Chapter II - USU Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Terdahulu
Penelitian tentang analisis gaya bahasa perbandingan sudah pernah diteliti
di Program Studi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
a. Abdul Rahman (060704023) mahasiswa Sastra Arab FIB USU mengenai gaya
bahasa perbandingan dengan melihat jenis gaya bahasa perbandingan pada
kisah Syamsuddin Al- Mashri dan Nuruddin Al- Bashri pada buku ٗ
ٔ
‫ىأ ؼ ػ‬
‫ى ي‬/ 'alfu laylatin wa laylatin.
Penelitian ini membahas tentang gaya bahasa perbandingan yang terdapat
pada kisah Syamsuddin Al-Masri dan Nuruddin Al-Basri pada buku ٗ
‫ىأؼ ػ‬
‫ى ي‬/ `alfu laylatin wa laylatin karya Taha `Abdul Rauf Sa‟ad. Perbedaan
dengan penelitian ini adalah objek penelitiannya yaitu Al-Quran juz 30 dan
pada penelitian sebelumnya pada buku ‫ٗ ى ي‬
‫اىؼ ػ‬/`alfu laylatin wa laylatin
karya Taha `Abdul Rauf Sa‟ad terdapat penempatan contoh tidak sesuai
dengan teori gaya bahasa yang digunakan.
b. Dwi Atmawati (2014) dengan judul
Majas Dalam Al-Qur’an (Kajian
Terhadap Al-Qur’an Terjemahan Juz 30)dalam jurnalLiNGUA.
Hasil penelitian Atmawati, Al-Qur‟anmenggunakan majas paralelisme,
perumpamaan, metafora, eufemisme, repetisi, personifikasi, tautologi, antitese,
antonomasia, retoris, enumerasi. Dari 37 surat yang terdapat pada juz 30 itu,
9
Universitas Sumatera Utara
36 surat mengandung majas. Surat yang tidak mengandung majas hanya ada 1
yakni surat Al-Qadr (QS: 97).Persamaan dengan penelitian ini adalah objek
penelitiannya yaitu Al Quran juz 30. Adapun perbedaan dengan penelitian ini
adalah dalam penggunaan teori, pada penelitian sebelumnya menggunakan
teori Kridalaksana (1984) sedangkan penelitian ini menggunakan teori Tarigan
(1985). Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Atmawati hanya
membahas beberapa contoh majas dan tidak menjelaskan secara mendalam
mengenai keseluruhan dari majas yang ditemukan. Sedangkan penelitian ini
hanya
berfokus
pada
gaya
bahasa
perbandingan,
sehingga
lebih
memungkinkan menganalisis secara mendalam dari keseluruhan gaya bahasa
perbandingan yang ditemukan.
c. Hanik Mahliatussikah(2004) dalam jurnal Bahasa dan Seni, Tahun 32, Nomor
2dengan judul Penggunaan Gaya Bahasa Perbandingan dalam Ayat-Ayat AlQuran Tentang Hari Kiamat,
Hasil penelitian Mahliatussikah bahwasanya penggunaan gaya bahasa
perbandingan
mengenaiayat-ayat
tentang
hari
kiamatdi
dalam
Al-
Qur‟anmeliputi; Simile terbuka (tasybi:h mursal mujmal), Simile tertutup
(tasybi:h mursalmufashshal), Simile epos (tasybi:h tamtsil), tasybi:h dhimniy,
metafora dalam arti sempit (tasybi:h bali:gh), metafora implicit (isti a:rah
tashri:hiyyah), Personifikasi (tasykhish),isti a:rahmakniyyah, dan isti a:rah
tamtsi:liyyah. Adapun hasil penelitian tersebut memiliki persamaan yaitu
mengkaji gaya bahasa perbandingan dalam Al-Qur‟an. Perbedaan penelitian
ini adalah terletak pada teori yang digunakan yaitu antara teori Gorys Keraf
10
Universitas Sumatera Utara
yang digunakan oleh Mahliatussikah dengan Guntur Tarigan yang peneliti
gunakan, serta objek kajiannya Al-Qur‟an juz 30 yang bukan hanya mengenai
tentang hari kiamat tetapi banyak hal lainnya seperti, keimanan dan kisahkisah terdahulu.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Gaya Bahasa
Telah banyak para ahli bahasa mengemukakan tentang pengertian dan jenisjenis gaya bahasa. Adapun gaya bahasa menurut beberapa para ahli bahasa adalah
sebagai berikut, Pradopo (1987: 264)
menyatakan bahwa gaya bahasa adalah
merupakan cara penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkan efek
tertentu. Zainuddin (1992: 51) : menyatakan bahwa gaya bahasa adalah
pemakaian ragam bahasa dalam mewakili atau melukiskan sesuatu dengan
pemilihan dan penyusunan kata dalam kalimat untuk memperoleh efek tertentu.
Keraf (1984: 113) menyatakan bahwa gaya bahasa adalah cara mengungkapkan
pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian
penulis (pemakai bahasa). Tarigan (1985: 4) menyatakan bahwa gaya bahasa
adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan
memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan
benda atau hal lain yang lebih umum.
Dengan merujuk beberapa defenisi diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
gaya bahasa adalah suatu cara yang digunakan untuk meningkatkan keindahan
bahasa dan bisa mempengaruhi pembaca/ pendengar. Dalam penelitian ini,
11
Universitas Sumatera Utara
peneliti mencoba untuk membahas tentang gaya bahasa perbandingan dengan
menggunakan teori Tarigan (1985).
2.2.2. Jenis- jenis Gaya bahasa
Dari beberapa gaya bahasa yang dikemukakan oleh beberapa pakar bahasa,
ada empat bagian besar gaya bahasa yang diperincikan oleh Henry Guntur
Tarigan. Berikut ini Tarigan(1985: 6) merincikan jenis-jenisgaya bahasa :
1. Gaya Bahasa Perbandingan
2. Gaya Bahasa Pertentangan
3. Gaya Bahasa Pertautan
4. Gaya Bahasa Perulangan
Selanjutnya untuk memfokuskan penelitian ini, peneliti hanya membahas
tentang gaya bahasa perbandingan saja, dikarenakan diantara keempat macam
gaya bahasayang dikemukakan oleh Tarigan, gaya bahasa perbandinganlah yang
lebih dominan terdapat didalam objek penelitian ini, yaitu pada al-quran juz 30.
