BAB II - Elib Unikom

advertisement
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Umum Perusahaan
Bahwa pegawai negeri sebagai aparatur negara, abdi negara dan abdi
masyarakat mempunyai potensi yang dapat menentukan kelancaran pelaksanaan
pembangunan nasional, oleh sebab itu perlu dibina dan dikembangkan tingkat
kesejahteraannya.
PT. Taspen (Persero) didirikan tanggal 17 april 1963 berdasarkan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 1963 dan telah beberapa kali mengalami
perubahan bentuk badan usahanya. Semula adalah Perusahaan Umum disingkat
dengan Perum, perkembangan tugas-tugas yang dibebankan kepada Taspen
semakin hari semakin bertambah berat. Oleh karena itu agar mempunyai
keleluasaan operasionalnya, Taspen melakukan peninjauan kembali bentuk badan
usahanya dan merubahnya dari Perum menjadi PT. (Persero), sehingga
sebutannya menjadi PT. Taspen (Persero). Perubahan bentuk tersebut adalah
sebagai pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 25 dan 26 Tahun 1981 dan
akte notaris Imas Fatimah, SH Nomor 3/1982, pendirian PT. Taspen (Persero)
ditetapkan sejak tanggal 4 Januari 1982.
Berdasarkan atas Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 bentuk
kesejahteraan yang diberikan kepada pegawai negeri adalah sebgai berikut:
Tabungan hari tua yang dikaitkan dengan usia pensiun dan asuransi kematian.
7
Pensiun.
Bentuk-bentuk kesejahteraan diatas merupakan pemberian kesejahteraan
diluar penghasilan pada masa aktif dan sangat diharapkan memeberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi pengawai negeri dan keluarga.
Agar program kesejahteraan pegawai negeri itu dapat berjalan dengan
sebaik-baiknya, maka Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1981 menetapkan
PT. Taspen (Persero) sebagai perusahaan negara (BUMN) penyelenggara program
kesejahteraan pegawai negeri.
Demikian pula halnya dengan PT. Taspen (Persero) Cabang Bandung yang
dibentuk berdasarkan surat keputusan Direktur PT. Taspen (Persero) tanggal 6
Febuari 1991 nomor: SK – 01/Dir/1991, yang melayani program Tabungan Hari
Tua dan Pensiun dengan wilayah kerja meliputi: Kabupaten/Kotamadya Bandung,
Kotip Cimahi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, dan Kabupaten
Sumedang.
2.2. Struktur Organisasi
Agar kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mencapai tujuan dapat
terkoordinasikan dengan baik, maka perlu kiranya dibentuk struktur organisasi.
Struktur organisasi yang dipergunakan oleh PT. Taspen (Persero) ditetapkan sejak
4 Januari 1982.
Jabatan tertinggi diduduki oleh Kepala cabang utama membawahi Kepala bidang
pelayanan, Kepala bidang keuangan, Kepala bidang personalia dan umum, system
informasi. Kepala bidang pelayanan membawahi Kepala seksi penetapan
8
karyawan, Kepala seksi data peserta dan pemasaran. Kepala bidang keuangan
membawahi Kepala seksi keuangan, Kepala seksi administrasi keuangan. Kepala
bidang personalia dan umum membawahi Kepala seksi personalia, Kepala seksi
umum.
2.3. Deskripsi Jabatan Organisasi
Untuk lebih jelasnya tugas-tugas yang dilaksanakan oleh tiap-tiap
jabatan menurut SK-Direksi No 38/Dir/1999 tentang struktur organisasi sebagai
berikut:
2.3.1. Kepala Cabang Utama
Kepala cabang membuat kepala bidang pelayanan, kepala bidang
keuangan, kepala bidang personalia dan umum serta sistem informasi, mempunyai
fungsi, merencanakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan
kantor cabang utama sesuai dengan pengarahan kepala kantor wilayah.
