkan guru dan siswa dalam penilaian kemajuan bahasa siswa 4. untuk menilai individu siswa masing-masing 5. siswa dilibatkan dalam mengambil keputusan tentang lembar kerja mereka untuk dinilai F. kelemahan Penilaian Alternatif Penilaian alternatif ini menilai kepahaman siswa selama proses pembelajaran, maka lebih baik penilaian dilakukan dengan menggunakan komentar dari pada menggunakan nilai numeric, karena nilai memberikan kesan kepada siswa kalau pekerjaan mereka itu berhasil, komentar yang diberikan oleh guru bias memberi gambaran kepada siswa akan pemahamannya dan merupakan dasar untuk pekerjaan berikutnya. Penilaian ini dapat mempengaruhi sikap siswa dalam mencapai hasil penilaian belajar. Siswa yang memperoleh nilai dengan tinkatan yang tinggi dapat berpengaruh pada sikap siswa tersebut. Siswa cenderung menganggap mudah untuk tugas-tugas yang diberikan oleh guru selanjutnya. Dalam hal ini sebaliknya siswa yang mendapat nilai rendah akan cenderung mengalami depresi atau tidak percaya diri dalam hal belajar. Penilaian siswa juga hanya terpusat pada hasil nilai yang telah dicapai oleh siswanya.kebanyakan dari siswa tidak atau belum mengerti apa yang mereka kerjakan dan semua ilmu yang telah diajarkan. G. kelebihan Penilaian Alternatif Kegiatan penilaian alternatif ini bias dipergunakan sebagai proses interaktif yang melibatkan langsung guru dan murid dalam memonitor kinerja murid. Penilaian alternatif ini juga bisa untuk melatih siswa menjadi siswa yang professional dalam mengerjakan tugas-tugasnya yang komulatif. Penilaian ini juga bisa mendorong siswa untuk selalu belajar dimanapun mereka berada, tidak hanya di lingkungan sekolah saja melainkan di lingkungan luar sekolah juga bisa. 217 218 DAFTAR ISI PRAKATA ....................................................................................................... i DAFTAR ISI .................................................................................................... iii BAB 1 PKn Ditinjau Dari Makna Dan Tujuannya Dalam Pembelajaran Di SD A. Makna Pembelajaran PKn ............................................................. 1 B. Membahas History Pendidikan Kewarganegaraan, ..................... 3 C. Cinta Tanah Air Adalah Wawasan Nusantara Yang Perlu Dikembangkan Dalam Mapel PKn ............................................... 9 D. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SD ...... 14 E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran PKn ....................................................................................................... 16 BAB 2 Pkn Dan Dasar Hukum Serta Pelaksanaannya Dan Permasalahannya Serta Solusi Dalam Praktiknya A. Tinjauan Umum Tentang PKn ...................................................... 22 B. Dasar Hukum PKn Pelaksanaan PKn Di SD ................................ 27 C. Pelaksanaan Pembelajaran PKn Di SD ......................................... 35 D. Permasalahan Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pkn ................. 36 E. Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Dalam Pratik Pembelajaran PKn Di SD ............................................................................................. 38 BAB 3 Prinsip – Prinsip Dalam Mengajar PKn Di Sekolah Dasar A. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan ............................................ 49 B. Konsep Teori Mengajar ................................................................. 50 C. Perkembangan Teori Mengajar ..................................................... 51 D. Prinsip Dan Landasan Teori Mengajar.......................................... 54 E. Hubungan Prinsip Mengajar Dengan PKn Di SD ......................... 55 BAB 4 Strategi Sukses Dalam Mengajar Pkn Di SD A. Pengertian Srtategi Mengajar ........................................................ 60 B. Macam – Macam Metode Dalam Mengajar PKn.......................... 64 C. Strategi Sukses Mengajar PKn Di SD ........................................... 68 BAB 5 Antara PKn Dan IPS, Tinjauan Letak Perbedaan Dan Tujuan Mendasar Dalam Pembelajaran Di SD A. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Di SD ............ 74 B. Karakteristik PKn Sebagai Pendidikan Nilai Dan Moral .............. 76 C. Lembaga Pendidikan Serta Peran Lingkungan Dalam Proses Pembelajaran Anak ....................................................................... 76 D. Hakikat Dan Karakteristik Pembelajaran IPS ............................... 78 E. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Di SD . 78 F. Konsep Dan Prinsip Penilaian Pembelajaran PKn Dan IPS Di SD 80 Keterkaitan Mata Pelajaran IPS Dan PKN Dalam Pembentukan Karakter Siswa Di SD A. Pendidikan Karakter ...................................................................... 82 B. Gambaran Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan ............... 84 C. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial ................................................ 86 BAB 6 219 D. Hubungan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosian Dan Pendidikankewarganegaraan ......................................................... 88 BAB 7 Media Yang Sesuai Dengan Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar A. Pengertian Media Pembelajaran .................................................... 90 B. Ruang Lingkup Media Pembelajaran ............................................ 91 C. Fungsi Media Pembelajaran ......................................................... 93 D. Kedudukan Media Dalam Pembelajaran ...................................... 95 E. Jenis Media Dalam Pembelajaran ................................................. 95 BAB 8 Strategi Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Untuk Siswa Kelas Rendah 1,2,3 SD A. Strategi Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Untuk Siswa Kelas Rendah 1,2,3 SD ................................................................. 100 B. Persiapan Untuk Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Siswa Kelas Rendah 1 ,2,3 SD ............................................................... 107 BAB 9 Strategi menyusun sebuah aktivitas pembelajaran PKn untuk siswa kelas tinggi 4,5,6 SD A. Strategi Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Untuk Siswa Kelas Tinggi 4,5,6 SD ................................................................... 110 B. Persiapan Untuk Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Siswa Kelas Tinggi 4,5,6 SD SD ............................................................ 114 BAB 10 Pembentukan Habituasi atau Pembiasaan Karakter Dalam aktifitas pembelajaran Mapel PKn A. Pengertian Pendidikan Berkarakter ............................................... 117 B. Implementasi atau Penerapan Pendidikan Karakter Dalam Mapel PKn ....................................................................................................... 118 C. Tujuan Pembiasaan Pendidikan Berkarakter Dalam PKn ............. 