agenda perencanaan

advertisement
SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH DI
INDONESIA
(Dalam Koridor UU23/2014)
Oleh :
DR.MADE SUWANDI Msoc.sc
KOMISIONER ASN
HP 0816914482
EMAIL: [email protected]
I. TATARAN FILOSOFIS
1. Kenapa Perlu Ada Pemerintah?
a.
Untuk menciptakan “Law and Order” (ketentraman
dan ketertiban)
b.
Untuk menciptakan “welfare” (Kesejahteraan)
2. Kenapa Perlu Ada Pemerintah Daerah ?
a. Wilayah negara terlalu luas
b. Menciptakan kesejahteraan secara demokratis
2
UNDANGUNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PEMBUKAAN
( Pre a m b u l e )
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah
kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UndangUndang Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
3
BAGAIMANA MENCIPTAKAN
KESEJAHTERAAN OLEH PEMERINTAH
DEKONSENTRASI
(PEMERINTAH WILAYAH/FIELD ADMINISTRATION)
FUNCTIONAL FIELD
ADMINISTRATION;
KANDEP/KANWIL
PEMERINTAH PUSAT
INTEGRATED FIELD
ADMINISTRATION;
KEPALA WILAYAH
POWER SHARING
1. OTONOMI TERBATAS
(ULTRA VIRES)
2. OTONOMI LUAS (GENERAL
COMPETENCE)
DESENTRALISASI
(PEMERINTAH DAERAH)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DAERAH
PUSAT
Pasal 9
Pembentukan Daerah
Otonom
KEBIJAKAN
DESENTRALISASI
Penyerahan Urusan
Pemerintahan
Pasal 21
I. TUJUAN OTONOMI DAERAH
• menciptakan kesejahteraan.
bagaimana menjadikan Pemda sebagai instrumen untuk
menciptakan kesejahteraan
• mendukung proses demokrasi di tingkat lokal
bagaimana menjadikan Pemda sebagai instrumen
pendidikan politik di tingkat lokal untuk mendukung proses
demokratisasi menuju civil society
ELEMEN DASAR PEMERINTAH DAERAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
KEWENANGAN (URUSAN PEMERINTAHAN)
KELEMBAGAAN (SOTK)
PERSONIL
KEUANGAN DAERAH
PERWAKILAN (KEPALA DAERAH + DPRD)
PELAYANAN PUBLIK
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN (BINWAS)
I. TATARAN FILOSOFIS
1. Kenapa Perlu Ada Pemerintah?
a.
Untuk menciptakan “Law and Order” (ketentraman
dan ketertiban)
b.
Untuk menciptakan “welfare” (Kesejahteraan)
2. Kenapa Perlu Ada Pemerintah Daerah ?
a. Wilayah negara terlalu luas
b. Menciptakan kesejahteraan secara demokratis
8
KONSEP HDI
1.
2.
KONSEP HDI DIKEMBANGKAN OLEH EKONOM
PAKISTAN MAHBUB UL HAQ PADA TAHUN 1990
DANSEJAK TAHUN 1993 DIPERGUNAKAN UNDP DALAM
MENYUSUN HUMAN DEVELOPMENT REPORT
HDI MENGUKUR 3 DIMENSI DASAR DARI HUMAN DEV:
1.
2.
3.
3.
A LONG AND HEALTHTY LIFE MEASURED BY LIFE
EXPECTANCY AT BIRTH
KNOWLEDGE MEASURED BY ADULT LITERACY (70%)
AND THE COMBINED PRIMARY, SECONDARY AND
TERTIARY GROSS ENROLLMENT RATIO (30%)
DECENT STANDARD OF LIVING AS MEASURED BY GDP
PER CAPITA AT PURCHASING POWER PARITY IN US $
DENGAN MENGETAHUI HDI AKAN MENENTUKAN
RANKING KESEJAHTERAAN SUATU BANGSA
DIBANDINGKAN BANGSA2 LAINNYA
9
RANKING INDONESIA
DARI 179 NEGARA YG DISURVEY 2006 (ISSUED 18 DECEMBER
2008) RANKING ADALAH:
1.
ICELAND
0,968
2.
NORWAY
0,968
3.
CANADA
0,967
BREAKING NEWS !!!!!!!
4.
AUSTRALIA
0,965
8.
JAPAN
0,956
TAHUN 2011 RANKING IPM/HDI
15. USA
0,950
INDONESIA MELOROT TAJAM
21. UK
0,942
MENJADI:
25. KORSEL
0,928
RANKING KE 124 DARI 187
27. BRUNEI
0,919
28. SINGAPORE
0,918
NEGARA DGN NILAI 0,617
63. MALAYSIA
0,823
81. THAILAND
0,786
(Media Indonesia Jumat 4/11/2011)
102. PHILIPPINE
0,745
109. INDONESIA
0,726
CATATAN: TAHUN 2009 INDONESIA RANKING 111
10
TAHUN 2010 INDONESIA RANKING 108 dari 169 NEGARA
RANKING INDONESIA DI ASEAN
DARI 1O NEGARA ASEAN TAHUN 2011 URUTAN RANKING
ADALAH:
1.
2.
3.
4.
5.
SINGAPORE RANKING 26 (INDEKS 0,866)
BRUNEI RANKING 33 (INDEKS 0,838)
MALAYSIA RANKING 61 (INDEKS 0,761)
THAILAND RANKING 103 (INDEKS 0,682)
PHLIPINA RANKING 112 (INDEKS 0,644)
BREAKING NEWS !!!!
