Jurnal Penelitian Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin KAJIAN EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN LIMBAH PECAH BETON RINGAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR Wihardi Tjaronge1, Abd. Madjid Akkas2, Andi Sri Ulvah3 ABSTRACT: At this time ready mix concrete is being rapidly adopted to construct the building, but the implementation is often an excess supply and the rest is sometimes discarded disembarang place, so as to reduce the fertility the soil and damage the ecosystem balance.One way to overcome this is to recycle the waste concrete. However, the use of waste as recycled aggregate needs to be studied more, with experimentally testing and analysis of their characteristics.The methods and procedures for testing the implementation of recycled aggregate was done with reference to ASTM standards. By replacing the concrete base material in this case in the form of split coarse aggregate replaced with piece of waste of light concrete with specific composition, which is to analyze the average compressive strength of concrete using coarse aggregate from piece of waste of light concrete. Strength of concrete that will be targeted is 25 MPa. Then testing the modulus of elasticity at 28 days. From the test results obtained by the value of the concrete compressive strength is obtained by replacing the cracked split with light concrete the waste is 14.909 MPa.The modulus of elasticity of concrete at 28 days for concrete using light concrete cracked the waste amounted to 18372.53 MPa. Weight densityof concrete using cracked of waste of lightconcrete is 1918.69 kg/m3 that is included in the category of light concrete because its density is less than normal concrete (2200-2500 kg/m3).Further testing needs to conducted on the effect of adding reinforcement and fibers to increase the strength of concrete. Keywords: compressive strength, lightweight concrete the waste cracked, modulus of elasticity PENDAHULUAN Pada dasarnya, beton dibuat dengan cara mencampurkan semen Portland atau semen hidrolik yang lain, agregat kasar, agregat halus (pasir), dan air yangmenjadi satu kesatuan, kemudian mengeras dalam jangka waktu tertentu. Sifatbeton yang sering diamati umumnya adalah kuat tekan, kuat tarik dan kuat lentur.Sifat-sifat tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor antara lain kualitas bahan dasar pembuat beton, komposisi campuran, umur dan keadaan cuaca atau faktor lingkungan. Tetapi pada daerah yang sulit mendapatkan pasir dan kerikil maka harga beton menjadi mahal. Banyak penelitian tentang beton yang sudah dilaksanakan dan akan terus berlanjut sebagai upaya untuk menjawab tuntutan perkembangan zaman dan kondisi lingkungan. Melalui penelitian dan percobaan, teknologi beton kini maju dengan pesat.Salah satu tujuan dari pengembangan teknologi beton adalah untuk mendapatkan sifat mekanis yang optimal dengan harga yang relatif murah.Dalam hal ini, pemakaian bahan tambahan pada campuran beton menjadi kurang ekonomis dan penggunaan beton agregat daur ulang menjadikan nilai 1 Dosen, beton menjadi lebih ekonomis.Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilaksanakan dalam upaya mencari alternatif pengganti bahan dasar beton dalam hal ini agregat kasar yang berupa batu pecah diganti dengan limbah pecahan beton ringan. Usulan tugas akhir ini akan dijabarkan permasalahan yang akan dibahas yaitu seberapa besar kuat tekan ratarata beton yang menggunakan agregat kasar dari limbah pecahan beton ringan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis mutu beton dari agregat kasar limbah pecah beton ringan dengan cara menguji karakteristik beton yakni nilai kuat tekan rata-rata. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 1.Material yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari agregat kasar (split) dan agregat halus (pasir) yang berasal dari daerah Bili-bili Gowa, limbah pecah beton ringan yang berasal dari beton ringan merk Zigel Block sisa proyek pembangunan Gedung Fakultas Teknik Gowa, semen Portland Composite Cement) merk Tonasa, dan air yang digunakan adalah air yang berasal dari Laboratorium Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Makassar. Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 3Mahasiswa S1, Universitas Hasanuddin, Makassar 90245, INDONESIA 2 Dosen, Jurnal Penelitian Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin 2.Kuat tekan rata-rata yang disyaratkan pada penelitian ini adalah f’cm = 25 MPa dengan komposisi limbah yang diteliti adalah 50% dan 100%, serta faktor air semen maksimum sebesar 0,5. 3.Pengujian kuat tekan rata-rata dilakukan pada benda uji berupa silinder beton dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm sebanyak 27 buah, dimana untuk beton komposisi split 100% sebanyak 9 buah, untuk komposisi limbah 100% sebanyak 9 buah dan untuk komposisi limbah 50% sebanyak 9 buah. 4.Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur 3 hari, 7 hari, dan 28 hari, sedangkan pengujian modulus elastisitas beton dilakukan pada umur 28 hari. 5.Standar pengujian pada penelitian ini mengacu pada ASTM (American Society for Testing and Materials). TINJAUAN PUSTAKA .Nawy (1998), mendefinisikan beton sebagai sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya.Dengan demikian, masing-masing komponen tersebut perlu dipelajari sebelum mempelajari beton secara keseluruhan.Perencana dapat mengembangkan pemilihan material dengan komposisi yang layak untuk menghasilkan beton yang efisien, memenuhi kekuatan yang disyaratkan oleh perencana dan memiliki pelayanan yang handal (serviceability). Berdasarkan pasal 3.12 SNI-03-28472002, beton merupakan campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat. Dari pemakaiannya yang begitu luas maka dapat diduga sejak dini bahwa struktur beton mempunyai banyak keunggulan dibanding materi struktur yang lain. Secara lebih rinci, keunggulan beton adalah: a. ketersediaan (availability) material dasar b. kemudahan untuk digunakan (versatility) c. kemampuan beradaptasi (adaptability) d. kebutuhan pemeliharaan yang minimal. Beton dengan Agregat Limbah Pecah Beton Ringan Beton daur ulang adalah suatu rancangan campuran beton dengan menggunakan bahan hasil dari penghancuran beton jadi yang kemudian digunakan sebagai bahan agregat (Duma, 2008).Beberapa perbedaan kualitas, sifat-sifat fisik dan kimia agregat daur ulang menyebabkan perbedaan sifat-sifat (properties) material beton yang dihasilkan. Hal ini disebabkan sudah adanya bahan pencampur lain yang terkandung pada butiran agregat tersebut, yaitu lapisan mortar yang melekat pada agregat. Lapisan mortar itu sendiri terdiri dari agregat dan pasta semen yang digunakan dalam campuran beton sebelumnya.Oleh karena itu perlu diteliti terlebih dahulu mengenai karakteristik agregat daur ulang itu sendiri.Adapun penelitian tersebut yang dimaksudkan untuk memudahkan dalam perencanaan campuran beton. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Bahan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan (Januari – Maret 2012). Adapun alat-alat yang digunakan untuk pengujian karakteristik antara lain : oven, timbangan gelas ukur 1000 ml, piknometer, tabel warna (organic plate), talam, satu set saringan, mesin Los Angeles dan bola-bola baja, ember, timba, dan selang air. Sedangkan untuk pengujian benda uji digunakan alat-alat antara lain : Compression Testing Machine kapasitas 1500 kN, bak perendam, satu set alat uji slump,capping set, cetakan benda uji silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, penggaris, dan timbangan. Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah : 1.Semen yang digunakan adalah semen Tonasa jenis PCC. 2.Pasir yang digunakan adalah pasir yang berasal dari lokasi pengambilan di daerah Bili-bili. 3.Batu Pecah yang digunakan adalah berasal dari lokasi di daerah Bili-bili. Jurnal Penelitian Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin 4.Pecahan beton ringan sisa pembangunan Gedung Fakultas Teknik Gowa. 5.Air yang digunakan adalah air PAM. PROGRAM EXPERIMENTAL Materials Sebelum dilakukan pembuatan benda uji beton, dilakukan pengujian terhadap karakteristik agregat halus dan kasar.Untuk sifat-sifat semen Portland tidak dilakukan pengujian karena digunakan semen yang memenuhi SNI. Pemeriksaan karakterisrik agregat yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkanASTM yang digunakan meliputi : 1.Pengujian agregat halus meliputi : pemeriksaan analisa saringan berdasarkan ASTM C136-01, pemeriksaan berat jenis dan penyerapan berdasarkan ASTM C12801, pemeriksaan berat volume berdasarkan ASTM C 29M-97, pemeriksaan kadar air berdasarkan ASTM C566-97, pemeriksaan kadar lumpur berdasarkan ASTM 117-95, serta pemeriksaan kadar organik berdasarkan ASTM C40-99. 2.Pengujian agregat kasar meliputi : pemeriksaan analisa saringan berdasarkan ASTM C136-01, pemeriksaan berat jenis dan penyerapan berdasarkan ASTM C12701, pemeriksaan berat volume berdasarkan ASTM C29M-97, pemeriksaan kadar air berdasarkan ASTM C566-97, pemeriksaan kadar lumpur berdasarkan ASTM C117-95, serta pemeriksaan abrasi/keausan berdasarkan ASTM C131-03. Dari analisa saringan agregat halus (pasir) diperoleh maksimum sebesar 4,75 mm namun tidak kurang dari 0,125 mm, yang termasuk dalam batas gradasi pasir zona III. Ukuran maksimum agregat kasar (split) yang digunakan sebesar 37,5 mm dan minimum sebesar 4,75 mm. Untuk agregat kasar limbah pecah beton ringan (LPBR) diperoleh ukuran maksimum sebesar 37,5 mm dan minimum sebesar 4,75 mm yang sesuai dengan analisa saringan agregat kasar.Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3. Tabel 1. Pengujian Agregat Halus (Pasir) No Karakteristik Agregat Hasil Keterangan Pengujian 1,5 - 3,8 2.31 Memenuhi Interval 1 Modulus Kehalusan 2 Berat jenis spesifik a. BJ. nyata b. BJ. Dasar kering c. BJ. Kering permukaan 3 Penyerapan air 4 Kadar Air 5 Kadar Lumpur 6 Kadar Organik 1,6 - 3,3 1,6 - 3,3 1,6 - 3,3 Maks 2% 2% - 5% Maks 5% < No. 3 2.63 2.56 2.59 1.01% 4.53% 3.20% No. 2 Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Tabel 2. Pengujian Agregat Kasar (Split) No Karakteristik Agregat Interval 1 Modulus Kehalusan 6,0 - 7,1 2 Berat jenis spesifik a. BJ. nyata 1,6 - 3,3 b. BJ. Dasar kering 1,6 - 3,3 c. BJ. Kering permukaan 1,6 - 3,3 3 Penyerapan air 0,2% - 4% 4 Kadar Air 3% - 5% 5 Kadar Lumpur 0,2% - 1% 6 Keausan 15% - 40% Hasil Keterangan Pengujian 7.05 Memenuhi 2.74 2.57 2.64 2.35% 4.40% 0.73% 27.60 Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi Tabel 3. Pengujian Agregat Kasar (LPBR) No Karakteristik Agregat Interval 1 Modulus Kehalusan 6,0 - 7,1 2 Berat jenis spesifik a. BJ. nyata 1,6 - 3,3 b. BJ. Dasar kering 1,6 - 3,3 c. BJ. Kering permukaan 1,6 - 3,3 3 Penyerapan air 0,2% - 4% 4 Kadar Air 3% - 5% 5 Kadar Lumpur 0,2% - 1% 6 Keausan 15% - 40% Hasil Pengujian 7.10 0.00 1.26 0.79 1.16% 47.06% 6.80% 0.53% 64.80% Keterangan Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Memenuhi Memenuhi Berdasarkan hasil pengujian di atas, diperoleh karakteristik pasir dan split yang memenuhi kriteria sebagai material penyusun beton. Sedangkan untuk pengujian pecahan beton ringan sebagai pengganti agregat kasar, masih terdapat beberapa karakteristik yang belum memenuhi kriteria sebagai material penyusun beton.Namun untuk mengetahui karakteristik kuat tekan beton yang menggunakan limbah pecah beton ringan sebagai pengganti agregat kasar, agregat tersebut tetap digunakan sebagai material penyusun beton pada penelitian ini. Mix Design Dalam menentukan proporsi campuran dapat digunakan beberapa metode yang dikenal, antara lain Metode American Jurnal Penelitian Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Concrete Institute, Portland Cement Association, Road Note No.4, British Standard atau Departement of Environment (DOE). Pada penelitian ini, untuk menentukan komposisi mix designcaratrial mix mengacu pada metode DOE. Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Pengujian kuat tekan dilakukan dengan menggunakan Compression Testing Machine dengan kapasitas 1500 kN, pengujian ini dilakukan berdasarkan SNI. Prosedur pelaksanaan pengujian kuat tekan terdiri dari beberapa tahapan yaitu : 1.Sampel beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm yang telah mencapai umur uji diangkat dari bak perendaman setelah itu diamkan beberapa saat hingga sampel beton mencapai kondisi SSD. 2.Setelah sampel beton mencapai kondisi SSD, timbang sampel beton tersebut lalu lakukan proses capping pada bagian atas beton dengan menggunakan belerang yang telah dipanaskan hingga mencair lalu dituangkan ke plat cetakan, setelah itu bagian atas dari sampel beton dibalik dan diletakkan tegak lurus pada pelat cetakan dan diamkan untuk beberapa menit hingga menghasilkan capping yang sempurna lalu lepaskan sampel beton dari cetakan. 3.Pasang alat pengujian modulus elastisitas pada sampel beton dan stel alat tersebut hingga dapat bekerja dengan baik khusus untuk pengujian 28 hari. 4.Letakkan benda uji pada Compression Testing Machine secara sentries. 5.Jalankan mesin penekan dengan beban yang konstan. Pembacaan dial vertikal untuk mendapatkan deformasi beton dilakukan setiap kenaikan 50 kN. 6.Pembebanan dilakukan hingga benda uji hancur dan beban maksimum yang terjadi dicatat untuk mendapatkan mutu beton dari benda uji. Dalam melakukan pengujian ini dapat diperoleh beberapa hasil yaitu kuat tekan beton dan modulus elastisitas dari beton yang rumus-rumusnya diberikan sebagai berikut : 1. Kuat Tekan Berdasarkan SNI 1974:2011, kuat tekan beton dihitung dengan membagi kuat tekan maksimum yang diterima benda uji selama pengujian dengan luas penampang melintang. 𝑃 𝑓 ′ 𝑐𝑖 = 𝐴........................................ (1) Dimana : f’ci = kuat tekan beton dengan benda uji silinder yang ke i (N/mm2) P = gaya tekan aksial (Newton, N) A = luas penampang melintang benda uji (mm2) 2. Modulus Elastisitas Berdasarkan penelitian yang dilakukan sesuai standar SNI 03-4169-1996 memberikan rumus sebagai berikut : 𝐸 = (𝜎2 − 𝜎1 )/(𝜀2 − 𝜀1 )............. (2) Dimana : E = modulus elastisitas beton (MPa). σ2 = tegangan pada saat mencapai 40% dari beban maksimum (MPa). σ 1 = tegangan saat regangan longitudinal (ε1) sebesar 0,00005 (MPa). ε1 = regangan longitudinal yang dihasilkan oleh tegangan σ 1. ε2 = regangan longitudinal yang dihasilkan oleh tegangan σ2. Pengujian kuat tekan dan modulus elastisitas ini bertujuan untuk menentukan mutu beton yang diisyaratkan dan modulus elatisitas dari sampel beton pada umur 28 hari. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan sampel berbentuk silinder yang berukuran 15 cm x 30 cm sebanyak 3 buah. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian kuat tekan pada penelitian ini mengacu pada ASTM C 39/C 39 M - 01 (Standard Test Method for Compressive Strength of Cylindrical Concrete Specimens) dan termuat pada SNI 1974:2011. Hasil yang diperoleh disajikan dalam tabel 4, tabel 5, dan tabel 6 sebagai berikut: Jurnal Penelitian Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Dimensi Nomor Massa Umur D benda benda uji L (hari) uji (gram) (mm) (mm) S1 12143 S2 12490 300 150 3 S3 12320 Kuat Tekan Rata-rata S1 11145 S2 11763 300 150 7 S3 12027 Kuat Tekan Rata-rata S1 12524 S2 12205 300 150 28 S3 12455 Kuat Tekan Rata-rata Luas Gaya Kuat bidang tekan tekan (mm2) (kN) (N/mm2) 170 9.625 17662.5 290 16.419 280 15.853 13.966 340 19.250 17662.5 410 23.213 380 21.515 21.326 470 26.610 17662.5 530 30.007 500 28.309 28.309 Tabel 5. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton 100% LPBR Dimensi Luas Gaya Kuat Nomor Massa Umur bidang tekan tekan benda benda uji L D (hari) uji (gram) (mm) (mm) (mm2) (kN) (N/mm2) S1 8328 110 6.228 S2 8271 3 300 150 17662.5 110 6.228 S3 8212 140 7.926 Kuat Tekan Rata-rata 6.794 S1 9305 190 10.757 S2 8538 7 300 150 17662.5 200 11.323 S3 8893 220 12.456 Kuat Tekan Rata-rata 11.512 S1 9320 220 12.456 S2 8860 28 300 150 17662.5 270 15.287 S3 8395 300 16.985 Kuat Tekan Rata-rata 14.909 Tabel 6. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton 50% LPBR dan 50% Split Nomor Massa Dimensi Umur benda benda uji L D (hari) uji (gram) (mm) (mm) S1 10745 S2 10233 300 150 3 S3 11024 Kuat Tekan Rata-rata S1 11285 S2 11565 300 150 7 S3 10062 Kuat Tekan Rata-rata S1 11335 S2 11575 300 150 28 S3 11515 Kuat Tekan Rata-rata Luas Gaya Kuat bidang tekan tekan (mm2) (kN) (N/mm2) 130 7.360 17662.5 160 9.059 140 7.926 8.115 220 12.456 17662.5 220 12.456 230 13.022 12.644 290 16.419 17662.5 310 17.551 340 19.250 17.740 Pengujian kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan (compressive strength) beton dengan benda uji silinder yang dibuat dan dimatangkan (curing) di laboratorium setelah umur 28 hari. Pengujian dilakukan pada tiga campuran beton yang berbeda dengan masing-masing terdiri dari tiga benda uji. Benda uji berupa silinder berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dipasang pada mesin tekan secara sentris.Pembebanan dilakukan sampai benda uji menjadi hancur dan tidak dapat menahan beban yang diberikan (jarum penunjuk berhenti kemudian bergerak turun), sehingga didapatkan beban maksimum yang ditahan oleh benda uji tersebut.Kemudian hitung kuat tekan beton yaitu besarnya beban persatuan luas. Komposisi material penyusun beton memiliki pengaruh terhadap kuat tekan yang dihasilkan dari beton tersebut.Hal ini dapat kita lihat pada Gambar 1 yang menunjukkan hubungan kuat tekan terhadap umur beton sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan. Pada umur 28 hari, kuat tekan rata-rata beton normal (100% split) sebesar 28.309 MPa, beton dengan 100% LPBR sebesar 14.909 MPa, sedangkan beton dengan 50% LPBR dan 50% split sebesar 17.740 MPa. 30 Kuat Tekan (MPa) Tabel 4. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton 100% Split 100% LPBR 25 20 50% LPBR + 50% Split 100% Split 15 10 5 0 0 10 20 30 Umur (hari) Gambar 1.Grafik Korelasi Kuat Tekan Terhadap Umur Beton Gambar 2 menunjukkan persentase perubahan kuat tekan beton pada umur 3, 7 dan 28 hari benda uji. Untuk beton normal (100% split), persentase peningkatan kuat tekan terhadap umur benda uji berturut-turut 49,33%, 75,33% dan 100%. Untuk beton dengan 100% LPBR mengalami peningkatan sebesar 46,00%, 77,22% dan 100%. Sedangkan untuk beton dengan 50% LPBR Jurnal Penelitian Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Persentase Kenaikan Kuat Tekan (%) 100 100 80 71.28 60 77.22 75.33 100 100 45.74 40 46 20 100% LPBR 50% LPBR + 50% Split 49.33 100% Split 0 3 7 Umur (Hari) 28 Gambar 2. Diagram Persentase Perubahan Kuat Tekan Terhadap Umur Beton Selain pengujian kuat tekan, secara visual juga diamati pola runtuh (failure) pada benda uji. Sebagian besar benda uji menunjukkan pola retak columner (memanjang). Retak columner menunjukkan bahwa beton memiliki kemampuan untuk menahan beban tekan. Terlihat juga bahwa benda uji pecah pada mortar dan agregat, hal ini menunjukkan bahwa beton merupakan suatu kesatuan yang memikul beban secara bersama. Hal ini dapat dilihat pada gambar 3. Tegangan maksimum untuk sampel II adalah 30,007 MPa. Pada saat beban mencapai 40% dari beban maksimum, tegangan (σ2) adalah 12,0028 MPa, sehingga dihasilkan regangan longitudinal (ε2) adalah 0,0004. Kemudian tegangan (σ1) saat regangan longitudinal (ε1) sebesar 0,00005adalah 2,1231 MPa. Tegangan maksimum untuk sampel III adalah 28,309 MPa. Pada saat beban mencapai 40% dari beban maksimum, tegangan (σ2) adalah 11,3234 MPa, sehingga dihasilkan regangan longitudinal (ε2) adalah 0,0003. Kemudian tegangan (σ1) saat regangan longitudinal (ε1) sebesar 0,00005adalah 1,4154 MPa. 35 30 Tegangan (N/mm2) dan 50% split sebesar 45,74%, 71,28% dan 100%. 25 20 15 10 5 0 0.00000.00020.00040.00060.00080.00100.00120.00140.0016 Sampel 1 Regangan Sampel 2 Sampel 3 Gambar 4. Grafik Tegangan-Regangan Beton 100% Split Tabel 7 di bawah memperlihatkan nilai modulus elastisitas dan lendutan maksimum beton dengan 100% split untuk masingmasing sampel pada pengujian 28 hari. Gambar 3. Pola Retak pada Benda Uji Setelah Pengujian Kuat Tekan Umur 28 Hari Analisa Modulus Elastisitas Hasil pengujian elastisitas pada beton dengan menggunakan agregat kasar 100% split pada umur 28 hari (Gambar 4) menghasilkan tegangan maksimum untuk sampel I adalah 26,610 MPa. Pada saat beban mencapai 40% dari beban maksimum, tegangan (σ2) adalah 10,6440 MPa, sehingga dihasilkan regangan longitudinal (ε2) adalah 0,0004. Kemudian tegangan (σ1) saat regangan longitudinal (ε1) sebesar 0,00005adalah 2,1231 MPa. Tabel 7. Nilai Modulus Elastisitas dan Lendutan Maksimum Beton 100% Split pada Pengujian Kuat Tekan Umur 28 Hari No 1 2 3 Modulus Elastisitas E rata-rata Δ maks (MPa) (σ2-σ1/ε2ε1) (MPa) (mm) 24252.97 25332.53 34969.40 28184.97 0.43 0.47 0.40 Hasil pengujian elastisitas pada beton dengan menggunakan agregat kasar 100% LPBR pada umur 28 hari (Gambar 5) menghasilkan tegangan maksimum untuk sampel I adalah 12,456 MPa. Pada saat beban Jurnal Penelitian Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin mencapai 40% dari beban maksimum, tegangan (σ2) adalah 4,9823 MPa, sehingga dihasilkan regangan longitudinal (ε2) adalah 0,0003. Kemudian tegangan (σ1) saat regangan longitudinal (ε1) sebesar 0,00005adalah 1,0616 MPa. Tegangan