Adapun Gaya bahasa perbandingan menurut Tarigan adalah gaya bahasa yang
membandingkan dua hal yang sama atau dua hal yang berbeda. Kemudian Tarigan
membagi gaya bahasa perbandingan ke dalam sepuluh jenis (1) perumpamaan,
(2) metafora, (3) personifikasi, (4) depersonifikasi, (5) alegori, (6)antithesis, (7)
pleonasme dan tautology, (8) periphrasis, (9) antisipasi (prolepsis), dan (10)
koreksio (Tarigan, 1985:15-34).
12
Universitas Sumatera Utara
Gambar lingkaran Gaya Bahasa Perbandingan
Berikut ini penjelasaan mengenai sepuluh gaya bahasa perbandingan tersebut;
1. Perumpamaan /‫التثبيه‬/at-tasybīhu
Perumpamaan dalam bahasa inggris disebut simile yang diambil dari bahasa
latin yaitu simile yang bermakna ‟seperti‟ dan dalam bahasa arab disebut dengan
tasybīh. Menurut Tarigan (1985 : 9) perumpamaan adalah perbandingan dua hal
yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja dianggap sama dengan
menggunakan kata pembanding.
Menurut Keraf (2009)
gaya bahasa perumpamaan adalah perbandingan
yang bersifat eksplisit, bahwa ia langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal
lain. Untuk itu memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan
itu yaitu dengan kata-kata pembanding.
Menurut Al-Khuli (1982) gaya bahasa perbandingan jenis perumpamaan
yaitu;
ٔ ‫ ظرج ٔ ضص ٔا ٗ ش ئ ٔأ ثز ط بثزخذا ً ٔا دحأ ظرج‬:
ٔ ‫ظ زى أج‬
13
Universitas Sumatera Utara
/At-tasybīhu : tasybīhu syakhṣin 'aw syā'in biākharin biistikhdāmi 'adātun
tasybīhin/`Perumpamaan : mengumpamakan seseorang atau sesuatu dengan yang
lain dan menggunakan bantuan adat (alat) tasybih.
Menurut Hifni (1995 :473), mengatakan bahwa :
ٔ ٗ
ٔ
‫صؼ ا ثداح زغ ض‬
‫ظ زى أج ٔ ق بحى إ ٍ از ؼ‬
/at-tasybīhu ‘ilḥāqu ‘amrin bi’amrin fī wasfin bi’adātin ligarḍin/`tasybih adalah
menghubungkan sesuatu hal dengan sesuatu hal yang lain dalam suatu sifat
dengan menggunakan adat (kata-kata khusus) karena suatu tujuan.
Jadi perumpamaan adalah perbandingan antara dua kata atau dua hal yang
berbeda dan dianggap sama dalam suatu kalimat yang harus menggunakan kata
pembanding. Di dalam kajian linguistik kata pembanding ini disebut juga dengan
konjungsi atau kata penghubung yang menunjukkan perbandingan dan
mempunyai maksud penyerupaan. Kata pembanding dalam hal ini yaitu seperti,
sebagai, ibarat, laksana, bagaikan umpama, serupa, bak. Sedangkan dalam
bahasa arab kata pembandingnya disebut ٔ ‫ظ زى أج‬
‫ ادا ٗ ا ح‬/adāwātu at-tasybīh/
yaitu:
ٔ
‫ ؾ‬/kaf/, ‫وث‬
ٍ /miślu/, ِ ‫ ب مئ‬/ka’anna/, ‫ شج‬/syibhi/ (Husyim Ahmad, 1990:267).
Namun dalam penelitian ini, peneliti tidak menjelaskan lebih dalam mengenai
ٔ ‫ظ زى أج‬
‫داا ٗ حأ‬
/adāwātu at-tasybīh/ melainkan hanya untuk memberikan
pengetahuan mengenai pengistilahan kata untuk membandingkan dalam bahasa
Arab.
Contoh gaya bahasa perumpamaan dalam bahasa Indonesia;
-
Orang-orang yang tinggal di desa Sonomartani seperti katak dibawah
tempurung.
14
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan : pada contoh ini mengandung gaya bahasa perbandingan yang
berupa perumpamaan, yang terdapat pada kata seperti yang merupakan kata
pembanding dari orang-orang yang tinggal di desa Sonomartani dengan katak di
bawah tempurung. Kalimat orang-orang yang tinggal di desa Sonomartani dalam
contoh di atas disamakan dan diserupakan dengan katak di bawah tempurung..
Dari ciri-ciri diatas yaitu terdapatnya kata seperti yang berfungsi menyerupakan
dan membandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan, dapat disimpulkan
bahwasanya
ayat
diatas
mengandung
gaya
bahasa
perbandingan
yaitu
perumpamaan.
Contoh gaya bahasa perumpaman dalam bahasa arab;
ٔ
‫طء م ُ ا ى أ جذر‬
ٗ ‫ٔ ٖ ٗج‬
/wawajhuhu yaḍī’u ka’anna al-badru/`dan wajahnya bersinar ibarat bulan
purnama.
Pada contoh ditas terdapat gaya bahasa perbandingan jenis perumpamaan
ٔ
yang terletak pada kata ُ ‫ما‬/ka’anna/ `ibarat` adalah bentuk dari alat / kata yang
digunakan untuk membandingkan dua hal yaitu ‫ٔ ٖ ٗج‬
/wajuhuhu/`wajahnya
dengan ‫ ى أجذر‬/al-badru/ `bulan purnama`. Dalam contoh ini kata ‫ٔ ٖ ٗج‬
/wajuhuhu/`wajahnya` disamakan dan diserupakan dengan ‫ ى أجذر‬/al-badru/ `bulan
purnama`.