TAHUN 2011 RANKING IPM/HDI INDONESIA MELOROT
TAJAM MENJADI:
RANKING KE 124 DARI 187 NEGARA DGN INDEKS 0,617
Rata2 lama sekolah di indonesia 5,8 tahun
Income /capita US$ 3716
(Media Indonesia Jumat 4/11/2011)
11
Pada 2 Nopember 2011, UNDP mengeluarkan Daftar Human Development Index (HDI)
terakkhir dan Indonesia berada pada Posisi 124 dari 187 Negara dan
12
Tahun 2012 berada di posisi 121.
PENDUDUK INDONESIA
1.
2.
3.
4.
JUMLAH PENDUDUK: 237.641.326 (JAWA 57,5%); LUAS 6,8%)
PERKOTAAN; 118.320.256
(LUAR JAWA 42,5% ; LUAS 93,2%)
PEDESAAN: 119.321.070
ANGKA PARTISIPASI MURNI TH 2010
1.
2.
3.
SD
SLTP
SLTA
94,76%
67,73 %
45,59 %
5. PERCENTASE BUTA HURUF TAHUN 2010
< 15 TAHUN
7,09
15-44 TAHUN
1,71
> 44 TAHUN
18,25
6. LAMA SEKOLAH (2009): 7,72 TAHUN
7. KEMISKINAN TAHUN 2010: 31 JUTA (13,33%)
8. ANGKA KEMATIAN BAYI TAHUN 2007 34/1000 KELAHIRAN
9. KEMATIAN BALITA TAHUN 2007 44/1000
10. KEMATIAN IBU TAHUN 2007 228/100.000
11. ANGKA HARAPAN HIDUP (2009) 69,21 TAHUN
SUMBER: KOMPAS SENIN 21/11/2011
13
PEMENCARAN URUSAN
PEMERINTAHAN
PEMERINTAH
ADMINISTRATIF
DEKONSENTRASI
• KANWIL/KANDEP
• KEPALA WILAYAH
• DLL
PRIVATISASI
•
•
•
•
•
DELEGASI
DESENTRALISASI
FUNGSIONAL
PEMERINTAH
PUSAT
SWASTA MURNI
BOT
BOO
BOL
DLL
•
•
•
•
DESENTRALISASI
OTORITA
BUMN
NUSAKAMBANGAN
DLL
PEMERINTAH DAERAH
OTONOM
PROPINSI
KABUPATEN
KOTA
SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
DPD
MPR
DPR
PRESIDEN
BPK
MA
MENTERI-2
MENTERI2
DEKONSENTRASI
GUBERNUR &
INSTANSI
VERTIKAL
DESENTRALISASI
DAERAH OTONOM
KDH
DPRD
TUGAS
PEMBANTUAN
PEMERINTAHAN
DAERAH/DESA
MK
LEMBAGA NEGARA
LAINNYA
DELEGASI
(DESENTRALISASI FUNGSIONAL)
BADAN PENGELOLA,
BUMN, OTORITA,DLL
DIBANTU PERANGKAT
DAERAH
15
2
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
UUD 1945
LEGISLATIF
DPR
MPR
EKSEKUTIF
KPU
YUDIKATIF
MA
PRESIDEN/
WAPRES
DPD
PUSAT
MK
KY
Kementerian
Negara
dewan
pertimbangan
BANK
SENTRAL
BPK
TNI/POLRI
DAERAH
PROVINSI
Lingkungan
Peradilan
Umum
KDH
DPRD
PERWAKILAN
BPK PROV
Agama
Militer
KAB/KOTA
KDH
TUN
DPRD
16
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
UUD 1945
kpu
BPK
DPR
Presiden
bank
sentral
kementerian
negara
MPR
DPD
Keuangan Negara
dewan
pertimbangan
PUSAT
TNI/POLRI
Perwakilan
BPK Provinsi
Pemerintahan Daerah
Provinsi
Gubernur
DPRD
Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
Bupati/
DPRD
Walikota
Keuangan Daerah
DAERAH
MA
badan-badan lain
yang fungsinya
berkaitan
dengan
kekuasaan
kehakiman
MK
KY
Lingkungan
Peradilan Umum
Peradilan
Lingkungan
Agama
Peradilan
Agama
Lingkungan
Peradilan Militer
Lingkungan
Peradilan TUN
17
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD
DPR
Pasal 20 (1)*
Memegang kekuasaan
membentuk UU
Presiden
Pasal 4 (1)
Memegang kekuasaan
pemerintahan
MA
MK
Pasal 24 (1)***
Kekuasaan kehakiman merupakan
kekuasaan
yang merdeka untuk
menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan
18
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Kementerian Negara
Presiden
dibantu
menteri-menteri negara
[Pasal 17 (1)]
yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden
[Pasal 17 (2)*]
terbentuk UU 39/08
tentang
kementerian negara
membidangi urusan
tertentu dalam
pemerintahan
[Pasal 17 (3)*]
19
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerahdaerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan
kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur
dengan undang-undang
[Pasal 18 (1)**]
Gubernur, Bupati,
Walikota dipilih
secara
demokratis
[Pasal 18 (4)**]
PEMERINTAHAN DAERAH
KEPALA PEMERINTAH
DAERAH
DPRD
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18
(2)**]
anggota DPRD
dipilih melalui
pemilu
[Pasal 18 (3) **]
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan
pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5) **]
berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturanperaturan lain untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**]
20
Pola Organisasi Perangkat Daerah.
