BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman era globalisasi ini banyak sekali munculnya remaja yang melakukan perilaku menyimpang terhadap orang lain dengan lebih variatif dan memprihatinkan. Jika perilaku remaja pada zaman dahulu hanya menyebabkan terjadinya senyuman bagi mereka yang melihatnya, tetapi kini mereka mengekpresikannya dengan perilaku yang tidak disukai oleh banyak orang yang melihatnya. Betapa tidak, perilaku remaja kini telah bergeser kepada tindakan perilaku yang menyimpang dan mengancam taraf keselamatan, ketentraman, dan kenyamanan hidup masyarakat. Kita tahu, bahwa persoalan anak adalah persoalan orangtua dan persoalan keluarga. Sebagai salah satu contoh adalah bentuk perilaku yang dilakukan oleh remaja yang melakukan pelecehan seksual. Dimana kejadian pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja itu terjadi dan hal yang umum yang sering kita jumpai yang ada di sekeliling kita. Pelecehan seksual juga suatu bentuk perilaku yang memberikan dampak yang tidak menyenangkan terhadap korban yang mendapatkan perlakuan tersebut. Banyak kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja mulai dari yang sekedar gurauan yang bersifat seksual yang tidak diinginkan sampai tindakan yang hampir menjurus ke pemerkosaan. Kasus-kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja terhadap perempuan antara lain gurauan yang bersifat seksual seperti meraba-raba tubuh si korban, sampai dengan tindakan-tindakan yang melecehkan orang lain yang menyangkut tentang perendahan harkat dan martabat orang lain. Padahal dampak yang dihasilkan sama, meski mungkin dalam kadar yang berbeda. Hampir setiap hari jenis dari kasus pelecehan seksual terjadi, survei yang dilakukan oleh survey Alfred 1 Marks (dalam Collier, 1992) menunjukan bahwa 62% pelaku pelecehan seksual adalah laki-laki, dan hampir semua perempuan mengaku pernah mendapatkan pengalaman pelecehan seksual dari laki-laki. Menurut Red Magazine (tanpa tahun) mengatakan bahwa 90% dari korban perempuan maupun laki-laki pernah mendapatkan pelecehan seksual ditempat umum. Menurut Collier (1992) biasanya yang merupakan pelaku dari pelecehan seksual adalah laki-laki yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan mempunyai harga diri (self esteem) yang rendah. Hal ini dilakukan dengan menyalahgunakan kekuasaan atau menganggap dirinya lebih berkuasa daripada yang dilecehkan, sehingga dapat meningkatkan harga dirinya. Pelecehan seksual lebih sering terjadi sebagai kasus yang dilakukan sekelompok orang terhadap korbannya. Yang terjadi pada kaum perempuan di masyarakat Indonesia secara umum adalah si pelaku belum mengenal korbanya dan lebih sering terjadi di tempat-tempat umum seperti pasar, pusat pembelanjaan, pemberhentian bus (halte bus), didalam kendaraan angkutan umum, gedung bioskop atau sering pula terjadi di jalan umum dimana banyak laki-laki sedang bergerombol dan duduk-duduk. Pelecehan seksual merupakan komentar verbal, gerakan tubuh atau kontak fisik yang bersifat seksual yang dilakukan seseorang dengan sengaja, dan tidak dikehendaki atau tidak diharapkan oleh target. Menurut Woodrum (dalam Collier, 1992) pelecehan seksual juga dapat terjadi dan dialami oleh perempuan. Sedangkan menurut Guntoro Utamadi & Paramitha Utamadi (2001) pelecehan seksual dapat diartikan sebagai jenis tindakan seksual yang tidak diundang dan tidak dikehendaki oleh korbannya dan menimbulkan perasaan tidak suka. Bentuk tindakan seksual itu dapat berupa menyiuli perempuan di jalanan, menceritakan lelucon kotor pada seseorang yang merendahkan derajatnya hingga tindakan tidak senonoh seperti memamerkan tubuh atau alat kelamin terhadap orang lain. 2 Pelecehan seksual itu dapat dikatakan sebagai perbuatan segala bentuk perilaku yang melecehkan atau merendahkan martabat yang berhubungan dengan dorongan seksual, merugikan atau membuat tidak senang pada orang yang dikenai perlakuan itu, atau bisa juga dikatakan setiap perbuatan yang memaksa seseorang terlibat dalam suatu hubungan seksual atau menempatkan sesorang sebagai obyek perhatian seksual yang tidak di inginkannya. Sebagai contoh, pelecehan seksual yang terjadi tidak hanya merugikan korbannya saja tetapi juga menimbulkan dampak dari si pelaku. Akibat dari tindakan dan perbuatan dari pelaku pelecehan seksual remaja itu bukan saja mengenai dirinya sendiri yang menjadi pelaku pelecehan seksual, tetapi juga melibatkan keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Pelecehan seksual juga dapat diperiksa yang melibatkan adanya gejala-gejala pendidikan, psikologis dan fisik yang berkaitan dengan kesehatan (Rumini & Sundari, 2004). Para remaja yang melakukan pelecehan seksual pada umumnya kurang memiliki kontrol diri tersebut, dan suka menegakkan standar tingkah laku sendiri. Pelecehan seksual pada pelaku remaja yang mereka lakukan pada umumnya disertai dengan unsur-unsur mental dengan motif-motif subjektif yaitu untuk mencapai objek tertentu yang disertai dengan kekerasan dan agresi (Basri, 1994). Menurut Collier (1992) mengingat amat banyaknya faktor penyebab pelecehan seksual yang diambil dari pelecehan seksual, dapat dikatakan bahwa awal mulanya terjadinya remaja melakukan pelecehan seksual yaitu disebabkan karena adanya rasa traumatis yang mendalam didalam diri remaja itu sendiri, dan juga terhadap orang lain yang telah melakukan perbuatan pelecehan seksual tersebut terhadap remaja itu sendiri.. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaku remaja pelecehan seksual adalah remaja yang melakukan pelecehan seksual dalam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang lain yang menjadi sasaran, dan penolakan atau 3 penerimaan korban atas perilaku tersebut yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan baik secara implisit maupun eksplisit. Pelecehan seksual itu sendiri merupakan perilaku atau tindakan yang mengganggu, menjengkelkan, dan tidak diundang yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang terhadap pihak lain yang berkaitan langsung dengan jenis kelamin yang diganggunya dan dirasakan menurunkan martabat dan harkat diri orang yang diganggunya. Pelecehan seksual juga bertindak sebagai tindakan yang bersifat seksual atau kecenderungan bertindak seksual yang bersifat non fisik (kata-kata, bahasa, gambar) atau fisik (gerakan kasat mata dengan memegang, menyentuh, meraba, atau mencium) yang dilakukan seorang laki-laki terhadap perempuan. B. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan yang timbul dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja ? 2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan remaja pria (subjek) melakukan pelecehan seksual ? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja. 2. Untuk mengetahui dan memahami apa faktor-faktor yang menyebabkan remaja pria (subjek) melakukan pelecehan seksual. 4 D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan agar dapat memenuhi ragam khasanah ilmu psikologi yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam penelitian lebih lanjut, terutama yang mendapat gambaran tentang pelecehan seksual pada perilaku remaja. Dan penelitian ini diharapkan agar menjadi bahan kajian mengenai remaja sebagai studi kasus pelaku pelecehan seksual. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan masukan bagi orang tua, khususnya bagi remaja yang melakukan pelecehan seksual. Dimana remaja dan orang tua dapat mengetahui gambaran dari tingkah laku para remaja yang melakukan pelecehan seksual itu sendiri. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pelecehan Seksual 1. Pengertian Pelecehan Seksual Menurut Collier (1992) pelecehan seksual secara Etiologi dapat diartikan sebagai segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran, dan penolakan atau penerimaan korban atas perilaku tersebut dijadikan sebagai bahan pertimbangan baik secara implisit maupun eksplisit. Pelecehan seksual sebenarnya adalah suatu istilah yang diciptakan sebagai padanan apa yang didalam Bahasa Inggris disebut dengan Sexual Harassement. Menurut Collier (1992) di dalam Kamus Bahasa Indonesia, pelecehan berasal dari kata “Leceh” yang artinya adalah suatu penghinaan atau peremehan. Dihubungkan dengan kata seksual, maka perbuatan “Harassing” atau pelecehan itu berkaitan dengan perilaku atau pola perilaku (normatif atau tak normatif) yang berkaitan dengan jenis kelamin. Karena kata “Harass” atau pelecehan itu dikonotasikan dengan perilaku seksual yang dinilai negatif dan menyalahi standar. Maka perbincangan tentang pelecehan seksual ini ditinjau dari perspektif sosial budaya adalah untuk menentukan tolok ukur standar, tidak hanya relevan tetapi juga menarik. Dalam setiap perilaku pelecehan seksual selalu terkandung makna yang dinilai negatif, dan yang karena itu mengandung reaksi serta sanksi ialah bahwasanya seks itu boleh dimaknakan sebagai sarana pemuas nafsu dan lawan seks itu boleh dimaknakan sebagai obyek instrumental guna pemuas nafsu seksual itu. Pelecehan seksual secara umum menurut Guntoro Utamadi & Paramitha Utamadi (2001) adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi atau 6 mengarah kepada hal-hal seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran, sehingga menimbulkan reaksi negatif seperti malu, marah, benci, tersinggung, dan sebagainya pada diri individu yang menjadi korban pelecehan tersebut. Sedangkan secara operasional, pelecehan seksual di definisikan berdasarkan hukum sebagai adanya bentuk dari diskriminasi seksual (Guntoro Utamadi & Paramitha Utamadhi, 2001). Menurut Collier (1992) pengertian pelecehan seksual disini merupakan segala bentuk perilaku bersifat seksual yang tidak diinginkan oleh yang mendapat perlakuan tersebut, dan pelecehan seksual yang dapat terjadi atau di alami oleh semua perempuan. Sedangkan menurut Rubenstein (dalam collier, 1992) pelecehan seksual sebagai sifat perilaku seksual yang tidak diinginkan atau tindakan yang didasarkan pada seks yang menyinggung penerima. Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku yang melecehkan atau merendahkan yang berhubungan dengan dorongan seksual, yang merugikan atau membuat tidak senang pada orang yang dikenai perlakuan itu. Atau bisa juga diartikan setiap perbuatan yang memaksa seseorang terlibat dalam suatu hubungan seksual atau menempatkan seseorang sebagai objek perhatian seksual yang tidak diinginkannya. Pada dasarnya perbuatan itu dipahami sebagai merendahkan dan menghinakan pihak yang dilecehkan sebagai manusia (Guntoro Utamadi & Paramitha Utamadhi, 2001). Menurut Collier (1992), mengungkapkan pengertian pelecehan seksual terhadap perempuan terbagi dalam dua bagian, yaitu adanya hubungan seksual, dan tidak adanya hubungan seksual. Maksud dari adanya hubungan seksual yaitu merupakan suatu bentuk tindakan yang dilakukan terhadap pihak lain, baik yang dilakukan perorangan atau lebih dari seorang. Sebaliknya, maksud dari tidak adanya hubungan seksual yaitu tindakan mana yang tidak mengakibatkan luka atau penderitaan pada fisik si korban, dilakukan si pelaku dengan tidak menggunakan kekerasan fisik dan suara (misalnya seperti : siulan, desakan 7 tertentu, ucapan yang tidak senonoh), pandangan mata yang tidak sopan secara demontratif, sentuhan-sentuhan fisik (tidak dengan kekerasan) pada bagianbagian tubuh tertentu si korban lebih banyak merupakan akibat mental-mental fisik dan bukan pada akibat pada fisik. Pelecehan seksual merupakan komentar verbal, gerakan tubuh atau kontak fisik yang bersifat seksual yang dilakukan seseorang dengan sengaja, dan tidak dikehendaki atau tidak diharapkan oleh target. Menurut Woodrum (dalam Collier, 1992) pelecehan seksual dapat terjadi atau dialami oleh perempuan. Sedangkan menurut Guntoro Utamadi & Paramitha Utamadhi, 2001 pelecehan seksual dapat diartikan sebagai jenis tindakan seksual yang tidak diundang dan tidak dikehendaki oleh korbannya dan menimbulkan perasaan tidak suka. Bentuk tindakan seksual itu dapat berupa menyiuli perempuan di jalanan, menceritakan lelucon kotor pada seseorang yang merendahkan derajatnya hingga tindakan tidak senonoh dan tindakan pemerkosaan pada orang lain. Mboek (dalam Basri, 1994) mengatakan bahwa pelecehan seksual merupakan perbuatan yang biasannya dilakukan pria dan ditujukan kepada wanita dalam bidang seksual yang tidak disukai oleh wanita. Sebab ia merasa terhina, tetapi kalau perbuatan itu ditolak ada kemungkinan ia menerima akibat buruknya. Dari beberapa definisi pelecehan seksual diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pelecehan seksual itu sendiri merupakan perilaku atau tindakan yang mengganggu, menjengkelkan, dan tidak diundang yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang terhadap pihak lain yang berkaitan langsung dengan jenis kelamin pihak yang diganggunya dan diraskan menurunkan martabat dan harkat diri orang yang diganggunya. Pelecehan seksual itu sendiri bertindak sebagai tindakan yang bersifat seksual atau kecenderungan bertindak seksual yang terimtimidasi non fisik (kata-kata, bahasa, gambar) atau fisik 8 (gerakan kasat mata dengan memegang, menyentuh, meraba atau mencium) yang dilakukan seorang laki-laki terhadap perempuan. 2. Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual Pelecehan seksual mencakup perilaku menetap, berbicara mengenai seksualitas, menyentuh tubuh perempuan, mencoba memaksa perempuan untuk melakukan tindakan seksual yang tidak diinginkan, mengajak kencan berulang kali hingga sampai dengan pemerkosaan (Matlin, 1987). Selain itu secara lebih jelas, bentuk-bentuk yang dianggap sebagai pelecehan seksual (Collier, 1992) adalah sebagai berikut : a. Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan. b. Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang merasakannya sebagai merendahkan martabat. c. Mempertunjukan gambar-gambar porno berupa kalender, majalah, atau buku bergambar porno kepada orang yang tidak menyukainya. d. Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan, pakaian, atau gaya seseorang. e. Menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, mencium dan memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut. f. Perbuatan memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang yang terhina karenanya. Guntoro Utamadi & Paramitha Utamadi (2001) membagi kategori pelecehan seksual yang dipakai dalam dasar pengukuran dalam Sexual Experience Questionnaire (SEQ), yaitu dalam bentuk yang lebih tersistematis : a. Gender Harassment yaitu pernyataan atau tingkah laku yang bersifat merendahkan berdasarkan jenis kelamin. b. Seductive Behaviour yaitu permintaan seksual tanpa ancaman, rayuan yang bersifat tidak senonoh atau merendahkan. 9 c. Sexual Bribery yaitu penyuapan untuk melakukan hal yang berbau seksual dengan memberikan janji akan suatu ganjaran. d. Sexual Coercion yaitu tekanan yang disertai dengan ancaman untuk melakukan hal-hal yang bersifat seksual. e. Sexual Assault yaitu serangan atau paksaan yang bersifat seksual, gangguan seksual yang terang-terangan atau kasar. Sedangkan Kelly (1988) membaginya dalam bentuk pelecehan seksual yang dapat dilihat sebagai berikut : a. Bentuk Visual : tatapan yang penuh nafsu, tatapan yang mengancam, gerakgerik yang bersifat seksual. b. Bentuk Verbal : siulan-siulan, gosip, gurauan seksual, pernyataanpernyataan yang bersifat mengancam (baik secara langsung maupun tersirat). c. Bentuk Fisik : menyentuh, mencubit, menepuk-nepuk, menyenggol dengan sengaja, meremas, mendekatkan diri tanpa diinginkan. Menurut Guntoro Utamadi & Paramitha Utamadi (2001) ciri-ciri utama yang membedakan pelecehan seksual adalah sebagai berikut : a. Tidak dikehendaki oleh individu yang menjadi sasaran. b. Seringkali dilakukan dengan disertai janji, iming-iming ataupun ancaman. c. Tanggapan (menolak atau menerima terhadap tindakan sepihak tersebut dijadikan pertimbangan dalam penentuan karir atau pekerjaan. d. Dampak dari tindakan sepihak tersebut menimbulkan berbagai gejolak psikologis, diantarannya : malu, marah, benci, dendam, hilangnya rasa aman dan nyaman dalam bekerja, dan sebagainya. 3. Penyebab Pelecehan Seksual Secara umum tentang asal penyebab pelecehan seksual menurut Collier (1992) dibagi menjadi lima bagian, yaitu : 10 a. Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik. Dikarenakan melihat kecenderungan biologiknya, bahwa lelaki itu berperilaku sebagai seks yang aktif-ofensif (dalam fungsi reproduktifnya untuk mencari dan membuahi lewat suatu aktivitas yang relative cuma sesaat) dan perempuan itu pelaku seks yang pasif-defensif (dalam fungsi reproduktifnya untuk menunggu, dan selanjutnya menumbuh kembangkan kehidupan baru didalam rahim dan dipangkuannya lewat suatu aktivitas dan proses yang berjangka panjang). Oleh karena itu, dalam kasus pelecehan seksual bolehlah diduga bahwa lelaki itulah yang berkemungkinan lebih besar sebagai “pelaku jahatnya”. Sedangkan perempuan itulah yang lebih berkemungkinan untuk diposisikan sebagai korbannya. Selain itu, atribut pelecehan seksual terhadap perempuan merupakan kelemahan laki-laki dalam mengontrol dorongan alamiahnya tersebut. Lakilaki melakukan pelecehan seksual untuk memenuhi kebutuhannya sendiri yaitu melakukan rangsangan erotis untuk menutupi dan mengatasi kelemahannya. Ketidakmampuannya dalam menahan keinginan dan dorongan-dorongan seksualnya sendiri yang diungkapkan melalui pelecehan seksual. b. Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya Pada garis besarnya, masyarakat Indonesia yang sarat dengan berbagai etnis terbagi dalam dua garis besar sistem kekeluargaan, yakni berdasarkan garis ibu (Matrilineal) dan garis bapak (Patrilineal). Akan tetapi, pada umumnya garis yang dianut oleh masyarakat Indonesia adalah berdasarkan garis bapak (Patrilineal). Hal tersebut disadari atau tidak, seakan akan telah mendominasi pola kehidupan dalam masyarakat. Pola kehidupan sosial budaya yang dijalani seseorang semenjak kecil dalam etnis keluarganya, tanpa disadari sedikit banyak berpengaruh terhadap pola tingkah laku seseorang kemudian dalam kehidupan bermasyarakat. Adanya 11 realita bahwa fisik lelaki lebih kuat daripada perempuan telah turut mempengaruhi pola pikir, sikap dan tingkah laku lelaki terhadap perempuan dan sebaliknya. Selain itu, budaya pun mempengaruhi perlakuan seksualitas yang memungkinkan pelecehan seksual terjadi. Hal ini berdasarkan peran jenis kelamin atau social-role stereotype, dimana dengan kebudayaan Indonesia yang partiakal tersebut menempatkan laki-laki pada posisi superordinat dan perempuan dalam posisi subordinat. Hal ini lebih memungkinkan timbulnya pelecehan (perendahan secara harkat dan martabat) sampai timbulnya pelecehan seksual. c. Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual Pendidikan dalam hal ini juga berpengaruh terhadap adanya pelecehan seksual. Hal ini, khususnya di Indonesia, perempuan belum punya banyak kesempatan untuk menikmati jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sehingga belum mampu menolak perlakuan, sikap dan anggapan yang diskriminatif terhadap dirinya. Kejadian ini terjadi, biasanya dengan keberadaan atau posisi laki-laki sebagai atasan dan perempuan sebagai bawahannya. Dimana, perempuan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah daripada laki-laki. d. Keluarga dilihat dari faktor ekonomi Pada masyarakat dengan tingkat kehidupan sosial ekonomi rendah, mobilitas (dalam artian untuk kepentingan rekreasi) sangat rendah frekuensinya hingga realisasi mobilitas tersebut terpaku pada lingkungannya saja. Hal mana mendorong budaya kekerasan sebagai jalan keluarnya dan sasaran paling mudah adalah kaum perempuan. Hali ini dilakukan dengan anggapan sebagai pelarian yang paling mudah mengingat adanya anggapan bahwa secara fisik perempuan lemah. Apalagi adanya budaya kekerasan 12 yang mendominir realitas kehidupan sehari-hari, hingga kekuatan fisik atau jasmani, kekuatan kelompok merupakan symbol dan status sosial dalam masyarakat tersebut dan hal mana berdampak pula terhadap pandangan, anggapan serta sikap dalam mengartikan kehadiran kaum perempuan di lingkungan tersebut. e. Timbulnya pelecehan seksual yang diambil dari faktor pembelajaran sosial dan motivasi. Dengan adanya pengkondisisan tingkah laku yang dianggap disetujui secara sosila budaya seperti yang telah dikemukakan diatas, maka pengkondisian tingkah laku tersebut dianggap disetujui untuk tetap dilakukan dalam masyarakat. Hal ini mengingat bahwa hukum yang menindak dengan tegas kasus-kasus pelecehan seksual belum juga sempurna, malah memperkuat dan menegaskan bagi timbulnya pelecehan seksual. Selain itu, seseorang selalu belajar dari lingkungan di sekitarnya dan apabila hal ini dipertegas dari hasil observasinya, maka kecenderungan tingkah laku ini akan terus berulang. Dalam beberapa kasus, pelecehan seksual dilakukan agar laki-laki tetap menempati posisinya. Hal ini di dorong oleh motif ekonominya. 4. Pelaku Pelecehan Seksual Biasanya yang merupakan pelaku dari pelecehan seksual adalah laki-laki yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan yang mempunyai harga diri (self esteem) yang rendah. Hal ini dilakukan dengan menyalahgunakan kekuasaan atau menganggap dirinya lebih berkuasa daripada yang dilecehkan, sehingga dapat meningkatkan harga dirinya. Pelecehan seksual lebih sering terjadi sebagai kasus yang dilakukan sekelompok orang terhadap korbannya. Yang terjadi pada kaum perempuan di masyarakat Indonesia secara umum adalah si pelaku belum mengenal korbannya dan lebih sering terjadi 13 ditemapt-tempat umum seperti pasar, pusat pembelanjaan, pemberhentian bus, di dalam kendaraan angkutan umum, gedung bioskop atau sering pula terjadi di jalan umum dimana banyak laki-laki bergerombol duduk-duduk. Pelaku pelecehan seksual menurut Collier (1992) terbagi dalam : a. Normal dari sisi kejiwaan, karena baru berani melakukan pelecehan seksual apabila beramai-ramai dan tidak punya keberanian mental apabila sendirian. b. Abnormal atau mempunyai kelainan kejiwaan dari sisi kejiwaan, karena berani melakukan tindak pelecehan walaupun hanya seorang diri yang biasannya dalam golongan ini tindak pelecehan yang dilakukannya langsung mengarah pada masalah seksualitas dan bahkan berani melakukan pelecehan secara fisik seperti memegang-megang bagian terlarang dari tubuh perempuan atau memperlihatkan secara fisik bagian terlarang dari dirinya (si pelaku) terhadap perempuan yang menjadi sasaran pelecehannya. 5. Respon Terhadap Pelecehan Seksual Seperti yang dikemukakan oleh Collier (1992), yang biasanya dilakukan sebagai respon terhadap pelecehan seksual meliputi : a. Strategi yang Terfokus Secara Internal 1) Menjaga jarak (detachment) yaitu seseorang yang menggunakan strategi memisah atau menjaga jarak, termasuk dengan meminimalisasi situasi, menganggapnya sebagai lelucon, menceritakan kepada diri sendiri sebagai hal yang tidak penting, dan sebagainya. 2) Menyangkal (denial) yaitu seseorang menyangkal pelecehan yang terjadi, menganggapnya tidak ada atau tidak menghiraukannya, dan menganggap tidak mau melanjutkannya dan berusaha melupakannya. 3) Pemberian nama ulang (relabeling) yaitu seseorang menilai ulang situasi sebagai hal yang kurang mengancam, memaafkan peleceh atau menginterprestasikan tingkah laku tersebut sebagai menggoda. Misalnya : dia tidak bermaksud mengecewakan saya. 14 4) Ilusi pengendalian (illusory control), yaitu seseorang berusaha untuk mengontrol dengan mengambil tanggung jawab terhadap kejadian dengan memberikan atribusi pelecehan kepada tingkah lakunya sendiri. 5) Menyerah (endurance), yaitu secara esensial, seseorang tidak melakukan apa-apa, dia menyerah terhadap tingkah laku tersebut; baik dengan rasa takut (terhadap rasa sakit, menyakiti peleceh, tidak percaya, merasa bersalah, atau malu) atau karena dia percaya bahwa tak ada sumber yang tersedia untuk dimintai tolong. b. Strategi yang Terfokus secara Eksternal 1) Menjauh (avoidance), yaitu seseorang berusaha untuk menghindari situasi dengan menjauh dari pelaku pelecehan (misalkan, keluar kelas, ganti guru, berhenti kerja, dan lain-lain) 2) Melakukan asertivitas atau konfrontasi (assertion/confrontation), yaitu seseorang menolak ancaman seksual atau sosial tersebut. Secara verbal melakukan konfrontasi terhadap peleceh atau membuat tingkah laku tersebut tidak diterima. 3) Mencari institusi atau organisasi yang dapat menangani (seeking institutional or ganizational relief), yaitu seseorang melaporkan kejadian, mengkonsultasikannya dengan bantuan administrator, dan berkas pertentangan/perlawanan. 4) Mendapatkan dukungan sosial (social support), yaitu seseorang mencari dukungan dari orang-orag yang signifikan, mencari validasi dari persepsinya, atau pengetahuan dari kenyataan yang ada. 5) Mendapatkan kesepakatan (appeasement), yaitu seseorang erusaha untuk mendapat kesepakatan, tanpa konfrontasi atau asertivitas. Dia memaafkannya atau berusaha tidak marah terhadap pelaku pelecehan. 15 6. Dampak Psikologis Pelecehan Seksual Menurut Collier (1992), dampak-dampak psikologis pelecehan seksual tergantung pada : a. Frekuensi terjadi pelecehan : semakin sering terjadi, semakin dalam pula luka yang ditimbulkan. b. Parah tidaknya (halus atau kasar, taraf) : semakin parah tindak pelecehan seksual dan semakin tindakan tersebut menghina martabat dan integritas seseorang, semakin dalam pula luka yang ditimbulkan, apalagi jika menyangkut keluarga korban. c. Apakah secara fisik juga mengancam atau hanya verbal : semakin tindakan pelecehan ini dirasakan mengancam korban secara fisik, lebih dalam dampak dan luka yang ditimbulkan. Bila pelecehan seksual dilakukan dengan ancaman pemecatan dan korban tidak yakin mampu menemukan pekerjaan lain, maka dampak psikologis akan lebih besar. d. Apakah menggangu kinerja pekerja : bila ya, maka akan disertai dengan rasa frustasi. Ini tentunya juga tergantung seberapa parah dan jauh pelecehan itu mengganggu kinerja korban. Semakin parah gangguan yang dialaminya, semakin tinggi taraf frustasi dan semakin parah kerusakan psikologisnya. Secara umum, menurut Kelly (1998) dampak utama psikologis pelecehan seksual yang paling sering tampil adalah: a. Jengkel, senewen, marah, stress hingga breakdown b. Ketakutan, frustasi, rasa tidak berdaya dan menarik diri c. Kehilangan rasa percaya diri d. Merasa berdosa atau merasa dirinya sebagai penyebab e. Kebencian pribadi hingga generalisasi kebencian pada pelaku atau mereka dari jenis kelamin yang sama dengan pelaku. Menurut Rumini & Sundari (2004) wanita yang mengalami pelecehan seksual dapat mengalami akibat fisik seperti gangguan perut, nyeri tulang belakang, gangguan makan, gangguan tidur rasa cemas dan mudah marah. 16 Sedangkan akibat psikologis ynag dirasakan antara lain adalah perasaan terhina, terancam dan tidak berdaya. Hasil ini diperkiat oleh penelitian Goodman (dalam Rumini & Sundari, 2004) yang menyatakan bahwa wanita korban pelecehan seksual sebagian besar mengalami simtom-simtom fisik dan stress emosional. Beberapa peneliti mencoba menyimpulkan akibat dari pelecehan seksual pada kehidupan perempuan dan kesejahteraannya dapat diperiksa dari tiga perspektif utama yaitu yang berkaitan dengan pekerjaan atau pendidikan, faktor psikologis dan fisik yang berkaitan dengan masalah kesehatan (Basri, 1994). 17 B. Remaja 1. Pengertian Remaja Menurut Agustiani (2006) masa remaja identik dengan keceriaan, kebingungan, persahabatan, pengenalan diri, dan sebagainya. Masa remaja (Adolescence) berasal dari bahasa latin yaitu Adolescere yang berarti bertumbuh menjadi matang (grow into maturity) yang merupakan tahapan perkembangan antara masa kanak–kanak dan masa dewasa. Bila ditinjau dari sudut pandang ilmu psikologi dalam memberikan definisi mengenai remaja mengaitkannya dengan kematangan mental, emosi, dan kematangan fisik yang dialami oleh remaja. Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju ke masa dewasa (Agustiani, 2006). Sedangkan menurut Rumini dan Siti Sundari (2004) masa remaja adalam masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa depan. Menurut Basri (1994) remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak–kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab. Remaja adalah salah satu tahap perkembangan manusia yang sangat penting. Pada masa remaja ini mengalami perkembangan fisik yang sangat pesat, sehingga mempengaruhi aspek kehidupannya. Perkembangan fisik ini ditandai dengan mulai matangnya karakteristik seksual seperti orang dewasa. Walaupun demikian, bila dilihat dari perkembangan biologisnya, remaja adalah individu yang berbeda diantara anak-anak dan orang dewasa (Agustiani, 2006). Sedangkan remaja menurut Sarwono (2002) ialah masa peralihan dari anakanak menuju orang dewasa yang mengalami perubahan fisik dan psikologis dengan pembagian batas usia. Sarwono sendiri mengajukan definisi remaja 18 yang khusus dutujukan untuk masyarakat Indonesia, yaitu seseorang yang berusia 11 sampai dengan 24 tahun dan belum menikah. Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap (Agustiani, 2006). Sedangkan menurut Zakiyah Darajat (dalam Rumini dan Siti Sundari 2004)) remaja adalah usia transisi. Maksudnya, seorang individu telah meninggalkan usia anak–anak yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat. Banyaknya masa transisi ini tergantung kepada keadaan dan tingkat sosial masyarakat dimana ia hidup. Semakin maju masyarakat semakin panjang usia remaja, karena ia harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya. Turner dan Helms (dalam Mukhtar, 1996) mengatakan masa remaja sebagai suatu masa dimana terjadi perubahan besar yang memberikan suatu tantangan pada individu remaja untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya dan mampu mengatasi perubahan fisik dan seksual yang sedang dialaminnya, juga sedang mengalami apa yang dinamakan proses pencarian identitas diri dan berusaha membangun suatu hubungan interaksi yang sifatnya baru. Namun disaat bersamaan nampaknya remaja dihadapkan pada situasi yang sulit mengingat seluruh rangkaian perubahan ini berkaitan satu dengan yang lainnya, dan terjadi pada waktu yang bersamaan. Piaget (dalam Hurlock, 2000) secara psikologis mengatakan bahwa masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang–orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang–kurangnya dalam masalah hak. Termasuk juga perubahan secara intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang 19 dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini. Pada masa remaja menurut teori Piaget terjadi perkembangan kognitif masuk pada tahap formal operations. Pada tahap ini remaja mulai dapat memahami dan mengeksplorasi dunianya. Kognitif remaja pada tahap ini dapat dikatakan fleksibel, dimana remaja sudah mampu untuk belajar konsep–konsep baru serta memperbaiki konsep – konsep yang salah, dapat memecahkan persoalan dengan cara berfikir yang logis (Ester, dalam Psikologi Remaja, 2002) Masa remaja dimaksudkan sebagai periode transisi antara masa kanak– kanak dan masa dewasa. Selama periode ini, orang muda membentuk maturitas seksual dan menegakkan identitas sebagai individu yang terpisah dari keluarga (Atkinson, dkk tanpa tahun). Menurut Muangman (dalam Sarwono, 2002) pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria yaitu biologik, psikologik, dan sosial ekonomi. Sehingga secara lengkap definisi tersebut berbunyi sebagai berikut, remaja adalah : a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda–tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri. Dari pengertian diatas batasan sesuai dengan penelitian ini adalah pengertian remaja yaitu masa dimana sedang terjadi perubahan besar yang memberikan suatu tantangan pada individu remaja untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya dan mampu mengatasi perubahan fisik dan seksual yang sedang dialaminnya, juga sedang mengalami apa yang dinamakan 20 proses pencarian identitas diri, dan berusaha membangun suatu hubungan interaksi yang sifatnya baru. 2. Batasan Usia Remaja Menurut Monks (2002) suatu analisis yang cermat mengenai semua aspek dalam masa remaja, yang secara global berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja pertengahan (15-18 tahun), masa remaja akhir (18-21 tahun), akan mengemukakan banyak faktor yang masing–masing perlu mendapat tinjauan sendiri. Hurlock (2000) membagi masa remaja dalam dua periode, yaitu remaja awal (13-17 tahun) dan remaja akhir (17-18 tahun). Sementara Konopa (dalam Agustiani, 2006) membedakan masa remaja menjadi tiga yaitu remaja awal (12-15 tahun), remaja menengah (15-18 tahun), dan remaja akhir (19-22 tahun). Menurut Erikson (dalam Monks, 2002) masa remaja berkisar antara usia 13–19 tahun atau 12-20 tahun. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak–kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja berbeda–beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Sedangkan dari segi usia, menurut Monks & Haditono (1996) membagi masa remaja menjadi tiga bagian yaitu remaja awal (12-15 tahun), remaja pertengahan (15-18 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun). Menurut Muangman (dalam Sarwono, 2002) pada tahun 1974 WHO dari badan PBB untuk kesehatan dunia menjelaskan batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun Dan belum kawin / menikah. Sementara itu, menurut BKKBN tahun 2002 (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Produksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun. 21 Dalam penelitian ini batasan remaja yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah remaja akhir yang berdasarkan kriteria diatas, maka batasan usia remaja akhir yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 1718 tahun (Hurlock, 2000). 3. Karakteristik Remaja. Menurut Zulkifli (1999) ada beberapa ciri-ciri remaja yang harus diketahui, diantaranya ialah : a. Pertumbuhan Fisik. Pertumbuhan fisik ini mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan masa anak–anak dan dewasa. b. Perkembangan Seksual. Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki–laki diantaranya ialah alat reproduksi sperma mulai bereproduksi, ia mengalami mimpi yang pertama yang tanpa sadar mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak perempuan rahimnya sudah bisa untuk dibuahi karena ia sudah mendapatkan menstruasi untuk pertama kalinya. c. Cara Berfikir Kausalitas. Ciri ketiga ialah cara berfikir kausalitas, yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat. Remaja sudah mulai berfikir kritis sehingga ia akan melawan bila orang tua, guru, lingkungan yang menganggapnya masih sebagai anak kecil. d. Emosi Yang Meluap–Luap. Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan hormon. Suatu saat ia bisa sedih sekali, di lain waktu ia bisa marah sekali. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka dari pada pikiran realistis. 22 e. Mulai Tertarik Kepada Lawan Jenis. Dalam kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya dan mulai berpacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurang mengerti, kemudian melarangnya akan menimbulkan masalah dan remaja akan bersikap tertutup terhadap orang tuanya. f. Menarik Perhatian Lingkungannya. Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian di lingkungannya, berusaha mendapatkan status dan peranan seperti kegiatan remaja dikampung–kampung yang diberi peranan. g. Terikat Dengan Kelompok Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik dengan kelompok sebayanya sehingga tidak jarang orang tuanya dinomorduakan, sedangkan kelompoknya dinomorsatukan. Apa–apa saja yang diperbuatnya ingin sama dengan anggota kelompok lainnya, kalau tidak sama maka ia akan merasa turun harga dirinya dan menjadi rendah diri. 4. Tugas Perkembangan Remaja Akhir. Menurut Pikunas (dalam Agustiani, 2006) mengemukakan tugas perkembangan remaja menengah dan akhir , sebagai berikut : a. Menerima bentuk tubuh orang dewasa yang dimiliki dan hal-hal yang berkaitan dengan fisiknya. b. Mengembangkan keterampilan dalam komunikasi interpersonal, belajar membina relasi dengan teman sebaya dan orang dewasa, baik secara individu maupun dalam kelompok c. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan figur-figur otoritas. d. Menemukan model untuk identifikasi. e. Menerima diri sendiri dan mengandalkan kemampuan dan sumber-sumber yang ada pada dirinya. 23 f. Memperkuat kontrol diri berdasarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang ada. g. Meninggalkan bentuk-bentuk reaksi dan penyesuaian kekanak-kanakan. Menurut Pikunas (dalam Agustiani, 2006), pada masa remaja ini ada satu tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja yaitu menemukan identitas diri. Identitas diri merupakan perasaan keunikan seseorang, keinginan untuk menjadi orang berarti dan mendapat pengakuan dari lingkungan seseorang. Tugas perkembangan lanjut menurut Hurlock (2000) remaja lanjut (1720 tahun), dirinya ingin menjadi pusat perhatian, ia ingin menonjolkan diri, caranya lain yaitu dengan remaja awal. Ia idealis, mempunyai cita–cita tinggi, bersemangat dan memantapkan identitas diri, serta ingin mencapai ketidaktergantungan emosional. Sedangkan Blos (dalam Sarwono, 2002) berpendapat perkembangan pada hakikatnya adalah usaha penyesuaian diri, yaitu untuk secara efektif mengatasi “stess” dan mencari jalan keluar baru dari berbagai masalah. Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, remaja akhir (late adolescence) merupakan tahap konsilidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal, yaitu : a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi–fungsi intelek. b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang–orang lain dan dalam pengalaman–pengalaman baru. c. Terbentuk indentitas seksual yang tidak akan berubah lagi. d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain. e. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinnya (private self) dan masyarakat umum (the public). 24 5. Penyesuaian Diri Remaja. Carballo (dalam Sarwono, 2002) berpendapat, terdapat enam penyesuaian diri yang harus dilakukan oleh remaja, yaitu : a. Menerima dan mengintegrasikan pertumbuhan badannya dalam kepribadiannya. b. Menentukan peran dan fungsi seksualnya yang adekwat dalam kebudayaan dimana ia berada. c. Mencapai kedewasaan dengan kemandirian, kepercayaan diri dan kemampuan untuk menghadapi kehidupan. d. Mencapai posisi yang diterima oleh masyarakat. e. Mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas dan nilai – nilai yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan. f. Memecahkan problem – problem nyata dalam pengalaman sendiri dan dalam kaitannya dengan lingkungannya. Menurut Mu’tadin (dalam Sarwono, 2002) pada dasarnya penyesuaian diri melibatkan individu dengan lingkungannya. Beberapa lingkungan yang dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi remaja, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Lingkungan Keluarga. Semua konflik dan tekanan yang ada dapat dihindarkan atau dipecahkan bila individu dibesarkan dalam keluarga dimana keamanan, cinta, kehangatan, dan respek toleransi. Dengan demikian penyesuaian diri akan menjadi lebih baik bila dalam keluarga individu merasakan bahwa kehidupannya berarti. b. Lingkungan Teman Sebaya. Begitu pula dalam kehidupan pertemanan, pembentukan hubungan yang erat diantara kawan–kawan semakin penting pada masa remaja dibandingkan masa–masa lainnya. Suatu hal yang sulit bagi remaja menjauh 25 dari temannya, individu mencurahkan kepada teman-temannya apa yang tersimpan didalam hatinya, dari angan–angan, pemikiran dan perasaan. Ia mengungkapkan kepada mereka secara bebas tentang rencananya, cita–cita dan dorongan–dorongannya. c. Lingkungan Sekolah. Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah pengetahuan dan informasi saja, akan tetapi juga mencakup tanggung jawab pendidikan secara luas. Demikian pula dengan guru, tugasnya tidak hanya mengajar, tetapi juga berperan sebagai pendidik yang menjadi pembentuk masa depan, ia adalah langkah pertama dalam pembentukan kehidupan yang menuntut individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya. 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian Pelecehan seksual pada pelaku usia remaja ini, peneliti menggunakan studi kasus. Berikut ini akan lebih di jelaskan beberapa hal yang berkaitan, yaitu : pendekatan penelitian, subjek penelitian, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, alat bantu penelitian data, keakuratan penelitian, dan teknik analisis data. A. Pedekatan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui secara mendalam permasalahan-permasalahan apa saja yang muncul dalam gambaran yang mempengaruhi pelecehan seksual, dan untuk melihat gambaran faktor-faktor yang menyebabkan remaja pria (subjek) melakukan pelecehan seksual. Selama ini metode penelitian kuantitatif dan kualitatif yang banyak digunkan dalam berbagai penelitian ilmiah, studi kasus selama ini belum banyak digunakan oleh para peneliti (Moleong, 2002). Dengan menggunakan metode ini berarti kita akan mendapatkan pemahaman terhadap gejala-gejala tersebut, sehingga akan diperoleh gambaran yang sesuai dengan subjek dan bukan kesimpulan sebab akibat yang dipaksakan. Peneliti kualitatif dilakukan jika peneliti tertarik untuk mengetahui meaning, yaitu bagaimana orang memahami hidupnya, pengalaman-pengalamannya dan struktur dunia mereka. Selain itu peneliti juga ingin mendeskripsikan proses, arti dan pemahaman melalui kata-kata atau ganbar-gambar (Narbuko, 2002). Menurut Creswell & dkk (Basuki, 2006) penelitia kualitaif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam 27 tentang masalah-masalah manusia dan sosial bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana yang dilakukan penelitian kuantitaif dengan positivisme. Penelitian menginterprestasikan bagian sunjek memperoleh makna dari lingkunagn sekeliling dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah (naturalistik) bukan hasil perlakuan (tratment) atau manipulasi variabel yang dilibatkan. Denzin & Lincoln (Basuki, 2006) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak memperkenalkan perlakuan (treatment) atau memanipulasi variabel atau memaksakan definisi operasional penelitiu mengenai variabelvariabel pada peserta penelitian. Sebaliknya penelitian kualitatif membiarkan sebuah makna muncul dari partisipant-partisipant itu sendiri. Peneliti sifatnya lebih fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan latar yang ada. Konsepkonsep, alat-alat pengumpulan data dan metode pengumpulan data dapat disesuaikan dengan pengembangan penelitian. Penelitian kualitatif dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian yang menggunakan data kualitatif yang bersifat deskriptif, yang dikumpulkan melalui berbagai macam cara seperti observasi, wawancara, rekaman (recording), intisari dokumen dan proses melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau alih tulisan (Poerwandari, 2001). Penelitian kualitatif memungkinkan pemahaman yang utuh atau holistik akan suatu fenomena, serta mampu menampilkan suatu objek studi secara detail dan mendalam. Sehingga dapat diperolehnya gambaran yang lengkap dan komprehensif tentang suatu objek studi (Poerwandari, 2001). 1. Pengertian Studi Kasus Studi kasus ditujukan untuk meneliti suatu kasus atau lebih secara mendetail dan mendalam guna memahami kompleksitasnya dalam alamiah. 28 Studi kasus dapat dilakukan secara kualitatif, kuantitatif, atau gabungan dari keduanya (Moleong, 2002). Menurut Moleong (2002) studi kasus adalah studi yang berusaha memahami isu-isu yang rumit atau objek dan dapat memperluas pengalaman atau menambah kekuatan terhadap apa yang dikenal melalui hasil penelitian yang lalu. Lebih lanjut dikatakan bahwa studi kasus menekankan pada rincian analisis kontekstual tentang sejumlah kecil kejadian atau kondisi dan hubunganhubungan yang ada padanya. Sedangkan American Psychological Association (APA) mendefinisikan studi kasus adalah sebuah penelitian yang dibuat oleh peneliti untuk memberikan gambaran mengenai suatu kasus baik itu pada individu maupun organisasi (Moleong, 2002) Menurut Nawawi (dalam Maaruf, 1998) mengemukakan studi kasus adalah penelitian yang memusatkan diri secara intensif terhadap objek tertentu. Objek tersebut dapat berupa unit sosial seperti individu ataupun kelompok individu. Unit sosial tersebut diselidiki secara intensif, baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu yang perlu mendapat perhatian khusus. Selain itu alasan peneliti menggunakan metode ini antara lain mengingat ke khususan dari metode ini seperti yang dikemukakan oleh Maaruf (1998) adalah sebagai berikut : a. Sikap peneliti yang lebih menampung dan mengumpulkan data dari pada menguji keterangan-keterangan yang diterima. b. Intensitas dari studi ini adalah selain menunjukan dan menjelaskan keunikan gejala juga berusaha mempelajari seseorang individu, studi kasus tidak hanya memperhatikan keadaan masa kini tetapi mencakup seluruh riwayat hidup. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif yang bersifat studi kasus adalah suatu penelitian yang menghasilkan dan mengolah data bersifat deskriptif yang dikumpulkan melalui berbagai cara seperti observasi, wawancara, rekaman (recording), intisari dokumen dan dicatat melalui proses 29 pencatatan, pegetikan dan penyuntingan yang menekankan pada rincian analisis, kontekstual tentang suatu kejadian atau kondisi serta berusaha memahami dan memberikan gambaran mengenai fenomena-fenomena dan isu-isu yang rumit berdasarkan penelitian yang mendalam mengenai studi kasus dan sudut pandang serta pengalaman pada individu maupun kelompok. 2. Ciri-Ciri Studi Kasus Menurut Basuki (2006) ciri-ciri studi kasus adalah sebagai berikut : a. Studi kasus bukan sutu metodologi penelitian, tetapi suatu bentuk studi (penelitian) tentang masalah yang khusus (particular). b. Sasaran studi kasus dapat bersifat tunggal (ditujukan perorangan atau individual) atau suatu kelompok, misalnya kelas, dan lain-lain. c. Masalah yang dipelajari atau diteliti dapat bersifat sederhana atau komleks, misalnya seperti anak yang mengalami penyimpangan perilaku (masalah yang sederhana) dan hal-hal yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan (masalah yang kompleks). d. Tujuan yang ingin dicapai adalah pemahaman yang mendalam tentang suatu kasus, atau dapat dikatakan untuk mendapatkan verstehen bukan sekedar erklaren (deskripsi suatu fenomena). e. Suatu kasus tidak bertujuan melakukan generalisasi, walaupun studi kasus dapat dilakukan terhadap beberapa kasus. Studi yang dilakukan terhadap beberapa kasus bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap, sehingga pemahaman yang dihasilkan terhadap satu kasus yang dipelajari lebih mendalam. Moleong (2002) menyebutkan bahwa studi kasus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Partikularistik : studi ini berfokus pada situasi khusus, sesuatu program atau sesuatu fenomena seperti seseorang, keluarga, sebuah kantor, satu keluarga, sebuah perusahaan, sesuatu kelas, atau bangunan apartement. 30 b. Naturalistik : studi kasus mempersoalkan orang-orang yang sebenarnya atau situasi dan terbanyak dari proses pengumpulan data dilakukan dalam situasi sebenarnya. c. Data Uraian Rinci : studi kasus termasuk pengamat berperan serta atau tidak berperan serta, wawancara, sumber historis dan naratif, sumber tertulis seperti jurnal dan buku harian, sumber data kuantitatif seperti tes, dan apa saja yang dapat dikumpulkan. d. Induktif : sebagian besar studi kasus bergantung kepada alasan induktif, konsep, generalisasi, hipotesis yang muncul dari pengujian data-data berasal dari suatu konteks tertentu. e. Heuristik : studi kasus dapat membawa pembaca pada pemahaman tentang fenomena yang diteliti. Studi kasus dapat membawa pada pemahaman baru memperluas pengalaman pembaca, atau mengkonfirmasikan apa yang telah diketahui sebelumnya. Menurut Poerwandari (2005) studi kasus dapat dibedakan dalam beberapa tipe-tipe yaitu : 1. Studi Kasus Instrinsik : penelitian ini dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian pada suatu kasus khusus. Apa penelitian ini dilakukan untuk memahami secara utuh kasus tersebut, tanpa harus dimaksudkan untuk menghasilkan konsep-konsep atau teori ataupun tanpa upaya menggeneralisasikan. 2. Studi Kasus Instrumental : penelitian pada suatu kasus unik tertentu dilakukan untuk memahami isu dengan lebih baik, juga untuk mengembangkan, memperhalus teori. 3. Studi Kasus Kolektif : studi kasus instrumental yang diperluas, sehingga mencakup benerapa kasus. Tujuannya adalah untuk mempelajari fenomena atau kondisi umum dengan lebih mendalam. Karena menyangkut kasus majemuk, atau studi kasus komparatif. 31 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif berupa studi kasus yang unik dan mempunyai karakteristik tertentu. Peneliti juga ingin memperoleh pemehaman yang utuh dan terintegrasi dari suatu kasus yang diteliti (Poerwandari, 2005). 3. Kelebihan dan Kelemahan Studi Kasus a. Kelebihan Studi Kasus Menurut Basuki (2006) kelebihan studi kasus dibagai menjadi dua, yaitu : 1) Studi kasus mampu mengungkapkan hal-hal yang spesifik, unik, dan hal-hal yang amat mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi yang lain. Studi kasus mampu mengungkap makna dibalik fenomena dalam kondisi apa adanya (natural) 2) Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual, tetapi juga memberi nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak dapat ditangkap oleh nelitian kualitatif yang sangat ketata. b. Kelemahan Studi Kasus Menurut Basuki (2006) penelitian studi kasus dilihat dari kaca mata penelitian kualitatif merupakan studi kasus yang dipersoalkan dari segi validitas, reliabilitas, dan generalisasi. Namun studi kasus yang sifatnya unik dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang digunakan dalam penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mencari generalisasi. B. Subjek Penelitian 1. Karakteristik Subjek Karakteristik subjek dalam penelitian ini akan ditentukan sebagai berikut : subjek yang melakukan pelecehan seksual adalah remaja pria yang usianya berkisar antara 17-18 tahun (Hurlock, 2000). 32 2. Jumlah Subjek Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2001) jumlah subjek sangat tergantung pada apa yang ingin diketahui oleh peneliti, tujuan penelitian, pertimbangan waktu, dan sumber yang tersedia. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah satu orang. C. Tahap-Tahap Penelitian Dalam melakukan penelitian studi kasus ini dibutuhkan pula serangkaian persiapan dan pelaksanaan dari peneliti agar bukti penelitian ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Adapun tahap-tahap penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan Penelitian Untuk dapat melakukan wawancara terhadap subjek secara terfokus dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka dibuatlah pedoman wawancara yang didasari literature yang sesuai dengaan tujuan penelitian. Kemudian peneliti memberikan pedoman wawancara tersebut kepada pembimbing untuk dipertimbangkan apakah item-item pertanyaan dapat menggali informasi yang dibutuhkan apakah kalimat pertanyaan tersebut dapat dimengerti subjek. Setelah melakukan perbaikan pada pedoman wawancara, peneliti menyerahkan wawancara yang telah direvisi kepada pembimbing untuk meminta persetujuan bahwa wawancara siap digunakan. Untuk subjeknya, peneliti mencari sendiri subjek yang akan diwawancarai lewat bantuan teman atau saudara. Kemudian meminta ixin kepada mereka baik melalui telepon ataupun langsung bertemu, dan membuat janji pertemuan untuk melalukan wawancara. Peneliti tidak lupa menggunakan alat perekam, kaset, kertas dan alat tulis, serta baterai ekstra untuk berjagajaga agar wawancara tetap berlangsung dengan lancar. 33 Berikut ini adalah langkah-langkah dalam tahap persiapan : a. Pertanyaan masalah penelitian. b. Mengkaji konsep dan teori berdasarkan referensi. c. Menentukan subjek penelitian. d. Penyusunan pedoman wawancara dan pedoman observasi. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian. Pada tahap ini melakukan metode pengambilan data dengan metode wawancara dan metode observasi, berdasarkan pedoman yang telah disusun sebelumnya ditahap awal. Setelah data diperoleh dari penelitian kualitatif merupakan data yang bersifat deskriptif. Dalam melakukan proses analisa, peneliti melakukan beberapa prosedur untuk mengolah data yang dapat dijadikan informasi yang nantinya akan dihubungkan dengan teori yang melatarbelakanginya. Pengolahan data hasil wawancara dapat dilakukan dengan pencatatan hasil wawancara secara memyeluruh (verbatim). Analisis hasil wawancara dengan koding, serta pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil wawancara tersebut, kemudian dilanjutkan dengan keseluruhan hasil dibuatkan analisis psikologis. Data yang didapat dibuat kesimpulan, kemudian di analisis dengan teori-teori yang melatar belakanginya dan yang sudah terlebih dahulu tertuang dalam bab tinjauan pustaka. Setelah itu maka dibuat hasil penelitian secara menyeluruh yang berisi gambaran hasil penelitian berupa analisis data hubungannya dengan teori yang ada, berupa poin-poin kesimpulan penelitian. Lalu saran baik itu untuk subjek, atau pihak-pihak yang berkaitan maupun demi kepentingan penelitian lebih lanjut. Secara sistematis, berikut ini adalah langkah-langkah penelitian pada tahap pelaksanaan, yaitu : a. Pengambilan data dengan metode wawancara dan observasi. b. Pengolahan data dan analisi data. 34 c. Analisis data penelitian teori. d. Simpulan dan saran. 3. Tahap Analisis Setelah melakukan wawancara peneliti memindahkan hasil rekaman wawancara ke dalam bentuk transkrip verbatim tertulis. Peneliti membuat gambaran dan analisis tiap–tiap kasus. Kemudian peneliti menganalisis antar kasus, dengan membuat perbandingan hasil analisis dari semua subjek penelitian. Maka berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hasil analisis dan kesimpulan yang dilakukan, peneliti mengajukan saran–saran untuk penelitian selanjutnya. D. Tekhnik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data yaitu wawancara, dan observasi. Berikut adalah penjabaran lengkap mengenai dua metode yang digunakan dalam penelitian : 1. Wawancara a. Definisi Wawancara Menurut Kerlinger (dalam Basuki, 2006) mengutarakan bahwa wawancara merupakan situasi peran antar pribadi berhadapan muka (face to face) ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relefan dengan masalah penelitian pada seseorang yang diwawancarai atau informan. Wawancara menurut Kartono adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik (dalam 35 Basuki, 2006). Sedangkan menurut Denzin & Lincoln (dalam Basuki, 2006) wawancara merupakan suatu percakapan, seni tanya jawab dan mendengarkan. Ini bukan merupakan suatu alat yang netral, pewawancara menciptakan situasi tanya jawab yang nyata. Menurut Gulo (2000) wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Dalam wawancara, komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dan biasanya peneliti dan responden berhadapan langsung atau tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Dengan demikian selama berlangsungnya wawancara, peneliti tidak hanya menangkap pemahaman dan ide, tetapi dapat pula menangkap hal–hal yang tersirat, seperti emosi dan motif . Wawancara adalah suatu percakapan tahap muka dengan tujuan memperoleh informasi faktual untuk menaksir atau menilai kepribadian seseorang atau dipakai untuk maksud-maksud bimbingan atau terapis (Chaplin, 2000). Wawancara menurut Narbuko (2002) yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi–informasi atau keterangan–keterangan. Sedangkan menurut Banister (dalam Poerwandari, 2001) mengatakan bahwa wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna–makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan dalam upaya melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut. Kesimpulan dari beberapa tokoh diatas yaitu wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secra lisan pula. Jadi, wawancara merupakan bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden, peneliti dapat 36 mengamati perilaku responden saat wawancara berlangsung. Setiap percakapan dan tanya jawab diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Basuki, 2006). b. Jenis-Jenis Wawancara Secara umum ada tiga pendekatan dalam memperoleh data kualitatif melalui wawancara (Patton dalam Poerwandari, 1998) antara lain : 1). Wawancara Konvensional Informal Proses wawancara didasarkan sepenuhnya pada berkembangnya pertanyaan-pertanyaan secara spontan dalam interaksi alamiah. Tipe wawancara demikian umumnya dilakukan peneliti yang melakukan observasi parsipasif. Dengan demikian, orang-orang yang diajak berbicara mungkin tidak menyadari bahwa ia sedang di wawancarai secara sistematis untuk menggali data. 2). Wawancara Pedoman Umum Dalam proses wawancara ini, peneliti dilengkapi dengan pedoman wawancara yang sangat umum, yang menentukan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahwa mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas sekaligus menjadi daftar pengecekan (checklist) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman yang demikian, peneliti harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut dapat dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat pertanyaan, sekaligus menyesuaikan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung. 3). Wawancara Berstruktur (Pedoman Terstandar yang Terbuka) Dalam bentuk wawancara ini, pedoman wawancara ditulis secara rinci, lengkap dengan set pertanyaan dan penjabarannya dalam kalimat. Peneliti diharapkan dapat melaksanakan wawancara sesuai konsekuensi 37 yang tercantum, serta menanyakan dengan cara yang sama dengan responden yang berbeda. Keluwesan dalam menjalani jawaban terbatas, tergantung pada sifat wawancara dan keterampilan peneliti. Bentuk ini akan efektif dilakukan bila penelitian melibatkan banyak pewawancara, sehingga peneliti perlu mengadministrasikan upaya-upaya tertentu untuk meminimalkan variasi sekaligus mengambil langkah-langkah menyeragaman pendekatan tersebut terhadap subjek. Menurut Narbuko (2002) prosedur wawancara dibagi atas tiga macam, yaitu : a) Wawancara Bebas (Wawancara Tak Terpimpin) Proses wawancara dimana interviewer tidak secara sengaja mengarahkan tanya jawab pada pokok – pokok persoalan dari fokus penelitian dan interviewer (orang yang diwawancarai). b) Wawancara Terpimpin Disebut dengan interviewer guide. Controlled interviewer atau Structured interview yaitu wawancara yang menggunakan panduan pokok– pokok masalah yang diteliti. c) Wawancara Bebas Terpimpin Merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin. Jadi, pewawancara hanya membuat pokok–pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia menyimpang. Sedangkan menurut Narbuko (2002), sasaran penjawabnya wawancara terbagi atas dua macam, yaitu : a) Wawancara Perorangan adalah apabila proses tanya jawab tatap muka itu berlangsung secara langsung antara pewawancara dengan seseorang yang diwawancarai. 38 b) Wawancara Berkelompok adalah apabila proses interview itu berlangsung sekaligus dua orang pewawancara atau lebih menghadapi dua orang atau lebih yang diwawancarai. Menurut (Poerwandari,2001) sebuah wawancara dikatakan ilmiah bila telah memenuhi beberapa persyaratan seperti : 1. Sebelum wawancara dilakukan, pewawancara harus sudah tahu akan hal–hal apa yang hendak ditanyakannya. 2. Menciptakan hubungan baik (rapport) guna menghilangkan kecemasan dan membangkitkan keinginannya untuk bekerjasama. 3. Peneliti atau wawancara harus waspada terhadap saat–saat kritis, dimana responden mengalami kesulitan untuk memberi jawaban. 4. Setelah wawancara selesai usahakan agar responden tidak merasa “habis manis sepah dibuang”. c. Kekurangan dan Kelebihan Teknik Wawancara Menurut Poerwandari (2001) teknik wawancara memiliki kekurangan dan kelebihan, yaitu : 1). Kekurangan Teknik Wawancara a) Peneliti seakan-akan hanya mengkonsentrasikan diri pada jawaban dalam mengupayakan untuk menyalinnya. b) Apabila pengetahuannya dibidang penelitian sangat terbatas berakibat kurang pengembangan lebih lanjut, sehingga hasilnya kurang luas atau dalam. c) Dapat mempengaruhi psikologis pada responden, sehingga timbul kesan diperiksa atau dinterogasi. 2). Kelebihan Teknik Wawancara a) Dapat menghasilkan data yang cukup lengkap, karena saat iti dapat langsung dilakukannya. 39 b) Suasana pembicaraan akan lebih mengena, sebagaimana pembicaraan sehari-hari tetapi terarah. Dalam studi kasus ini peneliti ingin menggunakan wawancara bebas terpimpin. Adapun penggunaan wawancara tersebut adalah kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin. Jadi, pewawancara hanya membuat pokok–pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia menyimpang. 2. Observasi a. Definisi Observasi Menurut Basuki (2006) istilah observasi diturunkan dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi adalah pengujian dengan maksud atau tujuan tertentu mengenai sesuatu, khususnya dengan tujuan untuk mengumpulkan fakta (Chaplin, 2000). Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau oberver mencatat semua informasi sesuai yang mereka saksikan, dengan kata lain metode ini menggunakan panca indera penglihatan sebagai alat utama (Gulo, 2000). Namun demikian, pendengaran dan perasaan juga digunakan untuk menggambarkan situasi atau kondisi lingkup pengamatan yang diusahakan dengan se-objektif mungkin. Patton & Poerwandari (dalam Basuki, 2006) menegaskan observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi penelitian dengan pendekatan kualitatif. Agar memberikan data yang akurat dan bermanfaat, observasi sebagai metode ilmiah yang harus dilakukan oleh 40 peneliti yang sudah melewati latihan–latihan yang memadai, serta telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap. Menurut Patton (dalam Basuki, 2006) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Observasi (pengamatan) adalah matode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa – peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat se-objektif mungkin (Gulo, 2000). Menurut Young (dalam Poerwandari, 2001)) mengatakan bahwa observasi adalah suatu studi yang dilakukan dengan sengaja dan secara sistematis melalui proses penglihatan atas gejala – gejala spontan yang terjadi pada saat itu. Menurut Poerwandari (2001) suatu obervasi dapat dikatakan sebagai metode pengumpulan data yang ilmiah, tentunya dengan memenuhi syarat sebagai berikut : 1). Dapat dipergunakan dan dirumuskan menurut tujuan–tujuan penelitian tertentu. 2). Dirancang secara sistematis. 3). Dicatat atau direkam secara sistematis. 4). Dapat diperiksa kembali Dari berbagai pendapat beberapa tokoh tentang pengamatan (observasi) maka dapat disimpulkan bahwa pengamatan (onservasi) dalam konteks penelitian ilmiah adalah studi yang disengaja dan dilakukan secara sistematis, terencana, terarah pada suatu tujuan dengan mengamati dan mencatat fenomena atau perilaku satu atau sekelompok orang dalam konteks 41 kehidupan sehari-hari, dan memperhatikan syarat-syarat penelitian ilmiah. Dengan demikian hasil pengamatan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya (Basuki, 2006). b. Jenis-Jenis Observasi Menurut Kartini & Kartono (1990) observasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu : 1). Observasi Partisipan Merupakan suatu cara observasi dimana observer ikut serta dalam kegiatan yang akan diamati, hal ini dilakukan untuk memperoleh data tingkah laku individu yang wajar. 2). Observasi Non Partisipan Merupakan observasi dimana pengamat berbeda diluar subjek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. 3). Observasi Terkontrol Merupakan observasi yang dengan sengaja dilakukan control atau pemberian perlakuan yang sesuai dengan keperluan untuk menguji hipotesa dan pemecahan masalah. Sedangkan berdasarkan cara pengamatan yang dilakukan, observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu observasi berstruktur dan observasi tak berstruktur seperti dibawah ini : 1) Observasi Berstruktur Merupakan observasi dimana pengamat dalam melaksanakan observasinya menggunakan pedoman pengamatan. 2) Observasi Tak Berstruktur Merupakan observasi dimana pengamat dalam melaksanakan observasinya melakukan pengamatan secara bebas. Dalam melakukan observasi, peneliti tidak dapat mengabaikan hal–hal yang timbul. Selama proses ini berlangsung, walaupun hal yang muncul 42 tersebut bukan merupakan hal–hal yang diperkirakan akan muncul selama proses observasi. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2001) bahwa hasil observasi dapat menjadi suatu informasi yang penting, karena : 1) Peneliti akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang konteks dalam mana hal yang diteliti akan terjadi. Hal ini akan memberikan informasi dalam melakukan analisa dan peramalan tentang perilaku yang timbul pada suatu keadaan. 2) Dengan observasi, memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dan bukan pembuktian dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif. 3) Memungkinkan peneliti untuk melihat hal–hal yang tidak atau kurang disadari oleh subjek. Dengan kata lain observasi tidak tergantung pada kemauan subjek yang observasi untuk melaporkan atau menceritakan pengalamannya. 4) Memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi yang tidak terungkap dalam wawancara. Sejumlah studi sosial atau psikologi tidak memungkinkan menggunakan metode lain, seperti perilaku metode perilaku anak atau bayi. Untuk itu, observasi menjadi metode yang sangat penting, bahkan yang sangat penting dalam hal ini. 5) Memperkecil persepsi selektif dari subjek yang mungkin timbul dalam wawancara. Namun demikian, kelemahan ini tidak dapat dihindari secara keseluruhan dimana pada dasarnya proses penglihatan tersebut sangat selektif sifatnya. Biasanya penglihatan cenderung meliputi hal– hal yang menonjol atau gejala–gejala yang ingin dilihat oleh peneliti. Latar belakang peneliti atau observer juga sangat mempengaruhi proses observasi seperti pendidikan, keahlian, disiplin yang dianut, maupun faktor – faktor pribadi lainnya. 6) Memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap peneliti yang dilakukan. 43 c. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Observasi Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2001) teknik observasi memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu : 1). Kelebihan Teknik Observasi a) Dapat mencatat secara langsung mengenai perilaku atau perkembangan saat perilaku tersebut terjadi. b) Data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera. c) Dapat memperoleh data dari subjek yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tidak mau berkomunikasi secara verbal. 2). Kekurangan Teknik Observasi a) Dapat diperlukan pada waktu yang lama. b) Tidak semua kegiatan dapat diperoleh datanya secara langsung. c) Pengamatan terhadap suatu fenomena yang tidak dapat dilakukan secara langsung. d) Pengamatan sangat tergantung pada kecermatan pengamatan dan daya ingat observer. Dalam studi kasus ini penelitian menggunakan jenis observasi tak berstruktur. Hal ini berarti peneliti dalam melaksanakan observasinya melakukan pengamatan bebas. E. Alat Bantu Penelitian Data Peneliti instrumen sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendekati topik tersebut, mengumpulkan data, hingga menganalisis, menginterprestasikan, menyimpulkan hasil penelitian (Poerwandari, 2001). Dalam pengambilan data dengan metode wawancara dan observasi diperlukan beberapa alat bantu (instrumen penelitian), untuk memudahkan penulis dalam memperoleh dan mengumpulkan data, yaitu : 44 1. Peneliti Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen penelitian utama dan peneliti merupakan orang yang menjalankan wawancara dan menginterprestasikan hasil wawancara. 2. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara berisi pertanyaan–pertanyaan yang dikembangkan sesuai dengan tujuan penelitian berdasarkan teori–teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yang berguna agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. 3. Lembar Pencatatan Observasi dan Buku Catatan. Pedoman observasi digunakan untuk panduan dalam melakukan observasi, pedoman ini digunakan untuk melihat perilaku apa saja yang muncul pada subjek penelitian yang dimasukkan dalam catatan lapangan. 4. Alat Perekam (Tape Recorder) Alat perekam digunakan untuk memperoleh data wawancara dan sebisa mungkin merekam prespektif tertentu dari interviewe secara utuh, akurat, dan apa adanya, sesuai dengan percakapan partisipan dengan peneliti (Patton, 1990). Alat perekam ini dapat berfungsi untuk memastikan peneliti dapat mendengarkan kembali dan kemudian menganalisis seluruh hasil pembicaraan tanpa ada yang terlewat, sehingga didapatkan gambaran yang utuh dari setiap subjek. 5. Alat Tulis Alat tulis yang digunakan berupa pulpen untuk mencatat hal-hal penting yang terjadi selama berlangsungnya wawancara serta observasi dilapangan. F. Keakuratan Penelitian Untuk mengetahui apakah keakuratan penelitian ini harus menggunakan cara triangulasi. Yang dimaksud dengan triangulasi adalah teknik pemeriksaan 45 keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data yang diperoleh untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Patton (dalam Moleong, 2002) mengemukakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu : 1. Triangulasi Dengan Sumber Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan : a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. d. Membandingkan keadaan dengan persuasive seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan. e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Menurut Patton (dalam Moleong, 2002), dalam hal ini jangan sampai banyak pendapat atau pikiran. Yang penting disini adalah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut. Cara melakukan triangulasi dengan sumber adalah peneliti membandingkan informasi yang diberikan oleh subjek dan significant other pada waktu yang berbeda, selain itu peneliti membandingkan data wawancara dan observasi. 46 2. Triangulasi Dengan Metode Menurut Patton (dalam Moleong, 2002) terdapat dua strategi, yaitu : a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data. b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Cara melakukan triangulasi dengan metode ini adalah peneliti menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda yaitu observasi dan wawancara. 3. Triangulasi Dengan Penyidik Teknik triangulasi yang ketiga ini adalah dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kesalahan dalam pengumpulan data. Pada dasarnya, pengumpulan suatu tim penelitian dapat direalisasikan dilihat dari segi teknik ini. Cara melakukan triangulasi dengan penyidik adalah membandingkan hasil pekerjaan seorang, yaitu analisis satu dengan analisi lainnya. Peneliti membandingkan hasil temuannya dengan hasil evaluasi dari dosen pembimbing. 4. Triangulasi Dengan Teori Menurut Lincolin dan Guba (dalam Poerwandarai, 2001) mengatakan triangulasi dengan teori berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu teori. Sedangkan dipihak lain, menurut Moleong (2002) triangulasi dengan teori dapat dilaksanakan dan hal intu dinamakannya penjelasan banding (trivia explanations). Cara melakukan triangulasi dengan teori adalah untuk membandingkan informasi yang diberikan oleh subjek dan significant others pada waktu 47 yang berbeda mengenai bentuk-bentuk pelecehan seksual dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pelecehan seksual. G. Teknik Analisis Data Analisis data yaitu proses mengatur, mengkonstruksi dan mengartikan sejumlah data yang terkumpul. Proses analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menurut Poerwandari (2001) akan di analisa dengan teknik data kualitatif. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan. Tahap-tahap tersebut adalah : 1. Mengorganisasi Data Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara (Indepth Interview), yang mana data direkam dengan tape recorder dan dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Setelah selesai menemui subjek data dibaca berulangulang, agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah didapat. 2. Pengelompokkan Berdasarkan Kategori, Tema, dan Pola Jawaban. Dalam tahap ini dibituhkan pengertian yang mendalam tentang data, perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul diluar apa yang digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangkan awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam melakukan koding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca trnskip wawancara dan melakukan koding. Melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokkan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat. 48 Dalam penelitian ini, analisis dilakukan pertama-tama terhadap masing-masing kasus. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan pemahaman terhadap hal-hal yang diungkap oleh responden. Data yang telah dikelompokkan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tema-tema penting secara kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat mengungkapkan pengalaman, permasalahan dan dinamika yang terjadi pada tiap subjek. Pada bagian kedua dari analisi, peneliti melakukan analisis antar kasus dengan menyimpulkan hal-hal umum dan memberi perhatian pada hal-hal khusus yang ditemukan dintara subjeksubjek penelitian dengan mengacu pada teori dan permasalahan penelitian. 3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada Terhadap Data Setelah kategori dan pola tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan pada bab dua, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor yang ada. 4. Mencari Alternatif Penjelasan Bagi Data Setelah kaitan antara kategori dan pola dengan asumsi terwujud, penulis masuk kedalam tahap penjelasan. Berdasarkan pada kesimpulan yang telah didapat dari kaitan tersebut, peneliti perlu mencari suatu alternative penjelasan yang lain. Dari hasil analisi, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terpikir sebelumnya. Dalam tahap ini akan dijelaskan dengan alternative lain melalui refleksi atau teori-teori lain. Alternatif ini sangat berguna pada bagian kesimpulan, diskusi, dan saran. 49 5. Menulis Hasil Penelitian Penulisan analisis data masing-masing subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu peneliti untuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah persentasi data yang telah didapat yaitu penulisan data dari hasil penelitian berdasarkan wawncara dan observasi dengan tiap-tiap subjek. Prosesnya dimulai dari data-data yang telah diperoleh dari tiap subjek dibaca berulang kali sampai peneliti mengerti benar permasalahannya lalu dianalis secara perorangan, sehingga didapatkan ganbaran mengenai penghayatan yang dialami masing-masing subjek. Selanjutnya, dilakukan interprestasi secara keseluruhan dimana di dalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian ini. 50 BAB IV HASIL DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian 1. Subjek a. Identitas Subjek Nama (Inisial) :K Tempat & tanggal lahir : Bekasi, 2 Januari 1991 Usia : 18 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMU Swasta Bekasi Status : Belum menikah Pekerjaan : - Alamat : Gabus (Bekasi Timur) b. Gambaran Umum Subjek Subjek berusia 18 tahun, saat ini subjek duduk di bangku Sekolah Menengah Umum (SMU) swasta yang ada di Bekasi. Subjek merupakan anak pertma dari dua bersaudara. Subjek punya adik perempuan yang berbeda dua tahun di bawah subjek, saat ini adik subjek sudah kelas 1 di SMUN 4 Bekasi yang sekolahnya tidak jauh dari rumah subjek. Ibu subjek tidak bekerja, saat ini ibu subjek hanya bertugas sebagai ibu rumah tangga yang mengurus rumah dan anak-anaknya yang ada dirumah. Sedangkan ayah subjek bekerja di BS perusahaan swasta yang ada di Bekasi. Setiap hari ayah subjek bekerja dari pagi sampai malam hari. Jadi tidak sempat memperhatikan keadaan rumah, baik itu masalah anak-anak maupun masalah keluarganya sendiri. Subjek merupakan anak yang periang, polos, suka bercanda, enak diajak bergaul. Karena itu, subjek termasuk anak yang bisa 51 dibilang dekat dengan teman-temannya. Didalam keluarga, subjek bisa dibilang menyenangkan tapi terkadang bisa dibilang menyebalkan dan menjengkelkan orangtuanya setiap hari. Betapa susahnya orangtua subjek memberitahukan subjek untuk belajar dan mengurangi aktifitas bermainnya sama teman-temanya yang dianggap orangtua subjek itu tidak bagus. Didalam sekolahnya pun subjek termasuk anak yang kurang menonjol, karena subjek termasuk anak yang biasa-biasa saja disekolah. Kegiatan sehari hari subjek adalah sekolah, dan menghabiskan waktu berkumpul dengan teman-teman yang membuat dirinya terjebak dalam pergaulan bebas yaitu pelecehan seksual. Dimana pada waktu itu, subjek pernah mengalami pelecehan seksual dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang tempatnya tidak jauh dari rumah subjek. Mulai dari kejadian itu subjek merasa trauma, benci dan dendam sama orang yang telah melakukan perbuatan itu sama subjek c. Pelaksanaan Observasi 1) Observasi Ke-1 Hari / tanggal : Minggu, 26 Oktober 2008 Waktu : 10.30 s/d selesai Tempat : Dirumah subjek Observer : Peneliti b. Observasi Ke-2 Hari / tanggal : Rabu, 29 Oktober 2008 Waktu : 14.38 s/d selesai Tempat : Halte bus Observer : Peneliti 52 c. Observasi Ke-3 Hari / tanggal : Sabtu, 01 November 2008 Waktu : 19.00 s/d selesai Tempat : Rumah makan IWAKE Observer : Peneliti d. Hasil Observasi 1) Observasi ke 1 a) Observasi Terhadap Setting Pada pengamatan pertama terhadap subjek dilakukan ketika peneliti datang kerumah subjek yaitu di Gabus, Bekasi Timur. Suasana di lingkungan tempat tinggal subjek bisa dibilang rame dan sangat rawan, karena disini banyak sekali remaja-remaja yang nakal yang pergaulannya bebas dan kurang diperhatiin oleh orangtuanya. Sebelum kerumah subjek, peneliti harus naik angkutan umum sebanyak 2 kali yaitu angkutan kecil 15a dan 04b ketempat subjek tinggal yaitu di Gabus. Habis naik angkutan umum, peneliti harus berjalan kaki melewati gang sempit dan lapangan bola yang lumayan jauh dari tempat subjek. Di gang sempit itu hanya terdapat banyak pohon bambu, dan hanya bisa dilewati oleh pejalan kaki saja. Sesampainya peneliti didepan rumah subjek terdapat satu pagar besi rumah yang tingginya kira-kira hampir 125 cm, halaman luas yang terdapat satu bangku teras panjang dan pohon buah-buahan yang lumayan tingginya hampir melewati 2 lantai rumah subjek, dan satu pintu masuk yang terdapat dua jendela besar yang ada didepan rumah subjek. 53 Di tempat subjek tinggal terdiri dari 2 lantai. Dimana lokasi lantai pertama terdapat ruang tamu, 2 kamar tidur anakanak dan kamar mandi di dalamnya, 2 dapur yaitu dapur bersih dan dapur kotor, dan 1 kamar mandi tamu. Sedangkan lantai kedua rumah subjek terdapat kamar orangtua dan kamar mandi di dalamnya, ruang keluarga berupa (televisi, tape dan VCD), dan juga karpet biru bunga-bunga dengan 4 bantal kecil untuk ruang istirahat di ruang keluarga. Di dalam setiap rumah subjek terdapat ruangan yang dibatasi oleh pembatas pintu masing-masing, sehingga peneliti susah untuk melihat secara langsung proses untuk melakukan observasi. Namun itu semua dikarenakan subjek merasa nyaman untuk melakukan wawancara dirumahnya. Hal ini dikarenakan subjek hari ini hanya tinggal sendiri dirumah, ibu subjek saat ini sedang pergi arisan sama teman-temanya yang ada di Kranji. b) Observasi Terhadap Subjek Pada saat dilakukan observasi, subjek berperawakan tinggi sekitar 170 cm, berkulit coklat dan gemuk. Pada saat peneliti datang kerumah penampilan subjek tampak biasa, dimana subjek hanya menggunakan kaos biru dengan celana pendek. Subjek baru mengganti bajunya pada saat peneliti datang, yang dikarenakan pakaian yang digunakan oleh subjek sebelumnya adalah pakaian tidur subjek. Sepertinya subjek baru bangun tidur, hal itu nampak dari wajah dan rambutnya yang kusut dan kusam. Awalnya subjek duduk di depan televisi, namun lama kelamaan subjek merubah posisi tempat duduknya menjadi rebahan di depan televisi. Pada saat subjek rebahan di depan 54 televisi, disebelah subjek ada tas kecil yang isinya banyak sekali koleksi film-film dewasa yang bisa dibilang tidak boleh ditonton untuk anak dibawah umur. Subjek terus mencari channel televisi yang diinginkannya, setelah menemukan saluran yang diinginkan, subjek mengambil tas kecil dan mengeluarkan beberapa macam koleksi film yang dia punya. Di film yang subjek tonton saat ini sering kali muncul adeganadegan panas yang tidak boleh ditonton oleh anak dibawah umur dan belum dewasa ini. Setelah subjek nonton film ini, subjek langsung pergi ke kamar mandi dan berteriak teriak tidak jelas. Habis selesai dari kamar mandi, subjek mengajak peneliti duduk di ruang tamu. Tidak lama kemudian, subjek masuk kamar mengambil koleksi-koleksi lainya yang dipunyai oleh subjek yaitu poster dan majalah porno yang dimiliki oleh subjek. Tabel 1 Hasil Observasi ke-1 No Bentuk-Bentuk Indikator Pelecehan Seksual 1 atau Bersiul Menggoda menarik Ada Tidak Keterangan Muncul √ Tidak bersiul √ Subjek perhatian lawan jenis 2 Menceritakan tidak lelucon jorok atau menceritakan kotor lelucon jorok atau kotor kepada orang kepada seseorang merasakannya yang 55 sebagai lain. merendahkan martabat 3 Mempertunjukan Kalender, √ Subjek gambar-gambar majalah, memberitahu porno atau beberapa buku bergambar koleksi yang porno dimilikinya seperti poster, majalah porno, dan film-film porno kepada orang lain. 4 Memberikan komentar tidak Pakaian, √ yang penampilan tidak memberikan senonoh gaya kepada seseorang Subjek komentar yang seseorang tidak senonoh kepada lain orang tentang pakaian, penampilan gaya seseorang 5 Seseorang tidak yang Menyentuh, menyukai menyubit, perbuatan tersebut √ Subjek tidak melakukan menepuk perbuatan tanpa menyentuh, dikehendaki menyubit, mencium menepuk tanpa 56 dan dikehendaki, memeluk mencium dan memeluk 6 Perbuatan senonoh tidak Memamerka kepada n orang yang terhina tubuh telanjang atau √ Subjek tidak nampak memamerkan alat kelamin tubuh telanjang atau alat kelamin 2) Observasi Ke 2 1) Observasi Terhadap Setting Pada pengamatan kedua terhadap subjek, dilakukan di halte bus. Lokasi halte bus disini, letaknya tidak jauh dari sekolah subjek. Situasi disini sangat ramai, karena banyak sekali orang-orang dan kendaraan yang lewat di sepanjang jalan. 2) Observasi Terhadap Subjek Hari ini subjek pulang sekolah agak cepat, yang dikarenakan hari ini subjek tidak ada pelajaran tambahan disekolah. Seperti biasa, hampir setiap hari setiap pulang sekolah biasanya subjek suka nongkrong di halte bus sama temantemannya. Sebelum pergi ke halte bus, peneliti pergi ke sekolah subjek terlebih dahulu untuk melihat perilaku yang dilakukan oleh subjek. Didalam lingkungan sekolah itu tidak terjadi apaapa, melainkan subjek dan teman-temannya langsung bergegas pergi dengan mengendarai motor menuju ke lokasi tersebut yaitu 57 halte bus. Setelah sampe di halte bus, subjek duduk dekat penjual minuman dan tukang gorengan. Disini peneliti melihat subjek sedang asyik bercanda sama teman-temanya yang sedang duduk di halte bus. Yang saat ini peneliti lihat, subjek sedang menggoda orang-orang yang sedang duduk di halte bus. Bukan hanya perempuan saja yang subjek goda dan perlakuan yang tidak baik, tetapi laki-laki pun juga ia perlakukan yang sama. Setelah kurang lebih dari 25 menit, subjek nampak memperlihatkan perilakunya. Yang tadinya subjek cuma menggoda dengan siulan, sekarang subjek berani berbuat hal yang aneh-aneh, seperti memeluk orang dengan sengaja, menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, mencium dan berkomentar yang tidak baik tentang pakaian yang digunakan orang lain. Pada pukul 16.06 subjek dan salah seorang teman prianya pulang kerumah, yang dikarenakan hari ini dirumah subjek lagi tidak ada orang dirumah. Tabel 2 Hasil Observasi ke-2 No Bentuk-Bentuk Indikator Ada Pelecehan Seksual 1 Menggoda menarik atau Bersiul Tidak Keterangan Muncul √ Subjek terlihat perhatian menggoda atau lawan jenis menarik perhatian lawan jenis dengan bersiul. 2 Menceritakan √ Subjek tidak 58 lelucon jorok atau menceritakan kotor kepada lelucon yang kepada seseorang jorok seseorang. merasakannya sebagai merendahkan martabat 3 Mempertunjukan Kalender, gambar-gambar majalah, memberitahu porno atau beberapa √ buku porno Subjek tidak gambar porno seperti kalender, majalah, atau buku bergambar porno kepada orang yang tidak menyukainya 4 Memberikan komentar tidak Pakaian, yang penampilan senonoh gaya kepada seseorang seseorang √ Subjek memberikan komentar yang tidak senonoh kepada lain orang tentang pakaian, dan penampilan seseorang 59 5 Seseorang tidak yang Menyentuh, √ Subjek menyukai menyubit, perbuatan tersebut melakukan menepuk perbuatan yang tanpa tidak dikehendaki oleh orang lain mencium yaitu dan menyentuh, memeluk menyubit, disukai menepuk tanpa dikehendaki, mencium dan memeluk 6 Perbuatan senonoh tidak Memamerka kepada n orang yang terhina tubuh telanjang atau √ Subjek tidak melakukan perbuatan tidak alat kelamin senonoh kepada orang lain 3) Observasi ke 3 a) Observasi Terhadap Setting Rumah makan IWAKE sore hari tampak lebih gelap daripada saat dilakukan observasi pertama dan kedua, rumah makan IWAKE ini nampak lebih ramai dan dikunjungi oleh banyak orang setiap harinya. Tempat makan yang kami datangi ini nampak beberapa orang yang siap-siap mau melayani konnsumen yang datang untuk makan, ruangan terlihat lebih redup daripada saat siang hari, jalan raya terlihat lebih lenggang dan lebih tenang. Ditempat 60 rumah makan IWAKE ini terbagi 3 lantai, dimana setiap lantai terdapat meja, bangku, lampu, kamar mandi disetiap lantai, dan 2 dapur dilantai atas yaitu dapur bersih dan dapur kotor. Sebelum masuk ke tempat rumah makan IWAKE, kami melewati halaman yang luas yang terdapat banyak pohon bambu dan 2 pohon beringin. Di lantai pertama terdapat 12 set yang terdiri 1 meja, 2 kursi, dan 1 kamar mandi. Di lantai kedua terdapat 8 set yang terdiri dari 8 meja, 4 kursi dan 1 kamar mandi. Sedangkan dilantai tiga terbagi menjadi dua ruangan, dimana ruangan pertama tempat untuk makan yang terdapat 4 set meja makan yang terdiri dari 4 meja berukuran besar dengan 6 kursi, 1 kamar mandi dan dua dapur yaitu dapur bersih dan dapur kotor. b) Observsi Terhadap Subjek Sore itu sekitar pukul 17.45 WIB subjek terlihat rapih dengan dandanan yang sedikit cuek dengan kaos berwarna merah, celana jeans panjang berwarna biru, hanya memakai sendal jepit. 15 menit kemudian, subjek dijemput oleh seorang temannya dengan menggunakan motor untuk pergi ketempat teman-temannya yang lain. Setelah menjemput teman-temanya, subjek dan yang lainnya pergi ke suatu tempat dimana subjek dan teman-temanya berkumpul. Pukul 19.00 WIB subjek dan teman-teman sampe di tempat tujuan yaitu di rumah makan IWAKE, dimana letak rumah makan ini sangat jauh menghabiskan waktu kurang lebih 1 ½ jam di dalam perjalanan. Sesampainya di rumah makan, kami langsung mencari tempat duduk untuk makan dilantai 2. Tidak lama kemudian datang seorang pelayan wanita memakai 61 pakaian kemeja putih dan rok hitam pendek menghampiri tempat duduk yang kami tempati sekarang, pelayan itu menanyakan apa yang mau anda pesan. Subjek dan teman-teman bergegas membuka menu makanan yang ada di rumah makan IWAKE ini, sambil memesan menu makanan subjek berkomentar sedikit nakal kepada pelayan itu. Subjek berkata kepada wanita itu, kalau dia pengen pesan embaknya untuk berkencan semalam sambil menyentuh dan memegang paha si pelayan perempuan itu. Setelah subjek berkata seperti itu, kurang lebih 5 menit kemudian teman-teman subjek langsung memesan makanan yang ada di menu itu. Sekitar hampir 30 menit makanan datang kemeja kami, tidak lama kemudian tempat makan ini menjadi sangat ramai. Malam kian larut, sekitar pukul 20.00 WIB setelah selasai makan subjek pun bergegas kekamar mandi untuk mencuci tangannya. Selesai dari kamar mandi, subjek nampak bersenda gurau dengan teman-temannya sambil melihat orang-orang yang baru datang untuk makan disini. Tak lama kemudian datang dua wanita cantik dan seksi datang dan duduk tidak jauh dari tempat subjek dan teman-temannya duduk disitu, kemudian subjek langsung menghampiri kedua wanita itu. Pertama-tama yang peneliti lihat, subjek sedang mengajak wanita itu ngobrol sambil melihat-lihat wanita itu dari atas sampai bawah. Terus tidak lama kemudian subjek kembali ke meja duduk sama teman-temannya sambil berkata ”tu cewe seksi banget, pahanya mulus banget”. Mata subjek terus melihat cewe itu tanpa berkedip, subjek juga memberi kode itu cewe untuk duduk bareng-bareng kita disini. Tak berapa lama, kedua wanita itu pun menghampiri meja yang subjek dan teman-teman duduki. 62 Tepat pukul 21.15 WIB nampak kesibukan yang tidak biasanya subjek lakukan sekarang, yang peneliti lihat saat ini subjek sedang menjalani aksi perbuatan sama wanita itu. Peneliti melihat subjek dengan sengaja memegang paha wanita itu sambil mengelus-elus paha wanita itu dengan lembut. Tak lama kemudian, tangan subjek pindah ke posisi belakang tubuh wanita itu. Subjek memasukkan tangannya kedalam pakaian yang ada di belakang tubuh wanita itu sambil mencium leher wanita itu dengan lembut. Pada saat subjek melakukan perbuatan seperti itu, wanita itu reflek langsung menampar subjek dengan keras. Wanita itu berteriak di depan umum sambil memaki subjek dengan kata-kata kasar. Setelah kejadian itu, yang tadinya suasananya begitu tenang sekarang jadi ramai gara-gara ulah perilaku yang subjek lakukan terhadap wanita itu. Tidak lama kemudian, kedua wanita itu bergegas pergi keluar, dan kami pun juga keluar untuk pulang kerumah masing-masing. Pukul 22.48 WIB subjek sampe rumah dianterin oleh salah seorang temannya yang tidak jauh tempat tinggalnya dari rumah subjek, dan seperti biasa orangtua subjek sudah berada di depan rumah pada saat subjek habis main sama teman-temannya. Tabel 3 Hasil Observasi ke-3 No Bentuk-Bentuk Indikator Pelecehan Seksual 1 Menggoda menarik atau Bersiul perhatian Ada Tidak Keterangan Muncul √ Subjek tidak bersiul lawan jenis 63 2 Menceritakan √ Subjek tidak lelucon jorok atau menceritakan kotor lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang merasakannya kepada sebagai seseorang yang merendahkan merasakannya martabat sebagai merendahkan martabat 3 √ Subjek tidak Mempertunjukan Kalender, gambar-gambar majalah, tampak porno atau memasang atau buku bergambar memberitahu porno gambar-gamabr porno kepada orang lain 4 Memberikan komentar tidak Pakaian, √ yang penampilan jelas senonoh gaya kepada seseorang Subjek terlihat memberikan seseorang komentar yang tidak senonoh tentang pakaian dan daya seseorang. 5 Seseorang tidak yang Menyentuh, menyukai menyubit, perbuatan tersebut menepuk √ Subjek terlihat jelas menyentuh, 64 6 Perbuatan tanpa mencium pada dikehendaki orang lain yang mencium tidak menyukai dan perbuatan memeluk tersebut tidak Memamerka senonoh kepada n orang yang terhina √ tubuh telanjang atau Subjek tidak memamerkan tubuh telanjang alat kelamin atau alat kelamin lainnya 2. Hasil Wawancara Subjek a. Pelaksanaan Wawancara 1) Wawancara ke-1 Hari / Tanggal : Minggu, 26 Oktober 2008 Waktu : 10.30 s/d selesai Tempat : Dirumah Subjek b. Hasil Wawancara 1) Latar Belakang Subjek adalah seorang remaja laki-laki yang berusia 18 tahun. Subjek lahir di Bekasi, sejak masih bayi subjek sudah lama tinggal di Bekasi. Subjek merupakan anak kandung dan anak pertama dari dua bersaudara, dimana subjek punya adik perempuan yang usianya dua tahun tidak jauh dari umur subjek. ”Usia gue sekarang 18 tahun, gue lahir di Bekasi. Gue tinggal disini bisa dibilang masih orok (bayi), dan gue udah lama tinggal di Bekasi. Gue anak kandung dan anak pertama dari dua 65 bersaudara, gue punya ade perempuan yang usianya dua tahun dibawah gue” Saat ini subjek sudah kelas tiga dan sekolah subjek di SMU Swasta di Bekasi. Subjek termasuk anak yang biasa-biasa saja disekolah, karena subjek males banget untuk belajar dirumah. “Gue sekarang uda kelas tiga, dan sekarang gue sekolah di SMU Swasta di Bekasi. Gue termasuk anak yang biasa-biasa aja disekolah, karena gue malez banget belajar” Ayah subjek saat ini bekerja di perusahaan swasta, yaitu di BS. Sedangkan ibu subjek adalah seorang ibu rumah tangga, yang kerjanya ngawasin anak-anaknya dan ngurus rumah. ” Bokap gue kerja di BS, kalau nyokap gue ga kerja. Nyokap gue cuma sebagai ibu rumah tangga, yang kerjanya cuma ngawasin anak-anak sama ngatur rumah ” Saat ini subjek tinggal di Bekasi sejak ia masih bayi, dan subjek tinggal dirumah sama orangtua dan adik perempuannya. ”Gue tinggal di Bekasi dari gue masih orok (bayi). Sekarang gue tinggal sama orangtua dan ade gue yang perempuan”. Hubungan subjek dengan orangtuanya bisa dibilang kurang bagus dan suka banyak aturannya. Alasan orangtua subjek banyak aturannya adalah mulai dari teman, hobi, dan jam mainnya dibatasin oleh orangtua subjek. Subjek juga dilarang oleh orangtuanya yang karena terlalu banyak bergaul sama teman-temannya yang bisa dibilang pergaulannya dapat merusak subjek dan keluargannya. Sedangkan hubungan subjek dengan saudara misanya adik atau oranglain itu bisa dibilang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Hubungan subjek dengan adik subjek bisa dibilang kurang bagus, banyak omongnya dan suka ngadu perbuatan subjek sama orangtuanya. Kalau hubungan subjek dengan teman-teman subjek 66 bisa dibilang menyenangkan, karena teman-teman subjek tidak banyak aturan. ”Hubungan gue sama orangtua bisa dibilang kurang bagus, banyak aturannya. Ya...mulai dari teman, hobi gue mereka ga suka. Terus jam main gue sama teman-teman gue dibatasin sama orangtua gue. Yang dibilang temen gue itu enggak bener, kerjaannya cuma bikin malu orangtua. Pokoknya gue enggak boleh banyak bergaul sama mereka. Sedangkan hubungan gue sama ade gue bisa dibilang sama aja kaya orangtua. Kecil-kecil banyak omongnya dan suka ngadu sama orangtua gue tentang perbuatan gue sama teman-teman gue diluar. Kalau sama teman-teman gue bisa dibelng menyenangkan, karena teman-teman gue enggak suka banyak aturan”. Kehidupan dirumah subjek bisa dibilang sangat sepi. Ayah subjek bekerja di perusahaan swasta, setiap hari ayah subjek bekerja hingga tengah malam. Biasanya ayah subjek kalau pulang kerja langsung tidur dirumah. Sedangkan ibu subjek kerjanya sebagai ibu rumah tangga, dimana ibu subjek hanya bertugas mengawasi rumah dan mengurus anak-anaknya saja. Selain jadi ibu rumah tangga, ibu subjek juga kadang-kadang sering keluar sama teman-temannya ikut arisan, dan pengajian. Adik perempuan subjek setiap seminggu tiga kali suka ikut bimbel. Kalau subjek sendiri, kegiatannya suka nonton dan main sama teman-teman. ”Dirumah bisa dibilang sepi...Bokap gue setiap hari kerja diperusahaan swasta, dan pulangnya sering malam terus. Bokap gue habis pulang kerja biasannya langsung tidur dirumah. Sedangkan nyokap gue hanya sebagai ibu rumah tangga yang kerjannya hanya ngurus rumah dan ngawasin anak-anaknya, nyiap gue kadangkadang suka pergi sama teman-temannya arisan atau pengajian. Adik gue sendiri setiap seminggu tiga kali suka ikut les bimbel. Kalau gue sendiri dari pada bengong dirumah, bisannya gue suka nonton dan main sama teman-teman d luar” . Subjek biasannya dirumah senang sekali melihat film action, horrror, dan film porno. Sedangkan kalau sama teman-temannya, 67 subjek suka nongkrong diluar dan suka godain wanita- wanita seksi yang ada di luar. ”Biasannya gue suka nonton film action, horror, dan film panas gitu yang adegannya ada ciuman, buka-bukaan, sampe bobo bareng gitu hehehe. Kalau sama teman-teman biasanya suka nongrong ampe malam dan godain cewe-cewe yang seksi...yang suka pake pakaian minim yang kelihatan bentuk tubuhnya gitu”. Tidak ada peristiwa yang menyenangkan yang dialami oleh subjek, tetapi kalau peristiwa yang tidak menyenangkan yang dialami oleh subjek banyak. Misalnya seperti subjek dimarahi oleh orangtua subjek gara-gara subjek malas untu belajar dan sering main terus sama teman-temanya, subjek pernah dilecehkan oleh orang lain sampai subjek trauma, subjek juga pernah dihina sama orang lain gara-gara perilaku subjek yang kurang baik dimata oranglain. ”Peristiwa yang menyenangkan yang pernah gue alami, biasa-biasa aja. Tapi kalau peristiwa yang tidak menyenangkan yang pernah gue alami banyak. Gue sering dimarahi oleh oarangtua gue gara-gara gue malas belajar dan sering main terus, gue juga pernah dilecehkan sama oranglain sampe gue trauma, gue juga pernah dihina sama orang lain gara-gara perilaku gue yang kurang baik dimata orang lain”. Subjek termasuk orang yang menyukai keramaian. Betapa tidak, yang dulunya berkumpul dan bercanda, sekarang sudah tidak lagi. Mungkin karena kesibukan masing-masing dirumah, sampai saat ini dirumah terlihat sepi. subjek sangat merindukan keluarga yang seperti dulu lagi. Keluarga yang setiap harinya berkumpul dan bercanda bersama setiap harinya. ”Gue lebih seneng kalau kita sering ngumpul-ngumpul lagi kaya dulu...lebih enak aja bisa ngobrol, curhat, bercanda sama orangtua gue dan ade gue”. 