Apa itu Liberalisme ? Istilah dari kata liberalisme berasal dengan kata liberal, yang berarti bebas, dapat ditambahkan dengan menambahkan isme, yang berarti faktor. Dapat ditafsirkan dari sumber kata, liberalisme merupakan sebuah faktor yang dapat menciptakan adanya sifat kebebasan. Pengertian Liberalisme merupakan sebuah ideologi, tradisi politik dan pandangan filosofis berdasarkan pada pemahaman bahwa persamaan dan kebebasan hak ialah sebuah nilai-nilai pada politik yang paling penting. Liberalisme, dapat diartikan berfungsi untuk ideologi atau yang dapat menekankan kebebasan dan persamaan hak sebagai dasar utama kehidupan masyarakat dan negara. Magna Charta atau piagam agung dari ideologi liberalisme pertama kali dikeluarkan oleh negara Prancis. Istilah liberalisme dikuatkan dengan adanya moto revolusi Prancis yaitu liberte, egaliter, dan fraternite. Dari era revolusi Prancis sendiri terjadi pada tahun 1789. Liberalisme sebagai ideologi mulai dipromosikan oleh John Locke, Hume, JJ Rousseau, Kant, dan banyak filsuf lainnya pada abad ke-15. Pemahaman mengenai liberalisme yang dibawa oleh para filsuf itu menuntut kebebasan terhadap diri individu yang seluas-luasnya, penghapusan atas hak-hak istimewa yang dimiliki oleh gereja atau raja, dan menolak adanya klaim pemegang kekuasaan tuhan. Dalam liberalisme, terdapat tiga hal mendasar yang digunakan yaitu: Life (Kehidupan), Liberty (Kebebasan), dan Property (Kepemilikan). Ketiga hal tersebut dilaksanakan melalui beberapa prinsip seperti dijelaskan di bawah ini: . Kesempatan yang Sama, yaitu semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam segala bidang dalam kehidupan ini, baik yang berupa bidang politik, ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Hanya saja, pelaksanaan prinsip ini juga bergantung pada kemampuan diri. Perlakuan yang Setara, yaitu setiap orang berhak untuk mendapatkan perlakuan yang setara, terutama dalam hal pelaksanaan tahap-tahap kebijakan publik yang berlangsung di tengah masyarakat. Tidak diizinkan adanya diskriminasi. Pemerintah Harus Bertindak Menurut Rakyat, yaitu pemerintah tidak boleh bertindak dengan sesuka hatinya. Mereka harus bertindak berdasarkan kemauan dari rakyatnya. Berjalannya Hukum, yaitu harus ada patokan hukum tertentu dalam melaksanakan kegiatan berbangsa dan bernegara. Rakyat pun harus menjadi pihak yang dilindungi oleh hukum tersebut. Ciri – Ciri Ideologi Liberalisme Dalam suatu proses ideologi harus mempunyai sebuah karakteristik atau ciri-ciri. Berikut ialah karakteristik atau ciri-ciri liberalisme, yakni: 1. Berhak Mendapat Perlakuan yang Sama Setiap orang harus menerima dalam perlakuan yang sama. Pada kesempatan yang sama, solusi sebagai setiap menyelesaikan sebuah masalah yang akal muncul pada setiap individu yang diperlakukan secara setara dalam bidang ekonomi, sosial, politik dan lain-lain. 2. Setiap Individu Memiliki Kesempatan Sama Dalam sebuah ideologi liberalisme, terdapat ciri yang mencolok ialah bahwa setiap individu mempunyai sebuah peluang yang sama pada di semua bidang. Namun, tidak berarti bahwa setiap orang dapat mencapai sebuah hasil yang begitu sama. Kesetaraan dalam hak dan peluang adalah suatu keharusan dalam sebuah ideologi tersebut. Hasilnya dapat dicapai oleh masing-masing individu yakni berdasarkan banyak faktor seperti kerja keras, keterampilan, sumber daya dan lain-lain. 3. Ada Hukum dan Hukum Diterapkan Dalam sebuah ideologi liberalisme, dalam suatu hukum harus diterapkan. Di suatu negara, harus ada undang-undang yang tujuannya untuk melindungi dan melindungi hak-hak rakyatnya. Di negara yang menganut ideologi liberalisme, ia menetapkan standar hukum tertinggi yang menghormati hak-hak sebuah individu dan kesetaraan di hadapan hukum (supremasi hukum). 