BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu proses pengambilan keputusan dan dukungan sosial. Dalam proses pengambilan keputusan, penulis mengambil definisi operasional dari enam proses pengambilan keputusan menurut Bazerman (2002), karena dengan proses ini akan memunculkan suatu keyakinan sementara untuk membuat keputusan dalam individu untuk memilih jurusan sebelum menjalani perkuliahan, enam proses itu adalah (a) mendefinisikan masalah (define the problem), individu mengetahui masalah yang dihadapi saat kelas XII yaitu mulai mencari jurusan untuk melanjutkan studi; (b) identifikasi kriteria (identify the criteria), individu membuat kriteria yang dibutuhkan sebelum memilih jurusan; (c) menimbang kriteria (weight the criteria), setelah membuat kriteria, individu perlu menimbang kriteria yang sangat dibutuhkan dalam memilih jurusan; (d) membuat alternatif (generate alternatives), setelah memilih kriteria yang dibutuhkan, individu mulai mencari jurusan dan pilihan alternatif sesuai dengan kriteria yang telah dibuat; (e) memberi nilai pada setiap alternatif dan kriteria (rate each alternative on each criterion), individu menilai alternatif dan kriteria jurusan yang telah dibuat secara rasional, sehingga individu juga mengetahui konsekuensi dari setiap pilihan jurusan yang ada; (f) menghitung keputusan yang optimal (compute the optimal decision) individu perlu menghitung dari nilai yang diberikan pada setiap alternatif dan kriteria. Setelah individu menghitung kriteria jurusan yang 25 26 diinginkan dan alternatif jurusan yang telah dipilih. Pada akhirnya individu dapat memilih jurusan sesuai dengan penghitungan yang tertinggi dan membuat keputusan yang optimal. Hasil kuesioner ini akan di skor total dari keenam proses dan menghasilkan menjadi tiga bagian. Pertama, apabila hasil proses menunjukan angka yang cenderung tinggi maka dalam proses pengambilan keputusan, individu telah menjalani proses pengambilan keputusan dengan baik. Kedua, apabila hasil proses menunjukkan sedang, maka dalam proses pengambilan keputusan, individu dalam menjalani proses seperti pada umumnya. Ketiga, apabila hasil proses menunjukkan cenderung rendah maka dalam proses pengambilan keputusan, individu dalam menjalani penuh dengan tarik ulur dalam proses. Dari dukungan sosial dengan definisi operasional yang menggunakan lima bentuk dukungan sosial menurut Winemiller (dalam Noller, Feeny, dan Peterson, 2007) karena setiap individu akan merasakan kelima bentuk dukungan sosial ini, maka dari itu bentuk dukungan sosial ini dapat menjadi pengukuran untuk mendapatkan besaran dukungan sosial yang didapat, kelima bentuk dukungan sosial itu adalah (a) dukungan emosional, berbentuk rasa perhatian, kepedulian empati, memberikan semangat dan rasa percaya kepada individu sehingga individu merasa nyaman; (b) dukungan penghargaan, berbentuk pengungkapan positif terhadap ideide dari individu; (c) dukungan instrumental, berbentuk bantuan barang, jasa dan finansial; (d) dukungan informatif, berbentuk saran, nasihat, petunjuk, dan umpan balik untuk individu dalam memecahkan masalah; (e) dukungan jaringan sosial, berbentuk rasa individu yang masuk dalam anggota suatu kelompok yang saling berbagi minat, bisa juga disebut dukungan persahabatan. 27 Dukungan sosial ini akan dilihat dari kelima bentuk dukungan sosial. Hasil kuesioner ini akan ditotal skor dari kelima dimensi dukungan sosial, hasil ini akan terbagi menjadi tiga bagian. Pertama, apabila hasil yang didapat dukungan sosial tinggi, maka individu tersebut sering mendapat dukungan dari orang-orang disekitarnya. Kedua, apabila hasil yang didapat dukungan sosial sedang, maka individu tersebut cukup atau mendapat dukungan dari orang sekitarnya secara umum. Ketiga apabila hasil yang didapat dukungan sosial rendah, maka individu tersebut kurang mendapat dukungan dari orang-orang disekitarnya. 