2.3.1.1. Kepala Bidang Pelayanan
Kepala bidang pelayanan, membenahi kepala seksi penetapan karyawan
dan kepala seksi data peserta dan pemasaran, mempunyai fungsi merencanakan,
mengkordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan bidang pelayanan
sesuai dengan pengarahan kepala cabang utama.
2.3.1.1.1. Kepala Seksi Penetapan Karyawan
Kepala
seksi
penetapan
karyawan,
membawahi
para
karyawan,
mempunyai fungsi melaksanakan dan mengamati kegiatan persyaratan, penelitian
dan penetapan sementara sesuai dengan pengarahan kepala bidang pelayanan.
9
2.3.1.1.2. Kepala Seksi Data Peserta dan Pemasaran
Kepala seksi peserta dan pemasaran mempunyai fungsi melaksanakan
dan mengawasi kegiatan peserta dan pemasaran sesuai dengan pengarahan kepala
bidang pelayanan.
2.3.1.2. Kepala Bidang Keuangan
Kepala bidang keuangan membawahi kepala seksi keuangan dan kepala
seksi
administrasi
keuangan
mempunyai
fungsi
merencanakan,
mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan kegiatan bidang keuangan
sesuai dengan pengarahan kepala cabang utama.
2.3.1.2.1. Kepala Seksi Keuangan
Kepala seksi keuangan membawahi unit keuangan, mempunyai fungsi
melaksanakan dan mengamati kegiatan keuangan.
2.3.1.2.2. Kepala Seksi Administrasi Keuangan
Kepala seksi administrasi keuangan membawahi unit keuangan,
mempunyai fungsi melaksanakan dan mengamati kegiatan administrasi keuangan
sesuai dengan pengarahan kepala bidang keuangan.
2.3.1.3. Kepala Bidang Personalia dan Umum
Kepala bidang personalia dan umum membawahi kepala seksi personalia
dan kepala seksi umum, mempunyai fungsi merencanakan, mengkoordinasikan,
membina dan pengendalian kegiatan bidang personalia dan umum sesuai dengan
pengarahan kepala cabang utama.
10
2.3.1.3.1. Kepala Seksi Personalia
Kepala seksi personalia membawahi unit kepegawaian, mempunyai
fungsi untuk merealisasikan dan mengawasi kegiatan personalia sesuai dengan
pengarahan kepala bidang personalia dan umum.
2.3.1.3.2. Kepala Seksi Umum
Kepala seksi umum, membawahi unit umum, mempunyai fungsi
melaksanakan dan mengamati kegiatan seksi umum sesuai dengan pengarahan
kepala bidang personalia dan umum.
2.3.1.4. Sistem Informasi
Sistem informasi, membawahi unit komputer mempunyai fungsi
melaksanakan kegiatan pengolahan data dengan pengarahan kepala cabang utama.
2.4. Aspek Kegiatan Perusahaan
Sejak ditetapkannya Peraturan Pemerintah nomor 25 tahun 1981 dan
dikeluarkannya akte notaris Fatimah,SH nomor 3/1982 maka program yang
dikelola oleh PT. Taspen (Persero) meliputi :
1. Program Tabungan Hari Tua
2. Program pensiun pegawai negeri
Didalam program-program tersebut diatas terdapat 2 (dua) sifat yaitu :
-
Sifat tabungan dan
-
Sifat Asuransi
Sifat tabungan merupakan pengembalian akumulasi potongan iuran ditambah
dengan bunga menurut perhitungan asuransi, dan diterima kan kepada peserta
11
yang bersangkutan pada saat berhenti dari pekerjaannya, sedangkan sifat asuransi
merupakan sejumlah uang yang dibayarkan pada saat peserta berhenti karena
pensiun, atau meninggal semasa masih aktif sebagai pegawai negeri (sebelum
pensiun), dan haknya dibayarkan kepada ahli waris yang bersangkutan.
2.4.1. Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri
Program tabungan hari tua pegawai negeri sebagaimana diatur dalam
peraturan pemerintah No. 25 tahun 1981 merupakan suatu program asuransi
dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun, ditambah dengan asuransi kematian.
