HEPATOPROTEKTOR PULAN WIDYANATI 1106107214 TUGAS FITOTERAPI Dosen: Dr. Abdul Mun’im, Apt. ETIOLOGI Hati merupakan organ vital yang penting fungsi: sbg pusat metabolisme nutrisi spt karbohidrat, protein dan lipid dan eksresi metabolit Sbg metabolisme dan eksresi obat dan zat xenobiotik lainnya dr tubuh utk melindungi tubuh dari zat asing dengan cara detoksifikasi dan eliminasi Penyebab kerusakan sel liver berbagai zat, spt: Obat kemoterapi Karbon tetraklorida (CCl4) Tioasetamid (TAA) Penggunaan obat-obat Konsumsi alkohol yg berlebihan (Saleem, et al., 2010) Acute renal failure (gagal ginjal akut) – Terminologi yg digunakan adanya disfungsi sintetik hepatitis yg berhubungan dg koagulopati secara signifikan, biasanya waktu protrombin atau tingkat faktor V kurang 50% dari normal. Penyebab utama: obat & virus hepatitis. Acute viral hepatitis (viral hepatitis akut) - Bahan viral hepatitis akut diklasifikasikan atas 2 bagian: Enterically transmitted agents seperti virus Hepatitis A, virus Hepatitis E virus dan Bloodborne agents seperti virus Hepatitis B, virus Hepatitis D danvirus Hepatitis C. Chronic viral hepatitis (viral hepatitis kronik) – Adanya inflamasi persisten di hati selama 6 bulan atau lebih setelah pemaparan dan/atau deteksi inisial penyakit hati. Penyebab utama: infeksi virus. Drug induced hepatotoxicity (obat yang mengakibatkan hepatotoksisitas) – Hepatotoksisitas merupakan reaksi idiosinkratik pada penggunaan dosis terapetik utk pengobatan atau sbg konsekuensi dari toksisitas bahan intrinsik. Serum alanine dan aspartate aminotransferase dan lactate dehydrogenase dpt meningkatkan 10-100 kali kerusakan hepatoselular akut. Cirrhosis (sirosis) - Proses difusi karena fibrosis dan konversi hati normal. Perubahan struktur hati menyebabkan kerusakan fungsi hati yang ditunjukkan dg adanya jaundice (kuning), ascites, sindrom hepatorenal, hepatic encephalopathy, bakteri peritonitis spontan. Portal hypertension (hipertensi portal) – Adanya peningkatan tekanan darah vena portal dan fungsi aliran darah di vena portal dan resistensi hepatik dan portokolateral. (Sharma, et al., 2011) Obat Herbal utk Hepatoprotektor Paradigma penggunaan obat herbal untuk penyakit hati mensinergikan kekuatan sistem pengobatan tradisional dengan konsep modern berdasar evidence based, standardisasi dan uji klinik menggunakan randomized controlled placebo trial (RCT) mendukung manfaat secara klinis. Sekitar 160 phytoconstituents (zat aktif) dari 101 tumbuhan diklaim mempunyai aktivitas melindungi hati (Saleem, et al., 2010). Mekanisme hepatoprotektor obat herbal adanya berbagai / multipel efek Antioksidan Antiviral Antiinflamatori Antiprotozoa Meningkatkan sintesi protein dalam hepatosit atau menurunkan pembentukan leukotrien , prostaglandin dan TNFα oleh sel Kupffer. (Negi, et al., 2008) FORMULA I Komposisi: Ekstrak Phyllanthi herba 250 mg Ekstrak Curcuma domestica 50 mg Ekstrak Curcuma xanthorrhiza 30 mg Klaim: membantu memelihara kesehatan fungsi hati Dosis: 1-2 x sehari 1 kapsul Nama produk: Gramuno PT. Graha Farma, Solo TR031326651 Phyllanthus niruri L. (Meniran) Senyawa Kimia – Lignan, alkaloid dan bioflavonoid. Aktivitas antihepatoksisitas yaitu filantin dan hipofilantin (golongan lignan). Aktivitas biologis Efektif melawan infeksi hepatitis dan gangguan hati lainnya. Fraksi heksan ekstrak etanol potensial memp. aktivitas hepatoprotektor Efek melindungi hati terbukti dlm penelitian secara in vitro dan in