eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 88 -102 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA PT KIMIA FARMA Tbk. TRADING DAN DISTRIBUTION CABANG SAMARINDA Anisa1 Abstrak Penelitian ini penulis menggunakan laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi pada PT Kimia Farma Tbk. Trading dan Distribution Cabang Samarinda dan alat analisis digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan profitabilitas dan aktivitas. Hasil dari analisis yang penulis lakukan terlihat bahwa tingkat profitabilitas perusahaan pada tahun 2011-2013 dari segi gross profit margin dalam kondisi baik, dari segi net profit margin dalam kondisi kurang baik, dari segi ROA dalam kondisi kurang baik, dan dari segi ROE dalam kondisi kurang baik. Sedangkan tingkat rasio aktivitas pada tahun 2011-2013 diukur dari segi receivable turnover dari segi inventory turnover dalam kondisi baik, dari segi fixed turnover dalam kondisi kurang baik, dari segi working capital turnover dalam kondisi baik, dari segi day allocated of inventory dalam kondisi kurang baik, dan dari segi total assets turnover dalam kondisi baik. . Kata Kunci :Kinerja Keuangan, Profitabilitas dan Aktivitas Pendahuluan Perencanaan merupakan aktivitas perumusan secara terperinci tentang langkah–langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Perencanaan mensyaratkan adanya penetapan tujuan yang hendak dicapai dan mengidentifikasi langkah-langkah (metode) yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Sebaik-baik output dan outcome perusahaan adalah apabila sesui dengan apa yang telah direncanakan. Dengan demikian, maka perencanaan merupakan tolak ukur atau target yang harus direalisasikan. Rencana bisnis tidak terlepas dari resiko dan ketidakpastian. Analisis laporan keuangan sangat membantu manajemen perusahaan untuk mengestimasi tingkat resiko, ketidakpastian, dan menghasilkan perumusan rencana yang lebih baik Analisis laporan keuangan yang dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan tingkat rasio profitabilitas dan aktivitas perusahaan. Rasio-rasio di atas perlu dikendalikan sedemikian rupa demi mempertahankan 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected] Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Rasio Profitabilitas dan Aktifitas (Anisa) kredibilitas perusahaan dimata kreditur atau pemasok. Menurut Baridwan yaitu (2004:17) menyatakan laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Melalui analisis laporan keuangan dapat dinilai kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang struktur modal perusahaan, dari hasil usaha yang dicapai, efektivitas penggunaan aktiva dan biaya tetap yang harus dibayar. Sehingga pada analisis laporan keuangan pengukuran analisis rasio suatu alat penting dipakai untuk mengiterpretasikan posisi keuangan perusahaan, apakah posisi keuangan dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Dengan rasio keuangan diperoleh ukuran- ukuran tentang tingkat profitabilitas dan aktivitas suatu perusahaan. Rasio keuangan adalah yang mengstandarkan data keuangan dan memberikan hubungan matematis dalam bilangan persentase atau analisa tren, yang memberikan evaluasi data financial atau keuangan untuk beberapa periode akuntansi (Fraser dkk, 2004:174). Salah satu perusahaan farmasi yang beroperasi di kota Samarinda adalah PT Kimia Farma Tbk. Trading dan Distribution Cabang Samarinda. Dalam menghadapi kondisi persaingan tersebut PT Kimia Farma Tbk. Trading dan Distribution Cabang Samarinda mempunyai berbagai kebijakan seperti; pelayanan penjualan kredit yang tidak terlalu ketat, memberikan potongan harga untuk pembelian dalam jumlah tertentu, mengoptimalkan promosi serta pengendalian persediaan secara ekonomis dan mempertahankan tingkat likiuditas perusahaan