UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 2016

advertisement
PROPOSAL
PROGRAM HIBAH PENULISAN BUKU AJAR
TAHUN 2016
“MEMAHAMI SECARA HOLISTIK PEMBELAJARAN
PKN DI SD”
Feri Tirtoni, M.Pd
NIDN. 0715028702
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
2016
\
1
BAB 1
PKN DITINJAU DARI MAKNA DAN TUJUANNYA DALAM
PEMBELAJARAN DI SD
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa dapat memahami konsep PKn Ditinjau Dari Makna Dan Tujuannya Dalam
Pembelajaran Di SD
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa dapat memahami Makna Pembelajaran PKn
b. Mahasiswa dapat mendeskripsikan History Pendidikan Kewarganegaraan,
c. Mahasiswa dapat memahami konsep Cinta Tanah Air Adalah Wawasan Nusantara
Yang Perlu Dikembangkan Dalam Mapel PKn
d. Mahasiswa dapat mendeskripsikan Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Di SD
e. Mahasiswa dapat menganalisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan
Pembelajaran PKn
A. MAKNA PEMBELAJARAN PKN
Di saat tahun yang semakin maju seperti era globalisasi ini banyak kebudayaan dari
luar yang masuk di Indonesia yang mengakibatkan rusaknya moral peserta didik, padahal
sejak dari dulu sudah ada pelajaran pendidikan kewarganegaraan, akan tetapi dampak budaya
barat sangathlah kuat mempengaruhi kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia yang
disebarkan melalui, media informasi dan teknologi, sehingga sedikit demi sedikit budaya
yang dimiliki bangsa Indonesia kini kian terkikis.Dengan adanya contoh tersebut sudah
terbukti bahwa itu semua di timbulkan karena kurang kesadaran diri sehingga Indonesia itu
dipandang sebelah mata. Maka sebab itu kami akan membahas tentang sejarah pendidikan
kewarganegaraan yang mana dengan mengetahui sejarah ini maka akan timbul rasa
nasionalisme, patriotisme.
Sebelum membahas lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui tentang
maknaPKN itu sendiri.Dalam pengertiannya secara sederhana PKN atau Pendidikan
Kewarganegaraan, pendidikan yaitu usaha sadar/proses mengubah sikap dan perilaku
seseorang
berusaha
mendewasakannya
melalui
pengajaran,
pelatihan,
perbuatan
mendidik.Kewarganegaraan hal yang berhubungan dengan warga Negara. Jadi, merupakan
mata pelajaran atau pendidikan yang membahas, mengingatkan kita akan pentingnya nilainilai hak dan kewajiban suatu warga Negara, agar setiap hal yang dikerjakan sesuai dengan
2
tujuan dan cita-cita bangsa.Atau bisa dikatakanmata pelajaran yang berhubungan dengan hal
tentang tatanan Negara seperti pemerintahan, budaya politik, demokrasi, hukum peraturan
Negara dan sebagainya.
Kemudian, berdasarkan pendapat dari Winataputra dan Budimansya
“Kewarganegaraan atau kewarganegaraan pendidikan ditafsirkan secara
luas untuk mencakup persiapan orang-orang muda untuk peran dan
tanggungjawab mereka sebagai warga Negara dan khususnya, therole
pendidikan (melalui sekolah, mengajar dan pembelajaran) dalam proses
persiapan.(Winataputra Dan Budimansyah,2007:4)
Didalam buku Rencana Pembelajaran dan Metode Pembelajaran Serta Model
Evaluasi Hasil Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kurikulum
Perguruan Tinggi Berbasis Kompetensi dari Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia.Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan pelajaran yang menyelenggarakan pendidikan kebangsaan,
demokrasi, hukum, multikultural dan kewarganegaraan bagi siswa guna
mendukung terwujudnya warga Negara yang sadar akan hak dan kewajiban,
serta cerdas, terampil dan berkarakter sehingga dapat diandalkan untuk
membangun bangsa dan Negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
sesuai bidang keilmuan dan profesinya.
Dari beberapa definisi tersebut bisa dijelaskan bahwa, PKN merupakan pendidikan
yang berperan untuk mempersiapkan khusus nya para generasi muda agar menjadi pribadi
yang bertanggungjawab sebagai warga Negara. Bertanggungjawab dalam arti sadar akan hak
dan kewajiban.setiap perilaku, setiap sikap masing masing mempunyai dampak untuk
kedepannya. Proses pendidikannya melalui sekolah, mengajar dan pembelajaran, yang
menyelenggarakan
pendidikan
kebangsaan,
demokrasi,
hukum.
Dengan
melatih,
menanamkan nilai nilai sedini mungkin sehingga dikemudiannya dapat diandalkan untuk
membangun atau berguna bagi bangsa dan Negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan kewarganegaraan mata pelajaran yang mefokuskan pada pembentukan
warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban menjadi
warga Negara Indonesia yang cerdas, trampil,
3
Hakikat pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menanamkan
nilai-nilai pancasila dalam sikap dan perilaku keseharian para siswa.(Rima
Yuliastuti, Wijianto dan Budi Waluyo, 2011:2)
B. MEMBAHAS HISTORY PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN,
Sebelum tahun 1946 kita sebagai bangsa Indonesia dalam pendidikan tidak
mengetahui adanya materi pendidikan kewarganegaraan di Indonesia kemudian pada
tahun 1946 kita mulai mengetahui adanya materi pendidikan kewarganegaraan di
Indonesia namun saat itu namanya masi bukan pendidikan kewarganegaraan.
Dalam mempelajari pendidikan kewaranegaraan tersebut. pada tahun demi
tahun Indonesia mulai ada perubahan dari segi moral karena Sejak adanya kurikulum
1946 sampai era reformasi saat ini pendidikan kewarganegaraan telah mengalami
banyak perubahan sesuai dengan pemahaman dan pemikiran pemerintah yang sangat
ingin memeperbaiki moral bangsa Indonesia yang terkikis dengan berubahnya dari
zaman ke zaman berikutnya, sehingga jiwa cinta air nya sangat minim. Dengan
mempelajari History Pendidikan kewarganegaraan, kita akan dapat memahami apa
yang dimaksudkan dan di inginkan dalam materi pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan disini, seperti pendidikan kewarganegaraan ini sebagai jembatan
untuk peserta didik dalam pembangunan Moral dimana moral ini adalah sesuatu yang
sangat sakral dalam ilmu pendidikan kewarganegaraan ini karena dengan adanya
moral yang baik itu akan menjadikan suatu identitas juga untuk negara ini dan
Membangun Karakter.
Membahas tentang sejarah pendidikan kewarganegaraan dimulai pada
kurikulum tahun 1946 dan 1957 materi pembelajaran ini mulai dimasukan pada
pendidikan yang mana materi ini masuk pada pembelajaran ilmu pengetahuan umum
di SD
dimana materi pendidikan ini masih belum berdiri sendiri seperti mata
pelajaran lainya. Baru saat kurikulum SD tahun 1968 materi pendidikan ini mulai
berdiri sendiri tidak masuk pada ilmu pengetahuan umum yang mana materi ini di
sebut dengan pendidikan kewargaan Negara ( Pkn ) yang ada di pendidikan SD,
dimana materi pendidikan kewarganegaraan ini mencakup, Sejarah Indonesia yang
mana sejarah Indonesia ini menceritakan tentang perjuangan bangsa Indonesia serta
4
Reformasi dan sebagainya. Kemudian, Geografi dan Civics yang dimana
pembelajaran civics ini membahas tentang pengetahuan kewargaan Negara yang
mana mebahas tentang, Sejarah Kebangkita Nasional UUD, dan pidato – pidato
politik kenegaraan, serta bertujuan untuk memberikan pengajaran yang baik pada
peserta didik agar menjadi warga Negara yang baik karena dengan moral peserta didik
yang baik maka mereka akan tau, mau dan mereka akan mampu untuk berbuat baik.
Kemudian pada Kurikulum tahun 1975 mata pelajaran Pendidikan Kewargaan Negara
di ganti dengan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila( PMP).
Ketetapan MPR No IV/MPR/1978, Ketetapan MPR No II/MPR/1983. Tentang garis –
garis besar haluan Negara yang menghendaki agar :
1. Dalam rangka melaksanakan pendidikan nasional perlu diambil langkah –
langkah yang memungkinkan penghayatan dan pengamalan pancasila oleh
seluruh lapisan masyarakat.
2. Pendidikan pancasila termasuk pendidikan Pelaksanaan Pedoman,
Penghayatan dan Pengamalan pancasila ( P4 ), Pendidikan Moral Pancasila
serta unsur – unsur yang dapat meneruskan dan mengembangkan jiwa dan
semangat dan nilai – nilai 1945 kepada generasi muda dan makin ditingkatkan
dalam kurikulum sekolah dan taman kanak – kanak sampai peruruan tinggi,
baik negri maupun Swasta dan lingkungan masyarakat.
Dengan ketetapan MPR diatas sudah jelas bahwa pemerintah sangat
memperhatikan pendidikan akhlaq yang terbaik untuk masyarakatnya dimana
pemerintah menganti pendidikan Kewargaan Negara
menjadi Pendidikan Moral
Pancasila dimana Pendidikan Moral pancasila ini dirumuskan oleh para pendiri
Negara yang memuat nilai – nilai luhur seperti pada sila pertama yakni, ketuhanan
yang maha esa menurut pemahaman kami yakni nilai – nilai yang dikembangkan
harus sesuai dengan asas tuhan dan semua ketentuan yang tertera dalam pedoman
islam yakni Al-Qur’an, yang dimana maksud dari tuhan bukan hanya tuhan nya umat
islam namun melainkan tuhan dari agama – agama lain yang sesuai dengan apa yang
di anut oleh masyarakat itu sendiri.
Untuk itu kita sebagai guru kita harus mewarisi ilmu kepada peserta didik
yang bersifat seperti nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis, dan yang maksud
dari nilai instrumental adalah pelaksanaan umum nilai – nilai dasar, biasanya
diterapkan dalam wujud norma hukum dan nilai sosial seperti saling menghargai,
5
tolong menolong selanjutnya yakni nilai peraktis adalah nilai yang sesungguhnya kita
laksanakan dalam kenyataan. Sehingga dalam masyarakat multikultural nilai PkN
sangat penting karena mencakup nilai – nilai dasar yang dapat menyatukan berbagai
suku adat agama dan lain sebagainya karena Indonesia ini kaya akan semua itu maka
nilai pancasila ini sangat benar – benar penting . Kemudian pada kurikulum 1975 dan
kurikulum 1994 Pendidikan Moral Pancasila diubah menjadi Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan yang biasa kita sebut ( PPKN ) di pendidikan yang ada di SD.
Pergantian ini telah terjadi karena ketetapan MPR No II/MPR/1988. Bahwa
Pendidikan Nasional bertujauan untuk “ Meningkatkan Kualitas Manusia
Indonesia’’
Pemerintah sangat berfikir ekstra mengenai Pendidikan pancasila dan
Kewaragnegaraan ini karena sudah jelas dengan banyaknya pergantian ini, Pemerintah
mempunyai misi penting untuk Masyarakatnya seperti meningkatkan kualitas
manusia, dengan cara mendidik moral mereka agar baik akhlaq nya yang sesuai
dengan apa yang ada dalam pembukaan UUD 1945. Kemudian berkepribadian,
disiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, dan terampil, karena
dengan ini semua akan dapat menjadi bekal untuk peserta didik dalam menjalankan
kehidupannya kelak nanti dan seengaknya akan meminimalisir orang – orang yang
korupsi
Kemudian pada tahun 2003 dengan keluarnya Undang – Undang No 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan ( PPKN ) di ubah menjadi Pendidikan
kewarganegaraan (PKN).
Dengan banyaknya pergantian tersebut di karenakan mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan ini di sesuaikan dengan keadaan Pemerintah di
Indonesia dan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini mempelajari tentang
6
Karakter anak untuk menjadi warga Negara yang baik yang bertanggung jawab dan
memiliki kepribadian yang baik . kemudian dengan adanya Globalisasi saat ini maka
jiwa Patriotisme dan Nasionalisme di dalam diri anak terkikis sedikit demi sedikit
sehingga dari sinilah pemerintah mengubah materi ini mulai dari Pendidikan
Kewargaan Negara Menjadi Pendidikan Moral Pancasila, kemudian berubah kembali
menjadi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan pada akhirnya menjadi
Pendidikan Kewarganegaraan dengan harapan akan menjadikan moral para peserta
didik menjadi lebih baik.
Dan beberapa tokoh mengartikan bahwa Pendidikan kewarganegaraan
menurut Zamroni adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga berpikir kritis dan demokratis. ( Tukiran, 2009)
Dalam pembelajaran ini guru - guru di tuntunt untuk menanamkan kesadaran
kepada generasi muda bahwa demokrasi itu sangat penting untuk kehidupan dalam
bermasyarakat, karena dengan menanamkan kesadaran untuk hidup berdemokrasi
seperti untuk mengetahui hak – hak warga masyarakat dan untuk mempergunakan hak
yang di milikinya. Kemudian pendidikan kewarganegaraan ini akan mengajarkan
kepada para peserta didik untuk menilai dan menyikapi perilaku politik yang ada
dalam kehidupannya serta dapat mengambil suatu keputusan politik secara rasional
dan menguntungkan bagi dirinya dan keluarga maupun masyarakat serta
lingkungan.Kemudian
dengan
dikemasnya
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan di SD pasti dengan tujuan yang sangat bagus seperti pada beberapa
ketentuan Undang – Undang yang menganut beberapa tujuan :
Undang – undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (
UU RI No. 20 Tahun 2003 Siskdiknas ) khususnya :
1. Pasal 3 yang menyatakan bahwa “ Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
bertujuan untuk berkembngnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlaq mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
2. Pasal 4 mengatakan “ Pendidikan di selengarakan secarah demokratis dan
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemkan bangsa.
7
3. Pasal 37 ayat ( 1 ) yang menyatakan bahwa “ Kurikulum Pendidikan Dasar
dan menengah wajib memuat : pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan,
bahasa,
matematika,
ilmu
pengetahuan
umum,keterampilan kejuruan, olaraga, dan muatan lokal, dan ayat ( 2 ) yang
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan
agama, kewarganegaraan dan bahasa.
4. Pasal 38 ayat yang menyatakan bahwa “ Kurikulum pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan sesuai relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite sekolah / madrasah dibawah koordinasi dan
supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten / Kota
untuk Pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Dengan adanya amanat per- Undang – undangan ini pada Pasal (3) dengan
adanya pendidikan kewarganegaraan ini peserta didik mampu untuk memahami ketika
ada masuknya kebudayaan asing di Indonesia ia tidak akan langsung menirunya
begitu saja karena dalam budaya bangsa Indonesia tersebut sudah ada dan sudah di
tekankan bagaimana cara berpakaian yang sesuai dengan kebudayaan bangsa
Indonesia dan bagaimana cara bertutur kata kepada orang lain dan gaya fashion
rambut yang natural yaitu rambutnya tidak di potong dan tidak di cat warna yang lain
selain warna dari rambut aslinya yaitu warna Hitam, selain itu ia juga sudah diajarkan
kreatifitas mandiri tanpa harus meniru gaya fasion rambut, cara bahasa yang hanya
akan merusak kebudayaan bangsa Indonesia yang sudah di lakukan sejak zaman
dahulu yaitu pada zaman nenek moyang kita yang ada di Indonesia.
Dan pada Pasal (4) Maksudnya adalan Pendidikan kewarganegaraan ini
menjadi mata pelajaran yang tidak menyudutkan atau menyalahkan karena di dalam
mata pelajara pendidikan kewarganegaraan ini sangat kuat dengan adanya hak asasi
manusia, dan hak asasi manusia tersebut sebenarnya sudah ada dan sudah di bawa
sejak kita lahir di muka bumi ini sehingga dengan mempelajarinya kita akan
mengetahuinya, maka kita tidak akan merasa terasingkan dan kita akan berfikir positif
bahwa pemerintah itu adil sehingga akan dicontoh oleh peserta didik itu sendiri.
Kemudian pada Pasal (37) ayat 1 pendidikan kewarganegaraan itu sudah ada dalam
kurikulum pendidikan dasar dan kita wajib untuk mempelajarinya, kenapa kita wajib
untuk mempelajari pendidikan kewarganegaraan tersebut.
Karena dengan pendidikan kewarganegaraan itu kita akan di bekali dengan
nilai-nilai dan moral yang nantinya akan berguna untuk kita dan agar kita dapat
membangun sifat patriorisme dan nasionalisme serta tidak juga meninggalkan
8
pelajaran yang lainya seperti pendidikan agama dalam Pasal (37) ini dicantumkan
materi agama karena sesungguhnya pendidikan kewarganegaraan ini ada kaitanya
dengan pendidikan agama, dan pendidikan agama adalah pendidikan yang tidak kala
penting juga dari pendidikan kewarganegaraan atau pendidikan dasar.contohnya
ketika kita dalam islam hukuman bahwa orang yang mencuri akan dipotong tangan
kirinya, namun pada hukum di Negara hanya di penjara. kemudian bahwa orang yang
berzina ketika ia sudah menikah maka ia harus dikubur dan dilempar batu namun
apabila ia belum menikah maka cukup dirajam tapi pada hukum Negara hanya
dipenjara. Maka sebab itu mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan ini diwajibkan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan kewarganegaraan di Indonesia ini
apabila ia bersalah maka akan dipenjara namun, jika berfikir secarah agama maka
apabila ia bersalah akan kembali lagi urusan pada tuhan sesuai agama masng –
masing.
Dengan ini pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan agama sangat
berhubungan karena sejatinya nilai – nilai yang ada di pendidikan kewarganegaraan
dan pendidikan agama memiliki tujuan yang sama yakni, membentuk pribadi
seseorang yang lebih baik, dan taat pada hukum – hukum yang berlaku di negaranya.
C. “CINTA TANAH AIR” ADALAH WAWASAN NUSANTARA YANG PERLU
DIKEMBANGKAN DALAM MAPEL PKN
pendidikan kewarganegaraan sendiri mempelajari tentang cinta tanah air,
setiap anggota bangsa mempunyai rasa cinta tanah air yang mana dengan rasa cinta
tanah air peserta didik akan dapat mengharumkan bangsa Indonesia serta ia tidak akan
menghina bangsa meski dalam bercandaan. Kemudian Setiap bangsa memiliki banyak
keanekaragaman alam maupun keanekaragaman social. Setiap bangsa mempunyai
cara pandang tersendiri untuk memiliki hubungan dengan lingkungan itu dengan di
wujudkan dan di cerminkan dari sejarah dan kebudayaan bangsa. Cara pandang suatu
lingkungan itu disebut Wawasan Nasional suatu dengan bangsa di Indonesia dan
Wawasan itu sendiri disebut Wawasan Nusantara. Memahami dan mengenal
lingkungan lingkungan hidup suatu bangsa dan cara pandang bangsa tentang diri dan
lingkungan merupakan suatu dasar untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air.
9
Manusia hidup didunia ini tidak dapat dipungkiri bahwa mereka membutuhkan
bantuan dari orang lain, membutuhkan rasa aman dan nyaman dalam hidupnya lantas
dengan cara apa mereka dapat memperoleh itu semua :
1. Siap mengabdikan dirinya untuk tanah air.
2. Siap membela kebenaran.
3. Tidak ikut dalam kerusuhan yang terjadi di tanah air.
4. Dan siap menyinsingkan lengan kita jika terjadi pertumpahan darah.
Dengan menanamkan sikap cinta tanah air ini akan merasa tenteram, karena
satu pengabdian dari satu orang itu sangat berarti sekali bagi tanah air ini, tanpa
adanya bantuan dari masyarakat maka tanah air ini tidak akan menjadi satu, dan akan
terpecah bela oleh suatu kerusuhan. Dikalangan orang pasti berpikir mengapa kita
harus cinta tanah air !maka kita akan bercerita kembali, mulai dari zaman dahulu
bangsa Indonesia selalu dijajah oleh beberapa bangsa lain dan itu juga bukan waktu
yang singkat. Pada zaman penjajah dahulu masyarakat Indonesia rela mengorbankan
nyawa dan hartanya bahkan rela juga meningalkan istri ibu dan anaknya demi
membela Negara ini dan demi memerdekakan tanah air Indonesia. Dan setelah sekian
abad bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa lain akhirnya Indonesia berhasil mengusir
penjajah dari tanah air dan bahkan pada tanggal 17 agustus 1945 bangsa Indonesia
dapat memproklamasikan kemerdekaan nya. Sejak saat itu tanah air Indonesia sudah
tidak dijajah lagi oleh bangsa lain. Demi mengusir penjajah dan memproklamasikan
kemerdekaan bangsa Indonesia tidak sedikit yang gugur Karena peperangan tersebut
ini adalah satu bentuk cinta tanah air.
Setelah banyak nyawa yang gugur karena peperangan demi tanah air, dan saat
ini tanah air kita sudah merdeka. Apakah kita tidak mau untuk tetap menjaga tanah air
dan mengabdikan diri kita kepadanya. Kita sudah tidak disuruh berperang lagi
melainkan hanya untuk menjaganya agar tidak terulang kembali kejadian yang dahulu
pernah terjadi. Rasa cinta tanah air ini tidak hanya dibuktikan melalui kita berkorban
nyawa saja, melainkan apa yang kita berikan untuk tanah air
ini. Selain kita
memberikan pengabdian kita terhadap tanah air berupa tenaga, kita juga bisa
memberikan pengabdian kita lewat pemikiran kita atau kecerdasan yang kita miliki,
seperti bakat bernyanyi, olimpiade, dan yang lebih khusus yaitu tidak menyontek hasil
ujian teman saat ujian nasional maupun ujian sekolah. Kemudian janganlah kalian
10
bertanya apa yang telah diberikan tanah air untuk kita namun tanyakanlah apa yang
sudah kita berikan pada tanah air tercinta ini.
Setiap bangsa memiliki konsepsi tentang kemampuan / kekuatan yang
dinamakan konsepsi power ( power concept ). ( Zainul, 2009 )
maksudnya disini adalah mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan mengajarkan
bagaimana kesadaran berbangsa dan bernegara serta keyakinan akan kebenaran dan
kesaktian ideologis Negara pancasila, ideologi pancasila sendiri merupakan salah satu
kekuatan atau kemampuan dasar bagi setiap bangsa untuk menjamin kelangsungan
hidup dan perkembangan kehidupan bangsa.
Menurut Zainul sendiri Power Concept adalah :
a. Apa kemampuan atau kekuatan ( power ) yang harus dibentuk atau dibangun
oleh bangsa itu.
b. Bagaimana kemampuan atau kekuatan itu harus dibangun atau dibentuk.
c. Bagaimana kemampuan dan kekuatan harus di pelihara ataupun ditingkatkan.
d. Bagaimana kemampuang itu harus digunakan.
Dari pendapat Zainul tentang Power Concept,Apa kemampuan atau kekuatan (
power ) yang harus dibentuk atau dibangun oleh bangsa itu. Dalam suatu bangsa dan
negara pasti menginginkan negaranya untuk maju dan mampu bersaing dengan negara
lain, untuk mencapai suatu tujuan tersebut di butuhka Sumber Daya Manusia (SDM)
yang bagus dan berkompeten. Dengan SDM yang bagus maka bangsa tersebut mampu
bersaing dengan bangsa-bangsa yang lain. Sehingga persaingan tersebut bisa
seimbang.
Kemudian Bagaimana kemampuan atau kekuatan itu harus dibangun atau
dibentuk, dengan cara sejak kecil di berikan pendidikan tentang moral (pendidikan
kewarganegaraan) di berikan pengetahuan-pengetahuan tentang bagaimana bangsa
tersebut dan yang tidak kala penting juga di berikan pendidikan tentang akhlak atau
agama, dengan di berikan itu semua generasi muda akan memiliki bekal untuk
bersaing hidup dengan yang lainnya, karena jika pendidikan tidak di tanamkan sejak
kecil maka saat dewasa generasi tersebut akan susah untuk di berikan penddikan
tentang moral karena mereka sudah banyak terpengaruh oleh dunia luar. Jika mereka
11
tidak di bentengi dsejak kecil maka moral generasi muda akan gampang untuk di
pengaruhi oleh orang lain.
Lalu bagaimana dengan kemampuan dan kekuatan harus di pelihara ataupun
ditingkatkan. Semakin bertambah tahun, semakin bertambahnya zaman dan semakin
berkembangnya IPTEK (ilmu pengetahuan dan tekhnologi) dengan bertambahnya itu
negara yang maju akan menerapkan itu, dengan demikian jika negara tersebut tidak
mengikuti perkembangan zaman maka negara itu akan tertinggal dan akan di tinggal
oleh negara-negara yang lebih maju. Tidak mudah untuk menyeimbangkan
perkembangan zaman dengan SDM yang ada karena tidak semua SDM mempunyai
kemampuan dan skil yang sama dan yang mampu untuk mengikuti perkembangan
zaman. Contohnya : untuk menyongsong pendidikan di abad 21, telah di lakukan
beberapa upaya percobaan misalnya pada kurikulum 2013, pada kurikulum tersebut
siswa di tuntut untuk lebih aktif daripada gurunya, dan sistim pembelajarannya pun
lebih banyak berbasis tekhnologi. Tetapi tidak banyak guru yang memahami itu dan
banyak guru yang masih terbiasa menggunakan sistim pembelajaran pada zaman
dahulu yang di mana semua pendidikan berpusat pada guru.
Jika sudah seperti itu demi menggapai pendidikan yang di tujukan pada abad
ke 21, guru yang yang tidak terbiasa dengan IPTEK dan pendidikan yang berpusat
pada siswa sebaiknya di ikutkan dalam suatu kegiatan atau suatu workshop, agar
mereka lebih memahami dan mengetahui apa yang di inginkan pada abad ke 21
tersebut dan apa yang harus mereka lakukan pada pendidikan di abad ke 21 tersebut.
Dan untuk mereka yang sudah terbiasa dengan itu semua di wajibkan untuk terus
belajar dan belajar serta mengasa kemampuannya agar lebih bertambah dan ilmunya
lebih bermanfaat. Dan yang terakhir Bagaimana kemampuan itu harus digunakan.
Setiap manusia di bekali oleh sang pencipta dengan kemampuan yang
berbeda-beda, setiap kemampuan tersebut mempunya dampak yang berbeda-beda
pula, terkadang kita tidak mengetahui apa kemampuan yang kita punyai, dan jika kita
tidak mencoba bagaimana kita bisa menegtahui kemapuan yang kita miliki . Dan jika
kita sudah mengetahui kemampuan yang ada pada diri kita sebaiknya kemampuan
tersebut di arahkan dan di asa dengan baik, jika tidak maka kemampuan yang kita
miliki tidak akan berguna dan itu akan terbuang sia-sia, dan yang lebih parahnya lagi
kemampuan itu akan di salah gunakan. Dan suatu kemapuan itu harus di posisikan
12
pada tempatnya, misalnya : kita mempunyai bakat seni bela diri, jika tidak di bimbing
dan di arahkan maka akan berdampak pada kerusuhan(tawuran dan bertindak anarkis)
tetapi jika di arahkan bakat itu akan menghasilkan suatu penghargaan dan kebanggan
(mengikuti suatu ajang pertandingan seni bela diri) dengan demikian bakat itu akan
berfungsi sebagaimana mestinya.
Bangsa Indonesian sendiri memiliki power concept yang dinamakan sebagai
tannas ( ketahanan nasional ) tannas yang kita bangun merupakan devinisi
dari dasar Negara pancasila ) yang secara implisit yaitu, dimensi
kebangkitan nasional ( nasional reviva ) dimensi tannas ( nation resilience )
dan dimensi kelangsungan hidup nasional ( national survival ). ( Zainul,
2009).
Pkn disini menanamkan karakter untuk membela tanah air sehingga akan
dapat melangsungkan kehidupan dan tidak akan takut atas ancaman kebudayaan asing
yang akan masuk karena peserta didik sudah cerdas dan dapat bertanggung jawab
ketika ia kehilangan jiwa nasionalismenya. Karena mereka juga sudah mempunyai
banyak bekal untuk melindungi Bangsa dan Negaranya ataupun keluarganya dan
dirinya sendiri.
D. TUJUAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD
Pembelajaran PKn di SD memiliki tujuan tentunnya, adapun salah satu tujuan nya adalah
bagaimana membentuk suatu sikap dan karakter yang berbudi mulia dan berjiwa social serta
memiliki suatu nasionalisme dan patriotisme yang dapat diwujudkan secara aplikatif dalam
suatu pembelajaran.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah partisipasi yang bermutu dan
bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat
local, Negara bagian, dan nasional. Tujuan pembelajaran PKn dalam
(Depdiknas 2006:49)
Adapun tujuan lain dari mapel PKn di SD adalah untuk memberikan kompetensi sebagai
berikut :
13
a. Berfikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsabangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Tujuan PKn harus mendukung keberhasilan pencapaian Pendidikan, yaitu:
“Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
Manusia yang beriman Allah SWT dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan
pengetahuann dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Kemudian membentuk moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan seharihari yaitu perilaku yang beriman dan bertakwa terhadap Allah SWT dalam masyarakat yang
terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan
beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama
diatas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat
ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah bersama, serta perilaku yangmendukung
upaya untuk mewujudkan keadilan social seluruh rakyat Indonesia, maka dapat saya
simpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan berorientasi pada penanamankonsep
Kenegaraan dan juga bersifat implementatif dalam kehidupan sehari - hari. Adapun harapan
yang ingin dicapai setelah pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, maka akan
didapatkan generasi yang menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
Jadi pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk dapat berfikir secara kritis, rasional
dan kreatifdalam menanggapi isu kewarganegaraan.Berpartisipasi secara aktif dan
bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara serta anti korupsi, berkembang secara aktif dan demokratis, dan berinteraksi
dengan bangsa-bangsa lain dalam dunia. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara
sekolah sebagai wahana pengembangan warga Negara yang demokratis dan bertanggung
jawab, ada beberapa ketentuan perundang-undangan yang mengandung amanat tersebut
sebagai berikut.
14
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan
perubahannya (UUD 1945 dan perubahannya), khususnya alinea ke-4 yang
menyatakan bahwa pembentukan pemerintahan Negara Indonesia di maksudkan
untuk: “…melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yangberkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada Ketuhan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan berasab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwa-kilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan srosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tujuan dan isi PKn di SD berkenaan dengan konsep nilai, moral dan norma yang
terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945 serta penjabarannya dalam sumber hukum di
bawah UUD 1945. Dengan tujuan PKn di SD dapat mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran maka melalui PKn sekolah sebagai pusat pengembangan
wawasan, sikap, ketrampilan hidup, dan berkehidupan demokratis untuk membangun
kehidupan demokrasi. Dengan cara itu akan memungkinkan siswa dapat belajar demokrasi
dalam situasi yang demokratis dan untuk tujuan melatih diri sebagai warga Negara yang
demokratis dan membangun kehidupan yang lebih demokratis.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN
PEMBELAJARAN PKN
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan antara lain adalah sebagai berikut.
1. Faktor Guru
15
Guru adalah ujung tombak dari pendidikan di Indonesia maka dari itu , guru dituntut
maksimal dalam melakukan suatu aktifitas pembelajaran di sekolah, karena guru
merupakan tenaga professional kependidikan yang harus dapat dan mampu
mengaplikasikan segala kemampuan pengajaran dan upaya pendidikan kepada para
peserta didik
Seorang guru yang profesional dituntut untuk mempunyai kemampuankemampuan tertentu, Guru merupakan pribadi yang berkaitan erat dengan
tindakannya di dalam kelas, cara berkomunikasi, berinteraksi dengan warga
sekolah dan masyarakat umumnya. Membicarakan masalah guru yang baik,
(S. Nasution dalam Amin Suyitno, 1997:25)
Maka dari itu ada sepuluh kriteria guru yang baik adalah:
1) memahami dan menghormati siswa
2) menguasai bahan pelajaran yang diberikan
3) menyesuaikan metode pengajaran dengan bahan pelajaran
4) menyesuaikan bahan pengajaran dengan kesanggupan individu
5) mengaktifkan siswa dalam belajar
6) memberikan pengetahuan sehingga terhindar dari sikap verbalisme
7) menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan siswa
8) mempunyai tujuan tertentu dengan tiap pelajaran yang diberikannya
9) tidak terikat oleh teks book
10) tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan sajakepada siswa
melainkan senantiasa membentuk pribadi anak.5]
Setiap guru memiliki kelebihan dan keterbatasan.Sebagai contoh di lapangan kadangkadang ada guru yang jika menerangkan pelajaran sangat menarik perhatian perhatian siswa
dan jelas. Sementara itu, ada guru lain yang walaupun menggunakan strategi pembelajaran
yang sama dengan guru yang tadi, tetapi ia tidak mampu menarik perhatian siswa, bahkan
cenderung membosankan. Hal ini terjadi mungkin karena guru yang pertama tadi memiliki
kelebihan dalam hal seni mengajar.Hal-hal seperti itu perlu menjadi hal pertimbangan kita
dalam memilih dan menggunakan streategi pembelajaran.Demikian pula kondisi fisik guru,
terutama pada saat mengajar.
16
2. Faktor Siswa
Jika ditinjau dari siswa, maka banyak faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian,
lebih-lebih hubungannya dengan belajar PKn. PKn bagi siswa pada umumnya merupakan
pelajaran yang kurang disenangi karena kurangnya antusias siswa terhadap pelajaran ini.
Karena itu dalam interaksi belajar mengajar PKn seorang guru harus memperhatikan faktorfaktor yang menyangkut siswa, yaitu:
1) Apakah siswa cukup termotifasi, cukup tertantang, dan siap belajar PKn?
2) Apakah siswa berminat, tertarik dan mau belajar PKn?
3) Apakah siswa senang dengan cara belajar yang kita berikan?
4) Apakah siswa dapat menerima pelajaran dengan baik dan benar?
5) Apakah suasana interaksi belajar mengajar mendorong siswa belajar?
Dengan faktor-faktor tersebut guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang
seperti apa agar siswa berhasil dalam proses belajar.
3.
Faktor Sarana dan Prasarana
Pembelajaran akan dapat berlangsung lebih baik jika sarana dan prasaranya
menunjang. Alat yang menjadi pertimbangan kita dalam memilih dan menggunakan strategi
pembelajaran ialah alat peraga, seperti peta, globe, gambar, foto, chart, grafik dan
sebagainya.Sarana yang cukup lengkap seperti perpustakaan dengan buku-buku PKn yang
dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik, seperti paket modul dan buku-buku pelajaran.
4.
Faktor Strategi Pembelajaran
a) Pengertian Strategi
Strategi pembelajaran PKn adalah strategi pembelajaran yang aktif, Pembelajaran
aktif ditandai oleh dua faktor yaitu
1) Adanya interaksi antara seluruh komponen dalam proses pembelajaranterutama
antara guru dan siswa, dan
2) Berfungsi secara optimal seluruh sencesiswa yang meliputi indera, emosi, karsa,
dan nalar.
17
Dalam pembelajaran siswa aktif, metode-metode yang dianjurkan antara lain
metode tanya jawab, drill, diskusi, eksperimen, pemberian tugas, dan lain-lain.
Pemilihan metode yang diterapkan tentu saja disesuaikan dengan mata pelajaran,
tujuan pembelajaran, maupun sarana yang tersedia.
b) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Proses Pengolahan Pesan
Dilihat dari aspek proses pengolahan pesan, strategi pembelajaran dapat di
kelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu : strategi pembelajaran deduktif dan stategi
pembelajaran induktif.
1) Strategi Pembelajaran Deduktif (Umum ke Khusus)
Dalam strategi pembelajaran deduktif, pesan atau materi pelajaran di olah mulai
dari yang umum, generalisasi atau rumusan konsep atau rumusan aturan,
dilanjutkan ke hal yang khusus, yaitu penjelasan bagian-bangiannya atau atributatributnya(ciri-cirinya)dengan menggunakan berbagai ilustrasi atau contoh.
2) Strategi Pembelajaran Induktif
Dalam strategi pembelajaran induktif, pesan atua materi pelajaran di olah mulai
dari yang khusus, bagian atau atribut, menuju ke yang umum, yaitu generalisasi
atau rumusan konsep atau aturan.
c) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pihak pengolahan Pesan
Atas dasar pihak pengolahan pesan, strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu strategi pembelajaran ekspositori danstrategi pembelajaranheuristic.
1) Strategi Pembelajaran ekspositori
Jika yang mengolah pesan atau materi pelajaran itu guru, maka strategi
pembelajaran yang digunakan ialah ekspositori. Dengan strategi ini, guru yang
mencari materi pelajaran yang akan di ajarkan dari berbagai sumber, kemudian
guru mengolahnya serta membuat rangkuman atau mungkin membuat bagan.
2) Strategi Pembelajaran heuristic
Dengan menggunakan strategi ini, yang mencari dan mengolah pesan (materi
pelajaran) ialah siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing kegiatan
belajaran siswa. Jadi, di sini yang aktif ialah siswa itu sendiri.
18
Keuntungan penggunaan strategi pembelajaran heuristic bagi siswa ialah secara
berangsur-angsur akan terbentuk sikap positif pada diri mereka antara lain kreatif,
kritis, inovatif, percaya diri, terbuka dan mandiri.
d) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Pengaturan Guru
Dilihat dari sisi pengaturan guru, dikenal dua jenis strategi pembelajaran, yaitu
strategi pembelajaran seorang guru dan beregu (team teaching).
e) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Jumlah Siswa
Dengan memperhatikan jumlah siswa, dikenal tiga strategi pembelajaran, yaitu
strategi pembelajran klasikal, kelompok kecil, dan individual.Strategi pembelajaran
klasikal, kelompok kecil sudah biasa di lakukan di SD. Sementara itu, strategi
pembelajaran individual masih jarang di gunakan.
f) Strategi Pembelajaran Berdasarkan Interaksi Guru Dengan Siswa
Atas dasar pertimbangan interaksi guru dengan siswa ada dua strategi pembelajaran,
yaitu strategi pembelajaran tatap dan strategi pembelajaran melalui media.
Jadi, faktor-faktor yang perlu dipertimbangan dalam memilih strategi pembelajaran
ialah tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran, sarana, siswa dan
guru. Setiap jenis tujuan pembelajaran menuntut proses pembentukan yang berbeda. Tujuan
yang bersifat penguasaan pengetahuan menuntut kegiatan pengajian.Tujuan yang bersifat
penguasaan ketrampilan menuntut kegiatan berlatih. Sementara itu,tujuan yang bersifap dan
nilai menuntut kegiatan penghayatan terhadap sikap dan nilai yang diharapkan dikuasai.
Setelah
menelaah
pemahaman
dari
Pendidikan
Kewarganegaraan,
maka
dapat kami simpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan berorientasi pada penanaman
konsep Kenegaraan dan juga bersifat implementatif dalam kehidupan sehari - hari. Adapun
harapan yang ingin dicapai setelah pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan ini, maka akan
didapatkan generasi yang menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
19
BAB 2
PKN DAN DASAR HUKUM SERTA PELAKSANAANNYA DAN
PERMASALAHANNYA SERTA SOLUSI DALAM PRAKTIKNYA
Tujuan Instruksional Umum :
2. Mahasiswa dapat memahami konsep Pkn Dan Dasar Hukum Serta Pelaksanaannya
Dan Permasalahannya Serta Solusi Dalam Praktiknya
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa dapat memahami Tinjauan Umum Tentang PKn
b. Mahasiswa dapat mendeskripsikan Dasar Hukum PKn Pelaksanaan PKn Di SD
c. Mahasiswa dapat mejelaskan Pelaksanaan Pembelajaran PKn Di SD
d. Mahasiswa dapat mendeskripsikan Permasalahan Dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Pkn
e. Mahasiswa dapat menganalisis Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Dalam Pratik
Pembelajaran PKn Di SD
A. TINJAUAN UMUM TENTANG PKN
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan seseorang sebagai
upaya untuk memahami sesuatu hal yang belum mereka mengerti. Pendidikan bertujuan
untuk mendidik atau membimbing seseorang agar dapat berkembang secara positif.
Pendidikan tidak hanya didapat di sekolah saja. Melainkan di rumah dan di masyarakat juga
bisa kita dapatkan. Misalnya pendidikan di rumah yaitu kita akan diajarkan akhlak oleh
orangtua kita. Orangtua dalam hal ini sangat berperan penting yaitu agar anak mereka dapat
berkembang dengan akhlak yang baik. Contoh pendidikan akhlak dirumah yaitu ketika masuk
rumah dibiasakan untuk mengucapkan salam, jika akan berangkat sekolah berpamitan kepada
orangtua, menghormati orang yang lebih tua, dll. Sedangkan contoh pendidikan dimasyarakat
yaitubisa melalui suatu organisasi. Dengan mengikuti kegiatan tersebut pastilah kita diajarkan
tentang bagaimana cara menghargai perbedaan pendapat, bagaimana cara mengelola suatu
organisasi dengan baik agar tujuan yang diharapkan bersama bisa tercapai.
Pendidikan itu tidak harus didapat dari seorang pendidik (guru) saja, melainkan juga
bisa secara langsung (otodidak). Sekarang jaman sudah modern, perkembangan IT
(Information Technology) sangat pesat. Jadi seseorang dapat belajar secara otodidak melalui
20
internet. Dari internet kita dapat mengakses apa saja yang kita butuhkan. Namun ada batasbatas tertentu yang harus diperhatikan dalam penggunaannya. Agar tidak berdampak negatif
untuk diri sendiri maupun orang lain. Dan khususnya bagi anak-anak sangat perlu adanya
pengawasan dari orang tua yang berperan sebagai pembimbing mereka. Pendidikan sangat
penting untuk kehidupan manusia. Pendidikan tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri,
tetapi juga dapat bermanfaat untuk orang lain, bangsa, dan Negara. Maka dari itu, sangat
penting
bagi
seseorang
mendapatkan
Pendidikan
Kewarganegaraan.
Pendidikan
Kewarganegaraan telah didapatkan oleh seorang pelajar sejak duduk dibangku Sekolah Dasar
(SD). Hanya saja, nama yang kita kenal dulu yaitu Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKN). Namun karena adanya perubahan Undang-Undang maka secara
hukum nama tersebut berubah menjadi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).
Menurut (Mujiyana, dkk, 2005:1). Pendidikan Kewarganegaraan selalu
menyangkut dimensi pengetahuan, keterampilan, dan nilai (values).
Dimensi pengetahuan kewarganegaraan yaitu berkaitan dengan pengetahuan yang
berhubungan dengan ilmu kewarganegaraan. Seperti pengetahuan tentang proses demokrasi,
konstitusi, Hak Asasi Manusia, dll. Dimensi keterampilan yaitu menyangkut keterampilan
masyarakat selaku warga Negara yang baik. Seperti keterampilan mengambil keputusan,
keterampilan mengelola masalah, dll. Sedangkan dimensi nilai yaitu berkaitan dengan
penanaman nilai dan kepercayaan. contohnya norma, etika, penguasaan nilai keagamaan, dll.
PKN atau pendidikan kewarganegaraan adalah suatu upaya sadar dan terencana
mencerdaskan warga negara (khususnya generasi muda) dengan menumbuhkan jati diri dan
moral bangsa agar mampu berpatisipasi aktif dalam pembelaan negara. Dengan kata lain
pendidikan kewarganegaraan merupakan alat untuk membangun dan memajukan suatu
negara. Dalam implementasinya pendidikan kewarganegaraan menerapkan prinsip-prinsip
demokratis dan humanis. Dari definisi tersebut dapat di jelaskan bahwa pendidikan
kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda
untuk mengambil peran dan tanggung jawab sebagai warga negara, dan secara khusus, peran
pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran, dan belajar, dalam proses
penyiapan warganegara tersebut. Di dalam pendidikan kewarganegaraan memiliki dasar
hukum atau aturan yang dibuat untuk mengarahkan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
ketentuan yang ada. Di setiap pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
terdapat penyimpangan atau permasalahan yang ada di dalamnya. dari permasalahan di dalam
terdapat solusi untuk menanggulangi permasalahan yang timbul.
21
(Muchji akhmad, 2007:20) menyatakana pendidikan kewarganegaraan adalah
pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan
kewajiban suatu warga negara agar setiap hal yang dikerjakan tidak melenceng
dari apa yang di harapkan.
Sementara itu, PKN di Indonesia diharapkan mempersiapkan peserta didik menjadi
warga negara yang memiliki komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan
negara kesatuan republik Indonesia. Negara kebangsaan adalah negara yang pembentuknya
didasarkan pada pembentukan semangat kebangsaan dan nasionalisme yaitu pada tekad suatu
masyarakat untuk membangun masa depan bersama dibawah satu negara yang sama.
Walaupun warga masyarakat itu berbeda-bedaa agama, ras, etnik, atau golongannya. PKN
merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar
yang berkenan dengan hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikaan
pendahuluan bela negara menjadi warga negara agar dapat diandalkan oleh bangsa dan
negara. Sehubungan dengan itu, PKN sebagai salah satu tujuan pendidikan IPS yang
menekankan pada nilai-nilai untuk menumbuhkan warga negara yang baik dan patriotic.
Dijelaskan dalam (Depdiknas, 2006:49) Pendidikan Kewarganegaraan adalah
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD
1945.
PKN merupakan seleksi dan adapatasi dari berbagai disiplin ilmu sosial, pancasila,
UUD 1945 dan dokumen negara lainnya yang diorganisasaikan dan disajikan secara ilmiah
dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Dalam mengembangkan dan melaksanakan PKN,
kita harus berpikir secara integrative, yaitu kesatuan yang utuh dari hubungan antara
hubungan pengetahauan intraseptif ( agama, nilai-nilai ) dengan pengetahuan ekstaseptif
(ilmu). Dan disini akan membahas tentang pengertian pkn dan dasar hukum yang ada di
dalam pkn serta bagaimana pelaksanaan , permasalahan yang ada di dalam pelaksanaan, dan
solusi dalam praktiknya. Dalam pelaksanaan
pembelajaran PKN tidak mudah, banyak
permasalahan yang terjadi di dalamnya. namun dalam permasalahan yang ada pasti akan ada
solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut
A. TINJAUAN UMUM TENTANG PKN
22
PKN adalah pendidikan kewarganegaraan atau pembelajaran yang secara programatik
prosedural yang berupaya memanusiakan dan membudayakan serta memperdayakan
manusia. Tujuan pendidikan kewarganegaraan
yakni warga negara yang memiliki
kecerdasan baik intelektual, emosional, sosial, spiritual dan mampu berpartisipasi dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
PKN merupakan mata pelajaran yang bersifat multidimensial karena merupakan pendidikan
nilai, moral, sosial serta pendidikan politik. oleh karena itu PKN dinilai sebagai mata
pelajaran yang mengusung misi pendidikan dan nilai moral.
(Prof. Dr. H. Kaelan, M.s, 2010:22) menyatakan pendidikan kewarganegaraan
meliputi hubungan antara warga negara dan negara serta untuk menumbuhkan
wawasan dan kesadaran negara serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah
air.
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan ada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warga negara yang baik, yang cerdas, terampil dan berkarakter.
Pendidikan kewarganegaraan (citizenship education) merupakan mata pelajaran juga
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa,
usia, dan suku bangsa. Pembelajaran pkn ini diharapkan akan mampu membentuk siswa yang
ideal memiliki mental yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan yang akan
dihadapi.
Selain itu pendidikan kewarganegaaraan bentuk partisipasi yang penuh nalar dan
tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan
prinsip- prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Partisipasi warga negara yang
efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan
dan keterampilan untuk berperan serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu
pun ditingkatkan lebih lanjut melalui pengembangan atau watak-watak tertentu yang
meningkatkan kemampuan indiviidu berperan serta dalam proses politik dan mendukung
berfungsinya sitem politik yang sehat serta perbaikan masyarakat.
Berdasarkan
Permendiknas
No.22
Tahun
2006.
Tujuan
pendidikan
kewarganegaraan adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
23
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta anti korupsi.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
Maksudnya
point
pertama
yaitu
setelah
mempelajari
Pendidikan
Kewarganegaraan ini peserta didik mampu berpikir tentang sesuatu secara tepat yang
sesuai dengan kebenaran dan mengupayakan untuk menghubungkan pemikiran-pemikiran
yang sebelumnya tidak berhubungan yaitu dalam menanggapi isu-isu yang sedang terjadi
di Negara. Maksudnya point kedua yaitu peserta didik secara aktif terlibat, bertanggung
jawab dan bertindak secara cerdas agar tidak salah langkah dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta memiliki sikap yang tidak senang akan
korupsi. Maksunya point ketiga yaitu diharapkan peserta didik memiliki sikap yang
berkembang secara baik yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa lain. Sedangkan maksud point keempat yaitu diharapkan peserta didik mampu
menjalin hubungan dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Di dalam pendidikan ada sesuatu ketetapan tentang standar atau ukuran minimal
kemampuan yang harus dicapai oleh peserta didik dalam setiap mata pelajaran yang
sering disebut dengan standart kompetensi (SK). Setiap pelajaran mempunyai standart
kompetensi yang berbeda-beda. Dan ada juga istilah tentang kemampuan dasar atau
materi yang harus dipahami oleh peserta didik. Biasanya kita mengenalnya dengan istilah
Kompetensi Dasar (KD). Selain itu setiap peserta didik harus memiliki pengetahuan
ataupun keterampilan sesuai dengan kompetensi lulusan yang biasa kita dengar dengan
istilah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
B. RUANG LINGKUP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Berdasarkan permendiknas No.22 tahun 2006 ruang lingkup mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
24
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi:
Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi:
Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang
berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem hukum dan peradilan
nasional, Hukum dan peradilan internasional.
3. Hak Asasi Manusia, meliputi:
Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat,
Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM.
4. Kebutuhan warga negara meliputi:
Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan
berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai
keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga Negara.
5. Konstitusi Negara meliputi:
Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusikonstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara
dengan konstitusi.
6. Kekuasan dan Politik, meliputi:
Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi,
Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya
demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam
masyarakat demokrasi.
7. Pancasila meliputi:
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses
perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka.
8. Globalisasi meliputi:
Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era
globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi
internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
Untuk aspek-aspek diatas akan kita bahas satu persatu, yaitu:
1. Persatuan dan kesatuan bangsa, didalam aspek ini meliputi:
a. Hidup rukun dalam perbedaan
Sebagai manusia kita harus bisa hidup rukun dengan sesama agar di dunia ini
tidak ada kata perpecahan antar manusia apalagi hanya karena perbedaan semata.
Seharusnya karena perbedaan itulah kita harus saling melengkapi satu sama lain.
Contohnya, toleransi antar agama, menghormati orang yang sedang beribadah,
tidak membeda-bedakan teman, kerja bakti dimasyarakat, dll.
b. Cinta lingkungan
25
Peduli akan lingkungan sangat penting untuk diajarkan kepada peserta didik.
Apalagi anak sekolah dasar. Kita sebagai guru harus bisa menanamkan jiwa peduli
atau cinta terhadap lingkungannya dari kecil. Contohnya, tidak membuang
sampah sembarangan, menjaga lingkungan agar bersih, melakukan reboisasi hutan
yang gundul, selalu merawat lingkungan, dll.
c. Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia
Kita sebagai warga negara Indonesia harus bangga menjadi bagian dari bangsa
Indonesia. Banyak sesuatu yang dapat dibanggakan dari negeri tercinta ini seperti
wilayahnya yang luas, memiliki agama, budaya dan suku bangsa yang beragam,
dll. Contoh perilaku terhadap kebanggaan sebagai bangsa Indonesia ini adalah
menggunakan produk dalam negeri, menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
dan benar, menghormati jasa-jasa pahlawan, berlatih tarian atau lagu daerah dari
Indonesia, dll.
d. Sumpah pemuda
Di dalam isi sumpah pemuda telah jelas berisi tentang pengakuan putra-putri
Indonesia bahwa mereka satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.
e. Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan warga Negara guna mewujudkan keutuhan
NKRI yaitu cinta tanah air, rela berkorban, membina persatuan dan kesatuan, dll.
f. Partisipasi dalam pembelaan Negara
Keikutsertaan warga Negara dengan wujud untuk membela Negara merupakan hal
yang sangat membanggakan. Contohnya yaitu mengikuti pelatihan dasar
kemiliteran secara wajib, melaksanakan pendidikan kewarganegaraan,dll.
g. Sikap positif terhadap NKRI
Sikap positif ini dapat diwujudkan dengan cara menjaga seluruh kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya, menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan
warna kulit.
h. Keterbukaan dan jaminan keadilan
Keterbukaan tentang proses pemerintahan sangatlah penting sehingga tidak akan
ada kesalahpahaman antara rakyat dan penyelenggara Negara. Jaminan keadilan
juga perlu agar tidak ada pilih kasih antara rakyat menegah ke bawah dan
menengah keatas. Contoh dalam mewujudkan hal ini yaitu pemerintahan yang
terbuka dan transparan, pemerataan kesejahteraan hidup rakyat, dll
2. Norma, hukum dan peraturan, dalam aspek ini meliputi:
26
a. Tertib dalam kehidupan keluarga
Didalam keluarga juga perlu sebuah peraturan yang dimaksudkan untuk anak agar
tahu apa yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya. Contohnya adalah
setelah bangun tidur menata kembali tempat tidur, menghormati orang tua,
mematuhi peraturan yang ada di keluarga yang telah menjadi kesepakatan
bersama.
b. Tata tertib disekolah
Di sekolah juga perlu tata tertib agar sekolah tersebut dapat berkembang sesuai
dengan yang diharapkan. Misalnya,seragam harus dimasukkan, waktu upacara
harus menggunakan atribut lengkap, masuk sekolah pukul 7.00 WIB, dll
c. Norma yang berlaku dimasyarakat
Di suatu masyarakat juga perlu yang namanya norma atau peraturan agar kita
sesama manusia saling menghargai serta menghormati satu sama lain. Misalnya,
berbicara sopan kepada orang yang lebih tua, menyapa saat bertemu dengan orang
yang kita kenal, dll.
d. Peraturan-peraturan daerah
Adalah sebuah peraturan perundang-undangan yang dibuat atau dibentuk oleh
dewan perwakilan rakyat daerah. Contohnya, di bandung mewajibkan
masyarakatnya untuk menggunakan bahasa sunda ketika hari yang telah
ditentukan oleh dewan perwakilan daerah, semisal hari senin saja.
e. Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Di setiap bangsa dan Negara norma itu sangatlah penting agar manusia selalu
berbuat kebaikan dan tidak melakukan perbuatan yang tercela atau yang
melanggar ketentuan Negara. Contohnya yaitu norma hukum, ketika melakukan
perbuatan yang melanggar hukum maka akan dikenakan sanksi sesuai hukum
yang berlaku.
f. Sistem hukum dan peradilan nasional
Sistem hukum adalah suatu sistem peraturan tentang apa yang harus dilaksanakan
atau tidak boleh dilaksanakanoleh manusia untuk mencapai tujuan hukum di
Indonesia. Sedangkan peradilan nasional adalah sesuatu tentang perkara peradilan
yang bersifat kebangsaan.
g. Hukum dan peradilan nasional
Merupakan suatu hukum dan peradilan yang berlaku di dalam suatu Negara.
Contoh hukum Indonesia.
27
h. Hukum dan peradilan internasional
Merupakan hukum dan peradilan yang mengatur hubungan dua atau lebih Negara.
Contohnyahukum perang, hukum perdata internasional.
3. Hak Asasi manusia,
(Zainul Ittihad Amin, 2009:1.43) HAM adalah hak-hak dasar yang
dimiliki oleh manusia sebagai pemberian tuhan yang maha esa.
Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia yang diberikan oleh
Tuhan Yang Maha Esa sejak lahir. HAM meliputi,
a. Hak dan kewajiban anak, antara lain hak mendapat kasih sayang dari orang tua,
hak bermain, kewajiban berbakti kepada orang tua, dll
b. Hak dan kewajiban anggota masyarakat, antara lain berhak mengikuti organisasi,
hak mengeluarkan pendapat, kewajiban menghormati orang yang lebih tua, dll.
c. Instrument nasional dan internasional HAM
Suatu peraturan perundang-undangan yang mengatur HAM, baik HAM di dalam
Negara itu sendiri maupun HAM di Negara lain.
d. Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM
HAM itu sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat, maka dari itu perlu
adanya
pemajuan,
penghormatan,
serta
perlindungan
agar
pelanggaran-
pelanggaran HAM tidak terjadi.
Setelah mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan peserta didik
dapat menambah pengetahuan tentang HAM, mengetahui apa saja hak-hak yang
seharusnya dimiliki olehnya. Seperti hak sebagai anak, hak perempuan, dan
pelanggaran-pelanggaran HAM, serta pengadilan yang bertugas untuk menangani
masalah HAM.
4. Kebutuhan warga Negara
Kebutuhan warga Negara yaitu sesuatu yang menggerakkan warga Negara dalam
aktifitasnya dan menjadi alasan untuk berusaha. Meliputi:
a. Hidup gotong royong, misalnya kerja bakti, mendirikan fasilitas umum, dll
b. Harga diri sebagai warga masyarakat, misalnya bergaul dengan baik, ramah
tamah, dll
c. Kebebasan berorganisasi, disini warga berhak memilih organisasi apa yang ingin
diikutinya. Contohnya karang taruna dan remaja masjid.
28
d. Kebebasan mengeluarkan pendapat, yaitu semua orang bebas mengeluarkan
pendapat dalam suatu organisasi atau komunitas.
e. Menghargai keputusan bersama yaitu di dalam suatu organisasi pastilah ada yang
namanya perbedaan pendapat. Perbedaan adalah hal yang wajar. Selanjutnya
bagaimana sikap kita dalam menanggapinya.
f. Prestasi diri, adalah sesuatu yang timbul sebagai hasil dari kerja keras kita.
Sehingga potensi-potensi yang ada pada diri kita bisa bermanfaat.
g. Persamaan kedudukan warga Negara, setiap warga Negara memiliki kedudukan
yang sama. Sehingga tidak akan ada kesenjangan antara warga masyarakat yang
satu dengan yang lainnya.
5. Konstitusi Negara, Konstitusi diartikan sebagai undang-undangdasar. Meliputi,
a. Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama
Proklamasi kemerdekaan adalah hasil dari perjuangan dan kerja keras rakyat
Indonesia melawan penjajah. Konstitusi pertama yang digunakan Indonesia adalah
UUD 1945.
b. Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, seperti UUD 1945,
UUD RIS 1949, UUDS 1950, UUD 1945, UUD 1945 setelah amandemen.
c. Hubungan dasar Negara dan konstitusi
Nampak pada gagasan dasar, cita-cita, dan tujuan Negara yang terdapat dalam
pembukaan UUD negara
6. Kekuasaan dan politik,
Kekuasaan adalah suatu wewenang yang biasanya mengarah pada gagasan politik.
Seperti kekuasaan sebagai alat untuk seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya.
Kekuasaan dan politik meliputi,
a. Pemerintahan desa dan kecamatan, seperti seorang camat, kepala desa, Rukun
Tetangga, Rukun Warga, karang taruna, posyandu, dll
b. Pemerintahan daerah dan otonomi, seperti bupati, gubernur, dll
c. Pemerintahan pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, Wakil Presiden, dll.
d. Demokrasi dan sistem politik,
Setelah mempelajari demokrasi dan sistem politik ini diharapkan peserta didik
dapat mempelajari pengertian demokrasi, sejarah perkembangannya, praktik
demokrasi di Indonesia, macam-macam sistem poitik di Indonesia.
e. Budaya Politik, adalah suatu pola perilaku yang berhubungan dengan politik
dalam kehidupan bernegara.
29
f. Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, adalah suatu pola perilaku menuju
masyarakat yang beradab yang berdasarkan nilai-nilai demokrasi.
g. Sistem pemerintahan, pers, dan masyarakat demokrasi
Sistem pemerintahan adalah suatu sistem yang digunakan untuk proses
pemerintahan, pers merupakan suatu sarana yang digunakan untuk media
komunikasi, masyarakat demokrasi adalah masyarakat yang berjiwa demokrasi.
7. Pancasila, aspek ini meliputi:
a. Kedudukan pancasila sebagai dasar Negara dan ideologi Negara
Kedudukan pancasila sebagai dasar Negara yaitu pancasila sebagai dasar atau
pondasi dalam penyelenggaraan Negara, sedangkan sebagai ideologi adalah
pancasila sebagai suatu gagasan atau ide tentang suatu Negara.
b. Proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara
Pancasila dirumuskan oleh tiga orang tokoh, diantara adalah Muh.Yamin,
Soepomo, dan Ir Soekarno.
c. Pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari
Untuk sila pertama pengamalannya dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan
Yang Maha Esa, sila kedua dengan saling tolong menolong sesama manusia, sila
ketiga dengan cara menjaga keutuhan Negara, sila keempat dengan cara
musyawarah apabila menyelesaikan suatu masalah, dan sila kelima dengan
berbuat adil sesama manusia.
d. Pancasila sebagai ideologi yang terbuka, maksud dari ideologi terbuka
adalahideologi yang dinamis atau yang mampu mengikuti perkembangan jaman.
8. Globalisasi,
Suatu perubahan yang terjadi didunia karena proses individu atau kelompok yaitu
ditandai dengan kemajuan beberapa hal. Salah satunya yaitu sistem teknologi
Informasi dan komunikasi. Globalisasi meliputi,
a. Globalisasi dilingkungannya
Globalisasi berpengaruh terhadap suatu lingkungan. Ada pengaruh positif maupun
pengaruh negatif.
b. Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi
Ada berbagai kemajuan akibat globalisasi. Dengan adanya globalisasi ini
diharapkan bisa memajukan politik luar negeri di Indonesia.
c. Dampak globalisasi
30
Globalisasi menimbulkan beberapa dampak bagi kehidupan masyarakat. Ada
dampak positif dan negatif. Salah satu dampak positifnya yaitu kemajuan IPTEK,
untuk dampak negatifnya yaitu banyak kenakalan-kenakalan yang terjadi.
d. Hubungan internasional dan organisasi internasional
Hubungan internasional adalah suatu hubungan yang terjadi antara dua Negara
atau lebih, sedangkan organisasi internasional merupakan wadah yang dibentuk
untuk menjalin hubungan antar Negara. Contohnya PBB (Perserikatan bangsabangsa).
e. Mengevaluasi globalisasi.
Mengevaluasi globalisasi dapat kita lakukan dengan cara menyeleksi antara
pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positifnya boleh kita ambil namun
pengaruh negatif sebaiknya kita hindari.
C. DASAR HUKUM PKN PELAKSANAAN PKN DI SD
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang wajib diberikan di
semua jenjang pendidikan termasuk di jenjang sekolah dasar. Prndidikan kewarganegaraan
dirancang sejalan dengan
pemikiran akademis bahwa yang namanya pendidikan
kewarganegaraan harus mengandung nilai-nilai dasar sebagai prasyarat kehidupan bersama
yang dicita-citakan. Selain itu, pendidikan kewarganegaraan juga harus menganut pendekatan
berbasis nilai pemahaman tentang warga negara, bangsa, negara, hak dan kewajiban warga
negara.
Dasar dasar hukum dari pendidikan kewarganegaraan yaitu pasal 32 pelaksanaan
ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan dengan PERATURAN
PEMERINTAH., pasal 38 pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam nasional, perkembangan
ilmu pengetahuan dan satuan pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara
nasional dan kurikulum jenjang masing-masing satuan pendidikan. Pasal 39 ayat 1 isi
kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan
penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Ayat 2 isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan
31
wajib memuat : pendidikan pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan.
Dengan adanya dasar hukum yang sebagai landasan/norma yang paling nyata memaksa dan
mengikat pendidikan kewarganegaraan, memungkinkan sitem pendidikan kewarganegaraan
berjalan dengan baik dan memungkinkan tidak ada permasalahan saat pelaksanaan
berlangsung.
Di dalam dasar hukum terdapat penjelasan tentang pendidikan kewarganegaraan
baik untuk pelaksanaan, permasalahan, maupun solusi. Dasar hukum juga dapat membantu
pelaksanaan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar. Jadi, guru mengajar
dengan menganut dari dasar hukum pendidikan kewarganegaraan. Jika dasar hukum tidak ada
pelaksannaan pembelajran PKN akan tidak berjalan dengan baik dan akan mengalami
permasalahan saat pelaksanaan terjaadi.
D. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PKN DI SD
Di dalam pelaksanaan mengajar pkn yang didasari oleh dasar hukum perlu adanya
pendekatan yang pada prinsipnya lebih mengarah kepada pengembangan kurikulum di dalam
isi
dari
materi
pelajaran.
Dalam
proses
pelaksanaan
pembelajaran
pendidikan
kewarganegaraan perlu dituntut untuk lebih mengenali dan memahami nilai-nilai dari inti
pribadi dan masyarakat, berfilosofis dan rasional terhadap nilai-nilai pkn, mencoba dan
menumbuhkan respon. Membuat keputusan tentang tindakan yang paling tepat atas dasar
filosofis dan respon. Pelaksanaan ini dapat membantu siswa mengamalkan nilai moral
pancasila dan budi pekerti yang luhur, yang dipelajari di sekolah, sehingga proses
pembelajaran lebih bermakna.