Contoh gaya bahasa perumpamaan juga terdapat dalam al-Qur‟an surah arRaḥmān ayat 14 yaitu;
15
Universitas Sumatera Utara
/khalaqal ‘insāna min ṣalṣālin kalfakhkhār/`Dia menciptakan manusia dari tanah
kering seperti tembikar.
Pada ayat ini terdapat gaya bahasa perumpamaan yang terletak pada kata ‫ؾ‬
/kaf/`seperti` sebagai alat / kata yang digunakan untuk membandingkan dua hal
yaitu ‫ اإن س نل ن م صلل ض‬/al-‘insāna min ṣalṣālin/’manusia dari tanah kering` dengan
‫ رب خ فى أ‬/alfakhkhār/`tembikar`. Dalam ayat ini kalimat ‫ ا إن س نل ن م صلل ض‬/al-‘insāna
min ṣalṣālin/’manusia dari tanah kering` disamakan dan diserupakan dengan
‫ رب خ فى أ‬/alfakhkhār/`tembikar`.
2. Metafora /‫اة را عت سإل‬/al-istiʻāratu
Metafora berasal dari bahasa inggris yaitu metaphor yang berarti “kiasan”.
Dalam bahasa Indonesia kata metaphor disebut dengan metafora dan dalam
bahasa arab disebut isti‟arah. Menurut Tarigan (1985 : 14) Metafora adalah
perbandingan yang implisit jadi tanpa kata seperti atau sebagai diantara dua hal
yang berbeda. Gaya bahasa ini merupakan gaya bahasa perbandingan yang paling
singkat, padat, dan tersusun rapi. Dan didalamnya terlihat dua gagasan: yang satu
adalah suatu kenyataan atau sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi objek dan
yang satu lagi merupakan pembanding tehadap kenyataan tadi. Atau dengan kata
lain bukan pada makna sebenarnya/ tersurat melainkan makna yang tersirat.
Keraf (2009: 139) mengatakan, metafora adalah membandingkan dua hal
secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat tanpa menggunakan kata
16
Universitas Sumatera Utara
pembanding, seperti, bagaikan, laksana dll sehingga pokok pertama langsung
dihubungkan dengan pokok kedua.
Menurut Muhammad Ali (1982) gaya bahasa perbandingan metafora
yaitu:
ٔ
ٔ َ
‫ميخ ل داء ٍع ْ زغ ٍع ْ ب ٕ ب ػ ا‬
‫ طإ زخذ ً ا‬: ‫ط إلازب عرح‬
/al-'isti’ārah : 'istikhdāmu kalimatin li'adāi ma’nā gayri maʻnāhā al'aṣlī/`Metafora : susunan kalimat yang digunakan untuk suatu makna yang pada
dasarnya bukan makna yang asli.
Contoh gaya bahasa metafora dalam bahasa indonesia :
- Juminten adalah kembang desa dikampung kami.
Contoh diatas mengandung gaya bahasa perbandingan metafora yang
terdapat pada kata kembang desa. Maksud dari contoh diatas bukanlah yang
sebenarnya, yaitu Juminten adalah kembang desa, melainkan merupakan bahasa
kias dari gadis tercantik. Karna Juminten seorang gadis yang tercantik di desanya
maka disamakan dengan bunga desa.
Contoh dalam bahasa arab ;
ٔ
ٔ
‫ا ر ذ طأ ذ غب ت ى أ ْ غب‬
/ra`aitu `asadu yukhaṭabu an-nāsu/ `aku melihat singa berkhutbah di depan
orang-orang`.
Pada contoh diatas tampak gaya bahasa perbandingan yaitu metafora yang
terdapat pada kata ‫ غب ت‬/yukhaṭabu/ `singa berkhutbah`. Maksud dari contoh
diatas bukanlah yang sebenarnya, yaitu ‫ غب ت‬/yukhaṭabu/ `singa berkhutbah`,
melainkan bahasa kias dari orang yang pandai berpidato. Karna semangat,
17
Universitas Sumatera Utara
menggelora dan berapi-api sesorang tersebut berpidato maka disamakan dengan
singa berkhutbah.
Contoh gaya bahasa perbandingan metafora juga terdapat dalam al-Qur‟an
surah Yusuf ayat 31.
/falammā ra`anahū wa qata’na `aidiyahunna wa qulna hāsya lillahi mā hāżā
basyarān `in hāzā `illā malakun karīm/ `maka tatkala wanita-wanita itu
melihatnya (yusuf), mereka kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka
melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah
manusia. Sesungguhnya ini benar-benar Malaikat yang mulia."
Pada ayat ini terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu metafora yang
terletak pada kata
ٌ
‫ ٍ يؿزم‬/malakun karīm/ `malaikat yang mulia`. Maksud
dari contoh diatas bukanlah yang sebenarnya, yaitu
ٌ ‫ ٍ يؿ ز م‬/malakun
karīm/
`malaikat yang mulia`, melainkan bahasa kias dari ketampanan dan keindahan
Nabi yusuf. Karna ketampanan dan kesempurnaa rupa nabi yusuf maka disamakan
dengan malaikat yang mulia.
3. Personifikasi /‫ا ي خ ش تلص‬/at-tasykhīṣu
Menurut Tarigan (1985 : 17) personifikasi adalah gaya bahasa yang
melekatkan sifat insani kepada benda yang tak bernyawa dan ide yang abstrak.
Dengan kata lain gaya bahasa personifikasi ini memberikan ciri- ciri kualitas,
yaitu kualitas pribadi orang kepada benda- benda yang tidak bernyawa.
18
Universitas Sumatera Utara
Menurut Muhammad Ali, (1982 : 207) gaya bahasa perbandingan jenis
personikasi yaitu:
‫ ط زى أ ص‬: ‫إظؼبء صؼبد ثشز خ عي شىئ غ ز ثشز‬
/at-tasykhīṣ : 'iḍafā'u ṣifātin basyariyyatin ‘ala syai'in gayri basyarī/`Personifikasi
: melekatkan sifat kemanusiaan (insani) atas sesuatu yang selain manusia.