Asuransi dwiguna dimaksudkan sebagai suatu program asuransi dengan dua
kegunaan, yaitu disatu pihak bila pegawai negeri sipil/peserta Taspen meninggal
dunia maka ahli warisnya menerima sejumlah hak yang disebut asuransi, dan
dipihak lain bila pegawai negeri itu mencapai usia pensiun maka yang
bersangkutan juga menerima asuransi.
2.4.2. Dana Pensiun Pegawai Negeri
Dana pensiun adalah penghasilan yang diterimakan kepada penerima
pensiun setiap bulan secara berurutan dan berdasarkan atas peraturan perundangan
yang berlaku (Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1981, ayat 4).
Disamping hal tersebut diatas pemberian dan peningkatan jaminan sosial
itu juga dimaksudkan untuk menciptakan suatu kondisi kerja yang penuh dengan
kejujuran, kedisiplinan, penuh semangat dan disertai dengan jiwa pengabdian
yang tinggi. Karena dengan kondisi yang sedemikian itu, pegawai negeri sebagai
12
aparatur negara, abdi negara, serta abdi masyarakat yang mempunyai kekuatan
yang menentukan terhadap berhasil tidaknya tugas-tugas yang dibebankan dapat
dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Selain daripada itu pemberian dan peningkatan kesejahteraan pegawai juga
dimaksudkan sebagai salah satu bentuk penghargaan atau balas jasa terhadap
pegawai yang telah mengabdikan dirinya kepada negara selama bertahun-tahun.
Setiap pegawai negeri atau peserta Taspen berhak atas:
1. Asuransi Dwiguna
2. Asuransi Kematian
Asuransi dwiguna merupakan sejumlah uang yang dibayarkan kepada
pegawai negeri/peserta Taspen pada saat menjalani masa pensiun atau kepada staf
ahli warisnya, dalam hal pegawai negeri /peserta Taspen meninggal dunia pada
masa aktif sebagai pegawai (belum pensiun). Asuransi kematian adalah sejumlah
uang yang dibayarkan kepada pegawai negeri/peserta Taspen atau ahli warisnya
dalam hal terjadi peristiwa; kematian diri peserta atau keluarganya dalam
kedudukan masih aktif sebagai pegawai atau sebagai penerima pensiun.
Khusus asuransi kematian diri pegawai/peserta dengan pada saat
dibayarkan asuransi pegawai negeri, haknya dibayarkan bersamaan dengan pada
saat dibayarkan asuransi dwigunanya. Asuransi kematian keluarga meliputi:
1. Asuransi kematian istri/suami
2. Asuransi kematian anak/anak-anak
Asuransi kematian istri/suami dapat dibayarkan bila dipenuhi ketentuan
sebagai berikut: istri atau suami yang meninggal dunia terdaftar pada administrasi
13
kepegawaian instansi asal pegawai /dinikahi sebelum pegawai negeri/peserta
pensiun Taspen (bagi peserta yang kedudukannya sebagai penerima pensiun).
Sedangkan asuransi kematian anak dibayarkan apabila memenuhi persyaratan
berikut :
Anak yang meninggal dunia terdaftar ada administrasi kepegawaian
instansi asal dimana pegawai bekerja/meninggal dunia belum mempunyai
penghasilan sendiri.
Anak yang meninggal dunia belum berumur 21 tahun atau belum
mencapai usia 25 apabila masih bersekolah.
Peristiwa kematian yang terjadi tidak lebih dari 3 kali peristiwa kematian
(dalam arti telah dibayarkan oleh PT. Taspen (Persero) sebanyak 3 kali kematian
untuk pegawai yang sama).
Mengenai besarnya hak yang dibayarkan kepada peserta atau ahli warisnya
berpedoman kepada Surat Keputusan Keuangan Republik Indonesia yang
besarnya berubah dari waktu ke waktu. Adapun besarnya hak atas Surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tanggal 14 Januari 1992 tentang
syarat-syarat dan besarnya tabungan hari tua pegawai negeri dan asuransi yang
berlaku bagi pegawai negeri/peseta Taspen yang berhenti karena pensiun atau
