restrukturisasi pendidikan awal perdamaian di sekolah

advertisement
Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling
Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 267-279
Tersedia Online di
http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk
ISSN 2579-9908
RESTRUKTURISASI PENDIDIKAN AWAL PERDAMAIAN
DI SEKOLAH
Mardi Lestari
STIKIP Andi Matappa Pangkep
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Tindak kekerasan dan konflik merupakan sesuatu yang alami yang selalu ada dalam kehidupan manusia.
Indonesia adalah negara yang memiliki kecendrungan terjadinya konflik yg tinggi dikarenakan keadaan
masyarakat yang plural dan memiliki berbagai karakteristik. Agar konflik tidak mengakibatkan
kekerasan yang berujung pada perpecahan sosial dan rusaknya tataran sosial, maka konflik perlu
dikelola dengan tepat dan terkontrol. Mengelola konflik tidak semata-mata ditujukan untuk
menghentikan konflik dan tingkat kekerasan yang terjadi atau terjadinya kata sepakat antara kelompokkelompok yang bertikai. Dibutuhkan keterampilan mengatur keberagaman dan struktur tatanan sosial
agar semua komponen masyarakat dapat hidup dengan aman, nyaman, tenteram, dan damai bagi
kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Masyarakat secara umum dan
individu secara khusus saat ini perlu dibekali berbagai pengetahuan yang mendukung untuk
terwujudnya perdamaian dan kondisi damai. Pendidikan di sekolah, merupakan perantara yang tepat
untuk menumbuhkan bermacam sikap dan karakter yang mendukung tercapainya perdamaian yang
selalu dirindukan oleh berbagai pihak. Upaya penanganan kekerasan dapat dilakukan melalui peran
konselor sekolah sebagai tenaga ahli dan professional dalam penanganan dan pencegahan kekerasan
awal di sekolah.
Kata Kunci: pendidikan, perdamaian, konflik, bimbingan dan konseling
pertanyaan
PENDAHULUAN
yang
seringkali
menghantui
Sejarah bangsa Indonesia menunjukan
pikiran-pikiran mereka yang sedih melihat
bahwa konflik merupakan kenyataan yang
kenyataan yang terjadi di negara Indonesia
sulit dihindari. Banyak saat ini sosiolog
dalam semua aspek kehidupan. Di berbagai
menyatakan
media massa berita tentang pembunuhan,
bahwa
konflik
merupakan
realitas yang ada dan bisa dijumpai dalam
pencurian,
korupsi
sistemik
kehidupan sehari-hari. Konflik ini bisa terjadi
birokrasi,
konflik
antar
dalam relasi interpersonal maupun dalam
perkelahian pelajar, penggusuran, konflik
kehidupan komunal, dan muncul sebagai
agama, dan sebagainya, sepertinya sudah
dampak dari interaksi sosial.
menjadi konsumsi setiap orang. Bukan
Sudah
sedemikian
parahkah
situasi
menjadi
disemua
masyarakat,
pembahasan
yang
keterpurukkan bangsa tercinta ini? Atau
menggembirakan tentunya dan yang pasti
sudah demikian tipisnya nilai-nilai moral dan
harus dicari solusinya.
karakter
dari
sebagian
anak
Indonesia
Di Indonesia yang penduduknya sangat
generasi penerus bangsa? Masih banyak
plural,
267
baik
ras,
agama,
bahasa,
adat-
268 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 267-279
istiadatnya, dsb, memang rentan sekali untuk
Sekolah adalah suatu lembaga yang
terjadi konflik. Konflik-konflik yang terjadi di
mempunyai peran strategis terutama mendidik
Indonesia, baik yang berbasis etnis, agama
dan menyiapkan sumber daya manusia yang
maupun
diupayakan
berkualitas dalam memegang estafet generasi
penyelesaiannya oleh pemerintah maupun
sebelumnya. Keberadaan sekolah sebagai sub
masyarakat melalui perangkat hukum yang
sistem
menyangkut
menempatkan
politik
telah
ranah
hukum
dan
melalui
tatanan
kehidupan
lembaga
sekolah
sosial,
sebagai
kearifan lokal yang dimiliki bangsa Indonesia.
bagian dari sistem sosial. Sebagai bagian dari
Ketika situasi masyarakat yang penuh
sistem dan lembaga sosial, sekolah harus peka
dengan kekacauan, konflik, dan tidak ada
dan tanggap dengan harapan dan tuntutan
perdamaian, pendidikan dipandang sebagai
masyarakat sekitarnya. Sekolah diharapkan
pihak yang ikut berdosa karena gagal
menjalankan fungsinya dengan mencerdaskan
mewujudkan
kehidupan
warga
negara
yang
baik.
bangsa
dengan
optimal
dan
Sekolah idealnya menjadi sarana yang tepat
mengamankan diri dari pengaruh negatif
dalam menanamkan nilai-nilai moral yang
lingkungan sekitar. Maka dari itu, makalah ini
mendukung terciptanya perdamaian dalam
berusaha untuk menyajikan peran sekolah
masyarakat. Alasan ini sejalan dengan peran
dalam menciptakan iklim pembelajaran awal
lembaga pendidikan sebagai institusi yang
pendidikan perdamaian kepada siswa di
bertugas menumbuhkan dan memperdalam
sekolah.
cinta pada tanah air, mempertebal semangat
PEMBAHASAN
kebangsaan, dan rasa kesetiakawanan sosial.
