Kapita Selekta Ilmu Sosial

advertisement
Modul ke:
Kapita Selekta Ilmu Sosial
Fungsi Sistem Komunikasi Politik
Fakultas
ILMU
KOMUNIKASI
Program Studi
Penyiaran
Finy F. Basarah, M.Si
Fungsi Sistem Komunikasi
Politik
Kapita Selekta Ilmu Sosial
•Ruang lingkup Mengenai fungsi sistem komunikasi politik
•Kompetensi: Mahasiswa memahami fungsi sistem komunikasi politik
3
KOMUNIKASI
POLITIK
4
• Kajian komunikasi politik bersifat dimensional
dan kasuistik karena berkaitan dengan
berbagai macam problem dan kompleksitas
permasalahan.
5
• Bahasan komunikasi politik pun tidak hanya
berkisar dalam suatu sistem intranegara,
tetapi melintas batas wilayah sistem
ekstranegara sehingga akan bertemu berbagai
sistem dan akan saling memengaruhi antara
satu dan lainnya
KOMUNIKASI
6
• Istilah “komunikasi” berpangkal pada perkataan latin
Communis yang artinya membuat kebersamaan atau
membangun kebersamaan antara dua orang atau
lebih.
• “Komunikasi” juga berasal dari akar kata dalam
bahasa Latin Communico yang artinya membagi
(Cherry dalam Stuart dalam Cangara, 1998).
7
• Berdasarkan studi komunikasi antarmanusia (human
communication) (Book, 1980 dalam Cangara 1998):
Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang
menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya
dengan:
1.Membangun hubungan antar sesama manusia
2.Melalui pertukaran informasi
3.Untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang
lain
4.Serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku
itu
8
• Everett M. Rogers (1986, dalam Cangara,
1998): “Komunikasi adalah proses di mana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada
satu penerima atau lebih, dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka”
9
• Rogers dan D. Lawrence Kincaid (1981, dalam
Cangara, 1998): “Komunikasi adalah suatu
proses di mana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran
informasi dengan satu sama lainnya, yang
pada gilirannya akan tiba pada saling
pengertian yang mendalam”
10
• Shannon and Weaver (1949): “Komunikasi
adalah bentuk interaksi manusia yang saling
pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya,
sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas
pada bentuk komunikasi menggunakan
bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi
muka, lukisan, seni dan teknologi.”
POLITIK
11
• Istilah ilmu politik pertama kali digunakan oleh
Jean Bodin (1576), kemudian oleh Thomas
Fitzherbert dan Jeremy Bentham (1606) Æ istilah
politik yang dimaksud adalah ilmu negara.
• Kaspar Bluntschli : politics is the science which is
concerned with the state, which endeavors to
understand and comprehend the state in its
conditions, in its essential nature, its various
forms of manifestation, its development.
• Laswell : when we speaks of the science of
politics, we mean the science of power.
KOMUNIKASI POLITIK
12
• Rusadi Kantaprawira mendefinisikan
komunikasi politik adalah untuk
menghubungkan sistem politik yang hidup di
dalam masyarakat, baik pikiran interen
golongan, instansi, asosiasi, maupun sektor
kehidupan politik pemerintah.
13
• Astrid S. Susanto: komunikasi politik adalah
komunikasi yang diarahkan pada pencapaian
suatu pengaruh sedemikian rupa sehingga
masalah yang dibahas oleh jenis kegiatan
komunikasi ini dapat mengikat semua
warganya melalui suatu sanksi yang
ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga
politik.
14
• Hafied Cangara (2009) Æ komunikasi politik
adalah suatu proses komunikasi yang memiliki
implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas
politik. Komunikasi politik memiliki pesan
yang bermuatan politik.
15
• Maswardi Rauf menyebutkan bahwa komunikasi
politik sebagai objek kajian ilmu politik karena pesanpesan yang disampaikan dalam proses komunikasi
bercirikan politik, yaitu berkaitan dengan kekuasaan
politik negara, pemerintah, dan aktivitas komunikator
sebagai pelaku kegiatan politik.
• Komunikasi politik dibagi ke dalam dua dimensi, yaitu:
1. Sebuah kegiatan politik: penyampaian pesan-pesan yang
bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak
lain.
2. Kegiatan ilmiah: kegiatan poliik dalam sistem politik.
Negara
16
• Konvensi Montevideo (1933) Æ syarat-syarat
negara:
1.
2.
3.
4.
Penduduk yang tetap
Wilayah tertentu
Pemerintahan yang berdaulat
Kemampuan untuk mengadakan hubungan antar
bangsa
17
• Tugas negara:
1. Menciptakan tatanan (order) dalam bentuk jaminan
keamanan guna memproteksi hak-hak milik negara.
2. Menyediakan fasilitas umum (public goods) yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam memenuhi
tuntutan hidupnya sebagai anggota masyarakat.
3. Berusaha mengangkat derajat persamaan antara sesama
manusia (equality) sehingga tidak ada pihak yang merasa
terpinggirkan, melainkan memiliki kesempatan yang
sama atas prinsip keadilan untuk memperoleh akses
dalam berusaha dan fasilitas lainnya yang disediakan
oleh pemerintah.
18
• Ideologi:
1. Ideologi yang berkaitan dengan kekuasaan
(pemerintah)
1. Totalitarisme Æ menekankan perlunya pemerintah
memiliki kemampuan yang tak terbatas
2. Anarkisme Æ menentang semua bentuk penguasaan
pemerintah karena sebagai filsafat politik anarkisme
mengedepankan nilai-nilai kebebasan.
3. Libertarian Æ mengakui bahwa pemerintah pada
dasarnya diperlukan, tetapi kalau bisa sedapat
mungkin dalam kapasitas terbatas.
19
LIBERTARIAN
LIBERALISME
Liberty Æ tidak berada
dalam pembatasan
pemerintah
Liberal Æ dermawan dan toleran.
Dipergunakan untuk mendukung
kebijakan pemerintah dalam
mendanai program-program sosial
untuk kepentingan masyarakat
20
2. Ideologi yang berkaitan dengan ekonomi
1. Kapitalisme Æ memberi keleluasaan kepada pihak
swasta tanpa banyak campur tangan pemerintah.
2. Sosialisme Æ menciptakan persamaan (equality),
keadilan, serta mengakhiri eksploitasi orang kaya
terhadap orang miskin. Penguasaan negara terhadap
barang-barang produksi dan jasa-jasa pelayanan
publik, mis telekomunikasi, pertambangan, industri
berat, transportasi, dan tenaga listrik.
21
3. Ideologi yang berkaitan dengan sikap politik
1.
Liberalisme Æ terdapat dua konsep:
1.
2.
2.
Liberalisme klasik atau liberalisme negatif Æ berkembang di
Eropa pada abad 18 – 19. Ideologi ini memandang individu harus
bebas dari belenggu ekonomi, politik, agama, dan moral.
Liberalisme positif Æ diprakarsai oleh Presiden Amerika tahun
1930-an, Franklin D. Roosevelt, yang menginginkan bahwa dalam
menjalankan liberalisme positif, individu harus diberi kebebasan
untuk berbicara dan beragama, dan juga menginginkan
pemerintah mengambil tindakan positif untuk melindungi
kehidupan masyarakat.
Konservatisme Æ melestarikan nilai-nilai dan lembagalembaga tradisional masyarakat guna menentang
perubahan radikal yang dilakukan oleh kelompok liberal.
Terima Kasih
Finy F. Basarah, M.Si
Download