dengan para pemasok barang dagangan. Terkait dengan masalah solvabilitas perusahaan, berdasarkan wawancara peneliti dengan pimpinan PT Kimia Farma Tbk. Trading dan Distribution Cabang Samarinda dijelaskan bahwa perusahaan tidak memiliki hutang jangka panjang kecuali hutang dagang dan hutang lain-lain seperti uang muka penjualan, hutang asuransi tenaga kerja, dan jasa/komisi penjualan. Berdasarkan hasil wawancara di atas maka penelitian ini tidak berorientasi pada masalah likiuditas dan solvabilitas. Terkait dengan kebijakan-kebijakan pemasaran yang ditempuh oleh PT Kimia Farma Tbk. Trading dan Distribution Cabang Samarinda untuk mengatasi para kompeteternya dalam mempertahankan loyalitas pelanggan/pasar, maka penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis guna mengetahui dampak/effect dari kebijakan tersebut. Dengan kebijakan-kebijakan yang yang telah dibuat PT Kimia Farma Tbk. Trading dan Distribution Cabang Samarinda diharapkan dapat meningkatkan penjualan yang pada akhirnya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Berikut ini adalah data pendahuluan yang peneliti dapatkan dari PT Kimia Farma Tbk. Trading dan Distribution Cabang Samarinda terkait dengan penjualan dan laba usaha selama 3 (tiga) tahun terakhir yaitu dari tahun 20112013. 89 eJournal ilmu Admnistrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 88 -102 Tabel Penjualan dan Laba Usaha PT Kimia Farma Tbk. Trading dan Distribution Cabang Samarinda Tahun 2011 – 2013 Laba Usaha Penjualan Tahun (Rp) Rp % 2011 28.701.228.098 960.802.320 3,34 2012 29.581.408.929 565.570.687 1,91 2013 25.101.075.068 899.220.531 3,58 Sumber : PT Kimia Farma Tbk. Trading dan Distribution Cabang Samarinda Kondisi diatas mengindikasikan adanya masalah antara penjualan dengan laba khususnya pada tahun 2012. Kondisi yang seharusnya adalah jika penjualan mengalami peningkatan, maka akan diikuti dengan peningkatan laba secara proporsional. Berdasarkan alasan empiris diatas, maka penulis tertarik menyusun proposal skripsi dengan judul : “Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Rasio Profitabilitas dan Aktivitas pada PT Kimia Farma Tbk. Trading dan Distribution Cabang Samarinda”. Teori dan Konsep Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Sutrisno (2009:3), manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien. Tujuan Manajemen Keuangan Berdasarkan tujuan ini, maka keputusan yang baik adalah keputusan yang mampu menciptakan kesejahteraan para pemegang saham, disamping mempertimbangkan berbagai masalah keuangan lain yang dihadapi perusahaan (Halim, 2007:1) Laporan Keuangan Menurut Harnanto (2007:31) menyatakan definisi laporan keuangan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yang terdiri dari dua laporan utama yaitu neraca dan laporan perhitungan laba rugi dan berupa laporan yang sifatnya sebagai pelengkap seperti: (a) Laporan laba yang ditahan, dan (b) laporan sumber dan penggunaan dana atau laporan perubahan posisi keuangan. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2009:4) tujuan daripada laporan keuangan adalah sebagai berikut. 90 Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Rasio Profitabilitas dan Aktifitas (Anisa) a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba. c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman. e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut perusahaan. Komponen Laporan Keuangan Menurut Muklis (2007:44), pada umumnya laporan keuangaan suatu perusahaan terdiri dari. a. Neraca b. Laporan Laba Rugi c. Laporan Perubahan Modal. Analisis laporan keuangan Menurut Harahap (2011:190), analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat pada masa mendatang. Analisis laporan ini memiliki sifat-sifat sebagai berikut. a. Fokus laporan adalah laporan laba rugi, neraca, arus kas yang merupakan akumulasi transaksi dari kejadian historis dan penyebab terjadinya dalam suatu perusahaan. b. Prediksi, analis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di masa yang akan datang. c. Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri sehingga hasil analisis sangat tergantung pada kualitas laporan ini. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan menurut Sofyan (2008:195), dapat dikemukakan sebagai berikut. 91 eJournal ilmu Admnistrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 88 -102 a. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa. b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit). c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungnnya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang dieroleh dari luar perusahaan. e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan modelmodel dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating). f. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambilan keputusan. g. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. h. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industry normal atau standar ideal. i. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya. j. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan berkelanjutan. Analisis Rasio Keuangan Menurut Soepardi (2006:123), analisis rasio keuangan adalah menyajikan hubungan antara perkiraan tertentu dari laporan keuangan dan membandingkan dengan perkiraan lain untuk kemudian diinterprestasikan arti dari hasil perhitungannya. Dengan menganalisis laporan keuangan yang menggunakan alat-alat ukur melalui rasio keuangan, maka seorang manajer dapat mengambil keputusan mengenai keuangan perusahaan untuk masa yang akan datang. Rasio Profitabilitas Menurut Kasmir (2008:198), rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Rasio Aktivitas Menurut Fahmi (2011:132), rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliknya guna menunjang aktivitas perusahaan, dimana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara sangat maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal. Rasio Pertumbuhan 92 Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Rasio Profitabilitas dan Aktifitas (Anisa) Menurut Fahmi (2011:137), Rasio pertumbuhan yaitu rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisinya di dalam industri dan dalam perkembangan ekonomi secara umum. Metode Penelitian Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, dengan metode deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu laporan keuangan yang terdiri dari Neraca dan laporan Laba Rugi dari tahun 2011 sampai dengan 2013 yang diambil dari PT Kimia Farma Tbk. Trading dan Distribution Cabang Samarinda. Rincian Data yang Diperlukan Untuk menguji penelitian ini diperlukan data sebagai berikut : a. Neraca periode 2011 – 2013 b. Laporan Laba Rugi periode 2011 – 2013 c. Gambaran umum perusahaan d. Struktur, organisasi perusahaan Teknik Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data dalam suatu penelitian dilakukan dengan metode-metode tertentu, sesui dengan masalah yang diangkat dalam suatu penelitian untuk memperoleh data pada penelitian ini adalah a. Wawancara b. Observasi Teknik Analisis Data 1) Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya. a) Gross Profit Margin Menurut Frase dan Ormiston (2004:188), alat analisis yang digunakan adalah Penjualan−Harga Pokok Penjualan Gross Profit margin = x 100% Penjualan b) Net Profit Margin Menurut Kasmir (2008:200), alat analisis yang digunakan adalah EAT (πΈππππππ π΄ππ‘ππ πππ₯) Net Profit Margin = x 100% Penjualan (πππππ ) c) Return On Asset Menurut Sutrisno (2009:222), alat analisis yang digunakan adalah EBIT Return On Asset= Total Aktiva (πππ‘ππ π΄π π