Hukum dan Hubungan Internasional

advertisement
HUKUM DAN HUBUNGAN
INTERNASIONAL
Prof. Jawahir Thontowi, SH., Ph. D
Guru Besar Ilmu Hukum, Fakultas Hukum
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Literature

K.J. Holstin, Politik Internasional, Kerangka Analisa, Jakarta,
Pedoman Jaya. 1987.

J.G. Starke, Introduction to International Law, (tenth edition), London,
Butterworths. 1989.

Jawahir Thontowi, Pranoto Iskandar, Hukum Internasional
Kontemporer, Bandung, Refika Aditama. Cetakan Pertama. 2006.

Jawahir Thontowi, Hukum dan Hubungan Internasional, Yogyakarta,
UII Press. 2013.
BAB I: HUKUM INTERNASIONAL DAN
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Pengertian Hukum Internasional
Cakupan Hukum Internasional
Tujuan dan Fungsi Hukum Internasional
Sumber Hukum Internasional
Pengertian Hubungan Internasional
Hubungan Internasional dan Politik Internasional
Hukum Internasional dan Hubungan Internasional

HI
HHI
HUKUM INTERNASIONAL


Hukum Internasional, adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala internasional.

Pada awalnya, hukum internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antar negara;

[dalam perkembangannya], pola hubungan internasional yang semakin kompleks, maka
pengertian ini kemudian meluas sehingga hukum internasional juga mengurusi struktur dan
perilaku organisasi internasional dan, pada batas tertentu, perusahaan multinasional dan individu.
Hukum Internasional, terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
i. HUKUM PERDATA INTERNASIONAL, adalah hukum internasional yang mengatur hubungan
hukum antara warga negara di suatu negara dengan warga negara dari negara lain (Hukum
Antarbangsa).
ii. HUKUM INTERNASIONAL PUBLIK, adalah hukum internasional yang mengatur negara yang
satu dengan lainnya dalam hubungan internasional (Hukum Antarnegara).
Jeremy Bentham

Istilah HUKUM INTERNASIONAL memiliki padanan yang sama
dengan istilah HUKUM BANGSA-BANGSA (The Law of Nations,
Droit Des Gens).

Hukum Internasional, berbeda dari Hukum Internasional Semu
(Quasi-International Law).

Kenapa?...karena hukum internasional semu merujuk ketika salah satu
subyek tidak memiliki kualitas sebagaimana layaknya subyek hukum
dalam hukum internasional (Perjanjian konsensi antara perusahaan
minyak dengan dengan suatu negara berdaulat).
Jeremy Bentham, Introduction to the Principles of Morals and Legislation, (ed)W. Harrison,
London: Basil Blackwell, 1960.
PENGERTIAN HUKUM INTERNASIONAL

Mochtar Kusumaatmaja, hukum internasional adalah keseluruhan kaidah-kaidah
dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara
dengan negara, negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau subyek hukum
bukan negara satu sama lainnya.

J.G. Starke, hukum internasional adalah sekumpulan hukum yang sebagaian besar
terdiri dari azas-azas dan peraturan-peraturan tingkah laku di mana negara-negara
itu sendiri merasa terkait dan menghormatinya, dan dengan demikian mereka
(negara-negara) itu juga harus menghormati atau mematuhinya dalam hubungan
satu sama lain.

Rebecca M. Wallace, hukum internasional merupakan peraturan-peraturan dan
norma-norma yang mengatur tindakan negara-negara dan kesatuan lain yang pada
suatu saat diakui mempunyai kepribadian internasional, seperti organisasi
internasional dan individu, dalam hal hubungan satu dengan lainnya.
PENGERTIAN HUKUM INTERNASIONAL

Oppenheim, hukum internasional merupakan himpunan aturan
kebiasaan dan perjanjian internasional yang dianggap mengikat
menurut hukum oleh negara-negara dalam hubungan mereka
satu dengan lainnya.