121 BAB 11 Guru Ideal Pada Pembelajaran PKn A. Seperti Apa Guru Ideal Itu ............................................................ 128 B. Apa Arti Kompetensi Guru Ideal .................................................. 129 C. Macam Kompetensi Yang Dimiliki Seorang Guru ....................... 130 D. Bagaimana Cara Mengembangkan Kompetensi ........................... 134 BAB 12 Tantangan Zaman Dalam Pembelajaran PKn, Sebuah Persoalan, Tantangan Dan Fenomena Pembelajaran PKn Dalam Pembentukan Karakter Bangsa A. Wujud Pembelajaran PKn Mewadah Dalam Kehiduan Bermasyarakat, Bangsa Negara Indonesia ............................................................. 138 B. Bagaimana Strategi Dan Kiat Guru agar pembentukan Karakter keBangsaan pada siswa Dapat Menyentuh Kehidupan Masyarakat 140 C. Bagaimana Upaya Dan Strategi Yang Bijak Untuk menjawab Tantangan Dan Persoalan Pembelajaran PKn Dalam Arus Reformasi dan demokrasi saat ini. ......................................................................................... 142 BAB 13 Mengangkat Isu-Isu Lokal, Sosial Dan Global Pada Pembelajaran PKn Di SD Sebagai Upaya Pendekatan Konstektual A. Pengertian Isu-Isu Sosial Dan Global .......................................... 146 220 B. Apa Pentingnya Siswa Dalam Pembelajaran PKn, Yang Di Lakukan Dengan Pendekatan Yang Mengangkat Isu Isu Sosisal, Lokal Dan Global Dalam Pembelajaran PKn ................................................. 151 C. Apa Kaitan Pembelajaran PKn Di SD Melalui Pendekatan Konstektual Yang Di Hubungkan Dengan Kajian Isu-Isu Sosial Lokal Pada Pembelajaran ................................................................................. 152 BAB 14 PKn Sebagai Jembatan Untuk Pembentukan Moral Knowledge A. Pengertian Moral ........................................................................... 154 B. Penanaman Nilai-nilai Moral ........................................................ 156 C. Pengintegrasian ............................................................................. 161 D. Muatan Lokal ................................................................................ 164 E. Kearifan Lokal............................................................................... 166 ....................................................................................................... BAB 15 Implementasi Dan Pelaksanaan Pendidikan Anti Korupsi Bagi Siswa SD Sebagai Upaya Penanaman Karakter, Kejujuran Dan Keterbukaan A. Penanaman Karakter Di SD .......................................................... 167 B. Pengertian Korupsi Secara Umum ................................................ 168 C. Pendidikan Anti Korupsi Dan Implementasinya Pada Siswa SD . 170 D. Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Diberikan Kepada Siswa SD 172 E. Pengembangan Kantin Kejujuran Dalam Rangka Pendidikan Anti Korupsi Di SD ............................................................................... 175 BAB 16 Mengajarkan Praktik Berpendapat Di Muka Umum, (Praktik Penghargaan Ham Di Lingkungan Sosial) A. Tinjauan Umum Tentang Kebebasan Berpendapat ....................... 179 B. Tinjauan Umum Tentang HAM .................................................... 182 C. Bagaimana Mengajarkan Praktik Di Muka Umum ....................... 189 BAB 17 Merancang Model Pembelajaran PKn berbasis Portofolio di SD/MI dan Alat Evaluasinya A. Pengertian Model Pembelajaran.................................................... 191 B. Pengertian Portofolio..................................................................... 192 C. Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio ......................................... 193 D. Metode – Metode Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio............ 194 E. Alat Evaluasi Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio .................. 197 F. Teknik Penugasan PKn Berbasis Portofolio ................................. 201 BAB 18 Pembelajaran PKn Berbasis Tematik di SD/MI A. Relasi Pendidik dan Peserta Didik ................................................ 203 B. Kurikulum 2013 Berbasis Tematik ............................................... 204 C. Pentingnya Pembelajaran PKn di SD/MI ...................................... 205 D. Alat Evaluasi Tematik ................................................................... 207 E. Kekurangan Dan Kelebihan Pembelajaran Berbasis Tematik ...... 211 BAB 19 Penilaian Alternatif Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SD A. Definisi Bentuk Penilaian.............................................................. 214 B. Perbedaan Penilaian Tradisional Dengan Penilaian Alternatif ..... 218 221 C. D. E. F. G. Pengertian Konsep Dasar Penilaian Alternatif .............................. 219 Teknik Atau Cara Penilaian .......................................................... 221 Fungsi Penilaian Alternatif............................................................ 223 Kelemahan Penilaian Alternatif .................................................... 224 Kelebihan Penilaian Alternatif ...................................................... 224 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 225 GLOSARIUM INDEKS TOPIK INDEKS PENGARANG DAFTAR PUSTAKA Abdul Azis Wahab.(2002).Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung : CV.Maulana Abdurrachman, 1985. Tebaran Pemikiran Mengenai Hukum Agraria, Bandung, Alumni. Ali, M. (2007). Teori dan Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar, Program Magister Pendidkan . Ali, Faried,1996. Hukum Tata Pemerintahan dan Proses Legeslatif di Indonesia, Jakarta, RajaGrafindo. Al-Muchtar dalam Hand Out.Strategi Belajar Mengajar (2001:33). Amin, zainull ittihad, 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Universitas Terbuka. Angkowo, R. Dan A, Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran Jakarta, PT. Grasindo, 2007. Arikunto, Suharsimi. 2005.”Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan”. Bumi Aksara : Jakarta. Arsyad,Azhar, Media Pembelajaran. Jakarta , PT . Raja Grafindo Persada, 2006 Asmani, Jamal Ma’mur. 2014. Tips menjadi Guru Inspiratif, Kreatif,dan Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press. Bisri, Ilhami, 2003. Hukum Pidana: Prinsip Pengaturan dan Penerapan di Indonesia, Jatinogor, Alqaprint. 222 Briggs, Leslie J. 1977. Instructional Design. Principles and Application. Engle Cliffs, New Jersey : Educational Technology Publication. Bueden, Paul R and Bryd, David.. 1999. Method for Effective Teaching. Second Edition. Boston: Allyn and Bacon. Bunyamin Mftuh. 2011. Internasionalisasi Nilai – Nilai Pancasila Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Darwanto, 2007 Televisi sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar Deflem, Mathieu, Habarmas, Modernity and law. London: Sage, 1996. Depdiknas. 2006. Model-model Pembelajaran yang Efektif. Bahan Sosialisasi KTSP. Jakarta. Depdiknas Dr.Nomensen Sinamo,SH,MH. Hukum Tata Negara. Jakarta: Permata Aksara. 