68 Subjek sangat diperhatikan oleh orangtuanya dan sering kali diingatkankan oleh orangtuanya untuk selalu rajin belajar dan jadi anak yang benar. ”Apa ya...kalau orangtua gue sering ingetin gue harus selalu rajin belajar, dan jadi anak yang bener”. Didalam keluarga subjek yang berperan memenuhi kebutuhan keluargannya adalah ayahnya. Setiap hari kebutuhan untuk subjek dan adiknya selalu terpenuhi dan tidak pernah kekurangan. ”Bokap gue...enggak ada lagi selain dia. Apa yang gue minta dan ade gue minta selalu dipenuhi”. Subjek termasuk anak yang biasa aja disekolah, prestasi belajar subjek termasuk bukan anak yang menonjol disekolahnya. Subjek selalu diberi dukungan oleh orangtuanya untuk selalu rajin belajar dan jangan kebanyakan main sama teman-temannya. ”Gue termasuk anak yang biasa aja disekolah, gue bukan anak yang menonjol disekolah. Gue juga disuruh rajin belajar, jangan banyak main...tu aja”. Keseharian subjek biasanya selain malas untuk belajar itu suka main sama teman-temanya, makan, tidur, nonton TV. Subjek juga mempunyai banyak hobi yang subjek lakukan sama temantemanya, subjek juga sangat senang melakukan hobinya itu. Jika subjek melakukan hobinya sedang ada masalah, subjek merasa tidak enak dan malas aja untuk diceritakan. ”Kegiatan seharian gue dirumah selain malas belajar, biasanya main sama teman-teman, makan, tidur, kalau enggak nonton TV. Gue senang sama hobi gue itu. Kalau lagi ada masalah, gue enggak enak dan males aja kalau diceritain”. 69 2) Riwayat Pelaku Pelecehan Seksual Subjek Pelecehan seksual yang didapat subjek terjadi pada subjek duduk dibangku SMP kelas 1, dimana pada saat pulang sekolah subjek diperlakukan yang tidak senonoh oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang ada di gang kecil yang tempatnya tidak jauh dari rumahnya subjek. Di lingkungan tempat tinggal subjek sekarang bisa dibilang sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, di sini pergaulannya sangat bebas dan kurang perhatianya dari orang tua. Subjek pernah mengalami trauma pelecehan seksual yang dia rasakan sampai sekarang. Pada waktu subjek diperlakukan seperti itu, tidak ada seorang pun yang tahu dan mau menolong subjek sebelumnya kalau subjek pernah diperlakukan seperti itu di luar. ”Lingkungan tempat tinggal gue sekarang bisa dibilang pergaulannya terlalu bebas, banyak anak-anak yang kurang dapat perhatian dari orangtuanya. Gue pernah trauma gara-gara disuruh buka celana setiap gue engga ada duit buat di palakin, tangan atau badan gue disundut pake rokok pas pulang sekolah. Orang tua gue aja enggak tahu kalau gue diperlakukan seperti itu di luar”. Subjek pernah melakukan perbuatan pelecehan terhadap orang lain. Pada saat subjek melakukan perbuatan seperti itu, subjek sangat senang tapi terkadang menyesal kenapa dia berbuat seperti itu terhadap orang lain. Banyak reaksi dari orang-orang yang diterima subjek saat ini, sapai subjek merasa tidak nyaman berada di lingkungannya sekarang. Karena perbuatan yang subjek lakukan terhadap orang lain banyak ditentang oleh masyarakat. ”Pernah ngintipin ade gue pas dia lagi mandi atau ganti baju gitu...gue juga pernah gerepein temen gue, cium mulai dari bibir, leher, sampe kebawah dada, terus gue remes-remes gunung kembarnya. Gue senang tapi gue nyesel juga kenapa begitu sama orang lain. Kalau ada yang mo nerima gue syukur, kalau enggak ya ga apa-apa”. 70 Subjek pernah berusaha dan mengatakan perasaannya kepada orang tua untuk memperbaiki perilakunya, tetapi subjek masih dendam dan trauma sama orang-orang yang memperlakukannya seperti itu. Subjek juga pernah diberi kesempatan untuk dirinya sendiri, asalkan dapat dukungan dari pihak keluarga. ”Gue masih kacau, dendam dan trauma sama orang-orang itu. Gue juga berjanji pada diri gue sendiri untuk mau berubah, asalkan dari keluarga mau ngebantu gue untuk berubah” Ketika subjek mengatakan sesuatu kepada orang tua subjek, perasaan dan reaksi orang tua subjek sangat marah dan tidak bisa diampuni lagi atas perbuatan yang telah subjek lakukan. Sebelum terlanjur lebih jauh lagi, harapan orangtua subjek supaya subjek berubah dan tidak mengulangi perbuatan itu lagi. ”Orangtua gue kecewa, kaget, marah, dan ngancem gue untuk lapor polisi kalau gue engga mau berubah. Orang tua juga berharap kalau gue segera berubah dan bertobat”. 3) Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual a) Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan. Pada saat subjek sering melakukan siulan kepada orang lain,banyak reaksi orang-orang disekeliling subjek yang suka dan ada yang tidak suka terhadap subjek. Bentuk suka dan yang tidak suka hanya senyum dan menghina subjek. ”Gue sering bersiul..tiap hari malah kalau gue pengen. Banyak orang yang suka dan yang enggak suka sama gue...ya itu, paling kalau kalau suka mereka senyum, tapi kalau enggak suka ya menghina gue gitu. ” b) Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang merasakannya sebagai merendahkan martabat. 71 Subjek termasuk orang yang suka menceritakan lelucon jorok kepada orang lain. Subjek sangat senang melakukan perbuatan tersebut. Karena menurut subjek, perbuatan tersebut dapat membuat dirinya menjadi rileks dan enak. Mungkin subjek sudah terbiasa subjek melakukan hal seperti itu,karena perasaan subjek yang sekarang biasa saja dan tidak ada beban untuk melakukan perbuatan tersebut. ”Gue pernah menceritakan lelucon jorok sama orang orang lain. Perasaan gue biasa aja dan enggak ada beban. ” c) Mempertunjukan gambar-gambar porno berupa kalender, majalah, atau buku bergambar porno kepada orang yang tidak menyukainya Subjek termasuk orang yang suka mengkoleksi barangbarang yang berbau pornografi, jumlah koleksi yang dimiliki oleh subjek bisa dibilang sangat banyak. Bisanya subjek mendapatkan barang tersebut dari orang-orang terdekat dan juga dari pedagang kaki lima. Subjek termasuk orang yang suka mempertunjukan barang koleksi yang subjek punya. Selain sama teman, subjek juga memberitahu kepada orangtuanya. Awal mulanya orangtuanya marah subjek suka mengkoleksi barang tersebut, tapi lama kelamaan biasa saja. Karena orangtua subjek sudah bosan dan cape menasehati dan memberitahu subjek untuk tidak mengkoleksi barang tersebut. ”Banyak koleksi yang gue dapat seperti majalah, kalender, dan film yang berbau pornografi. Gue dapat barang itu dari teman, kamar orang tua, atau enggak gue beli sendiri diemperan jalan. Biasanya gue suka kasih tahu ke teman-teman gue kalau gue punya banyak koleksi, orangtua gue juga tahu...tapi sekarang mereka udah biasa dan bosen kasih tahu gue” 72 d) Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan, pakaian, atau gaya seseorang. Subjek termasuk orang yang suka memberikan komentar yang tidak senonoh kepada seseorang tentang penampilan, pakaian atau gaya seseorang. Hal ini di karenakan subjek sering melihat orang-orang, khususnya perempuan yang suka memakai pakaian seksi baik itu di angkot ataupun di jalan. Banyak orangorang disekeliling subjek yang tidak suka melihat subjek berrperilaku seperti itu. Subjek juga mendapatkan banyak reaksi dan komentar yang tidak enak yang didengar oleh orang-orang yang ada disekeliling subjek. ”Pernah...gue sering ngeliat cewe-cewe diangkot atau di jalan yang pakaiannya terlalu seksi. Gue juga pernah ditampar gara-gara ngomong kaya gitu he..he..he ” e) Menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, mencium dan memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut. Subjek termasuk orang yang suka melakukan perbuatan yang tidak baik kepada orang lain, misalnya seperti menyentuh, menyubit, dan masih banyak perilaku yang diperbuat subjek. Setiap subjek berjalan subjek selalu saja melakukan perbuatan itu, yang dikarenakan subjek melakukan perbuatan itu hanya iseng saja. Subjek melakukan perbuatan itu bukan hanya sekali atau dua kali, melainkan berkali-kali disetiap subjek ada kesempatan untuk melakukan perbuatan seperti itu sama semua orang yang khususnya adalah wanita. Subjek tidak terlalu merasa perduli atas apa yang subjek lakukan terhadap orang lain. Banyak reaksi dan komentar dari orang-orang yang tidak suka dengan perbuatan subjek. Namun subjek hanya diam saja, dan tidak pernah mau merubah atas apa yang subjek lakukan. Untuk 73 saat ini dipikiran subjek hanya bingung, kenapa bisa setega itu terhadap orang lain. Subjek juga pernah berjanji pada dirinya sendiri untuk merubah perilakunya itu. ”Pernah...sering banget...biasanya sama cewe-cewe gue kaya gitu. Bingung aja, kok bisa ya setega itu sama orang lain. Gue pernah berusaha untuk tidak melakukan perbuatan itu lagi, tapi enggak tahu kapan”. f) Perbuatan memamerkan tubuh telanjang atau alat kelamin kepada orang yang terhina karenanya. Dalam menjalin hubungan dengan teman-temanya, subjek termasuk orang yang biasa-biasa saja di lingkungannya. Subjek termasuk orang yang tidak memandang atau memilih teman untuk bermain. Banyak yang dilakukan subjek dan temantemanya di luar sana. Salah satu contohnya, subjek dan temantemanya membuat perilaku yang bikin orang lain kesal dan tidak enak aja diliatnya. Di luar, subjek dan teman-temannya melakukan perbuatan yang bisa dibilang sudah menyangkut moral, harkat dan martabat seseorang. Biasanya, subjek melakukan perbuatan seperti itu bisa dibilang hampir tiap hari dan sering melakukannya. Awal mulanya subjek tidak senang melakukannya. Namun, karena sudah terbiasa, sekarang subjek melakukannya tanpa ada rasa beban. Subjek pernah mendapat tekanan dari masyarakat atau orang-orang disekeliling subjek jika subjek masih melakukannya. Banyak reaksi dan komentar yang didapat oleh subjek, supaya subjek mau merubah perilakunya itu. ”Bergaul gue asyik-asyik aja...siapa aja, yang menurut gue enak diajak berteman. Gue dan teman-teman suka membuat perilaku orang lain kesel dan enggak enak aja kalau di liat. Misalnya seperti bersiul dan menyentuh tubuh orang lain, 74 kadang gue juga suka memamerkan alat kelamin gue ke orang lain kalau lagi pengen. Gue juga pernah bikin orang marah dan kesel, gue juga pernah di tonjok atau di lempar sepatu sama orang gara-gara perbuatan yang gue lakukan sama orang lain”. 4) Penyebab Pelecehan Seksual a) Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik Sebelum subjek melakukan pelecehan terhadap orang lain di luar, banyak yang dilakukan oleh subjek untuk menyalurkan dorongan-dorongan seksualnya terhadap orang lain. Misalnya seperti nonton film bokep atau menggoda cewe-cewe seksi yang ada di jalan. Dan banyak bentuk pelecehan seksual yang dilakukan oleh subjek terhadap orang lain seperti ngomong jorok sama orang lain, dan juga suka menyentuh tubuh orang lain khususnya terhadap perempuan. Subjek termasuk orang yang kurang bisa mengekresikan bagaimana perasaannya. Walaupun, terkadang dalam diri subjek ada rasa penyesalan karena telah melakukan perbuatan seperti itu. ”Banyak...paling nonton yang bokep-bokep, kalau enggak ya gue main sama teman-teman. Gue juga siul, ngomong jorok sama orang lain, dan suka nyentuh tubuh dia gitu.Seneng...tapi nyesel juga, kenapa gue berbuat seperti itu sama orang lain”. b) Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya Subjek menyadari kalau perbuatan pelecehan seksual itu sangat berpengaruh terhadap kehidupan di masyarakat. Banyak tanggapan dari masyarakat sendiri yang tidak menyukai perbuatan subjek di luar. Masyarakat mengatakan bahwa perbuatan yang di lakukan oleh subjek adalah perbuatan yang merusak moral, perbuatan bejat yang tidak patut di contoh oleh orang lain. 75 ”Ya...pengaruh banget... Mereka bilang itu perbuatan yang merusak moral, perbuatan bejat yang tidak patut di contoh oleh orang lain” c) Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual Pada saat subjek duduk di bangku sekolah, subjek sudah diperkenalkan pendidikan tentang pelajaran moral dari sekolahnya. Walaupun dari orangtuanya, subjek tidak pernah diajarkan atau diberitahu tentang pelajaran moral yaitu pelajaran yang menyangkut tentang pelecehan seksual. Tetapi subjek sudah mengerti dan paham sedikit dari dampak baik buruknya pelajaran tersebut. Walaupun pada saat ini, subjek telah melakukan perbuatan tersebut dan melanggar norma-norma yang ada. Subjek tetap mengingat pelajaran tersebut, dan subjek selalu ingat ajaran orangtua untuk menjadi anak yang bener. ”Pernah gue diajarkan pendidikan tentang moral disekolah. Kalau orangtua enggak pernah, orangtua gue cuma mengingatkankan gue untuk jadi anak yang bener. Dari situ gue tahu dampak positif dan negatifnya. Walaupun gue sedikit bingung dari dampak negatinya kaya apa.” d) Keluarga dilihat dari faktor sosial ekonomi Didalam keluarga, subjek termasuk keluarga yang berkecukupan dan tidak pernah mengalami kekerasan dalam keluarganya. Betapa tidak, apa yang diminta subjek selalu saja terpenuhi dari orangtuanya. Didalam keluarga subjek, termasuk keluarga yang tidak menyukai kekerasan. ”Sampai sekarang belum pernah, apa yang diberikan oleh orangtua gue uda lebih dari cukup” e) Timbulnya pelecehan seksual yang diambil dari faktor pembelajaran sosial dan motivasi. 76 Ini semua berawal dari kesalahan orangtua subjek yang tidak mau memperhatikan anaknya, dan membiarkan anaknya mau melakukan apa saja yang ia lakukan. Salah satu contohnya adalah subjek, yang membiarkan dirinya untuk tidak menceritakan kepada orangtuanya setelah subjek mengalami trauma pelecehan seksual dari orang lain. Dari mulai trauma tersebut, sekarang subjek telah melakukan perbuatan itu kepada orang lain yang khususnya adalah perempuan. Subjek sangat menyukai perbuatan seperti itu. Karena menurut subjek, perbuatan pelecehan seksual terhadap orang lain adalah perbuatan yang menyenangkan. Subjek juga menyadari akan perbuatan tersebut, juga sangat merugikan orang lain. Awal mulanya bagi subjek, perbuatan yang menyenangkan adalah perbuatan yang ringan-ringan saja seperti nonton film porno, memperlihatkan poster atau majalah porno ke orang lain. Tapi lama kelamaan perbuatan itu dapat merugikan orang lain yang lebih dari itu. Dan perasaan subjek menganggap kalau perbuaatan seperti itu, perbuatan yang biasa saja dan enggak ada masalah. ”Emmmm...menurut gue, perilaku pelecehan seksual itu merupakan perilaku yang menyenangkan tapi bisa merugikan orang lain. Contohnya...yang menyenangkan itu seperti nonton film porno memperlihatkan poster atau majalah pornoh ke orang lain. Kalau yang merugikan...ya mba tau sendiri lah. Biasa aja..ada masalah”. 77 3. Wawancara Significant Others (SO) a. Identitas Significant Other I Nama (Inisial) :H Tempat & tanggal lahir : Bekasi, 12 Maret 1992 Usia : 17 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMU Swasta Bekasi Status : Belum menikah Pekerjaan : Pelajar SMU Alamat : Gabus (Bekasi Timur) Hubungan dengan Subjek : Teman b. Pelaksanaan Wawancara Significant Others Hari / Tanggal : Selasa, 28 Oktober 2008 Waktu : 15.30 WIB Tempat : Lapangan Sekolah Observer : Peneliti c. Hasil Wawancara Significant Others 1) Latar Belakang Significant Others (S.O) dari subjek peneliti pertama ini adalah teman subjek. Usia S.O saat ini adalah 17 tahun. S.O sendiri adalah merupakan teman rumah subjek dan juga teman sekolah subjek dari SMU kelas 1. ”Umur gue...17 tahun, gue teman K sama-sama dari SMA kelas 1” Menurut S.O, subjek adalah termasuk orang yang polos, enak diajak bergaul. Hubungan S.O dengan subjek bisa dibilang dekat 78 dengan subjek, bahhkan bisa dibilang S.O dengan subjek sangat dekat sekali. Selain dekat dengan subjek, S.O juga dekat dengan keluarga dirumah subjek. ”K anak yang polos, enak diajak gaul. Deket banget...bisa dibilang sedekat gue ma keluarga K” Tempat tinggal S.O dan subjek bisa dibilang sangat dekat, dua RT namun beda jalan. Di lingkungan tempat tinggal subjek pergaulannya bisa dibilang sudah rusak, disini kebanyakan orangorangnya suka mabok-mabokan. Jadi S.O mengetahui benar bagaimana perilaku subjek sehari-harinya di lingkungan dekat rumah subjek. ”Ya deketlah...orang dua RT cuma beda jalan. Lingkungan tempat tinggal K bisa dibilang uda rusak, orang-orang disini kebnayakan suka mabok-mabokan” Menurut cerita subjek kepada S.O, dulu subjek pernah dilecehkan sama orang lain sampai subjek ingin sekali bales dendam sama orang yang sudah memperlakukan seperti itu sama subjek. Banyak bentuk perlakuan yang dilakukan subjek untuk orang lain. Misalnya seperti siul sambil ngomong jorok diangkot, ngeliatin wanita- wanita yang suka pake rok mini kalau lagi duduk diangkot atu di halte bus. ”Yaa..setau gue, dulu dia pernah dilecehkan sama orang, bisa dibilang dendam atau jadi hobby sekarang. Ya itu... siul sambil ngomong jorok diangkot, ngeliatin cewe-cewe yang suka pake rok mini kalau lagi duduk diangkot atu di halte bus” S.O sendiri pernah melihat subjek melakukan perbuatan yang tidak senonoh pada wanita di dalam angkot. Awal mulanya, subjek mendekati perempuan itu, kemudian subjek membuat perlakuan yang tidak senonoh di dalam angkot tersebut. S.O sendiri sampai tidak habis pikir, kenapa subjek mau melakukan hal itu. Pada hal 79 situasi dan kondisi di angkot bisa di bilang ramai, dan lagi banyak penumpang yang naik di angkot tersebut. Pada saat subjek melakukan perbuatan tersebut, banyak reaksi dan komentar dari orang lain yang tidak enak untuk subjek. S.O sendiri sebagai temannya tidak tahu harus berbuat apa, dan harus ngomong apa sama subjek tersebut. ”Bukan pernah lagi, tapi sering...misalnya pas lagi diangkot, ada cewe pake celana pendek banget dan bajunya seksi banget. Pertama-tama naya yang ringan, lama kelamaan mulai pegangpegangan paha, di cium sama di raba-raba tu gunung kembar” ”Ada mba, lumayan penuh angkotnya. Supir angkotnya mah diem aja, enggak tahu dia liat apa enggak. Kalau penumpangnya ada yang turun, tapi ada yang diem aja di angkot sambil ngomong kasar gitu sama K” Ini semua berawal dari orangtua subjek yang terlalu bebas sama anaknya tentang pergaulan dan ketidakakrabannya bersama keluarga sekarang. Menurut S.O, hampir setiap hari subjek melakukan perbuatan itu di luar, bahkan hampir sering juga tetangga tahu atas perbuatan yang dilakukan subjek di luar. Orang tua subjek juga tidak tahu harus berbuat apalagi sama perbuatan yang dilakukan subjek sekarang. Yang ada, untuk saat ini reaksi dari orang tua subjek dan orang-orang yang ada di sekeliling subjek sangat kaget dan marah atas perbuatan subjek tersebut terhadap orang lain. ”Orang tua tahu, hampir semua tetangga udah pada tahu perbuatan dan perilaku dia kaya apa. Reaksi orang tua K kaget dan marah, sama kaya orang-orang yang ada disekeliling K...marah juga kaya orangtuanya” S.O sendiri pernah mecoba bertanya kepada subjek, apakah subjek ingin mencoba memperbaiki perilakunya itua atau tidak. Tapi, jawaban yang diberikan subjek kepada S.O kurang memuaskan. Subjek hanya berkata kepada S.O, kalau dari mulut 80 subjek sendiri katanya mau berubah, tapi tidak tahu juga benar apa tidaknya subjek mau berubah. Karena yang dilihat S.O pada perilaku subjek, sama sekali belum ada perubahan sedikitpun untuk merubah perilakunya itu. ”Kalau dari mulut...pengen berubah, tapi kalau diliat dari perilaku dan perbuatannya itu...belum ada tanda-tanda mau berubah sama sekali” Sebagai teman subjek, S.O berharap semoga subjek mau berubah dan jangan berbuat seperti itu. S.O pernah bilang sama subjek, kita boleh nakal asalkan jangan kelewatan. Dan S.O juga bilang sama subjek, kalau S.O tidak tega dan kasian sama subjek di marahin oleh orang banyak gara-gara perilakunya itu. ”Harapan gue ya itu, cuma satu...gue pengen dia berubah, jangan begitu lagi..Gue kasian ngeliat dia di gituin terus sama orang banyak gara-gara perilakunya itu” 2) Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual a) Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan. Pada saat S.O melihat sendiri subjek sering melakukan siulan terhadap orang lain untuk menarik perhatian dari orang lain, banyak orang-orang disekeliling subjek yang tidak menyukai perbuatan siul subjek tersebut. Walaupun bersiul menurut subjek hanya pebuatan iseng saja, tetapi banyak reaksireaksi dari orang lain yang didapat subjek untuk tidak melakukan perbuatan bersiul lagi terhadap orang lain. ”Gue pernah liat K sering melakukan siulan untuk menarik perhatian dari orang lain ,katanya sich cuma iseng aja. Banyak reaksi dari orang-orang disekeliling subjek yang suka dan marah-marah sama subjek ” 81 b) Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang merasakannya sebagai merendahkan martabat. Menurut S.O, subjek adalah termasuk orang yang sering kali menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada orang lain. Walaupun subjek menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada orang lain hanya iseng saja, akan tetapi banyak orang-orang disekeliling subjek yang tidak menyukai perbuatan subjek tersebut. ”Gue sering banget liat K menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada orang lain..K bilang sama gue katanya pengen aja, dari pada enggak ada kerjaan” c) Mempertunjukan gambar-gambar porno berupa kalender, majalah, atau buku bergambar porno kepada orang yang tidak menyukainya. Menurut S.O, subjek adalah tipe orang yang suka mengkoleksi barang-barang yang berbau pornografi. Jumlah koleksi yang dimiliki subjek sangat banyak. Biasanya subjek mendapatkan barang tersebut dari teman-teman subjek dan juga dari pedagang kaki lima, dan subjek juga termasuk orang yang suka mempertunjukan barang tersebut sama teman-temannya. ”K suka sekali nonton film porno, banyak koleksi film atau gambar porno yang didapat oleh K. Setahu gue..K mendapatkan barang porno tersebut dari teman-temanya, dan juga membeli sendiri barang porno tersebut di pedagang kaki lima. K juga mempertunjukan barang porno tersebut sama teman-temanya doang ” d) Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan, pakaian, atau gaya seseorang. Menurut S.O, subjek termasuk orang yang suka memberikan komentar yang tidak senonoh kepada orang lain 82 tentang penampilan, pakaian, atau gaya seseorang. Biasanya subjek memberikan komentar yang tidak senonoh tentang pakaian itu sama keluarga, teman dan orang lain. Banyak orangorang diseliling subjek yang tidak suka melihat subjek berperilaku seperti itu. Salah satu contohnya, subjek pernah dimarahin, dihina, ditampar, dan dilempar sepatu oleh orang lain. ”K tiap hari memberikan komentar yang tidak senonoh kepada orang lain, biasanya K memberikan komentar tersebut sama keluarga, teman dan orang lain. K pernah dimarahin, dihina, ditampar, dan dilempar sepatu sama orang lain garagara memberikan komentar tersebut sama orang lain ” e) Menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, mencium dan memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut. Menurut S.O, subjek termasuk orang yang suka melakukan perbuatan yang tidak baik seperti menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, mencium dan memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut. Alasannya subjek melakukan perbuatan seperti itu adalah dikarenakan sekarang sudah menjadi hobby. Subjek melakukan perbuatan tersebut kepada siapa saja yang subjek suka. Banyak reaksi dan komentar yang tidak enak yang didapat oleh subjek seperti marah, benci, nampar dan nonjok subjek. Itu dikarenakan, perbuatan subjek sudah sangat tidak disukai oleh banyak orang yang melihat perilaku subjek tersebut. ”K pernah menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, mencium dan memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut yang dikarenakan sekarang sudah menjadi hobby. Subjek melakukan perbuatan itu sama siapa saja..subjek juga pernah dimarahin, dibenci, ditampar dan ditonjok sama orang-orang yang ada disekeliling subjek” 83 f) Perbuatan memamerkan tubuh telanjang atau alat kelamin kepada orang yang terhina karenanya. Menurut S.O, dalam pergaulannya subjek termasuk orang yang bebas dalam menjalin hubungan dengan teman-temannya. Banyak perilaku-perilaku menyimpang dan tidak senonoh yang dilakukan oleh subjek misalnya seperti memamerkan tubuh telanjang atau alat kelamin kepada orang lain. Dari semua perilaku yang dilakukan oleh subjek, akhirnya subjek mendapatkan banyak reaksi dan komentar yang keras dari orangorang yang ada disekeliling subjek. ”Pergaulan K bisa dibilang bebas, K bergaul dengan gue dan teman-teman yang lainnya.K juga pernah melakukan perbuatan yang tidak senonoh misalnya memamerkan tubuh telanjang atau alat kelamin kepada orang lain..perbuatan K bukan perbuatan yang patut untuk di contoh” 3) Penyebab Pelecehan Seksual a) Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik S.O juga beranggapan bahwa subjek sangat menikmati dorongan-dorongan seksualnya terhadap orang lain. Hal ini disebabkan karena subjek ingin dirinya terlihat sebagai lelaki sejati. ”K pernah nyentuh, meluk, nyium orang lain” b) Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya S.O menyadari bahwa perbuatan yang dilakukan oleh subjek sangat berpengaruh terhadap kehidupan di dalam masyarakat. Banyak tanggapan dari masyarakat sendiri yang tidak menyukai perbuatan subjek di luar. Masyarakat 84 mengatakan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh subjek merupakan perbuatan yang tidak patut untuk di contoh. ”Pengaruh banget...itu oerbuatan yang tidak patut untuk di contoh” c) Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual Menurut S.O, di sekolah pernah mendapatkan pelajaran tentang moral dan agama yang menyangkut tentang pelecehan seksual. ”Pernah...pelajaran moral dan agama” d) Keluarga dilihat dari faktor sosial ekonomi Menurut S.O, didalam keluarga subjek termasuk keluarga yang tidak menyukai kekerasan dan keluarga yang berkecukupan. Betapa tidak, apa yang diminta subjek sama orangtuanya selalu terpenuhi. ”Setahu hue enggak pernah...K termasuk keluarga yang berkecukupan” e) Timbulnya pelecehan seksual yang diambil dari faktor pembelajaran sosial dan motivasi Menurut S.O, perilaku pelecehan seksual merupakan perbuatan yang dapat merugikan orang lain. S.O juga berpendapat bahwa sebenarnya cara mengatasi pelecehan seksual sangatlah mudah yaitu dengan cara kita harus berfikiran positif dan menjauhkan diri dari segala macam-macam yang berhubungan dengan pelecehan seksual. ”Menurut gue..perbuatan pelecehan seksual merupakan perbuatan yang dapat merugikan orang lain..harus berfikiran yang positif” 85 B. Analisis Penelitian 1. Gambaran Subjek dan Significant Others. Tabel 4 Identitas Subjek dan Significant Others No Identitas 1 Nama (Inisial) 2 Tempat & tanggal lahir Subjek Significant Others K H Bekasi, Bekasi, 2 Januari 1991 12 Maret 1992 3 Usia 18 tahun 17 tahun 4 Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki 5 Pendidikan SMU Swasta Bekasi SMU Swasta Bekasi 6 Status Belum Menikah Belum Menikah 7 Pekerjaan - - 8 Alamat Gabus, Gabus, Bekasi Timur Bekasi Timur - Teman Subjek 9 Hubungan 2. Rangkuman Biografi Subjek Tabel 5 Rangkuman Biografi Usia / Tahun SMP 13 tahun Peristiwa • Penghayatan / Perasaan SMP kelas 1, pulang • subjek trauma gara-gara sekolah subjek dihadang dilecehkan dan dipalak sama preman lain di tempat umum. oleh orang 86 yang suka mabok- Subjek juga dendam mabokan di gang kecil. sama orang-orang yang Subjek pernah disuruh tidak buka celana dan baju, subjek pada saat subjek tangan atau badan subjek diperlakukan yang tidak disundut senonoh oleh orang lain. pakai rokok mau menolong setiap subjek tidak ada uang untuk dipalakin • melakukan • Subjek perbuatan pelecehan sangat melakukan senang perbuatan seksual terhadap orang pelecehan lain terhadap orang lain, tapi dalam bentuk memamerkan SMA Subjek alat kelamin terkadang seksual subjek juga menyesal kenapa subjek 16-18 tahun melakukan pelecehan seksualterhadap orang lain tersebut. • Subjek memberikan • Subjek pernah ditampar komentar tidak baik yang gara-gara bersifat memberikan melecehkan subjek komentar kepada orang lain tentang yang tidak baik kepada masalah orang lain. penampilan pakaian, atau gaya seseorang 87 C. Pembahasan 1. Gambaran Pelecehan Seksual Yang Dilakukan Oleh Remaja Gambaran pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja antara lain adalah sebagai berikut : a. Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan. Subjek sering melakukan siulan dengan orang lain untuk menarik perhatiannya terhadap orang lain, subjek juga banyak mendapatkan banyak tekanan dan reaksi dari orang-orang disekeliling subjek yang suka dan tidak suka atas perilaku subjek tersebut. b. Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang merasakannya sebagai merendahkan martabat. Menurut subjek, perbuatan tersebut dapat membuat dirinya menjadi rileks, dan terbiasa melakukan perbuatan seperti itu yang dikarenakan subjek merasakan tidak ada beban untuk melakukan perbuatan seperti itu. c. Mempertunjukan gambar-gambar porno berupa kalender, majalah, atau buku bergambar porno kepada orang yang tidak menyukainya. Subjek termasuk orang yang suka mengkoleksi barang-barang porno tersebut, jumlah koleksi yang dimiliki oleh subjek bisa dibilang sangat banyak. Subjek mendapatkan barang tersebut dari teman-teman subjek dan juga dari pedagang kaki lima. Subjek termasuk orang yang suka memperlihatkan barang koleksi yang subjek punya kepada orang lain terutama kepada orang yang tidak menyukai barang-barang yang berbau pornografi tersebut. Biasanya subjek memperlihatkan koleksi pornografinya tersebut kepada orangtua, teman, dan juga orang lain yang khususnya adalah perempuan. Awal mulanya mereka marah subjek 88 mengkoleksi barang-barang tersebut, tapi lama kelamaan biasa saja. Karena subjek melakukan perbuatan seperti itu, tidak terlalu marasa perduli atas apa yang dilakukan subjek terhadap orang lain. Banyak reaksi yang komentar yang didapat dari orang-orang yang ada disekeliling subjek, namun subjek hanya diam saja dan tidak mau memperbaiki perilaku subjek terhadap orang lain tersebut d. Menyentuh, menepuk tanpa dikehendaki, mencium dan memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut. Subjek melakukan perbuatan seperti itu yang dikarenakan subjek hanya iseng saja, subjek melakukan perbuatan seperti itu bukan hanya sekali dua kali, melainkan berkali kali. Subjek melakukan perbuatan seperti itu, tidak terlalu merasa peduli atas apa yang dilakukan subjek terhadap orang lain. Banyak reaksi dan komentar yang didapat dari orang-orang yang ada disekeliling subjek, namun subjek hanya diam saja dan tidak mau merubah perilaku yang subjek lakukan terhadap orang lain. Untuk saat ini subjek hanya bingung kenapa subjek bisa setega itu kepada orang lain, tetapi subjek berjanji pada dirinya sendiri untuk merubah perilakunya tersebut. e. Perbuatan memamerkan tubuh atau alat kelamin. Perbuatan yang subjek lakukan merupakan perbuatan yang bisa dibilang perbuatan yang sangat tidak patut untuk di contoh dan ditiru oleh orang lain. Betapa tidak, segala perbuatan atau perilaku yang di lakukan oleh subjek merupakan perbuatan yang sudah menyangkut moral, harkat, dan martabat seseorang. Subjek juga pernah mendapatkan tekanan, reaksi, dan komentar dari masyarakat atau orang-orang disekeliling jika subjek tidak mau merubah perilakunya tersebut. 89 Dari berdasarkan penjelasan diatas, menurut saya alasannya kenapa subjek melakukan pelecehan seksual adalah untuk mengatasi perasaan-perasaan tersebut individu sering melakukan perbuatan pelecehan seksual seperti mencium, memeluk, meraba, memamerkan alat kelaminya, dan sebagainya yang tidak disukai oleh orang lain. Jika tujuan yang ditetapkan sesuai dengan kenyataan dan kemampuan terpenuhi, maka individu akan merasa puas dan nyaman. Jika tidak, individu akan merasakan adanya kecemasan dan kegelisahan yang didapatkan. Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa pelecehan seksual yang subjek lakukan merupakan perbuatan yang sering subjek lakukan terhadap orang lain yang tidak menyukai perbuatan subjek tersebut. Perbuatan pelecehan seksual yang dilakukan oleh subjek terhadap orang lain misalnya seperti bersiul, menceritakan lelucon jorok, mencium dan memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut, serta perbuatan yang tidak senonoh yaitu perbuatan yang dilakukan oleh subjek seperti memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada seseorang yang tidak disukainya adalah perbuatan yang bisa dibilang perbuatan yang tidak patut di contoh dan ditiru oleh orang lain. 2. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Remaja Pria (Subjek)Melakukan Pelecehan Seksual faktor-faktor yang menyebabkan remaja pria (subjek) melakukan pelecehan seksual Ada lima faktor yang menyebabkan subjek menjadi pelaku pelecehan seksual remaja, yaitu : a. Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik. Subjek melakukan pelecehan seksual yang disebabkan karena banyaknya bentuk-bentuk pengalaman pelecehan seksual yang didapat oleh subjek dan dilakukan oleh subjek, misalnya seperti menggoda 90 perempuan yang ada di jalan, mengkoleksi barang-barang pornografi (misalnya seperti nonton film porno, dan majalah yang berbau pornografi), sampai dengan perbuatan norma-norma yang ada (misalnya seperti memamerkan tubuh atau alat kelamin, mengatakan hal-hal yang jorok terhadap orang lain, memeluk dan mencium sesorang yang tidak menyukai perbuatan tersebut). Akan tetapi, dari segala pengalaman pelecehan seksual yang dilakukan oleh subjek, ada juga perasaan menyesal subjek atas apa yang telah subjek lakukan oleh orang lain. Berdasarkan dari penjelasan diatas, bahwa individu belum dapat mengatasi permasalahan yang ada akan dorongan-dorongan seksualnya terhadap orang lain. Hal ini menunjukan bahwa untuk mengatasi dorongan-dorongan tersebut, individu harus bisa mengatasi masalah yang timbul akan perbuatan pelecehan seksual tersebut (Collier, 1992). b. Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya. Pada awalnya, subjek melakukan pelecehan seksual yang diakibatkan karena trauma pelecehan seksual yang diterima dari subjek itu sendiri. Bentuk trauma yang didapat oleh subjek tidak bisa hilang begitu saja dari ingatan subjek, yang dikarenakan subjek benci dan trauma pada dirinya sendiri dan juga orang lain. Akibatnya, subjek melakukan perbuatan pelecehan seksual terhadap orang lain, dan subjek juga menyadari kalau perbuatan pelecehan seksual yang dilakukan oleh subjek sangat berpengaruh terhadap kehidupan didalam masyarakat. Berdasarkan penjelasan diatas, menurut Collier (1992) perbuatan pelecehan seksual yang dilakukan oleh individu merupakan perbuatan yang dapat merugikan orang lain dan juga dapat merusak individu itu sendiri. Hal ini juga berpengaruh terhadap pola tingkah laku individu itu sendiri didalam kehidupan bermasyarakat yang menimbulkan pendahan secara harkat dan martabat terhadap orang lain. 91 c. Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual Pendidikan tentang pelecehan seksual di sekolah maupun dirumah sangat penting bagi subjek untuk di jadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun pada dasarnya subjek sendiri telah melakukan perbuatan pelecehan seksual terhadap orang lain khususnya terhadap perempuan dan subjek sendiri juga telah melanggar moral dan norma agama yang ada. Akan tetapi, subjek tetap mengingat pelajaran tersebut dan mau merubah sedikit demi sedikit perbuatan pelecehan seksual yang subjek lakukan terhadap orang lain. Dari penjelasan diatas, Collier (1992) mengatakan bahwa pendidikan yang didapatkan oleh individu dari sekolah dan keluarga juga sangat berpengaruh terhadap adanya perbuatan pelecehan seksual yaitu perbuatan yang dapat merusak moral dan agama. Kejadian ini terjadi, biasanya muncul adanya penolakan sikap dan anggapan diskriminatif terhadap individu tersebut. d. Keluarga dilihat dari faktor sosial ekonomi. Keluarga subjek termasuk keluarga yang berkecukupan. Bisa dibilang, segala macam fasilitas dan kebutuhan yang subjek inginkan selalu dipenuhi oleh kedua orangtua subjek tanpa memperdulikan akibat positif dan negatifnya terhadap subjek dari fasilitas atau kebutuhan yang diberikan kepada subjek. Dimana menurut Collier (1992) mengatakan bahwa kebebasan individu dari kehidupan keluarga dan ekonomi bisa dibilang lebih dari cukup dan memberikan banyak kebebasan kepada individu untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya. e. Timbulnya pelecehan seksual yang diambil dari faktor pembelajaran sosial dan motivasi. Awal mulanya subjek melakukan perbuatan pelecehan seksual itu disebabkan karena timbulnya pelecehan seksual yang merupakan 92 perbuatan yang menyenangkan bagi subjek itu sendiri misalnya seperti nonton film porno, atau meniru perilaku-perilaku dari orang lain yang berhubungan dengan pelecehan seksual. Dari penjelasan berikut dapat dikatakan bahwa hukum yang menindak lanjuti dengan tegas kasuskasus pelecehan seksual belum juga sempurna, malah memperkuat dan menegaskan bagi timbulnya pelecehan seksual individu itu sendiri (Collier, 1992). Dari penjelasan dan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab dari pelecehan seksual adalah sebagai berikut : subjek belum bisa mengatasi semua permasalahan yang berhubungan dengan pelecehan seksual, yakni perasaan trauma dan benci terhadap dirinya sendiri dan juga orang lain. Perbuatan pelecehan seksual yang dilakukan oleh subjek bisa dibilang sangat merugikan orang lain. Karena, perbuatan pelecehan seksual yang subjek lakukan sangat berpengaruh terhadap pola tingkah laku subjek sendiri dan dan juga berpengaruh di dalam kehidupan didalam masyarakat. D. Kesulitan Penelitian Ada beberapa kesulitan yang ditemui oleh peneliti saat melakukan pemelitian ini, yaitu : 1. Peneliti cukup kesulitan mencari seorang laki-laki yang menjadi pelaku pelehan seksual remaja yang berusia 17 sampai 18 tahun. 2. Peneliti cukup menemui kendala saat peneliti mencoba untuk melakukan wawancara subjek dan salah satu teman subjek, yang sekaligus merupakan teman dan sahabat subjek itu sendiri. Kendala ini disebabkan karena sulitnya pembagian waktu antara subjek dan significant others dengan si peneliti itu sendiri untuk melakukan wawancara dan observasi. 3. Peneliti cukup mengalami resiko yang berat saat melakukan observasi subjek dari pagi sampai malam hari, yang disebabkan karena lokasi tempat 93 pengambilan data wawancara dan observasi subjek yakni rumah subjek, halte bus, dan rumah makan IWAKE memiliki jarak yang cukup jauh dari rumah peneliti. 4. Pada saat melakukan observasi, peneliti cukup kesulitan melihat gerak gerik subjek itu sendiri yang dikarenakan banyaknya teman-teman subjek yang berada disekeliling subjek. 94 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini berdasarkan hasil dan analisis dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Gambaran pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja adalah sebagai berikut : subjek melakukan perbuatan bersiul terhadap orang lain, dan subjek juga melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh orang lain seperti memeluk dan mencium orang lain, menceritakan hal-hal jorok terhadap orang lain, subjek suka mengkoleksi barang-barang yang berbau porografi berupa kalender, poster dan film porno, serta memamerkan tubuh dan alat kelamin terhadap orang lain. 2. Faktor-faktor yang menyebabkan pelecehan seksual pada pelaku usia remaja, yaitu : Subjek masih merasakan trauma pelecehan yang mendalam dan tidak bisa dilupakan atas apa yang orang lain lakukan terhadap subjek. Akibatnya, hasil trauma yang didapat subjek dapat menghasilkan dampak yang negatif atas perbuatan-perbuatan yang berpengaruh terhadap pola tingkah laku subjek sendiri dan dapat merugikan orang lain yang ada didalam masyarakat B. Saran Berdasarkan hasil dan analisi di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran yang berkaitan dengan pelecehan seksual pada pelaku usia remaja, yaitu : 95 1. Bagi Subjek Pertama, agar subjek mau berubah dan memperbaiki perilaku pada dirinya terutama dalam menjalin hubungan dengan orang-orang yang ada disekitar subjek misalnya seperti keluarga, teman, dan masyarakat yang ada dilingkungan sekitarnya. Kedua, agar subjek tidak selalu memendam rasa benci dan dendam terhadap orang-orang yang telah melakukan perbuatan pelecehan tersebut terhadap subjek. 2. Bagi Orang Tua Dalam sebuah keluarga agar tercipta rumah yang harmonis dan demokratis, orang tua harus bersikap terbuka terhadap anak-anaknya mulai dari perhatiannya orangtua terhadap anak, perasaan dan perkembangan anak sehari-hari baik dirumah, disekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Jangan sampai kita sebagai orangtua terlalu cuek terhadap anak dan membiarkan anak berbuat dan bertingkah laku semaunya tanpa memikirkan apa yang dilakukan anak-anaknya tersebut. Orang tua juga harus bisa mengontrol anak supaya tidak terlalu parah dan terlalu bebas dalam pergaulannya sehari-hari untuk tidak melakukan perbuatan pelecehan seksual tersebut. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Kepada peneliti selanjutnya yang berminat untuk meneliti lebih lanjut mengenai pelecehan seksual pada pelaku usia remaja, diharapkan untuk dapat menggali dan memahami lebih dalam tentang gambaran pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja dan faktor-faktor apa yang menyebabkan pelecehan seksual pada pelaku usia remaja tersebut. 96 DAFTAR PUSTAKA Agustiani (2006). Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi Dengan Konsep Diri dan Penyesuain Diri Pada Remaja. Cetakan Pertama. Bandung : PT. Refika Aditama. Basri, H (1994). Remaja Berkualitas : Problematika Remaja dan Solusinya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Yogyakarta. Basuki, H. 2006. Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Kemanusiaan Dalam Kebudayaan. Jakarta : Universitas Gunadarma Chaplin, C.P (2000). Kamus lengkap Psikologi. Penerjemah : Kartini Kartono. Jakarta : Raja grafindo. Collier, Rohan (1992). Pelecehan SeksuaL : Hubungan Dominasi Mayoritas dan Minoritas. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana. Ester (2002). Psikologi Remaja. Gulo, W (2000). Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo Hurlock, E.B (2000). Psikologi Perkembangan. Edisi 5. Jakarta : Erlangga Kartini, K (1990). Pengantar Metodologi Penelitian Riset Sosial. Cetakan ke 6. Bandung : Mandar Maju. Kelly, Liz (1988). Surviving Sexsual Violence. Minneapolis : University of Minnesota Press. Ma’aruf, N (1998). Disonasi Kognitif Pada Remaja Putri Pelaku Hubungan Seksual Pranikah. Depok : Psikologi Universitas Indonesia Martlin, M.W (1987). The Psychology of Women. Florida : Holt, Rinehort and Wiston Inc. 97 Moleong, L.J (2002). Metode Pendekatan Kualitatif. Bandung : Remaja Rodaskarya. Monks, K.J (2002). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada. University Press. Muchtar, Z (1996). Perubahan Hemodinamik dan Terapi Hipertensi Dari Aspek Kardiovaskular / Penyunting. Edisi 1, Cetakan 1. Jakarta : Bamboedoen Graphic Communication. Narbuko, C. dan Ahmadi, H.A (2002). Meodologi Penelitian. Jakarta : Bumu Aksara. Poerwandari, A.W., Brown. W.K (2002). Pendekatan Kualitatif Untuk Perilaku Manusia. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia. Rumini, S. dan Siti, S (2004). Perkembangan Anak dan Renaja : Buku Pegangan Kuliah. Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Yogyakarta. Sarwono, S.W (2002). Psikologi Sosial : Individu dan Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka. Utamadi, Guntoro dan Paramita Utamadi (2001). Pelecehan Seksual ? Hiiii… Seraam !. Kompas. Zulkifli, L. (1999). Psikologi Perkembangan. Cetakan 2. Bandung : Remaja Karya. 98 99 PEDOMAN WAWANCARA SUBJEK I. Identitas Subjek Nama (Inisial) : Tempat & tanggal lahir : Usia : Jenis Kelamin : Pendidikan : Status : Pekerjaan : Alamat : II. Daftar Pertanyaan A. Latar Belakang Subjek 1. Berapa usia Anda sekarang ? 2. Anda anak keberapa dari berapa bersaudara ? 3. Apa status Anda dalam keluarga ? 4. Apa latar belakang pendidikan Anda ? 5. Ayah Anda bekerja dimana ? 6. Ibu Anda bekerja dimana ? 7. Selama ini Anda tinggal dimana ? 8. Bagaimana hubungan Anda dengan ayah ? 9. Bagaimana hubungan Anda dengan ibu ? 10. Anda paling dekat dengan ayah atau ibu ? 11. Bagaimana hubungan Anda dengan saudara kakak / adik / teman Anda ? 12. Bisakah Anda ceritakan kehidupan di dalam rumah Anda seperti apa ? 100 13. Bisakah Anda menceritakan peristiwa yang menyenangkan yang pernah Anda alami? 14. Bisakah Anda menceritakan peristiwa yang tidak menyenangkan yang pernah Anda alami ? 15. Hal apa yang paling Anda sukai dari keluarga anda ? 16. Bentuk perhatian yang seperti apa yang diberikan orang tua Anda ? 17. Siapa yang paling berperan mencukupi kebutuhan di dalam keluarga Anda ? 18. Apakah kebutuhan Anda selalu terpenuhi ? 19. Prestasi apa saja yang pernah Anda dapatkan disekolah ? 20. Dukungan seperti apa yang diberikan orang tua Anda ? 21. Kegiatan apa yang biasa Anda lakukan sehari-hari selain disekolah ? 22. Apa hobi Anda ? 23. Apa yang Anda rasakan ketika melakukan hobi Anda ? 24. Pernahkah Anda melakukan hobi anda di saat Anda sedang menghadapi masalah? Apa yang Anda rasakan sekarang ? B. Pelecehan Seksual 1. Riwayat Pelaku Pelecehan Seksual Subjek a. Bagaimana lingkungan tempat tinggal Anda sekarang ? b. Apakah Anda pernah mengalami trauma pelecehan di dalam keluarga atau lingkungan Anda ? c. Dalam bentuk apa biasanya Anda diperlakukan seperti itu ? d. Apa Anda pernah melakukan pelecehan dengan saudara atau teman Anda ? e. Bagaimana perasaan Anda sendiri setelah melakukan perbuatan pelecehan tersebut terhadap orang lain? 101 f. Apakah orang-orang disekitar Anda menerima Anda dengan baik ? g. Apakah Anda merasa nyaman tinggal di lingkungan yang Anda tempati sekarang ? h. Bagaimana sikap masyarakat di lingkungan Anda setelah mengetahui Anda pernah melakukan perbuatan yang tidak baik ? i. Apakah Anda berniat memperbaiki sikap Anda yang tidak baik selama ini ? j. Apakah selama proses untuk tidak melakukan pelecehan seksual, Anda di beri kesempatan untuk tidak melakukan perbuatan tersebut ? Bisa Anda ceritakan ? k. Apakah pernah anda mencoba untuk mengatakan perasaan Anda pada orang tua Anda mengenai keputusan Anda untuk melakukan perbuatan tersebut terhadap orang lain ? Bisa Anda ceritakan ? l. Bagaimana perasaan orang tua Anda setelah mengetahui bahwa Anda pernah melakukan perbuatan tersebut ? m. Apa reaksi orang tua Anda setelah mengetahui Anda melakukan perbuatan tersebut ? n. Apa harapan orang tua Anda pada perbuatan yang Anda lakukan terhadap orang lain ? 2. Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual Bentuk-bentuk yang dianggap sebagai pelecehan seksual menurut Collier (1992) adalah sebagai berikut : 1. Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan. a. Apa anda sering melakukan siulan dengan orang lain untuk menarik perhatiannya ? b. Kenapa Anda melakukan perbuatan seperti itu ? c. Seberapa sering Anda melakukan perbuatan seperti itu ? 102 d. Bagaimana reaksi seseorang yang ada disekeliling Anda pada saat Anda melakukan perbuatan yang Anda lakukan tersebut ? 2. Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang merasakannya sebagai merendahkan martabat. 1). Apakah anda suka menceritakan lelucon jorok atau kotor terhadap orang lain ? Berikan alasannya ? 2). Bagaimana perasaan Anda setelah menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada orang yang telah Anda lakukan ? Jelaskan alasannya ? 3. Mempertunjukan gambar-gambar porno berupa kalender, majalah, atau buku bergambar porno kepada orang yang tidak menyukainya. 1). Apakah Anda suka hal-hal yang berbau pornografi, misanya seperti nonton film bokep ? 2). Sudah berapa banyak koleksi gambar-gambar porno atau film porno yang Anda dapat ? 3). Biasannya Anda mendapatkan barang tersebut dari siapa ? 4). Kepada siapa biasannya Anda mempertunjukan gambar-gambar porno tersebut ? 5). Bagaimana dengan reaksi orang tua Anda sekarang, apakah mereka tahu bahwa Anda suka dengan hal-hal yang berbau pornografi ? Jelaskan ? 4. Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan, pakaian, atau gaya seseorang. 1). Apakah Anda pernah memberikan komentar kepada orang lain tentang masalah penampilan, atau pakaian sesorang ? 2). Kepada siapa biasanya Anda sering memberikan komentar tersebut ? 103 3). Apa reaksi orang tersebut setelah dia mendengar Anda memeberikan komentar itu ? 5. Menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, dan mencium dan memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut. 1). Apakah Anda pernah melakukan perbuatan seperti menyentuh, menyubit, menepuk bagian tubuh orang lain yang tidak disukai, dan mencium, memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut ? 2). Mengapa Anda melakukan perbuatan tersebut ? 3). Sudah berapa kali Anda melakukan perbuatan tersebut ? 4). Kepada siapa biasanya Anda melakukan perbuatan tersebut ? 5). Bagaimana reaksi komentar seseorang disekeliling Anda yang mengetahui Anda telah melakukan perbuatan tersebut ? 6). Apa yang Anda rasakan atau Anda pikirkan setelah melakukan perbuatan tersebut kepada orang lain ? 7). Pernahkah Anda merubah perilaku yang Anda lakukan sekarang terhadap orang lain ? Seperti apa dan jelaskan alasannya ? 6. Perbuatan memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang yang terhina karenanya. 1). Bagaimana pergaulan Anda sehari-hari ? 2). Dengan siapa Anda bergaul ? 3). Perilaku yang seperti apakah yang biasa Anda lakukan dengan teman Anda terhadap orang lain ? 4). Apakah Anda sering dan pernah melakukan perbuatan terhadap orang lain, seperti misalnya memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang lain ? Kenapa dan berikan alasannya ? 5). Apakah Anda senang melakukan perbuatan seperti itu ? Mengapa ? 104 6). Bagaimana reaksi dan pandangan orang disekeliling Anda pada saat Anda melakukan perbuatan itu ? 3. Penyebab Pelecehan Seksual Penyebab pelecehan seksual menurut Collier (1992) dibagi menjadi lima bagian, yaitu : a. Pengalaman pelecehan dari faktor biologik 1). Bagaimana cara Anda untuk memenuhi kebutuhan Anda dalam menyalurkan dorongan-dorongan pelecehan seksual Anda ? 2). Dalam bentuk apa biasanya Anda melakukan pelecehan seksual ? 3). Setelah melakukan pelecehan seksual, apa yang Anda rasakan ? 4). Dorongan-dorongan yang seperti apa yang Anda ingin ungkapkan pada orang lain ? b. Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya 1). Apakah pelecehan seksual yang Anda lakukan sangat berpengaruh terhadap kehidupan Anda di dalam masyarakat ? 2). Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap pelecehan seksual yang dilakukan oleh Anda ? c. Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual 1). Apakah disekolah Anda pernah diajarkan pendidikan yang berhubungan dengan pelecehan seksual ? Jelaskan seperti apa contohnya ! 2). Menurut Anda apakah orang tua anda memberikan pendidikan tentang pelecehan seksual ? Jelaskan ! 3). Apakah ada penilaian positif atau negatif terhadap pendidikan yang berpengaruh pada pelecehan seksual ? Berikan contohnya ! 105 d. Keluarga dilihat dari faktor sosial ekonomi 1). Apakah Anda pernah mengalami kekerasan dalam keluarga Anda yang berkaitan dengan masalah perekonomian keluarga ? Seperti apa contohnya ? e. Timbulnya pelecehan seksual yang diambil dari faktor pembelajaran sosial dan motivasi 1). Menurut Anda, bagaimana perilaku-perilaku yang dianggap sebagai pelecehan itu sendiri ? Berikan contohnya ! 2). Apa yang anda lakukan dalam mengatasi perasaan yang berkaitan dengan pelecehan seksual di lingkungan sekitar Anda ? C. Pelaksanaan Wawancara Subjek Tanggal / Hari : Waktu : Tempat : Observer : 106 PEDOMAN WAWANCARA SIGNIFICANT OTHERS (SO) I. Identitas Subjek Nama (Inisial) : Tempat & tanggal lahir : Usia : Jenis Kelamin : Pendidikan : Status : Pekerjaan : Alamat : Hubungan Dengan Subjek : II. Daftar Pertanyaan A. Latar Belakang 1. Sekarang Subjek tinggal dengan siapa ? 2. Bagaimana lingkungan tempat tinggal Subjek sekarang ? 3. Apakah Subjek pernah mengalami trauma pelecehan didalam keluarga Anda ? 4. Apakah Subjek pernah melakukan pelecehan dengan saudara atau teman Subjek ? 5. Apakah orang-orang disekitar Subjek menerima Subjek dengan baik ? 6. Apakah Subjek merasa nyaman tinggal dilingkungan yang Subjek tempati sekarang ini ? 7. Bagaimana sikap masyarakat di lingkungan Subjek setelah mengetahui Subjek pernah melakukan perbuatan yang tidak baik ? 107 8. Apakah Subjek berniat memperbaiki sikap Subjek yang tidak baik selama ini ? 9. Apakah selama proses untuk tidak melakukan pelecehan seksual, Subjek di beri kesempatan untuk tidak melakukan perbuatan tersebut ? Bisa Anda ceritakan ? 10. Bagaimana perasaan Subjek sendiri setelah melakukan perbuatan pelecehan tersebut terhadap orang lain ? 11. Apakah pernah Subjek mencoba untuk mengatakan perasaan Subjek pada orang tua Subjek mengenai keputusan Subjek untuk melakukan perbuatan tersebut terhadap orang lain ? Bisa Anda ceritakan ? 12. Bagaimana perasaan orang tua Subjek setelah mengetahui bahwa Subjek pernah melakukan perbuatan tersebut ? 13. Apa reaksi dan harapan Anda terhadap Subjek setelah mengetahui Subjek melakukan perbuatan tersebut ? B. Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual Bentuk-bentuk yang dianggap sebagai pelecehan seksual menurut Collier (1992) adalah sebagai berikut : 1. Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan. a. Apakah Anda pernah melihat Subjek melakukan siulan dengan orang lain untuk menarik perhatiannya ? b. Kenapa Subjek melakukan perbuatan seperti itu ? c. Seberapa sering Subjek melakukan perbuatan seperti itu ? d. Bagaimana reaksi seseorang yang ada disekeliling Anda pada saat Subjek melakukan perbuatan tersebut ? 2. Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang merasakannya sebagai merendahkan martabat. 108 a. Apakah Subjek suka menceritakan lelucon jorok atau kotor terhadap orang lain ? Berikan alasannya ? 3. Mempertunjukan gambar-gambar porno berupa kalender, majalah, atau buku bergambar porno kepada orang yang tidak menyukainya. a. Apakah Subjek suka hal-hal yang berbau pornografi, misanya seperti nonton film porno ? b. Sudah berapa banyak koleksi gambar-gambar porno atau film porno yang Subjek dapat ? c. Biasannya Subjek mendapatkan barang tersebut dari siapa ? d. Kepada siapa biasannya Subjek mempertunjukan gambar-gambar porno tersebut ? 4. Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan, pakaian, atau gaya seseorang a. Apakah Subjek pernah memberikan komentar kepada orang lain tentang masalah penampilan, atau pakaian sesorang ? b. Kepada siapa biasanya Subjek sering memberikan komentar tersebut ? c. Apa reaksi orang tersebut setelah dia mendengar Subjek memberikan komentar itu ? 5. Menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, dan mencium dan memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut. a. Apakah Subjek pernah melakukan perbuatan seperti menyentuh, menyubit, menepuk bagian tubuh orang lain yang tidak disukai, dan mencium, memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut ? b. Mengapa Subjek melakukan perbuatan tersebut ? 109 c. Sudah berapa kali Subjek melakukan perbuatan tersebut ? d. Kepada siapa biasanya Subjek melakukan perbuatan tersebut ? e. Bagaimana reaksi dan komentar seseorang disekeliling Anda yang mengetahui Anda telah melakukan perbuatan tersebut ? 6. Perbuatan memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orag yang terhina karenanya. a. Bagaimana pergaulan Subjek sehari-hari ? b. Dengan siapa Subjek bergaul ? c. Apakah Anda sering dan pernah melihat Subjek melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap orang lain, seperti misalnya memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang lain ? d. Bagaimana reaksi dan pandangan orang disekeliling Anda pada saat Subjek melakukan perbuatan itu ? C. Penyebab Pelecehan Seksual Penyebab pelecehan seksual menurut Collier (1992) dibagi menjadi lima bagian, yaitu : 1. Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik a. Dorongan-dorongan pelecehan seksual yang seperti apa yang Subjek ingin ungkapkan pada orang lain ? 2. Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya a. Apakah pelecehan seksual yang Subjek lakukan sangat berpengaruh terhadap kehidupan Subjek di dalam masyarakat ? b. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap pelecehan seksual yang dilakukan oleh Subjek ? 110 3. Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual a. Apakah disekolah Anda pernah diajarkan pendidikan yang berhubungan dengan pelecehan seksual ? Jelaskan seperti apa contohnya ! 4. Keluarga dilihat dari faktor sosial ekonomi a. Apakah Subjek pernah mengalami kekerasan dalam keluarga yang berkaitan dengan masalah perekonomian keluarga ? Seperti apa contohnya ? 5. Timbulnya pelecehan seksual yang diambil dari faktor pembelajaran sosial dan motivasi a. Menurut Anda, bagaimana perilaku-perilaku yang dianggap sebagai pelecehan itu sendiri ? Berikan contohnya ! D. Pelaksanaan Wawancara Significant Others Tanggal / Hari : Waktu : Tempat : Observer : 111 PEDOMAN OBSERVASI Observasi ke : Hari / Tanggal : Waktu : Tempat : No Bentuk-Bentuk Indikator Pelecehan Seksual 1 Menggoda menarik Ada Tidak Keterangan Muncul atau Bersiul perhatian lawan jenis 2 Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang merasakannya sebagai merendahkan martabat 3 Mempertunjukan Kalender, gambar-gambar majalah, porno buku bergambar atau porno 4 Memberikan komentar tidak Pakaian, yang penampilan senonoh gaya seseorang kepada seseorang 112 5 Seseorang tidak yang Menyentuh, menyukai menyubit, perbuatan tersebut menepuk tanpa dikehendaki, mencium dan memeluk 6 Perbuatan senonoh tidak Memamerkan kepada tubuh telanjang orang yang terhina atau alat kelamin 113 VERBATIM SUBJEK I. Identitas Subjek Nama (Inisial) :K Tempat & tanggal lahir : Bekasi, 2 Januari 1991 Usia : 18 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMU Swasta Bekasi Status : Belum menikah Pekerjaan : - Alamat : Gabus (Bekasi Timur) II. Daftar Pertanyaan A. Latar Belakang Subjek Tanya : Selamat siang ? Jawab : Siang …. Tanya : Apa kabar ? Jawab : Baik… Tanya : Kedatangan saya hari ini, saya butuh bantuan dari K untuk pengambilan data tugas akhir saya. Kira-kira anda keberatan tidak kalau hari ini dan hari-hari lain anda saya minta untuk wawancara ? Jawab : Gue enggak keberatan, silahkan aja … Tanya : Kalau boleh saya tahu, usia K berapa ya sekarang ? Jawab : 18 tahun Tanya : Lahir dimana ? Jawab : Gue lahir di Bekasi 114 Tanya : Tinggal disini sudah lama ? Jawab : Ya…dari gue masih kecil, bisa dibilang masih orok (bayi) gue udah lama tinggal disini Tanya : K anak keberapa dari berapa bersaudara ? Jawab : Anak pertama dari dua bersaudara, gue punya ade perempuan umurnya beda dua tahun dari umur gue. Tanya : Status K dalam keluarga ? Jawab : Anak kandung Tanya : Kalau boleh saya tahu, apa latar belakang pendidikan K sekarang ? Jawab : Sekarang gue uda kelas 3 di SMU swasta Bekasi, ya bisa di bilang bentar lagi gue lulus. Tanya : Kalau di sekolah gimana, bagus ga nilai rapotnya ? Jawab : Biasa aja…bisa diblang kalau gue lulus syukur, enggak lulus juga enggak papa. Tanya : Maksudnya…? Jawab : Gue tu kan orangnya males banget ya… yang namanya disuruh belajar, tiap gue di suruh belajar sama orang tua gue bawaan gue selalu aja enggak mau, sampe-sampe orang tua gue marah besar ngeliat gue enggak mau belajar. Tanya : Orang tua K kerja dimana ? Jawab : Bokap gue kerja di BS, kalau nyokap gue enggak kerja. Nyokap gue cuma sebagai ibu rumah tangga, yang kerjanya cuma ngawasin anak- anak sama ngatur rumah doang. Tanya : Emmm…kalau boleh saya tahu, saat ini K tinggal dimana dan dengan siapa K tinggal ? Jawab : Gue tinggal di Bekasi dari gue masih orok (bayi). Sekarang gue tinggal sama orang tua dan adik gue yang perempuan. Tanya : Bagaimana hubungan K dengan ayah atau ibu anda ? 115 Jawab : Hubungan gue sama bokap nyokap gue kurang bagus, banyak aturannya. Tanya : Maksudnya orang tuanya banyak aturannya ? Jawab : Ya…mulai dari teman, hobi gue semua mereka enggak suka. Terus jam main gue sama teman-teman gue dibatasi sama orang tua gue. Yang dibilang temen-temen gue itu ga bener, kerjaanya cuma bikin malu orang tua. Pokoknya gue ga boleh banyak bergaul sama mereka. Tanya : Kalau hubungan K dengan saudara anda sendiri, misalnya adik atau orang lain sendiri gimana ? Jawab : Hubungan gue sama adik gue, sama aja kaya orang tua gue. Dia banyak omongnya, kecil-kecil banyak aturannya dan suka ngadu sama orang tua gue tentang perbuatan gue di luar sama teman-teman gue. Sebaliknya, kalau hubungan gue sama teman teman gue bisa dibilang menyenangkan. Karena teman-teman gue tu orangnya enggak suka banyak aturan, enak aja pokoknya. Tanya : Bisakah K menceritakan kehidupan di dalam rumah itu seperti apa ? Jawab : Bisa dibilang sepi kalau dirumah, setiap hari bokap gue kerja. Kalau habis pulang kerja biasanya bokap gue langsung tidur. Bokap gue kalau pulang kerja seringnya malam terus, maklum namanya juga pegawai swasta yang enggak tentu pulang kerjanya jam berapa. Sedangkan nyokap gue yang suka ngatur rumah dan ngurus anak-anaknya. Kadang nyokap gue sering keluar sama teman-temanya arisan, pengajian. Kalau ade gue, seminggu tiga kali suka ikut BIMBEL. Nah kalau kehidupan gue dirumah biasanya suka nonton film yang gue ambil dari kamar orangtua gue. Habis dari pada bengong enggak ada kerjaan 116 dirumah....mendingan gue nonton, kalau enggak main aja ma temen-temen gue di luar. Tanya : Biasanya film apa yang biasa K tonton, dan yang K lakukan sama teman-teman ? Jawab : Biasanya gue suka nonton film action, horror, kadang-kadang gue suka nonton film panas gitu, yang adegannya ada ciuman, buka-bukaan, sampe bobo bareng gitu hehehe. Kalau sama teman-teman gue, biasanya suka nongkrong ampe malam, sambil godain orang-orang yang lewat. Kaya godain cewecewe seksi tu...tu..cewe yang suka pakaian minim, yang keliatan bentuk tubuhnya gitu Tanya : Ada ga peristiwa yang menyenangkan yang pernah K alami ? Jawab : Enggak ada, biasa-biasa aja. Tanya : Kalau peristiwa yang tidak menyenangkan yang pernah K alami ? Jawab : Ada…gue sering dimarahin sama orang tua gue gara-gara gue males belajar n sering main terus. Gue juga pernah dilecehin sama orang lain, sampe gue trauma, dan gue juga pernah di hina sama orang lain gara-gara perilaku gue yang kurang baik aja dimata orang banyak. Tanya : Hal apa yang paling K sukai dari keluarga anda ? Jawab : Gue lebih seneng kalau kita sering ngumpul-ngumpul lagi kaya dulu… lebih enak aja, kan kita bisa ngobrol, curhat, bercanda sama orang tua dan ade gue. Tanya : Bentuk perhatian apa yang orang tua berikan kepada K ? Jawab : Apa ya… kalau orang tua gue sering ingetin gue harus selalu rajin belajar, dan jadi anak yang bener. Tanya : Siapa yang paling berperan mencukupi kebutuhan didalam keluarga? 