Contoh :
- Matahari mencubit wajahku.
Pada contoh diatas jelas terlihat gaya bahasa perbandingan personifikasi
yang terdapat pada kata mencubit. Pada contoh ini matahari yang tidak
mempunyai tangan maupun badan seolah mempunyai tangan dan dapat bergerak
mencubit seperti manusia. Dari ciri diatas terdapatnya kata mencubit maka contoh
diatas termasuk gaya bahasa perbandingan jenis personifikasi.
Contoh dalam bahasa arab;
‫ْػ ؽ‬
ً ‫ٗاىز ح ن ر زت ٗاى َ غب‬
/warrihu taktubu walgamamu yanqatu/`Dan angin menulis dan awan memerciki.
Pada contoh ini terdapatdua gaya bahasa personifikasi, terdapat pada kata
‫ىز ح ن رزت‬
‫ ا‬/arrihu
taktubu/`angin
menulis
dan
‫ْػ ؽ‬
ً ‫اى َ غب‬
/algamamu yanqatu/`awan memerciki. Pada kalimat diatas angin dan awan yang
tidak mempunyai tangan dan merupakan benda yang abstrak seolah dapat
berbuat
seperti manusia. Dari ciri diatas yaitu terdapatnya kata
/arrihu taktubu/`angin menulis` dan
‫ْػ ؽ‬
‫ا ىز ح ن رزت‬
ً ‫ ا ى َ غب‬/algamamu yanqatu/`awan
memerciki` maka contoh diatas merupakan gaya bahasa perbandingan jenis
personifikasi.
19
Universitas Sumatera Utara
Contoh gaya bahasa perbandingan personifikasi juga terdapat dalam AlQur‟an surah Yusuf ayat 4, yaitu
/`iżqāla yūsufu li`abīhi yā`abati `innī ra`aitu `ahada ‘asyara kaukabān wa
asy-syamsa wa al-qamara ra`aituhum lī sājidīn/ `(ingatlah), ketika yusuf berkata
kepada ayahnya “wahai ayahku! Sungguh, aku bermimpi melihat sebelas bintang,
matahari dan bulan kulihat semuanya sujud kepadaku”`.
Pada ayat ini terdapat gaya bahasa personifikasi yang terdapat pada kata
ٔ
ِ ‫ ا ر ز ٌ ٖ ى جط ذ‬/ra`aituhum lī sājidīn/ `kulihat semuanya sujud kepadaku`. Pada
ayat ini bintang, matahari dan bulan merupakan benda mati seolah dapat berbuat
seperti manusia yaitu, bersujud kepada nabi Yusuf. Dari ciri diatas yaitu
terdapatnya kata
ِ ‫ى جط ذ‬
ٖ ٌ‫ز‬
ٔ
‫ ار‬/ra`aituhum lī sājidīn/ `kulihat semuanya
sujud kepadaku` merupakan jenis gaya bahasa perbandingan personifikasi.
4. Depersonifikasi
Menurut Tarigan (1985 : 21) depersonifikasi adalah gaya bahasa yang
melekatkan sifat benda pada manusia atau kebalikan dari personifikasi. Dan gaya
bahasa ini terdapat dalam kalimat pengandaian yang secara eksplisit terkadang
memanfaatkan kata kalau dan sejenisnya sebagai penjelas gagasan.
Contoh : - Kalau dikau menjadi samudera, maka daku menjadi bahtera.
Contoh dalam bahasa Arab:
ُ ‫ٍ يؿ اىش ٍ ب‬
ّ ‫ى ٘ اؿ دصجح ظ ٘ اء طبئاؿ ٗ ٔا شعز ٔا‬
20
Universitas Sumatera Utara
/laulā tasbaḥu ḍau`ān sā`ilān wa `asy’uru `annī maliku az-zamān/`Jikalau kamu
menjadi cahaya yang cair dan aku merasa menjadi penguasa waktu.
Pada contoh ini terdapat gaya bahasa dipersonifikasi yang terdapat pada kata
‫ دصجح ظ ٘ اء طبئاؿ‬/tasbaḥu ḍau`ān sā`ilān/ `kamu menjadi cahaya yang cair` dan
ُ ‫ٍ يؿ اىش ٍ ب‬
ّ ‫ ٔا شعز ٔا‬/`asy’uru `annī maliku az-zamān/ `aku merasa
menjadi penguasa waktu`. Pada ayat ini manusia yang mempunyai anggota
tubuh dan merupakan mahluk yang hidup seolah seperti benda yang abstrak dan
mati. Dari
ciri tersebut maka contoh diatas merupakan jenis gaya bahasa dipersonifikasi.
Dalam Al-Qur‟an surah Ali-Imran ayat 10 juga terdapat gaya bahasa
perbandingan jenis dipersonifikasi yaitu :
/`innallażīna kafarū lan tughniya ‘anhum `amwāluhum walā `aulāduhum
minallahi syai`an wa `ūlā`ika hum waqūdunnār/`sesungguhnya orang-orang yang
kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa)
Allah dari mereka. dan mereka itu adalah bahan bakar api neraka.
Pada contoh ini terdapat gaya bahasa dipersonifikasi yang terdapat pada kata
ٔ
‫ ٗىأئؿ ٌٕ ٗ ؽ ٘ د ى أ ْ بر‬/`ūlā`ika hum waqūdunnār/ `mereka itu adalah bahan bakar api
neraka`. Pada ayat ini manusia yang mempunyai anggota tubuh dan
merupakan mahluk yang hidup seolah seperti kayu bakar yang merupakan benda
mati yang tidak bisa berbuat apapun. Dari ciri tersebut maka contoh diatas
merupakan jenis gaya bahasa dipersonifikasi.
21
Universitas Sumatera Utara
5. Alegori /‫حي ا كتر مزيت‬/hikāyatu ramzīyyatin
Menurut Tarigan (1985 : 24) alegori adalah cerita yang dikisahkan dalam
lambang-lambang; merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan,
tempat atau wadah objek-objek atau gagasan-gagasan yang diperlambangkan.