4. Tidak Menerima Ajaran Dogmantisme Bahwa dalam keadaan imperialisme tidak dapat menerima ajaran yakni dogmatis. Merupakan sebuah pemahaman yang memegang kepercayaan dan menolak segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keyakinan mereka. 5. Pemerintah Ditentukan Dengan Persetujuan Di negara yang dapat mengatur sebuah konsep pada liberalisme, kekuasaan yang tertinggi ada di tangan rakyat, sehingga penentuan dalam partai-partai yang akan memimpin suatu pemerintah yakni harus mendapat persetujuan dari rakyat. Artinya, pada pemerintah harus bertindak sesuai apa dengan keinginan pada rakyat dan tidak boleh bertindak atas kehendak sendiri. Kelebihan Ideologi Liberal Dapat mendorong pada masyarakat untuk dapat berevolusi dan mengembangkan kreativitas, karena tidak ada batasan antara individu. Terdapat persaingan antar individu sehingga dalam sebuah individu dapat berkembang dengan baik dan menghasilkan sebuah produk yang dapat berkualitas begitu tinggi. Setiap orang mempunyai suatu hak yang sama, di bidang sosial, ekonomi, politik, agama dan budaya. Di bidang ekonomi begitu sangat maju, karena pada negara yang menganut ideologi liberalisme, dapat mencari suatu keuntungan. Tidak ada paksaan untuk mengikuti atau memilih partai politik oleh negara ini. Kekurangan Ideologi Liberal Seseorang yang dapat mempunyai sebuah modal lebih banyak yang memiliki dalam sebuah kecenderungan untuk mengendalikan negara, dan dengan demikian menciptakan kesenjangan antara kaya dan miskin. Dalam pengertian lain, orang kaya semakin kaya, dan orang miskin semakin miskin. Pemerintah mengalami kesulitan dalam mendistribusikan pendapatan secara merata karena persaingan yang bersifat bebas. Berarti bahwa orang dengan modal mempunyai sebuah penghasilan besar dan kelas pekerja hanya mempunyai sebuah penghasilan yang begitu kecil. Dapat meningkatkan dalam keberadaan dengan kelompok masyarakat yang menganggap diri mereka lebih tinggi dari pada kelompok lain. Kehadiran pers sektor swasta, yang menyulitkan pemerintah sebagai menerapkan pembatasan dan kontrol. Di mana pers sebagai media massa dan media komunikasi, yang begitu bersifat efektif sebagai mendukung kepentingan dan misi mereka. Keberadaan monopili yang diberikan pada orang kaya terhadap orang kecil atau orang miskin yang dapat membahayakan komunitas kecil. Negara yang Menganut Ideologi Liberalisme di Dunia 1. Amerika Serikat jika kita bicara mengenai liberalisme, pasti negara pertama yang akan terpikirkan oleh kita adalah negara Amerika Serikat. Negara ini memang terkenal degan kebebasannya yang luar biasa dijunjung tinggi. dengan adanya kebebasan ini, negara Amerika Serikat memang terlihat maju dan dikenal sebagai salah satu negara adidaya atau superpower. Pemberlakuan liberalisme di negeri ini dapat dikatakan sebagai pemberlakuan liberalisme yang paling murni. Artian dari paling murni sendiri yaitu kebebasan individu benar-benar terjamin. 2. Australia Salah satu negara yang berada di bagian selatan bumi ini merupakan negara yang menganut ideologi liberalisme di dunia. Penerapan ideologi liberalisme di negara ini hampir sama dengan di negara Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan ideologi politik ini merupakan warisan dari para pendatang asal benua Eropa. Adanya liberalisme dapat terlihat dari pola kehidupan sehari-hari penduduk negara ini. Mereka merupakan masyarakat yang bebas namun tetap berada dalam lingkup peraturan perundangundangan. Di sisi lain, pemerintahan di negara ini juga menerapkan aspek kebebasan yang baik. 3. Jerman Negara yang menganut ideologi liberalisme di dunia yang selanjutnya yaitu negara Jerman. Keberadaan dari ideologi liberalisme di negara ini semakin diperkuat dengan adanya Partai Demokrat Liberal yang banyak mendominasi kursi parlemen Jerman. Penggunaan