3.1.2 Hipotesis Menurut Kerlinger dan Lee (dalam Seniati, Yulianto, dan Setiadi 2011) hipotesis merupakan pernyataan mengenai dugaan hubungan antara dua atau lebih variabel. Dalam hipotesis ini terdapat dua format, menurut Seniati, Yulianto, dan Setiadi (2011) yaitu hipotesis alternaif (Ha) merupakan hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antar variabel dan hipotesis nol (Ho) merupakan hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan antar variabel. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: Ho – tidak ada hubungan antara dukungan sosial dan proses pengambilan keputusan murid kelas XII di Jakarta Timur dalam memilih jurusan. Ha – terdapat hubungan antara dukungan sosial dan proses pengambilan keputusan murid kelas XII di Jakarta Timur dalam memilih jurusan. 28 3.2 Subjek Penelitian dan Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini membutuhkan partisipan dengan karakteristik sebagai berikut: a. Murid SMA kelas XII yang bersekolah di daerah Jakarta Timur karena menurut data sekolah di Jakarta yang penulis cari, Jakarta Timur merupakan sekolah SMA terbanyak dengan jumlah 137 sekolah yang terdiri dari 98 sekolah swasta dan 39 sekolah negeri b. Tidak ada perbedaan mengenai jurusan IPA, IPS, dan bahasa, karena murid-murid sudah memikirkan jurusan perkuliahan yang akan dipilihnya. c. Sudah memiliki minimal satu jurusan yang akan dipilihnya, sebagai kontrol bahwa responden sudah menjalani proses pengambilan keputusan. 3.2.2 Teknik Sampling Dalam mengambil sampel penulis menggunakan teknik purposive random sampling. Menurut Cozby (2005), yang berarti memilih subjek didasarkan pada karakteristik tertentu yang berkaitan dengan penelitian. 3.3 Desain Penelitian Menurut Seniati, Yulianto, dan Setiadi (2011) desain penelitian penting dilakukan karena digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif non-eksperimental. Menurut Seniati, Yulianto, dan Setiadi (2011) 29 penelitian kuantitatif non-eksperimental adalah tidak adanya manipulasi dalam variabel dan pengukurannya dilakukan secara bersamaan. 3.3.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis pakai adalah menyebarkan kuesioner kepada siswa kelas XII di Jakarta Timur, kuesioner ini akan seperti pernyataan mengenai dirinya, jadi subjek dapat memilih pernyataan sesuai dengan dirinya. Dalam kuesioner ini terbagi menjadi tiga bagian, pertama, berisi kesediaan subjek untuk mengisi kuesioner atau yang disebut dengan inform consent, kedua, berisi identitas yang terdiri dari usia, jenis kelamin, sekolah dan rencana jurusan yang akan diambil, dan ketiga, berisi pernyataan-pernyataan yang harus diisi oleh subjek terkait dukungan sosial dan keyakinan. Dalam kuesioner ini penulis memakai skala likert yang berarti subjek dapat memilih secara bebas yang sesuai dengan dirinya maupun yang tidak sesuai dengan dirinya. Dalam skala likert ini individu dapat memilih pilihan dari keempat yang ada yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). 3.3.2 Teknik Pengolahan Data Dalam teknik pengolahan data, penulis menggunakan program software SPSS versi 20, guna untuk mengetahui reliabilitas, validitas serta hal-hal yang yang penting yang dibutuhkan untuk hasil penelitian. Teknik yang penulis gunakan dalam program SPSS adalah pearson product moment untuk menguji validitas antar kedua variabel yang dapat mengukur konsistensi dan melihat alat ukur yang digunakan dapat dipakai atau tidak, alpha 30 cronbach untuk menguji reliabilitas yang dapat mengukur kekonsistenan alat ukur yang dapat dipakai berulang kali dan untuk menguji hipotesa yang terkait dengan hubungan, penulis menggunakan pengukuran spearman yang digunakan untuk menguji hipotesa, karena persebaran data penulis tidak normal, data dapat dilihat pada bab 4 . 