1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman era

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman era globalisasi ini banyak sekali munculnya remaja yang
melakukan perilaku menyimpang terhadap orang lain dengan lebih variatif dan
memprihatinkan. Jika perilaku remaja pada zaman dahulu hanya menyebabkan
terjadinya senyuman bagi mereka yang melihatnya, tetapi kini mereka
mengekpresikannya dengan perilaku yang tidak disukai oleh banyak orang yang
melihatnya. Betapa tidak, perilaku remaja kini telah bergeser kepada tindakan
perilaku yang menyimpang dan mengancam taraf keselamatan, ketentraman,
dan kenyamanan hidup masyarakat. Kita tahu, bahwa persoalan anak adalah
persoalan orangtua dan persoalan keluarga. Sebagai salah satu contoh adalah
bentuk perilaku yang dilakukan oleh remaja yang melakukan pelecehan seksual.
Dimana kejadian pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja itu terjadi dan
hal yang umum yang sering kita jumpai yang ada di sekeliling kita. Pelecehan
seksual juga suatu bentuk perilaku yang memberikan dampak yang tidak
menyenangkan terhadap korban yang mendapatkan perlakuan tersebut.
Banyak kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja mulai dari
yang sekedar gurauan yang bersifat seksual yang tidak diinginkan sampai
tindakan yang hampir menjurus ke pemerkosaan. Kasus-kasus pelecehan
seksual yang dilakukan oleh remaja terhadap perempuan antara lain gurauan
yang bersifat seksual seperti meraba-raba tubuh si korban, sampai dengan
tindakan-tindakan yang melecehkan orang lain yang menyangkut tentang
perendahan harkat dan martabat orang lain. Padahal dampak yang dihasilkan
sama, meski mungkin dalam kadar yang berbeda. Hampir setiap hari jenis dari
kasus pelecehan seksual terjadi,
survei yang dilakukan oleh survey Alfred
1
Marks (dalam Collier, 1992) menunjukan bahwa 62% pelaku pelecehan seksual
adalah laki-laki, dan hampir semua perempuan mengaku pernah mendapatkan
pengalaman pelecehan seksual dari laki-laki. Menurut Red Magazine (tanpa
tahun) mengatakan bahwa 90% dari korban perempuan maupun laki-laki pernah
mendapatkan pelecehan seksual ditempat umum.
Menurut Collier (1992) biasanya yang merupakan pelaku dari pelecehan
seksual adalah laki-laki yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan
mempunyai harga diri (self esteem) yang rendah. Hal ini dilakukan dengan
menyalahgunakan kekuasaan atau menganggap dirinya lebih berkuasa daripada
yang dilecehkan, sehingga dapat meningkatkan harga dirinya. Pelecehan seksual
lebih sering terjadi sebagai kasus yang dilakukan sekelompok orang terhadap
korbannya. Yang terjadi pada kaum perempuan di masyarakat Indonesia secara
umum adalah si pelaku belum mengenal korbanya dan lebih sering terjadi di
tempat-tempat umum seperti pasar, pusat pembelanjaan, pemberhentian bus
(halte bus), didalam kendaraan angkutan umum, gedung bioskop atau sering
pula terjadi di jalan umum dimana banyak laki-laki sedang bergerombol dan
duduk-duduk.
Pelecehan seksual merupakan komentar verbal, gerakan tubuh atau
kontak fisik yang bersifat seksual yang dilakukan seseorang dengan sengaja,
dan tidak dikehendaki atau tidak diharapkan oleh target. Menurut Woodrum
(dalam Collier, 1992) pelecehan seksual juga dapat terjadi dan dialami oleh
perempuan. Sedangkan menurut Guntoro Utamadi & Paramitha Utamadi (2001)
pelecehan seksual dapat diartikan sebagai jenis tindakan seksual yang tidak
diundang dan tidak dikehendaki oleh korbannya dan menimbulkan perasaan
tidak suka. Bentuk tindakan seksual itu dapat berupa menyiuli perempuan di
jalanan, menceritakan lelucon kotor pada seseorang yang merendahkan
derajatnya hingga tindakan tidak senonoh seperti memamerkan tubuh atau alat
kelamin terhadap orang lain.
2
Pelecehan seksual itu dapat dikatakan sebagai perbuatan segala bentuk
perilaku yang melecehkan atau merendahkan martabat yang berhubungan
dengan dorongan seksual, merugikan atau membuat tidak senang pada orang
yang dikenai perlakuan itu, atau bisa juga dikatakan setiap perbuatan yang
memaksa seseorang terlibat dalam suatu hubungan seksual atau menempatkan
sesorang sebagai obyek perhatian seksual yang tidak di inginkannya. Sebagai
contoh, pelecehan seksual yang terjadi tidak hanya merugikan korbannya saja
tetapi juga menimbulkan dampak dari si pelaku.
Akibat dari tindakan dan perbuatan dari pelaku pelecehan seksual remaja
itu bukan
saja mengenai dirinya sendiri yang menjadi pelaku pelecehan
seksual, tetapi juga melibatkan keluarga, masyarakat dan kehidupan pada
umumnya. Pelecehan seksual juga dapat diperiksa yang melibatkan adanya
gejala-gejala pendidikan, psikologis dan fisik yang berkaitan dengan kesehatan
(Rumini & Sundari, 2004). Para remaja yang melakukan pelecehan seksual pada
umumnya kurang memiliki kontrol diri tersebut, dan suka menegakkan standar
tingkah laku sendiri. Pelecehan seksual pada pelaku remaja yang mereka
lakukan pada umumnya disertai dengan unsur-unsur mental dengan motif-motif
subjektif yaitu untuk mencapai objek tertentu yang disertai dengan kekerasan
dan agresi (Basri, 1994).
Menurut Collier (1992) mengingat amat banyaknya faktor penyebab
pelecehan seksual yang diambil dari pelecehan seksual, dapat dikatakan bahwa
awal mulanya terjadinya remaja melakukan pelecehan seksual yaitu disebabkan
karena adanya rasa traumatis yang mendalam didalam diri remaja itu sendiri,
dan juga terhadap orang lain yang telah melakukan perbuatan pelecehan seksual
tersebut terhadap remaja itu sendiri..
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pelaku remaja
pelecehan seksual adalah remaja yang melakukan pelecehan seksual dalam
bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang dilakukan secara sepihak dan
tidak diharapkan oleh orang lain yang menjadi sasaran, dan penolakan atau
3
penerimaan korban atas perilaku tersebut yang dijadikan sebagai bahan
pertimbangan baik secara implisit maupun eksplisit. Pelecehan seksual itu
sendiri merupakan perilaku atau tindakan yang mengganggu, menjengkelkan,
dan tidak diundang yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang terhadap
pihak lain yang berkaitan langsung dengan jenis kelamin yang diganggunya dan
dirasakan menurunkan martabat dan harkat diri orang yang diganggunya.
Pelecehan seksual juga bertindak sebagai tindakan yang bersifat seksual atau
kecenderungan bertindak seksual yang bersifat non fisik (kata-kata, bahasa,
gambar) atau fisik (gerakan kasat mata dengan memegang, menyentuh, meraba,
atau mencium) yang dilakukan seorang laki-laki terhadap perempuan.
B. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang timbul dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja ?
2. Apa faktor-faktor yang menyebabkan remaja pria (subjek) melakukan
pelecehan seksual ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran pelecehan seksual yang dilakukan
oleh remaja.
2. Untuk mengetahui dan memahami apa faktor-faktor yang menyebabkan
remaja pria (subjek) melakukan pelecehan seksual.
4
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan agar dapat memenuhi ragam khasanah ilmu
psikologi yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam penelitian lebih
lanjut, terutama yang mendapat gambaran tentang pelecehan seksual pada
perilaku remaja. Dan penelitian ini diharapkan agar menjadi bahan kajian
mengenai remaja sebagai studi kasus pelaku pelecehan seksual.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan masukan bagi orang
tua, khususnya bagi remaja yang melakukan pelecehan seksual. Dimana
remaja dan orang tua dapat mengetahui gambaran dari tingkah laku para
remaja yang melakukan pelecehan seksual itu sendiri.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelecehan Seksual
1. Pengertian Pelecehan Seksual
Menurut Collier (1992) pelecehan seksual secara Etiologi dapat
diartikan sebagai segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi seksual yang
dilakukan secara sepihak dan tidak diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran,
dan penolakan atau penerimaan korban atas perilaku tersebut dijadikan sebagai
bahan pertimbangan baik secara implisit maupun eksplisit.
Pelecehan seksual sebenarnya adalah suatu istilah yang diciptakan
sebagai padanan apa yang didalam Bahasa Inggris disebut dengan Sexual
Harassement. Menurut Collier (1992) di dalam Kamus Bahasa Indonesia,
pelecehan berasal dari kata “Leceh” yang artinya adalah suatu penghinaan atau
peremehan. Dihubungkan dengan kata seksual, maka perbuatan “Harassing”
atau pelecehan itu berkaitan dengan perilaku atau pola perilaku (normatif atau
tak normatif) yang berkaitan dengan jenis kelamin. Karena kata “Harass” atau
pelecehan itu dikonotasikan dengan perilaku seksual yang dinilai negatif dan
menyalahi standar. Maka perbincangan tentang pelecehan seksual ini ditinjau
dari perspektif sosial budaya adalah untuk menentukan tolok ukur standar, tidak
hanya relevan tetapi juga menarik. Dalam setiap perilaku pelecehan seksual
selalu terkandung makna yang dinilai negatif, dan yang karena itu mengandung
reaksi serta sanksi ialah bahwasanya seks itu boleh dimaknakan sebagai sarana
pemuas nafsu dan lawan seks itu boleh dimaknakan sebagai obyek instrumental
guna pemuas nafsu seksual itu.
Pelecehan seksual secara umum menurut Guntoro Utamadi & Paramitha
Utamadi (2001) adalah segala macam bentuk perilaku yang berkonotasi atau
6
mengarah kepada hal-hal seksual yang dilakukan secara sepihak dan tidak
diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran, sehingga menimbulkan reaksi
negatif seperti malu, marah, benci, tersinggung, dan sebagainya pada diri
individu yang menjadi korban pelecehan tersebut. Sedangkan secara
operasional, pelecehan seksual di definisikan berdasarkan hukum sebagai
adanya bentuk dari diskriminasi seksual (Guntoro Utamadi & Paramitha
Utamadhi, 2001).
Menurut Collier (1992) pengertian pelecehan seksual disini merupakan
segala bentuk perilaku bersifat seksual yang tidak diinginkan oleh yang
mendapat perlakuan tersebut, dan pelecehan seksual yang dapat terjadi atau di
alami oleh semua perempuan. Sedangkan menurut Rubenstein (dalam collier,
1992) pelecehan seksual sebagai sifat perilaku seksual yang tidak diinginkan
atau tindakan yang didasarkan pada seks yang menyinggung penerima.
Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku yang melecehkan atau
merendahkan yang berhubungan dengan dorongan seksual, yang merugikan
atau membuat tidak senang pada orang yang dikenai perlakuan itu. Atau bisa
juga diartikan setiap perbuatan yang memaksa seseorang terlibat dalam suatu
hubungan seksual atau menempatkan seseorang sebagai objek perhatian seksual
yang tidak diinginkannya. Pada dasarnya perbuatan itu dipahami sebagai
merendahkan dan menghinakan pihak yang dilecehkan sebagai manusia
(Guntoro Utamadi & Paramitha Utamadhi, 2001).
Menurut Collier (1992), mengungkapkan pengertian pelecehan seksual
terhadap perempuan terbagi dalam dua bagian, yaitu adanya hubungan seksual,
dan tidak adanya hubungan seksual. Maksud dari adanya hubungan seksual
yaitu merupakan suatu bentuk tindakan yang dilakukan terhadap pihak lain, baik
yang dilakukan perorangan atau lebih dari seorang. Sebaliknya, maksud dari
tidak adanya hubungan seksual yaitu tindakan mana yang tidak mengakibatkan
luka atau penderitaan pada fisik si korban, dilakukan si pelaku dengan tidak
menggunakan kekerasan fisik dan suara (misalnya seperti : siulan, desakan
7
tertentu, ucapan yang tidak senonoh), pandangan mata yang tidak sopan secara
demontratif, sentuhan-sentuhan fisik (tidak dengan kekerasan) pada bagianbagian tubuh tertentu si korban lebih banyak merupakan akibat mental-mental
fisik dan bukan pada akibat pada fisik.
Pelecehan seksual merupakan komentar verbal, gerakan tubuh atau
kontak fisik yang bersifat seksual yang dilakukan seseorang dengan sengaja,
dan tidak dikehendaki atau tidak diharapkan oleh target. Menurut Woodrum
(dalam Collier, 1992) pelecehan seksual dapat terjadi atau dialami oleh
perempuan. Sedangkan menurut Guntoro Utamadi & Paramitha Utamadhi, 2001
pelecehan seksual dapat diartikan sebagai jenis tindakan seksual yang tidak
diundang dan tidak dikehendaki oleh korbannya dan menimbulkan perasaan
tidak suka. Bentuk tindakan seksual itu dapat berupa menyiuli perempuan di
jalanan, menceritakan lelucon kotor pada seseorang yang merendahkan
derajatnya hingga tindakan tidak senonoh dan tindakan pemerkosaan pada orang
lain.
Mboek (dalam Basri, 1994) mengatakan bahwa pelecehan seksual
merupakan perbuatan yang biasannya dilakukan pria dan ditujukan kepada
wanita dalam bidang seksual yang tidak disukai oleh wanita. Sebab ia merasa
terhina, tetapi kalau perbuatan itu ditolak ada kemungkinan ia menerima akibat
buruknya.
Dari beberapa definisi pelecehan seksual diatas dapat disimpulkan
bahwa pengertian pelecehan seksual itu sendiri merupakan perilaku atau
tindakan yang mengganggu, menjengkelkan, dan tidak diundang yang dilakukan
seseorang atau sekelompok orang terhadap pihak lain yang berkaitan langsung
dengan jenis kelamin pihak yang diganggunya dan diraskan menurunkan
martabat dan harkat diri orang yang diganggunya. Pelecehan seksual itu sendiri
bertindak sebagai tindakan yang bersifat seksual atau kecenderungan bertindak
seksual yang terimtimidasi non fisik (kata-kata, bahasa, gambar) atau fisik
8
(gerakan kasat mata dengan memegang, menyentuh, meraba atau mencium)
yang dilakukan seorang laki-laki terhadap perempuan.
2. Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual
Pelecehan seksual mencakup perilaku menetap, berbicara mengenai
seksualitas, menyentuh tubuh perempuan, mencoba memaksa perempuan untuk
melakukan tindakan seksual yang tidak diinginkan, mengajak kencan berulang
kali hingga sampai dengan pemerkosaan (Matlin, 1987).
Selain itu secara lebih jelas, bentuk-bentuk yang dianggap sebagai
pelecehan seksual (Collier, 1992) adalah sebagai berikut :
a. Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan.
b. Menceritakan
lelucon
jorok
atau
kotor
kepada
seseorang
yang
merasakannya sebagai merendahkan martabat.
c. Mempertunjukan gambar-gambar porno berupa kalender, majalah, atau
buku bergambar porno kepada orang yang tidak menyukainya.
d. Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan, pakaian,
atau gaya seseorang.
e. Menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, mencium dan memeluk
seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut.
f. Perbuatan memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang yang terhina
karenanya.
Guntoro Utamadi & Paramitha Utamadi (2001) membagi kategori
pelecehan seksual yang dipakai dalam dasar pengukuran dalam Sexual
Experience Questionnaire (SEQ), yaitu dalam bentuk yang lebih tersistematis :
a. Gender Harassment yaitu pernyataan atau tingkah laku yang bersifat
merendahkan berdasarkan jenis kelamin.
b. Seductive Behaviour yaitu permintaan seksual tanpa ancaman, rayuan yang
bersifat tidak senonoh atau merendahkan.
9
c. Sexual Bribery yaitu penyuapan untuk melakukan hal yang berbau seksual
dengan memberikan janji akan suatu ganjaran.
d. Sexual Coercion
yaitu tekanan yang disertai dengan ancaman untuk
melakukan hal-hal yang bersifat seksual.
e. Sexual Assault yaitu serangan atau paksaan yang bersifat seksual, gangguan
seksual yang terang-terangan atau kasar.
Sedangkan Kelly (1988) membaginya dalam bentuk pelecehan seksual
yang dapat dilihat sebagai berikut :
a. Bentuk Visual : tatapan yang penuh nafsu, tatapan yang mengancam, gerakgerik yang bersifat seksual.
b. Bentuk Verbal : siulan-siulan, gosip, gurauan seksual, pernyataanpernyataan yang bersifat mengancam (baik secara langsung maupun
tersirat).
c. Bentuk Fisik : menyentuh, mencubit, menepuk-nepuk, menyenggol dengan
sengaja, meremas, mendekatkan diri tanpa diinginkan.
Menurut Guntoro Utamadi & Paramitha Utamadi (2001) ciri-ciri utama
yang membedakan pelecehan seksual adalah sebagai berikut :
a. Tidak dikehendaki oleh individu yang menjadi sasaran.
b. Seringkali dilakukan dengan disertai janji, iming-iming ataupun ancaman.
c. Tanggapan (menolak atau menerima terhadap tindakan sepihak tersebut
dijadikan pertimbangan dalam penentuan karir atau pekerjaan.
d. Dampak dari tindakan sepihak tersebut menimbulkan berbagai gejolak
psikologis, diantarannya : malu, marah, benci, dendam, hilangnya rasa aman
dan nyaman dalam bekerja, dan sebagainya.
3. Penyebab Pelecehan Seksual
Secara umum tentang asal penyebab pelecehan seksual menurut Collier
(1992) dibagi menjadi lima bagian, yaitu :
10
a. Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik.
Dikarenakan melihat kecenderungan biologiknya, bahwa lelaki itu
berperilaku sebagai seks yang aktif-ofensif (dalam fungsi reproduktifnya
untuk mencari dan membuahi lewat suatu aktivitas yang relative cuma
sesaat) dan perempuan itu pelaku seks yang pasif-defensif (dalam fungsi
reproduktifnya untuk menunggu, dan selanjutnya menumbuh kembangkan
kehidupan baru didalam rahim dan dipangkuannya lewat suatu aktivitas dan
proses yang berjangka panjang). Oleh karena itu, dalam kasus pelecehan
seksual bolehlah diduga bahwa lelaki itulah yang berkemungkinan lebih
besar sebagai “pelaku jahatnya”. Sedangkan perempuan itulah yang lebih
berkemungkinan untuk diposisikan sebagai korbannya.
Selain itu, atribut pelecehan seksual terhadap perempuan merupakan
kelemahan laki-laki dalam mengontrol dorongan alamiahnya tersebut. Lakilaki melakukan pelecehan seksual untuk memenuhi kebutuhannya sendiri
yaitu melakukan rangsangan erotis untuk menutupi dan mengatasi
kelemahannya. Ketidakmampuannya dalam menahan keinginan dan
dorongan-dorongan seksualnya sendiri yang diungkapkan melalui pelecehan
seksual.
b. Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya
Pada garis besarnya, masyarakat Indonesia yang sarat dengan
berbagai etnis terbagi dalam dua garis besar sistem kekeluargaan, yakni
berdasarkan garis ibu (Matrilineal) dan garis bapak (Patrilineal). Akan
tetapi, pada umumnya garis yang dianut oleh masyarakat Indonesia adalah
berdasarkan garis bapak (Patrilineal). Hal tersebut disadari atau tidak,
seakan akan telah mendominasi pola kehidupan dalam masyarakat. Pola
kehidupan sosial budaya yang dijalani seseorang semenjak kecil dalam etnis
keluarganya, tanpa disadari sedikit banyak berpengaruh terhadap pola
tingkah laku seseorang kemudian dalam kehidupan bermasyarakat. Adanya
11
realita bahwa fisik lelaki lebih kuat daripada perempuan telah turut
mempengaruhi pola pikir, sikap dan tingkah laku lelaki terhadap perempuan
dan sebaliknya.
Selain itu, budaya pun mempengaruhi perlakuan seksualitas yang
memungkinkan pelecehan seksual terjadi. Hal ini berdasarkan peran jenis
kelamin atau social-role stereotype, dimana dengan kebudayaan Indonesia
yang partiakal tersebut menempatkan laki-laki pada posisi superordinat dan
perempuan dalam posisi subordinat. Hal ini lebih memungkinkan timbulnya
pelecehan (perendahan secara harkat dan martabat) sampai timbulnya
pelecehan seksual.
c. Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual
Pendidikan dalam hal ini juga berpengaruh terhadap adanya
pelecehan seksual. Hal ini, khususnya di Indonesia, perempuan belum punya
banyak kesempatan untuk menikmati jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Sehingga belum mampu menolak perlakuan, sikap dan anggapan yang
diskriminatif terhadap dirinya. Kejadian ini terjadi, biasanya dengan
keberadaan atau posisi laki-laki sebagai atasan dan perempuan sebagai
bawahannya. Dimana, perempuan dengan tingkat pendidikan yang lebih
rendah daripada laki-laki.
d. Keluarga dilihat dari faktor ekonomi
Pada masyarakat dengan tingkat kehidupan sosial ekonomi rendah,
mobilitas (dalam artian untuk kepentingan rekreasi) sangat rendah
frekuensinya hingga realisasi mobilitas tersebut terpaku pada lingkungannya
saja. Hal mana mendorong budaya kekerasan sebagai jalan keluarnya dan
sasaran paling mudah adalah kaum perempuan. Hali ini dilakukan dengan
anggapan sebagai pelarian yang paling mudah mengingat adanya anggapan
bahwa secara fisik perempuan lemah. Apalagi adanya budaya kekerasan
12
yang mendominir realitas kehidupan sehari-hari, hingga kekuatan fisik atau
jasmani, kekuatan kelompok merupakan symbol dan status sosial dalam
masyarakat tersebut dan hal mana berdampak pula terhadap pandangan,
anggapan serta sikap dalam mengartikan kehadiran kaum perempuan di
lingkungan tersebut.
e. Timbulnya pelecehan seksual yang diambil dari faktor pembelajaran
sosial dan motivasi.
Dengan adanya pengkondisisan tingkah laku yang dianggap disetujui
secara sosila budaya seperti yang telah dikemukakan diatas, maka
pengkondisian tingkah laku tersebut dianggap disetujui untuk tetap
dilakukan dalam masyarakat. Hal ini mengingat bahwa hukum yang
menindak dengan tegas kasus-kasus pelecehan seksual belum juga
sempurna, malah memperkuat dan menegaskan bagi timbulnya pelecehan
seksual. Selain itu, seseorang selalu belajar dari lingkungan di sekitarnya
dan apabila hal ini dipertegas dari hasil observasinya, maka kecenderungan
tingkah laku ini akan terus berulang. Dalam beberapa kasus, pelecehan
seksual dilakukan agar laki-laki tetap menempati posisinya. Hal ini di
dorong oleh motif ekonominya.
4. Pelaku Pelecehan Seksual
Biasanya yang merupakan pelaku dari pelecehan seksual adalah laki-laki
yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dan yang mempunyai harga diri
(self esteem) yang rendah. Hal ini dilakukan dengan menyalahgunakan
kekuasaan atau menganggap dirinya lebih berkuasa daripada yang dilecehkan,
sehingga dapat meningkatkan harga dirinya. Pelecehan seksual lebih sering
terjadi sebagai kasus yang dilakukan sekelompok orang terhadap korbannya.
Yang terjadi pada kaum perempuan di masyarakat Indonesia secara
umum adalah si pelaku belum mengenal korbannya dan lebih sering terjadi
13
ditemapt-tempat umum seperti pasar, pusat pembelanjaan, pemberhentian bus,
di dalam kendaraan angkutan umum, gedung bioskop atau sering pula terjadi di
jalan umum dimana banyak laki-laki bergerombol duduk-duduk.
Pelaku pelecehan seksual menurut Collier (1992) terbagi dalam :
a. Normal dari sisi kejiwaan, karena baru berani melakukan pelecehan seksual
apabila beramai-ramai dan tidak punya keberanian mental apabila sendirian.
b. Abnormal atau mempunyai kelainan kejiwaan dari sisi kejiwaan, karena
berani melakukan tindak pelecehan walaupun hanya seorang diri yang
biasannya dalam golongan ini tindak pelecehan yang dilakukannya langsung
mengarah pada masalah seksualitas dan bahkan berani melakukan pelecehan
secara fisik seperti memegang-megang bagian terlarang dari tubuh
perempuan atau memperlihatkan secara fisik bagian terlarang dari dirinya (si
pelaku) terhadap perempuan yang menjadi sasaran pelecehannya.
5. Respon Terhadap Pelecehan Seksual
Seperti yang dikemukakan oleh Collier (1992), yang biasanya dilakukan
sebagai respon terhadap pelecehan seksual meliputi :
a. Strategi yang Terfokus Secara Internal
1) Menjaga jarak (detachment) yaitu seseorang yang menggunakan strategi
memisah atau menjaga jarak, termasuk dengan meminimalisasi situasi,
menganggapnya sebagai lelucon, menceritakan kepada diri sendiri
sebagai hal yang tidak penting, dan sebagainya.
2) Menyangkal (denial) yaitu seseorang menyangkal pelecehan yang
terjadi, menganggapnya tidak ada atau tidak menghiraukannya, dan
menganggap tidak mau melanjutkannya dan berusaha melupakannya.
3) Pemberian nama ulang (relabeling) yaitu seseorang menilai ulang situasi
sebagai hal yang kurang mengancam, memaafkan peleceh atau
menginterprestasikan
tingkah
laku
tersebut
sebagai
menggoda.
Misalnya : dia tidak bermaksud mengecewakan saya.
14
4) Ilusi pengendalian (illusory control), yaitu seseorang berusaha untuk
mengontrol dengan mengambil tanggung jawab terhadap kejadian
dengan memberikan atribusi pelecehan kepada tingkah lakunya sendiri.
5) Menyerah (endurance), yaitu secara esensial, seseorang tidak melakukan
apa-apa, dia menyerah terhadap tingkah laku tersebut; baik dengan rasa
takut (terhadap rasa sakit, menyakiti peleceh, tidak percaya, merasa
bersalah, atau malu) atau karena dia percaya bahwa tak ada sumber yang
tersedia untuk dimintai tolong.
b.
Strategi yang Terfokus secara Eksternal
1) Menjauh (avoidance), yaitu seseorang berusaha untuk menghindari
situasi dengan menjauh dari pelaku pelecehan (misalkan, keluar kelas,
ganti guru, berhenti kerja, dan lain-lain)
2) Melakukan asertivitas atau konfrontasi (assertion/confrontation), yaitu
seseorang menolak ancaman seksual atau sosial tersebut. Secara verbal
melakukan konfrontasi terhadap peleceh atau membuat tingkah laku
tersebut tidak diterima.
3) Mencari institusi atau organisasi yang dapat menangani (seeking
institutional or ganizational relief), yaitu seseorang melaporkan
kejadian, mengkonsultasikannya dengan bantuan administrator, dan
berkas pertentangan/perlawanan.
4) Mendapatkan dukungan sosial (social support), yaitu seseorang mencari
dukungan dari orang-orag yang signifikan, mencari validasi dari
persepsinya, atau pengetahuan dari kenyataan yang ada.
5) Mendapatkan kesepakatan (appeasement), yaitu seseorang erusaha untuk
mendapat
kesepakatan,
tanpa
konfrontasi atau
asertivitas.
Dia
memaafkannya atau berusaha tidak marah terhadap pelaku pelecehan.
15
6. Dampak Psikologis Pelecehan Seksual
Menurut Collier (1992), dampak-dampak psikologis pelecehan seksual
tergantung pada :
a. Frekuensi terjadi pelecehan : semakin sering terjadi, semakin dalam pula
luka yang ditimbulkan.
b. Parah tidaknya (halus atau kasar, taraf) : semakin parah tindak pelecehan
seksual dan semakin tindakan tersebut menghina martabat dan integritas
seseorang, semakin dalam pula luka yang ditimbulkan, apalagi jika
menyangkut keluarga korban.
c. Apakah secara fisik juga mengancam atau hanya verbal : semakin tindakan
pelecehan ini dirasakan mengancam korban secara fisik, lebih dalam
dampak dan luka yang ditimbulkan. Bila pelecehan seksual dilakukan
dengan ancaman pemecatan dan korban tidak yakin mampu menemukan
pekerjaan lain, maka dampak psikologis akan lebih besar.
d. Apakah menggangu kinerja pekerja : bila ya, maka akan disertai dengan rasa
frustasi. Ini tentunya juga tergantung seberapa parah dan jauh pelecehan itu
mengganggu kinerja korban. Semakin parah gangguan yang dialaminya,
semakin tinggi taraf frustasi dan semakin parah kerusakan psikologisnya.
Secara umum, menurut Kelly (1998) dampak utama psikologis
pelecehan seksual yang paling sering tampil adalah:
a. Jengkel, senewen, marah, stress hingga breakdown
b. Ketakutan, frustasi, rasa tidak berdaya dan menarik diri
c. Kehilangan rasa percaya diri
d. Merasa berdosa atau merasa dirinya sebagai penyebab
e. Kebencian pribadi hingga generalisasi kebencian pada pelaku atau mereka
dari jenis kelamin yang sama dengan pelaku.
Menurut Rumini & Sundari (2004) wanita yang mengalami pelecehan
seksual dapat mengalami akibat fisik seperti gangguan perut, nyeri tulang
belakang, gangguan makan, gangguan tidur rasa cemas dan mudah marah.
16
Sedangkan akibat psikologis ynag dirasakan antara lain adalah perasaan terhina,
terancam dan tidak berdaya. Hasil ini diperkiat oleh penelitian Goodman (dalam
Rumini & Sundari, 2004) yang menyatakan bahwa wanita korban pelecehan
seksual sebagian besar mengalami simtom-simtom fisik dan stress emosional.
Beberapa peneliti mencoba menyimpulkan akibat dari pelecehan seksual
pada kehidupan perempuan dan kesejahteraannya dapat diperiksa dari tiga
perspektif utama yaitu yang berkaitan dengan pekerjaan atau pendidikan, faktor
psikologis dan fisik yang berkaitan dengan masalah kesehatan (Basri, 1994).
17
B. Remaja
1. Pengertian Remaja
Menurut Agustiani (2006) masa remaja identik dengan keceriaan,
kebingungan, persahabatan, pengenalan diri, dan sebagainya. Masa remaja
(Adolescence) berasal dari bahasa latin yaitu Adolescere yang berarti bertumbuh
menjadi matang (grow into maturity) yang merupakan tahapan perkembangan
antara masa kanak–kanak dan masa dewasa. Bila ditinjau dari sudut pandang
ilmu psikologi dalam memberikan definisi mengenai remaja mengaitkannya
dengan kematangan mental, emosi, dan kematangan fisik yang dialami oleh
remaja.
Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak
menuju ke masa dewasa (Agustiani, 2006). Sedangkan menurut Rumini dan Siti
Sundari (2004) masa remaja adalam masa peralihan dari masa anak dengan
masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk
memasuki masa depan.
Menurut Basri (1994) remaja adalah mereka yang telah meninggalkan
masa kanak–kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa
pembentukan tanggung jawab.
Remaja adalah salah satu tahap perkembangan manusia yang sangat
penting. Pada masa remaja ini mengalami perkembangan fisik yang sangat
pesat, sehingga mempengaruhi aspek kehidupannya. Perkembangan fisik ini
ditandai dengan mulai matangnya karakteristik seksual seperti orang dewasa.
Walaupun demikian, bila dilihat dari perkembangan biologisnya, remaja adalah
individu yang berbeda diantara anak-anak dan orang dewasa (Agustiani, 2006).
Sedangkan remaja menurut Sarwono (2002) ialah masa peralihan dari anakanak menuju orang dewasa yang mengalami perubahan fisik dan psikologis
dengan pembagian batas usia. Sarwono sendiri mengajukan definisi remaja
18
yang khusus dutujukan untuk masyarakat Indonesia, yaitu seseorang yang
berusia 11 sampai dengan 24 tahun dan belum menikah.
Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan
tidak mantap (Agustiani, 2006). Sedangkan menurut Zakiyah Darajat (dalam
Rumini dan Siti Sundari 2004)) remaja adalah usia transisi. Maksudnya, seorang
individu telah meninggalkan usia anak–anak yang lemah dan penuh
ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh
tanggung jawab, baik terhadap dirinya maupun terhadap masyarakat.
Banyaknya masa transisi ini tergantung kepada keadaan dan tingkat sosial
masyarakat dimana ia hidup. Semakin maju masyarakat semakin panjang usia
remaja, karena ia harus mempersiapkan diri untuk menyesuaikan diri dalam
masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya.
Turner dan Helms (dalam Mukhtar, 1996) mengatakan masa remaja
sebagai suatu masa dimana terjadi perubahan besar yang memberikan suatu
tantangan pada individu remaja untuk dapat menyesuaikan dirinya dengan
lingkungannya dan mampu mengatasi perubahan fisik dan seksual yang sedang
dialaminnya, juga sedang mengalami apa yang dinamakan proses pencarian
identitas diri dan berusaha membangun suatu hubungan interaksi yang sifatnya
baru. Namun disaat bersamaan nampaknya remaja dihadapkan pada situasi yang
sulit mengingat seluruh rangkaian perubahan ini berkaitan satu dengan yang
lainnya, dan terjadi pada waktu yang bersamaan.
Piaget (dalam Hurlock, 2000) secara psikologis mengatakan bahwa masa
remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa,
usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang–orang yang lebih tua
melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang–kurangnya dalam
masalah hak. Termasuk juga perubahan secara intelektual yang mencolok.
Transformasi
intelektual
yang
khas
dari
cara
berfikir
remaja
ini
memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang
19
dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
perkembangan ini.
Pada masa remaja menurut teori Piaget terjadi perkembangan kognitif
masuk pada tahap formal operations. Pada tahap ini remaja mulai dapat
memahami dan mengeksplorasi dunianya. Kognitif remaja pada tahap ini dapat
dikatakan fleksibel, dimana remaja sudah mampu untuk belajar konsep–konsep
baru serta memperbaiki konsep – konsep yang salah, dapat memecahkan
persoalan dengan cara berfikir yang logis (Ester, dalam Psikologi Remaja,
2002)
Masa remaja dimaksudkan sebagai periode transisi antara masa kanak–
kanak dan masa dewasa. Selama periode ini, orang muda membentuk maturitas
seksual dan menegakkan identitas sebagai individu yang terpisah dari keluarga
(Atkinson, dkk tanpa tahun).
Menurut Muangman (dalam Sarwono, 2002) pada tahun 1974, WHO
memberikan definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria yaitu biologik,
psikologik, dan sosial ekonomi. Sehingga secara lengkap definisi tersebut
berbunyi sebagai berikut, remaja adalah :
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda–tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri.
Dari pengertian diatas batasan sesuai dengan penelitian ini adalah
pengertian remaja yaitu masa dimana sedang terjadi perubahan besar yang
memberikan suatu tantangan pada individu remaja untuk dapat menyesuaikan
dirinya dengan lingkungannya dan mampu mengatasi perubahan fisik dan
seksual yang sedang dialaminnya, juga sedang mengalami apa yang dinamakan
20
proses pencarian identitas diri, dan berusaha membangun suatu hubungan
interaksi yang sifatnya baru.
2. Batasan Usia Remaja
Menurut Monks (2002) suatu analisis yang cermat mengenai semua
aspek dalam masa remaja, yang secara global berlangsung antara umur 12 dan
21 tahun, dengan pembagian masa remaja awal (12-15 tahun), masa remaja
pertengahan (15-18 tahun), masa remaja akhir (18-21 tahun), akan
mengemukakan banyak faktor yang masing–masing perlu mendapat tinjauan
sendiri.
Hurlock (2000) membagi masa remaja dalam dua periode, yaitu remaja
awal (13-17 tahun) dan remaja akhir (17-18 tahun). Sementara Konopa (dalam
Agustiani, 2006) membedakan masa remaja menjadi tiga yaitu remaja awal
(12-15 tahun), remaja menengah (15-18 tahun), dan remaja akhir (19-22 tahun).
Menurut Erikson (dalam Monks, 2002) masa remaja berkisar antara usia
13–19 tahun atau 12-20 tahun. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan
dari masa kanak–kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja berbeda–beda
sesuai dengan sosial budaya setempat. Sedangkan dari segi usia, menurut
Monks & Haditono (1996) membagi masa remaja menjadi tiga bagian yaitu
remaja awal (12-15 tahun), remaja pertengahan (15-18 tahun), dan remaja akhir
(18-21 tahun).
Menurut Muangman (dalam Sarwono, 2002) pada tahun 1974 WHO dari
badan PBB untuk kesehatan dunia menjelaskan batasan usia remaja adalah 12
sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang
digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai
19 tahun Dan belum kawin / menikah. Sementara itu, menurut BKKBN tahun
2002 (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Produksi) batasan usia remaja
adalah 10 sampai 21 tahun.
21
Dalam penelitian ini batasan remaja yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah remaja akhir yang berdasarkan kriteria diatas, maka
batasan usia remaja akhir yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 1718 tahun (Hurlock, 2000).
3. Karakteristik Remaja.
Menurut Zulkifli (1999) ada beberapa ciri-ciri remaja yang harus
diketahui, diantaranya ialah :
a. Pertumbuhan Fisik.