vivo di tikus dan mencit. Uji klinik perlindungan hati dan memp. aksi detoksi pada penyakit hepatitis dan penyakit kuning (jaundice) untuk anak-anak Di India digunakan sbg obat tunggal untuk pengobatan peny kuning pd anak Penelitian di Inggris anak yg diobati dg ekstrak meniran utk hepatitis akut dapat memulihkan fungsi hati dlm 5 hari. Penelitian di Cina aksi perlindungan hati berefek pada hepatitis kronik dewasa filantin dan hipofilantin dpt melindungi hati terhadap CCl4 dan galaktosamin serta alkohol yang diinduksi pada hati tikus. Mekanisme Aksi Efek perlindungan hati ekstrak meniran yaitu adanya penangkapan aktivitas radikal bebas (free radical scavenging activity). Dapat mengatasi radikal superoksida dan hidroksi, menghambat peroksidasi lipid. Filantin dilaporkan sebagai antigenotoksik. Toksisitas dan Efek Samping Masih sedikit laporan jurnal yang membahas tentang toksisitas filantin dan hipofilantin. Tikus yang diberik esktrak air daun P. amarus menunjukkan efek toksik pada parameter hematologi dan biokimia serum. (Negi, et al., 2008) Kegunaan: Analgesik, antibakteri, antidiare, antifungal, antihiperkolesterol, antihiperglikemik, antihiperlipidemik, antipiretik, antispasmodik, antitumor, antiviral (Ross, 1999). Immunomodulator (Acuan Sediaan Herbal, 2007) Dosis: Sebagai dekokta: 15-30 g herba meniran dalam 250 mL air, diminum 2-3 kali per hari Dosis harian: 50 mg ekstrak meniran (Acuan Sediaan Herbal, 2007) Curcuma domestica Val. (Kunyit) Sinonim: Curcuma longa L. Nama umum: Turmeric Senyawa Kimia 3 komponen utama kurkuminoid kurkumin (60–80%), demetoksikurkumin (10–20%), dan bisdemetoksikurkumin. Aktivitas Biologi Ekstrak rimpang kunyit menunjukkan aktivitas melindungi hati yang diinduksi CCl4 pada penelitian in vivo dan in vitro. Kurkumin mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat baik. Dapat menghambat peroksidasi lipid d mikrosom, membran eritrosit dan homogenasi otak pada hati tikus. Aktivitas hepatoprotektor terhadap hati yang diinduksi alkohol dengan memonitor perubahan tingkat serum enzim aspartat transaminase (AST) dan alkalin fosfatase. Kurkumin juga menunjujkkan aktivitas antihepatotoksik pada hati tikus yg diinduksi parasetamol. Kurkimin rendah diabsorbsi di usus halus setelah pemberian oral. Pemberian oral kurkumin pada tikus menunjukkan hampir 75% dieksresikan di feses dan beberapa ditemukan di urin. Mekanisme Aksi Aktivitas hepatoprotektif kurkumin karena aktivitas antioksidannya. Kurkumin merupakan perlindungan potensial terhadap berbagai reaktif oksigen termasuk radikal superoksida anion, radikal hidroksi, radikal nitrogen dioksida, oksigen singlet, dll. Kurkumin menunjukkan aktivitas penghambatan yang potensial terhadap P450 pada hati tikus. Salah satu metabolit kurkumin yi tetrahidrokurkumin mempunyai efek perlindungan yg lebih baik dibandingkan dg silymarin, karena mengandung gugus hidoksil dan metoksil dari cincin fenil dan 1,3diketo. Aktivitas antioksidan meningkat ketika ada hidroksil fenolik pada orto di gugus metoksil. Berdasar hubungan ikatan menggunakan teori fungsi density / density function theory (DFT), dpt dimengerti bhw mekanisme antioksidan kurkumin dikarenakan abstraksi atom hidrogen dari gugus fenolik dan bukan dari gugus pusat metilen pada cincin heptadienon. Toksisitas dan Efek Samping Kunyit telah dikonsumsi di seluruh dunia dan tidak ada laporan toksisitas sejauh ini. Pada percobaan di tikus, kurkumin ditemukan berbahaya jika