117 Jawab : Bokap gue…enggak ada lagi selain dia Tanya : Apakah kebutuhan K selalu terpenuhi dan tercukupi ? Jawab : Selalu…apa yang gue minta dan ade gue minta selalu di penuhi Tanya : Prestasi apa saja yang pernah anda dapatkan di sekolah ? Jawab : Apa ya…enggak ada…gue termasuk anak yang biasa saja disekolah, gue bukan anak yang menonjol disekolah. Tanya : Dukungan apa yang orang tua berikan kepada K ? Jawab : Gue cuma disuruh rajin belajar, jangan banyak main…tu aja Tanya : Kegiatan apa yang biasa K lakukan sehari-hari diluar sekolah ? Jawab : Makan, tidur, nonton TV, main sama teman-teman, belajar…tu juga kalau gue mau belajar. Tanya : Hobi K sendiri apa ? Jawab : Banyak…yang barusan gue bilang tadi sama mba…. Tanya : Apa yang K rasakan ketika melakukan hobinya itu ? Jawab : Seneng aja, enggak ada beban… Tanya : Pernahkah K melakukan hobinya pada saat mengalami masalah ? Jawab : Pernah… Tanya : Apa yang K rasakan ? Jawab : Enggak enak aja…males aja kalau diceritain B. Pelecehan Seksual 1. Riwayat Pelaku Pelecehan Seksual Subjek Tanya : Bagaimana lingkungan tempat tinggal K sekarang ? Jawab : Bisa dibilang kacau…kurang bagus untuk pergaulan sehari-hari Tanya : Bisa K jelaskan seperti apa... Jawab : Pergaulannya terlalu bebas...uda gitu, di tempat gue kebanyakan anak-anaknya kurang dapat perhatian dari 118 orang tuanya Tanya : Apakah K pernah mengalami trauma pelecehan di dalam keluarga atau dilingkungan anda sendiri ? Jawab : Kalau didalam keluarga enggak pernah, tapi kalau diluar pernah Tanya : Dalam bentuk apa bisanya K diperlakukan sepert itu ? Jawab :Dulu waktu gue SMP kelas 1, pulang sekolah gue selalu dicegat sama preman-preman yang suka mabok-mabokan disitu. Gue kan kalau pulang sekolah suka lewat gang kecil, nah disitu gue mulai trauma mba. Gue pernah disuruh buka celana kalau setiap gue enggak ada duit buat dia palakin, tangan atau badan gue suka di sundut pake rokok. Mulai dari situ gue mulai trauma dan gue dendam sama mereka dan sama orang-orang yang ngeliat gue diperlakukan seperti itu tapi merekanya diem aja. Tanya : Orangtua tahu enggak kalau K pernah diperlakukan seperti itu di luar sana ? Jawab : Ga…Orangtua gue enggak tau … Tanya : Apa anda pernah melakukan pelecehan dengan saudara atau teman anda ? Jawab : Kalau sama ade gue ga pernah, tapi kalau sama teman pernah. Kalau sama ade gue cuma ngintipin dia lagi mandi atau lagi ganti baju gitu tanpa sepengetahuan ade gue. Tapi kalau sama teman gue…dia pernah dan sering banget gue gerepein (pegang-pegang). Habis bikin gue nafsu aja, dia pernah gue cium dia mulai dari bibir, leher, sampe ke bawah dadanya dia itu. Terus gue remes-remes aja tu gunung kembarnya, sampe bawah gue bikin dia sampe mendesah. Baru itu yang gue lakukan sama dia 119 Tanya : Bagaimana perasaan K setelah melakukan perbuatan tersebut terhadap orang lain ? Jawab : Seneng aja...tapi, kadang-kadang gue suka menyesal sendiri kenapa gue mau melakukan perbuatan itu sama orang lain. Tanya : Bagaimana reaksi orang-orang disekitar K, apakah mereka menerima anda dengan baik ? Jawab : Emmmm…tergantung orangnya ada yang mau nerima gue, tapi ada juga yang enggak mau nerima gue. Tanya : Apa K merasa nyaman tinggal dilingkungan anda sekarang ? Jawab : Jujur…enggak, dilingkungan tempat gue sekarang bisa dibilang uda rusak banget. Contohnya aja gue sekarang kan, bisa dibilang perilaku gue salah satu yang uda rusak. Tanya : Bagaimana sikap masyarakat sendiri setelah mengetahui K pernah melakukan perbuatan seperti itu ? Jawab : Biasa aja…paling kalau ada yang enggak suka mereka ngomongnya dibelakang gue, kalau enggak mereka ngadu ke orangtua gue kalau perbuatan anaknya tidak baik diluar. Tanya : Pernah enggak dipikiran K untuk memperbaiki perilakunya sekarang ? Jawab : Pernah…tapi enggak tau kapan. Sekarang pikiran gue masih kacau, soalnya gue masih dendam dan trauma sama orang-orang yang memperlakukan gue tidak baik disini. Tanya : Emmm…kalau boleh saya tahu…selama proses untuk tidak melakukan perbuatan itu, apakah K diberi kesempatan untuk tidak melakukan perbuatan tersebut..? Jawab : Ya…waktu itu gue berjanji pada diri gue sendiri untuk tidak 120 melakukan perbuatan itu lagi, asalkan dari pihak keluarga dan orang-orang yang bener-bener sayang sama gue mau ngebantu gue untuk berubah. Tanya : Waktu itu, pernah enggak dipikiran K untuk mencoba mengatakan perasaannya kepada orangtua untuk melakukan perbuatan tersebut terhadap orang lain ? Jawab : Ya…gue pernah ngomong sama nyokap gue, kalau gue mau melakukan perbuatan seperti itu. Waktu itu, gue ngomong sama nyokap gue, kalau gue masih trauma sama orangorang yang melakukan perbuatan itu sama gue. Kalau gue boleh juur, nyokap gue enggak setuju. Nyokap bilang sama gue kalau itu perbuatan yang enggak baik. Cuma ya itu… apa yang gue ungkapkan ke nyokap gue, dan apa yang nyokap gue katakan, gue anggap angin lalu dan gue juga enggak mau ngikutin apa yang nyokap gue bilang sama gue. Tanya : Bagaimana perasaan dan reaksi orangtua setelah mengetahui bahwa anda pernah melakukan perbuatan seperti itu ? Jawab : Pastinya sakit dan kecewa lah mba…mereka juga kaget dan marah sama atas perbuatan yang gue lakukan terhadap orang lain. Orangtua gue juga ngancem gue, kalau gue masih belum merubah perilaku gue, mereka akan lapor polisi. Karena menurut orangtua gue itu sudah termasuk perbuatan yang melanggar norma hukum, dan agama. Tanya : Harapan dari orangtua kepada K sendiri apa ? Jawab : Harapannya…orangtua pengen gue segera berubah dan bertobat atas apa yang telah gue lakukan. Walaupun itu susah bagi gue, tapi gue akan berusaha untuk memperbaiki 121 perilaku gue terhadap orang lain yang telah gue lakukan. 2. Bentuk-bentuk Pelecehan Seksual a. Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan. Tanya : Apakah K sering melakukan siulan kepada orang lain ? Jawab : Ya…bukan sering lagi, tiap hari malah…. Tanya : Kenapa K melakukan perbuatan seperti itu ? Jawab : Pengen aja…lagian juga cuma siulan doang, enggak apa-apa kan Tanya : Seberapa sering K pernah melakukan perbuatan itu ? Jawab : Emmmmmm….hampir setiap hari, pokoknya sering dech… Tanya : Apa reaksi orang-orang disekeliling K setelah mengetahui perbuatan yang K lakukan ? Jawab : Ada yang suka…ada yang enggak suka gitu… Tanya : Yang suka dan yang enggak sukanya itu seperti apa…? Jawab : Ya sukanya paling cuma senyum, tapi kalau yang enggak sukanya…cuma marah, atau enggak menghina gue gitu ha..ha..ha b. Menceritakan leleucon jorok atau kotor kepada seseorang yang merasakannya sebagai merendahkan martabat. Tanya : Pernah enggak K suka menceritakan lelucon jorok atau kotor terhadap orang lain ? Jawab : Pernah… Tanya : Alasannya kenapa ? Jawab : Pengen aja…yaa..menurut gue itu wajar, cuma cerita doang kan. Tanya : Perasaan K gimana setelah menceritakan lelucon jorok 122 kepada orang lain ? Jawab : Biasa aja….kaya enggak ada beban gitu, terserah mereka yang dengerin suka apa enggak. c. Mempertunjukan gambar-gambar porno berupa kalender, majalah, atau buku bergambar porno kepada orang yang tidak menyukainya. Tanya : K suka hal-hal yang berbau pornografi engga, misalnya seperti film bokep gitu ? Jawab : Ya…bukan suka lagi, gue malah punya banyak koleksi majalah, kalender, dan film yang berbau ornografi he..he..he… Tanya : Sudah berapa banyak koleksi gambar-gambar porno atau film bokep yang K dapat ? Jawab : Berapa ya…. Pokoknya banyak dech, gue enggak pernah ngitungin ada berapa banyak koleksi-koleksi yang gue dapat. Tanya : Biasannya K mendapatkan barang tersebut dari sapa ? Jawab : Dari teman, kalau enggak gue beli sendiri di pedagang kaki lima yang ada di emperan jalan. Kadang-kadang barang yang gue dapat kaya film porno itu gue ambil dari kamar orang tua gue. Tanya : Kepada siapa biasannya anda mempertunjukan gambargambar porno tersebut ? Jawab : Sapa ya…paling sama temen-temen gue, kalau enggak ya cuma gue doang yang tau. Tanya : Orang tua tahu enggak kalau K suka mengkoleksi majalah, kalender atau film-film porno ? Jawab : Tau mba… 123 Tanya : Apa reaksi orang tua setelah mengetahui kalau K suka mengkoleksi majalah, kalender, dan film porno ? Jawab : Awal mulanya mereka marah sama gue, tapi lama kelamaan biasa aja. Mungkin mereka uda bosen dan cape mba kebanyakan ngomong dan kasih tau sama gue. Jadi ya...sekarang dibiarin gitu aja sama orang tua gue. d. Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan, pakaian, atau gaya seseorang. Tanya : Apa K pernah memberikan komentar kepada orang lain tentang masalah pakaian, atau penampilan terhadap orang lain ? Jawab : Ya…pernah mba… Tanya : Seperti apa misalnya dan kepada siapa ? Jawab : Emmm…apa ya…paling masalah pakaian yang dipake cewe-cewe sekarang, mba pasti tau lah kalau model baju cewe-cewe sekarang kaya gimana. Waktu itu gue pernah komentar sama salah satu cewe yang ada di angkot dan di jalan, gue liat cara pakaian tu cewe terlalu ketat. Waktu itu gue ngomong sama cewe itu ”Hai cewe seksi banget dech kalau enggak pake baju, boleh dong gue pegang dikit body lu yang aduhay” Tanya : Terus komentar dan reaksi dari cewe itu apa setelah K ngomong sepert itu ? Jawab : Marah…gue pernah ditampar gara-gara gue ngomong kaya gitu sama dia ha..ha..ha 124 e. menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, dan mencium atau memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut. Tanya : Apa K pernah melakukan perbuatan seperti menyentuh, menyubit, dan mencium atau memeluk orang lain ? Jawab : Ya…gue pernah melakukan perbuatan itu… Tanya : Mengapa K melakukan perbuatan tersebut ? Jawab : Iseng aja… Tanya : Sudah berapa kali K pernah melakukan perbuatan tersebut dan kepada siapa biasanya K melakukan perbuatan seperti itu? Jawab : Berapa kali ya mba…sering banget dech pokoknya… sama orang lain, khususnya sama cewe-cewe yang masih gadis he..he..he.. Tanya : Bagaimana reaksi dan komentar dari orang-orang di sekeliling K setelah mengetahui perbuatan tersebut ? Jawab : Ya seperti biasa…. ada yang suka, tapi ada yang enggak suka Tanya : Apa yang K rasakan atau yang K pikirkan setelah melakukan perbuatan tersebut terhadap orang lain ? Jawab : Apa ya mba…bingung aja ngejawabnya. Kalau yang gue pikirin sekarang sich aneh aja, kok bisa ya gue setega itu sama orang lain (khususnya sama perempuan). Tanya : Pernah enggak K berusaha untuk merubah perilaku yang udah K lakukan selama ini terhadap orang lain ? Jawab : Pernah…gue pernah berusaha untuk tidak menyentuh, menyubit, atau memeluk orang lain lagi. Tanya : Alasannya …? 125 Jawab : Alasannya yaa itu mba, gue pengen beusaha berubah untuk enggak nyakitin orang lain lagi. f. Perbuatan memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang yang terhina karenanya. Tanya : Bagaimana pergaulan K sehari-harinya dirumah maupun di luar rumah ? Jawab : Biasa aja…asyik-asyik aja, temen gue orangnya enggak suka banyak aturan. Tanya : Dengan siapa aja biasanya K bergaul ? Jawab : Gue biasanya bergaul sama teman, sama siapa aja yang menurut gue enak diajak berteman Tanya : Perilaku yang seperti apa yang biasanya K dan teman lakukan terhadap orang lain ? Jawab : Apa ya mba…biasanya perilaku yang gue lakuin ke orang lain itu perilaku yang bikin orang kesel, yang kalau diliat enggak enak aja kalau orang liat. Tanya : Misalnya seperti apa tu ...? Jawab : Misalnya seperti bersiul, menyentuh tubuh orang lain, pokoknya perilaku yang bikin orang lain jijik aja ngeliatnya Tanya : Apakah K sering dan pernah melakukan perbuatan tersebut terhadap orang lain, misalnya memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang lain ? Jawab: Ya pernah..sering sich, cuma lagi pengen aja kalau mau berbuat kaya gitu. Tanya : Kamu sendiri senang enggak melakukan pebuatan seperti itu ? Jawab : Tadinya enggak seneng...cuma karena sekarang uda 126 keterusan ya biasa-biasa aja sekarang. Tanya : Reaksi dan pandangan orang-orang disekeliling K gimana setelah mengetahui kalau K pernah melakukan perbuatan seperti itu ? Jawab: Seperti biasa…ada yang marah, kesel dan benci sama gue. Kadang-kadang gue juga pernah dilempar sepatu atau enggak di tonjok sama orang lain di luar. 3. Penyebab Pelecehan Seksual a. Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik Tanya : Apa yang K lakukan untuk memenuhi kebutuhannya dalam menyalurkan dorongan-dorongan seksualnya ? Jawab : Banyak...apa ya...paling nonton yang bokep-bokep, kalau enggak ya main sama teman-teman sambil godain cewe-cewe di jalan. Tanya : Dalam bentuk apa biasanya kamu melakukan perbuatan sepeti itu ? Jawab : Apa ya…bersiul, nyentuh tubuh dia, kadang suka ngomong jorok sama orang lain. Tanya : Apa yang K rasakan setelah melakukan perbuatan seperti itu ? Jawab : Campur aduk…ada rasa senang, tapi ada rasa menyesal juga kenapa gue melakukan seperti itu. Tanya : Dorongan-dorongan yang seperti apakah yang K ingin sampaikan kepada orang lain tentang perbuatanya tersebut ? Jawab : Mungkin rasa penyesalan atas perbuatan yang gue lakukan sama orang lain. 127 b. Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya Tanya : Apakah perbuatan yang K lakukan seperti pelecehan seksual sangat berpengaruh terhadap kehidupan di dalam masyarakat ? Jawab : Ya…pengaruh banget Tanya : Tanggapan masyarakat sendiri terhadap perbuatan yang K lakukan seperti pelecehan seksual itu sendiri apa ? Jawab : Ya...mereka bilang itu perbuatan yang merusak moral, bisa dibilang perbuatan bejat yang harus dirubah dan enggak patut di contoh oleh orang lain. c. Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual Tanya : Di sekolah K pernah enggak diajarkan pendidikan yang berhubungan tentang pelecehan seksual ? Jawab : Pernah… Tanya : Seperti apa, bisa berikan contohnya ? Jawab : Kaya pelajaran tentang moral, pelajaran yang menyangkut tentang buruknya asusila kita kepada orang lain. Tanya : Kalau orangtua K sendiri pernah enggak mengajarkan tentang pelecehan seksual ? Jawab : Enggak pernah...orangtua gue paling cuma ngasih tahu gue suruh jadi anak bener…itu aja… Tanya : Menurut K sendiri, ada enggak pengaruh positif atau negatif dari pendidikan yang berpengaruh terhadap pelecehan seksual Jawab : Emmmmm....mungkin ada mba... Tanya : Bisa berikan contohnya ? Jawab : Apa ya...kalau positifnya, mungkin buat proses belajar 128 aja...kaya gini lho pelecehan seksual itu. Tapi kalau dari segi negatifnya, mungkin kebanyakan orang jadi enggak bener. Gitu kali ya mba, susah amat pertanyaanya ha..ha..ha d. Keluarga dilihat dari faktor sosial ekonomi Tanya : K sendiri pernah enggak mengalami adanya kekerasan dalam keluarga yang berkaitan dengan perekonomian keluarga ? Jawab : Sampai sekarang belum pernah…apa yang diberikan sama orangtua gue uda lebih dari cukup buat gue e. Timbulnya pelecehan seksual yang diambil dari faktor pembelajaran sosial dan motivasi Tanya : Menurut K perilaku yang seperti apa yang dianggap sebagai pelecehan seksual ? Jawab : Emmmm…menurut gue, perilaku yang dianggap sebagai pelecehan seksual itu, perilaku yang menyenangkan tapi bisa merugikan orang lain. Contohnya kalau yang menyenangkan kaya nonton film porno, ngasih tau poster atau majalah porno ke orang lain. Kalau yang merugikan...yaaa, mba tau sendiri lah... Tanya : Apa yang K lakukan dalam mengatasi perasaan yang berkaitan dengan pelecehan seksual di lingkungan sekitarnya ? Jawab : Biasa aja...enggak ada masalah Tanya : Terima kasih ya atas waktunya, maaf sudah menganggu waktu K..nanti kalau saya masih butuh informasi lagi 129 saya datang kesini lagi Jawab : Oh..sama-sama..nanti kalau memang masih butuh informasi datang lagi aja kesini, gue nggak keberatan kok.. C. Pelaksanaan Wawancara Hari / Tanggal : Minggu, 26 Oktober 2008 Waktu : 10.30 s/d selesai Tempat : Dirumah Subjek Observer : Peneliti 130 VERBATIM SIGNIFICANT OTHERS (SO) I. Identitas Subjek Nama (Inisial) :H Tempat & tanggal lahir : Bekasi, 12 Maret 1992 Usia : 17 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMU Swasta Bekasi Status : Belum menikah Pekerjaan : Pelajar SMU Alamat : Gabus (Bekasi Timur) Hubungan dengan Subjek : Teman II. Daftar Pertanyaan A. Latar Belakang Tanya : Berapa usia Anda saat ini ? Jawab : 17 tahun Tanya : Anda sekolah dimana ? Jawab : Gue sekolah di SMU swasta Bekasi Tanya : Apa hubungan Anda dengan K ? Jawab : Gue temannya dia.. Tanya : Anda kenal K dimana ? Jawab : Gue kenal sama K dari gue dan K sama-sama masih SMU kelas I, kebetulan juga rumah gue sama K enggak jauh. Tanya : Apa yang kamu ketahui tentang K ? Jawab : K anak yang polos, periang, suka bercanda dan enak 131 kalau di ajak bergaul. Gue juga pernah kerumahnya, K punya ade perempuan cantik yang baru masuk SMUN 4 Bekasi. Tanya : Bagaimana hubungan K dengan Anda ? Jawab : Hubungan gue sama K baik Tanya : Apakah tempat tinggal Anda dekat dengan K ? Jawab : Yaa...deketlah, orang cuma 2 RT dan beda jalan aja Tanya : Seberapa dekat hubungan K dengan Anda ? Jawab : Di bilang deket ya deket, kaya pinang di belah dua aja gitu. Pokoknya enggak jauh lah, dimana ada gue ya pasti ada temen gue juga. Tanya : Bisa kamu ceritakan bagaimana lingkungan tempat tinggal K sekarang ? Jawab : Bisa...tempat tinggal di daerah K uda rusak mba orangorangnya, kebanyakan orang-orang disitu kaya preman, orang yang suka mabok-mabokan. Ya gitu, daerah gabus bisa dibilang uda yang paling parah dan rusak pergaulannya. Tanya : Apa yang kamu ketahui tentang perbuatan K terhadap orang lain, misalnya seperti perbuatan pelecehan seksual ? Jawab : Yaaa...yang gue tahu, dia pernah melakukan pelecehan sama orang. Masalahnya dulu dia pernah dilecehkan sama orang lain, sampe-sampe dia mau bales perbuatan yang dia alami dulu buat orang lain. Bisa dibilang dendam atau mungkin juga uda jadi hobby sekarang. Tanya : Dalam bentuk apa perilaku yang dilakukan oleh K itu sama orang lain ? Jawab : Yaa itu...suka siul sambil ngomong jorok di angkot, 132 ngeliatin cewe- cewe yang suka pake rok mini kalau lagi duduk diangkot atau di halte bus. Tanya : Anda pernah liat sendiri enggak kalau K pernah melakukan perbuatan pelecehan seksual ditempat umum ? Jawab : Bukan pernah lagi, tapi sering... Tanya : Seperti apa contohnya, bisa dijelasin enggak ? Jawab : Pernah pas lagi di angkot ada cewe pake celana pendek banget, terus uda gitu pake bajunya..wow..seksi banget, keliatan belahannya gitu. Terus enggak lama K pindah duduk disebelah tu cewe. Pertama-tama sih cuma nanya-nanya yang ringan, lama kelamaan K itu mulai pegang-pegang paha tu cewe. Tapi tu cewe diem aja, kaya orang di hipnotis gitu sama dia. Terus langsung dicium sama di raba-raba tu gunung kembar, tapi yang gue heranin tu cewe kan baru kenal. Kok mau ya dipegang-pegang enggak gitu, gue tau lagi dah...pokoknya tu cewe diem aja di sentuh-sentuh gitu ma dia. Tanya : Pada waktu K menyentuh, meraba, dan mencium si korban, ada orang lain enggak di angkot itu selain kamu sama sopir angkot ? Jawab : Ada mba...lumayan agak penuh tu angkotnya. Tanya : Reaksi orang-orang yang ada di angkot gitu gimana ? Jawab : Kalau supir angkotnya mah diem aja, enggak tahu dia liat apa enggak. Tapi kalau penumpangnya ada yang turun, ada yang diem aja diangkot, ada juga yang ngomong kasar gitu sama K Tanya : Orangtua K tahu enggak perbuatan anaknya di luar 133 seperti itu ? Jawab : Kayanya tau deh...masalahnya di tempat tinggalnya sendiri aja hampir semua tetangga uda pada tau perbuatan dan perilakunya dia kaya apa. Tanya : Reaksi orangtua dan orang-orang dilingkunganya sendiri setelah mengetahui kalo K pernah berbuat seperti itu apa ? Jawab : Kalau orangtuanya pasti kaget dan marah anaknya kaya gitu, sama orang-orang yang ada disekeliling K juga gitu sama kaya orangtuanya..marah juga. Tanya : K pernah mencoba untuk memperbaiki perilakunya itu enggak ? Jawab : Kalau dari mulut K bilang pengen berubah, tapi kalau diliat dari perilaku dan perbuatannya itu yaaa..belum ada tanda-tanda mau berubah perilaku sama sekali. Tanya : Harapan H sendiri buat K ke depannya apa ? Jawab : Harapan gue ya itu, cuma satu.Gue pengen dia berubah, jangan begitu lagi. Kita mah boleh aja bandel, tapi jangan kaya gitu. Jujur ya mba...gue tu termasuk orang yang bandel dan kurang ajar juga sama orang. Tapi perilaku gue kagak kaya gitu. Gue cuma kasian doang ngeliat dia digituin terus sama orang banyak cuma gara-gara perilakunya itu. B. Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual 1. Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan Tanya : Apakah Anda pernah melihat K melakukan siulan dengan orang lain untuk menarik perhatiannya ? Jawab : Ya..gue pernah liat K melakukan siulan untuk menarik 134 perhatian dari orang lain. Tanya : Kenapa K melakukan perbuatan seperti itu ? Jawab : K bilang sama gue cuma iseng aja Tanya : Sudah berapa kali K melakukan siulan terhadap orang lain ? Jawab : Berapa kali ya...sering baget...bisa dibilang hampir tiap hari Tanya : Bagaimana reaksi dari orang-orang yang ada disekeliling anda pada saat K melakukan perbuatan tersebut ? Jawab : Biasa aja..kalau yang suka paling senyum, tapi kalau enggak ada yang suka ya marah-marah 2. Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang merasakannya sebagai merendahkan martabat Tanya : K pernah menceritakan lelucon jorok atau kotor terhadap orang lain ? Jawab : Pernah..sering banget Tanya : Alasannya...? Jawab : K bilang sama gue...pengen aja, dari pada enggak ada kerjaan 3. Mempertunjukan gambar-bambar porno berupa kalender, majalah, atau bergambar porno kepada orang yang tidak menyukainya Tanya : K suka hal-hal yang berbau pornografi enggak, misalnya seperti nonton film porno ? Jawab : Di bilang suka..ya suka..mungkin bisa di bilang sekarang uda jadi hobby Tanya : Sudah berapa banyak koleksi film-film atau gambar 135 porno yang didapat oleh K ? Jawab : Banyak banget...gue enggak tahu ada berapa, cuma K aja yang tahu Tanya : Biasanya K mendapatkan barang tersebut dari siapa ? Jawab : Setahu gue ya..dia dapat beberapa koleksi tersebut ya beli sendiri di pedang kaki lima, selebihnya ya gue enggak tahu Tanya : Kepada siapa biasanya K mempertunjukan barangbarang porno tersebut ? Jawab : Biasanya... yang gue tahu ya sama teman-teman K doang 4. Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan, pakaian, atau gaya seseorang Tanya : K pernah memberikan komentar kepada orang lain tentang masalah pakaian, atau penampilan seseorang ? Jawab : Pernah...hampir tiap hari dia komentar kaya gitu.. Tanya : Kepada siapa biasanya K memberikan komentar seperti itu ? Jawab : Sama keluarga, teman dan orang lain..lebih sering sich sama perempuan yang suka pakaian seksi gitu Tanya : Apa reaksi orang-orang disekeliling K setelah mendengar komentar tersebut ? Jawab : Ada yang marah..K juga pernah dihina, ditampar, atau di lempar sepatu gitu sama orang lain 5. Menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, dan mencium, memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut Tanya : Subjek pernah melakukan perbuatan yang tidak disukai 136 oleh orang lain seperti menyentuh, menyubit, menepuk bagian tubuh orang lain ang tidak disukai, dan mencium atau memeluk lain ? Jawab : Pernah..bisa dibilang hampir tiap hati K kaya gitu Tanya : Mengapa K melakukan perbuatan seperti itu ? Jawab : Katanya sich..hobby Tanya : Kepada siapa biasanya K melakukan perbuatan seperti itu ? Jawab : Siapa aja..yang dia mau dah pokoknya Tanya : Bagaimana reaksi dan komentar orang-orang yang ada disekeliling K ? Jawab : Ada yang marah, benci..seperti biasa, ada yang nampar dan nonjok K gitu 6. Perbuatan memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang yang terhina karenanya Tanya : Bagaimana pergaulan K sehari-hari ? Jawab : Pergaulan K bisa dibilang bebas..itu menurut gue lho ya. Masalahnya K itu termasuk orang yang susah dibilangin sama siapa aja. Tanya : Dengan siapa biasanya subjek bergaul ? Jawab : Sama gue dan juga teman-teman K yang lainnya Tanya : Apakah K pernah melakukan perbuatan yang tidak senonoh terhadap orang lain, misalnya seperti memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang lain ? Jawab : Bukan pernah lagi, bisa dibilang sering lah K kaya gitu Tanya : Bagaimana reaksi dan pandangan orang disekeliling K pada saat melakukan perbuatan seperti itu ? 137 Jawab : Apa ya...paling mereka menganggap itu perbuatan yang enggak patut di contoh aja.. C. Penyebab Pelecehan Seksual 1. Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik Tanya : Dorongan-dorongan seksual yang seperti apakah yang K ingin sampaikan kepada orang lain ? Jawab : Apa ya..paling kaya nyentuh, meluk dan nyium gitu sama orang lain 2. Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya Tanya : Apakah pelecehan seksual yang dilakukan K sangat berpengaruh terhadap kehidupan didalam masyarakat ? Jawab : Ya..pengaruh banget Tanya : Tanggapan masyarakat sendiri terhadap pelecehan seksual yang dilakukan oleh K apa ? Jawab : Ya itu yang tadi gue bilang, itu perbuatan yang enggak baik untuk di contoh 3. Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual Tanya : Apakah disekolah anda pernah diajarkan pendidikan yang berhubungan dengan pelecehan seksual ? Jawab : Pernah...pelajaran moral dan agama 4. Keluarga dilihat dari faktor sosial ekomoni Tanya : Apakah K pernah mengalami kekerasan dalam keluarga yang berkaitan dengan perekonomian keluarga ? Jawab : Setahu gue enggk pernah...K termasuk keluarga yang berkecukupan, buktinya apa yang K minta sama orang tuanya pasti dituruti 138 5. Timbulnya pelecehan seksual yang diambil dari faktor pembelajaran sosial dan motivasi Tanya : Menurut anda bagaimana perilaku-perilaku yang dianggap sebagai pelecehan seksual itu ? Jawab : Menurut gue..perbuatan pelecehan seksual itu perbuatan yang dapat merugikan orang lain dan juga dirinya sendiri Tanya : Apa yang anda lakukan dalam mengatasi perasaan yang berkaitan dengan pelecehan seksual seksual di lingkungan sekitar anda ? Jawab : Apa ya..mungkin harus punya pikiran yang positif aja kali ya..habis kalau enggak positif bisa gawat dan ngerusak orang lain terus. III. Pelaksanaan Wawancara Significant Other (SO) Hari / Tanggal : Minggu, 02 November 2008 Waktu : 08.00 - 12.00 WIB Tempat : Dirumah Subjek Observer : Peneliti 139 140 CODING WAWANCARA SUBJEK Waktu wawancara : Minggu, 26 Oktober 2008 Tempat wawancara : Dirumah subjek Baris 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Hasil Wawancara T : Selamat siang ? J :Siang T : Kedatangan saya hari ini, saya minta bantuan dari K untuk pengambilan data tugas akhir saya. Kira-kira Anda keberatan tidak kalau hari ini dan hari-hari lain Anda saya minta untuk wawancarai ? J : Gue ga keberatan, silahkan saja …ga ada masalah T : Kalau boleh saya tahu, usia K sekarang ? J : 18 tahun T : Lahir dimana ? J : Gue lahir di Bekasi T : Tinggal disini sudah lama ? J : Ya…dari gue masih kecil,bisa dibilang masih orok (bayi) gue udah lama tinggal disini. T : K anak keberapa dari berapa bersaudara ? J : Anak pertama dari dua bersaudara…gue punya ade perempuan, umurnya beda dua tahun dari umur gue. T : Status K dalam keluarga ? J : Anak kandung T : Kalau boleh saya tahu, apa latar belakang pendidikan K sekarang ? J : Sekarang gue uda kelas tiga di SMU PATRIOT Bekasi ya bisa dibilang bentar lagi gue lulus Tema Basa basi Basa basi Usia : 18 tahun Lahir : bekasi Tinggal disini : masih kecil, orok (bayi) disini. Anak keberapa : Anak pertama dari dua bersaudara. Status : anak kandung Pendidikan : kelas tiga di SMU Swasta 141 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 T : Kalau disekolah gimana, bagus ga nilai raportnya J : Biasa aja…bisa dibilang kalau gue lulus syukur, enggak lulus juga enggak papa. T : Maksudnya…? J : Gue tu kan orangnya males banget ya yang namanya disuruh belajar sama orangtua gue…bawaan gue selalu aja ga mau, sampe-sampe orangtua gue marah besar ngeliat ga.mau belajar T : Orangtua K kerja dimana ? J : Bokap gue kerja di BS, kalau nyokap gue ga kerja. Nyokap gue cuma sebagai ibu rumah tangga, yang kerjanya cuma ngawasin anak-anak sama ngatur rumah. T : Emmm…kalau boleh saya tahu, saat ini K tinggal dimana dan dengan siapa ? J : Gue tinggal di Bekasi dari gue masih orok (bayi). Sekarang gue sama orangtua dan adik gue yang perempuan. T : Bagaimana hubungan K dengan ayah atau ibu Anda ? J : Hubungan gue sama bokap nyokap gue kurang bagus, banyak aturan. T : Maksudnya orangtuanya banyak aturannya ? J : Ya…mulai dari teman, hobi gue mereka ga suka. Terus jam main gue sama teman-teman gue dibatasin sama orangtua gue. Yang dibilang temen-temen gue itu ga bener, kerjaanya cuma bikin malu orangtua. Pokoknya gue ga boleh banyak bergaul sama mereka. T : Kalau hubungan K dengan saudara sendiri, misalnya adik atau orang lain sendiri gimana ? J : Hubungan gue sama adik gue, sama aja kaya orangtua gue. Dia banyak omongnya, kecil-kecil banyak aturannya dan suka ngadu sama orangtua gue tentang perbuatan gue diluar sama teman-teman gue. Sebaliknya kalau hubungan gue sama teman-teman gue bisa dibilang menyenangkan. Karena teman-teman gue tu orangnya enggak suka banyak aturan, enak aja pokoknya T : Bisakah K menceritakan kehidupan di dalam rumah itu seperti apa ? J :Yaaa, bisa dibilang sepi kalau dirumah. Setiap hari bokap gue kerja, kalau habis pulang kerja biasanya bokap gue langsung tidur. Bokap gue kalau pulang kerja nya sering malam terus, maklumlah namanya juga pegawai swasta yang ga Nilai sekolah : biasa aja Alasannya : males disuruh belajar Orangtua kerja : Bokap di BS, nyokap kerja ibu rumah tangga. Tinggal : di Bekasi, sama orangtua dan adik perempuan Hubungan orangtua : kurang bagus, banyak aturan Alasan orangtua : tementemen gue itu ga bener, kerjaanya cuma bikin malu orangtua Hubungan adik dan temannya : suka ngadu tentang perbuatan gue diluar, teman-teman menyenangkan Kehidupan rumah : bokap gue kerja, pulang kerja langsung tidur. Nyokap ngatur rumah dan ngurus 142 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 tentu pulang kerjanya jam berapa. Sedangkan nyokap gue yang suka ngatur rumah dan ngurus anak-anaknya. Kadang-kadang nyokap gue sering keluar sama teman-temanya arisan, pengajian. Kalau ade gue, seminggu tiga kali suka ikut bimbel. Nah kalau yang gue ambil dari kamar orangtua gue, habis daripada gue bengong ga ada kerjaan dirumah… mendingan gue nonton, kalau ga main aja ma teman-teman gue diluar. T : Biasanya film apa yang K tonton, dan yang K lakukan sama teman-teman ? J : Biasanya gue suka nonton film action, horror, kadang gue suka nonton film panas gitu yang adegannya ada, ciuman buka-bukaan, sampe bobo bareng gitu hehehe. Kalau sama teman-teman gue, biasanya suka nongkrong ampe malam, sambil godain orang-orang yang lewat. Kaya godain cewe-cewe seksi, tu..tu…cewe yang suka pakaian minim, yang kelihatan bentuk tubuhnya gitu 66 67 68 69 70 71 72 T : Ada enggak peristiwa yang menyenangkan yang pernah K alami ? J : Ga ada, biasa-biasa aja. T : Kalau peristiwa yang tidak menyenangkan yang pernah K alami ? J : Ada…gue sering dimarahin sama orangtua gue gara-gara gue malas belajar dan sering main terus, gue juga pernah dilecehkan sama orang lain sampe gue trauma, dan gue juga pernah dihina sama orang lain gara-gara perilaku gue yang kurang baik di mata orang lain. 73 74 75 76 77 78 79 80 T : Hal apa yang paling K sukai dari keluarga ? J : Gue lebih seneng kalau kita sering ngumpul-ngumpul lagi kaya dulu…lebih enak aja bisa ngobrol, curhat, bercanda sama orangtua dan ade gue. T : Bentuk perhatian apa yang orangtua berikan kepada K ? J : Apa ya…kalau orangtua gue sering ingetin gue harus selalu rajin belajar, dan jadi anak yang bener. T : Siapa yang paling berperan mencukupi kebutuhan didalam keluarga ? J : Bokap gue…ga ada lagi selain dia anak-anaknya, Ade seminggu tiga kali suka ikut les bimbel. Gue main ma temen-temen Jenis film dan sama temanteman : action, horror, film panas yang adegannya ada ciuman, buka-bukaan sampe bobo bareng. Teman suka nongkrong ampe malam sambil godain cewe yang suka pakaian minim Peristiwa menyenangkan : Ga ada Peristiwa tidak menyenangkan : dimarahin gara-gara malas belajar dan main terus, dilecehkan sama orang lain sampe trauma, dihina orang lain gara-gara perilaku yang kurang baik dimata orang lain. Disukai : ngobrol, curhat, bercanda sama orangtua dan ade Perhatian orang tua : rajin belajar, dan jadi anak yang bener. Mencari nafkah : bapak 143 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 T : Apakah kebutuhan K selalu terpenuhi dan tercukupi ? J : Selalu…apa yang gue minta dan ade gue minta selalu dipenuhi. T : Prestasi apa saja yang pernah anda dapatkan disekolah ? J : Apa ya…ga ada..gue termasuk anak yang biasa saja disekolah, gue bukan anak yang menonjol disekolah. T : Dukungan apa yang orangtua berikan kepada K ? J : Gue cuma disuruh rajin belajar, jangan banyak main…tu aja T : Kegiatan apa yang biasa K lakukan sehari-hari diluar sekolah ? J : Makan, tidur, nonton TV, main sama teman-teman, belajar...tu juga kalau gue mau belajar. T : Hobi K sendiri apa ? J : Banyak…yang barusan gue bilangin sama mba… T : Apa yang K rasakan ketika melakukan hobinya itu ? J : Seneng aja…enggak ada beban T : Pernahkah K melakukan hobinya pada saat mengalami masalah ? J : Pernah… T : Apa yang K rasakan ? J : Enggak enak aja, males aja kalau di ceritain… T : Bagaimana lingkungan tempat tinggal K sekarang J : Bisa dibilang kacau, kurang bagus untuk pergaulan sehari-hari. 101 102 103 T : Bisa K jelaskan seperti apa…. J : Pergaulannya terlalu bebas, uda gitu, ditempat gue kebanyakan anakanaknya kurang dapat perhatian dari orangtuanya. 