Pertumbuhan fisik ini mengalami perubahan dengan cepat, lebih cepat
dibandingkan masa anak–anak dan dewasa.
b. Perkembangan Seksual.
Tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki–laki diantaranya
ialah alat reproduksi sperma mulai bereproduksi, ia mengalami mimpi yang
pertama yang tanpa sadar mengeluarkan sperma. Sedangkan pada anak
perempuan rahimnya sudah bisa untuk dibuahi karena ia sudah mendapatkan
menstruasi untuk pertama kalinya.
c. Cara Berfikir Kausalitas.
Ciri ketiga ialah cara berfikir kausalitas, yaitu menyangkut hubungan
sebab dan akibat. Remaja sudah mulai berfikir kritis sehingga ia akan
melawan bila orang tua, guru, lingkungan yang menganggapnya masih
sebagai anak kecil.
d. Emosi Yang Meluap–Luap.
Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan
keadaan hormon. Suatu saat ia bisa sedih sekali, di lain waktu ia bisa marah
sekali. Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka dari pada
pikiran realistis.
22
e. Mulai Tertarik Kepada Lawan Jenis.
Dalam kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan
jenisnya dan mulai berpacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurang
mengerti, kemudian melarangnya akan menimbulkan masalah dan remaja
akan bersikap tertutup terhadap orang tuanya.
f. Menarik Perhatian Lingkungannya.
Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian di lingkungannya,
berusaha mendapatkan status dan peranan seperti kegiatan remaja
dikampung–kampung yang diberi peranan.
g. Terikat Dengan Kelompok
Remaja dalam kehidupan sosial sangat tertarik dengan kelompok
sebayanya sehingga tidak jarang orang tuanya dinomorduakan, sedangkan
kelompoknya dinomorsatukan. Apa–apa saja yang diperbuatnya ingin sama
dengan anggota kelompok lainnya, kalau tidak sama maka ia akan merasa
turun harga dirinya dan menjadi rendah diri.
4. Tugas Perkembangan Remaja Akhir.
Menurut Pikunas (dalam Agustiani, 2006) mengemukakan tugas
perkembangan remaja menengah dan akhir , sebagai berikut :
a. Menerima bentuk tubuh orang dewasa yang dimiliki dan hal-hal yang
berkaitan dengan fisiknya.
b. Mengembangkan keterampilan dalam komunikasi interpersonal, belajar
membina relasi dengan teman sebaya dan orang dewasa, baik secara
individu maupun dalam kelompok
c. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan figur-figur otoritas.
d. Menemukan model untuk identifikasi.
e. Menerima diri sendiri dan mengandalkan kemampuan dan sumber-sumber
yang ada pada dirinya.
23
f. Memperkuat kontrol diri berdasarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang
ada.
g. Meninggalkan bentuk-bentuk reaksi dan penyesuaian kekanak-kanakan.
Menurut Pikunas (dalam Agustiani, 2006), pada masa remaja ini ada
satu tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja yaitu menemukan
identitas diri. Identitas diri merupakan perasaan keunikan seseorang, keinginan
untuk menjadi orang berarti dan mendapat pengakuan dari lingkungan
seseorang.
Tugas perkembangan lanjut menurut Hurlock (2000) remaja lanjut (1720 tahun), dirinya ingin menjadi pusat perhatian, ia ingin menonjolkan diri,
caranya lain yaitu dengan remaja awal. Ia idealis, mempunyai cita–cita tinggi,
bersemangat
dan
memantapkan
identitas
diri,
serta
ingin
mencapai
ketidaktergantungan emosional. Sedangkan Blos (dalam Sarwono, 2002)
berpendapat perkembangan pada hakikatnya adalah usaha penyesuaian diri,
yaitu untuk secara efektif mengatasi “stess” dan mencari jalan keluar baru dari
berbagai masalah.
Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, remaja akhir (late
adolescence) merupakan tahap konsilidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan pencapaian lima hal, yaitu :
a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi–fungsi intelek.
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang–orang lain dan
dalam pengalaman–pengalaman baru.
c. Terbentuk indentitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti
dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.
e. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinnya (private self) dan
masyarakat umum (the public).
24
5. Penyesuaian Diri Remaja.
Carballo
(dalam
Sarwono,
2002)
berpendapat,
terdapat
enam
penyesuaian diri yang harus dilakukan oleh remaja, yaitu :
a. Menerima
dan
mengintegrasikan
pertumbuhan
badannya
dalam
kepribadiannya.
b. Menentukan peran dan fungsi seksualnya yang adekwat dalam kebudayaan
dimana ia berada.
c. Mencapai kedewasaan dengan kemandirian,
kepercayaan diri dan
kemampuan untuk menghadapi kehidupan.
d. Mencapai posisi yang diterima oleh masyarakat.
e. Mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas dan nilai – nilai
yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan.
f. Memecahkan problem – problem nyata dalam pengalaman sendiri dan
dalam kaitannya dengan lingkungannya.
Menurut Mu’tadin (dalam Sarwono, 2002) pada dasarnya penyesuaian
diri melibatkan individu dengan lingkungannya. Beberapa lingkungan yang
dianggap dapat menciptakan penyesuaian diri yang cukup sehat bagi remaja,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Lingkungan Keluarga.
Semua konflik dan tekanan yang ada dapat dihindarkan atau
dipecahkan bila individu dibesarkan dalam keluarga dimana keamanan,
cinta, kehangatan, dan respek toleransi. Dengan demikian penyesuaian diri
akan menjadi lebih baik bila dalam keluarga individu merasakan bahwa
kehidupannya berarti.
b. Lingkungan Teman Sebaya.
Begitu pula dalam kehidupan pertemanan, pembentukan hubungan
yang erat diantara kawan–kawan semakin penting pada masa remaja
dibandingkan masa–masa lainnya. Suatu hal yang sulit bagi remaja menjauh
25
dari temannya, individu mencurahkan kepada teman-temannya apa yang
tersimpan didalam hatinya, dari angan–angan, pemikiran dan perasaan. Ia
mengungkapkan kepada mereka secara bebas tentang rencananya, cita–cita
dan dorongan–dorongannya.
c. Lingkungan Sekolah.
Sekolah mempunyai tugas yang tidak hanya terbatas pada masalah
pengetahuan dan informasi saja, akan tetapi juga mencakup tanggung jawab
pendidikan secara luas. Demikian pula dengan guru, tugasnya tidak hanya
mengajar, tetapi juga berperan sebagai pendidik yang menjadi pembentuk
masa depan, ia adalah langkah pertama dalam pembentukan kehidupan yang
menuntut individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian Pelecehan seksual pada pelaku usia remaja ini, peneliti
menggunakan studi kasus. Berikut ini akan lebih di jelaskan beberapa hal yang
berkaitan, yaitu : pendekatan penelitian, subjek penelitian, tahap-tahap
penelitian, teknik pengumpulan data, alat bantu penelitian data, keakuratan
penelitian, dan teknik analisis data.
A. Pedekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah
pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus. Hal ini dikarenakan untuk
mengetahui secara mendalam permasalahan-permasalahan apa saja yang
muncul dalam gambaran yang mempengaruhi pelecehan seksual, dan untuk
melihat gambaran faktor-faktor yang menyebabkan remaja pria (subjek)
melakukan pelecehan seksual. Selama ini metode penelitian kuantitatif dan
kualitatif yang banyak digunkan dalam berbagai penelitian ilmiah, studi kasus
selama ini belum banyak digunakan oleh para peneliti (Moleong, 2002). Dengan
menggunakan metode ini berarti kita akan mendapatkan pemahaman terhadap
gejala-gejala tersebut, sehingga akan diperoleh gambaran yang sesuai dengan
subjek dan bukan kesimpulan sebab akibat yang dipaksakan. Peneliti kualitatif
dilakukan jika peneliti tertarik untuk mengetahui meaning, yaitu bagaimana
orang memahami hidupnya, pengalaman-pengalamannya dan struktur dunia
mereka. Selain itu peneliti juga ingin mendeskripsikan proses, arti dan
pemahaman melalui kata-kata atau ganbar-gambar (Narbuko, 2002).
Menurut Creswell & dkk (Basuki, 2006) penelitia kualitaif adalah
penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam
27
tentang masalah-masalah manusia dan sosial bukan mendeskripsikan bagian
permukaan dari suatu realitas sebagaimana yang dilakukan penelitian kuantitaif
dengan positivisme. Penelitian menginterprestasikan bagian sunjek memperoleh
makna dari lingkunagn sekeliling dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi
perilaku mereka. Penelitian dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah
(naturalistik) bukan hasil perlakuan (tratment) atau manipulasi variabel yang
dilibatkan.
Denzin & Lincoln (Basuki, 2006) menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif tidak memperkenalkan perlakuan (treatment) atau memanipulasi
variabel atau memaksakan definisi operasional penelitiu mengenai variabelvariabel pada peserta penelitian. Sebaliknya penelitian kualitatif membiarkan
sebuah makna muncul dari partisipant-partisipant itu sendiri. Peneliti sifatnya
lebih fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan latar yang ada. Konsepkonsep, alat-alat pengumpulan data dan metode pengumpulan data dapat
disesuaikan dengan pengembangan penelitian.
Penelitian kualitatif dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian yang
menggunakan data kualitatif yang bersifat deskriptif, yang dikumpulkan melalui
berbagai macam cara seperti observasi, wawancara, rekaman (recording),
intisari dokumen dan proses melalui pencatatan, pengetikan, penyuntingan, atau
alih
tulisan (Poerwandari,
2001).
Penelitian
kualitatif
memungkinkan
pemahaman yang utuh atau holistik akan suatu fenomena, serta mampu
menampilkan suatu objek studi secara detail dan mendalam. Sehingga dapat
diperolehnya gambaran yang lengkap dan komprehensif tentang suatu objek
studi (Poerwandari, 2001).
1. Pengertian Studi Kasus
Studi kasus ditujukan untuk meneliti suatu kasus atau lebih secara
mendetail dan mendalam guna memahami kompleksitasnya dalam alamiah.
28
Studi kasus dapat dilakukan secara kualitatif, kuantitatif, atau gabungan dari
keduanya (Moleong, 2002).
Menurut Moleong (2002) studi kasus adalah studi yang berusaha
memahami isu-isu yang rumit atau objek dan dapat memperluas pengalaman
atau menambah kekuatan terhadap apa yang dikenal melalui hasil penelitian
yang lalu. Lebih lanjut dikatakan bahwa studi kasus menekankan pada rincian
analisis kontekstual tentang sejumlah kecil kejadian atau kondisi dan hubunganhubungan yang ada padanya. Sedangkan American Psychological Association
(APA) mendefinisikan studi kasus adalah sebuah penelitian yang dibuat oleh
peneliti untuk memberikan gambaran mengenai suatu kasus baik itu pada
individu maupun organisasi (Moleong, 2002)
Menurut Nawawi (dalam Maaruf, 1998) mengemukakan studi kasus
adalah penelitian yang memusatkan diri secara intensif terhadap objek tertentu.
Objek tersebut dapat berupa unit sosial seperti individu ataupun kelompok
individu. Unit sosial tersebut diselidiki secara intensif, baik secara menyeluruh
maupun mengenai aspek-aspek tertentu yang perlu mendapat perhatian khusus.
Selain itu alasan peneliti menggunakan metode ini antara lain mengingat
ke khususan dari metode ini seperti yang dikemukakan oleh Maaruf (1998)
adalah sebagai berikut :
a. Sikap peneliti yang lebih menampung dan mengumpulkan data dari pada
menguji keterangan-keterangan yang diterima.
b. Intensitas dari studi ini adalah selain menunjukan dan menjelaskan keunikan
gejala juga berusaha mempelajari seseorang individu, studi kasus tidak
hanya memperhatikan keadaan masa kini tetapi mencakup seluruh riwayat
hidup.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif yang bersifat studi
kasus adalah suatu penelitian yang menghasilkan dan mengolah data bersifat
deskriptif yang dikumpulkan melalui berbagai cara seperti observasi,
wawancara, rekaman (recording), intisari dokumen dan dicatat melalui proses
29
pencatatan, pegetikan dan penyuntingan yang menekankan pada rincian analisis,
kontekstual tentang suatu kejadian atau kondisi serta berusaha memahami dan
memberikan gambaran mengenai fenomena-fenomena dan isu-isu yang rumit
berdasarkan penelitian yang mendalam mengenai studi kasus dan sudut pandang
serta pengalaman pada individu maupun kelompok.
2. Ciri-Ciri Studi Kasus
Menurut Basuki (2006) ciri-ciri studi kasus adalah sebagai berikut :
a. Studi kasus bukan sutu metodologi penelitian, tetapi suatu bentuk studi
(penelitian) tentang masalah yang khusus (particular).
b. Sasaran studi kasus dapat bersifat tunggal (ditujukan perorangan atau
individual) atau suatu kelompok, misalnya kelas, dan lain-lain.
c. Masalah yang dipelajari atau diteliti dapat bersifat sederhana atau
komleks, misalnya seperti anak yang mengalami penyimpangan perilaku
(masalah yang sederhana) dan hal-hal yang menyebabkan rendahnya
mutu pendidikan (masalah yang kompleks).
d. Tujuan yang ingin dicapai adalah pemahaman yang mendalam tentang
suatu kasus, atau dapat dikatakan untuk mendapatkan verstehen bukan
sekedar erklaren (deskripsi suatu fenomena).
e. Suatu kasus tidak bertujuan melakukan generalisasi, walaupun studi
kasus dapat dilakukan terhadap beberapa kasus. Studi yang dilakukan
terhadap beberapa kasus bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
lebih lengkap, sehingga pemahaman yang dihasilkan terhadap satu kasus
yang dipelajari lebih mendalam.
Moleong (2002) menyebutkan bahwa studi kasus memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Partikularistik : studi ini berfokus pada situasi khusus, sesuatu program
atau sesuatu fenomena seperti seseorang, keluarga, sebuah kantor, satu
keluarga, sebuah perusahaan, sesuatu kelas, atau bangunan apartement.
30
b. Naturalistik : studi kasus mempersoalkan orang-orang yang sebenarnya
atau situasi dan terbanyak dari proses pengumpulan data dilakukan
dalam situasi sebenarnya.
c. Data Uraian Rinci : studi kasus termasuk pengamat berperan serta atau
tidak berperan serta, wawancara, sumber historis dan naratif, sumber
tertulis seperti jurnal dan buku harian, sumber data kuantitatif seperti tes,
dan apa saja yang dapat dikumpulkan.
d. Induktif : sebagian besar studi kasus bergantung kepada alasan induktif,
konsep, generalisasi, hipotesis yang muncul dari pengujian data-data
berasal dari suatu konteks tertentu.
e. Heuristik : studi kasus dapat membawa pembaca pada pemahaman
tentang fenomena yang diteliti. Studi kasus dapat membawa pada
pemahaman
baru
memperluas
pengalaman
pembaca,
atau
mengkonfirmasikan apa yang telah diketahui sebelumnya.
Menurut Poerwandari (2005) studi kasus dapat dibedakan dalam
beberapa tipe-tipe yaitu :
1. Studi Kasus Instrinsik : penelitian ini dilakukan karena ketertarikan atau
kepedulian pada suatu kasus khusus. Apa penelitian ini dilakukan untuk
memahami secara utuh kasus tersebut, tanpa harus dimaksudkan untuk
menghasilkan
konsep-konsep
atau
teori
ataupun
tanpa
upaya
menggeneralisasikan.
2. Studi Kasus Instrumental : penelitian pada suatu kasus unik tertentu
dilakukan untuk memahami isu dengan lebih baik, juga untuk
mengembangkan, memperhalus teori.
3. Studi Kasus Kolektif : studi kasus instrumental yang diperluas, sehingga
mencakup benerapa kasus. Tujuannya adalah untuk mempelajari
fenomena atau kondisi umum dengan lebih mendalam. Karena
menyangkut kasus majemuk, atau studi kasus komparatif.
31
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif
berupa studi kasus yang unik dan mempunyai karakteristik tertentu.
Peneliti juga ingin memperoleh pemehaman yang utuh dan terintegrasi
dari suatu kasus yang diteliti (Poerwandari, 2005).
3. Kelebihan dan Kelemahan Studi Kasus
a. Kelebihan Studi Kasus
Menurut Basuki (2006) kelebihan studi kasus dibagai menjadi dua,
yaitu :
1) Studi kasus mampu mengungkapkan hal-hal yang spesifik, unik, dan
hal-hal yang amat mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi
yang lain. Studi kasus mampu mengungkap makna dibalik fenomena
dalam kondisi apa adanya (natural)
2) Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual, tetapi juga
memberi nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang
berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak dapat
ditangkap oleh nelitian kualitatif yang sangat ketata.
b. Kelemahan Studi Kasus
Menurut Basuki (2006) penelitian studi kasus dilihat dari kaca mata
penelitian kualitatif merupakan studi kasus yang dipersoalkan dari segi
validitas, reliabilitas, dan generalisasi. Namun studi kasus yang sifatnya
unik dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang digunakan
dalam penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mencari generalisasi.
B. Subjek Penelitian
1. Karakteristik Subjek
Karakteristik subjek dalam penelitian ini akan ditentukan sebagai berikut :
subjek yang melakukan pelecehan seksual adalah remaja pria yang usianya
berkisar antara 17-18 tahun (Hurlock, 2000).
32
2. Jumlah Subjek
Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2001) jumlah subjek sangat tergantung
pada apa yang ingin diketahui oleh peneliti, tujuan penelitian, pertimbangan
waktu, dan sumber yang tersedia. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah
satu orang.
C. Tahap-Tahap Penelitian
Dalam melakukan penelitian studi kasus ini dibutuhkan pula serangkaian
persiapan dan pelaksanaan dari peneliti agar bukti penelitian ini dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Adapun tahap-tahap penelitian tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan Penelitian
Untuk dapat melakukan wawancara terhadap subjek secara terfokus dan
tidak menyimpang dari tujuan penelitian, maka dibuatlah pedoman
wawancara yang didasari literature yang sesuai dengaan tujuan penelitian.
Kemudian peneliti memberikan pedoman wawancara tersebut kepada
pembimbing untuk dipertimbangkan apakah item-item pertanyaan dapat
menggali informasi yang dibutuhkan apakah kalimat pertanyaan tersebut
dapat dimengerti subjek. Setelah melakukan perbaikan pada pedoman
wawancara, peneliti menyerahkan wawancara yang telah direvisi kepada
pembimbing untuk meminta persetujuan bahwa wawancara siap digunakan.
Untuk subjeknya, peneliti mencari sendiri subjek yang akan diwawancarai
lewat bantuan teman atau saudara. Kemudian meminta ixin kepada mereka
baik melalui telepon ataupun langsung bertemu, dan membuat janji
pertemuan untuk melalukan wawancara. Peneliti tidak lupa menggunakan
alat perekam, kaset, kertas dan alat tulis, serta baterai ekstra untuk berjagajaga agar wawancara tetap berlangsung dengan lancar.
33
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam tahap persiapan :
a. Pertanyaan masalah penelitian.
b. Mengkaji konsep dan teori berdasarkan referensi.
c. Menentukan subjek penelitian.
d. Penyusunan pedoman wawancara dan pedoman observasi.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian.
Pada tahap ini melakukan metode pengambilan data dengan metode
wawancara dan metode observasi, berdasarkan pedoman yang telah disusun
sebelumnya ditahap awal. Setelah data diperoleh dari penelitian kualitatif
merupakan data yang bersifat deskriptif. Dalam melakukan proses analisa,
peneliti melakukan beberapa prosedur untuk mengolah data yang dapat
dijadikan informasi yang nantinya akan dihubungkan dengan teori yang
melatarbelakanginya. Pengolahan data hasil wawancara dapat dilakukan
dengan pencatatan hasil wawancara secara memyeluruh (verbatim). Analisis
hasil wawancara dengan koding, serta pada akhirnya dapat ditarik
kesimpulan dari hasil wawancara tersebut, kemudian dilanjutkan dengan
keseluruhan hasil dibuatkan analisis psikologis. Data yang didapat dibuat
kesimpulan, kemudian di analisis dengan teori-teori yang melatar
belakanginya dan yang sudah terlebih dahulu tertuang dalam bab tinjauan
pustaka. Setelah itu maka dibuat hasil penelitian secara menyeluruh yang
berisi gambaran hasil penelitian berupa analisis data hubungannya dengan
teori yang ada, berupa poin-poin kesimpulan penelitian. Lalu saran baik itu
untuk subjek, atau pihak-pihak yang berkaitan maupun demi kepentingan
penelitian lebih lanjut.
Secara sistematis, berikut ini adalah langkah-langkah penelitian pada
tahap pelaksanaan, yaitu :
a. Pengambilan data dengan metode wawancara dan observasi.
b. Pengolahan data dan analisi data.
34
c. Analisis data penelitian teori.
d. Simpulan dan saran.
3. Tahap Analisis
Setelah melakukan wawancara peneliti memindahkan hasil rekaman
wawancara ke dalam bentuk transkrip verbatim tertulis. Peneliti membuat
gambaran dan analisis tiap–tiap kasus. Kemudian peneliti menganalisis antar
kasus, dengan membuat perbandingan hasil analisis dari semua subjek
penelitian.
Maka berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa hasil analisis dan kesimpulan yang dilakukan, peneliti
mengajukan saran–saran untuk penelitian selanjutnya.
D. Tekhnik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan metode pengumpulan data yaitu
wawancara, dan observasi. Berikut adalah penjabaran lengkap mengenai dua
metode yang digunakan dalam penelitian :
1. Wawancara
a. Definisi Wawancara
Menurut Kerlinger (dalam Basuki, 2006) mengutarakan bahwa
wawancara merupakan situasi peran antar pribadi berhadapan muka (face to
face) ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan –
pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang
relefan dengan masalah penelitian pada seseorang yang diwawancarai atau
informan.
Wawancara menurut Kartono adalah suatu percakapan yang
diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab
lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik (dalam
35
Basuki, 2006). Sedangkan menurut Denzin & Lincoln (dalam Basuki, 2006)
wawancara
merupakan
suatu
percakapan,
seni
tanya
jawab
dan
mendengarkan. Ini bukan merupakan suatu alat yang netral, pewawancara
menciptakan situasi tanya jawab yang nyata.
Menurut Gulo (2000) wawancara adalah bentuk komunikasi
langsung antara peneliti dan responden. Dalam wawancara, komunikasi
berlangsung dalam bentuk tanya jawab dan biasanya peneliti dan responden
berhadapan langsung atau tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden
merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal. Dengan
demikian selama berlangsungnya wawancara, peneliti tidak hanya
menangkap pemahaman dan ide, tetapi dapat pula menangkap hal–hal yang
tersirat, seperti emosi dan motif .
Wawancara adalah suatu percakapan tahap muka dengan tujuan
memperoleh informasi faktual untuk menaksir atau menilai kepribadian
seseorang atau dipakai untuk maksud-maksud bimbingan atau terapis
(Chaplin, 2000).
Wawancara menurut Narbuko (2002) yaitu proses tanya jawab
dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau
lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi–informasi
atau
keterangan–keterangan.
Sedangkan
menurut
Banister
(dalam
Poerwandari, 2001) mengatakan bahwa wawancara adalah percakapan dan
tanya jawab yang diarahkan mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif
dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna–makna subjektif
yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan dalam
upaya melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut.
Kesimpulan dari beberapa tokoh diatas yaitu wawancara adalah
metode pengumpulan data dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara
lisan untuk dijawab secra lisan pula. Jadi, wawancara merupakan bentuk
komunikasi langsung antara peneliti dan responden, peneliti dapat
36
mengamati perilaku responden saat wawancara berlangsung. Setiap
percakapan dan tanya jawab diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu
(Basuki, 2006).
b. Jenis-Jenis Wawancara
Secara umum ada tiga pendekatan dalam memperoleh data kualitatif
melalui wawancara (Patton dalam Poerwandari, 1998) antara lain :
1). Wawancara Konvensional Informal
Proses wawancara didasarkan sepenuhnya pada berkembangnya
pertanyaan-pertanyaan secara spontan dalam interaksi alamiah. Tipe
wawancara demikian umumnya dilakukan peneliti yang melakukan
observasi parsipasif. Dengan demikian, orang-orang yang diajak
berbicara mungkin tidak menyadari bahwa ia sedang di wawancarai
secara sistematis untuk menggali data.
2). Wawancara Pedoman Umum
Dalam proses wawancara ini, peneliti dilengkapi dengan pedoman
wawancara yang sangat umum, yang menentukan isu-isu yang harus
diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahwa mungkin tanpa
bentuk pertanyaan eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk
mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas
sekaligus menjadi daftar pengecekan (checklist) apakah aspek-aspek
relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman yang
demikian, peneliti harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut
dapat dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat pertanyaan, sekaligus
menyesuaikan dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung.
3). Wawancara Berstruktur (Pedoman Terstandar yang Terbuka)
Dalam bentuk wawancara ini, pedoman wawancara ditulis secara rinci,
lengkap dengan set pertanyaan dan penjabarannya dalam kalimat.
Peneliti diharapkan dapat melaksanakan wawancara sesuai konsekuensi
37
yang tercantum, serta menanyakan dengan cara yang sama dengan
responden yang berbeda. Keluwesan dalam menjalani jawaban terbatas,
tergantung pada sifat wawancara dan keterampilan peneliti. Bentuk ini
akan efektif dilakukan bila penelitian melibatkan banyak pewawancara,
sehingga peneliti perlu mengadministrasikan upaya-upaya tertentu untuk
meminimalkan
variasi
sekaligus
mengambil
langkah-langkah
menyeragaman pendekatan tersebut terhadap subjek.
Menurut Narbuko (2002) prosedur
wawancara dibagi atas tiga
macam, yaitu :
a) Wawancara Bebas (Wawancara Tak Terpimpin)
Proses wawancara dimana interviewer tidak secara sengaja mengarahkan
tanya jawab pada pokok – pokok persoalan dari fokus penelitian dan
interviewer (orang yang diwawancarai).
b) Wawancara Terpimpin
Disebut dengan interviewer guide. Controlled interviewer atau
Structured interview yaitu wawancara yang
menggunakan panduan
pokok– pokok masalah yang diteliti.
c) Wawancara Bebas Terpimpin
Merupakan kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin. Jadi,
pewawancara hanya membuat pokok–pokok masalah yang akan diteliti,
selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi
pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila
ternyata ia menyimpang.
Sedangkan
menurut
Narbuko
(2002),
sasaran
penjawabnya
wawancara terbagi atas dua macam, yaitu :
a) Wawancara Perorangan adalah apabila proses tanya jawab tatap muka
itu berlangsung secara langsung antara pewawancara dengan seseorang
yang diwawancarai.
38
b) Wawancara
Berkelompok
adalah
apabila
proses
interview
itu
berlangsung sekaligus dua orang pewawancara atau lebih menghadapi
dua orang atau lebih yang diwawancarai.
Menurut (Poerwandari,2001) sebuah wawancara dikatakan ilmiah
bila telah memenuhi beberapa persyaratan seperti :
1. Sebelum wawancara dilakukan, pewawancara harus sudah tahu akan
hal–hal apa yang hendak ditanyakannya.
2. Menciptakan hubungan baik (rapport) guna menghilangkan kecemasan
dan membangkitkan keinginannya untuk bekerjasama.
3. Peneliti atau wawancara harus waspada terhadap saat–saat kritis, dimana
responden mengalami kesulitan untuk memberi jawaban.
4. Setelah wawancara selesai usahakan agar responden tidak merasa “habis
manis sepah dibuang”.
c. Kekurangan dan Kelebihan Teknik Wawancara
Menurut Poerwandari (2001) teknik wawancara memiliki kekurangan
dan kelebihan, yaitu :
1). Kekurangan Teknik Wawancara
a) Peneliti seakan-akan hanya mengkonsentrasikan diri pada jawaban
dalam mengupayakan untuk menyalinnya.
b) Apabila pengetahuannya dibidang
penelitian
sangat terbatas
berakibat kurang pengembangan lebih lanjut, sehingga hasilnya
kurang luas atau dalam.
c) Dapat mempengaruhi psikologis pada responden, sehingga timbul
kesan diperiksa atau dinterogasi.
2). Kelebihan Teknik Wawancara
a) Dapat menghasilkan data yang cukup lengkap, karena saat iti dapat
langsung dilakukannya.
39
b) Suasana
pembicaraan
akan
lebih
mengena,
sebagaimana
pembicaraan sehari-hari tetapi terarah.
Dalam studi kasus ini peneliti ingin menggunakan wawancara
bebas terpimpin. Adapun penggunaan wawancara tersebut adalah
kombinasi antara wawancara bebas dan terpimpin. Jadi, pewawancara
hanya membuat pokok–pokok masalah yang akan diteliti, selanjutnya
dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi pewawancara
harus pandai mengarahkan yang diwawancarai apabila ternyata ia
menyimpang.
2. Observasi
a. Definisi Observasi
Menurut Basuki (2006) istilah observasi diturunkan dari bahasa latin
yang berarti “melihat” dan memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan
pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang
muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena
tersebut. Observasi adalah pengujian dengan maksud atau tujuan tertentu
mengenai sesuatu, khususnya dengan tujuan untuk mengumpulkan fakta
(Chaplin, 2000).
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau
oberver mencatat semua informasi sesuai yang mereka saksikan, dengan
kata lain metode ini menggunakan panca indera penglihatan sebagai alat
utama (Gulo, 2000). Namun demikian, pendengaran dan perasaan juga
digunakan untuk menggambarkan situasi atau kondisi lingkup pengamatan
yang diusahakan dengan se-objektif mungkin.
Patton & Poerwandari (dalam Basuki, 2006) menegaskan observasi
merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi
penelitian dengan pendekatan kualitatif. Agar memberikan data yang akurat
dan bermanfaat, observasi sebagai metode ilmiah yang harus dilakukan oleh
40
peneliti yang sudah melewati latihan–latihan yang memadai, serta telah
mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap.
Menurut Patton (dalam Basuki, 2006) tujuan observasi adalah
mendeskripsikan
setting
yang
dipelajari,
aktivitas-aktivitas
yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian
dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati
tersebut.
Observasi (pengamatan) adalah matode pengumpulan data dimana
peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama
penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa – peristiwa itu bisa dengan
melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat se-objektif
mungkin (Gulo, 2000).
Menurut Young (dalam Poerwandari, 2001)) mengatakan bahwa
observasi adalah suatu studi yang dilakukan dengan sengaja dan secara
sistematis melalui proses penglihatan atas gejala – gejala spontan yang
terjadi pada saat itu.
Menurut Poerwandari (2001) suatu obervasi dapat dikatakan sebagai
metode pengumpulan data yang ilmiah, tentunya dengan memenuhi syarat
sebagai berikut :
1). Dapat dipergunakan dan dirumuskan menurut tujuan–tujuan penelitian
tertentu.
2). Dirancang secara sistematis.
3). Dicatat atau direkam secara sistematis.
4). Dapat diperiksa kembali
Dari berbagai pendapat beberapa tokoh tentang pengamatan (observasi)
maka dapat disimpulkan bahwa pengamatan (onservasi) dalam konteks
penelitian ilmiah adalah studi yang disengaja dan dilakukan secara
sistematis, terencana, terarah pada suatu tujuan dengan mengamati dan
mencatat fenomena atau perilaku satu atau sekelompok orang dalam konteks
41
kehidupan sehari-hari, dan memperhatikan syarat-syarat penelitian ilmiah.
Dengan demikian hasil pengamatan dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya (Basuki, 2006).
b. Jenis-Jenis Observasi
Menurut Kartini & Kartono (1990) observasi terbagi menjadi tiga
jenis, yaitu :
1). Observasi Partisipan
Merupakan suatu cara observasi dimana observer ikut serta dalam
kegiatan yang akan diamati, hal ini dilakukan untuk memperoleh data
tingkah laku individu yang wajar.
2). Observasi Non Partisipan
Merupakan observasi dimana pengamat berbeda diluar subjek yang
diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.
3). Observasi Terkontrol
Merupakan observasi yang dengan sengaja dilakukan control atau
pemberian perlakuan yang sesuai dengan keperluan untuk menguji
hipotesa dan pemecahan masalah.
Sedangkan berdasarkan cara pengamatan yang dilakukan, observasi
dapat dibedakan menjadi dua yaitu observasi berstruktur dan observasi tak
berstruktur seperti dibawah ini :
1) Observasi Berstruktur
Merupakan
observasi
dimana
pengamat
dalam
melaksanakan
observasinya menggunakan pedoman pengamatan.
2) Observasi Tak Berstruktur
Merupakan
observasi
dimana
pengamat
dalam
melaksanakan
observasinya melakukan pengamatan secara bebas.
Dalam melakukan observasi, peneliti tidak dapat mengabaikan hal–hal
yang timbul. Selama proses ini berlangsung, walaupun hal yang muncul
42
tersebut bukan merupakan hal–hal yang diperkirakan akan muncul selama
proses observasi. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2001) bahwa hasil
observasi dapat menjadi suatu informasi yang penting, karena :
1) Peneliti akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang konteks
dalam mana hal yang diteliti akan terjadi. Hal ini akan memberikan
informasi dalam melakukan analisa dan peramalan tentang perilaku yang
timbul pada suatu keadaan.
2) Dengan observasi, memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka,
berorientasi
pada
penemuan
dan
bukan
pembuktian
dan
mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
3) Memungkinkan peneliti untuk melihat hal–hal yang tidak atau kurang
disadari oleh subjek. Dengan kata lain observasi tidak tergantung pada
kemauan subjek yang observasi untuk melaporkan atau menceritakan
pengalamannya.
4) Memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi yang tidak
terungkap dalam wawancara. Sejumlah studi sosial atau psikologi tidak
memungkinkan menggunakan metode lain, seperti perilaku metode
perilaku anak atau bayi. Untuk itu, observasi menjadi metode yang
sangat penting, bahkan yang sangat penting dalam hal ini.
5) Memperkecil persepsi selektif dari subjek yang mungkin timbul dalam
wawancara. Namun demikian, kelemahan ini tidak dapat dihindari
secara keseluruhan dimana pada dasarnya proses penglihatan tersebut
sangat selektif sifatnya. Biasanya penglihatan cenderung meliputi hal–
hal yang menonjol atau gejala–gejala yang ingin dilihat oleh peneliti.
Latar belakang peneliti atau observer juga sangat mempengaruhi proses
observasi seperti pendidikan, keahlian, disiplin yang dianut, maupun
faktor – faktor pribadi lainnya.
6) Memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif
terhadap peneliti yang dilakukan.
43
c. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Observasi
Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2001) teknik observasi memiliki
kelebihan dan kekurangan, yaitu :
1). Kelebihan Teknik Observasi
a) Dapat
mencatat
secara
langsung
mengenai
perilaku
atau
perkembangan saat perilaku tersebut terjadi.
b) Data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat
dicatat segera.
c) Dapat memperoleh data dari subjek yang tidak dapat berkomunikasi
secara verbal atau yang tidak mau berkomunikasi secara verbal.
2). Kekurangan Teknik Observasi
a) Dapat diperlukan pada waktu yang lama.
b) Tidak semua kegiatan dapat diperoleh datanya secara langsung.
c) Pengamatan terhadap suatu fenomena yang tidak dapat dilakukan
secara langsung.
d) Pengamatan sangat tergantung pada kecermatan pengamatan dan
daya ingat observer.
Dalam studi kasus ini penelitian menggunakan jenis observasi tak
berstruktur. Hal ini berarti peneliti dalam melaksanakan observasinya
melakukan pengamatan bebas.
E. Alat Bantu Penelitian Data
Peneliti instrumen sangat berperan dalam seluruh proses penelitian,
mulai dari memilih topik, mendekati topik tersebut, mengumpulkan data, hingga
menganalisis,
menginterprestasikan,
menyimpulkan
hasil
penelitian
(Poerwandari, 2001). Dalam pengambilan data dengan metode wawancara dan
observasi diperlukan beberapa alat bantu (instrumen penelitian), untuk
memudahkan penulis dalam memperoleh dan mengumpulkan data, yaitu :
44
1. Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrumen penelitian utama dan
peneliti
merupakan
orang
yang
menjalankan
wawancara
dan
menginterprestasikan hasil wawancara.
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi pertanyaan–pertanyaan yang dikembangkan
sesuai dengan tujuan penelitian berdasarkan teori–teori yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti, yang berguna agar wawancara yang dilakukan
tidak menyimpang dari tujuan penelitian.
3. Lembar Pencatatan Observasi dan Buku Catatan.
Pedoman observasi digunakan untuk panduan dalam melakukan observasi,
pedoman ini digunakan untuk melihat perilaku apa saja yang muncul pada
subjek penelitian yang dimasukkan dalam catatan lapangan.
4. Alat Perekam (Tape Recorder)
Alat perekam digunakan untuk memperoleh data wawancara dan sebisa
mungkin merekam prespektif tertentu dari interviewe secara utuh, akurat,
dan apa adanya, sesuai dengan percakapan partisipan dengan peneliti
(Patton, 1990). Alat perekam ini dapat berfungsi untuk memastikan peneliti
dapat mendengarkan kembali dan kemudian menganalisis seluruh hasil
pembicaraan tanpa ada yang terlewat, sehingga didapatkan gambaran yang
utuh dari setiap subjek.