digunakan sampai dosis 2 g/kg walau tanpa ada kematian. Dosis tunggal akut 500 mg/kg BB tidak dapat menginduksi micronucleated polychromic erythrocytes tapi menyebabkan aberasi kromosomal yg lebih tinggi. (Negi, et al., 2008) Masalah perut dapat terjadi bila digunakan secara berlebihan atau melebihi dosis (Gruenwald, Brendler, & Janicke, 2004) Kegunaan Antioksidan, antikanker, mengatasi masalah saluran pencernaan, mengobati kolitis dan ulcer, mempunyai efek hipoglikemik, antihiperkolesterol (DerMarderosian & Beutler, 2008) Antiinflamasi, antiviral, antifungal, mencegah aterosklerosis, antimikroba, antihiperkolesterolemia, immunomodulator (Akram, et al., 2010) Dosis Dosis rata-rata 1,5-3 g. Bentuk serbuk digunakan 2-3 kali sehari setelah makan; bentuk teh (2-3 cangkir) digunakan di antara makan. Dosis tinktur 10-15 tetes 2-3 kali sehari. (Gruenwald, Brendler, & Janicke, 2004) Dosis tinggi: 3-6 g / hari (melindungi ulcer) (DerMarderosian & Beutler, 2008) Curcuma xanthorrhiza Roxb. (Temulawak) Nama umum: Java Turmeric Senyawa kimia: 9 sesquiterpenoids (α-curcumene, arturmerone, xanthorrhizol, germacrone, β-curcumene, β-sesquiphellandrene, curzerenone, α-turmerone, and β-turmerone) dan 3 curcuminoids (curcumin, mono-demethoxycurcumin, and bisdemethoxycurcumin) (Hwang & Rukayadi) Mekanisme aksi Kurkumin antioksidan merupakan perlindungan potensial terhadap berbagai reaktif oksigen termasuk radikal superoksida anion, radikal hidroksi, radikal nitrogen dioksida, oksigen singlet, dll. hepatoprotektor Xanthorrhizol antibakteri (Hwang & Rukayadi) C. xanthorrhiza digunakan sbg tonik di Indonesia dan obat kolerik di Eropa. Selain kurkuminoid, spesies ini mgdg bisabolen aktif, seperti α-curcumen (5), ar-turmerone (6) and xanthorrhizol (7) (Figure 2). Tiga komponene tersebut mempunyai akstivitas anti-kanker yg kuat terhadap Sarcoma 180 pada mencit. (Itokawa, Shi, Akiyama, MorrisNatschke, & Lee, 2008) Kegunaan Antikanker, antibakteri, immunomodulator, antiinflamasi, antimikroba, aktivitas estrogen (Itokawa, Shi, Akiyama, MorrisNatschke, & Lee, 2008; Kim, Kim, Shim, & Hwang, 2007) (Mangunwardoyo, Deasywaty, & Usia, 2012) (Anggakusuma, Yanti, Lee, & Hwang, 2009) RASIONALISASI FORMULA I No Komposisi Kand Kimia Mekanisme Hepatoprotektor Kegunaan 1. Ekstrak Phyllanthi herba Filantin, hipofilantin Antioksidan Antiviral 2. Ekstrak Curcuma domestica Kurkumin Antioksidan Antiinflamasi, antiviral 3. Ekstrak Curcuma xanthorrhiza Kurkumin, Xanthorhizol Antioksidan Antiinflamasi Antimikroba Kesimpulan: Formula tersebut rasional karena saling mendukung satu sama lain kegunaannya sebagai hepatoprotektor FORMULA II Komposisi: Ekstrak Cardui mariae fructus 100 mg Ekstrak Cynarae folium 50 mg Ekstrak Curcuma longa rhizoma 20 mg Klaim: membantu menjaga kesehatan fungsi hati Dosis: Hasil terbaik bila diminum setelah makan. Pencegahan: Dewasa; 1 kapsul 2-3x sehari. Anak-anak; menurut petunjuk dokter. Pengobatan: Dewasa; 2 kapsul 3x sehari, lama pengobatan minimal 4-8 minggu atau sampai teramati adanya perbaikan, bila sudah membaik dosis diturunkan mjd 1 kapsul 3x sehari Nama produk: Hepagard PT. Phapros Ekstrak Cardui mariae fructus Nama tanaman: Silybum marianum (L.) Gaertn. (Compositae) Nama umum: Milk thistle, Cardui mariae Senyawa Kimia Ekstrak aktif nya dsb silymarin, campuran dari flavanolignan, yi: silibinin (1), silydianin (2), and silychristine (3). Semua bagian tanaman digunakan utk pengobatan tapi biji mengandung