104 105 106 107 108 109 110 T : Apakah K pernah mengalami trauma pelecehan didalam keluarga atau dilingkungan Anda sendiri ? J : Kalau didalam keluarga engga pernah, tapi kalau diluar pernah T : Dalam bentuk apa biasanya K diperlakukan seperti itu ? J : Dulu waktu gue SMP kelas 1, pulang sekolah gue selalu dicegat sama preman-preman yang suka mabok-mabokan disitu. Gue kan kalau pulang sekolah suka lewat gang kecil, nah disitu gue mulai trauma. Gue pernah disuruh, Kebutuhan subjek : selalu dipenuhi Prestasi disekolah : Biasa aja Dukungan orangtua : rajin belajar, jangan banyak main Kegiatan sehari-hari : Makan, tidur, nonton TV, main sama teman-teman Hobi : Banyak Perasaanya : Seneng aja Mengalami masalah : Pernah Dirasakan : Enggak enak, males kalau di ceritain Lingkungan : kacau, kurang bagus untuk pergaulan sehari-hari. Alasannya : pergaulanya terlalu bebas, anak-anaknya kurang dapat perhatian dari orang tuanya Trauma pelecehan : keluarga engga pernah, tapi diluar pernah Bentuk trauma : disuruh buka celana setiap enggak ada duit buat dia palakin, tangan atau badan suka 144 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 buka celana kalau setiap gue enggak ada duit buat dia palakin, tangan atau badan gue suka disundut pake rokok. Mulai dari situ gue trauma dan gue dendam sama mereka dan sama orang-orang yang ngeliat gue diperlakukan seperti itu tapi merekanya diem aja. T : Orangtua tahu enggak kalau K pernah diperlakukan seperti itu di luar ? J : Enggak…orangtua gue engga tahu… T : Apa Anda pernah melakukan pelecehan dengan saudara atau teman anda sendiri ? J : Kalau sama ade gue enggak pernah, tapi kalau sama teman gue pernah. Kalau sama ade gue, paling gue cuma ngintipin dia lagi mandi atau lagi ganti baju gitu tanpa sepengetahuan ade gue. Tapi kalau sama teman gue, dia pernah dan sering banget gue gerepein (pegang-pegang). Habis bikin gue nafsu aja, dia pernah gue cium mulai dari bibir, leher, sampe kebawah dada dia gitu. Terus gue remes-remes aja tu gunung kembarnya sampe bawah, gue bikin dia sampe mendesah. Baru itu yang gue lakukan sama dia… T : Bagaimana perasaan K setelah melakukan perbuatan tersebut terhadap oranglain ? J : Seneng aja…tapi kadang-kadang gue suka menyesal sendiri kenapa gue melakukan perbuatan itu sama orang lain. T : Bagaimana reaksi orang-orang di sekitar K, apakah mereka menerima Anda dengan baik ? J : Emmmm…tergantung orangnya ada yang mau nerima gue, tapi ada juga yang enggak mau nerima gue. T : Apa K merasa nyaman tinggal dilingkungan Anda sekarang ? J : Jujur…enggak, dilingkungan tempat gue sekarang bisa dibilang uda rusak banget. Contohnya aja gue sekarang kan, bisa dibilang perilaku gue salah satu yang uda rusak. T : Bagaimana sikap masyarakat sendiri setelah mengetahui K pernah melakukan perbuatan seperti itu ? J : Biasa aja…paling kalau enggak ada yang enggak suka mereka ngomongnya dibelakang gue, kalau enggak mereka ngadu ke orangtua gue kalau perbuatan anaknya tidak baik diluar. disundut pake rokok. Orangtua : tidak tahu Perbuatan pelecehan : ade cuma ngintipin dia lagi mandi atau ganti baju. Teman sering banget gerepein, cium mulai dari bibir, leher, sampe kebawah dada, remes-remes gunung kembarnya sampe bawah Perasaan : menyesal sendiri kenapa melakukan perbuatan itu sama orang lain. Reaksi orang-orang : nerima, tapi ada yang tidak mau menerima. Di lingkungan sekarang : tempat tinggal sekarang sudah rusak Sikap masyarakat : enggak ada yang suka ngomongnya di belakang, kalau enggak mereka ngadu ke orangtua 145 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 T : Pernah enggak dipikiran K untuk memperbaiki perilakunya sekarang ? J : Pernah…tapi enggak tahu kapan. Sekarang dipikiran gue masih kacau, soalnya gue masih dendam dan trauma sama orang-orang yang memperlakukan gue tidak baik disini. T : Emmm…kalau boleh saya tahu…selama proses untuk tidak memperlakukan perbuatan itu, apakah K diberi kesempatan untuk tidak melakukan perbuatan tersebut ? J : Ya…waktu itu gue berjanji pada diri gue sendiri untuk. tidak melakukan perbuatan itu lagi, asalkan dari pihak keluarga dan orang-orang yang benerbener sayang sama gue mau ngebantu gue untuk berubah T : Waktu itu, pernah enggak dipikiran K untuk mencoba mengatakan perasaannya kepada orangtua untuk melakukan perbuatan tersebut terhadap orang lain ? J : Ya…gue pernah ngomong sama nyokap gue, kalau gue mau melakukan perbuatan seperti itu. Waktu itu, guengomong sama nyokap, kalau gue masih trauma sama orang-orang yang melakukan perbuatan itu sama gue. Kalau gue boleh jujur, nyokap gue enggak setuju. Nyokap bilang sama gue kalau itu perbuatan yang enggak baik. Cuma ya itu…apa yang gue ungkapkan ke nyokap gue,dan apa yang nyokap gue katakan, gue anggap angin lalu dan gue juga enggak mau ngikutin apa yang nyokap gue bilang sama gue T : Bagaimana perasaan dan reaksi orangtua setelah mengetahui bahwa Anda pernah melakukan perbuatan seperti itu ? J : Pastinya sakit dan kecewa lah mba…mereka juga kaget dan marah sama atas perbuatan yang gue. lakukan terhadap orang lain. Orangtua gue juga ngancem gue, kalau gue masih belum merubah perilaku gue, mereka akan lapor polisi. Karena menurut orangtua gue itu sudah termasuk perbuatan yang melanggar norma hukum, dan agama T : Harapan dari orangtua K sendiri apa ? J : Harapannya…orangtua pengen segera berubah dan bertobat atas apa yang telah gue lakukan. Walaupun itu susah bagi gue, tapi gue akan berusaha untuk memperbaiki perilaku gue terhadap orang lain yang telah gue lakukan. T : Apakah K sering melakukan siulan kepada orang lain ? Memperbaiki perilakunya : kacau, dendam dan trauma Prose perbaikan : berjanji pada dirinya sendiri, asalkan dari pihak keluarga mau ngebantu untuk berubah. Mengatakan kepada orangtua : trauma sama orang-orang yang melakukan perbuatan itu sama gue. Perasaan dan reaksi orang tua : sakit, kecewa, kaget dan marah, ngancem lapor polisi. Harapan orangtua : berubah dan bertobat. siulan : sering, tiap hari 146 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 J : Ya…Bukan sering lagi, tiap hari malah… Alasan bersiul : Pengen aja, T : Kenapa K melakukan perbuatan seperti itu ? cuma siulan doang J : Pengen aja…lagian cuma siulan doang, enggak apa-apa kan. T : Seberapa sering K pernah melakukan perbuatan itu ? Sering melakukan : setiap J : Emmmmm…hampir setiap hari, pokoknya sering dech… hari. T : Apa reaksi orang-orang di sekeliling K setelah mengetahui perbuatan yang K Reaksi orang-orang : suka, lakukan ? enggak suka J : Ada yang suka…ada yang enggak suka gitu… T : Yang suka dan yang enggak sukanya itu seperti apa ? suka dan enggak sukanya : J : Ya sukanya paling cuma senyum, tapi kalau yang suka senyum, enggak suka enggak sukanya…cuma marah, atau enggak menghina gue gitu ha..ha.ha.. marah atau menghina gue gitu T : Pernah enggak K suka menceritakan lelucon jorok atau kotor terhadap orang lelucon jorok : Pernah lain ? J : Pernah… T : Alasannya kenapa ? Alasan : pengen aja, cuma J : Pengen aja…yaa…menurut gue itu wajar, cuma cerita doang kan cerita doang. T : Perasaan K gimana setelah menceritakan leleucon jorok kepada orang lain ? Perasaan : Biasa aja, enggak J : Biasa aja…kaya enggak ada beban gitu, terserah mereka yang dengerin suka ada beban. apa enggak T : Suka hal-hal yang berbau pornografi enggak, misalnya seperti film bokep Koleksi pornografi yang gitu ? dimiliki : majalah, kalender, J : Ya…bukan suka lagi, gue malah punya koleksi majalah, kalender, dan film- dan film-film yang berbau film yang berbau pornografi he..he..he pornografi. T : Sudah berapa banyak koleksi gambar-gambar porno atau film bokep yang K Jumlah koleksi : Banyak, dapat ? engga ngitungin J : Berapa ya…pokoknya banyak dech, gue enggak pernah ngitungin ada berapa banyak koleksi-koleksi yang gue dapat. T : Biasanya K mendapatkan barang tersebut dari siapa ? Mendapatkan barang : teman J : Dari teman, kalau enggak gue beli sendiri di pedagang kaki lima yang ada di atau beli di emperan jalan, emperan jalan. Kadang-kadang barang yang gue dapat kaya film.porno itu gue diambil dari kamar orangtua ambil dari kamar orangtua gua 147 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 T : Kepada siapa biasanya Anda mempertunjukan gambar-gambar tersebut ? J : Sapa ya…paling sama teman-teman gue, kalau enggak ya cuma gue doang yang tahu. T : Orangtua tahu enggak kalau K suka mengkoleksi majalah, kalender atau filmfilm porno ? J : Tahu mba… T : Apa reaksi orangtua setelah mengetahui kalau K suka mengkoleksi majalah, kalender, atau film porno ? J : Awal mulanya mereka marah sama gue, tapi lama kelamaan biasa aja. Mungkin mereka uda bosen dan cape mba kebanyakan ngomong dan kasih tahu sama gue. Jadi yaaa…sekarang dibiarin gitu aja sama orangtua gue. T : Apa K pernah memberikan komentar kepada orang lain tentang masalah pakaian atau penampilan terhadap orang lain ? J : Ya…pernah mba… T : Seperti apa misalnya dan kepada siapa ? J : Emmm…apa ya…paling masalah pakaian yang dipake cewe-cewe sekarang, mba pasti tahu lah kalau model baju cewe-cewe sekarang kaya gimana. Waktu itu gue pernah komentar sama salah satu cewe yang ada diangkot dan di jalan, gue liat cara pakaian tu cewe terlalu ketat. Waktu itu gue ngomong sama cewe itu “Hai cewe…seksi banget dech kalau enggak pake baju, boleh dong gue pegang dikit body lu yang aduhay” T : Terus komentar dan reaksi dari cewe itu apa setelah K ngomong seperti itu ? J : Marah…gue pernah ditampar gara-gara gue ngomong kaya giu sama dia ha..ha..ha T : Apa K pernah melakukan perbuatan seperti menyentuh, menyubit, dan mencium atau memeluk orang lain ? J : Ya…gue pernah melakukan perbuatan seperti itu T : Mengapa K melakukan perbuatan tersebut ? J : Iseng aja T : Sudah berapa kali K pernah melakukan perbuatan tersebut dan kepada siapa biasanya K melakukan perbuatan seperti itu ? J : Berapa kali ya mba…sering banget dech pokoknya…sama orang lain, Kepada siapa : temantemanya, gue doang yang tahu Orangtua : tahu Reaksi orangtua : marah, bosen dan cape Komentar pakaian penampilam : Pernah atau Misalnya : pakaian yang terlalu seksi di angkot ataupun di jalan. Komentar dan reaksi cewe : marah, ditampar gara-gara ngomong kaya gitu Menyentuh, menyubit, dan mencium atau memeluk orang lain : Pernah Alasan : iseng aja Berapa kali dan dengan siapa : sering, cewe-cewe 148 238 239 240 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 255 256 257 258 259 260 261 262 263 264 265 266 267 268 khususnya sama cewe-cewe yang masih gadis he..he..he T : Bagaimana reaksi dan komentar dari orang-orang di sekeliling K setelah mengetahui perbuatan tersebut ? J : Ya seperti biasa…ada yang suka, tapi ada yang enggak suka. T : Apa yang K rasakan atau yang K pikirkan setelah melakukan perbuatan tersebut terhadap orang lain ? J : Apa ya mba…bingung aja ngejawabnya. Kalau yang gue pikirin sekarang sich aneh aja, kok bisa ya gue setega itu sama orang lain (khusunya sama perempuan). T : Pernah enggak K berusaha untuk merubah perilaku yang sudah K lakukan selama ini terhadap orang lain ? J : Pernah…gue pernah berusaha untuk tidak menyentuh, menyubit atau memeluk orang lain lagi. T : Alasannya…? J : Alasannya yaa itu mba, gue pengen berusaha berubah untuk enggak nyakitin orang lain lagi T : Bagaimana pergaulan K sehari-harinya dirumah maupun di luar rumah ? J : Biasa aja…asyik-asyik aja, temen gue orangnya enggak suka banyak aturan. T : Dengan siapa aja biasanya K bergaul ? J : Gue biasanya bergaul sama teman, sama siapa aja yang menurut gue enak diajak berteman T : Perilaku yang seperti apa yang biasanya K dan teman lakukan terhadap orang lain ? J : Apa ya mba…biasanya perilaku yang gue lakuin ke orang lain perilaku yang bikin orang kesel, yang kalau diliat enggak enak aja kalau orang liat. T : Misalnya seperti apa tu ? J : Misalnya seperti bersiul, menyentuh tubuh orang lain, pokonya perilaku yang bikin orang lain jijik aja ngeliatnya. T : Apakah K sering dan pernah melakukan perbuatan tersebut terhadap orang lain, misalnya memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang lain ? J : Ya pernah…sering sich, cuma lagi pengen aja kalau mau berbuat kaya gitu. Reaksi dan komentar orang lain : suka dan tidak suka. Pikiran dan perasaan : bingung, kok bisa setega itu sama orang lain. Merubah perilaku : Pernah Alasannya : berusaha berubah untuk enggak nyakitin orang lain lagi. Pergaulan sehari-hari : asyikasyik aja Bergaul : siapa aja, yang menurut gue enak diajak berteman Perilaku subjek dan teman : bikin orang kesel dan enggak enak aja kalau diliat Contoh : besiul, menyentuh tubuh orang lain. Memamerkan alat kelamin ke orang lain.: Pernah 149 269 270 271 272 273 274 275 276 277 278 279 280 281 282 283 284 285 286 287 288 289 290 291 291 292 293 294 295 296 297 298 299 T : Kamu sendiri senang enggak melakukan perbuatan seperti itu ? J : Tadinya enggak senang, cuma karena sekarang uda keterusan ya biasa-biasa aja sekarang. T : Reaksi dan pandangan orang-orang disekeliling K gimana setelah mengetahui kalau K pernah melakukan perbuatan seperti itu ? J : Seperti biasa…ada yang marah, kesel, dan benci sama gue. Kadang-kadang gue juga pernah dilempar sepatu atau enggak ditonjok sama orang lain d luar T : Apa yang K lakukan untuk memenuhi kebutuhannya dalam menyalurkan dorongan-dorongan seksualnya ? J : Banyak..apa ya..paling nonton yang bokep-bokep, kalau enggak ya main sama teman-teman sambil godain cewe-cewe di jalan. T : Dalam bentuk apa biasanya kamu melakukan perbuatan seperti itu ? J : Apa ya..bersiul, nyentuh tubuh dia, kadang suka ngomong jorok sama orang lain. T : Apa yang K rasakan setelah melakukan perbuatan seperti itu ? Campur aduk…ada rasa senang, tapi ada rasa menyesal juga kenapa gue melakukan seperti itu. T : Dorongan-dorongan yang seperti apakah yang K ingin sampaikan kepada orang lain tentang perbuatannya tersebut ? J : Mungkin rasa penyesalan atas perbuatan yang gue lakukan sama orang lain. T : Apakah perbuatan yang K lakukan seperti pelecehan seksual sangat berpengaruh terhadap kehidupan di dalam masyarakat ? J : Ya…pengaruh banget T : Tanggapan masyarakat sendiri terhadap perbuatan yang K lakukan seperti pelecehan seksual itu sendiri apa ? J : Ya…mereka bilang itu perbuatan yang merusak moral, bisa dibilang perbuatan bejat yang harus dirubah dan .enggak patut di contoh oleh orang lain T : Disekolah K pernah enggak diajarkan pendidikan yang berhubungan tentang pelecehan seksual?... J : Pernah T : Seperti apa, bisa berikan contohnya ? J : Kaya pelajaran yang menyangkut tentang moral, pelajaran yang menyangkut Senang enggak : enggak senang, cuma sekarang uda biasa Reaksi dan pandangan orang : marah, kesel, benci, pernah ditonjok atau dilempar sepatu Dorongan seksualnya : nonton film bokep, godain cewe-cewe di jalan Bentuk : siulan, nyentuh tubuh, dan suka ngomong jorok Perasaan subjek : senang, menyesal melakukan seperti itu. Yang ingin disampaikan : menyesal perbuatan seperti itu sama orang lain. Berpengaruh di masyarakat : Pengaruh banget Tanggapan masyarakat : merusak moral, bejat, enggak patut di contoh oleh orang lain. Pendidikan : Pernah Contohnya : pelajaran moral 150 300 301 302 303 304 305 306 307 308 309 310 311 312 313 314 315 316 317 318 319 320 321 322 323 324 325 326 327 328 tentang buruknya asusila kita kepada orang lain. T : Kalau orangtua K sendiri pernah enggak mengajarkan tentang pelecehan seksual ? J : Enggak pernah..orangtua gue paling cuma ngasih tahu gue suruh jadi anak bener…itu aja… T : Menurut K sendiri, ada enggak pengaruh positif atau negatif dari pendidikan yang berpengaruh terhadap pelecehan seksual ? J : Emmmm…mungkin ada mba… T : Bisa berikan contohnya ? J : Apa ya..kalau positifnya, mungkin buat proses belajar aja…kaya gini lho pelecehan seksual itu. Tapi kalau dari segi negatifnya, mungkin kebanyakan orang jadi enggak bener, gitu kali ya mba…susah amat pertanyaanya ha.ha..ha T : K sendiri pernah enggak mengalami adanya kekerasan dalam keluarga yang berkaitan dengan perekonomian keluarga ? J : Sampe sekarang belum pernah…apa yang diberikan sama orangtua gue uda lebih dari cukup buat gue. T : Menurut K perilaku yang seperti apa yang dianggap sebagai pelecehan seksual ? J :Emmm…menurut gue, perilaku yang dianggap sebagai pelecehan seksual itu, perilaku yang menyenangkan tapi bisa merugikan orang lain. Contohnya kalau yang …menyenangkan kaya nonton film porno, ngasih tahu poster atau majalah ke orang lain. Kalau yang merugikan…yaaa, mba tahu sendirilah T : Apa yang K lakukan dalam mengatasi perasaan yang berkaitan dengan pelecehan seksual dilingkungan sekitarnya ? J : Biasa aja…enggak ada masalah T : Terima kasih ya atas waktunya, maaf sudah menganggu waktu K..nanti kalau saya masih butuh informasi lagi saya datang kesini lagi J : oh..sama-sama..nanti kalau memang masih butuh informasi datang lagi aja kesini, gue nggak keberatan kok.. Orangtua mengajarkan tentang pelecehan seksual : Enggak pernah Dampak positif dan negatif : Mungkin ada Contoh positif negatinya : positifnya proses belajar, negatifnya kebanyakan orang jadi enggak bener Kekerasan kelurga : belum pernah Perilaku pelcehan seksual : menyenangkan, merugikan orang lain. Mengatasi perasaan : biasa saja, enggak ada masalah Basa-basi 151 CODING WAWANCARA SIGNIFICANT OTHERS ( SO ) Waktu Wawancara : Selasa, 28 Oktober 2008 Tempat Wawancara : Lapangan sekolah Baris 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Hasil Wawancara T : Berapa usia Anda saat ini ? J : 17 tahun… T : Apa hubungan Anda dengan K ? J : Gue temannya dia… T : Anda kenal K dimana ? J : Gue kenal sama K dari gue dan K sama-sama masih SMU kelas I, kebetulan juga rumah gue sama K enggak jauh. T : Apa yang kamu ketahui tentang K ? J : K anak yang polos, enak kalau diajak gaul. Gue juga pernah kerumahnya, K punya ade perempuan cantik yang baru masuk SMUN 4 Bekasi T : Bagaimana hubungan K dengan Anda ? J : Hubungan gue sama K baik T : Apakah tempat tinggal Anda dekat dengan K ? J : Yaa…deketlah, orang cuma 2 RT dan beda jalan aja. T : Seberapa dekat hubungan K dengan Anda ? J : Dibilang deket ya deket, kaya pinang dibelah dua gitu. Pokoknya enggak jauh lah, dimana ada gue ya aja pasti ada temen gue juga. T : Bisa kanu ceritakan bagaimana lingkungan tempat subjek tinggal sekarang ? J : Bisa…tempat tinggal di daerah K uda rusak mbak orang-orangnya, kebanyakan orang-orang disitu suka mabok-mabokan. Ya gitu, daerah gabus bisa dibilang uda yang paling parah dan rusak pergaulannya. T : Apa yang kamu ketahui tentang perbuatan K terhadap orang lain, misalnya seperti pelecehan seksual ? Tema Usia : 17 tahun Hubungan : teman Kenal : sama-sama kelas I Sifat subjek : polos, enak diajak gaul. Hubungan dengan subjek : baik Tinggal : dekat dengan subjek. Sedekat apa : bisa dibilang deket banget. Tempat tinggal subjek : rusak, suka mabok-mabokan. Perbuatan subjek : dulu pernah dilecehkan sama 152 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 J : Yaa..yang gue tahu, dulu dia pernah dilecehkan sama orang. Sampe-sampe dia mau bales perbuatan yang dia alami dulu buat orang lain. Bisa dibilang dendam atau mungkin juga uda jadi hobby sekarang. T : Dalam bentuk apa perilaku yang dilakukan oleh K itu sama orang lain ? J : Ya itu…suka siul sambil ngomong jorok diangkot, ngeliatin cewe-cewe yang suka pake rok mini kalau lagi duduk diangkot atau di halte bus. orang, dendam atau jadi hobby sekarang Bentuk perilaku : siul, ngomong jorok diangkot, ngeliatin cewe-cewe yang suka pake rok mini kalau lagi duduk diangkot atau di halte bus. T : Anda pernah liat sendiri enggak kalau K pernah melakukan perbuatan Perbuatan ditempat umum : pelecehan seksual di tempat umum ? pernah, tapi sering J : Bukan pernah lagi, tapi sering… T : Seperti apa contohnya, bisa dijelasin enggak ? Contohnya : diangkot ada J : Pernah pas lagi diangkot ada cewe pake celana pendek banget, terus uda cewe pake celana pendek gitu bajunya…wow…seksi banget, keliatan belahannya gitu. Terus enggak banget bajunya seksi. lama K pindah duduk di sebelah tu cewe. Pertama-tama sich cuma naya-nanya Pertama-tama naya yang yang ringan, lama kelamaan K itu mulai pegang-pegang paha tu cewe. Tapi tu ringan, lama kelamaan cewe diem aja, kaya orang dihipnotis gitu sama dia. Terus langsung di cium mulai pegang-pegang paha, sama di raba-raba tu gunung kembar, tapi yang gue heranin tu cewe kan baru dicium sama di raba-raba tu kenal. Kok mau ya di pegang-pegang gitu, gue enggak tau lagi dah…pokoknya gunung kembar. tu cewe diem aja di sentuh-sentuh gitu ma dia. T : Pada waktu K menyentuh, meraba, dan mencium si korban, ada orang lain Ada orang lain diangkot : enggak di angkot itu selain kamu sama sopir angkot ? ada J : Ada mba…lumayan agak penuh itu angkotnya. T : Reaksi orang-orang yang ada di angkot gitu gimana ? Reaksi orang-orang : diem J : Kalau supir angkotnya mah diem aja, enggak tahu dia liat apa enggak.Tapi aja, turun dari angkot, kalau penumpangnya ada yang turun, ada yang diem aja diangkot, ada juga ngomong kasar yang ngomong kasar gitu sama K T : Orangtua K tahu enggak perbuatan anaknya di luar seperti itu ? Orangtua : tahu, tetangga J : Kayanya tau dech…masalahnya di tempat tinggalnya sendiri aja hampir juga tahu perbuatan dan semua tetangga udah pada tahu perbuatan dan perilakunya dia kaya apa. perilakunya. 153 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 T : Reaksi orangtua dan orang-orang di lingkungannya sendiri setelah mengetahui kalau K pernah berbuat seperti itu ? J : Kalau orangtuanya pasti kaget dan marah anaknya kaya gitu, sama orangorang yang ada disekeliling K juga gitu sama kaya orangtuanya…marah juga T : K pernah mencoba untuk memperbaiki perilakunya itu enggak ? J : Kalau dari mulut dia bilang pengen berubah, tapi kalau diliat dari perilaku dan perbuatannya itu yaaa…belum ada tanda-tanda mau berubah perilaku sama sekali. Reaksi orangtua lingkungan : kaget marah. dan dan Mencoba memperbaiki : dari mulut pengen berubah, tapi diliat dari perilaku dan perbuatannya belum ada tanda-tanda mau berubah. T : Harapan H sendiri buat K kedepannya apa ? Harapan : pengen dia J : Harapan gue ya itu, cuma satu…gue pengen dia berubah, jangan begitu berubah, jangan begitu lagi. lagi.. Jujur ya mba…gue itu termasuk orang yang bandel dan kurang ajar juga sama orang. Tapi perilaku gue kagak kaya gitu. Gue cuma kasian doang ngeliat dia digituin terus sama orang banyak cuma gara-gara perilakunya itu T : Apakah Anda pernah melihat K melakukan siulan dengan orang lain untuk Subjek bersiul : Pernah menarik perhatiannya ? J : Ya..gue pernah liat K melakukan siulan untuk menarik perhatian dari orang lain. T : Kenapa K melakukan perbuatan seperti itu ? Alasannya : iseng aja J : K bilang sama gue cuma iseng aja T : Sudah berapa kali K melakukan siulan terhadap orang lain ? Berapa kali : sering baget, J : Berapa kali ya...sering baget...bisa dibilang hampir tiap hari tiap hari T : Bagaimana reaksi dari orang-orang yang ada disekeliling anda pada saat K Reaksi : Biasa aja melakukan perbuatan tersebut ? J : Biasa aja..kalau yang suka paling senyum, tapi kalau enggak ada yang suka ya marah-marah T : K pernah menceritakan lelucon jorok atau kotor terhadap orang lain ? Menceritakan lelucon jorok J :Pernah..sering banget atau kotor : Pernah T : Alasannya...? Alasannya : pengen aja J : K bilang sama gue...pengen aja, dari pada enggak ada kerjaan 154 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 T : K suka hal-hal yang berbau pornografi enggak, misalnya seperti nonton film porno ? J : Di bilang suka..ya suka..mungkin bisa di bilang sekarang uda jadi hobby T : Sudah berapa banyak koleksi film-film atau gambar porno yang didapat oleh K ? J : Banyak banget...gue enggak tahu ada berapa, cuma K aja yang tahu T : Biasanya K mendapatkan barang tersebut dari siapa ? J : Setahu gue ya..dia dapat beberapa koleksi tersebut ya beli sendiri di pedang kaki lima, selebihnya ya gue enggak tahu T : Kepada siapa biasanya K mempertunjukan barang-barang porno tersebut ? Jawab : Biasanya...yang gue tahu ya sama teman-teman K doang T : K pernah memberikan komentar kepada orang lain tentang masalah pakaian, atau penampilan seseorang ? J : Pernah...hampir tiap hari dia komentar kaya gitu.. T : Kepada siapa biasanya K memberikan komentar seperti itu ? J : Sama keluarga, teman dan orang lain..lebih sering sich sama perempuan yang suka pakaian seksi gitu T : Apa reaksi orang-orang disekeliling K setelah mendengar komentar tersebut ? J : Ada yang marah..K juga pernah dihina, ditampar, atau di lempar sepatu gitu sama orang lain T : Subjek pernah melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh orang lain seperti menyentuh, menyubit, menepuk bagian tubuh orang lain yang tidak disukai, dan mencium atau memeluk lain ? J : Pernah..bisa dibilang hampir tiap hati K kaya gitu 106 107 108 109 110 111 T : Mengapa K melakukan perbuatan seperti itu ? J : Katanya sich..hobby T : Kepada siapa biasanya K melakukan perbuatan seperti itu ? J : Siapa aja..yang dia mau dah pokoknya T : Bagaimana reaksi dan komentar orang-orang yang ada disekeliling K ? J : Ada yang marah, benci..seperti biasa, ada yang nampar dan nonjok K gitu Nonton film porno : Suka, jadi hobby Jumlah koleksi film porno : banyak Dari siapa : beli sendiri di pedang kaki lima Mempertunjukan : sama teman-teman, Komentar pakaian, atau penampilan seseorang : Pernah, tiap hari Kepada siapa : keluarga, teman dan orang lain Reaksi orang yang mendengar : marah, dihina, ditampar, dilempar sepatu Perbuatan menyentuh, menyubit, menepuk bagian tubuh orang lain yang tidak disukai, dan mencium atau memeluk : Pernah Alasanya : hobby Kepada siapa : sapa aja Reaksi dan komentar : marah, benci, nampar dan 155 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 T : Bagaimana pergaulan K sehari-hari ? J : Pergaulan K bisa dibilang bebas..itu menurut gue lho ya. Masalahnya K itu termasuk orang yang susah dibilangin sama siapa aja. T : Dengan siapa biasanya subjek bergaul ? J : Sama gue dan juga teman-teman K yang lainnya T : Apakah K pernah melakukan perbuatan yang tidak senonoh terhadap orang lain, misalnya seperti memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang lain ? J : Bukan pernah lagi, bisa dibilang sering lah K kaya gitu nonjok Pergaulan : bebas Dengan siapa : gue dan juga teman Perbuatan tidak senonoh, misalnya seperti memamerkan tubuh atau alat kelamin : Pernah T :Bgaiamana reaksi dan pandangan orang disekeliling K pada saat melakukan Reaksi dan pandangan orang perbuatan seperti itu ? : perbuatan yang enggak J :Apa ya...paling mereka menganggap itu perbuatan yang enggak patut di patut di contoh contoh aja.. T :Dorongan-dorongan seksual yang seperti apakah yang K ingin sampaikan Dorongan seksual : kaya kepada orang lain ? nyentuh, meluk dan nyium J :Apa ya..paling kaya nyentuh, meluk dan nyium gitu sama orang lain T :Apakah pelecehan seksual yang dilakukan K sangat berpengaruh terhadap Berpengaruh dalam kehidupan didalam masyarakakat ? masyarakat : Ya J : Ya..pengaruh banget T : Tanggapan masyarakat sendiri terhadap pelecehan seksual yang dilakukan Tanggapan masyarakat : perbuatan enggak baik untuk oleh K apa ? J : Ya itu yang tadi gue bilang, itu perbuatan yang enggak baik untuk di contoh di contoh T : Apakah disekolah anda pernah diajarkan pendidikan yang berhubungan Pendidikan pelecehan seksual : moral dan agama dengan pelecehan seksual ? J : Pernah...pelajaran moral dan agama T : Apakah K pernah mengalami kekerasan dalam keluarga yang berkaitan Kekerasan keluarga dalam perekonomian : enggak dengan perekonomian keluarga ? J : Setahu gue enggak pernah...K termasuk keluarga yang berkecukupan, pernah, keluarga buktinya apa yang K minta sama orangtuanya pasti dituruti berkecukupan 156 140 141 142 143 144 145 146 147 T : Menurut anda bagaimana perilaku-perilaku yang dianggap sebagai pelecehan seksual itu ? J : Menurut gue..perbuatan pelecehan seksual itu perbuatan yang dapat merugikan orang lain dan juga dirinya sendiri T : Apa yang anda lakukan dalam mengatasi perasaan yang berkaitan dengan pelecehan seksual seksual di lingkungan sekitar anda ? J : Apa ya..mungkin harus punya pikiran yang positif aja kali ya..habis kalau enggak positif bisa gawat dan ngerusak orang lain terus. Perilaku pelecehan seksual : perbuatan yang dapat merugikan orang lain dan juga dirinya sendiri Mengatasi perasaan pelecehan seksual : pikiran yang positif 157 158 CODING SHORT WAWANCARA SUBJEK Waktu wawancara : Minggu, 26 Oktober 2008 Tempat wawancara : Dirumah subjek Baris 233 234 189 190 176 177 38 39 40 41 42 251 252 253 25 26 27 28 101 102 103 Hasil Wawancara T : Mengapa K melakukan perbuatan tersebut ? J : Iseng aja T : Alasannya kenapa ? J : Pengen aja…yaa…menurut gue itu wajar, cuma cerita doang kan T : Kenapa K melakukan perbuatan seperti itu ? J : Pengen aja…lagian cuma siulan doang, enggak apa-apa kan. T : Maksudnya orangtuanya banyak aturannya ? J : Ya…mulai dari teman, hobi gue mereka ga suka. Terus jam main gue sama teman-teman gue dibatasin sama orangtua gue. Yang dibilang temen-temen gue itu ga bener, kerjaanya cuma bikin malu orangtua. Pokoknya gue ga boleh banyak bergaul sama mereka. T : Alasannya…? J : Alasannya yaa itu mba, gue pengen berusaha berubah untuk enggak nyakitin orang lain lagi T : Maksudnya…? J : Gue tu kan orangnya males banget ya yang namanya disuruh belajar sama orangtua gue…bawaan gue selalu aja ga mau, sampe-sampe orangtua gue marah besar ngeliat ga.mau belajar T : Bisa K jelaskan seperti apa…. J : Pergaulannya terlalu bebas, uda gitu, ditempat gue kebanyakan anakanaknya kurang dapat perhatian dari orangtuanya. Tema Alasan : iseng aja Alasan : pengen aja, cuma cerita doang. Alasan bersiul : Pengen aja, cuma siulan doang Alasan orangtua : tementemen gue itu ga bener, kerjaanya cuma bikin malu orangtua Alasannya : berusaha berubah untuk enggak nyakitin orang lain lagi. Alasannya : males disuruh belajar Alasannya : pergaulanya terlalu bebas, anak-anaknya kurang dapat perhatian dari orang tuanya 159 14 15 16 1 2 3 4 5 6 325 326 327 328 280 281 282 107 108 109 110 111 112 113 114 235 236 237 238 256 257 258 289 T : K anak keberapa dari berapa bersaudara ? J : Anak pertama dari dua bersaudara…gue punya ade perempuan, umurnya beda dua tahun dari umur gue. T : Selamat siang ? J :Siang T : Kedatangan saya hari ini, saya minta bantuan dari K untuk pengambilan data tugas akhir saya. Kira-kira Anda keberatan tidak kalau hari ini dan hari-hari lain Anda saya minta untuk wawancarai ? J : Gue ga keberatan, silahkan saja …ga ada masalah T : Terima kasih ya atas waktunya, maaf sudah menganggu waktu K..nanti kalau saya masih butuh informasi lagi saya datang kesini lagi J : oh..sama-sama..nanti kalau memang masih butuh informasi datang lagi aja kesini, gue nggak keberatan kok.. T : Dalam bentuk apa biasanya kamu melakukan perbuatan seperti itu ? J : Apa ya..bersiul, nyentuh tubuh dia, kadang suka ngomong jorok sama orang lain. T : Dalam bentuk apa biasanya K diperlakukan seperti itu ? J : Dulu waktu gue SMP kelas 1, pulang sekolah gue selalu dicegat sama preman-preman yang suka mabok-mabokan disitu. Gue kan kalau pulang sekolah suka lewat gang kecil, nah disitu gue mulai trauma. Gue pernah disuruh, buka celana kalau setiap gue enggak ada duit buat dia palakin, tangan atau badan gue suka disundut pake rokok. Mulai dari situ gue trauma dan gue dendam sama mereka dan sama orang-orang yang ngeliat gue diperlakukan seperti itu tapi merekanya diem aja. T : Sudah berapa kali K pernah melakukan perbuatan tersebut dan kepada siapa biasanya K melakukan perbuatan seperti itu ? J : Berapa kali ya mba…sering banget dech pokoknya…sama orang lain, khususnya sama cewe-cewe yang masih gadis he..he..he T : Dengan siapa aja biasanya K bergaul ? J : Gue biasanya bergaul sama teman, sama siapa aja yang menurut gue enak diajak berteman T : Apakah perbuatan yang K lakukan seperti pelecehan seksual sangat Anak keberapa : pertama dari bersaudara. Basa basi Anak dua Basa basi Basa-basi Bentuk : siulan, nyentuh tubuh, dan suka ngomong jorok Bentuk trauma : disuruh buka celana setiap enggak ada duit buat dia palakin, tangan atau badan suka disundut pake rokok. Berapa kali dan dengan siapa : sering, cewe-cewe Bergaul : siapa aja, yang menurut gue enak diajak berteman Berpengaruh di masyarakat : 160 290 291 263 264 265 308 309 310 311 298 299 300 305 306 307 134 135 136 137 97 98 73 74 75 276 277 278 279 86 87 170 171 berpengaruh terhadap kehidupan di dalam masyarakat ? J : Ya…pengaruh banget T : Misalnya seperti apa tu ? J : Misalnya seperti bersiul, menyentuh tubuh orang lain, pokonya perilaku yang bikin orang lain jijik aja ngeliatnya. T : Bisa berikan contohnya ? J : Apa ya..kalau positifnya, mungkin buat proses belajar aja…kaya gini lho pelecehan seksual itu. Tapi kalau dari segi negatifnya, mungkin kebanyakan orang jadi enggak bener, gitu kali ya mba…susah amat pertanyaanya ha.ha..ha T : Seperti apa, bisa berikan contohnya ? J : Kaya pelajaran yang menyangkut tentang moral, pelajaran yang menyangkut tentang buruknya asusila kita kepada orang lain. T : Menurut K sendiri, ada enggak pengaruh positif atau negatif dari pendidikan yang berpengaruh terhadap pelecehan seksual ? J : Emmmm…mungkin ada mba… T : Apa K merasa nyaman tinggal dilingkungan Anda sekarang ? J : Jujur…enggak, dilingkungan tempat gue sekarang bisa dibilang uda rusak banget. Contohnya aja gue sekarang kan, bisa dibilang perilaku gue salah satu yang uda rusak. T : Apa yang K rasakan ? J : Enggak enak aja, males aja kalau di ceritain… T : Hal apa yang paling K sukai dari keluarga ? J : Gue lebih seneng kalau kita sering ngumpul-ngumpul lagi kaya dulu…lebih enak aja bisa ngobrol, curhat, bercanda sama orangtua dan ade gue. T : Apa yang K lakukan untuk memenuhi kebutuhannya dalam menyalurkan dorongan-dorongan seksualnya ? J : Banyak..apa ya..paling nonton yang bokep-bokep, kalau enggak ya main sama teman-teman sambil godain cewe-cewe di jalan. T : Dukungan apa yang orangtua berikan kepada K ? J : Gue cuma disuruh rajin belajar, jangan banyak main…tu aja T : Harapan dari orangtua K sendiri apa ? J : Harapannya…orangtua pengen segera berubah dan bertobat atas apa yang Pengaruh banget Contoh : besiul, menyentuh tubuh orang lain. Contoh positif negatinya : positifnya proses belajar, negatifnya kebanyakan orang jadi enggak bener Contohnya : pelajaran moral Dampak positif dan negatif : Mungkin ada Di lingkungan sekarang : tempat tinggal sekarang sudah rusak Dirasakan : Enggak enak, males kalau di ceritain Disukai : ngobrol, curhat, bercanda sama orangtua dan ade Dorongan seksualnya : nonton film bokep, godain cewe-cewe di jalan Dukungan orangtua : rajin belajar, jangan banyak main Harapan orangtua : berubah dan bertobat. 