Brierly, hukum internasional dapat dirumuskan sebagai
himpunan aturan dan asas-asas perilaku yang mengikat
terhadap negara-negara beradab dalam hubungan negaranegara ini satu dengan lainnya.
Shearer, hukum internasional adalah sekumpulan peraturan hukum yang
sebagian besar mengatur tentang prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang
harus dipatuhi oleh negara-negara (subyek hukum internasional) dan
hubungan satu sama lain, yang meliputi:

Aturan-aturan hukum yang berhubungan dengan fungsi-fungsi institusi
atau organisasi-organisasi, hubungan diantara institusi dan organisasiorganisasi tersebut, serta hubungan antara institusi dan organisasiorganisasi tersebut dengan negara dan individu-individu; dan

Aturan-aturan hukum tertentu yang berhubungan dengan individuindividu yang menjadi perhatian komunitas internasional selain entitas
negara.
CAKUPAN HUKUM INTERNASIONAL

J.G. Starke
Peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan
berfungsinya lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi
internasional, hubungan antara organisasi internasional
dengan organisasi internasional lainnya, hubungan antara
organisasi internasional dengan negara serta hubungan
antara organisasi internasional dengan individu;
Peraturan-peraturan hukum tertentu yang berkenaan dengan
individu-individu dan subyek-subyek hukum bukan negara
(Non-State Entities) sejauh hak-hak dan kewajiban individu
dan subyek hukum bukan negara itu bersangkut paut dengan
persoalan masyarakat internasional.
CAKUPAN HUKUM INTERNASIONAL
Hubungan antara hak-hak dan kewajiban-kewajiban
negara, dan diperluas kepada;

John O'Brien
Hubungan antara hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari
organisasi-organisasi internasional;
[Serta] Perusahaan-perusahaan dan individu-individu.
SIFAT DAN HAKIKAT HUKUM
INTERNASIONAL

Hukum internasional tidak mengenal suatu kekuasaan
eksekutif yang kuat.

Hukum internasional bersifat koordinatif tidak subordinatif.

Hukum internasional tidak memiliki badan-badan Legislatif
dan Yudikatif dan kekuasaan Polisional.

Hukum internasional tidak dapat memaksakan kehendak
masyarakat internasional sebagai kaidah Hukum Nasional.
ASAS-ASAS HUKUM INTERNASIONAL

Asas Teritorial, menurut asas ini, negara melaksanakan hukum
bagi semua orang dan semua barang yang berada di wilayahnya.

Asas Kebangsaan, menurut asas ini, setiap warga negara
dimanapun dia berada, tetap mendapatkan perlakuan hukum dari
negaranya. Asas ini memiliki kekuatan ekstrateritorial, artinya
hukum negara tetap berlaku bagi seorang warga negara
walaupun ia berada di negara lain.

Asas Kepentingan Umum, menurut asas ini, negara dapat
menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang
bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi hukum tidak
terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.
TUJUAN HUKUM INTERNASIONAL


J.G. Starke

[Pertama], hukum internasional dimaksudkan sebagai suatu upaya untuk
memelihara perdamaian dunia;

[Kedua], mengabaikan atas segala bentuk peraturan yang tidak menyukai berbagai
peraturan-peraturan terkait dengan kebijakan tinggi (a high policy), yakni berkaitan
dengan isu perdamaian atau perang.
HUKUM INTERNASIONAL, dimaksudkan untuk membakukan penilaian terhadap
berbagai pelanggaran hukum internasional, sebagai hasil dan akibat dari peperangan
atau konflik atau karena agresi militer, atau ketidakmampuan suatu negara untuk
mencegah timbulnya problem apidemik, sebagai persoalan pelucutan senjata,
terorisme internasional, dan pelanggaran dalam praktek konflik militer konvensional
dan konflik militer non-internasional.
FUNGSI HUKUM INTERNASIONAL

David J. Bederman

K.J. Holstin
World Peace
World Order
Peaceful
Mechanism
Sebagai suatu sistem, hukum internasional merupakan
sistem hukum yang Otonom, Mandiri dari politik
internasional yang fungsi utamanya adalah melayani
kebutuhan-kebutuhan komunitas internasional
termasuk sistem negara yang otentik.
Hukum internasional berfungsi sebagai instrumen hukum
antara bangsa-bangsa dengan maksud dan tujuan untuk
memperjuangkan terciptannya Perdamaian Dunia
(world peace); Ketertiban Dunia (world order); dan
berusaha untuk mencegah negara-negara menggunakan
kekerasan senjata dalam penyelesaian sengketa
internasional, melainkan mengedepankan cara-cara
damai (peaceful mechanism)
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
SUMBER HUKUM FORMAL
SUMBER HUKUM MATERIAL
[a]dalah prosedur hukum dan metode
bagi pembentukan mengenai aturan
untuk pengenaan secara umum
mengikat secara umum kepada
pihak-pihak yang dituju. Sumber
yang menentukan sebuah aturan
sebagai RULE OF LAW, mengikat
negara-negara sebagaimana
ditentukan oleh Pasal 38 Statuta ICJ
[a]dalah sumber hukum dalam
pengertian asal mula atau asal-usul
hukum itu sebenarnya, yaitu
materi-materi atau bahan-bahan
yang membentuk atau melahirkan
kaidah atau.dan norma tersebut,
sampai dinamakan hukum yang
mempunyai kekuatan mengikat:
traktat, resolusi Majelis Umum,
putusan hukum, proposal dari the
International Law Commission.
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
BERDASARKAN PENGGOLONGANNYA:


Penggolongan menurut
pendapat para sarjana
hukum internasiona.
Penggolongan menurut
Pasal 38 (1) Statuta
Mahkamah
Internasional.
Meliputi:
1.Kebiasaan
2.Traktat (e.g. Persoalan Politik, Ekonomi)
3.Keputusan Pengadilan atau Badan-Badan Arbitrase
4.Karya-Karya Hukum
5.Keputusan/Ketetapan Organ/Lembaga Internasional
Meliputi:
1.Perjanjian Internasional (International Convention)
2.Kebiasaan Internasional (International Custom)
3.Prinsip Hukum Umum (General Principles of Law)
yang diakui oleh negara-negara beradab
1.Keputusan Pengadilan (Judicial Decisions) dan Pendapat
Para Ahli yang telah diakui kepakarannya (Theachings
of the Most Highly Qualified Publicists).
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
BERDASARKAN SIFAT DAYA IKATNYA

Sumber Hukum Primer, adalah
sumber hukum yang sifatnya paling
utama. Artinya, sumber hukum ini dapat
berdiri sendiri-sendiri meskipun tanpa
keberadaan sumber hukum yang lain:
Perjanjian Internasional, merupakan sumber hukum
utama apabila perjanjian tersebut berbentuk Law
Making Treaties, yaitu perjanjian internasional yang
berisikan prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku secara umum (Piagam PBB 1945, Konvensi
Wina 1961 mengenai Hubungan Diplomatik).
Hukum Kebiasaan Internasional, berasal dari praktek
negara-negara melalui sikap dan tindakan yang
diambilnya terhadap suatu persoalan (Hukum Laut
1958, Hukum Perjanjian 1969).
Prinsip Hukum Umum, prinsip-prinsip umum hukum
nasional yang dapat mengisi kekosongan dalam hukum
internasional (Praduga Tidak Bersalah, etc...).
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
BERDASARKAN SIFAT DAYA IKATNYA

Sumber Hukum Subsider,
adalah sumber hukum tambahan
baru yang mempunyai daya ikat
bagi hakim dalam memutuskan
perkara apabila didukung oleh
sumber hukum primer.
Keputusan Pengadilan, memainkan peranan
yang cukup penting dalam pembentukan
norma-norma baru dalam hukum
internasional, misalnya dalam sengketa ganti
rugi dan penangkapan ikan. Mahkamah
diperbolehkan memutuskan suatu perkara
secara 'ex aequo et bono', yaitu keputusan
yang bukan atas pelaksanaan hukum positif
tetapi atas dasar prinsip keadilan dan
kebenaran.
Pendapat Para Sarjana Hukum Internasional
yang Terkemuka.
Sumber Hukum Internasional [lainnya...]

Putusan Organisasi Internasional

Putusan Majelis Umum PBB

Prinsip Equity atau Kepatutan, yang biasanya digunakan dalam keadaan
tertentu dan bersifat terbatas dalam upaya memperoleh keadilan.

Kode Etik Moral atau Nilai Etika, sebagai norma-norma leluhur.

Hukum Lunak (Soft Law): DEKLARASI HAM

Jus Cogen, suatu norma kebiasaan yang telah menjadi norma yang paling
tinggi dibandingkan dengan norma-norma lain.
PENGERTIAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

K.J Holsti, hubungan internasional adalah semua bentuk interaksi antara
masyarakat yang berbeda, apakah itu disponsori oleh pemerintah atau tidak...ia
mencakup juga studi mengenai Serikat Perdagangan Internasional, Palang
Merah Internasional, Turisme, Perdagangan Internasional, Transportasi,
Komunikasi, dan Perkembangan Nilai dan Etik Internasional.