ππ‘π ) x 100% d) Return on Equity Menurut Fahmi (2011:137), alat analisis yang digunakan adalah EAT (πΈππππππ π΄ππ‘ππ πππ₯) Return on Equity= x 100% Modal Sendiri 93 eJournal ilmu Admnistrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 88 -102 2) Rasio Aktivitas Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan efektifitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimiliki. a) Receivable turnover Menurut Kasmir (2008:17), alat analisis yang digunakan adalah Penjualan Kredit Receivable turnover= x Piutang b) Inventory turnover Menurt Kasmir (2008:180), alat analisis yang digunakan adalah Penjualan Inventory turnover = x Persediaan c) Fixed Assets Turnover Menurut Kasmir (2008:18), alat analisis yang digunakan adalah Penjualan Fixed Assets Turnover= Aktiva Tetap Bersih x d) Working Capital Turnover Menurut Sawir (2009:16), alat analisis yang digunakan adalah Penjualan Bersih Working Capital Turnover= Modal Kerja x e) Day Allocated of Inventory Alat analisis yang digunakan adalah Persediaan x 360 Day Allocated of Inventory = hari HPP f) Total Assets Turnover Menurut Fahmi (2011:135), alat analisis yang digunakan Penjualan Total Assets Turnover= Total Aktivax HasilPenelitian dan Pembahasan 1) Data Laporan Keuangan Tabel Rekapitulasi Nominal Kelompok Rekening Riil Pada Laporan Neraca Tahun 2011-2013 2011 AKTIVA LANCAR (RP) 7.044.155.821 2012 12.065.367.633 7.338.150.374 942.133.030 14.270.817.330 24.579.933 2013 4.949.741.933 2.364.982.475 896.924.111 7.109.982.738 18.263.305 TAHUN (RP) 2.861.446.776 AKTIVA TETAP (RP) 823.223.857 TOTAL AKTIVA (RP) 7.867.339.678 KAS (RP) 43.530.958 KAS + PIUTANG Sumber : data diolah Tabel Rekapitulasi Nominal Kelompok Rekening Riil Pada Laporan Neraca Tahun 2011-2013 HUTANG LANCAR MODAL SENDIRI TAHUN (Rp) (Rp) 2011 833.981.843 7.033.357.835 94 Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Rasio Profitabilitas dan Aktifitas (Anisa) 2012 2.693.520.749 2013 947.696.185 Sumber : data diolah 11.577.296.591 6.162.286.554 Tabel Rekapitulasi Kelompok Rekening Nominal pada laporan R/L Tahun 2011–2013 HARGA LABA PENJUALAN LABA POKOK TAHUN NETTO KOTOR TAHUN PENJUALAN BERJALAN (RP) (RP) (RP) (RP) 2011 28.701.228.098 24.805.333.655 3.895.894.443 962.665.556 2012 29.581.408.929 25.555.153.542 4.026.255.387 568.118.388 2013 25.101.075.068 22.060.742.104 3.040.332.964 961.185.916 Sumber : data diolah 2) Analisis Rasio Profitabilitas a) Gross Profit Margin 3.895.894.443 Tahun 2011 =28.701.228.098 x 100% = 13,57 % 4.026.255.387 Tahun 2012 =29.581.408.924 x 100% = 13,61 % Tahun 2013 = 3.040.332.964 x 100% = 12,11 % 25.101.075.068 b) Net Profit Margin 962.665.556 Tahun 2011 = 28.701.228.098x 100% = 3,35 % 568.118.388 Tahun 2012 = 29.581.408.929 x 100% = 1,92 % 961.185.916 Tahun 2013 =25.101.075.068x 100% = 3,83 % c) Return on Assets (ROA) Tahun 2011 = 962.665.556 x 100% = 12,24 % 7.867.339.678 568.118.388 Tahun 2012 = 14.270.817.330x 100% = 3,98 % 961.185.916 Tahun 2013 = 7.109.982.738 x 100% = 13,52 % d) Return on Equity (ROE) Tahun 2011 = 962.665.556 7.033.357 x 100% = 13,69 % 95 eJournal ilmu Admnistrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 88 -102 568.118.388 Tahun 2012 = 11.577.296.591x 100% = 4,91 % 961.185.916 Tahun 2013 =6.162.286.554 x 100% = 15,60 % 3) Analisis Rasio Aktivitas a) Receivable turnover Tahun 2011 = Tahun 2012 = Tahun 2013 = 22.954.138.819 = 8,14 kali 2.818.465.818 25.053.904.633 = 3,43 kali 7.313.570.441 20.360.654.863 = 8,68 kali 2.346.719.170 b) Inventory turnover Tahun 2011 = Tahun 2012 = Tahun 2013 = 28.701.228.098 = 6,86 kali 4.182.119.045 29.581.408.929 = 6,26 kali 4.727.217.259 25.101.075.068 = 9,71 kali 2.584.759.485 c) Fixed assets turnover Tahun 2011 = Tahun 2012 = Tahun 2013 = 28.701.228.098 = 34,86 kali 823.223.857 29.581.408.929 = 31,40 kali 942.133.030 25.101.075.068 896.924.111 = 27,99 kali d) Working capital turnover 28.701.228.098 Tahun 2011 = 6.210.133.978 = 4,62 kali Tahun 2012 = Tahun 2013 = 29.581.408.929 8.371.846.884 = 3,53 kali 25.101.075.068 4.002.045.775 = 6,27 kali e) Day allocated of inventory Tahun 2011 = Tahun 2012 = 96 4.182.119.045 x 360 24.805.333.655 4.727.217.259 x 360 25.555.153.542 = 60,70 hari = 66,59 hari Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Rasio Profitabilitas dan Aktifitas (Anisa) 2.584.759.485 x 360 Tahun 2013 = 22.060.742.104 = 42,18 hari f) Total assets turnover Tahun 2011 = Tahun 2012 = Tahun 2013 = 28.701.228.098 7.867.339.678 29.581.408.929 14.270.817.330 25.101.075.068 7.109.982.738 = 3,65 kali = 2,07 kali = 3,53 kali Tabel Hasil Analisis Rasio Profitabilitas dan Aktivitas Kondisi Keuangan PT Kimia Farma Tbk. Trading dan Distribution Cabang Samarinda Tahun 2011, 2012 dan 2013 Hasil Analisis Alat Analisis a. b. Rasio Profitabilitas 1. Gros profit margin 2. Net Profit Margin 3. Return On Assets (ROA) 4. Return On Equity (ROE) Rasio Aktivitas 1. Receivable turnover 2. Inventory turnover 3. Fixed assets turnover 4. Working capital turnover 5. Day allocated of inventory 6. Total assets turnover 2011 2012 Perubahan 2013 Perubahan 13,57 % 3,35 % 12,24 % 13,69 % 13,61 % 1,92 % 3,98 % 4,91 % 0,04 % -1,43 % -8,26 % -8,78 % 12,11 % 3,83 % 13,52 % 15,60 % -1,5 % 1,91 % 9,54 % 10,69 % 8,14 kali 6,86 kali 34,86 kali 4,62 kali 60,70 hari 3,65 kali 3,43 kali 6,26 kali 31,40 kali 3,53 kali 66,59 hari 2,07 kali -4,71 kali -0,6 kali -3,46 kali -1,09 kali 5,89 hari -1,58 kali 8,68 kali 9,71 kali 27,99 kali 6,27 kali 42,18 hari 3,53 kali 5,25 kali 3,45 kali -3,41 kali 2,74 kali -24,41hari 1,46 kali Pembahasan Rasio Profitabilitas a. Gross Profit Margin Gross Profit Margin mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba kotor dibandingkan dengan penjualan bersih dalam satu periode tertentu. Gross Profit Margin perusahaan pada tahun 2011 adalah sebesar 13,57%, pada tahun 2012 sebesar 13,61% dan 12,11% pada tahun 2013. Rasio ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 setiap Rp 1,penjualan bersih mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,14,-. Pada tahun 2012 setiap Rp 1,- penjualan mampu menghasilkan Rp 0,14,- dan pada tahun 2013 setiap Rp 1,- penjualan mampu menghasilkan laba kotor 97 eJournal ilmu Admnistrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 88 -102 sebesar Rp 0,12,-. Profit margin pada tahun 2012 sama dengan tahun 2011, sedangkan profit Margin pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 1,5% (13,61% - 12,11%). Penurunan ini disebabkan oleh penurunan persentase laba kotor lebih besar dari pada penurunan persentase penjualan netto, yaitu masing-masing sebesar 24,49% dan 15,15%. b. Net Profit Margin Net Profit Margin mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dibandingkan dengan penjualan dalam satu periode tertentu. Net Profit Margin perusahaan pada tahun 2011 adalah sebesar 3,35%, pada tahun 2012 sebesar 1,92% dan 3,83% pada tahun 2013. Rasio ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 setiap Rp 1,- penjualan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,03,-. Pada tahun 2012 setiap Rp 1,- penjualan mampu menghasilkan Rp 0,01,- dan pada tahun 2013 setiap Rp 1,- penjualan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp 0,03,-. Net Profit margin pada tahun 2012 lebih rendah 1,43% dari tahun 2011, sedangkan Net profit Margin pada tahun 2013 lebih tinggi 1,91% dari tahun 2012. Penurunan EAT sebesar Rp. 394.547.168,- (40,98%), sedangkan net sales mengalami peningkatan sebesar Rp. 880.180.831,- (3,06%). Sedangkan peningkatan yang terjadi pada tahun 2013 disebabkan oleh peningkatan EAT sebesar Rp. 393.067.528,- (69,18%) dan