2012. hal 251. Durkheim Emile. 1990. Pendidikan Moral. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama. Fajar, Arnie. 2004. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Fajar, Arnie. 2004. Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Feton dalam Tjipto Sumadi.1999.Pendidikan IPS di SD.Jakarta :Universitas Terbuka. Golemen, Daniel. 2001 Emotional Intelligence; Kecerdasan Emosional, Mengapa El Lebih Penting daripada IQ. Alih Bahasa T. Hermaya. Jakarta : Gramedia. Grace, Elizabeth F. 2006. Pintar membuat portofolio. Jakarta: Esensi Erlangga. Gunawan. 2015. Konsep, Strategi, dan Implementasi Siswa. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hamalik, Oemar. 2008. Pendidikan Guru, Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar.Bandung: CV Pustaka Setia Hariyanto. 2015. Implementasi belajar dan pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Harsono,Boedi, 1999. Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan UUPA, Isi dan pelaksanaan, Jakarta : Jambatan. Hartono, Soenarjati.1991. Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional. Bandung, Heinich, Robert, dkk. Instructional Media and Technologies for Learning. New Jersey: Prentice Hall, 2002. Hering. 1971. Konsep Dasar IPS. Tangerang :Universitas Terbuka. 223 Hero Utomo dan koentjorojakti, Ekonomi Politik Internasional di Pasifik, Jakarta : Airlangga, 1994. Kansil, 2001.Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.2012. Rencana Pembelajaran dan Metode Pembelajaran Serta Model Evaluasi Hasil Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: KPKRI. Kepmendikbud,0186/P/1984. Dasar dasar Kependidikan Jakarta: Rineka Cipta. Killen, Roy.(1998). Effective Theaching Strategies: Lesson from Research and practice, second edition.Australia, Social Science Press. KPPN. 1980. Dasar dasar Kependidikan Jakarta: Rineka Cipta. Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Pembelajaran PKn di SD : Universitas Terbuka. Lickona dalam Herman. 1966. Pembelajaran PKn di SD : Universitas Terbuka. Lickona. 1992. Perencanaan Pembelajaran Bandung: Rosdakarya. Lie, Anita. (2005).Cooperative Learning.Jakarta: Grasindo. Listiyarti, Retno. 2012. Pendidikan Karakter Dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif. Jakarta : Erlangga. Mackenzie Norma.1975.Pendidikan IPS di SD.Jakarta:Universitas Terbuka. Makmur. 2007. Patologi Serta Terapinya Dalam Ilmu Administrasi dan Organisasi. Jakarta : PT. Refika Aditama. Mariane De Marco.2010 dalam Tesis Agus Kirin Budiarto. 2014. Marsell, James L. 1954. Principle of Teaching. Amerika Serikat. Mirna, Amir.(2011).Rahasia Mengajar dengan Kreatif Inspiratif dan Cerdas.Jakarta: Logika Galileo. Muchji akhmad, 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Wahyu Media Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara Mulyasa. 2008. Standart kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosdakarya. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosadakarya Munadi , Yudhi, Media Pembelajaran : Sebuah Pendekatan, Jakarta : GP Press, 2010 224 Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Ormrod, Jaenne Ellis. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlanga Pribadi, Sikun.1982. Dasar dasar Kependidikan Jakarta: Rineka Cipta Prof. Dr. H. Kaelan, M.s, 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : Paradigma Ra`uf. dkk. 2003. Undang – undang republik Indonesia Nomer 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta : BP. Dharma Bhakti Ramsden, Paul. 1992. Learning to Teach in Higher Education. London :Routledge Chapman and Hill Inc. Rohani,Ahmad, Media Instruksional Edukatif. Jakarta, PT. Rineka Cipta , 1997 Sadiman, Arief . S, dkk , Media Pendidikan : Pengertian , Pengembangan dan Pemanfaatannya . Jakarta , PT . Raja Grafindo Persada, 2006 Sanjaya, Wina.(2006).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana, Prenada Media Group. Santosa, Widya. dkk 1994. Garis – Garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Jakarta: Yayasan Taruna Nusantara Indonesia Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Sedyawati Edi. 2012. Budaya Indonesia. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada Shimon philip.fatchul mu’in.2011.Mendidik Generasi Bangsa.Yogyakarta:PT Pustaka Insan Madani Slamet Suyanto. 2011. Implementasi Pendidikan berkarakter melalui Pendidikan terpadu Soemantri. 1967, 1970, Winaputra. 1978. Pembelajaran PKn di SD : Universitas Terbuka Soematri.2001. Pembelajaran PKn di SD. Universitas Terbuka. Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara Somantri.2001.Mendidik Generasi Bangsa.Yogyakarta:PT Pustaka Insan Madani Sriantik W, DKK. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : UT Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Suhan, 2006. Model Pelaksanaan Pembelajaran PKN. Jakarta : Renika Cipata 225 Sujiono,Yuliani Nurani. 2010. Mengajar dengan portofolio. Jakarta: PT Indeks. Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum. Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sumaatmadja, Nursid. 2007. Konsep dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka. Suwarma Al Muchtar, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta : UT. Taniredja, Tukiran.2009: Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Bandung :Alpabeta. Tjipto Sumadi,M.Jafar.1992.Pendidikan IPS di SD.Jakarta:Universitas Terbuka. Udin S. Winataputra, dkk. (2008). Materi dan Pembelajaran Pkn di SD. Jakarta : Universitas Terbuka. Undang-undang dasar RI No 20 Tahun 1989 pasal 39 ayat 2. Undang-undang dasar RI No. 20 Tahun 2003 Wahab, Abdul Aziz. 2014. Konsep Dasar IPS. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka. Wahab, Aziz Arikunto. dkk, 2000. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka Wibowo, Agus. 2015. Pendidikan Karakter Berbasis Lokal di Sekolah. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Winata putra, udin S. 2011. Pembelajaran Pkn di SD. Jakarta :Universitas Terbuka. Yamin, Martinis. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Yuliastuti Rima, Wijianto dan Budi Waluyo. 2011. Pendidikan Kewarga-negaraan. Jakarta: Pusat Kurikulum Dan Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional Zainal Aqib.(2010).Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cedekia Zuriah Nurul.2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan. Malang. PT Bumi Aksara DATA PENDAMPING 226 I. IDENTITAS Nama Lengkap Prof. Dr. Wahyu Sukartiningsih, M.Pd Tempat, tgl-bln-thn Kelahiran Pangkat/Golongan/ NIP Jabatan Fungsional Jabatan Struktural Fakultas/Jurusan/Prodi Perguruan Tinggi Keahlian Alamat Kantor Arjosari, Pasuruan, 18 Januari 1968 Pembina Utama Madya /IVc/196801181994032003 Guru Besar Ketua Prodi S2 Pendidikan Dasar, PPs, Unesa FIP/PGSD Universitas Negeri Surabaya Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kampus UNESA Lidah Wetan Surabaya Telp (031)7524403/Faks (031)7532112 II. RIWAYAT PENDIDIKAN JENJANG SD SMP SPG D2 S1 S2 S3 PROGRAM STUDI Bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia Bidang Pendidikan Bahasa Indonesia INSTITUSI SDN Arjosari I Pasuruan SMPN I Pasuruan SPGN Pasuruan IKIP Surabaya TAHUN LULUS 1981 1984 1987 1990 IKIP Surabaya 1993 Universitas Negeri Malang 1999 Universitas Negeri Malang 2006 III. PENGALAMAN MENGAJAR JENJANG S2 MATA KULIAH Konsep Dasar Bahasa Indonesia Pengembangan PROGRAM STUDI Pendidikan Dasar Pendidikan Dasar INSTANSI Pascasarjana Unesa Pascasarjana TAHUN 2011sekarang 2011227 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Keterampilan Berbahasa Reseptif dan Pengajarannya Metodologi Penelitian S1 Diploma 2 Unesa sekarang Pendidikan Dasar Pascasarjana Unesa 2007sekarang Pendidikan Dasar PGSD Pascasarjana Unesa Pascasarjana Unesa Pascasarjana Unesa FIP, UNESA Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia Kajian Kesastraan PGSD FIP, UNESA PGSD FIP, UNESA Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Metodologi Penelitian, PGSD FIP, UNESA 2010sekarang 20015sekarang 2007sekarang 2006sekarang 2008sekarang 2008sekarang 2007sekarang PGSD FIP, UNESA Penelitian Tindakan Kelas PGSD UT Penulisan Karya Ilmiah PGSD UT Tugas Akhir Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah SD Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi SD Seni Tari dan Drama PGSD PGSD FIP, UNESA FIP, UNESA PGSD FIP, UNESA PGSD FIP, UNESA 1995sekarang PGSD FIP, UNESA 1996sekarang Wawasan Pendidikan Dasar Pendidikan Dasar Tesis (Pembimbing dan Penguji) Kajian Kebahasaan Pendidikan Dasar 2008sekarang 2006sekarang 2006sekarang 2005-2009 1994sekarang 1995sekarang PENELITIAN YANG TELAH TERPUBLIKASI : 228 No. Judul Penelitian Bidang Ilmu Lembaga Tahun 1 Pengembangan Pembelajaran Membaca Dan Menulis Berbasis Balance Literacy Untuk Me Pendidikan Bahasa Universitas (dan Sastra) Negeri Indonesia Surabaya 2013 2 Pendidikan Ilmu Universitas Pemberdayaan Siswa Sekolah Dasar Untuk Berperilaku Pengetahuan Alam Negeri Positif Dan Berkemampuan Berp (Sains) Surabaya 2012 3 Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia Di Kelas Awal SD PGSD Universitas Negeri Surabaya 2014 4 Pengembangan Perangkat Perkuliahan Pengembangan PGSD Pembelajaran Bahasa Indonesia Be Universitas Negeri Surabaya 2012 5 Pengembangan Perangkat Perkuliahan Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia PGSD Universitas Negeri Surabaya 2013 6 Pemberdayaan Siswa Sekolah Dasar untuk Berperilaku Positif dan Berkemampuan Berp PGSD Universitas Negeri Surabaya 2013 GLOSARIUM Achieved Status : Kedudukan Yang Dicapai Oleh Seseorang Dengan Usaha Yang Disengaja. Achievemen Assessment : Penilaian prestasi Afektif : Ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai (watak,prasaan, minat, emosi). Akhlak : sikap, prilaku 229 Alinea : Bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu tema yang dalam baris pertama menorok krdalam. Alternatif : Pilihan Diantara Dua Atau Beberapa Kemungkinan Andragogi : proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu struktur pengalaman belajar. Angkuh : Sifat Tinggi Hati, Suka Memandang Rendah Pada Orang Lain Aplikatif : Penerapan. Arogan : Sombong, Congkak, Dan Angkuh Ascribed Status : Suatu Peran Atau Status Yang Diperoleh Berdasarkan Keturunan, Tanpa Memperhitungkan Selera, Kemampuan, Dan Hasil Kerja Seseorang. Assessment Alternative : Penilaian alternative Assessment Traditional : Penilaian tradisional Assigned Status : Kedudukan Yang Diberikan Kepada Seseorang. Authentic Assessment : Penilaian autentik (asli) Bebas aktif :kebebasan untuk menentukan pendapat sendiri terhadap tiap-tiap persoalan masing-masing. Berinteraksi : Saling melakukan hubungan seperti bercakap-cakap. Berpartisipasi : berperan serta ( dalam suatu kegiatan) ikut serta dalam Berserikat :Bersama-sama atau berkelompok pada suatu organisasi Bijak : Suatu cerminan sikap dan perilaku seseorang terhadap sesuatu proses yang ia lihat berdasarkan apa yang ada dipikirannya. Bullying : Suatu kata seperti ancaman yang dilakukan oleh sesama manusia Cakrawala : kaki langit; tepi langit; batas pemandangan; horizon; Cerdas : Sempurna Perkembangan Akal Budinya (Pemikiran Yang Tajam) Civis : Ilmu kewarganegaraan yang isinya mempelajari hubungan antara individu dan individu dan negara Criterion Evaluation : Kriteria evaluasi Criterion Referenced Test : Tes criteria direferensikan Delivery : mengirim Demokrasi : suatu bentuk pemerintahan yang di mana semua warganya memiliki hak setara dalam pengambilan suatu keputusan Demokrasi : adalah bebas bersuara/bersaran Desain : Rancangan Atau Kerangka Bentuk 230 Didaktik metodik : disipilin dalam pengajaran. Diferensiasi Sosial : Pengelompokan Masyarakat Ke Dalam Kelas-Kelas Secara Horizontal, Seperti Ras, Etnis Atau Suku Bangsa, Klan, Agama, Profesi, Dan Jenis Kelamin. Dimensi : adalah suatu ruang Dinamis :Penuh Semangat Dan Tenaga Sehingga Cepat Bergerak Dan Mudah Menyesuaikan Diri Discriminating Index : Taraf kesukaran. Discriminating Power : Penentuan daya pembeda. Disiplin : patuh kepada peraturan Dominan : Bersifat sangat menentukan karena kekuasaan, pengaruh dan sebagainya Edukatif : bersifat mendidik Efek : Pengaruhnya. Efektif : Tindakan yang memberi efek positif Efisien : Tepat Atau Sesuai Untuk Mengerjakan Sesuatu Dengan Tidak Membuang-Buang Waktu, Tenaga, Dan Biaya Secara Percuma Eksklusif : Terpisah Dari Yang Lain (Yang Pada Umumnya), Khusus, Tersendiri, Dan Mewah Eksplorasi : Kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi yang baru. Ekspositori :Metode belajar yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu Ekstaseptif : Merupakan bagian dari ilmu Ekstrimisme : Bentuk penyalagunaan kegiatan berbolitik yang memanfaatkan kelompok organisasi minoritas Electronic Learning : Metode pembelajaran yang menggunakan alat elektronikyang akan disambungkan melalui internet. Emosional : Menyentuh Perasaan Baik Itu, Sedih, Senang, Dan Marah Enkulturisasi : Proses mempelajari nilai dan norma kebudayaan Era : Zaman Esensi : Hakikat inti atau hal yang pokok dalam berpendapat dengan kebenaran atau kejujuran 231 Etnis : Sejumlah Orang Yang Memiliki Persamaan Ras Dan Warisan Budaya Yang Membedakan Mereka Dengan Kelompok Lainnya. Etnosentrisme : Kecenderungan Setiap Kelompok Untuk Percaya Begitu Saja Akan Keunggulan (Superioritas) Kebudayaan Sendiri. Etos Kerja : Semangat kerja yang khas yang dimiliki seseorang Evaluasi : Penilaian akhir Hubungan erat (dengan) tidak dapat diceraikan Evokasi : kebebasan dan kesempatan Exposition : menyaji External : adalah factor dari luar Fakta : adalah kepastian Faktor : hal (Kedaan, Peristiwa) Yang Ikut Menyebabkan (Mempengaruhi) Terjadinya Sesuatu Fasilisator Fenomena : orang yang menyediaakan fasilitas, penyedia : Hal-Hal Yang Dapat Disaksikan Dengan Pancaindra Dan Dapat Diterangkan Serta Dinilai Secara Ilmiah. Fill In The Blanks : Tes untuk melengkapi Forced-choice : Tes pilihan ganda Gagasan : Hasil pemikiran. Gender : Pembedaan Antara Pria Dan Wanita Berdasarkan