maksimum untuk sampel II adalah 15,287 MPa. Pada saat beban mencapai 40% dari beban maksimum, tegangan (σ2) adalah 6,1146 MPa, sehingga dihasilkan regangan longitudinal (ε2) adalah 0,0003. Kemudian tegangan (σ1) saat regangan longitudinal (ε1) sebesar 0,00005adalah 2,1231 MPa. Tegangan maksimum untuk sampel III adalah 16,9851 MPa. Pada saat beban mencapai 40% dari beban maksimum, tegangan (σ2) adalah 6,7941 MPa, sehingga dihasilkan regangan longitudinal (ε2) adalah 0,0003. Kemudian tegangan (σ1) saat regangan longitudinal (ε1) sebesar 0,00005adalah 1,4154 MPa. 15 12 9 6 3 20 0 0.00000.00020.00040.00060.00080.00100.00120.00140.0016 16 Sampel 1 Regangan Sampel 2 Sampel 3 Gambar 5. Grafik Tegangan-Regangan Beton 100% LPBR Tabel 8 di bawah memperlihatkan nilai modulus elastisitas dan lendutan maksimum beton dengan 100% LPBR untuk masingmasing sampel pada pengujian 28 hari. Tabel 8. Nilai Modulus Elastisitas dan Lendutan Maksimum Beton 100% LPBR pada Pengujian Kuat Tekan Umur 28 Hari No 1 2 3 Modulus Elastisitas E rata-rata Δ maks (MPa) (σ2-σ1/ε2ε1) (MPa) (mm) 16660.35 0.48 18372.53 18536.41 0.35 19920.84 0.37 Tegangan (N/mm2) Tegangan (N/mm2) 18 Hasil pengujian elastisitas pada beton dengan menggunakan agregat kasar 50% limbah pecah beton ringan dan 50% split pada umur 28 hari (Gambar 6) menghasilkan Tegangan maksimum untuk sampel I adalah 16,419 MPa. Pada saat beban mencapai 40% dari beban maksimum, tegangan (σ2) adalah 6,5676 MPa, sehingga dihasilkan regangan longitudinal (ε2) adalah 0,0003. Kemudian tegangan (σ1) saat regangan longitudinal (ε1) sebesar 0,00005adalah 1,0616 MPa. Tegangan maksimum untuk sampel II adalah 17.5513 MPa. Pada saat beban mencapai 40% dari beban maksimum, tegangan (σ2) adalah 7,0205 MPa, sehingga dihasilkan regangan longitudinal (ε2) adalah 0,0004. Kemudian tegangan (σ1) saat regangan longitudinal (ε1) sebesar 0,00005adalah 0,8493 MPa. Tegangan maksimum untuk sampel III adalah 19,2498 MPa. Pada saat beban mencapai 40% dari beban maksimum, tegangan (σ2) adalah 7,6999 MPa, sehingga dihasilkan regangan longitudinal (ε2) adalah 0,0004. Kemudian tegangan (σ1) saat regangan longitudinal (ε1) sebesar 0,00005adalah 1,4154 MPa. 12 8 4 0 0.000000.000200.000400.000600.000800.001000.001200.00140 Sampel 1 Regangan Sampel 2 Sampel 3 Gambar 6. Grafik Tegangan-Regangan Beton 50% LPBR dan 50% Split Tabel 9 berikut ini memperlihatkan nilai modulus elastisitas dan lendutan maksimum beton dengan 100% LPBR untuk masingmasing sampel pada pengujian 28 hari. Jurnal Penelitian Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Tabel 9. Nilai Modulus Elastisitas dan Lendutan Maksimum Beton 100% LPBR pada Pengujian Kuat Tekan Umur 28 Hari No Modulus Elastisitas E rata-rata Δ maks (MPa) (σ2-σ1/ε2ε1) (MPa) (mm) 1 19617.63 2 19737.53 3 20718.14 0.36 20024.43 0.37 0.39 KESIMPULAN Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengujian beton dengan menggunakan limbah pecah beton ringan sebagai pengganti agregat kasar, maka diperoleh kesimpulan bahwa : 1.Hasil pemeriksaan karakteristik agregat pada limbah pecahan beton ringan didapatkan bahwa untuk pengujian analisa saringan, modulus kehalusan, dan kadar lumpur semuanya memenuhi spesifikasi ASTM. Sedangkan untuk pengujian berat jenis spesifik, absorpsi, kadar air, dan keausan pada limbah pecahan beton ringan tidak memenuhi spesifikasi ASTM. 2.Dari pengujian kuat tekan yang dilakukan antara beton normal yang mengandung 100% split, beton dengan 100% LPBR, dan beton dengan 50% LPBR dan 50% split menghasilkan kuat tekan