Sebagaiman disebutkan oleh (Suhan, 2006:7) pelaksanaan pembelajaran adalah
salah satu tugas utama seorang guru, dimana pembelajaran dapat diartikan suat
sitem atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajaran yang direncanakan
atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek
didik/pembelajar dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Kegiatan pendahuluan (awal) pada dasarnya merupakan kegiatan awal yang harus
ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali plaksanaan pembelajaran. Fungsinya
terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan
peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. efisiensi waktu dalam
kegiatan pendahuluan pembelajaran ini perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia untuk
32
kegiatan tersebut relative singkat, berkisar antara 50-10 menit. Dengan waktu yang relative
singkat tersebut diharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik,
sehingga dalam pelaksanaan kegiatan initi pembelajaran peserta didik sudah siap untuk
mengikuti pelajaran dengan seksama. Dalam pendahuluan pembelajaran ini diantaranya
untuk menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif, melaksanakan
kegiatan apersepsi dan penilaian awal.
Kegiatan inti merupakan kegiatan dalam rangka pelaksanaan pembelajaran yang
menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar peserta didik. Pengalaman belajar
tersebut bisa dalam bentuk kegiatan tatap muka di kelas atau di luar kelas dan kegiatan non
tatap muka. Pengalaman belajar tatap muka dimaksudkan sebagai kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dengan mengembangkan bentuk-bentuk interaksi langsung antara guru
dengan peserta didik, sedangkan pengalaman belajar non tatap muka dimaksudkan sebagai
kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar
lain.yang bukan kegiatan interaksi langsung antara guru dengan peserta didik.
Kegiatan ini merupakan cara yang cukup praktis untuk memberitahukan kompetensi
tersebut kepada peserta didik bisa dilakukan dengan cara tertulis atau lisan, atau keduaduanya. Dalam tahapan ini guru perlu menyampaikan kepada peserta didik tentang kegiatankegiatan belajar yang harus ditempuh peserta didik dalam menyampaikan tema/topic, atau
materi pembelajaran pkn terpadu. Peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan
sendiri apa saja yang dipelajarinya, sehingga prrinsip-prrinsip belajar dalam teori dapat
diterapkan. Penyajian bahan pembelajaran harus dilakukan secara terpadu melalui
penghubungan konsep dari mata pelajaran satu dengan konsep dari mata pelajaran lainnya.
Dalam hal ini, guru harus berupaya menyajikan bahan pelajaran dengan strategi mengajar
yang bervariasi, yang mendorong peserta didik pada upaya penemuan pengentahuan baru.
Kegiatan pembelajaran bisa dilakukan melauli kegiatan pembelajaran secara klasik,
kelompok dan perorangan.
Kegiatan akhir dan tindak lanjut dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan
sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran, tetapi juga sebagai kegiatan penilaian hasil belajar
peserta didik dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut harus ditempuh berdasarkan
pada proses dan hasil belajar peserta didik. Waktu yang tersedia untuk kegiatan ini relatife
singkat, oleh karena itu guru perlu mengatut dan memanfaatkan wktu seefisien
mungkin.Objek dalam penilaian pembelajaran terpadu mencakup penilaian terhadap proses
33
dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai
terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan
penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai
dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar tersebut pada hakikatnyaa merupakan
pencapaian kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap
dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
E. Tuntutan Pedagogis
Setelah mengetahui ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan di SD, semua itu
tidak terlepas dari campur tangan seorang guru. Seorang guru harus mampu
menyampaikan materi-materi yang seharusnya diajarkan pada peserta didik secara
optimal. Maka dari itu muncul suatu tuntutan seorang guru yaitu tuntutan pedagogis.
pedagogi/pedagogis adalah seni didik atau segala kecakapan yang kita
pergunakan untuk mendidik anak (Prof. Dr. H. Waini Rasyidin,
2014:6).
Tuntutan pedagogis, tuntutan apa saja yang harus dimiliki seorang guru atau
kriteria yang bagaimana yang harus dimiliki seorang guru PKN untuk mencapai tujuan
pendidikan kewarganegaraan. Sebagai seorang guru harus pandai dalam mengolah kata
karena setiap ucapan yang keluar dari mulut seorang guru akan menjadi teladan bagi
murid-muridnya. Kemudian dengan guru mempelajari tuntutan pedagogis, guru tersebut
dapat mempersiapkan mental, professional dan dapat berinteraksi dengan baik antara guru
dengan peserta didiknya. Guru bisa memberikan contoh yang baik dan patut diteladani
dan menjadi contoh yang baik dan dapat di tiru oleh peserta didiknya.
Menurut (Dr. E.
pedagogis meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Mulyasa,2008:75)
bahwasannya
kompetensi
Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
Pemahaman terhadap peserta didik
Pengembangan kurikulum atau silabus
Perancangan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Evaluasi hasil belajar (EHB)
Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya
34
kami akan membahasnya satu persatu yaitu,
1. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
seorang guru harus memiliki pengetahuan atau wawasan yang luas dan penguasaan
materi tentang ilmu yang akan disampaikan kepada peserta didik. Guru harus
memiliki kesamaan antara latar belakang pendidikannya dengan ilmu apa yang akan
disampaikan kepada peserta didik guna tersampaikannya semua kompetensi yang
seharusnya di dapatkan oleh peserta didik. Kemudian guru juga perlu pengalaman
dalam mengelola kelas. Jadi seorang guru harus memiliki ijazah akademik dan ijazah
keahlian mengajar dari lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah agar jelas
kemampuan guru tersebut dalam mengajar.
2. Pemahaman terhadap peserta didik
Seorang guru pasti telah menerima pendidikan psikologi dari pendidikannya di
perguruan tinggi. Sehingga, seorang guru dapat memahami dan mengetahui
karakteristik dari anak-anak didiknya. Serta memahami tentang latar belakang pribadi
anak dan kebiasaannya di berbagai lingkungan seperti di sekolah, di rumah dan di
dalam masyarakat.Guru dapat membimbingnya sehingga dapat menangani masalah
yang dihadapi anak dengan memberikan solusi dan pendekatan yang benar.
3. Pengembangan kurikulum/ silabus
Seorang guru harus dapat mengembangkan kurikulum melalui perencanaan
pembelajaran yang disesuaikan dengan lingkungan sekolah agar dapat terlaksana
kegiatan mengajar yang efektif dan mendapatkan hasil yang maksimal.
4. Perancangan pembelajaran
Guru harus dapat merancang kegiatan pembelajaran sedemikian rupa yang
didalamnya terdapat aktivitas pembelajaran dari awal hingga akhir dengan suasana
yang menyenangkan. Guru harus memiliki alternatif jika terjadi masalah yang
kemungkinan dapat timbul dari rencana yang sudah dirancang.
5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Guru dapat melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang kreatif, aktif dan
menyenangkan di dalam kelas. Guru dapat memberikan kesempatan untuk peserta
didik mengembangkan potensi peserta didik dan kemampuannya sehingga dapat
dilatih. Guru harus sering berinteraksi dengan murid dalam pembelajaran melalui
Tanya Jawab. Jika ada siswa yang salah jawab guru tidak boleh berkata kasar kepada
siswa agar siswa tidak putus asa, dan guru wajib memberikan pengertian tentang
35
jawaban yang salah tersebut sehingga terciptalah pelaksanaan pembelajaran yang
mendidik.
6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Di era globalisasi ini perkembangan IT (Information Technology) sudah sangat pesat.
Jadi tidak menutup kemungkinan seorang guru harus memiliki kemampuan
menggunakan teknologi sebagai media pembelajaran. Contohnya seorang guru SD
menyampaikan materi dengan menggunakan LCD proyektor. Guru juga harus bisa
membiasakan peserta didik menggunakan teknologi dengan syarat ada yang
mengarahkannya. Sehingga teknologi tersebut tidak berdampak negatif bagi peserta
didik.
7. Evaluasi hasil belajar
Guru harus memiliki kemampuan untuk menilai pembelajaran di dalam kelas meliputi
respon peserta didik, hasil belajar peserta didik disesuaikan dengan kemampuan yang
dimiliki oleh masing-masing peserta didik dan tidak membeda-bedakan siswa yang
satu dengan siswa yang lainnya. Untuk dapat menilai, guru harus dapat merencanakan
penilaian yang tepat dan membuat kesimpulan bahkan solusi secara akurat atau
dengan sebenar-benarnya.
8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Seorang guru harus dapat membimbing peserta didik untuk mengembangkan potensi
mereka dengan cara menciptakan wadah bagi peserta didik untuk mengenali
potensinya sejak dini dan melatihnya agar berkembang. Contohnya dengan mengikuti
extrakulikuler di sekolah maupun di luar sekolah.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan
pedagogis ini adalah dengan melaksanakan observasi kegiatan kelas. Observasi kegiatan
kelas, berdasarkan perencanaan dan sosial atas masalah yang dihadapi anak dalam
belajar. Sehingga hasil belajar anak dapat meningkat dan sesuai dengan target
perencanaan guru. Pada dasarnya, semua aspek kompetensi pedagogis di atas dapat
meningkat melalui pengembangan diskusi terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh
peserta didik.
F. Kriteria Guru Pendidikan Kewarganegaraan
36
Di dalam dunia pendidikan guru merupakanteladan bagi peserta didik. Tugas
seorang guru selain mengajar dan mendidik adalah menjadi orang tua kedua disekolah.
Untuk itu seorang guru harus paham karakter dan kepribadian masing-masing peserta
didik. Karena karakter dan kepribadian peserta didik akan mempengaruhi hasil
belajarnya. Seorang guru yang mendidik siswa-siswinya dengan benar akan membuahkan
hasil yang optimal dan akan disegani oleh banyak orang. Guru yang baik harus jadi
panutan dan teladan bagi siswa-siswinya.Oleh sebab itu, kita sebagai calon guru harus
bisa mengolah kata untuk bisa merubah tingkah laku yang kurang baik dari peserta didik
karena setiap kata yang keluar dari mulut seorang guru dapat menjadiinspirasi bagi diri
anak didiknya. Seorang guru tidak hanya perlu keahlian dalam mengolah kata saja tetapi
juga harus menumbuhkan sikap yang membangun agar peserta didik bisa meniru sikap
guru tersebut. Seorang guru juga harus terampil dalam mengolah bahan pembelajaran
yang akan diajarkan agar dapat dipahami dan diterapkan peserta didiknya dengan baik.
Mata pelajaran PKN terkenal dengan pelajaran yang membosankan. Jadi seorang guru
harus mampu mengubah penilaian peserta didik tersebut terhadap pelajaran PKN yang
membosankan menjadi pelajaran PKN yang menyenangkan yaitu dengan cara
memberikan proses pembelajaran yang kreatif, nyaman, dan tidak membosankan.
Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki seorang guru khusunya guru PKN
adalah sebagai berikut.
1. Seorang guru harus memiliki sifat cinta tanah air dan mampu membangun budi
pekerti yang baik (moral) kepada para siswanya dengan menanamkan nilai
Nasionalisme.
2. Seorang guru harus menjadi pribadi yang kuat contohnya tangguh, ulet, dan tidak
mudah putus asa.
3. Seorang guru harus bisa memberikan gambaran sesuatu hal yang baik kepada peserta
didiknya dan dapat menjadi suri tauladan bagi peserta didik.
4. Seorang guru harus memiliki keteguhan yang tinggi atau konsistensi dalam mendidik.
5. Seorang guru PKN harus memiliki keyakinanterhadap Tuhanyaitu dapat dilihat dari
sisi ketaqwaannya.
Kita akan membahasnya satu persatu,
1. Seorang guru harus memiliki sifat cinta tanah air dan mampu membangun budi
pekerti yang baik (moral) kepada para siswanya dengan menanamkan nilai
Nasionalisme.
37
Menurut Riyanto (2007), bahwa kata “moral” mengacu pada baik dan
buruknya manusa terkait dengan tindakannya, sikapnya dengan cara
mengungkapkannya.
Suatu tindakan baik dan buruknya manusia itu mencerminkan bahwa manusia
mempunyai moral. Melihat baik buruknya moral manusia tidak hanya dari
tindakannya saja melainkan bisa melalui sebuah ucapannya. Jika tindakan atau
perbuatan serta ucapannya tidak baik menandakan manusia mempunyai moral yang
rendah, dan sebaliknya. Membangun moral dengan nasionalisme harus ditanamkan
sejak dini, terutama pada siswa usia Sekolah Dasar (SD). Sebab di SD merupakan
basic pendidikan, sedangkan moral merupakan landasan utama dalam melakukan
seluruh aktivitas dalam kehidupan. Cara membangun moral dengan nasionalisme
yaitu dengan cara membiasakan bersalaman ketika bertemu dengan guru, tidak
membiasakan makan sambil berdiri, membiasakan sopan santun terhadap sesama
manusia.
2. Seorang guru harus menjadi pribadi yang kuat contohnya tangguh, ulet, dan tidak
mudah putus asa.
Semangat juang seorang guru dapat diukur ketika guru tersebut mendidik anak
yang sedikit bermasalah dalam penyerapan ilmu. Bisa dikategorikan sebagai anak
yang malas atau perkembangan kognitifnya kurang. Seorang guru berjuang dan
pantang menyerah agar anak tersebut bisa menjadi anak yang pintar. Kadangkala ada
anak yang nakal, sehingga dapat menguras kesabaran seorang guru. Disini semua
karakter seorang guru diatas sangat diperlukan. Sehingga anak-anak yang bermasalah
ini dapat berkembang secara positif dan menjadi generasi penerus bangsa yang
diidamkan.
3. Seorang guru harus bisa memberikan gambaran sesuatu hal yang baik kepada peserta
didiknya dan dapat menjadi suri tauladan bagi peserta didik.
Guru yang luar biasa adalah guru yang mampu memberikan dan
menumbuhkan inspirasi agar peserta didik dapat mengembangkan
potensinya secara optimal (M. Furqon Hidayatullah. 2009: 235).
Hal ini biasanya berkaitan dengan seorang guru yang cerdas dalam berucap
atau mengolah kata. Sehingga setiap kata yang keluar dari mulut seorang guru dapat
menjadi sebuah inspirasi oleh peserta didiknya. Biasanya dalam hal ini seorang guru
bercerita tentang pengalamannya yang dapat menjadikannya orang yang bisa
dikategorikan berhasil dalam pencapaian cita-citanya. Sehingga pada saat itu peserta
38
didik terinspirasi dan ada kemauan untuk mengikuti jejak gurunya tadi atau mengikuti
apa yang diucapkan oleh gurunya. Oleh sebab itu anak menjadi semangat dan merasa
tertantang dalam menggapai setiap cita-citanya.
4. Seorang guru harus memiliki keteguhan yang tinggi atau konsistensi dalam mendidik.
Integritas seorang guru bisa di nilai dari kesamaan antara ucapan dan tindakan.
Seorang guru yang akan menjadi panutan untuk setiap peserta didiknya harus
mempunyai integritas yang tinggi. Ketika seorang guru tersebut memberikan sebuah
motivasi atau bentuk sebuah larangan akan sesuatu hal yang dinilai kurang baik untuk
dilakukan peserta didiknya maka guru tersebut harus memberi contoh yang sesuai
dengan yang diucapkan. Contohnya ketika guru mengucapkan atau melarang peserta
didik bahwa merokok itu bisa mengganggu kesehatan dan harus menjauhi kebiasaan
buruk tersebut, tetapi pada kenyataannya seorang pendidik tersebut adalah seorang
perokok dan belum bisa menghentikan kebiasaan buruk itu. Seperti itu adalah belum
bisa dikatakan sebagai seorang pendidik atau guru yang baik dan luar biasa. Karena
beliau hanya bisa menasehati saja tetapi sangat bertolak belakang dengan
perbuatannya.
5. Seorang guru PKN harus memiliki keyakinanterhadap Tuhanyaitu dapat dilihat dari
sisi ketaqwaannya.
Sebagai tokoh yang sangat penting dalam pendidikan. Maka guru dituntut
harus memegang teguh nilai-nilai keagamaan, karena dengan menyadari keberadaan
Allah SWT maka secara tidak langsung guru tersebut merasa ada sebuah pengawasan
dari yang maha kuasa yaitu Allah SWT. sehingga guru akan menjalankan tugasnya
dengan baik, bertanggung jawab, serta ikhlas.
Beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh guru PKn seperti yang telah
dijelaskan diatas, maka seorang guru PKn harus menjalankannya dengan hati yang ikhlas,
karena pada dasarnyasegala sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas maka hasil yang akan
dicapai menjadi baik seperti yang diharapakan. Selain yang dijelaskan diatas, seorang
guru PKN dalam menyalurkan materi-materinya dalam proses pembelajaran, alangkah
baiknya disertakan sebuah materi-materi pendukung dalam proses pembelajarannya agar
dapat membentuk moral peserta didik dengan baik. Nilai-nilai diatas merupakan sebuah
upaya untuk membentuk kepribadian yang baik dan unggul bagi calon penerus bangsa.
G. PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PKN
39
Masalah yang ditemui dalam setiap pembelajaran memang sangat komplek. Masalah
tersebut datangnya bisa dari kurikulu, guru, siswa, sarana prasarana, sumber belajar, dan lainlain. Namun sayangnya banyak pendidik yang masih kurang peka terhadap permasalahan
yang dihadapi. Yang menyebabkan pembelajaran pkn cenderung kurang menarik, dianggap
sepal, membosankan, dan bermacam-macam kesan negative lainnya. Masalah-masalah
tersebut antara lain kurikulum yang terlalu berat. Konten atau muatan kurikulum pkn untuk
tingkat SD terlalu tinggi dibandingkan dengan tingkat kemampuan anak usia SD. Misalnya
saja untuk materi kelas 6 yaitu memahami system pemerintahan republic Indonesia,
mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai UUD 1945, mendeskripsikan tugas dan
fungsi pemerintahan pusat dan daerah.
Materi-materi tersebut selain terlalu tinggi bagi siswa juga belum memiliki manfaat
dan kegunaan bagi kehidupan siswa. Artinya kalaupun materi itu nanti dipelajari oleh siswa
akhirnya sasarannya hanya kepada aspek kognitif saja, tidak menyentuh kehidupan siswa.
Kurangnya kemampuan dalam menangkap kata kunci dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Maka pembelajaran cenderung hanya mengarah pada pencapaian aspek
kognitif. Kondisi semacam ini menyebabkan kompetensi yang diharapkan atau dicapai oleh
siwa justru terabaikan, misalnya bagaimana siswa mampu menghargai perbedaan pendapat
dalam satu musyawarah, dan bagaimana meneladani nilai juang para tokoh yang oleh siswa
dapat diaplikasikan dalam belajar.
Pembelajaran PKN selama ini lebih banyak berlangsung dengan pendekatan
konvesional. Selama pembelajaran guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab. Siswa hanya menjadi pendengar di dalam kelas, kemudian mengerjakan atau
menjawab soal. Pembelajaran berlangsung monoton, dan guru menjadi satu-saunya sumber
informasi. Selain itu, dalam pembelajaran jarangg yang menggunakan media yang
menunjang. Pembelajaran semacam ini jelas akan sangat membosankan dan tidak
menarikMateri PKN sebenarnya banyak yang bisa diajarkan sesuai realitas kehidupan siswa.
Namun, dalam prakteknya karena sudah terbiasa mengajar dengan ceramah, akhirnya semua
materi disajikan dalam bentuk ceramah dan tanya jawab. Akibatnya apa yang didapat siswa
sekedar apa yang disampaikan oelh gurunya. Itupun kalau dapat terserap semuanya. Jika
materi disajikan dengan ceramah saja, maka yang terjadi kemudian kompetensi yang terdapat
dalam standar kompetensi tersebut tidak akan tercapai. Padahal materi menuntut adanya
aplikasi, bukan sekedar teori atau penerapan, bukan hafalan.
40
Evaluasi hanya mengarah pada aspek kognitif. Sebagai dampak dari kesalahan dalam
menangkap asensi penggunaan metode ceraah yang menjadi andalan, maka hasil belajar yang
diharapkan akhirnya hanya bermuara pada pengetahuan. Padahal hasil belajar seharusnya
mencakup semua domain, yaitu kognitif, dan efektif. Dari kesimpulan diatas, secara garis
besar dapat dikatakan bahwa guru PKN adalah orang yang dengan fungsinya melaksanakan
dan memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik mengenai hubungan antara warga
negara dan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar anak didik tersebut
nantinya menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaaan dan cinta tanah air. Guru
menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawalah yang menyebabkan guru
dihormati, sehinggaa masyarakat tidak meragukan figure guru. Masyarakat yakin bahwa
gurulah yang mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia.
Problem pokok yang dialami dan dihadapi oleh guru PKN, baik pemula maupun yang
sudah profesionla adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan masalah yang
kompleks, dimana guru PKN dituntut untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas
untuk mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan anak didik dapat
belajar. Dengan kata lain, pengelolaan kelas yang efektif adlah syarat bagi pengajaran yang
efektif. Suatu kondisi belajar PKN yang optimal dapat tercapai jika guru PKN mampu
menagtur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasan yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan
prasyarat mutlak bagi terjadinya proses interaksi edukatif yang efektif.
H. SOLUSI UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN DALAM
PRATIK
PEMBELAJARAN PKN DI SD
Kurikulum disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa SD. Jika berbicara masalah
kurikulum, materi yang disampaikan paling tidak mempunyai kesesuaian dengan tingkat
usianya, mempunyai manfaat bagi kehidupan siswa. Menangkap esensi atau kata kunci dalam
standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan benar. Mengajar dengan pendekatan
konstruktivisme melaksanakan pendekatan pembelajaran konstruktivisme akan banyak
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeskplor potensial ada dalam dirinya.
Pendekatan ini juga memberikan ruang bagi siswa untuk mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya, bukan diberi sehingga belajar akan lebih bermakna bagi dirinya. Siswa akan
berpatisipasi aktif dalam pembelajaran, bukan sekedar menjadi pendengar. Pemilihan metode,
41
media, dan sumber yang tepat juga akan sangat memperngaruhi keberhasilan dan
kebermaknaan pembelajaran.
Belajar akan bermakna bagi siswa jika apa yang dipelajari adalah apa yanag
bermanfaat bagi kehidupannya. Peristiwa atau fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar
siswa bisa menjadi topik menarik untuk dipelajari. Dan ini akan dapat menumbuhkan
kepedulian sosial siswa. Dengan mendiskusikan masalah ini siswa akan terlatih berpikir
kritikan terhadapa fenomena yang terjadi di lingkungannya. Dengan kemampuan berpikirnya
itulah diharapkan siswa akan mampu menghadapi segala persoalan yang dihadapi baik
sekarang maupun bagi kehidupannya dimasa yang akan datang, semua bermula dari realitas.
Evaluasi bersifat total secara kognitif maupun efektif. Hasil belajar tidak hanya diukur dari
kemampuan kognitif saja. Tapi lebih dari itu, siswa diharapkan memiliki sikap dan perilaku
bertanggung jawab terhadap kewajibannya. Dalam mata pelajaran PKN pengembangan nilainilai afeksi dalam karakter harus menjadi prioritas.
Strategi pembelajarn yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana yang
menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar. rmotivasi untuk belajar.
untuk meningkatkan hasil belajar PKN, dalam pembelajarannya harus menarik sehingga
siswa dapat memahami dan menangkap materi yang disampaikan. Solusi yang dipilih
hendaknya mampu secara efektif mengatasi kemampuan intelektual siswa dalam belajar
harus mampu meningkatkan kemampuan intelektual siswa dalam belajar sehingga siswa
dapat belajar dengan cepat. Akan lebih baik lagi jika dapat meningkatkan kemampuan
intelektual peserta didik secara keseluruhan sehingga tidak ada siswa tertinggal dari siswa
lainnya dalam hal memahami materi pembelajaran.
BAB 3
PRINSIP – PRINSIP DALAM MENGAJAR PKN DI SD
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa dapat memahami konsep Prinsip – Prinsip Dalam Mengajar PKn Di Sekolah Dasar
Tujuan Instruksional Khusus :
42
a.
b.
c.
d.
e.
Mahasiswa dapat memahami Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan
Mahasiswa dapat mendeskripsikan Konsep Teori Mengajar
Mahasiswa dapat mejelaskan Perkembangan Teori Mengajar
Mahasiswa dapat mendeskripsikan Prinsip Dan Landasan Teori Mengajar
Mahasiswa dapat menganalisis Hubungan Prinsip Mengajar Dengan PKn Di SD
A. PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam suatu bangsa, karena bangsa yang maju
bangsa yang memperdulikan akan pendidikan di dalam sebuah Negara tersebut. Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktiv mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, keribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan di dalam Undang – Undang Pendidikan Pasal 4
menjelaskan bahwa Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai
kultural dan kemajemukan bangsa. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang
sistematik dengan sistem terbuka dan multimakna. Pendidikan diselenggarakan sebagai
suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan,
dan mengembangkan kreativvitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Pendidikan
diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi
segenap warga masyarakat. Pendidikan diselnggarkan dengan memberdayakan semua
komponen masayrakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan penegndalian mutu
layanan pendidikan.
Pendidkan Kwarganegaraan (PKN) adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa
Indonesia. Nilai luhur dan moral tersebut diharapkan dapat diwujudakan dalam bentuk prilaku
kehidupan sehari – hari siswa, baik sebagian individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Prilaku – prilaku yang dimaksud diatas, tercantum di dalam
penjelasan
Undang – Undang R.I no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendiidkan Nasioan pasal 39 ayat (2)
meliputi prilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam
masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, prilaku yang berisifat kemanusiaan
yang adil dan beradap, perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang
beraneka ragam kepentingan, prilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehinggga perbedaan
pemikiran, pendapat, ataupun kepentingan diatas melalui musyawarah dan mufakat, serta
prilaku yang mendukung upaya untuk mewujudakan keadilan sosial bagi seluruh rahyat
Indonesia.
43
Perkembangan tentang teori pendidikan pada dasarnya sudah mengemuka sejak awal abad ke
20 seperti dikemukakan John Dewey bahwa teori pendidikan, teori pengajaran, teori mengajar, dan
teori belajar saling mempengaruhi dan berhubungan satu sama lain.
Ada 3 hal yang dibahas dalam teori mengajar ini. Pertama, bagaimana teori mengajar dan
praktik mengajar sebagai sub-rumpun teori pendidikan bisa mendeskripsikan berbagai unsur yang
terkait. Kedua, bagaimana teori mengajar dan praktik mengajar bisa menjelaskan hubungan satu
sama lain dalam kegiatan mengajar yang bermuara pada kaitan teori pendidikan dan teori belajar.
Ketiga, bagaimana teori mengajar dan praktik mengajar mampu memprediksi berbagai kemungkinan
perkembangan dan isu yang terjadi.
B. KONSEP TEORI MENGAJAR
Ramsden (1992 : 111-120) mengemukaan minimal ada 3 konsep teori mengajar dan praktik
mengajar yang cenderung menjadi kajian para ilmuwan ataupun praktisi pendidikan.
Theory 1 : “teaching as telling transmission”. Mengajar adalah proses
menyampaikan atau mentranmisikan sesuatu. Konsep teori mengajar ini menekankan bahwa
penyampaian bahan ataupun teaching delivery merupakan hal yang dominan dalam mewarnai
berbagai konsep dan praktik mengajar.Dalam teori mengajar seperti ini fokus kegiatannya
adalah apa yang dilakukan guru terhadap siswa.
Theory 2 : “teaching as organising students activity”. Teori mengajar ini
menyatakan bahwa mengajar pada dasarnya mengorganisasikan kegiatan siswa, dengan
demikian fokus kegiatannya adalah bagaimana mengorganisasikan siswa agar siswa melakukan
serangkaian aktivitas yang melahirkan pengalaman belajar. Mengajar dipandang sebagai proses
supervisi dengan sejumlah teknik tertentu sehingga siswa dapat belajar.
Theory 3 : “teaching as making learning possible”. Teori ini memandang bahwa
belajar dan mengajar merupakan dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Bila teori 1 lebih
memfokuskan pada kegiatan guru (teachers oriented), dan teori 2 lebih cenderung
memfokuskan pada kegiatan siswa (student oriented) makan teori 3 ini memadukan antara dua
komponen tersebut. Teori ini lebih merupakan gabungan berbagai aspek pembelajaran ”compound view of intruction”, yaitu antara lain siapa yang melakukan kegiatan mengajar, apa
yang diajarkan, kepada siapa, dengan cara apa, dan bagaimana mengetauhi pengajaran itu
berhasil atau tidak.
44
C. PERKEMBANGAN TEORI MENGAJAR
Teori mengajar secara nyata dibangun oleh adanya perkembangan dalam teori pendidikan.
Adanya dinamika teori pendidikan, secara langsung juga akan merefleksikan adanya dinamika dan
keberagaman dalam memahami teori mengajar.
Secara umum, ada empat aliran pendidikan (Sukmadinata, 1997). Keempat aliran pendidikan
tersebut bagaimanapun juga akan mewarnai teori pendidikan dan teori mengajar secara langsung
ataupun tidak langsung mempengaruhi kontruk teori mengajar (teaching theory). Keempat teori
adalah :
(1) Pendidikan klasik (classical education)
(2) Pendidikan pribadi (personalized education)
(3) Teknologi pendidikan (technology education)
(4) Pendidikan interaksional (interaction educational)
(1) Teori mengajar pada pendidikan klasik
Dalam pendidikan klasik, konsep kurikulumnya berupa kurikulum subyek akademis yang
bersumber pada aliran perenialism dan essensialism yang berorientasi pada masa lalu. Isi
pendidikannya pun dikembangkan sesuai dengan kaidah disiplin ilmu, yang dikembangkan oleh
para ahli secara sistematis, logis, dan kompak berdasarkan konstruk ilmu yang telah terbangun
solid.
Dalam konteks pendidikan klasik ini, tugas guru adalah memilih (select) dan menyajikan
(present) materi ilmu sesuai dengan perkembangan peserta didik. Artinya dengan asumsi
bahwa subject content / bahan sudah tersusun dengan sistematik dan tertata dengan baik,
maka peran guru lebih pada posisi “menyampaikan bahan” (teaching as delivery system).
Walaupun dalam banyak hal, tugas para pendidik bukan hanya menyampaikan materi
pengetahuan, tetapi juga melatih keterampilan dan nenanamkan nilai. Dalam konsep ini guru
adalah ahli dalam bidang ilmu tersebut dan juga berperan sebagai model yang nyata. Dalam
pendidikan klasik, penekanannya adalah bagaimana isi (content) berupa sistem nilai dan atau
pengetahuan diajarkan kepada anak didik. Isi tersebut tersusun secara logis dan sistematis dan
berstruktur dengan penekanan pada segi intelektual, dan sedikit sekali memperhatikan aspek
sosial dan psikologi. Guru berperan sangat dominan, ia menentukan isi, metode dan evaluasi.
Sedangkan siswa berperan secara pasif dan hanya sebagai penerima informasi atau bahan yang
sudah terancang dengan terurut dan sistemik.
45
Dalam konteks pendidikan klasik, exposition teaching theory (Rowtree, 1974 : 93-97)
ataupun receiptive learning theory (Ausubel dan Robinson 1969 : 43-45) merupakan ciri utama
pengajaran pada pendidikan klasik. Materi yang disampaikan guru merupakan ciri dominan.
Siswa bersifat recieptive (penerima), dengan variasi kegiatan duduk, dengar, dan catat yang
merupakan ciri utama kegiatan siswa.
(2) Teori mengajar pada pendidikan pribadi
Konsep teori mengajar pada pendidikan peribadi ini telah banyak dikembangkan oleh para
ahli pendidikan humanistik. Oleh sebab itu teori belajar pribadi sering disebut sebagai
pendidikan humanistik (humanistic education). Beberapa tokoh konspe aliran pendidika nini
antara alain : John Dewey melalui “progressive education” ataupun JJ Rousseau melalui konsep
“romantic education”. Asumsi dasar konsep pendidikan ini adalah anak merupakan sosok
sentral yang utama dalam program pendidikan, oleh sebab itu anak didik merupakan subyek
pendidikan, yang harus didengar, didekati, dan diapresiasi secara komprehensif tentang segala
harapan, cita cita, dan aspirasinya. Para siswa adalah sosok yang memiliki potensi, kemampuan,
kekuatan, oleh sebab itu pendidikan harus dianggap sebagai pesemaian yang subur untuk
mengembangkan siswa seacara menyeluruh. Konsep Gestalt Theory misalnya, mengukuhkan
betapa anak harus diperlakukan secara lebih manusiawi, dan merupakan suatu kesatuan yang
menyeluruh untuk tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang utuh.
(3) Teori mengajar pada teknologi pendidikan
Dalam teknologi pendidikan ini, harapan pendidikan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
dan teknologi. Pendidikan adalah pembentukan dan penguasaan kompetensi yang berorientasi
pada masa sekarang dan yang akan datang. Konsep pendidikan ini mengutamakan konsep
pendidikan segi empiris, informasi obyektif yang didasarkan pada kaidah yang dapat diamati
dan dihitung secara statistik. Dalam teori pendidikan ini, pendidikan adalah ilmu dan bukan
seni. Dengan demikian pengembangan desain program dalam pendidikan ini mengembangkan
kaidah teknologi pendidikan dengan melibatkan perangkat lunak dan perangkat keras termasuk
audio visual dan media pembelajaran. Dalam teroi ini guru berfungsi sebagai direktur belajar
dengan tugas-tugas melakukan pengelolahan pendidikan dan pendalaman bahan.
Pendidikan ini lebih diwarnai oleh the linier-rational model of instruction (Burden and Byrd,
1990 : 26-40), walaupun model ini juga merupakan modifikasi konsep mengajar para
pendahulunya yang memberikan penekanan pada pendekatan tradisional dalam mengajar
46
(traditional approach in teaching), seperti halnya Rational model yang dikembangkan Taba
(1967); Popham and Baker (1970), Gagne, Briggs, and Wager (1992) dan Gagne and Driscoll
(1970).
(4) Teori mengajar pada pendidkan interaksional
Dalam konsep pendidikan ini manusia sebagai makhluk sosial. Pada dasarnya manusia
selalu membutuhkan manusia lain untuk bekarja sama, berinteraksi, dan bekerja dan
berinteraksi. Pendidikan interaksional menekankan interaksi dua pihak atau multi pihak, yaitu
guru, siswa, dan lingkungannya sehingga terjadi hubungan dialogis dan interaksional. Dalam
proses belajarnya, model interaksional terjadi melalui dialog. Guru berperan dalam
menciptakan dialog dengan dasar saling mempercayai dan saling membentu. Bahan ajar banyak
diambil dari lingkungan. Siswa diajak untuk menghayati nilai sosial budaya yang ada di
masyarakat. Dalam pendidikan interaksional menekankan pada isi dan proses pendidikan secara
sekaligus. Isi pendidikan terdiri dari problem nyata yang aktual di masyarakat. Isi pendidikan
terdiri dari problem nyata yang aktual di masyarakat. Sedangkan proses berbentuk kegiatan
belajar berkelompok yang mengutamakan kerjasama dan interaksi antar sisawa dengan guru
dan lingkungan termasuk sumber belajar.
Interaksi pada dasarnya berkaitan erat dengan teori dan proses komunikasi. Kominikasi
suatu proses diamana partisipan berbagi informasi untuk mencapai pengertian satu sama lain.
Communication is a process in witch participants create and share information with one another
in order to reach a mutual understanding. Lasswell (1948) menyebut komponen dasar
komunikasi adalah “Who say what, in what channels, to whom, and in with what effect”
Komunikasi adalah sesuatu yang berkaitan dengan “Siapa yang mengatakan atau
mengemukakan apa, dengan saluran komunikasi apa, kepada siapa, dan dengan dampak apa
(hasil yang dicapai)”. Sedangkan Shannon dan Weaver menyebutkan komunikasi sebagai “all
procedure by which one mind may after another”. Komunikasi adalah semua prosedur tentang
pikiran seseorang yang dapat mempengaruhi pihak lain.
D. PRINSIP DAN LANDASAN TEORI MENGAJAR
Dalam mengajar ada suatu prinsip yang merupakan inti bagaimana mengajar bisa efektif, yaitu
dengan cara memperhatikan prinsip kerja otak. Dalam hal ini otak yang dimliki setiap guru yang akan
47
mengajar pasti memiliki kekuatan dalam mengatur kapan, dan bagaimana ia harus menyampaikan isi
bahan pengajarannya, serta melalui strategi seperti apa. Tanpa kontrol otak khususnya otak bagian
depan, maka guru dalam mengajar tidaklah sistematis. Sedangkan landasan yang mana yang harus
dipegang oleh guru ketika akan mengajar.
Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan seseorang dangat dipengaruhi oleh proses
keseimbangan dan keberhasilan perilaku biologi komunikasinya. Lebih lanjut jika keberhasilan itu
dikembangkan dan didukung oleh faktor sosial, di keberadaan individu dalam lingkungan kelompok
tertentu akan mempengaruhi perilaku biologi sosial yang ia kembangkan. Maka tidaklah cukup
keberhasilan pembelajaran berdasarkan keseimbangan perilaku biologi komunikasi seseorang jika
hasil belajar itu diperuntukkan bagi adaptasi dan pencarian posisi dalam kelompoknya. Dengan
demikian setting yang dilakukan pendidik harus mampu mengarahkan perilaku biologi individu
secara sosial kontrol dalam kelompoknya sehingga ia mampu menempatkan dirinya dan
menunjukkan dirinya sebagai individu yang berhasil dalam belajar.
Dari uraian diatas memberikan penjelasan bagaimana prinsip dan landasan teori mengajar terus
berkembang dan selalu menyesuaikan dengan kapasitas dan kualitas subjek belajar yang menjadi
dasar pergeseran paradigma pendidikan sepanjang individu masih melakukan aktivitas pendewasaan
dirinya.
E.
HUBUNGAN PRINSIP MENGAJAR DENGAN PKN DI SD
Prinsip merupakan landasan yang dimiliki oleh setiap individu yang hakikatnya di nilai oleh
mereka merupakan suatu hal yang benar untuk mereka lakukan, prinsip mengajar dapat di artikan
bahwa suatu pedoman yang di lakukan oleh seorang guru dalam mengajar. Dalam hal prinsip mengajar
yang akan dilakukan guru Pendidikan Kwarganegaraan (PKN) di Sekolah Dasar. Materi Pendidikan
Kwarganegaraan di SD jika melihat daftar isi buku pembelajaran yang diajarkan untuk siswa SD, yaitu
tentang nilai – nilai dan moral dalam berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara, menganalkan hak
dan kewajiban seorang anak, ayah, ibu dalam keluarga, materi tersebut masih bersifat dasar
pengenalan akan apa yang terjadi di lingkungan sekitar mereka.
Hubungan prinsip mengajar dengan Pendidikan Kwarganegaraan (PKN) di SD sebagai berikut :
Menurut James L Marsell
James L Marsell mengemukakan 6 prinsip mengajar yaitu:
48
1. Prinsip konteks
2. Prinsip fokus
3. Prinsip urutan
4. Prinsip evaluasi
5. Prinsip individualisasi
6. Prinsip sosialisasi
(Marsell, James L; 1954: 69 - 119).
1. Prinsip Konteks
Di dalam prinsip Konteks, guru di dalam mengajar hendaknya menciptakan suatu
hubungan yang ada kaitannya antara bahan mengajar dan bahan pelajaran yang sedang
di laksanakan. Menghubungkan bahan pelajaran dapat menggunakan bermacam-macam
sumber, misalnya surat kabar, majalah atau buku perpustakaan atau lingkungan sekitar.
Dengan prinsip ini, siswa akan mengetahui "konteks" dari bahan yang dipelajari. Siswa
akan lebih mudah untuk memahami, apa yang sedang di ajarkan oleh guru saat ini.
Aplikasi dalam Pendidikan Kwarganegaranan adalah misal materi yang dijarkan
kepada kelas 2 SD semeseter II adalah materi hidup rukun, tolong menolng, dalam prinsip
mengajar konteks otomatis seorang guru mengajar kepada siswa dengan “konteks” hidup
rukun, tolong menolong kepada siswa kelas 2 SD. Dengan di bantu bahan pelajaran
menggunakan media gambar dan buku PKN di perpustakaan SD tersebut. Mengmbil
contoh dari siswa yang meminjami teman pensil, merupakan salah satu contoh dari
konteks hidup rukun.
2. Prinsip Fokus
Prinsip fokus lebih mengutamakan pokok pembahsan yang di sampaikan oleh guru
sesuai dengan materi pembelajaran saat ini, guru akan membahas materi pelajaran
dengan menghubungkan bahan pengajaran yang seluas – luasnya. Dan tidak akan terjadi
suatu tumpang tindih dalam penyampaian materi. Sehingga siswa akan lebih mudah
untuk memahami suatu materi yang disampaikan. Prinsip fokus merupakan kriteria
mengajar yang efektif.
Aplikasi dalam Pendidikan Kwarganegaraan, materi tetap sama kelas 2 SD semester
II, materi Cinta Lingkungan prinsip mengajar Fokus adalah materi yang di sampaikan
kepada siswa tentang materi Cinta Lingkungan, otomatis dalam hal mengajar guru
menjelaskan kepada siswa materi Cinta Lingkungan itu yang bagaimana, Lingkungan itu
ada apa saja, Lingkungan hewan dan Lingkungan Tumbuhan, Lingkungan Alam dan
49
Lingkungan Buatan, Menjaga Lingkungan. Tidak membahas yang lain yang tidak
berhubungan dengan lingkungan.
3. Prinsip urutan
Prinsip urutan lebih menekankan kepada materi yang akan di sampaikan oelah
guru, materi pengajaran tersebut hendaknya disusun secara logis dan sistematis,
sehingga mudah dipelajari siswa. Urutan bahan pelajaran hendaknya menunjang proses
belajar mengajar.
Aplikasi dalam Pendidikan Kwarganegaraan adalah Prinsip mengajar Urutan disini
seorang guru memberikan pengajaran kepada siswa sesuai dengan Rencana
Pembelajaran yang sudah ditetapkan contoh Pembelajaran PKN kelas 2 SD Semester II
yang diajarkan apa saja harus sistematis, yaitu mulai Dari Bab I Hidup Rukun, Tolong
Menolong, Bab 2 Cinta Lingkungan, Bab 3 Bisa Bermusyawarah, Belajar Demokrasi, Bab 4
Berprilaku Mulia Sesuai Pancasila. Jadi materi yang diberikan kepada siswa khusunya
kelas 2 harus sistematis dan terinci.
4. Prinsip evaluasi
Prinsip evaluasi , guru akan mengevaluasi apa yang sudah disampikan dapat di
kategorikan berhasil atau tidak kepada siswanya. Kegiatan evaluasi berfungsi
mempertinggi
efektivitas
belajar,
menimbulkan
dorongan
siswa
untuk
lebih
meningkatkan belajarnya dan memungkinkan guru untuk memperbaiki metode
mengajarnya. Evaluasi ini dapat dilakukan baik secara tertulis maupun lisan dalam bentuk
"assasment".
Aplikasi dalam Pendidikan Kwarganegaraan adalah Prinsip mengajar Evaluasi,
setelah guru memberikan pengajaran kapada siswa Tentang Berprilaku Mulia Sesuai
Pancasila, maka guru mengadakan suatu evaluasi kepada siswa dengan memberikan
suatu pertanyaan kepada siswa baik secara tulis maupun lisan, contoh bermusyawarah
memilih ketua kelas merupakan wujud dari pancasila sila ke berapa. Jika mereka
menjawab wujud sila ke 4 berarti mereka sudah memehami penerapan nilai – nilai
pancasila dalam kehidupan sehari – hari mereka.
5. Prinsip individualisasi
Prinsip
individualisasi
diwujudkan
dalam
bentuk
mengajar
hendaknya
memperhatikan perbedaan antar individu siswa. Siswa sebagai makhluk individu
berbeda-beda, baik dari segi mental, misalnya perbedaan intelegensi, bakat, minat dan
sebagainya maupun berbeda dalam kecenderungan, sehingga guru dalam mengajar
50
dapat mengerti kekurangan dan kelbihan siswa, sehingga guru dapat menyelesaikan
permasalahan siswa dalam belajar. Sehingga saat guru memahami karakter siswanya,
guru mampu memberikan sebuah motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar.
Aplikasi dalam Pendidikan Kwarganegaraan adalah Prinsip mengajar individualisasi,
dimana dalam mengajar Pendidikan kwarganegaraan guru memahami siswanya bahwa
setiap siswa mempunyai karakter yang berbeda-beda. Oleh karena itu dalam Pendidikan
Kwarganegaraan guru dapat membentuk karakter siswa yang baik. Yang sesuai dengan
nilai- nilai dan norma bangsa Indonesia maupun sesuai dengan nilai – nilai pancasila.
6. Prinsip sosialisasi
Prinsip ini menekankan bahwa guru dalam mengajar hendaknya dapat
menciptakan suasana belajar yang menimbulkan sikap bersosial antara siswa yang satu
dengan yang lain. Cara belajar seperti itu memiliki dua keuntungan yang dapat diperoleh
yaitu:
a. Dapat membina dan mengembangkan kepribadian siswa terutama sikap
demokrasi.
b. Pengetahuan anak akan bertambah kokoh sebab di dalam proses belajar di antara
siswa terjadi saling memberi dan menerima
Aplikasi dalam Pendidikan Kwarganegaraan adalah prinsip mengajar sosialisasi, di
mana siswa harus berperan aktiv untuk melakukan sosialisasi dengan teman nya. Contoh
dalam pengajaran Pendidikan Kwarganegaraan Kelas 2 SD tentang cinta lingkungan, siswa
dibentuk menjadi berkelompok dengan memberikan tugas, mencari berita di televisi
tentang bencana alam, kemudian setelah mendapat berita tersebut siswa di minta
menceritakan apa yang sudah mereka lihat dalam berita televisi itu, dan memberikan
sebuah informasi kepada teman – temannya tentang bencana alam yang sudah mereka
lihat Tv.
51
52
BAB 4
STRATEGI SUKSES DALAM MENGAJAR PKN DI SD
Mengajar tidak lepas dari seorang guru, karena guru adalah ujung tombak
pendidikan. Guru memang bukan satu – satunya elemen penentu keberhasilan
pendidikan, tetapi kunci utama pendidikan ada di tangan guru. Guru yang cerdas
dan kreatif tentu paham tentang hak kebebasannya berekspresi.Seorang guru yang
kreatif tidak hanya dituntut memiliki keahlian dalam bidang akademik, tetapi
dituntut juga untuk dapat menguasai berbagai teknik yang dapat merangsang rasa
keingintahuan, yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan harga diri (self
esteem) setiap anak didiknya. Guru harus dapat memberikan semangat kepada
anak didiknya.
Daoed Yoesoef (1980) dalam buku Mirna Amirmenyatakan bahwa
seorang guru mempunyai tiga tugas pokok, yaitu tugas professional,
manusiawi, dan kemasyarakatan (civic mission).Jika dikaitkan
pembahasan tentang kebudayaan, tugas pertama berkaitan dengan
logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika.
Guru merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan.
Tujuan pendidikan tidak hanya diarahkan pada usaha pembentukan kecerdasan
intelektual saja.Namun, tidak kalah pentingnya dengan kecerdasan intelektual,
tujuan pendidikan juga harus membentuk anak didiknya menjadi cerdas spiritual,
emosional, dan kinestetis. Jika anak didik hanya dituntut untuk memiliki
kecerdasan secara intelektual saja dan tidak diimbangi dengan kecerdasan
spiritual emosional, akan melahirkan lulusan yang pintar, tetapi bersikap angkuh,
53
arogan, eksklusif, dan individualis. Para guru harus mulai memerhatikan metode
mengajar yang tidak hanya mementingkan kecerdasan intelektual semata.
Guru yang kreatif akan selalu membawa ide – ide segar untuk memotivasi
murid – muridnya. Dia mempunyai harapan yang tinggi dan mendorong semua
murid yang di didiknya untuk selalu mengerahkan semua potensi terbaik mereka.
Rasa bosan mungkin saja tidak akan pernah hinggap dibenak para murid karena
hadirnya guru yang kreatif. Pentingnya memahami sebuah kreativitas dalam
mengajar akan membuat kita memahami cara dan proses berfikir yang akan
membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam memecahkan masalah
dan mengambil keputusan.
Profesi guru tetaplah suatu kebanggaan.Tidak seorang pun yang berhasil
pendidikannya, tanpa jasa seorang guru. Guru adalah pekerjaan yang mulia. Guru
adalah kebanggaan bangsa. Efektivitas dan efisien belajar individu di sekolah
sangat bergantung kepada peran guru. Guru dituntut untuk senantiasa melakukan
berbagai peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Guru
diharapkan harus bisa menjalankan tugasnya secara lebih dinamis dan kreatif
dalam mengembangkan proses pembelajaran di kelas.Sudah saatnya kita
meninggalkan metode pengajaran yang mengandalkan pada hafalan dan dan
mencari suatu jawaban yang benar dari soal – soal yang diberikan. Kini, beralih
pada proses – proses pemikiran yang kreatif agar kompetensi yang diharapkan
dapat benar – benar tercapai.
Dan disini akan membahas tentang “Strategi Sukses Dalam Mengajar PKN
di SD”.Ada begitu banyak strategi pembelajaran dan metode supaya kita bisa
sukses dalam mengajar, khususnya mata pelajaran PKN yang dianggap
membosankan oleh anak – anak SD.
1. PENGERTIAN STRATEGI MENGAJAR
Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan,dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun
waktu tertentu, karena strategi merupakan alat untuk mencapai suatu
tujuan.Strategi juga dapat diartikan sebagairencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.Kesimpulannya strategi adalah taktik
yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan hasil yang maksimal.
54
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or
series of activities designed to achieves a particular educational goal
( J. R. David, 1976) dalam buku Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M. Pd.
Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Mengajar adalah proses interaksi antara guru dan murid dimana guru
tersebut berperan sebagai pemberi informasi dan murid yang menerima
informasi tersebut.Mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak
hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran. Makna lain mengajar, yaitu
sering di istilahkan dengan pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa dalam
proses belajar mengajar, siswa harus dijadikan sebagai pusat dari kegiatan.
Keterkaitan antara belajar dan mengajar di istilahkan oleh Dewey
dalam buku Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M. Pd. “Theaching is to
Learning as Selling is to Buying“.
Artinya, seseorang tidak mungkin akan menjual manakala tidak ada orang
yang membeli, yang berarti tak aka nada perbuatan mengajar manakala tidak
membuat seseorang belajar. Dengan demikian, dalam istilah mengajar juga
terkandung proses belajar siswa. Inilah makna pembelajaran. Dalam konteks
pembelajaran, sama sekali tidak berarti memperbesar peranan siswa di satu pihak
dan memperkecil peranan guru di pihak lain. Dalam istilah pembelajaran, guru
tetap harus berperan secara optimal, demikian juga halnya dengan siswa.
Dari pengertian strategi dan mengajar ditarik kesimpulan, bahwa pengertian
dari strategi mengajar adalah suatu rencana yang dipersiapkan seorang guru untuk
menyampaikan suatu informasi atau ilmu kepada siswa atau anak didiknya
supaya dapat mencapai hasil atau tujuan yang maksimal.Didalam strategi
mengajar ada beberapa istilah memiliki pengertian yang hampir sama, dan dalam
penggunaannya terkadang kita rancu, yaitu pengertian antara strategi, metode,
pendekatan, teknik, dan taktik.
Sekarang bagaimana upaya mengimplementasikan strategi pembelajaran
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan dapat tercapai secara
optimal, ini yang dinamakan dengan metode.Ini berarti, metode digunakan untuk
55
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.Dengan demikian, bisa terjadi satu
strategi pembelajaran menggunakan beberapa metode. Misalnya, untuk
melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus
metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya
yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran. Oleh karenanya,
metode berbeda dengan strategi pembelajaran.
Istilah lain juga memiliki kemiripan dengan strategi pembelajaran adalah
pendekatan (approach). Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran.
Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam
pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher
centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (
student centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru
menggunakan
strategi
pembelajaran
langsung
(direct
instruction).Pembelajaran
deduktif
atau
pembelajaran
ekspositori.Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menggunakan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta
pembelajaran induktif.
Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran, terdapat juga
istilah lain yang terkadang sulit untuk di bedakan, yaitu teknik dan taktik
mengajar.
Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode
pembelajaran (Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M. Pd, 2006 : 127).
Teknik
adalah
cara
yang
dilakukan
seseorang
dalam
rangka
mengimplementasikan suatu metode yang telah disesuaikan dengan kemampuan
dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa,
misalnya teknik mengajar PKN dengan menghafal, teknik perkalian dengan
penjumlahan berulang, dan lain sebagainya.
Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau
metode tertentu. Dengan demikian, taktik siafatnya lebih indivual. Misalnya,
walaupun dua orang sama – sama menggunakan metode ceramah dalam situasi
dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda,
56
misalnya dalam taktik menggunakan gaya Bahasa agar materi yang disampaikan
mudah dipahami.
Strategi pembelajaran menurut Wina Sanjaya (2006) ialah merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode
dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran.
Dari penjelasan diatas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi
pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang
digunakan, sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan
berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran
guru dapat menentukan teknik yang dianggap relevan dengan metode, dan
penggunaan teknik itu setiap guru memiliki takti yang berbeda antara guru yang
satu dengan guru yang lain.
2. MACAM – MACAM METODE DALAM MENGAJAR PKN
Dalam strategi pembelajaran PKN ada banyak sekali metode yang dapat
kita gunakan.Pembelajaran pada dasarnya adalah proses penambahan informasi
dan kemampuan baru. Ketika kita berfikir tentang informasi dan kemampuan apa
yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita memikirkan metode
apa yang harus dilakukan supaya itu dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Ini
sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang harus dicapai akan menentukan
bagaimana cara mencapainya. coba sekarang kita ulas beberapa metode tersebut.
a. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan
oleh seorang guru di sekolah, yang dimana di dalam teknik ini terjadi proses
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar
pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif tidak
ada yagn pasif sebagai pendengar.
b. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalalah suatu cara mengajar, di mana siswa di
dalam kelas dipandang sebagi suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa
kelompok. Mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau
57
melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang
telah ditentukan oleh guru.
c. Metode Penemuan (Discovery)
Metode penemuan merupakan proses dimana seorang siswa melakukan
proses mental yang harus mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip,
yang dimaksud proses mental ialah mengamati, mencerna, mengerti menggolonggolongkan, membuat dugaan membuat kesimpulan dan lain sebagainya.
Sedangkan prinsip yang dimaksud dengan prinsip ialah siswa dibiarkan
menemukan sendiri atau mengalami mental itu sendiri, guru hanya membimbing
dan memberikan instruksi.
d. Metode Penyajian Tanya-Jawab
Metode penyajian tanya-jawab ialah suatu cara untuk memberikan motivasi
pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan
pelajaran atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai isi pelajaran yang
sedang diajarkan guru agar dimengerti, bermanfaat dan dapat diingat dengan baik.
e. Metode Ceramah
Metode ceramah ialah cara mengajar yang paling tradisional dan telah lama
dijalankan dalam sejarah pendidikan, yaitu dimana seorang guru menularkan
pengetahuannya kepada siswa secara lisan atau ceramah.
f. Metode Karya Wisata
Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan
membawa murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas.
Karya= kerja, wisata = pergi. Karyawisata = pergi bekerja. Dalam hubungannya
dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa
mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek tersebut berada. Karyawisata
dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun cukup lama
sampai beberapa hari.
g. Metode Demonstrasi
Demonstrasi biasa digunakan untuk memperagakan atau menunjukan suatu
prosedur yang harus dilakukan peserta didik yang tidak dapat dijelaskan hanya
dengan kata-kata saja. Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian
pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau
58
sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasa yang harus di
demonstrasi.
h. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode Pemecahan Masalah ( Problem solving) adalah suatu metode atau
cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang
harusdipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok.
Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara rasional,
logis, benar dan tepat, tekanan nya pada proses pemecahan masalah dengan
penentuanalternatif yang berguna saja. Metode ini baik untuk melatih
kesanggupan siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupannya, mengingat tidak ada manusia yang dapat terlepas dari kesulitan
atau masalah yang harusdiselesaikan secara rasional.
i. Metode Inkuiri
Inkuiri adalah suatu kegiatan dan penelaahan sesuatu dengan cara mencari
kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir atau penalaran secara
teratur, runtut dan bisa diterima oleh akal. Metode inkuiri merupakan kegiatan
belajar-mengajar dimana siswa dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah
untuk kemudian dicari jawaban atau kesimpulannya. Jawaban atau kesimpulan
tersebut belum tentu merupakan pemecahan atas masalah atau keadaan yang
dihadapi.Dapat juga jawaban tersebut hanya sampai pada tingkat menemukan halhal yang menyebabkan timbulnya keadaan atau masalah tersebut.Dan hal inilah
yang membedakan antara metode inkuiri dengan metodepemecahan masalah
(Problem Solving) yang lebih menitikberatkan pada pemecahan masalah yang
dihadapi oleh siswa.Kegiatan inkuri dilakukan secara perorangan, kelompok
ataupun seluruh kelas (klasikal), baik dilakukan dalam kelas ataupun di luar
kelas. Inkuiri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti diskusi antar siswa,
tanya jawabantar guru dengan murid, dan sebagainya. Pelaksanaan metode inkuiri
dapat dimaksudkan untuk mencari jawaban tertentu yang sudah pasti
ataupunkemungkinan pilihan (alternatif) jawaban atas masalah tertentu.
j. Metode Modelling
Dalam pembelajaran Pkn guru merupakan modelling yang sangat berperan
untuk mengajarkan materi-materi yang berisi nilai-nilai moral. Anak akan melihat
dan mengamati apa yang di lakukan model kemudian menirukannya dalam
perilaku. Selain guru model yang di gunakan dalam pembelajaran Pkn dapat
59
berupa manusia, misalnya tokoh masyarakat, aparat pemerintah, pemimpin
negara, pahlawan bangsa.Non manusia, misalnya mengunakan kancil dalam
cerita dongeng.
k. Metode Gaming
Gaming merupakan metode pembelajaran PKN yang menuntut siswa untuk
berlomba-lomba menang atau kalah.Penentuan menang kalah di lihat dari sisi
skor, adu kecepatan dalam menyelesaikan soal-soal dengan benar.
l. Metode Penanaman Nilai
Melalui metode penanaman nilai ini dapat di ajarkan kepada siswa :
a) Memberikan nilai atas sesuatu
b) Membuat penilaian yang rasional dan dapat di pertanggung jawabkan
c) Memiliki kemapuan serta kecenderungan untuk mengambil keputusan yang
menyangkut masalah nilai dengan jelas, rasional dan obyektif.
d) Memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
m. Metode bermain peran ( Role Playing)
Metode bermain peran adalah berperan atau memainkan peranan dalam
dramatisasi masalah sosial atau psikologis. Bermain peran adalah salah satu
bentuk permainan pendidikan yang digunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap,
tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut
pandangan dan cara berfikir orang lain. Melalui metode bermain peran siswa
diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi, dengan bantuan kelompok
sosial yang anggotanya teman-temannya sendiri. Dengan kata lain metode ini
berupaya membantu individu melalui proses kelompok sosial.
Melalui bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi masalahmasalah hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya
didiskusikan dalam kelas. Proses belajar dengan menggunakan metode bermain
peran diharapkan siswa mampu menghayati
tokoh
yang dikehendaki,
keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan menetukan apakah proses
pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri terhadap nilai berkembang.
Selain dari metode –metode yang dijelaskan diatas kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat berpengaruh
terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran.Melalui kemajuan
tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan
60
dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja
dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga
bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan supaya
pembelajaran PKN tidak membosankan.
3. STRATEGI SUKSES MENGAJAR PKN DI SD
PKN
adalah
Pendidikan
Kewarnegaraan,
dalam
pembelajaran
PendidikanKewarnegaraan, khususnya pada jenjang pendidikan dasar, sekolah
seyogyanya dikembangkan sebagai tatanan sosial yang kondusif atau memberi
suasana yang menyenangkan bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi
peserta didik. Sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat perlu
dikembangkan sebagai pusat pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sepanjang hayat, yang mampu memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran demokratis.
Maka mata pelajaran PKN harus berfungsi sebagai wahana kurikuler
pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan
bertanggung jawab.Melalui PKN sekolah perlu dikembangkan sebagai pusat
pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan hidup dalam kehidupan
demokratis.
Hakikat PKN menurut Abdul Aziz Wahab (2002).adalah pendidikan
nilai dan moral agar siswa dapat menjajaki nilai – nilai yang ada
melalui pengujian secara kritis, sehingga siswa dapat meningkatkan
atau memperbaiki kualitas berfikir dan perasaannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa PKN merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan nilai pada diri seseorang agar ia menjadi
waraga negara yang mampu memahami dan mampu melaksanakan hak dan
kewajibannya sebagai warga negara yang baik.
Udin S. Winataputra (2008) menjabarkan tugas PKN adalah untuk
mengembangkan pendidikan demokrasi, mengembangkan tiga fungsi
61
pokok, yakni : mengembangkan kecerdasan warga negara, membina
tanggung jawab negara, dan mendorong partisipasi warga negara.
7 – 12 tahun adalah usia anak SD. Usia tersebut di sebut sense of industry,
dimana anak mulai ada keinginan untuk berkarya. Di usiaaktif ini mereka senang
sekali bergerak dan bermain.Metode yang tepat adalah metode gaming. Seperti
yang sudah dijelaskan diatas metode gaming adalah metode pembelajaran PKN
yang menuntut siswa untuk berlomba-lomba menang atau kalah.Penentuan
menang kalah di lihat dari sisi skor, adu kecepatan dalam menyelesaikan soal-soal
dengan benar.
Metode permainan menurut Zainal Aqib (2010) merupakan suatu
cara penyajian bahan pelajaran melalui berbagai bentuk permainan.
Karakteristik permainan yang cocok untuk pembelajaran, meliputi
tantangan, fantasi, dan keingintahuan (Hamdani, 2011 : 126).
Metode
gaming
atau
metode
permainan
cenderung
sangat
menyenangkan dan membuat para siswa antusias untuk belajar, sehingga
mereka tidak bosan ketika pelajaran PKN dibahas.Namun disini para guru juga
perlu memperhatikan materi yang ada, karena jika memungkinkan metode ini
bisa dikombinasi dengan media komunikasi yang mendukung misalnya
menggunakan gambar, radio, film, atau yang lainnya sesuai dengan kebutuhan
ketika pembelajaran berlangsung.
Metode permainan mempunyai banyak manfaat, sesuai dengan yang
dijabarkan oleh Hamdani (2011 : 12) antara lain :
a. Pengalaman belajar dirasakan dan dipersepsikan secara alami
oleh siswa yang bersangkutan sehingga menjadi bermakna baginya,
b. Siswa memiliki kesempatan untuk membangun dunianya
berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan sosial,
mengekspresikan dan mengontrol emosinya, serta mengembangkan
kecakapan simboliknya,
c. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempraktikkan
keterampilan – keterampilan yang baru diperolehnya dan juga fungsi
kecakapan sosialnya untuk menerima peran sosial yang baru,
mencoba tugas baru yang menantang, serta menyelesaikan masalah –
masalah baru yantg tidak dapat diselesaikan dengan cara lain.
62
Agar metode gaming atau metode permainan ini berhasil, maka ada
beberapa hal yang harus dilakukan, baik pada tahap persiapan maupun pada
tahap pelaksanaan.
Tahap – tahap metode permainan menurut Subagio (2010) antara lain:
a. Guru menjelaskan maksud, tujuan, dan proses permainan,
b. Siswa dibagi menjadi bebeerapa kelompok,
c. Guru membagi atau memasang alat dan bahan permainan,
d. Siswa melakukan permainan,
e. Siswa berdiskusi tentang materi yang sedang dipelajari,
f. Siswa melaporkan hasil diskusi.
Sebenarnya metode apapun yang digunakan dalam mengajar, berhasil
atau tidaknya semua itu bergantung pada guru, karena guru adalah ujung
tombak atas keberhasilan dalam suatu proses belajar dan mengajar.Karena
setiap murid mempunyai keunikan yang beragam. Oleh karena itu, setiap guru
tidak bisa membuat standar yang sama. Guru dituntut untuk mampu
memfasilitasi bergam potensi dan kebutuhan muridnya. Amati dan pelajarilah
keunikan dan keberagaman tersebut agar dapat mendorong kita mengajar secara
kreatif.
Seorang guru harus mampu mengembangkan dirinya untuk dapat
mengajar secara kreatif, inspiratif, dan cerdas agar memiliki
keunggulan guna menghadapi tantangan zaman yang semakin
canggih maka guru dituntut untuk selalu kreatif.