silymarin tertinggi. Senyawa kimia yg paling berperan sbg hepatoprotektor adl silybin (silibinin), merupakan kandungan utama (60-70%) silymarin. Aktivitas Biologi Silibinin, kandungan utama campuran silymarin aktivitas antihepatotoksik thd Amanita phalloides, etanol, parasetamol (acetaminophen) dan karbon tetraklorida yg diinduksi pada hati. Efek hepatoprotektif pada viral hepatitis akut, alkohol yg berhubungan dg sirosis hati pada dosis 280-800 mg/hari. Penelitian farmakokinetik silymarin diabsorbsi ke dalam darah. Konsentrasi puncak plasma di dlm darah dicapai setelah 2 jam dan eliminasi t1/2 adl 6 jam. Sekitar 3-8% silymarin dieksresikan di urin, dpt ditemukan (20-40%) dlm bentuk konjugasi glukuronida dan sulfat dari kandung empedu Uji klinik tersamar ganda terapi silymarin pada viral hepatitis akut menurunkan komplikasi dan pemulihan cepat dengan meningkatkan imunitas dalam waktu singkat. Uji klinik yg sama juga dilakukan utk melihat efek antihepatotoksik silymarin thd penyakit hati karena alkohol secara signifikan ada perbaikan di berbagai parameter. Mekanisme Aksi Mekanisme aksi silymarin kurang dapat dimengerti. Beberapa laporan melaporkan bhw silyarin bekerja dg berbagai cara. Silymarin meningkatkan aktivitas superoksida dismutase dlm eritrosit dan limfosit, serta menunjukkan aktivitas antioksidan. Silymarin menstabilkan struktur membran hepatosit dan melalui resirkulasi enterohepatik. Meningkatkan regenerasi hati dg menstimulasi polimerase A nukleolar dan meningkatkan sintesis ribosom protein. Juga melindungi deplesi glutation pada kultur hepatosit manusia dan melindungi sel dan metotreksat dan etanol yg diinduksi scr in vitro. Silymarin juga ditemukan fungsinya secara spesifik pada berbagai transporter dan reseptor pada sel membran. Kesimpulan, mekanisme aksi hepaproteksi nya adl efek antioksidan mengatasi radikal bebas dan menghambat peroksidasi lipid. Toksisitas dan Efek Samping Silymarin mempunyai toksisitas lemah tanpa ada kematian atau tanda efek samping pada dosis oral 20 g/kg pada mencit dan 1 g/kg pada anjing. Infus IV, LD50 400 mg/kg pada mencit, 385 mg/kg pada tikus dan 140 mg/kg pada kelinci dan anjing. Meski silymarin termasuk aman, ada beberapa laporan gangguan pencernaan dan alergi kulit kemerahan. Data toksisitas akut, subakut dan akut silymarin sangat rendah. (Negi, et al.) Kegunaan: Antioksidan, antiinflamasi, antifibrosis, antikanker, menghambat lipid peroksidasi dan menstimulasi biosintesis protein. Dosis: Biji 12-15 g/hari utk hepatitis dan kondisi hati lainnya Efektif dosis pada uji klinik 420-600 mg/hari dlm bentuk ekstrak, tablet atau kapsul terstandardisasi mengandung 70% silymarin. (DerMarderosian & Beutler, 2008) Ekstrak Cynarae folium Nama tumbuhan Cynara scolymus L.; C. cardunculus L. (Asteraceae) Nama umum: Artichoke Senyawa Kimia Cynarin, asam kafeat Flavonoid: Luteolin Mekanisme Aksi Efek antioksidan artichoke pada hati telah banyak dilaporkan. Ekstrak artichoke diketahui efektif dalam regenerasi hati tikus. Mempunyai efek antioksidan dan melindungi secara potensial hepatosit tikus Toksisitas dan Efek samping Toksisitas akut: • Total ekstrak daun artichoke oral LD30 dan intraperitoneal LD10 pada tikus jantan (19% caffeoylquinic acids) >2000 mg/kg dan >1000 mg/kg BB. • Pada ekstrak murni (46% caffeoylquinic acids) oral LD40 dan intraperitoneal LD50 adl 2000 mg/kg dan 265 mg/kg Toksisitas subakut Ektrak hidroalkohol daun oral dan intraperitoneal