dengan selisih nilai yang jauh, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh limbah pecah beton ringan begitu signifikan. Dimana kuat tekan rata-rata pada beton normal 100% split adalah 28,309 MPa, kuat tekan rata-rata pada beton 100% LPBR adalah 14,909 MPa, dan kuat tekan rata-rata pada beton 50% LPBR dan 50% split adalah 17,740 MPa. 3.Dari pengujian diperoleh nilai modulus elastisitas rata-rata untuk tiga buah benda uji beton 100% split adalah sebesar 28184,97 MPa, beton menggunakan 100% LPBR adalah sebesar 18372,53 MPa dan beton menggunakan 50% LPBR dan 50% split adalah 20024,43 MPa. 4.Hasil pemeriksaan berat volume beton ratarata diperoleh nilai yang berbeda untuk setiap variasi. Pada umur 28 hari, berat volume rata-rata beton normal (100% split) sebesar 2339,17 kg/m³, beton dengan 100% LPBR sebesar 1671,78 kg/m³, sedangkan beton dengan 50% LPBR dan 50% split sebesar 2165,61 kg/m³. 5.Berat volume beton rata-rata untuk beton yang menggunakan limbah pecah beton ringan sebagai pengganti agregat kasar pada umur 28 hari adalah 1918,69 kg/m3, sehingga termasuk dalam kategori beton ringan karena berat jenisnya lebih kecil dari beton normal (2200-2500 kg/m3). 6.Kuat tekan beton dengan LPBR tidak mencapai kekuatan yang direncanakan yakni 25 MPa dan hanya sebesar 14,909 MPa untuk beton dengan menggunakan 100% LPBR dan 17,749 MPa untuk beton dengan 50% LPBR dan 50% Split. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka sebagai bahan pertimbangan diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1.Limbah pecahan beton ringan sebagai agregat dalam beton jika digunakan sebaiknya dengan presentase yang seminimal mungkin karena mengingat kekuatan beton dengan penambahan limbah pecahan beton ringan sangat rendah. 2.Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap pengaruh penambahan tulangan dan serat untuk peningkatan kekuatan beton. UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur kepada AllahSWT, kepada Ayahanda dan Ibundatercinta atas pengorbanannya selama ini, kepada bapak Prof. Dr. Muh. Wihardi Tjaronge,ST., M.Eng dan bapak Ir. H. Abd. Madjid Akkas, MT yang senantiasa memberikan bimbingan kepada kami dan juga kepada bapak Sudirman Sitang ST, selaku staf Laboratorium Struktur dan Bahan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin beserta saudara-saudariku di Jurusan Teknik Sipil khususnya angkatan 2006 yang senantiasa memberikan motivasi dan adik-adik yang telah banyak membantu selama penelitian, kiranya jurnal ini dapat diterbitkan dan dapat digunakan untuk referensi dalam pengembangan penelitian selanjutnya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih. Jurnal Penelitian Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin DAFTAR PUSTAKA Akkas, Abdul Madjid.Rekayasa Bahan/Bahan Bangunan. Makassar: Jurusan Sipil. 1996. American Society for Testing and Material. Annual Book of ASTM Standards: Volume 04.02, Concrete and Aggregate. US and Canada. 2003. Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik. 1979. Duma, H. Studi Perilaku Kuat Lentur dan Susut pada Beton Agregat Daur Ulang.Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas Indonesia. 2008 Mulyono, Tri. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi. 2003. Nawy, Edward. G. Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar. Jilid 1. Bandung: Refika Aditama. 1998. Nugraha, Paul & Antoni. Teknologi Beton dari Material, Pembuatan, ke Beton Kinerja Tinggi. Yogyakarta: Andi. 2007. SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (Beta Version).