5. Alat Tulis
Alat tulis yang digunakan berupa pulpen untuk mencatat hal-hal penting
yang terjadi selama berlangsungnya wawancara serta observasi dilapangan.
F. Keakuratan Penelitian
Untuk mengetahui apakah keakuratan penelitian ini harus menggunakan
cara triangulasi. Yang dimaksud dengan triangulasi adalah teknik pemeriksaan
45
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data yang
diperoleh untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
yang diperoleh. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah
pemeriksaan melalui sumber lainnya. Patton (dalam Moleong, 2002)
mengemukakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk
mencapai keabsahan, yaitu :
1. Triangulasi Dengan Sumber
Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d. Membandingkan keadaan dengan persuasive seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan. Menurut Patton (dalam Moleong, 2002), dalam hal ini jangan
sampai banyak pendapat atau pikiran. Yang penting disini adalah bisa
mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan
tersebut.
Cara
melakukan
triangulasi
dengan
sumber
adalah
peneliti
membandingkan informasi yang diberikan oleh subjek dan significant other
pada waktu yang berbeda, selain itu peneliti membandingkan data
wawancara dan observasi.
46
2. Triangulasi Dengan Metode
Menurut Patton (dalam Moleong, 2002) terdapat dua strategi, yaitu :
a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa
teknik pengumpulan data.
b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode
yang sama.
Cara melakukan triangulasi dengan metode ini adalah peneliti
menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda yaitu observasi dan
wawancara.
3. Triangulasi Dengan Penyidik
Teknik triangulasi yang ketiga ini adalah dengan jalan memanfaatkan
peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat
kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi
kesalahan dalam pengumpulan data. Pada dasarnya, pengumpulan suatu tim
penelitian dapat direalisasikan dilihat dari segi teknik ini.
Cara melakukan triangulasi dengan penyidik adalah membandingkan
hasil pekerjaan seorang, yaitu analisis satu dengan analisi lainnya. Peneliti
membandingkan hasil temuannya dengan hasil evaluasi dari dosen
pembimbing.
4. Triangulasi Dengan Teori
Menurut Lincolin dan Guba (dalam Poerwandarai, 2001) mengatakan
triangulasi dengan teori berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak
dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu teori. Sedangkan dipihak
lain, menurut Moleong (2002) triangulasi dengan teori dapat dilaksanakan
dan hal intu dinamakannya penjelasan banding (trivia explanations).
Cara melakukan triangulasi dengan teori adalah untuk membandingkan
informasi yang diberikan oleh subjek dan significant others pada waktu
47
yang berbeda mengenai bentuk-bentuk pelecehan seksual dan faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya pelecehan seksual.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yaitu proses mengatur, mengkonstruksi dan mengartikan
sejumlah data yang terkumpul. Proses analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini menurut Poerwandari (2001) akan di analisa dengan teknik data
kualitatif. Dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tahapan
yang perlu dilakukan. Tahap-tahap tersebut adalah :
1. Mengorganisasi Data
Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara
(Indepth Interview), yang mana data direkam dengan tape recorder dan
dibantu alat tulis lainnya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan
mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis
secara verbatim. Setelah selesai menemui subjek data dibaca berulangulang, agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah didapat.
2. Pengelompokkan Berdasarkan Kategori, Tema, dan Pola Jawaban.
Dalam tahap ini dibituhkan pengertian yang mendalam tentang data,
perhatian yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul diluar
apa yang digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara,
peneliti menyusun sebuah kerangkan awal analisis sebagai acuan dan
pedoman dalam melakukan koding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian
kembali membaca trnskip wawancara dan melakukan koding. Melakukan
pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan
diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokkan atau
dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat.
48
Dalam penelitian ini, analisis dilakukan pertama-tama terhadap
masing-masing kasus. Peneliti menganalisis hasil wawancara berdasarkan
pemahaman terhadap hal-hal yang diungkap oleh responden. Data yang
telah dikelompokkan tersebut oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara
utuh dan ditemukan tema-tema penting secara kata kuncinya. Sehingga
peneliti dapat mengungkapkan pengalaman, permasalahan dan dinamika
yang terjadi pada tiap subjek. Pada bagian kedua dari analisi, peneliti
melakukan analisis antar kasus dengan menyimpulkan hal-hal umum dan
memberi perhatian pada hal-hal khusus yang ditemukan dintara subjeksubjek penelitian dengan mengacu pada teori dan permasalahan penelitian.
3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada Terhadap Data
Setelah kategori dan pola tergambar dengan jelas, peneliti menguji
data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini.
Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau
berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan pada bab dua, sehingga
dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teori dapat dibuat
asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktor-faktor
yang ada.
4. Mencari Alternatif Penjelasan Bagi Data
Setelah kaitan antara kategori dan pola dengan asumsi terwujud,
penulis masuk kedalam tahap penjelasan. Berdasarkan pada kesimpulan
yang telah didapat dari kaitan tersebut, peneliti perlu mencari suatu
alternative penjelasan yang lain. Dari hasil analisi, ada kemungkinan
terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terpikir
sebelumnya. Dalam tahap ini akan dijelaskan dengan alternative lain melalui
refleksi atau teori-teori lain. Alternatif ini sangat berguna pada bagian
kesimpulan, diskusi, dan saran.
49
5. Menulis Hasil Penelitian
Penulisan analisis data masing-masing subjek yang telah berhasil
dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu peneliti untuk
memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam
penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah persentasi data yang telah
didapat yaitu penulisan data dari hasil penelitian berdasarkan wawncara dan
observasi dengan tiap-tiap subjek. Prosesnya dimulai dari data-data yang
telah diperoleh dari tiap subjek dibaca berulang kali sampai peneliti
mengerti benar permasalahannya lalu dianalis secara perorangan, sehingga
didapatkan ganbaran mengenai penghayatan yang dialami masing-masing
subjek. Selanjutnya, dilakukan interprestasi secara keseluruhan dimana di
dalamnya mencakup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian ini.
50
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
A. Hasil Penelitian
1. Subjek
a.
Identitas Subjek
Nama (Inisial)
:K
Tempat & tanggal lahir
: Bekasi, 2 Januari 1991
Usia
: 18 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SMU Swasta Bekasi
Status
: Belum menikah
Pekerjaan
: -
Alamat
: Gabus (Bekasi Timur)
b. Gambaran Umum Subjek
Subjek berusia 18 tahun, saat ini subjek duduk di bangku
Sekolah Menengah Umum (SMU) swasta yang ada di Bekasi. Subjek
merupakan anak pertma dari dua bersaudara. Subjek punya adik
perempuan yang berbeda dua tahun di bawah subjek, saat ini adik subjek
sudah kelas 1 di SMUN 4 Bekasi yang sekolahnya tidak jauh dari rumah
subjek. Ibu subjek tidak bekerja, saat ini ibu subjek hanya bertugas
sebagai ibu rumah tangga yang mengurus rumah dan anak-anaknya yang
ada dirumah. Sedangkan ayah subjek bekerja di BS perusahaan swasta
yang ada di Bekasi. Setiap hari ayah subjek bekerja dari pagi sampai
malam hari. Jadi tidak sempat memperhatikan keadaan rumah, baik itu
masalah anak-anak maupun masalah keluarganya sendiri.
Subjek merupakan anak yang periang, polos, suka bercanda,
enak diajak bergaul. Karena itu, subjek termasuk anak yang bisa
51
dibilang dekat dengan teman-temannya. Didalam keluarga, subjek bisa
dibilang menyenangkan tapi terkadang bisa dibilang menyebalkan dan
menjengkelkan orangtuanya setiap hari. Betapa susahnya orangtua
subjek memberitahukan subjek untuk belajar dan mengurangi aktifitas
bermainnya sama teman-temanya yang dianggap orangtua subjek itu
tidak bagus.
Didalam sekolahnya pun subjek termasuk anak yang kurang
menonjol, karena subjek termasuk anak yang biasa-biasa saja disekolah.
Kegiatan sehari hari subjek adalah sekolah, dan menghabiskan waktu
berkumpul dengan teman-teman yang membuat dirinya terjebak dalam
pergaulan bebas yaitu pelecehan seksual. Dimana pada waktu itu, subjek
pernah mengalami pelecehan seksual dari orang-orang yang tidak
bertanggung jawab yang tempatnya tidak jauh dari rumah subjek. Mulai
dari kejadian itu subjek merasa trauma, benci dan dendam sama orang
yang telah melakukan perbuatan itu sama subjek
c. Pelaksanaan Observasi
1) Observasi Ke-1
Hari / tanggal
: Minggu, 26 Oktober 2008
Waktu
: 10.30 s/d selesai
Tempat
: Dirumah subjek
Observer
: Peneliti
b. Observasi Ke-2
Hari / tanggal
: Rabu, 29 Oktober 2008
Waktu
: 14.38 s/d selesai
Tempat
: Halte bus
Observer
: Peneliti
52
c. Observasi Ke-3
Hari / tanggal
: Sabtu, 01 November 2008
Waktu
: 19.00 s/d selesai
Tempat
: Rumah makan IWAKE
Observer
: Peneliti
d. Hasil Observasi
1) Observasi ke 1
a) Observasi Terhadap Setting
Pada pengamatan pertama terhadap subjek dilakukan
ketika peneliti datang kerumah subjek yaitu di Gabus, Bekasi
Timur. Suasana di lingkungan tempat tinggal subjek bisa
dibilang rame dan sangat rawan, karena disini banyak sekali
remaja-remaja yang nakal yang pergaulannya bebas dan kurang
diperhatiin oleh orangtuanya.
Sebelum kerumah subjek, peneliti harus naik angkutan
umum sebanyak 2 kali yaitu angkutan kecil 15a dan 04b
ketempat subjek tinggal yaitu di Gabus. Habis naik angkutan
umum, peneliti harus berjalan kaki melewati gang sempit dan
lapangan bola yang lumayan jauh dari tempat subjek. Di gang
sempit itu hanya terdapat banyak pohon bambu, dan hanya bisa
dilewati oleh pejalan kaki saja.
Sesampainya peneliti didepan rumah subjek terdapat satu
pagar besi rumah yang tingginya kira-kira hampir 125 cm,
halaman luas yang terdapat satu bangku teras panjang dan pohon
buah-buahan yang lumayan tingginya hampir melewati 2 lantai
rumah subjek, dan satu pintu masuk yang terdapat dua jendela
besar yang ada didepan rumah subjek.
53
Di tempat subjek tinggal terdiri dari 2 lantai. Dimana
lokasi lantai pertama terdapat ruang tamu, 2 kamar tidur anakanak dan kamar mandi di dalamnya, 2 dapur yaitu dapur bersih
dan dapur kotor, dan 1 kamar mandi tamu. Sedangkan lantai
kedua rumah subjek terdapat kamar orangtua dan kamar mandi di
dalamnya, ruang keluarga berupa (televisi, tape dan VCD), dan
juga karpet biru bunga-bunga dengan 4 bantal kecil untuk ruang
istirahat di ruang keluarga.
Di dalam setiap rumah subjek terdapat ruangan yang
dibatasi oleh pembatas pintu masing-masing, sehingga peneliti
susah untuk melihat secara langsung proses untuk melakukan
observasi. Namun itu semua dikarenakan subjek merasa nyaman
untuk melakukan wawancara dirumahnya. Hal ini dikarenakan
subjek hari ini hanya tinggal sendiri dirumah, ibu subjek saat ini
sedang pergi arisan sama teman-temanya yang ada di Kranji.
b) Observasi Terhadap Subjek
Pada saat dilakukan observasi, subjek berperawakan
tinggi sekitar 170 cm, berkulit coklat dan gemuk. Pada saat
peneliti datang kerumah penampilan subjek tampak biasa,
dimana subjek hanya menggunakan kaos biru dengan celana
pendek. Subjek baru mengganti bajunya pada saat peneliti
datang, yang dikarenakan pakaian yang digunakan oleh subjek
sebelumnya adalah pakaian tidur subjek. Sepertinya subjek
baru bangun tidur, hal itu nampak dari wajah dan rambutnya
yang kusut dan kusam.
Awalnya subjek duduk di depan televisi, namun lama
kelamaan subjek merubah posisi tempat duduknya menjadi
rebahan di depan televisi. Pada saat subjek rebahan di depan
54
televisi, disebelah subjek ada tas kecil yang isinya banyak
sekali koleksi film-film dewasa yang bisa dibilang tidak boleh
ditonton untuk anak dibawah umur. Subjek terus mencari
channel televisi yang diinginkannya, setelah menemukan
saluran yang diinginkan, subjek mengambil tas kecil dan
mengeluarkan beberapa macam koleksi film yang dia punya.
Di film yang subjek tonton saat ini sering kali muncul adeganadegan panas yang tidak boleh ditonton oleh anak dibawah
umur dan belum dewasa ini. Setelah subjek nonton film ini,
subjek langsung pergi ke kamar mandi dan berteriak teriak
tidak jelas. Habis selesai dari kamar mandi, subjek mengajak
peneliti duduk di ruang tamu. Tidak lama kemudian, subjek
masuk kamar mengambil koleksi-koleksi lainya yang dipunyai
oleh subjek yaitu poster dan majalah porno yang dimiliki oleh
subjek.
Tabel 1
Hasil Observasi ke-1
No
Bentuk-Bentuk
Indikator
Pelecehan Seksual
1
atau Bersiul
Menggoda
menarik
Ada
Tidak
Keterangan
Muncul
√
Tidak bersiul
√
Subjek
perhatian
lawan jenis
2
Menceritakan
tidak
lelucon jorok atau
menceritakan
kotor
lelucon
jorok
atau
kotor
kepada
orang
kepada
seseorang
merasakannya
yang
55
sebagai
lain.
merendahkan
martabat
3
Mempertunjukan
Kalender,
√
Subjek
gambar-gambar
majalah,
memberitahu
porno
atau
beberapa
buku
bergambar
koleksi
yang
porno
dimilikinya
seperti
poster,
majalah porno,
dan
film-film
porno
kepada
orang lain.
4
Memberikan
komentar
tidak
Pakaian,
√
yang penampilan
tidak
memberikan
senonoh gaya
kepada seseorang
Subjek
komentar yang
seseorang
tidak
senonoh
kepada
lain
orang
tentang
pakaian,
penampilan
gaya seseorang
5
Seseorang
tidak
yang Menyentuh,
menyukai menyubit,
perbuatan tersebut
√
Subjek
tidak
melakukan
menepuk
perbuatan
tanpa
menyentuh,
dikehendaki
menyubit,
mencium
menepuk tanpa
56
dan
dikehendaki,
memeluk
mencium
dan
memeluk
6
Perbuatan
senonoh
tidak Memamerka
kepada n
orang yang terhina
tubuh
telanjang
atau
√
Subjek
tidak
nampak
memamerkan
alat
kelamin
tubuh telanjang
atau
alat
kelamin
2) Observasi Ke 2
1) Observasi Terhadap Setting
Pada pengamatan kedua terhadap subjek, dilakukan di
halte bus. Lokasi halte bus disini, letaknya tidak jauh dari
sekolah subjek. Situasi disini sangat ramai, karena banyak sekali
orang-orang dan kendaraan yang lewat di sepanjang jalan.
2) Observasi Terhadap Subjek
Hari ini subjek pulang sekolah agak cepat, yang
dikarenakan hari ini subjek tidak ada pelajaran tambahan
disekolah. Seperti biasa, hampir setiap hari setiap pulang sekolah
biasanya subjek suka nongkrong di halte bus sama temantemannya.
Sebelum pergi ke halte bus, peneliti pergi ke sekolah
subjek terlebih dahulu untuk melihat perilaku yang dilakukan
oleh subjek. Didalam lingkungan sekolah itu tidak terjadi apaapa, melainkan subjek dan teman-temannya langsung bergegas
pergi dengan mengendarai motor menuju ke lokasi tersebut yaitu
57
halte bus. Setelah sampe di halte bus, subjek duduk dekat penjual
minuman dan tukang gorengan. Disini peneliti melihat subjek
sedang asyik bercanda sama teman-temanya yang sedang duduk
di halte bus. Yang saat ini peneliti lihat, subjek sedang menggoda
orang-orang yang sedang duduk di halte bus. Bukan hanya
perempuan saja yang subjek goda dan perlakuan yang tidak baik,
tetapi laki-laki pun juga ia perlakukan yang sama.
Setelah kurang lebih dari 25 menit, subjek nampak
memperlihatkan perilakunya. Yang tadinya
subjek cuma
menggoda dengan siulan, sekarang subjek berani berbuat hal
yang aneh-aneh, seperti memeluk orang dengan sengaja,
menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, mencium
dan berkomentar yang tidak baik tentang pakaian yang
digunakan orang lain. Pada pukul 16.06 subjek dan salah seorang
teman prianya pulang kerumah, yang dikarenakan hari ini
dirumah subjek lagi tidak ada orang dirumah.
Tabel 2
Hasil Observasi ke-2
No
Bentuk-Bentuk
Indikator
Ada
Pelecehan Seksual
1
Menggoda
menarik
atau Bersiul
Tidak
Keterangan
Muncul
√
Subjek terlihat
perhatian
menggoda atau
lawan jenis
menarik
perhatian lawan
jenis
dengan
bersiul.
2
Menceritakan
√
Subjek
tidak
58
lelucon jorok atau
menceritakan
kotor
kepada
lelucon
yang
kepada
seseorang
jorok
seseorang.
merasakannya
sebagai
merendahkan
martabat
3
Mempertunjukan
Kalender,
gambar-gambar
majalah,
memberitahu
porno
atau
beberapa
√
buku
porno
Subjek
tidak
gambar
porno
seperti
kalender,
majalah,
atau
buku bergambar
porno
kepada
orang
yang
tidak
menyukainya
4
Memberikan
komentar
tidak
Pakaian,
yang penampilan
senonoh gaya
kepada seseorang
seseorang
√
Subjek
memberikan
komentar yang
tidak
senonoh
kepada
lain
orang
tentang
pakaian,
dan
penampilan
seseorang
59
5
Seseorang
tidak
yang Menyentuh,
√
Subjek
menyukai menyubit,
perbuatan tersebut
melakukan
menepuk
perbuatan yang
tanpa
tidak
dikehendaki
oleh orang lain
mencium
yaitu
dan
menyentuh,
memeluk
menyubit,
disukai
menepuk tanpa
dikehendaki,
mencium
dan
memeluk
6
Perbuatan
senonoh
tidak Memamerka
kepada n
orang yang terhina
tubuh
telanjang
atau
√
Subjek
tidak
melakukan
perbuatan tidak
alat
kelamin
senonoh kepada
orang lain
3) Observasi ke 3
a) Observasi Terhadap Setting
Rumah makan IWAKE sore hari tampak lebih gelap
daripada saat dilakukan observasi pertama dan kedua, rumah
makan IWAKE ini nampak lebih ramai dan dikunjungi oleh
banyak orang setiap harinya.
Tempat makan yang kami datangi ini nampak beberapa orang
yang siap-siap mau melayani konnsumen yang datang untuk
makan, ruangan terlihat lebih redup daripada saat siang hari,
jalan raya terlihat lebih lenggang dan lebih tenang. Ditempat
60
rumah makan IWAKE ini terbagi 3 lantai, dimana setiap lantai
terdapat meja, bangku, lampu, kamar mandi disetiap lantai, dan 2
dapur dilantai atas yaitu dapur bersih dan dapur kotor.
Sebelum masuk ke tempat rumah makan IWAKE, kami
melewati halaman yang luas yang terdapat banyak pohon bambu
dan 2 pohon beringin. Di lantai pertama terdapat 12 set yang
terdiri 1 meja, 2 kursi, dan 1 kamar mandi. Di lantai kedua
terdapat 8 set yang terdiri dari 8 meja, 4 kursi dan 1 kamar
mandi. Sedangkan dilantai tiga terbagi menjadi dua ruangan,
dimana ruangan pertama tempat untuk makan yang terdapat 4 set
meja makan yang terdiri dari 4 meja berukuran besar dengan 6
kursi, 1 kamar mandi dan dua dapur yaitu dapur bersih dan dapur
kotor.
b) Observsi Terhadap Subjek
Sore itu sekitar pukul 17.45 WIB subjek terlihat rapih
dengan dandanan yang sedikit cuek dengan kaos berwarna
merah, celana
jeans panjang berwarna biru, hanya memakai
sendal jepit. 15 menit kemudian, subjek dijemput oleh seorang
temannya dengan menggunakan motor untuk pergi ketempat
teman-temannya yang lain.
Setelah menjemput teman-temanya, subjek dan yang
lainnya pergi ke suatu tempat dimana subjek dan teman-temanya
berkumpul. Pukul 19.00 WIB subjek dan teman-teman sampe di
tempat tujuan yaitu di rumah makan IWAKE, dimana letak
rumah makan ini sangat jauh menghabiskan waktu kurang lebih
1 ½ jam di dalam perjalanan. Sesampainya di rumah makan,
kami langsung mencari tempat duduk untuk makan dilantai 2.
Tidak lama kemudian datang seorang pelayan wanita memakai
61
pakaian kemeja putih dan rok hitam pendek menghampiri tempat
duduk yang kami tempati sekarang, pelayan itu menanyakan apa
yang mau anda pesan. Subjek dan teman-teman bergegas
membuka menu makanan yang ada di rumah makan IWAKE ini,
sambil memesan menu makanan subjek berkomentar sedikit
nakal kepada pelayan itu. Subjek berkata kepada wanita itu,
kalau dia pengen pesan embaknya untuk berkencan semalam
sambil menyentuh dan memegang paha si pelayan perempuan
itu. Setelah subjek berkata seperti itu, kurang lebih 5 menit
kemudian teman-teman subjek langsung memesan makanan yang
ada di menu itu. Sekitar hampir 30 menit makanan datang
kemeja kami, tidak lama kemudian tempat makan ini menjadi
sangat ramai.
Malam kian larut, sekitar pukul 20.00 WIB setelah selasai
makan subjek pun bergegas kekamar mandi untuk mencuci
tangannya. Selesai dari kamar mandi, subjek nampak bersenda
gurau dengan teman-temannya sambil melihat orang-orang yang
baru datang untuk makan disini. Tak lama kemudian datang dua
wanita cantik dan seksi datang dan duduk tidak jauh dari tempat
subjek dan teman-temannya duduk disitu, kemudian subjek
langsung menghampiri kedua wanita itu. Pertama-tama yang
peneliti lihat, subjek sedang mengajak wanita itu ngobrol sambil
melihat-lihat wanita itu dari atas sampai bawah. Terus tidak lama
kemudian subjek kembali ke meja duduk sama teman-temannya
sambil berkata ”tu cewe seksi banget, pahanya mulus banget”.
Mata subjek terus melihat cewe itu tanpa berkedip, subjek juga
memberi kode itu cewe untuk duduk bareng-bareng kita disini.
Tak berapa lama, kedua wanita itu pun menghampiri meja yang
subjek dan teman-teman duduki.
62
Tepat pukul 21.15 WIB nampak kesibukan yang tidak
biasanya subjek lakukan sekarang, yang peneliti lihat saat ini
subjek sedang menjalani aksi perbuatan sama wanita itu. Peneliti
melihat subjek dengan sengaja memegang paha wanita itu sambil
mengelus-elus paha wanita itu dengan lembut. Tak lama
kemudian, tangan subjek pindah ke posisi belakang tubuh wanita
itu. Subjek memasukkan tangannya kedalam pakaian yang ada di
belakang tubuh wanita itu sambil mencium leher wanita itu
dengan lembut. Pada saat subjek melakukan perbuatan seperti
itu, wanita itu reflek langsung menampar subjek dengan keras.
Wanita itu berteriak di depan umum sambil memaki subjek
dengan kata-kata kasar. Setelah kejadian itu, yang tadinya
suasananya begitu tenang sekarang jadi ramai gara-gara ulah
perilaku yang subjek lakukan terhadap wanita itu. Tidak lama
kemudian, kedua wanita itu bergegas pergi keluar, dan kami pun
juga keluar untuk pulang kerumah masing-masing.
Pukul 22.48 WIB subjek sampe rumah dianterin oleh
salah seorang temannya yang tidak jauh tempat tinggalnya dari
rumah subjek, dan seperti biasa orangtua subjek sudah berada di
depan rumah pada saat subjek habis main sama teman-temannya.
Tabel 3
Hasil Observasi ke-3
No
Bentuk-Bentuk
Indikator
Pelecehan Seksual
1
Menggoda
menarik
atau Bersiul
perhatian
Ada
Tidak
Keterangan
Muncul
√
Subjek
tidak
bersiul
lawan jenis
63
2
Menceritakan
√
Subjek
tidak
lelucon jorok atau
menceritakan
kotor
lelucon
jorok
atau
kotor
kepada
seseorang
yang
merasakannya
kepada
sebagai
seseorang yang
merendahkan
merasakannya
martabat
sebagai
merendahkan
martabat
3
√
Subjek
tidak
Mempertunjukan
Kalender,
gambar-gambar
majalah,
tampak
porno
atau
memasang atau
buku
bergambar
memberitahu
porno
gambar-gamabr
porno
kepada
orang lain
4
Memberikan
komentar
tidak
Pakaian,
√
yang penampilan
jelas
senonoh gaya
kepada seseorang
Subjek terlihat
memberikan
seseorang
komentar yang
tidak
senonoh
tentang pakaian
dan
daya
seseorang.
5
Seseorang
tidak
yang Menyentuh,
menyukai menyubit,
perbuatan tersebut
menepuk
√
Subjek terlihat
jelas
menyentuh,
64
6
Perbuatan
tanpa
mencium pada
dikehendaki
orang lain yang
mencium
tidak menyukai
dan
perbuatan
memeluk
tersebut
tidak Memamerka
senonoh
kepada n
orang yang terhina
√
tubuh
telanjang
atau
Subjek
tidak
memamerkan
tubuh telanjang
alat
kelamin
atau
alat
kelamin lainnya
2. Hasil Wawancara Subjek
a. Pelaksanaan Wawancara
1) Wawancara ke-1
Hari / Tanggal
: Minggu, 26 Oktober 2008
Waktu
: 10.30 s/d selesai
Tempat
: Dirumah Subjek
b. Hasil Wawancara
1) Latar Belakang
Subjek adalah seorang remaja laki-laki yang berusia 18
tahun. Subjek lahir di Bekasi, sejak masih bayi subjek sudah lama
tinggal di Bekasi. Subjek merupakan anak kandung dan anak
pertama dari dua bersaudara, dimana subjek punya adik perempuan
yang usianya dua tahun tidak jauh dari umur subjek.
”Usia gue sekarang 18 tahun, gue lahir di Bekasi. Gue
tinggal disini bisa dibilang masih orok (bayi), dan gue udah lama
tinggal di Bekasi. Gue anak kandung dan anak pertama dari dua
65
bersaudara, gue punya ade perempuan yang usianya dua tahun
dibawah gue”
Saat ini subjek sudah kelas tiga dan sekolah subjek di SMU
Swasta di Bekasi. Subjek termasuk anak yang biasa-biasa saja
disekolah, karena subjek males banget untuk belajar dirumah.
“Gue sekarang uda kelas tiga, dan sekarang gue sekolah di
SMU Swasta di Bekasi. Gue termasuk anak yang biasa-biasa aja
disekolah, karena gue malez banget belajar”
Ayah subjek saat ini bekerja di perusahaan swasta, yaitu di
BS. Sedangkan ibu subjek adalah seorang ibu rumah tangga, yang
kerjanya ngawasin anak-anaknya dan ngurus rumah.
” Bokap gue kerja di BS, kalau nyokap gue ga kerja. Nyokap
gue cuma sebagai ibu rumah tangga, yang kerjanya cuma ngawasin
anak-anak sama ngatur rumah ”
Saat ini subjek tinggal di Bekasi sejak ia masih bayi, dan
subjek tinggal dirumah sama orangtua dan adik perempuannya.
”Gue tinggal di Bekasi dari gue masih orok (bayi). Sekarang
gue tinggal sama orangtua dan ade gue yang perempuan”.
Hubungan subjek dengan orangtuanya bisa dibilang kurang
bagus dan suka banyak aturannya. Alasan orangtua subjek banyak
aturannya adalah mulai dari teman, hobi, dan jam mainnya dibatasin
oleh orangtua subjek. Subjek juga dilarang oleh orangtuanya yang
karena terlalu banyak bergaul sama teman-temannya yang bisa
dibilang pergaulannya dapat merusak subjek dan keluargannya.
Sedangkan hubungan subjek dengan saudara misanya adik atau
oranglain itu bisa dibilang menyenangkan dan tidak menyenangkan.
Hubungan subjek dengan adik subjek bisa dibilang kurang bagus,
banyak omongnya dan suka ngadu perbuatan subjek sama
orangtuanya. Kalau hubungan subjek dengan teman-teman subjek
66
bisa dibilang menyenangkan, karena teman-teman subjek tidak
banyak aturan.
”Hubungan gue sama orangtua bisa dibilang kurang bagus,
banyak aturannya. Ya...mulai dari teman, hobi gue mereka ga suka.
Terus jam main gue sama teman-teman gue dibatasin sama orangtua
gue. Yang dibilang temen gue itu enggak bener, kerjaannya cuma
bikin malu orangtua. Pokoknya gue enggak boleh banyak bergaul
sama mereka. Sedangkan hubungan gue sama ade gue bisa dibilang
sama aja kaya orangtua. Kecil-kecil banyak omongnya dan suka
ngadu sama orangtua gue tentang perbuatan gue sama teman-teman
gue diluar. Kalau sama teman-teman gue bisa dibelng
menyenangkan, karena teman-teman gue enggak suka banyak
aturan”.
Kehidupan dirumah subjek bisa dibilang sangat sepi. Ayah
subjek bekerja di perusahaan swasta, setiap hari ayah subjek bekerja
hingga tengah malam. Biasanya ayah subjek kalau pulang kerja
langsung tidur dirumah. Sedangkan ibu subjek kerjanya sebagai ibu
rumah tangga, dimana ibu subjek hanya bertugas mengawasi rumah
dan mengurus anak-anaknya saja. Selain jadi ibu rumah tangga, ibu
subjek juga kadang-kadang sering keluar sama teman-temannya ikut
arisan, dan pengajian. Adik perempuan subjek setiap seminggu tiga
kali suka ikut bimbel. Kalau subjek sendiri, kegiatannya suka nonton
dan main sama teman-teman.
”Dirumah bisa dibilang sepi...Bokap gue setiap hari kerja
diperusahaan swasta, dan pulangnya sering malam terus. Bokap gue
habis pulang kerja biasannya langsung tidur dirumah. Sedangkan
nyokap gue hanya sebagai ibu rumah tangga yang kerjannya hanya
ngurus rumah dan ngawasin anak-anaknya, nyiap gue kadangkadang suka pergi sama teman-temannya arisan atau pengajian.
Adik gue sendiri setiap seminggu tiga kali suka ikut les bimbel.
Kalau gue sendiri dari pada bengong dirumah, bisannya gue suka
nonton dan main sama teman-teman d luar”
.
Subjek biasannya dirumah senang sekali melihat film action,
horrror, dan film porno. Sedangkan kalau sama teman-temannya,
67
subjek suka nongkrong diluar dan suka godain wanita- wanita seksi
yang ada di luar.
”Biasannya gue suka nonton film action, horror, dan film
panas gitu yang adegannya ada ciuman, buka-bukaan, sampe bobo
bareng gitu hehehe. Kalau sama teman-teman biasanya suka
nongrong ampe malam dan godain cewe-cewe yang seksi...yang
suka pake pakaian minim yang kelihatan bentuk tubuhnya gitu”.
Tidak ada peristiwa yang menyenangkan yang dialami oleh
subjek, tetapi kalau peristiwa yang tidak menyenangkan yang
dialami oleh subjek banyak. Misalnya seperti subjek dimarahi oleh
orangtua subjek gara-gara subjek malas untu belajar dan sering main
terus sama teman-temanya, subjek pernah dilecehkan oleh orang lain
sampai subjek trauma, subjek juga pernah dihina sama orang lain
gara-gara perilaku subjek yang kurang baik dimata oranglain.
”Peristiwa yang menyenangkan yang pernah gue alami,
biasa-biasa aja. Tapi kalau peristiwa yang tidak menyenangkan
yang pernah gue alami banyak. Gue sering dimarahi oleh oarangtua
gue gara-gara gue malas belajar dan sering main terus, gue juga
pernah dilecehkan sama oranglain sampe gue trauma, gue juga
pernah dihina sama orang lain gara-gara perilaku gue yang kurang
baik dimata orang lain”.
Subjek termasuk orang yang menyukai keramaian. Betapa
tidak, yang dulunya berkumpul dan bercanda, sekarang sudah tidak
lagi. Mungkin karena kesibukan masing-masing dirumah, sampai
saat ini dirumah terlihat sepi. subjek sangat merindukan keluarga
yang seperti dulu lagi. Keluarga yang setiap harinya berkumpul dan
bercanda bersama setiap harinya.
”Gue lebih seneng kalau kita sering ngumpul-ngumpul lagi
kaya dulu...lebih enak aja bisa ngobrol, curhat, bercanda sama
orangtua gue dan ade gue”.
68
Subjek sangat diperhatikan oleh orangtuanya dan sering kali
diingatkankan oleh orangtuanya untuk selalu rajin belajar dan jadi
anak yang benar.
”Apa ya...kalau orangtua gue sering ingetin gue harus selalu
rajin belajar, dan jadi anak yang bener”.
Didalam
keluarga
subjek
yang
berperan
memenuhi
kebutuhan keluargannya adalah ayahnya. Setiap hari kebutuhan
untuk subjek dan adiknya selalu terpenuhi dan tidak pernah
kekurangan.
”Bokap gue...enggak ada lagi selain dia. Apa yang gue
minta dan ade gue minta selalu dipenuhi”.
Subjek termasuk anak yang biasa aja disekolah, prestasi
belajar subjek termasuk bukan anak yang menonjol disekolahnya.
Subjek selalu diberi dukungan oleh orangtuanya untuk selalu rajin
belajar dan jangan kebanyakan main sama teman-temannya.
”Gue termasuk anak yang biasa aja disekolah, gue bukan
anak yang menonjol disekolah. Gue juga disuruh rajin belajar,
jangan banyak main...tu aja”.
Keseharian subjek biasanya selain malas untuk belajar itu
suka main sama teman-temanya, makan, tidur, nonton TV. Subjek
juga mempunyai banyak hobi yang subjek lakukan sama temantemanya, subjek juga sangat senang melakukan hobinya itu. Jika
subjek melakukan hobinya sedang ada masalah, subjek merasa tidak
enak dan malas aja untuk diceritakan.
”Kegiatan seharian gue dirumah selain malas belajar,
biasanya main sama teman-teman, makan, tidur, kalau enggak
nonton TV. Gue senang sama hobi gue itu. Kalau lagi ada masalah,
gue enggak enak dan males aja kalau diceritain”.
69
2) Riwayat Pelaku Pelecehan Seksual Subjek
Pelecehan seksual yang didapat subjek terjadi pada subjek
duduk dibangku SMP kelas 1, dimana pada saat pulang sekolah
subjek diperlakukan yang tidak senonoh oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab yang ada di gang kecil yang tempatnya tidak jauh
dari rumahnya subjek. Di lingkungan tempat tinggal subjek sekarang
bisa dibilang sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, di sini
pergaulannya sangat bebas dan kurang perhatianya dari orang tua.
Subjek pernah mengalami trauma pelecehan seksual yang dia
rasakan sampai sekarang. Pada waktu subjek diperlakukan seperti
itu, tidak ada seorang pun yang tahu dan mau menolong subjek
sebelumnya kalau subjek pernah diperlakukan seperti itu di luar.
”Lingkungan tempat tinggal gue sekarang bisa dibilang
pergaulannya terlalu bebas, banyak anak-anak yang kurang dapat
perhatian dari orangtuanya. Gue pernah trauma gara-gara disuruh
buka celana setiap gue engga ada duit buat di palakin, tangan atau
badan gue disundut pake rokok pas pulang sekolah. Orang tua gue
aja enggak tahu kalau gue diperlakukan seperti itu di luar”.
Subjek pernah melakukan perbuatan pelecehan terhadap
orang lain. Pada saat subjek melakukan perbuatan seperti itu, subjek
sangat senang tapi terkadang menyesal kenapa dia berbuat seperti itu
terhadap orang lain. Banyak reaksi dari orang-orang yang diterima
subjek saat ini, sapai subjek merasa tidak nyaman berada di
lingkungannya sekarang. Karena perbuatan yang subjek lakukan
terhadap orang lain banyak ditentang oleh masyarakat.
”Pernah ngintipin ade gue pas dia lagi mandi atau ganti
baju gitu...gue juga pernah gerepein temen gue, cium mulai dari
bibir, leher, sampe kebawah dada, terus gue remes-remes gunung
kembarnya. Gue senang tapi gue nyesel juga kenapa begitu sama
orang lain. Kalau ada yang mo nerima gue syukur, kalau enggak ya
ga apa-apa”.
70
Subjek pernah berusaha dan mengatakan perasaannya kepada
orang tua untuk memperbaiki perilakunya, tetapi subjek masih
dendam dan trauma sama orang-orang yang memperlakukannya
seperti itu. Subjek juga pernah diberi kesempatan untuk dirinya
sendiri, asalkan dapat dukungan dari pihak keluarga.