penurunan net sales sebesar Rp. 4.480.333.861,- (15,14%). c. Return On Assets (ROA) ROA mencerminkan hasil yang diperoleh dari investasi yang ditanamkan dalam perusahaan pada total Asset. Berdasarkan hasil analisis rasio ini berfluktuasi dari tahun 2011 sebesar 12,24% menjadi 3,98% pada tahun 2012 atau mengalami penurunan sebesar 8,26% dan pada tahun 2013 sebesar 13,52% atau mengalami kenaikan sebesar 9,54%. Turunnya rasio pada tahun 2012 ini dikarenakan turunnya presentase laba sebesar 40,98% padahal penjualan bersih mengalami peningkatan sebesar 81,39%. Peningkatan rasio ini pada tahun 2013 disebabkan oleh peningkatan presentase laba sebesar 69,18% sementara presentase penjualan mengalami penurunan sebesar 50,17%. d. Return On Equity (ROE) ROE mencerminkan laba diperoleh dari sumber daya modal yang digunakan dalam perusahaan. Berdasarkan hasil analisis ini berfluktuasi dari tahun 2011 sebesar 13,69% menjadi 4,91% pada tahun 2012 atau mengalami penurunan sebesar 8,78% dan pada tahun 2013 sebesar 15,60% atau mengalami peningkatan sebesar 10,69%. Penurunan yang terjadi dari tahun 2011 ke 2012 ini dikarenakan terjadinya penurunan EAT sebesar 40,98% dan peningkatan modal sebesar 64,60%, sedangkan peningkatan yang terjadi pada tahun 2013 dikarenakan terjadinya peningkatan presentase laba sebesar 69,18% dan penurunan Equity sebesar 46,77%. 98 Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Rasio Profitabilitas dan Aktifitas (Anisa) Pembahasan Rasio Aktivitas a. Receivable Turnover Receivable Turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan piutang berputar yang dimiliki oleh perusahaan guna meningkatkan efektifitas dalam mengelola piutangnya. Receivable Turnover perusahaan pada tahun 2011 setiap Rp 1,00 piutang menghasilkan Rp 8,14. Pada tahun 2012 setiap Rp 1,00 piutang menghasilkan Rp 3,43. Sedangkan pada tahun 2013 setiap Rp 1,00 menghasilkan Rp 8,68. Faktor penyebab receivable turnover dari tahun 2011 ketahun 2012 adalah rasio perubahan penjualan kredit sebesar -9,15% sedangkan rasio perubahan piutang sebesar Rp -159,49%. Selanjutnya dari tahun 2012 ketahun 2013 adalah rasio perubahan penjualan kredit sebesar 18,73% sedangkan rasio perubahan persediaan sebesar 67,91%. b. Inventory Turnover Inventory Turnover adalah rasio yang melihat sejauh mana tingkat perputaran persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dalam meningkatkan penjualan. Inventory Turnover perusahaan pada tahun 2011 setiap Rp 1,00 persediaan menghasilkan Rp 6,86 penjualan. Pada tahun 2012 setiap Rp 1,00 persediaan menghasilkan Rp 6,26 penjualan. Sedangkan pada tahun 2013 setiap Rp 1,00 menghasilkan Rp 9,71 penjualan. Faktor penyebab inventory turnover dari tahun 2011 ke tahun 2012 adalah rasio perubahan penjualan sebesar -3,07% sedangkan rasio perubahan persediaan sebesar -13,03%. Selanjutnya dari tahun 2012 ketahun 2013 adalah rasio perubahan penjualan sebesar 15,15% sedangkan rasio perubahan persediaan sebesar 45,32%. c. Fixed Assets Turnover Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam suatu periode. Fixed Assets Turnover pada tahun 2011 adalah sebesar 34,86 kali, pada tahun 2012 sebesar 31,40 kali dan pada tahun 2013 sebesar 27,99 kali. Rasio ini menunjukkan pada tahun 2011 setiap Rp 1,00 aktiva tetap perusahaan menghasilkan Rp 34,86 penjualan. Pada tahun 2012 setiap Rp 1,00 aktiva tetap perusahaan menghasilkan Rp 31,40 penjualan. Sedangkan pada tahun 2013 setiap Rp 1,00 aktiva tetap menghasilkan Rp 27,99 penjualan. Faktor penyebab fixed assets turnover dari tahun 2011 ketahun 2012 adalah rasio perubahan penjualan sebesar -3,07% sedangkan rasio perubahan aktiva tetap bersih sebesar -14,44%. Selanjutnya dari tahun 2012 ketahun 2013 adalah rasio perubahan penjualan sebesar 15,15% sedangkan rasio