TOKSIKOLOGI DAN TANAMAN OBAT Kode / SKS Prasyarat : PKH4504/ 2 SKS : Farmakologi Veteriner (PKH4401) Status Mata Kuliah: Wajib RPKPS Koordinator MK : Prof. Dr. drh. Aulanni’am,DES Tim Dosen : Dr. Edi Priyo Utoma , M.S Dr. Herawati, MS drh. I Dewa P. Anom, M.Vet Evaluasi : - Tugas terstruktur/Keaktifan individual Presentasi Quis UTS UAS Syarat mengikuti UTS dan UAS : Kehadiran > 80% Kecurangan dalam evaluasi : “TIDAK DITOLERIR” TOXICOLOGY POISON SUBSTANCE * CHARACTERISTIC * ACTION OF DAMAGE * CLINICAL SIGN * THERAPEUTIC MANNER INDIVIDUAL PHYSIOLOGY LIFEABILITY PATOLOGY DAMAGE OF ACTIONS LOCAL DAMAGEOF LOCAL CEL (SKIN, MUCOUS) LOCAL PAIN S/ SYSTEMIC TOXEMIA SYSTHEMIC ABSORPTION CIRCULATION ORGAN S/SPESIFIC CYANIDA RESPIRATION INSECTISIDE CNS STRYCHNIN .SPINAL CHORD KINETIC OF POISON ABSORBTION : DEPEND ON : * FAT SOLUBLELITY * PARTICLE SIZE * BROAD OF SURFACE ABSORBTION * CONTACT MANNER * BLOOD CIRCULATION PLACE OF ABSORBTION * SKIN * RESPIRATION * G.I. TRACT DISTRIBUTION : Vd = DOSE -----------------------PLASMA CONCENTRATION * RATE OF DETOXIFICATION * CHARACTERISTIC PIOSON * PROTEIN TISSUE / PLASMA BINDING KINETIC OF POISON CONT.... EXCRETION : * FAECES * URINE * BILE * LUNG * THE MILK ECT. MECHANISM OF DETOXIFICATION PHASE I : * OXIDATION MAO, COMT * REDUCTION ENZIM MIKROSOMAL - DECHLORINATION - DEHALOGENATION * HYDROLISIS * HYDRATION PHASE II : * SULFATION SULFOTRANSFERASE * GLUCORONIDATION GLUKOROSIL TRNSFERASE * CONYUGATION AS.GLUKORONAT * ACETYLATION * METYLATION FACTORS TO INFLUENCE FOR ACTION OF POISON 1. DIFFERENCE OT THE SPESIES CAT SENSITIF PHENOL & ORGANOCHLORIN MORPHIN (STIMULATION) 2. AGE DETOXIFIKASI AND EXCRETION 3. CHARACTERISTIC OF POISON INSECTISIDE, LOGAM BERAT, GAS 4. DOSE OF POISON 5. CONTACT MANNER (LOKAL. SISTEMATIK) 6. CUMULATIVE EFFECT (DTT,GLIKOSIDA) 7. CONDITION (RESISTENSI) & SEX FACTORS TO INFLUENCE FOR ACTION OF POISON...CONT POISONING PROCESS • ACUTE 24 HOURS • SUBCHRONIC REPEATE UNTIL 90 DAYS • CRONIC Up than 6 mounth EFFECT AND ACTION OF POISON 1. LIVER AND REN DAMAGE - CCL4 - SULFONAMIDE, ANAESTHETIC - INSECTISIDE 2. BONE MARROW DAMAGE - CHLORAMPHENICOL - INSECTISIDE, POISON OF THE SNAKE 3. BLOOD CEL DAMAGE - SULFONAMIDE, CHLORAMPHENICOLE - ICHTYOTOXIN, INSECTISIDE 4. NEURON CEL DAMAGE - AMINOGLYCOSIDE, POISON OF THE SNAKE, FROG POISON, INSECTISIDE. EFFECT AND ACTION OF POISON 5. 6. 7. 8. 9. TERATOGENIC EFFECT MAIN DRUGS EFFECT TO BE MORE WRONG IN DRUG APPLICATION HYPERSENSITIF REACTION ENZYM DAMAGE - INSECTISIDE, METAL POISON PATOLOGIC MOLECULAR CHANGE 1. 2. 3. 4. Congestive Degeneration Necrosis Apoptosis PENANGANAN KERACUNAN : PRINSIP : HENTIKAN KONTAK RACUN PENDERITA • RACUN KONTAK (ASAM/BASA KUAT) KULIT / MUKOSA CUCI AIR BERSIH • RACUN GAS UDARA SEGAR (OXIGEN) • RACUN LAMBUNG TERGANTUNG KEJADIAN BELUM TERABSORBSI DIRANGSANG VOMIT (OBAT EMETIKA): APOMORFIN : 0,1-0,3 mg/kgbb/sc STUPOR RACUN KOROSIF EMETIKA KONTRAINDIKASI RACUN TERABSORBSI • BILA TIDAK BERHASIL CEGAH ABSORBSI RACUN : * SUSU + KAOLIN * ADSORBEN (NORIT + AKTIVATED CARCOAL) PENANGANAN KERACUNAN : • BILA TIDAK BERHASIL CEGAH