median lethal doses adl 2,0 g/kg and 1,0 g/kg BB Toksisitas kronik Tikus yg diberi cynarin 400 mg/kg menunjukkan irrigative- perubahan degeneratif pada hati dan ginjal Efek samping Reaksi alergi, menurunkan nafsu makan, kembung, lemah Kegunaan Menurunkan lipid darah dan kolesterol, efek hepatobiliari yg mempengaruhi koleresis, antidispepsia dan efek pd saluran pencernaan, sindrom iritabel bowel, antioksidan, antimikroba, antidiabetes (Assessment Report on Cynara scolymus L., Folium, 2010). Dosis Ekstrak daun artichoke 1,5 g/hari untuk menurunkan serum kolesterol dan trigliserida pada penelitia survei post marketing. (DerMarderosian & Beutler, 2008) RASIONALISASI FORMULA II No Komposisi Kand Kimia Mekanisme Hepatoprotektor Kegunaan 1. Ekstrak Cardui mariae fructus Silibinin Antioksidan Antiinflamasi, menghambat lipid peroksidasi dan menstimulasi biosintesis protein 2. Ekstrak Cynarae folium Cynarin, Antihepatosit Asam Kafeat, Luteolin Antioksidan efek hepatobiliari yg mempengaruhi koleresis 3. Ekstrak Curcuma longa rhizoma Kurkumin Antiinflamasi, antiviral Antioksidan Kesimpulan: Formula tersebut rasional karena saling mendukung satu sama lain kegunaannya sebagai hepatoprotektor Daftar Acuan Acuan Sediaan Herbal. (2007). (1 ed. Vol. 3). Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Akram, M., shahab-uddin, Ahmed, A., Usmanghani, K., Hannan, A., Mohiuddin, E., et al. (2010). Curcuma longa and curcumin: a review article. Rom. J. Biol. – Plant Biol., 55(2), 65-70. Anggakusuma, A., Yanti, Y., Lee, M., & Hwang, J. K. (2009). Estrogenic activity of xanthorrhizol isolated from Curcuma xanthorrhiza Roxb. Biol. Pharm. Bull. , 32(11), 1892-1897. Assessment Report on Cynara scolymus L., Folium. (2010). London: European Medicines Agency. DerMarderosian, A., & Beutler, J. A. (Eds.). (2008). The Review of Natural Products: The Most Complete Source of Natural Product Information (5 ed.). Missouri: Wolters Kluwer Health. Gruenwald, J., Brendler, T., & Janicke, C. (2004). PDR for Herbal Medicine (3 ed.). New Jersey: Thomson PDR. Hwang, J. K., & Rukayadi, Y. Challenges and opportunities in applying temulawak (Curcuma xanthorrhiza roxb.) for industrial oral care products. 25-32. Itokawa, H., Shi, Q., Akiyama, T., Morris-Natschke, S. L., & Lee, K. H. (2008). Recent advances in the investigation of curcuminoids. Chinese Medicine 3(11), 113. Kim, A. J., Kim, Y. O., Shim, J. S., & Hwang, J. K. (2007). Immunostimulating activity of crude polysaccharide extract isolated from Curcuma xathorrhiza Roxb. Biosci. Biotechnol. Biochem., 71(6), 1428-1438. Mangunwardoyo, W., Deasywaty, D., & Usia, T. (2012). Antimicrobial and identification of active compound Curcuma xanthorrhiza roxb. IJBAS-IJENS 12(1), 69-78. Negi, A. S., Kumar, J. K., Luqman, S., Shanker, K., Gupta, M. M., & Khanuja, S. P. S. (2008). Recent advances in plant hepatoprotectives: a chemical and biological profile of some important leads. Inc. Med Res Rev, 28(5), 746-772. Ross, I. A. (1999). Medicinal Plants of the World: Chemical Constituents, Traditional and Modern Medicinal Uses. New Jersey: Humana Press. Saleem, T. S. M., Chetty, C. M., Ramkanth, S., Rajan, V. S. T., Kumar, K. M., & Gauthaman, K. (2010). Hepatoprotective herbs – a review. Int. J. Res. Pharm. Sci. , 1(1), 1-5. Sharma, A., Sharma, M. S., Mishra, A., Sharma, S., Kumar, B., & Bhandari, A. ( 2011). A review on thar plants used in liver diseases. IJRPC, 1(2), 224236. TERIMA KASIH