10
Provinsi
GUBERNUR
Garis komando
DPRD
Garis koordinasi
Garis pertanggungjawaban
WAKIL
STAF AHLI
SETDA
(unsur staf)
Ps. 121
INSPEKTORAT
BAPPEDA
(unsur pengawas)
(unsur perencana)
( PP 79/2005)
Ps 150 (2)
LEMBAGA LAIN
DINAS DRH
(pelaks per UU)
(unsur pelaksana)
Ps. 124
LTD
(BADAN,KTR & RSD)
(unsur penunjang)
Ps. 125
SET DPRD
(unsur pelayanan)
Ps. 123
Kab/Kota
BUPATI/
WALIKOTA
Garis komando
11
DPRD
Garis koordinasi
WAKIL
Garis pertanggungjawaban
STAF AHLI
SETDA
(unsur staf)
Ps. 121
LEMBAGA LAIN
(pelaks per UU)
INSPEKTORAT
BAPPEDA
(unsur pengawas)
(unsur perencana)
( PP 79/2005)
Ps 150 (2)
LTD
DINAS DRH
(BADAN,KTR & RSD)
(unsur pelaksana)
(unsur penunjang)
Ps. 124
Ps. 125
KECAMATAN
Ps. 126
KELURAHAN/
DESA
Ps. 127
SET DPRD
(unsur pelayanan)
Ps. 123
HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH
SEBAGAI DAERAH OTONOM
PEMERINTAH PUSAT
TERGANTUNG & SUBORDINASI
DAERAH OTONOM
PROVINSI
DAERAH OTONOM
KAB / KOTA
GUBERNUR
(WAKIL PEMERINTAH)
PERAN GUBERNUR
SEBAGAI
WAKIL PEMERINTAH
Pembinaan,
Pengawasan,
Supervisi,
Monev Fasilitasi
Kab/Kota
melaksanakan Otda
PELAYANAN
OPTIMAL
KEBIJAKAN DESENTRALISASI
DARI WAKTU KE WAKTU
UU 32/2004
UU 22 / 1999
desentralisasi dominan
UU 5 / 1974
dekonsentrasi dominan
UU 18 / 1965
desentralisasi dominan
PENPRES 6 / 1959
dekonsentrasi dominan
UU 1 / 1957
desentralisasi dominan
UU 22 / 1948
desentralisasi dominan
UU 1 / 1945
dekonsentrasi dominan
DESENTRALISATIE WET 1903
dekonsentrasi dominan
SEJARAH PANJANG UU OTDA DI
INDONESIA
1.
UU 1/1945 TENTANG PERATURAN MENGENAI KOMITE
NASIONAL DAERAH
2.
UU 22/1948 TENTANG POKOK2 PEMERINTAHAN DAERAH
3.
UU NIT 44/1950
4.
UU 1/1957 TENTANG POKOK2 PEMERINTAHAN DAERAH
5.
UU 6/1959 TENTANG PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN
UMUM KEPADA DAERAH OTONOM
6.
UU 18/1965 TENTANG DESENTRALISASI
7.
UU 5/1974 POKOK2 PEMERINTAHAN DAERAH
8.
UU 5/1979 TENTANG PEMERINTAHAN DESA
9.
UU 22/1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
10. UU 32/2007 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
26
KONFLIK PERIZINAN DI KABUPATEN KUTAI TIMUR
Izin ESDM
Izin Kehutanan
Izin BPN
Izin Transmigrasi
One integrated database of spatial and non-spatial information –
cross-sectors and cross-levels
Example:
Overlay of forestry-plantation-mining areas in Pasir District (East Kalimantan)
Protected Forest and Conservation
Area…
…overlay with HPH and HTI
areas…
…overlay with plantation areas…
…overlay with mining area
Integrated license database
can be used as starting point
to solve license overlaps
28
PENATAAN KEWENANGAN

FILOSOFI OTONOMI DAERAH:

EKSISTENSI PEMDA ADALAH UNTUK MENCIPTAKAN
KESEJAHTERAAN SECARA DEMOKRATIS
SETIAP KEWENANGAN YANG DISERAHKAN KE DAERAH HARUS
MAMPU MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN DAN DEMOKRASI
KESEJAHTERAAN DICAPAI MELALUI PELAYANAN PUBLIK
PELAYANAN PUBLIK ADA YANG BERSIFAT PELAYANAN DASAR
(BASIC SERVICES) DAN ADA YANG BERSIFAT PENGEMBANGAN
SEKTOR UNGGULAN (CORE COMPETENCE)
CORE COMPETENCE MERUPAKAN SINTHESIS DARI PDRB,
EMPLOYMENT DAN PEMANFAATAN LAHAN




PENATAAN KEWENANGAN………




PELAYANAN PUBLIK MENGHASILKAN OUTPUTS; PUBLIC
GOODS DAN PUBLIC REGULATIONS
PUBLIC GOODS; JALAN, JEMBATAN, SEKOLAH, RUMAH
SAKIT, PASAR, TERMINAL, IRIGASI DLL
PUBLIC REGULATIONS; AKTE PERKAWINAN, AKTE
KELAHIRAN, KTP, KK, IMB, HO, SERTIFIKAT TANAH DLL
PERTANYAAN:
APAKAH PEMDA SUDAH MENGHASILKAN PUBLIC GOODS
DAN PUBLIC REGULATIONS YANG SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN RAKYAT YAITU; PELAYANAN DASAR DAN
PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN ??????
PENATAAN KEWENANGAN……..

KEWENANGAN:
1.
KEWENANGAN ABSOLUT (DISTINCTIVE); HANYA
DIMILIKI PUSAT; HANKAM, LUAR NEGERI, AGAMA,
MONETER, PERADILAN DAN POLITIK LUAR NEGERI
KEWENANGAN BERSAMA (CONCURRENT);
DIKERJAKAN BERSAMA ANTARA PUSAT, PROVINSI
DAN KABUPATEN/KOTA
KEWENANGAN CONCURRENT ADA YANG BERSIFAT
WAJIB (OBLIGATORY) DAN ADA YANG BERSIFAT
OPTIONAL (CORE COMPETENCE)
KEWENANGAN WAJIB DIIKUTI OLEH SPM
2.