perubahan aktiva tetap bersih sebesar 4,80%. d. Working Capital Turnover Working Capital Turnover adalah rasio yang merupakan salah satu untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama 99 eJournal ilmu Admnistrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 88 -102 periode tertentu. Working Capital Turnover perusahaan pada tahun 2011 setiap Rp 1,00 modal perusahaan menghasilkan Rp 4,62 atas penjualan. Pada tahun 2012 setiap Rp 1,00 modal perusahaan menghasilkan Rp 3,53 atas penjualan. Sedangkan pada tahun 2013 setiap 1,00 modal perusahaan menghasilkan Rp 6,27 atas penjualan. Faktor penyebab working capital turnover dari tahun 2011 ketahun 2012 adalah rasio perubahan penjualan bersih sebesar -3,07% sedangkan rasio perubahan modal kerja sebesar 34,81%. Selanjutnya dari tahun 2012 ketahun 2013 adalah rasio perubahan penjualan bersih sebesar 15,15% sedangkan rasio perubahan modal kerja sebesar 52,19%. e. Day Allocated of Inventory Day Allocated of Inventory adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui berapa lama persediaan berada didalam gudang selama periode tertentu. Day Allocated of Inventory perusahaan pada tahun 2011 setiap Rp 1,00 harga pokok penjualan perusahaan menghasilkan Rp 60,70 atas persediaan. Pada tahun 2012 setiap Rp 1,00 harga pokok penjualan perusahaan menghasilkan Rp 66,59 atas persediaan. Sedangkan pada tahun 2013 setiap Rp 1,00 harga pokok penjualan perusahaan menghasilkan Rp42,18 atas persediaan. Faktor penyebab day allocated of inventory dari tahun 2011 ketahun 2012 adalah rasio perubahan lama persediaan sebesar 13,03% sedangkan rasio perubahan HPP sebesar -3,02%. Selanjutnya dari tahun 2012 ketahun 2013 adalah rasio perubahan lama persediaan sebesar 45,32% sedangkan rasio perubahan HPP sebesar 13,67%. f. Total Assets Turnover Total Assets Turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Total Assets Turnover perusahaan pada tahun 2011 setiap Rp 1,00 aktiva perusahaan menghasilkan sebesar Rp 3,65 atas penjualan. Pada tahun 2012 setiap Rp 1,00 aktiva perusahaan menghasilkan sebesar Rp 2,07 kali. Sedangkan pada tahun 2013 setiap Rp 1,00 aktiva perusahaan menghasilkan sebesar Rp 3,53. Faktor penyebab total assets dari tahun 2011 ketahun 2012 adalah rasio perubahan penjualan sebesar -3,07% sedangkan rasio perubahan total aktiva sebesar -81,39%. Selanjutnya dari tahun 2012 ketahun 2013 adalah rasio perubahan penjualan sebesar 15,15% sedangkan rasio perubahan total aktiva sebesar 50,18%. Penutup Di lihat dari Rasio Profitabilitas Gross profit margin perusahaan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami kenaikan dan penurunan, persentase terbesar terjadi pada 100 Analisis Kinerja Keuangan Ditinjau dari Rasio Profitabilitas dan Aktifitas (Anisa) tahun 2011 dan yang terkecil terjadi pada tahun 2013. Namun perusahaan masih dapat menciptakan laba dari setiap penjualannya. Net profit margin pada tahun 2011 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan dan penurunan, persentase terbesar terjadi pada tahun 2013 dan yang terkecil terjadi pada tahun 2012, berdasarkan tingkat rasio yang terjadi pada periode diatas dapat disimpulkan perusahaan masih mampu menciptakan laba bersih dalam setiap periodenya walaupun dalam jumlah yang tidak signifikan.. Return On Assets, terjadi penurunan persentase dari tahun 2011 ke tahun 2012 dan pada tahun 2013 meningkat kembali, walaupun persentase mengalami naik dan turun perusahaan masih tetap menciptakan laba dari setiap rupiah total Asset yang digunakannya. Meskipun pada tahun 2012 mengalami penurunan namun pada tahun 2013 meningkat kembali. Return On Equity, terjadi penurunan persentase yang cukup signifikan pada tahun 2011 ke tahun 2012 namun pada tahun 2013 kenaikan persentase pun signifikan hingga melampaui