Untuk lebih memperjelas dan memperinci
Untuk mengantisipasi berulangnya kasus
tentang pendidikan perdamaian di sekolah
dan peristiwa kekerasan dalam skala yang
maka berikut penjelasan mengenai rincian
lebih besar, diperlukan upaya prevensi, yaitu
komponen pendidikan perdamaian di sekolah,
melalui pendidikan di sekolah. Pendidikan
mulai dari konflik, pendidikan, perdamaian,
adalah upaya untuk membantu peserta didik/
dan konseptualisasi pendidikan perdamaian di
siswa untuk
pada
sekolah.
dimensi intelektual, moral dan psikologis
Konflik
mengembangkan diri
mereka. Perkembangan masyarakat modern
menuntut
bahwa
tugas
sebagian
Konflik
merupakan
antitesisnya
tugas
Perdamaian. Konflik bisa terjadi di mana saja,
pendidikan dijalankan oleh institusi yang
kapan saja, oleh siapa saja, dan dalam situasi
disebut sekolah.
apa saja. Di dalam buku Peace Education,
Lestari, Restrukturisasi Pendidikan Awal... 269
Amy
Ohlendorf
(Zamroni,
2008),
orang-orang
sadar
akan
adanya
memberikan definisi tentang konflik yaitu
ketidaksesuaian posisi potensial di masa
hasil dari adanya perbedaan pandangan,
depan dan masing-masing orang berniat untuk
penerimaan, dan nilai-nilai seseorang ataupun
menguasai posisi yang dirasa tidak sesuai
sekelompok orang. Dalam kondisi masyarakat
untuk yang lainnya. Konflik diibaratkan
yang homogen pun konflik dapat saja terjadi.
sebagai siklus: ”Sama dengan proses sosial,
Apalagi dalam sebuah entitas politik yang
ada
heterogen baik suku bangsa, agama, adat-
mempunyai
istiadat, dan sebagainya, sudah tidak lazim
(Wulandari, 2010).
jika konfik sering muncul.
Pendidikan
Setiap orang pun tidak luput mengalami
sebabnya,
Banyak
ada
akibat
sekali
prosesnya,
atau
yang
dampaknya”
pengertian
tentang
konflik. Gary T. Furlong, dalam bukunya The
pendidikan. Salah satunya adalah bahwa
Conflict Resolution Toolbox, mengatakan:
pendidikan adalah usaha sadar yang bertujuan
kita semua dihadapkan pada situasi konflik di
dan mendewasakan anak yang mecakup
dalam banyak aspek kehidupan kita, apakah
kedewasaan intelektual, sosial, dan moral.
di kehidupan pribadi setiap orang, di dalam
(Saidiharjo, 2004). Pendidikan disini memang
lingkungan kerja, atau dengan seseorang yang
memegang kunci
baru kita kenal sekalipun. Konflik yang ada
gerbang
bisa saja mengarah ke konflik yang sifatnya
bahkan sebuah bangsa ke arah jalan panjang
massal dengan menggunakan kekerasan fisik.
terjadinya kemajuan (Wulandari, 2010). Logis
Perlu langkah yang tepat bagi seseorang yang
saja
dihadapkan pada situasi konflik, agar konflik
pendidikan akan dihasilkan generasi yang
tidak
berwawasan
melebar
dan
menjurus
ke
arah
yang membuka
seseorang,
karena
sebuah
diharapkan
luas,
cerdas,
pintu
masyarakat
melalui
dan
proses
dengan
pertumpahan darah. Orang sekarang apalagi
kecerdasannya itu mereka akan membangun
yang masih muda-muda sangat gampang
bangsanya. Sangat disayangkan, generasi kita
sekali tersulut api kemarahan oleh masalah
saat ini (sebut saja para pelajar) masih ada
kecil/ sepele yang seharusnya tidak sampai ke
gejala yang menunjukkan kelemahan dalam
arah terjadinya konflik secara terbuka.
kecerdasan emosinya, empatinya, respect,
Amy
Ohlendorf
dalam
buku
Peace
multikulturalisme. Akibatnya kehidupan yang
Education, Volume II, (Zamroni, 2008),
rukun dan damai sepertinya masih separuh
dijelaskan tentang pengertian konflik yaitu
jalan. Apalagi jika kita menoleh ke daerah-
suatu situasi persaingan yang didalamnya
daerah penuh konflik, pelakunya dari anak-
270 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 267-279
anak sampai orangtua. Kondisi seperti ini,
Untuk mewujudkan kondisi masyarakat
kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
yang paham akan pendidikan damai dari
pendidikan belum berhasil dijalankan secara
tingkat paling kecil sampai ke tingkat yang
sebagaimana mestinya.