Alegori biasanya mengandung sifat-sifat moral atau spiritual manusia.
Fabel dan Parabel juga merupakan alegori-alegori singkat, Fabel merupakan
alegori yang didalamnya binatang- binatang berbicara dan bertingkah laku seperti
manusia. Parabel merupakan alegori yang didalamnya mengandung pengajaran
mengenai moral dan kebenaran (cerita yang berkaitan dengan kitab suci).
Contoh gaya bahasa alegori dalam bahasa Indonesia; Perjalanan hidup
manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadangkadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela merima segala sampah dan pada
akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
Pada contoh diatas terdapat gaya bahasa alegori yang melambangkan
perjalanan hidup manusia dengan sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing,
dengan maksud menyamakan ciri-ciri sungai yang mengalir dengan perjalanan
hidup manusia yang berliku-liku.
Dalam bahasa Arab terdapat contoh gaya bahasa perbandingan Alegori
yaitu;
ٗٔ
‫ازح ادر ءب قث‬
ٔ
ٔ
, ‫ اع ٌ ي ُ ا ى أذ ّ ب ادر ْءب‬, ‫ ب ٗىذ‬: ‫ ب ٗ ه‬, ٓ ‫زغ حأؼ ٗىذ‬
/fa 'ahḍara waliduhu, wa qāla : /yā waladī, iʻlam 'anna a-ddunyā dāru fānā'in,
wa al-'akhirata dāru baqā'in/ Maka datanglah ayahnya dan berkata : wahai
22
Universitas Sumatera Utara
anakku ketahuilah bahwa dunia adalah tempat yang fana dan akhirat tempat yang
kekal.
Pada contoh diatas terdapat gaya bahasa alegori yang melambangkan
dunia dengan tempat yang fana dan akhirat dengan tempat yang kekal, dengan
maksud menyamakan ciri-ciri dunia yang pasti akan berakhir dengan datangnya
kiamat dengan tempat yang fana dan akhirat yang merupakan tempat yang kekal.
Dari ciri-ciri diatas maka contoh ini termasuk alegori jenis parabel.
Contoh gaya bahasa alegori juga terdapat dalam Al-Qur‟an surah alBaqarah ayat 261 yaitu;
/masalullażīna yunfiqūna `amwālahum fī sabīlillahi kamasali ḥabbatin `ambatat
sab‟a sanābila fī kulli sumbulatin mi`atu ḥabbatin wa allahu yuḍā‟ifu liman
yasyā`u wa allahu wāsi‟un „alīm/ `Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan
tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran)
bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
mengetahui.
Pada ayat diatas terdapat gaya bahasa alegori yang melambangkan orangorang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir dengan maksud menyamakan ciri-ciri menafkahkan
hartanya di jalan Allah dan Allah akan melipatkan harta yang dinafkahkan dengan
berkali lipat sama seperti sebutir benih yang akan menumbuhkan benih-benih lain
lagi. Dari ciri-ciri diatas maka contoh ini termasuk alegori jenis parabel.
23
Universitas Sumatera Utara
‫ ا‬/aṭ-ṭibāqu
6. Antitesis /‫الط ب ق‬
Menurut Tarigan (1985 : 26) antitesis adalah gaya bahasa yang mengadakan
komparasi atau pebandingan antara dua antonim yaitu kata-kata yang
mengandung ciri-ciri semantik yang bertentangan.
Keraf (2009: 126) mengatakan Antitesis adalah gaya bahasa yang
mengandung gagasan-gagasan yang bertentangan, dengan mempergunukan katakata atau kelompok kata yang berlawanan. Gaya bahasa ini timbul dari kata yang
berimbang.
Menurut Muhammad Ali, (1982 : 18) gaya bahasa perbandingan antitesis
yaitu:
ٔ
ٔ
‫ ب جطىأ ؽ‬: ‫ط َإزبعه َ م ز ِ ا ٗ مأثز ؼ ج َ ي ٌ ث اإؿث ْ ِ ظأ ثاذ د ٕ ب‬
/aṭ-ṭibāq : 'istiʻmālu kalimatayni 'au akṡarin fī jumlatin ṡumma al-'iṡnayni
bi'aḍadā dihā/ Antitesis : menggunakan dua kata atau lebih dalam suatu kalimat,
kemudian yang kedua-duanya berlawanan.
Menurut Jarim, Ali dan Musthafa Amin (2007 : 229), mengatakan :
ٗ ‫ َغجىأ ث ظىأء‬: ‫ق بجطى أ‬
ً ‫ظذ ٓ ؼ ى أن ل‬
ِ
/at-ṭibāq : al-jam’u baina al-syai’i wa ḍiddihi fī al-kalāmi/ tibaq adalah
berkumpulnya dua kata yang berlawanan dalam suatu kalimat.
Contoh : - Air susu dibalas dengan air tuba.
Contoh dalam bahasa Arab:
‫لثذ ٍِ ؽدر ٔ ؼ ٍِٗ بع‬
/labudda min qidiri fīhi wamin ṣāfiyi/ `harus berasal dari kotor maka dia berasal
dari yang bersih.
24
Universitas Sumatera Utara
Dalam ayat ini terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu antitesis; gaya
bahasa yang mengadakan komparasi atau pebandingan antara dua antonim,
terlihat pada kata ‫ ؽذر‬/qidiri/ `kotor yang berlawanan dengan kata ‫ بع‬/ṣāfiyi/
`bersih`.
Pada Al-Qur‟an surat Al-Kahfi ayat 18 terdapat gaya bahasa perbandingan
jenis antitesis, yaitu ;
/wa tahsabuhum ayqazan wa hum ruqudu./`Dan kamu mengira mereka itu
bangun, padahal mereka tidur (QS.Al-Kahfi:18).
Dalam ayat ini terdapat gaya bahasa perbandingan yaitu antitesis; gaya
bahasa yang mengadakan komparasi atau pebandingan antara dua antonim,
terlihat pada kata ‫ا ؽب ظب‬
/ayqazan/ `bangun` yang berlawanan dengan kata
‫رؽ ٘ د‬
/ruqudun/ `tidur`.
