A. PERILAKU MENYIMPANG 1. Pengertian Perilaku Menyimpang Beberapa ahli memberikan definisi yang berbeda-beda tentang pengertian perilaku menyimpang. Menurut Robert MZ Lawang penyimpangan merupakan tindakan yang menyimpang dari normanorma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang tersebut. Adapun Van der Zanden berpendapat bahwa penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi. Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi, sedangkan orang yang melakukan penyimpangan disebut devian. Adapun kebalikannya dari perilaku menyimpang disebut dengan konformitas, yakni bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompoknya. 2. Bentuk-bentuk Penyimpangan Sosial Jika kalian mengamati pola kehidupan masyarakat, khususnya para tetangga di lingkungan tempat tinggal kalian, pastilah akan menjumpai orang-orang tertentu yang dianggap baik perilakunya dan ada pula yang dianggap tidak baik. Pemahaman baik dan tidak baik tersebut selalu dikaitkan dengan ukuran yang dipakai sebagai bentuk pedoman perilaku masyarakat setempat. Misalnya seorang warga yang tidak pernah mau menghadiri undangan pertemuan warga tanpa alasan apa pun dianggap sebagai bentuk perilaku yang tidak baik. Demikian halnya seorang remaja yang selalu pulang ke rumah lewat tengah malam tanpa kegiatan yang pasti, merupakan bentuk perilaku yang tidak baik pula. Bentuk-bentuk perilaku yang dianggap tidak baik oleh masyarakat merupakan pencerminan perilaku yang menyimpang dan merupakan bentuk penyimpangan sosial. Adapun secara umum bentuk-bentuk penyimpangan sosial dapat dibedakan: a. Penyimpangan primer Penyimpangan primer adalah penyimpangan sosial yang bersifat temporer atau sementara dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang. Adapun ciri-ciri penyimpangan primer adalah: 1) Bersifat sementara. 2) Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang. 3) Masyarakat masih mentolerir/menerima. Contoh penyimpangan primer adalah siswa tidak mengenakan seragam lengkap saat upacara, siswa tidak mengerjakan tugas, dan sebagainya. b. Penyimpangan sekunder Penyimpangan sekunder adalah perbuatan yang dilakukan secara khas memerlihatkan perilaku menyimpang dan secara umum dikenal sebagai orang yang menyimpang, karena sering melakukan tindakan yang meresahkan orang lain. Adapun ciri-ciri penyimpangan sekunder adalah: 1) Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang. 2) Masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku tersebut. Contoh penyimpangan sekunder adalah semua bentuk tindakan kriminalitas, seperti curanmor, perampokan, pembunuhan, dan sebagainya. dan sebagainya. c. Penyimpangan kelompok Penyimpangan kelompok merupakan penyimpangan yang dilakukan secara kolektif dengan cara melakukan kegiatan yang menyimpang dari norma masyarakat yang berlaku. Misalnya komplotan perampok. d. Penyimpangan individu: Penyimpangan individu merupakan bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang dengan melakukan tindakantindakan yang tidak sesuai norma-norma yang telah mapan dan nyata-nyata menolak norma tersebut. Misalnya pencurian yang dilakukan seorang diri. dan sebagainya. b. Penyimpangan sekunder Penyimpangan sekunder adalah perbuatan yang dilakukan secara khas memerlihatkan perilaku menyimpang dan secara umum dikenal sebagai orang yang menyimpang, karena sering melakukan tindakan yang meresahkan orang lain. Adapun ciri-ciri penyimpangan sekunder adalah: 1) Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang. 2) Masyarakat tidak bisa mentolerir perilaku tersebut. Contoh penyimpangan sekunder adalah semua bentuk tindakan kriminalitas, seperti curanmor, perampokan, pembunuhan, dan sebagainya. c. Penyimpangan kelompok Penyimpangan kelompok merupakan penyimpangan yang dilakukan secara kolektif dengan cara melakukan kegiatan yang menyimpang dari norma masyarakat yang berlaku. Misalnya komplotan perampok. d. Penyimpangan individu: Penyimpangan individu merupakan bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang dengan melakukan tindakantindakan yang tidak sesuai norma-norma yang telah mapan dan nyata-nyata menolak norma tersebut. Misalnya pencurian yang dilakukan seorang diri. Sifat-sifat Penyimpangan Di dalam kehidupan masyarakat ada banyak bentuk penyimngan sosial yang menurut sifatnya, perilaku menyimpang edakan menjadi dua: Penyimpangan positif, adalah bentuk penyimpangan yang mempunyai dampak positif karena mengandung unsur inovatif, kreatif, dan memperkaya alternatif. Penyimpangan positif merupakan penyimpangan yang terarah pada nilai-nilai sosial yang didambakan meskipun cara yang dilakukan nampak menyimpang dari norma yang berlaku. Misalnya seorang ibu terpaksa menjadi penarik becak demi menghidupi keluarganya. Penyimpangan negatif, merupakan bentuk penyimpangan yang cenderung bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk. Misalnya tindakan kejahatan/kriminal. 