besar, negara misalnya, dalam diri setiap
Pendidikan seharusnya, terjadi melalui
orang
perlu
dikembangkan
interaksi insani dimulai dari lingkungan
tenggangrasa
keluarga, kemudian dilanjutkan dan ditempa
pengertian, empati, kerjasama, dan respect
dalam lingkungan sekolah, dan diperkaya
terhadap orang lain (Chanroeun Pa, 2010;
dalam lingkungan masyarakat (Simon Fisher
Sukendar, 2011). Perlu sekali disadari bahwa
et.al. 2001). Hasil pendidikan inilah yang
masyarakat kita adalah masyarakat yang
digunakan dalam membangun kehidupan
plural dan multikultural. kondisi masyarakat
pribadi, agama, keluarga, masyarakat, bangsa,
seperti ini yang vital adalah pemahaman
dan negaranya.
bahwa satu orang dengan yang lainnya
Perdamaian
berbeda dalam berbagai hal. Oleh karena itu
Perdamaian bisa diartikan bermacam-
dengan
sikap
orang lain,
saling
memaksakan budaya seseorang kepada orang
macam. Perdamaian adalah sebuah istilah/
lain tidak dibenarkan.
kata untuk menyebut suatu kondisi adanya
Konseptualisasi pendidikan perdamaian di
sekolah
harmoni, kemanan (tidak terjadi perang),
serasi, dan adanya saling pengertian, tenggang
Pendidikan adalah suatu proses untuk
sesama
mendewasakan intelektual, sosial, dan moral,
(Wulandari, 2010; Sue McGregor, 2014;
maka sudah seharusnya lembaga pendidikan
Barbara S. Tint & G. Koteswara Prasad,
dapat berfungsi dengan baik guna memberi
2007). Perdamaian juga bisa diartikan suasana
peran serta mewujudkan kehidupan yang
yang tenang dan tidak adanya kekerasan.
rukun
(Zamroni, 2008; Sue McGregor, 2014) Dalam
Singkatnya
situasi penuh perdamaian maka akan tercipta
menghasilkan generasi yang sadar akan
kerukungan
masyarakat.
kondisi masyarakat yang beranekaragam.
Perdamaian sebetulnya bisa dikembangkan
Oleh karena itu, hal yang terpenting adalah
dengan mengendalikan emosi setiap orang.
menjadikan sekolah sebagai wahana untuk
Karena kekurangmampuan mengatur emosi
mengasah ketajaman dan kepekaan akan
itulah yang gampang terbakar jika tersulut
lingkungan sosial yang berbeda-beda. Melihat
api/ pancingan sedikit saja.
kenyataan
rasa,
saling
menghargai
antar
anggota
antar
damai
(Wulandari,
pendidikan
bahwa
konflik
2010:
harus
adalah
71).
mampu
suatu
Lestari, Restrukturisasi Pendidikan Awal... 271
kenyataan hidup, tidak bisa dihindarkan,
memberi peran serta mewujudkan kehidupan
maka bagaimana pendidikan di sekolah-
yang
sekolah mengajarkan kepada siswanya jika
pendidikan
dihadapkan pada suatu konflik.
generasi yang sadar akan kondisi masyarakat
Aspek-aspek
pendidikan
perlu
yang
terkait
dikembangkan
rukun
serta
harus
damai.
mampu
Singkatnya
menghasilkan
dalam
yang beranekaragam. Mampu menghindari
untuk
terjadinya konflik sehingga impian akan
mendukung tujuan bahwa sekolah harus
terciptanya suasana penuh damai.
mencetak generasi yang pro-aktif terhadap
Oleh karena itu, hal yang terpenting
usaha-usaha menciptakan perdamaian. Aspek-
adalah menjadikan sekolah sebagai wahana
aspek tersebut antara lain: (1) Saling Percaya.
untuk mengasah ketajaman dan kepekaan
(2) Kerja Sama (3) Tenggang Rasa (4)
akan lingkungan sosial yang berbeda-beda.
Penerimaan
(5)
Melihat kenyataan bahwa konflik adalah
Kelestarian
suatu kenyataan hidup, tidak bisa dihindarkan,
Lingkungan (Hadjam. 2003; Sue McGregor,
maka bagaimana pendidikan di sekolah-
2014). Karena pendidikan adalah suatu proses
sekolah mengajarkan kepada siswanya jika
yang terus menerus, pendidikan perdamaian
dihadapkan pada suatu konflik.
terhadap
Penghargaan
Perbedaan
terhadap
ini tentunya juga harus diberikan pada setiap
Aspek-aspek
yang
pendidikan
level yang tertinggi. Pembelajaran tentang
mendukung tujuan bahwa sekolah harus
perdamaian tentu saja harus disesuaikan
mencetak generasi yang pro-aktif terhadap
dengan perkembangan usia peserta didik/
usaha-usaha menciptakan perdamaian. Karena
siswa.
melihat
pendidikan adalah suatu proses yang terus
perkembangan usia siswa tersebut. Setiap
menerus, pendidikan perdamaian ini tentunya
aspek pendidikan yang meliputi siswa, guru,
juga harus diberikan pada setiap level sekolah
kurikulum, pemerintah, dan masyarakat harus
dari yang paling dasar sampai level yang
mendukung terwujudnya perdamaian.
tertinggi. Pembelajaran tentang perdamaian
juga
harus
Restrukturisasi
pendidikan
perdamaian di sekolah
awal
tentu
saja
dikembangkan
dalam
level sekolah dari yang paling dasar sampai
Materinya
perlu
terkait
harus
perkembangan
disesuaikan
usia
peserta
untuk
dengan
didik/siswa.