(Mirna Amir, 2011 : 8)
Kemampuan guru merupakan faktor pertama yang dapat memengaruhi
keberhasilan pembelajaran. Guru yang memiliki kemampuan tinggi akan
bersikap kreatif dan inovatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba
menerapkan berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk strategi
pembelajaran
kepada
siswa.
Kemampuan
dalam
proses
pembelajaran
berhubungan erat dengan bagaimana cara guru mengimplementasikan
perencanaan
pembelajaran,
yang
mencakup
kemampuan
menerapkan
keterampilan dasar mengajar dan keterampilan mengembangkan berbagai model
pembelajaran yang dianggap mutakhir.
Menurut Anita Lie (2005) gaya mengajar yang dimiliki guru adalah
strategi transfer informasi yang diberikan kepada siswanya. Adapun
63
gaya belajar adalah bagaimana sebuah informasi dapat diterima
dengan baik oleh siswa – siswanya.
Belajar yang menyenangkan tentu saja akan membuat anak tertarik dan
tidak akan membuatnya bosan.Seorang guru layaknya pengemudi yang
mengemudikan sebuah mobil. Dia akan mengenal dan dituntut mampu
menggunakan pedal, gas, rem, kopling, dan lain – lain. Dengan demikian, guru
harus kreatif dan mampu mengendalikan proses belajar mengajar di dalam
kelasnya hingga semua proses berjalan mulus dan mencapai tujuan. Salah satu
tujuan guru bukan hanya menghasilkan siswa yang pandai, tetapi berbakat dan
kreatif agar cita – cita anak didiknya tercapai dan bermanfaat bagi kehidupan
dirinya dan orang banyak.
Ada perbedaan yang mencolok dalam dunia pendidikan antara negara maju
dan negara berkembang.Tren pendidikan dinegara maju, seperti Amerika Serikat
dan negara – negara lainnya adalah menciptakan lulusan yang kemampuan
intelektualnya tidak dapat digantikan dengan mesin.Mereka diharapkan hanya
menjadi sebagai pencetak ide – ide kreatif, peneliti, dan penganalisis.
Konon, orang yang kreatif itu dianggap makhluk yang langka.Sehingga
selalu diburu keberadaannya. Kreativitas bukan semata – mata hanya menguras
ide, tetapi juga berhubungan dengan berburu solusi, membalikkan cara pandang,
menggebrak perubahan, atau aktivitas sejenis. Terkadang seorang guru karena
takut menjadi bahan omongan orang lain, membuatnya menjadi malas untuk
berinovasi dan melakukan sesuatu dengan cara yang kreatif, bahkan berbeda dari
yang lain. Padahal jika kita yakin bahwa apa yang kita lakukan adalah demi
mempersiapkan masa depan siswa, bukan demi karir, demi dipuji rekan, atasan
dan orang tua siswa. Hasil belajar berupa angka – angka atau nilai tinggi menjadi
dambaan utama.Belajar disekolah bukan semata – mata untuk mendapatkan nilai
dan prestasi akademik.Namun, yang lebih penting adalah perubahan sikap dan
tingkah laku berdasarkan tujuan pendidikan.Beranilah untuk dapat mengambil
keputusan dengan baik sesuai nilai – nilai yang kretif dan moralitas yang tinggi.
Selain mengajar dengan kreatif seorang guru juga harus mengajar dengan
cerdas.Guru yang cerdas menciptakan metode belajar sendiri yang paling cocok
dengan diri mereka. Jika tidak menguasai sesuatu, dia akan cari tahu cara paling
efisien untuk mempelajarinya. Dia tidak pernah berhenti mencoba jika belum
64
berhasil menguasai yang ingin dikuasainya. Kalau gagal dengan satu metode, dia
akan mencoba metode lainnya.
Orang cerdas memiliki motivasi yang “sangat, sangat, sangat amat besar
!”Sering kali dia rela mengorbankan berbagai hal demi keinginan besarnya
itu.Guru merupakan fasilitator dalam mentrasnfer ilmu kepada anak didiknya.
Untuk itulah, guru dituntut untuk berfikir cerdas agar mampu mengajar dengan
cerdas. Guru yang cerdas akan mampu menghasilkan murid yang cerdas pula.
Untuk itulah, peran seorang guru yang cerdas dalam mengajar sangatlah penting
demi kemajuan anak didik dan bangsa.
Guru yang cerdas itu adalah guru yang siap dengan materi yang akan
dihidangkannya kepada anak didiknya. Guru yang cerdas akan
memanfaatkan kurikulum sesuai dengan kondisi anak yang di
didiknya, fleksibilitas dan spontanitas adalah kunci keberhasilan guru
dalam menerapkan kurikulum secara tepat guna di dalam kelas
(Mirna Amir, 2011 : 66).
Guru berusaha membangun rasa percaya diri anak, dengan memberikan
inspirasi – inspirasi yang bisa mengubah pola hidupnya. Membuat dia tertarik
untuk belajar.Ibaratkan seorang bintang film, maka seorang guru adalah magnet
bagi anak didiknya. Ketika dia melakukannya dengan baik maka hasilnya pun
akan menjadi baik dan sempurna. Dari tangan dan pikiran guru – guru inspiratif
yang gelisah dan melihat perlunya kreativitas.Ia memperbaiki hal – hal yang di
percaya banyak orang tidak bisa diperbaiki dan menghubungkan hal – hal yang
tidak terhubung (connecting the unconnected).
Kita bisa belajar
dari sosok bu Muslimah yang isnpiratif dan selalu
berfikiran positif mengajar para lascar pelangi desa Gantung, di pedalaman pulau
Belitong bagian timur. Sosoknya begitu piawai mengobarkan semangat belajar
para muridnya untuk meraih mimpi, tanpa harus cengeng dan tak bernyali dengan
kondisi sekolah mereka yang memprihatinkan ketika itu.Dan ketika anak – anak
lascar pelangi mengeluh tentang kondisi kelas yang selalu bocor ketika dan
menyusahkan mereka ketika belajar saat musim hujan tiba.Bu Mus tidak
menanggapi keluhan itu dengan kata – kata yang mendukung ketidak nyamanan
sarana kelas.Dia mengerahkan energi dan fikirannya untuk mengatasi keluhan
tersebut dengan tindakan dan perbuatan yang positif.Saat itu bu Mus
mengeluarkan buku berbahasa Belanda dan memperlihatkan sebuah gambar
65
berupa ruang sempit, dikelilingi tembok tebal, suram, tinggi, dan berjeruji.Kesan
yang ada didalamnya begitu pengap, angker, penuh kekerasan, dan kesedihan.
“Inilah sel pak Karno disebuah penjara di Bandung.Disini beliau menjalani
hukuman dan setiap hari belajar.Setiap saat membaca buku.Baliau adalah salah
satu orang tercerdas yang pernah dimiliki bangsa ini,”kata bu Muslimah.
Mulai saat itu, murid – murid laskar pelangi tak pernah protes tentang
kondisi sekolah mereka.Dan luar biasanya, sehari pun siswa laskar pelangi tidak
pernah membolos ketika sekolah.
Jadi kesimpulannya , PKN adalah pelajaran yang membosankan jika
seorang guru yang tidak kreatif saat menghidangkannya.Namun hal tersebut
dapat berbalik 180 derajat jika guru yang kreatif dan cerdas yang
menghidangkannya.Bisa – bisa hanya kepada guru itulah perhatian para siswa
tertuju. Mereka akan seperti terhipnotis jika guru menghidangkan pelajaran Pkn
dengan suasana yang menyenangkan dan tidak membosankan. Selain itu
mereka juga akan terpaut untuk belajar Pkn lebih giat lagi.Di artikel kami ini,
kami memilih metode gaming atau metode permainan dalam mengajarkan PKN
kepada anak SD, karena menurut metode ini penuh dengan kreatifitas dan dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Metode apapun yang digunakan akan terasa mengasyikkan jika guru bisa
membawakannya dengan kreatif dan cerdas.Karena guru yang mengajar dengan
cerdas merupakan sosok ideal yang mampu menjadi panutan dan selalu
memberikan
keteladanan.Ilmunya
seperti
mata
air
yang
tak
pernah
habis.Semakin diambil, semakin jernih airnya.Yang jika mengalir akan tampak
bening menyejukkan mata yang memandang dan jika diminum akan
menghilangkan rasa dahaga bagi siapa yang meminumnya. Guru yang cerdas,
kreatif, dan inspifratif adalah guru yang dapat menguasai ilmunya dengan baik,
serta disukai oleh peserta didiknya.
66
BAB 5
ANTARA PKN DAN IPS, TINJAUAN LETAK PERBEDAAN DAN TUJUAN
MENDASAR DALAM PEMBELAJARAN DI SD
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa dapat memahami PKn Dan IPS dari segi Tinjauan Letak Perbedaan Dan
Tujuan Mendasar Dalam Pembelajaran Di SD
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa dapat memahami Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Di
SD
b. Mahasiswa dapat mendeskripsikan Karakteristik PKn Sebagai Pendidikan Nilai
Dan Moral
c. Mahasiswa dapat mejelaskan Lembaga Pendidikan Serta Peran Lingkungan Dalam
Proses Pembelajaran Anak
d. Mahasiswa dapat menganalisis Hakikat Dan Karakteristik Pembelajaran IPS
e. Mahasiswa dapat mengevaluasi Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Di SD
f. Mahasiswa dapat mejelaskan Konsep Dan Prinsip Penilaian Pembelajaran PKn
Dan IPS Di SD
Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatupendidikan yang menekankan untuk lebih
mengenal rasa nasionalisme, mengetahui sejarah perjuangan bangsa, serta mengajarkan nilainilai moral yang terkandung dalam Pancasila serta Undang-Undang dasar. Pendidikan
kewarganegaraan tak hanya mengajarkan bagaimana cara untuk menjadi warga Negara yang
baik, namun juga mengamalkan nilai-nilai moral yang ada dalam masyarakat.
Tak hanya pembelajaran PKn, Ilmu Pengetahuan Sosial juga salah satu mata
pembelajaran yang sangat penting, karena dalam pembelajaran IPS siswa diajarkan untuk
lebih mengenal dunia secara global.Mengajak anak terjun langsung untuk mengamati banyak
hal yang ada di lingkungan sosial, membimbing anak untuk memecahkan segala
permasalahan sosial yang dialami.Pembelajaran IPS di SD meliputi Ekonomi, Sejarah dan
67
Geografi.Namun dalam pembelajaran IPS pada era ini ditambahkan dengan pembelajaran
Sosiologi.
Namun, antara PKn dan Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki perbedaan dalam
pembelajaran.Pembelajaran PKn dalam taraf SD lebih sering menekankan anak-anak untuk
melakukan hal-hal sederhana untuk menjadi warga Negara yang baik, menanamkan rasa cinta
tanah air dan menanamkan nilai-nilai moral seperti, kejujuran, bertoleransi, menjaga
kebersihan dan sebagainya.
Pembelajaran IPS untuk taraf SD lebih menekankan siswannya untuk pandai
berinteraksi denganlingkungan sosialnya, mengenal budaya dan wawasan secara global, serta
turut andil dalam kegiatan social, serta mengamati berbagai wawasan flora dan fauna di
Indonesia. Oleh karena itu guru-guru pada dasarnya harus memahami serta dapat
memberikan pembelajaran PKn dan IPS sesuai dengan porsi dan memudahkan pemahaman
siswa SD agar dapat lebih mengerti dan memahami serta mengerti tinjauan letak perbedaan
kedua pembelajarantersebut.
Oleh karena itu didalam artikel ini akan dibahas secara tuntas agar seorang guru dapat
mengajarkan pembelajaran PKn dan IPS secara detil dan memberikan tujuan mendasar serta
tinjauan perbedaan antara Pembelajaran PKn dan IPS untuk taraf Sekolah Dasar.
A. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan di SD
Pada mulanya dipakai istilah PPKn namun siring berjalannya waktu dan adanya
perbedaan istilah Kewarganegara dan Kewarganegaraan, maka berubahlah dari yang mulanya
PPKn menjadi PKn seperti yang ada sampai sekarang.Pendidikan Kewarganegaraan sendiri
memegang peranan penting dalam proses pengembangan peserta didik, terutama untuk
mengembangkan karakter jati diri bangsa serta berperan dalam proses pembinaan peserta
didik menjadi pribadi yang memiliki budi pekerti luhur. Pendidikan Kewarganegaraan sendiri
menanamkan sikap untuk menjadi warga negara yang baik.Dalam ruang lingkup Sekolah
Dasar PKn sangatlah penting untuk pembangunan karakter calon penerus bangsa yang harus
dibangun sejak dini. Oleh karena itu pembelajaran PKn memili peranan akan pembentukan
karakter bangsa.Seperti, mengajarkan peserta didik untuk saling tolong-menolong, tidak
pilih-pilih teman, menjaga kebersihan, menghargai serta menghormati orang lain, menghargai
keberagaman (suku,adat,budaya dan lain sebagainya) dan yang terpenting adalah memegang
teguh rasa nasionalisme mulai sejak dini.
Seperti dibahas oleh Soemantri ( 1967, 1970 ) dengan Winaputra ( 1978 ) istilah
kewarganegara merupakan dari terjemahan civics yang merupakan mata
pelajaran sosial yang bertujuan membina dan mengembangkan anak didik agar
menjadi warga negara yang baik ( good citizen ). Warga negara yang baik secara
umum menyadari dan melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
68
Agar menjadi warga Negara yang baik tentunya kita perlu mematuhi peraturan atau
hukum yang ada, baik itu tertulis maupun tidak tertulis.Tak lupa juga kita perlu mematuhi
norma-norma yang belaku dalam masyarakat, dan kita juga harus mendahulukan kepentingan
bersama dan mengesampingkan kepentingan pribadi.Seperti yang tertera pada UUD 1945
bahwa menjadi warga Negara yang baik harus mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi
agar setiap hal yang dikerjakan tidak melenceng dari cita –cita dan tujuan bangsa.Agar kelak
anak-anak Indonesia menjadi pribadi yang unggul, memiliki budi pekerti yang baik, menjadi
insan yang cerdas, terampil serta memiliki karakter sesuai yang diamanatkan pada pancasila
danUndang-Undang Dasar 1945.
Dalam Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 dikemukakan bahwa “Mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak – hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945”.
B. Karakteristik PKn Sebagai Pendidikan Nilai dan Moral
Pada era ini pendidikan yang berperan sebagai pembentukan karakter anak yang
merupakan faktor utama untuk membentuk pribadi yang dicita-citakan bangsa, ialah
pendidikan PKn, karena didalam pendidikan PKn itu mengajarkan kita bagaimana menjadi
warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter. Pendidikan PKnmencakup nilai-nilai
yang ada dalam Pancasila.Seperti yang terkandung pada Pancasila sila pertama yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa. Seperti yang kita ketahui bahwa nilai sila pertama tersebut
mengajarkan kita untuk menghormati setiap perbedaan agama yang dimiliki seseorang dan
bertoleransi dengan umat agama lain saat merayakan hari besar maupun beribadah dan
memiliki kepercayaan terhadap Tuhan sesuai dengan agamanya masing-masing. Selain sila
pertama ada juga sila kedua yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab yang mengandung
makna bahwa setiap warga Negara harus memiliki sikap adil dan tidak membeda – bedakan
status sosial maupun ras dan menjadi manusia yang beradab dengan mematuhi norma-norma
yang ada dalam masyarakat. Sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia yang dimana sila ketiga ini
mengajarkan untuk mengetahui bahwa di Indonesia ini terbentang dari Sabang sampai
Merauke yang memiliki berbagai daerah, suku maupun adat yang dilambangkan burung
garuda memegang pita yang bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika” yang memiliki arti,
berbeda-beda tetapi tetap satu jua sehingga kita diwajibkan untuk saling menghormati setiap
perbedaan tersebut. Sila keempat yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaan
Dalam Permusyawaratan Perwakilan yang bermakna bahwa setiap keputusan harus melalui
kesepakatan dari semua pihak yaitu dengan dilakukannya musyawarah untuk mencapai
mufakat.Yang terakhir sila kelima yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,
bahwa pemimpin Negara harus bersikap adil dan juga dapat mengayomi warga
negaranya.Pancasila merupakan ideology Bangsa Indonesia yang berisi tentang pedoman
hidup serta pandangan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.
69
Pendidikan nilai moral yang dicakup pada PKn disebut pendidikan watak. (
Lickona 1992 : 50 – 51 ).
C. Lembaga Pendidikan Serta Peran Lingkungan dalam Proses Pembelajaran Anak
Pendidikan berfungsi untuk mengebangkan potensi anak, namun untuk memperoleh
pendidikan tidak selalu melalui lembaga pendidikan formal atau biasa disebut sekolah,
namun pendidikan juga dapat diperoleh melalui ruang lingkup keluarga, lingkungan sekolah
dan masyarakat. Disini keluarga yang mengambil peran utama dalam proses pendidikan anak,
terutama untuk memperoleh pendidikan yang tidak diajarkan disekolah, keluarga juga
merupakan tempat dimana anak-anak bersandar, ayah dan ibu juga yang memiliki peran
untuk mengajari anak bersosialisasi juga tempat pertama dalam proses pembentukan
kepribadian yang baik, mengontrol segaa kegiatan anak, tempat bersandar serta mengayomi
anak.
Yang kedua adalah lingkungan sekolah dimana pendidikan setelah keluarga berlanjut,
anak mulai diajarkan ilmu-ilmu pendidikan selain pendidikan pembentuk kepribadian atau
biasa disebut Ilmu pengetahuan, seperti pelajaran matematika, sains, bahasa dan lain
sebagainya.Di dalam sekolah juga anak-anak diajarkan bersosialisasi terhadap temantemannya seperti, berkenalan.Sekolah juga mengajarkan pendidikan karakter melalui mata
pelajaran PKn yang mengajarkan agar anak menjadi warga Negara yang baik dan IPS yang
mengajarkan anak untuk mengenal dunia secara global dan memahami kondisi social yang
ada disekitarnya.
Karena orang tua tidak mampu memberikan pendidikan selanjutnya dalam bentuk
berbagai kecakapan dan ilmu, tidak dapat menggambarkan masyarakat tanpa
sekolah . Didalam sekolah bekerja orang – orang yang khusus dididik untuk
keperluan mengajar (Sikun Pribadi,1982 : 72)
Dan yang terahir adalah lingkungan masyarakat yang mengajarkan anak untuk terjun
langsung dalam masyarakat serta memahami problematika yang sedang terjadi dalam
masyarakat serta menemukan solusinya.Mengajarkan anak untuk lebih peka terhadap
sekitarnya serta sesamannya.
Lingkungan yang dengan sengaja diciptakan untuk mempengaruhi anak ada tiga,
yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Ketiga
lingkungan
ini
merupakan
lembaga
pendidikan.
(Kepmendikbud,0186/P/1984)
Maka segala sesuatu di Negara ini baik berupa pendidikan formal maupun nonformal, telah diatur pada Undang-Undang Negara Republik Indonesia yang berlaku.Dan
setiap warga Negara berhak atas pendidikan tersebut.
70
Pendidikan kemasyarakatan merupakan tanggung jawab pemerintah, pribadi ,
keluarga, organisasi dan himpunan dalam masyarakat (keagamaan,kepercayaan
terhdap Tuhan Yang Maha Esa, Sosial, dan Profesional). (KPPN.1980 : 22)
Oleh karena itu Warga Negara Indonesia harus selalu berkembang seiring berjalannya
waktu, namun pemerintah disini juga memiliki peran penting untuk memfasilitasi proses
pendidikan agar berjalan dengan baik dan segala yang dicita-citakan dapat terwujud, guna
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia.
Dalam GBHN dinyatakan “pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, dan masyarakat. Karena itu
pendidikan ialah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan
pemerintah”.
D. Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran IPS
Mata pelajaran IPS merupakan bidang studi yang bahannya bersumber dari kehidupan
manusia dalam masyarakat, dan diperoleh dari pengalaman hidup sehari-hari.Mata pelajaran
ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Peserta
didik.Membantu peserta didik untuk lebih mampu bergaul di tengah-tengah
masyarakat.Pembelajaran IPS juga bertujuan untuk membantu peserta didik agar lebih peka
terhadap lingkungan sosialnya, agar dapat menciptakan kehidupan yang selaras serta dapat
membantu peserta didik untuk menyelesaikan berbagai permasalahan sederhana dalam
lingkungannya seperti ; berinteraksi dengan teman sebayanya. Tak hanya itu, mata pelajara
IPS di Sekolah dasar juga mengajarkan tentang sejarah terbentuknya peradadaban manusia
namun secara dasar dan tentunya dengan cara dan pengertian yang mudah dipahami oleh
siswa Sekolah dasar.
Tugas studi social sebagai suatu bidang studi mulai dari tingkat sekolah dasar
sampai ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dengan tujuan membina warga
Masyarakat yang mampu menyelaraskan kehidupannya berdasarkan kekuatankekuatan fisik dan social, serta membantu melahirkan kemampuan memecahkan
masalah-masalah social yang dihadapinnya. (John Jarolimek:1977)
E. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di SD
Istilah IPS sendiri mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1970.Dan pada saat itu IPS
menjadi mata pelajaran untuk pendidkan jenjang sekolah dasar dan sekolah
menengah.Gagasan pembelajaran IPS banyak diadaptasi dari sejumlah pemikiran
perkembangan pembelajaran social yang terjadi.Ilmu Pengetahuan Sosial atau biasa disebut
IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran dari gabungan beberapa mata pelajaran yang
terdiri dari Sejarah, Geografi, dan Ekonomi. Namun seiring berjalannya waktu mata pelajaran
IPS bertambah dengan adanya mata pelajaran Sosiologi, sosiologi sendiri memuat
71
pembelajarn yang meliputi tentang manusia, permasalahan social, kehidupan social manusia
serta sedikit sentuhan pembelajaran psikologis yang ada di dalamnya.
Fungsi belajar IPS sendiri adalah agar kita sebagai mahkluk social lebih faham akan
kejadian-kejadian social di lingkungan sekitar maupun dunia secara global. Namun
pembelajarn IPS di SD tidak serumit yang dipelajari pada jenjang menengah maupun
perguruan tinggi. Pada taraf SD IPS hanya mengajarkan dasar-dasarnya saja, misalanya
Geografi, seperti mempelajari gejala alam seperti adannya bencana dan penangannannya, lalu
mengetahui persebaran flora dan fauna serta sumber daya alam yang ada diindonesia dan lain
sebagainnya. Lalu Sejarah, yang mempelajari perjuangan pahlawan-pahlawan nasional, lalu
mempelajari adat-adat yang ada seperti baju adat, rumah adat, tarian tradisional dan lain-lain.
Mata Pelajaran IPS sendiri merupakan ilmu yang bertugas untuk membantu
mengendalikan arus globalisasi, membantu anak agar lebih mengetahui dunia secara
global.Di kalangan siswa Sekolah Dasar pada zaman sekarang sangatlah rawan, dimulai
dengan maraknya pergaulan bebas yang mulai meracuni anak-anak dibawah umur, maraknya
penyimpangan di social media dengan adanya konten-konten yang tak pantas untuk di lihat
oleh anak SD. Maka dari itu pelajaran IPS turut mengajarkan anak untuk lebih peka dan
menyaring segala sesuatu yang berbau negative, tak hanya pembelajaran IPS, tentunya para
orang tua, guru dan Negara juga turut andil dan harus melindungi generasi penerus bangsa.
Karena siswa SD masih memerlukan arahan dari orang dewasa untuk membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk.
Namun tidak semua yang dibawa oleh arus globalisasi itu negative. Banyak hal-hal
positif yang didapat, tentunya sebagai masyarakat multikultur yang terdiri dari berbagai
macam budaya-budaya hendakya kita perlu menambah ilmu kita tentang budaya lain dan
tidak menutup diri dari perkembangan IPTEK yang sangat pesat. Karena sangatlah penting
bagi kita untuk mempelajari hal-hal baru yang dapat menambah pengetahuan kita tentang
dunia dan mempererat kerukunan dengan sesama manusia di seluruh dunia. Itulah tugas kita
sebagai Guru untuk memberikan pemhaman kepada siswa kita agar mereka tidak salah dalam
bergaul dan dapat megembangkan potensi maupun pengetahuannya.
Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu
social dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. (Soemantri,
2001:92)
F. Konsep dan Prinsip Penilaian Pembelajaran PKn dan IPS di SD
Keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh kualitas seorang guru, maka diharapkan
guru dapat memeilih strategi serta metode mengajar yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan
siswa. Penilaian memiliki kedudukan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mencapai
indicator yang ditentukan. Penilaian juga merupakan bagian dari proses pembelajaran,
melalui data yang ada guru dapat mengerti tingkat pencapaian serta kelemahan dalam proses
72
belajar. Atas dasar itulah guru dapat mengambil keputusan untuk menentukan dari apa yang
di nilai tersebut. Jadi, untuk mengetahui seberapa besar anak dapat memahami suatu
pembelajaran kita dapat melihatnya melalui perubahan tingkah laku baik itu terkait langsung
dengan mata pelajaran maupun perubahan prilaku yang menyeluruh.Namun demikian,
bagaimanapun baiknya penilaian alangkah baiknya jika penilaian tersebut memiliki hasil
yang otentik dan hal ini dapat dilakukan melalui sebuah tes dengan anak-anak terjun
langsung dalam proses tersebut dan guru mengamati pola prilaku anak tersebut.
Mendefinisikan metode sebagai suatu pendekatan umum belajar yang
mendasarkan hakikat dan tujuan pendidikan pada sejumlah teori dan kepercayaan
(Hering:1971)
BAB 6
Keterkaitan Mata Pelajaran IPS Dan PKN Dalam Pembentukan
Karakter Siswa Di SD
Tujuan Instruksional Umum :
73
1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Keterkaitan Mata Pelajaran IPS Dan PKN
Dalam Pembentukan Karakter Siswa Di SD
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa Dapat Memahami Pendidikan Karakter
b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Gambaran Karakteristik Pendidikan
Kewarganegaraan
c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial
d. Mahasiswa Dapat Mengevaluasi Hubungan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosian Dan Pendidikankewarganegaraan
Meningkatnya
tindakan
kriminal,korupsi,pencabulan,perampokan
dan
tindakan yang melanggar hukum lainya yang ada di Indonesia dipengaruhi oleh krisis
moral bangsa ini.Dalam permasalahan ini pendidikan sangatlah penting dalam
membentuk karakter seseorang yang berakhlaq,bermoral,membentuk bangsa yang
bermartabat serta membentuk manusia yang mampu memajukan bangsa ini.Karena
pembetukan karakter yang bermoral harus disertai pendidikan yang berkualitas. Maka
kita harus memfasilitasi pendidikan yang berkualitas dengan baik, agar warga
Indonesia antusias untuk memperbaiki moral dan menciptakan karakter yang
membentuk bangsa yang tentran.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal3,yang menyebutkan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa.Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik dalam agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlaq
mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dilihat dari pernyataan diatas, untuk mencegah lebih parahnya krisis akhlaq
secara formal yang dapa tmerusakNegara,pemerintah sudah berupayah membentuk
kegiatan pendidikan dan kurikulum yang mengarah kepada pendidikan karakter yang
mengarah kepada pembentukan watak dan budi pekerti. Jadi mari kita membantu
pemerintah agar upaya pembentukan karakter ini berhasil dan menciptakan generasi
yang bermoral.
74
Dalam hal ini selain pendidikan agama mata pelajaran Pendidikan
kewarganegaran atau yang biasa dikenal dengan pelajaran PKN dan mata pelajara
Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS) juga mempengaruhi dalam pembentukan karakter
siswa,yang tidak hanya diperlukan disekolah tetapi dirumah maupun dilingkungan
sosial.Nilai-nilai dan norma dapat ditanamkan secara efektif dapat ditumbuhkan
kepada anak didik. Sikap menghargai suatu perbedaan pendapat,jujur dan terbuka
merupakan dasar sifat yang perlu di tanamkan pada anak didik pada jenjang sekolah
dasar.
A. Pendidikan Karakter
Karakter identik dengan akhlaq atau perilaku seseorang.Dari karakter inilah
yang membedakan antara manusia satu dengan manusia yang lainya.Karakter yang
ada dalam diri manusia terbentuk dari dua faktor;faktor internal berupa potensi
bawaan dan faktor eksternal berupa pengaruh dari lingkungan.Tetapi pada dasarnya
manusia dilahirkan dengan pembawaaan yang baik,yang dimaksud adalah manusia
lebih cenderung menyukai hal-hal yang baik tetapi fitrah ini juga bisa dipengaruhi
oleh lingkungan yang ada disekitarnya.
Shimon philip dalam Fatchul Mu’in(2011) menyebutkan
bahwa karakter merupakan kumpulan tata nilai yang menuju
pada suatu sistem,yang melandasi pemikiran,sikap dan prilaku
yang ditampilkan.Memahami karakter sama dengan
kepribadian.Kepriadian dianggap sebagai ciri dan karakteristik
atau sifat yang khas dari seseorangyang bersumber dari
bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.
Prof.Muchlas Samani dan Hariyanto(2011),karakter adalah
nilai dasar yang membangun pribadi seseorang,terbentuk baik
karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan,yang
membedakanya dari orang lain,serta diwujudkan dalam sifat
dan prilakunya dalam kehidupan sehari-hari
Pendidikan karakter merupakan sarana untuk membentuk karakter baik
seseorang yang mengacu pada nilai-nilai karakter yang bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, sekolah maupun dilingkungan sekitarnya.
Pendidikankarakterjugabermaanfaatmembuatkepribadianseseoranglebihbaikantara
lain sikapdansifat.
Dalampendidikan karakter peserta didik harus memperoleh tiga hal yaitu:
75
1. Afektif yang tercermin pada iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,akhlaq dan kepribadian yang mulia termasuk budi pekerti luhur.
2. Kognitif yang tercermin pada pola berfikir dan daya intelektual untuk
menggali,mengembangkan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Psikomotorik yang tercermin pada kemampuan teknis.
Menurut Kemdiknas
karakter,yaitu:
tahun
2010,ada
18
nilai-
nilai
pendidikan
1.Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya, toleran hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan orang lain
meliputi: agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
prilaku yang menunjukkan ketertiban dan kepatuhan terhadap
ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Prilaku bekerja dengan sunggu-sungguh tanpa putus asa.
6. Kreatif
Berpikir dan bertindak untuk menghasilkan cara atau sesuatu yang
baru
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan masalah dan tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berusaha untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Rasa semangat membela bangsa dan negara
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan dengan menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan
76
sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui dan
menghargai keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap atau tindakan berteman dengan keterbukaan dan
berhubungan dengan baik.
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang kepada kedamaian tanpa adanya
perselisihan
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan pengetahuan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan berusaha untuk memperbaiki
kerusakan alam yang terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dilakukan, terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya).
Dari pernyataan diatas,siswa diharapkan
bisa menerapkan
dalam
kehidupanya sehari-hari.sehingga nilai-nilai diatas tidak sebagai wacana
saja,tetapi juga bisa direalisasikan oleh siswa agar terbentuk warga negara
berkarakter.Untuk mencapai tujuan bangsa.
B. Gambaran Karakteristik pendidikan Kewarganegaraan
Mata pelajaran pendidikan adalah program pendidikan yang mengandung
nilai-nilai pancasila dan membahas tentang kebangsaaan,kewarganegaraan.Yang
diharapkan mampu mengembangkan nilai luhur,moral yang diwujudkan dalam bentuk
prilaku yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti yang tercantum dalam undang-undang RI No.2
Tahun 1989 passal 39 ayat 2 yang meliputi:perilaku yang memancarkan iman
dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari
berbagai golongan agama,perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan
beradab,perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka
ragam kepentingan bersama diatas kepentingan perorangan dan golongan sehingga
77
perbedaan pemikiran,pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah dan
mufakat,serta perilaku yang mendukung upaya mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Tujuan dan Fungsi Pendidikan kewarganegaraan:
a. Membentuk watak atau karakteristik warga negara,yaitudengan membentuk warga
negara yang tahu,sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
b. Memiliki kemampuan berfikir secara rasional,kritis dan kreatif sehingga mampu
memecahkan masalah kenegaraan.
c. Memiliki watak dan kepribadian yang baik,sesuai dengan norma-norma yang berlaku
dalam kehidupan bermasyarakat.
d. Memiliki keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara demokratis
dan bertangggung jawab.
Sedangkan fungsi pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai media untuk
membentuk warga negara yang cerdas,terampil dan berkarakter yang setia kepada
negara indonesia dengan membiasakan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat
pancasila dan undang-undang 1945.Sedangkan struktuk keilmuan mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan mencangkup dimensi pengtahuan kewarganegaraan,
yang meliputi politik, hukum dan moral.keterampilan kewarganegaran dan watak
kewarganegaraan.Dengan demikian,mata pelajaran pendidikan keewarganegaraan
merupakan kajian antar disiplin.Secara
lebih terperinci,materi pengetahuan
kewarganegaraan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara,hak asasi
manusia,prinsip-prinsip dan proses demokrasi,lembaga pemerintahan dan non
pemerintah,identitas nasional,pemerintahan bedasarkan hukum,peradilan dan bebas
tidak memihak,konstitusi serta nilai-nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
Keterampian kewarganegaraan meliputi keterampilan intelektual dan
keterampilan berprtisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Keterampilan
intelektual
contohnya
keterampilan
dalam
merespon
berbagai
persoalan
politik.Keterampilan berpartisipasi contohnya adalah keterampilan menggunakan hak
dan kewajibannya dibidang hukum.
Watak atau karakter kewarganegaraan.Dimensi watak atau karakter
dipandang sebagai muara dari kedua dimensi lainya.Dengan memperhatikan visi,misi
78
dan tujuan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan,karakteristik pendidikan
kewarganegaraan ditandai dengan penekanan dimensi watak atau karakter dan hal-hal
yang bersifat afektif.
C. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial
merupakan bidang study memiliki garapan yang
dipelajari cukup luas.Pembahasan didalanya yaitu gejala-gejala dan masalah
kehidupan manusia dimasyarakat.Ilmu pengetahuan sosial ini lebih menekankan pada
fakta gejala dan kehidupan kemasyarakatan.
Norma Mackenzie (1975) Ilmu sosial adalah semua
bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam
konteks sosialnya atau dengan kata lain adalah semua
bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota
masyarakat.
Tjipto Sumadi & M Jafar (1999) bahwa Pengetahuan
Sosial merupakan pengajaran yang selalu berkenaan
dengan kehidupan nyata di masyarakat, yaitu kegiatan
usaha yang dilakukan manusia dalam upaya memenuhi
kebutuhannya, mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi, dan untuk memajukan kehidupannya.
Dengan demikian ilmu pengetahuan sosial kajian gejala dan fenomena terhadap
kehidupan masyarakat untuk mengatasi masalah dan memajukan kehidupannya.
Bidang study ini mulai diajarkan dari sekolah dasar bahkan mungkin
sebelumnya karena ilmu sosial ini cukup luas dan untuk mendalaminya memerlukan
perhatian yang bersungguh-sungguh,dan harus dilakukan secara berkesinambungan
dari tingkat terendah sampai tingkat yang lebih tinggih.
Fenton (dalam Tjipto Sumadi: 1999)
“social studies not a single discipline but a group
related
fields
including
political
science,economics,sociology,anthropology,psychology,
geography,and history .
79
Pengetahuan sosial bukanlah ilmu yang berdiri sendiri melainkan memiliki
ilmu cabang lainya seperti: ekonomi, ilmu politik, psikologi, geografi, sejarah,
antropologi dan sosiologi.
1. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar:
Tujuan ilmu pengetahuan sosial adalah agar peserta didik tanggap terhadap
masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat, memiliki sifat dan perilaku positif
terhadap masalah yang ada,mampu mengatasi masalah yang terjadi pada dirinya
sendiri maupun orang lain.
Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut
(Awan Mutakin, 1998).
1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat
atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilainilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial
yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah sosial.
3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir
serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan
masalah yang berkembang di masyarakat.
4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah
sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis,
selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
5.
Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga
mampu membangun diri sendiri agar survive yang
kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.
2. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar
Menurut Rudi Gunawan(2011:37) mengemukakan bahwa:
Pembelajaran IPS membentuk warga negara yang
berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri
ditengah-tengah kekuatan fisik dan sosial,yang pada gilirannya
akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
Dari peryataan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan study IPS adalah membantu
bangsa dan warga negara indonesia menjadi warga negara yang baik dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki dalam berbagai
segi mulai dari potensi
akademiknya sampai kehidupan sosialnya.
Dimasa depan bangsa ini akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan
sekarang selalu mengalami perubahan setiap saat.maka dari itu study IPS dirancang
80
untuk mengembangkan pengetahuan,pemahaman dan kemampuan membaca situasi
sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang berkemajuan.
Pengetahuan sosial mempunyai manfaat untuk mengembangkan pengetahuan,
nilai, sikap dan keterampilan siswa agar dapat menganalisis, mengidentifikasi dan
menyusun alternatif pemecahan masalah sosial dimasyarakatnya, kemampuan
berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat,sebagai bekal untuk mempersiapkan
diri terjun sebagai anggota masyarakat.
D. Hubungan Mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosian dan Pendidikan
Kewarganegaraan
Beberapa
faktor
yang
lebih
menjelaskan
mengenai
Pendidikan
Kewarganegaraan antara lain (Somantri, 2001:161):
a. PKn merupakan bagian atau salah satu tujuan pendidikan
IPS, yaitu bahan pendidikannya diorganisasikan secara terpadu
(intergrated)
dari
berbagai
disiplin
ilmu
sosial,
humaniora,dokumen negara, terutama Pancasila, UUD NRI
1945, GBHN, dan perundangan negara, dengantekanan bahan
pendidikan pada hubungan warga negara dan bahan pendidikan
yang berkenaan dengan bela negara.
b. PKn adalah seleksi dan adaptasi dari berbagai disiplin ilmu
sosial, humaniora, Pancasila, UUD NRI 1945 dan dokumen
negara lainnya yang diorganisasikan dan disajikan secara
ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
c. PKn dikembangkan secara ilmiah dan psikologis baik untuk
tingkat jurusan PMPKN FPIPSmaupun dikembangkan untuk
tingkat pendidikan dasar dan menengah serta perguruan tinggi.
d. Dalam mengembangkan dan melaksanakan PKn, kita harus
berpikir secara integratif, yaitukesatuan yang utuh dari
hubungan antara hubungan pengetahuan intraseptif (agama,
nilai-nilai)dengan pengetahuan ekstraseptif (ilmu), kebudayaan
Indonesia, tujuan pendidikan nasional,Pancasila, UUD1945,
GBHN,
filsasat
pendidikan,
psikologi
pendidikan,
pengembangankurikulum disiplin ilmu-ilmu sosial dan
humaniora, kemudian dibuat program pendidikannya yang
terdiri atas unsur:
(a) tujuan pendidikan
(b) bahan pendidikan
(c) metode pendidikan
(d)evaluasi.
e. PKn menitik beratkan pada kemampuan dan ketrampilan
berpikir aktif warga negara, terutamagenerasi muda, dalam
menginternalisasikan nilai-nilai warga negara yang baik
81
(goodcitizen)dalam suasana demokratis dalam berbagai
masalah kemasyarakatan (civic affairs).
f. Dalam kepustakan asing PKn sering disebut civic education,
yang salah satu batasannya ialah
“seluruh kegiatan sekolah, rumah, dan masyarakat yang dapat
menumbuhkan demokrasi.
PKn sebagai pendidikan nilai dan moral yang membantu para siswa memilih sistem
nilai dan mengaplikasikan dalam perilakunya.
Seperti yang diungkapkan Al-Muchtar dalam Hand Out
Strategi Belajar Mengajar (2001:33),mengemukakan
bahwa:Pendidikan nilai bertujuan untuk membantu perilaku
peserta didik menumbuhkan danmemperkuat sistem nilai
dipilihnya untuk dijadikan dasar bagi penampilan perilakunya.
Pendidikan nilai pada dasarnya berada pda pengembangan sikap(afektif)oleh karena
itu berbeda dengan pembelajaran pada study kognitif dan psikomotor.pendidikan nilai
secara formal diberikan pada mata pelajaran PKn agar menjadi kepribadian yang
baik.Jadi hubungan PKn dengan IPS adalah memiliki keperdulian dan kesadaran
tehadap masyarakat dan lingkungannya melalui pemahaman terhadap nilai-nilai dan
mempersiapkan siswa
untuk menjadi warga negara yang baik dan bertanggung
jawab, mengembangkan kemampuan siswa dalam mengambil keputusan terhadap
persoalan yang dihadapi.
82
BAB 7
MEDIA YANG SESUAI DENGAN PEMBELAJARAN PKN
DI SEKOLAH DASAR
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa dapat memahami konsep Media Yang Sesuai Dengan Pembelajaran PKn
Di Sekolah Dasar
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa Dapat Memahami Pengertian Media Pembelajaran
b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan
c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Ruang Lingkup Media Pembelajaran
d. Mahasiswa Dapat Menganalisis Fungsi Media Pembelajaran
e. Mahasiswa Dapat Mengevaluasi Kedudukan Media Dalam Pembelajaran
f. Mahasiswa Dapat Menganalisis Jenis Media Dalam Pembelajaran
Dalam suatu pembelajaran peran media Dikaitkan dengan pembelajaran, media di
makna sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa
informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik
menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, Anda boleh
mengatakan bahwa media merupakan wahana penyuluhan informasi belajar atau penyaluran
pesan berupa materi ajar oleh guru kepada siswa sehingga siswa menjadi lebih tertarik
dengan pembelajaran yang dilakukan. Di sini media sengaja dibahas dengan leluasa karena
ada kalanya kita harus membuat sendiri, sehingga perlu dibahas lebih luas. Satu hal yang
perlu Anda ingat bahwa peranan media tidak akan terlihat
83
Apabila penggunaan nya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan. Secanggih apa pun media tersebut, tidak dapat dikatakan menunjang
pembelajaran apabila keberadaannya menyimpang dari isi dan tujuan pembelajaran nya.
Sedangkan pengertian media PKN adalah media yang terpilih dan cocok untuk pembelajaran
PKN SD.
A. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN
secara lebih utuh media pembelajaran dapat di definisikan sebagai alat bantu berupa
fisik maupun non fisik yang sengaja di gunakan sebagai perantara antara guru dan siswa
dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.
Menurut vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely dalam rohani (1997 :2),
pengertian media ada dua macam ,yaitu arti sempit dan arti luas . Arti sempit,
bahwa media itu berwujud : grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang
digunakan untuk menangkap , memproses, serta penyampaian informasi.
Menurut arti luas, yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi
sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang baru
Dari pengertian di atas ini mungkin bahwa media merupakan sebuah alat teknologi
yang bisa memperoleh sebuah informasi, di dalam suatu pembelajaran media sangat penting
seperti contoh nya saat guru menerangkan media yang di gunakan adalah berbicara .dalam
proses pembelajaran media sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi
pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.
Sementara itu robert heinich, dan kawan – kawan (2002: 10) dalam bukunya
“instructional media and technologies for learning” mendefinisikan, media
adalah saluran informasi yang menghubungkan antara sumber informasi dan
penerima . Dalam pengertian ini media di artikan sebagai fasilitas komunikasi,
yang dapat memperjelas makna antara komunikator dan komunikan .
Dari pendapat robert heinich di atas mungkin dapat dijelaskan
bahwa media
merupakan sebuah alat teknologi yang menghubungkan antara informasi dan penerima . Di
dalam suatu pembelajaran media itu sebagai informasi sedangkan para siswa itu sebagai
penerima sehingga pembelajaran tersebut bisa menyatu dengan siswa sehingga siswa tersebut
bisa menyerap nya .
Robert hanick dan kawan – kawan dalam angkowo (2007: 11) menyatakan
bahwa : “ A medium ( plural media ) is a channel of communication, example
include film, television, diagram,printed materials, computers, and
84
instructors”. Media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram
, materi tercetak, komputer, dan instruktur .
Dari pendapat robert hanick dan kawan – kawan di atas mungkin dapat di jelaskan
bahwa media adalah komputer, televisi, film jadi media pembelajaran dalam media di atas
tersebut adalah mengamati, memahami, dan melihat sehingga dalam pembelajaran bisa
mengeri apa yang dia amati tersebut .
B. RUANG LINGKUP MEDIA PEMBELAJARAN
media pembelajaran ini merupakan alat bantu untuk menjelaskan sebagian dari
keseluruhan program pembelajaran yang sulit di jelaskan secara verbal. materi pembelajaran
akan lebih mudah dan jelas jika dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran .
Maka media pembelajaran tidak untuk menjelaskan keseluruhan materi pembelajaran, tetapi
sebagian yang belum jelas saja, ini sesuai fungsi media yaitu sebagai penjelas pesan.
Gerlach dan ely dalam Arsyad ( 2006: 14) mengemukakan tiga ciri media yang
merupakan petunjuk mengapa media di gunakan dan apa saja yang dapat di
lakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien
melakukannya .
1. Ciri fiksatif, ciri ini menggambarkan kemampuan media
merekam,menyimpan, melestarikan,dan merekonstruksi suatu peristiwa
atau objek
2. ciri manipulatif, transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan
karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu
berhari hari dapat di sajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga
menit dengan teknik pengambilan gambar.
3. Ciri distributif, dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian di
transportasikan melalui ruang , dan secara bersamaan kejadian tersebut di
sajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai kejadian itu.
Dari pendapat gerlach dan ely di atas ini dapat dijelaskan bahwa karakteristik media yang
dapat di gunakan dalam pembelajaran. Terkadang guru harus menyampaikan sesuatu yang
telah terjadi masa lampau, ruang dan waktu yang terbatas, serta materi yang sangat abstrak.
Dengan mempertimbangkan ketiga hal ini guru dapat memilih,menciptakan, dan
menggunakan media.
Sedangkan menurut ahmad rohani ( 1997: 4) , ciri ciri umum media
pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. media pembelajaran identik dengan alat peraga langsung dan tidak
langsung
85
2. media pembelajaran digunakan dalam proses komunikas intruksional.
3. Media pembelajaran merupakan alat yang efektif dalam intruksional
4. media pembelajaran memiliki muatan normatif bagi kepentingan
pendidikan .
5. Media pembelajaran erat kaitannya dengan metode mengajar khusus nya
maupun komponen – komponen sistem instruksional.
Dari pendapat ahmad rohani di atas ini dijelaskan bahwa media dalam ciri ini sudah dalam
arti luas, tidak sebatas alat bantu komunikasi dalam pembelajaran .tetapi media juga
berkolaborasi dengan metodologi, guru, siswa, serta isi pelajaran yang akan disampaikan .
Ruang
lingkup
media
pembelajaran
ini
merupakan
meliputi
segala
alat,bahan,peraga,serta sarana dan prasarana di sekolah yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Media tersebut bisa memberikan rangsangan pada siswa untuk belajar,
menjadikan pembelajaran semakin efisien sehingga bisa menyalurkan pesan secara sempurna,
serta dapat mengatasi kebutuhan dan problem siswa dalam belajar. lebih penting lagi adalah
media ini dipilih dalam proses pembelajaran sehingga media tidak berorientasi pada
pencapaian tujuan pembelajaran bukan termasuk dalam ruang lingkup media pembelajaran
C. FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
media pembelajaran telah menjadi bagian dari pembelajaran. Bahkan keberadaannya tidak
bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Hal ini telah di kaji dan di teliti bahwa
pembelajaran yang menggunakan media hasilnya lebih optimal.
Angkowo dan Kokasih (2007: 27) berpendapat bahwa salah satu fungsi media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu pembelajaran,yang ikut mempengaruhi
situasi,kondisi dan lingkungan belajar dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran yang telah diciptakan dan di desain oleh guru. Selain itu media
dapat memperjelas pesan agar tidak terlalu bersifat verbal ( dalam bentuk kata
tertulis dan kata lisan belaka ). memanfaatkan media secara tepat dan bervariasi
akan dapat mengurangi sikap pasif siswa.
Dari pendapat angkowo dan kokasih dapat ddijelaskan bahwa fungsi media ini sebagai alat
bantu dalam pembelajaran yang dapat mempengaruhi suasana dalam belajar sehingga dalam
proses pembelajaran guru harus mendesain suatu media sehingga bisa mengurangi sikap pasif
siswa dan memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
86
Pandangan lebih luas tentang media pembelajaran disampaikan yudhi munadi,
yang menyatakan media berfungsi secara sosio - kultural (munadi, 2010: 48).
keberadaan media dapat mengatasi hambatan sosio – kultural peserta didik,
terutama saat berkomunikasi maupun berinteraksi dalam pembelajaran yang
latar belakang siswa nya hiterogen dari sisi budaya. Bahasa nya berbeda, adat
istiadat , keyakinan, serta aspek sosial lain. Namun dengan media tertentu
keragaman budya dan strata sosial dapat di satukan melalui pembelajaran.
Dari pendapat yudhi munadi dapat dijelaskan bahwa fungsi media secara sosio – kultural dari
sini kita bisa melihat bahwa peserta didik yang mempunyai suatu kebiasaan yang melekat
pada dirinya seperti kebudayan yang melekat pada dirinya seperti berbicara nya maupun
interaksi yang berbeda tersebut bisa disatukan dalam pembelajaran sehingga bisa belajar
banyak hal tentang bahasanya yang berbeda tersebut .
Berbagai paparan di atas menunjukkan bahwa fungsi media pembelajaran cukup luas dan
banyak. Namun secara lebih rinci dan utuh media pembelajaran berfungsi untuk :
1. meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran
2. meningkatkan gairah belajar siswa
3. meningkatkan minat dan motivasi belajar
4. menjadikan siswa berinteraksi langsung dengan kenyataan
5. mengatasi modalitas belajar siswa yang beragam.
6. Mengefektifkan proses komunikasi dalam pembelajaran.
dari berbagai fungsi media di atas, tujuan akhirnya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Kualitas pembelajaran ini dibangun melalui komunikasi yang efektif .
Sedangkan komunikasi efektif hanya terjadi jika menggunakan alat bantu sebagai perantara
interaksi antara guru dengan siswa. Oleh karena itu, fungsi media adalah untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan indikator semua materi tuntas disampaikan dan peserta didik
memahami secara lebih mudah dan tuntas
D. Kedudukan media dalam pembelajaran
Dalam pembelajaran terdapat komponen tujuan,komponen materi atau bahan
.komponen strategi, komponen alat dan media, serta komponen evaluasi . Dari sini tampak
bahwa media merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran. Sehingga
87
kedudukannya tidak hanya sekedar sebagai alat bantu mengajar, tetapi sebagai bagian dari
dalam proses pembelajaran
Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting. Sebab media dapat
menunjang keberhasilan pembelajaran. Bahkan kalau dikaji lebih jauh, media tidak hanya
sebagai penyalur pesan yang harus dikendalikan sepenuhnya oleh sumber orang, tetapi dapat
juga menggantikan sebagian tugas dalam penyajian materi pembelajaran. dalam proses
pembelajaran antara materi,guru,strategi dan media, dan siswa menjadi rangkaian mutual
yang saling mempengaruhi sesuai kedudukan masing masing. Guru berkedudukan sebagai
penyalur pesan dan siswa berkedudukan sebagai penerima pesan sedangkan media
berkedudukan sebagai perantara dalam pembelajaran
E. JENIS MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
jenis media dalam pembelajaran ini sebagai berikut :
(1) . OHP.
OHP umumnya tidak cocok untuk tujuan ini (afektif), OHP pada dasarnya digunakan
untuk memproyeksikan transparansi ke arah layar yang jaraknya relatif pendek, dengan hasil
gambar atau tulisan yang cukup besar. Proyektor ini direncanakan dibuat untuk dapat
digunakan oleh guru di depan kelas dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi
komunikasi antara guru dengan siswa. OHP sangatlah tidak afektif dikarenakan oleh
beberapa sebab, antara lain :
a. Memerlukan persiapan yang matang dan terencana, terutama apabila menggunakan
teknik-teknik penyajian yang kompleks
b. Urutan OHP mudah kacau, karena merupakan urutan yang lepas
c. OHP merupakan hal yang tak dapat dipisahkan, karena sebuah gambar dalam
kertas biasa tidak bisa di proyeksikan melalui OHP
d. Membutuhkan pesan dan ide-ide yang baik pada transparansi, sehingga mudah di
cerna oleh penerima pesan atau pembelajar.
(2) Komputer
Komputer memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya
dalam memahami pengetahuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan
informasi yang ditayangkan. Penggunaan komputer dalam lembaga pendidikan jarak jauh
memberikan keleluasaan terhadap siswa untuk menentukan kecepatan belajar dan memilih
urutan belajar sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali
informasi yang diperlukan oleh pemakainya dapat membantu siswa yang memiliki kecepatan
88
belajar lambat. Dengan kata lain, komputer dapat menciptakan iklim belajar yang efektif bagi
siswa yang lambat (slow learner), tetapi juga dapat memacu efektivitas belajar bagi siswa
yang lebih cepat (fast learner). Komputer mampu menyampaikan informasi dan pengetahuan
dengan tingkat realisme yang tinggi. Disamping memiliki sejumlah kelebihan, komputer
sebagai saran komunikasi interaktif juga memiliki kelemahan, yaitu :
a. Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan komputer itu sendiri, terutama
yang khusus untuk maksud pembelajaran
b. Perawatan dan pemeliharaan komputer yang meliputi perangkat keras
(hardware) perangkat lunak (software) memerlukan biaya yang relatif tinggi
c. Penggunaan sebuah program komputer biasanya memerlukan perangkat keras
dengan spesifikasi yang sesuai
d. Merancang dan memproduksi progam pembelajarn yang berbasis komputer
(computer based intruction) merupakan pekerjaan yang tidak mudah
e. Memproduksi program komputer merupakan kegiatabn insentif yang
memrlukan waktu banyak dan juga keahlian khusus (Benny A. Pribadi dan
Tita Rosita, 2002:11-12)
(3) Media Video
Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media yang
sangat ampuh untuk mempengaruhi sikap dan emosi, apa yang dilihat oleh peserta didik
sangatlah berpengaruh dalam kehidupannya sehari-hari karena mereka akan mencotohnya
maka di sini pengajar sangat di tuntut memberikan atau memperlihatkan video yang sebagai
media pembelajaran haruslah video yang benar-benar mendidik karena para peserta didik
mudah memahami video yang tidak perlu menggunakan tenaga dan aktivitas apapun dalam
menerima informasi dari video tersebut
(4) Televisi
Televisi sebagai media memiliki empat fungsi yakni fungsi komersial, alat hiburan,
penyampaian informasi, dan edukasi. Sayangnya, fungsi yang terakhir, yakni edukasi, kerap
terabaikan. Sebagai penyeimbang membludaknya acara hiburan, kini televisi edukasi menjadi
penting. Televisi sangat bermanfaat, baik bagi masyarakat atau pengguna televisi di sekolah
dasar, sangat besar manfaatnya bagi pendidikan. Diantaranya yaitu :
a.
Televisi bersifat langsung dan nyata, dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya
pada waktu terjadinya. Misalnya seperti pada waktu pelantikan seorang pejabat
negara, berlangsungnya pembukaan sidang MPR, parade militer dan sebagainya.
Melalui televisi kelas dapat mengadakan kontak langsung dengan ahli-ahli ilmu
89
pengetahuan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan. Mereka dapat melihat dan
mendengar secara nyata.
b.
Memperluas tinjauan peserta didik, melintasi berbagai daerah atau berbagai
negara. Seperti halnya televisi melintasi berbagai daerah dan memungkinkan
berbagai negara. Program televisi menyajikan berbagai peristiwa, keadaan
penduduk dan kehidupannya dari daerah atau dari negara lain. Dengan demikian,
maka televisi berperan aktif dalam bidang pengetahuan dan wawasan
c.
Dapat menciptakan kembali kembali peristiwa pada masa lampau. Televisi dapat
menceritakan kembali semua peristiwa masa lampau, baik melalui film, atau pun
melalui drama, sehingga dapat mengingatkan kembali pengetahuan yang sifatnya
sudah lampau
d.
Televisi dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka
ragam. Media ini dapat menyajikan pokok-pokok itu satu persatu secara
berurutan dan sama baiknya. Mulai dari benda-benda hidup atau berupa program
film, mulai dari hal-hal yang aneh sampai hal-hal yang bisa terjadi dalam
kehidupan, transportasi, listrik, semuanya bisa disajikan dengan baik. Demikian
pula menyajikan program kesenian, drama, ilmu bumi, sejarah, kesastraan, musik
dan lain-lain dapat disesuaikan dari tingkat murid sejak dari pra sekolah sampai
ke perguruan tinggi
( 5 ) Media Gambar
Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual kedalam bentuk
dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret,
slide, film, strip. Fungsi utama penggunaan gambar meliputi fungsi edukatif, yaitu mendidik
dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan . fungsi sosial, yaitu memberikan
informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep
sama setiap orang. Fungsi lain adalah ekonomis, yaitu memberikan produksi melalui
pembinaan hasil kerja secara maksimal. Kemudian fungsi politis, berpengaruh pada politik
pembangunan. Serta fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang mendorong dan
menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemudian yang
modern
Media grafis visual sebagaimana halnya media yang lain. Media grafis untuk
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera
penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
90
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat
berhasil dan efisien (Sadiman, 2011 : 28)
Media gambar harus memiliki beberapa karakteristik antara lain harus autentik,
artinya dapat menggambarkan objek atau peristiwa seperti jika siswa melihat langsung.
Media gambar juga harus sederhana, komposisnya cukup jelas menunjukkan bagian-bagian
pokok dalam gambar tersebut. Ukuran gambar proposional, sehingga siswa mudah
membayangkan ukuran yang sesungguhnya benda atau obyek yang digambar. Media gambar
juga harus memadukan antara keindahan dengan kesesuaian nya untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Media gambar harus mengandung pesan. Tidak setiap gambar yang bagus
merupakan media yang bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai (Rahardi, 2003: 27).
Kalau ada media yang baik dan ada yang kurang kurang baik untuk pengembangan nurani
peserta didik, itu dapat dimengerti dari seberapa kuat masing-masing nurani peserta didik
dalam proses internalisasi nilai yang dilakukan pendidik.
Media-media seperti OHP, Film bingkai dan Film rangkai pada bentuk aslinya tidak
memunculkan gerak dan manipulasi gambar yang bisa menggerakkan suasana hati yang
melihat nya, sehingga sulit untuk menimbulkan perubahan atau pengembangan sikap atau
perilaku tertentu. Lain halnya dengan media-media yang disebutkan sesudahnya semua
dirancang sebagai media yang menggambarkan gerak, atau perubahan, atau diciptakan
suasana yang dapat menyentuh kerokhanian pada umumnya atau sikap pada khususnya pada
peserta didik. Ketepatan memilih dan menggunakan metode sangat berpengaruh bagi
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan/pembelajaran. Kriteria untuk metode yang baik
adalah apabila dapat membantu terciptanya proses pendidikan/pembelajaran yang
merangsang dan menggembirakan peserta didik. Khusus untuk proses pendidikan metode
harus menimbulkan interaksi psikologis antara pendidik dan peserta didik. Untuk
menciptakan interaksi psikologis penggunaan metode harus disertai dengan kepiawaian
pendidik menggunakan metode yang telah dipilihnya. Pemilihan dan penggunaan media
harus memperhatikan karakteristik tujuan dan proses pendidikan
91
BAB 8
STRATEGI MENYUSUN SEBUAH AKTIVITAS PEMBELAJARAN
PPKN UNTUK SISWA KELAS RENDAH 1,2,3 SD
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Strategi Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran
PKn Untuk Siswa Kelas Rendah 1,2,3 SD
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa Dapat Memahami Strategi Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn
Untuk Siswa Kelas Rendah 1,2,3 SD
b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Persiapan Untuk Menyusun Sebuah Aktivitas
Pembelajaran PKn Siswa Kelas Rendah 1 ,2,3 SD
A. STRATEGI MENYUSUN SEBUAH AKTIVITAS PEMBELAJARAN PKN UNTUK
SISWA KELAS RENDAH 1,2,3 SD
92
Dalam
melaksanakan
pembelajaran
PKn
di
Sekolah
Dasar,
guru
perlu
mengembangkan startegi/taktik yang tepat, dengan pendekatan – pendekatan dan model –
model belajar yang akan diterapkan serta didukung oleh metode dan media yang efektif. Hal
ini akan membantu guru dalam memahami dan membantu siswa untuk berlatih mengamalkan
nilai moral Pancasila dan budi pekerti yang dipelajari di sekolah. Dari sekian banyak
pendekatan dan model serta metode pembelajaran, perlu dipilih beberapa pendekatan dan
model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa Sekolah
Dasar (SD) serta sifat tujuan yang ingin dicapai dari proses pembelajaran PKn di SD.
Strategi pembelajaran adalah komponen umum dari suatu set materi dan
prosedur pembelajaran yang akan digunakan secara bersama – sama.(Dick
Walter dkk, 1990:106, dalam buku Strategi Pembelajaran PPKN, Karya Dr.
Hj. Etin Solihatin, M.Pd)
Guru perlu mempertimbangkan startegi yang tepat dalam pembelajaran PKn, dari
beberapa pendekatan dan model yang akan diterapkan. Dari beberapa pendekatan dan model
pembelajaran perlu dipilih yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan siswa,
sehingga proses pembelajaran lebih bermakna. Untuk menjembatani pemahaman tentang
hubungan antara perasaan (feeling), pemikiran (though), dan tindakan (action) seseorang,
perlu dikembangkan model pendidikan moral yang efektif. Semua model pembelajaran PKn
biasanya mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan proses yang
terpisah. Dalam pembelajaran terdapat 5 komponen yang saling menguatkan yaitu: kegiatan
pembelajaran pendahuluan, penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes, dan
kegiatan lanjutan.
Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, metode
pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh,
dan memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap
metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Menurut clark dalam Abizar (1995) “tidak terlalu menekankan perbedaan
antara metode dan strategi.Artinya, antara metode dan strategi dapat
diartikan sama saja , karena itu dalam banyak tulisannya Clark
menggunakkan istilah metode untuk menyatakan strategi”
93
Abizar (1995) menyatakan bahwa strategi pembelajaran diartikan sebagai
pandangan yang bersifat umum serta arah umum dari tindakan untuk
menentukan metode yang akan dipakai dengan tujuan utama agar
pemerolehan pengetahuan oleh siswa lebih optimal.
Jadi banyak metode pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam menyajikan
pelajaran kepada siswa – siswa, seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, permainan
(game), karya wisata, penugasandan lain – lain, masing metode ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana menyusun strategi sebuah aktivitas
pembelajaran PKn di SD untuk siswa kelas rendah (1,2,3 SD). Kadang – kadang dalam
proses pembelajaran guru kaku dengan mempergunakan satu atau dua metode, dan
menterjemahkan metode itu secara sempit dan menerapkan metode di kelas dengan metode
yang pernah ia baca, metode pembelajaran
menyajikan,
memberi latihan, dan
merupakan
cara
untuk
menyampaikan,
memberi contoh pelajaran kepada siswa, dengan
demikian metode dapat di kembangkan dari pengalaman, seseorang guru yang
berpengalaman dia dapat menyuguhkan materi kepada siswa, dan siswa mudah menyerap
materi yang disampaikan oleh guru secara sempurna dengan mempergunakan metode yang
dikembangkan dengan dasar pengalamannya, metode – metode dapat dipergunakan secara
variatif, dalam arti kata kita tidak boleh monoton dalam suatu metode . Dalam proses
belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode – metode dari sekian banyak
metode yang telah ditemui oleh para ahli sebelum ia menyampaikan materi pengajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Strategi menyusun sebuah aktivitas pembelajaran Pkn untuk siswa kelas rendah 1,2,3
SD dengan cara pendekatan, yang menurut Douglas Suparka (dalam Martorella, 1996)
dapat digunakan dalam pembelajaran PKn, yaitu:
1. Evokasi (kesempatan), pendekatan ini menekankan pada inisiatif siswa untuk
mengekspresikan dirinya secara spontan yang didasarkan pada kebebasan dan kesempatan.
Pendekatan ini sering dihadapkan pada kendala kultural dan psikologikal, terutama pada
masyarakat yang masih eksklusif.
2. Inkulkasi (menanamkan), pendekatan ini didasarkan pada sejumlah pertanyaan nilai yang
telah tersusun oleh guru. Tujuannya untuk mempengaruhi dan mengarahkan siswa pada
simpulan nilai yang sudah direncanakan.
94
3. Kesadaran, adalah bagaimana mengungkap dan membina kesadaran siswa tentang nilai –
nilai tertentu yang ada pada dirinya atau orang lain. Kesadaran itu akan tumbuh menajdi
sesuatu yang menumbuhkan kesadaran tentang nilai atau seperangkat nilai tertentu.
4. Penalaran moral, dimana siswa dilibatkan dalam dilema moral sehingga keputusan yang
diambil terhadap dilema moral harus dapat diberikan alasan-alasan moral yang rasional.