3.
4.
PENATAAN KEWENANGAN…….
KRITERIA PEMBAGIAN KEWENANGAN:
1.
2.
3.
EKSTERNALITAS; SIAPA KENA DAMPAK DIA YANG
BERWENANG MENGURUS
AKUNTABILITAS; YANG BERWENANG MENGURUS ADALAH
UNIT PEMERINTAHAN YANG PALING DEKAT DENGAN
DAMPAK TERSEBUT
EFISIENSI; BAHWA OTONOMI HARUS MENCIPTAKAN
EFISIENSI DENGAN MEMPERHATIKAN ECONOMIES OF
SCALE. UNTUK ITU PERLU MEMPERTIMBANGKAN
CATCHMENT AREA PELAYANAN
ADANYA INTER-RELASI DAN INTER-DEPENDENSI ANTAR
TINGKATAN PEMERINTAHAN DALAM MELAKSANAKAN
KEWENANGAN MASING-MASING
ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN
URUSAN PEMERINTAHAN
ABSOLUT
(Mutlak urusan Pusat)
-
Pertahanan
-
Keamanan
-
Moneter
-
Yustisi
-
Politik Luar Negeri
-
Agama
CONCURRENT
(Urusan bersama
Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota)
PILIHAN/OPTIONAL
(Sektor Unggulan)
Contoh: pertanian,
industri, perdagangan,
pariwisata, kelautan dsb
WAJIB/OBLIGATORY
(Pelayanan Dasar)
Contoh: kesehatan,
pendidikan, lingkungan
hidup, pekerjaan umum,
dan perhubungan
SPM
(Standar Pelayanan Minimal)
URUSAN2 PEMERINTAHAN YG
DIOTONOMIKAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KESEHATAN
LINGKUNGAN HIDUP
PEKERJAAN UMUM
PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
SOSIAL
NAKERTRANS
PERUMAHAN RAKYAT
KETENTRAMAN KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
PERHUBUNGAN
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
PENATAAN RUANG
PERTANAHAN
KEHUTANAN
34
SEKTOR2 TERKAIT OTDA ……
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
KOMINFO
KOPERASI , USAHA KECIL DAN MENENGAH
PENANAMAN MODAL
PEMUDA DAN OLAH RAGA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
STATISTIK
PERSANDIAN
PERPUSTAKAAN
ARSIP
KELAUTAN DAN PERIKANAN
PARAWISATA DAN EKONOMI KREATIF
ENERJI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PERDAGANGAN
PERINDUSTRIAN
35
• Urusan pemerintahan yang bersifat wajib meliputi:
1. Pendidikan;
2. Kesehatan;
3. Lingkungan hidup; (Tentative)
4. Pekerjaan umum;
5. Penataan ruang;
6. Perencanaan pembangunan;
7. Perumahan;
8. Pemuda dan olahraga;
9. penanaman modal;
10. Koperasi dan usaha kecil dan menengah;
11. Kependudukan dan catatan sipil;
12. Tenaga kerja;
13. Ketahanan pangan;
36
14. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak;
15. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
16. Perhubungan;
17. Komunikasi dan informatika;
18. Pertanahan;
19. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;
20. Otonomi daerah, pemerintahan umum (Tramtib),
administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,
kepegawaian, dan persandian;
21. Pemberdayaan masyarakat dan desa;
22. Sosial;
23. Kebudayaan;
24. Statistik; dan
25. Arsip dan
37
26. perpustakaan.
• Urusan pilihan meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kelautan dan perikanan;
Pertanian;
Kehutanan;
Energi dan sumber daya mineral;
Pariwisata;
Perindustrian;
Perdagangan; dan
Transmigrasi.
38
V. DISTRIBUSI URUSAN PEMERINTAHAN
ANTAR TINGKAT PEMERINTAHAN
Kriteria Distribusi Urusan Pmerintahan Antar Tingkat Pemerintahan :
1. Externalitas (Spill-over)
Siapa kena dampak, mereka yang berwenang mengurus
2. Akuntabilitas
Yang berwenang mengurus adalah tingkatan pemerintahan yang
paling dekat dengan dampak tersebut (sesuai prinsip demokrasi)
3. Efisiensi
 Otonomi Daerah harus mampu menciptakan pelayanan publik yang
efisien dan mencegah High Cost Economy
 Efisiensi dicapai melalui skala ekonomis (economic of scale)
pelayanan publik
 Skala ekonomis dapat dicapai melalui cakupan pelayanan
(catchment area) yang optimal
39
VI. BAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG
DILAKSANAKAN OLEH MASING-MASING TINGKATAN
PEMERINTAHAN BERDASARKAN 3 KRITERIA
1.
2.
3.
Pusat: Berwenang membuat norma-norma, standar,
prosedur, Monev, supervisi, fasilitasi dan urusan-urusan
pemerintahan dengan eksternalitas nasional dan
Internasional.
Provinsi: Berwenang mengatur dan mengurus urusanurusan pemerintahan dengan eksternalitas Provinsi
(lintas Kab/Kota) dalam norma, standard, prosedur
yang dibuat Pusat
Kab/Kota: Berwenang mengatur dan mengurus
urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas lokal
(dalam satu Kab/Kota) dalam norma, standard, prosedur
yang dibuat Pusat
40
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
URUSAN PEMERINTAHAN YANG DIOTONOMIKAN
WAJIB
PILIHAN
berkaitan dengan
pelayanan dasar
tidak berkaitan dengan
pelayanan dasar
1.