Jika pendidikan adalah suatu proses
Materinya juga harus melihat perkembangan
untuk mendewasakan intelektual, sosial, dan
usia siswa. Sasaran siswa setiap level itulah
moral, maka sudah seharusnya lembaga
yag
pendidikan dapat berfungsi dengan baik guna
pendidikan
menjadi
sasarannya.
yang
meliputi
Setiap
aspek
siswa,
guru,
272 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 267-279
pemerintah,
dan
masyarakat
harus
mendukung terwujudnya perdamaian.
individu-individu
Untuk mewujudkan perdamaian melalui
pendidikan maka perlu diberikan pendidikan
perdamaian
disetiap
level
adalah sebuah lembaga yang mempersiapkan
pendidikan.
bagi
kehidupan
dan
memungkinkan untuk mengembangkan diri
dan memperluas wawasannya.
Anak-anak
yang
menjadi
generasi
Manusia secara alamiah berkembang melalui
penerus bangsa merupakan modal bangsa
proses belajar. Tahap pertama seorang anak
yang harus betul-betul digarap kecerdasan
belajar adalah dari apa yang ada di sekitarnya.
intelektual,
spiritual,
Dalam hal ini, keluarga adalah media belajar
Mengingat
dipundak
pertama.
bangsanya
ditentukan.
Kemudian
tahap
berikutnya
dan
emosionalnya.
merekalah
Sekolah
nasib
di
sini
diperoleh dari sekolah/pendidikan formal.
diharapkan sebagai wadah setiap anak untuk
Sehingga
mendukung
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan-
perdamaian dapat diberikan kepada anak-anak
ketrampilan lain sehingga dapat memberikan
maupun orang dewasa baik secara formal dan
kontribusinya.
pendidikan
untuk
pendidikan informal.
Banyak sikap-sikap yang baik untuk
Mengapa sekolah sangat mendukung
dikembangkan dan untuk membangun sebuah
untuk terciptanya perdamaian? Hal ini melihat
masyarakat dan dunia yang baik. Sikap
peranan pendidikan formal/ sekolah yang
tersebut antara lain: menghormati diri sendiri,
berperan
pengetahuan,
toleransi, empati, keadilan, kejujuran, tidak
ketrampilan, dan sikap-sikap yang telah
saling mencurigai, persahabatan, kerjasama,
diperoleh
di
saling pengertian, dan keadilan/ pemerataan.
gambaran
sebuah
melanjutkan
keluarga.
Sekolah
masyarakat
adalah
kecil.
Di
Pada akhirnya setiap orang harus memberikan
dalamnya terdapat individu-ndividu dengan
sumbangannya
berbagai macam karakter dan kulturnya. Di
Masalah yang kelihatannya dominan di
tempat inilah sangat relevan dan pas untuk
masyarakat kita adalah terjadinya konflik
mengenalkan serta melatih berbagai nilai
yang berpangkal pada tidak adanya saling
yang mendukung perdamaian. Selan itu
pengertian dan sifat mudah tersinggung.
sistem
pendidikan
adalah
sarana
untuk
Selain
untuk
sikap-sikap
perdamaian
di
atas,
dunia.
dalam
menciptakan kemajuan dalam masyarakat.
pendidikan perdamaian juga harus mampu
Setiap masyarakat membutuhkan lembaga
mengembangkan
kependidikan
untuk
mendidik
”generasi-
generasi baru”. Dalam konteks ini sekolah
seperti:
mendengarkan,
ketrampilan-ketrampilan,
mampu
memahami
berkomunikasi,
pandangan-
Lestari, Restrukturisasi Pendidikan Awal... 273
pandangan
yang
berbeda,
mampu
bekerjasama, pemecahan masalah, berpikir
kritis, pengambilan keputusan, pemecahan
konflik,
mediasi,
manajemen
konflik,
kesadaran budaya, dan pendidikan inklusif.