Faktor Psikologis, Sosial, Dan Budaya. Generalisasi : Perihal pembentukan gagasan atau simpulan untuk suatu kejadian. Geografi : ilmu yang mempelajari tentang lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi Globalisasi Gotong royong Guru professional : Proses masuknya budaya yang mendunia. : bekerja bersama-sama mengerjakan atau membuat sesuatu : guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Hakikat : Intisari atau Dasar. Heuristic : Seni dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan suatu penemuan. History : searah atau cerita Hubungan hierarkis : artinya saling mendasari satu sama lain 232 Identik : adalah sama benar,tidak beda sedikit pun Ideologi : Suatu Sistem Pemikiran Yang Mendukung Serangkaian Norma. Impersonal : tidak bersifat pribadi; tidak berkaitan dengan (tidak mengenai) seseorang. Implementasi : suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan teperinci Individualis : Mempunyai sikap yang tidak mau berinteraksi dengan lingkungannya Individualisasi : sendiri, tunggal Induktif : Bersifat secara induktif. Inisiatif : prakarsa, upaya, tindakan mula-mula yang dimunculkan seseorang Inklusif Inkulkasi Inovasi : Proses Pembelajaran Dengan Layanan Pendidikan Yang Layak : menanamkan nilai moral : pemasukan atau pengenalan hal-hal baru, pembaharuan Inspiratif : Dapat Mengilhami Integral : mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran. Integrasi : Suatu Proses Pengembangan Masyarakat Yang Segenap Kelompok Ras Dan Etnik Mampu Berperan Serta Secara Bersama-Sama Dalam Kehidupan Budaya Dan Ekonomi. Integrative : pembaruan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat Intelektual : Cerdas, Berakal, Dan Berpikiran Jernih Berdasarkan Ilmu Pengetahuan Interaksi : Hal saling melakukan aksi, berhubungan antara orang atau kelompok. Internal : adalah factor dalam Internalisasi : Penghayatan terhadap suatu ajaran Intraseptif : merupakan agama atau nilai-nilai Karakter : (watak) khas yang dimilki seseorang Karakter : sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran , perilaku dan budi pekerti Kearifan : kebijaksanaan; 233 Klasikal : Secara bersama-sama di dalam kelas. Kodrati : Berkaitan dengan kemampuan alami Kognitif : kegiatan yang menyangkut aktivitas otak Komitmen KOMNAS : perjanjian untuk melakukan sesuatu : Komisi Nasional, lembaga yang melindungi hak asasi manusia seluruh warga negara Indonesia Kompetensi pedagaogik : sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni mengajar siswa. kompetensi professional : guru yang memiliki keahlian khusus Komprehensif : Memperlihatkan Wawasan Yang Luas Kondusif : Kondisi pembelajaran yang dapat mengakomodir secara maksimal Konstitusional : keseluruhan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat Konteks : Ling bagian suatu uraian atau kalimat yang mendukung makna Konteks/ konstektual : membuat sesuatu menjadi nyata Kontribusi : Segala bentuk tindakan dan pemikiran yang bertujuan untuk mewujudkan sebuah cita-cita bersama. Konvesional : suatu komunikasi berdasarkan kesepakatan yang dilakukan oleh sejumlah orang. Korupsi : adalah perbuatan jahat yang merugikan negara Kreatif : Memiliki Kemampuan Untuk Menciptakan Sesuatu Yang Baru (Memiliki Daya Cipta) Kriminal : adalah perbuatan penganiayaan kekerasan Kultural : Bentuk jamak dari kata kebudayaan Kurikulum : Perangkat mata pelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan. Multidimensial: situasi yang dialamai oleh suatu bangsa dimana terjadi berbagai pertentangan baik besar maupun kecil dalam bidang politik, sosial, ekonomi, dan juga moral. Learning By Experience : Portofolio termasuk belajar dengan mengalami secara langsung. Learning : belajar Luwes : inisiatif,dimana seorang yang inisiatif dapat mencoba berbagai cara untuk memecahkan masalah. Making : membuat 234 Melestarikan Menginditifikasi : mempertahankan kelangsungan hidup : suatu cara yang di lakukan oleh seseorang untuk mengambil alhi ciri-ciri orang lain Moral : Ajaran tentang baik atau buruk dalam masyarakat mengenai perbuatan sikap, kewajiban dan sebagainya. Motivasi : Dorongan Yang Timbul Pada Diri Seseorang Secara Sadar Untuk Melakukan Sesuatu Dengan Tujuan Tertentu Muatan Lokal : kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Multikultur : Suatu masyarakat yang terdiri dari berbagai maacam latar belakang dan budaya yang berbeda. Mutakhir : Ampuh Atau Mujarab Nasionalisme : sikap politik dan sosial dari sekelompok bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan , bahasa dan wilayah serta kesamaan citacita dan ide Nilai Instrumental : penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar secara lebih kreatif dan dinamis dalam bentuk UUD 1945 dan peraturan perundangundangan, dalam tata urutan peraturan UU NO.10 Tahun 2004 Norma : Pedoman atau petunjuk Obyektif : kenyataan, sesuatu yang dapat di buktikan OKI : merupakan organisasi islam internasional bersifat nonmiliter One Way Method : Guru yang cenderung levbih dominan menggunakan satu metode pembelajaran. Optimal : terbaik, tertinggi, paling menguntungkan Otonomi : penyerahan wewenang dari pemr pusat ke daerah yang berada di bawahya dalam segala aspek kecuali militer, politik luar negeri, fiskal, dan bank sentral. Output : Hasil Langsung Dari Pembelajaran Paradigma : suatu pandangan mendasar dan suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan Patriotik : bersifat cinta tanah air Pembelajaran. 235 Patriotisme : sikap yang bersumber dari perasaan cinta tanah air (semangat kebangsaan atau nasionalisme) Penalaran : proses berfikir yang sistematis dan logis untuk memperoleh kesimpulan Pendidikan Kontruktivistik : Menekankan perkembangan dan konsep dan pengertian yanglebih mendalam. Pengintegrasian : kegiatan menyatu padukan keinginan karyawan dan kepentingan perusahaan, agar tercipta kerjasama yang saling memberikan kepuasan. Penyunsunan :(Komposisi, komponen) Saling berkaitan, menghubungkan Performance Assessment : Penilaian penampilan Persepsi : Tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan. Piket harian : kelompok atau regu yang bertugas menjaga kebersihan kelas Portfolio Based Learning : Pembelajaran berbasis portofolio. Portofolio Assessment : Penilaian hasil karya Potensi : Kemampuan yang dapat di kembangkan. Psikologis : berkenaan dengan psikologi, bersifat kejiwaan Psikomotorik : Ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar. Rasional : menurut pikiran dan pertimbangan yang logis, menurut pikiran yang sehat, cocok dengan akal. Receiptive : menerima Redikalisme : adalah suatu paham yang di buat oleh sekelompok orang yang mengiginkan perubahan atau pembaruhan sosial politik secara drastis dengan menggunakan cara kekerasan Reformasi : Perubahan terhadap suatu sistim yang telah ada pada suatu masa Relevan : Kait-mengait. Resolusi Konflik : Pemecahan Masalah Dalam Pendidikan Revolusi : Perubahan sosial dan kebudayaan secara cepat Role model : Suatu cara model dalam pembelajaran RPP (rencana program