5. Analisis Nilai, suatu pendekatan yang mengajak siswa untuk mengkaji dan menganalisis
nilai yang ada pada suartu media stimulus yang telah disiapkan guru dalam pembelajaran
PKn.
6. Pengungkapan nilai, adalah upaya meningkatkan kesadaran diri (self awareness) dan
memperhatikan diri sendiri, bukan pemecahan masalah. Pendekatan ini membantu siswa
untuk menemukan dan memeriksa nilai mereka untuk menemukan keberartian dan rasa aman.
7. Komitmen, mengarahkan dan menekankan pada seperangkat nilai yang akan mendasari
pola pikir setiap guru yang bertanggung jawab. Terhadap pendidikan nilai dan moral. Dalam
PKn yang menjadi komitmen dasarnya adalah nilai dan moral Pancasila dan UUD 1945.
8. Memadukan, menyatukan diri siswa dengan pengalaman dalam kehidupan riil yang
dirancang oleh guru dalam proses pembelajaran. Proses menyatukan ini dimaksudkan agar
siswa benar – benar mengalami secara langsung pengalaman – pengalaman yang dirancang
oleh guru melalui berbagai metode yang sesuai, seperti: metode partisipatori, simulasi,
sosiodrama, studi proyek.
1.Metode Pembelajaran PKn SD
Metode merupakan salah satu komponen pembelajaran yang cukup berperanan selain
komponen-komponen yang lain. Kegiatan pembelajaran yang berkualitas tentu akan
mempertimbangkan penerapan metode – metode pembelajaran secara bervariasi sesuai
dengan karakteristik materi pelajaran yang akan disampaikan.
Penerapan variasi metode bisa menunjang kegiatan pembelajaran yang aktif dan
inovatif serta menyenangkan karena tidak monoton dan menjemukan siswa. Oleh karena itu,
hendaknya guru mampu memilih dan menentukan metode pembelajaran yang paling efektif
dan efisien dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Perlu disadari bahwa tidak ada satupun
metode yang sempurna dan efektif serta efisien untuk semua topik kajian. Masing – masing
metode memiliki keunggulan dan kelemahan masing – masing, oleh karena itu dalam setiap
proses pembelajaran PKN diperlukan penerapan metode yang bervariasi.
95
Macam-macam metode pembelajaran dalam PKN menurut Azis Wahab
(1997: 186 ) antara lain sebagai berikut:
1.Metode ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode
ini senantiasa bagus bila pengunaannya betul – betul disiapkan dengan
baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas – batas
kemungkinan penggunannya.
Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh
setiap guru. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya
faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas jika dalam
proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa,
mereka akan belajar jika ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah,
sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak
ada belajar. Metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran ekspositori.
2. Metode Tanya jawab.
Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau
sebaliknya siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab
pertanyaan – pertanyaan.
Metode Tanya jawab adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dimana
guru bertanya dan murid – murid menjawab bahan materi yang diperolehnya. Metode ini
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan pelajar, bisa dalam bentuk
guru bertanya dan pelajar menjawab atau dengan sebaliknya.
3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa
pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk
memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan
memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan
(Killen, 1998).
96
Diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat
bertukar pikiran/pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama – sama.
Selama ini banyak guru yang merasa keberatan untuk menggunakan metode diskusi dalam
proses pembelajaran. Keberatan itu biasanya timbul dari asumsi: (1) diskusi merupakan
metode yang sulit diprediksi hasilnya oleh karena interaksi antar siswa muncul secara
spontan, sehingga hasil dan arah diskusi sulit ditentukan; (2) diskusi biasanya memerlukan
waktu yang cukup panjang, padahal waktu pembelajaran di dalam kelas sangat terbatas,
sehingga keterbatasan itu tidak mungkin dapat menghasilkan sesuatu secara tuntas.
Sebenarnya hal ini tidak perlu dirisaukan oleh guru. Sebab, dengan perencanaan dan
persiapan yang matang kejadian semacam itu bisa dihindari.
Dilihat dari pengorganisasian materi pembelajaran, ada perbedaan yang
sangat prinsip dibandingkan dengan metode sebelumnya, yaitu ceramah dan demonstrasi.
Jika metode ceramah dan demonstrasi materi pelajaran sudah diorganisir sedemikian rupa
sehingga guru tinggal menyampaikannya, maka pada
metode ini bahan atau materi
pembelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung kepada
siswa, materi pembelajaran ditemukan dan diorganisir oleh siswa sendiri, karena tujuan
utama metode ini bukan hanya sekadar hasil belajar, tetapi yang lebih penting adalah proses
belajar. Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran.
Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini
permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Pengatur
jalannya diskusi adalah guru. Kedua,diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi
dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3 – 7 orang. Proses pelaksanaan
diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap
kelompok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri
dengan laporan setiap kelompok.
4. Metode permainan (game)
Permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu
keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan.
Dalam sebuah pembelajaran berlangsung diharapkan ada sedikit selingan dalam
proses pembelajaraan pada siswa SD khususnya kelas 1, 2, 3 sehingga peserta didik mampu
menyerap materi yang diajarkan lebih cepat diserap melalui guru yang mengadakan metode
permainan dan guru juga ikut berperan didalamnya, dan guru di harapkan bisa menguasai
97
kelas dan menstabilkan kondisi kelas seperti semula sebelum permainan berlangsung, agar
permainan lebih efektif dilakukan belajar sambil bermain.
Menurut Loomas dan Kolberg (1993) menyatakan bahwa sifat humoris
guru dan kemampuan guru menggunakkan berbagai sumber untuk
menciptakan suasana yang humoris akan membuat siswa lebih kreatif.Lebih
lanjut ia menyatakan bahwa jika kelas merupakan lingkungan yang hidup,
kreatif, dan penuh tawa, maka murid dari segala usia memiliki saluran
keluar alamiah , dimana keinginan tahu mereka berkembang. Dari
pandangan diatas dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam menanggapi
apa yang telah disampaikan oleh guru.
5. Metode karya wisata atau studi lapangan
Karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti tersendiri,
berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata di sini berarti
kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.
Siswa di arahkan menuju keluar kelas dan mengamati apa yang ada di lingkungan
sekolah, dari situ siswa lebih berfikir luas daripada belajar hanya berada didalam kelas. Di
luar kelas siswa dapat menumbuhkan ide – ide kreatifnya melalui apa yang mereka lihat saat
itu.
6.Metode penugasan
Metode penugasan adalah cara dalam proses belajar – mengajar dengan
jalan memberi tugas kepada siswa.
Dalam sebuah pembelajaran di harapkan ada sebuah tugas untuk peserta didik,
dimana tugas tersebut akan membantu guru dan peserta didik dalam memahami dan menilai
setiap peserta didik tersebut dari hasil proses belajar yang berlangsung dalam waktu singkat
setiap harinya. Dengan begitu guru bisa memahami karakter setiap anak dari apa yang telah
diberikan.
B. PERSIAPAN UNTUK MENYUSUN SEBUAH AKTIVITAS PEMBELAJARAN PKN
SISWA KELAS RENDAH 1 ,2,3 SD
98
Pemilihan dan penerapan metode pembelajaran dalam mepersiapkan pembelajaran PKn di
SD perlu mempertimbangkan kriteria – kriteria sebagai berikut:
1. Sesuai dengan karakteristik bahan ajar yang akan disampaikan.
2. Ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai.
3. Sesuai dengan latar belakang dan kebutuhan siswa.
Media Pembelajaran PKn SD
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik dan keunggulan masing – masing
maka diharapkan guru dapat memilih dan menentukan macam – macam media sesuai dengan
topik bahasan dan karakteristik materi pelajaran. Agar pemilihan dan penentuan media
tersebut bisa efektif, maka perlu mempertimbangkan beberapa kriteria, antara lain :
1. Obyektifitas.
Dalam memilih media
perlu meminta saran atau pendapat dari teman sejawat,
bukan berdasar kesenangan pribadi guru.
2. Program pembelajaran
Penentuan media bisa menunjang pencapaian tujuan program pembelajaran
atau sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.
3. Sasaran program
Sasaran program ini adalah siswa yang mengikuti proses pembelajaran, pada usia,
tertentu mereka memiliki kemampuan intelektual tertentu pula.
4. Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi ini berkaitan dengan sarana dan prasarana sekolah atau kelas
(ukuran ruangan, bangku, ventilasi dll ) dan situasi kondisi siswa ( jumlah siswa, motivasi,
dll )
5. Kualitas teknik.
Kualiats teknik ini berkaitan kualitas gambar, rekaman audio maupun visual
suara, atau alat Bantu lainnya.
6. Efektivitas dan efisiensi penggunaan.
Keefektifan menyangkut penyerapan informasi yang optimal oleh siswa, sedangkan
efisiensi berkaitan dengan pengeluaran tenaga, waktu dan biaya
seberapa mampu mencapai tujuan yang optimal.
99
Untuk menunjang proses belajar maka di perlukan sebuah media belajar. Media
pembelajaran memiliki ragam dan bentuk yang bermacam-macam, namun berdasarkan
perkembangannya, media dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Media yang bersifat umum dan tradisional.
Contohnya: papan tulis, buku teks, majalah, buku rujukan dll.
2. Media yang bersifat canggih.
Contohnya: radio, TV, VCD, tape recorder, OHP, LCD, dll.
3. Media yang bersifat inovatif.
Contohnya: komputer, internet, laptop, dll.
Sedangkan jenis-jenis media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan dalam PKn SD
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Alat pengajaran.
Contohnya: papan tulis, LCD, dll.
2. Media cetak.
Contohnya: Buku, majalah, surat kabar, jurnal, bulletin, pamflet dll
3. Media visual.
Contohnya: Transfaransi, slid, grafik, chart, model dan realia, gambar,foto, dll
4. Media audio.
Contohnya: Tape recorder, radio, dll
5. Media audio-visual
Contohnya: Televisi, VCD.
6. Masyarakat sebagai sumber belajar.
Contohnya: Narasumber, tokoh masyarakat, dinamika kehidupan dalam masyarakat.
Berbagai ragam dan jenis media di atas bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran
PKn, sehingga guru bisa berkreasi dalam memanfaatkan media pembelajaran agar
mendorong siswa aktif, inovatif, dan kreatif agar efektif dalam kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar selayaknya mengkondisikan siswa
untuk berproses secara individual, ada interaksi sosial, kerja dalam kelompok, untuk
membangun makna dan membentuk karakter serta perilaku dengan menyenangkan yang
sesuai dengan usianya.
100
101
BAB 9
STRATEGI MENYUSUN SEBUAH AKTIVITAS PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH DASAR KELAS
TINGGI 4,5,6
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Strategi menyusun sebuah aktivitas pembelajaran
PKn untuk siswa kelas tinggi 4,5,6 SD
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa Dapat Memahami Strategi Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn
Untuk Siswa Kelas Tinggi 4,5,6 SD
b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Persiapan Untuk Menyusun Sebuah Aktivitas
Pembelajaran PKn Siswa Kelas Tinggi 4,5,6 SD SD
102
Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan atau pkn di sekolah dasar merupakan
belajar tema menjadi warga negara yang baik.untuk menyusun sebuah akftifitas pembelajaran
pendidikan kewarganegaraan sekolah dasar 4,5,6,harus melakukan upaya kegiatan yang
mencerminkan moral dan nilai nilai kewarganegaraan yang mendidik menjadi warga negara
yang
mencontohkan
norma
norma
kemanusiaan
warga
negara
,
nilai
nilai
agama,pengembangan karakter atau bisa disebut pendidikan karakter dan dalam pembelajaran
materi yang mudah di mengerti siswa.Dalam rangka mengimplementasikan program program
pembelajaran Mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan yang akan dilakukan,maka pihak
guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.dalam proses melaksanakan
pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar.
Oleh karena itu,apa yang tertuang di dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya
pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.
Yang pertama sebagai guru harus mengetahui silabusnya,pengertian silabus :
silabus disusun berdasarkan Standar isi, yang didalamnya berisi Identitas Mata
pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator,
Materi Pokok, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi waktu, Sumber Belajar dan
Penilaian. Komponen silabus Pembelajaran. Silabus Pembelajaran memuat
untuk pendidikan sekurang-kurangnya komponen-komponen berikut
ini.Silabus Pembelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi
Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator Pencapaian Kompettensi,
Penilaian, Alokasi Waktu, Sumber Belajar. (Dick dan Carey : 1985)
Dalam menyusun aktivitas pembelajaran sekolah dasar kelas 4,5,6 .guru harus
mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi pembelajaran Kompetensi Dasar yang
akan disusun dalam Aktivitas pembelajaran.Di dalam sebuah aktivitas pembelajaran secara
tersusun rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran. (Trianto.2007;68)
kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran,Langkah-langkah
pendidikan
Kegiatan
kewarganegaraan,Metode
pembelajaran
Mata
pelajaran
metode
Pendidikan
kewarganegaraan, Sumber Belajar (Buku atau LKS), dan cara Penilaian dengan menyusun
sebuah aktifitas pembelajaran pendidikan kewarganegaraan sekolah dasar yaitu yang pertama
dilakukan guru meliputi.(Turney, 1981) :
103
a.) Pendahuluan :Pendahuluan merupakan kegiatan awal yang pertama tama dalam
suatu pertemuan.pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan
memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Dengan kegiatan awal proses pembelajaran di antaranya untuk menciptakan kondisi kondisi
awal belajar yang kondusif,kegiatan awal harus ditempuh guru dan peserta didik supaya pada
setiap kali pelaksanaan suatu pembelajaran mata pelajaran,dapat menciptakan suasana yang
efektif diantaranya kondisi awal seperti : mengecek atau memeriksa kehadiran siswa didik
terlebih dahulu sebelum mengikuti suatu pelajaran.sesuai dengan kegiatan awal maka sifat
dari pembukaan yaitu pemanasan.contohnya kegiatan fisik/jasmani/atau menyanyi lagu
kebangsaan.untuk melaksanakan kegiatan awal dapat dilakukan dengan cara lisan,sebelum
pembahasan pelajaran.
b. Inti : Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.kegiatan inti berifat situsional,yakni yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat dalam kegiatan belajar tersebut,guru hanya bersifat
fasilitator yang membahas dan menyajikan materi bahan ajar secara terpadu,berdasarkan
papara tersebut dapatlah disimpulkan bahwa kegiatan inti difokuskan pada kegiatan yang
bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca tulis.dan menggunakan penyajian
contohnya kelompok atau perorangan ,dengan metode variasi yang secara klasikal.
c. Penutup : Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan
refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. Secara akhir dalam kegiatan penutup adalah proses
hasil usaha belajar didik,demikian sifat kegiatan penutup adalah menenangkan .
d.Sumber Belajar Pemilihan pengetahuan sumber belajar mengacu pada perumusan
yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.untuk Sumber dalam
pembelajaran pendidikan mencakup sumber rujukan,lingkungan,media,narasumber,alat,dan
bahan.Sumber sumber belajar dituliskan secara lebih operasional sebab pendidikan sekolah
dasar jika tidak memiliki sumber pembelajaran terpadu dapat membingungkan siswa dalam
proses kegiatan pembelajaran tersebut.Misalnya,sumber bab pembelaran,materi materi untuk
104
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam rencana pembelajaran harus dituliskan
buku referens, dalam rencana pembelajaran disekolah dasar kelas 4,5,6, harus dicantumkan
judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.
e.Penilaian : Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan
instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam
bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan teknik tes tertulis
uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.
f.waktu :proses terjadinya belajar dalam seharinya itu harus ada waktu.pelaksanaan
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan setiap hari kegiatan pembukaan
menbutuhkan watu kurang lebih satu jam pelajaran (1x35menit),kegiatan inti
(3x35menit),kegiatan penutup (1x35menit),
sekolah dasar dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di sekolah dasar
diseburt juga struktul
awal pembelajaran moral dan sila sila aturan tentang warga
negara.setelah di kemukakan bahwa minimal terdapat dua komponen penting
yaitu
pendidikan kesusilaan dan potensi potensi Norma pengetahuan kebudayaan kewarganegaraan
yang baik memenuhi peraturan dalam suatu undang undang.tujuan Pembelajaran
materi.dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara
sistematis .Guru harus dapat menguasai siswa secara efektif dan efisien .
Prosedur pelaksanaan kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
setiap hari dilakukan menggunakan tiga tahapan yaitu pembukaan /awal dan
pendahuluan ,kegiatan inti
dan kegiatan penutup,dengan melaui suatu kegiatan
pembelajaran ,perancangan jadwal terlebih dahulu sebab tidak mungkin dalam suatu
pembelajaran di sekolah dasar dalam seharinya melalukan pelajaran pendidikan
kewarganegaraan pastinya banyak mata pelajaran dalam suatu belajar per/hari nya
,dengan itu perancangan jadwal pelajaran merupakan suatu prosedur yang bersifat
administratif yang disusun oleh staf atau pimpinan kepala sekolah.namun penyusunan
jadwal mata pelajaran PKN tidak bisa dilakukan oleh staf atau wakil kepala sekolah
saja namun semua guru di kelas harus di ikut sertakan dalam penyusunan jadwal
pelajaran,tetapi untuk guru sekolah dasar biasanya hanya wali kelas yang menjadi
guru mata pelajaran tersebut ,karna guru sekolah dasar sekarang harus menempuh S1
PGSD sesuai jurusannya,ini adalah contoh rancangan penyusunan jadwal PKN di
sekolah dasar 4,5,6
105
Maka
dengan
jadwal
jadwl
pelajaran
PKN
dapat
dilaksanakan
kegiatan
pembelajaran,harus disusun sesuai model pembelajaran atau bisa disebut juga tema dalam
mata pelajaran.(Tim pusat Kurikulum balitbang Departemen Pendidikan Nasional ;2006 )
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran semester ,Guru juga mempunyai prosedur untuk
menyusun materi pembelajaran sebelum pembahasan agar lebih mudah,dalam pembelajaran
dikenal dua model yaitu keterpaduan tema dalam satu disiplin ilmu atau keterpaduan tema
dalam disiplin ilmu/model jaringan ,dengan itu guru dalam proses pembelajaran guru
mencermati standar kompetensi suatu mata pelajaran untuk keterkaitan antar kompetensi
dasar dalam satu tingkat kelas ,untuk itu dilakukan model penjabaran kompetensi dasar dalam
indikator ,guru harus menentukan tema terlebih dahulu ,agar pembahasan lebih mudah maka
dari tema dikembangakn dengan sub tema supaya memudahkan pembaca dari gagasan
tersebut,aktivitas yang dilaksanakan dapat direncanakan menjadi beberapa kali pertemuan
meliputi empat kegiatan,dalam satu kegiatan dilaksanakan beberapa kali pertemuan
tergantungkepadatan materi yang ingin di capai
Ini adalah contoh aktivitas pembelajaran sekolah dasar kelas 4 melaului sub tema dan
materinya Dalam waktu 1 bulan dalam semester .(LKS KELAS 4 SEKOLAH DASAR )
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran sekolah dasar Guru melakukan tahap
pelaksanaan yaitu : Kegiatan petama,Kegiatan kedua, Kegiatan Ketiga,dan seterusnya Maka
dalam menentukan Tema ,dapat dianggap memenuhi kriteria mengajar dalam kompetensi
dasar.
Untuk siswa kelas 6 sekolah dasar biasanya ada pelajaran tambahan untuk
materi materi pelaksanaan ujian nasional,dalam pembelajaran pkn tiap bab / materi
akan direkap dalam pembelajaran ,sebab ujian nasional sekolah dasar diadakan setiap
tahun .upaya pemerintah mengevaluasi hasil pendidikan dasar dari semua mata
pelajaran terutama pendidikan kewarganegaraan harus betul betul dipelajari sesuai
materi maka dari itu dengan tambahan tambahan kegiatan sebelum unas maka siswa
kelas 6 sd sekolah dasar selalu diberikan motivasi dalam kegiatan contohnya : les
,bimbingan unas.untuk mata unas pembelajaran untuk pendidikan sekolah dasar mata
pelajaran dasar yaitu: Pkn,B.Indonesia,Matematika,Ipa,B.Inggris,.Strategi PKn adalah
strategi pembelajaran yang aktif, Pembelajaran aktif ditandai oleh dua faktor yaitu 1)
106
Adanya interaksi antara seluruh komponen dalam proses pembelajaran terutama
antara guru dan siswa, dan 2) Berfungsi secara optimal seluruh sence siswa yang
meliputi indera, emosi, karsa, dan nalar. Dalam pembelajaran siswa aktif, metodemetode yang dianjurkan antara lain metode tanya jawab, drill, diskusi, eksperimen,
pemberian tugas, dan lain-lain. Pemilihan metode yang diterapkan tentu saja
disesuaikan dengan mata pelajaran, tujuan pembelajaran, maupun sarana yang
tersedia.maka perlu disusun dalam aktivivitasnya .dengan kegiatan kegiatan
pendahuluan dan kegiatan inti dan penutup .
Belajar mengajar adalah peristiwa belajar yang terjadi apabila subjek didik
atau pendidik secara langsung aktif berinteraktif dengan lingkungan belajar,
pembelajaran kewarganegaraan juga sangat dibutuhkan karena adanya pembelajaran
tentang
moral
atau
perilaku
dengan
adanya
pembelajaran
pendidikan
kewarganegaraan (PKn) maka anak didik akan lebih mengerti mengenai pengetahuan
kewarganegaraan
yang
diterapkan
dalam
kehidupan
sehari-hari.khususnya
pembelajaran sekolah dasar kelas tinggi. Orang tua adalah guru ketika anak berada di
rumah. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua memberikan motivasi belajar untuk anak
dengan memfasilitasi sarana prasarana sesuai dengan kebutuhan anak.
107
BAB 10
PEMBENTUKAN HABITUASI / PEMBIASAAN KARAKTER
DALAM MAPEL PKN
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Pembentukan Habituasi atau Pembiasaan
Karakter Dalam aktifitas pembelajaran Mapel PKn
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa Dapat Memahami Pengertian Pendidikan Berkarakter
b. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Implementasi atau Penerapan Pendidikan Karakter
Dalam Mapel PKn
c. Mahasiswa Dapat MengevaluasiTujuan Pembiasaan Pendidikan Berkarakter
Dalam PKn
108
“Raih prestasi, junjung tinggi budi pekerti”. Inilah motto pendidikan karakter
sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Departemen Pendidikan (dan Kebudayaan)
beberapa tahun lalu. Motto tersebut mengandung konsekuensi bahwa seluruh bentuk
penyelenggaraan pendidikan di tanah air tercinta sebagaimana telah diatur melalui Undangundang nomor 20 tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, mesti dilandasi dan berorientasi
pada pembentukan karakter segenap unsur pendidikan terkait. Di sisi lain, pendidikan
karakter dimaksud melingkupi dua unsur utama yaitu prestasi dan budi pekerti. Artinya,
proses pendidikan yang dilaksanakan mesti menghasilkan output berupa capaian prestasi
yang mumpuni serta dibarengi dengan implementasi nilai-nilai luhur budi pekerti (baca :
moral) itu sendiri pada setiap tahapan (satuan) pendidikan formal maupun non formal yang
dilalui.
Pembiasaan berkarakter dalam pendidikan merupakan hal mutlak dilakukan, terutama
di sekolah. Tujuan Pendidikan pada dasarnya adalah membentuk karakter atau watak para
peserta didik. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang – Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang berbunyi :
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dari pernyataan diatas sudah jelas bahwa Tujuan Pendidikan di Indonesia adalah
untuk mengembangkan karakter anak Bangsa agar memiliki jati diri, bermoral tinggi, cerdas,
yang mampu bersaing dengan negara – negara lain.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan sudah mencanangkan Pendidikan untuk
semua jenjang Pendidikan mulai dari SD sampai Perguruan tinggi. Upaya pemerintah untuk
mengembangkan Pendidikan Berkarakter patut di dukung seluruh komponen Bangsa
termasuk sekolah. Pendidikan yang mengembangkan Karakter sangat di butuhkan untuk
membangun Karakter anak di Indonesia khususnya di Sekolah Dasar agar bangkit dari
keterpurukan moral dan sosial yang berdampak luas. Pertanyaannya adalah Apakah
Pendidikan Berkarakter itu?, Karakter apa saja yang perlu di kembangkan dalam
pendidikan?, Bagaimana Implementasinya di Sekolah? , dan Tujuan Pembiasaan Pendidikan
Berkarakter?. Permasalahan – Permasalahan tersebutdi bahas dalam artikel ini.
109
1. PENDIDIKAN BERKARAKTER
Pendidikan berkarakter merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat suatu
tindakan yang mendidik. Sesuai dengan ketentuan pasal 37 UU No tahun 2003 Menyatakan
bahwa :
“Pendidikan kewarganegaraan di maksudkan untuk membantu peserta
didik menjadi warga negara yang baik, untuk menjadikan bangsa yang
berkarakter pancasila. Sehingga PKn merupakan salah satu mata
pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah.”
Pendidikan karakter di sekolah merupakan kebutuhan vital agar generasi penerus
dapat di bekali kemampuan dasar yang tidak saja menjadikannya sebagai salah satu karakter
penting untuk hidup di era reformasi yang bersifat global, tetapi juga mampu berfungsi
dengan peran serta yang positif baik sebagai pribadi, anggota keluarga, warga Negara
maupun warga dunia. Warga negara yang tahu sadar akan hak – hak dan kewajibannya.
Sederhananya, PKn adalah program pendidikan yang berusaha menggabungkan unsur-unsur
yang meliputi demokrasi, hakasasi, humanis dalam lingkungan.
(Soemantri dalam sakilah 2013), Pendidikan kewarganegaraan identic
dengan istilah civic, yaitu mata pelajaran yang bertujuan membentuk
atau membina warga negara yang baik.
Artinya Pendidikan Kewarganegaraan bermaksud untuk membentuk Warga negara
yang berkrakter. Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar bertujuan bukan hanya
untuk membekali peserta didik ke jenjang yang lebih tinggi tetapi menanamkan moral yang
diharapkan dapat membentuk Warga negara yang baik.
Jika seluruh warga Negara kita ini mau menerapkan nilai-nilai pembangunan karakter
bangsa ini dengan sebaik mungkin, selain menjadikan Negara kita negara yang kuat, juga
bias membentuk bahkan memiliki pribadi karakter yang baik. Keterhubungan antara
pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam PKn dalam pembangunan
karakter bangsa. Adapun nilai-nilai pembangunan karakter bangsa :
1. Taqwa
- bersyukur atas nikmat yang diberikan allah.
- mengucapkan do’a sebelum dan berakhirnya pembelajaran.
2. Jujur
- berkata benar.
- bersedia menerima atas dasar hak.
3. Disiplin
- patuh pada peraturan yang berlaku.
- Meletakkan sesuatu pada tempatnya.
110
4. Demokratis
- menghargai perbedaan pendapat
- tidak memaksakan kehendak
5. Adil
- memperlalukan seseorang atas dasar kebenaran
- Tidak membeda – bedakan teman dalam pergaulan
6. Bertanggung jawab- berani menanggung resiko terhadap perbuatan yang dilakukan
7. Cinta tanah air
- peduli terhadap lingkungan di negara kita
8. Gotong royong
- memahami kerja sama adalah kekuatan
- bersedia bekerja sama membantu orang lain
10. Rela berkorban
- mau mendengarkan pembicaraan orang lain sampai selesai
walaupun ada keperluan lain yang mendesak
11. Menghargai
- mengucapkan terimakasih atas pemberian orang lain
Disini dapat disimpulkan bahwa model pendidikan karakter yang efektif di bangun
dari iklim sekolah yang kondusif untuk berkembangnya karakter positif.
2. IMPLEMENTASI / PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
MAPEL PKn
Chracter Education Partneship menyebutkan bahwa Pendidikan Karakter di sekolah
bukan lagi opsi, melainkan sebuah keharusan. Melalui Pendidikan Karakter yang di
Implementasikan dalam pendidikan khususnya dalam Mata Pelajaran PKn diharapkan bisa
memperbaiki Karakter atau Moral anak Bangsa Indonesia, dimana saat ini Moral / Karakter
anak saat ini semakin lama semakin menurun. Sekolah mempunyai kewajiban untuk
membentuk Karakter Siswa. Sebagaimana di sebutkan dalam Jurnal milik Slamet Suyanto
pada tahun 2011 yang berjudul Implementasi Pendidikan berkarakter melalui Pendidikan
terpadu, bahwa:
“ Sekolah sebagai agen sosial, fungsi sekolah adalah : (1) Menumbuhkan
jiwa sosil dan tanggung jawab moral, (2) Sebagai tempat memecahkan
persoalan sosial. Sebagai agen Politis, fungsi sekolh adalah (1) Mendidik
Calon warga negara masa depan, (2) Memupuk jiwa patriotisme, (3)
Menegakkan aturan, kesantunan, dan hukum.”
Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah secara garis besar dilakukan melalui
tiga cara yaitu : Eksklusif, Inklusif dan Campuran ( Slamet Suyanto : 2011). Ekslusif artinya
penanaman Karakter anak dilakukan melaui pembelajaran pada mata pelajaran. Seperti Mata
111
Pelajaran PKn, dan Agama. Mata pelajaran PKn sangat berperan dalam pembentukan
Pembiasaan Karakter, yaitu sebagai media penanaman karakter anak.
( Bunyamin Maftuh : 2011) dalam jurnal nya yang berjudul Internasionalisasi Nilai
– Nilai Pancasila Melalui Pendidikan Kewarganegaraan menyebutkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan saat ini memiliki misi :
1. PKn sebgai Pendidikan Politik, yang berarti program pendidikan ini memberikan
pengetahuan, sikp, dan ketrampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup sebagai
warga negara yang mampu memberikan kemelekan politik dan kesadaran politik,
serta mampu berpartisipasi dalam politik.
2. PKn sebagai Pendidikan nilai, yang berarti melalui PKn diharapkan tertanam moral
dan norma yang dianggap baik oleh Bangsa dan Negara kepada diri siswa
3. PKn sebagai Pendidikan Nasionalisme, yang berarti melaui PKn diharapkan dapat di
tumbuhkan dan ditingkatkan rasa Kebangsaan atau Nasionalisme siswa, sehingga
merek lebih mencintai, merasa bangga, dan rela berkorban untuk Bangsa dan
Negaranya.
4. Pendidikan sebagai Pendidikan Hukum, yang berarti bahwa program Pendidikan ini
diarahkan untuk membina siswa sebagai warga negara yang memiliki kesadaran
tinggi , yang menyadari akan hak dan kewajibannya dan yang memiliki kepatuhan
terhadap hukum.
5. PKn sebagai pendidikan multikultural, yang berarti PKn diharapkan mampu
meningkatkan wawasan dan sikap toleran siswa.
6. PKn sebagai resolusi konflik, yang berrti PKn membina siswa untuk mampu
menyelesaikan konflik.
Pendidikan karakter tidak hanya dilakukan secara teori namun juga dilakukan secara
nyata. Maksudnya adalah Pembiasaan Karakter tidak hanya di lakukan atau di jelaskan secara
teori namun juga siswa harus melaksanakan pendidikan Karakter tersebut. Seperti contoh
kecilnya saat ini beberapa sekolah telah menerapkan atau membuat Kantin Kejujuran, tujuan
di buatnya Kantin Kejujuran ini adalah untuk membiasakan siswa jujur, bertanggung jawab
dengan apa yang di lakukannya. Tujuan dialakukannya hal ini adalah agar siswa tidak hanya
sekedar tahu, tapi mereka juga memahaminya dengan baik. Seperti dalam Tesis Agus Kirin
Budiarto (2014) yang mengutip jurnal Mariane De Marco (2010)
112
“
Mengajarkan
Pendidikan
berkarakter
yang
menggabungkan
(mengintegrasikan) dalam pembelajaran yang di kelola. Upaya Pembiasaan
Pendidikan Karakter dapat terlaksana dengan baik apabila di lakukan tepat.”
Menurut Character Education Partnership, ada sebelas prinsip Pendidikan Berkarater
yang efektif :
1. Sekolah dengan segenap komunitasnya mengembangkan nilai etika dasadan perilaku
yang diyakini sebagi perilaku yang baik.
2. Sekolah mendefinisikan karakter secara komprehensif, meliputi cara berpikir,
bersikap, dan berprilaku.
3. Sekolah melakukan pendekatan secara Komprehensif, mendalam dan proaktif untuk
mengembangkan karakter.
4. Sekolah mengembangkan komunitas yang peduli.
5. Sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan nilai – nilai
moral.
6. Sekolah
mengembangkn
kurikulum
yang
bermakna
dan
menantang
yang
menghormati semua siswa, mengembangkan nilai, dan membantu siswa untuk sukses.
7. Sekolah membantu siswa dalam mengembangkan motivasi diri.
8. Staf sekolah merupakn komunitas belajar etika yang dapat menjadi contoh bagi siswa.
9. Sekolah mengembangkan kepemimpinan bersama dan berbagai
pendukung
pendidikan karakter.
10. Sekolah melibatkan orang tua dan komunitas sebagai partner pengembangan karakter.
11. Sekolah secara reguler melakukan asesmen terhadap kultur dan iklim sekolahdan staf
dalam pendidikan karakter, diman siswa memanifestasikan karakter yang baik.
Menurut Agus Kirin Budiarto (2014) ada Dua puluh dua Karater penting
dikembangkan di Sekolah:
1. Religius
2. Berperikemanusiaan
3. Demokratis
4. Nasionalis
5. Adil
6. Menghargai Keberagaman
113
7. Patuh pada Hukum
8. Jujur
9. Disiplin
10. Kerja Keras
11. Ingin Tahu
12. Bertanggung Jwab
13. Percaya Diri
14. Santun
15. Mandiri
16. Berikir Logis, Kreatif, dan Inovatif
17. Menghargai Karya dan Prestasi Orang lain
18. Bergaya Hidup Sehat
19. Sadar akan Hak dan Kewajiban diri serta Orang Lain
20. Peduli Sosial dan Lingkungan
21. Cinta Ilmu
22. Berjiwa Wirausaha
3.
TUJUAN PEMBIASAAN PENDIDIKAN BERKARAKTER DALAM PKn
Pendidikan adalah proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat
sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Pendidikan bukan merupakan sarana
transfer ilmu pengetahuan saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan
penyaluran nilai (enkulturisasi dan sosialisasi). Anak harus mendapatkan pendidikan yang
menyentuh dimensi dasar kemanusiaan. Pendidikan karakter pada anak usia sekolah dasar,
dewasa ini sangat diperlukan dikarenakan saat ini Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis
karakter dalam diri anak bangsa. Pada saat ini, karakter merupakan salah satu hal yang sangat
jarang ditemui di kalangan sekolah. Baik dari tingkat bawah hingga tingkat yang tinggi.
Karakter sendiri merupakan cara berpikit serta berperilaku menjadi ciri khas setiap individu
untuk hidup saling bekerja sama. Sebenarnya memiliki karakter yang baik sudah ada dalam
diri tiap manusia sejak lahir. Akan tetapi untuk menjaga karakter tersebut tentunya harus
terus menerus dibina sejak usia dini. Melalui pendidikanlah merupakan salah satu wadah
yang bias menunjang dalam pembentukan suatu karakter.
Pendidukan karakter di Sekolah Dasar merupakan salah satu awal dari penanaman
karakter karena masih di dalam tahap perkembangan di dalam dirinya. Karena tidak bisa
114
dipungkiri bahwa pada saat ini para generasi muda tidak mengenali dirinya sebagai bangsa
yang beragam suku, kultur social serta budaya yang berbeda-beda. Akan tetapi untuk saat ini,
mungkin dari pengawasan orang tua sendiri juga mengalami kesulitan, karena banyak sekali
pada saat ini para orang tua memiliki rutinitas yang padat. Maka dari itulah, pendidikan
karakter juga sangat diberikan di sekolah.
Sebagaimana telah ditulis dalam buku karya Agus Wibowo , 2010
“Guru mestinya menjadi aktor utama yang tidak saja diteladani tetapi juga
ditaati oleh anak didik”. Guru itu ibarat role model karakter bagi anak
didiknya. Ketika guru sudah mampu menjadi sosok yang berkarakter, maka
yang bersangkutan berpeluang sukses membentuk karakter anak. Tetapi ketika
guru sendiri bukan sosok yang berkarakter, maka jangan diharapkan yang
bersangkutan bias sukses membangun karakter anak didiknya.
Guru adalah model bagi anak, sehingga setiap anak mengharapkan guru mereka dapat
menjadi model atau contoh baginya. Seorang guru harus selalu memikirkan perilakunya,
karena segala hal yang dilakukannya akan dijadikan teladan murid-muridnya dan masyarakat.
Sebagai guru dan pendidik diharapkan dan selayaknya memberi teladan bagi anak didik baik
dalam setiap kegiatan yang dilakukan, baik dalam tutur kata dan tindakan nyata atau perilaku.
Untuk membentuk anak didik yan memiliki karakter yang baik, sebagai guru dan pendidik
perlu memberikan teladan dan contoh yang baik. Dunia pendidikan dewasa ini masih sering
ditemui penyimpangan perilaku dari pendidik yang tidak dapat diteladani. Misalnya tentang
kasus pelecehan seksual guru terhadap anak didiknya, pemukulan guru terhadap muridnya,
dan masih ditemui ada guru atau dosen yang bangga dengan predikatnya sebagai guru atau
dosen killer. Hal tersebut tentunya bertentangan dengan konsep pendidikan Ki Hadjar
Dewantara mengenai sistem among, tut wuri handayani, dan tringa yang seharusnya
diterapkan di dunia pendidikan.
PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki muatan dalam pendidikan moral
dan nasioalisme, merupakan sebuah mata pelajaran yang wajib mengambil bagian dalam
proses pendidikan karakter melalui peran guru PKn. Dengan menerapkan metode pengajaran
yang tepat dan didukung oleh semua jajaran personel dilembaga pendidikan tersebut, maka
guru PKn dapat mengambil inisiatif untuk menjadi pendorong berlangsungnya program
pembelajaran karakter tersebut. Sebagai output dari pembelajaran PKn ini akan diperoleh
generasi yang memiliki sumber daya manusia yang benar-benar berkualitas sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan pendidikan PKn sebagai bagian dari
pendidikan karakter yang mengandung moral, nilai, demokrasi serta Pancasila. Metode
115
pembelajaran PKn yang digunakan oleh guru PKn, harus mengembangkan pembelajaran aktif
dengan menggunakan banyak metode belajar seperti penanaman nilai melalui studi pustaka,
klarifikasi nilai melalui mengamati/mengobservasi, analisis nilai melalui pemecahan
masalah/kasus, maupun diskusi kelas untuk menanamkan nilai berpikir logis, kritis, kreatif
dan inovatif.
Untuk mewujudkan PKn sebagai bagian dari pendidikan karakter maka harus
menciptakan kultur sekolah yang kondusif bagi pengembangan karakter peserta didik.
Sehingga, kultur sekolah yang berupa norma-norma, nilai-nilai, sikap, harapan-harapan, dan
tradisi yang ada di sekolah yang telah diwariskan dan dipegang bersama yang mempengaruhi
pola pikir, sikap, dan pola tindakan seluruh warga sekolah. Karena kultur sekolah yang positif
dan sehat akan berdampak pada motivasi, prestasi, produktivitas, kepuasan serta kesuksesan
siswa dan guru. Dalam mencapai tujuan ini tentunya Pendidikan PKn tidak dapat berdiri
sendiri, tetapi harus bisa berkolaborasi dengan mata pelajaran yang lain, seperti mata
pelajaran agama. Pekerjaan ini memang bukan hanya bertumpu pada mata pelajaran PKn
tetapi mata pelajaran PKn akan menjadi dasar dan motor dalam setiap kegiatan dan aktivitas
yang ada, dan guru PKn akan menjadi pengontrol dan pembimbing dalam pelaksanaannya.
Tentu saja, untuk mewujudkan tujuan ini, guru PKn harus didukung dan dibantu oleh semua
warga sekolah melalui kerjasama yang baik antara semua pihak, baik oleh kepala sekolah,
guru, siswa, serta komite sekolah.
Pembelajaran karakter yang dilakukan dengan cara pembiasaan karakter akan
memberi kesempatan kepada para pembelajar tidak hanya bagaimana memahami karakter
secara teoritis tetapi juga bagaimana secara praktek pembelajar dapat meniru dan mencontoh
karakter yang baik dan benar sehingga dapat menerapkannya sesuai dengan kepribadian
masing-masing pembelajar.
Dalam tatanan sekolah, murid adalah target pembelajaran karakter dan dengan model
pembiasaan, maka murid diharapkan melakukan pembiasaan karakter yang baik dan benar.
Pembiasaan karakter pada murid sangat tergantung pada faktor-faktor yang ada pada sekolah
dan terutama pada guru sebagai faktor yang berhubungan secara langsung dalam proses
belajar mengajar dengan murid.
Idealnya, Sekolah itu menjadi rumah yang aman dan
nyaman bagi anak didik (Agus Wibowo,2:2015). Sebagai rumah kedua, ibaratnya sekolah
mestinya menjadi tempat dimana anak didik bias menjalani proses penumbuh kembangan dan
pemupukan aneka potensi mereka dengan penuh keceriaan dan kegembiraan. Dan mestinya
116
orang tua siswa merasa tenang menitipkan buah hati mereka tanpa ada rasa was-was dan
kekhawatiran. Akan tetapi, Keluarga merupakan wahana yang pertama dan utama bagi
keberhasilan pendidikan karakter anak (Drs.Gunawan,65:2015). Pola asuh orang tua
terhadap anak sangat menentukan karakter dan tumbuh kembang anak. Maka, sudah
semestinya orant tua menyadari akan hal itu.
Berikut merupakan tujuan pembiasaan pendidikan karakter pada mata pelajaran di SD:
 Toleransi
: Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
 Disiplin
: Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
 Kerja keras
: Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
 Kreatif
: Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
 Mandiri
: Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain
dalam menyelesaikan tusa-tugas.
 Demokratis
: Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan
kewajinban dirinya dan orang lain.
 Rasa ingin tahu
: Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
 Cinta tanah air
: Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosual,
budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
 Tanggung jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam,sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Pada akhirnya, pembentukan karakter, khususnya karakter bangsa, akan tumbuh, berkembang
dan menyatu dalam kehidupan tiap murid ketika pihak sekolah, rumah dan masyarakat
bekerjasama dalam menentukan dan membiasakan standar moral yang mengarah pada
pembentukan karakter yang baik dan benar. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan
117
budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian
kegiatan belajar mengajar dan kegiatan luar sekolah, akan tetapi juga melalui pembiasaan
(habituasi) dalam kehidupan, seperti religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai,
tanggung jawab, dan sebagainya.
Pembiasaan itu bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang hal-hal yang benar
dan salah, akan tetapi juga mampu merasakan nilai yang baik dan tidak baik, serta bersedian
melakukannya dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas
di masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu di tumbuhkembangkan peserta didik yang pada
akhirnya akan menjadi cerminan hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sekolah memiliki
peranan yang besar dalam pengembangan pendidikan karakter, karena peran sekolah sebagai
pusat pembudayaan melalui pendekatan pengembangan budaya sekolah (school culture).
Pentingnya pendidikan karakter untuk dikembangkan dan diinternalisasikan, baik dalam
dunia pendidikan formal maupun dalam pendidikan non formal.
Asep Barhia (2012:27) beralasan pendidikan karakter mempunyai tujuan mulia
karena memiliki manfaat serta tujuan yang cukup mulia bagi bekal kehidupan peserta didik
agar senantiasa siap dalam merespon segala dinamika kehidupan dengan penuh tanggung
jawab. Tujuan mulia pendidikan karakter ini akan berdampak langsung pada prestasi anak
didik. Menurut Suyanto, ada beberapa penelitian yang menjelaskan dampak pendidikan
karakter terhadap keberhasilan akademik.
Sebuah buku yang berjudul Emotional Intelligence and School Succes (Joseph Zink dkk.,
2001) mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi
anak terhadap keberhasilan di sekolah.
Dikatakan bahwa:
“ ada sederet faktor-faktor penyebab kegagalan anak di sekolah. Faktor-faktor
risiko yang disebutkan ternyata bukan terletak pada kecerdasan otak, tetapi
pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan
bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati, dan kemampuan
berkomunikasi”
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, berorentasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai
118
oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha esa berdasarkan Pancasila. Guru yang baik
akan
senantiasa
memberikan
petuah
dan
nasihat
kepada
para
siswanya
(Drs.Gunawan,128:2015). Tidak ada kata bosan untuk memberikan nasihat kepada para
siswa. Memang itulah salah satu tugas guru dalam mengantarkan anak asuhnya ke jenjang
kesuksesan hidup.
Pendidikan Karakter juga bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak
mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi
kelulusan. Melalui pendidikan karakter, diharapkan peserta didik mampu secara mandiri
meningkatkan dan menggunakan pengetahuaannya, mengkaji dan menginternalisasi serta
mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku
sehari-hari.
119
BAB 11
GURU IDEAL PADA PEMBELAJARAN PKN
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Guru Ideal Pada Pembelajaran PKn
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa Dapat Memahami Kriteria Guru Ideal Itu
b. Mahasiswa Dapat Memahami Kompetensi Yang Harus Dimiliki Oleh Guru Ideal
c. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Macam Kompetensi Yang Dimiliki Seorang Guru
d. Mahasiswa Dapat MengevaluasiStrategi Cara Mengembangkan Kompetensi
Guru merupakan profesi mulia. Karena seorang guru memegang peranan signifikan
dalam melahirkan satu generasi yang menentukan perjalanan manusia. Profesionalitas guru
menjadi sebuah keharusan sejarah. Tanpa adanya profesionalitas, guru terancam tidak mampu
mencapai tujuan mulia yang diembannya dalam menciptakan perubahan masa depan.
Kompetensi menjadi syarat mutlak menuju profesionalitas guru. Kompetensi tersebut
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan
kompetensi social. Yang mana kompetensi-kompetensi tersebut harus dimiliki oleh seorang
120
guru, karena dengan memenuhi kompetensi tersebut guru baru bisa dikatakan sebagai guru
yang ideal. Dan guru ideal tersebutlah yang akan menjadi sosok idaman para siswa.
Guru
yang
ideal
juga
harus
selalu
meningkatkan
kompetensi-kompetensi
karenapeningkatan kompetensi guru untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara profesional di satuan pendidikan, menjadi kebutuhan yang amat mendesak dan tidak
dapat ditunda-tunda. Hal ini mengingat perkembangan atau kenyataan yang ada saat ini
maupun di masa depan. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang
semakin maju dan pesat, menuntut setiap guru untuk dapat menguasai dan memanfaatkannya
dalam rangka memperluas atau memperdalam materi pembelajaran, dan untuk mendukung
peleksanaan pembelajaran, seperti penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Selain itu untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi guru tersebut dengan
mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung profesionalitas guru, Guru yang
profesional antara lain dapat ditentukan dari pendidikan, pelatihan, pengembangan diri, dan
berbagai aktivitas lainnya terkait dengan profesinya. Selain mempunyai tujuan, pelaksanaan
sertifikasi guru juga mempunyai manfaat. Manfaat utama dari sertifikasi guru adalah
Melindungi profesi guru dari dari praktik-praktik merugikan citra profesi guru, Melindungi
masyarakat dari praktek pendidikan yang tidak berkualitas dan Professional, Meningkatkan
kesejateraan ekonomi guru.
GURU IDEAL
A. Seperti apa guru ideal itu ?
Guru ideal adalah guru yang mempunyai fungsi dominan dalam masyarakat
dengan berperan aktif membantu menyelesaikan problem problem yang melanda
masyarakat. Dan juga Guru ideal itu adalah seorang guru yang patut kita contoh sebab
guru ideal mempunyai ilmu yang baik untuk kita terapkan setelah kita menjadi
seorang yang sukses.
Selain itu guru ideal adalah guru yang memiliki 5 kecerdasan. Kecerdesan
yang dimiliki ini sangat terpancarkan baik ketika mengajar atau menerapkan kegiatan
sehari-hari, contohnya dari 5 kecerdasaan yang dimiliki guru ideal ini adalah :
1. Kecerdasan Intelektual
2. Kecerdasan Moral
121
3. Kecerdasan Sosial
4. Kecerdasan Emosional
5. Kecerdasan Motorik
Kecerdasan intelektual harus diimbangi dengan kecerdasan moral, karena bila
kecerdasan intelektual tidak diimbangi dengan kecerdasan moral akan menghasilkan
peserta didik yang hanya mementingkan keberhasilan ketimbang proses. Oleh karena
itu kecerdasan moral akan mengawal kecerdasan intelektual sehingga akan mampu
berlaku jujur dalam situasi apapun. Kejujuran adalah kunci keberhasilan dan
kesuksesan.
Selain kecerdasan intelektual dan moral, kecerdasan sosial juga harus dimiliki
oleh guru ideal agar tidak egois, dan selalu memperdulikan orang lain yang
membutuhkan pertolongannya. Dia pun harus mampu bekerjasama dengan karakter
orang lain yang berbeda. Kecerdasan emosional harus ditumbuhkan agar guru tidak
mudah marah, tersinggung, dan melecehkan orang lain. Dia harus memiliki sifat
penyabar dan pemaaf.
Sedangkan kecerdasan motorik diperlukan agar guru mampu melakukan
mobilitas tinggi sehingga mampu bersaing dalam memperoleh hasil yang maksimal.
Kecerdasan motorik harus senantiasa dilatih agar guru dapat menjadi kreatif dan
berprestasi.
Menurut KH.A. Mustafa Bisri (2015), kelembutan itulah yang membuat para
pemimpin sukses dalam memimpin rakyat, karena sikap yang lembut membekas pada
psikologi mereka sehingga mereka tunduk dan meneladani perilaku seorang
pemimpin.
Guru yang mempunyai kelembutan dapat membuat semua siswa-siswanya
patuh terhadap apa yang dia perintahkan ,karena sikap guru yang lembut dapat diingat
didalam fikiran siswa-siswinya. Sehingga mereka mencontoh perilaku guru tersebut.
B. Apa arti Kompetensi Guru Ideal ?
Kompetensi adalah kemampuan ,kecakapan ,atau keahlian tertentu yang
dimiliki oleh seseorang. Dan dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (EM Zul Fajri
& Ratu Aprilia Senja) kompetensi adalah kewenangan untuk mengambil keputusan
atau bertindak.
122
a.
Prof. Dr. Yusuf Hadi Miarso,MSc. Menyatakan bahwa Kompetensi adalah
kemampuan seseorang untuk melaksanankan tugas.
b.
Menurut Spencer (1993:9), kompetensi adalah karakter mendasar seseorang yang
menyebabkannya sanggup menunjukkan kinerja efektif atau superior ketika
melakukan suatu pekerjaan.
c.
Menurut Pardjono & Wardan Suyanto (2003:3) berpendapat bahwa kompetensi
adalah seperangkat tindakan cerdas penut tanggung jawab yang dimiliki
seseorang
sebagai
syarat
memperoleh
pengakuan
masyarakat,dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
C. Macam Kompetensi yang dimiliki seorang guru
1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi
kepribadian
merupakan
kemampuan
seseorang
yang
mencerminkan kepribadian yang mantap,stabil,dewasa,arif,berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik , dan berakhlak mulia.
Guru yang telah memiliki kompetensi keperibadian seperti di atas, pasti
dapat melakukan tuntutan profesi dengan baik pula. Ia akan bangga menjadi guru
dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hokum,agama,maupun
sosial. Guru tersebut juga mampu menunjukkan kemandirian sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja yang tinggi. Jika ada guru yang tidak bangga terhadap
profesinya, orang tersebut tidakk akan maju dan berkembang.
Guru yang memiliki kepribadian mantap juga mampu melakukan kinerja
yang bermanfaat bagi peserta didik ,sekolah,dan masyarakat. Guru tersebut
mampu menunjukkan kedewasaan dalam berfikir dan bertindak sehingga produk
kenerjanya dapat dikontrol dan dievaluasi lebih lanjut.
2. Kompetensi Pedagogik
Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu agar siswa
melakukan kegiatan belajar. Dengan perkataan lain bahwa istilah pembelajaran
dapat diberi arti sebagai kegiatan sistematik dan sengaja dilakukan oleh pendidik
123
untuk membantu peserta didik agar tercapai tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar
terjadi pada diri siswa sebagai akibat dari kegiatan membelajarkan.
Pedagogik berasal dari bahasa Yunani yaitu paedos artinya anak laki-laki,
dan agogos artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah
membantu anak laki-laki zaman Yunani Kuno yang pekerjaannya mengantarkan
anak majikannya pergi ke sekolah.
Menurut Prof.Dr.J.Hoogeveld(Belanda), pedagogik ialah ilmu yang
mempelajari masalah membimbing anak kea rah tujuan tertentu, yaitu supaya
kelak ia mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Langeveld (1980)
membedakan istilah pedagogik dengan istilah pedagogi. Pedagogik diartikannya
sebagai ilmu pendidikan yang lebih menekankan pada pemikiran dan perenungan
tentang pendidikan. Sedangkan istilah pedagogi artinya pendidikan yang lebih
menekankan kepada praktek, yang menyangkut kegiatan mendidik, membimbing
anak. Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, kritis dan objektif
mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakikat manusia, hakikat anak,
hakikat tujuan pendidikan serta hakikat proses pendidikan.
Secara umum istilah pedagogik (pedagogi) dapat beri makna sebagai ilmu
dan seni mengajar anak-anak. Sedangkan ilmu mengajar untuk orang dewasa ialah
andragogi. Dengan pengertian itu maka pedagogik adalah sebuah pendekatan
pendidikan berdasarkan tinjauan psikologis anak. Pendekatan pedagogik
muaranya adalah membantu siswa melakukan kegiatan belajar.
Dalam
perkembangannya,
pelaksanaan
pembelajaran
itu
dapat
menggunakan pendekatan kontinum, yaitu dimulai dari pendekatan pedagogi yang
diikuti oleh pendekatan andragogi, atau sebaliknya yaitu dimulai dari pendekatan
andragogi yang diikuti pedagogi, demikian pula daur selanjutnya; andragogipedagogi-andragogi, dan seterusnya.
Berdasarkan pengertian seperti tersebut di atas maka yang dimaksud
dengan pedagogik adalah ilmu tentang pendidikan anak yang ruang lingkupnya
terbatas pada interaksi edukatif antara pendidik dengan siswa. Sedangkan
kompetensi pedagaogik adalah sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan
ilmu dan seni mengajar siswa.
Kompetensi pedagogik meliputi :
124
1. Pemahaman terhadap peserta didik.
Maksudnya disini menjelaskan bahwa seorang guru ideal itu harus
dituntut untuk ikut membantu mengembangkan bakat atau kelebihan peserta
didik secara maksimal sekaligus dapat membantu kesulitan yang dihadapi.
2. Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran.
Maksudnya guru disini diharapkan dapat memahami landasan
pendidikan,mampu menerapkan teori belajar, dapat menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, dan mampu menyusun
rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang tepat.
3. Evaluasi hasil belajar.
Maksudnya guru disini harus mampu mengevaluasi hasil belajar
peserta didiknya supaya apabila seorang guru mampu mengevaluasi hasil
belajar peserta didiknya satu persatu maka akan mendapatkan hasil yang baik.
Misalnya saja jika ada peserta didik yang mempunyai nilai kurang dalam hal
belajar maka guru ini harus mampu menyediakan atau memberikan pelajaran
tambahan diwaktu luang .
4. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
3. Kompetensi Profesinal
Guru profesional
adalah guru
yang memiliki
kompetensi
yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi di
sini meliputi pengatahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat
pribadi, sosial, maupun akademis. Kompetensi profesional merupakan salah satu
kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang guru. Dalam Peraturan
Pemerintah No 19 tahun 2005, pada pasal 28 ayat 3 yang dimaksud dengan
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan. Sedangkan menurut Mukhlas Samani (2008;6) yang dimaksud
dengan kompetensi profesional ialah kemampuan menguasai pengetahuan bidang
ilmu, teknologi dan atau seni yang diampunya meliputi penguasaan;
125
a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi program satuan
pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang
diampunya.
b. Konsep-konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, dan/atau seni yang
relevan yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program
satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang
akan diampunya.
Seorang guru dikatakan memiliki kompetensi professional jika memiliki
keahlian khusus. Dimana keahlian khusus tersebut belum tentu dimiliki orang lain.
Contohnya, keahlian khusus yang dimiliki mampu menguasai berbagai metode
pembelajaran, mempunyai strategi pembelajaran, mampu menguasai media
pembelajaran dengan baik,dan juga mampu menerapkan kemampuan pedagogik
yang baik dan benar.
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan seorang guru untuk dapat
membangun komunikasi yang efektif dengan siswa, guru, kepala sekolah, wali
murid, dan masyarakat secara umum.
Menurut Achmad Sanusi (1991) mengungkapkan kompetensi sosial
mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja
dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai
guru.
Guru yang dapat mengungkapkan kompetensi sosial dan mempunyai
kemampuan untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri pada tuntutan kerja dan
lingkungan sekitarnya dan juga dapat membawakan tugasnya sebagai guru dengan
sangat baik, maka guru tersebut mampu mendapatkan gelar menjadi seorang guru
yang professional dalam saat mengajar peserta didik maupun di kalangan
masyarakat atau bahkan keluarganya.
Didalam komunikasi yang terbangun antara guru dan peserta didik akan
terjadi menjadi 3 model sebagai berikut.
1. Komunikasi Searah
Komunikasi model ini adalah komunikasi yang tidak efektif. Disini
guru sangat dominan dalam komunikasi ini, yang aktif hanya gurunya saja
sedangkan peserta didik hanya diam dan pasif
126
2. Komunikasi Dua Arah
Komunikasi dua arah memang lebih baik daripada model yang
pertama. Guru menyampaikan materi kepada peserta didik. Begitu juga
peserta didik sudah berani memberikan umpan balik dengan bertanya kepada
guru. Akan tetapi,komunikasi antar peserta didik belum terjalin melalui
komunikasi ini.
3. Komunikasi Total
Komunikasi model ini merupakan komunikasi yang paling efektif.
Pada komunikasi tersebut terjadi komunikasi antara guru dengan peserta
didik, peserta didik dengan guru, dan antar peserta didik.
D. Bagaimana cara mengembangkan kompetensi ?
Perkembangan dunia pendidikan yang semakin maju menuntut semua pelaku
pendidikan yang semakin maju menuntut semua pelaku pendidikan untuk
mengembangkan kompetensinya dengan baik. Perhatian pemerintah dengan
menggangarkan dana pendidikan sebesar 20% harus dimanfaatkan sebaik mungkin
bagi dunia pendidikan . Dengan dana tersebut kita harus mengubah pola pikir kita
untuk meningkatkan prestasi sebagai guru yang professional .
Pada dasarnya seorang guru juga dituntu untuk mengembangkan sesuai
kompetensinya ,sedangkan perkembangan antara guru yang satu tidak mungkin sama.
Karena antar guru satu dengan guru yang lain mempunyai pola berfikir yang berbeda
– beda dalam menterjemahkan kompetensi . hakikatnya setiap guru mempunyai
kemampuan yang hamper sama, karena berasal dari lembaga pendidikan guru , seperti
fakultas keguruan atau sekolah pendidikan guru. Ternyata kenyataan dilapangan
sangat berbeda ,meskipun mereka sama – sama telah menyelesaikan pendidikan
sebagai guru. Produktivitaskerja yang membedakan itu semua.
Dan guru bisa memotivasi ,menginspirasi dan memfasilitasi anak didik
menjadi kader – kader masa depan yang mempunyai semangat tinggi dalam berkarya
serta mengabdi demi kemajuan negri ini. Bangsa ini akan semakin maju dengan
potensi – potensi para pemimpin muda yang berkualitas dengan terciptanya itu semua
,di butuhkan guru - guru yang profesional untuk membantu masyarakat, bangsa, dan
Negara. Sekolah yang tidak mempunyai Guru profesional akan di tinggalkan calon
wali murid.
127
Pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan. Setiap
perkembangan mempunyai tuntutan yang berbeda kepada guru untuk belajar lebih
baik. Untuk menjadi guru yang yang lebih baik memang tidak mudah semua
tergantung dari kemauan. Kalu kita semua sadar bahawa profesi kita adalah guru,
maka kita juga harus belajar. Guru adalah tempat peserta didik untuk beratanya, jadi
sudah sewajarnya kalau kita mencari tahu apa yang akan ditanyakan oleh peserta
didik.
Guru ideal adalah dambaan peserta didik. Guru ideal adalah sosok guru yang
mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan contoh atau keteladanan.
Ilmunya seperti mata air yang tak pernah habis. Semakin diambil semakin jernih
airnya. Mengalir bening dan menghilangkan rasa dahaga bagi siapa saja yang
meminumnya. Guru yang ideal adalah guru yang memiliki 5 kecerdasan. Kecerdasan
yang dimiliki terpancar jelas dari karakter dan perilakunya sehari-hari. Baik ketika
mengajar, ataupun dalam hidup ditengah-tengah masyarakat.
Kompetensi guru ialah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki guru untuk
mencapai tingkatan guru profesional. Kompetensi pedagogik antara lain: menguasai
landasan mengajar, menguasai ilmu mengajar (didaktik metodik), mengenal siswa,
menguasai teori motivasi, mengenal lingkungan masyarakat, menguasai penyusunan
kurikulum, menguasai teknik penyusunan RPP, menguasai pengetahuan evaluasi
pembelajaran, dll.
Kompetensi guru yang ideal mempunyai 4 pokok terpenting, yaitu kompetensi
pedagogic, professional, kepribadian dan social. Yang mana ke-empat kompetensi
tersebut tidak berdiri sendiri melainkan saling berketerkaitan dan saling berhubungan
antara satu dengan yang lain Keempat bidang kompetensi di atas tidak berdiri sendirisendiri, melainkan salimg mempengaruhi satu sama lain dan mempunyai hubungan
hierarkis, artinya saling mendasari satu sama lainnya, kompetensi yang satu
mendasari kompetensi yang lainnya.
Untuk meningkatkan kompetensi-kompetensi tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain dengan mengikuti program sertifikasi, mengikuti seminar,
workshop, dll. Dengan hal tersebut akan meningkatkan kompetensi guru karena kita
tahu perkembangan di dalam pendidikan semakin tahun semakin berkembang, karena
alasan itulah guru dituntut untuk selalu belajar dan meningkatkan kompetensi baik
yang diadakan instasi tertentu maupun yang diadakan oleh pemerintah.
128
129
BAB 12
TANTANGAN ZAMAN DALAM PEMBELAJARAN PKN, SEBUAH
PERSOALAN, TANTANGAN DAN FENOMENA PEMBELAJARAN PKN
DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Tantangan Zaman Dalam Pembelajaran PKn,
Sebuah Persoalan, Tantangan Dan Fenomena Pembelajaran PKn Dalam Pembentukan
Karakter Bangsa
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa Dapat Memahami Wujud Pembelajaran PKn Mewadah Dalam Kehiduan
Bermasyarakat, Bangsa Negara Indonesia
b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan
c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan
d. Bagaimana Strategi Dan Kiat Guru agar pembentukan Karakter keBangsaan pada siswa
Dapat Menyentuh Kehidupan Masyarakat
e. Bagaimana Upaya Dan Strategi Yang Bijak Untuk menjawab Tantangan Dan
Persoalan Pembelajaran PKn Dalam Arus Reformasi dan demokrasi saat ini.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah upaya untuk membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga Negara dengan
Negara. Serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara agar menjadi warga Negara yang dapat
diandalkan
oleh
bangsa
dan
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia.
Pendidikan
kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pendidikan Kewarganegaraan dalam konteks
undang – undang merupakan nama jenis, bukan sebagai nama diri atau nama mata pelajaran.
Untuk melaksanakan ketentuan tersebut maka berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi,pendidikan kewarganegaraan di sekolah dilakukan melalui mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Jika kita mengikuti konseptual pendidikan kewarganegaraan.
Bahwasanya Indonesia sejak lama sudah menetapkan bahwa pendidikan kewarganegaraan
sebagai materi pokok dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Udin S Winataputra (2001) dalam Winarno,2013: 16, pendidikan
kewarganegaraan atau citizenship education sudah menjadi bagian inheren dari
130
instrumentasi serta praktis pendidikan nasional Indonesia dalam lima status.
Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah. Kedua, sebagai mata kuliah di
perguruan tinggi. Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu
pengetahuan. Keempat, sebagai program penataran P4. Kelima, sebagai
kerangka koseptual, yang dikembangkan sebagai landasan dan kerangka berfikir
mengenai pendidikan kewarganegaraan dalam status pertama, kedua, ketiga dan
keempat.
Dalam status pertama, yakni sebagai mata pelajran di sekolah, pendidikan
kewarganegaraan telah mengalami perkembangan yang fluktuatif, baik dalam
kemasan maupun substansinya. Sebagaimana di nyatakan di atas, pendidikan
kwarganegaraan telah di munculkan dan berganti-ganti nama sejak tahun 19572006. Perubahan dan pembaharuan yang terjadi tidak sekedar pergantian nama
mata pelajaran, tetapi lebih mengarah pada visi dan muatan misi penekanannya.