Program menciptakan perdamaian ini di
konflik, dan tanggungjawab sosial. Sepertinya
sekolah
ketrampilan tersebut sudah jauh dari anak-
mengurangi pengalaman-pengalaman verbal,
anak generasi penerus bangsa.
penyiksaan fisik, kekacauan, penyerangan,
Selain untuk penanaman sikap atas nilainilai
yang
wajib
dalam
diharapkan
dapat
membantu
pengrusakan, perkelahian, penghinaan, dan
menciptakan
luka-luka. Lebih lanjut, dapat memberikan
perdamaian, pendidikan perdamaian adalah
perasaan saling memiliki antar sesame di
suatu usaha pembelajaran yang memberikan
kalangan
kontribusi dan membentuk warganegara yang
kepedulian
baik di dunia. Alternatif-alternatif yang harus
kemampuan kerjasama antar siswa.
disajikan adalah dengan mengajarkan sebabsebab
kekerasan
dan
para
murid,
sosial,
meningkatkan
dan
membangun
Untuk keperluan menjaga, menciptakan,
menginformasikan
dan membangun perdamaian yang harus
kepada siswa pengetahuan tentang masalah--
disiapkan adalah hal-hal yang berkaitan
masalah pokok dalam pendidikan perdamaian,
dengan sumber daya manusia yang memiliki
antara lain: menjaga, menciptakan, dan
pengetahuan
membangun perdamaian itu sendiri.
memajukan pendidikan perdamaian di kelas.
dan
ketrampilan
tentang
Pada tataran sekolah dasar dan lanjutan
Masalah di lapangan untuk aspek guru salah
dapat mendukung ketiga issue tadi. Pada
satunya memang berkenaan dengan kesulitan
tahap
guru mencari format yang tepat untuk
menjaga
perdamaian
disemua
jenjang sekolah harus mempunyai aturan
mempromosikan
dan
keras yang berani mengeluarkan muridnya
pendidikan perdamaian.
menanamkan
jika terlibat dalam suatu tindak kekerasan.
Pemerintah selama ini belum menjadikan
Langkah ini bisa dengan memperkerjakan
pendidikan perdamaian sebagai materi yang
penjaga keamanan. Usaha menciptakan
wajib diajarkan disekolah-sekolah. Peran
perdamaian
pemerintah
memasukkan
bisa
dilakukan
penting
dalam
menciptakan perdamaian melalui lembaga
mengambil
pendidikan atau sekolah. Di dalam kurikulum
program-program untuk mempromosikan
sekolah dari tingkat dasar sampai lanjutan,
strategi pembelajaran dalam pemecahan
selama ini belum memuat materi tentang
sekolah
dengan
ke
sebetulnya
dalam
kurikulum
programnya
dengan
pendidikan perdamaian.
274 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 267-279
Alternatif-Alternatif
Implementasi
antar kelompok warga misalnya. Maka di
pendidikan perdamaian di sekolah antara lain
lembaga pendidikan yang ada di wilayah
dapat di gambarkan secara ringkas dan di
tersebut paling mendesak adalah pendidikan
gambarkan dalam bagang sebagai berikut.
untuk
menghapus
budaya
perang
dan
kekerasan. Tentunya, materi tidak hanya apa
yang paling dominan di tingkat lokal. Bisa
saja materi lain juga ditanamkan agar
pengetahuan
murid
luas
dan
dapat
mengantisipasi konflik di luar alasan yang
utama. Materi lain dapat berkaitan misalnya
Gambar 1. Alternatif Pertama
pendidikan untuk hidup adil dan penuh kasih
Fokus pendidikan untuk mendukung
perdamaian
melalui
lembaga
pendidikan
(sekolah dan universitas) terutama untuk
sayang antar sesama, pendidikan untuk
memelihara
lingkungan,
dan
pendidikan
untuk kedamaian pribadi.
mengatasi masalahmasalah yang penting dan
Secara umum materi dalam pendidikan
berkecenderungan ada di masyarakat. Jika
perdamaian adalah bagaimana menanamkan
berbicara tentang pendidikan perdamaian di
sikap-sikap untuk menjadi warga negara yang
sekolah, maka terdapat dua aspek yang
baik.
menyusunnya, yaitu: apa materinya? dan
ketidakseimbangan
bagaimana proses pembelajarannya?
harapannya dan kenyataan (dengan melihat
Sikap
yang
dapat
yang
mengatasi
terjadi
antara
Sebetulnya masih banyak pendidik yang
dan menganalisis gejala yang terjadi di
masih belum mengerti apa itu pendidikan
masyarakat baik lokal maupun global). Di sini
perdamaian.pertanyaan
sering
perlunya guru untuk selalu meningkatkan
pendidikan
pengetahuan tentang isu-isu sosial. Materi
perdamaian? Terus materi yang mau diajarkan
pendidikan perdamaian diberikan dengan
itu seperti apa? Yang mengajar terus lulusan
tujuan akhir yaitu untuk membangun budaya
jurusan apa? Serta beberapa pertanyaan lain
perdamaian dalam masyarakat.
muncul
yakni;
Apa
yg
akan
itu
yang perlu jawaban.
Dalam pendidikan perdamaian, sama
Materi pendidikan perdamaian harus
berhubungan
dengan
tujuan
pendidikan
dengan proses belajar untuk memahami
pengetauan lain, perlu diciptakan suatu proses
perdamaian yang ingin dicapai dalam suatu
yang
wilayah yang terus menerus terjadi konflik
dimungkinkan bisa belajar sesuai dengan apa
menyenangkan.