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pendidikan;
kesehatan;
Pekerjaan umum;
sosial;
Perumahan Rakyat;
ketentraman dan
ketertiban umum serta
perlindungan masyarakat;
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
lingkungan hidup;
pangan;
administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil;
Pengendalian penduduk dan keluarga
berencana;
Perhubungan; dan
tenaga kerja;
pertanahan;
Komunikasi dan informatika;
Koperasi, usaha kecil, dan menengah;
Penanaman modal;
Kepemudaan dan olah raga;
Pemberdayaan masyarakat desa;
Pemberdayaan perempuan perlindungan
anak;
Statistik;
Persandian;
Kebudayaan;
Perpustakaan; dan
Kearsiapan.
1. kelautan dan
perikanan;
2. pariwisata;
3. pertanian;
4. kehutanan;
5. energi dan
sumberdaya
mineral;
6. perdagangan;
7. perindustrian;
dan
8. transmigrasi.
41
Pasal 22
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
URUSAN PEMERINTAHAN
URUSAN PEMERINTAHAN UMUM
ABSOLUT
(KEWENANGAN PEMERINTAH)
1. menjaga kesatuan dan persatuan
bangsa;menjaga ideologi negara;
2. memelihara harmonisasi kehidupan
masyarakat
berkaitan
dengan
hubungan antar suku, agama, ras, dan
antar
golongan;mengkoordinasikan
hubungan antar instansi pemerintahan
yang ada di wilayahnya;
3. memfasilitasi terwujudnya nilai-nilai
demokrasi
untuk
mempercepat
terbentuknya masyarakat madani; dll
dilimpahkan kepada
GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA
WILAYAH KERJA ADMINISTRASI
KONKUREN
PENATAAN KELEMBAGAAN






KELEMBAGAAN ADALAH UNTUK MENGAKOMODASIKAN
KEWENANGAN YANG DILAKSANAKAN OLEH DAERAH
KELEMBAGAAN UNTUK MENYEDIAKAN PELAYANAN DASAR
DAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN
RIGHT SIZING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN REINVENTING
GOVERNMENT; PRIVATISASI (BOO, BOT, BTO, BOL DLL)
SUSUN STRATEGI KELEMBAGAAN MASA TRANSISI AKIBAT
TEKANAN BIROKRASI YANG TERLALU BANYAK
KEJELASAN TUPOKSI CAMAT, KEPALA DESA, DAN HUBUNGAN
KERJANYA
KESEIMBANGAN ANTARA STRATEGIC APEX, MIDDLE LINE,
OPERATING CORE, SUPPORT STAFF DAN TECHNO STRUCTURE;
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
URUSAN PEMERINTAHAN
PEMETAAN
KEMENTERIAN/LPNK
Melakukan pemetaan prioritas urusan
wajib dan urusan pilihan dari provinsi
dan kab/kota yang dikoordinasikan
dengan Menteri Dalam Negeri.
WAJIB
PILIHAN
Dasar untuk memfasilitasi
daerah dalam pelaksanaan
urusan wajib dan urusan
pilihan secara nasional
Sinergi Pembangunan
Pusat dan Daerah
mencapai tujuan nasional
PENATAAN PERSONIL







TENTUKAN STANDARD KOMPETENSI UNTUK SETIAP JABATAN
LAKUKAN REKRUTMEN, PROMOSI, MUTASI BERBASIS
STANDARD KOMPETENSI
PENGEMBANGAN PEGAWAI & TRAINING BERBASIS NEED
ASSESSMENT UNTUK MEMENUHI STANDARD KOMPETENSI
YANG DITETAPKAN
TENTUKAN MINIMAL PERFORMANCE YANG HARUS DICAPAI
PEGAWAI
ADANYA KEJELASAN ANTARA POSISI PEJABAT KARIR DENGAN
PEJABAT POLITIK
MANAJEMEN KEPEGAWAIAN PERPADUAN ANTARA
SEPARATED DAN INTEGRATED SYSTEM
PNS MASIH DIANGGAP SEBAGAI ALAT PEREKAT BANGSA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
APARATUR DAERAH
POLA ORG. PERANGKAT DAERAH
1. prioritas urusan pemerintahan
yang bersifat wajib dan pilihan
yang
dilaksanakan
oleh
pemerintahan daerah;
2. prinsip efisiensi, efektifitas,
daya
tanggap
terhadap
kebutuhan
publik
dan
kemudahan interaksi dengan
warga; dan
3. jumlah
penduduk,
luas
wilayah,
dan
kemampuan
keuangan daerah.
PEGAWAI NEGERI SIPIL
Pengembangan karir:
1. kompetensi manajerial
2. kompetensi teknis
3. kompetensi kepamongprajaan
Untuk kepentingan nasional pemerintah
menetapkan jabatan strategis baik
struktural (Sekda) maupun fungsional
(Guru, Akuntan, Dokter Spesialis, &
Paramedis) yang dikelola secara nasional.
PENATAAN KEUANGAN DAERAH







PENERAPAN PRINSIP MONEY FOLLOWS FUNCTIONS
PENATAAN COST CENTRES DAN REVENUES CENTRES
PENATAAN COST CENTRES DENGAN MENENTUKAN
PELAYANAN DASAR DAN PENGEMBANGAN SEKTOR
UNGGULAN APA YANG DILAKUKAN DAERAH
DENGAN SPM DAPAT DITENTUKAN SSA DARI SETIAP
PELAYANAN DASAR YANG DILAKSANAKAN
AKAN TERDETEKSI BIAYA SETIAP PELAYANAN
DENGAN CARA YANG SAMA DAPAT DIHITUNG BIAYA
SELURUH PELAYANAN YANG MERUPAKAN “FISCAL
NEED DARI DAERAH”
SELANJUTNYA MENATA REVENUE CENTRES
PENATAAN KEUANGAN DAERAH…….