Misalnya, PKn tahun 1994 harus diakui misi utamanya adalah menanamkan nilainilai Pancasila kepada warga Negara muda sebagai proses penyiapan warga
Negara Indonesia yang Pancasialis.
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh pendidik untuk melakukan
kegiatan belajar terhadap peserta didik. Pada pendidikan formal, pembelajaran merupakan
tugas yang dibebankan kepada pendidik (guru), sehingga profesionalisme seorang pendidik
(guru) sangatlah dipenting.
(Ruhimat, 2011: 128 – 129) bahwa, pada garis besarnya ada empat pola
pembelajaran pertama, pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan
alat bantu / bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga. Pola pembelajaran, ini
sangat tergantung pada kemampuan guru dalam meningkatkan bahan pembelajaran
dan menyampaikan bahan tersebut secara lisan kepada siswa. Kedua, pola ( guru
dan alat bantu) dengan siswa. Pada pembelajaran ini guru sudah dibantu oleh
berbagai bahan pembelajaran yang disebut alat peraga pembelajaran dalam
menjelaskan dan meragakan suatu pesan yang bersifat abstrak. Ketiga, pola (guru)
ditambah (media) dengan siswa. Empat, pola media dengan siswa atau pola
pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan pembelajaran yang
disiapkan.
Berdasarkan
pernyataan
tersebut,
maka
pola
pembelajaran
ini
sudah
mempertimbangkan keterbatasan guru, yang tidak mungkin menjadikan pendidik atau guru
menjadi satu – satunya sumber belajar.
Di tengah perkembangan globalisasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya serta
informasi,
muncul
tantangan
ilmu
pendidikan
untuk
menjawab
masalah-masalah
kependidikan, kualitas SDM, kemandirian, dan karakter anak bangsa. Penempaan karakter
anak bangsa mendapat sorotan tajam dari berbagai pihak. Pendidikan Nasional pun mulai
diperdebatkan dalam konteks paradigma pendidikan, pendidik, siswa, kurikulum, strategi dan
evaluasi pendidikan. Dimana pendidikan karakter merupakan tujuan dari pembelajaran PKn,
seharusnya pembelajaran PKn sudah mendapat perhatian serius.
131
A. Wujud Pembelajaran Pkn Mewadah Dalam Kehiduan Bermasyarakat, Bangsa
Negara Indonesia
Persoalan proses pendidikan khususnya dalam pembelajaran PKn, bertujuan
membentuk kepribadian warga, anggota masyarakat yang akan berlangsung sepanjang
masa selama hidup dikandung badan. Karena pendidikan merupakan faktor yang sangat
penting bagi setiap manusia.
Melalui pendidikan akan mampu membina peserta didik untuk hidup layak secara
individu maupun kelompok serta dapat memiliki kepribadian yang luhur dan akhlak
mulia.
Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam Undang – Undang No. 20 Tahun
2003 pasal 1 ayat 1 tentang system Pendidikan Nasional yang menyatakan :
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan Negara.
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita pahami bahwa, pendidikan adalah usaha
sadar atau kegiatan yang disengaja, teratur dan terencana dengan maksud untuk
mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Kemudian, pendidikan dapat
meningkatkan harkat, martabat dan kualitas hidup individu. Mulai dari persekolahan
masyarakat yang diamanatkan dalam Standar Nasional Pendidikan .
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam Mulyasa, 2007: 19 – 20
mengamanatkan bahwa “Kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan memperhatikan dan
berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)”. Wujud ini didukung
dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diamanatkan dalam
Keputusan Depdiknas, (2006:49), bahwa dipersekolahan “mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga
negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter,hal demikian sebagai
wujud, filosofi bangsa yang dicantumkan dalam tatanan nilai-nilai Pancasila
dan UUD 1945”.
Petanyaan dan tantangan yang muncul dalam dunia pendidikan sekarang ini
adalah rendahnya aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran PKn. Sehingga
dalam dunia pendidakan makin meningkatnya tawuran antar-pelajar, penggunaan
132
narkoba, kasus bertindak curang baik berupa tindakan mencontek, mencontoh pekerjaan
teman merupakan kejadian sehari-hari. Bahkan yang paling memprihatinkan,
melemahnya sifat jujur pada anak-anak, kurangnya sikap disiplin, tidak menghargai
guru, berbicara kasar kepada orang yang lebih tua,dan tingginya ketidakhadiran siswa
tanpa keterangan (alpa).
Berdasarkan persoalan dan tantangan yang ada di atas maka diperlukan
pendidikan karakter pada peserta didik, dimana pendidikan karakter tersebut terdapat
dalam pembelajaran PKn. Sehingga diperlukan strategi dalam pembelajran PKn agar
aktifitas paserta didik dalam belajar PKn tinggi.
B. Bagaimana Strategi Dan Kiat Guru agar pembentukan Karakter keBangsaan
pada siswa Dapat Menyentuh Kehidupan Masyarakat
Pendidikan karakter di Indonesia dirasakan amat perlu pengembangannya.
Fenomena yang terjadi disaat sekarang menunjukkan bahwa pendidikan karakter di
sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan
belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu pendidikan karakter.
Karakter adalah sesuatu yang sangat penting dan vital bagi tercapainya tujuan
hidup. Karakter merupakan dorongan pilihan untuk menentukan yang terbaik dalam
hidup. Proses penerapan karakter memerlukan waktu yang lama untuk membiasakan
seseorang dapat berbuat, berpikir dan bertindak baik sehingga hasilnya mencerminkan
kehidupan yang baik di masyarakat.
Menurut Philips (dalam Muslich 2011:70) “karakter adalah kumpulan
tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap,
dan perilaku yang ditampilkan”.
Pendidikan Karakter adalah segala tindakan yang dilakukan oleh pendidik dalam
rangka mempengaruhi karakter peserta didik melalui penanaman nilai-nilai karakter
kepada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan,
dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia
insan.
133
Saptono (2006:23) “Pendidikan karakter adalah upaya yang dilakukan
dengan sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik (good character)
berdasarkan kebajikan-kebajikan inti (core virtues) yang secara objektif
baik untuk individu maupun masyarakat”.
Yang harus dikembangkan oleh guru dilingkungan sekolah pada peserta didik
diantaranya adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tangung
jawab.
“ Pendidikan karakter setidaknya ada 18 nilai – nila yang harus
diiplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Karakter ”
(dalam Kemendiknas 2010 : 32)
dalam hal ini guru Pendidikan Kewarganegaraan sangat memiliki peran dalam
pengembangan karakter bangsa agar menciptakan peserta didik yang memiliki karakter
baik (good character) melalui pendidikan formal di sekolah.
Menurut Lickona (dalam editor Bestari dan Syam 2010 : 2) ada
beberapa karakter yang harus diwaspadai jika karakter itu ada, maka itu
berarti suatu bangsa sedang menuju kehancuran, yaitu :(1) meningkatnya
kekerasan di kalangan remaja, (2) pengunaan bahasa dan kata-kata yang
memburuk, (3) pengaruh per group yang kuat dalam tindakan kekerasan,
(4) meningkatnya perilaku yang merusak diri, seperti pengunaan narkoba,
alkohol dan seks
bebas, (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) semakin
menurunnya etos kerja, (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang
tua dan guru, (8) semakin rendahnya tangung jawab individu dan warga
negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling
curiga dan kebencian
antara sesama umat manusia, sesama warga yang berada di Bumi Nusantara
yang menganut konsep Tunggal Ika, kita boleh
berbeda, akan tetapi dalam kesatauan wilayah, satu kesatuan politik, satu
kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial budaya dan satu kesatuan
pertahanan dan keamanan Nasional.
Pendidikan karakter sekarang ini sangat melekat pada kewajiban sekolah dimana
sebagai suatu sistem yang sangat penting untuk menjadikan sekolah tersebut memiliki
ciri khas tersendiri dan berbeda dengan sekolah lain. Sekolah merupakan institusi
pendidikan dalam mencerdaskan peserta didik sekaligus mengembangkan karakter.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tidak terlepas dari peran strategis kepala sekolah
dalam menjalankan kepemimpinannya. Artinya kepala sekolah dituntut mempunyai
134
kompetensi mengelolah dan mengoptimalkan ketiga kecerdasan sehingga memudahkan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah. Dengan demikian untuk mewujudkan
suatu program diperlukan suatu alat untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Sejalan dengan hal tersebut, strategi diyakini sebagai alat untuk mencapai tujuan. Di
dalam strategi terdapat tujuan jangka panjang dan kebijakan umum yang menyiratkan
bahwa strategi seharusnya berkaitan dengan keputusan besar yang dihadapi oleh
organisasi dalam melakukan sesuatu yakni suatu keputusan yang menentukan kegagalan
dan kesuksesan organisasi. Kepala sekolah selaku pimpinan memiliki wewenang serta
kewajiban untuk menetapkan kebijakan sekolah tentang karakter yang disepakati sebagai
tujuan, target dan strategi yang hendak diwujudkan agar pelaksanaan program dapat
berjalan dengan baik.
C. Bagaimana Upaya Dan Strategi pembelajaran Yang Bijak Untuk menjawab
Tantangan Dan Persoalan Pembelajaran Pkn Dalam Arus Reformasi dan
demokrasi saat ini.
Untuk menghadapi tantangan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
di perlukan strategi yang sangat efektif. Hal ini dikarenakan penggunaan strategi akan
memudahkan
proses
pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
dari
Pendidikan
Kewarganegaraan yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pembelajaran tidak
terarah sehingga tujuan pembelajaran sulit tercapai dan tidak optimal. Sebagai suatu cara
strategi pembelajaran di kembangkan dalam kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk
suatu bidang pengetahuan tersendiri. Sebagai suatu seni, strategi pembelajaran kadangkadang di miliki seseorang tanpa belajar formal tentang strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran didefinisikan sebagai cara dan seni untuk
menggunakan semua sumber belajar dalam upaya pembelajaran siswa
(Made Wena, 2009).
Dengan demikian, pengertian strategi dalam pembelajaran adalah suatu prosedur
yang di gunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sebagai sarana untuk mencapai
tujuan pebelajaran yang telah di tetapkan. Strategi pembelajaran sebagai pola kegiatan
pembelajaran yang disiplin dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan
karakteristik siswa, kondisi sekolah, lingkungan serta tujuan khusus pembelajaran yang
di inginkan.
(Djamarah dan Zain, 2002) menyebutkan bahwa strategi adalah suatu
garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai ssaran yang telah
ditentukan.
135
Strategi yang bisa digunakan untuk pendidikan karakter adalah kerja sama semua
pihak antara pihak sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan cara menerapkan
kedisiplian, tanggung jawab, religius, serta kerja sama dengan orang lain,
Dengan adanya kegiatan – kegiatan positif yang didalamnya mengajarkan kepada
peserta didik tentang nilai karakter – karakter yang positif. Adapun pendekatan –
pendekatan yang bisa dilakukan untuk memberikan nilai - nilai karakter peserta didik
antara lain :
1. Model Pembelajaran Kontekstual
Model pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang
menekankan pada keterkaitan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata. Sehingga
peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan dalam kehidupan sehari –
hari.
Konsep pembelajaran kontekstual ini sangat memudahkan guru
dalam
mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata. Serta dapat memotivasi peserta didik
untuk bisa menerapkan materi yang diperoleh di kehidupan nyata.
Dengan konsep ini akan menciptakan peserta didik untuk selalu aktif karena
peserta didik langsung bisa menghubungkan dan mempraktekkan materi yang
didapatkan dalam kehiduan sehari – hari.
Secara garis besar, langkah – langkah pembelajaran kontekstual sebagai berikut
:
a. Kontruktivisme
b. Inquiry
c. Bertanya
d. Masyarakat Belajar
e. Pemodelan
f. Refleksi
g. Penilian Autentik
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran ini menekankan pada tanggung jawab peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif dirancang untuk
membantu peserta didik dalam pembagian tanggung jawab ketika mengikuti
pembelajaran.
136
Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik banyak belajar melalui
pembentukan, penciptaan serta kerja sama dengan tim. Walaupun seperti itu,
kemampuan individu sangatlah menentukan akan keberhasilan pembelajaran. Dalam
pembelajaran kooperatif terdapat berbagai teknik atau metode, seperti jigsaw, STAD,
dan metode struktual.
Dengan metode ini peserta akan selalu aktif dalam pembelajaran. Peserta serta
didik tidak akan merasa bosan dalam waktu pembelajaran karena mereka dituntuk
untuk selalu berfikir dan bekerja sama dengan tim untuk membuat materi yang
dipelajari.
3. Model Pembelajaran Tuntas
Model
pembelajaran
tuntas
merupakan
system
pembelajaran
yang
mengharapkan siswa untuk mampu menguasai kompetensi – kompetensi dasar secara
tuntas. Dalam pembelajaran ini peserta didik diberikan waktu yang cukup agar bisa
menyelesaikan tugasnya sampai selesai.
Jika peserta didik diberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas –
tugasnya maka kemungkinan besar peserta didik akan mencapai penguasaan
kompetensi yang sudah ditentukan. Sebaliknya, jika siswa tidak diberi cukup waktu,
maka tingkat penguasaan materinya kurang optimal.
4. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Dan Pembelajaran Berdasarkan
Proyek
Dalam pembelajaran ini peserta didik dituntut untuk selalu berfikir kritis dan
terampil dalam memecahkan berbagai masalah untuk memperoleh konsep atau
pengetahuan yang esensial.
Pembelajaran berdasarkan masalah menekankan pada perumusan masalah,
analisis data, sedangkan pada pembelajaran berdasarkan proyek menekankan pada
perumusan pekerjaan dan melaksanakan pekerjaan. Kedua model tersebut
menekankan pada lingkungan siswa aktif, kerja tim, dan teknik evaluasi otentik /
bermakna.
5. Model Pembelajaran Tematik
Pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa
mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman pada peserta didik. Tema
137
adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembahasan atau
pokok pembicaraan. Dengan demikian pembelajaran tematik dapat dikatakan sebagai
pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang mengkaitkan
tema – tema senada yang akan dibahas dalam proses pembelajaran.
Ada banyak macam pembelajaran terpadu, namun ada tiga yang dominan, yaitu
terpadu model keterhubungan, terpadu model jaring laba – laba, dan terpadu model
terintregrasi. Dalam pembelajaran terpadu, peserta didik diajak membahas satu tema
yang dikembangkan dari atau ke berbagai macam bidang study. Peserta didik lebih
sering diajak lansung turun ke lapangan. Dan di beri kebebasan untuk mencari
referensi yang sesuai dengan temanya.
BAB 13
MENGANGKAT ISU-ISU LOKAL, SOSIAL DAN GLOBAL
PADA PEMBELAJARAN PKN DI SD SEBAGAI UPAYA
PENDEKATAN KONSTEKTUAL
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Mengangkat Isu-Isu Lokal, Sosial Dan Global
Pada Pembelajaran PKn Di SD Sebagai Upaya Pendekatan Konstektual
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa Dapat Memahami Pengertian Isu-Isu Sosial Dan Global
b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Pentingnya Pembelajaran PKn Yang Di Lakukan
Dengan Pendekatan Yang Mengangkat Isu Isu Sosisal, Lokal Dan Global
c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Kaitan Pembelajaran PKn Di SD Melalui Pendekatan
Konstektual Yang Di Hubungkan Dengan Kajian Isu-Isu Sosial Lokal
Ulasan ini membahas tentang isu-isu lokal, isu sosial dan global, dan materi yang
akan di bahas ini juga ada sangkutannya dengan HUKUM dan Permasalahan sosial. Maka
otomatis materi yang di bahas bersangkutan dalam kehidupan masyarakat dan dunia Global,
sebelum masuk ke pembahasan isi pokok materi kita harus memahami apa itu hukum,
masayarakat sosil,dan dunia global. Mengapa hukum harus di bahas, karena hukum
bersangkutan dengan isi dalam pokok pembahasan isu-isu sosial dan global. Dan yang harus
138
di ketahui bahwa sesungguhnya hukum merupakan bagian dari system aturan yang melekat
dalam kehidupan manusia, selain moral, etika, dan agama.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 1 menyatakan bahwa:
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjnug hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya;”
Nah didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 1 menegaskan bahwa selama
menjadi warga Negara Indonesia wajib menjungjung tinggi HUKUM dan aturan-aturan yang
sudah di tetapkann dalam Negara Indonesia, tidak ada terkecuali. Masyarakat sosial adalah,
hubungan antara individu-individu maupun antara berkelompok-kelompok dan golongan
yang terjadi dalam proses kehidupan, mampu menciptakan suasana kehidupan yang dinamis,
dan di ikat oleh norma-norma dan nilai-nilai yang baik. Lokal adalah daerah sendiri, atau bisa
di artikan tempat kita tinggal. Dan dunia global (globalisasi) adalah interaksi antar Negara,
baik berupa pertukaran informasi, perdagangan, dan bentuk-bentuk interaksi lainnya. Dan
yang
paling
terpenting
adalah
saat
pembelajaran
PKn
yaitu
hendaknya
guru
mengkontekstualkan suatu pembelajaran melalui pengangkatan isu-isu lokal yang terjadi
dimasyarakat, agar siswa mengetahui kejadian atau isu-isu di lingkungan lokal dan sosialnya
dan agar mampu berfikir bagaimana cara menaggulanginya tentang isu yang tidak baik,
paling tidak menghidarinya, sehingga tidak terjerumus kedalam isu-isu yang tidak baik yang
terjadi, baik itu juga di dalam dunia global.
Adapun isu-isu lokal adalah bagian dari fenomena dalam kehidupan social
masyarakat yang didalamnya banyak sekali terjadi sebuah peristiwa-peristiwa yang terjadi
dikarenakan sebuah kesalahan berprilaku sekelompok masyarakat yang tidak selaras dengan
nilai,etika dan moral serta lingkungan. Adapun isu lokal yang bisa kita angkat dalam
pembelajaran antara lain Lokal adalah linkungan sekitar, dimana tempet kita tinggal. Dimana
di sekitar tempat kita tinggal juga sering terjadi isu-isu, misalkan terjadi banjir, longsor,
pencemaran sungai dan gotong royong yang sudah memudar lain-lain,
Contoh isu lingkungan adalah Saluran air yang tersumbat yaitu penyebabnya menjadi
banjir, pengertian banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Banjir termasuk dalam isu lokal, dan banjir di akibatkan karena tempat
aliran air yang tersumbat ketika musim penghujan datang, jadi air menguap keluar dari aliran
139
air sehingga airnya mengalir kepermukaan tanah sehingga terjadilah banjir, penyebab
penyempitan aliran air ini biasanya di akibatkan oleh sampah yang dibuang sembarangan ke
aliran air, dari sini maka bisa diambil sebuah benang merah untuk menggangkat hal ini
sebagai isu lokal untuk dijadikan bahan belajar untuk dilakukan sebuah analisis. Misal
Penanggulangan banjir ini adalah membuat fungsi aliran air, yaitu jangan sampai tercemari
oleh sampah, sehingga menutupi jalannya air.Melakukan penanaman atau reboisasi, sebab
dengan melakukan penanaman pohon bisa menyerap air hujan yang berlebihan, sehingga bisa
mengurangi air hujan yang berlebihan.
Gotongroyong yaitu pekeraan yang di lakukan bersama-sama, bekerjasama demi
mendapatkan suatu hasil yang di inginkan, dan gotong royong ini biasanya pekerjaan yang
bekerja tanpa mengharap bayaran. Misalkan membersikan aliran air yang tersumbat,
pembuatan pos kamling, dan lain-lain, Keamanan masyarakat pekerjaan yang tugasnya
mengamankan amsyarakat, dalam proses keamanan masyarakat ini biasanya ada posnya,
yaitu pos kamling, fungsi dari keamanan masyarakat yaitu menjaga masyarakat, dari
kejahatan kejahatan yang terjadi di masyarakat, sehingga masyarakat itu merasa aman
nyaman, tentram, dan biasanya
yang bertugas menjaga poskamling yaitu, hansip dan
masyarakat sendiri dengan di adakannya jadwal dalam penjagaan. Pengangguran adalah
istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali atau di sebut tuna karya. Pengangguran
umumnya karna di sebabkan oleh para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
kerja. Karna pengangguran perekonomian masyarakat akan berkurang sedangkan kebutuhan
harus tercukupi jadi pengangguran bisa menyebabkan kemiskinan. Dan pengangguran juga di
terjadi karna, pekerja menunggu pekerjaan yang lebih baik, tidak mampu memenuhi
persyaratan yang di tentukan pembuka lapangan kerja, karna pemecatan suatu perusahaan,
karna disebabkan oleh bangkrutnya perekonomian perusahaan.
Isu-isu sosial ini ada hubungan erat dengan masyarakat, jadi sebelum masuk ke
pembahasan isu-isu sosial kita harus memahami apa itu masyarakat ? masyarakat, yang di
sebut masyarakat hubungan antara individu-individu atau berkelompok – kelompok dan
golongan yang terjadi dalam proses kehidupan, dan mampu menciptakan suasana hidup yang
dinamis dan di ikat oleh norma-norma dan nilai-nilai yang baik. Norma-norma inilah yang
menjadi alat pengendali untuk kehidupan dalam bermasyarakat agar para anggota tidak
terlepas dari rel ketentuan dan aturan dalam bermasyarakat.
140
Menurut Soerjono Soekanto, 1998 masyarakat pada umumnya memiliki ciriciri antara lain sebagai berikut.
1. Manusia yang hidup bersama, sekurang kurangnya lebih dari dua orang.
2. Bercampur atau bergaul dalam jangka waktu yanag sangat lama.
Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia baru. Sebagai akibat
dari hidup bersama, timbul system komonikasi dan peraturan yang
mengatur hubungaan antar manusia.
3. Sadar bahwa mereka adalah satu kesatuan.
4. Merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama
menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu sama
lain.
Tetapi pada kenyataanya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi
karna di sebabkan oleh perbedaan-perbedaan baik itu perbedaan budaya, ras, kepercayaan
dan lain-lain sehingga menyebabkan sebuah permasalahan dalam masyarakat sosial. Dibawah
ini penyebab terjadinya isu-isu sosial dalam masyarakat. Budaya ini adalah keseluruhan
aspek kehidupan manusia baik material maupun no- material, jadi budaya itu selurah tentang
kehidupan manusia baik itu bersifat benda atau sifat sifat dan kebiasaan dalam kehidupannya.
Menurut E. B. Tylor , Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang
meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat
istiadat , dan kemampuan yang lainnya serta kebiasaan yang di dapat oleh
manusia sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan ras adalah perkelompoaan manusia atau perbedaan manusia atau macam
manusia dari golongan lainnya berdasarka cirri-ciri tubuh yang dominan seperti warna kulit,
bentuk, kepala, hidung, bibir, mata dan lainnya
Pengertian ras menurut Stephen K. Sanderson: Ras adalah suatu kelompok
atau katagori orang-orang yang mengenditifikasi diri mereka sendiri, dan
diidentifikasikan oleh orang-orang lain, sebagai perbedaan sosial yang di
landasi oleh cirri-ciri fisik atau biologis.
Akibat perbedaan budaya dan ras ini menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya
perpecahan dalam suatu kelompok masyarakat karna di sebabkan oleh perbedaan
kepercayaan, keyakinan, moral dalam suatu kelompok budaya dan ras masing – masing
masyarakat, sehingga menjadi suatu permasalahan yang bisa sampai menjadi perpecahan dan
bahkan pertumpahan darah. Jadi bagaimana bisa tertanamkan dalam hati dan jati diri kita
masing-masing sehingga saling menghargai dan menghormati meskipun berbeda budaya
141
keyakinan dan lain-lain, inilah salah satu kewajiban kita menjadi warga Negara Indonesia
dalam menanamkan kerakter yang baik dalam bermasyrakat meskipun berbeda budaya dan
keyakinan dan menjadi cermin bagi Negara lain, bahwa Negara Indonesia adalah Negara
yang rukun, damai dan sentosa. Karna UUD 1945 mengajarkan untuk saling
mengembangkan nilai budaya bukan malah budaya di jadikan sebuah pertentangan dalam
sebuah kelompok masyarakat.
UUD 1945 Pasal 32 Ayat ( 1 ) mengatakan bahwa : Negara memajukan
kebuadayaan Nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
kebudayaannya.
Jadi Negara Indonesia menganjurkan melalaui UUD 1945 memerintahkan untuk
memelihara dan mengembangkan kebuadayaan masing-masing, bukan malah kebuadayaan di
jadikan sebuah tantangan atau permasalahan dalam suatu perbedaan, tetapi harus saling
menghargai dan menghormati dan mengembangkan budaya masing-masing, karna semboyan
dalam lambang burung garuda mengatakan: BHINNEKA TUNGGAL IKA yang artinya “
Berbeda-beda tetapi tetap satu”Arti makna dari semboyan ini adalah: meskipun di Negara ini
bermacam-macam suku, budaya, bahasa daerah, ras dan agama tetapi kita tetap bersatu dalam
suatu Negara yaitu Negara Indonesia. Tujuan dari Bhinneka Tunggal Ika ini adalah untuk
memperkuat dan memper kokoh Negara kita meskipun didalamnya terdapat perbedaanperbedaan suku, budaya, ras, bahasa daerah dan agama, semboyan ini seharusnya di
wujudkan dan di jadikan cermin dalam kehidupan sehari-hari yaitu, hidup harus saling
menghargai antara masyarkat satu dengan masyarakat yang lain tanpa memandang suku,
agama, ras, bahasa daerah dan lain-lain.
Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial merupakan suatu ketidak
sesuaian antar unsure-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kelompok sosial.
Agama adalah system mengatur kepercayaan dan peribadatan kepeda Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
Menurut Hendro Puspito pengertian agama adalah sistem nilai yang mengatur
hubungan manusia dan alam semesta yang berkaitan dengan keyakinan.
142
Agama ( keyakinan ) inilah juga menjadi permasalahan dalam bermasyarakat,
permasalahan yanag terjadi baik dari satu agama lebih-lebih beda agama, contoh konflik
karna agama (keyakinan),
1. Tahun 1996, 5 gereja dibakar oleh 10,000 massa di situbondo karena adanya konflik
yang di sebababkan oleh kesalahpahaman.
2. Perbedaan pendapat antara kelompok-kelompok islam FPI ( Front Pembela Islam )
dan muhammadiyah.
Kejadian konflik sebagai berikut, bisa menyebabkan keharmonisan dalam
bermasyarakat sudah tidak ada, masyarakat saling bertegangan akibat permasalahan yanag
terjadi, dan masyarakat pun sudah tidak merasa aman.
Jalan terbaik yanag harus dilakukan adalah saling mentautkan hati antara umat
beragama, mempererat sahabatan dengan saling mengenal lebih jauh, dan tidak lupa bahwa di
setiap agama pasti membawa kebaikan dan misi kedamaian. Globalisasi adalah, Proses
persatuan Negara-negara yang ada di dunia ini karena pertukaran perdagangan, produk,
pemikiran, dan aspek kebudayaan lainnya. Globalisasi adalah proses transaksi antar Negara,
dari Negara satu kenegara lainnya, yaitu dengan tujuan mempermudah segala urusan,
contohnya untuk masyarakat, mempercepat penyebaran informasi, mempermudah setiap
orang memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan untuk Negara : Meningkatnya hubungan antar
Negara, dan di dalam globalisasi ini juga terdapat perdagangan bebas, kemajuan ilmu dan
tehnologi dan lain-lain.
Globalisasi menurut Selo soemardjan globalisasi adalah sebuah suatu proses
terbentuknya system komonikasi dan organisasi antar masyarakat yang ada di
seluruh dunia. Adapon tujuan globalisasi untuk megikuti kaidah-kaidah dan
system tertentu seperti PBB dan OKI.
Globalisasi banyak manfaatnya bagi Negara dan masyarakat, dan di balik itu tidak
luput juga dari dampak negatifnya bagi masyarakat, dampak positifnya sudah banyak di
jelaskan di atas sedangakan salah satu dampak nigatifnya adalah yaitu tercemarnya budaya
Negara kita ini, yaitu tercamar dengan budaya barat, yang kebanyakan tidak mendidik
sehingga masyarakat Indonesia banyak meniru model gaya budaya barat, terutama pada anakanak, contoh dari segi pakayan, tarian-tarian barat seperti dance dan lain-lain. Dan di selain
143
dampak negatif yang kecil di atas ini disini kami juga akan menjelaskan dampak negatif
global yang bersangkutan dengan permasalahan globalisasi, yaitu dampak global yang
melanggar hukum seperti, Perdagangan manusia, dan terorisme
Perdagangan manusia adalah jual beli manusia yang di lakukan oleh para kriminal
untuk mendapatkan uang. Proses ini berarti pemaksaan terhadap seseorang karna dengan
sangat tidak mungkin seseorang ingin di jual untuk dijadikan budak dalam Negara lain, jadi
perlakuan perdagang manusia merampas Hak Asasi Manusia.
UU No.21 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 7 menyebutkan bahwa:
“Eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang
meliputi, tetapi tidak terbatas pada perbudakan, pelacuran, atau praktik serupa
perbudakan, kerja atau pelayanan paksa, pemanfaatan fisik, penindasan,
pemerasan, organ reproduksi, seksual, atau secara melawan hukum. yaitu
dengan ancaman hukuman 15 tahun dan denda maksimal Rp 600 juta.
Undang-undang yang melarang tentang perdagangan manusia sudah jelas bahwa
perbuata ini melawan hukum karna menentang HAM, yaitu merampas Hak Asasi Manusia.
Jangan salah artikan tentang perdagangan manusia dengan penyelundupan karna terkadang
banyak orang awam yang salah menagartikan bahwa penyelundupan adalah perdangan
manusia, penyelundupan itu memfasilitasi cara masuk ilegal kesuatu Negara untuk
mendapatkan bayaran, tetapi sesampainya di tempat tujuan , orang yang di selundupkan
kembali bebas, sementara korban perdagangan tetap di perbudak.
Adapun faktor pemicunya tentang perdangan manusia ini adalah Kemiskinan. Karena
prekonomian sangat sulit banyak rakyat yang tidak mampu membayari hidupnya keluarganya
khususnya anaknya, mulai dari biaya pendidikan dan biaya hidupnya sehari-hari. Sehinggga
akibat terhimpitnya perekonomian tersebut keluarga hususnya orangtua semakin mudah
terpengaruh bujuk rayu oleh agen pelaku perdagangan anak, yaitu dengan iming-iming janji
palsu dan kehidupan yang lebih baik terhadap keluarganya.
Kurangnya pendidikan Pendidikan yang mewadai tentu sangat membantu masyarakat
agar tidak terjebak terhadap perdagangan manusia. Kekurangan pendidikan dan informasi
inilah penyebab terjadinya perdaganagan manusia, hususnya di perdesaan karna kebanyakan
pendidikan dan informasi dalam perdesaan atau pelosok kurang sehingga para pelaku
gampang dengan mudah mengecoh para korban.
144
Kurangnya kepedulian orang tua ini biasa juga menjadi salah satu faktor penjualan
manusia, karna akibat anaknya tidak diperdulikan dibiarkan bermain ketempat yang jauh,
sehingga membuat pelaku kriminal dengan mudah menculik atau membujuk korban dengan
mudah, apalagi anak usia sekolah dasar sangat mudah dan sangat terpengaruh terhadap
rayuan.
Terorisme adalah terror kekerasan, kejahatan yang di rencanakan, yang mengancam
nyawa sekelompok masyarakat. Terorisme di dunia bukanlah merupakan hal baru, namun
menjadi actual terutama sejak terjadinya peristiwa WTC, di Amerika Serikat, menewaskan
3000 korban jiwa. Salah satu penyebab terjadinya terorisme adalah, penyimpangan terhadap
agama yang di anut, dan karna kondisi hidup yanag susah, kemiskinan sehingga mereka
mudah di pengaruhi, tanpa berfikir panjang untuk melakukan semuanya.
Untuk mencegah aksi terorisme kata Bapak SBY mantan Presiden Republik Indonesia
Diperlukan pendidikan dini, pendidikan agama yang mencegah
redikalisme, ekstrimisme, sehingga dapat menggunakan akal sehat
dengan normal.
Adapun UUD 1945 RI hukuman bagi pelaku terorisme, Sebagai mana yang di
jelaskan dalam UUD NOMOR 1 TAHUN 2002, bahwa pelaku terorisme hukuman paling
singkat 3-15 tahun penjara, atau hukum mati.
Perdamaian dunia yaitu perdamain yang di lakukan oleh Negara-negara yang ada di
dunia ini, agar tidak terbentuk sebuah peperangan, perdamain ini adalah perdamian yang
sudah di sepakati oleh beberapa Negara, sehingga terbentuklah organissi dunia yaitu seperti
PBB dan organisasai-organisasai lain. Tujuan utamanya PBB ini adalah untuk menjaga
perdamain dan keamanan dunia, mempromosikan dan mendorong penghormatan dan hak
asasi manusia, pembangunan ekonomi dan sosial asuh, melindungi lingkungan, dan
memberikan bantuan kemanusian dalam kelaparan, bencana alam dan konflik bersenjata.
Adapun manfaat dari perdamaian dunia ini sangat banyak, seperti terjadinya kerjasama,
transaksi jual beli antar Negara, saling membantu antara Negara dan lain-lain, dan selain itu
jga bisa membantu perekonomian suatu Negara yang sedang terpuruk atau menurun.
Narkotika zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan atanaman, baik sintetis
maupun semi sintetisyang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran. Narkoba
145
menurut UUD NO 22 Tahun 1997 pasal 1 ayat 1 bahwa yang dimaksud narkotika adalah zat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan pemutusan kesadaran sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan, maka dari itu Negara sangat tegas secara hukum dalam
menyelesaikan masalah ini.
146
BAB 14
PKN SEBAGAI JEMBATAN UNTUK PEMBENTUKAN MORAL KNOWLEDGE
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep PKn Sebagai Jembatan Untuk Pembentukan
Moral Knowledge
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa Dapat Memahami Pengertian Moral
b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Penanaman Nilai-nilai Moral
c. Mahasiswa Dapat Menganalisis Pengintegrasian nilai moral dalam kurikulum
d. Mahasiswa Dapat Mengevaluasi Muatan Lokal sebagai bagian dari pembentukan
karakter
e. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Menggangkat nilai Kearifan Lokal
A. Pengertian Moral
Pendidikan moral sangatlah penting bagi peserta didik. Dimana peserta didikdapat
membentuk karakter supaya menjadi manusia yang berprilaku baik, menjadi warga
masyarakat yang baik, dan menjadi warga negara yang baik. Pendidikan moral sangat
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dimana peserta didik sekarang banyak yang
berperilaku kurang baik.
Banyak masyarakat yang mengeluh karena peserta didik
berperilaku kurang baik, karena kenakalan pada anak-anak terus meningkat seperti
perkelahian, mencuri, menganiaya, mengejek, dll.. Maka perlu adanya sebuah pendekatan
kepada siswa atau peserta didik untuk memaknai dan menerapkan moral dalam kehidupan
sehari-hari. Supaya peserta didik tidak terjerumus ke prilaku amoral.
147
Dalam kamus umum bahasa indonesia (1994: 137) dan berbagai referensi seri
filsafat, ternyata tidak sedikit yang menyamakan pengertian akhlak, moral, dan
budi pekerti yaitu kelakuan, tabiat, watak atau sifat yang hakiki dari seseorang.
Akhlak diartikan sikap dan perilaku seseorang lebih didasarkan pada nilai dan
norma agama. (Ismail Irianto, 2000:137).
Akhlak harus dimiliki oleh kepribadian masing-masing individu. Dengan adanya akhlak
manusia akan bisa berperilaku baik sesuai dengan agama. Kita juga bisa belajar tentang
akhlak di sekolah, di TPQ, di lingkungan masyarakat atau keluarga. Akhlak sangat
berpengaruh dalam kehidupan kita diman kita harus bisa untuk membedakan perilaku yang
baik dan perilaku yang buruk.
Sedangkan moral menurut (Emile Durkheim 1990: 137) diartikan sebagai norma
yang menetapkan perilaku apa yang harus diambil pada suatu saat, bahkan
sebelum kita dituntut untuk bertindak.
Peraturan yang dimiliki setiap individu dimana individu berperilaku sesuai dengan
apa yang ditetapkan. Sebelum kita bertindak kita harus memfikirkan terlebih dahulu apa yang
baik buat kita agar kita selalu berperilaku baik.Moral dapat juga diartikan perilaku baik dan
buruk yang dimiliki oleh manusia. Moral sudah ditanamkan sejak dalam lingkungan
keluarga. Dimana anak meniru perilaku yang terdapat dilingkungan keluarga. Selain
lingkungan keluarga moral juga dapat diperoleh dari masyarakat dimana masyarakat itu
secara tidak langsung memberikan contoh perilaku yang baik atau buruk terhadap anak-anak.
Selain lingkungan keluarga dan masyarakat, guru juga membantu di sekolah untuk
membentuk moral para siswa.
Pengertian moral dalam pendidikan moral di sini hampir sama saja dengan
rasional,di mana penalaran moral dipersiapkan sebagai prinsip berpikir kritis
untuk sampai pada pilihan dan penilaian moral (moral choice and moral judgmet)
yang dianggap sebagai pikiran dan sikap terbaiknya (Dewey,1966: 22).
Dapat disimpulkan pengertian moral dalam pendidikan adalah sikap dan perilaku yang
dimilik diri sendiri dengan cara berfikir dan bertindak sesuai dengan kepribadian dan
kemampuan yang dimiliki. Seseorang disini harus dibantu untuk mengembangkan
kemampuan yang dimiliki. Dengan cara seseorang diarahkan ke arah yang baik dan didukung
supaya menjadi lebih baik. Pada saat ini banyak anak-anak yang kurang bermoral karena
148
banyak pengaruh budaya luar. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru
mencegah perilaku amoral bagi peserta didik.
1. Mengajarkan pendidikan agama ke peserta didik, supaya mendekatkan diri kepada
Allah.
2. Memberikan perhatian kepada peserta didik.
3. Menanamkan kebiasaan berani mengakui kesalahan sendiri dan mau meminta maaf
serta tidak mengulangi kesalahan lagi.
4. Bersedia mendengarkan keluhan siswa.
5. Mendukung siswa dalam berprilaku baik.
Menurut (Edi Sedyawati, dkk, 1997: 137) budi pekerti diterjemahkan sebagai
moralitas yang mengandung pengertian adat istiadat, sopan santun, dan perilaku.
Berdasarkan pengertian diatas, budi pekerti merupakan pembinaan perilaku siswa yang
mencerminkan kebiasaan baik dapat diwujudkan dengan perbuatan, perkataan, dan sikap..
Dengan adanya berperilaku baik dapat menciptakan kepribadian siswa melalui sikap disiplin,
jujur, cerdas, kretif, inovatif.
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak menjelaksan tentang
perilaku berdasarkan ajaran agama, sedangkan sedangkan moral menunjukkan ajaran perilaku
dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan budi pekerti mencakup keduanya yaitu berdasarkan
tentang perilaku berdasarkan agama dan kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan
pembahasan diatas, bahwa pendidikan moral adalah sebuah wadah pembinaan akhlak
B. Penanaman Nilai-Nilai Moralitas
Adapun Penanaman nilai-nilai moralitas dan budi pekerti di SD menurut (Paul
Suparno, dkk, 2002: 46-50) adalah sebagai berikut.
1. Religiusitas
2. Sosialitas
3. Gender
4. Keadilan
5. Demokrasi
6. Kejujuran
7. Kemandirian
8. Daya juang
9. Tanggung jawab
10. Penghargaan terhadap lingkungan alam
149
Suasana bermain pada taman kanak-kanak masih ada pada siswa kelas satu. Dimana
anak-anak tersebut masih suka bermain dan mempunyai sifat individual yang tinggi, masih
takut dengan kondisi sekolah yang baru. Siswa kelas satu harus menyesuaikan lingkungan
sekolah baru, dimana peran guru di Sekolah Dasar sangat diperlukan untuk meningkatkan
moral yang ada pada peserta didik, bahwa sekolah bukan tempat yang menakutkan tetapi
tempat untuk belajar.
Religiusitas adalah menanamkan perilaku keagamaan. Disini peserta didik diajarkan
tentang keagamaan. Mengenalkan berbagai macam agama antara lain Islam, Hindu, Kristen,
Budha, Konghucu, Katolik. Dimana peserta didik tidak boleh menghina antara agama satu
dengan agama yang lain. Peserta didik menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masingmasing. Dan saling menghormati antara agama yang satu dengan agama yang lain. Selain itu
juga peserta didik diajarkan tentang hari-hari besar agama contohnya pada agama Islam
mengenalkan hari-hari besar Idul Adha, Idul Fitri, Maulid Nabi Muhammad saw dll. Selain
itu kebiasaan di taman kanak-kanak diajarkan berdoa dilanjutkan kembali di Sekolah Dasar
membaca doa sebelum belajar dan sesudah belajar. Setelah berdoa guru sedikit memberi
wawasan bahwa Allah itu telah menciptakan seluruh alam semesta. Allah juga maha
pengampun bagi umat-umat yang mau berdoa memohon ampunan. Allah itu maha baik dan
segalanya. Semua pemberian Allah yang ada dibumi harus dijaga dan dirawat supaya tidak
rusak dan punah.
Sosialitas adalah perilaku yang dimiliki oleh setiap orang. Nilai sosialitas dapat
dilakukan pada waktu baris berbaris ketika masuk kelas atau upacara. Pada waktu masuk
kelas peserta didik harus baris terlebih dahulu yang sekarang sudah mulai jarang terlihat di
Sekolah Dasar. Dimana peran guru disini adalah membimbing peserta didik untuk memulai
baris berbaris. Manfaat baris berbaris antara lain menumbuhkan kedisiplinan dalam diri
peserta didik, memudahkan guru untuk mengecek murid-muridnya, tanggung jawab, melatih
konsentrasi siswa supaya memperhatikan pemimpin. Nilai sosialitas dapat juga dilakukan
dengan cara tugas kelompok dimana siswa akan saling berkomunikasi antara teman yang satu
keteman yang lain. Manfaat tugas kelompok antara lain melatih peserta didik berkomunikasi,
tidak menanamkan sifat individual, melatih kekreatifan siswa, saling bertukar informasi yang
bermanfaat, dan lain-lain
Gender adalah perbedaan kedudukan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.
Biasanya pada perempuan tidak boleh bermain bola. Peran guru disini adalah memberi
kesempatan kepada peserta didik perempuan untuk bermain bola. Disini peserta didik
150
perempuan harus bisa membuktikan bahwa perempuan itu tidak lemah, tidak cengeng, tidak
lembek dan hanya bisa melakukan tugas yang ringan. Yang membedahkan perempuan dan
laki-laki adalah kemampuan. Kemampuan yang dimiliki laki-laki dan perempuan berbeda
dalam perbedaan itu peserta didik harus bisa melatih kekreatifitasan hal-hal yang positif.
Keadilan adalah tidak pilih kasih terhadap peserta didik. Pada kelas 1, 2, dan 3 peserta
didik diberi kesempatan untuk berpartisipasi dengan cara mengerjakan tugas, menjawab soal,
bertanya jika tidak faham, dan lain-lain. Disini guru tidak boleh pilih kasih terhadap peserta
didik secara individu atau kelompok. Pada kelas 4,5, dan 6 pengertian keadilan sudah mulai
pada perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Dimana peran guru disini sudah harus
menanamkan kebiasaan berpakaian dan berprilaku baik. Selanjutnya guru juga memberi
pengetahuan bahwa keadilan berlaku bagi laki-laki dan perempuan tanpa membeda-bedakan
jenis kelamin.
Demokrasi adalah melakukan kegiatan guna untuk mencapai tujuan bersama-sama. Dari
siswa, oleh siswa, dan untuk siswa dapat dilakukan dengan cara kegiatan didalam
kelas.Ketika didalam kelas peserta didik bisa melakukan diskusi bersama. Contoh pemilihan
ketua kelas, dari siswa maksudnya adalah dimana yang menjadi calon ketua kelas dari siswa,
oleh siswa maksudnya adalah calon ketua kelas tadi dipilih oleh masing-masing siswa, untuk
siswa maksudnya adalah ketua kelas tersebut memimpin di dalam kelasnya. Didalam diskusi
tersebut peserta didik diharapkan dapat mengeluarkan pendapatnya masing-masing. Bila dari
salah satu peserta didik ada yang tidak menerima pendapatnya, maka peserta didik tersebut
tidak boleh memaksakan kehendak dan harus bersifat lapang dada. Dari contoh diatas
demokrasi mengajarkan peserta didik untuk membuat kesepakatan bersama secara terbuka
dan saling menghormati
Kejujuran adalah berkata yang sebenarnya tidak ditambah-tambahkan atau dilebihlebihkan. Peserta didik diajarakan untuk mengkoreksi tugas-tugas saling menukarkan hasil
tugasnya ke temannya untuk dikoreksi. Guru disini berperan untuk mengawasi anak didiknya.
Selanjutnya hasil koreksi tersebut diberikan kepada guru, kemudian guru mengecek hasil dari
siswanya apa siswanya jujur dalam mengkoreksi hasil tugas temannya. Kemudian guru
memberi pengetahuaan bahwa kejujuran itu sangat penting dalam kehidupan. Kejujuran harus
ditanamkan sejak kecil supaya kejujuran itu akan tertanam pada usia dewasa.
Kemandirian adalah sikap atau perilaku yang dimiliki setiap orang untuk melakukan
sesuatu atas kemauan sendiri. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara peserta didik
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler sarana untuk mengungkapkan bakat yang
151
terpendam pada diri peserta didik. Dimana peserta didik akan mengikuti ekstrakurikuler yang
disukai untuk mengembangkan bakatnya.
Daya juang adalah semangat yang dimiliki dalam diri seseorang untuk meraih keinginan
atau kemenangan. Dapat dilakukan peserta didik dengan cara mengikuti lomba. Dimana
peserta didik disini berjuang untuk meraih juara. Manfaat perlombaan yang dapat diambil
yaitu, melatih semangat berjuang untuk, melatih kejujuran, berani menerima kekalahan dalam
perlombaan.
Tanggung jawab adalah menanggung semua segala sesuatu baik atau buruk. Dari
pengertian tersebut dapat diambil contoh di kelas. Pembagian tugas piket kelas secara
bergiliran merupakan penanaman nilai tanggung jawab bagi peserta didik dilingkungan kelas
atau sekolah. Kebersihan dan kenyaman kelas bukan hanya tugas karyawan kebersihan
sekolah tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama anggota kelas. Proses tanggung jawab
perlu pendampingan guru agar anak yang tidak mau bertugas segera mendapat perhatian.
Demikian juga apabila ada anak jadi korban kemalasan siswa harus dilindungi dan anak yang
malas tadi diberi nasehat sehingga tanggung jawab dan kebersamaan dapat terjaga dengan
baik.
Pelaksanaan kerja bakti mengandung kegiatan proses pembelajaran yang baik
dilingkungan sekolahan. Melalui kerja bakti siwa dapat menanamkan nilai kerja sama atau
gotong royong dan penghargaan terhadap lingkungan alam. Dalam kerja bakti tidak hanya
menyapu dan membersihkan halaman tetapi juga merawat tanaman dan tumbuhan yang ada
dilingkungan sekolah. Lingkungan alam yang hijau dan asri sangat mebantu kesehatan
manusia dan kenyamanan hidup manusia, membuat seluruh siswa kerasan dan nyaman
berada dan belajar disekolah. Pelaksanaan kerja bakti membutuhkan perencanaan yang baik
karena terdapat unsur penanaman nilai yang bisa diserap oleh siswa antara lain tanggung
jawab, gotong royong, kejasama, kecintaan dan penghargaan terhadap lingkungan alam.
Selain perencanaan yang baik, juga dibuthkan pengamatan dalam proses pelaksanaannya
yang akan menjadi titi pijak selanjutnya, baik secara individu ataupun kelompok.
Beberapa unsur yang dapat dibentuk dalam moralitas
1. Semangat Disiplin
Menurut (Emile Durkheim,1990:35) Pada dasarnya moralitas adalah suatu
disiplin. Semua disiplin mempunyai tujuan ganda: mengembangkan suatu
keteraturan tertentu dalam tindak-tanduk manusia dan memberi suatu sasaran
tertentu yang sekaligus juga membatasi cakrawalanya.
152
Displin mengatur dan memaksa agar dapat mengembangkan sikap yang
mengutamakan hal-hal yang menjadi kebiasaan. Fungsi displin untuk mentaati segala
peraturan dengan batas-batas tersebut. Melalui disiplin kita juga dapat belajar
mengendalikan keinginan. Dengan adanya disiplin kita dapat membuat siswa untuk
membantu perkembangan kepribadiaan bagi diri siswa, yang harus kita peroleh dalam
pendidikan displin moral. Kemampuan untuk membatasi berbagai keinginan dan
mengendalikan diri sendiri. Karena itu juga akan membentuk kemampuan individu yang
bertanggung jawab. Semangat disiplin sangat bermanfaat bagi kehidupan. Dimana dapat
menumbuhkan moral pada diri manusia.
2. Ikatan Pada Kelompok-kelompok Sosial
Menurut (Emile Durkheim,1990:58) Moralitas hanya ada sejauh kita menjadi
anggota suatu kelompok manusia, apapun juga bentuknya. Karena manusia baru
lengkap jika termasuk dalam beberapa masyarakat, maka secara moral ia pun
baru lengkap jika merasa dirinya menyatu dalam kelompok yang berbeda-beda
dimana ia terlibat: keluarga, serikat, buruh, usaha, klub, partai politik, negara, dan
umat manusia seluruhnya.
Maksudnya adalah tanpa adanya anggota kelompok-kelompok sosial itu tidak akan
terjadi. Karena dengan adanya kelompok sosial manusia dapat berinteraksi dengan
manusia yang lain. Dimana manusia itu akan menunjukkan perilaku moral yang dimiliki.
Dengan cara saling menghormati, berbicara sopan, saling bertukar informasi, dan lainlain. Dengan adanya kelompok sosial manusia dapat menciptakan kekeluargaan dan bisa
saling bersilaturahmi.
3. Otonomi Penentuan Nasib Sendiri
Menurut Emile Durkheim (1990:81) otonomi merupakan prinsip moralitas.
Dalam kenyataan, moralitas tercapai dengan mewujudkan tujuan-tujuan
impersonal dan umum, yang tidak tergantung pada suatu pribadi dan kepentingan
individu.
Disini maksudnya adalah manusia itu berusaha sendiri untuk mencapai tujuan dan
tidak bergantung kepada orang lain. Manusia akan bekerja keras untuk mencapai tujuantujuan dengan semangat berjuang. Dalam perjuangan ini manusia akan menentukan
nasibnya sendiri untuk menentukan hasil yang terbaik.
C. Pengintegrasian
Dalam buku Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan
(Dra. Nurul Zuriah, M.Si. 2007:247-248) Strategi pengintegrasian dalam sekolah
pelaksanaan tersebut dapat dilakukan melalui cara:
1. Keteladan atau contoh
2. Kegiatan spontan
153
3. Teguran
4. Pengkondisian lingkungan
5. Kegiatan rutin
Keteladan atau contoh disini adalah perilaku yang disengaja atau tidak disengaja
pada diri seseorang dan dicontoh oleh orang lain. Dalam hal ini guru berperan aktif disekolah,
dimana guru orang tua kedua kita disekolah, guru berperan langsung dalam memberikan
cntoh kepada peserta didik. Segala perilaku baik atau buruk akan ditiru oleh peserta didik.
Sikap tingkah laku guru baik disekolah, di rumah ataupun dimasyarakat hendaknya
menunjukkan berperilaku yang baik. Contohnya: berpakain sopan dan rapi, membuang
sampah ditempat sampah, tidak makan sambil berjalan, berbicara dengan baik, mengucapkan
salam jika bertemu orang, tidak merokok dilingkungan sekolah.
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan saat itu juga. Kegiatan ini dilakukan
ketika peserta didik berbicara dengan keras atau tidak sopan, mencoret-coret dinding,
bertengkar dengan temannya dan lain-lain. Sebaiknya guru memperingatkan kepada peserta
didik bahwa berbicara dengan orang terutama yang lebih tua harus sopan dan tidak boleh
keras-keras, tidak boleh merusak bangunan yang ada disekolah boleh mencoret-coret tetapi
dibuku gambar terus kita mengarahkan dia ke perilaku yang positif untuk menghaslkan karya,
memperingatkan jika bertengkar dengan teman itu tidak baik karena sesama teman harus
saling menghormati.
Teguran adalah peringatan yang didapatkan oleh seseorang yang bersalah atau
berprilaku tidak baik. Guru perlu menegur peserta didik jika peserta didik berperilaku buruk
dan mengingatkannya supaya berperilaku baik. Untuk menegur peserta didik harus dengan
cara berkata lembut tidak boleh marah-marah supaya apa yang diperingatkan oleh guru
tersebut dapat diserap langsung oleh peserta didik. Jika dengan cara marah-marah maka anak
itu tidak akan jerah dan ingin mengulangi lagi.
Pengkondisisan lingkungan maksudnya adalah Suasana sekolah perlu dikondisiskan
dengan menyediakan fasilitas. Supaya peserta didik netah disekolah. Contohnya:
menyediakan tempat sampah,
jam dinding, ruang kelas yang nyaman, menyediakan
perpustakaan dimana perpustakaan tersebut dihiasi supaya anak tidak bosan berada
diperpustakaan , menempelkan peraturan tata tertib sekolah ditempat yang strategis supaya
peserta didik mudah membacanya, dan lain-lain.
Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus-menerus.
Contohnya berbaris masuk kelas, berdoa sebelum dan sesudah belajar, mengucapkan
154
pancasila, mengucapkan salam apabila bertemu dengan orang lain, membersihkan kelas
sebelum dan sesudah belajar.
Dalam buku Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan
(Dra. Nurul Zuriah, M.Si. 2007:249) Berikut ini contoh kegiatan yang dapat
dilakukan untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip moral dalam progam yang
direncanakan oleh sekolah.
1. Taat kepada ajaran agama
2. Toleransi
3. Disiplin
4. Tanggung jawab
5. Kasih sayang
6. Gotong royong
7. Kesetiakawanan
8. Hormat-menghormati
9. Sopan santun
10. Jujur
Taat kepada ajaran agama adalah mematuhi perintah dan menjauhi segala larangannya.
Contoh pengintegrasian: mengerjakan sholat 5 waktu, memperingati hari-hari besar
keagamaan sesuai agamanya masing-masing, berprilaku baik terhadap sesama, dan lain-lain.
Toleransi adalah membiarkan orang lain berpendapat tanpa kita ganggu. Contoh
pengintegrasian: pada saat kegiatan yang menggunakan metode tanya jawab atau diskusi
kelompok.
Disiplin adalah ketaatan terhadap peratutan atau tata tertib. Contoh pengintegrasian:
menyelesaikan tugas dari guru, tidak datang terlambat, berpakain sesuai ketentuan sekolah.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku yang diperbuatnya baik
secara disengaja atau tidak disengaja. Contoh pengintegrasian: menyelesaikan tugas piket dan
tugas dari guru.
Kasih sayang adalah rasa yang timbul dalam diri untuk mencintai, menyayangi, serta
memberikan kebahagian kepada orang lain. Contoh pengintegrasian: melestarikan lingkungan
dan melakukan kegiatan sosial.
Gotong royong adalah kegiatan yang dilakukan bersama-sama bersifat suka rela agar
pekerjaan menjadi lebih cepat selesai dan ringan. Contoh pengintegrasian: berdiskusi tentang
gotong royong atau menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama.
Kesetiakawanan adalah perasaan seseorang yang bersumber dari rasa cinta kepada teman
sehingga diwujudkan dengan cara rela berkorban, menjaga, membela, membantu, maupun
155
melindungi terhadap kehidupan bersama. Contoh pengintegrasian: membantu teman yang
terkena musibah dengan cara memberikan sumbagan atau menjenguk teman yang sakit.
Hormat-menghormati adalah sikap yang harus dimiliki setiap manusia sebagai wujud
dari akhlak yang terpuji. Contoh pengintegrasian: saling menghormati antara teman yang satu
dengan teman yang lain.
Sopan santun adalah sikap yang timbul dari diri senidri atau dari hasil pergaulan
sekelompok. Contoh pengintegrasian: menghormati orang yang lebih tua.
Jujur adalah sikap seseorang yang menyatakan seuatu dengan sesungguhnya dan apa
adanya, tidak ditambahi atau dikurangi. Contoh pengintegrasian: pada saat melakukan
percobaan, bertanding, bermain dll harus berprilaku jujur.
D. Muatan Lokal
Muatan lokal adalah program pendidikan yang harus ditambahkan kepada siswa.
Misalnya, mata pelajaran bahasa daerah, pendidikan keterampilan, dan pendidikan kesenian.
Selain itu guru juga harus menjelaskan kepada murid untuk menunjukkan apa perbedaan
pakaian adat masa lalu dan masa kini serta menjelaskan persamaan dalam nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya untuk mengembangkan bakat dan minat pada anak didik. Karena
dengan ini siswa juga akan banyak mengerti tentang kebudayaan yang di indonesia. Muatan
lokal juga bisa diartikan sebagai program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya
beterkaitan dengan lingkungan budaya, lingkungan alam dan lingkungan sosial serta untuk
kebutuhan pembangunan daerah yang perlu diajarkan kepada siswa.
Isi dalam pengertian di atas adalah pelajaran yang digunakan anak SD untuk mencapai tujuan
muatan lokal Sedangkan media penyampaian merupakan metode dan sarana yang digunakan
dalam penyampaian isi muatan lokal.
Maka tujuan muatan lokal antara lain murid dapat meningkatkan pengetahuan mengenai
daerahnya, murid dapat menjadi lebih akrab dengan lingkungannya, terhindar dari
keterasingan di lingkungannya sendiri.
Lingkungan alam adalah hubungan timbal balik antara manusia dengan alam. Jadi dalam
lingkungan alam terdapat ekosistem antara lain kolam, tambak, sungai, hutan, tanah, kebun,
lapangan rumput, sawah, keindahan alam, beserta isinya.
156
Lingkungan sosial adalah hubungan timbal balik manusia dengan lingkungan masyarakat.
Contoh-contoh lingkungan sosial antara lain adalah interaksi antarmanusia yang terdapat
dalam lingkungan sekolah. lingkungan kelurahan/desa, Rukun Warga, Rukun Tetangga, dan
lembaga-lembaga formal seperti: Posyandu, Puskesmas, dan Koperasi Unit Desa.
Lingkungan budaya adalah dimana masyarakatnya sangat kental dengan unsur budayabudaya yang ada didesanya. Termasuk di dalamnya antara lain adalah kepercayaan,
kebiasaan-kebiasaan, adat istiadat, aturan-aturan yang umumnya tidak tertulis (misalnya, tata
krama dan tata cara pergaulan dengan orang tua sendiri atau orang lain yang usianya lebih
tua, pergaulan dengan teman sebayadan tetangga).
Keterpaduan antara lingkungan alam, sosial dan budaya pada hakikatnya membentuk suatu
kehidupan yang memiliki ciri tertentu yang disebut pola kehidupan. Jadi pola kehidupan
masyarakat mencakup interaksi antar anggota masyarakat berkenaan dengan kehidupan
mereka sehari-hari. Dengan demikian, pengembangan bahan pelajaran bermuatan lokal yang
mengacu pada pola kehidupan masyarakat secara langsung maupun tidak langsung
mengembangkan wawasan lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya.
Kedudukan Muatan Lokal dalam Kurikulum
Muatan lokal dalam kurikulum merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri atau
bahan kajian suatu mata pelajaran yang telah ada. Sebagai mata pelajaran yang berdiri
sendiri, muatan lokal mempunyai alokasi waktu tersendiri. Tetapi sebagai bahan kajian mata
pelajaran, muatan lokal dapat sebagai tambahan bahan kajian dari mata pelajaran yang telah
ada atau disampaikan secara terpadu dengan bahan kajian lain yang telah ada.Tetapi muatan
lokal sebagai bahan kajian yang merupakan penjabaran yang lebih mendalam dari pokok
bahasan atau sub pokok bahasan yang telah ada sukar untuk diberikan alokasi jam pelajaran.
Bahkan muatan lokal berupa disiplin di sekolah, sopan santun berbuat dan berbicara,
kebersihan dan keindahan sangat sukar bahkan tidak mungkin diberikan alokasi waktu.
Fungsi Muatan Lokal dalam Kurikulum
Fungsi Penyesuaian
Sekolah berada dalam lingkungan masyarakat. Karena itu program-program sekolah harus
disesuaikanagar pribadi dapat menyesuaikan diri dan akrab dengan lingkungannya.
157
Fungsi Integrasi
Murid merupakan bagian integral dari masyarakat, karena itu muatan lokal harus merupakan
program pendidikan yang berfungsi untuk mendidik pribadi-pribadi yang akan memberikan
sumbangan kepada masyarakat atau berfungsi untuk membentuk dan mengintegrasikan
pribadi kepada masyarakat.
Fungsi Perbedaan
Pengakuan atas perbedaan berarti pula memberi kesempatan bagi pribadi untuk memilih apa
yang diinginkannya. Karena itu muatan lokal merupakan program pendidikan yang bersifat
luwes, yang dapat memberikan pelayanan terhadap perbedaan minat dan kemampuan murid.
E. Kearifan Lokal
Kearifan lokal yaitu sebagai kearifan dalam kebudayaan tradisional yang menjadikan
indonesia bersuku-suku dan berbangsa. Suatu suku bangsa dapat menghuni lebih dari satu
kabupaten atau provinsi, dan juga sebaliknya di dalam satu provinsi, kabupaten atau bahkan
satu kecamatan, bisa terdapat lebih dari satu suku bangsa yang sama-sama asli, yang tinggal
di wilayah yang bersangkutan. Banyak berbagai pengaruh yang menjadikan budaya untuk
diganti dengan isi budaya yang sama sekali baru dan tidak terkait dengan aspek-aspek tradisi
yang manapun. Jati diri yang lama berubah karena pengambilan alihan unsur-unsur budaya
lain sebagaimana yang dikenal sebagai akulturasi, yang membentuk sosok baru, namun masih
membawa serta sebagian warisan budaya lama yang dapat berfungsi sebagai ciri identitas
yang berlanjut. Didalam sejarah sosial dan budayanya terdapat interaksi antara berbagai suku
bangsa: dayak dengan berbagai satuan etniknya di provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan. Jati diri masing-masing suku atau suku bangsa selalu berada
didalam proses. Kita sebagai bangsa indonesia harus bisa untuk menunjukkan jati diri kita
sendiri, sebagai negara yang penuh dengan budaya-budaya kita.
158
BAB 15
IMPLEMENTASI DAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI BAGI
SISWA SD SEBAGAI UPAYA PENANAMAN KARAKTER, KEJUJURAN DAN
KETERBUKAAN
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Implementasi Dan Pelaksanaan Pendidikan
Anti Korupsi Bagi Siswa SD Sebagai Upaya Penanaman Karakter, Kejujuran Dan
Keterbukaan
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa Dapat Memahami strategi Penanaman Karakter Di SD
b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Pengertian Korupsi Secara Umum
c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Pendidikan Anti Korupsi Dan Implementasinya
Pada Siswa SD
d. Mahasiswa Dapat Menganalisis Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Diberikan
Kepada Siswa SD
e. Mahasiswa Dapat Mengevaluasi Pengembangan Kantin Kejujuran Dalam Rangka
Pendidikan Anti Korupsi Di SD
A. Penanaman Karakter di SD
Pendidikan pertama kali yang harus ditanam oleh peserta didik adalah pendidikan jiwa
personal yang
berkarakter. Dimana pendidikan itu pertama kali didapatkan didalam
lingkungan keluarga kemudian lingkungan sekolah dan masyarakat. Pendidikan ini berisi
tentang bagaimana cara membentuk kepribadian siswa yang berbudi pekerti luhur. Adapun
indikatornya adalah, memiliki kepribadian yang baik, ramah, memiliki intra personal skill
yang baik, perilaku yang ditunjukkan sesuai dengan nilai dan moral yang baik yang pada
akhirnya menjadikan individu itu berbudi pekerti luhur. Untuk mendapatkan indikator seperti
159
yang telah dijelaskan diatas, dapat dilakukan melalui pembiasaan yang baik, keteladanan,
peduli, jujur, toleransi, dan masih banyak lagi.
Karakter seseorang dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek mengetahuai kebaikan,
aspek mencintai kebaikan, aspek melakukan kebaikan. Pendidikan berkarakter tidak hanya
mendidik dengan benar atau salah. Peserta didik di biasakan untuk berperilaku dengan baik
sehingga peserta didik dapat memahami, merasakan dan dapat berperilaku baik disitulah
terbentuk karakter yang baik pula.