ABSORBSI RACUN : * SUSU + KAOLIN * ADSORBEN (NORIT + AKTIVATED CARCOAL) • TELAH TERABSORBSI ANTAGONIS SPESIFIK - INSEKTISIDA ORGANOFOSFAT, CARBAMAT ATROPIN SULFAT - ARSEN, MERKURI, TIMAH HITAM,CHROMAT DIMERCAPROL (BAL) - CUPRUM, MERKURI PENICILINAMIN - MORFIN NALOXON - BISA ULAR ANTIVENIN KETENTUAN UJI TOKSISITAS AKUT : • Menggunakan dosis tunggal, atau berulang tidak lebih dari 24 jam • Route bahan uji : 2 route, sesuai yang disarankan, salah satunya diberi Intravena (bila memungkinkan) untuk mengetahui keamanan efek sistemik obat. • Penentuan LD50 yakni dosis yang menyebabkan kematian 50% hewan percobaan untuk dibadingkan dengan obat lain. • Penentuan dosis maksimum yang tidak menyebabkan kematian. • Pengamatan dilakukan dalam waktu 14 hari, • Semua hewan coba di korbankan pengamatan makroskopis dan mikroskpis thd. organ vital. Pelaksanaan Uji Toksisitas Akut : • • Hewan coba : Dua spesies mamalia, termasuk non rodent (bila memungkinkan) jantan & betina. • Dosis : maksimum yang tidak mematikan. • • • • • Pengamatan dilakukan dalam 24 jam Hewan coba separo dikorbankan di amati perubahan2 makroskopis dan mikroskopis Separo hewan coba lain di amati setiap hari selama 14 hari terhadap : Perub. BB dan Perubahan makroskopis. Setelah hari ke 14 semua hewan coba dikorbankan di amati perub.Makroskopis dan mikroskopis pada jantung, paru2, hati, ginjal, limpa dan jaringan lainya. Dibuat kurva dosis – respon. PENENTUAN LD50 LD50 = Anti log ( log A + (B x log C) Keterangan : A = Dosis dibawah 50% B = Jarak Proporsional yakni : 50% kematian-% kematian dibawahnya % kematian diatas 50% - % dibawah 50% C = Penambahan Dosis yakni : Dosis diatas LD50% Dosis dibawah LD50% Pengujian Toksisitas Berulang (Sub akut dan kronis) : Tujuan : Menentukan toksisitas kumulatif dan perubahan fisiologis dan patologis hewan coba. Hewan coba : minimal 2 spesies hewan berbeda Dose : maximal effect tidak mematikan. Cara pemberian : seperti dipakai di klinik. Lama pengujian : Untuk pemakaian klinik 1-3 hari lama pengujian 14 hari. Untuk pemakaian klinik 7 hari lama pengujian 28 hari. Untuk pemakaian klinik 4 minggu lama pengujian 90 hari. Untuk pemakaian 1 bulan lama pengujian 6 bulan. Uji Karsinogenik : 1. Untuk obat-obat yang digunakan jangka lama atau terapi penyakit kronis. 2. Zat kimia yang potensial menimbulkan karsinogenik. Dosis yang dipakai : Dosis tinggi (100x dosis terapi) Lama Uji : pada tikus 24 bulan pada mencit 18 bulan. Uji Karsinogenik : FDA per kelompok minimal 25 ekor per jenis kelamin, dan harus hidup sampai akhir percobaan. Kematian tak lebih 50% bukan karena kanker. Dosis yang dipakai adalah dosis tertinggi yang tidak menyebabkan kematian. Evaluasi : adanya Neoplasma dibandingkan kontrol. Uji Toksisitas pada Reproduksi Pengamatan uji meliputi pengaruh pada : 1. Gametogenesis 2. Embriogenesis 3. Implantasi 4. Organogenesis 5. Pertumbuhan fetus 6. Kelahiran PEMBAHASAN TOXICOLOGI : 1. TOXICOLOGI OBAT-OBATAN 2. TOXICOLOGI PESTISIDA 3. TOXICOLOGI LINGKUNGAN 4. TOXICOLOGI HEWAN BERACUN 5. TOXICOLOGI TANAMAN BERACUN 6. TOXICOLOGI LOGAM BERAT