pembelajaran ) : sebuah perangkat pembelajaran yang mendukung seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas 236 Rujukan : (sumber) School culture : Cara berpikir dan kepercayaan yang dimiliki warga sekolah Scientific : pendekatan ilmiah bersifat mengamati, menanya, mencoba, menalar Sejarah : Ilmu yang mempejari tentang peristiwa di masa lampau. Self Assessment : Penilaian diri Semi sintetis : adalah bahan yang terbuat dari bahan narkotika alami Sertifikasi guru : Melindungi profesi guru dari dari praktik-praktik merugikan citra profesi guru. Seyogyanya : Sepantasnya atau semestinya. Sintetis : adalah bahan dasar pembuatan narkotika Sistematis : rencana yang sesuai Sosialisasi : berkomunikasi Sosiodrama : metode belajar yang memakai drama kemasyarakatan sebagamedia Standartizet Testing : Alternatif dari tes baku Strategi : Rencana untuk mencapai sasaran. Study : adalah pembelajaran Substansi : Pokok, inti dan isi yang sebenarnya Teaching : mengajar Team teaching : Pengajaran beregu. Tematik : bersangkutan dengan tema Terpadu : menjadi satu Bentuk tanggung jawab penuh terhadap profesinya Tindak Tanduk : tingkah laku; perbuatan; kelakuan. Toleransi : Suatu sikap menerima pihak lain dan menghargai perbedaan Totalitarisme : Paham yang dianut oleh pemerintahan totaliter Transfer Of Knowledge : Kegiatan mentransfer ilmu pengetahuan dan pemahaman. Transfer Of Value : Kegiatan mentransfer nilai-nilai moral dan kebaikan. Transmission : mentransfer True Fals :Tes benar salah Universal : Berlaku untuk semua orang Value clarivication technique : Teknik atau cara untuk mengungkapkan suatu nilai. Variatif : memiliki sifat variasi Watak : adalah sikap seseorang 237 Workshop : sebuah kegiatan yang sengaja diadakan sebagai tempat berkumpulnya orang – orang yang berasal dari latar belakang serumpun untuk memecahkan permasalahan tertentu dengan jalan diskusi. PENGARANG INDEKS A Abdurrahman, W. 216 Abizar 101 Achmad Sanusi 133 Agus Kirin Budiarto 120 Agus Wibowo 122 Ahmad Rohani 92 Al-Muchtar 89 Angkowo 93 Arikunto 200 Asep Barhia 125 Awan Mutaki 87 Azis Wahab 103 B Baker 201 Benny A. Pribadi 96 Briggs 200 Bunyamin Maftuh 119 C Carey 110 Cartono 220 Clark 101 D Dick 110 Djamarah Dan Zain 143 Donald P. Ely 90 Douglas Suparka 102 E E. B. Tylor 149 Ely 92 Erman S. A 220 Etin Solihatin 100 238 F Fatchul Mu’in 82 G Gagne 200 Gardne 223 Gearhart,201 Gerlach 92 Grant P.Wiggins218 Gunawan 124 H Hariyanto,82 Harry S. Trumann 183 Herman 215 Herman Gearhart 201 J J.C.T Simorangkir 185 Jan Materson188 Jhon Stuart Mill179 Johar Permana 194 John Lock 188 Joyce 192 Jumal Ahmad214 K Kh.A. Mustafa Bisri 129 Kokasih ,93 Kolberg ,106 L Lewis 215 Lewis 216 Lickona 141 Loomas 106 M M Jafar 86 Mcloughlin 215 Menurutmcloughlin 216 Mercer 216 Meriambudiharjo 182 Mukhlas Samani 133 Muller 214 Munadi ,93 239 N Nahadi 220 Norma Mackenzie 86 P Pardjono 129 Philips 140 Prof. Notonagoro 189 Prof.Dr.J.Hoogeveld 131 Prof.Muchlas Samani R Rahardi,98 Ralph Tyler 214 Robert Heinich,91 Rudi Gunawan , 87 Ruhimat 138 S Sadiman,98 Saptono 141 Selo Soemardjan 151 Setyono219 Shimon Philip 82 Slamet Suyanto118 Soemantri 117 Soerjono Soekanto 148 Spencer 129 Stephen K. Sanderson 149 Suharsini Arikunto217 Suyanto 126 T Tita Rosita,96 Tjipto Sumadi , 86 Trianto ,111 Turney ,111 U Udin S Winataputra 137 V Vernon S. Gerlac,90 W Wardan Suyanto 129 240 Weil192 Whittaker201 Y INDEKS TOPIK Yudhi Munadi,94 Yusuf Hadi Miarso 129 A Abstrak 92 Acuan 206, 216, Adaptasi 87, 88 Adil 118 Administratif,113 Afektif 85, 82, 89, 95, 193, 221, 223, Agama 146, 184 Agen Politis 119 Akademik 125 132 Akftifitas,110 Akhlak Mulia 139 Aktif 117, 103, 109,191 Aktivitas 105 111 123 127 139 Aktor 122 Aktualisasi 186 Alamiah,106 Alat Dan Media ,95 104 Alat Mekanik,90 Alat Peraga 138 Alat Teknologi 91 Alat informasi 195 Alokasi Waktu 110 Alternatif 193,196,197,214, 215,224 Aman Nyaman 147 Amanat Pancasila 85 Analisis Nilai 102 123 Analisis 87 Andi 185 Andragogi 131 Antitesa 200 Antropologi 86 Antusias 81, 210 Argumentasi 104 Arif 130 Asas Kesinambungan 198 Asas Objektif1 98 Asaskeseluruhan 198 Asaskomprehensif 198 Asaskontinuitas 198 Aschbache 201 Asesmen 120 241 Aspek Sosial 94 Aspek afektif 198 Aspek kognitif 198 Aspek psikomoto 198 Asumsi 105 Audio 108 Autentik 98 B Bahan Pembelajaran 192 Bangsa 135 Bela Negara 137 Bencana Alam 153 Beradab 84 , 121 Beragam Suku 122 Berakhlak Mulia 81,116, 130, 205, 223 Beraneka Ragam 84 97 Beravariatif 208 Berbasis Portofolio 196, 197 Berbasis Tematik 206 Beretika 206 Beriman 116 Berinisiatif 210 Berinovatif 202 Berinteraksi 181 Berjiwa Patriotik 126 Berkesinambungan 86 Berkesinambungan 211 Berkolaborasi 93, 123 Berkompetisi 206 Berkomunikasi 126, 181 Berkontribusi 207 Berkualitas 81, 123, 135 Bermartabat 81 166, 205 Bermoral 81, 116, 191 Bermusyawarah Mufakat 196,197 Berorientasi 93, 116 Berpartisipasi 111, 116, 119 Berpendapat 189 Berperikemanusiaan 121 Berserikat 181 Bertakwa 116 Bertanggung Jawab 116, 189, 193 Bertanya 144 Bertema 206 Berurutan 97 Bervariasi 208 242 Berwibawa 130 Bhinneka Tunggal Ika 149, 150 Bidang Ilmu 133 Bidang Study 145 Budak 151 Budaya 124, 149, 150 Budaya Barat 151 Budi Pekerti 82,100 116 Budi luhur 205 Bulletin 108 Bullying 182 C Cakap 81, 116, 205 Capres 184 Cenderung 82, 224 Ceramah 101, 105 Cerdas116,193,196,197 Cermat 197 Chart 108 Cinta Damai 83, 123 Cinta Ilmu 121 Cintatanah Air 118 D Daya Intelektual 82 Debat 104 Demokrasi Demokrasi 81, 83 105, 116, 117, 118, 181 , 203 Demokratis 192 Depresi 224 Desain 93 Diagram 91 Diformulasikan 193 Diinternalisasikan 125 Dikaji 95 Dimensi Watak Atau Karakter 85 Dinamika 109 Dinamis 126 , 146 Diorganisi 105 Diperbaiki Kualitas 222 Dipraktikkan 220 Diprediksi 105 Disiplin 118, 121 Disiplin Keilmuan 133 243 Diskiriminasi 182 Diskusi 101, 104, 105 Distributif 92 Dokumen 193 Dokumentasi193 Dominan 128, 193 Dosen Killer 122 Drama 97 , 98 Dua Dimensi 98 E Edukasi 97 Edukatif 98, 203 Efek 96 Efektif , 218 Efektif 81, 106, 109, 100, 103, 107, 111, 113, 117 ,133 ,142, 193 , 215 Efektifitas 94 Efektivitas 96, 108 Efisien 215 Efisien 91, 92, 93, 98, 103, 108, 113, 142 191, 192, 193 Ekonomi 86, 98, 124, 127 Eksklusi 119 Eksploitasi 111, 151 Eksternal 82 Ekstrakulikuler 182 Ekstraseptif 88 Ekstrimisme 153 Elaborasi 111 Elatif 92, 95, 217 Elektronik 90, 195 Emosi 96 Enkulturisasi 121 Era Reformasi 117 Esensi 179, 181 Estetika Karya 222 Estetikanya 222 Etika 120, 146 Etnis 124 Etos Kerja 130 Evaluasi 95, 130,197, 214 Assessment 214 Evokasi 102 F 244 Fasilisator 112, 190, 209, 210 Fenomena 201 Fiksatif 92 Film Bingkai 97, 98, 99 Filosofi 139 Fisik 181 Fisik 149 Fitrah 82 Fleksibel 192 Formal 81, 89, 215 G Gagasan180 Gejala 86 Gemar Membaca 140 Generalisasi 200 Generasi 117, 127 , 185 Geografi 86 Global 117, 146 Globalisasi 138, 150, 151 Gotong royong 118 Grafik 90, 108 Guru 127 H Habituasi 124 Hak 119 Hak Asasi Manusia 85, 117, 151, 152 Hakekat 86 Hakkodrati 188 Hakyuridis 186 HAM 179 Hardware 96 Harkat 182 Harmonisasi 