Dalam ajaran agama islam, pendidikan berkarakter sama dengan pendidikan tentang
akhlak proses pendidikan dengan sederhana mengubah akhlak seseorang menjadi lebih baik
lagi dalam pengetahuan, sikap juga keterampilan. Tetapi dalam kehidupan sehari-hari atau
kenyataannya lebih mengutamakan pada aspek prestasi akademik.
Saat ini pendidikan
karakter di sekolah masih membebankan dan dibawakan oleh bidang studi PKn. Pendidikan
pancasila diharapkan bisa memberi kontribusi untuk membentuk karakter warga Negara
Indonesia sebagai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat penting bagi pendidikan di Indonesia,
pendidikan karakter menjadi penyeimbang pengetahuan. Seperti kata bijak berikut “ Ilmu
tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu adalah lumpuh “ yang artinya, pengetahuan jika
tidak didasari dengan agama maka hasilnya buta atau tidak ada apa-apanya, begitu juga
sebaliknya dengan agama tanpa ilmu. Pendidikan dan agama sangat erat kaitannya, maka dari
itu pendidikan karakter sebaiknya sangat ditekankan didalam lingkungan sekolah. Karena
melalui pendidikan karakter peserta didik dapat lebih menghormati norma-norma dan tidak
mengabaikan nilai-nilai sosial yang ada dimasyarakat sehingga melalui pendidikan ini akan
membentuk pribadi siswa yang unggul dalam segala bidang tanpa mengesampingkan nilai
sosial,norma, dan moral.
B. Pengertian Korupsi Secara Umum
Korupsi memang bukan hal asing lagi pada telinga setiap warga Negara Indonesia.
Kasus-kasus korupsi di Indonesia sudah menjadi kejadian sosial yang banyak terjadi dan
harus dicari solusinya. Di Indonesia kasus korupsi sudah banyak terjadi di seluruh penjuru
negeri atau masyarakat. Tidak hanya dikalangan orang-orang atas saja tetapi juga sudah
merembet di kalangan masyarakat menengah, bawah maupun anak-anak. Maka dari itu, kita
bisa memanfaatkan dunia pendidikan sebagai modal dasar atau pondasi yang kuat untuk
160
mencegah, meminimalisir bahkan menghapus perilaku korupsi sejak dini,yaitu dengan
menanamkan pendidikan karakter sehingga akan tercipta tujuan dan harapan bangsa
Indonesia selama ini yaitu memberantas korupsi yang sudah berlangsung sejak lama.
Hanya sedikit perhatian dalam upaya pemberantasan korupsi. Salah satunya lewat pendidikan
anti korupsi. Tujuan pendidikan anti korupsi adalah :
1) Pembentukan pengetahuan dan pemahaman terhadap peserta didik tentang bentuk
korupsi dan aspek-aspeknya. Maksudnya yaitu, kita bisa menjelaskan kepada peserta
didik, bahwa ada berbagai macam praktik tindakan yang akan menjurus kekorupsi,
sehingga peserta didik dapat mengontrol diri agar tidak terjerumus kedalam tindakan
tersebut ;
2) Pengubahan persepsi dan sikap terhadap korupsi. Melalui pendidikan, seseorang akan
mengerti bahwa tindakan korupsi adalah tindakan yang tidak terpuji dan sangat merusak
moral bangsa sehingga muncul sikap sadar dan terencana untuk tidak pernah melakukan
tindakan tersebut; dan
3) Membentuk keterampilan dan kecakapan baru yang ditujukan untuk melawan korupsi.
Keterampilan dan kecakapan ini dapat dibentuk melalui pendidikan karakter, dimana
siswa akan mendapatkan pengetahuan, pemahaman tentang nilai-nilai pembentuk
karakter yang bersumber dari agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan. Jika
pendidikan karakter sudah ditanamkan sejak dini peserta didik akan memiliki sikap
pengendalian diriyang diharapkan dapat membawa perubahan.
Manfaat dalam jangka panjangnya adalah menyumbang pada keberlangsungan system
integrasi nasional dan program antikorupsi serta mencegah tumbuhnya mental korupsi
pada diri peserta didik yang kelak akan menjalankan amanah di dalam kehidupan.
Pengertian korupsi secara harfiah adalah :
1) Asal kata dari bahasa latin corruption atau corruptus
2) Dari bahasa latin turun kebanyak bahasa Eropa seperti Inggris : corruption,
corrupt, Prancis : corruption dan Belanda : corruptie
3) Dari bahasa Belanda kebahasa Indonesia menjadi “korupsi”
4) Arti harfiah adalah kebusukan, dapat disuap, dan tidak bermoral
Pengertian menurut kamus :
161
Menurut kamus bahasa Indonesia karya purwa darminta, korupsi adalah perbuatan yang
buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok.
Pengertian korupsi menurut UU
Perbuatan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk memperkaya diri atau korupsi
sehingga mengakibatkan kerugian pada keuangan Negara. Diatur dalam pasal 2 UU nomor
31 tahun 1999 Jo.UUnomor 20 tahun 2001.
Secara garis besar korupsi itu sendiri berarti mengambil sesuatu yang menjadi hak orang
banyak atau dalam arti lain bukan milik kita pribadi. Hal itu yang kemudian akan menjadi
bahasan kami pada penjelasan berikutnya.
Korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan
jabatan guna mengeruk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan
umum dan negara. Jadi korupsi merupakan gejala : salah pakai, salah
urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan
wewenang dan kekuatan-kekuatan formal untuk memperkaya diri sendiri
( Kartini Kartono 2007:75)
Ketika Negara ini membutuhkan seorang penjabat atau aparat yang menurut kita orang
itu kuat imannya dan juga tegas, justru orang-orang seperti itu yang perlu dipertanyakan
seperti pepatah” menyapu lantai dengan sapu kotor” sampai-sampai bangsa kita ini Indonesia
sudah sampai batas puncak kesabaran dalam hal korupsi yang belum tahu titik jalan
keluarnya.
Sebagaimana kita ketahui korupsi di negeri ini sudah sampai di segala bidang kehidupan
oleh sebab itu pendidikan anti korupsi harus sudah ditanamkan sejak dini dimulai dari
sekolah dasar( SD), pendidikan anti korupsi di bagi menjadi dua . yang pertama pendidikan
anti korupsi sebisa mungkin di selipkan di berbagai mata pembelajaran dan yang kedua di
extrakurikular semisal pramuka, tapi yang harus kita pertanyakan sekarang apakah orang
yang kita sebut sebagai guru itu mengerti tentang pendidikan anti korupsi itu sendiri
sedangkan kita ketahui sedikitnya sarana dan prasarana pendukung pendidikan anti korupsi
dan keterbatasan guru mengenai pendidikan anti korupsi yang belum maksimal adalah
kendala utama kebanyakan sekolah.
C. Pendidikan Anti Korupsi dan Implementasinya Pada Siswa SD
Dampak pelaksanaan pendidikan anti korupsi bagi siswa SD adalah meningkatnya
prestasi siswa baik di kelas maupun di luar kelas, sebab siswa terbiasa untuk bersikap baik
162
dan jujur,disiplin, peduli, berani, bertanggung jawab dan lain sebagainya. Jadi kesimpulannya
adalah bahwa pelaksanaan pendidikan anti korupsi harus diinternalisasikan kepada siswa
sejak usia dini agar terbiasa melakukan tindakan anti korupsi. Diperlukan keteladanan dari
berbagai pihak agar hasilnya maksimal. Sekolah dapat mengambil peran strategis dalam
melaksankan pendidikan anti korupsi terutama dalam membudayakan perilaku anti korupsi di
kalangan siswa. Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan anti korupsi telah dilakukan di
berbagai Negara, seperti Negara di Amerika, Eropa, Asia, Afrika maupun Australia. Di dunia
telah dibentuk juga jaringan kerja sama antar Negara untuk memperkenalkan program
pendidikan anti korupsi.
Contoh pendidikan antikorupsi yang sudah diterapkan di suatu negara dan sudah bisa
dikatakan sangat efektif penerapannya yaitu pendidikan antikorupsi di Cina. Pendidikan anti
korupsi yang diterapkan di Cina memang sudah sangat efektif. Melalui metode yang
dilakukan tersebut siswa akan dibiasakan setiap harinya menerima materi-materi pengajaran
yang langsung menjurus kepada bahaya korupsi bagi kehidupan bangsanya di masa sekarang
maupun masa yang akan datang.
Mereka juga dilatih untuk tidak mudah terpengaruh dengan adanya iming-iming yang
nantinya akan menjurus kepada tindakan korupsi tersebut. Penanaman nilai anti korupsi
tersebut sejalan dengan pandangan pendidikan konstruktivistik yaitu proses pembelajaran
yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam diri seseorang.Dalam hal ini ,
proses belajar mengajar guru tidak serta merta memindahkan pengetahuan kepada peserta
didik dalam bentuk yang serba sempurna tetapi peserta didik harus bisa membangun suatu
pengetahuan berdasarkan pengalaman masing-masing. Untuk itu, guru harus memperkirakan
pengetahuan yang ada pada peserta didik dalam hal untuk membantu peserta didik
mengembangkan pengetahuan baru.
Salah satu contoh pendidikan korupsi di Cina, yakni melalui Cina on-line,
seluruh siswa di seluruh pendidikan dasar diberikan mata pelajaran pendidikan
anti korupsi yang tujuannya adalah memberikan vaksin kepada pelajar dari
bahaya korupsi. Dalam jangka panjang generasi muda Cina bias melindungi
diri di tengah gempuran pengaruh kejahatan korupsi (Suyanto,2005:42).
Sejak umur 7 sampai 12 tahun anak sekolah dasar ( SD) hendaknya sudah mendapat
pembelajaran antikorupsi dan sudah seharusnya mereka mengetahui pendidikan anti korupsi
melalui pengembangan kultur sekolah sebagai modal sosial agar anak-anak berperilaku anti
korupsi untuk kedepannya. Karena pada usia tersebut anak-anak sangat membutuhkan
163
pendidikan moral, jika tidak ditanamkan sejak dini, anak-anak akan sulit menerima
pembelajaran antikorupsi di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Melalui pengembangan kultur sekolah, diharapkan siswa memiliki modal
sosial untuk membiasakan berperilaku anti korupsi. Pendidikan anti korupsi
seyogyanya di berikan kepada anak-anak sejak di bangku sekolah dasar (SD).
Anak-anak SD yang berusia antara 7 sampai dengan 12 tahun dapat berfikir
transformasi revesible ( dapat dipertukarkan) dan kekekalan (Disiree, 2008:2).
D. Pentingnya pendidikan anti korupsi diberikan kepada siswa SD
1) Siswa belum mendapatkan informasi dan sosialisasi tentang anti korupsi. Untuk itu,
sebagai pendidik terlebih dahulu harus mengenalkan nilai – nilai yang diharapkan
mampu dan dapat mencegah peserta didik dari tindakan korupsi.
2) Kurangnya keteladanan dari lingkungan ( keluarga, guru, masyarakat ). Dalam hal ini,
lingkungan sangat berperan dalam proses penanaman nilai budi pekerti, karena proses
pembiasaan perilaku yang baik maupun buruk terbentuk dari lingkungan.
3) Adanya kompetisi yang kurang sehat antar – siswa. Hal ini sering terjadi dalam
pergaulan terutama disekolah. Peran sekolah sangat dibutuhkan dalam hal ini, untuk
mengatasi, mencegah hal seperti itu, dalam pergaulan disekolah dapat ditanamkan
nilai – nilai seperti saling menghormati, saling menghargai, tidak pamer, tidak
sombong, tidak memandang rendah orang lain, selalu bekerja sama, saling tolong
menolong, dll.
4) Sekolah tidak menerapkan aturan yang jelas dan konsisten. Selama ini Sekolah selalu
merasa tidak enak, kasihan jika ingin menghukum anak didik, sehingga aturan –
aturan yang dibuat mudah saja untuk dilanggar anak didik karena mereka sudah
terbiasa dan sanksi yang diberikan sekolah terhadap anak didik hanya berupa teguran
tidak sesuai dengan tingkat kesalahannya.
Mengingat betapa pentingnya pendidikan anti korupsi kepada siswa SD, untuk itu sebagai
pendidik diharapkan mampu mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif dan
aplikatif agar peserta didik aktif dan sadar sehingga tujuan pendidikan disekolah dasar dapat
terwujud.
Metode dongeng, permainan (games), dan simulasi atau sosiodrama dapat
diterapkan dalam pembelajaran afektif di sekolah ( Handoyo, 2009 : 7-8).
Menurut kami, metode dongeng, games dan sosiodrama ini memang sangat cocok
diterapkan untuk anak SD. Karena anak SD memiliki ingatan yang sangat kuat dan tingkat
164
imajinasi mereka juga masih sangat tinggi. Karena dengan metode – metode seperti itu akan
lebih merangsang daya kritis siswa dalam menggali gagasan dan ide – ide cemerlang untuk
menghasilkan pemikiran dari siswa sendiri bahwa korupsi itu adalah tindakan yang sangat
tidak terpuji.
Ada tiga model dongeng yang bisa menjadi bahan pembelajaran guru dalam praktik
kelas. Seperti contoh : Dongeng Dendam Jaka Linglung, Dongeng Asal Mula Lemah
Gempal, dan Dongeng Saribin dan Sunan Kuning.
Usia – usia anak SD sudah memahami bagaimana berperilaku yang baik dan tidak baik
sesuai dengan norma agama, sehingga para guru dan orang tua tinggal, mengajarkan,
memberi pengertian berupa nasehat pada anak kalau korupsi itu tidak baik karena dilarang
Tuhan.
Di SD pendidikan anti korupsi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu yang pertama,
dengan memasukkan melalui mata pelajaran PKn yang terdapat nilai – nilai Pancasila,
dimana nilai – nilai Pancasila tersebut jika dipahami, dihayati, dan diamalkan betul – betul
akan mampu membantu menurunkan angka korupsi,dan cara yang kedua yaitu, melalui
ekstrakurikuler. Dalam pelaksanaan nilai – nilai anti korupsi jangan hanya teori dikelas
seperti metode ceramah, tetapi juga dibutuhkan tindakan nyata atau praktek walaupun dalam
pelaksanaan nya banyak kendala, diantaranya keterbatasan pengetahuan para Guru SD karena
belum ada yang mengikuti sosialisasi pendidikan anti korupsi dari KPK tetapi setidaknya
dengan praktek sederhana yaitu tidak terlambat datang kesekolah, disiplin, taat pada
peraturan, membiasakan jujur dalam segala hal contohnya tidak menyontek saat ulangan,
sehingga siswa/i dapat meniru dan meneladankan nya dalam kehidupan sehari – hari. Apabila
seorang guru tidak memiliki cara khusus untuk menanamkan Pendidikan Anti Korupsi
kepada siswanya maka proses tersebut tidak akan bisa berjalan lancar. Karena itu, guru
sangat dituntut untuk memiliki keahlian, pengetahuan yang banyak mengenai pendidikan anti
korupsi, sehingga guru mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik.
Hamalik ( dalam Wibowo, 2013 : 126 ) bahwa guru akan mampu mengemban
dan melaksanakan tanggung jawabnya khususnya dalam internalisasi
pendidikan anti korupsi jika memiliki berbagai kompetensi yang relevan.
Termasuk guru harus mempunyai pengetahuan mengenai pendidikan anti
korupsi, guru harus menguasai cara belajar yang efektif, mampu mengajar
dikelas, mampu menjadi model bagi siswa, dll.
Lembaga pemberantasan korupsi ( KPK ) sebenarnya telah berupaya menyebarluasakan
nilai – nilai anti korupsi dalam dunia pendidikan dengan membuat komik dan modul bagi
siswa maupun bagi guru dari tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi, tetapi karena
165
minimnya informasi dan karena biaya cetak komik lumayan mahal sehingga komik dan
modul tersebut belum bisa digunakan sebagaimana mestinya untuk menyebarluaskan nilai –
nilai anti korupsi.Lebih baiknya dalam pengajaran pembelajaran antikorupsi di sekolah tidak
selalu terpaku pada pendidikan secara intelektual saja melainkan guru harus mampu sekreatif
mungkin untuk menciptakan pembelajaran-pembelajaran yang lebih efektif dan disukai oleh
siswa.
Nasution ( 1995 : 13 ), bahwa pendidikan yang diselenggarakan sekolah
berbeda dengan jalur pendidikan yang lain, pendidikan yang dikembangkan
oleh sekolah lebih dititikberatkan pada pendidikan intelektual, yakni mengisi
otak anak –anak dengan berbagai macam pengetahuan, termasuk pengetahuan
mengenai nilai – nilai anti korupsi. Melalui pengetahuan tersebut diharapkan
siswa dapat mengaplikasikan dalam keseharian sehingga menjadi terbiasa
untuk tidak bertindak korupsi.
Melalui Pembiasaan yang baik akan mendorong siswa siswi untuk melakukan tindakan
yang baik sesuai dengan yang telah diajarkan disekolah, pembiasaan yang baik tidak hanya
dilakukan di sekolah tetapi bisa dilakukan dilingkungan keluarga, masyarakat dan sekitarnya.
Karena anak – anak usia SD adalah peniru yang ulung, seorang anak belajar bertingkah yang
baik maupun buruk dengan meniru orang yang berada disekitanya. Oleh karena itu,
diharapkan keteladanan dan pembiasaan yang baik dari keluarga seperti, taat beribadan,
berlaku jujur dalam perkataan dan perbuatan, berperilaku sopan, saling menghormati,
menghargai, rendah hati, tidak sombong sangat perlu diterapkan sejak usia dini. Sekolah
tidak hanya berfungsi sebagai pengembang pendidikan intelektual tetapi juga sebagai
lingkungan yang berkembangnya pendidikan nilai. Selai itu, saat ini sudah banyak sekolah –
sekolah yang memberlakukan kantin kejujuran sebagai upaya menanamkan sikap jujur pada
anak didiknya. Penanaman nilai – nilai keseluruhan Pancasila yang meliputi nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan dijadikan landasan moril dalam seluruh
kehidupan berbangsa dan bernegara dan akan menjadi kekuatan moral besar dalam
pemberantasan korupsi. Perbuatan korupsi terjadi karena hilang nya kontrol dalam diri
seseorang untuk menahan diri melakukan kejahatan. Keinginan mendapatkan kekayaan dan
kedudukan secara cepat menjadikan nilai agama dikesampingkan.
E. Pengembangan Kantin Kejujuran Dalam Rangka Pendidikan Antikorupsi di
Sekolah Dasar
166
Upaya pencegahan yang dilakukan di berbagai lembaga pendidikan mulai dari tingkat
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas hingga Perguruan
Tinggi untuk mencegah terjadinya korupsi di kalangan pelajar memang sangatlah diperlukan
saat ini. Salah satu cara yang saat ini sedang dikembangkan di lembaga-lembaga pendidikan
tersebut adalah dengan digalakkannya program Pengembangan Kantin Kejujuran di tiap
sekolah. Kantin kejujuran tersebut sangat melatih siswa untuk lebih jujur sehingga siswa akan
terbiasa dengan hal tersebut.
Adanya kantin kejujuran tersebut memang sangatlah membantu para guru serta pihak
sekolah untuk menjauhkan peserta didiknya dari tindakan korupsi. Dari kantin kejujuran
tersebut, para peserta didik diajarkan untuk jujur, adil serta bertanggung jawab dengan apa
yang mereka lakukan. Mereka juga diajarkan untuk lebih tertib,disiplin serta mandiri. Kantin
kejujuran ini juga sebagai bekal mereka untuk kehidupan di masa yang akan datang. Setelah
mereka dewasa nanti mereka akan memiliki rasa tanggung jawab yang besar serta mereka
akan menjadi seorang calon pemimpin bangsa yang berwatak antikorupsi.
Kantin kejujuran merupakan salah satu strategi yang tepat agar siswa belajar dan berlatih
mengimplementasikan nilai-nilai antikorupsi seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab,
kedisiplinan, ketertiban serta kemandirian.
1) Kantin kejujuran dapat digunakan sebagai wadah bagi pendidikan kader calon
pemimpin bangsa yang berwatak antikorupsi. Dari sini siswa bisa belajar untuk
jujur. Misalnya dalam membeli makanan ringan, tanpa adanya ibu kantin yang
berjaga disana dan tanpa adanya perintah untuk membayar makanan ringan mereka,
mereka dengan sendirinya akan sadar apabila mereka memang berkewajiban untuk
membayar makanan yang mereka ambil itu.
2) Faktor pendukung pengembangan kantin kejujuran ini tidak hanya dilakukan oleh
siswa saja akan tetapi semua pihak sekolah mulai dari Kepala Sekolah, Guru serta
Staff yang ada disekolah harus juga saling mendukung program ini. Kepala sekolah
disini harus memfasilitasi peserta didiknya, Bapak dan Ibu guru juga harus selalu
mengajarkan pendidikan anti korupsi pada pelajaran PKn, tidak hanya itu, para guru
juga harus memiliki strategi khusus untuk mengajarkan materi pendidikan anti
korupsi ini agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan dan siswa
tidak enggan untuk menjauhi korupsi melalui kantin kejujuran yang ada di
sekolahnya. Para staff sekolah juga wajib memberi contoh yang baik kepada para
peserta didik yang ada di sekolah. Walaupun disini mereka berstatus sebagai bagian
pentig dari sekolah, pada saat masuk kantin kejujuran pun mereka harus
167
menunjukkan contoh yang baik kepada siswa. Tetapi kita sadar bahwa tidak semua
siswa bisa berbuat jujur,disiplin,mandiri dan bertanggung jawab. Hal ini yang
kemudian menjadi faktor penghambat pengembangan kantin kejujuran. Maka dari
itu, kerja sama dari berbagai pihak sangatlah diperlukan.
3) Bagi sekolah terbentuknya perilaku dan lingkungan yang jujur serta sebagai sarana
mengaplikasikan nilai-nilai kejujuran yang telah diajarkan di dalam kelas. Bagi
siswa dapat melatih sikap jujur, bertanggung jawab, mandiri, taat terhadap norma,
tata tertib dan ketentuan yang berlaku. Bagi orang tua dapat memberikan motivasi
dan pembinaan terhadap anak agar selalu berperilaku jujur dan bagi masyarakat
dapat mendidik generasi muda berperilaku jujur dan berakhlak mulia.
Saran dari kelompok kami :
1) Hendaknya sekolah yang bersangkutan juga menerapkan kurikulum antikorupsi dalam
pembelajaran dan dalam pengawasan kantin kejujuran dapat melibatkan siswa di
dalamnya melalui piket kantin kejujuran. Sekolah hendaknya tidak hanya
mengandalkan kantin kejujuran saja sebgai wadah untuk menjauhkan siswa dari
korupsi, akan tetapi seharusnya sekolah juga menerapkan kurikulum antikorupsi.
2) Selain memberikan pembelajaran berupa materi-materi tentang antikorupsi,
seharusnya guru juga harus bisa menciptakan sebuah permainan antikorupsi sekreatif
mungkin, Misalnya permainan Ular Tangga Antikorupsi (UTAK) yang didalam
permainan itu siswa akan diberikan penjelasan-penjelasan mengenai nilai-nilai
kejujuran.
3) Tidak hanya peran dari pihak sekolah saja yang sangat diperlukan disini, akan tetapi
peran dari Dinas Pendidikan Kota sekitar sudah semestinya juga ikut memberikan
fasilitas bagi sekolah-sekolah yang ingin melaksanakan praktik kantin kejujuran
tersebut. tanpa adanya kerjasama yang kuat maka program ini tidak akn berjalan
lancar.
F. Internalisasi Pendidikan Anti Korupsi melalui kantin kejujuran di SD
Dalam pengembangan kantin kejujuran tersebutdapat diterapkan di sekolah-sekolah
sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran kepada para peserta didik. Akan tetapi
masih ada tantangan yang harus dihadapi oleh pihak sekolah dalam pengembangan kantin
kejujuran ini, tantangan tersebut adalah bagaimana cara mengembangkan dan memelihara
kantin kejujuran tersebut dengan melestarikan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Memelihara
dan mengembangkan nilai-nilai tersebut tentu harus tercermin dalam keseluruhan proses
168
penyelenggaraan kantin kejujuran. Apabila dilakukan tidak secara menyuluruh maka tidak
akan berjalan dengan maksimal.
Dalam upaya Memberantas Korupsi memang harus dimuai sejak dini dari penanaman
sikap antikorupsi dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Salah satu
caranya yaitu dengan menggalakkan program “Kantin Kejujuran” di sekolah-sekolah. Cara
ini dianggap sangat baik dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran kepada para peserta didik
karena mereka akan praktik langsung untuk melatih kejujuran mereka agar nantinya ketika
mereka sudah dewasa mereka akan terbiasa berbuat jujur dimanapun mereka berada.
Kantin kejujuran ini adalah salah satu model atau strategi praktik pembelajaran
antikorupsi yang ada di lingkungan sekolah yang langsung dikelola oleh para peserta didik itu
sendiri. Di dalam kantin kejujuran ini nantinya peserta didik akan dihadapkan pada dua
pilihan,yaitu akan menerapkan kejujuran dari hati nuraninya atau tidak akan menerapkan
kejujurannya sama sekali.
Kantin kejujuran adalah sebuah model kantin yang dikelola oleh anak-anak
sekolah dengan modal jujur. Setiap anak sekolah berhak terlibat untuk menjadi
pengurus dan pengelola kantin kejujuran. Prinsip keterbukaan dan kejujuran
menjadi ciri utama dari para pengelolanya (Pikiran Rakyat, 2008:11).
Dengan adanya program kantin kejujuran ini maka semua pihak sekolah terutama guru
dan kepala sekolah sangat berharap agar kelak para peserta didiknya terhindar dari tindakan
korupsi yang sekarang sedang marak terjadi. Dalam implementasi kantin kejujuran tersebut
dalam dunia pendidikan, para peserta didik akan langsung diberikan kesempatan dalam
menentukan sikap apakah mereka akan berbuat jujur atau melakukan kecurangan.
Harus kita sadari juga sebagai calon guru bahwa moral generasi muda adalah merupakan
aset yang utama sebuah bangsa terutama Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sudah kewajiban
kita sebagai calon tenaga pendidik untuk membiasakan para peserta didik kita untuk hidup
jujur. Akan tetapi tidak hanya mengajarkan kepada peserta didik saja melainkan dari
kesadaran kita terlebih dahulu untuk berbuat jujur karena kita sebagai contoh teladan untuk
para peserta didik kita kelak.
169
BAB 16
MENGAJARKAN PRAKTIK BERPENDAPAT DI MUKA UMUM,
(PRAKTIK PENGHARGAAN HAM DI LINGKUNGAN SOSIAL)
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mengajarkan Praktik Berpendapat Di Muka Umum, (Praktik Penghargaan Ham Di
Lingkungan Sosial)
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa Dapat Memahami Tinjauan Umum Tentang Kebebasan Berpendapat
b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Tinjauan Umum Tentang HAM
170
c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Strategi Mengajarkan Praktik Berpendapat Di
Muka Umum
Terkadang banyak warga Indonesia mulai dari anak-anak sampai orang dewasa
beranggapan bahwa Pendidikan Kewarganegaraanitu dianggap tidak penting untuk dipelajari,
akan tetapi Pendidikan Kewarganegaraan itu kenyataannya sangat penting untuk negara
ataupun warga negaranya. Pendidikan Kewarganegaraan ini biasanya sudah mulai diajarkan
di Sekolah Dasar mulai dari kelas 3. Mengajarkan mengemukakan kemerdekaan berpendapat
di muka umum misalnya saja kita mengajarkan bagaimana berbicara kepada orang tua dan
guru di sekolah itu dengan bahasa yang baik, sopan dan tidak bisa memaksakan kehendak diri
sendiri untuk orang lain. Dan juga Hak Asasi Manusia itu juga sama pentingnya untuk negara
dan warga negaranya, maka dari itu Pendidikan Kewarganegaan harus diberikan
keistimewaan atau keutamaan yang sangat banyak di dalam Sekolah Dasar. Jadi semenjak
sudah di Sekolah Dasar atau Pendidikan Dasar telah dibekali jiwa-jiwa yang saling
menghargai hak-hak orang lain, berpendapat di muka umum yang baik dan tidak menyalahi
aturan yang ada di dalam Undang-Undang, serta menghormati sesama manusia. Maka dari itu
Indonesia tidak akan mustahil apabila menjadi suatu negara yang maju baik dalam
pembangunan maupun warga negaranya yang baik dan selalu mentaati Perundang-Undangan
yang sudah ada.
A. Tinjauan umum tentang kebebasan berpendapat di muka umum
Menurut Jhon Stuart Mill (1806 – 1873), untuk melindungi kebebasan
berpendapat sebagai hak dasar adalah
“Sangat Penting Untuk Mengemukakan Esensi Adanya Suatu Kebenaran”
Esensi ini merupakan hal yang pokok untuk menemukan suatu kebenaran. Mengapa
hal itu dikatakan sangat penting? Itu dikarenakan berpendapat dimuka umum itu tidak boleh
ada kebohongan, kita berani dalam mengemukakan pendapat kita, jadi kita juga berani
mempertanggung jawabkan apa yang sudah kita ucapkan bahwasanya berpendapat itu
haruslah jujur dan benar dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Dari sinilah guru sejak awal bisa
mengajarkan kepada anak Sekolah dasar betapa pentingnya suatu proses mencari kebenaran
171
dalam berpendapat. Jadi guru haruslah mengajarkan kepada muridnya tentang berpendapat
dengan jujur, karena jujur adalah proses menemukan suatu kebenaran.
Menurut pasal 4 UU No.9 Tahun. 1998 :
“Kemerdekaan menyampaikan pendapat dengan cara bebas dan
bertanggung jawab bisa dipandang dalam tujuan pengaturan tentang
kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum”
Menyampaikan pendapat dengan cara bebas dan bertanggung jawab, bebas berarti
mengeluarkan pendapat maupun perasaan yang bebas dari tekanan jasmani maupun rohani
atau yang sudah ada di dalam Undang-Undang , bertanggung jawab berarti apapun yang
sudah diucapkan saat kita bependapat itu dapat dipertanggung jawabkan agar warga
indonesia tidak seenaknya saja karena apabila pendapat dinyatakan melanggar aturan yang
terjadi adalah kita harus siap diberikan sanksi. Karena agar warga negara tidak seenaknya
saja menyampaikan pendapatnya, misalnya dengan bahasa yang tak sopan, berita bohong,
atau dengan memfitnah orang lain. Guru tersebut mengajarkan kepada muridnya tentang
bertanggung jawab tentang apa yang sudah di ucapkan agar tidak terjadi kesalahpahaman
yang menyebabkan terjadi permusuhan atau tersinggungnya seorang murid dengan sesama
teman sekelasnya. Di muka umumini adalah dihadapan masyarakat luas yang dapat terlihat
oleh semua orang.
Menurut pasal 5 UU No.5 Tahun 1998 :
“Warga negara yang mengemukakan gagasannya di depan umum memiliki
hak untuk mengeluarkan pikiran dengan cara bebas serta mendapatkan
perlindungan hukum.”
Mengemukakan gagasan disini adalah mengeluarkan ide-idenya di depan umum, akan
tetapi disisi pemerintah memberikan suatu kebebasan dalam berpendapat serta sebaiknya
tetap pada peraturan yang sudah berlaku. Kebebasan berpendapat di muka umum juga sudah
di lindungi oleh hukum seperti Undang-Undang, jadi dari kata bebas tersebut bukan berarti
menggunakan bahasa yang seenaknya sendiri atau dengan bahasa yang tak pantas dan
menyebabkan menyinggung perasaan orang lain akan tetapi bebas berarti memberikan
pendapat atau pandangan yang bebas dari ancaman mental, fisik dan sebagainya. Guru bisa
mengenalkan kepada murid tentang KOMNAS HAM sejak awal, lembaga tersebut adalah
salah satu yang melindungi HAM yang dimiliki oleh setiap warga negara.
Menurut pasal 28 UUD 1945 adalah jaminan mengemukakan pendapat di
muka umum, pasal itu berbunyi :
172
“Kemerdekaan berserikat serta berkumpul mengeluarkan pikiran dengan
lisan serta tulisan dsb ditetapkan dengan undang-undang.”
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul ini yang dimaksud adalah Indonesia
merupakan negara demokrasi yang memiliki banyak lembaga-lembaga, organisasi-organisasi,
partai-partai. Maka dari itu semua lembaga, organisasi, atau partai tersebut mempunyai tujuan
yang sama yaitu, untuk mewadahi seluruh pendapat masyarakat baik dalam tatanan negara
maupun sistem pemerintahannya yang dimiliki oleh negara. Untuk anak di Sekolah Dasar
kita bisa mengajarkan dengan cara membuat struktur kelas mulai dari ketua kelas, sekertaris,
bendahara, dan anggota-anggotanya. Dan juga bisa menggunakan diskusi di kelas, agar murid
tau bagaimana cara berpendapat itu yang benar. Di dalam masyarakat ada berbagai cara untuk
mengatakan pendapat kita di muka umum seperti melalui, media massa, pers, dan sebagainya.
Adapun yang lain, sudah dilindungi oleh aparatur pemerintahan agar mewujudkan kodisi
yang aman , tertib, serta damai seperti ketika guru melindungi muridnya dari gangguan baik
dalam fisik murid maupun psikisnya. Karena berpendapat merupakan cara manusia
berkomunikasi atau berinteraksi sosial secara demokratis.
B. Tinjauan umum tentang HAM
meriam Budiharjo menyatakan :
“HAM adalah hak yang dimiliki, diperoleh dan dibawa bersama dengan
kelahiran atau kehadirannya dalam kehidupan masyarakat. Dianggap bahwa
beberapa hak itu dimilikinya tanpa perbedaan baik atas dasar bangsa, ras,
jenis kelamin, dan karena itu bersifat asasi serta universal (Budiharjo,
1977:120)”
Disaat manusia sudah ada di dunia ini Hak Asasi Manusia sudah ikut bersamanya,
mulai dari agama mana yang dia ikuti, pasangan hidup mana yang dia pilih, sekolah mana
yang dia sukai, dan sebagainya. Itu sudah haknya untuk memilih tujuan hidupnya sendiri,
Hak Asasi Manusia tidak boleh ada paksaan dari pihak lain atau orang lain. Setiap manusia
pun memiliki hak-haknya masing-masing karena manusia juga memiliki sifat yang
individualis dan setiap manusia juga harus saling menghargai dan menghormati, tidak
mengganggu dan tidak mengancam hak orang lain. Di Sekolah Dasar kita bisa mengajarkan
173
kepada murid kita tentang HAM dan bagaimana melaksanakannya, kita bisa menjelaskan
dengan cara menghormati sesama teman, apabila ada ekstrakulikuler di sekolah itu tidak
boleh memilihkan apa yang teman kita akan pilih karena itu sudah haknya untuk memilih
ekstrakulikuler apa yang dia sukai, tidak boleh ada bullying atau diskiriminasi antar sesama
teman misalnya perbedaan suku yang berkulit hitam dan putih.
Dalam pasal 1 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia
menyatakan :
“Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang
wajib dihormati dan dijunjung tinggi, dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.”
Setiap manusia sejak lahir sudah dibekali hak-hak yang sudah melekat pada diri
masing-masing orang tersebut, dan kita sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa wajib
menghormati anugrah dari-Nya tersebut. Kita sebagai warga negara Indonesia harus
mematuhi hak-hak yang sudah ditetapkan, setiap hak akan dilindungi oleh negara hukum dan
pemerintah dan setiap orang karena dengan kita melindungi hak-hak yang ada di negara
Indonesia kita dapat menjunjung kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia. Oleh karena itu kita sebagai warga negara Indonesia kita harus menghormati hakhak yang ada di negara Indonesia. Di Sekolah Dasar dalam setiap kelas itu pasti ada yang
berbeda agama baik agama Islam, Katholik, Hindu, Budha maupun Kristen. Dari situlah kita
bisa mengajarkan kepada murid kita tentang menghargai sesama manusia walaupun setiap
manusia itu berbeda-beda agamanya.
Mantan presiden Amerika Serikat Harry S. Trumann maerumuskan 4
(empat) hak asasi manusia yang terpenting :
1. Hak untuk keamanan dan keselamatan seorang (the right to safety and scurity
person)
2. Hak untuk kewarganegaraan dan hak keistimewaan (the right of citizenship and
privileges)
3. Hak untuk bersuara dan berpendapat (the right to freedom of consciense and
expression)
4. Hak untuk mendapatkan persamaan kesempatan (the right to equality of
opportunity). (Ramly Hutabarat, 1985:141)
Maksud dari point pertama adalah
setiap warga negara di Indonesia itu sudah
dibekali oleh pemerintahan hak untuk mendapatkan perlindungan yang berupa keamanan dan
174
keselamatan. Keamanan, di Indonesia sudah di bentuk lembaga keamanan yang akan jelasjelas melindungi keamanan warganya, Keselamatan pun juga ada. Misalnya saja KOMNAS
HAM, itu adalah salah satu usaha pemerintahan kepada rakyatnya agar terjamin keamanan
serta keselamatan HAMnya. Guru dapat menjelaskan kepada muridnya bahwa di negara
Indonesia itu sudah dibekali hak untuk mendapatkan perlindungan yaitu berupa keamanan
dan keselamatan dan yang telah membekali itu semua adalaah pemerintah.
Point kedua, Hak kewarganegaraan juga bisa di dapatkan kepada setiap manusia yang
hidup di dunia ini. Seperti memilik menjadi warga negara apa yang dia inginkan, misalkan
kita menikah dengan warga negara asing dan pasangan kita menginginkan untuk kita ikut ke
negaranya, apabila itu juga jadi keinginan kita dan tidak ada paksaan juga dari pasangan kita
itu boleh-boleh saja karena setiap manusia
memiliki hak kewarganegaraannya. Guru dapat
membekali siswanya bahwa bila ada suatu pasangan tetapi berbeda negara yang satu berasal
dari negara asing dan yang satunya asli orang Indonesia jika memang salah satu dari
pasangan tersebut menginginkan untuk kita ikut ke negaranya dan apabila itu memang
keinginan dari pasangan tersebut dan tidak ada paksaan kita boleh saja ikut tinggal di negara
pasangan kita karena setiap manusia memiliki hak kewarganegaraan masing-masing.
Point ketiga. Hak bersuara ini maksudnya seperti ada suatu pemilu atau kepanjangan
dari pemilihan itu dan ada calon-calon yang dipilih, kita bisa memilih calon mana yang sesuai
dengan visi dan misi kita atau memilih yang tujuannya sama dengan kita. Itu adalah hak
bersuara karena hak bersuara ini adalah bebas tanpa paksaan. Hak berpendapat maksudnya
adalah manusia adalah makhluk yang sangat istimewa yang memiliki kemampuan berpikir
yang luar biasa, jadi soal berbeda pendapat itu sangatlah wajar karena manusia memiliki
haknya untuk berpendapat. Guru dapat mengenalkan kepada muridnya tentang hak bersuara
dan hak berpendapat agar mereka tahu setiap ada pemilihan pemilu CAPRES ataupun
WAPRES setiap orang mempunyai hak bersuara untuk memilih calon manakah yang sesuai
dengan visi dan misi kita dan mempunyai tujuan yang sama dengan kita sedangkan untuk hak
berpendapat setiap orang pasti mempunyai pendapat dan tujuan yang berbeda antara yang
satu dengan yang lainnya oleh karena itu diciptakanlah hak untuk berpendapat.
Point keempat, maksud dari pernyataan tersebut adalah setiap manusia pasti tidak mau
jika dia dibeda-bedakan dengan orang lain apalagi kalau sudah menyangkut tentang fisik,oleh
karena itu sebaiknya kita tidak membeda-bedakan antara orang yang satu dengan yang
lainnya yaitu dengan tidak membeda-bedakan ras,suku,wilayah,agama,jenis kulit dan lain
sebagainya misalnya ada seseorang yang satu berkulit putih dan yang satunya berkulit hitam
walaupun kulit mereka berdua itu berbeda tetapi sebiknya kita berlaku sama dengan kedua
175
orang tersebut tidak membeda-bedakan satu sama lain karena manusia juga mempunyai hak
untuk mendapatkan persamaan kesempatan. Kita sebagai guru SD dapat memeberitahu siswa
kita kalau sebaiknya jangan membeda-bedakan anatara teman yang satu dengan yang lainyya
walaupun bebbeda agama,suku,ras ataupun wilayah karena setiap manusia ingin
mendapatkan perlakuan yang sama tidak dibeda-bedakan.
J.C.T simorangkir mengatakan :
“ Meskipun tidak ada rumusan HAM yang sama namum bagi Indonesia
yang penting adalah perjuangan HAM itu sendiri, dimana revolusi
Indonesia tercetuskan karena bangsa Indonesia menyadari betul bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa maka oleh sebab
itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai denggan
peri kemanusiaan dan peri keadilan.”
Ini sudah tercantum dalan Undang-Undang Dasar 1945, yang dimaksudkan
kemerdekaan adalah hak untuk setiap manusia dan tidak boleh di beda-bedakan antar ras,
suku, kulit, dan sebagainya. Itu karena akan menimbulkan perpecahan negara, apalagi pada
zaman sekarang ada yang namanya “bullying”. Tetapi banyak yang sudah sadar dengan
perilaku itu adalah tidak baik.
Walaupun di Indonesia setiap hak asasi manusia tidak ada yang sama akan tetapi meskipun
hak asasi manusia tidak ada yang sama tetapi bagi Indonesia yang penting adalah perjuangan
hak asasi manusia itu sendiri,yang dimana revolusi Indonesia dicetuskan karena bangsa
Indonesia menyadari bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak dari segala bangsa
karena penjajahan diatas dunia harus segera dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan.
Andi, 1999 menyatakan :
“ Berkenaan dengan rumusan HAM yang berbeda-beda di mata pakar
tidaklah masalah,yang penting bagaimana setiap rezim pemerintahan yang
berkuasa tidak mewariskan persoalan HAM yang tidak terselesaikan kepada
generasi berikutnya.”
Berhubungan dengan rumusan HAM yang berbeda-beda di mata para ahli bukan
menjadi sebuah masalah,yang terpenting bagaimana di setiap pemerintahan yang berkuasa
tidak mewariskan persoalan hak asasi manusia yang tidak terselesaikan terhadap generasi
berikutnya. Pendapat para ahli tentang hak asasi manusia berbeda-beda tetapi meskipun
menurut pendapat para ahli bahwa hak asasi manusia itu berbeda-beda tetapi itu bukanlah
176
menjadi sebuah masalah yang paling terpenting yang terpenting adalah bagaimana
pemerintah yang berkuasa tidak mewariskan persoalan-persoalan tentang hak asasi
manusiayang masih belum dapat terselesaikan kepada generasi-generasi selanjutnya.
1.
2.
3.
4.
Pemikiran HAM terus berkembang dalam kerangka mencari temukan
rumusan HAM yang lebih sesuai dengan konteks ruang dan jamannya.
Secara garis besar perkembangan baru pemikiran HAM dibagi atas empat
generasi:
Generasi pertama, berpendapat bahwa pengertian HAM hanya berpusat pada
bidang politik, hukum dan pemikiran generasi ini fokus pada dua bidang tersebut.
Ini disebabnya oleh dampak perang dunia II,totalitarisme, dan adanya keinginan
dari negara-negara baru merdeka untuk menciptakan suatu tertib hukum yang baru
pula.
Generasi kedua, dimana pemikiran HAM dalam konteks ini tidak saja menuntut
hak yuridis dan politik tetapi juga bidang sosial, ekonomi dan budaya. Disini
terjadi perluasan cakupan konsep tentang hak asasi manusia.
Generasi ketiga,ini muncul sebagai reaksi terhadap pemikiran generasi kedua,
yang dikenal sebagai hak-hak melaksanakan pembangunan sekaligus menikmati
hasil pembangunan (the right of development). Ini merupakan suatu istilah yang
dicetuskan oleh international of commission of justice, disini pembangunan harus
diarahkan dan berpihak kepada kepentingan rakyat.
Generasi keempat, dimana generasi ini lahir mengkritik peran negara yang terlalu
dominan dalam proses pembangunan dibidang tertentu sehingga mengabaikan
kesejahteraan rakyat. Dari generasi keempat ini lahirlah (1983)yang dikenal
dengan istilah “declaration of basic Asia people and govement”. Generasi ini
melahirkan beberapa gagasan penting seperti pembangunan berdikari, perdamaian
anti nuklir dan anti perang, partisipasi rakyat, hak-hak budaya dan aktualisasi
keadilan sosial.
Maksut dari point pertama generasi pertama mengeluarkan pendapat yang
bahwasannya pengertian dari hak asasi manusia hanya dipusatkan pada bidang politik saja
melainkan fokus kedalam dua bidang dan semua ini disebabkan karena adanya perang dunia
II,totalitarisme,dan adanya suatu keinginan dari negara-negara yang baru saja merdeka untuk
menciptakan suatu tertib hukum yang baru pula. Jadi, generasi pertama tidak hanya
memusatkan pada bidang politik saja tetapi juga di fokuskan pada dua bidang sekaligus. Kita
dapat mengenalkan tugas dari generasi pertama,kedua,ketiga,dan keempat. Kita dapat
menjelaskan kepada siswa kita bahwa genrerasi pertama itu mengeluarkan pendapat tentang
pengertian dari hak asasi manusia hnya dipusatkan pada bidang politik saja melainkan fokus
kedalam dua bidang dan ini dapat terjadi diakibatkan karena adanya perang dunia II dan
totalitarisme.
Point kedua generasi kedua mengucapkan bahwa dimana pemikiran hak asasi manusia
dalam persoalan ini tidak hanya menuntut hak yuridis dan politik saja tetapi juga menuntut
177
dalam bidang sosial,ekonomi,dan budaya dan disinilah terjadi perluasan konsep tentang hak
asasi manusia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menurut generasi kedua segala pemikiran
tentang hak asasi manusia tidak hanya menuntut mempunyai hak yuridis dan politik saja
melainkan juga harus mempunyai hk dalam bidang sosial,ekonomi,dan budaya juga dan
disinilah dapat terjadi perluasan konsep hak asasi manusia. Kita dapat menjelaskan kepada
murid kita bahwa generasi kedua itu tidak hanya menuntut hak yuridis dan politik saja tetapi
juga menuntut dalam bidang sosial,ekonomi dan budaya.
Point ketiga generasi ketiga ini dijadikan sebagai reaksi terhadap pemikiran dari
generasi kedua yang dikenal sebagai hak-hak untuk melaksanakan pembangunan dan juga
menikmati hasil dari pembangunan tersebut ini merupakan sebuah istilah yang dikatakan oleh
international of commission of justice dan disinilah pembangunan harus diarahkan dan
berpihak kepada kepentingan rakyat.jadi generasi ketiga dapat muncul dikarenakan adanya
generasi kedua karena generasi ketiga dijadikan reaksi terhadap geberasi kedua,dan generasi
ketiga ini dapat dikenal dikarenakan dapat melaksanakan pembangunan dan dapat juga
menikmati hasil dari pembangunan tersebut. Guru dapat menjelaskan kepada muridnya
bahwa generasi ketiga itu sebagai reaksi terhadap pemikiran dari generasi kedua yang dapat
dikenal sebagai hak-hak untuk melaksanakan pembangunan dan juga menikmati hasil dari
pembangunan.
Point keempat generasi keempat dilahirkan untuk mengkritik peran suatu negara yang
terlalu menguasai dalam proses pembangunan hanya di dalam bidang tertentu karena hanya
menguasai dibidang tertentu saja sehingga mereka mengabaikan kesejahteraan rakyat. Dari
generasi keempat ini lahirlah sebuah organisasi yang dikenal dengan istilah “declaration of
basic duties of Asia people and Govement”. Dan generasi keempat ini juga melahirkan
beberapa gagasan-gagasan penting contohnya seperti pembangunan berdikari yang dimaksud
dari pembangunan berdikari adalah bekerjasama tidak dengan yang sederajat dan tidak saling
menguntungkan satu sama lainnya,perdamaian anti nuklir dan anti perang,partisipasi
rakyat,hak-hak budaya dan aktualisasi keadilan sosial. Jadi,generasi keempat ini dilahirkan
bertujuan untuk mengkritik peran suatu negara
yang terlalu menguasai proses
pembangunan.kita dapat menjelaskan kepada murid kita bahwa generasi keempat itu
dilahirkan untuk mengkritik peran suatu negara yang terlalu menguasai dalam proses
pembangunan hanya di dalam bidang tertentu saja.
Menurut pendapaty Jan Materson:
178
“HAM adalah hak-hak yang melekat pada setiap diri manusia,yang
tanpanya manusia manusia mustahil manusia hidup sebagai manusia.”
Setiap manusia sejak lahir pasti mereka sudah dibekali hak-hak masing-masing.
Manusia disebut sebagai makhluk sosial oleh karena itu manusia tidak dapat hidup tanpa
bantuan dari orang lain, sehingga setiap manusia dalam menjalani hidupnya pasti
membutuhkan bantuan dari orang lain tidak mungkin kita sebagai manusia yang disebut
sebagai makhluk sosial kita pasti akan membutuhkan bantuan dari orang lain walaupun kita
pernah berfikir kalau kita bisa hidup tanpa bantuan dari orang lain tapi nyatanya kita tidak bis
hidup tnpa bantuan dari orang lain, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial.
Guru dapat mengenalkan kepada muridnya apa arti yang sebenarnya dari HAM tersebut agar
anak-anak SD dapat mengetahui bah HAM itu sudah pasti melekat pada diri setiap manusia
yang tanpa HAM manusia tidak dapat hidup layaknya seperti manusia.
John Lock mengatakan:
“HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha
Pencipta
sebagasi hak yang kodrati.”
Setiap manusia pasti akan memiliki hak asasi manusia masing-masing dan hak asasi
manusia tersebut juga langsung diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang
sudah ditakdirkan untuk dirinya sendiri. Pasti setiap manusia memang sudah dibekali hak-hak
masing-masing. Dan yang membekali hak-hak tersebut adalah Tuhan Yang Maha Pencipta
yang diciptakan sebagai hak yang sudah ditakdirkan untuk masing-masing manusia. Kita
sebagai guru dapat mengajarkan kepada murid kita bahwa yang dimaksud dengan HAM itu
adalah hak-hak yang sudah diberikan kepada setiap manusia yang diberikan secara langsung
oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai hak yang kodrati maksudnya adalah hak yang sudah
ditakdirkan untuk dirinya sendiri. Jadi murid kita akan mengenal tentang apa itu HAM dan
apa pengertian dari HAM tersebut.
C. Bagaimana mengajarkan praktik di muka umum
Pada pasal 28E ayat (3), yang berbunyi :
“Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
menyampaikan pendapat”.
179
Warga negara Indonesia harus sadar bahwasanya mereka semua adalah anggota atau
pelaku musyawarah yang mempunyai hak-hak kemerdekaan utuh untuk berpendapat,
mempunyai sikap yang rendah hati atau tidak sombong kepada sesama manusia, tidak
memaksakan kehendak kita kepada orang lain, selalu mengutamakan kesejahteraan negara
Indonesia agar menjadi negara yang maju, apabila telah diberi amanah oleh orang lain
sebaiknya dilaksanakan dengan sangat bertanggung jawab. Kita dapat mengajarkan kepada
anak SD bahwa setiap manusia merupakan anggota musyawarah yang mempunyai hak
masing-masing untuk berpendapat,mempunyai sifat yang rendah hati,dan tidak sombong
kepada semua manusia, tidak memaksakan kehendak dari orang lain.
Menurut Prof. Notonagoro :
“Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya
diterima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh
pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
olehnya”
Ini menjelaskan bahwa Negara Indonesia sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia
yang sangat di bebaskan karena sudah melekat secara kodrati atau semenjak lahir dan tidak
dapat berpisah dari dirinyabdan harus dilindungi serta dengan penuh pengormatan. Seorang
guru harus mempunyai satu kewajiban untuk mendidik tentang adanya HAM yang berlaku di
Indonesia, mengajarkan HAM juga harus dilihat yang sesuai dengan tingkat usia atau
pertumbuhannya anak SD sehingga akan sangat mudah dicerna oleh mereka. Misalnya anak
SD tersebut diajak oleh gurunya untuk membersihkan lingkungan sekolahnya atau dengan
permainan yang mennggunakan alat bantu ataupu tidak, hal tersebut bisa dipergunakan untuk
mengajarkan anak SD tentang HAM karena akan lebih menghargai orang lain atau
lingkungannya dan menghargai aturan-aturan seperti larangan membuang sampah pada
tempatnya. Karena seorang murid bisa dikatakan sebagai subyek dan guru perannya hanya
sebagai fasilitator
180
181
BAB 17
MERANCANG MODEL PEMBELAJARAN PKN BERBASIS PORTOFOLIO
DI SD/MI DAN ALAT EVALUASINYA
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Merancang Model Pembelajaran PKn
berbasis Portofolio di SD/MI dan Alat Evaluasinya
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa Dapat Memahami Pengertian Model Pembelajaran
b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Pengertian Portofolio
c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio
d. Mahasiswa Dapat Menganalisis Metode – Metode Pembelajaran PKn Berbasis
Portofolio
e. Mahasiswa Dapat Mengevaluasi Alat Evaluasi Pembelajaran PKn Berbasis
Portofolio
f. Mahasiswa Dapat Menganalisis Teknik Penugasan PKn Berbasis Portofolio
Pendidikan tidak selamanya hanya mengandalkan pada kegiatan mentransfer
ilmu pengetahuan dan pemahaman (transfer of knowledge) saja dari pengajar kepada
peserta didik, namun juga berupaya menciptakan manusia yang terdidik, terlatih dan
mampu menerapkan ilmu yang telah dipelajari agar mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi baru sebagai wujud dari hasil rekayasa dari apa yang
pernah didapat sehingga mereka dapat mengoptimalkan kemampuan diri mereka
182
masing-masing. Sedangkan transfer of value adalah kegiatanmentransfer nilai-nilai
moral dan kebaikan. Sehingga pengajar tidak hanya mencetak peserta didik yang
pandai saja melainkan juga mencetak peserta didik yang bermoral. Dimana guru harus
mengajarkan terhadap peserta didik nilai-nilai moral seperti saling tolong menolong,
rendah hati, tidak berbohong, tidak mencuri dan tidak menyakiti orang lain.
Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi peserta didik secara
optimal maka dibutuhkan suatu strategi yang sistematis dan terarah.Tetapi, hingga
saat ini pengelolaan strategi pendidikan masih kurang memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk mengembangkan berbagai macam kemampuan atau kecerdasan
seperti
kemampuan
intelektual,
kemampuan
emosional
dan
kemampuan
spiritual.Sehingga membuat peserta didik kurang untuk berfikir secara aktif, kreatif
dan inovatif.
A. Pengertian Model Pembelajaran
Setiap peserta didik memiliki suatu potensi atau pengetahuan, sikap,
kemampuan dan keterampilan yang berbeda-beda.Maka dari itu, dibutuhkan suatu
model-model pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta
didik dan menumbuhkan kreatifitas peserta didik.Agar kemampuan yang ada di dalam
peserta didik bisa berkembang secara optimal.Sehingga model pembelajaran sangat
dibutuhkan di dalam kegiatan belajar mengajar. Sampai saat ini, banyak model-model
pembelajaran yang harus dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas dan
efisiensi dalam proses belajar mengajar.Model pembelajaran dapat digunakan untuk
menjelaskan
suatu
proses,
mengkaji
atau
menganalisis,
menggambarkan
pembelajaransuatu situasi dan bersifat memprediksi sesuatu keputusan yang diambil.
Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang
dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran dan membimbing
pembelajaran dikelas atau yang lain (Joyce dan Weil, 1980:1)
Maksud pengertian diatas adalah seorang pengajar sebelum memberikan suatu
ilmu kepada peserta didik diharuskan untuk menyusun suatu rencanamodel
pembelajaran.Model
pembelajaran
dijadikan
sebagai
pedoman
untuk
suatu
183
perencanaan yang digunakan pembelajaran dikelas ataupun pembelajaran tutorial.
Bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan teori.Kemudian guru harus
merancang bahan-bahan pembelajaran terlebih dahulu yang sesuai dengan mata
pelajaran yang digunakan untuk membimbing peserta didik yang sesuai dengan
kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang).Misalnya buku, film, komputer
dsb.Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan artinya para guru boleh memilih
model
pembelajaran
yang
sesuai
dan
efisien
untuk
mencapai
tujuan
pendidikannya.Tetapi model pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di
SD masih terkesan sangat kaku, kurang fleksibel, kurang demokratis dan guru
cenderung lebih dominan atau one way method.Jadi guru harus menguasai berbagai
keterampilan dalam mengajar agar tercapai suatu tujuanpembelajaran yang terkesan
tidak membosankan.Model pembelajaran aktif sangat menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan anak seperti pengembangan afeksi, kognisi dan
psikomotorik yang didasarkan pada kebutuhan belajar peserta didik.
B. Pengertian Portofolio
Salah satu cara untuk mengukur kemampuan atau kompentensi seseorang dari
hasil belajar yaitu dengan cara merancang model pembelajaran berbasis portofolio.
Melalui pembelajaran portofolio ini, siswa akan dapat mengetahui seberapa besar
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil
belajar.Portofolio berasal dari bahasa Inggris “Portfolio” yang artinya dokumen atau
surat-surat.
Winter menyatakan bahwa portofolio merupakan suatu
rangkaian kerja untuk membahas atau mengkaji suatu
permasalahan yang harus berisikan deskripsi tentang
pengalaman
yang dapat
menghasilkan
pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan seseorang yang dibuat secara
tertulis (Winter,1989).
Maksud dari pengertian diatas adalah kumpulan dokumen atau surat-surat
yang berisikan tentang pengalaman atau hasil kerja peserta didik yang dapat
menghasilkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dibuat oleh peserta
didiksecara tertulis untuk mengkaji atau membahas suatu permasalahan dan peserta
didik harus bisa mendeskripsikan atau menceritakan permasalahan topik atau tugas
184
tersebut. Portofolio yang baik berisikan sejumlah pengalaman belajar yang
diformulasikan kedalam suatu bentuk penyajian tentang topik tertentu yang disertai
dokumentasi atau kumpulan sumber bacaan.
C. Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio
Guru PKn di SD mengajar lebih banyak mengejar target yang berhubungan pada
nilai ujian akhir, kemudian menggunakan model konvensional yang sangat monoton,
serta aktivitas guru lebih dominan daripada siswa, akibatnya guru sering sekali
megabaikan proses pembinaan tatanan nilai, sikap dan tindakan sehingga mata
pelajaran PKn tidak dianggap sebagai mata pelajaran pembinaan warga Negara yang
menekankan pada kesadaran akan hak dan kewajban melainkan lebih cenderung
menjadi mata pelajaran yang sangat membosankan bagi peserta didik.
Untuk menghadapi permasalahan diatas, maka di butuhkan suatu model
pembelajaran yang efektif dan efisien sebagai alternatif, yaitu merancang model
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berbasis portofolio (Portfolio Based
Learning), yang diharapkan mampu melibatkan semua peserta didik dalam
keseluruhan proses pembelajaran yang dapat melibatkan seluruh aspek seperti
kognitif, afektif dan psikomotorik peserta didik serta secara fisik dan mental dalam
pembelajaran sehingga siswa memiliki suatu kebebasan berfikir, berpendapat, aktif,
dan kreatif.
Portofolio dalam pembelajaran PKn merupakan kumpulan informasi tentang
suatu rencana kelas yang saling berkaitan dengan isu kebijakan-kebijakan publik yang
harus dikaji oleh mereka secara kelompok atau seluruh siswa didalam kelas yang
harus tersunsun dengan baik.Dalam model pembelajaran berbasis portofolio peserta
didik dituntut untuk berpikir cerdas, kreatif, partisipatif dan sikap bertanggung
jawab.Dengan demikian, peserta didik memiliki ketangguhan, kemandirian, dan jati
diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan pelatihan yang dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan.
D. Metode-metode Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio
Dalam pembelajaran PKn berbasis portofolio terdapat berbagai macam model atau
metode-metode pembelajaran, diantaranya adalah :
185
1. Metode Inkuiri
Menurut Sumantri dan Johar Permana bahwa metode inkuiri
adalah cara penyajian pelajaran dengan memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk menemukan suatu informasi tanpa
bantuan guru (Sumantri dan Johar Permana, 2000 : 142)
Maksud pengertian diatas adalah peserta didik diberi kesempatan oleh guru
untuk mencari berbagai informasi yang sesuai dengan topik pelajaran PKn dari
berbagai macam sumber. Guru disini hanya berperan memberikan suatu arahan
kepada peserta didik tentang pelajaran PKn yang harus dibahas. Metode ini juga
memungkinkan para peserta didik menemukan sendiri berbagai macam informasi
tentang materi PKn yang diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.Metode inkuiri
dapat membentuk mental peserta didik karena peserta didik dapat menemukan suatu
konsep belajar yang berdasarkan dengan arahan atau informasi dari guru.Metode
inkuiri digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir, pengetahuan, sikap
dan nilai pada peserta didik.
Metode inkuiri sangat layak digunakan dalam proses belajar mengajar
dibandingkan dengan metode klasikal atau tradisional yang bisa membuat peserta
didik bosan atau malas dalam belajar. Penerapan metode inkuiri adalah dengan cara
memberikan suatu pertanyaan atau pernyataan kepada peserta didik. Kemudian
peserta didik menjawab pertanyaan atau pernyataan tersebut yang disertai dengan
bukti dari berbagai sumber bahwa apa yang mereka jawab itu benar. Bukti tersebut
bisa dicari di buku, koran, majalah, internet dsb. Bukti-bukti yang diberikan peserta
didik tersebut dapat dijadikan suatu portofolio yang berisi dokumen berupa data yang
diperoleh siswa dari berbagai sumber.
Misalnya didalam pelajaran PKn kelas 5, terdapat beberapa BAB salah satunya
yaitu BAB tentang Menjaga Keutuhan Negara Republik Indonesia.Disini guru hanya
memberikan araha atau penjelasan sedikit tentang pentingnya menjaga keutuhan
negara kesatuan republik Indonesia (NKRI). Setelah itu siswa diberi kesempatan
untuk mencari sendiri yang sesuai dengan bab tersebut dan masih dalam pengawasan
guru. Siswa bisa mencari materi tersebut melalui internet atau buku yang ada
diperpustakaan.Kemudian siswa harus memahami materi tersebut.Setelah itu siswa
186
diminta untuk menerangkan atau mendeskripsikan materi tentang pentingnya menjaga
keutuhan NKRI dari sumber yang dia dapat.Setelah itu, guru meminta siswa untuk
memberika contoh perilaku dalam menjaga keutuhan NKRI.Seperti siswa harus
mentaati peraturan baik disekolah ataupun dirumah, melaksanakan kegiatan upacara
bendera setiap hari senin atau hari-hari nasional.
2. Metode E- learning(Electronic Learning)
Metode E-learning merupakan metode pembelajaran yang menggunakan alat
elektronik seperti komputer, handphone yang kemudian disambungkan melalui
internet. Di dalam metode ini siswa akan berupaya untuk memperoleh bahan-bahan
belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Secara efektif dan efisien siswa akan
mencari berbagai macam informasi tentang pelajaran PKn yang diperlukan dari
berbagai sumber informasi di internet. Penerapan metode ini yaitu dengan cara guru
memberikan tugas kepada peserta didik untuk mencari informasi yang sesuai
dengan topik atau yang sesuai dengan kompetensi dasar yang sedang dipelajari.
Metode ini bisa dibentuk dalam suatu kelompok atau individu. Kemudian hasil
pencarian informasi tersebut dikumpulakan atau dipertanggungjawabkan kepada
guru yang akan dijadikan portofolio. Contohnya siswa ditugaskan untuk mencari
lambang bangsa indonesia beserta semboyan dan disertai penjelasan.
3. Metode VCT (Value Clarivication Technique)
Metode VCT (Value Clarivication Technique ) merupakan teknik atau cara untuk
mengungkapkan suatu nilai. Yang dimaksud nilai disini adalah nilai-nilai yang
terdapat dalam suatu pokok bahasan, cerita, lagu atau nyanyian, peristiwa atau
kejadian, perilaku dsb. Model ini diterapkan oleh guru dengan cara guru
memberikan sebuah cerita, peristiwa atau kejadian yang kemudian peserta didik
membaca dengan seksama. Kemudian peserta didik harus bisa menganalisa dari
apa yang dibaca tersebut. Setelah itu siswa diminta untuk menyebutkan nilai-nilai
apa saja yang terdapat di dalam cerita tersebut.
Misalnya
guru
menceritakan
tentang
Sejarah
Perjuangan
Bangsa
Indonesia.Siswa harus bisa mendengarkan dengan cermat dan seksama. Kemudian
siswa harus bisa menganalisa apa saja nilai-nilai yang terdapat di dalam cerita
tersebut. Guru menceritakan harus dengan nada dan irama yang bagus. Guru
bercerita juga harus dengan gambar-gambar yang menarik agar siswa mudah
187
memahami materi tersebut atau topik yang diceritakan.Kemudian siswa
harusmenganalisisapa saja nilai-nilai yang terdapat dariceritatersebut.Contoh lain
yaitu guru mengajak peserta didik untuk menyanyikan lagu 17 agustus 1945 secara
bersama-sama. Kemudian siswa harus bisa memahami apa saja nilai-nilai yang
terkadung di dalam lagu tersebut. Seperti nilai kemerdekaan bangsa Indonesia.