PENATAAN REVENUE CENTRES:
1.
DESENTRALISASI FISKAL; PAJAK DAERAH DAN
RETRIBUSI DAERAH
2.
ADANYA GEJALA HORIZONTAL INEQUALITY KARENA
PERBEDAAN TAX BASE ANTARA KOTA DENGAN
KABUPATEN DAN PERBEDAAN SDA
3.
LAKUKAN INTENSIFIKASI DAN EXTENSIFIKASI
DENGAN MEMPERHATIKAN CANONS OF TAXATIONS
4.
LAKUKAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH;
CIPTAKAN KONDISI MENARIK UNTUK INVESTOR,
LAKUKAN KEMITRAAN, GALI POTENSI DAERAH,
BUMD, KEMBANGKAN USAHA KECIL
5.
AKAN TERDETEKSI FISKAL CAPACITY
SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN
(UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004)
RPJM
RPJMD
5 tahun
1 tahun
1 tahun
Renja
SKPD
1 tahun
5 tahun
5 tahun
Renstra
SKPD
RKPD
RKP
1 tahun
KUA
PPAS
Dibahas
bersama
DPRD
NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN
DPRD DGN KDH
RKA-SKPD
PEDOMAN
PENYUSUNAN
RKA-SKPD
TAPD
RAPERDA
APBD
1 tahun
49
BAGAN KODE REKENING
KEPMENDAGRI 29/2002
X XX XX XX XX XX XX X
PERMENDAGRI 13/2006
XX XX XX XX XX XX XX XX XX
kode anggaran
pendapatan, belanja
& pembiayaan
kode bidang
pemerintahan
kode unit
organisasi
kode kelompok
pendapatan, belanja
& pembiayaan
kode jenis
pendapatan, belanja
& pembiayaan
kode obyek
pendapatan, belanja
& pembiayaan
kode rincian obyek
pendapatan, belanja
& pembiayaan
kode bagian belanja
kode Urusan
Pemerintahan daerah
kode Organisasi
kode Program
kode Kegiatan
Kode Akun
pendapatan, belanja &
pembiayaan
kode kelompok
pendapatan, belanja &
pembiayaan
kode jenis
pendapatan, belanja &
pembiayaan
kode obyek
pendapatan, belanja &
pembiayaan
kode rincian obyek
pendapatan, belanja &
pembiayaan
50
BAGAN KODE REKENING
PERMENDAGRI 13/2006
XX XX XX XX XX XX XX XX XX
kode Urusan
Pemerintahan daerah
kode Organisasi
kode Program
kode Kegiatan
Kode Akun
pendapatan, belanja &
pembiayaan
kode kelompok
pendapatan, belanja &
pembiayaan
kode jenis
pendapatan, belanja &
pembiayaan
kode obyek
pendapatan, belanja &
pembiayaan
kode rincian obyek
pendapatan, belanja &
pembiayaan
51
PENATAAN KEUANGAN DAERAH…….
PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAERAH:
 PERBANDINGAN ANTARA FISCAL CAPACITY DENGAN
FISCAL NEED AKAN TERDETEKSI FISCAL GAP (DEFISIT
FISCAL)
 FISCAL GAP SEBAGAI DASAR UNTUK MELAKUKAN
PERIMBANGAN KEUANGAN MELALUI SUBSIDI
 SUBSIDI (GRANT) BERPERAN SEBAGAI EQUALIZER
UNTUK MENCIPTAKAN EQUALIZATION EFFECTS
 DEFISIT SPECIFIC/KHUSUS AKAN MEMERLUKAN
SUBSIDI KHUSUS (SPECIFIC GRANT) ATAU DAK
 DEFISIT UMUM MEMERLUKAN SUBSIDI UMUM (BLOCK
GRANT) ATAU DAU
Belajarlah sampai ke negeri Cina
1. Komitmen yang kuat dari Pimpinan
nasional
2. Penegakan hukum yang keras dan
konsisten
3. Perbaikan sistem
4. Pengawasan yang ketat
53
VONIS MATI KORUPTOR DI CHINA
Feb 2004; Wagub Prov Anhui suap $ 623 ribu dan tidak mampu menjelaskan
asal usul $ 600 ribu di rekeningnya
2.
Maret 2005; Bi Yuxi, Administrator Jalan Raya Beijing; Asuap $ 1,2 juta dan
penggelapan dana publik $ 360 ribu
3.
Desember 2007; Li Baojin; mantan jaksa penuntut di kota Tianjin Utara;
suap dan penggelapan $ 2,66 juta
4.
Juli 2007; Zheng Xiaoyu, Pejabat Dinas Kesehatan dan Makanan; suap $ 850
ribu
5.
Juli 2009, Chen Tonghai; Mantan Ketua China Petroleum dan Chemical
Corp suap $ 28 juta
6.
Agustus 2009; Li Peiying, Mantan Presiden Capital Airport Holding
Company; suap $ 4,1 juta
7.
Juli 2010; Wen Qiang; Mantan Wakil Kepala Polisi dan Kepala Keadilan di
Chongqing; suap melindungi gangster
8.