”Gue masih kacau, dendam dan trauma sama orang-orang
itu. Gue juga berjanji pada diri gue sendiri untuk mau berubah,
asalkan dari keluarga mau ngebantu gue untuk berubah”
Ketika subjek mengatakan sesuatu kepada orang tua subjek,
perasaan dan reaksi orang tua subjek sangat marah dan tidak bisa
diampuni lagi atas perbuatan yang telah subjek lakukan. Sebelum
terlanjur lebih jauh lagi, harapan orangtua subjek supaya subjek
berubah dan tidak mengulangi perbuatan itu lagi.
”Orangtua gue kecewa, kaget, marah, dan ngancem gue
untuk lapor polisi kalau gue engga mau berubah. Orang tua juga
berharap kalau gue segera berubah dan bertobat”.
3) Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual
a) Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan.
Pada saat subjek sering melakukan siulan kepada orang
lain,banyak reaksi orang-orang disekeliling subjek yang suka dan
ada yang tidak suka terhadap subjek. Bentuk suka dan yang tidak
suka hanya senyum dan menghina subjek.
”Gue sering bersiul..tiap hari malah kalau gue pengen.
Banyak orang yang suka dan yang enggak suka sama gue...ya
itu, paling kalau kalau suka mereka senyum, tapi kalau enggak
suka ya menghina gue gitu. ”
b) Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang
merasakannya sebagai merendahkan martabat.
71
Subjek termasuk orang yang suka menceritakan lelucon
jorok kepada orang lain. Subjek sangat senang melakukan
perbuatan tersebut. Karena menurut subjek, perbuatan tersebut
dapat membuat dirinya menjadi rileks dan enak. Mungkin subjek
sudah terbiasa subjek melakukan hal seperti itu,karena perasaan
subjek yang sekarang biasa saja dan tidak ada beban untuk
melakukan perbuatan tersebut.
”Gue pernah menceritakan lelucon jorok sama orang
orang lain. Perasaan gue biasa aja dan enggak ada beban. ”
c) Mempertunjukan
gambar-gambar
porno
berupa
kalender,
majalah, atau buku bergambar porno kepada orang yang tidak
menyukainya
Subjek termasuk orang yang suka mengkoleksi barangbarang yang berbau pornografi, jumlah koleksi yang dimiliki
oleh subjek bisa dibilang sangat banyak. Bisanya subjek
mendapatkan barang tersebut dari orang-orang terdekat dan juga
dari pedagang kaki lima. Subjek termasuk orang yang suka
mempertunjukan barang koleksi yang subjek punya. Selain sama
teman, subjek juga memberitahu
kepada orangtuanya. Awal
mulanya orangtuanya marah subjek suka mengkoleksi barang
tersebut, tapi lama kelamaan biasa saja. Karena orangtua subjek
sudah bosan dan cape menasehati dan memberitahu subjek untuk
tidak mengkoleksi barang tersebut.
”Banyak koleksi yang gue dapat seperti majalah,
kalender, dan film yang berbau pornografi. Gue dapat barang
itu dari teman, kamar orang tua, atau enggak gue beli sendiri
diemperan jalan. Biasanya gue suka kasih tahu ke teman-teman
gue kalau gue punya banyak koleksi, orangtua gue juga
tahu...tapi sekarang mereka udah biasa dan bosen kasih tahu
gue”
72
d) Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan,
pakaian, atau gaya seseorang.
Subjek termasuk orang yang suka memberikan komentar
yang tidak senonoh kepada seseorang tentang penampilan,
pakaian atau gaya seseorang. Hal ini di karenakan subjek sering
melihat orang-orang, khususnya perempuan yang suka memakai
pakaian seksi baik itu di angkot ataupun di jalan. Banyak orangorang disekeliling subjek yang tidak suka melihat subjek
berrperilaku seperti itu. Subjek juga mendapatkan banyak reaksi
dan komentar yang tidak enak yang didengar oleh orang-orang
yang ada disekeliling subjek.
”Pernah...gue sering ngeliat cewe-cewe diangkot atau di
jalan yang pakaiannya terlalu seksi. Gue juga pernah ditampar
gara-gara ngomong kaya gitu he..he..he ”
e) Menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, mencium
dan memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut.
Subjek termasuk orang yang suka melakukan perbuatan
yang tidak baik kepada orang lain, misalnya seperti menyentuh,
menyubit, dan masih banyak perilaku yang diperbuat subjek.
Setiap subjek berjalan subjek selalu saja melakukan perbuatan
itu, yang dikarenakan subjek melakukan perbuatan itu hanya
iseng saja. Subjek melakukan perbuatan itu bukan hanya sekali
atau dua kali, melainkan berkali-kali disetiap subjek ada
kesempatan untuk melakukan perbuatan seperti itu sama semua
orang yang khususnya adalah wanita. Subjek tidak terlalu merasa
perduli atas apa yang subjek lakukan terhadap orang lain.
Banyak reaksi dan komentar dari orang-orang yang tidak suka
dengan perbuatan subjek. Namun subjek hanya diam saja, dan
tidak pernah mau merubah atas apa yang subjek lakukan. Untuk
73
saat ini dipikiran subjek hanya bingung, kenapa bisa setega itu
terhadap orang lain. Subjek juga pernah berjanji pada dirinya
sendiri untuk merubah perilakunya itu.
”Pernah...sering banget...biasanya sama cewe-cewe gue
kaya gitu. Bingung aja, kok bisa ya setega itu sama orang lain.
Gue pernah berusaha untuk tidak melakukan perbuatan itu lagi,
tapi enggak tahu kapan”.
f) Perbuatan memamerkan tubuh telanjang atau alat kelamin
kepada orang yang terhina karenanya.
Dalam menjalin hubungan dengan teman-temanya,
subjek termasuk orang yang biasa-biasa saja di lingkungannya.
Subjek termasuk orang yang tidak memandang atau memilih
teman untuk bermain. Banyak yang dilakukan subjek dan temantemanya di luar sana. Salah satu contohnya, subjek dan temantemanya membuat perilaku yang bikin orang lain kesal dan tidak
enak aja diliatnya. Di luar, subjek dan teman-temannya
melakukan perbuatan yang bisa dibilang sudah menyangkut
moral, harkat dan martabat seseorang. Biasanya, subjek
melakukan perbuatan seperti itu bisa dibilang hampir tiap hari
dan sering melakukannya. Awal mulanya subjek tidak senang
melakukannya. Namun, karena sudah terbiasa, sekarang subjek
melakukannya tanpa ada rasa beban. Subjek pernah mendapat
tekanan dari masyarakat atau orang-orang disekeliling subjek
jika subjek masih melakukannya. Banyak reaksi dan komentar
yang didapat oleh subjek, supaya subjek mau merubah
perilakunya itu.
”Bergaul gue asyik-asyik aja...siapa aja, yang menurut
gue enak diajak berteman. Gue dan teman-teman suka membuat
perilaku orang lain kesel dan enggak enak aja kalau di liat.
Misalnya seperti bersiul dan menyentuh tubuh orang lain,
74
kadang gue juga suka memamerkan alat kelamin gue ke orang
lain kalau lagi pengen. Gue juga pernah bikin orang marah dan
kesel, gue juga pernah di tonjok atau di lempar sepatu sama
orang gara-gara perbuatan yang gue lakukan sama orang lain”.
4) Penyebab Pelecehan Seksual
a) Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik
Sebelum subjek melakukan pelecehan terhadap orang lain
di luar, banyak yang dilakukan oleh subjek untuk menyalurkan
dorongan-dorongan seksualnya terhadap orang lain. Misalnya
seperti nonton film bokep atau menggoda cewe-cewe seksi yang
ada di jalan. Dan banyak bentuk pelecehan seksual yang
dilakukan oleh subjek terhadap orang lain seperti ngomong jorok
sama orang lain, dan juga suka menyentuh tubuh orang lain
khususnya terhadap perempuan. Subjek termasuk orang yang
kurang bisa mengekresikan bagaimana perasaannya. Walaupun,
terkadang dalam diri subjek ada rasa penyesalan karena telah
melakukan perbuatan seperti itu.
”Banyak...paling nonton yang bokep-bokep, kalau
enggak ya gue main sama teman-teman. Gue juga siul, ngomong
jorok sama orang lain, dan suka nyentuh tubuh dia
gitu.Seneng...tapi nyesel juga, kenapa gue berbuat seperti itu
sama orang lain”.
b) Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya
Subjek menyadari kalau perbuatan pelecehan seksual itu
sangat berpengaruh terhadap kehidupan di masyarakat. Banyak
tanggapan dari masyarakat sendiri yang tidak menyukai
perbuatan subjek di luar. Masyarakat mengatakan bahwa
perbuatan yang di lakukan oleh subjek adalah perbuatan yang
merusak moral, perbuatan bejat yang tidak patut di contoh oleh
orang lain.
75
”Ya...pengaruh banget... Mereka bilang itu perbuatan
yang merusak moral, perbuatan bejat yang tidak patut di contoh
oleh orang lain”
c) Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual
Pada saat subjek duduk di bangku sekolah, subjek sudah
diperkenalkan
pendidikan
tentang
pelajaran
moral
dari
sekolahnya. Walaupun dari orangtuanya, subjek tidak pernah
diajarkan atau diberitahu tentang pelajaran moral yaitu pelajaran
yang menyangkut tentang pelecehan seksual. Tetapi subjek
sudah mengerti dan paham sedikit dari dampak baik buruknya
pelajaran tersebut. Walaupun pada saat ini, subjek telah
melakukan perbuatan tersebut dan melanggar norma-norma yang
ada. Subjek tetap mengingat pelajaran tersebut, dan subjek selalu
ingat ajaran orangtua untuk menjadi anak yang bener.
”Pernah gue diajarkan pendidikan tentang moral
disekolah. Kalau orangtua enggak pernah, orangtua gue cuma
mengingatkankan gue untuk jadi anak yang bener. Dari situ gue
tahu dampak positif dan negatifnya. Walaupun gue sedikit
bingung dari dampak negatinya kaya apa.”
d) Keluarga dilihat dari faktor sosial ekonomi
Didalam keluarga, subjek termasuk keluarga yang
berkecukupan dan tidak pernah mengalami kekerasan dalam
keluarganya. Betapa tidak, apa yang diminta subjek selalu saja
terpenuhi dari orangtuanya. Didalam keluarga subjek, termasuk
keluarga yang tidak menyukai kekerasan.
”Sampai sekarang belum pernah, apa yang diberikan
oleh orangtua gue uda lebih dari cukup”
e) Timbulnya pelecehan seksual
yang
diambil
dari faktor
pembelajaran sosial dan motivasi.
76
Ini semua berawal dari kesalahan orangtua subjek yang
tidak mau memperhatikan anaknya, dan membiarkan anaknya
mau melakukan apa saja yang ia lakukan. Salah satu contohnya
adalah
subjek,
yang
membiarkan
dirinya
untuk
tidak
menceritakan kepada orangtuanya setelah subjek mengalami
trauma pelecehan seksual dari orang lain. Dari mulai trauma
tersebut, sekarang subjek telah melakukan perbuatan itu kepada
orang lain yang khususnya adalah perempuan. Subjek sangat
menyukai perbuatan seperti itu. Karena menurut subjek,
perbuatan pelecehan seksual terhadap orang lain adalah
perbuatan yang menyenangkan. Subjek juga menyadari akan
perbuatan tersebut, juga sangat merugikan orang lain. Awal
mulanya bagi subjek, perbuatan yang menyenangkan adalah
perbuatan yang ringan-ringan saja seperti nonton film porno,
memperlihatkan poster atau majalah porno ke orang lain. Tapi
lama kelamaan perbuatan itu dapat merugikan orang lain yang
lebih dari itu. Dan perasaan subjek menganggap kalau
perbuaatan seperti itu, perbuatan yang biasa saja dan enggak ada
masalah.
”Emmmm...menurut gue, perilaku pelecehan seksual itu
merupakan perilaku yang menyenangkan tapi bisa merugikan
orang lain. Contohnya...yang menyenangkan itu seperti nonton
film porno memperlihatkan poster atau majalah pornoh ke orang
lain. Kalau yang merugikan...ya mba tau sendiri lah. Biasa
aja..ada masalah”.
77
3. Wawancara Significant Others (SO)
a. Identitas Significant Other I
Nama (Inisial)
:H
Tempat & tanggal lahir
: Bekasi, 12 Maret 1992
Usia
: 17 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SMU Swasta Bekasi
Status
: Belum menikah
Pekerjaan
: Pelajar SMU
Alamat
: Gabus (Bekasi Timur)
Hubungan dengan Subjek
: Teman
b. Pelaksanaan Wawancara Significant Others
Hari / Tanggal : Selasa, 28 Oktober 2008
Waktu
: 15.30 WIB
Tempat
: Lapangan Sekolah
Observer
: Peneliti
c. Hasil Wawancara Significant Others
1) Latar Belakang
Significant Others (S.O)
dari subjek peneliti pertama ini
adalah teman subjek. Usia S.O saat ini adalah 17 tahun. S.O sendiri
adalah merupakan teman rumah subjek dan juga teman sekolah
subjek dari SMU kelas 1.
”Umur gue...17 tahun, gue teman K sama-sama dari SMA
kelas 1”
Menurut S.O, subjek adalah termasuk orang yang polos, enak
diajak bergaul. Hubungan S.O dengan subjek bisa dibilang dekat
78
dengan subjek, bahhkan bisa dibilang S.O dengan subjek sangat
dekat sekali. Selain dekat dengan subjek, S.O juga dekat dengan
keluarga dirumah subjek.
”K anak yang polos, enak diajak gaul. Deket banget...bisa
dibilang sedekat gue ma keluarga K”
Tempat tinggal S.O dan subjek bisa dibilang sangat dekat,
dua RT namun beda jalan. Di lingkungan tempat tinggal subjek
pergaulannya bisa dibilang sudah rusak, disini kebanyakan orangorangnya suka mabok-mabokan. Jadi S.O mengetahui benar
bagaimana perilaku subjek sehari-harinya di lingkungan dekat rumah
subjek.
”Ya deketlah...orang dua RT cuma beda jalan. Lingkungan
tempat tinggal K bisa dibilang uda rusak, orang-orang disini
kebnayakan suka mabok-mabokan”
Menurut cerita subjek kepada S.O, dulu subjek pernah
dilecehkan sama orang lain sampai subjek ingin sekali bales dendam
sama orang yang sudah memperlakukan seperti itu sama subjek.
Banyak bentuk perlakuan yang dilakukan subjek untuk orang lain.
Misalnya seperti siul sambil ngomong jorok diangkot, ngeliatin
wanita- wanita yang suka pake rok mini kalau lagi duduk diangkot
atu di halte bus.
”Yaa..setau gue, dulu dia pernah dilecehkan sama orang,
bisa dibilang dendam atau jadi hobby sekarang. Ya itu... siul sambil
ngomong jorok diangkot, ngeliatin cewe-cewe yang suka pake rok
mini kalau lagi duduk diangkot atu di halte bus”
S.O sendiri pernah melihat subjek melakukan perbuatan yang
tidak senonoh pada wanita di dalam angkot. Awal mulanya, subjek
mendekati perempuan itu, kemudian subjek membuat perlakuan
yang tidak senonoh di dalam angkot tersebut. S.O sendiri sampai
tidak habis pikir, kenapa subjek mau melakukan hal itu. Pada hal
79
situasi dan kondisi di angkot bisa di bilang ramai, dan lagi banyak
penumpang yang naik di angkot tersebut. Pada saat subjek
melakukan perbuatan tersebut, banyak reaksi dan komentar dari
orang lain yang tidak enak untuk subjek. S.O sendiri sebagai
temannya tidak tahu harus berbuat apa, dan harus ngomong apa sama
subjek tersebut.
”Bukan pernah lagi, tapi sering...misalnya pas lagi diangkot,
ada cewe pake celana pendek banget dan bajunya seksi banget.
Pertama-tama naya yang ringan, lama kelamaan mulai pegangpegangan paha, di cium sama di raba-raba tu gunung kembar”
”Ada mba, lumayan penuh angkotnya. Supir angkotnya mah
diem aja, enggak tahu dia liat apa enggak. Kalau penumpangnya
ada yang turun, tapi ada yang diem aja di angkot sambil ngomong
kasar gitu sama K”
Ini semua berawal dari orangtua subjek yang terlalu bebas
sama anaknya tentang pergaulan dan ketidakakrabannya bersama
keluarga sekarang. Menurut S.O, hampir setiap hari subjek
melakukan perbuatan itu di luar, bahkan hampir sering juga tetangga
tahu atas perbuatan yang dilakukan subjek di luar. Orang tua subjek
juga tidak tahu harus berbuat apalagi sama perbuatan yang dilakukan
subjek sekarang. Yang ada, untuk saat ini reaksi dari orang tua
subjek dan orang-orang yang ada di sekeliling subjek sangat kaget
dan marah atas perbuatan subjek tersebut terhadap orang lain.
”Orang tua tahu, hampir semua tetangga udah pada tahu
perbuatan dan perilaku dia kaya apa. Reaksi orang tua K kaget dan
marah, sama kaya orang-orang yang ada disekeliling K...marah
juga kaya orangtuanya”
S.O sendiri pernah mecoba bertanya kepada subjek, apakah
subjek ingin mencoba memperbaiki perilakunya itua atau tidak.
Tapi,
jawaban yang diberikan subjek kepada S.O kurang
memuaskan. Subjek hanya berkata kepada S.O, kalau dari mulut
80
subjek sendiri katanya mau berubah, tapi tidak tahu juga benar apa
tidaknya subjek mau berubah. Karena yang dilihat S.O pada perilaku
subjek, sama sekali belum ada perubahan sedikitpun untuk merubah
perilakunya itu.
”Kalau dari mulut...pengen berubah, tapi kalau diliat dari
perilaku dan perbuatannya itu...belum ada tanda-tanda mau
berubah sama sekali”
Sebagai teman subjek, S.O berharap semoga subjek mau
berubah dan jangan berbuat seperti itu. S.O pernah bilang sama
subjek, kita boleh nakal asalkan jangan kelewatan. Dan S.O juga
bilang sama subjek, kalau S.O tidak tega dan kasian sama subjek di
marahin oleh orang banyak gara-gara perilakunya itu.
”Harapan gue ya itu, cuma satu...gue pengen dia berubah,
jangan begitu lagi..Gue kasian ngeliat dia di gituin terus sama
orang banyak gara-gara perilakunya itu”
2) Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual
a) Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan.
Pada saat S.O melihat sendiri subjek sering melakukan
siulan terhadap orang lain untuk menarik perhatian dari orang
lain, banyak orang-orang disekeliling subjek yang tidak
menyukai perbuatan siul subjek tersebut. Walaupun bersiul
menurut subjek hanya pebuatan iseng saja, tetapi banyak reaksireaksi dari orang lain yang didapat subjek untuk tidak melakukan
perbuatan bersiul lagi terhadap orang lain.
”Gue pernah liat K sering melakukan siulan untuk
menarik perhatian dari orang lain ,katanya sich cuma iseng aja.
Banyak reaksi dari orang-orang disekeliling subjek yang suka
dan marah-marah sama subjek ”
81
b) Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang
merasakannya sebagai merendahkan martabat.
Menurut S.O, subjek adalah termasuk orang yang sering
kali menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada orang lain.
Walaupun subjek menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada
orang lain hanya iseng saja, akan tetapi banyak orang-orang
disekeliling subjek yang tidak menyukai perbuatan subjek
tersebut.
”Gue sering banget liat K menceritakan lelucon jorok
atau kotor kepada orang lain..K bilang sama gue katanya
pengen aja, dari pada enggak ada kerjaan”
c) Mempertunjukan
gambar-gambar
porno
berupa
kalender,
majalah, atau buku bergambar porno kepada orang yang tidak
menyukainya.
Menurut S.O, subjek adalah tipe orang yang suka
mengkoleksi barang-barang yang berbau pornografi. Jumlah
koleksi yang dimiliki subjek sangat banyak. Biasanya subjek
mendapatkan barang tersebut dari teman-teman subjek dan juga
dari pedagang kaki lima, dan subjek juga termasuk orang yang
suka mempertunjukan barang tersebut sama teman-temannya.
”K suka sekali nonton film porno, banyak koleksi film
atau gambar porno yang didapat oleh K. Setahu gue..K
mendapatkan barang porno tersebut dari teman-temanya, dan
juga membeli sendiri barang porno tersebut di pedagang kaki
lima. K juga mempertunjukan barang porno tersebut sama
teman-temanya doang ”
d) Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan,
pakaian, atau gaya seseorang.
Menurut S.O, subjek termasuk orang yang suka
memberikan komentar yang tidak senonoh kepada orang lain
82
tentang penampilan, pakaian, atau gaya seseorang. Biasanya
subjek memberikan komentar yang tidak senonoh tentang
pakaian itu sama keluarga, teman dan orang lain. Banyak orangorang diseliling subjek yang tidak suka melihat subjek
berperilaku seperti itu. Salah satu contohnya, subjek pernah
dimarahin, dihina, ditampar, dan dilempar sepatu oleh orang lain.
”K tiap hari memberikan komentar yang tidak senonoh
kepada orang lain, biasanya K memberikan komentar tersebut
sama keluarga, teman dan orang lain. K pernah dimarahin,
dihina, ditampar, dan dilempar sepatu sama orang lain garagara memberikan komentar tersebut sama orang lain ”
e) Menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, mencium
dan memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut.
Menurut S.O, subjek termasuk orang yang suka
melakukan perbuatan yang tidak baik seperti menyentuh,
menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, mencium dan memeluk
seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut. Alasannya
subjek melakukan perbuatan seperti itu adalah dikarenakan
sekarang sudah menjadi hobby. Subjek melakukan perbuatan
tersebut kepada siapa saja yang subjek suka. Banyak reaksi dan
komentar yang tidak enak yang didapat oleh subjek seperti
marah, benci, nampar dan nonjok subjek. Itu dikarenakan,
perbuatan subjek sudah sangat tidak disukai oleh banyak orang
yang melihat perilaku subjek tersebut.
”K pernah menyentuh, menyubit, menepuk tanpa
dikehendaki, mencium dan memeluk seseorang yang tidak
menyukai pelukan tersebut yang dikarenakan sekarang sudah
menjadi hobby. Subjek melakukan perbuatan itu sama siapa
saja..subjek juga pernah dimarahin, dibenci, ditampar dan
ditonjok sama orang-orang yang ada disekeliling subjek”
83
f) Perbuatan memamerkan tubuh telanjang atau alat kelamin
kepada orang yang terhina karenanya.
Menurut S.O, dalam pergaulannya subjek termasuk orang
yang bebas dalam menjalin hubungan dengan teman-temannya.
Banyak perilaku-perilaku menyimpang dan tidak senonoh yang
dilakukan oleh subjek misalnya seperti memamerkan tubuh
telanjang atau alat kelamin kepada orang lain. Dari semua
perilaku
yang
dilakukan
oleh
subjek,
akhirnya
subjek
mendapatkan banyak reaksi dan komentar yang keras dari orangorang yang ada disekeliling subjek.
”Pergaulan K bisa dibilang bebas, K bergaul dengan gue
dan teman-teman yang lainnya.K juga pernah melakukan
perbuatan yang tidak senonoh misalnya memamerkan tubuh
telanjang atau alat kelamin kepada orang lain..perbuatan K
bukan perbuatan yang patut untuk di contoh”
3) Penyebab Pelecehan Seksual
a) Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik
S.O juga beranggapan bahwa subjek sangat menikmati
dorongan-dorongan seksualnya terhadap orang lain. Hal ini
disebabkan karena subjek ingin dirinya terlihat sebagai lelaki
sejati.
”K pernah nyentuh, meluk, nyium orang lain”
b) Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya
S.O menyadari bahwa perbuatan yang dilakukan oleh
subjek sangat berpengaruh terhadap kehidupan di dalam
masyarakat. Banyak tanggapan dari masyarakat sendiri yang
tidak
menyukai
perbuatan
subjek
di
luar.
Masyarakat
84
mengatakan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh subjek
merupakan perbuatan yang tidak patut untuk di contoh.
”Pengaruh banget...itu oerbuatan yang tidak patut untuk
di contoh”
c) Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual
Menurut S.O, di sekolah pernah mendapatkan pelajaran
tentang moral dan agama yang menyangkut tentang pelecehan
seksual.
”Pernah...pelajaran moral dan agama”
d) Keluarga dilihat dari faktor sosial ekonomi
Menurut S.O, didalam keluarga subjek termasuk keluarga
yang
tidak
menyukai
kekerasan
dan
keluarga
yang
berkecukupan. Betapa tidak, apa yang diminta subjek sama
orangtuanya selalu terpenuhi.
”Setahu hue enggak pernah...K termasuk keluarga yang
berkecukupan”
e) Timbulnya pelecehan seksual
yang
diambil
dari faktor
pembelajaran sosial dan motivasi
Menurut S.O, perilaku pelecehan seksual merupakan
perbuatan yang dapat merugikan orang lain. S.O juga
berpendapat bahwa sebenarnya cara mengatasi pelecehan seksual
sangatlah mudah yaitu dengan cara kita harus berfikiran positif
dan
menjauhkan
diri
dari
segala
macam-macam
yang
berhubungan dengan pelecehan seksual.
”Menurut gue..perbuatan pelecehan seksual merupakan
perbuatan yang dapat merugikan orang lain..harus berfikiran
yang positif”
85
B. Analisis Penelitian
1. Gambaran Subjek dan Significant Others.
Tabel 4
Identitas Subjek dan Significant Others
No
Identitas
1
Nama (Inisial)
2
Tempat & tanggal lahir
Subjek
Significant Others
K
H
Bekasi,
Bekasi,
2 Januari 1991
12 Maret 1992
3
Usia
18 tahun
17 tahun
4
Jenis Kelamin
Laki-laki
Laki-laki
5
Pendidikan
SMU Swasta Bekasi
SMU Swasta Bekasi
6
Status
Belum Menikah
Belum Menikah
7
Pekerjaan
-
-
8
Alamat
Gabus,
Gabus,
Bekasi Timur
Bekasi Timur
-
Teman Subjek
9
Hubungan
2. Rangkuman Biografi Subjek
Tabel 5
Rangkuman Biografi
Usia / Tahun
SMP
13 tahun
Peristiwa
•
Penghayatan / Perasaan
SMP kelas 1, pulang •
subjek trauma gara-gara
sekolah subjek dihadang
dilecehkan
dan dipalak sama preman
lain di tempat umum.
oleh
orang
86
yang
suka
mabok-
Subjek
juga
dendam
mabokan di gang kecil.
sama orang-orang yang
Subjek pernah disuruh
tidak
buka celana dan baju,
subjek pada saat subjek
tangan atau badan subjek
diperlakukan yang tidak
disundut
senonoh oleh orang lain.
pakai
rokok
mau
menolong
setiap subjek tidak ada
uang untuk dipalakin
•
melakukan •
Subjek
perbuatan
pelecehan
sangat
melakukan
senang
perbuatan
seksual terhadap orang
pelecehan
lain
terhadap orang lain, tapi
dalam
bentuk
memamerkan
SMA
Subjek
alat
kelamin
terkadang
seksual
subjek
juga
menyesal kenapa subjek
16-18 tahun
melakukan
pelecehan
seksualterhadap
orang
lain tersebut.
•
Subjek
memberikan •
Subjek pernah ditampar
komentar tidak baik yang
gara-gara
bersifat
memberikan
melecehkan
subjek
komentar
kepada orang lain tentang
yang tidak baik kepada
masalah
orang lain.
penampilan
pakaian,
atau
gaya
seseorang
87
C. Pembahasan
1. Gambaran Pelecehan Seksual Yang Dilakukan Oleh Remaja
Gambaran pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan.
Subjek sering melakukan siulan dengan orang lain untuk menarik
perhatiannya terhadap orang lain, subjek juga banyak mendapatkan
banyak tekanan dan reaksi dari orang-orang disekeliling subjek yang
suka dan tidak suka atas perilaku subjek tersebut.
b. Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang
merasakannya sebagai merendahkan martabat.
Menurut subjek, perbuatan tersebut dapat membuat dirinya menjadi
rileks, dan terbiasa melakukan perbuatan seperti itu yang dikarenakan
subjek merasakan tidak ada beban untuk melakukan perbuatan seperti
itu.
c. Mempertunjukan gambar-gambar porno berupa kalender, majalah, atau
buku bergambar porno kepada orang yang tidak menyukainya.
Subjek termasuk orang yang suka mengkoleksi barang-barang porno
tersebut, jumlah koleksi yang dimiliki oleh subjek bisa dibilang sangat
banyak. Subjek mendapatkan barang tersebut dari teman-teman subjek
dan juga dari pedagang kaki lima. Subjek termasuk orang yang suka
memperlihatkan barang koleksi yang subjek punya kepada orang lain
terutama kepada orang yang tidak menyukai barang-barang yang berbau
pornografi
tersebut.
Biasanya
subjek
memperlihatkan
koleksi
pornografinya tersebut kepada orangtua, teman, dan juga orang lain yang
khususnya adalah perempuan. Awal mulanya mereka marah subjek
88
mengkoleksi barang-barang tersebut, tapi lama kelamaan biasa saja.
Karena subjek melakukan perbuatan seperti itu, tidak terlalu marasa
perduli atas apa yang dilakukan subjek terhadap orang lain. Banyak
reaksi yang komentar yang didapat dari orang-orang yang ada
disekeliling subjek, namun subjek hanya diam saja dan tidak mau
memperbaiki perilaku subjek terhadap orang lain tersebut
d. Menyentuh, menepuk tanpa dikehendaki, mencium dan memeluk
seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut.
Subjek melakukan perbuatan seperti itu yang dikarenakan subjek
hanya iseng saja, subjek melakukan perbuatan seperti itu bukan hanya
sekali dua kali, melainkan berkali kali. Subjek melakukan perbuatan
seperti itu, tidak terlalu merasa peduli atas apa yang dilakukan subjek
terhadap orang lain. Banyak reaksi dan komentar yang didapat dari
orang-orang yang ada disekeliling subjek, namun subjek hanya diam
saja dan tidak mau merubah perilaku yang subjek lakukan terhadap
orang lain. Untuk saat ini subjek hanya bingung kenapa subjek bisa
setega itu kepada orang lain, tetapi subjek berjanji pada dirinya sendiri
untuk merubah perilakunya tersebut.
e. Perbuatan memamerkan tubuh atau alat kelamin.
Perbuatan yang subjek lakukan
merupakan perbuatan yang bisa
dibilang perbuatan yang sangat tidak patut untuk di contoh dan ditiru
oleh orang lain. Betapa tidak, segala perbuatan atau perilaku yang di
lakukan oleh subjek merupakan perbuatan yang sudah menyangkut
moral, harkat, dan martabat seseorang. Subjek juga pernah mendapatkan
tekanan, reaksi, dan komentar dari masyarakat atau orang-orang
disekeliling jika subjek tidak mau merubah perilakunya tersebut.
89
Dari berdasarkan penjelasan diatas, menurut saya alasannya
kenapa subjek melakukan pelecehan seksual adalah untuk mengatasi
perasaan-perasaan tersebut individu sering melakukan perbuatan
pelecehan seksual seperti mencium, memeluk, meraba, memamerkan
alat kelaminya, dan sebagainya yang tidak disukai oleh orang lain. Jika
tujuan yang ditetapkan sesuai dengan kenyataan dan kemampuan
terpenuhi, maka individu akan merasa puas dan nyaman. Jika tidak,
individu akan merasakan adanya kecemasan dan kegelisahan yang
didapatkan.
Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa pelecehan
seksual yang subjek lakukan merupakan perbuatan yang sering subjek
lakukan terhadap orang lain yang tidak menyukai perbuatan subjek tersebut.
Perbuatan pelecehan seksual yang dilakukan oleh subjek terhadap orang lain
misalnya seperti bersiul, menceritakan lelucon jorok, mencium dan
memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut, serta perbuatan
yang tidak senonoh yaitu perbuatan yang dilakukan oleh subjek seperti
memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada seseorang yang tidak
disukainya adalah perbuatan yang bisa dibilang perbuatan yang tidak patut
di contoh dan ditiru oleh orang lain.
2. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Remaja Pria (Subjek)Melakukan
Pelecehan Seksual
faktor-faktor yang menyebabkan remaja pria (subjek) melakukan
pelecehan seksual Ada lima faktor yang menyebabkan subjek menjadi
pelaku pelecehan seksual remaja, yaitu :
a. Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik.
Subjek melakukan pelecehan seksual yang disebabkan karena
banyaknya bentuk-bentuk pengalaman pelecehan seksual yang didapat
oleh subjek dan dilakukan oleh subjek, misalnya seperti menggoda
90
perempuan yang ada di jalan, mengkoleksi barang-barang pornografi
(misalnya seperti nonton film porno, dan majalah yang berbau
pornografi), sampai dengan perbuatan norma-norma yang ada (misalnya
seperti memamerkan tubuh atau alat kelamin, mengatakan hal-hal yang
jorok terhadap orang lain, memeluk dan mencium sesorang yang tidak
menyukai perbuatan tersebut). Akan tetapi, dari segala pengalaman
pelecehan seksual yang dilakukan oleh subjek, ada juga perasaan
menyesal subjek atas apa yang telah subjek lakukan oleh orang lain.
Berdasarkan dari penjelasan diatas, bahwa individu belum dapat
mengatasi permasalahan yang ada akan dorongan-dorongan seksualnya
terhadap orang lain. Hal ini menunjukan bahwa untuk mengatasi
dorongan-dorongan tersebut, individu harus bisa mengatasi masalah
yang timbul akan perbuatan pelecehan seksual tersebut (Collier, 1992).
b. Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya.
Pada
awalnya,
subjek
melakukan
pelecehan
seksual
yang
diakibatkan karena trauma pelecehan seksual yang diterima dari subjek
itu sendiri. Bentuk trauma yang didapat oleh subjek tidak bisa hilang
begitu saja dari ingatan subjek, yang dikarenakan subjek benci dan
trauma pada dirinya sendiri dan juga orang lain. Akibatnya, subjek
melakukan perbuatan pelecehan seksual terhadap orang lain, dan subjek
juga menyadari kalau perbuatan pelecehan seksual yang dilakukan oleh
subjek sangat berpengaruh terhadap kehidupan didalam masyarakat.
Berdasarkan penjelasan diatas, menurut Collier (1992) perbuatan
pelecehan seksual yang dilakukan oleh individu merupakan perbuatan
yang dapat merugikan orang lain dan juga dapat merusak individu itu
sendiri. Hal ini juga berpengaruh terhadap pola tingkah laku individu itu
sendiri didalam kehidupan bermasyarakat yang menimbulkan pendahan
secara harkat dan martabat terhadap orang lain.
91
c. Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual
Pendidikan tentang pelecehan seksual di sekolah maupun dirumah
sangat penting bagi subjek untuk di jadikan pegangan dalam kehidupan
sehari-hari. Walaupun pada dasarnya subjek sendiri telah melakukan
perbuatan pelecehan seksual terhadap orang lain khususnya terhadap
perempuan dan subjek sendiri juga telah melanggar moral dan norma
agama yang ada. Akan tetapi, subjek tetap mengingat pelajaran tersebut
dan mau merubah sedikit demi sedikit perbuatan pelecehan seksual yang
subjek lakukan terhadap orang lain. Dari penjelasan diatas, Collier
(1992) mengatakan bahwa pendidikan yang didapatkan oleh individu
dari sekolah dan keluarga juga sangat berpengaruh terhadap adanya
perbuatan pelecehan seksual yaitu perbuatan yang dapat merusak moral
dan agama. Kejadian ini terjadi, biasanya muncul adanya penolakan
sikap dan anggapan diskriminatif terhadap individu tersebut.
d. Keluarga dilihat dari faktor sosial ekonomi.
Keluarga subjek termasuk keluarga yang berkecukupan. Bisa
dibilang, segala macam fasilitas dan kebutuhan yang subjek inginkan
selalu dipenuhi oleh kedua orangtua subjek tanpa memperdulikan akibat
positif dan negatifnya terhadap subjek dari fasilitas atau kebutuhan yang
diberikan kepada subjek. Dimana menurut Collier (1992) mengatakan
bahwa kebebasan individu dari kehidupan keluarga dan ekonomi bisa
dibilang lebih dari cukup dan memberikan banyak kebebasan kepada
individu untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya.
e. Timbulnya pelecehan seksual yang diambil dari faktor pembelajaran
sosial dan motivasi.
Awal mulanya subjek melakukan perbuatan pelecehan seksual itu
disebabkan karena timbulnya pelecehan seksual yang merupakan
92
perbuatan yang menyenangkan bagi subjek itu sendiri misalnya seperti
nonton film porno, atau meniru perilaku-perilaku dari orang lain yang
berhubungan dengan pelecehan seksual. Dari penjelasan berikut dapat
dikatakan bahwa hukum yang menindak lanjuti dengan tegas kasuskasus pelecehan seksual belum juga sempurna, malah memperkuat dan
menegaskan bagi timbulnya pelecehan seksual individu itu sendiri
(Collier, 1992).