Pembelajar
Lestari, Restrukturisasi Pendidikan Awal... 275
yang diperlukan oleh dirinya dan diarahkan
juga
untuk membentuk pribadi yang damai. Proses
merupakan konsensus bersama. Di dalam
belajar
secara
hubungan ini, yang perlu diperhatikan adalah
diartikan
kedudukan guru dan murid adalah sama dan
menyeluruh adalah proses pembelajaran itu
setara. Keduanya berfungsi sebagai sumber
melibatkan pikiran, hati, dan semangat. jadi
ilmu dan ketrampilan, tetapi keduanya juga
pembelajar
dan
berfungsi sebagai orang yang belajar. Guru
mengerti apa yang dia pelajari, bukan hanya
lebih berfungsi sebagai fasilitator dalam
untuk memperkaya pikiran maupun keilmuan
proses pembelajaran ini.
dapat
menyeluruh.
dengan
Disini
belajar
yang
benar-benar
meresapi
merupakan
baru
Siapa
Menyeluruh disini juga berarti melibatkan
pendidikan
semua aspek dalam kehidupan dari tingkat
tergantung dari strategi
individu sampai tingkat bangsa atau negara
seperti apa. Sebetulnya siapa saja dapat
atau dunia. Melibatkan semua sektor dalam
menyampaikan materi ini. Dengan syarat
masyarakat. Dilaksanakan di semua tingkat
memang harus mempunyai perhatian terhadap
pendidikan; dari tingkat dasar sampai tingkat
isu-isu sosial dan isu-isu global.
dan
dalam
bentuk
mengajarkan
yang
dia akan tetapi juga memperkaya hatinya.
tertinggi
yang
bentukan
perdamaian?
materi
Menurut
saya,
pembelajarannya
pendidikan
formal, non-formal, maupun informal. Selain
itu juga menyeluruh dalam artian keterkaitan
semua bidang ilmu.
Pendidikan perdamaian juga dirancang
untuk mendorong pemikiran kritis dari murid,
Gambar 2. Alternatif Kedua
yang nantinya diharapkan akan memunculkan
komitmen dari murid untuk berperan serta
Dari gambar, Pendidikan perdamaian,
dalam proses transformasi kehidupan ke arah
dapat diberikan melalui kelompok-kelompok
yang lebih baik dan juga berperan dalam
kegiatan ekstrakurikuler. Biasanya di sekolah-
membangun budaya damai. Komitmen itu
sekolah
bisa saja pada tingkat personal tetapi juga bisa
ekstrakuriluer
mencakup pada lingkungan yang lebih luas.
kesenian, kelompok ilmiah, dsb. Dengan
memiliki
seperti
beberapa
olahraga,
kegiatan
drama,
Pada akhirnya, pendidikan perdamaian
format dan materi disesuaikan menurut
ini akan menghasilkan budaya damai yang
macam kegiatan ekskul tersebut, dalam
mungkin digali dari budaya lokal, dan bisa
kelompok ekskul olah raga dapat digunakan
276 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 267-279
untuk mengembangkan sikap-sikap seperti
mengkaitkan dengan mata pelajaran yang lain.
kejujuran, pengendalian emosi, persahabatan,
Yang paling penting adalah guru datang ke
menghormati orang lain, dsb. Untuk drama,
kelas dengan hati yang yang tulus untuk
misalnya dengan menciptakan drama yang
berbagi kasih sayang. Mengajar tanpa hati,
mengangkat cerita untuk mengangkat sikap-
maka
sikap
peperangan,
Penanaman sikap-sikap dan ketrampilan di
menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, dll.
atas kepada para peserta didik/ siswa juga
Drama lebih fleksibel dan mudah untuk
harus dibekali dengan nilai-nilai spiritual.
anti
menanamkan
kekerasan,
anti
sikap-sikap
murid
pun
belajar
tanpa
hati.
pro-perdamaian.
Pendidikan tidak hanya sekedar menuntaskan
Untuk kelompok-kelompok ketrampilan ini
kurikulum yang telah di susun, namun, lebih
tentunya bisa diberikan tidak hanya kelompok
dari itu yang utama adalah membangun
ekskul pada lembaga pendidikan formal,
sipiritualnya. Itulah yang harus menempel dan
tetapi dapat juga diberikan pada lembaga
dikembangkan dalam peserta didik/ siswa.
pendidikan non-formal.
Pendidikan spiritualitas berkaitan dengan
penghayatan
pengalaman
seperti
seseorang
hidup,
hidup,
terhadap
pemahaman
bagaimana
suatu
tentang
menjalani
kehidupan, dan arti Tuhan dalam hidupnya.
Gambar 3. Alternatif Ketiga
Penghayatan ini berkembang dari mulai anak,
remaja, sampai orang dewasa. Sesuai dengan
Alternatif
ke-Tiga (Paling Visible).
tingkat
perkembangannya.