Couloumbis dan Wolfe, hubungan internasional adalah studi yang sistematis
mengenai fenomena-fenomena yang bisa diamati dan mencoba menemukan
variable-variable dasar untuk menjelaskan perilaku serta mengungkapkan
karakteristik-karakteristik atau tipe-tipe hubungan antar unit-unit sosial.

John Houston, hubungan internasional merupakan suatu studi yang membahas
interaksi diantara anggota-anggota dalam komunitas internasional atau mengenai
tingkah laku aktor-aktor yang beroperasi dalam sistem politik internasional.
HUBUNGAN INTERNASIONAL

Aktor Negara: Pemerintah Amerika Serikat,
Iraq, Indonesia, etc

Aktor Non-Negara: Pengusaha Indonesia
menjalin hubungan dagang dengan
pengusaha Australia, turis asing yang
berkunjung ke Indonesia
Negara
Non-Negara atau
(Individual)
Hubungan
Internasional
Melewati Batas
Yurisdiksi Wilayah
Masing-Masing
POLITIK INTERNASIONAL

K.J. Holsti, “[..] interaksi antara dua
negara atau lebih...[yang terdiri atas]
pola tindakan suatu negara dan reaksi
atau tanggapan negara lain terhadap
tindakan tersebut [...]”

Politik Internasional, merupakan AKSIREAKSI tindakan antarnegara,
menitikberatkan pada dinamika
TANGGAP-MENANGGAPI antara
dua negara atau lebih negara
(e.g.Indonesia vs Malaysia mengenai
perebutan wilayah, klaim kebudayaan,
TKI).
Negara-negara dalam melakukan hubungan,baik di bidang
politik, ekonomi, teknologi dan lain-lain harus didasarkan
pada payung hukum demi tercapainya hak dan kewajiban
masing-masing negara.
Tentang cara-cara negara memperjuangkan kepentingan
nasionalnya, selain terikat pada kewajiban internasional
juga menggunakan pendekatan non-hukum.
Relevansinya adalah terdapatnya keterkaitan yang konkret
yakni suatu hal (termasuk negara dan individu) yang
melintas batas wilayah suatu negara yang ditandai dengan
kerjasama-kerjasama internasional dan hal-hal lain seperti
regionalisme ekonomi.
Hubungan internasional di era modern lebih diwarnai dengan
stabilitas dunia yang cukup baik dan tidak terjadinya
perang dunia (meskipun konflik di beberapa negara masih
terjadi: Konflik Israel-Gaza, Konflik Suriah)
Hubungan Internasional dan Politik Internasional

ALIRAN REALIS, (Tichydides dan Aristoteles), aktor dalam hubungan
internasional adalah negara berdaulat serta organisasi pemerintahan
internasional (misalnya, PBB).

ALIRAN IDEALIS, (Plato), aktor dalam hubungan internasional selain negara
adalah juga termasuk Organisasi Pemerintahan Internasional, LSM
Internasional, Masyarakat Global, serta Individu. Hubungan internasional
bercorak lintas batas negara dan terkadang melewati kewenangan negara.

Politik Internasional tidak terlepas dari kepentingan nasional sebuah negara.
Negara-negara berprinsip bahwa sikap politik luar negeri merujuk pada
kepentingan nasional. Adapun cara untuk memperjuangkan politik nasional,
antara lain melalui pembuatan perjanjian internasional dengan negara lain
(baik perjanjian bilateral ataupun multilateral).
HUBUNGAN INTERNASIONAL dan POLITIK
INTERNASIONAL

Pendekatan Konvensional, hubungan internasional tidak lepas dari
kajian tentang kekuatan (power) suatu negara.

HANS MORGENTHAU, konsep kekuatan itu ditingkatkan posisinya yaitu
sebagai kemampuan dari kebijakan luar negeri dilakukan oleh aktor-aktor elit
negara untuk mempengaruhi secara dominan pemikiran dan tindakan
terhadap pusat kekuasaan yang paling penting dalam kaitannya dengan
politik.