161 172 173 91 92 43 44 45 46 47 48 49 36 37 60 61 62 63 64 65 198 199 200 201 81 82 88 89 90 50 51 telah gue lakukan. Walaupun itu susah bagi gue, tapi gue akan berusaha untuk memperbaiki perilaku gue terhadap orang lain yang telah gue lakukan. T : Hobi K sendiri apa ? J : Banyak…yang barusan gue bilangin sama mba… T : Kalau hubungan K dengan saudara sendiri, misalnya adik atau orang lain sendiri gimana ? J : Hubungan gue sama adik gue, sama aja kaya orangtua gue. Dia banyak omongnya, kecil-kecil banyak aturannya dan suka ngadu sama orangtua gue tentang perbuatan gue diluar sama teman-teman gue. Sebaliknya kalau hubungan gue sama teman-teman gue bisa dibilang menyenangkan. Karena teman-teman gue tu orangnya enggak suka banyak aturan, enak aja pokoknya T : Bagaimana hubungan K dengan ayah atau ibu Anda ? J : Hubungan gue sama bokap nyokap gue kurang bagus, banyak aturan. T : Biasanya film apa yang K tonton, dan yang K lakukan sama teman-teman ? J : Biasanya gue suka nonton film action, horror, kadang gue suka nonton film panas gitu yang adegannya ada, ciuman buka-bukaan, sampe bobo bareng gitu hehehe. Kalau sama teman-teman gue, biasanya suka nongkrong ampe malam, sambil godain orang-orang yang lewat. Kaya godain cewe-cewe seksi, tu..tu…cewe yang suka pakaian minim, yang kelihatan bentuk tubuhnya gitu Hobi : Banyak Hubungan adik dan temannya : suka ngadu tentang perbuatan gue diluar, teman-teman menyenangkan Hubungan orangtua : kurang bagus, banyak aturan Jenis film dan sama temanteman : action, horror, film panas yang adegannya ada ciuman, buka-bukaan sampe bobo bareng. Teman suka nongkrong ampe malam sambil godain cewe yang suka pakaian minim T : Sudah berapa banyak koleksi gambar-gambar porno atau film bokep yang K Jumlah koleksi : Banyak, dapat ? engga ngitungin J : Berapa ya…pokoknya banyak dech, gue enggak pernah ngitungin ada berapa banyak koleksi-koleksi yang gue dapat. T : Apakah kebutuhan K selalu terpenuhi dan tercukupi ? Kebutuhan subjek : selalu J : Selalu…apa yang gue minta dan ade gue minta selalu dipenuhi. dipenuhi T : Kegiatan apa yang biasa K lakukan sehari-hari diluar sekolah ? Kegiatan sehari-hari : J : Makan, tidur, nonton TV, main sama teman-teman, belajar...tu juga kalau gue Makan, tidur, nonton TV, mau belajar. main sama teman-teman T : Bisakah K menceritakan kehidupan di dalam rumah itu seperti apa ? Kehidupan rumah : bokap J :Yaaa, bisa dibilang sepi kalau dirumah. Setiap hari bokap gue kerja, kalau gue kerja, pulang kerja 162 52 53 54 55 56 57 58 59 312 313 314 315 206 207 208 194 195 196 197 227 228 229 217 218 219 9 10 186 187 188 99 100 habis pulang kerja biasanya bokap gue langsung tidur. Bokap gue kalau pulang kerja nya sering malam terus, maklumlah namanya juga pegawai swasta yang ga tentu pulang kerjanya jam berapa. Sedangkan nyokap gue yang suka ngatur rumah dan ngurus anak-anaknya. Kadang-kadang nyokap gue sering keluar sama teman-temanya arisan, pengajian. Kalau ade gue, seminggu tiga kali suka ikut bimbel. Nah kalau yang gue ambil dari kamar orangtua gue, habis daripada gue bengong ga ada kerjaan dirumah… mendingan gue nonton, kalau ga main aja ma teman-teman gue diluar. T : K sendiri pernah enggak mengalami adanya kekerasan dalam keluarga yang berkaitan dengan perekonomian keluarga ? J : Sampe sekarang belum pernah…apa yang diberikan sama orangtua gue uda lebih dari cukup buat gue. T : Kepada siapa biasanya Anda mempertunjukan gambar-gambar tersebut ? J : Sapa ya…paling sama teman-teman gue, kalau enggak ya cuma gue doang yang tahu. T : Suka hal-hal yang berbau pornografi enggak, misalnya seperti film bokep gitu ? J : Ya…bukan suka lagi, gue malah punya koleksi majalah, kalender, dan filmfilm yang berbau pornografi he..he..he T : Terus komentar dan reaksi dari cewe itu apa setelah K ngomong seperti itu ? J : Marah…gue pernah ditampar gara-gara gue ngomong kaya giu sama dia ha..ha..ha T : Apa K pernah memberikan komentar kepada orang lain tentang masalah pakaian atau penampilan terhadap orang lain ? J : Ya…pernah mba… T : Lahir dimana ? J : Gue lahir di Bekasi T : Pernah enggak K suka menceritakan lelucon jorok atau kotor terhadap orang lain ? J : Pernah… T : Bagaimana lingkungan tempat tinggal K sekarang J : Bisa dibilang kacau, kurang bagus untuk pergaulan sehari-hari. langsung tidur. Nyokap ngatur rumah dan ngurus Ade anak-anaknya, seminggu tiga kali suka ikut les bimbel. Gue main ma temen-temen Kekerasan kelurga : belum pernah Kepada siapa : temantemanya, gue doang yang tahu Koleksi pornografi yang dimiliki : majalah, kalender, dan film-film yang berbau pornografi. Komentar dan reaksi cewe : marah, ditampar gara-gara ngomong kaya gitu Komentar pakaian atau penampilam : Pernah Lahir : bekasi lelucon jorok : Pernah Lingkungan : kacau, kurang bagus untuk pergaulan 163 266 267 268 143 144 145 146 79 80 202 203 204 205 95 96 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 322 323 324 230 231 232 sehari-hari. T : Apakah K sering dan pernah melakukan perbuatan tersebut terhadap orang Memamerkan alat kelamin lain, misalnya memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang lain ? ke orang lain.: Pernah J : Ya pernah…sering sich, cuma lagi pengen aja kalau mau berbuat kaya gitu. T : Pernah enggak dipikiran K untuk memperbaiki perilakunya sekarang ? Memperbaiki perilakunya : J : Pernah…tapi enggak tahu kapan. Sekarang dipikiran gue masih kacau, kacau, dendam dan trauma soalnya gue masih dendam dan trauma sama orang-orang yang memperlakukan gue tidak baik disini. T : Siapa yang paling berperan mencukupi kebutuhan didalam keluarga ? Mencari nafkah : bapak J : Bokap gue…ga ada lagi selain dia T : Biasanya K mendapatkan barang tersebut dari siapa ? Mendapatkan barang : teman J : Dari teman, kalau enggak gue beli sendiri di pedagang kaki lima yang ada di atau beli di emperan jalan, emperan jalan. Kadang-kadang barang yang gue dapat kaya film.porno itu gue diambil dari kamar orangtua ambil dari kamar orangtua gua T : Pernahkah K melakukan hobinya pada saat mengalami masalah ? Mengalami masalah : Pernah J : Pernah… T : Waktu itu, pernah enggak dipikiran K untuk mencoba mengatakan Mengatakan kepada orangtua perasaannya kepada orangtua untuk melakukan perbuatan tersebut terhadap : trauma sama orang-orang yang melakukan perbuatan orang lain ? J : Ya…gue pernah ngomong sama nyokap gue, kalau gue mau melakukan itu sama gue. perbuatan seperti itu. Waktu itu, guengomong sama nyokap, kalau gue masih trauma sama orang-orang yang melakukan perbuatan itu sama gue. Kalau gue boleh jujur, nyokap gue enggak setuju. Nyokap bilang sama gue kalau itu perbuatan yang enggak baik. Cuma ya itu…apa yang gue ungkapkan ke nyokap gue,dan apa yang nyokap gue katakan, gue anggap angin lalu dan gue juga enggak mau ngikutin apa yang nyokap gue bilang sama gue T : Apa yang K lakukan dalam mengatasi perasaan yang berkaitan dengan Mengatasi perasaan : biasa pelecehan seksual dilingkungan sekitarnya ? saja, enggak ada masalah J : Biasa aja…enggak ada masalah T : Apa K pernah melakukan perbuatan seperti menyentuh, menyubit, dan Menyentuh, menyubit, dan mencium atau memeluk orang lain ? mencium atau memeluk J : Ya…gue pernah melakukan perbuatan seperti itu orang lain : Pernah 164 247 248 249 250 220 221 222 223 224 225 226 22 23 24 209 210 211 115 116 29 30 31 32 301 302 303 304 19 20 21 295 296 T : Pernah enggak K berusaha untuk merubah perilaku yang sudah K lakukan selama ini terhadap orang lain ? J : Pernah…gue pernah berusaha untuk tidak menyentuh, menyubit atau memeluk orang lain lagi. T : Seperti apa misalnya dan kepada siapa ? J : Emmm…apa ya…paling masalah pakaian yang dipake cewe-cewe sekarang, mba pasti tahu lah kalau model baju cewe-cewe sekarang kaya gimana. Waktu itu gue pernah komentar sama salah satu cewe yang ada diangkot dan di jalan, gue liat cara pakaian tu cewe terlalu ketat. Waktu itu gue ngomong sama cewe itu “Hai cewe…seksi banget dech kalau enggak pake baju, boleh dong gue pegang dikit body lu yang aduhay” T : Kalau disekolah gimana, bagus ga nilai raportnya J : Biasa aja…bisa dibilang kalau gue lulus syukur, enggak lulus juga enggak papa. T : Orangtua tahu enggak kalau K suka mengkoleksi majalah, kalender atau filmfilm porno ? J : Tahu mba… T : Orangtua tahu enggak kalau K pernah diperlakukan seperti itu di luar ? J : Enggak…orangtua gue engga tahu… T : Orangtua K kerja dimana ? J : Bokap gue kerja di BS, kalau nyokap gue ga kerja. Nyokap gue cuma sebagai ibu rumah tangga, yang kerjanya cuma ngawasin anak-anak sama ngatur rumah. T : Kalau orangtua K sendiri pernah enggak mengajarkan tentang pelecehan seksual ? J : Enggak pernah..orangtua gue paling cuma ngasih tahu gue suruh jadi anak bener…itu aja… T : Kalau boleh saya tahu, apa latar belakang pendidikan K sekarang ? J : Sekarang gue uda kelas tiga di SMU PATRIOT Bekasi ya bisa dibilang bentar lagi gue lulus T : Disekolah K pernah enggak diajarkan pendidikan yang berhubungan tentang pelecehan seksual?... Merubah perilaku : Pernah Misalnya : pakaian yang terlalu seksi di angkot ataupun di jalan. Nilai sekolah : biasa aja Orangtua : tahu Orangtua : tidak tahu Orangtua kerja : Bokap di BS, nyokap kerja ibu rumah tangga. Orangtua mengajarkan tentang pelecehan seksual : Enggak pernah Pendidikan : kelas tiga di SMU PATRIOT Pendidikan : Pernah 165 297 191 192 193 126 127 128 129 163 164 165 166 167 168 169 283 284 285 93 94 117 118 119 120 121 122 123 124 125 254 255 76 J : Pernah T : Perasaan K gimana setelah menceritakan leleucon jorok kepada orang lain ? J : Biasa aja…kaya enggak ada beban gitu, terserah mereka yang dengerin suka apa enggak T : Bagaimana perasaan K setelah melakukan perbuatan tersebut terhadap oranglain ? J : Seneng aja…tapi kadang-kadang gue suka menyesal sendiri kenapa gue melakukan perbuatan itu sama orang lain. T : Bagaimana perasaan dan reaksi orangtua setelah mengetahui bahwa Anda pernah melakukan perbuatan seperti itu ? J : Pastinya sakit dan kecewa lah mba…mereka juga kaget dan marah sama atas perbuatan yang gue. lakukan terhadap orang lain. Orangtua gue juga ngancem gue, kalau gue masih belum merubah perilaku gue, mereka akan lapor polisi. Karena menurut orangtua gue itu sudah termasuk perbuatan yang melanggar norma hukum, dan agama T : Apa yang K rasakan setelah melakukan perbuatan seperti itu ? Campur aduk…ada rasa senang, tapi ada rasa menyesal juga kenapa gue melakukan seperti itu. T : Apa yang K rasakan ketika melakukan hobinya itu ? J : Seneng aja…enggak ada beban T : Apa Anda pernah melakukan pelecehan dengan saudara atau teman anda sendiri ? J : Kalau sama ade gue enggak pernah, tapi kalau sama teman gue pernah. Kalau sama ade gue, paling gue cuma ngintipin dia lagi mandi atau lagi ganti baju gitu tanpa sepengetahuan ade gue. Tapi kalau sama teman gue, dia pernah dan sering banget gue gerepein (pegang-pegang). Habis bikin gue nafsu aja, dia pernah gue cium mulai dari bibir, leher, sampe kebawah dada dia gitu. Terus gue remes-remes aja tu gunung kembarnya sampe bawah, gue bikin dia sampe mendesah. Baru itu yang gue lakukan sama dia… T : Bagaimana pergaulan K sehari-harinya dirumah maupun di luar rumah ? J : Biasa aja…asyik-asyik aja, temen gue orangnya enggak suka banyak aturan. T : Bentuk perhatian apa yang orangtua berikan kepada K ? Perasaan : Biasa aja, enggak ada beban. Perasaan : menyesal sendiri kenapa melakukan perbuatan itu sama orang lain. Perasaan dan reaksi orang tua : sakit, kecewa, kaget dan marah, ngancem lapor polisi. Perasaan subjek : senang, menyesal melakukan seperti itu. Perasaanya : Seneng aja Perbuatan pelecehan : ade cuma ngintipin dia lagi mandi atau ganti baju. Teman sering banget gerepein, cium mulai dari bibir, leher, sampe kebawah dada, remes-remes gunung kembarnya sampe bawah Pergaulan sehari-hari : asyikasyik aja Perhatian orang tua : rajin 166 77 78 316 317 318 319 320 321 259 260 261 262 66 67 68 69 70 71 72 242 243 244 245 246 83 84 85 147 148 J : Apa ya…kalau orangtua gue sering ingetin gue harus selalu rajin belajar, dan jadi anak yang bener. T : Menurut K perilaku yang seperti apa yang dianggap sebagai pelecehan seksual ? J :Emmm…menurut gue, perilaku yang dianggap sebagai pelecehan seksual itu, perilaku yang menyenangkan tapi bisa merugikan orang lain. Contohnya kalau yang …menyenangkan kaya nonton film porno, ngasih tahu poster atau majalah ke orang lain. Kalau yang merugikan…yaaa, mba tahu sendirilah T : Perilaku yang seperti apa yang biasanya K dan teman lakukan terhadap orang lain ? J : Apa ya mba…biasanya perilaku yang gue lakuin ke orang lain perilaku yang bikin orang kesel, yang kalau diliat enggak enak aja kalau orang liat. T : Ada enggak peristiwa yang menyenangkan yang pernah K alami ? J : Ga ada, biasa-biasa aja. T : Kalau peristiwa yang tidak menyenangkan yang pernah K alami ? J : Ada…gue sering dimarahin sama orangtua gue gara-gara gue malas belajar dan sering main terus, gue juga pernah dilecehkan sama orang lain sampe gue trauma, dan gue juga pernah dihina sama orang lain gara-gara perilaku gue yang kurang baik di mata orang lain. belajar, dan jadi anak yang bener. Perilaku pelcehan seksual : menyenangkan, merugikan orang lain. Perilaku subjek dan teman : bikin orang kesel dan enggak enak aja kalau diliat Peristiwa menyenangkan : Ga ada Peristiwa tidak menyenangkan : dimarahin gara-gara malas belajar dan main terus, dilecehkan sama orang lain sampe trauma, dihina orang lain gara-gara perilaku yang kurang baik dimata orang lain. T : Apa yang K rasakan atau yang K pikirkan setelah melakukan perbuatan Pikiran dan perasaan : bingung, kok bisa setega itu tersebut terhadap orang lain ? J : Apa ya mba…bingung aja ngejawabnya. Kalau yang gue pikirin sekarang sama orang lain. sich aneh aja, kok bisa ya gue setega itu sama orang lain (khusunya sama perempuan). T : Prestasi apa saja yang pernah anda dapatkan disekolah ? Prestasi disekolah : Biasa aja J : Apa ya…ga ada..gue termasuk anak yang biasa saja disekolah, gue bukan anak yang menonjol disekolah. T : Emmm…kalau boleh saya tahu…selama proses untuk tidak memperlakukan Prose perbaikan : berjanji perbuatan itu, apakah K diberi kesempatan untuk tidak melakukan perbuatan pada dirinya sendiri, asalkan 167 149 150 151 152 239 240 241 272 273 274 275 130 131 132 133 180 181 182 212 213 214 215 216 269 270 271 178 179 138 139 140 141 tersebut ? J : Ya…waktu itu gue berjanji pada diri gue sendiri untuk. tidak melakukan perbuatan itu lagi, asalkan dari pihak keluarga dan orang-orang yang benerbener sayang sama gue mau ngebantu gue untuk berubah T : Bagaimana reaksi dan komentar dari orang-orang di sekeliling K setelah mengetahui perbuatan tersebut ? J : Ya seperti biasa…ada yang suka, tapi ada yang enggak suka. T : Reaksi dan pandangan orang-orang disekeliling K gimana setelah mengetahui kalau K pernah melakukan perbuatan seperti itu ? J : Seperti biasa…ada yang marah, kesel, dan benci sama gue. Kadang-kadang gue juga pernah dilempar sepatu atau enggak ditonjok sama orang lain d luar T : Bagaimana reaksi orang-orang di sekitar K, apakah mereka menerima Anda dengan baik ? J : Emmmm…tergantung orangnya ada yang mau nerima gue, tapi ada juga yang enggak mau nerima gue. T : Apa reaksi orang-orang di sekeliling K setelah mengetahui perbuatan yang K lakukan ? J : Ada yang suka…ada yang enggak suka gitu… T : Apa reaksi orangtua setelah mengetahui kalau K suka mengkoleksi majalah, kalender, atau film porno ? J : Awal mulanya mereka marah sama gue, tapi lama kelamaan biasa aja. Mungkin mereka uda bosen dan cape mba kebanyakan ngomong dan kasih tahu sama gue. Jadi yaaa…sekarang dibiarin gitu aja sama orangtua gue. T : Kamu sendiri senang enggak melakukan perbuatan seperti itu ? J : Tadinya enggak senang, cuma karena sekarang uda keterusan ya biasa-biasa aja sekarang. T : Seberapa sering K pernah melakukan perbuatan itu ? J : Emmmmm…hampir setiap hari, pokoknya sering dech… T : Bagaimana sikap masyarakat sendiri setelah mengetahui K pernah melakukan perbuatan seperti itu ? J : Biasa aja…paling kalau enggak ada yang enggak suka mereka ngomongnya dibelakang gue, kalau enggak mereka ngadu ke orangtua gue kalau perbuatan dari pihak keluarga mau ngebantu untuk berubah. Reaksi dan komentar orang lain : suka dan tidak suka. Reaksi dan pandangan orang : marah, kesel, benci, pernah ditonjok atau dilempar sepatu Reaksi orang-orang : nerima, tapi ada yang tidak mau menerima. Reaksi orang-orang : suka, enggak suka Reaksi orangtua : marah, bosen dan cape Senang enggak : enggak senang, cuma sekarang uda biasa Sering melakukan : setiap hari. Sikap masyarakat : enggak ada yang suka ngomongnya di belakang, kalau enggak mereka ngadu ke orangtua 168 142 174 175 17 18 183 184 185 anaknya tidak baik diluar. T : Apakah K sering melakukan siulan kepada orang lain ? J : Ya…Bukan sering lagi, tiap hari malah… T : Status K dalam keluarga ? J : Anak kandung T : Yang suka dan yang enggak sukanya itu seperti apa ? J : Ya sukanya paling cuma senyum, tapi kalau yang enggak sukanya…cuma marah, atau enggak menghina gue gitu ha..ha.ha.. 291 292 293 294 33 34 35 11 12 13 104 105 106 7 8 286 287 288 T : Tanggapan masyarakat sendiri terhadap perbuatan yang K lakukan seperti pelecehan seksual itu sendiri apa ? J : Ya…mereka bilang itu perbuatan yang merusak moral, bisa dibilang perbuatan bejat yang harus dirubah dan .enggak patut di contoh oleh orang lain T : Emmm…kalau boleh saya tahu, saat ini K tinggal dimana dan dengan siapa ? J : Gue tinggal di Bekasi dari gue masih orok (bayi). Sekarang gue sama orangtua dan adik gue yang perempuan. T : Tinggal disini sudah lama ? J : Ya…dari gue masih kecil,bisa dibilang masih orok (bayi) gue udah lama tinggal disini. T : Apakah K pernah mengalami trauma pelecehan didalam keluarga atau dilingkungan Anda sendiri ? J : Kalau didalam keluarga engga pernah, tapi kalau diluar pernah T : Kalau boleh saya tahu, usia K sekarang ? J : 18 tahun T : Dorongan-dorongan yang seperti apakah yang K ingin sampaikan kepada orang lain tentang perbuatannya tersebut ? J : Mungkin rasa penyesalan atas perbuatan yang gue lakukan sama orang lain. siulan : sering, tiap hari Status : anak kandung suka dan enggak sukanya : suka senyum, enggak suka marah atau menghina gue gitu Tanggapan masyarakat : merusak moral, bejat, enggak patut di contoh oleh orang lain. Tinggal : di Bekasi, sama orangtua dan adik perempuan Tinggal disini : masih kecil, orok (bayi) disini. Trauma pelecehan : keluarga engga pernah, tapi diluar pernah Usia : 18 tahun Yang ingin disampaikan : menyesal perbuatan seperti itu sama orang lain. 169 CODING SHORT WAWANCARA SIGNIFICANT OTHERS ( SO ) Waktu Wawancara : Selasa, 28 Oktober 2008 Tempat Wawancara : Lapangan sekolah Baris 42 43 44 69 70 79 80 106 107 27 28 29 71 72 127 128 129 Hasil Wawancara T : Pada waktu K menyentuh, meraba, dan mencium si korban, ada orang lain enggak di angkot itu selain kamu sama sopir angkot ? J : Ada mba…lumayan agak penuh itu angkotnya. T : Kenapa K melakukan perbuatan seperti itu ? J : K bilang sama gue cuma iseng aja T : Alasannya...? J : K bilang sama gue...pengen aja, dari pada enggak ada kerjaan T : Mengapa K melakukan perbuatan seperti itu ? J : Katanya sich..hobby T : Dalam bentuk apa perilaku yang dilakukan oleh K itu sama orang lain ? J : Ya itu…suka siul sambil ngomong jorok diangkot, ngeliatin cewe-cewe yang suka pake rok mini kalau lagi duduk diangkot atau di halte bus. Tema Ada orang lain diangkot : ada Alasannya : iseng aja Alasannya : pengen aja Alasanya : hobby Bentuk perilaku : siul, ngomong jorok diangkot, ngeliatin cewe-cewe yang suka pake rok mini kalau lagi duduk diangkot atau di halte bus. T : Sudah berapa kali K melakukan siulan terhadap orang lain ? Berapa kali : sering baget, J : Berapa kali ya...sering baget...bisa dibilang hampir tiap hari tiap hari T :Apakah pelecehan seksual yang dilakukan K sangat berpengaruh terhadap Berpengaruh dalam kehidupan didalam masyarakakat ? masyarakat : Ya J : Ya..pengaruh banget 170 33 34 35 36 37 38 39 40 41 87 88 89 115 116 124 125 126 60 61 62 63 64 3 4 11 12 84 85 86 136 137 138 T : Seperti apa contohnya, bisa dijelasin enggak ? J : Pernah pas lagi diangkot ada cewe pake celana pendek banget, terus uda gitu bajunya…wow…seksi banget, keliatan belahannya gitu. Terus enggak lama K pindah duduk di sebelah tu cewe. Pertama-tama sich cuma naya-nanya yang ringan, lama kelamaan K itu mulai pegang-pegang paha tu cewe. Tapi tu cewe diem aja, kaya orang dihipnotis gitu sama dia. Terus langsung di cium sama di raba-raba tu gunung kembar, tapi yang gue heranin tu cewe kan baru kenal. Kok mau ya di pegang-pegang gitu, gue enggak tau lagi dah…pokoknya tu cewe diem aja di sentuh-sentuh gitu ma dia. T : Biasanya K mendapatkan barang tersebut dari siapa ? J : Setahu gue ya..dia dapat beberapa koleksi tersebut ya beli sendiri di pedang kaki lima, selebihnya ya gue enggak tahu T : Dengan siapa biasanya subjek bergaul ? J : Sama gue dan juga teman-teman K yang lainnya T :Dorongan-dorongan seksual yang seperti apakah yang K ingin sampaikan kepada orang lain ? J :Apa ya..paling kaya nyentuh, meluk dan nyium gitu sama orang lain T : Harapan H sendiri buat K kedepannya apa ? J : Harapan gue ya itu, cuma satu…gue pengen dia berubah, jangan begitu lagi.. Jujur ya mba…gue itu termasuk orang yang bandel dan kurang ajar juga sama orang. Tapi perilaku gue kagak kaya gitu. Gue cuma kasian doang ngeliat dia digituin terus sama orang banyak cuma gara-gara perilakunya itu T : Apa hubungan Anda dengan K ? J : Gue temannya dia… T : Bagaimana hubungan K dengan Anda ? J : Hubungan gue sama K baik T : Sudah berapa banyak koleksi film-film atau gambar porno yang didapat oleh K ? J : Banyak banget...gue enggak tahu ada berapa, cuma K aja yang tahu T : Apakah K pernah mengalami kekerasan dalam keluarga yang berkaitan dengan perekonomian keluarga ? J : Setahu gue enggak pernah...K termasuk keluarga yang berkecukupan, Contohnya : diangkot ada cewe pake celana pendek banget bajunya seksi. Pertama-tama naya yang ringan, lama kelamaan mulai pegang-pegang paha, dicium sama di raba-raba tu gunung kembar. Dari siapa : beli sendiri di pedang kaki lima Dengan siapa : gue dan juga teman Dorongan seksual : kaya nyentuh, meluk dan nyium Harapan : pengen dia berubah, jangan begitu lagi. Hubungan : teman Hubungan dengan subjek : baik Jumlah koleksi film porno : banyak Kekerasan keluarga dalam perekonomian : enggak pernah, keluarga 171 139 buktinya apa yang K minta sama orangtuanya pasti dituruti berkecukupan 5 6 7 95 96 97 108 109 92 93 94 90 91 77 78 56 57 58 59 T : Anda kenal K dimana ? J : Gue kenal sama K dari gue dan K sama-sama masih SMU kelas I, kebetulan juga rumah gue sama K enggak jauh. T : Kepada siapa biasanya K memberikan komentar seperti itu ? J : Sama keluarga, teman dan orang lain..lebih sering sich sama perempuan yang suka pakaian seksi gitu T : Kepada siapa biasanya K melakukan perbuatan seperti itu ? J : Siapa aja..yang dia mau dah pokoknya T : K pernah memberikan komentar kepada orang lain tentang masalah pakaian, atau penampilan seseorang ? J : Pernah...hampir tiap hari dia komentar kaya gitu.. T : Kepada siapa biasanya K mempertunjukan barang-barang porno tersebut ? Jawab : Biasanya...yang gue tahu ya sama teman-teman K doang T : K pernah menceritakan lelucon jorok atau kotor terhadap orang lain ? J :Pernah..sering banget T : K pernah mencoba untuk memperbaiki perilakunya itu enggak ? J : Kalau dari mulut dia bilang pengen berubah, tapi kalau diliat dari perilaku dan perbuatannya itu yaaa…belum ada tanda-tanda mau berubah perilaku sama sekali. Kenal : sama-sama kelas I 144 145 146 147 81 82 83 49 50 Kepada siapa : keluarga, teman dan orang lain Kepada siapa : sapa aja Komentar pakaian, atau penampilan seseorang : Pernah, tiap hari Mempertunjukan : sama teman-teman, Menceritakan lelucon jorok atau kotor : Pernah Mencoba memperbaiki : dari mulut pengen berubah, tapi diliat dari perilaku dan perbuatannya belum ada tanda-tanda mau berubah. T : Apa yang anda lakukan dalam mengatasi perasaan yang berkaitan dengan Mengatasi perasaan pelecehan seksual seksual di lingkungan sekitar anda ? pelecehan seksual : pikiran J : Apa ya..mungkin harus punya pikiran yang positif aja kali ya..habis kalau yang positif enggak positif bisa gawat dan ngerusak orang lain terus. T : K suka hal-hal yang berbau pornografi enggak, misalnya seperti nonton film Nonton film porno : Suka, porno ? jadi hobby J : Di bilang suka..ya suka..mungkin bisa di bilang sekarang uda jadi hobby T : Orangtua K tahu enggak perbuatan anaknya di luar seperti itu ? Orangtua : tahu, tetangga J : Kayanya tau dech…masalahnya di tempat tinggalnya sendiri aja hampir juga tahu perbuatan dan 172 51 133 134 135 30 31 32 102 103 104 105 22 23 24 25 26 117 118 119 112 113 114 140 141 142 143 73 74 75 76 semua tetangga udah pada tahu perbuatan dan perilakunya dia kaya apa. T : Apakah disekolah anda pernah diajarkan pendidikan yang berhubungan dengan pelecehan seksual ? J : Pernah...pelajaran moral dan agama T : Anda pernah liat sendiri enggak kalau K pernah melakukan perbuatan pelecehan seksual di tempat umum ? J : Bukan pernah lagi, tapi sering… T : Subjek pernah melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh orang lain seperti menyentuh, menyubit, menepuk bagian tubuh orang lain yang tidak disukai, dan mencium atau memeluk lain ? J : Pernah..bisa dibilang hampir tiap hati K kaya gitu perilakunya. Pendidikan pelecehan seksual : moral dan agama Perbuatan ditempat umum : pernah, tapi sering Perbuatan menyentuh, menyubit, menepuk bagian tubuh orang lain yang tidak disukai, dan mencium atau memeluk : Pernah T : Apa yang kamu ketahui tentang perbuatan K terhadap orang lain, misalnya Perbuatan subjek : dulu seperti pelecehan seksual ? pernah dilecehkan sama J : Yaa..yang gue tahu, dulu dia pernah dilecehkan sama orang. Sampe-sampe orang, dendam atau jadi dia mau bales perbuatan yang dia alami dulu buat orang lain. Bisa dibilang hobby sekarang dendam atau mungkin juga uda jadi hobby sekarang. T : Apakah K pernah melakukan perbuatan yang tidak senonoh terhadap orang Perbuatan tidak senonoh, lain, misalnya seperti memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang lain ? misalnya seperti J : Bukan pernah lagi, bisa dibilang sering lah K kaya gitu memamerkan tubuh atau alat kelamin : Pernah T : Bagaimana pergaulan K sehari-hari ? Pergaulan : bebas J : Pergaulan K bisa dibilang bebas..itu menurut gue lho ya. Masalahnya K itu termasuk orang yang susah dibilangin sama siapa aja. T : Menurut anda bagaimana perilaku-perilaku yang dianggap sebagai Perilaku pelecehan seksual : pelecehan seksual itu ? perbuatan yang dapat J : Menurut gue..perbuatan pelecehan seksual itu perbuatan yang dapat merugikan orang lain dan merugikan orang lain dan juga dirinya sendiri juga dirinya sendiri T : Bagaimana reaksi dari orang-orang yang ada disekeliling anda pada saat K Reaksi : Biasa aja melakukan perbuatan tersebut ? J : Biasa aja..kalau yang suka paling senyum, tapi kalau enggak ada yang suka ya marah-marah 173 110 111 120 121 122 123 98 99 100 101 45 46 47 48 52 53 54 55 15 16 17 8 9 10 65 66 67 68 130 131 132 T : Bagaimana reaksi dan komentar orang-orang yang ada disekeliling K ? J : Ada yang marah, benci..seperti biasa, ada yang nampar dan nonjok K gitu Reaksi dan komentar : marah, benci, nampar dan nonjok T :Bgaiamana reaksi dan pandangan orang disekeliling K pada saat melakukan Reaksi dan pandangan orang : perbuatan yang enggak perbuatan seperti itu ? J :Apa ya...paling mereka menganggap itu perbuatan yang enggak patut di patut di contoh contoh aja.. T : Apa reaksi orang-orang disekeliling K setelah mendengar komentar Reaksi orang yang tersebut ? mendengar : marah, dihina, J : Ada yang marah..K juga pernah dihina, ditampar, atau di lempar sepatu ditampar, dilempar sepatu gitu sama orang lain T : Reaksi orang-orang yang ada di angkot gitu gimana ? Reaksi orang-orang : diem turun dari angkot, J : Kalau supir angkotnya mah diem aja, enggak tahu dia liat apa enggak.Tapi aja, kalau penumpangnya ada yang turun, ada yang diem aja diangkot, ada juga ngomong kasar yang ngomong kasar gitu sama K T : Reaksi orangtua dan orang-orang di lingkungannya sendiri setelah Reaksi orangtua dan mengetahui kalau K pernah berbuat seperti itu ? lingkungan : kaget dan J : Kalau orangtuanya pasti kaget dan marah anaknya kaya gitu, sama orang- marah. orang yang ada disekeliling K juga gitu sama kaya orangtuanya…marah juga T : Seberapa dekat hubungan K dengan Anda ? Sedekat apa : bisa dibilang J : Dibilang deket ya deket, kaya pinang dibelah dua gitu. Pokoknya enggak deket banget. jauh lah, dimana ada gue ya aja pasti ada temen gue juga. T : Apa yang kamu ketahui tentang K ? Sifat subjek : polos, enak J : K anak yang polos, enak kalau diajak gaul. Gue juga pernah kerumahnya, K diajak gaul. punya ade perempuan cantik yang baru masuk SMUN 4 Bekasi T : Apakah Anda pernah melihat K melakukan siulan dengan orang lain untuk Subjek bersiul : Pernah menarik perhatiannya ? J : Ya..gue pernah liat K melakukan siulan untuk menarik perhatian dari orang lain. T : Tanggapan masyarakat sendiri terhadap pelecehan seksual yang dilakukan Tanggapan masyarakat : oleh K apa ? perbuatan enggak baik untuk J : Ya itu yang tadi gue bilang, itu perbuatan yang enggak baik untuk di contoh di contoh 174 18 19 20 21 13 14 1 2 T : Bisa kanu ceritakan bagaimana lingkungan tempat subjek tinggal sekarang ? J : Bisa…tempat tinggal di daerah K uda rusak mbak orang-orangnya, kebanyakan orang-orang disitu suka mabok-mabokan. Ya gitu, daerah gabus bisa dibilang uda yang paling parah dan rusak pergaulannya. T : Apakah tempat tinggal Anda dekat dengan K ? J : Yaa…deketlah, orang cuma 2 RT dan beda jalan aja. T : Berapa usia Anda saat ini ? J : 17 tahun… Tempat tinggal subjek : rusak, suka mabok-mabokan. Tinggal : dekat subjek. Usia : 17 tahun dengan 175