Dari penjelasan dan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor
penyebab dari pelecehan seksual adalah sebagai berikut : subjek belum bisa
mengatasi semua permasalahan yang berhubungan dengan pelecehan
seksual, yakni perasaan trauma dan benci terhadap dirinya sendiri dan juga
orang lain. Perbuatan pelecehan seksual yang dilakukan oleh subjek bisa
dibilang sangat merugikan orang lain. Karena, perbuatan pelecehan seksual
yang subjek lakukan sangat berpengaruh terhadap pola tingkah laku subjek
sendiri dan dan juga berpengaruh di dalam kehidupan didalam masyarakat.
D. Kesulitan Penelitian
Ada beberapa kesulitan yang ditemui oleh peneliti saat melakukan
pemelitian ini, yaitu :
1. Peneliti cukup kesulitan mencari seorang laki-laki yang menjadi pelaku
pelehan seksual remaja yang berusia 17 sampai 18 tahun.
2. Peneliti cukup menemui kendala saat peneliti mencoba untuk melakukan
wawancara subjek dan salah satu teman subjek, yang sekaligus merupakan
teman dan sahabat subjek itu sendiri. Kendala ini disebabkan karena sulitnya
pembagian waktu antara subjek dan significant others dengan si peneliti itu
sendiri untuk melakukan wawancara dan observasi.
3. Peneliti cukup mengalami resiko yang berat saat melakukan observasi
subjek dari pagi sampai malam hari, yang disebabkan karena lokasi tempat
93
pengambilan data wawancara dan observasi subjek yakni rumah subjek,
halte bus, dan rumah makan IWAKE memiliki jarak yang cukup jauh dari
rumah peneliti.
4. Pada saat melakukan observasi, peneliti cukup kesulitan melihat gerak gerik
subjek itu sendiri yang dikarenakan banyaknya teman-teman subjek yang
berada disekeliling subjek.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini berdasarkan hasil dan
analisis dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Gambaran pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja adalah sebagai
berikut : subjek melakukan perbuatan bersiul terhadap orang lain, dan
subjek juga melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh orang lain seperti
memeluk dan mencium orang lain, menceritakan hal-hal jorok terhadap
orang lain, subjek suka mengkoleksi barang-barang yang berbau porografi
berupa kalender, poster dan film porno, serta memamerkan tubuh dan alat
kelamin terhadap orang lain.
2. Faktor-faktor yang menyebabkan pelecehan seksual pada pelaku usia
remaja, yaitu : Subjek masih merasakan trauma pelecehan yang mendalam
dan tidak bisa dilupakan atas apa yang orang lain lakukan terhadap subjek.
Akibatnya, hasil trauma yang didapat subjek dapat menghasilkan dampak
yang negatif atas perbuatan-perbuatan yang berpengaruh terhadap pola
tingkah laku subjek sendiri dan dapat merugikan orang lain yang ada
didalam masyarakat
B. Saran
Berdasarkan hasil dan analisi di atas, maka peneliti memberikan
beberapa saran yang berkaitan dengan pelecehan seksual pada pelaku usia
remaja, yaitu :
95
1. Bagi Subjek
Pertama, agar subjek mau berubah dan memperbaiki perilaku pada
dirinya terutama dalam menjalin hubungan dengan orang-orang yang ada
disekitar subjek misalnya seperti keluarga, teman, dan masyarakat yang ada
dilingkungan sekitarnya. Kedua, agar subjek tidak selalu memendam rasa
benci dan dendam terhadap orang-orang yang telah melakukan perbuatan
pelecehan tersebut terhadap subjek.
2. Bagi Orang Tua
Dalam sebuah keluarga agar tercipta rumah yang harmonis dan
demokratis, orang tua harus bersikap terbuka terhadap anak-anaknya mulai
dari perhatiannya orangtua terhadap anak, perasaan dan perkembangan anak
sehari-hari baik dirumah, disekolah, maupun di lingkungan masyarakat.
Jangan sampai kita sebagai orangtua terlalu cuek terhadap anak dan
membiarkan anak berbuat dan bertingkah laku semaunya tanpa memikirkan
apa yang dilakukan anak-anaknya tersebut. Orang tua juga harus bisa
mengontrol anak supaya tidak terlalu parah dan terlalu bebas dalam
pergaulannya sehari-hari untuk tidak melakukan perbuatan pelecehan
seksual tersebut.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Kepada peneliti selanjutnya yang berminat untuk meneliti lebih
lanjut mengenai pelecehan seksual pada pelaku usia remaja, diharapkan
untuk dapat menggali dan memahami lebih dalam tentang gambaran
pelecehan seksual yang dilakukan oleh remaja dan faktor-faktor apa yang
menyebabkan pelecehan seksual pada pelaku usia remaja tersebut.
96
DAFTAR PUSTAKA
Agustiani (2006). Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi Dengan
Konsep Diri dan Penyesuain Diri Pada Remaja. Cetakan Pertama.
Bandung : PT. Refika Aditama.
Basri, H (1994). Remaja Berkualitas : Problematika Remaja dan Solusinya.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar Yogyakarta.
Basuki, H. 2006. Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Kemanusiaan Dalam
Kebudayaan. Jakarta : Universitas Gunadarma
Chaplin, C.P (2000). Kamus lengkap Psikologi. Penerjemah : Kartini Kartono.
Jakarta : Raja grafindo.
Collier, Rohan (1992). Pelecehan SeksuaL : Hubungan Dominasi Mayoritas
dan Minoritas. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana.
Ester (2002). Psikologi Remaja.
Gulo, W (2000). Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo
Hurlock, E.B (2000). Psikologi Perkembangan. Edisi 5. Jakarta : Erlangga
Kartini, K (1990). Pengantar Metodologi Penelitian Riset Sosial. Cetakan ke 6.
Bandung : Mandar Maju.
Kelly, Liz (1988). Surviving Sexsual Violence. Minneapolis : University of
Minnesota Press.
Ma’aruf, N (1998). Disonasi Kognitif Pada Remaja Putri Pelaku Hubungan
Seksual Pranikah. Depok : Psikologi Universitas Indonesia
Martlin, M.W (1987). The Psychology of Women. Florida : Holt, Rinehort and
Wiston Inc.
97
Moleong, L.J (2002). Metode Pendekatan Kualitatif. Bandung : Remaja
Rodaskarya.
Monks, K.J (2002). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada.
University Press.
Muchtar, Z (1996). Perubahan Hemodinamik dan Terapi Hipertensi Dari Aspek
Kardiovaskular / Penyunting. Edisi 1, Cetakan 1. Jakarta : Bamboedoen
Graphic Communication.
Narbuko, C. dan Ahmadi, H.A (2002). Meodologi Penelitian. Jakarta : Bumu
Aksara.
Poerwandari, A.W., Brown. W.K (2002). Pendekatan Kualitatif Untuk Perilaku
Manusia. Depok : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan
Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia.
Rumini, S. dan Siti, S (2004). Perkembangan Anak dan Renaja : Buku
Pegangan Kuliah. Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Fakultas
Ilmu Pendidikan. Universitas Yogyakarta.
Sarwono, S.W (2002). Psikologi Sosial : Individu dan Teori Psikologi Sosial.
Jakarta : Balai Pustaka.
Utamadi, Guntoro dan Paramita Utamadi (2001). Pelecehan Seksual ? Hiiii…
Seraam !. Kompas.
Zulkifli, L. (1999). Psikologi Perkembangan. Cetakan 2. Bandung : Remaja
Karya.
98
99
PEDOMAN WAWANCARA SUBJEK
I. Identitas Subjek
Nama (Inisial)
:
Tempat & tanggal lahir
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Pendidikan
:
Status
:
Pekerjaan
:
Alamat
:
II. Daftar Pertanyaan
A. Latar Belakang Subjek
1. Berapa usia Anda sekarang ?
2. Anda anak keberapa dari berapa bersaudara ?
3. Apa status Anda dalam keluarga ?
4. Apa latar belakang pendidikan Anda ?
5. Ayah Anda bekerja dimana ?
6. Ibu Anda bekerja dimana ?
7. Selama ini Anda tinggal dimana ?
8. Bagaimana hubungan Anda dengan ayah ?
9. Bagaimana hubungan Anda dengan ibu ?
10. Anda paling dekat dengan ayah atau ibu ?
11. Bagaimana hubungan Anda dengan saudara kakak / adik / teman
Anda ?
12. Bisakah Anda ceritakan kehidupan di dalam rumah Anda seperti apa ?
100
13. Bisakah Anda menceritakan peristiwa yang menyenangkan yang
pernah Anda alami?
14. Bisakah Anda menceritakan peristiwa yang tidak menyenangkan yang
pernah Anda alami ?
15. Hal apa yang paling Anda sukai dari keluarga anda ?
16. Bentuk perhatian yang seperti apa yang diberikan orang tua Anda ?
17. Siapa yang paling berperan mencukupi kebutuhan di dalam keluarga
Anda ?
18. Apakah kebutuhan Anda selalu terpenuhi ?
19. Prestasi apa saja yang pernah Anda dapatkan disekolah ?
20. Dukungan seperti apa yang diberikan orang tua Anda ?
21. Kegiatan apa yang biasa Anda lakukan sehari-hari selain disekolah ?
22. Apa hobi Anda ?
23. Apa yang Anda rasakan ketika melakukan hobi Anda ?
24. Pernahkah Anda melakukan hobi anda di saat Anda sedang
menghadapi masalah? Apa yang Anda rasakan sekarang ?
B. Pelecehan Seksual
1. Riwayat Pelaku Pelecehan Seksual Subjek
a. Bagaimana lingkungan tempat tinggal Anda sekarang ?
b. Apakah Anda pernah mengalami trauma pelecehan di dalam
keluarga atau lingkungan Anda ?
c. Dalam bentuk apa biasanya Anda diperlakukan seperti itu ?
d. Apa Anda pernah melakukan pelecehan dengan saudara atau teman
Anda ?
e. Bagaimana perasaan Anda sendiri setelah melakukan perbuatan
pelecehan tersebut terhadap orang lain?
101
f.
Apakah orang-orang disekitar Anda menerima Anda dengan baik ?
g. Apakah Anda merasa nyaman tinggal di lingkungan yang Anda
tempati sekarang ?
h. Bagaimana
sikap
masyarakat
di
lingkungan
Anda
setelah
mengetahui Anda pernah melakukan perbuatan yang tidak baik ?
i.
Apakah Anda berniat memperbaiki sikap Anda yang tidak baik
selama ini ?
j.
Apakah selama proses untuk tidak melakukan pelecehan seksual,
Anda di beri kesempatan untuk tidak melakukan perbuatan tersebut ?
Bisa Anda ceritakan ?
k. Apakah pernah anda mencoba untuk mengatakan perasaan Anda
pada orang tua Anda mengenai keputusan Anda untuk melakukan
perbuatan tersebut terhadap orang lain ? Bisa Anda ceritakan ?
l.
Bagaimana perasaan orang tua Anda setelah mengetahui bahwa
Anda pernah melakukan perbuatan tersebut ?
m. Apa reaksi orang tua Anda setelah mengetahui Anda melakukan
perbuatan tersebut ?
n. Apa harapan orang tua Anda pada perbuatan yang Anda lakukan
terhadap orang lain ?
2. Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual
Bentuk-bentuk yang dianggap sebagai pelecehan seksual menurut
Collier (1992) adalah sebagai berikut :
1. Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan.
a. Apa anda sering melakukan siulan dengan orang lain untuk menarik
perhatiannya ?
b. Kenapa Anda melakukan perbuatan seperti itu ?
c. Seberapa sering Anda melakukan perbuatan seperti itu ?
102
d. Bagaimana reaksi seseorang yang ada disekeliling Anda pada saat
Anda melakukan perbuatan yang Anda lakukan tersebut ?
2. Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang
merasakannya sebagai merendahkan martabat.
1). Apakah anda suka menceritakan lelucon jorok atau kotor terhadap
orang lain ? Berikan alasannya ?
2). Bagaimana perasaan Anda setelah menceritakan lelucon jorok atau
kotor kepada orang yang telah Anda lakukan ? Jelaskan alasannya ?
3. Mempertunjukan gambar-gambar porno berupa kalender, majalah, atau
buku bergambar porno kepada orang yang tidak menyukainya.
1). Apakah Anda suka hal-hal yang berbau pornografi, misanya seperti
nonton film bokep ?
2). Sudah berapa banyak koleksi gambar-gambar porno atau film porno
yang Anda dapat ?
3). Biasannya Anda mendapatkan barang tersebut dari siapa ?
4). Kepada siapa biasannya Anda mempertunjukan gambar-gambar
porno
tersebut ?
5). Bagaimana dengan reaksi orang tua Anda sekarang, apakah mereka
tahu bahwa Anda suka dengan hal-hal yang berbau pornografi ?
Jelaskan ?
4. Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan, pakaian,
atau gaya seseorang.
1). Apakah Anda pernah memberikan komentar kepada orang lain
tentang masalah penampilan, atau pakaian sesorang ?
2). Kepada siapa biasanya Anda sering memberikan komentar tersebut ?
103
3). Apa reaksi orang tersebut setelah dia mendengar Anda memeberikan
komentar itu ?
5. Menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, dan mencium dan
memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut.
1). Apakah Anda pernah melakukan perbuatan seperti
menyentuh,
menyubit, menepuk bagian tubuh orang lain yang tidak disukai, dan
mencium, memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan
tersebut ?
2). Mengapa Anda melakukan perbuatan tersebut ?
3). Sudah berapa kali Anda melakukan perbuatan tersebut ?
4). Kepada siapa biasanya Anda melakukan perbuatan tersebut ?
5). Bagaimana reaksi komentar seseorang disekeliling Anda yang
mengetahui Anda telah melakukan perbuatan tersebut ?
6). Apa yang Anda rasakan atau Anda pikirkan setelah melakukan
perbuatan tersebut kepada orang lain ?
7). Pernahkah Anda merubah perilaku yang Anda lakukan sekarang
terhadap orang lain ? Seperti apa dan jelaskan alasannya ?
6. Perbuatan memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang yang
terhina karenanya.
1). Bagaimana pergaulan Anda sehari-hari ?
2). Dengan siapa Anda bergaul ?
3). Perilaku yang seperti apakah yang biasa Anda lakukan dengan teman
Anda terhadap orang lain ?
4). Apakah Anda sering dan pernah melakukan perbuatan terhadap
orang lain, seperti misalnya memamerkan tubuh atau alat kelamin
kepada orang lain ? Kenapa dan berikan alasannya ?
5). Apakah Anda senang melakukan perbuatan seperti itu ? Mengapa ?
104
6). Bagaimana reaksi dan pandangan orang disekeliling Anda pada saat
Anda melakukan perbuatan itu ?
3. Penyebab Pelecehan Seksual
Penyebab pelecehan seksual menurut Collier (1992) dibagi menjadi
lima bagian, yaitu :
a. Pengalaman pelecehan dari faktor biologik
1). Bagaimana cara Anda untuk memenuhi kebutuhan Anda dalam
menyalurkan dorongan-dorongan pelecehan seksual Anda ?
2). Dalam bentuk apa biasanya Anda melakukan pelecehan seksual ?
3). Setelah melakukan pelecehan seksual, apa yang Anda rasakan ?
4). Dorongan-dorongan yang seperti apa yang Anda ingin ungkapkan
pada orang lain ?
b. Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya
1). Apakah pelecehan seksual yang Anda lakukan sangat berpengaruh
terhadap kehidupan Anda di dalam masyarakat ?
2). Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap pelecehan seksual yang
dilakukan oleh Anda ?
c. Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual
1). Apakah disekolah Anda pernah diajarkan pendidikan yang
berhubungan dengan pelecehan seksual ? Jelaskan seperti apa
contohnya !
2). Menurut Anda apakah orang tua anda memberikan pendidikan
tentang pelecehan seksual ? Jelaskan !
3). Apakah ada penilaian positif atau negatif terhadap pendidikan yang
berpengaruh pada pelecehan seksual ? Berikan contohnya !
105
d. Keluarga dilihat dari faktor sosial ekonomi
1). Apakah Anda pernah mengalami kekerasan dalam keluarga Anda
yang berkaitan dengan masalah perekonomian keluarga ? Seperti apa
contohnya ?
e. Timbulnya pelecehan seksual yang diambil dari faktor pembelajaran
sosial dan motivasi
1). Menurut Anda, bagaimana perilaku-perilaku yang dianggap sebagai
pelecehan itu sendiri ? Berikan contohnya !
2). Apa yang anda lakukan dalam mengatasi perasaan yang berkaitan
dengan pelecehan seksual di lingkungan sekitar Anda ?
C. Pelaksanaan Wawancara Subjek
Tanggal / Hari
:
Waktu
:
Tempat
:
Observer
:
106
PEDOMAN WAWANCARA
SIGNIFICANT OTHERS (SO)
I. Identitas Subjek
Nama (Inisial)
:
Tempat & tanggal lahir
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Pendidikan
:
Status
:
Pekerjaan
:
Alamat
:
Hubungan Dengan Subjek :
II. Daftar Pertanyaan
A. Latar Belakang
1. Sekarang Subjek tinggal dengan siapa ?
2. Bagaimana lingkungan tempat tinggal Subjek sekarang ?
3. Apakah Subjek pernah mengalami trauma pelecehan didalam
keluarga Anda ?
4. Apakah Subjek pernah melakukan pelecehan dengan saudara atau
teman Subjek ?
5. Apakah orang-orang disekitar Subjek menerima Subjek dengan
baik ?
6. Apakah Subjek merasa nyaman tinggal dilingkungan yang Subjek
tempati sekarang ini ?
7. Bagaimana sikap masyarakat di lingkungan Subjek setelah
mengetahui Subjek pernah melakukan perbuatan yang tidak baik ?
107
8. Apakah Subjek berniat memperbaiki sikap Subjek yang tidak baik
selama ini ?
9. Apakah selama proses untuk tidak melakukan pelecehan seksual,
Subjek di beri kesempatan untuk tidak melakukan perbuatan tersebut
? Bisa Anda ceritakan ?
10. Bagaimana perasaan Subjek sendiri setelah melakukan perbuatan
pelecehan tersebut terhadap orang lain ?
11. Apakah pernah Subjek mencoba untuk mengatakan perasaan Subjek
pada orang tua Subjek mengenai keputusan Subjek untuk melakukan
perbuatan tersebut terhadap orang lain ? Bisa Anda ceritakan ?
12. Bagaimana perasaan orang tua Subjek setelah mengetahui bahwa
Subjek pernah melakukan perbuatan tersebut ?
13. Apa reaksi dan harapan Anda terhadap Subjek setelah mengetahui
Subjek melakukan perbuatan tersebut ?
B. Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual
Bentuk-bentuk yang dianggap sebagai pelecehan seksual menurut
Collier (1992) adalah sebagai berikut :
1. Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan.
a. Apakah Anda pernah melihat Subjek melakukan siulan dengan orang
lain untuk menarik perhatiannya ?
b. Kenapa Subjek melakukan perbuatan seperti itu ?
c. Seberapa sering Subjek melakukan perbuatan seperti itu ?
d. Bagaimana reaksi seseorang yang ada disekeliling Anda pada saat
Subjek melakukan perbuatan tersebut ?
2. Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang
merasakannya sebagai merendahkan martabat.
108
a. Apakah Subjek suka menceritakan lelucon jorok atau kotor terhadap
orang lain ? Berikan alasannya ?
3. Mempertunjukan gambar-gambar porno berupa kalender, majalah, atau
buku bergambar porno kepada orang yang tidak menyukainya.
a. Apakah Subjek suka hal-hal yang berbau pornografi, misanya seperti
nonton film porno ?
b. Sudah berapa banyak koleksi gambar-gambar porno atau film porno
yang Subjek dapat ?
c. Biasannya Subjek mendapatkan barang tersebut dari siapa ?
d. Kepada siapa biasannya Subjek mempertunjukan gambar-gambar
porno tersebut ?
4. Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan, pakaian,
atau gaya seseorang
a. Apakah Subjek pernah memberikan komentar kepada orang lain
tentang masalah penampilan, atau pakaian sesorang ?
b. Kepada siapa biasanya Subjek sering memberikan komentar
tersebut ?
c. Apa reaksi orang tersebut setelah dia mendengar Subjek memberikan
komentar itu ?
5. Menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, dan mencium dan
memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut.
a. Apakah Subjek pernah melakukan perbuatan seperti menyentuh,
menyubit, menepuk bagian tubuh orang lain yang tidak disukai, dan
mencium, memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan
tersebut ?
b. Mengapa Subjek melakukan perbuatan tersebut ?
109
c. Sudah berapa kali Subjek melakukan perbuatan tersebut ?
d. Kepada siapa biasanya Subjek melakukan perbuatan tersebut ?
e. Bagaimana reaksi dan komentar seseorang disekeliling Anda yang
mengetahui Anda telah melakukan perbuatan tersebut ?
6. Perbuatan memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orag yang
terhina karenanya.
a. Bagaimana pergaulan Subjek sehari-hari ?
b. Dengan siapa Subjek bergaul ?
c. Apakah Anda sering dan pernah melihat Subjek melakukan
perbuatan tidak senonoh terhadap orang lain, seperti misalnya
memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang lain ?
d. Bagaimana reaksi dan pandangan orang disekeliling Anda pada saat
Subjek melakukan perbuatan itu ?
C. Penyebab Pelecehan Seksual
Penyebab pelecehan seksual menurut Collier (1992) dibagi menjadi
lima bagian, yaitu :
1. Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik
a. Dorongan-dorongan pelecehan seksual yang seperti apa yang Subjek
ingin ungkapkan pada orang lain ?
2. Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya
a. Apakah pelecehan seksual yang Subjek lakukan sangat berpengaruh
terhadap kehidupan Subjek di dalam masyarakat ?
b. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap pelecehan seksual yang
dilakukan oleh Subjek ?
110
3. Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual
a. Apakah disekolah Anda pernah diajarkan pendidikan yang
berhubungan dengan pelecehan seksual ? Jelaskan seperti apa
contohnya !
4. Keluarga dilihat dari faktor sosial ekonomi
a. Apakah Subjek pernah mengalami kekerasan dalam keluarga yang
berkaitan dengan masalah perekonomian keluarga ? Seperti apa
contohnya ?
5. Timbulnya pelecehan seksual yang diambil dari faktor pembelajaran
sosial dan motivasi
a. Menurut Anda, bagaimana perilaku-perilaku yang dianggap sebagai
pelecehan itu sendiri ? Berikan contohnya !
D. Pelaksanaan Wawancara Significant Others
Tanggal / Hari :
Waktu
:
Tempat
:
Observer
:
111
PEDOMAN OBSERVASI
Observasi ke :
Hari / Tanggal :
Waktu
:
Tempat
:
No
Bentuk-Bentuk
Indikator
Pelecehan Seksual
1
Menggoda
menarik
Ada
Tidak
Keterangan
Muncul
atau Bersiul
perhatian
lawan jenis
2
Menceritakan
lelucon jorok atau
kotor
kepada
seseorang
yang
merasakannya
sebagai
merendahkan
martabat
3
Mempertunjukan
Kalender,
gambar-gambar
majalah,
porno
buku bergambar
atau
porno
4
Memberikan
komentar
tidak
Pakaian,
yang penampilan
senonoh gaya seseorang
kepada seseorang
112
5
Seseorang
tidak
yang Menyentuh,
menyukai menyubit,
perbuatan tersebut
menepuk tanpa
dikehendaki,
mencium
dan
memeluk
6
Perbuatan
senonoh
tidak Memamerkan
kepada tubuh telanjang
orang yang terhina
atau
alat
kelamin
113
VERBATIM SUBJEK
I. Identitas Subjek
Nama (Inisial)
:K
Tempat & tanggal lahir
: Bekasi, 2 Januari 1991
Usia
: 18 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SMU Swasta Bekasi
Status
: Belum menikah
Pekerjaan
: -
Alamat
: Gabus (Bekasi Timur)
II. Daftar Pertanyaan
A. Latar Belakang Subjek
Tanya : Selamat siang ?
Jawab : Siang ….
Tanya : Apa kabar ?
Jawab : Baik…
Tanya : Kedatangan saya hari ini, saya butuh bantuan dari K untuk
pengambilan data tugas akhir saya. Kira-kira anda keberatan
tidak kalau hari ini dan hari-hari lain anda saya minta untuk
wawancara ?
Jawab : Gue enggak keberatan, silahkan aja …
Tanya : Kalau boleh saya tahu, usia K berapa ya sekarang ?
Jawab : 18 tahun
Tanya : Lahir dimana ?
Jawab : Gue lahir di Bekasi
114
Tanya : Tinggal disini sudah lama ?
Jawab : Ya…dari gue masih kecil, bisa dibilang masih orok (bayi) gue
udah lama tinggal disini
Tanya : K anak keberapa dari berapa bersaudara ?
Jawab : Anak pertama dari dua bersaudara, gue punya ade perempuan
umurnya beda dua tahun dari umur gue.
Tanya : Status K dalam keluarga ?
Jawab : Anak kandung
Tanya : Kalau boleh saya tahu, apa latar belakang pendidikan K
sekarang ?
Jawab : Sekarang gue uda kelas 3 di SMU swasta Bekasi, ya bisa di
bilang bentar lagi gue lulus.
Tanya : Kalau di sekolah gimana, bagus ga nilai rapotnya ?
Jawab : Biasa aja…bisa diblang kalau gue lulus syukur, enggak lulus
juga enggak papa.
Tanya : Maksudnya…?
Jawab : Gue tu kan orangnya males banget ya… yang namanya disuruh
belajar, tiap gue di suruh belajar sama orang tua gue bawaan
gue selalu aja enggak mau, sampe-sampe orang tua gue
marah besar ngeliat gue enggak mau belajar.
Tanya : Orang tua K kerja dimana ?
Jawab : Bokap gue kerja di BS, kalau nyokap gue enggak kerja. Nyokap
gue cuma sebagai ibu rumah tangga, yang kerjanya cuma
ngawasin anak- anak sama ngatur rumah doang.
Tanya : Emmm…kalau boleh saya tahu, saat ini K tinggal dimana dan
dengan siapa K tinggal ?
Jawab : Gue tinggal di Bekasi dari gue masih orok (bayi). Sekarang gue
tinggal sama orang tua dan adik gue yang perempuan.
Tanya : Bagaimana hubungan K dengan ayah atau ibu anda ?
115
Jawab : Hubungan gue sama bokap nyokap gue kurang bagus, banyak
aturannya.
Tanya : Maksudnya orang tuanya banyak aturannya ?
Jawab : Ya…mulai dari teman, hobi gue semua mereka enggak suka.
Terus jam main gue sama teman-teman gue dibatasi sama
orang tua gue. Yang dibilang temen-temen gue itu ga bener,
kerjaanya cuma bikin malu orang tua. Pokoknya gue ga boleh
banyak bergaul sama mereka.
Tanya : Kalau hubungan K dengan saudara anda sendiri, misalnya adik
atau orang lain sendiri gimana ?
Jawab : Hubungan gue sama adik gue, sama aja kaya orang tua gue.
Dia banyak omongnya, kecil-kecil banyak aturannya dan suka
ngadu sama orang tua gue tentang perbuatan gue di luar sama
teman-teman gue. Sebaliknya, kalau hubungan gue sama teman
teman gue bisa dibilang menyenangkan. Karena teman-teman
gue tu orangnya enggak suka banyak aturan, enak aja
pokoknya.
Tanya : Bisakah K menceritakan kehidupan di dalam rumah itu seperti
apa ?
Jawab : Bisa dibilang sepi kalau dirumah, setiap hari bokap gue kerja.
Kalau habis pulang kerja biasanya bokap gue langsung tidur.
Bokap gue kalau pulang kerja seringnya malam terus, maklum
namanya juga pegawai swasta yang enggak tentu pulang
kerjanya jam berapa. Sedangkan nyokap gue yang suka ngatur
rumah dan ngurus anak-anaknya. Kadang nyokap gue sering
keluar sama teman-temanya arisan, pengajian. Kalau ade gue,
seminggu tiga kali suka ikut BIMBEL. Nah kalau kehidupan gue
dirumah biasanya suka nonton film yang gue ambil dari kamar
orangtua gue. Habis dari pada bengong enggak ada kerjaan
116
dirumah....mendingan gue nonton, kalau enggak main aja ma
temen-temen gue di luar.
Tanya : Biasanya film apa yang biasa K tonton, dan yang K lakukan
sama teman-teman ?
Jawab : Biasanya gue suka nonton film action, horror, kadang-kadang
gue suka nonton film panas gitu, yang adegannya ada ciuman,
buka-bukaan, sampe bobo bareng gitu hehehe. Kalau sama
teman-teman gue, biasanya suka nongkrong ampe malam,
sambil godain orang-orang yang lewat. Kaya godain cewecewe seksi tu...tu..cewe yang suka pakaian minim, yang
keliatan bentuk tubuhnya gitu
Tanya : Ada ga peristiwa yang menyenangkan yang pernah K alami ?
Jawab : Enggak ada, biasa-biasa aja.
Tanya : Kalau peristiwa yang tidak menyenangkan yang pernah K
alami ?
Jawab : Ada…gue sering dimarahin sama orang tua gue gara-gara gue
males belajar n sering main terus. Gue juga pernah dilecehin
sama orang lain, sampe gue trauma, dan gue juga pernah di
hina sama orang lain gara-gara perilaku gue yang kurang baik
aja dimata orang banyak.
Tanya : Hal apa yang paling K sukai dari keluarga anda ?
Jawab : Gue lebih seneng kalau kita sering ngumpul-ngumpul lagi kaya
dulu… lebih enak aja, kan kita bisa ngobrol, curhat, bercanda
sama orang tua dan ade gue.
Tanya : Bentuk perhatian apa yang orang tua berikan kepada K ?
Jawab : Apa ya… kalau orang tua gue sering ingetin gue harus selalu
rajin belajar, dan jadi anak yang bener.
Tanya : Siapa yang paling berperan mencukupi kebutuhan didalam
keluarga?
117
Jawab : Bokap gue…enggak ada lagi selain dia
Tanya : Apakah kebutuhan K selalu terpenuhi dan tercukupi ?
Jawab : Selalu…apa yang gue minta dan ade gue minta selalu di penuhi
Tanya : Prestasi apa saja yang pernah anda dapatkan di sekolah ?
Jawab : Apa ya…enggak ada…gue termasuk anak yang biasa saja
disekolah, gue bukan anak yang menonjol disekolah.
Tanya : Dukungan apa yang orang tua berikan kepada K ?
Jawab : Gue cuma disuruh rajin belajar, jangan banyak main…tu aja
Tanya : Kegiatan apa yang biasa K lakukan sehari-hari diluar sekolah ?
Jawab : Makan, tidur, nonton TV, main sama teman-teman, belajar…tu
juga kalau gue mau belajar.
Tanya : Hobi K sendiri apa ?
Jawab : Banyak…yang barusan gue bilang tadi sama mba….
Tanya : Apa yang K rasakan ketika melakukan hobinya itu ?
Jawab : Seneng aja, enggak ada beban…
Tanya : Pernahkah K melakukan hobinya pada saat mengalami
masalah ?
Jawab : Pernah…
Tanya : Apa yang K rasakan ?
Jawab : Enggak enak aja…males aja kalau diceritain
B. Pelecehan Seksual
1. Riwayat Pelaku Pelecehan Seksual Subjek
Tanya : Bagaimana lingkungan tempat tinggal K sekarang ?
Jawab : Bisa dibilang kacau…kurang bagus untuk pergaulan
sehari-hari
Tanya : Bisa K jelaskan seperti apa...
Jawab : Pergaulannya terlalu bebas...uda gitu, di tempat gue
kebanyakan anak-anaknya kurang dapat perhatian dari
118
orang tuanya
Tanya : Apakah K pernah mengalami trauma pelecehan di dalam
keluarga atau dilingkungan anda sendiri ?
Jawab : Kalau didalam keluarga enggak pernah, tapi kalau diluar
pernah
Tanya : Dalam bentuk apa bisanya K diperlakukan sepert itu ?
Jawab :Dulu waktu gue SMP kelas 1, pulang sekolah gue selalu
dicegat sama preman-preman yang suka mabok-mabokan
disitu. Gue kan kalau pulang sekolah suka lewat gang kecil,
nah disitu gue mulai trauma mba. Gue pernah disuruh buka
celana kalau setiap gue enggak ada duit buat dia palakin,
tangan atau badan gue suka di sundut pake rokok. Mulai
dari situ gue mulai trauma dan gue dendam sama mereka
dan sama orang-orang yang ngeliat gue diperlakukan
seperti itu tapi merekanya diem aja.
Tanya : Orangtua tahu enggak kalau K pernah diperlakukan seperti
itu di luar sana ?
Jawab : Ga…Orangtua gue enggak tau …
Tanya : Apa anda pernah melakukan pelecehan dengan saudara atau
teman anda ?
Jawab : Kalau sama ade gue ga pernah, tapi kalau sama teman
pernah. Kalau sama ade gue cuma ngintipin dia lagi mandi
atau lagi ganti baju gitu tanpa sepengetahuan ade gue.
Tapi kalau sama teman gue…dia pernah dan sering banget
gue gerepein (pegang-pegang). Habis bikin gue nafsu aja,
dia pernah gue cium dia mulai dari bibir, leher, sampe ke
bawah dadanya dia itu. Terus gue remes-remes aja tu
gunung kembarnya, sampe bawah gue bikin dia sampe
mendesah. Baru itu yang gue lakukan sama dia
119
Tanya : Bagaimana perasaan K setelah melakukan perbuatan
tersebut terhadap orang lain ?
Jawab : Seneng aja...tapi, kadang-kadang gue suka menyesal
sendiri kenapa gue mau melakukan perbuatan itu sama
orang lain.
Tanya : Bagaimana reaksi orang-orang disekitar K, apakah mereka
menerima anda dengan baik ?
Jawab : Emmmm…tergantung orangnya ada yang mau nerima gue,
tapi ada juga yang enggak mau nerima gue.
Tanya : Apa K merasa nyaman tinggal dilingkungan anda
sekarang ?
Jawab : Jujur…enggak, dilingkungan tempat gue sekarang bisa
dibilang uda rusak banget. Contohnya aja gue sekarang
kan, bisa dibilang perilaku gue salah satu yang uda rusak.
Tanya : Bagaimana sikap masyarakat sendiri setelah mengetahui K
pernah melakukan perbuatan seperti itu ?
Jawab : Biasa aja…paling kalau ada yang enggak suka mereka
ngomongnya dibelakang gue, kalau enggak mereka ngadu
ke orangtua gue kalau perbuatan anaknya tidak baik diluar.
Tanya : Pernah enggak dipikiran K untuk memperbaiki perilakunya
sekarang ?
Jawab : Pernah…tapi enggak tau kapan. Sekarang pikiran gue
masih kacau, soalnya gue masih dendam dan trauma sama
orang-orang yang memperlakukan gue tidak baik disini.
Tanya : Emmm…kalau boleh saya tahu…selama proses untuk tidak
melakukan perbuatan itu, apakah K diberi kesempatan
untuk tidak melakukan perbuatan tersebut..?
Jawab : Ya…waktu itu gue berjanji pada diri gue sendiri untuk tidak
120
melakukan perbuatan itu lagi, asalkan dari pihak keluarga
dan orang-orang yang bener-bener sayang sama gue mau
ngebantu gue untuk berubah.
Tanya : Waktu itu, pernah enggak dipikiran K untuk mencoba
mengatakan perasaannya kepada orangtua untuk melakukan
perbuatan tersebut terhadap orang lain ?
Jawab : Ya…gue pernah ngomong sama nyokap gue, kalau gue mau
melakukan perbuatan seperti itu. Waktu itu, gue ngomong
sama nyokap gue, kalau gue masih trauma sama orangorang yang melakukan perbuatan itu sama gue. Kalau gue
boleh juur, nyokap gue enggak setuju. Nyokap bilang sama
gue kalau itu perbuatan yang enggak baik. Cuma ya itu…
apa yang gue ungkapkan ke nyokap gue, dan apa yang
nyokap gue katakan, gue anggap angin lalu dan gue juga
enggak mau ngikutin apa yang nyokap gue bilang sama
gue.
Tanya : Bagaimana perasaan dan reaksi orangtua setelah
mengetahui bahwa anda pernah melakukan perbuatan
seperti itu ?
Jawab : Pastinya sakit dan kecewa lah mba…mereka juga kaget dan
marah sama atas perbuatan yang gue lakukan terhadap
orang lain. Orangtua gue juga ngancem gue, kalau gue
masih belum merubah perilaku gue, mereka akan lapor
polisi. Karena menurut orangtua gue itu sudah termasuk
perbuatan yang melanggar norma hukum, dan agama.
Tanya : Harapan dari orangtua kepada K sendiri apa ?
Jawab : Harapannya…orangtua pengen gue segera berubah dan
bertobat atas apa yang telah gue lakukan. Walaupun itu
susah bagi gue, tapi gue akan berusaha untuk memperbaiki
121
perilaku gue terhadap orang lain yang telah gue lakukan.
2. Bentuk-bentuk Pelecehan Seksual
a. Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan.
Tanya : Apakah K sering melakukan siulan kepada orang lain ?
Jawab : Ya…bukan sering lagi, tiap hari malah….
Tanya : Kenapa K melakukan perbuatan seperti itu ?
Jawab : Pengen aja…lagian juga cuma siulan doang, enggak
apa-apa kan
Tanya : Seberapa sering K pernah melakukan perbuatan itu ?