3.4 Alat Ukur Penelitian 3.4.1 Alat Ukur Pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala likert yang berarti subjek dapat memilih secara bebas yang sesuai dengan dirinya maupun yang tidak sesuai dengan dirinya. Terdapat pilihan dalam skala likert yang dapat dipilih oleh individu, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Tabel 3.1 Skoring Dengan Menggunakan Skala Likert Arah Pernyataan Sangat Setuju Setuju (S) Tidak Setuju Sangat Tidak (TS) Setuju (STS) (SS) Positif 4 3 2 1 Negatif 1 2 3 4 Dari kuesioner dukungan sosial, penulis menggunakan lima bentuk dukungan sosial yang dikemukakan oleh Winemiller (dalam Noller, Feeny, dan Peterson, 2007), item yang didapat untuk dukungan sosial sebanyak 27 item, lalu melalui uji validitas dan terdapat 2 item gugur, sehingga total yang digunakan untuk dukungan sosial sebanyak 25 item. 31 Dari kuesioner proses pengambilan keputusan, penulis menggunakan enam langkah yang dikemukakan oleh Bazerman (2002), item yang didapat untuk proses pengambilan keputusan sebanyak 30 item, lalu melalui uji validitas dan terdapat 4 item gugur, sehingga total yang digunakan untuk proses pengambilan sosial sebanyak 26 item. 3.4.2 Validitas Validitas merupakan suatu hal yang penting untuk melihat alat ukur dapat digunakan atau tidak. Menurut Seniati, Yulianto, dan Setiadi (2011) validitas dibagi menjadi dua yang salah satunya adalah validitas alat ukur, maksudnya adalah validitas yang berkaitan dengan seberapa besar suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Namun adanya standar yang ditetapkan agar validitas dapat diterima menurut Arikunto (2006) validitas yang dapat diterima minimal 0.2 keatas, dibawah 0.2 item akan gugur dianggap tidak valid. Dalam uji validitas ini, penulis menggunakan face validity dengan orang yang ahli dibidangnya agar dalam kuesioner satu persepsi dengan subjek, lalu menggunakan validitas konstruk, karena untuk melihat item-item yang disajikan dalam kuesioner dapat mewakili variabel atau tidak. Untuk pengujian statistika penulis menggunakan pearson product moment, Menurut Sugiyono (2012) menggunakan pearson product moment sebagai uji validitas dapat mengukur hubungan antar kedua variabel dan dapat mengukur konsistensi dari hubungan antar variabel dengan menggunakan skala likert. Penggunaan pearson product moment akan digunakan dengan program SPSS versi 20. 32 Berikut ini merupakan hasil uji validitas dari dukungan sosial yang pada awalnya 27 item, terdapat 2 item gugur yaitu nomer 2 dan 6 sehingga terdapat 25 item yang valid Tabel 3.2 Validitas Dukungan Sosial Pernyataan Pearson correlation Sig. (2-tailed) Keterangan DS 1 0.390 0.000 Valid DS 2 0.189 0.004 Tidak valid DS 3 0.366 0.000 Valid DS 4 0.317 0.000 Valid DS 5 0.366 0.000 Valid DS 6 0.157 0.017 Tidak valid DS 7 0.340 0.000 Valid DS 8 0.284 0.000 Valid DS 9 0.470 0.000 Valid DS 10 0.336 0.000 Valid DS 11 0.414 0.000 Valid DS 12 0.421 0.000 Valid DS 13 0.308 0.000 Valid DS 14 0.327 0.000 Valid DS 15 0.310 0.000 Valid DS 16 0.349 0.000 Valid DS 17 0.392 0.000 Valid DS 18 0.359 0.000 Valid DS 19 0.371 0.000 Valid DS 20 0.329 0.000 Valid DS 21 0.424 0.000 Valid DS 22 0.479 0.000 Valid DS 23 0.355 0.000 Valid DS 24 0.266 0.000 Valid DS 25 0.326 0.000 Valid 33 DS 26 0.275 0.000 Valid DS 27 0.347 0.000 Valid Dari proses pengambilan keputusan yang memiliki 30 item, setelah diuji validitasnya, terdapat 4 item yang digugurkan yaitu item 6, 20, 28, dan 29, jadi dalam proses pengambilan keputusan terdapat 26 item yang valid. Hasil ini dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.3 Validitas Proses Pengambilan Keputusan Pernyataan Sig. (2-tailed) Keterangan PPK 1 Pearson correlation 0.213 0.001 Valid PPK 2 0.337 0.000 Valid PPK 3 0.291 0.000 Valid PPK 4 0.356 0.000 Valid PPK 5 0.342 0.000 Valid PPK 6 -0.087 0.184 Tidak Valid PPK 7 0.282 0.000 Valid PPK 8 0.318 0.000 Valid PPK 9 0.380 0.000 Valid PPK 10 0.402 0.000 Valid PPK 11 0.393 0.000 Valid PPK 12 0.313 0.000 Valid PPK 13 0.327 0.000 Valid PPK 14 0.340 0.000 Valid PPK 15 0.304 0.000 Valid PPK 16 0.262 0.000 Valid PPK 17 0.307 0.000 Valid PPK 18 0.423 0.000 Valid PPK 19 0.362 0.000 Valid PPK 20 0.107 0.103 Tidak Valid 34 PPK 21 0.306 0.000 Valid PPK 22 0.360 0.000 Valid PPK 23 0.260 0.000 Valid PPK 24 0.273 0.000 Valid PPK 25 0.281 0.000 Valid PPK 26 0.426 0.000 Valid PPK 27 0.229 0.000 Valid PPK 28 0.087 0.189 Tidak Valid PPK 29 0.055 0.405 Tidak Valid PPK 30 0.380 0.000 Valid 3.4.3 Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu pengukuran untuk melihat kekonsistenan dari alat tes yang diukur. Alat tes yang dapat digunakan berulang kali dalam waktu yang berbeda. Semaking tinggi reliabilitas semakin bebas dari