7. Pleonasme /‫ا إل هساب‬/al-ishābu
Menurut Tarigan (1985 : 28) pleonasme adalah gaya bahasa perbandingan
dengan memakaian kata yang berlebihan dan bila kata yang berlebihan itu
dihilangkan artinya tetap utuh, gaya bahasa ini biasa disebut pleonasme atau
tautologi.
Keraf (2009: 133) mengatakan pleonasme adalah gaya bahasa yang
mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk
menyatakan satu pikiran atau gagasan.
Contoh : - Saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan saya sendiri.
25
Universitas Sumatera Utara
- Mereka mendengar berita itu dengan telinga mereka
- Andi menaiki tangga itu keatas
Pada contoh-contoh diatas terdapat gaya bahasa perbandingan jenis
pleonasme yang terdapat pada kata-kata dengan tangan saya sendiri. dengan
telinga mereka dan keatas. Walaupun dihilangkan kata-kata dengan tangan saya
sendiri. dengan telinga mereka dan keatas artinya tetap utuh.
Contoh dalam bahasa Arab;
‫ٖ شذ ٗ ُ غث ْ ٌ ٖ ثدب حىأ ٗر ٍز‬
/Yusyahidūna bi’ainihim al-ḥādiśatu marūr/ `mereka melihat kecelakaan lalu
lintas dengan mata mereka sendiri.
Pada contoh ini terlihat gaya bahasa perbandingan pleonasme yang terletak
pada kalimat dengan mata mereka sendiri. Walaupun dihilangkan kalimat
dengan mata mereka sendiri artinya tetap utuh.
Dari ciri tersebut maka ayat diatas termasuk gaya bahasa perbandingan jenis
pleonasme.
Pada al-Qur‟an surah al-Baqarah ayat 79 terdapat gaya bahasa perbandingan
yaitu pleonasme, berikut cuplikannya :
/fawaylun lillażīna yaktubūna al-kitāba bi'aydīhim/`Maka kecelakaan yang
besarlah bagi orang- orang yang menulis al-kitab dengan tangan mereka
sendiri....`(QS.Al-Baqarah: 79).
26
Universitas Sumatera Utara
Pada ayat ini terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu pleonasme yang
terletak pada kalimat dengan tangan mereka sendiri. Walaupun dihilangkan
kalimat dengan tangan mereka sendiri artinya tetap utuh.
8. Perifrasis /‫ان طإلاب‬/al-'iṭnābu
Menurut Tarigan (1985 : 31) perifrasis adalah gaya bahasa perbandingan
yang mirip dengan pleonasme, kedua-duanya menggunakan kata-kata yang lebih
banyak daripada yang dibutuhkan. Dan pada prinsipnya kata-kata yang berlebihan
itu dapat diganti dengan sebuah kata saja.
Keraf (2009: 134) mengatakan perifrasis adalah gaya bahasa yang
melukiskan sesuatu dengan menguraikan sepatah kata menjadi frase yang
mengandung arti yang sama dengan yang lain.
Menurut Muhammad Ali (1982 : 206), mengatakan :
َ ‫ َبػزطإ َب مد سا ئذح ل ً ٗ ظ ٖب ؼ‬: ‫غ إلا ْ بة‬
/al-'iṭnāb : 'istiʻmālu kalimātin zā'idatin lā luzūmin lahā fī jumlah/`Perifrasis :
menggunakan beberapa kata tambahan yang tidak lazim pada suatu kalimat.
Contoh :
- Saya menerima segala saran, petuah, petunjuk yang sangat beharga
dari Bapak Dosen (nasihat).
Contoh dalam bahasa arab;
ٗ ٓ ‫ب طىأة غزؼ ٔ ج‬
‫زغ ىأ ى أز حب‬
/as-sabbu yafra’u qalbahu waṭṭarahu ilā al-fatātu/`Pemuda itu menumpahkan
segala isi hati dan segala harapan kepada seorang gadis.
Pada ayat ini terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu perifrasis, kata yang
berlebihan dapat diganti dengan satu kata saja, kalimat itu terlihat pada kata-kata
27
Universitas Sumatera Utara
ٗ ٓ ‫ غزؼ ٔ ج‬/yafra’u qalbahu waṭṭarahu/ `menumpahkan segala isi hati dan
‫زغ‬
segala harapan` dapat diganti dengan cinta.
Pada al-Qur‟an surat al-Ahzab ayat 55 terdapat gaya bahasa perbandingan
Perifrasis yaitu;
/lā junāḥa ‘alaihinna fī `ābā`ihinna walā `abnā`ihinna walā `ikhwānihinna walā
`abnā`i `ikhwānihinna walā `abnā`i `akhwātihinna walā nisā`ihinna walā mā
malakat `aimānuhunna wattaqīnallah `innallaha kāna ‘alā kulli syai`in syahīd/
`Tidak ada dosa atas isteri-isteri Nabi (untuk berjumpa tanpa tabir) dengan bapakbapak mereka, anak-anak laki-laki mereka, saudara laki-laki mereka, anak lakilaki dari saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara mereka yang
perempuan yang beriman dan hamba sahaya yang mereka miliki, dan bertakwalah
kamu (hai isteri-isteri Nabi) kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
menyaksikan segala sesuatu.
Pada ayat ini terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu perifrasis, kata yang
berlebihan dapat diganti dengan satu kata saja, kalimat itu terlihat pada kata-kata
ٔ ْ ٔ ٖ ٘ ّ ْ ٔ ٖ ّ ٘
‫ِ ا‬
‫ ءب ثأء ٕ ِ ا إ ِ ا ثءب إ‬/`ābā`ihinna `abnā`ihinna
ِ ّ ‫ثءب أ ٘ر ِ ٖ ٕ ءب‬
`ikhwānihinna `abnā`i `ikhwānihinna `abnā`i `akhwātihinna nisā`ihinna / bapakbapak mereka, anak-anak laki-laki mereka, saudara laki-laki mereka, anak lakilaki dari saudara laki-laki mereka, anak laki-laki dari saudara mereka yang
perempuan dapat diganti dengan mahram.