148 Hasil Rekayasa 191 Hereditas 82 Hiterogen 94 Hukum 119 Humaniora, 88 Humanis 117 Humoris,106 I Ideal 127 Identik 82 245 Identitas Nasional 85 Iklim 120 Ilegal 152 Ilmiah 88 Ilmu 192 Ilmu Bumi 98 Ilmu Pengetahuan 127, 191 Ilmu Politik 86 Ilmu Teknologi 191 Implementasi 116, 208 Indikator 94 110 Individu 144 Individual 198 Individualis 182 Informal 214, 216 Informasi 138, 146, 194 Inisiatif 123 Inklusif 102, 119 Inovati 191 Inovatif 103, 108, 109 , 123 Inquiry 144 Insentif 96 Inspiratif 111 Institusi Pendidikan 142 Instruktur 91, Instrumen Integratif 88 Interaksi 94, 105, 146, 203 Interaksi Psikologis 99 Interaksi Sosial 109 Interaktif 96, 111, 224 Intergrated 88 Internal 82 Internalisasi Budaya 121 Internalisasi 99 Internasionalisasi 119 Intraseptif 88 Intruksional 92 Isu Lokal 146 Isu Sosial 146 J Jaminan 181 Jasmani 111 Jati Diri 116 246 Jenis Kelamin 182 Jiwa Sosial 119 Jujur 118 Jurnal 108 K Kaidah 151 Kajian Antar Disiplin 85 Karakter 81, 107, 109, 128 Karakteristik 84,98,103,107,132, 209 Karya Wisata 101,106 KBK 207 Keamanan Nasional 141 Keantusiasan 210 Kebangsaaan 84 Kebangsaan 119 Kebebasan Berserikat 189 Keberartian 102 Kebudayaan Nasional 149 Kebutuhan Vital 117 Kecerdasan Emosional 128 Kecerdasan Intelektual 128 Kecerdasan Moral 128 Kecerdasan Motorik 128 Kecerdasan Sosial 128 Kegiatan Pembelajaran 110 Kegiatan 198 Kegiatan mentransfer 191 Kehidupan Bangsa 116 Kekuatan Fisik 87 Kemampuan Emosional 191 Kemampuan Intelektual 107 Kemampuan Spiritual 191 Kemampuan Teknis 82 Kemampuan 191, 193 Kemampuanintelektual 191 Kemandirian 111 Kemandirian 193 Kemdiknas 83 Kementerian 116 Kemerdekaan 181 Kemiskinan 152 Kepemimpinan 120 Kepercayaan 148 Kepiawaian 99 Kerakter 149 Kerja Tim 145 Kerokhanian 99 Kesadaran 102 247 Kesan 224 Kesastraan 98 Kesejahteraan 189 Kesenian 98 Kesimpulan 112 Ketangguhan 193 Keterampilan 222 Keunggulan 107 Kewajiban 119 Kewarganegaraan 84 Kinerja 219 Kinerja Efektif 129 Klarifikasi Nilai 123 Klasikal 112 Klipping 201 Kodisi 181 Kognisi 192 Kognitif 82, 89, 193, 221, 233 Koheren 133 Komentar 224 Komersial 97 Komitmen 103 Komnas HAM 181 Komonikasi 151 Kompetensi 221 Kompetensi Dasar 110, 111, 207 Kompetensi Kepribadian 127 Kompetensi Pedagogik 127 Kompetensi Profesional 127 Kompetensi Social 127 Kompetensiinti 207 Kompetitif 126 Komponen 95, 101, 103 Komprehensif 120 Komputer 96 Komulatif 224 Komunikan 91 Komunikas 92 Komunikasi 104, 206 Komunikatif 83 Komunikator 91 Komunitas 120 Kondisi 107 Kondusif 123 Kondusif 111 Konfirmasi 111 Konflik 150 Konflik Bersenjata 153 Konsekuensi 116 Konsentrasi 209 248 Konsep 133 Konsep Dasar 87 Konsep 194 Konseppendekatan Scientific 212 Konseptua 211 Konseptual 137 Konsisten 130 Konsisten 200 Konstitusi 85 Konteks Sosial 86 Konteksruang 186 Kontekstual 143 Kontruktivisme 144 Kooperatif 144 Korupsi 81, 214 Kreatif 83, 85, 106, 109, 116, 117,191, 193 Kreatifitas 111, 191, 207 Kriminal 81, 151 Krisis Karakter 121 Krisis Moral 81 Kriteria 221 Kritikan 217 Kritis 131 Kualifikasi 207 Kualitas SDM 138 Kualitas Teknik 108 Kualitatif 197 Kuantitatif 197 Kultur 120 Kultur Social 122 Kurikulum 120 L Laboratorium 110 Langkah Kegiatan 111 LCD 108 Leluasa 90 Lembaga 123 Lembar Monitoring 201 Lingkungan 117 Lisan 181 Lukisan 98 M Makhluk sosial 188 Maksimal208 Mandiri 116 249 Manipulasi,99 Martabat182 Masa Lampau, 92 Masyarakat 125 Masyarakat Belajar 144 Mata Pelajaran 110 Materi Ajar 90 Materi Pokok 137 Materi Tercetak 91 Materi 196 Material 148 Matrik Horisontal 112 Matrik Vertikal 112 Media 119 Media Belajar 108 Media Gambar 98 Media Grafis Visual 98 Media Massa 181 Media Pembelajaran 90 Media Visual 108 Media 112 Media 90 Melindungi Lingkungan 153 Memadukan 103 Memaksakan kehendak 189 Memanifestasikan 120 Membahas 193 Membentuk Watak 84 Membludak 97 Memfasilitasi 135 Memfitnah 180 Memfokuskan 111 Meminimalisir 203 Memodifikasi 208 Memonitor Kinerja 224 Memotivasi 135 Mempersonalisasi 126 Memprediksi 191 Memproyeksikan 95 Menantang 111 Mendeskripsikan 193 Mendidik 190 Mengaktualisasikan 132 Menganalisis 204 Mengaplikasikan 89 Mengefektifkan 94 Mengekspresikan 120 Mengemukakan179 Menghargai Keberagaman 121 Mengidentifikasi 87 250 Mengimplementasikan 104 Mengindikasi 217 Menginformasikan 222 Menginspirasi 135 Mengintegrasikan 120 Menginternalisasikan 88 Mengkaji 193 Mengkontekstualkan 146 Mengobservasi 123 Mengoptimalkan 191 Menjembatani 100 Menjemukan 103 Menstabilkan 106 Mental 194 Menyuguhkan 101 Merefleksikan 201 Merekonstruksi 92 Merespon 85 Metode 123 Metode Ceramah 104 Metode Inkuiri 194 Metode Klasikal 194 Metode Partisipator 103 Metode Pembelajaran 133 Metode e-Learning 195 Metodologi 93 Mewadahi 181 Minat,111 Misi 184 Modalitas 94 Model Konvensional193 Model pembelajaran 191 Monoton193 Moral 116 Moral Pancasila 103 Motivasi 107 Motivasi Diri 120 MPR 97 Muara , 85 Mufakat,84 Multikultural 119 Musik ,98 Musyawarah189 Mutlak 116 N Narasumber ,109 Narasumber,112 Narkotika 153 251 Nasionalisme 119 Negara 135 Nilai Agama,110 Nilai Kewarganegaraan,110 Nilai Luhur,84 Nilai Moral ,100 Nilai Numeric 224 Nilai Pancasila 119 Nilai-Nilai Moral191 Nilai-Nilai Pancasila 215 NKRI195 Non Pemerintah, 85 Nontes199 Norma 214 Norma 217 Norma Hukum 130 Norma,110 Norma119 Normatif, 92 Nurani,99 O Objek,98 Objektif 131 Objektif 131 Objektif 140 Observasi201 Obyektifitas,107 OHP,108 OHP,95 OHP,99 Operasional 139 Operasional,112 Optimal 191 Optimal191 Optimal203 Optimal91 Organ Reproduksi 151 Organisasi 142 Organisasi-Organisasi181 Otentik 145 Output116 P Pamflet ,108 Pancasialis 137 Pancasila 139 252 Pancasila,100 Paradigma 138 Partai-Partai.181 Partisipasi ,101 Partisipasi Rakya186 Partisipatif193 Partner 120 Pasca198 Patriotisme 119 PBB 153 Pelacuran 151 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran,113 Pelantikan,97 Pelatihan127 Pelayanan Paksa 151 Pelecehan Seksual 122 Pemanasan,111 Pemantau 223 Pembangunanberdikari 186 Pembelajaran Tutorial192 Pembelajaran,112 Pembelajaranaktif 192 Pembentukan Karakter 116 Pemecahan Masalah,102 Pemerasan 151 Pemerintah 116 Pemerintahan 146 Pemikiran (Though) ,100 Pemodelan 144 Penalaran 220 Penalaran Moral,102 Pencabulan, 81 Pendahuluan ,111 Pendekatan 143 Pendekatan,100 Pendekatan,102 Pendidik 130 Pendidikan 138 Pendidikan Formal 116 Pendidikan Karakter ,83 Pendidikan Karakter 116 Pendidikan Nilai Dan Moral,103 Pendidikan Non Formal 116 Pendidikan Politik 119 Pendidikan127 Penerapan,107 Pengembangan Afeksi192 Pengembangan Diri 127 Pengendalian Diri 139 Pengetahuan 222 253 Pengetahuan191 Pengorganisasian,105 Pengungkapan Nilai,102 Penilaian 218 Penilaian Alternatif 219 Penilaian,110 Penilian Autentik 144 Penindasan 151 Penugasan 221 Penyelundupan 152 Penyuluhan Informasi,90 Penyusunan RPP 136 Peperangan 153 Peradaban Bangsa 116 Perampokan , 81 Perantara ,91 Perasaan (Feeling) ,100 Perbudakan 151 Perbudakan 151 Percaya Diri, Perdagangan 146 Perdangan Manusia 152 Perekonomian 148 Performa 217 Performance197 Perguruan Tinggi 116 Peri Keadilan185 