Kekuasaan dalam hubungan internasional terkait dengan kepentingan politis
nasional, konsep kekuatan dan kemampuan harus dikaitkan dengan konsep
keseimbangan (balance of power) dan kesinambungan (equilibirium),
sehingga terpeliharanya ketertiban (status quo).
HUKUM INTERNASIONAL DAN
HUBUNGAN INTERNASIONAL
GROTIUS
“De Jure Belli ac Pacis”, (Perihal Perang dan
Damai):Hukum dan Hubungan Internasional
didasarkan pada kemauan bebas dan persetujuan
beberapa atau semua negara. Ini ditujukan demi
kepentingan bersama dari mereka yang menyatakan diri
di dalamnya.
HUKUM INTERNASIONAL DAN HUBUNGAN
INTERNASIONAL

OBJEK HUKUM INTERNASIONAL, adalah badan hukum internasional
yaitu negara dan organisasi internasional. Hubungan yang terjalin antara badan
hukum internasional adalah hubungan internasional dalam artian bukan dalam
scope wilayah tertentu, ia merupakan hubungan luar negeri yang melewati batas
teritorial atau geografis negara, berlainan dengan hukum negara yang mengatur
hubungan dalam negeri.

SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL, diartikan sebagai pemilik, pemegang
atau pendukung hak dan pemikul kewajiban berdasarkan hukum
internasional. Hubungan internasional terjalin antara subjek hukum internasional
yang mampu memikul hak dan kewajiban.

Keduanya sama-sama memiliki cakupan internasional yaitu negara bangsa dan
juga hukum yang digunakan untuk mengatur tentang masyarakat internasional
seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
HUBUNGAN
INTERNASIONAL
BAB II
ASPEK-ASPEK HUBUNGAN INTERNASIONAL
PRINSIP-PRINSIP DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL
PENDEKATAN TERHADAP HUBUNGAN INTERNASIONAL
ASPEK-ASPEK HUBUNGAN INTERNASIONAL:[d]alam
bentuk kerjasama perjanjian internasional, hubungan diplomatik, untuk
aspek politik, ekonomi, militer, teknologi dan informasi, serta aspek
penyelesaian sengketa melalui perundingan dan cara-cara lainnya.

KERJASAMA MELALUI PERJANJIAN INTERNASIONAL, adalah
bentuk kerjasama antara dua pihak (bilateral treaty), antara tiga pihak
(trilateral treaties), atau beberapa pihak (multilateral treaties) untuk
menyepakati suatu obyek tertentu.

KERJASAMA DIPLOMATIK, adalah hubungan hukum yang
terorganisir antara pemerintah negara-negara sebagai dasar dari seribu
negara. DASAR HUKUM, Vienna Convention 1961 (Kedutaan Besar),
Vienna Convention 1963 (Konsuler).
ASPEK-ASPEK HUBUNGAN INTERNASIONAL



KERJASAMA HAK ASASI MANUSIA DAN PENCAPAIAN
PERDAMAIAN DUNIA, keterlibatan negara-negar dalam hal
menghormati, menjunjung tinggi nilai-nilai HAM universal, dan berupaya
ikut berjuang dalam menciptakan dan membangun perdamaian dunia
(world peace) dan ketertiban dunia (world order).
KERJASAMA INTERNASIONAL YANG MELIBATKAN NEGARANEGARA, negara-negara tidak dapat berpangku tangan ketika negara
sahabat dilanda bencana (alam/kemanusiaan/peperangan/perang saudara).
KERJASAMA PERTAHANAN MILITER DAN KEAMANAN
INTERNASIONAL, kerjasama internasional dalam membangun dan
menjaga perdamaian dan ketertiban dunia memerlukan strategi dan metode
interdisipliner.
PRINSIP-PRINSIP DALAM HUBUNGAN
INTERNASIONAL
“ASAS-ASAS HUKUM, adalah general principle of
international recognized by civilized countries, suatu
prinsip-prinsip umum dalam hukum internasional yang
diakui oleh negara-negara beradab, yang
pemberlakuannya bersifat universal, dan tidak
dibatasi oleh ruang, waktu dan tempat”
PRINSIP-PRINSIP DALAM HUBUNGAN
INTERNASIONAL


[Pertama] asas Pacta Sunt Servanda, suatu asas yang digunakan oleh negaranegara untuk membebankan kewajiban-kewajiban kepada pihak-pihak untuk
saling mematuhi dan menghormatinya.

Anzilotti, tidak hanya berlaku pada cakupan hukum internasional akan tetapi hukum
negara-negara beradab juga telah mengakui adanya asas tersebut.