28
Universitas Sumatera Utara
9. Antisipasi /‫ اىز ٘ ؽع‬/at-tawaqqaʻu
Menurut Tarigan (1985 : 33) antisipasi adalah gaya yang berwujud
mempergunakan lebih dahulu satu atau beberapa kata sebelum gagasan atau
peristiwa sebenarnya terjadi, gaya bahasa ini biasa disebut antisipasi atau
prolepsis.
Contoh :
-
Mobil yang malang itu ditabrak oleh truk pasir dan jatuh kejurang.
Contoh dalam bahasa arab
ٔ
‫ مأ ْ ب َ ق ب م ّ ذ ٍشؤ ٗ ٍخ‬,‫م ْ ذ ب ئب ٍ ِ ٕ ذا‬
/kunta khā'ifan min hażā, 'akalnā liqimmati kānat masyu'umati/ Sial kali ini, kita
hanya makan sesuap sudah mendatangkan kesialan.
Pada contoh diatas terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu antisipasi:
melihatkan gagasan atau peristiwa yang belum terjadi sudah disebutkan terlebih
dahulu, yaitu terletak pada kalimat Sial kali ini. Dari ciri tersebut maka ayat ini
mengandung gaya bahasa bahasa perbandingan yaitu antisipasi.
Pada Al-Qur‟an surat Al-mursalāt ayat 47 juga terdapat gaya bahasa
koreksio, berikut cuplikannya :
/wailulun yauma’iżin lilmukażżibīn/`kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi
orang-orang yang mendustakan.
Pada ayat ini terlihat gaya bahasa perbandingan yaitu antisipasi:
melihatkan gagasan atau peristiwa yang belum terjadi sudah disebutkan terlebih
dahulu, yaitu terletak pada kalimat kecelakaan yang besarlah pada hari itu. Dari
ciri tersebut maka ayat ini mengandung gaya bahasa bahasa perbandingan yaitu
antisipasi.
29
Universitas Sumatera Utara
10. Koreksio /‫اإظ لزاة‬/al-'iḍrābu
Menurut Tarigan (1985 : 34) koreksio adalah gaya bahasa yang berupa
penegasan sesuatu tetapi kemudian diperbaiki atau dikoreksi, gaya bahasa ini
biasa disebut koreksio atau epanortosis.
Menurut Muhammad Ali (1982 : 197) gaya bahasa perbandingan jenis
koreksio yaitu:
ٔ
ٔ
‫ إرجبع رعج ز ثبخز يغ ٔ ل ّ ٔ ؼص ْ ي ٔ دؽخ ا ٗ صحخ‬:
‫اإظ لزاة‬
/al-'iḍrābu : 'ittibāʻa taʻbīru biakhirin yul’gihi li'annahu yufiṣṣanalahu diqqata
'au ṣiḥḥata/ `Koreksio : ungkapan yang diikuti dengan gaya bahasa yang lain
disebabkan adanya pengelompokan perbaikan dan pengoreksian
Contoh : - Pak Lubis memang orang Jawa, eh tidak, orang Batak.
Contoh dalam bahasa arab
ُ ‫ؽ ٔ ؼ ع ت وث ٔ ّ ٔا ثذء اىب طي‬
/laisa fiihi ‘aibun bal `annahu badii`u al-lissaan/`dia itu tidak ada cacatnya tetapi
bahasanya sangat kotor.
Pada ayat ini jelas terlihat gaya bahasa koreksio, yang merupakan penegasan
sesuatu kemudian diperbaiki atau dikoreksi kembali, kalimat itu terlihat pada kata
tetapi. Dari ciri tersebut maka contoh diatas termasuk gaya bahasa perbandingan
jenis koreksio.
Pada Al-Qur‟an surat Al-Qiyāmah ayat 4 juga terdapat gaya bahasa
koreksio, berikut cuplikannya :
30
Universitas Sumatera Utara
/'ayaḥsabul 'insānu 'allan najmaʻa ʻiẓamahu(3)/ balā qādirīna ʻalā 'an nusawwiya
banānahu(4)/ Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan
kembali tulang belulangnya?(3)/ Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa
menyusun kembali jari jemarinya dengan sempurna(4).
Pada ayat ini jelas terlihat gaya bahasa koreksio, yang merupakan
penegasan sesuatu kemudian diperbaiki dan dikoreksi kembali, kalimat itu terlihat
pada kata-kata bukan demikian. Dari ciri tersebut maka contoh diatas termasuk
gaya bahasa perbandingan jenis koreksio.
2.3.Objek Kajian
2.3.1. Al-Qur‟an Juz 30
Ditinjau dari bahasa, Al-Qur‟an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak
ٔ
ٔ
ٔ
dari kata benda (masdar) dari kata kerja ‫ ؽ از‬/qara‟a/ - ‫ ؽزا‬/yaqra‟u/ - ُ ‫ؽزا‬
/qur‟ānan/ yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang. Konsep
pemakaian kata tersebut dapat dijumpai pada salah satu surah di dalam al-qur‟an
cetakan DEPAG tahun 2006 yaitu, pada surah Al-Qiyamah ayat 17-18.
/’inna ‘alainā jam’ahū wa qur’ānahū (17) fa’iżā qara’nāhu fattabi’
qur’ānahū/`Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di
dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya (17).Apabila Kami telah selesai
membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu (18).
Ayat diatas menjelaskan secara istilah, Al-Qur‟an diartikan sebagai kalam
Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat,
disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah sendiri dengan perantara malaikat
jibril dan membaca dinilai ibadah kepada Allah SWT.
As-Suyuthi (1995 : 49), mengatakan bahwa Al-Qur‟an tidak diturunkan
sekaligus, tetapi diturunkan secara bertahap ayat demi ayat dan surat demi surat
31
Universitas Sumatera Utara
selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Jumlah surat Al-Qur‟an 114 surat dengan jumlah
ayat 6666 yang terdiri atas 30 juz.