Metode pembelajaran PKn berbasis portofolio juga terdapat beberapa
langkah-langkah yang dapat membantu pengajar untuk menjelaskan materi yang
akan diberikan kepada peserta didik dan peserta didik dapat memahami dan
mengerti isi dari tugas yang diberikan oleh pengajar dengan menggunakan metode
pembelajaran portofolio.Dalam pembelajaran PKn berbasis portofolio, satu kelas
akan dibagi ke dalam empat kelompok. Setiap kelompok bertanggung jawab untuk
membuat satu bagian portofolio kelas. Tugas-tugas tersebut berkaitan dengan mata
pelajaran PKn, setiap kelompok portofolio adalah sebagai berikut:
a. Kelompok portofolio satu: menjelaskan materi
Kelompok ini bertanggungjawab menjelaskan materi tentang keputusan
bersama.Selain itu juga harus menjelaskan beberapa hal yang meliputi alasan
mengapa yang disajikan adalah materi tentang keputusan bersama yang harus
dipahami dan mengapa seseorang atau suatu kelompok jika dalam mengambil
keputusan bersama harus dengan cara bermusyawarah mufakat.
b. Kelompok portofolio dua: menilai kebijakan alternatif yang disarankan untuk
memecahkan masalah
Kelompok ini bertanggungjawab pengertian keputusan bersama dan atau
menjelaskan kebijakan-kebijakan alternatif yang dibuat untuk melaksanakan
dan mematuhi hasil keputusan bersama.
c. Kelompok portofolio tiga: menerapkan keputusan bersama
Kelompok ini bertanggungjawab untuk mengembangkan dan menerapkan tata
laksana tentang keputusan bersama.
d. Kelompok portofolio empat: membuat rencana tindakan
Kelompok
ini
bertanggungjawab
membuat
rencana
tindakan
yang
menunjukkan bagaimana cara seseorang atau suatu kelompok dalam
bermusyawarah agar menghasilan keputusan bersama.
Alasan digunakannya portofolio adalah karena portofolio dianggap sebagai suatu
“authentic assessment ” atau “ performance assessment ” dalam proses pendidikan.
188
Yang dimaksud authentic assessment adalah teknik evaluasi belajar yang sengaja
dirancang agar penilaian yang diberikan kepada peserta didik dijamin keasliannya,
kejujuran dan hasilnya dapat dipercaya. Sedangkan performance assessment merupakan
tuntutan perkembangan zaman, dimana pengukuran performance dihubungkan dengan
pengawasan terhadap penguasaan peserta didik terhadap kurikulum inti.
E. Alat Evaluasi Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio
Di dalam model pembelajaran PKn berbasis portofolio juga dibutuhkan suatu
alat evaluasi. Evaluasi hakikatnya adalah penilaian program, proses dan hasil pendidikan.
Evaluasi itu puncak dari proses belajar, menjadi titik kulminasi dari proses kegiatan
keseluruhan. Evaluasi yang merupakan kulminasi adalah penilaian keberhasilan dari
seluruh rangkaian proses kegiatan belajar mengajar. Pengertian evaluasi sebagai suatu
penilaian secara umum merupakan kegiatan yang sifatnya kualitatif. Sedangkan evaluasi
sebagai suatu kegiatan pengukuran untuk mengetahui keberhasilan merupakan secara
kuantitatif.Dalam kegiatan pengukuran, evaluasi itu sifatnya lebih eksak dengan
menerapkan secara kuantitatif yang ditentukan angka-angkanya.Jadi untuk menentukan
batas
kelulusan,
peringkat
dan
besarnya
angka
yang
dicapai
oleh
peserta
didik.Pengukuran inilah yang berlaku. Sedangkan untuk kualitatif dengan cara menilai
baik, sedang, kurang dan buruk atau jelek dari evaluasi yang ditetapkan. Namun, secara
keseluruhan yang menentukan tingkat kualitatif yaitu dengan cara pengukuran dengan
evaluasi yang digabungkan. Peringkat baik, sedang, jelek atau buruk itu ditentukan
dengan angka hasil pengukuran atau kuantitatif.
Evaluasi yang kita lakukan dalam proses pembelajaran PKn , memiliki beberapa
fungsi yang bermakna, baik bagi guru maupun bagi peserta didik yang sedang menjalani
proses pembelajaran. Bagi guru, evaluasi itu berfungsi mengungkapkan kelemahan proses
kegiatan mengajar yang meliputi bobot materi yang disajikan, metode yang diterapkan,
media yang digunakan dan strategi yang dilaksanakan. Hasil evaluasi dapat dijadikan
dasar memperbaiki kelemahan proses kegiatan mengajar sebelumnya. Sedangkan dipihak
peserta didik, evaluasi ini berfungsi mengungkapkan penguasaan materi pembelajaran
oleh mereka, dan juga untuk mengungkapkan kemajuannya secara individual atau
kelompok dalam mempelajari PKn.
Evaluasi, khususnya evaluasi pembelajaran PKn sebagai kegiatan puncak pada
proses belajar mengajar, berpihak pada suatu tujuan. Oleh karena itu, tujuan utamanya
diarahkan pada tugas kerja guru dan kepntingan peserta didik. Bagi tugas guru PKn,
189
tujuan evaluasi ini untuk mendapatkan umpan balik hasil evalusi yang berharga bagi
perbaikan tugas itu selanjutnya. Dari hasil evalusi tadi, dapat dianalisis faktor-faktor
penunjang dan penghambat proses belajar mengajar yang dapat dijadikan landasan
perbaikan tugas kerja guru PKn tersebut. Dari sudut peserta didik, tujuan evalusi ini
adalah untuk mendorong mereka belajar PKn sebaik-baiknya agar mencapai makna
sebesar-besarnya dari apa yang mereka pelajari. Bagi perserta didik yang hasil
evalusianya lemah, menjadi masukan bagi guru dalam menyusus program bimbingan
individual untuk mereka dalam meningkatkan keberhasilan belajar PKn. Pada akhirnya,
evaluasi ini juga merupakan laporan kepada masyarakat (orang tua) tentang hasil belajar
para peserta didik.
Evaluasi pembelajaran PKn yang memenuhi syarat mencapai tujuan yang sebaikbaiknya, harus berlandasan asas evaluasi yang meliputi (1) asas komprehensif atau asas
keseluruhan, (2) asas kontinuitas atau asas kesinambungan, dan (3) asas objektif. Asas
komprehensif pada evaluasi pembelajaran PKn, menentukan bahwa syarat evaluasi itu
harus meliputi kesuluruhan peserta didik yang dievalusi, meliputi penguasaan materi
(pengetahuan), kecakapan (kecerdasan) keterampilan, kesadaran, dan sikap mentalnya.
Jika berpegang pada taksonomi bloom, evalusi itu meliputi aspek-aspek kognitif, afektif
dan psikomotor. Asas kontinuitas pada evaluasi pembelajaran PKn mempersyaratkan
bahwa evalusi itu wajib dilakukan secara berkesinambungan mulai dari sebelum (pra)
proses mengajar-membelajarkan PKn itu dilaksanakan, selama proses itu berjalan atau
ditengah-tengah (mid) proses langsung dan setelah (pasca) proses tersebut berakhir.
Pengajuan pertanyaan atau lontaran masalah oleh anda selaku guru PKn itu terus
dilakukan sebagai upaya pengecekan keberhasilan proses. Sedangkan asas objektif pada
evaluasi pembelajaran PKn mensyaratkan bahwa evaluasi itu menilai dan mengukur apa
adanya. anda sekalu guru PKn wajib memperlakukan bahwa tiap peserta didik memiliki
peluang dan kesempatan yang sama untuk dievaluasi, kecenderungan sikap subjektif dari
anda selaku guru, harus disingkirkan. Dengan demikian, evalusi yang baik dan
memenuhi syarat, wajib dirancang sebaik-baiknya sesuai dengan asas-asasnya.
Evaluasi pembelajaran PKn secara menyeluruh, meliputi bentuk-bentuk tes dan nontes.
Kedalambentuk tes, termasuk tes objektif, tes esai (uraian), dan tes lisan. Sedangkan
kedalam nontes, meliputi tugas dan penampilan. Dalam pelaksaan evaluasi pembelajaran
PKn ini tentu saja anda menentukan bentuk mana yang paling serasi dengan tingkat
kemampuan dan perkembangan kemampuan peserta didik yang dievaluasi.Namun yang
paling penting, fungsi, tujuan dan asas evaluasi tetap menjadi landasan.Untuk
190
mendapatkan citra dimana dan kapan evaluasi itu dilakukan, anda perhatikan bagan
berikut ini.
Pra Pembelajaran
Kemampuan
peserta didik.
awal
Proses
Pembelajaran
Pasca
Pembelajaran
Perkembangan
kemampuan peserta
didik selama
pembelajaran PKn
Perubahan perilaku/
kemampuan peserta
didik setelah
pembelajaran PKn
berakhir
Evaluasi
Evaluasi sebelum pembelajaran dimulai untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didik itu bagaimana.Dengan mengetahui kemapuan awal ini, anda selaku guru
PKn dapat membandingkan kemampuan sebelum pembelajaran dengan kemampuan
setelah pembelajaran itu berakhir.Dengan demikian, anda dapat mengetahui
perubahan perilaku dan kemampuan sebagai hasil pembelajaran PKn.
Evaluasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung, terutama bukan untuk
menilai kemampuan, melainkan untuk mencek apakah proses pembelajran yang
sedang berlangsung itu dapat diserap ata tidak oleh peserta didik. Pada kesempatan ini
sekaligus anda dapat memperbaiki tugas kerja anda selaku guru PKn, jika prosesitu
tidak memenuhi sasaran.
Evaluasi pada tahap pasca pembelajaran, adalah evaluasi sesuai dengan fungsi dan
tujuan yang mengungkapkan keberhasilan pembelajaran PKn, baik dari pihak
pemenuhan tugas anda selaku guru PKn maupun dari pihak peserta didik yang
menjadi subjek utama dalam pembelajaran PKn. Melalui pelaksaan evaluasi sebagai
titik kulminasi, segala macam yang berkaitan dengan PKn sebagai proses
pendidikan.Alat evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan dan pemahaman
peserta didik.
191
Menurut Gagne dan Briggs berpendapat bahwa kriteria pokok
yang menandai perolehan kemampuan adalah apabila peserta
didik dapat menemukan sendiri generalisasi atau antitesa dari
apa yang dipelajari sehigga menjadi suatu bentuk kemampua
baru (Gagne dan Briggs : 1985).
Maksud dari pengertian di atas adalah kriteria pokok peserta didik dilihat dari
kemampuan peserta didik setelah dapat menyimpulkan atau menalarkan suatu
pelajaran yang di dapat dari pengajar dan kesimpulan tersebut mejadi suatu
kemampuan baru pada diri peserta didik.Dimana peserta didik harus bisa menyatukan
berbagai pendapat yang bertentangan.Alat evaluasi membutuhkan suatu tes yang
benar-benar konsisten.
Menurut Arikunto Alat evaluasi yang harus dikembangkan
berupa tes acuan patokan yang disusun berdasarkan TPK
sehingga tes tersebut benar-benar konsisten denga perilaku yang
seharusnya diukur (Arikunto : 1987).
Alat evaluasi berupa suatu tes acuan yang sesuai dengan TPK (Tujuan Pembelajaran
Khusus).Tes yang dapat mengukur tingkat pencapaian peserta didik terhadap perilaku
yang terdapat dalam tujuan pembelajaran khusus.Tes juga harus dilengkapi denga
petunjuk mengerjakan tes, lembar jawaban serta kunci jawaban untuk menjamin
objektivitas penilaian demi kepentingan mengajar. Sebaiknya sebelum menggunakan
soal-soal tersebut akan dianalisis terlebih dahulu melalui penentuan daya
pembeda(discriminating power) dan taraf kesukaran(difficully index). Setelah itu akan
dihitung derajat validitas realibilitas tes demi menjamin adanya tes memadai untuk
digunakan. Sedangkan penggunaan alat evaluasi berupa non tes disusun berdasarkan
kemampuan dan keterampilan yang diharapkan akan dimiliki oleh peserta didik pada
saat pelaksanaan tugas. Alat ealuasi berupa non tes terdiri dari lembar penilaian
diskusi, lembar monitoring dan angket.Dalam memberikan suatu tugas kepada peserta
didik dibutuhkan suatu teknik – teknik penugasan untuk penyusunan portofolio.
Melalui penyusunan berkas portofolio telah mengajarkan kepada peserta didik untuk
dapat merefleksikan dan bertanggung jawab terhadap kemajuan belajar peserta didik,
menilai hasil belajar mereka sendiri dan juga mengatur cara belajar mereka sendiri.
Hasil akhir berkas portofolio sangatlah cocok digunakan sebagai tugas akhir dari
suatu program pembelajaran.Berkas pengkajian portofolio berisikan sejumlah
pengalaman belajar yang ditransformasikan ke dalam suatu bentuk penyajian tentang
192
topik tertentu yang disertai dengan dokumentasi atau kumpulan sumber rujukan yang
berupa klipping.
Herman Gearhart dan Aschbacher menyatakan bahwa
portofolio termasuk belajar dengan mengalami secara langsung
(learning by experience),(Herman Gearhart dan Aschbacher
1995).
Dimana seseorang belajar secara langsung berhubungan dengan kenyataan yang
sebenarnya. Berbeda dengan belajar dimana peserta didik hanya membaca, menulis
tentang realita, mendengar atau berbicara tetapi tidak pernah berhubungan secara
langsung dengan apa yang dibahas atau dibicarakan dalam proses belajarnya. Pada
belajar dengan mengalami “learning by experience”, belajar bukan hanya melakukan
observasi tentang gejala atau fenomena, tetapi juga berbuat sesuatu tentang apa yang
diamatinya tersebut ataupun menerapkan teori yang dipelajari untuk memperoleh
hasil yang benar.
F. Teknik Penugasan PKn Berbasis Portofolio
Teknik penugasan portofolio bagi pengajar dan peserta didik
dapat mendukung kemahiran para pengajar dan mendorong
mereka untuk mempertimbangkan secara mendalam berbagai
upaya agar peserta didiknya dapat maju dan berhasil sesuai
dengan tujuan yang diharapkan (Gearhart, Herman, Baker dan
Whittaker).
Maksudnya, para pengajar tidak hanya mahir dalam pembelajaran secara
konvensional melainkan juga dengan teknik pembelajaran secara portofolio. Dengan
melaui teknik penugasan portofolio peserta didik dapat merefleksikan dan
bertanggung jawab pada kemajuan belajar, penilaian terhadap hasil belajar dan cara
belajar mereka sendiri. Portofolio dapat memberikan bukti yang dapat dipercaya oleh
orang tua dan lingkungannya terhadap prestasi belajar peserta didik.Penugasan
portofolio diberikan kepada peserta didik sebagai tugas akhir dari suatu program
pendidikan.
Slameto menuliskan bahwa pemberian tugas dan resitasi adalah
cara penyampaian bahan pelajaran dengan memberikan tugas
kepada peserta didik untuk dikerjakan di luar jadwal sekolah
dalam
rentangan
waktu
dan
hasilnya
harus
dipertanggungjawabkan (dilaporkan) kepada guru. (Slameto,
1991).
193
Teknik penugasan adalah suatu penyampaian dimana peserta didik diberi suatu
persoalan atau problema ataupun topik tertentu yang harus dibahas atau diselesaikan
oleh peserta didik dalam jangka waktu tertentu dan hasilnya harus dilaporkan kepada
bapak/ibu guru.Pemberian tugas kepada peserta didik bertujuan untuk mengetahui
kemampuan masing-masing peserta didik dalam suatu teori. Teknik penugasan ini
bertujuan :
1. Memberikan kesempatan yang berharga bagi peserta didik untuk belajar dan
berkarya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Peserta didik bebas berfikir secara
kreatif dan berinovatif untuk menghasilkan suatu karya.
2. Membimbing peserta didik melalui jalan yang tepat sehingga kegagalankegagalan dapat dikurangi. Guru akan selalu membimbing murid-muridnya untuk
berperilaku baik, mempunyai tata krama, bertanggungjawab dan sebagainya
sehingga peserta didik bisa menuju suatu kesuksesan.
194
BAB 18
“PEMBELAJARAN PKN BERBASIS TEMATIK DI SD/MI”
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Pembelajaran PKn Berbasis Tematik di SD/MI
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Korelasi Posisi Pendidik dan Peserta Didik dalam
Kurikulum 2013 Berbasis Tematik saintifik
195
b. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Pentingnya Pembelajaran PKn di SD/MI
c. Mahasiswa Dapat Menganalisis Alat Evaluasi Tematik
d. Mahasiswa Dapat Mengevaluasi Kekurangan Dan Kelebihan Pembelajaran Berbasis
Tematik
A. KORELASI POSISI PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013
BERBASIS TEMATIK SAINTIFIK
Penglihatan, pendengaran, pikiran dan psikomotor yang ada pada peserta didik haruslah
digali secara optimal. Karena itu dalam sebuah kegiatan pembelajaran atau pendidikan,
pendidik memiliki tanggung jawab yang besar. Yaitu bagaimana cara pendidik untuk secara
aktif menjadi pemeran utama dalam mendidik dan membimbing peserta didik agar
pegelihatan, pendengran, pikiran dan psikomotor peserta didik dapat digunakan secara
optimal. Psikomotor disini yang dimaksud adalah bagaimana keterampilan sang peserta didik.
Pendidik dituntut untuk dapat menggali kemampuan peserta didik secara optimal, karena
setiap peserta didik, setiap individu itu secara psikologis mereka terlahir sebagai manusia
yang aktif. Dan disini pendidik harus mengarahkan keaktifan itu pada hal yang edukatif. Oleh
karenanya mengapa peserta didik dan pendidik tersebut saling berketerkaitan antara satu
sama lain. Satu sama lain saling membutuhkan, peserta didik membutuhkan pendidik, begitu
pula sebaliknya. Begitu juga dengan keadaan lingkungan belajar, lingkungan belajar haruslah
mendukung dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Seperti yang dijelaskan pada UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 10,
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh sebab itu pembelajaran
harus dibangun dari siswa tersebut sehingga meminimalisir peran seorang
guru, yang mana nantinya akan menimbulkan keaktifan pada siswa dan
memfasilitasi siswa belajar.
Interaksi disini yang dimaksud adalah bagaimana antara peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar haruslah saling bekerjasama dalam
melaksanakan perannya masing-masing. Guru sebagai pendidik, siswa sebagai peserta didik,
serta lingkungan belajar sebagai pelengkap sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar
yang ada. Oleh karena itu mengapa dikatan bahwa pembelajaran yang aktif adalah
pembelajaran yang meminimalisir peran pendidik, namun mengoptimalkan keaktifan peserta
didik. Zaman yang semakin maju menuntut terciptanya insan-insan yang aktif, itulah salah
satu alasan mengapa perlunya keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. Selain itu kektifan
peserta didik juga dapat menciptakan sifat kemandirian pada peserta didik itu sendiri. Bukan
hanya sifat kemandirian saja, sifat kerjasama juga dapata tercipta dalam hal ini. Misalnya
196
didalam kelas mereka dibentuk kelompok dan diberi tugas untuk menganalisis. Bukan tidak
mungkin apabila dalam pengerjaan tugas tersebut mereka mampu bekerjasama yang nantinya
sifat keaktifan mereka akan muncul dengan turut andil mengerjakan tugas yang diberikan.
A.
KURIKULUM 2013 BERBASIS TEMATIK
Mengenai tentang belajar dan pembelajaran, setiap daerah memiliki keberagaman
variasi dalam bahan ajar atau kurikulum. Bisa jadi dalam satu Provinsi, setiap Kabupaten
memiliki bahan ajar yang berbeda. Bisa pula terjadi dalam satu Kabupaten, setiap Kecamatan
memiliki bahan ajar dan strategi yang berbeda pula. Bukan tidak mungkin setiap sekolah
memiliki visi misi dalam hal pembelajaran yng mereka ingin kembangkan sendiri. Pada era
pendidikan saat ini setiap daerah, bahkan setiap sekolah pun memiliki kurikulum yang
berbeda. Berbeda disini yang dimaksud adalah, bahwasanya mereka hanya mengembangkan
kurikulum yang ada sesuai dengan keadaan daerah masing-masing, tak terlepas dari SNP atau
Standar Nasional Pendidikan yang ada. Jadi intinya kurikulum dikembangkan, bisa jadi
ditambah ataupun dikurang, akan tetapi tetap terikat pada SNP yang ada.
Standar Nasional Pendidikan (SNP) berfungsi sebagai pengikat Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan oleh setiap setiap
sekolah dan satuan pendidikan di berbagai wilayah dan daerah
(Mulyasa, 2008: 2)
Dengan demikian seperti yang disebutkan sebelumnya setiap sekolah dan satuan
pendidikan memiliki warna yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Adanya
perbedaan ini dikarenakan kurikulum disesuaikan dengan keadaan daerah masing-masing,
diseuaikan dengan kebutuhan wilayah dan daerah masing-masing, serta disesuaikan dengan
kondisi dan kemampuan peserta didik pada daerah masing-masing. Namun akhir-akhir ini
ramai diperbincangkan tentang kurikulum baru yang membuat banyak pihak mengeluh, yaitu
Kurikulum 2013 atau biasa disebut K13. Entah dari pihak pendidik maupun pihak wali murid
merasa bingung dengan sistem kurikulum yang baru ini. Menurut mereka K13 ini terlalu
susah untuk dipahami. Entah mereka yang belum paham mengenai K13 atau memang benar
kata mereka bahwa K13 memang sulit adanya. Benar atau tidaknya kesulitan berbagai pihak
mengenai K13, pada dasarnya pemerintah memiliki alasan tersendiri pada perubahan
kurikulum ini. Tentunya pemerintah mempunyai visi misi tersendiri dalam perubahan
kurikulum menjadi K13 ini. Yang tentunya visi misi ini nanti akan membawa pendidikan kita
menjadi pendidikan yang lebih maju lagi dari sebelumnya. Yang berfungsi untuk
197
mengembangkan kemampuan peserta didik dan membentuk karakter yang baik serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga
negara
yang
demokratis
serta
bertanggung
jawab
(Undang-Undang No. 20 Tahun 2003).
Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, adalah salah satu tujuan Pendidikan Nasional yang
mulia. Tidak hanya membentuk karakter yang baik secara fisik dan psikologis, namun juga
membentuk karakter yang baik secara religius. Mengenalkan peserta didik, bahwasanya
Tuhan itu ada, bahwasanya Tuhan lah yang paling berkuasa dan pencipta alam semesta.
Dengan karakter religius peserta didik akan memiliki akhlak yang terpuji. Dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab, perlu digaris bawahi bahwa hal ini
termasuk tujuan Pendidikan Nasional. Hal tersebut dikarenakan disini Pendidikan Nasional
ingin membentuk karakter peserta didik yang cinta tanah air tentunya. Tanpa melupakan
kecintaan, keimanan, ketakwaan peserta didik kepada Tuhannya.
B.
PENTINGNYA PEMBELAJARAN PKN DI SD/MI
Pentingnya terciptanya insan-insan dimasa depan yang cinta tanah air mendasari
adanya pembelajaran terkait pengenalan peserta didik terhadap tanah airnya. Dengan begitu
di setiap jenjang pendidikan diselipkan pelajaran yang membangun rasa nasionalisme peserta
didik yaitu, Pendidikan Kewarganegaraan. Yang dimana Pendidikan Kewarganegaraan ini
akan diselipkan di setiap jenjang pendidikan sesuai dengan porsinya masing-masing.
Tentunya Pendidikan Kewarganegaraan ini tidak lepas dari salah satu tujuan Pendidikan
Nasional, dan semua tujuan saling berketerkaitan. Dan untuk membentuk Karakter yang baik
pada peserta didik membutuhkan proses dan harus dimulai sejak dini, terutama di bangku
Sekolah Dasar tentunya. Berat mungkin untuk anak di bangku sekolah dasar menerima
tentang materi “Pendidikan Kewarganegaraan”. Namun yang pasti di bangku sekolah dasar
ini jiwa mereka dipupuk terlebih dahulu tentang kecintaan mereka terhadap tanah air ini.
Sikap sopan santun, bertanggung jawab, kemampuan komunikasi dlingkungan sosial, adalah
sederet tujuan dari Pendidikan Nsional untuk peserta didik di tingkat sekolah dasar. Dimana
sederet tujuan ini juga menjadi tanggung jawab materi Pendidikan Kewarganegaraan sebagai
pelajaran yang membentuk karakter budi luhur pada peserta didik tingkat sekolah dasar. Oleh
198
karenanya Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya menanamkan rasa cinta tanah kepada
tanah air saja, namun juga membentuk karakter yang baik pada peserta didik. Dan ini alasan
mengapa karakter peserta didik juga menentukan kelulusan mereka dalam belajar.
Acuan sosok peserta didik yang lulus pada tingkat sekolah dasar,
a.
b.
c.
d.
e.
Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Tumbuh sikap beretika
Tumbuh penalaran yang baik
Tumbuh kemampuan komunikasi/sosial
Tumbuh kesadaran untuk menjaga kesehatan badan
(Mulyasa, 2013: 21)
Yang dimaksud sikap beretika adalah seperti yang disebutkan sebelumnya, siswa
harus menunjukkan sikap sopan santun dan beradab terhadap yang lebih tua, guru misalnya.
Tidak terkecuali kepada teman sebaya ataupun yang lebih muda dari mereka, peserta didik
juga harus mempunyai sikap saling menghormati. “Tumbuh penalaran yang baik ”,
maksudnya adalah bahwa peserta didik mempunyai keinginan untuk belajar, rasa ingin tahu
yang cukup besar, memiliki inovasi, berinisiatif, kreatif, dan bertanggung jawab. Tentunya
sikap-sikap ini diharapkan dalam semua hal, dan terkhusus dalam hal pembelajaran dalam
pendidikan. Mengenai tentang “Tumbuh kemampuan komunikasi/sosial”, yang dimaksud
ialah peserta didik mempunyai rasa tertib, sadar akan adanya aturan, dapat bekerja sama
dengan teman, dan dapat berkompetisi. Mengenai tentang kurikulum baru K13 atau banyak
yang menyebutnya pembelajaran berbasis tematik, dan banyak pihak pula yang mengeluh
pada sistem baru pendidikan yang diadakan oleh pemerintah ini. Keluhan-keluhan sering kali
terdengar dari golongan pendidik. Mereka beranggapan bahwa K13 ini membingungkan,
porsi untuk setiap mata pelajaran yang diajarkan juga tidak terbagi dengan rata. Bisa terjadi
dalam satu buku 10 halaman berisi tentang Matematika dan 3 halaman berisi tentang PKn.
Semua dirangkum secara bertema, sesuai dengan nama kurikulumnya yaitu tematik. Disinilah
pendidik bingung dalam menerangkan hal tersebut, karena semua mata pelajaran yang
dijelaskan harus saling beketerkaitan.
199
Penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum
No
1
KBK 2004 KTSP 2006
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari Standar Isi
2 Standar
isi
dirumuskan
berdasarkan
Tujuan
Mata
Pelajaran (Standar Kompetensi
Lulusan Mata Pelajaran) yang
dirinci
menjadi
Standar
Kompetensi dan Kompetensi
Dasar Mata Pelajaran
3 Pemisahan
anta
ra
mata
pelajaran pembentuk sikap,
pembentuk ketermpilan, dan
pembentuk pengetahuan
4 Kompetensi diturunkan dari
mata pelajaran
5 Mata pelajaran lepas satu dengan
yang lain, seperti sekumpulan
mata pelajaran terpisah
(Mulyasa, 2013: 63)
KURIKULUM 20013
Standar
Kompetensi
Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
Standar isi diturunkan dari Standar
Kompetensi
Lulusan
melalui
Kompetensi inti yang bebas mata
pelajaran
Semua mata pelajaran harus
berkontribusi
terhadap
pembentukan sikap, keterampilan
dan pengetahuan
Mata pelajaran diturunkan dari
kompetensi yang ingin dicapai
Semua mata pelajarn diikat oleh
kompetensi inti (tiap kelas)
Yang dimaksud Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keteramkpilan. Sedangkan yang
dimaksud dengan Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Dapat dilihat pada bagan diatas, seperti yang disebutkan juga sebelumnya bahwa di K13
semua mata pelajaran harus bekerja sama dan saling melengkapi. Disebutkan bahwa semua
mata pelajaran pada kurikulum 2013 diikat oleh kompetensi inti. Sedangkan pada KBK
2004/KTSP2006 setiap mata pelajaran lepas antara satu dengan lainnya, semua mata
pelajaran menerangkan materi yang dikhususkan, seperti kumpulan mata pelajaran terpisah.
Jadi bisa kita ketahui disini bahwa Kurikulum 2013 yang berbasis tematik dan
KBK2004/KTSP2006 itu jauh berbeda. Oleh karena itu banyak pendidik yang kebingungan
dalam mengajar apabila tidak mengetahui atau tidak memahami betul tentang kurikulum ini.
C.
ALAT EVALUASI TEMATIK
Mengenai alat evaluasi apa yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan berbasis tematik ini, tentunya pasti banyak tergantung pada tingkat
kreativitas guru. Oleh karena itu tingkat keberhasilan kurikulum baru juga berada ditangan
pendidik, bagaimana mereka memutar otak untuk menciptakan sarana belajar atau alat
200
evaluasi yang dapat memudahkan peserta didik dalam belajar. Dan yang pasti alat evaluasi ini
juga dapat membangun keterlibatan peserta didik secara aktif, karena salah satu karakteristik
pembelajaran tematik menekankan pada
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran,
sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman secara langsung dalam keterlibatannya pada
pembelajaran yang berlangsung. Tetapi perlu digaris bawahi, bahwasanya dengan hal tersebut
pendidik tidak bisa lepas tangan begitu saja. Tanpa adanya pendidik, pembelajaran didalam
kelas tibak bisa berlangsung secara maksimal. Pendidik mempunyai hal membimbing dalam
pembelajaran pada kurikulum baru ini. Oleh kesuksesan para peserta didik juga berada
ditangan para pendidik.
Kunci sukses kedua yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum
2013 adalah kreativitas guru, karena guru merupakan faktor penting yang
besar pengaruhnya, bahkan sangat menetukan berhasil tidaknya peserta didik
dalam belajar (Mulyasa, 2013: 41)
Oleh karena itu kurikulum itu akan sulit dilaksanakan diberbagai daerah apabila para
pendidik belum memahami sepenuhnya tetang kurilkulum ini atau bisa dibilang belum siap.
Bisa jadi ketidaksiapan pendidik tidak hanya pada kompetensinya, tapi juga pada tingkat
kreativitasnya. Pendidik yang memiliki tingkat kreativitas tinggi tentunya akan membuat
tingkat keberhasilan yang tinggi pada proses pembelajaran dan pemahaman yang ditangkap
oleh peserta didik akan lebih mudah diterima karena mereka bermain sambil belajar. Maka
dari itu mengapa dikatakan pembelajaran yang aktif pada kurikulum ini adalah apabila
banyak keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.
Alat apa yang bisa digunakan untuk pembelajaran, pendidik bisa menggalinya dari
peserta didik mereka. Dari apa-apa yang mereka sukai, mereka tertarik dalam hal apa, dan
lain sebagainya. Pendidik harus mengenali setiap peserta didiknya, agar apa yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran berjalan dengan lancar. Selain itu pendidik juga bisa
menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran, memberikan tugas yang berbeda
bagi setiap peserta didik. Ini alasan mengapa pendidik harus bisa memahami hobi, minat,
sikap, kepribadian, dan kebiasaan setiap peserta didik, karena dengan begitu sasaran alat
evaluasi yang digunakan akan lebih tepat kesasaran karena sesuai dengan kondisi peserta
didik. Memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran juga salah satu hal yang tidak bisa
diremehkan keampuhannya. Karena dengan begitu pembelajaran akan lebih beravariatif lagi,
tentunya memodifikasi dan memperkaya bahan pembelajaran ini harus dalam hal dapat
menarik perhatian peserta didik. Perlu diketahui juga bahwa peserta didik mempunyai tingkat
201
berkembang yang berbeda antara satu dengan yang lain. Dan juga pendidik harus
membangun suasana yang memungkinkan setiap peserta didik bekerja dengan kemampuan
masing-masing pada pelajaran, serta dapat mengusahakan keterlibatan peserta didik dalam
berbagai kegiatan pembelajaran. Agar pendidik dapat mengenali peserta didik, pendidik dapat
menggunakan format penilaian diri seperti yang terdapat pada buku Prof. Dr. H. E.
Mulyasa, M.Pd sebagai berikut :
Nama : ..............................
Mata Pelajaran : ..............................
No
Pertanyaan
1 Saya
sering
kehilangan
konsentrasi dalam pelajaran
matematika
2 Saya sulit mengikuti pelajaran
matematika
3 Saya memerlukan waktu lama
untuk belajar matematika
4 Saya tidak dapat mendapat nilai
bagus
dalam
pelajaran
matematiaka
5 Saya sulit mengerjakan tugastugas matematiaka
6 Dan seterusnya..
(Mulyasa, 2013: 153)
Ya
Tidak
Catatan Guru
Dalam rangka mengenali peserta didik, perbaikan program dan peningkatan layanan
pembelajaran, guru juga dapat menjaring data melalui penilaian diri sendiri oleh peserta
didik, seperti yang terdapat pada format diatas. Penilaian diri sendiri dilakukan dengan
menetapkan sejauh mana kemampuan yang telah diraih oleh peserta didik, atau kemampuan
yang telah dimiliki oleh peserta didik dari suatu kegiatan pembelajaran atau kegiatan dalam
rentang waktu tertentu, tentunya dengan cara yang dapat menilai dirinya sendiri dan
memudahkan pendidik dalam mengetahui apa yang tidak dipahami dan diketahui oleh peserta
didik. Bukan faktor dari peserta didik saja namun faktor dari pendidik juga haru
dikembangkan, karena guru adalah jalan dimana peserta didik dapat memahami pembelajaran
yang ada, kata lainnya adalah guru adalah fasilisator dalam kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu guru haruslah memiliki karakteristik-karakteristik yang baik, yang menarik
sehingga dapat mencapai kesuksesan dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Paham atau
tidaknya peserta didik dalam kegiatan pembelajaran terdapat pada karekteristik pendidik
202
tersebut dalam mengajar. Dengan kata lain pendidik adalah salah satu andil yang besar dalam
mengantarkan mengantarkan peserta didik ke gerbang kesuksesan.
Adapun karakteristik guru yang berhasil dalam pembelajaran secara efektif
adalah sebagai berikut,
1. Respek, memahami diri, dan dapat mengontrol diri
2. Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelas, dan seluruh kegiatan
pembelajaran
3. Berbicara dengan jelas dan komunikatif
4. Memperhatikan perbedaan individual pserta didik
5. Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif dan banyak akal
6. Menghidari sarkasme dan ejekan terhadap peserta didik
7. Tidak menonjolkan diri dan menjadi teladan bagi peserta didik
(Mulyasa, 2013: 44)
Pendidik harus bisa resspek terhadap apa yang ada dikelas dan dapat mengontrol
emosi sehingga tercipta suasana yang tenang pada peserta didik. Keantusiasan pendidik
dalam kegiatan pembelajaran dikelas akan menarik perhatian peserta didik sehingga ingin
terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Tentunya kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan
dengan baik apabila pendidik tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu
mengapa pendidik harus memiliki banyak pengetahuan, karena dengan begitu kosa kata yang
dikenal akan lebih banyak dan akan lebih memudahkan dalam berkomunikasi dengan peseta
didik sehingga apa yang diajarkan akan teringat dalam memori peserta didik. Dengan banyak
pengetahuan pendidik, tentunya akan menggali dan memutar otak mereka untuk berinisiatif
dan mengeluarkan tingkat kreatif mereka dalam kegiatan pembelajaran.
Pendidik juga harus menghindari ejekan terhadap peserta didik sehingga mereka
tidak takut kepada kita saat kegiatan pembelajaran, hal ini juga dapat berdampak besar pada
peserta didik karena bisa saja mereka memiliki trauma terhadap kita. Sehingga dengan
menghindari hal tersebut dapat membuat peserta didik menghormati pendidik, karena
pendidik juga menunjukkkan kasih sayang. Dan hal yang terakhir yang perlu diperhatikan
adalah pendidik sebaiknya tidak membanggakan dirinya sendiri, tidak menonjolkan dirinya
sendiri didalam kelas, sehingga dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik. Dalam
rangka menyukseskan kurikukulum baru yaitu kurikulum 2013 atau biasa disebut K13, dan
menyiapkan pendidik yang siap menjadi fasilisator pembelajaran sebagaimana yang telah
dijelaskan diatas hendaknya diadakan musyawarah antara anggota-anggota yang ada dalam
lingkungan sekolah. Hal ini diperlukan, terutama untuk menganalisis, mendiskusikan dan
memahami buku pedoman dan berbagai hal yang mengenai tentang kurikulum baru ini.
203
D.
KEKURANGAN
DAN
KELEBIHAN
PEMBELAJARAN
BERBASIS
TEMATIK
Tentunya pada penyelenggaraan pemerintah ini dalam kurikulum baru yaitu K13,
pastinya ada kekurangan dan keunggulan dan kelemahannya. Semua itu tak luput dari
kurikulum baru ini, karena bisa dibilang kurikulum ini masih seusia jagung, masih baru,
butuh pembenaran dan pasti ada kelebihannya. Oleh karena itu mengapa semua yang ada
pada ruang lingkup pendidikan ini harus menjalakan tugasnya dengan baik dan maksimal
tentunya
dengan
pemahaman
yang
sudah
didapatkan,
semuanya
juga
harus
berkesinambungan, saling bekerjasama antara satu dengan yang lainnya untuk meminimalisir
kekurangan yang ada seiring dengan berjalannya waktu. Semunya juga harus beradaptasi dan
memahami lingkungan atau ruang lingkup yang ada. Pemerintah juga harus turut andil dalam
kegiatan kurikulum yang baru ini, terutama dalam hal sarana dan prasarana. Dan berikut
keunggulan dari kurikulum 2013,
Pertama: kurikulum ini menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah
(konseptual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta
didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensinya
masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan
proses belajar berlangsung secara ilmiah dalam bentuk bekerja dan mengalami
berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer of
knowledge)
Kedua: kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari
pengembangan-pengembangan kemampuan lain. Penguasaan ilmu
pengetahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan
aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar
kompetensi tertentu.
Ketiga: ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama
yang
berkaitan
dengan
keterampilan.
(Mulyasa, 2013: 164)
204
Terkait hal ini keunggulan pada kurikulum 2013, seperti yang disebutkan sebelumnya
bahwa kurikulum ini juga memiliki banyak kelemahan karena kurikulum ini masih baru
dalam dunia pendidikan di negara ini. Walaupun dilihat dari keunggulannya kurikulum ini
sudah bisa dinilai sempurna dan cocok untuk pendidikan di negara ini. Dimana implementasi
kurikulum 2013 diharapkan dapamenghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif.
Hal ini dimungkinkan, karena kurikulum ini berbasis karakter dan kompetensi. Mengenai
tentang kelemahan pada kurikulum ini, banyak terjadi pada kurangnya pemahaman pendidik
pada kurikulum 2013 ini. Namun pendidik tidak dapat sepenuhnya disalahkan dalam faktor
kelemahan kurikulum baru ini. Untuk lebih jelasnya tentang kelemahan kurikulum ini
diperinci sebagai berikut,
1. Pendidik banyak salah kaprah, karena beranggapan kurikulum 2013 ini
tidak perlu menjelaskan materi pada peserta didik dikelas
2. Banyak peserta didik yang belum siap mental terhadap kurikulum 2013 ini
karena pendidik dituntut untuk kreatif
3. Kurangnya pemahaman pendidik terhadap konsep pendekatan scientific
4. Pendidik tidak banyak yang menguasai penilaian autentik
5. Tugas menganalisis SKL, KI, KD, buku siswa, dan buku guru belum
sepenuhnya dikerjakan oleh pendidik, banyak kasus plagiat disini
6. Tidak pernahnya pendidik dilibatkan dalam proses pengembangan
kurikulum 2013
7. Terlalu banyak materi yang harus dikuasai peserta didik sehingga tidak
setiap materi bis tersampaikan dengan baik
8. Beban belajar pendidik dan peserta didik terlalu berat sehingga
waktu
belajar
disekolah
terlalu
lama
(Jumal Ahmad, 2014)
Kurang lebihnya seperti itu yang dijelaskan oleh Jumal Ahmad dalam blognya.
Bahwa banyak juga kekurangan yang terdapat pada kurikulum 2013, hal diatas hanya
sebagian yang kami tulis dan sebutkan. Tentunya dengan mengetahui kelemahan ini
setidaknya semua ruang lingkup yang terkait pada pendidikan bisa saling bekerja sama dalam
membenahi kurikulum 2013 ini. Memang kelemahan ini tidak dapat menghilang begitu saja
karena semua juga membutuhkan waktu dan proses yang bisa dibilang cukup lama.
205
206
BAB 19
PENILAIAN ALTERNATIF PADA PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD
Tujuan Instruksional Umum :
1. Mahasiswa Dapat Memahami Konsep Penilaian Alternatif Pada Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan Di SD
Tujuan Instruksional Khusus :
a. Mahasiswa Dapat Memahami Definisi Bentuk Penilaian
b. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Perbedaan Penilaian Tradisional Dengan
Penilaian Alternatif
c. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Pengertian Konsep Dasar Penilaian Alternatif
d. Mahasiswa Dapat Memahami Teknik Atau Cara Penilaian
e. Mahasiswa Dapat Mendeskripsikan Fungsi Penilaian Alternatif
f. Mahasiswa Dapat Mengevaluasi Kelemahan Penilaian Alternatif
g. Mahasiswa Dapat Mejelaskan Kelebihan Penilaian Alternatif
Penilaian atau yang biasa disebut dalam bahasa inggris evaluation atau assessment.
Istilah tersebut tidak asing di dunia pendidikan dan pengajaran. Pada suatu program
pendidikan, pengajaran, atau pun pelatihan selalu diadakan penilaian atau assessmen. Tujuan
penilaian atau assessmen dilakukan untuk mengetahui apakah proses pendidikan dan
pembelajaran sudah dikuasai oleh peserta didik atau belum.
Menurut definisi Ralph Tyler dalam Suharsini Arikunto
(2003:3) : menyatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah
proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana,
dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah
tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa
sebabnya.
Menurut kami jika pendidikan dan pembelajaran sudah dikuasai oleh peserta didik, maka
tujuan pendidikan sudah tercapai. Apabila pendidikan dan pembelajaran belum dikuasai oleh
peserta didik, maka tujuan pendidikan belum tercapai. Jika proses pendidikan dan
pembelajaran belum tercapai permasalahannya bisa pada peserta didik yang kurang
memperhatikan saat proses pendidikan dan pembelajaran berlangsung atau bisa juga pendidik
(guru) yang kurang kreatif dalam mengajar sehingga peserta didik jadi bosan atau tidak
menyukai proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Assesman atau penilaian ada 6
207
bentuk yaitu, penilaian teradisional dan penilaian alternatif, penilaian formal dan penilaian
informal, penilaian acuan criteria dan penilaian acuan norma.
A. Definisi bentuk penilaian
1. Penilaian Tradisional
Menurut Muller (2008), asesmen tradisional adalah penilaian
yang mengacu pada ukuran tes pilihan ganda (forced-choice),
tes melengkapi (fill-in-the-blanks), tes benar salah (true-false),
menjodohkan dan semacamnya. Siswa secara khas memilih
suatu jawaban atau mengingat informasi untuk melengkapi
penilaian.
Penilaian tradisional yaitu penilaian yang menggunakan tes tertulis untuk
mengetahui hasil belajar peserta didiknya. Penilaian ini menilai pembelajaran secara
terpisah dari tugas-tugas sehari-hari.
Jadi dalam penilaian tradisional ini tes yang diberikan kepada peserta didik
memiliki berbagai macam jenis tes dan semua berhubungan dengan (Paper & Pen).
Dalam penilaian tradisional ini para peserta didik dapat memilih jawaban mana yang
mereka anggap benar atau mengingat pengetahuan yang mereka miliki selama proses
belajar untuk menjawab pertanyaan yang diberikan.
2. Penilaian Alternatif
Herman (1997) memberikan semboyan khusus bagi asesmen
alternatif dengan ungkapan "What You Get is What You Assess"
(WYGWYA). Dalam beberapa literatur, asesmen alternatif ini
kadang-kadang disebut juga asesmen autentik (authentic
assessment), asesmen portofolio (portfolio assessment) atau
asesmen kinerja (performance assessment).
Penilaian alternatif adalah pengganti penilaian tradisional yang lebih efektif dan
efisien menilai proses dan hasil belajar siswa. Penilaian alternative ini tidak
menggunakan tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar peserta didiknya melainkan
menggunakan alternatif lain,
Penilaian alternatif lain yang digunakan sebagai pengganti penilaian tradisional,
seperti Achievement Assessment, Performance Assessment, Authentic Assessment,
Portofolio Assessment. Penilaian ini menilai kemampuan untuk menerapkan ketugas
sehari-hari, jadi apa saja yang dilakukan oleh peserta didik selama proses
pembelajaran maka itu juga nilai yang diperoleh peserta didik.
208
3. Penilaian Formal
Menurut McLoughlin dan Lewis, 1986 Asesmen formal adalah
asesmen dengan menggunakan tes standar atau tes baku yang
sudah disusun sedemikian rupa oleh para ahli sehingga
memiliki standar tertentu.
Penilaian formal adalah penilaian yang sebelumnya sudah direncanakan untuk
dipergunakan dengan tujuan tertentu, seperti untuk menentukan apakah yang sudah
siswa pelajari dalam pembelajaran PKn, atau apakah siswa sudah menerapkan nilainilai pancasila dala kehidupan sehari-hari.
Penilaian formal ini bersifat formal dalam artian nilai ini dipergunakan atau
diterapkan kepada siswa di waktu-waktu tertentu. Penilaian formal ini melibatkan
pengumpulan data yang sudah terrencana sebelumnya dan sistematis. Tujuan
penilaian ini untuk menyimpulkan kemajuan peserta didik.
4. Penilaian Informal
Menurut Mercer dan Mercer, 1989; Abdurrahman, W., 2003:265;
Wardani, 2007:8.25 Assessmen informal adalah penilaian dengan
menganalisis hasil pekerjaan siswa atau dengan tes buatan
guru, biasanya penilaian ini dilakukan secara sepontan oleh
guru.
Penilaian informal adalah Penilaian yang dikembangkan oleh pendidik
berdasarkan aspek-aspek tertentu atau kurikulum yang perkaitan dengan kemampuan
peserta didik. Penilaian ini berupa komentar yang diucapkan oleh pengajar selama
proses belajar. Penilaian dilakukan tidak untuk mengetahui rangking peserta didik,
penilaian ini dilakukan secara terbuka oleh pengajar terhadap peserta didik.
Penilaian ini dilakukan tak terduga tentang apa yang dilakukan atau dikatakan
oleh siswa dikelas. Penilaian ini bersifat informal yang artinya penilaian diluar dugaan
atau diluar fikiran pengajar tenteng apa yang dilakukan oleh siswanya dalam waktu
yang tidak menentu. Penilaian ini melibatkan pengamatan spontan dan tidak
sistematis.
5. Penilaian Acuan Kriteria
Secara mendasar acuan kriteria adalah penilaian yang
membandingkan hasil belajar peserta didik terhadap suatu
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnyaatau
dengan kata lain ditegaskan oleh Dick dan Carey bahwa
209
criterion referenced test adalah sekumpulan soal atau items
yang secara langsung mengukur tingkah laku yang dinyatakan
di dalam seperangkat tujuan performance objectives, maka
soal-soal tersebut didasarkan atas behavioral objectives.
Penilaian Acuan Patokan atau sering disebut dengan criterion evaluation
merupakan penilaian hasil belajar siswa dengan menggunakan acuan yang beda.
Dalam penilaian ini penampilan siswa disamakan dengan criteria yang sudah
ditetapkan terlebuh dahulu dengan tujuan pengajaran, bukan dengan penampilan
siswa lain.
Penilaian yang sudah dirancang sebelumnya dan untuk diberitahukan kepada
siswanya apa saja yang sudah dicapai oleh siswanya dan apa saja yang belum dicapai
oleh siswa relatif terhadap standart atau kriteria yang sudah ditetapkan sebelumya
oleh pengajar. Keberhasilan siswa dalam prosedur penilaian patokan tergantung pada
penguasaan materi atas kriteria yang sudah ditetapkan.
6. Penilaian Acuan Norma
Penilaian Acuan Norma (PAN) yaitu dengan cara
membandingkan nilai seorang siswa dengan nilai kelompoknya.
Jadi dalam hal ini prestasi seluruh siswa dalam kelas /
kelompok dipakai sebagai dasar penilaian. Dalam penggunaan
penilaian acuan norma, prestasi belajar seorang sisiwa
dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompoknya.
(Suharsini Arikunto,2010,237)
Penilaian yang mengindikasi seberapa baik prestasi setiap siswa dibandingkan
dengan performa teman-teman sebayanya atau mungkin teman seusianya yang ada
diluar sana. Penilaian ini memberitahukan secara keseluruhan tentang apa yang
dipelajaripeserta didik.
Hasil penilaian acuan norma ini membuktikan bahwa seberapa kemampuan
peserta didik dalam menguasai pelajaran yang sudah diberikan oleh pendidik.
Penilaian ini cenderung menggunakan rentangan tingkat penguasaan seorang peserta
didik terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat istimewa sampai mengalamai
kesulitan yang sangat serius.
Sekarang yang kita akan bahas adalah penilaian tradisional (assessment
tradisional) dengan penilaian alternatif (assessment alternative). Setelah kita bahas
tadi diatas tentang definisi penilaian tradisional dan penilaian alternatif dapat kita
210
ketahui bahwa penilaian tradisional dianggap kurang efisien dalam menilai hasil
belajar peserta didik, maka dari itu penilaian tradisional digantikan dengan penilaian
alternatif. Penilaian alternatif pertama kali ada dan di resmikan pada tahun 1980-an.
Penilaian alternative ini muncul atau ada untuk menggantikan penilaian tradisional
kerena banyak terjadi kritikan terhadap penilaian tradisional. Karena pada awalnya
Penilaian tradisional (tes tulis) hanya bisa mengukur sebagian dari hasil belajar
seorang anak dan tidak dapat mengukur semua hasil belajar siswa secara menyeluruh.
Maka dari itu penilaian tradisional banyak menerima kritikan dari berbagai pihak
karena penilaian tradisional tidak efektif kalau di gunakan untuk menilai semua hasil
belajar siswa secara menyeluruh .
Para ahli pendidikan banyak berbicara mengenai berbagai
kelemahan tes baku yang peranannya semakin dominant dalam
system persekolahan. Pada tahun 1988 terbit tulisan Grant
P.Wiggins dalam Jurnal Phi Delta Kappa yang membahas
tentang authentic assessment. Sejak itu para ahli dan praktisi
pendidikan mulai ramai membicarakan tentang altyernatif baru
dalam pengukuran hasil belajar. Yang dimaksud alternative
adalah alternative dari tes baku (standardized testing.)
Banyak dari berbagai kalangan atau pihak yang telah mengetahui dan menyadari bahwa
penilaian tradisional mempunyai beberapa kekurangan, maka dari itu beberapa para ahli
pendidikan telah mengusulkan dan mengupayahkan beberapa penilaian seperti penilaian
alternatif untuk mengganti penilaian tradisional yang banyak menuai kritikan. Penilaian
tradisional kelemahannya pada saat siswa diuji dengan menggunakan tes (tulis), Karena
dengan diadakanya tes tersebut belum bisa menilai secara keseluruhan dari hasil belajar siswa
tesebut. Oleh kerena itu semua pihak pengajar (guru) dalam melakukan pembelajaran untuk
menilai para siswanya dengan menggunakan penilaian alternatif.
B. Perbedaan Penilaian Tradisional Dengan Penilaian Alternatif
Ada beberapa perbedaan dari penilaian tradisonal (assessment traditional)dengan
penilaian alternative (assessment alternative).
Menurut pendapat Grant P. Wiggins (1998) membedakan antara
asesmen Tradisioal (tes) dengan asesmen Alternatif. Asesmen
Tradisioal (tes) yaitu Penilaian di lakukan untuk menilai kemampuan
siswa dalam memberikan jawaban yang benar, Tes yang di berikan
tidak berhubungan dengan realitas kehidupan siswa, dan Tes terpisah
dari pembelajaran yang di lakukan siswa. Asesmen Alternatif, yaitu
Penilaian di lakukan untuk menilai kualitas produk dan unjuk kerja
siswa, tes yang di berikan berhubungan dengan realitas kehidupan
211
siswa, dan ada integrasi antara pengetahuan dengan kinerja atau
produk yang di hasilkan.
Menurut saya perbedaan dari penilaian tradisonal (assessment traditional)dengan
penilaian alternative (assessment alternative).
Penilaian tradisonal (assessment traditional) Dalam penilaian tradisional ini
penilaian yang dilakukan untuk mengetahui atau menilai kemampuan peserta didik
dalam menjawab kebenaran soal-soal yang diberikan. Soal-soal yang diberikan
pengajar kepada peserta didik tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata peserta
didik. Pemberian soal atau tes ini tidak berlangsung bersamaan dengan pemberian
materi kepada peserta didik. Hasil penilaian oleh pengajar berbentuk nilai angka atau
skor.
Penilaian alternative (assessment alternative) Penilaian dilakukan untuk
mengetahui kualitas produk dan unjuk kerja yang dilakukan oleh peserta didik. Tugastugas yang diberikan oleh pengajar berkaitan dengan kehidupan nyata peserta didik.
Penilaian yang dilakukan Ada kaitannya antara pengetahuan peserta didik dengan
produk atau kinerja yang dihasilkan oleh peserta didik. Hasil penilaian yang dilakukan
oleh pengajar berupa bentuk kinerja atau laporan prestasi peserta didik.
C. Pengertian Konsep Dasar Penilaian Alternatif
Penilaian Alternatif (assessment alternative) adalah penilaian yang tidak ada kaitannya
dengan tes tulis (assessment traditional), karena penilaian yang dilkukan secara alternatif
dapat menilai seluruh kemampuan siswa atau peserta didik secara menyeluruh. Jadi
kesimpulannya penilaian alternative merupakan pengganti penilaian tradisional yang kurang
sempurna. Penilaian alternative meliputi :
1. Achievement Assessment
Achievement Assessment merupakan penilaian hasil yang
dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan
tertentu (Tu’u 2004:75).
Achievement Assessment adalah penilaian umum terhadap para siswa selama
masa pembelajaran disekolah. Penilaian ini menilai semua tugas-tugas yang diberikan
oleh pengajar kepada siswanya. Prestasi yang dinilai berkaitan dengan pengetahuan
siswa dan daya ingat siswa.
212
Tujuan penilaian prestasi siswa dilakukan untuk melihat atau mengukur sejauh
mana pengetahuan dan kepahaman siswa, serta mendiskripsikan hasil belajar siswa
selama mengikuti proses pembelajaran disekolah dan melatih siswa untuk mengingat
pengetahuan yang mereka miliki.
2. Performance Assessment
Performance assessment digunakan untuk menilai kemampuan
siswa melalui penugasan. Tugas yang diberikan kepada siswa
harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan
bermakna bagi siswa (Setyono,2005:3)
Performance Assessment adalah penilaian terhadap para siswa untuk menunjukkan
pengetahuan apa yang sudah siswa dapat dan ketrampilan apa saja yang sudah siswa
kuasai selama proses pembelajaran disekolah. Performance Assessment diperlihatkan
oleh siswa salah satunya dalam bentuk menyelesaikan atau mengerjakan semua tugas
yang diberikan oleh guru.
Tujuan dari penilaian ini yaitu untuk pelatih potensi siswanya dalam
memecahkan masalah, penalaran, dan komunikasi dalam bentuk klompok atau
individu yang hasil akhirnya berupa bentuk lisan maupun tulisan untuk
dipresentasikan didepan kelompok atau individu yang lainnya.
3. Authentic Assessment
Penilaian autentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk
pada situasi atau konteks “dunia nyata”, yang memerlukan
berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang
memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai
lebih dari satu macam pemecahan.
Authentic Assessment adalah penilaian yang menuntut siswanya dapat
menerapkan pengetahuan dan keterampilan apa saja yang sudah dimiliki siswa selama
masa pembelajaran disekolah, kemudian pengetahuan dan ketrampilan dipraktikkan
oleh siswa dikehidupan nyata (lingkungan rumah).
Tujuan penilaian ini dilakukan untuk melatih siswanya dalam mengembangkan
keterampilan dan pengetahuan yang mereka miliki dalam bentuk portofolio. Penilaian
213
ini dilakukan selama dan sesudah proses belajar mengajar dilakukan dan yang dinilai
adalah keterampilan dan penampilan siswanya.
4. Portofolio Assessment
portofolio terdiri atas suku kata, yakni port (singkatan dari
report) yang berarti laporan dan folio yang berarti penuh atau
lengkap. Jadi portofolio berarti laporan lengkap segala
aktivitas seseorang yang dilakukannnya (Erman S. A., 2003
dalam Nahadi dan Cartono, 2007).
Portofolio Assessment adalah penilaian hasil karya atau hasil belajar siswa yang
diatur oleh pengajar secara sistematis. Aspek yang diukur dalam penilaian portofolio
adalah perkembangan psikologi anak yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Penilaian portofolio ini juga menilai upayah, proses, hasil dan kemajuan pengetahuan
siswa yang sudah diperoleh selama pembelajaran yang dilakukan oleh siswa disekolah
dari waktu kewaktu.
Tujuan penilaian portofolio diantaranya kemajuan atau perkembangan siswanya
dalam proses belajar dapat terlihat dengan jelas dan dari penekanan yang dilakukan
dalam proses belajar dalam menghasilkan dampak positif pada siswa dalam
perkembangan belajarnya. Penilaian portofolio ini juga bisa mengetahui apa saja yang
perlu diperbaiki dari siswanya.
D. Teknik atau cara penilaian :
1) Unjuk Kerja (Performance)
2) Penugasan (Proyek/Project)
3) Hasil kerja (Produk/Product)
4) Tertulis (Paper & Pen)
5) Sikap
6) Diri (Self Assessment)
1. Unjuk Kerja (Performance)
Unjuk kerja (performance) merupakan penilaian yang menginginkan peserta
didik untuk mempresentasikan dan mengaplikasikan pengetahuan apa saja yang sudah
mereka peroleh selama masa belajar disekolah dengan berbagai macam kriteria yang
diinginkan. Pedoman penilaian pada unjuk kerja (performance) yang dilakukan oleh
pengajar sangat berkaitan erat dengan rubrik.
Unjuk kerja sendiri dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mengawasi
semua kegiatan siswa dalam mengerjakan semua tugas yang diberikan oleh pendidik.
214
Maka dari itu penilaian unjuk kerja cocok untuk dipergunakan menilai pencapaian
penguasaan kompetensi peserta didik.
2. Penugasan (Proyek/Project)
Penugasan (proyek) merupakan tugas pengumpulan data, pengolahan, dan
penyajian data yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek ini
merupakan penilaian yang mampu menilai kemampuan peserta didik dalam
pemahaman dan pengetahuan dari suatu proyek tertentu, dan peserta didik mampu
menginformasikan atau menjelaskan tentang proyek yang telah diselesaikan.
Manfaat dari penugasan (proyek) yaitu sangat berdampak positif untuk para
peserta didik karena peserta didik bisa mengasah pengetahuan mereka dan
keterampilan mera dalam mengerjakan tugas atau proyek yang diberikan oleh
pengajar dan bisa memahami sebuah tugas yang sedang mereka kerjakan.
3. Hasil kerja (Produk/Product)
Penilaian ini menilai kualitas atau hasil karya siswa termasuk juga dala penilaian
pengerjaan karya tersebut. Penilaian dalam hal ini ada 2 kriteria aspek keterampilan
yaitu Keterampilan siswa yang menggunakan alat serta prosedur kerja untuk
menghasilkan atau menciptakan suatu karya, Aspek kualitas teknis dan estetika karya
siswa. Penilaian ini dapat diterapkan pada mata pelajaran kerajinan tangan, kesenian
dan mata pelajaran produktif disekolah.
Dari penilaian ini para peserta ddidik dapat mengetahui apakah hasil karya
mereka sudah baik atau masih perlu diperbaiki kualitas dan estetikanya. Penilaian ini
tidak hanya dapat diterapkan dibidang seni melainkan dibidang pembelajaran lainnya
juga bisa, seperti di bidang pembelajaran IPA.
4. Tertulis
Penilaian ini dilakukan dengan cara tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes
dimana soal diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan kemudian siswa tersebut
menjawab dengan cara tertulis. Tes tertulis ini sangat tepat diterapkan kapada para
peserta didik.
Tes tertulis ini bisa menilai hasil pembelajaran siswa yang berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menjelaskan sebab akibat dan menarik kesimpulan. Dalam
penilaian ini kemampuan siswa dalam pengetahuan sangat dibutuhkan, oleh sebab itu
215
setiap siswa harus paham tentang pembelajarann apa saja yang sudah diberikan oleh
pengajar (guru).
5. Sikap
Pada dasarnya sikap merupakan tingkah laku dari setiap manusia, sebagai
gambaran kepribadian manusia tersebut meka penilaian sikap sangat diperlukan.
Maka dari itu disekolah juga terdapat penilaian sikap. penilaian sikap ini wajib ada
disemua sekolah, baik itu sekolah swasta maupun sekolah negeri.
Penilaian sikap yang dinilai diantanya sikap spiritual, penilaian terhadap peserta
didik berkaitan dengan iman dan taqwa Sikap sosial, penilaian terhadap pembentukan
sikap peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokrasi, dan bertanggung
jawab. Penilaian sikap ini bertujuan untuk menilai semua sikap dan tingkah laku siswa
selama disekolah.
6. Diri (Self Assessment)
Penilaian diri atau self assessment adalah penilaian yang memberikan kesempatan
kepada siswanya untuk bertanggung jawab menilai dirinya sendiri dalam proses
pembelajaran. Dalam penilaian ini para siswa diberi kesempatan untuk menilai hasil
kerja nya sendiri sesuai dengan pengalaman yang mereka rasakan.
Teknik penilaian diri bisa dipergunakan untuk mengukur atau menilai
kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor para peserta didik. Penilaian diri ini bisa
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan
untuk menilai dirinya sendiri, para peserta didik juga bisa mengetahui kekuatan dan
kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan
introspeksi terhadap kekuatan dan kelemahan yang mereka miliki.
E. Fungsi Penilaian Alternatif
Dari beberapa penjelasan tentang Penialai Alternatif diatas maka ada beberapa fungsi
yang perlu kita ketahui dari penilaian alternatif.
Menurur pendapat Gardner (1993) bahawa fungsi penilaian
alternative yaitu individu yang kreatif tidak memiliki mental
yang unik modul, tetapi mereka menggunakan apa yang mereka
miliki lebih efisien dan fleksibel. Cara seperti individu sangat
reflektif tentang kegiatan mereka, mereka menggunakan waktu,
dan kualitas produk mereka.
Maka dari itu dapat saya simpulkan dari pendapat diatas tentang fungsi penilaian alternatif
yaitu,:
1. sebagai pemantau perkembangan belajar siswa
216
2. sampai mana kemamapuan dan kinerja siswa selama proses pembelajaran
3. proses yang melibatkan guru dan siswa dalam penilaian kemajuan bahasa siswa
4. untuk menilai individu siswa masing-masing
5. siswa dilibatkan dalam mengambil keputusan tentang lembar kerja mereka untuk
dinilai
F. kelemahan Penilaian Alternatif
Penilaian alternatif ini menilai kepahaman siswa selama proses pembelajaran,
maka lebih baik penilaian dilakukan dengan menggunakan komentar dari pada
menggunakan nilai numeric, karena nilai memberikan kesan kepada siswa kalau
pekerjaan mereka itu berhasil, komentar yang diberikan oleh guru bias memberi
gambaran kepada siswa akan pemahamannya dan merupakan dasar untuk pekerjaan
berikutnya.
Penilaian ini dapat mempengaruhi sikap siswa dalam mencapai hasil penilaian
belajar. Siswa yang memperoleh nilai dengan tinkatan yang tinggi dapat berpengaruh
pada sikap siswa tersebut. Siswa cenderung menganggap mudah untuk tugas-tugas
yang diberikan oleh guru selanjutnya. Dalam hal ini sebaliknya siswa yang mendapat
nilai rendah akan cenderung mengalami depresi atau tidak percaya diri dalam hal
belajar.