Juli 2011; Zhang Chunjiang; manatan Petinggi China Mobile; Suap $ 1,15
juta
54
Sumber: Kompas Senin 28 November 2011
1.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PEMANFAATAN APBD
1. APBN
70% Pusat
30%
Daerah
Prov/Kab/Kota
APBD
Kab/Kota
70% overhead cost
(biaya aparat)
30% public service
Solusi :
1. Gaji Guru dalam DAD dan dikeluarkan dari DAU
2. Ratio Aparatur harus ditetapkan :
Ratio Guru-Murid
Ratio Tenaga Medis – Penduduk
Ratio Tenaga Administrasi – Penduduk dan Faktor Geografis
POSTUR
APBN-P
(DALAM RP MILYAR)
______________________________________ ___________________________________
URAIAN
APBN
APBN-P
_________________________________________________________________________
A. PENDAPATAN NEGARA
1.529.673,1
1.502.005.0
1. PENDAPATAN DALAM NEGERI
1.525.189,5
1.497.521,4
2. Penerimaan Perpajakan
1.192.994,1
1.148.364,7
3. PNBP
332.195,4
349.156,7
4. PENERIMAAN HIBAH
4.483,6
4.483,6
B. BELANJA NEGARA
1.683.011,1
1.726.191,3
1. Belanja Pemerintah Pusat
1.154.380,9
1.196.828,4
2. Belanja K/L
594.597,6
610.580.1
3. Belanja non K/L
559.783,3
586.248,2
4. Subsidi Enerji
274.743
299.829,7
C. TRANSFER KE DAERAH
528.630,2
529.362,9
1. Dana Perimbangan
444.798,8
445.531,5
2. Dana Otsus dan Penyesuaian
83.831,5
83.831,5
3. Anggaran Pendidikan
36.849
345.285,1
D. DEFISI ANGGARAN
153.338 (1,65%) 224.186,3 (2,38%)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------56
SUMBER: Gatra 27 Juni 2013
SUBSIDI ENERJI APBN-P (DALAM RP MILYAR)
_________________________________________________________________________
URAIAN
APBN
APBN-P
_________________________________________________________________________
SUBSIDI ENERJI
274.743
299.829,7
1.
2.
SUBSIDI BBM, LPG & BBN
SUBSIDI LISTRIK
193.805,2
80.937,8
199.850
99.979,7
------------------------------------------------------------------------------------------------------------SUMBER: Gatra 27 Juni 2013
57
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
HUBUNGAN KPEMERINTAH KEUANGAN PEMERINTAH
PUSAT DAN DAERAH
Non Pelayanan Dasar
Urs.Wajib
31
Urusan
Pelayanan Dasar
Urs. Pilihan
SPM
PUSAT
PEMDA
PAD/DBH
FISCAL GAP
DAK
Pendanaan
berdasarkan pada
standar teknis
pelayanan dan
regional cost
DAU
Equalizer
Oleh
Gubernur
DAU suatu daerah adalah proporsi kebutuhan pendanaan seluruh
pelayanan dasar urusan pemerintahan di suatu daerah terhadap total
DAU secara nasional
PELAYANAN
DASAR
Pasal 154
PROSENTASE BIAYA PERSONIL THD APBD (N=220)TH 2003
100
80
50,3% %
RATA-RATA=50,3
60
40
20
199
181
163
145
127
109
91
73
55
37
19
1
0
BPKP and Criminal Justice Systems
Dasar: MoU antara Kapolri, Kejaksaan Agung dan BPKP
(Kep-1093/K/2007 tanggal 28 Sept 2007)
JUSTIFIKASI
MASALAH
KEBIJAKAN/
ADMINISTRASI/
DISKRESI
NON
JUSTISIA
BPKP
PRO
JUSTISIA
KASUS/PERKARA
KEPATUTAN
KEPOLISIAN &
KEJAKSAAN
KEMENTERIAN/LPND/
PEMDA
HUKUMAN
ADMINISTRASI, DISIPLIN
& GANTI RUGI
PAKTA INTEGRITAS
INPUT (KASUS dan MASALAH)
PENGADUAN/LAPORAN
PENGADILAN
SANKSI PIDANA
STATEMENT OF RESPONSIBILITY
TANGGUNG RENTENG
60
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PEMANFAATAN DANA DAERAH TA 2010
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
100% APBD; BIAYA LANGSUNG (DIRECT
SERVICES) 21,17% (DAK 6,31% , DISKRESI
14,86%)
BIAYA TAK LANGSUNG: 78,83% (GAJI PGPS
45,56%; OPERASIONAL RUTIN 11, 5%; RUTIN
PROYEK 22,22%)
PAD THD APBD: 8,14%
GAJI PNS PGPS; 45,56%
BIAYA TAK LANGSUNG THD APBD: 56,61%
BIAYA2 LAINNYA (BANSOS, SPPD, LISTRIK DLL
11,5%
DANA PERIMBANGAN THD APBD: 91,86%
DAU THD DANA PERIMBANGAN 70,24%
BELANJA PEGAWAI THD DAU:
86,70%PERCENTASE DAK THD APBD: 6,31%
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PEMANFAATAN DANA DAERAH TA 2010
PEMANFAATAN DANA APBD:
1. BIAYA LANGSUNG (DIRECT SERVICES) 21,17%
(DAK 6,31% , DISKRESI 14,86%)
2. BIAYA TAK LANGSUNG: 78,83%
(GAJI PGPS 45,56%; OPERASIONAL RUTIN 11, 5%;
RUTIN PROYEK 22,22%)
3. PAD THD APBD: 8,14%
4. GAJI PNS PGPS; 45,56%
5. BIAYA TAK LANGSUNG THD APBD: 56,61%
6. BIAYA2 LAINNYA (BANSOS, SPPD, LISTRIK DLL 11,5%
7. DANA PERIMBANGAN THD APBD: 91,86%
8. DAU THD DANA PERIMBANGAN 70,24%
9. BELANJA PEGAWAI THD DAU: 86,70%
10. PERCENTASE DAK THD APBD: 6,31%
PENATAAN PERWAKILAN








HUBUNGAN EKSEKUTIF DENGAN LEGISLATIF
POSISI PERANGKAT DAERAH YANG NETRAL
RENCANA PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA
LANGSUNG
HUBUNGAN CHECKS AND BALANCES ANTARA KEPALA
DAERAH DENGAN DPRD
KEMUNGKINAN IMPEACHMENT DPRD DAN KEPALA
DAERAH
ADANYA MEKANISME “RECALL” OLEH PARPOL DAN
BADAN KEHORMATAN DPRD
PENGGANTIAN LPJ DENGAN KETERANGAN
PERTANGGUNG JAWABAN
POSISI KEUANGAN DPRD
PENATAAN PELAYANAN PUBLIK


1
2
3
4
5
6
7
8
9
PELAYANAN DASAR MENGACU PADA SPM
DENGAN SPM DAPAT DITENTUKAN:
BIAYA PELAYANAN
KEBUTUHAN SOTK
KEBUTUHAN PERSONIL
ANGGARAN KINERJA
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMDA KEPADA
RAKYAT
OBYEKTIVITAS LPJ KEPALA DAERAH KE DPRD
FASILITASI PUSAT TERHADAP DAERAH
PENGAWASAN DAN SUPERVISI TERHADAP DAERAH
PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH
PENATAAN PENGAWASAN
1.