meninggal dunia terhitung 1 Juli 1991 adalah ditetapkan sebagai berikut :
a. Bagi pegawai negeri/peserta Taspen yang berhenti Karena pensiun :
Hak = (0,60*MI1*P1)+{0,60*MI2*(P2-P1)}
MI = Masa iuran, yaitu lamanya menjadi peserta Taspen.
14
P = Penghasilan, yaitu dasar pemotongan iuran Taspen.
b. Bagi peserta yang meninggal dunia
Hak = (0,60*Y1*P1)+{0,60*Y1*(P2-P1)}
Keterangan:
Y = selisih antara batas usia 56 tahun atau usia berhenti diatas 56 tahun, dengan
usia pada saat mulai bekerja/menjadi peserta Taspen.
P = penghasilan yaitu penghasilan terakhir sebulan yang menjadi dasar potongan
iuran.
c. Besarnya Hak Asuransi Kematian
1. Bagi peserta Taspen yang kedudukannya masih aktif sebagai pegawai atau
pensiunan kemudian meninggal dunia:
Hak = 2 * (1+0.10 B/12) P
Keterangan:
B = jumlah bulan yang dihitung dari tanggal peserta dengan hak pensiun sampai
dengan tanggal peserta meninggal dunia.
2. Bagi istri/suami peserta Taspen dalam masa aktif sebagai pegawai atau
pensiunan atau peserta yang meninggal dunia:
Hak = 1.5 * (1+0.10 C/12) P
15
Keterangan:
C = jumlah bulan yang dihitung dari tanggal peserta diberhentikan dengan hak
pensiun atau meninggal dunia sampai dengan istri/suami peserta meninggal
dunia,. Apabila istri peserta aktif meninggal dunia, C = 0
3.
Bagi anak/anak-anak yang meninggal dunia dari peserta Taspen dalam
kedudukan sebagai pensiunan atau peserta yang meninggal dunia.
Hak = 0.75 * (1+0.10 C/12)P
Keterangan :
C = jumlah bulan yang dihitung dari tanggal peserta diberhentikan dengan hak
pensiun atau meninggal dunia sampai dengan anak/anak-anak peserta meninggal
dunia. Apabila anak peserta aktif yang meninggal dunia, C = 0.
3. Bagi peserta yang penghasilannya kurang dari 100% maka hak asuransi
kematiannya dihitung berdasarkan penghasilan tersebut :
Kewajiban
Adapun mengenai kewajiban pegawai negeri/peserta Taspen adalah sebagai
berikut :
1. Iuran
Bahwa pegawai negri /peserta Taspen berkewajiban membayar iuran dan
sebagaimana diuraikan pada bagian muka tulisan ini pelaksanaannya
dilakukan dengan cara memotong langsung dari gaji setiap bulannya dan
16
mengenai perkembangan besarnya iuran
sejak didirikannya PT. Taspen
(Persero) adalah sebagai berikut :
a. terhitung Juli 1961 s.d. Desember 1967, sebesar 7% * G.P. (P.P. 9/1963)
b. terhitung Januari 1968 s.d. Desember 1968, sebesar 3.5% * G.P.
(Kappres22/1968)
c. terhitung Januari 1969 s.d. Maret 1970, sebesar 3% * G.P. (Kappres22 /1970)
d. terhitung April 1970 s.d. Desember 1974, sebesar 1.25 * P (Kappres56 /1974)
e. terhitung Januari 1975 s.d. Maret 1977, sebesar 3.25% * P (Kappres56 /1974)
f. terhitung April 1977 s.d. saat ini, sebesar 3.25%* P (Kappres8 /1977)
Keterangan :
Gp = gaji pokok
P
= penghasilan Gaji Pokok atau penghasilan yang berlaku pada saatnya.
2. Data Peserta
Pegawai negri /peserta Taspen berkewajiban menyampaikan keterangan secara
benar mengenai diri beserta keluarganya sesuai dengan yang diperlukan
Taspen dan jika terjadi perubahan datanya baik diri atau keluarga. Adapun
data yang yang diperlukan oleh PT. Taspen (Persero) antara lain : Nama
lengkap, tanggal lahir, pangkat, golongan, status perkawinan, jumlah keluarga,
nama keluarga, gaji pokok, penghasilan dan lain-lain.
Tata cara pengajuan permohonan Tabungan Hari Tua
1. Pengajuan atas peserta pensiun
Mengisi formulir model Akt. 1 dan disahkan oleh Kepala Instansi dimana
pegawai bekerja, dengan lampiran sebagai berikut :
17