Jawab : Emmmmmm….hampir setiap hari, pokoknya sering
dech…
Tanya : Apa reaksi orang-orang disekeliling K setelah
mengetahui perbuatan yang K lakukan ?
Jawab : Ada yang suka…ada yang enggak suka gitu…
Tanya : Yang suka dan yang enggak sukanya itu seperti apa…?
Jawab : Ya sukanya paling cuma senyum, tapi kalau yang
enggak sukanya…cuma marah, atau enggak menghina
gue gitu ha..ha..ha
b. Menceritakan leleucon jorok atau kotor kepada seseorang yang
merasakannya sebagai merendahkan martabat.
Tanya : Pernah enggak K suka menceritakan lelucon jorok atau
kotor terhadap orang lain ?
Jawab : Pernah…
Tanya : Alasannya kenapa ?
Jawab : Pengen aja…yaa..menurut gue itu wajar, cuma cerita
doang kan.
Tanya : Perasaan K gimana setelah menceritakan lelucon jorok
122
kepada orang lain ?
Jawab : Biasa aja….kaya enggak ada beban gitu, terserah
mereka yang dengerin suka apa enggak.
c. Mempertunjukan
gambar-gambar
porno
berupa
kalender,
majalah, atau buku bergambar porno kepada orang yang tidak
menyukainya.
Tanya : K suka hal-hal yang berbau pornografi engga, misalnya
seperti film bokep gitu ?
Jawab : Ya…bukan suka lagi, gue malah punya banyak koleksi
majalah, kalender, dan film yang berbau ornografi
he..he..he…
Tanya : Sudah berapa banyak koleksi gambar-gambar porno
atau film bokep yang K dapat ?
Jawab : Berapa ya…. Pokoknya banyak dech, gue enggak
pernah ngitungin ada berapa banyak koleksi-koleksi
yang gue dapat.
Tanya : Biasannya K mendapatkan barang tersebut dari sapa ?
Jawab : Dari teman, kalau enggak gue beli sendiri di pedagang
kaki lima yang ada di emperan jalan. Kadang-kadang
barang yang gue dapat kaya film porno itu gue ambil
dari kamar orang tua gue.
Tanya : Kepada siapa biasannya anda mempertunjukan gambargambar porno tersebut ?
Jawab : Sapa ya…paling sama temen-temen gue, kalau enggak
ya cuma gue doang yang tau.
Tanya : Orang tua tahu enggak kalau K suka mengkoleksi
majalah, kalender atau film-film porno ?
Jawab : Tau mba…
123
Tanya : Apa reaksi orang tua setelah mengetahui kalau K suka
mengkoleksi majalah, kalender, dan film porno ?
Jawab : Awal mulanya mereka marah sama gue, tapi lama
kelamaan biasa aja. Mungkin mereka uda bosen dan
cape mba kebanyakan ngomong dan kasih tau sama
gue. Jadi ya...sekarang dibiarin gitu aja sama orang tua
gue.
d. Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan,
pakaian, atau gaya seseorang.
Tanya : Apa K pernah memberikan komentar kepada orang lain
tentang masalah pakaian, atau penampilan terhadap
orang lain ?
Jawab : Ya…pernah mba…
Tanya : Seperti apa misalnya dan kepada siapa ?
Jawab : Emmm…apa ya…paling masalah pakaian yang dipake
cewe-cewe sekarang, mba pasti tau lah kalau model
baju cewe-cewe sekarang kaya gimana. Waktu itu gue
pernah komentar sama salah satu cewe yang ada di
angkot dan di jalan, gue liat cara pakaian tu cewe
terlalu ketat. Waktu itu gue ngomong sama cewe itu
”Hai cewe seksi banget dech kalau enggak pake baju,
boleh dong gue pegang dikit body lu yang aduhay”
Tanya : Terus komentar dan reaksi dari cewe itu apa setelah K
ngomong sepert itu ?
Jawab : Marah…gue pernah ditampar gara-gara gue ngomong
kaya gitu sama dia ha..ha..ha
124
e. menyentuh,
menyubit,
menepuk
tanpa
dikehendaki,
dan
mencium atau memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan
tersebut.
Tanya : Apa K pernah melakukan perbuatan seperti menyentuh,
menyubit, dan mencium atau memeluk orang lain ?
Jawab : Ya…gue pernah melakukan perbuatan itu…
Tanya : Mengapa K melakukan perbuatan tersebut ?
Jawab : Iseng aja…
Tanya : Sudah berapa kali K pernah melakukan perbuatan
tersebut dan kepada siapa biasanya K melakukan
perbuatan seperti itu?
Jawab : Berapa kali ya mba…sering banget dech pokoknya…
sama orang lain, khususnya sama cewe-cewe yang masih
gadis he..he..he..
Tanya : Bagaimana reaksi dan komentar dari orang-orang di
sekeliling K setelah mengetahui perbuatan tersebut ?
Jawab : Ya seperti biasa…. ada yang suka, tapi ada yang
enggak suka
Tanya : Apa yang K rasakan atau yang K pikirkan setelah
melakukan perbuatan tersebut terhadap orang lain ?
Jawab : Apa ya mba…bingung aja ngejawabnya. Kalau yang
gue pikirin sekarang sich aneh aja, kok bisa ya gue
setega itu sama orang lain (khususnya sama
perempuan).
Tanya : Pernah enggak K berusaha untuk merubah perilaku yang
udah K lakukan selama ini terhadap orang lain ?
Jawab : Pernah…gue pernah berusaha untuk tidak menyentuh,
menyubit, atau memeluk orang lain lagi.
Tanya : Alasannya …?
125
Jawab : Alasannya yaa itu mba, gue pengen beusaha berubah
untuk enggak nyakitin orang lain lagi.
f. Perbuatan memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang
yang terhina karenanya.
Tanya : Bagaimana pergaulan K sehari-harinya dirumah maupun
di luar rumah ?
Jawab : Biasa aja…asyik-asyik aja, temen gue orangnya enggak
suka banyak aturan.
Tanya : Dengan siapa aja biasanya K bergaul ?
Jawab : Gue biasanya bergaul sama teman, sama siapa aja
yang menurut gue enak diajak berteman
Tanya : Perilaku yang seperti apa yang biasanya K dan teman
lakukan terhadap orang lain ?
Jawab : Apa ya mba…biasanya perilaku yang gue lakuin ke
orang lain itu perilaku yang bikin orang kesel, yang
kalau diliat enggak enak aja kalau orang liat.
Tanya : Misalnya seperti apa tu ...?
Jawab : Misalnya seperti bersiul, menyentuh tubuh orang lain,
pokoknya perilaku yang bikin orang lain jijik aja
ngeliatnya
Tanya : Apakah K sering dan pernah melakukan perbuatan
tersebut terhadap orang lain, misalnya memamerkan
tubuh atau alat kelamin kepada orang lain ?
Jawab: Ya pernah..sering sich, cuma lagi pengen aja kalau
mau berbuat kaya gitu.
Tanya : Kamu sendiri senang enggak melakukan pebuatan
seperti itu ?
Jawab : Tadinya enggak seneng...cuma karena sekarang uda
126
keterusan ya biasa-biasa aja sekarang.
Tanya : Reaksi dan pandangan orang-orang disekeliling K
gimana setelah mengetahui kalau K pernah melakukan
perbuatan seperti itu ?
Jawab: Seperti biasa…ada yang marah, kesel dan benci sama
gue. Kadang-kadang gue juga pernah dilempar sepatu
atau enggak di tonjok sama orang lain di luar.
3. Penyebab Pelecehan Seksual
a. Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik
Tanya : Apa yang K lakukan untuk memenuhi kebutuhannya
dalam menyalurkan dorongan-dorongan seksualnya ?
Jawab : Banyak...apa ya...paling nonton yang bokep-bokep,
kalau enggak ya main sama teman-teman sambil
godain cewe-cewe di jalan.
Tanya : Dalam bentuk apa biasanya kamu melakukan perbuatan
sepeti itu ?
Jawab : Apa ya…bersiul, nyentuh tubuh dia, kadang suka
ngomong jorok sama orang lain.
Tanya : Apa yang K rasakan setelah melakukan perbuatan
seperti itu ?
Jawab : Campur aduk…ada rasa senang, tapi ada rasa
menyesal juga kenapa gue melakukan seperti itu.
Tanya : Dorongan-dorongan yang seperti apakah yang K ingin
sampaikan kepada orang lain tentang perbuatanya
tersebut ?
Jawab : Mungkin rasa penyesalan atas perbuatan yang gue
lakukan sama orang lain.
127
b. Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya
Tanya : Apakah perbuatan yang K lakukan seperti pelecehan
seksual sangat berpengaruh terhadap kehidupan di
dalam masyarakat ?
Jawab : Ya…pengaruh banget
Tanya : Tanggapan masyarakat sendiri terhadap perbuatan yang
K lakukan seperti pelecehan seksual itu sendiri apa ?
Jawab : Ya...mereka bilang itu perbuatan yang merusak moral,
bisa dibilang perbuatan bejat yang harus dirubah dan
enggak patut di contoh oleh orang lain.
c. Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual
Tanya : Di sekolah K pernah enggak diajarkan pendidikan yang
berhubungan tentang pelecehan seksual ?
Jawab : Pernah…
Tanya : Seperti apa, bisa berikan contohnya ?
Jawab : Kaya pelajaran tentang moral, pelajaran yang
menyangkut tentang buruknya asusila kita kepada orang
lain.
Tanya : Kalau orangtua K sendiri pernah enggak mengajarkan
tentang pelecehan seksual ?
Jawab : Enggak pernah...orangtua gue paling cuma ngasih tahu
gue suruh jadi anak bener…itu aja…
Tanya : Menurut K sendiri, ada enggak pengaruh positif atau
negatif dari pendidikan yang berpengaruh terhadap
pelecehan seksual
Jawab : Emmmmm....mungkin ada mba...
Tanya : Bisa berikan contohnya ?
Jawab : Apa ya...kalau positifnya, mungkin buat proses belajar
128
aja...kaya gini lho pelecehan seksual itu. Tapi kalau
dari segi negatifnya, mungkin kebanyakan orang jadi
enggak bener. Gitu kali ya mba, susah amat
pertanyaanya ha..ha..ha
d. Keluarga dilihat dari faktor sosial ekonomi
Tanya : K sendiri pernah enggak mengalami adanya kekerasan
dalam keluarga yang berkaitan dengan perekonomian
keluarga ?
Jawab : Sampai sekarang belum pernah…apa yang diberikan
sama orangtua gue uda lebih dari cukup buat gue
e. Timbulnya pelecehan seksual
yang
diambil
dari faktor
pembelajaran sosial dan motivasi
Tanya : Menurut K perilaku yang seperti apa yang dianggap
sebagai pelecehan seksual ?
Jawab : Emmmm…menurut gue, perilaku yang dianggap
sebagai pelecehan seksual itu, perilaku yang
menyenangkan tapi bisa merugikan orang lain.
Contohnya kalau yang menyenangkan kaya nonton film
porno, ngasih tau poster atau majalah porno ke orang
lain. Kalau yang merugikan...yaaa, mba tau sendiri
lah...
Tanya : Apa yang K lakukan dalam mengatasi perasaan yang
berkaitan dengan pelecehan seksual di lingkungan
sekitarnya ?
Jawab : Biasa aja...enggak ada masalah
Tanya : Terima kasih ya atas waktunya, maaf sudah menganggu
waktu K..nanti kalau saya masih butuh informasi lagi
129
saya datang kesini lagi
Jawab : Oh..sama-sama..nanti kalau memang masih butuh
informasi datang lagi aja kesini, gue nggak keberatan
kok..
C. Pelaksanaan Wawancara
Hari / Tanggal : Minggu, 26 Oktober 2008
Waktu
: 10.30 s/d selesai
Tempat
: Dirumah Subjek
Observer
: Peneliti
130
VERBATIM SIGNIFICANT OTHERS (SO)
I. Identitas Subjek
Nama (Inisial)
:H
Tempat & tanggal lahir
: Bekasi, 12 Maret 1992
Usia
: 17 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SMU Swasta Bekasi
Status
: Belum menikah
Pekerjaan
: Pelajar SMU
Alamat
: Gabus (Bekasi Timur)
Hubungan dengan Subjek
: Teman
II. Daftar Pertanyaan
A. Latar Belakang
Tanya
: Berapa usia Anda saat ini ?
Jawab
: 17 tahun
Tanya
: Anda sekolah dimana ?
Jawab
: Gue sekolah di SMU swasta Bekasi
Tanya
: Apa hubungan Anda dengan K ?
Jawab
: Gue temannya dia..
Tanya
: Anda kenal K dimana ?
Jawab
: Gue kenal sama K dari gue dan K sama-sama masih
SMU kelas I, kebetulan juga rumah gue sama K enggak
jauh.
Tanya
: Apa yang kamu ketahui tentang K ?
Jawab
: K anak yang polos, periang, suka bercanda dan enak
131
kalau di ajak bergaul. Gue juga pernah kerumahnya, K
punya ade perempuan cantik yang baru masuk SMUN
4 Bekasi.
Tanya
: Bagaimana hubungan K dengan Anda ?
Jawab
: Hubungan gue sama K baik
Tanya
: Apakah tempat tinggal Anda dekat dengan K ?
Jawab
: Yaa...deketlah, orang cuma 2 RT dan beda jalan aja
Tanya
: Seberapa dekat hubungan K dengan Anda ?
Jawab
: Di bilang deket ya deket, kaya pinang di belah dua aja
gitu. Pokoknya enggak jauh lah, dimana ada gue ya
pasti ada temen gue juga.
Tanya
: Bisa kamu ceritakan bagaimana lingkungan tempat
tinggal K sekarang ?
Jawab
: Bisa...tempat tinggal di daerah K uda rusak mba orangorangnya, kebanyakan orang-orang disitu kaya preman,
orang yang suka mabok-mabokan. Ya gitu, daerah
gabus bisa dibilang uda yang paling parah dan rusak
pergaulannya.
Tanya
: Apa yang kamu ketahui tentang perbuatan K terhadap
orang lain, misalnya seperti perbuatan pelecehan
seksual ?
Jawab
: Yaaa...yang gue tahu, dia pernah melakukan pelecehan
sama orang. Masalahnya dulu dia pernah dilecehkan
sama orang lain, sampe-sampe dia mau bales perbuatan
yang dia alami dulu buat orang lain. Bisa dibilang
dendam atau mungkin juga uda jadi hobby sekarang.
Tanya
: Dalam bentuk apa perilaku yang dilakukan oleh K itu
sama orang lain ?
Jawab
: Yaa itu...suka siul sambil ngomong jorok di angkot,
132
ngeliatin cewe- cewe yang suka pake rok mini kalau lagi
duduk diangkot atau di halte bus.
Tanya
: Anda pernah liat sendiri enggak kalau K pernah
melakukan perbuatan pelecehan seksual ditempat umum
?
Jawab
: Bukan pernah lagi, tapi sering...
Tanya
: Seperti apa contohnya, bisa dijelasin enggak ?
Jawab
: Pernah pas lagi di angkot ada cewe pake celana pendek
banget, terus uda gitu pake bajunya..wow..seksi banget,
keliatan belahannya gitu. Terus enggak lama K pindah
duduk disebelah tu cewe. Pertama-tama sih cuma
nanya-nanya yang ringan, lama kelamaan K itu mulai
pegang-pegang paha tu cewe. Tapi tu cewe diem aja,
kaya orang di hipnotis gitu sama dia. Terus langsung
dicium sama di raba-raba tu gunung kembar, tapi yang
gue heranin tu cewe kan baru
kenal. Kok mau ya
dipegang-pegang
enggak
gitu,
gue
tau
lagi
dah...pokoknya tu cewe diem aja di sentuh-sentuh gitu
ma dia.
Tanya
: Pada waktu K menyentuh, meraba, dan mencium si
korban, ada orang lain enggak di angkot itu selain kamu
sama sopir angkot ?
Jawab
: Ada mba...lumayan agak penuh tu angkotnya.
Tanya
: Reaksi orang-orang yang ada di angkot gitu gimana ?
Jawab
: Kalau supir angkotnya mah diem aja, enggak tahu dia
liat apa enggak. Tapi kalau penumpangnya ada yang
turun, ada yang diem aja diangkot, ada juga yang
ngomong kasar gitu sama K
Tanya
: Orangtua K tahu enggak perbuatan anaknya di luar
133
seperti itu ?
Jawab : Kayanya tau deh...masalahnya di tempat tinggalnya
sendiri aja hampir semua tetangga uda pada tau
perbuatan dan perilakunya dia kaya apa.
Tanya
: Reaksi orangtua dan orang-orang dilingkunganya
sendiri setelah mengetahui kalo K pernah berbuat seperti
itu apa ?
Jawab
: Kalau orangtuanya pasti kaget dan marah anaknya
kaya gitu, sama orang-orang yang ada disekeliling K
juga gitu sama kaya orangtuanya..marah juga.
Tanya
: K pernah mencoba untuk memperbaiki perilakunya itu
enggak ?
Jawab
: Kalau dari mulut K bilang pengen berubah, tapi kalau
diliat dari perilaku dan perbuatannya itu yaaa..belum
ada tanda-tanda mau berubah perilaku sama sekali.
Tanya
: Harapan H sendiri buat K ke depannya apa ?
Jawab
: Harapan gue ya itu, cuma satu.Gue pengen dia
berubah, jangan begitu lagi. Kita mah boleh aja bandel,
tapi jangan kaya gitu. Jujur ya mba...gue tu termasuk
orang yang bandel dan kurang ajar juga sama orang.
Tapi perilaku gue kagak kaya gitu. Gue cuma kasian
doang ngeliat dia digituin terus sama orang banyak
cuma gara-gara perilakunya itu.
B. Bentuk-Bentuk Pelecehan Seksual
1. Menggoda atau menarik perhatian lawan jenis dengan siulan
Tanya
: Apakah Anda pernah melihat K melakukan siulan
dengan orang lain untuk menarik perhatiannya ?
Jawab
: Ya..gue pernah liat K melakukan siulan untuk menarik
134
perhatian dari orang lain.
Tanya
: Kenapa K melakukan perbuatan seperti itu ?
Jawab
: K bilang sama gue cuma iseng aja
Tanya
: Sudah berapa kali K melakukan siulan terhadap orang
lain ?
Jawab
: Berapa kali ya...sering baget...bisa dibilang hampir tiap
hari
Tanya
: Bagaimana reaksi dari orang-orang yang ada
disekeliling anda pada saat K melakukan perbuatan
tersebut ?
Jawab
: Biasa aja..kalau yang suka paling senyum, tapi kalau
enggak ada yang suka ya marah-marah
2. Menceritakan lelucon jorok atau kotor kepada seseorang yang
merasakannya sebagai merendahkan martabat
Tanya
: K pernah menceritakan lelucon jorok atau kotor
terhadap orang lain ?
Jawab
: Pernah..sering banget
Tanya
: Alasannya...?
Jawab
: K bilang sama gue...pengen aja, dari pada enggak ada
kerjaan
3. Mempertunjukan gambar-bambar porno berupa kalender, majalah,
atau bergambar porno kepada orang yang tidak menyukainya
Tanya
: K suka hal-hal yang berbau pornografi enggak, misalnya
seperti nonton film porno ?
Jawab
: Di bilang suka..ya suka..mungkin bisa di bilang
sekarang uda jadi hobby
Tanya
: Sudah berapa banyak koleksi film-film atau gambar
135
porno yang didapat oleh K ?
Jawab
: Banyak banget...gue enggak tahu ada berapa, cuma K
aja yang tahu
Tanya
: Biasanya K mendapatkan barang tersebut dari siapa ?
Jawab
: Setahu gue ya..dia dapat beberapa koleksi tersebut ya
beli sendiri di pedang kaki lima, selebihnya ya gue
enggak tahu
Tanya
: Kepada siapa biasanya K mempertunjukan barangbarang porno tersebut ?
Jawab
: Biasanya... yang gue tahu ya sama teman-teman K
doang
4. Memberikan komentar yang tidak senonoh kepada penampilan,
pakaian, atau gaya seseorang
Tanya
: K pernah memberikan komentar kepada orang lain
tentang masalah pakaian, atau penampilan seseorang ?
Jawab
: Pernah...hampir tiap hari dia komentar kaya gitu..
Tanya
: Kepada siapa biasanya K memberikan komentar seperti
itu ?
Jawab
: Sama keluarga, teman dan orang lain..lebih sering sich
sama perempuan yang suka pakaian seksi gitu
Tanya
: Apa reaksi orang-orang disekeliling K setelah
mendengar komentar tersebut ?
Jawab
: Ada yang marah..K juga pernah dihina, ditampar, atau
di lempar sepatu gitu sama orang lain
5. Menyentuh, menyubit, menepuk tanpa dikehendaki, dan mencium,
memeluk seseorang yang tidak menyukai pelukan tersebut
Tanya
: Subjek pernah melakukan perbuatan yang tidak disukai
136
oleh orang lain seperti menyentuh, menyubit, menepuk
bagian tubuh orang lain ang tidak disukai, dan mencium
atau memeluk lain ?
Jawab
: Pernah..bisa dibilang hampir tiap hati K kaya gitu
Tanya
: Mengapa K melakukan perbuatan seperti itu ?
Jawab
: Katanya sich..hobby
Tanya
: Kepada siapa biasanya K melakukan perbuatan seperti
itu ?
Jawab
: Siapa aja..yang dia mau dah pokoknya
Tanya
: Bagaimana reaksi dan komentar orang-orang yang ada
disekeliling K ?
Jawab
: Ada yang marah, benci..seperti biasa, ada yang nampar
dan nonjok K gitu
6. Perbuatan memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang
yang terhina karenanya
Tanya
: Bagaimana pergaulan K sehari-hari ?
Jawab
: Pergaulan K bisa dibilang bebas..itu menurut gue lho
ya. Masalahnya K itu termasuk orang yang susah
dibilangin sama siapa aja.
Tanya
: Dengan siapa biasanya subjek bergaul ?
Jawab
: Sama gue dan juga teman-teman K yang lainnya
Tanya
: Apakah K pernah melakukan perbuatan yang tidak
senonoh terhadap orang lain, misalnya seperti
memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang
lain ?
Jawab
: Bukan pernah lagi, bisa dibilang sering lah K kaya gitu
Tanya
: Bagaimana reaksi dan pandangan orang disekeliling K
pada saat melakukan perbuatan seperti itu ?
137
Jawab
: Apa ya...paling mereka menganggap itu perbuatan yang
enggak patut di contoh aja..
C. Penyebab Pelecehan Seksual
1. Pengalaman pelecehan seksual dari faktor biologik
Tanya
: Dorongan-dorongan seksual yang seperti apakah yang K
ingin sampaikan kepada orang lain ?
Jawab
: Apa ya..paling kaya nyentuh, meluk dan nyium gitu
sama orang lain
2. Peristiwa pelecehan seksual dari faktor sosial budaya
Tanya
: Apakah pelecehan seksual yang dilakukan K sangat
berpengaruh terhadap kehidupan didalam masyarakat ?
Jawab
: Ya..pengaruh banget
Tanya
: Tanggapan masyarakat sendiri terhadap pelecehan
seksual yang dilakukan oleh K apa ?
Jawab
: Ya itu yang tadi gue bilang, itu perbuatan yang enggak
baik untuk di contoh
3. Pengaruh pendidikan terhadap pelecehan seksual
Tanya
: Apakah disekolah anda pernah diajarkan pendidikan
yang berhubungan dengan pelecehan seksual ?
Jawab
: Pernah...pelajaran moral dan agama
4. Keluarga dilihat dari faktor sosial ekomoni
Tanya
: Apakah K pernah mengalami kekerasan dalam keluarga
yang berkaitan dengan perekonomian keluarga ?
Jawab
: Setahu gue enggk pernah...K termasuk keluarga yang
berkecukupan, buktinya apa yang K minta sama orang
tuanya pasti dituruti
138
5. Timbulnya
pelecehan
seksual
yang
diambil
dari
faktor
pembelajaran sosial dan motivasi
Tanya
: Menurut anda bagaimana perilaku-perilaku yang
dianggap sebagai pelecehan seksual itu ?
Jawab
: Menurut gue..perbuatan pelecehan seksual itu
perbuatan yang dapat merugikan orang lain dan juga
dirinya sendiri
Tanya
: Apa yang anda lakukan dalam mengatasi perasaan yang
berkaitan dengan pelecehan seksual seksual di
lingkungan sekitar anda ?
Jawab
: Apa ya..mungkin harus punya pikiran yang positif aja
kali ya..habis kalau enggak positif bisa gawat dan
ngerusak orang lain terus.
III. Pelaksanaan Wawancara Significant Other (SO)
Hari / Tanggal : Minggu, 02 November 2008
Waktu
: 08.00 - 12.00 WIB
Tempat
: Dirumah Subjek
Observer
: Peneliti
139
140
CODING WAWANCARA SUBJEK
Waktu wawancara
: Minggu, 26 Oktober 2008
Tempat wawancara
: Dirumah subjek
Baris
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Hasil Wawancara
T : Selamat siang ?
J :Siang
T : Kedatangan saya hari ini, saya minta bantuan dari K untuk pengambilan data
tugas akhir saya. Kira-kira Anda keberatan tidak kalau hari ini dan hari-hari lain
Anda saya minta untuk wawancarai ?
J : Gue ga keberatan, silahkan saja …ga ada masalah
T : Kalau boleh saya tahu, usia K sekarang ?
J : 18 tahun
T : Lahir dimana ?
J : Gue lahir di Bekasi
T : Tinggal disini sudah lama ?
J : Ya…dari gue masih kecil,bisa dibilang masih orok (bayi) gue udah lama
tinggal disini.
T : K anak keberapa dari berapa bersaudara ?
J : Anak pertama dari dua bersaudara…gue punya ade perempuan, umurnya
beda dua tahun dari umur gue.
T : Status K dalam keluarga ?
J : Anak kandung
T : Kalau boleh saya tahu, apa latar belakang pendidikan K sekarang ?
J : Sekarang gue uda kelas tiga di SMU PATRIOT Bekasi ya bisa dibilang
bentar lagi gue lulus
Tema
Basa basi
Basa basi
Usia : 18 tahun
Lahir : bekasi
Tinggal disini : masih kecil,
orok (bayi) disini.
Anak keberapa : Anak
pertama
dari
dua
bersaudara.
Status : anak kandung
Pendidikan : kelas tiga di
SMU Swasta
141
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
T : Kalau disekolah gimana, bagus ga nilai raportnya
J : Biasa aja…bisa dibilang kalau gue lulus syukur, enggak lulus juga enggak
papa.
T : Maksudnya…?
J : Gue tu kan orangnya males banget ya yang namanya disuruh belajar sama
orangtua gue…bawaan gue selalu aja ga mau, sampe-sampe orangtua gue
marah besar ngeliat ga.mau belajar
T : Orangtua K kerja dimana ?
J : Bokap gue kerja di BS, kalau nyokap gue ga kerja. Nyokap gue cuma sebagai
ibu rumah tangga, yang kerjanya cuma ngawasin anak-anak sama ngatur
rumah.
T : Emmm…kalau boleh saya tahu, saat ini K tinggal dimana dan dengan siapa ?
J : Gue tinggal di Bekasi dari gue masih orok (bayi). Sekarang gue sama
orangtua dan adik gue yang perempuan.
T : Bagaimana hubungan K dengan ayah atau ibu Anda ?
J : Hubungan gue sama bokap nyokap gue kurang bagus, banyak aturan.
T : Maksudnya orangtuanya banyak aturannya ?
J : Ya…mulai dari teman, hobi gue mereka ga suka. Terus jam main gue sama
teman-teman gue dibatasin sama orangtua gue. Yang dibilang temen-temen gue
itu ga bener, kerjaanya cuma bikin malu orangtua. Pokoknya gue ga boleh
banyak bergaul sama mereka.
T : Kalau hubungan K dengan saudara sendiri, misalnya adik atau orang lain
sendiri gimana ?
J : Hubungan gue sama adik gue, sama aja kaya orangtua gue. Dia banyak
omongnya, kecil-kecil banyak aturannya dan suka ngadu sama orangtua gue
tentang perbuatan gue diluar sama teman-teman gue. Sebaliknya kalau
hubungan gue sama teman-teman gue bisa dibilang menyenangkan. Karena
teman-teman gue tu orangnya enggak suka banyak aturan, enak aja pokoknya
T : Bisakah K menceritakan kehidupan di dalam rumah itu seperti apa ?
J :Yaaa, bisa dibilang sepi kalau dirumah. Setiap hari bokap gue kerja, kalau
habis pulang kerja biasanya bokap gue langsung tidur. Bokap gue kalau pulang
kerja nya sering malam terus, maklumlah namanya juga pegawai swasta yang ga
Nilai sekolah : biasa aja
Alasannya : males disuruh
belajar
Orangtua kerja : Bokap di
BS, nyokap kerja ibu rumah
tangga.
Tinggal : di Bekasi, sama
orangtua
dan
adik
perempuan
Hubungan orangtua : kurang
bagus, banyak aturan
Alasan orangtua : tementemen gue itu ga bener,
kerjaanya cuma bikin malu
orangtua
Hubungan
adik
dan
temannya : suka ngadu
tentang
perbuatan
gue
diluar,
teman-teman
menyenangkan
Kehidupan rumah : bokap
gue
kerja, pulang kerja
langsung tidur. Nyokap
ngatur rumah dan ngurus
142
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
tentu pulang kerjanya jam berapa. Sedangkan nyokap gue yang suka ngatur
rumah dan ngurus anak-anaknya. Kadang-kadang nyokap gue sering keluar
sama teman-temanya arisan, pengajian. Kalau ade gue, seminggu tiga kali suka
ikut bimbel. Nah kalau yang gue ambil dari kamar orangtua gue, habis daripada
gue bengong ga ada kerjaan dirumah… mendingan gue nonton, kalau ga main
aja ma teman-teman gue diluar.
T : Biasanya film apa yang K tonton, dan yang K lakukan sama teman-teman ?
J : Biasanya gue suka nonton film action, horror, kadang gue suka nonton film
panas gitu yang adegannya ada, ciuman buka-bukaan, sampe bobo bareng gitu
hehehe. Kalau sama teman-teman gue, biasanya suka nongkrong ampe malam,
sambil godain orang-orang yang lewat. Kaya godain cewe-cewe seksi,
tu..tu…cewe yang suka pakaian minim, yang kelihatan bentuk tubuhnya gitu
66
67
68
69
70
71
72
T : Ada enggak peristiwa yang menyenangkan yang pernah K alami ?
J : Ga ada, biasa-biasa aja.
T : Kalau peristiwa yang tidak menyenangkan yang pernah K alami ?
J : Ada…gue sering dimarahin sama orangtua gue gara-gara gue malas belajar
dan sering main terus, gue juga pernah dilecehkan sama orang lain sampe gue
trauma, dan gue juga pernah dihina sama orang lain gara-gara perilaku gue
yang kurang baik di mata orang lain.
73
74
75
76
77
78
79
80
T : Hal apa yang paling K sukai dari keluarga ?
J : Gue lebih seneng kalau kita sering ngumpul-ngumpul lagi kaya dulu…lebih
enak aja bisa ngobrol, curhat, bercanda sama orangtua dan ade gue.
T : Bentuk perhatian apa yang orangtua berikan kepada K ?
J : Apa ya…kalau orangtua gue sering ingetin gue harus selalu rajin belajar,
dan jadi anak yang bener.
T : Siapa yang paling berperan mencukupi kebutuhan didalam keluarga ?
J : Bokap gue…ga ada lagi selain dia
anak-anaknya,
Ade
seminggu tiga kali suka ikut
les bimbel. Gue main ma
temen-temen
Jenis film dan sama temanteman : action, horror, film
panas yang adegannya ada
ciuman, buka-bukaan sampe
bobo bareng. Teman suka
nongkrong ampe malam
sambil godain cewe yang
suka pakaian minim
Peristiwa menyenangkan :
Ga ada
Peristiwa tidak
menyenangkan : dimarahin
gara-gara malas belajar dan
main terus, dilecehkan sama
orang lain sampe trauma,
dihina orang lain gara-gara
perilaku yang kurang baik
dimata orang lain.
Disukai : ngobrol, curhat,
bercanda sama orangtua dan
ade
Perhatian orang tua : rajin
belajar, dan jadi anak yang
bener.
Mencari nafkah : bapak
143
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
T : Apakah kebutuhan K selalu terpenuhi dan tercukupi ?
J : Selalu…apa yang gue minta dan ade gue minta selalu dipenuhi.
T : Prestasi apa saja yang pernah anda dapatkan disekolah ?
J : Apa ya…ga ada..gue termasuk anak yang biasa saja disekolah, gue bukan
anak yang menonjol disekolah.
T : Dukungan apa yang orangtua berikan kepada K ?
J : Gue cuma disuruh rajin belajar, jangan banyak main…tu aja
T : Kegiatan apa yang biasa K lakukan sehari-hari diluar sekolah ?
J : Makan, tidur, nonton TV, main sama teman-teman, belajar...tu juga kalau gue
mau belajar.
T : Hobi K sendiri apa ?
J : Banyak…yang barusan gue bilangin sama mba…
T : Apa yang K rasakan ketika melakukan hobinya itu ?
J : Seneng aja…enggak ada beban
T : Pernahkah K melakukan hobinya pada saat mengalami masalah ?
J : Pernah…
T : Apa yang K rasakan ?
J : Enggak enak aja, males aja kalau di ceritain…
T : Bagaimana lingkungan tempat tinggal K sekarang
J : Bisa dibilang kacau, kurang bagus untuk pergaulan sehari-hari.
101
102
103
T : Bisa K jelaskan seperti apa….
J : Pergaulannya terlalu bebas, uda gitu, ditempat gue kebanyakan anakanaknya kurang dapat perhatian dari orangtuanya.
104
105
106
107
108
109
110
T : Apakah K pernah mengalami trauma pelecehan didalam keluarga atau
dilingkungan Anda sendiri ?
J : Kalau didalam keluarga engga pernah, tapi kalau diluar pernah
T : Dalam bentuk apa biasanya K diperlakukan seperti itu ?
J : Dulu waktu gue SMP kelas 1, pulang sekolah gue selalu dicegat sama
preman-preman yang suka mabok-mabokan disitu. Gue kan kalau pulang
sekolah suka lewat gang kecil, nah disitu gue mulai trauma. Gue pernah disuruh,
Kebutuhan subjek : selalu
dipenuhi
Prestasi disekolah : Biasa aja
Dukungan orangtua : rajin
belajar, jangan banyak main
Kegiatan
sehari-hari
:
Makan, tidur, nonton TV,
main sama teman-teman
Hobi : Banyak
Perasaanya : Seneng aja
Mengalami masalah : Pernah
Dirasakan : Enggak enak,
males kalau di ceritain
Lingkungan : kacau, kurang
bagus
untuk
pergaulan
sehari-hari.
Alasannya : pergaulanya
terlalu bebas, anak-anaknya
kurang dapat perhatian dari
orang tuanya
Trauma pelecehan : keluarga
engga pernah, tapi diluar
pernah
Bentuk trauma : disuruh
buka celana setiap enggak
ada duit buat dia palakin,
tangan atau badan suka
144
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
buka celana kalau setiap gue enggak ada duit buat dia palakin, tangan atau
badan gue suka disundut pake rokok. Mulai dari situ gue trauma dan gue
dendam sama mereka dan sama orang-orang yang ngeliat gue diperlakukan
seperti itu tapi merekanya diem aja.
T : Orangtua tahu enggak kalau K pernah diperlakukan seperti itu di luar ?
J : Enggak…orangtua gue engga tahu…
T : Apa Anda pernah melakukan pelecehan dengan saudara atau teman anda
sendiri ?
J : Kalau sama ade gue enggak pernah, tapi kalau sama teman gue pernah.
Kalau sama ade gue, paling gue cuma ngintipin dia lagi mandi atau lagi ganti
baju gitu tanpa sepengetahuan ade gue. Tapi kalau sama teman gue, dia pernah
dan sering banget gue gerepein (pegang-pegang). Habis bikin gue nafsu aja, dia
pernah gue cium mulai dari bibir, leher, sampe kebawah dada dia gitu. Terus
gue remes-remes aja tu gunung kembarnya sampe bawah, gue bikin dia sampe
mendesah. Baru itu yang gue lakukan sama dia…
T : Bagaimana perasaan K setelah melakukan perbuatan tersebut terhadap
oranglain ?
J : Seneng aja…tapi kadang-kadang gue suka menyesal sendiri kenapa gue
melakukan perbuatan itu sama orang lain.
T : Bagaimana reaksi orang-orang di sekitar K, apakah mereka menerima Anda
dengan baik ?
J : Emmmm…tergantung orangnya ada yang mau nerima gue, tapi ada juga
yang enggak mau nerima gue.
T : Apa K merasa nyaman tinggal dilingkungan Anda sekarang ?
J : Jujur…enggak, dilingkungan tempat gue sekarang bisa dibilang uda rusak
banget. Contohnya aja gue sekarang kan, bisa dibilang perilaku gue salah satu
yang uda rusak.
T : Bagaimana sikap masyarakat sendiri setelah mengetahui K pernah melakukan
perbuatan seperti itu ?
J : Biasa aja…paling kalau enggak ada yang enggak suka mereka ngomongnya
dibelakang gue, kalau enggak mereka ngadu ke orangtua gue kalau perbuatan
anaknya tidak baik diluar.
disundut pake rokok.