Jika
spiritual
Semua bentuk cara penyampaian pendidikan
seseorang bagus, maka orang tersebut akan
perdamaian di sekolah, memiliki kelebihan
selalu berbuat baik dan melakukan yang
dan kekurangan masing-masing. Lebih tepat
terbaik untuk keluarga, sekolah/ masyarakat,
jika pendidikan tentang perdamaian diberikan
negara, dan agama. Berbuat baik ini salah
sebagai mata pelajaran tersendiri di sekolah
satunya tidak berbuat yang merugikan orang
atau diberikan berupa layanan tersendiri yang
lain dan diri sendiri.
dibawakan oleh guru pembimbing/ guru
PENUTUP
Bimbingan dan Konseling (BK).
Kesimpulan
Konsekuensinya jika diberikan sebagai
Menciptakan masyarakat yang rukun dan
matapelajaran tersendiri maka guru yang
damai tidak bisa hanya dalam sekejap mata,
bersangkutan
betapa pun perlu waktu yang relatif cukup
harus
bisa,
paling
tidak,
Lestari, Restrukturisasi Pendidikan Awal... 277
lama perdamaian harus tetap diciptakan.
pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar
Usaha untuk turut menciptakan perdamaian
mampu membina hubungan baik dalam setiap
dapat dilakukan melalui jalur pendidikan baik
level interaksi manusia, dari anak-anak
formal
kita
sampai orangtua, dari tingkat sekolah dasar
bertanya, mengapa konflik dan berbagai
sampai jenjang pendidikan tinggi. Selain itu,
macam tindakan kekerasan bersumber pada
pendidikan
manusia? Artinya manusia adalah pelaku
menciptakan dunia
segala macam konflik dan tindakan kekerasan
keadilan, tanpa kekerasan, saling menjunjung
tadi.
menciptakan
tinggi hak asasi manusia, tanpa konflik, tanpa
perdamaian juga harus datang dan dilakukan
eksploitasi satu sama lain, dan membina
oleh manusia. Karena perang bersumber dari
kehidupan yang penuh damai.
maupun
informal.
Karenanya
pikiran
usaha
manusia,
Ketika
maka
perdamaian
bertujuan
untuk
yang penuh dengan
usaha
Semua pihak harus optimis bahwa
menghentikannya harus berawal dari manusia
melalui sekolah bisa ditanamkan sikap-sikap
itu sendiri.
yang perlu dikembangkan menuju kehidupan
Sekolah berperan menciptakan, menjaga,
dan membangun perdamaian. Langkah yang
yang penuh damai.
Saran
bisa dilaksanakan adalah dengan memberikan
Sekolah
materi tentang perdamaian di sekolah atau
memperluas
dalam kurikulum (standart pelaksanaan) yang
pengetahuan,
diterapkan
pendidikan
menciptakan kehidupan yang rukun dan
perdamaian dapat diberikan melalui beberapa
damai. Peran ini bisa diwujudkan dengan
cara, Tetapi menurut penulis, akan lebih
memberikan pendidikan perdamaian, atau
efektif
layanan
apapun namanya, tetapi substansinya sama
informasi pada siswa yang di lakukan oleh
yaitu menanamkan kepada peserta didik
guru
Guru
sikap-sikap yang penting untuk mencegah
Bimbingan dan konseling). Sudah saatnya
terjadinya kekerasan yang saat ini marak di
anak-anak dari tingkat dasar ditanamkan
kalangan
sikap-sikap yang diperlukan untuk mencegah
ketrampilan dan kecerdasan spiritual. Untuk
konflik dan kekerasan.
itu dibutuhkan kerjasama berbagai pihak.
sekolah.
jika
Materi
diberikan
pembimbing
sebagai
(Konselor/
sebagai
sikap,
dapat
pelajar.
wadah
murid
ketrampilan,
berperan
Selain
dan
dalam
sikap
juga
Pendidikan Perdamaian ataupun dengan
Guru sebagai pendidik di sekolah harus
menggunakan nama-nama lain pada dasarnya
mampu memberikan kontribusi kepada para
dalam
siswa untuk menjadi orang yang penuh cinta
rangka
memberikan
bekal
278 Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 267-279
damai. Untuk tujuan tersebut, guru atau
pendidik lainnya harus cermat mengikuti isuisu utama dalam mayarakat. Pandai mengajak
siswa untuk menganalisis dan mendiskusikan
cara mencegahnya dan mencari solusinya jika
sudah terjadi. Sekolah beserta masyarakat
sekolah diharapkan berperan aktif untuk turut
mendukung
tercapainya
kehidupan
yang
rukun dan damai. Misalnya menciptakan
budaya dialog antarwarga sekolah secara
periodik.
Tujuannya
aspirasi
ataupun
untuk
guna
menampung
memecahkan
permasalahan yang ada. Budaya demokratis
bisa
dijadikan
diharapkan
kultur
setelah
sekolah.
memperoleh
Siswa
layanan
informasi mengenai pendidikan perdamaian,
dapat mengaplikasikan ke dalam kehidupan
bermasyarakatnya, baik di keluarga dan
lingkungan sekitarnya (di sekolah, tempat
kerja, tempat bermain, hidup bernegara dsb.)
serta di semua aspek kehidupan.