persentase pada tahun 2011. Walaupun perusahaan berfluktuasi naik dan turun, perusahaan masih mampu menciptakan laba dari setiap rupiah modal sendiri dalam perusahaan. Dilihat dari Rasio Aktivitas Receivable turnover perusahaan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami kenaikan dan penurunan. Namun perusahaan masih dapat meningkatkan perputaran piutang yang memberikan kontribusi terhadap volume penjualan. Inventory turnover perusahaan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami penurunan dan kenaikan, perputaran yang tertinggi terjadi pada tahun 2013 dan yang terkecil pada tahun 2012. Namun perusahaan masih dapat meningkatkan perputaran persediaan yang memberikan kontribusi terhadap volume penjualan. Fixed assets turnover perusahaan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami penurunan, perputaran tertinggi pada tahun 2011, mengalami penurunan terus menerus hinga tahun 2013. Berdasarkan tingkat rasio yang terjadi dalam setiap periodenya, perusahaan masih dapat menciptakan perputaran aktiva tetap yang memberikan kontribusi terhadap volume penjualan. Working capital turnover perusahaan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami penurunan dan peningkatan, nilai tertinggi terjadi pada tahun 2013 dan yang terkecil 2012. Namun perusahaan masih dapat menghasilkan pendapatan modal kerja yang dapat memberikan kontribusi terhadap volume penjualan. Day allocated turnover perusahaan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami kenaikan dan penurunan, waktu tertinggi pada tahun 2012 dan terjadi penurunan yang signifikan pada tahun 2013. Berdasarkan tingkat rasio yang terjadi rata-rata day allocated turnover adalah 56 hari. 101 eJournal ilmu Admnistrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 1, 2016: 88 -102 Total assets turnover perusahaan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami penurunan dan peningkatan, perputaran yang tertinggi terjadi pada tahun 2011 dan yang terbawah pada tahun 2012. Meskipun 2012 mengalami penurunan namun pada tahun 2013 meningkat kembali. Perputaran berdasarkan tingkat rasio yang terjadi, rata-rata total assets turnover adalah sebesar 3,08 kali. Terkait dengan profitabilitas, agar manajemen melakukan pengendalian biaya demi meningkatkan rasio profitabilitas. Terkait dengan aktivitas, agar perusahaan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki demi meningkatkan rasio aktivitas. Daftar Pustaka Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Pertama Ghalia Indonesia. Jakarta. Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Cetakan Pertama. Penerbit BPFE Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Fraser, Lyn, M dan Ailen Ormiston. 2004. Memahami Laporan Keuangan, Jakarta: PT. Intan Sejati Klaten. Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Cetakan Pertama. Rineka Cipta. Jakarta. Harnanto. 2007. Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat. Liberty, Yogyakarta. Muklis, Mohammad 2007. Manajemen Keuangan moderen Analisi Perencanaan dan Kebijaksanaan, PT. Bumi Aksara Jakarta Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta, Rajawali Pers. Soepardi, Eddy Mulyadi. 2006. Memahami Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan (Berdasarkan SK Mendagri No. 47 Tahun 1999). Skripsi. Jurusan Akutansi Manajemen Politehnik Negeri Samarinda Sawir, Agnes 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Halim, Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis, Ghalia Indonesia, Bogor. Baridwan, Zaki. 2009. Intermediate Accounting. Edisi Ketujuh, Cetakan Pertama. Penerbit BPFE Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Hararap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis kritis atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada:Jakarta. 102