liberalisme sebagai ideologi di negara Jerman mulai terjadi setelah runtuhnya tembok Berlin pada tahun 1989. Adapun sistem pemerintahan parlementer yang merupakan tonggak dalam perkembangan ideologi liberalisme mulai resmi digunakan pada tahun 1990. Negara Jerman terdiri dari 16 negara bagian yang setiap negara bagian tersebut memiliki parlemen, konstitusi, dan pemerintah sendiri. Di sisi lain, kekuasaan negara yang tertinggi ada pada federasi. Di samping Bundestag (parlemen), anggota majelis federal diutus oleh negara bagian untuk ikut serta dalam pembuatan peraturan perundang-undangan yang ada di tingkat federal. Prinsip ini agak mirip dengan fungsi DPRD. 4. Inggris Negara yang saat ini sedang dipimpin oleh Ratu Elizabeth II ini merupakan salah satu negara yang menganut paham liberalisme dalam pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegaranya. Pada awalnya, negara ini menggunakan sistem monarki absolut, dimana kekuasaan tertinggi ada di tangan Raja yang menjabat dan tidak terdapat adanya batasan terhadap kekuasaan raja tersebut. Penggunaan sistem tersebut tentu menyebabkan rakyat hidup menderita (terutama jika raja bersikap tirani). Maka dari itu, pada tahun 1215, muncullah Magna Charta yang menandai pelaksanaan demokrasi dalam negara tersebut. setelah itu, terbentuk suatu parlemen (badan pembuat hukum) yang memiliki tugas untuk membatasi kekuasaan raja dengan menyatakan bahwa konstitusi memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dibandingkan raja. Liberalisme yang diselenggarakan oleh negara ini juga memiliki beberapa ciri khusus seperti digunakannya konstitusi tidak tertulis, menggunakan sistem negara kesatuan, parlemennya terdiri dari dua kamar (bicameral), tidak memiliki lembaga yudikatif yang sejajar, dan lain sebagainya. 5. Perancis Negara yang menganut ideologi liberalisme yang selanjutnya yaitu negara Perancis. Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, pahami ini lahir bersamaan dengan lahirnya revolusi Perancis. Dalam magna charta revolusi tersebut, terdapat sebuah istilah liberte atau kebebasan. Munculnya paham ini tidak terlepas dari peran masyarakat yang sangat merasakan kepincangan dalam penyelenggaraan negara. Kepincangan yang dimaksud ialah terpisahnya masyarakat menjadi tiga golongan. Golongan pertama dan kedua (yaitu bangsawan dan orang kaya) memiliki banyak hak namun hanya memiliki sedikit kewajiban. Sebaliknya, golongan ketiga (rakyat biasa) memiliki begitu banyak kewajiban dengan hanya sedikit hak. Bisa ditebak bahwa Oleh sebab inilah, terjadi pemberontakan oleh rakyat yang dicetuskan oleh Montesquieu, JJ. Rousseau, dan Voltaire. Di bawah pimpinan dari Napoleon Bonaparte, ideologi liberalisme mulai tersebar di seluruh penjuru benua Eropa dan hingga kini eksistensinya senantiasa terjaga. 6. Jepang Negara yang menganut ideologi liberalisme yang terakhir kita bahas dalam kesempatan ini ialah negara Jepang. Hampir sama dengan praktek liberalisme di dunia barat, pelaksanaan liberalisme di Jepang juga terlihat dari digunakannya sistem pemerintahan parlementer. Sistem parlementer yang digunakan pun meniru apa yang digunakannya oleh negara Inggris, yaitu sistem dua kamar. Perwujudan dari liberalisme di Jepang pun semakin diperkuat dengan adanya partai demokrasi liberal yang telah menguasai parlemen di Jepang sejak tahun 1955 hingga saat ini. Jika di Jerman nama parlemen disebut dengan Bunderstag, maka di Jepang parlemen dikenal dengan sebutan kokkai. Kokkai terbagi menjadi dua, yaitu majelis tinggi dan majelis rendah. Kedua majelis tersebut dipilih secara langsung dalam pemilu dengan sistem paralel. Berdasarkan konstitusi Jepang. Kokkai merupakan lembaga kekuasaan tertinggi dan satu-satunya yang berkuasa untuk membuat peraturan perundang-undangan.