4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Terbentuknya Perilaku Menyimpang Sebab-sebab terbentuknya perilaku menyimpang antara lain: a. Keluarga yang broken home Retaknya hubungan keluarga menyebabkan anggota keluarga mencari kesenangan di luar rumah karena kebutuhan baik jasmani maupun rohaninya tidak bisa terpenuhi dalam keluarga. Misalnya kenakalan remaja yang disebabkan rumah tangga orang tua yang tidak harmonis. b. Pelampiasan rasa kecewa Seseorang yang mengalami kekecewaan sering melampiaskan kekecewaannya dengan melakukan hal-hal yang menyimpang, misalnya melampiaskan ke narkoba, berjudi, dan sebagainya. c. Keinginan untuk dipuji Kehidupan masyarakat modern cenderung menonjolkan penampilan fisik sebagai ukuran keberhasilan seseorang. Banyak orang ingin berpenampilan mewah, akan tetapi tanpa didukung kemauan bekerja keras. Oleh karena itulah banyak orang sering memilih jalan pintas dengan melakukan tindak kriminal untuk memperoleh kekayaan secara cepat demi memenuhi tuntutan penampilannya. Misalnya pejabat melakukan korupsi untuk meningkatkan pendapatannya, seseorang melakukan pencurian atau pun perampokan untuk memperoleh kekayaan. d. Proses belajar yang menyimpang Orang yang sering berinteraksi dengan pelaku penyimpangan sosial akan mudah terpengaruh ikut melakukan penyimpangan sosial. Misalnya seorang yang menjadi pengguna narkoba karena terpengaruh dalam pergaulannya dengan pecandu narkoba. e. Dorongan kebutuhan ekonomi Karena terdesak masalah ekonomi, seseorang bisa melakukan kejahatan. Misalnya merampok dengan dalih memerlukan uang untuk biaya hidup, menjadi PSK karena didesak kebutuhan ekonomi, dan sebagainya. f. Pengaruh lingkungan dan media massa Banyak orang melakukan tindakan menyimpang karena meniru apa yang ia lihat di media massa. Misalnya melakukan tindakan asusila karena pengaruh tontonan VCD porno. g. Ketidaksanggupan menyerap norma budaya Seseorang yang menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna menyebabkan ia tidak sanggup menjalankan perannya sesuai dengan perilaku yang diharapkan oleh masyarakat. Misalnya anak dari keluarga broken home yang tumbuh menjadi anak nakal. h. Adanya ikatan sosial yang berlainan Seseorang yang bermasyarakat dengan kelompok-kelompok akan cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok yang paling ia hargai dan akan lebih senang bergaul dengan kelompoknya saja daripada dengan kelompok lainnya.Jika kelompok yang ia ikuti ternyata menyimpang, maka ia pun akan menjadi pelaku penyimpangan sosial. i. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan menyimpang Nilai subkebudayaan menyimpang adalah kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma budaya yang umum. Misalnya dalam lingkungan kelompok penjudi, berjudi dianggap sebagai hal yang wajar. j. Akibat kegagalan dalam proses sosialisasi Proses sosialisasi dikatakan tidak berhasil apabila individu tersebut tidak mampu mendalami norma-norma masyarakat. Misalnya jika keluarga tidak berhasil mendidik para anggotanya, maka yang terjadi adalah penyimpangan perilaku. k . Sikap mental yang tidak sehat Adanya sikap mental yang tidak sehat menyebabkan pelaku menyimpang tidak merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan. Misalnya yang dialami oleh orang yang menjadi PSK. b. Kelompok bermain Kelompok bermain dapat memengaruhi terbentukny kepribadian seseorang. Pergaulan dengan anak yang suka mem bolos dan membuat keonaran akan berpengaruh terhadap tema lainnya. c. Media massa Media massa merupakan media sosialisasi yang dap memengaruhi kepribadian seseorang. Banyak pelaku menyimpan yang disebabkan karena pengaruh media massa, baik dari bacaa maupun dari tayangan media elektronik. d. Lingkungan tempat tinggal Seorang individu yang tinggal di lingkungan kumuh denga berbagai bentuk perilaku menyimpang ada dan terjadi di sekitarny menyebabkan ia akan tumbuh menjadi orang yang berkepribadia menyimpang. B. UPAYA PENCEGAHAN PENYIMPANGAN SOSIAL Ada pepatah yang mengatakan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Demikian halnya dalam menghadapi begitu banyaknya kasus penyimpangan sosial yang terjadi di tengah masyarakat, perlu adanya upaya pencegahan semenjak dini. Kenyataan menunjukkan bahwa tindakan represif petugas penertiban kepada para pelaku penyimpangan sosial yang meresahkan masyarakat ternyata tidak membuat para pelaku penyimpangan sosial jera. Ibaratnya patah tumbuh hilang berganti, satu diberantas yang lainnya bermunculan. 1. Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial dalam Keluarga Keluarga merupakan tempat awal seseorang menyerap nilainlai dan norma-norma sosial. Melalui keluargalah kepribadian seseorang terbentuk. Segala bentuk perilaku yang dilakukan seseorang erat kaitannya dengan sikap mental kepribadiannya. Keluarga sebagai peletak dasar terbentuknya kepribadian seseorang sangat berperan besar dalam menciptakan suasana yang kondusif bagi usaha pencegahan terhadap segala bentuk perilaku menyimpang. Adapun bentuk-bentuk upaya pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga antara lain: a. Melalui penanaman nilai-nilai dan norma agama Setiap orang tua memiliki tanggung jawab moral untuk mendidik anak-anaknya sesuai dengan agama dan keyakinan yang ia anut. Oleh karena itu, orang tua memiliki kewajiban mengarahkan