Ayat-ayat Al-Qur‟an yang turun sebelum hijrah di kota Makkah disebut ayat
al-Makkiyah dan ada pula yang turun sesudah hijrah di kota Madinah disebut ayat
al-Madaniyyah. Sebagian surat atau beberapa ayat diturunkan di medan perang,
tidak di Makkah juga tidak di Madinah, seperti surat Al-Fath diturunkan diantara
Makkah dan Madinah menyangkut persoalan Hudaybiyah. Ada yang diturunkan
pada waktu malam, dan ada pula yang diturunkan diwaktu siang (Shiddieqy,
1989: 56).
Perbedaan antara al-Makkiy dan al-Madaniy mengikuti perbedaan antara
dua masa tersebut. Yang pertama merupakan fase dakwah yang memerlukan
pengukuhan akidah dan penjelasan rukun-rukun iman. Sementara itu, yang kedua
adalah merupakan fase pembinaan masyarakat dan Negara Islam, yaitu fase yang
memerlukan penetapan undang-undang dan pengorganisasian.
Ayat-ayat Makiyyah berciri khas pendek dan singkat guna memudahkan
penghafalannya secara sembunyi dalam keadaan serba lemah dan takut dari
gangguan kaum musyrikin. Sementara itu ayat-ayat Madaniyyah lebih panjang
darinya mengingat di Madinah kekuasaan berada di tangan kaum Muslimin
sehingga mereka mendapatkan kebebasan bergerak.
Al-Qur‟an juz 30 merupakan kumpulan dari ayat-ayat dan surah-surah yang
diturunkan di awal dan termasuk golongan surah-surah Makkiyyah yang terdiri
atas 37 surah, yaitu;
1. An-Naba, Surah ke-78 berjumlah40 ayat
32
Universitas Sumatera Utara
2. An-Naziat, Surah ke-79 berjumlah 46 ayat
3. „Abasa, Surah ke-80 berjumlah 42 ayat
4. At-Takwir,Surah ke-81 berjumlah 29 ayat
5. Al-Infiṭār, Surah ke-82 berjumlah 19 ayat
6. Al-Muṭafifin, Surah ke-83 berjumlah 36 ayat
7. Al-Insyqaq, Surah ke-84 berjumlah 25 ayat
8. Al-Buruj, Surah ke-85 berjumlah 22 ayat
9. Aṭ-ṭariq, Surah ke-86 berjumlah 17 ayat
10. Al-A‟laa,Surah ke-87berjumlah 19 ayat
11. Al-Ghasyiyah, Surah ke-88 berjumlah 26 ayat
12. Al-Fajr, Surah ke-89 berjumlah 30 ayat
13. Al-Balad, Surah ke-90 berjumlah 20 ayat
14. Asy-Syam, Surah ke-91 berjumlah 15 ayat
15. Al-Lail, Surah ke-92 berjumlah 21 ayat
16. Aḍ-ḍuha, Surah ke-93 berjumlah 11 ayat
17. Al-Insyirah, Surah ke-94 berjumlah 8 ayat
18. At-Tīn, Surah ke-95 berjumlah 8 ayat
19. Al-„Alaq, Surah ke-96 berjumlah 19 ayat
20. Al-Qadr, Surah ke-97 berjumlah 5 ayat
21. Al-Bayyinah,Surah ke-98berjumlah 8 ayat
22. Az-Zazalah, Surah ke-99 berjumlah 8 ayat
23. Al-„Adiyat, Surah ke-100 berjumlah 11 ayat
24. Al-Qāri‟ah, Surah ke-101 berjumlah 11 ayat
33
Universitas Sumatera Utara
25. At-Takaṣur, Surah ke-102 berjumlah 8 ayat
26. Al-Ashr, Surah ke-103 berjumlah 3 ayat
27. Al-Humazah, Surah ke-104 berjumlah 9 ayat
28. Al-Fīl, Surah ke-105 berjumlah 5 ayat
29. Al-Quraisy, Surah ke-106 berjumlah 4 ayat
30. Al-Ma‟ūn, Surah ke-107 berjumlah 7 ayat
31. Al-Kauṣar, Surah ke-108 berjumlah 3 ayat
32. Al-Kāfirun, Surah ke-109 berjumlah 6 ayat
33. An-Nashr, Surah ke-110 berjumlah 3 ayat
34. Al-Lahab, Surah ke-111 berjumlah 5 ayat
35. Al-Ikhlas, Surah ke-112 berjumlah 4 ayat
36. Al-Falaq, Surah ke-113 berjumlah 5 ayat
37. An-Naas Surah ke-114 berjumlah 6 ayat
Hanya 6 dari 37 surah yang tergolong madaniyyah, yaitu Al-Bayyinah (98),
Al-Zalzalah (99), Al-Fīl (105), An-Nasr (110), Al-Falaq (113) dan An-Nās (114).
Pokok kandungan dari Juz 30 sebagian besar tentang Keimanan;Kepastian adanya
hari kiamat, Keesaan Allah, kekuasaan-Nya dan kesempurnaan ilmu-Nya, kisahkisah umat terdahulu serta dalil-dalil tentang pertanggungan jawab manusia pada
hari kiamat (Depag RI, 2006). Surah-surah dalam juz 30 ini merupakan kumpulan
dari ayat-ayat yang pertama turun pada masa awal islam, isinya lebih mengenai
pengukuhan tauhid dan penjelasan rukun-rukun iman. Supaya mudah diterima dan
mempermudah dakwah Rasulullah saw terhadap masyarakat mekkah yang sangat
menghargai dan memuliakan syair-syair, banyak ayat-ayat Al-Qur‟an yang
34
Universitas Sumatera Utara
menggunakan gaya bahasa yang indah sebagai pengimbang syair-syair arab pada
masa itu. Sehingga membahas gaya bahasa dalam Al-Quran juz 30 sangatlah
menarik untuk dilakukan, dan peneliti memilih gaya bahasa perbandingan dengan
teori Tarigan (1985) sebagai alat analasisnya.
35
Universitas Sumatera Utara
Download