Ajaran Islam, mewajibkan kepada pihak-pihak yang melakukan transaksi hutang
piutang dengan penundaan pembayaran, wajib membuat perjanjian tertulis demi
terjaminnya kepastian hukum.
[Kedua] asas I'tikad Baik (Good Faith), adalah suatu itikad baik menjadi
penting dalam melaksanakan hubungan internasional. Asas untuk menanamkan
kejujuran menjadi kebutuhan dalam melakukan transaksi, baik di tingkat
nasional dan tingkat internasional.
PRINSIP-PRINSIP DALAM HUBUNGAN
INTERNASIONAL

[Ketiga] asas Kesederajatan Negara-Negara (equality within sovereign states),
suatu prinsip dimana besar, kecilnya suatu ukuran negara tidak dapat
menghalangi penerapan asas kesederajatan tersebut.

Negara-negara memiliki kewajiban untuk saling menghormati dan menjunjung tinggi
kedaulatan negaranya masing-masing.

[Keempat] asas tidak melakukan campur tangan (non-intervention principle),
adalah suatu prinsip dimana negara-negara tidak diperbolehkan untuk ikut
campur tangan urusan dalam dan luar negerinya suatu negara.

[Kelima] asas Hubungan Bertetangga Baik (good and friendly neighbourhood
relations), suatu asas yang dipergunakan oleh suatu negara untuk dapat hidup
berdampingan sebagai negara-negara tetangga satu sama lainnya.
PRINSIP-PRINSIP DALAM HUBUNGAN
INTERNASIONAL
[Keenam] asas Hubungan Timbal Balik (reciprocal relations), suatu asas penting
yang digunakan oleh negara-negara dimana sesungguhnya kedua negara saling
bergantung dan karena itu negara-negara tersebut saling memberikan pengakuan
kedaulatan dan pengakuan.

[Ketujuh] prinsip penggunaan hak Veto, suatu hak istimewa yang dipegang
negara-negara adi-kuasa (super powers) untuk menolak dan/atau membatalkan
berbagai putusan yang dibuat dan telah disepakati anggota-anggota Dewan
Keamanan PBB.

[Kedelapan] prinsip free trade zone, yaitu prinsip wilayah perdagangan bebas
yang diberlakukan bagi negara-negara untuk menyepakati berbagai hak dan
kewajiban internasional dalam pelaksanaan perdagangan internasional.
PENDEKATAN TERHADAP HUBUNGAN
INTERNASIONAL

Pendekatan Budaya (culture approach), mengenal dan mengetahui
budaya tiap-tiap masyarakat ataupun sebuah negara untuk dapat
memahami karakteristik dari masyarakat atau negara tersebut.
Misalnya, walikota St. Louis, USA telah menetapkan tanggal 12
Maret sebagai Hari Pertukaran Seni Budaya AS-Indonesia.

Pendekatan Sosial dan Ekonomi (social and economic approach),
dimaksudkan sebagai upaya untuk menciptakan kesejahteraan sosial
dan ekonomi. [2002] isu the Third Millenium, merupakan seruan
dunia agar kemiskinan, kesehatan, lingkungan hidup menjadi
kepedulian bangsa-bangsa. [Melalui] program-program PBB,
UNICEF, WHO, UNDP
PENDEKATAN TERHADAP HUBUNGAN
INTERNASIONAL

Pendekatan Politik dan Keamanan (political and security approach),
perlu adanya agenda politik yang menekankan dan menyerukan
terwujudnya perdamaian dunia. Penciptaan keseimbangan politik dunia
(the balance of power), terutama oleh negara-negara super powers untuk
menggunakan hak veto mereka untuk tujuan memelihara perdamaian dan
bukan untuk menciptakan konflik. Ex. Kasus Palestina vs Israel, Kasus
Tibet vs China

Pendekatan Keagamaan (religious approach), pendekatan religius dalam
menciptakan perdamaian dunia sangat penting dan utama. HANS KUNG,
menegaskan bahwa perdamaian dunia tidak akan tercipta tanpa
perdamaian agama-agama dan tidak ada perdamaian agama tanpa dialog
dan toleransi, there is no peace without religious peace and no religious
peace without dialogue and tolerance
AKTOR-AKTOR UTAMA DALAM
HUBUNGAN INTERNASIONAL
BAB III
Download