Penilaian siswa juga hanya terpusat pada hasil nilai yang telah dicapai oleh
siswanya.kebanyakan dari siswa tidak atau belum mengerti apa yang mereka kerjakan
dan semua ilmu yang telah diajarkan.
G. kelebihan Penilaian Alternatif
Kegiatan penilaian alternatif ini bias dipergunakan sebagai proses interaktif yang
melibatkan langsung guru dan murid dalam memonitor kinerja murid. Penilaian
alternatif ini juga bisa untuk melatih siswa menjadi siswa yang professional dalam
mengerjakan tugas-tugasnya yang komulatif. Penilaian ini juga bisa mendorong siswa
untuk selalu belajar dimanapun mereka berada, tidak hanya di lingkungan sekolah
saja melainkan di lingkungan luar sekolah juga bisa.
217
218
DAFTAR ISI
PRAKATA ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB 1
PKn Ditinjau Dari Makna Dan Tujuannya Dalam Pembelajaran Di SD
A. Makna Pembelajaran PKn ............................................................. 1
B. Membahas History Pendidikan Kewarganegaraan, ..................... 3
C. Cinta Tanah Air
Adalah Wawasan Nusantara Yang Perlu
Dikembangkan Dalam Mapel PKn ............................................... 9
D. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SD ...... 14
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran PKn
....................................................................................................... 16
BAB 2
Pkn Dan Dasar Hukum Serta Pelaksanaannya Dan Permasalahannya Serta
Solusi Dalam Praktiknya
A. Tinjauan Umum Tentang PKn ...................................................... 22
B. Dasar Hukum PKn Pelaksanaan PKn Di SD ................................ 27
C. Pelaksanaan Pembelajaran PKn Di SD ......................................... 35
D. Permasalahan Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pkn ................. 36
E. Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Dalam Pratik Pembelajaran PKn
Di SD ............................................................................................. 38
BAB 3
Prinsip – Prinsip Dalam Mengajar PKn Di Sekolah Dasar
A. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan ............................................ 49
B. Konsep Teori Mengajar ................................................................. 50
C. Perkembangan Teori Mengajar ..................................................... 51
D. Prinsip Dan Landasan Teori Mengajar.......................................... 54
E. Hubungan Prinsip Mengajar Dengan PKn Di SD ......................... 55
BAB 4
Strategi Sukses Dalam Mengajar Pkn Di SD
A. Pengertian Srtategi Mengajar ........................................................ 60
B. Macam – Macam Metode Dalam Mengajar PKn.......................... 64
C. Strategi Sukses Mengajar PKn Di SD ........................................... 68
BAB 5
Antara PKn Dan IPS, Tinjauan Letak Perbedaan Dan Tujuan Mendasar
Dalam Pembelajaran Di SD
A. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Di SD ............ 74
B. Karakteristik PKn Sebagai Pendidikan Nilai Dan Moral .............. 76
C. Lembaga Pendidikan Serta Peran Lingkungan Dalam Proses
Pembelajaran Anak ....................................................................... 76
D. Hakikat Dan Karakteristik Pembelajaran IPS ............................... 78
E. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Di SD . 78
F. Konsep Dan Prinsip Penilaian Pembelajaran PKn Dan IPS Di SD 80
Keterkaitan Mata Pelajaran IPS Dan PKN Dalam Pembentukan Karakter
Siswa Di SD
A. Pendidikan Karakter ...................................................................... 82
B. Gambaran Karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan ............... 84
C. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial ................................................ 86
BAB 6
219
D. Hubungan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosian Dan
Pendidikankewarganegaraan ......................................................... 88
BAB 7
Media Yang Sesuai Dengan Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar
A. Pengertian Media Pembelajaran .................................................... 90
B. Ruang Lingkup Media Pembelajaran ............................................ 91
C. Fungsi Media Pembelajaran ......................................................... 93
D. Kedudukan Media Dalam Pembelajaran ...................................... 95
E. Jenis Media Dalam Pembelajaran ................................................. 95
BAB 8
Strategi Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Untuk Siswa Kelas
Rendah 1,2,3 SD
A. Strategi Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Untuk Siswa
Kelas Rendah 1,2,3 SD ................................................................. 100
B. Persiapan Untuk Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Siswa
Kelas Rendah 1 ,2,3 SD ............................................................... 107
BAB 9
Strategi menyusun sebuah aktivitas pembelajaran PKn untuk siswa kelas
tinggi 4,5,6 SD
A. Strategi Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Untuk Siswa
Kelas Tinggi 4,5,6 SD ................................................................... 110
B. Persiapan Untuk Menyusun Sebuah Aktivitas Pembelajaran PKn Siswa
Kelas Tinggi 4,5,6 SD SD ............................................................ 114
BAB 10 Pembentukan Habituasi atau Pembiasaan Karakter Dalam aktifitas
pembelajaran Mapel PKn
A. Pengertian Pendidikan Berkarakter ............................................... 117
B. Implementasi atau Penerapan Pendidikan Karakter Dalam Mapel PKn
....................................................................................................... 118
C. Tujuan Pembiasaan Pendidikan Berkarakter Dalam PKn ............. 121
BAB 11 Guru Ideal Pada Pembelajaran PKn
A. Seperti Apa Guru Ideal Itu ............................................................ 128
B. Apa Arti Kompetensi Guru Ideal .................................................. 129
C. Macam Kompetensi Yang Dimiliki Seorang Guru ....................... 130
D. Bagaimana Cara Mengembangkan Kompetensi ........................... 134
BAB 12 Tantangan Zaman Dalam Pembelajaran PKn, Sebuah Persoalan, Tantangan
Dan Fenomena Pembelajaran PKn Dalam Pembentukan Karakter Bangsa
A. Wujud Pembelajaran PKn Mewadah Dalam Kehiduan Bermasyarakat,
Bangsa Negara Indonesia ............................................................. 138
B. Bagaimana Strategi Dan Kiat Guru agar pembentukan Karakter
keBangsaan pada siswa Dapat Menyentuh Kehidupan Masyarakat 140
C. Bagaimana Upaya Dan Strategi Yang Bijak Untuk menjawab Tantangan
Dan Persoalan Pembelajaran PKn Dalam Arus Reformasi dan demokrasi
saat ini. ......................................................................................... 142
BAB 13 Mengangkat Isu-Isu Lokal, Sosial Dan Global Pada Pembelajaran PKn Di SD
Sebagai Upaya Pendekatan Konstektual
A. Pengertian Isu-Isu Sosial Dan Global .......................................... 146
220
B. Apa Pentingnya Siswa Dalam Pembelajaran PKn, Yang Di Lakukan
Dengan Pendekatan Yang Mengangkat Isu Isu Sosisal, Lokal Dan
Global Dalam Pembelajaran PKn ................................................. 151
C. Apa Kaitan Pembelajaran PKn Di SD Melalui Pendekatan Konstektual
Yang Di Hubungkan Dengan Kajian Isu-Isu Sosial Lokal Pada
Pembelajaran ................................................................................. 152
BAB 14 PKn Sebagai Jembatan Untuk Pembentukan Moral Knowledge
A. Pengertian Moral ........................................................................... 154
B. Penanaman Nilai-nilai Moral ........................................................ 156
C. Pengintegrasian ............................................................................. 161
D. Muatan Lokal ................................................................................ 164
E. Kearifan Lokal............................................................................... 166
.......................................................................................................
BAB 15 Implementasi Dan Pelaksanaan Pendidikan Anti Korupsi Bagi Siswa SD
Sebagai Upaya Penanaman Karakter, Kejujuran Dan Keterbukaan
A. Penanaman Karakter Di SD .......................................................... 167
B. Pengertian Korupsi Secara Umum ................................................ 168
C. Pendidikan Anti Korupsi Dan Implementasinya Pada Siswa SD . 170
D. Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Diberikan Kepada Siswa SD 172
E. Pengembangan Kantin Kejujuran Dalam Rangka Pendidikan Anti
Korupsi Di SD ............................................................................... 175
BAB 16 Mengajarkan Praktik Berpendapat Di Muka Umum, (Praktik Penghargaan
Ham Di Lingkungan Sosial)
A. Tinjauan Umum Tentang Kebebasan Berpendapat ....................... 179
B. Tinjauan Umum Tentang HAM .................................................... 182
C. Bagaimana Mengajarkan Praktik Di Muka Umum ....................... 189
BAB 17 Merancang Model Pembelajaran PKn berbasis Portofolio di SD/MI dan Alat
Evaluasinya
A. Pengertian Model Pembelajaran.................................................... 191
B. Pengertian Portofolio..................................................................... 192
C. Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio ......................................... 193
D. Metode – Metode Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio............ 194
E. Alat Evaluasi Pembelajaran PKn Berbasis Portofolio .................. 197
F. Teknik Penugasan PKn Berbasis Portofolio ................................. 201
BAB 18 Pembelajaran PKn Berbasis Tematik di SD/MI
A. Relasi Pendidik dan Peserta Didik ................................................ 203
B. Kurikulum 2013 Berbasis Tematik ............................................... 204
C. Pentingnya Pembelajaran PKn di SD/MI ...................................... 205
D. Alat Evaluasi Tematik ................................................................... 207
E. Kekurangan Dan Kelebihan Pembelajaran Berbasis Tematik ...... 211
BAB 19 Penilaian Alternatif Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SD
A. Definisi Bentuk Penilaian.............................................................. 214
B. Perbedaan Penilaian Tradisional Dengan Penilaian Alternatif ..... 218
221
C.
D.
E.
F.
G.
Pengertian Konsep Dasar Penilaian Alternatif .............................. 219
Teknik Atau Cara Penilaian .......................................................... 221
Fungsi Penilaian Alternatif............................................................ 223
Kelemahan Penilaian Alternatif .................................................... 224
Kelebihan Penilaian Alternatif ...................................................... 224
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 225
GLOSARIUM
INDEKS TOPIK
INDEKS PENGARANG
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis Wahab.(2002).Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung :
CV.Maulana
Abdurrachman, 1985. Tebaran Pemikiran Mengenai Hukum Agraria, Bandung, Alumni.
Ali, M. (2007). Teori dan Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar, Program Magister
Pendidkan .
Ali, Faried,1996. Hukum Tata Pemerintahan dan Proses Legeslatif di Indonesia, Jakarta,
RajaGrafindo.
Al-Muchtar dalam Hand Out.Strategi Belajar Mengajar (2001:33).
Amin, zainull ittihad, 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Angkowo, R. Dan A, Kosasih, Optimalisasi Media Pembelajaran Jakarta, PT. Grasindo,
2007.
Arikunto, Suharsimi. 2005.”Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan”. Bumi Aksara : Jakarta.
Arsyad,Azhar, Media Pembelajaran. Jakarta , PT . Raja Grafindo Persada, 2006
Asmani, Jamal Ma’mur. 2014. Tips menjadi Guru Inspiratif, Kreatif,dan Inovatif.
Yogyakarta: DIVA Press.
Bisri, Ilhami, 2003. Hukum Pidana: Prinsip Pengaturan dan Penerapan di Indonesia,
Jatinogor, Alqaprint.
222
Briggs, Leslie J. 1977. Instructional Design. Principles and Application. Engle Cliffs, New
Jersey : Educational Technology Publication.
Bueden, Paul R and Bryd, David.. 1999. Method for Effective Teaching. Second Edition.
Boston: Allyn and Bacon.
Bunyamin Mftuh. 2011. Internasionalisasi Nilai – Nilai Pancasila Melalui Pendidikan
Kewarganegaraan.
Darwanto, 2007 Televisi sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Deflem, Mathieu, Habarmas, Modernity and law. London: Sage, 1996.
Depdiknas. 2006. Model-model Pembelajaran yang Efektif. Bahan Sosialisasi KTSP. Jakarta.
Depdiknas
Dr.Nomensen Sinamo,SH,MH. Hukum Tata Negara. Jakarta: Permata Aksara. 2012. hal 251.
Durkheim Emile. 1990. Pendidikan Moral. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.
Fajar, Arnie. 2004. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Fajar, Arnie. 2004. Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Feton dalam Tjipto Sumadi.1999.Pendidikan IPS di SD.Jakarta :Universitas Terbuka.
Golemen, Daniel. 2001 Emotional Intelligence; Kecerdasan Emosional, Mengapa El Lebih
Penting daripada IQ. Alih Bahasa T. Hermaya. Jakarta : Gramedia.
Grace, Elizabeth F. 2006. Pintar membuat portofolio. Jakarta: Esensi Erlangga.
Gunawan. 2015. Konsep, Strategi, dan Implementasi Siswa. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Hamalik, Oemar. 2008. Pendidikan Guru, Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar.Bandung: CV Pustaka Setia
Hariyanto. 2015. Implementasi belajar dan pembelajaran. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Harsono,Boedi, 1999. Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan UUPA, Isi dan
pelaksanaan, Jakarta : Jambatan.
Hartono, Soenarjati.1991. Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional. Bandung,
Heinich, Robert, dkk. Instructional Media and Technologies for Learning. New Jersey:
Prentice Hall, 2002.
Hering. 1971. Konsep Dasar IPS. Tangerang :Universitas Terbuka.
223
Hero Utomo dan koentjorojakti, Ekonomi Politik Internasional di Pasifik, Jakarta : Airlangga,
1994.
Kansil, 2001.Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.2012. Rencana Pembelajaran
dan Metode Pembelajaran Serta Model Evaluasi Hasil Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: KPKRI.
Kepmendikbud,0186/P/1984. Dasar dasar Kependidikan Jakarta: Rineka Cipta.
Killen, Roy.(1998). Effective Theaching Strategies: Lesson from Research and practice,
second edition.Australia, Social Science Press.
KPPN. 1980. Dasar dasar Kependidikan Jakarta: Rineka Cipta.
Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Pembelajaran PKn di SD : Universitas Terbuka.
Lickona dalam Herman. 1966. Pembelajaran PKn di SD : Universitas Terbuka.
Lickona. 1992. Perencanaan Pembelajaran Bandung: Rosdakarya.
Lie, Anita. (2005).Cooperative Learning.Jakarta: Grasindo.
Listiyarti, Retno. 2012. Pendidikan Karakter Dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif.
Jakarta : Erlangga.
Mackenzie Norma.1975.Pendidikan IPS di SD.Jakarta:Universitas Terbuka.
Makmur. 2007. Patologi Serta Terapinya Dalam Ilmu Administrasi dan Organisasi. Jakarta :
PT. Refika Aditama.
Mariane De Marco.2010 dalam Tesis Agus Kirin Budiarto. 2014.
Marsell, James L. 1954. Principle of Teaching. Amerika Serikat.
Mirna, Amir.(2011).Rahasia Mengajar dengan Kreatif Inspiratif dan Cerdas.Jakarta: Logika
Galileo.
Muchji akhmad, 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Wahyu Media
Mulyasa. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Mulyasa. 2008. Standart kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: Rosdakarya.
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja
Rosadakarya
Munadi , Yudhi, Media Pembelajaran : Sebuah Pendekatan, Jakarta : GP Press, 2010
224
Nasution. S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:
Bumi Aksara.
Ormrod, Jaenne Ellis. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlanga
Pribadi, Sikun.1982. Dasar dasar Kependidikan Jakarta: Rineka Cipta
Prof. Dr. H. Kaelan, M.s, 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta : Paradigma
Ra`uf. dkk. 2003. Undang – undang republik Indonesia Nomer 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional. Jakarta : BP. Dharma Bhakti
Ramsden, Paul. 1992. Learning to Teach in Higher Education. London :Routledge Chapman
and Hill Inc.
Rohani,Ahmad, Media Instruksional Edukatif. Jakarta, PT. Rineka Cipta , 1997
Sadiman, Arief . S, dkk , Media Pendidikan : Pengertian , Pengembangan dan
Pemanfaatannya . Jakarta , PT . Raja Grafindo Persada, 2006
Sanjaya, Wina.(2006).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana, Prenada Media Group.
Santosa, Widya. dkk 1994. Garis – Garis Besar Program Pengajaran (GBPP). Jakarta:
Yayasan Taruna Nusantara Indonesia
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sedyawati Edi. 2012. Budaya Indonesia. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada
Shimon philip.fatchul mu’in.2011.Mendidik Generasi Bangsa.Yogyakarta:PT Pustaka Insan
Madani
Slamet Suyanto. 2011. Implementasi Pendidikan berkarakter melalui Pendidikan terpadu
Soemantri. 1967, 1970, Winaputra. 1978. Pembelajaran PKn di SD : Universitas Terbuka
Soematri.2001. Pembelajaran PKn di SD. Universitas Terbuka.
Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara
Somantri.2001.Mendidik Generasi Bangsa.Yogyakarta:PT Pustaka Insan Madani
Sriantik W, DKK. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta : UT
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Sinar Baru
Suhan, 2006. Model Pelaksanaan Pembelajaran PKN. Jakarta : Renika Cipata
225
Sujiono,Yuliani Nurani. 2010. Mengajar dengan portofolio. Jakarta: PT Indeks.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum. Teori dan Praktek. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Sumaatmadja, Nursid. 2007. Konsep dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suwarma Al Muchtar, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta : UT.
Taniredja, Tukiran.2009: Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
Muhammadiyah. Bandung :Alpabeta.
Tjipto Sumadi,M.Jafar.1992.Pendidikan IPS di SD.Jakarta:Universitas Terbuka.
Udin S. Winataputra, dkk. (2008). Materi dan Pembelajaran Pkn di SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Undang-undang dasar RI No 20 Tahun 1989 pasal 39 ayat 2.
Undang-undang dasar RI No. 20 Tahun 2003
Wahab, Abdul Aziz. 2014. Konsep Dasar IPS. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.
Wahab, Aziz Arikunto. dkk, 2000. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta:
Universitas Terbuka
Wibowo, Agus. 2015. Pendidikan Karakter Berbasis Lokal di Sekolah. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar
Winata putra, udin S. 2011. Pembelajaran Pkn di SD. Jakarta :Universitas Terbuka.
Yamin, Martinis. 2006. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Yuliastuti Rima, Wijianto dan Budi Waluyo. 2011. Pendidikan Kewarga-negaraan. Jakarta:
Pusat Kurikulum Dan Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional
Zainal Aqib.(2010).Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cedekia
Zuriah Nurul.2007. Pendidikan Moral dan Budi Pekerti Dalam Perspektif
Perubahan. Malang. PT Bumi Aksara
DATA PENDAMPING
226
I. IDENTITAS
Nama Lengkap
Prof. Dr. Wahyu Sukartiningsih, M.Pd
Tempat, tgl-bln-thn Kelahiran
Pangkat/Golongan/ NIP
Jabatan Fungsional
Jabatan Struktural
Fakultas/Jurusan/Prodi
Perguruan Tinggi
Keahlian
Alamat Kantor
Arjosari, Pasuruan, 18 Januari 1968
Pembina Utama Madya /IVc/196801181994032003
Guru Besar
Ketua Prodi S2 Pendidikan Dasar, PPs, Unesa
FIP/PGSD
Universitas Negeri Surabaya
Pembelajaran Bahasa Indonesia SD
Kampus UNESA Lidah Wetan Surabaya
Telp (031)7524403/Faks (031)7532112
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
JENJANG
SD
SMP
SPG
D2
S1
S2
S3
PROGRAM STUDI
Bidang Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia
Bidang Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia
Bidang Pendidikan Bahasa
Indonesia
Bidang Pendidikan Bahasa
Indonesia
INSTITUSI
SDN Arjosari I Pasuruan
SMPN I Pasuruan
SPGN Pasuruan
IKIP Surabaya
TAHUN
LULUS
1981
1984
1987
1990
IKIP Surabaya
1993
Universitas Negeri Malang
1999
Universitas Negeri Malang
2006
III. PENGALAMAN MENGAJAR
JENJANG
S2
MATA KULIAH
Konsep Dasar Bahasa
Indonesia
Pengembangan
PROGRAM STUDI
Pendidikan Dasar
Pendidikan Dasar
INSTANSI
Pascasarjana
Unesa
Pascasarjana
TAHUN
2011sekarang
2011227
Pembelajaran Bahasa
Indonesia di SD
Keterampilan Berbahasa
Reseptif dan
Pengajarannya
Metodologi Penelitian
S1
Diploma 2
Unesa
sekarang
Pendidikan Dasar
Pascasarjana
Unesa
2007sekarang
Pendidikan Dasar
PGSD
Pascasarjana
Unesa
Pascasarjana
Unesa
Pascasarjana
Unesa
FIP, UNESA
Peningkatan Keterampilan
Berbahasa Indonesia
Kajian Kesastraan
PGSD
FIP, UNESA
PGSD
FIP, UNESA
Pengembangan Model
Pembelajaran Bahasa
Indonesia
Metodologi Penelitian,
PGSD
FIP, UNESA
2010sekarang
20015sekarang
2007sekarang
2006sekarang
2008sekarang
2008sekarang
2007sekarang
PGSD
FIP, UNESA
Penelitian Tindakan Kelas
PGSD
UT
Penulisan Karya Ilmiah
PGSD
UT
Tugas Akhir
Peningkatan Keterampilan
Berbahasa Indonesia
Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas
Rendah SD
Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi SD
Seni Tari dan Drama
PGSD
PGSD
FIP, UNESA
FIP, UNESA
PGSD
FIP, UNESA
PGSD
FIP, UNESA
1995sekarang
PGSD
FIP, UNESA
1996sekarang
Wawasan Pendidikan Dasar
Pendidikan Dasar
Tesis (Pembimbing dan
Penguji)
Kajian Kebahasaan
Pendidikan Dasar
2008sekarang
2006sekarang
2006sekarang
2005-2009
1994sekarang
1995sekarang
PENELITIAN YANG TELAH TERPUBLIKASI :
228
No.
Judul Penelitian
Bidang Ilmu
Lembaga
Tahun
1
Pengembangan Pembelajaran Membaca Dan Menulis
Berbasis Balance Literacy Untuk Me
Pendidikan Bahasa Universitas
(dan Sastra)
Negeri
Indonesia
Surabaya
2013
2
Pendidikan Ilmu
Universitas
Pemberdayaan Siswa Sekolah Dasar Untuk Berperilaku
Pengetahuan Alam Negeri
Positif Dan Berkemampuan Berp
(Sains)
Surabaya
2012
3
Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Pendidikan
Bahasa Indonesia Di Kelas Awal SD
PGSD
Universitas
Negeri
Surabaya
2014
4
Pengembangan Perangkat Perkuliahan Pengembangan
PGSD
Pembelajaran Bahasa Indonesia Be
Universitas
Negeri
Surabaya
2012
5
Pengembangan Perangkat Perkuliahan Peningkatan
Keterampilan Berbahasa Indonesia
PGSD
Universitas
Negeri
Surabaya
2013
6
Pemberdayaan Siswa Sekolah Dasar untuk Berperilaku
Positif dan Berkemampuan Berp
PGSD
Universitas
Negeri
Surabaya
2013
GLOSARIUM
Achieved Status
: Kedudukan Yang Dicapai Oleh Seseorang Dengan Usaha Yang
Disengaja.
Achievemen Assessment : Penilaian prestasi
Afektif
: Ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai (watak,prasaan,
minat, emosi).
Akhlak
: sikap, prilaku
229
Alinea
: Bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap
atau satu tema yang dalam baris pertama menorok krdalam.
Alternatif
: Pilihan Diantara Dua Atau Beberapa Kemungkinan
Andragogi
: proses untuk melibatkan peserta didik dewasa ke dalam suatu
struktur pengalaman belajar.
Angkuh
: Sifat Tinggi Hati, Suka Memandang Rendah Pada Orang Lain
Aplikatif
: Penerapan.
Arogan
: Sombong, Congkak, Dan Angkuh
Ascribed Status
: Suatu Peran Atau Status Yang Diperoleh Berdasarkan Keturunan,
Tanpa Memperhitungkan Selera, Kemampuan, Dan Hasil Kerja
Seseorang.
Assessment Alternative : Penilaian alternative
Assessment Traditional : Penilaian tradisional
Assigned Status
: Kedudukan Yang Diberikan Kepada Seseorang.
Authentic Assessment
: Penilaian autentik (asli)
Bebas aktif
:kebebasan untuk menentukan pendapat sendiri terhadap tiap-tiap
persoalan masing-masing.
Berinteraksi
: Saling melakukan hubungan seperti bercakap-cakap.
Berpartisipasi
: berperan serta ( dalam suatu kegiatan) ikut serta dalam
Berserikat
:Bersama-sama atau berkelompok pada suatu organisasi
Bijak
: Suatu cerminan sikap dan perilaku seseorang terhadap sesuatu
proses
yang ia lihat berdasarkan apa yang ada dipikirannya.
Bullying
: Suatu kata seperti ancaman yang dilakukan oleh sesama manusia
Cakrawala
: kaki langit; tepi langit; batas pemandangan; horizon;
Cerdas
: Sempurna Perkembangan Akal Budinya (Pemikiran Yang Tajam)
Civis
: Ilmu kewarganegaraan yang
isinya mempelajari hubungan
antara individu dan individu dan negara
Criterion Evaluation
: Kriteria evaluasi
Criterion Referenced Test : Tes criteria direferensikan
Delivery
: mengirim
Demokrasi
: suatu bentuk pemerintahan yang di mana semua warganya
memiliki hak setara dalam pengambilan suatu keputusan
Demokrasi
: adalah bebas
bersuara/bersaran
Desain
: Rancangan Atau Kerangka Bentuk
230
Didaktik metodik
: disipilin dalam pengajaran.
Diferensiasi Sosial
: Pengelompokan Masyarakat Ke Dalam Kelas-Kelas Secara
Horizontal, Seperti Ras, Etnis Atau Suku Bangsa, Klan, Agama,
Profesi, Dan Jenis Kelamin.
Dimensi
: adalah suatu ruang
Dinamis
:Penuh Semangat Dan Tenaga Sehingga Cepat Bergerak Dan
Mudah Menyesuaikan Diri
Discriminating Index
: Taraf kesukaran.
Discriminating Power
: Penentuan daya pembeda.
Disiplin
: patuh kepada peraturan
Dominan
: Bersifat sangat menentukan karena kekuasaan, pengaruh dan
sebagainya
Edukatif
: bersifat mendidik
Efek
: Pengaruhnya.
Efektif
: Tindakan yang memberi efek positif
Efisien
: Tepat Atau Sesuai Untuk Mengerjakan Sesuatu Dengan Tidak
Membuang-Buang Waktu, Tenaga, Dan Biaya Secara Percuma
Eksklusif
: Terpisah Dari Yang Lain (Yang Pada Umumnya), Khusus,
Tersendiri, Dan Mewah
Eksplorasi
: Kegiatan untuk memperoleh pengalaman baru dari situasi yang
baru.
Ekspositori
:Metode belajar yang digunakan dengan memberikan keterangan
terlebih dahulu
Ekstaseptif
: Merupakan bagian dari ilmu
Ekstrimisme
: Bentuk penyalagunaan kegiatan berbolitik yang memanfaatkan
kelompok organisasi minoritas
Electronic Learning
: Metode pembelajaran yang menggunakan alat elektronikyang
akan disambungkan melalui internet.
Emosional
: Menyentuh Perasaan Baik Itu, Sedih, Senang, Dan Marah
Enkulturisasi
: Proses mempelajari nilai dan norma kebudayaan
Era
: Zaman
Esensi
: Hakikat inti atau hal yang pokok dalam berpendapat dengan
kebenaran atau kejujuran
231
Etnis
: Sejumlah Orang Yang Memiliki Persamaan Ras Dan Warisan
Budaya Yang Membedakan Mereka Dengan Kelompok Lainnya.
Etnosentrisme
:
Kecenderungan Setiap Kelompok Untuk Percaya Begitu Saja
Akan Keunggulan (Superioritas) Kebudayaan Sendiri.
Etos Kerja
: Semangat kerja yang khas yang dimiliki seseorang
Evaluasi
: Penilaian akhir
Hubungan erat (dengan) tidak dapat
diceraikan
Evokasi
: kebebasan dan kesempatan
Exposition
: menyaji
External
: adalah factor dari luar
Fakta
: adalah kepastian
Faktor
: hal
(Kedaan,
Peristiwa)
Yang
Ikut
Menyebabkan
(Mempengaruhi) Terjadinya Sesuatu
Fasilisator
Fenomena
: orang yang menyediaakan fasilitas, penyedia
: Hal-Hal Yang Dapat Disaksikan Dengan Pancaindra Dan Dapat
Diterangkan Serta Dinilai Secara Ilmiah.
Fill In The Blanks
: Tes untuk melengkapi
Forced-choice
: Tes pilihan ganda
Gagasan
: Hasil pemikiran.
Gender
: Pembedaan Antara Pria Dan Wanita Berdasarkan Faktor
Psikologis, Sosial, Dan Budaya.
Generalisasi
: Perihal pembentukan gagasan atau simpulan untuk suatu
kejadian.
Geografi
: ilmu yang mempelajari tentang lokasi dan variasi keruangan atas
fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi
Globalisasi
Gotong royong
Guru professional
: Proses masuknya budaya yang mendunia.
: bekerja bersama-sama mengerjakan atau membuat sesuatu
: guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk
melakukan tugas pendidikan dan pengajaran.
Hakikat
: Intisari atau Dasar.
Heuristic
: Seni dan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan suatu
penemuan.
History
: searah atau cerita
Hubungan hierarkis
: artinya saling mendasari satu sama lain
232
Identik
: adalah sama benar,tidak beda sedikit pun
Ideologi
: Suatu Sistem Pemikiran Yang Mendukung Serangkaian Norma.
Impersonal
: tidak bersifat pribadi; tidak berkaitan dengan (tidak mengenai)
seseorang.
Implementasi
: suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah
disusun secara matang dan teperinci
Individualis
: Mempunyai sikap yang tidak mau berinteraksi dengan
lingkungannya
Individualisasi
: sendiri, tunggal
Induktif
: Bersifat secara induktif.
Inisiatif
: prakarsa, upaya, tindakan mula-mula yang dimunculkan
seseorang
Inklusif
Inkulkasi
Inovasi
: Proses Pembelajaran Dengan Layanan Pendidikan Yang Layak
: menanamkan nilai moral
: pemasukan atau pengenalan hal-hal baru, pembaharuan
Inspiratif
: Dapat Mengilhami
Integral
: mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan
kewibawaan; kejujuran.
Integrasi
: Suatu Proses Pengembangan Masyarakat Yang Segenap
Kelompok Ras Dan Etnik Mampu Berperan Serta Secara
Bersama-Sama Dalam Kehidupan Budaya Dan Ekonomi.
Integrative
: pembaruan hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat
Intelektual
: Cerdas, Berakal, Dan Berpikiran Jernih Berdasarkan Ilmu
Pengetahuan
Interaksi
: Hal saling melakukan aksi, berhubungan antara orang atau
kelompok.
Internal
: adalah factor dalam
Internalisasi
: Penghayatan terhadap suatu ajaran
Intraseptif
: merupakan agama atau nilai-nilai
Karakter
: (watak) khas yang dimilki seseorang
Karakter
: sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran , perilaku dan
budi pekerti
Kearifan
: kebijaksanaan;
233
Klasikal
: Secara bersama-sama di dalam kelas.
Kodrati
: Berkaitan dengan kemampuan alami
Kognitif
: kegiatan yang menyangkut aktivitas otak
Komitmen
KOMNAS
: perjanjian untuk melakukan sesuatu
:
Komisi Nasional, lembaga yang melindungi hak asasi manusia
seluruh warga negara Indonesia
Kompetensi pedagaogik : sejumlah kemampuan guru yang berkaitan dengan ilmu dan seni
mengajar siswa.
kompetensi professional : guru yang memiliki keahlian khusus
Komprehensif
: Memperlihatkan Wawasan Yang Luas
Kondusif
: Kondisi pembelajaran yang dapat mengakomodir secara
maksimal
Konstitusional
: keseluruhan peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang
mengatur secara mengikat
Konteks
: Ling bagian suatu uraian atau kalimat yang mendukung makna
Konteks/ konstektual
: membuat sesuatu menjadi nyata
Kontribusi
: Segala bentuk tindakan dan pemikiran yang bertujuan untuk
mewujudkan sebuah cita-cita bersama.
Konvesional
: suatu komunikasi berdasarkan kesepakatan yang dilakukan oleh
sejumlah orang.
Korupsi
: adalah perbuatan jahat yang merugikan negara
Kreatif
: Memiliki Kemampuan Untuk Menciptakan Sesuatu Yang Baru
(Memiliki Daya Cipta)
Kriminal
: adalah perbuatan penganiayaan kekerasan
Kultural
: Bentuk jamak dari kata kebudayaan
Kurikulum
: Perangkat mata pelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan.
Multidimensial: situasi yang dialamai oleh suatu bangsa dimana
terjadi berbagai pertentangan
baik besar maupun kecil dalam
bidang politik, sosial, ekonomi, dan juga moral.
Learning By Experience : Portofolio termasuk belajar dengan mengalami secara langsung.
Learning
: belajar
Luwes
: inisiatif,dimana seorang yang inisiatif dapat mencoba berbagai
cara untuk memecahkan masalah.
Making
: membuat
234
Melestarikan
Menginditifikasi
: mempertahankan kelangsungan hidup
: suatu cara yang di lakukan oleh seseorang untuk mengambil alhi
ciri-ciri orang lain
Moral
: Ajaran tentang baik atau buruk dalam masyarakat mengenai
perbuatan sikap, kewajiban dan sebagainya.
Motivasi
: Dorongan Yang Timbul Pada Diri Seseorang Secara Sadar Untuk
Melakukan Sesuatu Dengan Tujuan Tertentu
Muatan Lokal
: kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran yang ada.
Multikultur
: Suatu masyarakat yang terdiri dari berbagai maacam latar
belakang dan budaya yang berbeda.
Mutakhir
: Ampuh Atau Mujarab
Nasionalisme
: sikap politik dan sosial dari sekelompok bangsa yang mempunyai
kesamaan kebudayaan , bahasa dan wilayah serta kesamaan citacita dan ide
Nilai Instrumental
: penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar secara lebih kreatif dan
dinamis dalam bentuk UUD 1945 dan peraturan perundangundangan, dalam tata urutan peraturan UU NO.10 Tahun 2004
Norma
: Pedoman atau petunjuk
Obyektif
: kenyataan, sesuatu yang dapat di buktikan
OKI
: merupakan organisasi islam internasional bersifat nonmiliter
One Way Method
: Guru yang cenderung levbih dominan menggunakan satu metode
pembelajaran.
Optimal
: terbaik, tertinggi, paling menguntungkan
Otonomi
: penyerahan wewenang dari pemr pusat ke daerah yang berada di
bawahya dalam segala aspek kecuali militer, politik luar negeri,
fiskal, dan bank sentral.
Output
: Hasil Langsung Dari Pembelajaran
Paradigma
: suatu pandangan mendasar dan suatu disiplin ilmu tentang apa
yang menjadi pokok persoalan
Patriotik
: bersifat cinta tanah air Pembelajaran.
235
Patriotisme
: sikap yang bersumber dari perasaan cinta tanah air (semangat
kebangsaan atau nasionalisme)
Penalaran
: proses berfikir yang sistematis dan logis untuk memperoleh
kesimpulan
Pendidikan Kontruktivistik : Menekankan perkembangan dan konsep dan pengertian
yanglebih mendalam.
Pengintegrasian
: kegiatan menyatu padukan keinginan karyawan dan kepentingan
perusahaan, agar tercipta kerjasama yang saling memberikan
kepuasan.
Penyunsunan
:(Komposisi, komponen) Saling berkaitan, menghubungkan
Performance Assessment : Penilaian penampilan
Persepsi
: Tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris
guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan.
Piket harian
: kelompok atau regu yang bertugas menjaga kebersihan kelas
Portfolio Based Learning
: Pembelajaran berbasis portofolio.
Portofolio Assessment
: Penilaian hasil karya
Potensi
: Kemampuan yang dapat di kembangkan.
Psikologis
: berkenaan dengan psikologi, bersifat kejiwaan
Psikomotorik
: Ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman
belajar.
Rasional
: menurut pikiran dan pertimbangan yang logis, menurut pikiran
yang sehat, cocok dengan akal.
Receiptive
: menerima
Redikalisme
: adalah suatu paham yang di buat oleh sekelompok orang yang
mengiginkan perubahan atau pembaruhan sosial politik secara
drastis dengan menggunakan cara kekerasan
Reformasi
: Perubahan terhadap suatu sistim yang telah ada pada suatu masa
Relevan
: Kait-mengait.
Resolusi Konflik
: Pemecahan Masalah Dalam Pendidikan
Revolusi
: Perubahan sosial dan kebudayaan secara cepat
Role model
: Suatu cara model dalam pembelajaran
RPP (rencana program pembelajaran ) : sebuah perangkat pembelajaran yang mendukung
seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
236
Rujukan
: (sumber)
School culture
: Cara berpikir dan kepercayaan yang dimiliki warga sekolah
Scientific
: pendekatan ilmiah bersifat mengamati, menanya, mencoba,
menalar
Sejarah
: Ilmu yang mempejari tentang peristiwa di masa lampau.
Self Assessment
: Penilaian diri
Semi sintetis
: adalah bahan yang terbuat dari bahan narkotika alami
Sertifikasi guru
: Melindungi profesi guru dari dari praktik-praktik merugikan citra
profesi guru.
Seyogyanya
: Sepantasnya atau semestinya.
Sintetis
: adalah bahan dasar pembuatan narkotika
Sistematis
: rencana yang sesuai
Sosialisasi
: berkomunikasi
Sosiodrama
:
metode
belajar
yang
memakai
drama
kemasyarakatan
sebagamedia
Standartizet Testing
: Alternatif dari tes baku
Strategi
: Rencana untuk mencapai sasaran.
Study
: adalah pembelajaran
Substansi
: Pokok, inti dan isi yang sebenarnya
Teaching
: mengajar
Team teaching
: Pengajaran beregu.
Tematik
: bersangkutan dengan tema
Terpadu
: menjadi satu Bentuk tanggung jawab penuh terhadap profesinya
Tindak Tanduk
: tingkah laku; perbuatan; kelakuan.
Toleransi
: Suatu sikap menerima pihak lain dan menghargai perbedaan
Totalitarisme
: Paham yang dianut oleh pemerintahan totaliter
Transfer Of Knowledge : Kegiatan mentransfer ilmu pengetahuan dan pemahaman.
Transfer Of Value
: Kegiatan mentransfer nilai-nilai moral dan kebaikan.
Transmission
: mentransfer
True Fals
:Tes benar salah
Universal
: Berlaku untuk semua orang
Value clarivication technique : Teknik atau cara untuk mengungkapkan suatu nilai.
Variatif
: memiliki sifat variasi
Watak
: adalah sikap seseorang
237
Workshop
: sebuah kegiatan
yang sengaja diadakan sebagai tempat
berkumpulnya orang – orang yang berasal dari latar belakang
serumpun untuk memecahkan permasalahan tertentu dengan jalan
diskusi. PENGARANG
INDEKS
A
Abdurrahman, W. 216
Abizar 101
Achmad Sanusi 133
Agus Kirin Budiarto 120
Agus Wibowo 122
Ahmad Rohani 92
Al-Muchtar 89
Angkowo 93
Arikunto 200
Asep Barhia 125
Awan Mutaki 87
Azis Wahab 103
B
Baker 201
Benny A. Pribadi 96
Briggs 200
Bunyamin Maftuh 119
C
Carey 110
Cartono 220
Clark 101
D
Dick 110
Djamarah Dan Zain 143
Donald P. Ely 90
Douglas Suparka 102
E
E. B. Tylor 149
Ely 92
Erman S. A 220
Etin Solihatin 100
238
F
Fatchul Mu’in 82
G
Gagne 200
Gardne 223
Gearhart,201
Gerlach 92
Grant P.Wiggins218
Gunawan 124
H
Hariyanto,82
Harry S. Trumann 183
Herman 215
Herman Gearhart 201
J
J.C.T Simorangkir 185
Jan Materson188
Jhon Stuart Mill179
Johar Permana 194
John Lock 188
Joyce 192
Jumal Ahmad214
K
Kh.A. Mustafa Bisri 129
Kokasih ,93
Kolberg ,106
L
Lewis 215
Lewis 216
Lickona 141
Loomas 106
M
M Jafar 86
Mcloughlin 215
Menurutmcloughlin 216
Mercer 216
Meriambudiharjo 182
Mukhlas Samani 133
Muller 214
Munadi ,93
239
N
Nahadi 220
Norma Mackenzie 86
P
Pardjono 129
Philips 140
Prof. Notonagoro 189
Prof.Dr.J.Hoogeveld 131
Prof.Muchlas Samani
R
Rahardi,98
Ralph Tyler 214
Robert Heinich,91
Rudi Gunawan , 87
Ruhimat 138
S
Sadiman,98
Saptono 141
Selo Soemardjan 151
Setyono219
Shimon Philip 82
Slamet Suyanto118
Soemantri 117
Soerjono Soekanto 148
Spencer 129
Stephen K. Sanderson 149
Suharsini Arikunto217
Suyanto 126
T
Tita Rosita,96
Tjipto Sumadi , 86
Trianto ,111
Turney ,111
U
Udin S Winataputra 137
V
Vernon S. Gerlac,90
W
Wardan Suyanto 129
240
Weil192
Whittaker201
Y
INDEKS TOPIK
Yudhi Munadi,94
Yusuf Hadi Miarso 129
A
Abstrak 92
Acuan 206, 216,
Adaptasi 87, 88
Adil 118
Administratif,113
Afektif 85, 82, 89, 95, 193, 221, 223,
Agama 146, 184
Agen Politis 119
Akademik 125 132
Akftifitas,110
Akhlak Mulia 139
Aktif 117, 103, 109,191
Aktivitas 105 111 123 127 139
Aktor 122
Aktualisasi 186
Alamiah,106
Alat Dan Media ,95 104
Alat Mekanik,90
Alat Peraga 138
Alat Teknologi 91
Alat informasi 195
Alokasi Waktu 110
Alternatif 193,196,197,214, 215,224
Aman Nyaman 147
Amanat Pancasila 85
Analisis Nilai 102 123
Analisis 87
Andi 185
Andragogi 131
Antitesa 200
Antropologi 86
Antusias 81, 210
Argumentasi 104
Arif 130
Asas Kesinambungan 198
Asas Objektif1 98
Asaskeseluruhan 198
Asaskomprehensif 198
Asaskontinuitas 198
Aschbache 201
Asesmen 120
241
Aspek Sosial 94
Aspek afektif 198
Aspek kognitif 198
Aspek psikomoto 198
Asumsi 105
Audio 108
Autentik 98
B
Bahan Pembelajaran 192
Bangsa 135
Bela Negara 137
Bencana Alam 153
Beradab 84 , 121
Beragam Suku 122
Berakhlak Mulia 81,116, 130, 205, 223
Beraneka Ragam 84 97
Beravariatif 208
Berbasis Portofolio 196, 197
Berbasis Tematik 206
Beretika 206
Beriman 116
Berinisiatif 210
Berinovatif 202
Berinteraksi 181
Berjiwa Patriotik 126
Berkesinambungan 86
Berkesinambungan 211
Berkolaborasi 93, 123
Berkompetisi 206
Berkomunikasi 126, 181
Berkontribusi 207
Berkualitas 81, 123, 135
Bermartabat 81 166, 205
Bermoral 81, 116, 191
Bermusyawarah Mufakat 196,197
Berorientasi 93, 116
Berpartisipasi 111, 116, 119
Berpendapat 189
Berperikemanusiaan 121
Berserikat 181
Bertakwa 116
Bertanggung Jawab 116, 189, 193
Bertanya 144
Bertema 206
Berurutan 97
Bervariasi 208
242
Berwibawa 130
Bhinneka Tunggal Ika 149, 150
Bidang Ilmu 133
Bidang Study 145
Budak 151
Budaya 124, 149, 150
Budaya Barat 151
Budi Pekerti 82,100 116
Budi luhur 205
Bulletin 108
Bullying 182
C
Cakap 81, 116, 205
Capres 184
Cenderung 82, 224
Ceramah 101, 105
Cerdas116,193,196,197
Cermat 197
Chart 108
Cinta Damai 83, 123
Cinta Ilmu 121
Cintatanah Air 118
D
Daya Intelektual 82
Debat 104
Demokrasi
Demokrasi 81, 83 105, 116, 117, 118, 181 , 203
Demokratis 192
Depresi 224
Desain 93
Diagram 91
Diformulasikan 193
Diinternalisasikan 125
Dikaji 95
Dimensi Watak Atau Karakter 85
Dinamika 109
Dinamis 126 , 146
Diorganisi 105
Diperbaiki Kualitas 222
Dipraktikkan 220
Diprediksi 105
Disiplin 118, 121
Disiplin Keilmuan 133
243
Diskiriminasi 182
Diskusi 101, 104, 105
Distributif 92
Dokumen 193
Dokumentasi193
Dominan 128, 193
Dosen Killer 122
Drama 97 , 98
Dua Dimensi 98
E
Edukasi 97
Edukatif 98, 203
Efek 96
Efektif , 218
Efektif 81, 106, 109, 100, 103, 107, 111, 113, 117 ,133 ,142, 193 , 215
Efektifitas 94
Efektivitas 96, 108
Efisien 215
Efisien 91, 92, 93, 98, 103, 108, 113, 142 191, 192, 193
Ekonomi 86, 98, 124, 127
Eksklusi 119
Eksploitasi 111, 151
Eksternal 82
Ekstrakulikuler 182
Ekstraseptif 88
Ekstrimisme 153
Elaborasi 111
Elatif 92, 95, 217
Elektronik 90, 195
Emosi 96
Enkulturisasi 121
Era Reformasi 117
Esensi 179, 181
Estetika Karya 222
Estetikanya 222
Etika 120, 146
Etnis 124
Etos Kerja 130
Evaluasi 95, 130,197, 214
Assessment 214
Evokasi 102
F
244
Fasilisator 112, 190, 209, 210
Fenomena 201
Fiksatif 92
Film Bingkai 97, 98, 99
Filosofi 139
Fisik 181
Fisik 149
Fitrah 82
Fleksibel 192
Formal 81, 89, 215
G
Gagasan180
Gejala 86
Gemar Membaca 140
Generalisasi 200
Generasi 117, 127 , 185
Geografi 86
Global 117, 146
Globalisasi 138, 150, 151
Gotong royong 118
Grafik 90, 108
Guru 127
H
Habituasi 124
Hak 119
Hak Asasi Manusia 85, 117, 151, 152
Hakekat 86
Hakkodrati 188
Hakyuridis 186
HAM 179
Hardware 96
Harkat 182
Harmonisasi 148
Hasil Rekayasa 191
Hereditas 82
Hiterogen 94
Hukum 119
Humaniora, 88
Humanis 117
Humoris,106
I
Ideal 127
Identik 82
245
Identitas Nasional 85
Iklim 120
Ilegal 152
Ilmiah 88
Ilmu 192
Ilmu Bumi 98
Ilmu Pengetahuan 127, 191
Ilmu Politik 86
Ilmu Teknologi 191
Implementasi 116, 208
Indikator 94 110
Individu 144
Individual 198
Individualis 182
Informal 214, 216
Informasi 138, 146, 194
Inisiatif 123
Inklusif 102, 119
Inovati 191
Inovatif 103, 108, 109 , 123
Inquiry 144
Insentif 96
Inspiratif 111
Institusi Pendidikan 142
Instruktur 91,
Instrumen
Integratif 88
Interaksi 94, 105, 146, 203
Interaksi Psikologis 99
Interaksi Sosial 109
Interaktif 96, 111, 224
Intergrated 88
Internal 82
Internalisasi Budaya 121
Internalisasi 99
Internasionalisasi 119
Intraseptif 88
Intruksional 92
Isu Lokal 146
Isu Sosial 146
J
Jaminan 181
Jasmani 111
Jati Diri 116
246
Jenis Kelamin 182
Jiwa Sosial 119
Jujur 118
Jurnal 108
K
Kaidah 151
Kajian Antar Disiplin 85
Karakter 81, 107, 109, 128
Karakteristik 84,98,103,107,132, 209
Karya Wisata 101,106
KBK 207
Keamanan Nasional 141
Keantusiasan 210
Kebangsaaan 84
Kebangsaan 119
Kebebasan Berserikat 189
Keberartian 102
Kebudayaan Nasional 149
Kebutuhan Vital 117
Kecerdasan Emosional 128
Kecerdasan Intelektual 128
Kecerdasan Moral 128
Kecerdasan Motorik 128
Kecerdasan Sosial 128
Kegiatan Pembelajaran 110
Kegiatan 198
Kegiatan mentransfer 191
Kehidupan Bangsa 116
Kekuatan Fisik 87
Kemampuan Emosional 191
Kemampuan Intelektual 107
Kemampuan Spiritual 191
Kemampuan Teknis 82
Kemampuan 191, 193
Kemampuanintelektual 191
Kemandirian 111
Kemandirian 193
Kemdiknas 83
Kementerian 116
Kemerdekaan 181
Kemiskinan 152
Kepemimpinan 120
Kepercayaan 148
Kepiawaian 99
Kerakter 149
Kerja Tim 145
Kerokhanian 99
Kesadaran 102
247
Kesan 224
Kesastraan 98
Kesejahteraan 189
Kesenian 98
Kesimpulan 112
Ketangguhan 193
Keterampilan 222
Keunggulan 107
Kewajiban 119
Kewarganegaraan 84
Kinerja 219
Kinerja Efektif 129
Klarifikasi Nilai 123
Klasikal 112
Klipping 201
Kodisi 181
Kognisi 192
Kognitif 82, 89, 193, 221, 233
Koheren 133
Komentar 224
Komersial 97
Komitmen 103
Komnas HAM 181
Komonikasi 151
Kompetensi 221
Kompetensi Dasar 110, 111, 207
Kompetensi Kepribadian 127
Kompetensi Pedagogik 127
Kompetensi Profesional 127
Kompetensi Social 127
Kompetensiinti 207
Kompetitif 126
Komponen 95, 101, 103
Komprehensif 120
Komputer 96
Komulatif 224
Komunikan 91
Komunikas 92
Komunikasi 104, 206
Komunikatif 83
Komunikator 91
Komunitas 120
Kondisi 107
Kondusif 123
Kondusif 111
Konfirmasi 111
Konflik 150
Konflik Bersenjata 153
Konsekuensi 116
Konsentrasi 209
248
Konsep 133
Konsep Dasar 87
Konsep 194
Konseppendekatan Scientific 212
Konseptua 211
Konseptual 137
Konsisten 130
Konsisten 200
Konstitusi 85
Konteks Sosial 86
Konteksruang 186
Kontekstual 143
Kontruktivisme 144
Kooperatif 144
Korupsi 81, 214
Kreatif 83, 85, 106, 109, 116, 117,191, 193
Kreatifitas 111, 191, 207
Kriminal 81, 151
Krisis Karakter 121
Krisis Moral 81
Kriteria 221
Kritikan 217
Kritis 131
Kualifikasi 207
Kualitas SDM 138
Kualitas Teknik 108
Kualitatif 197
Kuantitatif 197
Kultur 120
Kultur Social 122
Kurikulum 120
L
Laboratorium 110
Langkah Kegiatan 111
LCD 108
Leluasa 90
Lembaga 123
Lembar Monitoring 201
Lingkungan 117
Lisan 181
Lukisan 98
M
Makhluk sosial 188
Maksimal208
Mandiri 116
249
Manipulasi,99
Martabat182
Masa Lampau, 92
Masyarakat 125
Masyarakat Belajar 144
Mata Pelajaran 110
Materi Ajar 90
Materi Pokok 137
Materi Tercetak 91
Materi 196
Material 148
Matrik Horisontal 112
Matrik Vertikal 112
Media 119
Media Belajar 108
Media Gambar 98
Media Grafis Visual 98
Media Massa 181
Media Pembelajaran 90
Media Visual 108
Media 112
Media 90
Melindungi Lingkungan 153
Memadukan 103
Memaksakan kehendak 189
Memanifestasikan 120
Membahas 193
Membentuk Watak 84
Membludak 97
Memfasilitasi 135
Memfitnah 180
Memfokuskan 111
Meminimalisir 203
Memodifikasi 208
Memonitor Kinerja 224
Memotivasi 135
Mempersonalisasi 126
Memprediksi 191
Memproyeksikan 95
Menantang 111
Mendeskripsikan 193
Mendidik 190
Mengaktualisasikan 132
Menganalisis 204
Mengaplikasikan 89
Mengefektifkan 94
Mengekspresikan 120
Mengemukakan179
Menghargai Keberagaman 121
Mengidentifikasi 87
250
Mengimplementasikan 104
Mengindikasi 217
Menginformasikan 222
Menginspirasi 135
Mengintegrasikan 120
Menginternalisasikan 88
Mengkaji 193
Mengkontekstualkan 146
Mengobservasi 123
Mengoptimalkan 191
Menjembatani 100
Menjemukan 103
Menstabilkan 106
Mental 194
Menyuguhkan 101
Merefleksikan 201
Merekonstruksi 92
Merespon 85
Metode 123
Metode Ceramah 104
Metode Inkuiri 194
Metode Klasikal 194
Metode Partisipator 103
Metode Pembelajaran 133
Metode e-Learning 195
Metodologi 93
Mewadahi 181
Minat,111
Misi 184
Modalitas 94
Model Konvensional193
Model pembelajaran 191
Monoton193
Moral 116
Moral Pancasila 103
Motivasi 107
Motivasi Diri 120
MPR 97
Muara , 85
Mufakat,84
Multikultural 119
Musik ,98
Musyawarah189
Mutlak 116
N
Narasumber ,109
Narasumber,112
Narkotika 153
251
Nasionalisme 119
Negara 135
Nilai Agama,110
Nilai Kewarganegaraan,110
Nilai Luhur,84
Nilai Moral ,100
Nilai Numeric 224
Nilai Pancasila 119
Nilai-Nilai Moral191
Nilai-Nilai Pancasila 215
NKRI195
Non Pemerintah, 85
Nontes199
Norma 214
Norma 217
Norma Hukum 130
Norma,110
Norma119
Normatif, 92
Nurani,99
O
Objek,98
Objektif 131
Objektif 131
Objektif 140
Observasi201
Obyektifitas,107
OHP,108
OHP,95
OHP,99
Operasional 139
Operasional,112
Optimal 191
Optimal191
Optimal203
Optimal91
Organ Reproduksi 151
Organisasi 142
Organisasi-Organisasi181
Otentik 145
Output116
P
Pamflet ,108
Pancasialis 137
Pancasila 139
252
Pancasila,100
Paradigma 138
Partai-Partai.181
Partisipasi ,101
Partisipasi Rakya186
Partisipatif193
Partner 120
Pasca198
Patriotisme 119
PBB 153
Pelacuran 151
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran,113
Pelantikan,97
Pelatihan127
Pelayanan Paksa 151
Pelecehan Seksual 122
Pemanasan,111
Pemantau 223
Pembangunanberdikari 186
Pembelajaran Tutorial192
Pembelajaran,112
Pembelajaranaktif 192
Pembentukan Karakter 116
Pemecahan Masalah,102
Pemerasan 151
Pemerintah 116
Pemerintahan 146
Pemikiran (Though) ,100
Pemodelan 144
Penalaran 220
Penalaran Moral,102
Pencabulan, 81
Pendahuluan ,111
Pendekatan 143
Pendekatan,100
Pendekatan,102
Pendidik 130
Pendidikan 138
Pendidikan Formal 116
Pendidikan Karakter ,83
Pendidikan Karakter 116
Pendidikan Nilai Dan Moral,103
Pendidikan Non Formal 116
Pendidikan Politik 119
Pendidikan127
Penerapan,107
Pengembangan Afeksi192
Pengembangan Diri 127
Pengendalian Diri 139
Pengetahuan 222
253
Pengetahuan191
Pengorganisasian,105
Pengungkapan Nilai,102
Penilaian 218
Penilaian Alternatif 219
Penilaian,110
Penilian Autentik 144
Penindasan 151
Penugasan 221
Penyelundupan 152
Penyuluhan Informasi,90
Penyusunan RPP 136
Peperangan 153
Peradaban Bangsa 116
Perampokan , 81
Perantara ,91
Perasaan (Feeling) ,100
Perbudakan 151
Perbudakan 151
Percaya Diri,
Perdagangan 146
Perdangan Manusia 152
Perekonomian 148
Performa 217
Performance197
Perguruan Tinggi 116
Peri Keadilan185
Perikemanusiaan185
Peristiwa,97
Pers181
Persoalan202
Peserta Didik 130
Pesertadidik193
Pokok Bahasan ,107
Pokok Pikiran 145
Politik, 85
Politis,98
Portofolio 220
Pos Kamling 147
Positif 117
Potensi 116
Potensi Akademik,87
Potret,98
Pra198
Prakarsa,111
Prasarana,107
Prasarana 211
Prekonomian 152
Prestasi 116
Pribadi 117
254
Pribadi 132
Prinsip189
Proaktif 120
Problem 128
Problem Siswa,93
Problem202
Produktif 222
Produktif212
Produktivitas 123
Produktivitas 191
Produktivitaskerja 135
Profesi Mulia 127
Profesionalisme 137
Profesionalitas Guru 127
Professional 224
Program Pembelajaran,107
Program198
Proposional,98
Prosedur Kerja 222
Prosedur,113
Proses Demokrasi, 85
Proyek 222
Psikis 181
Psikologi 221
Psikologis ,111
Psikomotor 223
Psikomotor,89
Psikomotorik ,82
R
Rangkaian Mutual ,95
Rangking 216
Rangsangan,93
Ras182
Rasa Empati 126
Rasional, 85
Realia,108
Realisasikan,84 153
Refleksi,112 144 145
Reguler 120
Rekaman Audio,108
Relaberkorban118
Relevan 133
Religius,83 121
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,110
Resolusi Konflik 119
Respek210
Revolusi 185
Rohani180
Role Model 122
255
Ruang Lingkup ,93
S
Sanksi180
Sarana Dan Prasarana,93
Sarkasme210
Sasaran Program,107
Satu Kesatuan 148
Sejak Dini206
Sejarah,98 86
Sekolah Dasar ,82
Seksama196
Seleksi, 88
Semangat Kebangsaan,83
Seni Dan Budaya 127
Seperti Jigsaw 144
Sertifikasi Guru 127
Signifikan 127
Sikap Yang Rendahhati189
Sikap191
Silabus ,110 112
Simbol,98
Simulasi,103
Sintetis 153
Sistem Pemerintahan181
Sistematis ,113 130
Sistematis 216
Sistematis 221
Situasi,107
Situasi191
Situsional,111
Slameto202
Slide,108
Slide,98
SNP 204
Software,96
Sosial 132
Sosial Asuh 153
Sosial Budaya 141
Sosialisasi 121
Sosio - Kultural,93
Sosiodrama,103
Sosiologi, 86
Spiritual Keagamaan 139
Stabil 130
STAD 144
Standar Isi 133 137
Standar Isi207
Standar Kompetensi ,111 110 126
256
Standar Kompetensi207
Standar Nasional Pendidikan 133
Startegi/Taktik ,100
Stimulus , 92
Strategi 132 138
Strategi Pembelajaran 133
Strategi Pembelajaran Ekspositori,104
Strategi Sistematis191
Strategi,102
Strategi,pendidikan191
Strip,98
Struktuk Keilmuan , 85
Struktul ,113
Studi Lapangan,106
Studi Proyek,103
Studi Pustaka 123
Subjektif198
Submasalah ,105
Subyek190
Sukses 120
Suku 150
Suku 184
Suku182
Sumber Bacaan193
Sumber Belajar,110 111
Sumber Daya Manusia 123
Sumber Rujukan,112
Sumberrujukan201
Superior 129
Survive,87
T
Taksonomi Bloom198
Tanggung Jawab 129
Taqwa 118
Tata Krama202
Tata Nilai,82
Tatanan Nilai193
Tatananbnegara181
Teknik 144 96
Teknikevaluasi197
Teknologi,98 126 127
Teknologibaru 191
Teladan 122 130
Telekomunikasi,98
Televisi ,97
Teliti 131
Tema 110 145
Tematik 145
257
Teori 120
Teori Belajar 132
Teori192
Terarah191
Terdidik191
Terintregrasi 145
Terlatih191
Terorisme 151 152 153
Tersumbat 147
Tes Lisan199
Tes Objektif199
Tes Tulis 219
Tes199
Tindak Lanjut,112
Tindakan ,100
Tingkatusia190
Titik Kulminasi,200
Toleransi 83 , 119
Topik Bahasan ,107
Totalitarisme,186
Tradisi 123
Tradisional 215 217
Transparansi,108
Transfer Ilmu 121
Transfer Of Knowledge191
Transfer Of Value 191
Transformasi, 92
Transportasikan , 92
Tuna Karya 147
Tunggal Ika 141
Tut Wuri Handayani 122
U
Umpan Balik,112
Umpanbalik198
Undang-Undang.”181
Universal182
Unjuk Kerja 221
Usia Dini 122
UUD 1945 139
V
Variasi204
Variatif,102
Ventilasi ,107
Verbal,91 93
Video ,96
258
Visi 184
Visual,98 108
W
Wahana,90
WAPRES 184
Warga Negara 117
Watak Kewarganegaraan, 85
Wawasan,97
Wilayah184
Winter192
Workshop 136
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil'aalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha pengasih dan
penyayang. Kiranya tanpa karunia-nya, mustahil naskah buku ini dapat terselesaikan tepat
waktu.Memasuki era perubahan zaman yang multidimensi ini diperlukan suatu perubahan
besar guna menyongsongnya, khususnya perubahan besar dalam dunia pendidikan. Guru SD
Semakin dituntut memiliki kemampuan pedagogis yang maksimal agar mampu dan bisa
berjalan seiring dengan global nya perubahan zaman saat ini . Permasalahan Degradasi
nilai,norma dan moral yang terjadi pada siswa dewasa ini harus segera bisa diselesaikan oleh
para guru SD dan lebih-lebih oleh pihak para orang tua modern saat ini.
Mapel PKn adalah salah satu dari banyak disiplin ilmu yang mampu menjawab segala
persoalan yang muncul dewasa ini, khusus nya permasalahan mengenai mulai hilangnya
nilai-nilai karakter dan kearifan lokal budaya bangsa Indonesia yang terjadi karena salah satu
faktornya antara lain disebabkan arus globalisasi dan perkembangan dunia komunikasi
dimana Televisi dan internet banyak menyediakan contens yang kurang mendidik bagi siswa
SD saat ini.
Oleh karena itulah penulis, menyusun buku yang berjudul “Memahami secara Holistik
Pembelajaran PKn di SD” ini dengan suatu harapan besar nanti nya para Guru SD maupun
calon guru yang akan mengajar di sekolah nantinya, untuk dapat membaca sekaligus
memahami secara holistik mengenai bagaimana cara melaksanakan pembelajaran PKn
secara teori dan praktik secara maksimal agar hasil pembelajaran pada siswa dapat bermakna
dan mengandung pengalaman belajar kongkret melalui pendekatan saintifik sejalan dengan
K-13 (Kurikulum 2013)
259
Didalam buku ini nantinya pembaca akan dapat memahami secara sistematis nantinya
sehingga dapat mengetahui dengan lebih mendalam mengenai tujuan pembelajaran PKn di
SD serta hasil pembelajaran yang tidak hanya pada aspek kognitif atau pengetahuan saja
melainkan juga hasil belajar PKn pada aspek Psikomotorik dan afektif (perubahan
sikap) melalui suatu strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta pembentukan
karakter siswa melalui Habituasi (pembiasaan-pembiasaan) melalui kegiatan dan
program sekolah sehingga pembangunan jiwa siswa yang sesuai dengan kepribadian
bangsa dan nilai-nilai pancasila akan dapat direncanakan dan diupayakan dengan lebih
maksimal.
Terselesaikannya penulisan buku ini juga tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak. Karena
itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada rekan-rekan dosen Umsida yang telah
meluangkan waktu dan pemikiran untuk memberikan ide maupun gagasannya guna
terselesaikan nya buku ini. Selain itu, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada
segenap pengelolah LPPM Umsida yang telah banyak membantu proses penyelesaian buku
ini. penulis menyadari juga bahwa buku ini masih mempunyai kelemahan sebagai
kekurangannya. Karena itu, penulis berharap agar pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang konstruktif demi kesempurnaan buku ini nantinya
Akhir kata, penulis berharap agar buku ini dapat membawa manfaat bagi bangsa ini,
khususnya para guru sebagai ujung tombak pendidikan di Indonesia. semoga dengan hadirnya
buku ini dapat menginspirasi para guru dimana pun berada, agar terus mengasah pemikiran,
bakat dan minat yang kuat untuk terus mengembangkan pembelajaran Pkn yang lebih optimal
di SD agar nantinya tercipta generasi emas yang berkarakter, berjiwa kritis, tanggap dengan
perubahan zaman, berjiwa leadership dan tangguh, jadilah para generasi yang berbudi luhur
serta ber-akhlaq mulia di masa depan.
Penulis,
2016
260
261
Download