DAFTAR RUJUKAN
Ariyani, Farida, dkk. (2010). Pengembangan
Model Pendidikan Damai dan Hak
Asasi Manusia (Pd-Ham) Untuk
Mencegah Kekerasan di Sekolah.
universitas negeri makassar. dibiayai
oleh DP2M (kompetitif penelitian
sesuai prioritas nasional).
Bajaj, Monisha & Chiu, Belinda. (2009).
“Education
for
Sustainable
Development as Peace Education”,
Peace and Change, October 2009: V
34: no 4, (441-455).
Barbara S. Tint & G. Koteswara Prasad
(2007). Peace Education in India:
Academics Politics and Peace. Jurnal
The Canadian Journal of peace and
conflict Studies Volume 39 Number 12
Baron, Stephen, Field, John, & Sculler, Tom.
(2000). Social Capital: Critical
Perspectives. New York: Oxford
University Press Inc.
Chanroeun Pa (2010). The Roles of
Philosophy in War and Peace. Jurnal:
Asian-Arab Philosophical Dialogues
on War and Peace (UNESCO
Bangkok Regional Unit for Social and
Human Sciences in Asia and the
Pacific)
Furlong, Gary, T. (2005). The Conflict
Resolution Toolbox: Models & Maps
for Analyzing, Diagnosing, and
Resolving Conflict. Ontario: John
Wiley & Sons Canada, Ltd.
Galtung, J. (2010).
Peace Studies and
Conflict Resolution: The Need for
Transdisciplinarity.
transcultural
Psychiatry
Vol
47(1):
20–32.
tps.sagepub.com © The Author(s),
2010. Reprints and permissions:
http://www.sagepub.co.uk/journalsPer
missions.nav
DOI:
10.1177/1363461510362041. Diakses
pada tanggal 1 maret 2017.
Hadjam, M. Noor Rochman & Widhiarso,
Wahyu. (2003). Budaya Damai Anti
Kekerasan (Peace and Anti Violence).
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Menengah Umum.
Jamil, M. Mukhsin. (2007). Mengelola
Konflik Membangun Damai: Teori,
Strategi dan Implementasi Resolusi
Konflik,
Semarang:
Walisongo
Mediation Centre Nuffic.
Knox Cubbon, S. (2010), Peace Education
Program Teachers Without Borders
[email protected]
Knox Cubbon, S. (2010, September
23). Living, learning, and teaching
peace [Web log message]. Retrieved
from
http://www.peacexpeace.org/2010/09/l
iving--‐learning--‐and--‐teaching--
Lestari, Restrukturisasi Pendidikan Awal... 279
‐peace. Diakses pada tanggal 20
Januari 2017.
Liliweri, A, (2005). Prasangka & Konflik
Komunikasi
Lintas
Budaya
Masyarakat
Multikultikultur.
Yogyakarta: LKIS.
Saidiharjo. (2004). Pengembangan Kurikulum
Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta.
Salomon, G & Cairns, E (edit.), (2010).
Handboook on Peace Education.
Psychology Press, Taylor & Francis,
New York.
Simon Fisher et.al. (2001). Mengelola
Konflik Keterampilan dan Strategi
Untuk
Bertindak,
Terjemahan
Karikasari dkk. Jakarta: Gramedia.
South, H. E. (1995). Education for Peace,
Human
Rights,
Democracy,
International Understanding and
Tolerance. The Council of Ministers
of Education, Canadain collaboration
with the Canadian Commission for
UNESCO. Toronto, 1 maret 2017.
Sue
McGregor
(2014).
Prospective
Philosophical Foundations of Peace
Education Journal of peace education
and social justice Volume 8 Number 2
Sukendar. (2011). Pendidikan Damai (Peace
Education) Bagi Anak-Anak Korban
Konflik. Jurnal Walisongo , Volume
19, Nomor 26 Terbitan November
2011.
TOH, S.H. & Virginia, F. C. (2010). Peace
Education, ESD and the Earth
Charter:
Interconnections
and
Synergies. Journal of Education for
Sustainable Development 2010 4: 167
DOI: 10.1177/097340821000400203
The online version of this article can
be
found
at:
http://jsd.sagepub.com/content/4/2/167
. Diakses pada tanggal 20 Januari
2017.
Turay, T.M., & English, L.M. (2008).
Towards a global culture of peace: A
transformative model of peace
education. Journal of Transformative
Education, 6(4), p. 286--‐301.
Available
at:
http://jtd.sagepub.com/content/6/4/286
.full.pdf+html. Diakses pada tanggal 1
maret 2017.
Wulandari, Taat. (2010). Menciptakan
Perdamaian
Melalui
Pendidikan
Perdamaian di Sekolah. Artikel dari
MOZAIK Volume V No. 1 Januari
2010.
Zamroni. (2008). Peace Education, Volume I,
II, dan III. Yogyakarta, Pascasarjana
UNY.
Download