Salinan sah Surat Keputusan Pensiun atau bukan karena pensiun

Surat Keterangan Perhentian Pembayaran Gaji

Photocopy Kartu Peserta Taspen (KPT), bagi yang belum memiliki KPT,
sebagai gantinya adalah photocopy /salinan sah Surat Keputusan
Pengangkatan Pertama sebagai pegawai bulanan atau calon pegawai.
2. Pengajuan atas peserta yang meninggal dunia
Mengisi formulir model Akt. 2 dan disahkan oleh Kepala Instansi dimana
pegawai bekerja, dengan lampiran sebagai berikut :

Surat Keterangan ahli waris (model Akt. 3) disahkan serendah-rendahnya
oleh Camat setempat.

Surat Keterangan Penghentian Gaji (SKPP) dan photocopy KTP.
3. Pengajuan atas hak asuransi kematian anak/istri/suami

Salinan sah Surat Kepuusan Kepegawaian yang dimiliki pada saat
terjadinya peristiwa kematian anak/istri/suami

Salinan sah Surat Keterangan Kematian dari rumah sakit atau
Kelurahan/Kepala Desa

Surat Keterangan Pembayaran Gaji bulanan pada saat terjadinya peristiwa
kematian anak/istri/suami dan photocopy sah KTP

Khusus untuk kematian istri/suami dilampirkan salinan sah Surat Nikah
4. Pengajuan atas asuransi kematian anak/isteri/suami atau diri sendiri dalam hal
peagawai negri /peserta Taspen bersetatus sebagai penerima pensiun. Mengisi
formulir model Akt. 5 dan disahkan oleh Kepala Instansi asal dimana pegawai
bekerja atau Camat tempat tinggal, dengan lampiran :
18

Salinan sah Surat Keputusan Pensiun

Salinan sah Surat Keterangan Kematian dari rumah sakit atau
Kelurahan/Kepala Desa

Untuk kematian istri/suami lampirkan salinan Surat Keterangan Nikah
Penyelesaian pengajuan permohonan Tabungan Hari Tua
1. SPP Langsung
Peserta yang berhak atas Tabungan Hari Tua sesuai dengan ketentuan atas hak
Tabungan hari Tua yang berlaku yaitu dengan mengajukan SPP santunan dan
menyampaikan langsung SPP tersebut melalui loket penerimaan yang telah
disediakan.
SPP yang diterima diperiksa langsung oleh petugas loket mengenai
kelengkapan persyaratan dan keabsahannya, yaitu :
Terhadap SPP yang tidak memenuhi syarat dikembalikan kepada peserta atau
ahli warisnya untuk diperlengkapi kemudian dan diberikan catatan tentang
syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Terhadap SPP yang telah memenuhi syarat dilampirkan penelitian SPP untuk
diisi kemudian pada kolom:

Nomor register dan tanggal penerimaan

Nomor Induk Pegawai serta Nama peserta

Tanggal lahir

Melakukan pengecekan SPP
19
2. SPP tidak langsung

SPP yang dikirim melalui pos diterima oleh bidang umum untuk dicatat
dan dibuatkan kartu kendali atau surat pengantar, yang selanjutnya
diteruskan kebidang administrasi seksi teknik.

SPP yang diterima oleh bidang teknik, setelah diadministrasikan kemudian
dilampiri lembar penelitian untuk seterusnya diproses sama seperti
penyelesaian SPP secara langsung. Sedangkan SPP yang tidak memenuhi
syarat, segera disurati kepada peserta atau pemohon untuk melengkapi
kekurangan persyaratan SPP yang dimaksud.
Download