error, semakin rendah reliabilitas semakin banyak error. Reliabilitas memiliki nilai indeks tertinggi yaitu 1.00 yang berarti tidak ada error dalam alat tes tersebut, namun hal ini mustahil terjadi karena setiap alat tes memiliki error, maka dari itu alat tes hanya dapat mendekati angka indeks tertinggi 1.00, karena itu agar reliabilitas tidak terlalu rendah adanya standar yang menetapkan bahwa reliabilitas dapat diterima menurut menurut Ghozali, (2004) reliabilitas yang dapat diterima adalah harus lebih besar dari 0.7, namun reliabilitas 0.6 masih dapat diterima untuk suatu alat ukur. Metode yang penulis gunakan dalam menguji reliabilitas alat tes ini menggunakan alpha cronbach. Penulis menggunakan metode ini karena menurut Gravetter dan Wallnau (2007) penggunaan alpha cronbach dapat melihat internal consistency dari alat tes dan biasanya metode ini digunakan pada kuesioner dengan 35 pilihan ganda atau dengan skala likert yang penulis gunakan. Dengan menggunakan metode ini reliabilitas alat tes ini dapat terlihat sehingga apabila alat tes ini reliabel dapat digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan oleh peneliti lain. Penghitungan uji reliabilitas ini menggunakan program SPSS versi 20. Dalam uji reliabilitas dukungan sosial yang terdiri dari 25 item, reliabilitas yang didapat adalah 0.713, seperti yang pada tabel berikut ini Tabel 3.4 Reliabilitas Dukungan Sosial Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's N of Alpha Alpha Based Items on Standardized Items .713 .718 25 Dalam uji reliabilitas proses pengambilan keputusan yang terdiri dari 26 item, reliabilitas yang didapat adalah 0.700 Tabel 3.5 Reliabilitas Proses Pengambilan Keputusan Reliability Statistics Cronbach's Cronbach's N of Alpha Alpha Based Items on Standardized Items .700 .701 26 36 3.5 Prosedur 3.5.1 Persiapan Penelitian Pada tahap ini penulis mempersiapkan alat tes dari proses pengambilan keputusan dari Bazerman (2002) yaitu, (a) mendefinisikan masalah (define the problem), (b) identifikasi kriteria (identify the criteria), (c) menimbang kriteria (weight the criteria), (d) membuat alternatif (generate alternatives), (e) memberi nilai pada setiap alternatif dan kriteria (rate each alternative on each criterion), (f) menghitung keputusan yang optimal (compute the optimal decision). Selain dari proses pengambilan keputusan, terdapat juga alat tes dari dukungan sosial dengan ke lima bentuk dukungan sosial dari Winemiller (dalam Noller, Feeny, dan Peterson, 2007) yaitu (a) dukungan emosional, (b) dukungan penghargaan, (c) dukungan instrumental, (d) dukungan informatif, (e) dukungan jaringan sosial. Dalam pembuatan alat tes ini, penulis membutuhkan expert judgment yaitu seorang yang ahli dibidangnya, agar bahasa yang digunakan dalam alat tes dapat satu persepsi dengan dengan subjek penelitian. 3.5.2 Pelaksanaan Penelitian Dalam tahap ini penulis meminta bantuan kepada seluruh teman penulis yang bersekolah di daerah Jakarta Timur untuk membantu menyebarkan kuesioner, dengan karakteristik yang telah penulis tentukan, penulis menyebarkan dengan bertemu langsung dengan responden atau menggunakan fasilitas internet dengan mengirimkan kuesioner menggunakan email. Pada saat mengisi kuesioner, responden harus mengisi data diri dengan lengkap dan mengisi kesediaan untuk 37 mengisi kuesioner atau yang disebut dengan inform consent, setelah itu barulah responden dapat mengisi kuesioner. 3.5.3 Teknik Pengolahan Data Dalam teknik pengolahan data, penulis menggunakan program software SPSS versi 20, guna untuk mengetahui reliabilitas, validitas dan menguji hipotesa serta hal-hal yang yang penting yang dibutuhkan untuk hasil penelitian. Teknik yang penulis gunakan dalam program SPSS adalah Pearson product moment untuk menguji validitas antar kedua variabel yang dapat mengukur konsistensi dan melihat alat ukur yang digunakan dapat dipakai atau tidak, alpha cronbach untuk menguji reliabilitas, yang dapat mengukur kekonsistenan alat ukur yang dapat dipakai berulang kali dan menggunakan Spearman untuk korelasi karena persebaran data tidak normal berdasarkan data di bab 4.