Orangtua : tidak tahu
Perbuatan pelecehan : ade
cuma ngintipin dia lagi
mandi atau ganti baju.
Teman
sering
banget
gerepein, cium mulai dari
bibir, leher, sampe kebawah
dada, remes-remes gunung
kembarnya sampe bawah
Perasaan : menyesal sendiri
kenapa melakukan perbuatan
itu sama orang lain.
Reaksi orang-orang : nerima,
tapi ada yang tidak mau
menerima.
Di lingkungan sekarang :
tempat tinggal sekarang
sudah rusak
Sikap masyarakat : enggak
ada yang suka ngomongnya
di belakang, kalau enggak
mereka ngadu ke orangtua
145
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
T : Pernah enggak dipikiran K untuk memperbaiki perilakunya sekarang ?
J : Pernah…tapi enggak tahu kapan. Sekarang dipikiran gue masih kacau,
soalnya gue masih dendam dan trauma sama orang-orang yang memperlakukan
gue tidak baik disini.
T : Emmm…kalau boleh saya tahu…selama proses untuk tidak memperlakukan
perbuatan itu, apakah K diberi kesempatan untuk tidak melakukan perbuatan
tersebut ?
J : Ya…waktu itu gue berjanji pada diri gue sendiri untuk. tidak melakukan
perbuatan itu lagi, asalkan dari pihak keluarga dan orang-orang yang benerbener sayang sama gue mau ngebantu gue untuk berubah
T : Waktu itu, pernah enggak dipikiran K untuk mencoba mengatakan
perasaannya kepada orangtua untuk melakukan perbuatan tersebut terhadap
orang lain ?
J : Ya…gue pernah ngomong sama nyokap gue, kalau gue mau melakukan
perbuatan seperti itu. Waktu itu, guengomong sama nyokap, kalau gue masih
trauma sama orang-orang yang melakukan perbuatan itu sama gue. Kalau gue
boleh jujur, nyokap gue enggak setuju. Nyokap bilang sama gue kalau itu
perbuatan yang enggak baik. Cuma ya itu…apa yang gue ungkapkan ke nyokap
gue,dan apa yang nyokap gue katakan, gue anggap angin lalu dan gue juga
enggak mau ngikutin apa yang nyokap gue bilang sama gue
T : Bagaimana perasaan dan reaksi orangtua setelah mengetahui bahwa Anda
pernah melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Pastinya sakit dan kecewa lah mba…mereka juga kaget dan marah sama atas
perbuatan yang gue. lakukan terhadap orang lain. Orangtua gue juga ngancem
gue, kalau gue masih belum merubah perilaku gue, mereka akan lapor polisi.
Karena menurut orangtua gue itu sudah termasuk perbuatan yang melanggar
norma hukum, dan agama
T : Harapan dari orangtua K sendiri apa ?
J : Harapannya…orangtua pengen segera berubah dan bertobat atas apa yang
telah gue lakukan. Walaupun itu susah bagi gue, tapi gue akan berusaha untuk
memperbaiki perilaku gue terhadap orang lain yang telah gue lakukan.
T : Apakah K sering melakukan siulan kepada orang lain ?
Memperbaiki perilakunya :
kacau, dendam dan trauma
Prose perbaikan : berjanji
pada dirinya sendiri, asalkan
dari pihak keluarga mau
ngebantu untuk berubah.
Mengatakan kepada orangtua
: trauma sama orang-orang
yang melakukan perbuatan
itu sama gue.
Perasaan dan reaksi orang
tua : sakit, kecewa, kaget dan
marah,
ngancem
lapor
polisi.
Harapan orangtua : berubah
dan bertobat.
siulan : sering, tiap hari
146
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
J : Ya…Bukan sering lagi, tiap hari malah…
Alasan bersiul : Pengen aja,
T : Kenapa K melakukan perbuatan seperti itu ?
cuma siulan doang
J : Pengen aja…lagian cuma siulan doang, enggak apa-apa kan.
T : Seberapa sering K pernah melakukan perbuatan itu ?
Sering melakukan : setiap
J : Emmmmm…hampir setiap hari, pokoknya sering dech…
hari.
T : Apa reaksi orang-orang di sekeliling K setelah mengetahui perbuatan yang K Reaksi orang-orang : suka,
lakukan ?
enggak suka
J : Ada yang suka…ada yang enggak suka gitu…
T : Yang suka dan yang enggak sukanya itu seperti apa ?
suka dan enggak sukanya :
J : Ya sukanya paling cuma senyum, tapi kalau yang
suka senyum, enggak suka
enggak sukanya…cuma marah, atau enggak menghina gue gitu ha..ha.ha..
marah atau menghina gue
gitu
T : Pernah enggak K suka menceritakan lelucon jorok atau kotor terhadap orang lelucon jorok : Pernah
lain ?
J : Pernah…
T : Alasannya kenapa ?
Alasan : pengen aja, cuma
J : Pengen aja…yaa…menurut gue itu wajar, cuma cerita doang kan
cerita doang.
T : Perasaan K gimana setelah menceritakan leleucon jorok kepada orang lain ?
Perasaan : Biasa aja, enggak
J : Biasa aja…kaya enggak ada beban gitu, terserah mereka yang dengerin suka ada beban.
apa enggak
T : Suka hal-hal yang berbau pornografi enggak, misalnya seperti film bokep Koleksi pornografi yang
gitu ?
dimiliki : majalah, kalender,
J : Ya…bukan suka lagi, gue malah punya koleksi majalah, kalender, dan film- dan film-film yang berbau
film yang berbau pornografi he..he..he
pornografi.
T : Sudah berapa banyak koleksi gambar-gambar porno atau film bokep yang K Jumlah koleksi : Banyak,
dapat ?
engga ngitungin
J : Berapa ya…pokoknya banyak dech, gue enggak pernah ngitungin ada berapa
banyak koleksi-koleksi yang gue dapat.
T : Biasanya K mendapatkan barang tersebut dari siapa ?
Mendapatkan barang : teman
J : Dari teman, kalau enggak gue beli sendiri di pedagang kaki lima yang ada di atau beli di emperan jalan,
emperan jalan. Kadang-kadang barang yang gue dapat kaya film.porno itu gue diambil dari kamar orangtua
ambil dari kamar orangtua gua
147
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
T : Kepada siapa biasanya Anda mempertunjukan gambar-gambar tersebut ?
J : Sapa ya…paling sama teman-teman gue, kalau enggak ya cuma gue doang
yang tahu.
T : Orangtua tahu enggak kalau K suka mengkoleksi majalah, kalender atau filmfilm porno ?
J : Tahu mba…
T : Apa reaksi orangtua setelah mengetahui kalau K suka mengkoleksi majalah,
kalender, atau film porno ?
J : Awal mulanya mereka marah sama gue, tapi lama kelamaan biasa aja.
Mungkin mereka uda bosen dan cape mba kebanyakan ngomong dan kasih tahu
sama gue. Jadi yaaa…sekarang dibiarin gitu aja sama orangtua gue.
T : Apa K pernah memberikan komentar kepada orang lain tentang masalah
pakaian atau penampilan terhadap orang lain ?
J : Ya…pernah mba…
T : Seperti apa misalnya dan kepada siapa ?
J : Emmm…apa ya…paling masalah pakaian yang dipake cewe-cewe sekarang,
mba pasti tahu lah kalau model baju cewe-cewe sekarang kaya gimana. Waktu
itu gue pernah komentar sama salah satu cewe yang ada diangkot dan di jalan,
gue liat cara pakaian tu cewe terlalu ketat. Waktu itu gue ngomong sama cewe
itu “Hai cewe…seksi banget dech kalau enggak pake baju, boleh dong gue
pegang dikit body lu yang aduhay”
T : Terus komentar dan reaksi dari cewe itu apa setelah K ngomong seperti itu ?
J : Marah…gue pernah ditampar gara-gara gue ngomong kaya giu sama dia
ha..ha..ha
T : Apa K pernah melakukan perbuatan seperti menyentuh, menyubit, dan
mencium atau memeluk orang lain ?
J : Ya…gue pernah melakukan perbuatan seperti itu
T : Mengapa K melakukan perbuatan tersebut ?
J : Iseng aja
T : Sudah berapa kali K pernah melakukan perbuatan tersebut dan kepada siapa
biasanya K melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Berapa kali ya mba…sering banget dech pokoknya…sama orang lain,
Kepada siapa : temantemanya, gue doang yang
tahu
Orangtua : tahu
Reaksi orangtua : marah,
bosen dan cape
Komentar
pakaian
penampilam : Pernah
atau
Misalnya : pakaian yang
terlalu seksi di angkot
ataupun di jalan.
Komentar dan reaksi cewe :
marah, ditampar gara-gara
ngomong kaya gitu
Menyentuh, menyubit, dan
mencium atau memeluk
orang lain : Pernah
Alasan : iseng aja
Berapa kali dan dengan siapa
: sering, cewe-cewe
148
238
239
240
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
khususnya sama cewe-cewe yang masih gadis he..he..he
T : Bagaimana reaksi dan komentar dari orang-orang di sekeliling K setelah
mengetahui perbuatan tersebut ?
J : Ya seperti biasa…ada yang suka, tapi ada yang enggak suka.
T : Apa yang K rasakan atau yang K pikirkan setelah melakukan perbuatan
tersebut terhadap orang lain ?
J : Apa ya mba…bingung aja ngejawabnya. Kalau yang gue pikirin sekarang
sich aneh aja, kok bisa ya gue setega itu sama orang lain (khusunya sama
perempuan).
T : Pernah enggak K berusaha untuk merubah perilaku yang sudah K lakukan
selama ini terhadap orang lain ?
J : Pernah…gue pernah berusaha untuk tidak menyentuh, menyubit atau
memeluk orang lain lagi.
T : Alasannya…?
J : Alasannya yaa itu mba, gue pengen berusaha berubah untuk enggak nyakitin
orang lain lagi
T : Bagaimana pergaulan K sehari-harinya dirumah maupun di luar rumah ?
J : Biasa aja…asyik-asyik aja, temen gue orangnya enggak suka banyak aturan.
T : Dengan siapa aja biasanya K bergaul ?
J : Gue biasanya bergaul sama teman, sama siapa aja yang menurut gue enak
diajak berteman
T : Perilaku yang seperti apa yang biasanya K dan teman lakukan terhadap orang
lain ?
J : Apa ya mba…biasanya perilaku yang gue lakuin ke orang lain perilaku yang
bikin orang kesel, yang kalau diliat enggak enak aja kalau orang liat.
T : Misalnya seperti apa tu ?
J : Misalnya seperti bersiul, menyentuh tubuh orang lain, pokonya perilaku yang
bikin orang lain jijik aja ngeliatnya.
T : Apakah K sering dan pernah melakukan perbuatan tersebut terhadap orang
lain, misalnya memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang lain ?
J : Ya pernah…sering sich, cuma lagi pengen aja kalau mau berbuat kaya gitu.
Reaksi dan komentar orang
lain : suka dan tidak suka.
Pikiran dan perasaan :
bingung, kok bisa setega itu
sama orang lain.
Merubah perilaku : Pernah
Alasannya
:
berusaha
berubah
untuk
enggak
nyakitin orang lain lagi.
Pergaulan sehari-hari : asyikasyik aja
Bergaul : siapa aja, yang
menurut gue enak diajak
berteman
Perilaku subjek dan teman :
bikin orang kesel dan enggak
enak aja kalau diliat
Contoh : besiul, menyentuh
tubuh
orang lain.
Memamerkan alat kelamin
ke orang lain.: Pernah
149
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
291
292
293
294
295
296
297
298
299
T : Kamu sendiri senang enggak melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Tadinya enggak senang, cuma karena sekarang uda keterusan ya biasa-biasa
aja sekarang.
T : Reaksi dan pandangan orang-orang disekeliling K gimana setelah mengetahui
kalau K pernah melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Seperti biasa…ada yang marah, kesel, dan benci sama gue. Kadang-kadang
gue juga pernah dilempar sepatu atau enggak ditonjok sama orang lain d luar
T : Apa yang K lakukan untuk memenuhi kebutuhannya dalam menyalurkan
dorongan-dorongan seksualnya ?
J : Banyak..apa ya..paling nonton yang bokep-bokep, kalau enggak ya main
sama teman-teman sambil godain cewe-cewe di jalan.
T : Dalam bentuk apa biasanya kamu melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Apa ya..bersiul, nyentuh tubuh dia, kadang suka ngomong jorok sama orang
lain.
T : Apa yang K rasakan setelah melakukan perbuatan seperti itu ?
Campur aduk…ada rasa senang, tapi ada rasa menyesal juga kenapa gue
melakukan seperti itu.
T : Dorongan-dorongan yang seperti apakah yang K ingin sampaikan kepada
orang lain tentang perbuatannya tersebut ?
J : Mungkin rasa penyesalan atas perbuatan yang gue lakukan sama orang lain.
T : Apakah perbuatan yang K lakukan seperti pelecehan seksual sangat
berpengaruh terhadap kehidupan di dalam masyarakat ?
J : Ya…pengaruh banget
T : Tanggapan masyarakat sendiri terhadap perbuatan yang K lakukan seperti
pelecehan seksual itu sendiri apa ?
J : Ya…mereka bilang itu perbuatan yang merusak moral, bisa dibilang
perbuatan bejat yang harus dirubah dan .enggak patut di contoh oleh orang lain
T : Disekolah K pernah enggak diajarkan pendidikan yang berhubungan tentang
pelecehan seksual?...
J : Pernah
T : Seperti apa, bisa berikan contohnya ?
J : Kaya pelajaran yang menyangkut tentang moral, pelajaran yang menyangkut
Senang enggak : enggak
senang, cuma sekarang uda
biasa
Reaksi dan pandangan orang
: marah, kesel, benci, pernah
ditonjok
atau
dilempar
sepatu
Dorongan
seksualnya
:
nonton film bokep, godain
cewe-cewe di jalan
Bentuk : siulan, nyentuh
tubuh, dan suka ngomong
jorok
Perasaan subjek : senang,
menyesal melakukan seperti
itu.
Yang ingin disampaikan :
menyesal perbuatan seperti
itu sama orang lain.
Berpengaruh di masyarakat :
Pengaruh banget
Tanggapan masyarakat :
merusak
moral,
bejat,
enggak patut di contoh
oleh orang lain.
Pendidikan : Pernah
Contohnya : pelajaran moral
150
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
321
322
323
324
325
326
327
328
tentang buruknya asusila kita kepada orang lain.
T : Kalau orangtua K sendiri pernah enggak mengajarkan tentang pelecehan
seksual ?
J : Enggak pernah..orangtua gue paling cuma ngasih tahu gue suruh jadi anak
bener…itu aja…
T : Menurut K sendiri, ada enggak pengaruh positif atau negatif dari pendidikan
yang berpengaruh terhadap pelecehan seksual ?
J : Emmmm…mungkin ada mba…
T : Bisa berikan contohnya ?
J : Apa ya..kalau positifnya, mungkin buat proses belajar aja…kaya gini lho
pelecehan seksual itu. Tapi kalau dari segi negatifnya, mungkin kebanyakan
orang jadi enggak bener, gitu kali ya mba…susah amat pertanyaanya ha.ha..ha
T : K sendiri pernah enggak mengalami adanya kekerasan dalam keluarga yang
berkaitan dengan perekonomian keluarga ?
J : Sampe sekarang belum pernah…apa yang diberikan sama orangtua gue uda
lebih dari cukup buat gue.
T : Menurut K perilaku yang seperti apa yang dianggap sebagai pelecehan
seksual ?
J :Emmm…menurut gue, perilaku yang dianggap sebagai pelecehan seksual itu,
perilaku yang menyenangkan tapi bisa merugikan orang lain. Contohnya kalau
yang …menyenangkan kaya nonton film porno, ngasih tahu poster atau majalah
ke orang lain. Kalau yang merugikan…yaaa, mba tahu sendirilah
T : Apa yang K lakukan dalam mengatasi perasaan yang berkaitan dengan
pelecehan seksual dilingkungan sekitarnya ?
J : Biasa aja…enggak ada masalah
T : Terima kasih ya atas waktunya, maaf sudah menganggu waktu K..nanti
kalau saya masih butuh informasi lagi saya datang kesini lagi
J : oh..sama-sama..nanti kalau memang masih butuh informasi datang lagi aja
kesini, gue nggak keberatan kok..
Orangtua mengajarkan
tentang pelecehan seksual :
Enggak pernah
Dampak positif dan negatif :
Mungkin ada
Contoh positif negatinya :
positifnya proses belajar,
negatifnya
kebanyakan
orang jadi enggak bener
Kekerasan kelurga : belum
pernah
Perilaku pelcehan seksual :
menyenangkan, merugikan
orang lain.
Mengatasi perasaan : biasa
saja, enggak ada masalah
Basa-basi
151
CODING WAWANCARA SIGNIFICANT OTHERS ( SO )
Waktu Wawancara
: Selasa, 28 Oktober 2008
Tempat Wawancara : Lapangan sekolah
Baris
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Hasil Wawancara
T : Berapa usia Anda saat ini ?
J : 17 tahun…
T : Apa hubungan Anda dengan K ?
J : Gue temannya dia…
T : Anda kenal K dimana ?
J : Gue kenal sama K dari gue dan K sama-sama masih SMU kelas I, kebetulan
juga rumah gue sama K enggak jauh.
T : Apa yang kamu ketahui tentang K ?
J : K anak yang polos, enak kalau diajak gaul. Gue juga pernah kerumahnya, K
punya ade perempuan cantik yang baru masuk SMUN 4 Bekasi
T : Bagaimana hubungan K dengan Anda ?
J : Hubungan gue sama K baik
T : Apakah tempat tinggal Anda dekat dengan K ?
J : Yaa…deketlah, orang cuma 2 RT dan beda jalan aja.
T : Seberapa dekat hubungan K dengan Anda ?
J : Dibilang deket ya deket, kaya pinang dibelah dua gitu. Pokoknya enggak
jauh lah, dimana ada gue ya aja pasti ada temen gue juga.
T : Bisa kanu ceritakan bagaimana lingkungan tempat subjek tinggal sekarang ?
J : Bisa…tempat tinggal di daerah K uda rusak mbak orang-orangnya,
kebanyakan orang-orang disitu suka mabok-mabokan. Ya gitu, daerah gabus
bisa dibilang uda yang paling parah dan rusak pergaulannya.
T : Apa yang kamu ketahui tentang perbuatan K terhadap orang lain, misalnya
seperti pelecehan seksual ?
Tema
Usia : 17 tahun
Hubungan : teman
Kenal : sama-sama kelas I
Sifat subjek : polos, enak
diajak gaul.
Hubungan dengan subjek :
baik
Tinggal : dekat dengan
subjek.
Sedekat apa : bisa dibilang
deket banget.
Tempat tinggal subjek :
rusak, suka mabok-mabokan.
Perbuatan subjek : dulu
pernah dilecehkan sama
152
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
J : Yaa..yang gue tahu, dulu dia pernah dilecehkan sama orang. Sampe-sampe
dia mau bales perbuatan yang dia alami dulu buat orang lain. Bisa dibilang
dendam atau mungkin juga uda jadi hobby sekarang.
T : Dalam bentuk apa perilaku yang dilakukan oleh K itu sama orang lain ?
J : Ya itu…suka siul sambil ngomong jorok diangkot, ngeliatin cewe-cewe
yang suka pake rok mini kalau lagi duduk diangkot atau di halte bus.
orang, dendam atau jadi
hobby sekarang
Bentuk perilaku : siul,
ngomong jorok diangkot,
ngeliatin cewe-cewe yang
suka pake rok mini kalau
lagi duduk diangkot atau di
halte bus.
T : Anda pernah liat sendiri enggak kalau K pernah melakukan perbuatan Perbuatan ditempat umum :
pelecehan seksual di tempat umum ?
pernah, tapi sering
J : Bukan pernah lagi, tapi sering…
T : Seperti apa contohnya, bisa dijelasin enggak ?
Contohnya : diangkot ada
J : Pernah pas lagi diangkot ada cewe pake celana pendek banget, terus uda cewe pake celana pendek
gitu bajunya…wow…seksi banget, keliatan belahannya gitu. Terus enggak banget
bajunya
seksi.
lama K pindah duduk di sebelah tu cewe. Pertama-tama sich cuma naya-nanya Pertama-tama naya yang
yang ringan, lama kelamaan K itu mulai pegang-pegang paha tu cewe. Tapi tu ringan, lama kelamaan
cewe diem aja, kaya orang dihipnotis gitu sama dia. Terus langsung di cium mulai pegang-pegang paha,
sama di raba-raba tu gunung kembar, tapi yang gue heranin tu cewe kan baru dicium sama di raba-raba tu
kenal. Kok mau ya di pegang-pegang gitu, gue enggak tau lagi dah…pokoknya gunung kembar.
tu cewe diem aja di sentuh-sentuh gitu ma dia.
T : Pada waktu K menyentuh, meraba, dan mencium si korban, ada orang lain Ada orang lain diangkot :
enggak di angkot itu selain kamu sama sopir angkot ?
ada
J : Ada mba…lumayan agak penuh itu angkotnya.
T : Reaksi orang-orang yang ada di angkot gitu gimana ?
Reaksi orang-orang : diem
J : Kalau supir angkotnya mah diem aja, enggak tahu dia liat apa enggak.Tapi aja,
turun dari angkot,
kalau penumpangnya ada yang turun, ada yang diem aja diangkot, ada juga ngomong kasar
yang ngomong kasar gitu sama K
T : Orangtua K tahu enggak perbuatan anaknya di luar seperti itu ?
Orangtua : tahu, tetangga
J : Kayanya tau dech…masalahnya di tempat tinggalnya sendiri aja hampir juga tahu perbuatan dan
semua tetangga udah pada tahu perbuatan dan perilakunya dia kaya apa.
perilakunya.
153
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
T : Reaksi orangtua dan orang-orang di lingkungannya sendiri setelah
mengetahui kalau K pernah berbuat seperti itu ?
J : Kalau orangtuanya pasti kaget dan marah anaknya kaya gitu, sama orangorang yang ada disekeliling K juga gitu sama kaya orangtuanya…marah juga
T : K pernah mencoba untuk memperbaiki perilakunya itu enggak ?
J : Kalau dari mulut dia bilang pengen berubah, tapi kalau diliat dari perilaku
dan perbuatannya itu yaaa…belum ada tanda-tanda mau berubah perilaku
sama sekali.
Reaksi
orangtua
lingkungan : kaget
marah.
dan
dan
Mencoba memperbaiki : dari
mulut pengen berubah, tapi
diliat dari perilaku dan
perbuatannya belum ada
tanda-tanda mau berubah.
T : Harapan H sendiri buat K kedepannya apa ?
Harapan : pengen dia
J : Harapan gue ya itu, cuma satu…gue pengen dia berubah, jangan begitu berubah, jangan begitu lagi.
lagi.. Jujur ya mba…gue itu termasuk orang yang bandel dan kurang ajar juga
sama orang. Tapi perilaku gue kagak kaya gitu. Gue cuma kasian doang
ngeliat dia digituin terus sama orang banyak cuma gara-gara perilakunya itu
T : Apakah Anda pernah melihat K melakukan siulan dengan orang lain untuk Subjek bersiul : Pernah
menarik perhatiannya ?
J : Ya..gue pernah liat K melakukan siulan untuk menarik perhatian dari orang
lain.
T : Kenapa K melakukan perbuatan seperti itu ?
Alasannya : iseng aja
J : K bilang sama gue cuma iseng aja
T : Sudah berapa kali K melakukan siulan terhadap orang lain ?
Berapa kali : sering baget,
J : Berapa kali ya...sering baget...bisa dibilang hampir tiap hari
tiap hari
T : Bagaimana reaksi dari orang-orang yang ada disekeliling anda pada saat K Reaksi : Biasa aja
melakukan perbuatan tersebut ?
J : Biasa aja..kalau yang suka paling senyum, tapi kalau enggak ada yang
suka ya marah-marah
T : K pernah menceritakan lelucon jorok atau kotor terhadap orang lain ?
Menceritakan lelucon jorok
J :Pernah..sering banget
atau kotor : Pernah
T : Alasannya...?
Alasannya : pengen aja
J : K bilang sama gue...pengen aja, dari pada enggak ada kerjaan
154
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
T : K suka hal-hal yang berbau pornografi enggak, misalnya seperti nonton film
porno ?
J : Di bilang suka..ya suka..mungkin bisa di bilang sekarang uda jadi hobby
T : Sudah berapa banyak koleksi film-film atau gambar porno yang didapat
oleh K ?
J : Banyak banget...gue enggak tahu ada berapa, cuma K aja yang tahu
T : Biasanya K mendapatkan barang tersebut dari siapa ?
J : Setahu gue ya..dia dapat beberapa koleksi tersebut ya beli sendiri di pedang
kaki lima, selebihnya ya gue enggak tahu
T : Kepada siapa biasanya K mempertunjukan barang-barang porno tersebut ?
Jawab : Biasanya...yang gue tahu ya sama teman-teman K doang
T : K pernah memberikan komentar kepada orang lain tentang masalah pakaian,
atau penampilan seseorang ?
J : Pernah...hampir tiap hari dia komentar kaya gitu..
T : Kepada siapa biasanya K memberikan komentar seperti itu ?
J : Sama keluarga, teman dan orang lain..lebih sering sich sama perempuan
yang suka pakaian seksi gitu
T : Apa reaksi orang-orang disekeliling K setelah mendengar komentar
tersebut ?
J : Ada yang marah..K juga pernah dihina, ditampar, atau di lempar sepatu
gitu sama orang lain
T : Subjek pernah melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh orang lain
seperti menyentuh, menyubit, menepuk bagian tubuh orang lain yang tidak
disukai, dan mencium atau memeluk lain ?
J : Pernah..bisa dibilang hampir tiap hati K kaya gitu
106
107
108
109
110
111
T : Mengapa K melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Katanya sich..hobby
T : Kepada siapa biasanya K melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Siapa aja..yang dia mau dah pokoknya
T : Bagaimana reaksi dan komentar orang-orang yang ada disekeliling K ?
J : Ada yang marah, benci..seperti biasa, ada yang nampar dan nonjok K gitu
Nonton film porno : Suka,
jadi hobby
Jumlah koleksi film porno :
banyak
Dari siapa : beli sendiri di
pedang kaki lima
Mempertunjukan : sama
teman-teman,
Komentar pakaian, atau
penampilan seseorang :
Pernah, tiap hari
Kepada siapa : keluarga,
teman dan orang lain
Reaksi
orang
yang
mendengar : marah, dihina,
ditampar, dilempar sepatu
Perbuatan
menyentuh,
menyubit, menepuk bagian
tubuh orang lain yang tidak
disukai, dan mencium atau
memeluk : Pernah
Alasanya : hobby
Kepada siapa : sapa aja
Reaksi dan komentar :
marah, benci, nampar dan
155
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
T : Bagaimana pergaulan K sehari-hari ?
J : Pergaulan K bisa dibilang bebas..itu menurut gue lho ya. Masalahnya K itu
termasuk orang yang susah dibilangin sama siapa aja.
T : Dengan siapa biasanya subjek bergaul ?
J : Sama gue dan juga teman-teman K yang lainnya
T : Apakah K pernah melakukan perbuatan yang tidak senonoh terhadap orang
lain, misalnya seperti memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang lain ?
J : Bukan pernah lagi, bisa dibilang sering lah K kaya gitu
nonjok
Pergaulan : bebas
Dengan siapa : gue dan juga
teman
Perbuatan tidak senonoh,
misalnya
seperti
memamerkan tubuh atau alat
kelamin : Pernah
T :Bgaiamana reaksi dan pandangan orang disekeliling K pada saat melakukan Reaksi dan pandangan orang
perbuatan seperti itu ?
: perbuatan yang enggak
J :Apa ya...paling mereka menganggap itu perbuatan yang enggak patut di patut di contoh
contoh aja..
T :Dorongan-dorongan seksual yang seperti apakah yang K ingin sampaikan Dorongan seksual : kaya
kepada orang lain ?
nyentuh, meluk dan nyium
J :Apa ya..paling kaya nyentuh, meluk dan nyium gitu sama orang lain
T :Apakah pelecehan seksual yang dilakukan K sangat berpengaruh terhadap Berpengaruh
dalam
kehidupan didalam masyarakakat ?
masyarakat : Ya
J : Ya..pengaruh banget
T : Tanggapan masyarakat sendiri terhadap pelecehan seksual yang dilakukan Tanggapan masyarakat :
perbuatan enggak baik untuk
oleh K apa ?
J : Ya itu yang tadi gue bilang, itu perbuatan yang enggak baik untuk di contoh di contoh
T : Apakah disekolah anda pernah diajarkan pendidikan yang berhubungan Pendidikan
pelecehan
seksual : moral dan agama
dengan pelecehan seksual ?
J : Pernah...pelajaran moral dan agama
T : Apakah K pernah mengalami kekerasan dalam keluarga yang berkaitan Kekerasan keluarga dalam
perekonomian : enggak
dengan perekonomian keluarga ?
J : Setahu gue enggak pernah...K termasuk keluarga yang berkecukupan, pernah,
keluarga
buktinya apa yang K minta sama orangtuanya pasti dituruti
berkecukupan
156
140
141
142
143
144
145
146
147
T : Menurut anda bagaimana perilaku-perilaku yang dianggap sebagai
pelecehan seksual itu ?
J : Menurut gue..perbuatan pelecehan seksual itu perbuatan yang dapat
merugikan orang lain dan juga dirinya sendiri
T : Apa yang anda lakukan dalam mengatasi perasaan yang berkaitan dengan
pelecehan seksual seksual di lingkungan sekitar anda ?
J : Apa ya..mungkin harus punya pikiran yang positif aja kali ya..habis kalau
enggak positif bisa gawat dan ngerusak orang lain terus.
Perilaku pelecehan seksual :
perbuatan
yang
dapat
merugikan orang lain dan
juga dirinya sendiri
Mengatasi
perasaan
pelecehan seksual : pikiran
yang positif
157
158
CODING SHORT WAWANCARA SUBJEK
Waktu wawancara
: Minggu, 26 Oktober 2008
Tempat wawancara
: Dirumah subjek
Baris
233
234
189
190
176
177
38
39
40
41
42
251
252
253
25
26
27
28
101
102
103
Hasil Wawancara
T : Mengapa K melakukan perbuatan tersebut ?
J : Iseng aja
T : Alasannya kenapa ?
J : Pengen aja…yaa…menurut gue itu wajar, cuma cerita doang kan
T : Kenapa K melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Pengen aja…lagian cuma siulan doang, enggak apa-apa kan.
T : Maksudnya orangtuanya banyak aturannya ?
J : Ya…mulai dari teman, hobi gue mereka ga suka. Terus jam main gue sama
teman-teman gue dibatasin sama orangtua gue. Yang dibilang temen-temen gue
itu ga bener, kerjaanya cuma bikin malu orangtua. Pokoknya gue ga boleh
banyak bergaul sama mereka.
T : Alasannya…?
J : Alasannya yaa itu mba, gue pengen berusaha berubah untuk enggak nyakitin
orang lain lagi
T : Maksudnya…?
J : Gue tu kan orangnya males banget ya yang namanya disuruh belajar sama
orangtua gue…bawaan gue selalu aja ga mau, sampe-sampe orangtua gue
marah besar ngeliat ga.mau belajar
T : Bisa K jelaskan seperti apa….
J : Pergaulannya terlalu bebas, uda gitu, ditempat gue kebanyakan anakanaknya kurang dapat perhatian dari orangtuanya.
Tema
Alasan : iseng aja
Alasan : pengen aja, cuma
cerita doang.
Alasan bersiul : Pengen aja,
cuma siulan doang
Alasan orangtua : tementemen gue itu ga bener,
kerjaanya cuma bikin malu
orangtua
Alasannya
:
berusaha
berubah
untuk
enggak
nyakitin orang lain lagi.
Alasannya : males disuruh
belajar
Alasannya : pergaulanya
terlalu bebas, anak-anaknya
kurang dapat perhatian dari
orang tuanya
159
14
15
16
1
2
3
4
5
6
325
326
327
328
280
281
282
107
108
109
110
111
112
113
114
235
236
237
238
256
257
258
289
T : K anak keberapa dari berapa bersaudara ?
J : Anak pertama dari dua bersaudara…gue punya ade perempuan, umurnya
beda dua tahun dari umur gue.
T : Selamat siang ?
J :Siang
T : Kedatangan saya hari ini, saya minta bantuan dari K untuk pengambilan data
tugas akhir saya. Kira-kira Anda keberatan tidak kalau hari ini dan hari-hari lain
Anda saya minta untuk wawancarai ?
J : Gue ga keberatan, silahkan saja …ga ada masalah
T : Terima kasih ya atas waktunya, maaf sudah menganggu waktu K..nanti
kalau saya masih butuh informasi lagi saya datang kesini lagi
J : oh..sama-sama..nanti kalau memang masih butuh informasi datang lagi aja
kesini, gue nggak keberatan kok..
T : Dalam bentuk apa biasanya kamu melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Apa ya..bersiul, nyentuh tubuh dia, kadang suka ngomong jorok sama orang
lain.
T : Dalam bentuk apa biasanya K diperlakukan seperti itu ?
J : Dulu waktu gue SMP kelas 1, pulang sekolah gue selalu dicegat sama
preman-preman yang suka mabok-mabokan disitu. Gue kan kalau pulang
sekolah suka lewat gang kecil, nah disitu gue mulai trauma. Gue pernah disuruh,
buka celana kalau setiap gue enggak ada duit buat dia palakin, tangan atau
badan gue suka disundut pake rokok. Mulai dari situ gue trauma dan gue
dendam sama mereka dan sama orang-orang yang ngeliat gue diperlakukan
seperti itu tapi merekanya diem aja.
T : Sudah berapa kali K pernah melakukan perbuatan tersebut dan kepada siapa
biasanya K melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Berapa kali ya mba…sering banget dech pokoknya…sama orang lain,
khususnya sama cewe-cewe yang masih gadis he..he..he
T : Dengan siapa aja biasanya K bergaul ?
J : Gue biasanya bergaul sama teman, sama siapa aja yang menurut gue enak
diajak berteman
T : Apakah perbuatan yang K lakukan seperti pelecehan seksual sangat
Anak keberapa :
pertama
dari
bersaudara.
Basa basi
Anak
dua
Basa basi
Basa-basi
Bentuk : siulan, nyentuh
tubuh, dan suka ngomong
jorok
Bentuk trauma : disuruh
buka celana setiap enggak
ada duit buat dia palakin,
tangan atau badan suka
disundut pake rokok.
Berapa kali dan dengan siapa
: sering, cewe-cewe
Bergaul : siapa aja, yang
menurut gue enak diajak
berteman
Berpengaruh di masyarakat :
160
290
291
263
264
265
308
309
310
311
298
299
300
305
306
307
134
135
136
137
97
98
73
74
75
276
277
278
279
86
87
170
171
berpengaruh terhadap kehidupan di dalam masyarakat ?
J : Ya…pengaruh banget
T : Misalnya seperti apa tu ?
J : Misalnya seperti bersiul, menyentuh tubuh orang lain, pokonya perilaku yang
bikin orang lain jijik aja ngeliatnya.
T : Bisa berikan contohnya ?
J : Apa ya..kalau positifnya, mungkin buat proses belajar aja…kaya gini lho
pelecehan seksual itu. Tapi kalau dari segi negatifnya, mungkin kebanyakan
orang jadi enggak bener, gitu kali ya mba…susah amat pertanyaanya ha.ha..ha
T : Seperti apa, bisa berikan contohnya ?
J : Kaya pelajaran yang menyangkut tentang moral, pelajaran yang menyangkut
tentang buruknya asusila kita kepada orang lain.
T : Menurut K sendiri, ada enggak pengaruh positif atau negatif dari pendidikan
yang berpengaruh terhadap pelecehan seksual ?
J : Emmmm…mungkin ada mba…
T : Apa K merasa nyaman tinggal dilingkungan Anda sekarang ?
J : Jujur…enggak, dilingkungan tempat gue sekarang bisa dibilang uda rusak
banget. Contohnya aja gue sekarang kan, bisa dibilang perilaku gue salah satu
yang uda rusak.
T : Apa yang K rasakan ?
J : Enggak enak aja, males aja kalau di ceritain…
T : Hal apa yang paling K sukai dari keluarga ?
J : Gue lebih seneng kalau kita sering ngumpul-ngumpul lagi kaya dulu…lebih
enak aja bisa ngobrol, curhat, bercanda sama orangtua dan ade gue.
T : Apa yang K lakukan untuk memenuhi kebutuhannya dalam menyalurkan
dorongan-dorongan seksualnya ?
J : Banyak..apa ya..paling nonton yang bokep-bokep, kalau enggak ya main
sama teman-teman sambil godain cewe-cewe di jalan.
T : Dukungan apa yang orangtua berikan kepada K ?
J : Gue cuma disuruh rajin belajar, jangan banyak main…tu aja
T : Harapan dari orangtua K sendiri apa ?
J : Harapannya…orangtua pengen segera berubah dan bertobat atas apa yang
Pengaruh banget
Contoh : besiul, menyentuh
tubuh
orang lain.