Perikemanusiaan185 Peristiwa,97 Pers181 Persoalan202 Peserta Didik 130 Pesertadidik193 Pokok Bahasan ,107 Pokok Pikiran 145 Politik, 85 Politis,98 Portofolio 220 Pos Kamling 147 Positif 117 Potensi 116 Potensi Akademik,87 Potret,98 Pra198 Prakarsa,111 Prasarana,107 Prasarana 211 Prekonomian 152 Prestasi 116 Pribadi 117 254 Pribadi 132 Prinsip189 Proaktif 120 Problem 128 Problem Siswa,93 Problem202 Produktif 222 Produktif212 Produktivitas 123 Produktivitas 191 Produktivitaskerja 135 Profesi Mulia 127 Profesionalisme 137 Profesionalitas Guru 127 Professional 224 Program Pembelajaran,107 Program198 Proposional,98 Prosedur Kerja 222 Prosedur,113 Proses Demokrasi, 85 Proyek 222 Psikis 181 Psikologi 221 Psikologis ,111 Psikomotor 223 Psikomotor,89 Psikomotorik ,82 R Rangkaian Mutual ,95 Rangking 216 Rangsangan,93 Ras182 Rasa Empati 126 Rasional, 85 Realia,108 Realisasikan,84 153 Refleksi,112 144 145 Reguler 120 Rekaman Audio,108 Relaberkorban118 Relevan 133 Religius,83 121 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,110 Resolusi Konflik 119 Respek210 Revolusi 185 Rohani180 Role Model 122 255 Ruang Lingkup ,93 S Sanksi180 Sarana Dan Prasarana,93 Sarkasme210 Sasaran Program,107 Satu Kesatuan 148 Sejak Dini206 Sejarah,98 86 Sekolah Dasar ,82 Seksama196 Seleksi, 88 Semangat Kebangsaan,83 Seni Dan Budaya 127 Seperti Jigsaw 144 Sertifikasi Guru 127 Signifikan 127 Sikap Yang Rendahhati189 Sikap191 Silabus ,110 112 Simbol,98 Simulasi,103 Sintetis 153 Sistem Pemerintahan181 Sistematis ,113 130 Sistematis 216 Sistematis 221 Situasi,107 Situasi191 Situsional,111 Slameto202 Slide,108 Slide,98 SNP 204 Software,96 Sosial 132 Sosial Asuh 153 Sosial Budaya 141 Sosialisasi 121 Sosio - Kultural,93 Sosiodrama,103 Sosiologi, 86 Spiritual Keagamaan 139 Stabil 130 STAD 144 Standar Isi 133 137 Standar Isi207 Standar Kompetensi ,111 110 126 256 Standar Kompetensi207 Standar Nasional Pendidikan 133 Startegi/Taktik ,100 Stimulus , 92 Strategi 132 138 Strategi Pembelajaran 133 Strategi Pembelajaran Ekspositori,104 Strategi Sistematis191 Strategi,102 Strategi,pendidikan191 Strip,98 Struktuk Keilmuan , 85 Struktul ,113 Studi Lapangan,106 Studi Proyek,103 Studi Pustaka 123 Subjektif198 Submasalah ,105 Subyek190 Sukses 120 Suku 150 Suku 184 Suku182 Sumber Bacaan193 Sumber Belajar,110 111 Sumber Daya Manusia 123 Sumber Rujukan,112 Sumberrujukan201 Superior 129 Survive,87 T Taksonomi Bloom198 Tanggung Jawab 129 Taqwa 118 Tata Krama202 Tata Nilai,82 Tatanan Nilai193 Tatananbnegara181 Teknik 144 96 Teknikevaluasi197 Teknologi,98 126 127 Teknologibaru 191 Teladan 122 130 Telekomunikasi,98 Televisi ,97 Teliti 131 Tema 110 145 Tematik 145 257 Teori 120 Teori Belajar 132 Teori192 Terarah191 Terdidik191 Terintregrasi 145 Terlatih191 Terorisme 151 152 153 Tersumbat 147 Tes Lisan199 Tes Objektif199 Tes Tulis 219 Tes199 Tindak Lanjut,112 Tindakan ,100 Tingkatusia190 Titik Kulminasi,200 Toleransi 83 , 119 Topik Bahasan ,107 Totalitarisme,186 Tradisi 123 Tradisional 215 217 Transparansi,108 Transfer Ilmu 121 Transfer Of Knowledge191 Transfer Of Value 191 Transformasi, 92 Transportasikan , 92 Tuna Karya 147 Tunggal Ika 141 Tut Wuri Handayani 122 U Umpan Balik,112 Umpanbalik198 Undang-Undang.”181 Universal182 Unjuk Kerja 221 Usia Dini 122 UUD 1945 139 V Variasi204 Variatif,102 Ventilasi ,107 Verbal,91 93 Video ,96 258 Visi 184 Visual,98 108 W Wahana,90 WAPRES 184 Warga Negara 117 Watak Kewarganegaraan, 85 Wawasan,97 Wilayah184 Winter192 Workshop 136 PRAKATA Alhamdulillahirabbil'aalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha pengasih dan penyayang. Kiranya tanpa karunia-nya, mustahil naskah buku ini dapat terselesaikan tepat waktu.Memasuki era perubahan zaman yang multidimensi ini diperlukan suatu perubahan besar guna menyongsongnya, khususnya perubahan besar dalam dunia pendidikan. Guru SD Semakin dituntut memiliki kemampuan pedagogis yang maksimal agar mampu dan bisa berjalan seiring dengan global nya perubahan zaman saat ini . Permasalahan Degradasi nilai,norma dan moral yang terjadi pada siswa dewasa ini harus segera bisa diselesaikan oleh para guru SD dan lebih-lebih oleh pihak para orang tua modern saat ini. Mapel PKn adalah salah satu dari banyak disiplin ilmu yang mampu menjawab segala persoalan yang muncul dewasa ini, khusus nya permasalahan mengenai mulai hilangnya nilai-nilai karakter dan kearifan lokal budaya bangsa Indonesia yang terjadi karena salah satu faktornya antara lain disebabkan arus globalisasi dan perkembangan dunia komunikasi dimana Televisi dan internet banyak menyediakan contens yang kurang mendidik bagi siswa SD saat ini. Oleh karena itulah penulis, menyusun buku yang berjudul “Memahami secara Holistik Pembelajaran PKn di SD” ini dengan suatu harapan besar nanti nya para Guru SD maupun calon guru yang akan mengajar di sekolah nantinya, untuk dapat membaca sekaligus memahami secara holistik mengenai bagaimana cara melaksanakan pembelajaran PKn secara teori dan praktik secara maksimal agar hasil pembelajaran pada siswa dapat bermakna dan mengandung pengalaman belajar kongkret melalui pendekatan saintifik sejalan dengan K-13 (Kurikulum 2013) 259 Didalam buku ini nantinya pembaca akan dapat memahami secara sistematis nantinya sehingga dapat mengetahui dengan lebih mendalam mengenai tujuan pembelajaran PKn di SD serta hasil pembelajaran yang tidak hanya pada aspek kognitif atau pengetahuan saja melainkan juga hasil belajar PKn pada aspek Psikomotorik dan afektif (perubahan sikap) melalui suatu strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta pembentukan karakter siswa melalui Habituasi (pembiasaan-pembiasaan) melalui kegiatan dan program sekolah sehingga pembangunan jiwa siswa yang sesuai dengan kepribadian bangsa dan nilai-nilai pancasila akan dapat direncanakan dan diupayakan dengan lebih maksimal. Terselesaikannya penulisan buku ini juga tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan dosen Umsida yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk memberikan ide maupun gagasannya guna terselesaikan nya buku ini. Selain itu, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada segenap pengelolah LPPM Umsida yang telah banyak membantu proses penyelesaian buku ini. penulis menyadari juga bahwa buku ini masih mempunyai kelemahan sebagai kekurangannya. Karena itu, penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan buku ini nantinya Akhir kata, penulis berharap agar buku ini dapat membawa manfaat bagi bangsa ini, khususnya para guru sebagai ujung tombak pendidikan di Indonesia. semoga dengan hadirnya buku ini dapat menginspirasi para guru dimana pun berada, agar terus mengasah pemikiran, bakat dan minat yang kuat untuk terus mengembangkan pembelajaran Pkn yang lebih optimal di SD agar nantinya tercipta generasi emas yang berkarakter, berjiwa kritis, tanggap dengan perubahan zaman, berjiwa leadership dan tangguh, jadilah para generasi yang berbudi luhur serta ber-akhlaq mulia di masa depan. Penulis, 2016 260 261