Contoh positif negatinya :
positifnya proses belajar,
negatifnya
kebanyakan
orang jadi enggak bener
Contohnya : pelajaran moral
Dampak positif dan negatif :
Mungkin ada
Di lingkungan sekarang :
tempat tinggal sekarang
sudah rusak
Dirasakan : Enggak enak,
males kalau di ceritain
Disukai : ngobrol, curhat,
bercanda sama orangtua dan
ade
Dorongan
seksualnya
:
nonton film bokep, godain
cewe-cewe di jalan
Dukungan orangtua : rajin
belajar, jangan banyak main
Harapan orangtua : berubah
dan bertobat.
161
172
173
91
92
43
44
45
46
47
48
49
36
37
60
61
62
63
64
65
198
199
200
201
81
82
88
89
90
50
51
telah gue lakukan. Walaupun itu susah bagi gue, tapi gue akan berusaha untuk
memperbaiki perilaku gue terhadap orang lain yang telah gue lakukan.
T : Hobi K sendiri apa ?
J : Banyak…yang barusan gue bilangin sama mba…
T : Kalau hubungan K dengan saudara sendiri, misalnya adik atau orang lain
sendiri gimana ?
J : Hubungan gue sama adik gue, sama aja kaya orangtua gue. Dia banyak
omongnya, kecil-kecil banyak aturannya dan suka ngadu sama orangtua gue
tentang perbuatan gue diluar sama teman-teman gue. Sebaliknya kalau
hubungan gue sama teman-teman gue bisa dibilang menyenangkan. Karena
teman-teman gue tu orangnya enggak suka banyak aturan, enak aja pokoknya
T : Bagaimana hubungan K dengan ayah atau ibu Anda ?
J : Hubungan gue sama bokap nyokap gue kurang bagus, banyak aturan.
T : Biasanya film apa yang K tonton, dan yang K lakukan sama teman-teman ?
J : Biasanya gue suka nonton film action, horror, kadang gue suka nonton film
panas gitu yang adegannya ada, ciuman buka-bukaan, sampe bobo bareng gitu
hehehe. Kalau sama teman-teman gue, biasanya suka nongkrong ampe malam,
sambil godain orang-orang yang lewat. Kaya godain cewe-cewe seksi,
tu..tu…cewe yang suka pakaian minim, yang kelihatan bentuk tubuhnya gitu
Hobi : Banyak
Hubungan
adik
dan
temannya : suka ngadu
tentang
perbuatan
gue
diluar,
teman-teman
menyenangkan
Hubungan orangtua : kurang
bagus, banyak aturan
Jenis film dan sama temanteman : action, horror, film
panas yang adegannya ada
ciuman, buka-bukaan sampe
bobo bareng. Teman suka
nongkrong ampe malam
sambil godain cewe yang
suka pakaian minim
T : Sudah berapa banyak koleksi gambar-gambar porno atau film bokep yang K Jumlah koleksi : Banyak,
dapat ?
engga ngitungin
J : Berapa ya…pokoknya banyak dech, gue enggak pernah ngitungin ada berapa
banyak koleksi-koleksi yang gue dapat.
T : Apakah kebutuhan K selalu terpenuhi dan tercukupi ?
Kebutuhan subjek : selalu
J : Selalu…apa yang gue minta dan ade gue minta selalu dipenuhi.
dipenuhi
T : Kegiatan apa yang biasa K lakukan sehari-hari diluar sekolah ?
Kegiatan
sehari-hari
:
J : Makan, tidur, nonton TV, main sama teman-teman, belajar...tu juga kalau gue Makan, tidur, nonton TV,
mau belajar.
main sama teman-teman
T : Bisakah K menceritakan kehidupan di dalam rumah itu seperti apa ?
Kehidupan rumah : bokap
J :Yaaa, bisa dibilang sepi kalau dirumah. Setiap hari bokap gue kerja, kalau gue
kerja, pulang kerja
162
52
53
54
55
56
57
58
59
312
313
314
315
206
207
208
194
195
196
197
227
228
229
217
218
219
9
10
186
187
188
99
100
habis pulang kerja biasanya bokap gue langsung tidur. Bokap gue kalau pulang
kerja nya sering malam terus, maklumlah namanya juga pegawai swasta yang ga
tentu pulang kerjanya jam berapa. Sedangkan nyokap gue yang suka ngatur
rumah dan ngurus anak-anaknya. Kadang-kadang nyokap gue sering keluar
sama teman-temanya arisan, pengajian. Kalau ade gue, seminggu tiga kali suka
ikut bimbel. Nah kalau yang gue ambil dari kamar orangtua gue, habis daripada
gue bengong ga ada kerjaan dirumah… mendingan gue nonton, kalau ga main
aja ma teman-teman gue diluar.
T : K sendiri pernah enggak mengalami adanya kekerasan dalam keluarga yang
berkaitan dengan perekonomian keluarga ?
J : Sampe sekarang belum pernah…apa yang diberikan sama orangtua gue uda
lebih dari cukup buat gue.
T : Kepada siapa biasanya Anda mempertunjukan gambar-gambar tersebut ?
J : Sapa ya…paling sama teman-teman gue, kalau enggak ya cuma gue doang
yang tahu.
T : Suka hal-hal yang berbau pornografi enggak, misalnya seperti film bokep
gitu ?
J : Ya…bukan suka lagi, gue malah punya koleksi majalah, kalender, dan filmfilm yang berbau pornografi he..he..he
T : Terus komentar dan reaksi dari cewe itu apa setelah K ngomong seperti itu ?
J : Marah…gue pernah ditampar gara-gara gue ngomong kaya giu sama dia
ha..ha..ha
T : Apa K pernah memberikan komentar kepada orang lain tentang masalah
pakaian atau penampilan terhadap orang lain ?
J : Ya…pernah mba…
T : Lahir dimana ?
J : Gue lahir di Bekasi
T : Pernah enggak K suka menceritakan lelucon jorok atau kotor terhadap orang
lain ?
J : Pernah…
T : Bagaimana lingkungan tempat tinggal K sekarang
J : Bisa dibilang kacau, kurang bagus untuk pergaulan sehari-hari.
langsung tidur. Nyokap
ngatur rumah dan ngurus
Ade
anak-anaknya,
seminggu tiga kali suka ikut
les bimbel. Gue main ma
temen-temen
Kekerasan kelurga : belum
pernah
Kepada siapa : temantemanya, gue doang yang
tahu
Koleksi pornografi yang
dimiliki : majalah, kalender,
dan film-film yang berbau
pornografi.
Komentar dan reaksi cewe :
marah, ditampar gara-gara
ngomong kaya gitu
Komentar
pakaian
atau
penampilam : Pernah
Lahir : bekasi
lelucon jorok : Pernah
Lingkungan : kacau, kurang
bagus
untuk
pergaulan
163
266
267
268
143
144
145
146
79
80
202
203
204
205
95
96
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
322
323
324
230
231
232
sehari-hari.
T : Apakah K sering dan pernah melakukan perbuatan tersebut terhadap orang Memamerkan alat kelamin
lain, misalnya memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang lain ?
ke orang lain.: Pernah
J : Ya pernah…sering sich, cuma lagi pengen aja kalau mau berbuat kaya gitu.
T : Pernah enggak dipikiran K untuk memperbaiki perilakunya sekarang ?
Memperbaiki perilakunya :
J : Pernah…tapi enggak tahu kapan. Sekarang dipikiran gue masih kacau, kacau, dendam dan trauma
soalnya gue masih dendam dan trauma sama orang-orang yang memperlakukan
gue tidak baik disini.
T : Siapa yang paling berperan mencukupi kebutuhan didalam keluarga ?
Mencari nafkah : bapak
J : Bokap gue…ga ada lagi selain dia
T : Biasanya K mendapatkan barang tersebut dari siapa ?
Mendapatkan barang : teman
J : Dari teman, kalau enggak gue beli sendiri di pedagang kaki lima yang ada di atau beli di emperan jalan,
emperan jalan. Kadang-kadang barang yang gue dapat kaya film.porno itu gue diambil dari kamar orangtua
ambil dari kamar orangtua gua
T : Pernahkah K melakukan hobinya pada saat mengalami masalah ?
Mengalami masalah : Pernah
J : Pernah…
T : Waktu itu, pernah enggak dipikiran K untuk mencoba mengatakan Mengatakan kepada orangtua
perasaannya kepada orangtua untuk melakukan perbuatan tersebut terhadap : trauma sama orang-orang
yang melakukan perbuatan
orang lain ?
J : Ya…gue pernah ngomong sama nyokap gue, kalau gue mau melakukan itu sama gue.
perbuatan seperti itu. Waktu itu, guengomong sama nyokap, kalau gue masih
trauma sama orang-orang yang melakukan perbuatan itu sama gue. Kalau gue
boleh jujur, nyokap gue enggak setuju. Nyokap bilang sama gue kalau itu
perbuatan yang enggak baik. Cuma ya itu…apa yang gue ungkapkan ke nyokap
gue,dan apa yang nyokap gue katakan, gue anggap angin lalu dan gue juga
enggak mau ngikutin apa yang nyokap gue bilang sama gue
T : Apa yang K lakukan dalam mengatasi perasaan yang berkaitan dengan Mengatasi perasaan : biasa
pelecehan seksual dilingkungan sekitarnya ?
saja, enggak ada masalah
J : Biasa aja…enggak ada masalah
T : Apa K pernah melakukan perbuatan seperti menyentuh, menyubit, dan Menyentuh, menyubit, dan
mencium atau memeluk orang lain ?
mencium atau memeluk
J : Ya…gue pernah melakukan perbuatan seperti itu
orang lain : Pernah
164
247
248
249
250
220
221
222
223
224
225
226
22
23
24
209
210
211
115
116
29
30
31
32
301
302
303
304
19
20
21
295
296
T : Pernah enggak K berusaha untuk merubah perilaku yang sudah K lakukan
selama ini terhadap orang lain ?
J : Pernah…gue pernah berusaha untuk tidak menyentuh, menyubit atau
memeluk orang lain lagi.
T : Seperti apa misalnya dan kepada siapa ?
J : Emmm…apa ya…paling masalah pakaian yang dipake cewe-cewe sekarang,
mba pasti tahu lah kalau model baju cewe-cewe sekarang kaya gimana. Waktu
itu gue pernah komentar sama salah satu cewe yang ada diangkot dan di jalan,
gue liat cara pakaian tu cewe terlalu ketat. Waktu itu gue ngomong sama cewe
itu “Hai cewe…seksi banget dech kalau enggak pake baju, boleh dong gue
pegang dikit body lu yang aduhay”
T : Kalau disekolah gimana, bagus ga nilai raportnya
J : Biasa aja…bisa dibilang kalau gue lulus syukur, enggak lulus juga enggak
papa.
T : Orangtua tahu enggak kalau K suka mengkoleksi majalah, kalender atau filmfilm porno ?
J : Tahu mba…
T : Orangtua tahu enggak kalau K pernah diperlakukan seperti itu di luar ?
J : Enggak…orangtua gue engga tahu…
T : Orangtua K kerja dimana ?
J : Bokap gue kerja di BS, kalau nyokap gue ga kerja. Nyokap gue cuma sebagai
ibu rumah tangga, yang kerjanya cuma ngawasin anak-anak sama ngatur
rumah.
T : Kalau orangtua K sendiri pernah enggak mengajarkan tentang pelecehan
seksual ?
J : Enggak pernah..orangtua gue paling cuma ngasih tahu gue suruh jadi anak
bener…itu aja…
T : Kalau boleh saya tahu, apa latar belakang pendidikan K sekarang ?
J : Sekarang gue uda kelas tiga di SMU PATRIOT Bekasi ya bisa dibilang
bentar lagi gue lulus
T : Disekolah K pernah enggak diajarkan pendidikan yang berhubungan tentang
pelecehan seksual?...
Merubah perilaku : Pernah
Misalnya : pakaian yang
terlalu seksi di angkot
ataupun di jalan.
Nilai sekolah : biasa aja
Orangtua : tahu
Orangtua : tidak tahu
Orangtua kerja : Bokap di
BS, nyokap kerja ibu rumah
tangga.
Orangtua mengajarkan
tentang pelecehan seksual :
Enggak pernah
Pendidikan : kelas tiga di
SMU PATRIOT
Pendidikan : Pernah
165
297
191
192
193
126
127
128
129
163
164
165
166
167
168
169
283
284
285
93
94
117
118
119
120
121
122
123
124
125
254
255
76
J : Pernah
T : Perasaan K gimana setelah menceritakan leleucon jorok kepada orang lain ?
J : Biasa aja…kaya enggak ada beban gitu, terserah mereka yang dengerin suka
apa enggak
T : Bagaimana perasaan K setelah melakukan perbuatan tersebut terhadap
oranglain ?
J : Seneng aja…tapi kadang-kadang gue suka menyesal sendiri kenapa gue
melakukan perbuatan itu sama orang lain.
T : Bagaimana perasaan dan reaksi orangtua setelah mengetahui bahwa Anda
pernah melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Pastinya sakit dan kecewa lah mba…mereka juga kaget dan marah sama atas
perbuatan yang gue. lakukan terhadap orang lain. Orangtua gue juga ngancem
gue, kalau gue masih belum merubah perilaku gue, mereka akan lapor polisi.
Karena menurut orangtua gue itu sudah termasuk perbuatan yang melanggar
norma hukum, dan agama
T : Apa yang K rasakan setelah melakukan perbuatan seperti itu ?
Campur aduk…ada rasa senang, tapi ada rasa menyesal juga kenapa gue
melakukan seperti itu.
T : Apa yang K rasakan ketika melakukan hobinya itu ?
J : Seneng aja…enggak ada beban
T : Apa Anda pernah melakukan pelecehan dengan saudara atau teman anda
sendiri ?
J : Kalau sama ade gue enggak pernah, tapi kalau sama teman gue pernah.
Kalau sama ade gue, paling gue cuma ngintipin dia lagi mandi atau lagi ganti
baju gitu tanpa sepengetahuan ade gue. Tapi kalau sama teman gue, dia pernah
dan sering banget gue gerepein (pegang-pegang). Habis bikin gue nafsu aja, dia
pernah gue cium mulai dari bibir, leher, sampe kebawah dada dia gitu. Terus
gue remes-remes aja tu gunung kembarnya sampe bawah, gue bikin dia sampe
mendesah. Baru itu yang gue lakukan sama dia…
T : Bagaimana pergaulan K sehari-harinya dirumah maupun di luar rumah ?
J : Biasa aja…asyik-asyik aja, temen gue orangnya enggak suka banyak aturan.
T : Bentuk perhatian apa yang orangtua berikan kepada K ?
Perasaan : Biasa aja, enggak
ada beban.
Perasaan : menyesal sendiri
kenapa melakukan perbuatan
itu sama orang lain.
Perasaan dan reaksi orang
tua : sakit, kecewa, kaget dan
marah,
ngancem
lapor
polisi.
Perasaan subjek : senang,
menyesal melakukan seperti
itu.
Perasaanya : Seneng aja
Perbuatan pelecehan : ade
cuma ngintipin dia lagi
mandi atau ganti baju.
Teman
sering
banget
gerepein, cium mulai dari
bibir, leher, sampe kebawah
dada, remes-remes gunung
kembarnya sampe bawah
Pergaulan sehari-hari : asyikasyik aja
Perhatian orang tua : rajin
166
77
78
316
317
318
319
320
321
259
260
261
262
66
67
68
69
70
71
72
242
243
244
245
246
83
84
85
147
148
J : Apa ya…kalau orangtua gue sering ingetin gue harus selalu rajin belajar,
dan jadi anak yang bener.
T : Menurut K perilaku yang seperti apa yang dianggap sebagai pelecehan
seksual ?
J :Emmm…menurut gue, perilaku yang dianggap sebagai pelecehan seksual itu,
perilaku yang menyenangkan tapi bisa merugikan orang lain. Contohnya kalau
yang …menyenangkan kaya nonton film porno, ngasih tahu poster atau majalah
ke orang lain. Kalau yang merugikan…yaaa, mba tahu sendirilah
T : Perilaku yang seperti apa yang biasanya K dan teman lakukan terhadap orang
lain ?
J : Apa ya mba…biasanya perilaku yang gue lakuin ke orang lain perilaku yang
bikin orang kesel, yang kalau diliat enggak enak aja kalau orang liat.
T : Ada enggak peristiwa yang menyenangkan yang pernah K alami ?
J : Ga ada, biasa-biasa aja.
T : Kalau peristiwa yang tidak menyenangkan yang pernah K alami ?
J : Ada…gue sering dimarahin sama orangtua gue gara-gara gue malas belajar
dan sering main terus, gue juga pernah dilecehkan sama orang lain sampe gue
trauma, dan gue juga pernah dihina sama orang lain gara-gara perilaku gue
yang kurang baik di mata orang lain.
belajar, dan jadi anak yang
bener.
Perilaku pelcehan seksual :
menyenangkan, merugikan
orang lain.
Perilaku subjek dan teman :
bikin orang kesel dan enggak
enak aja kalau diliat
Peristiwa menyenangkan :
Ga ada
Peristiwa tidak
menyenangkan : dimarahin
gara-gara malas belajar dan
main terus, dilecehkan sama
orang lain sampe trauma,
dihina orang lain gara-gara
perilaku yang kurang baik
dimata orang lain.
T : Apa yang K rasakan atau yang K pikirkan setelah melakukan perbuatan Pikiran dan perasaan :
bingung, kok bisa setega itu
tersebut terhadap orang lain ?
J : Apa ya mba…bingung aja ngejawabnya. Kalau yang gue pikirin sekarang sama orang lain.
sich aneh aja, kok bisa ya gue setega itu sama orang lain (khusunya sama
perempuan).
T : Prestasi apa saja yang pernah anda dapatkan disekolah ?
Prestasi disekolah : Biasa aja
J : Apa ya…ga ada..gue termasuk anak yang biasa saja disekolah, gue bukan
anak yang menonjol disekolah.
T : Emmm…kalau boleh saya tahu…selama proses untuk tidak memperlakukan Prose perbaikan : berjanji
perbuatan itu, apakah K diberi kesempatan untuk tidak melakukan perbuatan
pada dirinya sendiri, asalkan
167
149
150
151
152
239
240
241
272
273
274
275
130
131
132
133
180
181
182
212
213
214
215
216
269
270
271
178
179
138
139
140
141
tersebut ?
J : Ya…waktu itu gue berjanji pada diri gue sendiri untuk. tidak melakukan
perbuatan itu lagi, asalkan dari pihak keluarga dan orang-orang yang benerbener sayang sama gue mau ngebantu gue untuk berubah
T : Bagaimana reaksi dan komentar dari orang-orang di sekeliling K setelah
mengetahui perbuatan tersebut ?
J : Ya seperti biasa…ada yang suka, tapi ada yang enggak suka.
T : Reaksi dan pandangan orang-orang disekeliling K gimana setelah mengetahui
kalau K pernah melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Seperti biasa…ada yang marah, kesel, dan benci sama gue. Kadang-kadang
gue juga pernah dilempar sepatu atau enggak ditonjok sama orang lain d luar
T : Bagaimana reaksi orang-orang di sekitar K, apakah mereka menerima Anda
dengan baik ?
J : Emmmm…tergantung orangnya ada yang mau nerima gue, tapi ada juga
yang enggak mau nerima gue.
T : Apa reaksi orang-orang di sekeliling K setelah mengetahui perbuatan yang K
lakukan ?
J : Ada yang suka…ada yang enggak suka gitu…
T : Apa reaksi orangtua setelah mengetahui kalau K suka mengkoleksi majalah,
kalender, atau film porno ?
J : Awal mulanya mereka marah sama gue, tapi lama kelamaan biasa aja.
Mungkin mereka uda bosen dan cape mba kebanyakan ngomong dan kasih tahu
sama gue. Jadi yaaa…sekarang dibiarin gitu aja sama orangtua gue.
T : Kamu sendiri senang enggak melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Tadinya enggak senang, cuma karena sekarang uda keterusan ya biasa-biasa
aja sekarang.
T : Seberapa sering K pernah melakukan perbuatan itu ?
J : Emmmmm…hampir setiap hari, pokoknya sering dech…
T : Bagaimana sikap masyarakat sendiri setelah mengetahui K pernah melakukan
perbuatan seperti itu ?
J : Biasa aja…paling kalau enggak ada yang enggak suka mereka ngomongnya
dibelakang gue, kalau enggak mereka ngadu ke orangtua gue kalau perbuatan
dari pihak keluarga mau
ngebantu untuk berubah.
Reaksi dan komentar orang
lain : suka dan tidak suka.
Reaksi dan pandangan orang
: marah, kesel, benci, pernah
ditonjok
atau
dilempar
sepatu
Reaksi orang-orang : nerima,
tapi ada yang tidak mau
menerima.
Reaksi orang-orang : suka,
enggak suka
Reaksi orangtua : marah,
bosen dan cape
Senang enggak : enggak
senang, cuma sekarang uda
biasa
Sering melakukan : setiap
hari.
Sikap masyarakat : enggak
ada yang suka ngomongnya
di belakang, kalau enggak
mereka ngadu ke orangtua
168
142
174
175
17
18
183
184
185
anaknya tidak baik diluar.
T : Apakah K sering melakukan siulan kepada orang lain ?
J : Ya…Bukan sering lagi, tiap hari malah…
T : Status K dalam keluarga ?
J : Anak kandung
T : Yang suka dan yang enggak sukanya itu seperti apa ?
J : Ya sukanya paling cuma senyum, tapi kalau yang
enggak sukanya…cuma marah, atau enggak menghina gue gitu ha..ha.ha..
291
292
293
294
33
34
35
11
12
13
104
105
106
7
8
286
287
288
T : Tanggapan masyarakat sendiri terhadap perbuatan yang K lakukan seperti
pelecehan seksual itu sendiri apa ?
J : Ya…mereka bilang itu perbuatan yang merusak moral, bisa dibilang
perbuatan bejat yang harus dirubah dan .enggak patut di contoh oleh orang lain
T : Emmm…kalau boleh saya tahu, saat ini K tinggal dimana dan dengan siapa ?
J : Gue tinggal di Bekasi dari gue masih orok (bayi). Sekarang gue sama
orangtua dan adik gue yang perempuan.
T : Tinggal disini sudah lama ?
J : Ya…dari gue masih kecil,bisa dibilang masih orok (bayi) gue udah lama
tinggal disini.
T : Apakah K pernah mengalami trauma pelecehan didalam keluarga atau
dilingkungan Anda sendiri ?
J : Kalau didalam keluarga engga pernah, tapi kalau diluar pernah
T : Kalau boleh saya tahu, usia K sekarang ?
J : 18 tahun
T : Dorongan-dorongan yang seperti apakah yang K ingin sampaikan kepada
orang lain tentang perbuatannya tersebut ?
J : Mungkin rasa penyesalan atas perbuatan yang gue lakukan sama orang lain.
siulan : sering, tiap hari
Status : anak kandung
suka dan enggak sukanya :
suka senyum, enggak suka
marah atau menghina gue
gitu
Tanggapan masyarakat :
merusak
moral,
bejat,
enggak patut di contoh
oleh orang lain.
Tinggal : di Bekasi, sama
orangtua
dan
adik
perempuan
Tinggal disini : masih kecil,
orok (bayi) disini.
Trauma pelecehan : keluarga
engga pernah, tapi diluar
pernah
Usia : 18 tahun
Yang ingin disampaikan :
menyesal perbuatan seperti
itu sama orang lain.
169
CODING SHORT WAWANCARA SIGNIFICANT OTHERS ( SO )
Waktu Wawancara
: Selasa, 28 Oktober 2008
Tempat Wawancara : Lapangan sekolah
Baris
42
43
44
69
70
79
80
106
107
27
28
29
71
72
127
128
129
Hasil Wawancara
T : Pada waktu K menyentuh, meraba, dan mencium si korban, ada orang lain
enggak di angkot itu selain kamu sama sopir angkot ?
J : Ada mba…lumayan agak penuh itu angkotnya.
T : Kenapa K melakukan perbuatan seperti itu ?
J : K bilang sama gue cuma iseng aja
T : Alasannya...?
J : K bilang sama gue...pengen aja, dari pada enggak ada kerjaan
T : Mengapa K melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Katanya sich..hobby
T : Dalam bentuk apa perilaku yang dilakukan oleh K itu sama orang lain ?
J : Ya itu…suka siul sambil ngomong jorok diangkot, ngeliatin cewe-cewe
yang suka pake rok mini kalau lagi duduk diangkot atau di halte bus.
Tema
Ada orang lain diangkot :
ada
Alasannya : iseng aja
Alasannya : pengen aja
Alasanya : hobby
Bentuk perilaku : siul,
ngomong jorok diangkot,
ngeliatin cewe-cewe yang
suka pake rok mini kalau
lagi duduk diangkot atau di
halte bus.
T : Sudah berapa kali K melakukan siulan terhadap orang lain ?
Berapa kali : sering baget,
J : Berapa kali ya...sering baget...bisa dibilang hampir tiap hari
tiap hari
T :Apakah pelecehan seksual yang dilakukan K sangat berpengaruh terhadap Berpengaruh
dalam
kehidupan didalam masyarakakat ?
masyarakat : Ya
J : Ya..pengaruh banget
170
33
34
35
36
37
38
39
40
41
87
88
89
115
116
124
125
126
60
61
62
63
64
3
4
11
12
84
85
86
136
137
138
T : Seperti apa contohnya, bisa dijelasin enggak ?
J : Pernah pas lagi diangkot ada cewe pake celana pendek banget, terus uda
gitu bajunya…wow…seksi banget, keliatan belahannya gitu. Terus enggak
lama K pindah duduk di sebelah tu cewe. Pertama-tama sich cuma naya-nanya
yang ringan, lama kelamaan K itu mulai pegang-pegang paha tu cewe. Tapi tu
cewe diem aja, kaya orang dihipnotis gitu sama dia. Terus langsung di cium
sama di raba-raba tu gunung kembar, tapi yang gue heranin tu cewe kan baru
kenal. Kok mau ya di pegang-pegang gitu, gue enggak tau lagi dah…pokoknya
tu cewe diem aja di sentuh-sentuh gitu ma dia.
T : Biasanya K mendapatkan barang tersebut dari siapa ?
J : Setahu gue ya..dia dapat beberapa koleksi tersebut ya beli sendiri di pedang
kaki lima, selebihnya ya gue enggak tahu
T : Dengan siapa biasanya subjek bergaul ?
J : Sama gue dan juga teman-teman K yang lainnya
T :Dorongan-dorongan seksual yang seperti apakah yang K ingin sampaikan
kepada orang lain ?
J :Apa ya..paling kaya nyentuh, meluk dan nyium gitu sama orang lain
T : Harapan H sendiri buat K kedepannya apa ?
J : Harapan gue ya itu, cuma satu…gue pengen dia berubah, jangan begitu
lagi.. Jujur ya mba…gue itu termasuk orang yang bandel dan kurang ajar juga
sama orang. Tapi perilaku gue kagak kaya gitu. Gue cuma kasian doang
ngeliat dia digituin terus sama orang banyak cuma gara-gara perilakunya itu
T : Apa hubungan Anda dengan K ?
J : Gue temannya dia…
T : Bagaimana hubungan K dengan Anda ?
J : Hubungan gue sama K baik
T : Sudah berapa banyak koleksi film-film atau gambar porno yang didapat
oleh K ?
J : Banyak banget...gue enggak tahu ada berapa, cuma K aja yang tahu
T : Apakah K pernah mengalami kekerasan dalam keluarga yang berkaitan
dengan perekonomian keluarga ?
J : Setahu gue enggak pernah...K termasuk keluarga yang berkecukupan,
Contohnya : diangkot ada
cewe pake celana pendek
banget
bajunya
seksi.
Pertama-tama naya yang
ringan, lama kelamaan
mulai pegang-pegang paha,
dicium sama di raba-raba tu
gunung kembar.
Dari siapa : beli sendiri di
pedang kaki lima
Dengan siapa : gue dan juga
teman
Dorongan seksual : kaya
nyentuh, meluk dan nyium
Harapan : pengen dia
berubah, jangan begitu lagi.
Hubungan : teman
Hubungan dengan subjek :
baik
Jumlah koleksi film porno :
banyak
Kekerasan keluarga dalam
perekonomian : enggak
pernah,
keluarga
171
139
buktinya apa yang K minta sama orangtuanya pasti dituruti
berkecukupan
5
6
7
95
96
97
108
109
92
93
94
90
91
77
78
56
57
58
59
T : Anda kenal K dimana ?
J : Gue kenal sama K dari gue dan K sama-sama masih SMU kelas I, kebetulan
juga rumah gue sama K enggak jauh.
T : Kepada siapa biasanya K memberikan komentar seperti itu ?
J : Sama keluarga, teman dan orang lain..lebih sering sich sama perempuan
yang suka pakaian seksi gitu
T : Kepada siapa biasanya K melakukan perbuatan seperti itu ?
J : Siapa aja..yang dia mau dah pokoknya
T : K pernah memberikan komentar kepada orang lain tentang masalah pakaian,
atau penampilan seseorang ?
J : Pernah...hampir tiap hari dia komentar kaya gitu..
T : Kepada siapa biasanya K mempertunjukan barang-barang porno tersebut ?
Jawab : Biasanya...yang gue tahu ya sama teman-teman K doang
T : K pernah menceritakan lelucon jorok atau kotor terhadap orang lain ?
J :Pernah..sering banget
T : K pernah mencoba untuk memperbaiki perilakunya itu enggak ?
J : Kalau dari mulut dia bilang pengen berubah, tapi kalau diliat dari perilaku
dan perbuatannya itu yaaa…belum ada tanda-tanda mau berubah perilaku
sama sekali.
Kenal : sama-sama kelas I
144
145
146
147
81
82
83
49
50
Kepada siapa : keluarga,
teman dan orang lain
Kepada siapa : sapa aja
Komentar pakaian, atau
penampilan seseorang :
Pernah, tiap hari
Mempertunjukan : sama
teman-teman,
Menceritakan lelucon jorok
atau kotor : Pernah
Mencoba memperbaiki : dari
mulut pengen berubah, tapi
diliat dari perilaku dan
perbuatannya belum ada
tanda-tanda mau berubah.
T : Apa yang anda lakukan dalam mengatasi perasaan yang berkaitan dengan Mengatasi
perasaan
pelecehan seksual seksual di lingkungan sekitar anda ?
pelecehan seksual : pikiran
J : Apa ya..mungkin harus punya pikiran yang positif aja kali ya..habis kalau yang positif
enggak positif bisa gawat dan ngerusak orang lain terus.
T : K suka hal-hal yang berbau pornografi enggak, misalnya seperti nonton film Nonton film porno : Suka,
porno ?
jadi hobby
J : Di bilang suka..ya suka..mungkin bisa di bilang sekarang uda jadi hobby
T : Orangtua K tahu enggak perbuatan anaknya di luar seperti itu ?
Orangtua : tahu, tetangga
J : Kayanya tau dech…masalahnya di tempat tinggalnya sendiri aja hampir juga tahu perbuatan dan
172
51
133
134
135
30
31
32
102
103
104
105
22
23
24
25
26
117
118
119
112
113
114
140
141
142
143
73
74
75
76
semua tetangga udah pada tahu perbuatan dan perilakunya dia kaya apa.
T : Apakah disekolah anda pernah diajarkan pendidikan yang berhubungan
dengan pelecehan seksual ?
J : Pernah...pelajaran moral dan agama
T : Anda pernah liat sendiri enggak kalau K pernah melakukan perbuatan
pelecehan seksual di tempat umum ?
J : Bukan pernah lagi, tapi sering…
T : Subjek pernah melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh orang lain
seperti menyentuh, menyubit, menepuk bagian tubuh orang lain yang tidak
disukai, dan mencium atau memeluk lain ?
J : Pernah..bisa dibilang hampir tiap hati K kaya gitu
perilakunya.
Pendidikan
pelecehan
seksual : moral dan agama
Perbuatan ditempat umum :
pernah, tapi sering
Perbuatan
menyentuh,
menyubit, menepuk bagian
tubuh orang lain yang tidak
disukai, dan mencium atau
memeluk : Pernah
T : Apa yang kamu ketahui tentang perbuatan K terhadap orang lain, misalnya Perbuatan subjek : dulu
seperti pelecehan seksual ?
pernah dilecehkan sama
J : Yaa..yang gue tahu, dulu dia pernah dilecehkan sama orang. Sampe-sampe orang, dendam atau jadi
dia mau bales perbuatan yang dia alami dulu buat orang lain. Bisa dibilang hobby sekarang
dendam atau mungkin juga uda jadi hobby sekarang.
T : Apakah K pernah melakukan perbuatan yang tidak senonoh terhadap orang Perbuatan tidak senonoh,
lain, misalnya seperti memamerkan tubuh atau alat kelamin kepada orang lain ? misalnya
seperti
J : Bukan pernah lagi, bisa dibilang sering lah K kaya gitu
memamerkan tubuh atau alat
kelamin : Pernah
T : Bagaimana pergaulan K sehari-hari ?
Pergaulan : bebas
J : Pergaulan K bisa dibilang bebas..itu menurut gue lho ya. Masalahnya K itu
termasuk orang yang susah dibilangin sama siapa aja.
T : Menurut anda bagaimana perilaku-perilaku yang dianggap sebagai Perilaku pelecehan seksual :
pelecehan seksual itu ?
perbuatan
yang
dapat
J : Menurut gue..perbuatan pelecehan seksual itu perbuatan yang dapat merugikan orang lain dan
merugikan orang lain dan juga dirinya sendiri
juga dirinya sendiri
T : Bagaimana reaksi dari orang-orang yang ada disekeliling anda pada saat K Reaksi : Biasa aja
melakukan perbuatan tersebut ?
J : Biasa aja..kalau yang suka paling senyum, tapi kalau enggak ada yang
suka ya marah-marah
173
110
111
120
121
122
123
98
99
100
101
45
46
47
48
52
53
54
55
15
16
17
8
9
10
65
66
67
68
130
131
132
T : Bagaimana reaksi dan komentar orang-orang yang ada disekeliling K ?
J : Ada yang marah, benci..seperti biasa, ada yang nampar dan nonjok K gitu
Reaksi dan komentar :
marah, benci, nampar dan
nonjok
T :Bgaiamana reaksi dan pandangan orang disekeliling K pada saat melakukan Reaksi dan pandangan orang
: perbuatan yang enggak
perbuatan seperti itu ?
J :Apa ya...paling mereka menganggap itu perbuatan yang enggak patut di patut di contoh
contoh aja..
T : Apa reaksi orang-orang disekeliling K setelah mendengar komentar Reaksi
orang
yang
tersebut ?
mendengar : marah, dihina,
J : Ada yang marah..K juga pernah dihina, ditampar, atau di lempar sepatu ditampar, dilempar sepatu
gitu sama orang lain
T : Reaksi orang-orang yang ada di angkot gitu gimana ?
Reaksi orang-orang : diem
turun dari angkot,
J : Kalau supir angkotnya mah diem aja, enggak tahu dia liat apa enggak.Tapi aja,
kalau penumpangnya ada yang turun, ada yang diem aja diangkot, ada juga ngomong kasar
yang ngomong kasar gitu sama K
T : Reaksi orangtua dan orang-orang di lingkungannya sendiri setelah Reaksi
orangtua
dan
mengetahui kalau K pernah berbuat seperti itu ?
lingkungan : kaget dan
J : Kalau orangtuanya pasti kaget dan marah anaknya kaya gitu, sama orang- marah.
orang yang ada disekeliling K juga gitu sama kaya orangtuanya…marah juga
T : Seberapa dekat hubungan K dengan Anda ?
Sedekat apa : bisa dibilang
J : Dibilang deket ya deket, kaya pinang dibelah dua gitu. Pokoknya enggak deket banget.
jauh lah, dimana ada gue ya aja pasti ada temen gue juga.
T : Apa yang kamu ketahui tentang K ?
Sifat subjek : polos, enak
J : K anak yang polos, enak kalau diajak gaul. Gue juga pernah kerumahnya, K diajak gaul.
punya ade perempuan cantik yang baru masuk SMUN 4 Bekasi
T : Apakah Anda pernah melihat K melakukan siulan dengan orang lain untuk Subjek bersiul : Pernah
menarik perhatiannya ?
J : Ya..gue pernah liat K melakukan siulan untuk menarik perhatian dari orang
lain.
T : Tanggapan masyarakat sendiri terhadap pelecehan seksual yang dilakukan Tanggapan masyarakat :
oleh K apa ?
perbuatan enggak baik untuk
J : Ya itu yang tadi gue bilang, itu perbuatan yang enggak baik untuk di contoh di contoh
174
18
19
20
21
13
14
1
2
T : Bisa kanu ceritakan bagaimana lingkungan tempat subjek tinggal sekarang ?
J : Bisa…tempat tinggal di daerah K uda rusak mbak orang-orangnya,
kebanyakan orang-orang disitu suka mabok-mabokan. Ya gitu, daerah gabus
bisa dibilang uda yang paling parah dan rusak pergaulannya.
T : Apakah tempat tinggal Anda dekat dengan K ?
J : Yaa…deketlah, orang cuma 2 RT dan beda jalan aja.
T : Berapa usia Anda saat ini ?
J : 17 tahun…
Tempat tinggal subjek :
rusak, suka mabok-mabokan.
Tinggal : dekat
subjek.
Usia : 17 tahun
dengan
175
Download