2.
3.
4.
5.
RANCUNYA PEMBAGIAN PENGAWASAN
ANTARA PENGAWASAN INTERNAL DAN
EXTERNAL
TERLALU BANYAKNYA UNIT PENGAWASAN;
EXTERNAL, INTERNAL, PENGAWASAN DPRD
LEMAHNYA MEKANISME CHECKS AND
BALANCES KARENA BELUM TERBENTUKNYA
CIVIL SOCIETY
TIDAK ADANYA MEKANISME REWARD AND
PUNISHMENT
TIDAK JELASNYA INTERFACE DEPDAGRI
SEBAGAI PEMBINA UMUM DENGAN
DEPARTEMEN/LPND SEBAGAI PEMBINA
TEHNIS
STRATEGIC APEX
DPRD
KEPALA DAERAH
JABATAN POLITIS
JABATAN KARIR
TECHNO STRUCTURE
MIDLLE LINE
BAPPEDA
SEKDA
SUPPORT STAFF
PERSONIL
KEUANGAN
UMUM
OPERATING CORE
DINAS-DINAS
PELAYANAN
DASAR
SEKTOR
UNGGULAN
66
Situasi Tenaga Puskesmas di Flores Timur
FLORES TIMUR
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Puskesmas
Dokter
Dokter
Gigi
SKM
Perawat
Bidan
PKM
BORU
LEWOLAGA
ILE BURA
WAIKLIBANG
LEWOLEMA
WAIMANA
OKA
DEMON PAGONG
RITAEBANG
KALIKE
MENGANGA
WAIWADAN
BANIONA
LITE
WAIWERANG
ILE BOLENG
WITIHAMA
LAMBUNGA
SAGU
LATO
2
1
1
1
1
1
2
1
0
0
1
2
1
1
3
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
2
1
1
1
2
1
1
2
0
2
2
0
3
2
1
1
1
0
1
11
4
3
14
8
10
16
11
9
6
12
13
12
11
15
14
12
12
11
4
7
5
2
4
4
2
5
4
5
3
4
6
1
3
7
2
5
6
3
3
Bidan di Perawat Apotek
Desa
Gigi
er
8
5
6
10
6
3
7
3
7
4
13
9
5
7
8
10
8
6
6
4
2
1
0
1
2
1
5
2
1
1
1
1
1
1
3
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tenaga
Teknis
Farmasi
2
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
2
1
1
ascobat Pusk reform BUKD
Tenaga Sanitari
Rekam
Promkes
Gizi
an
Medis
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
3
2
0
3
3
3
5
2
2
0
2
0
2
0
3
3
2
2
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Analis
Adm/
Kesehanakes lain
perkarya
tan
0
1
4
0
1
3
0
1
1
0
0
3
0
0
3
0
0
3
0
1
6
0
1
3
0
1
3
0
0
0
0
1
3
0
0
0
0
2
4
0
1
1
0
2
5
0
2
5
0
2
4
0
0
2
0
1
1
0
0
0
Situasi Tenaga Puskesmas di Sumba Timur
SUMBA TIMUR
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Puskesmas
Waingapu
Kambaniru
Kawangu
Kataka
Melolo
Tanaraing
Mangili
Baing
Tanarana
Kananggar
Nggongi
Lailunggi
Malahar
Kombapari
Nggoa
Lewa
Rambangaru
Ngadu Ngala
Kambata M
Mahu
Dokter
Dokter
Gigi
3
2
1
1
3
1
2
1
1
2
2
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
SKM
Perawat
Bidan
PKM
Bidan di Perawat
Apoteker
Desa
Gigi
16
12
12
11
13
11
12
14
9
11
12
8
16
7
13
15
10
3
7
3
14
12
15
5
13
6
8
6
2
5
3
5
6
6
5
9
13
1
3
4
2
1
3
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
ascobat Pusk reform BUKD
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tenaga
Teknis
Farmasi
1
1
2
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
Tenaga
Gizi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sanitaria
Promkes
n
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
Rekam
Medis
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Analis
Kesehata
n
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
DHA in 7 province (2009/2010)
Provinsi
Gorontalo
Kalsel
Jambi
Sulbar
Lampung
Bali
NTT
(21 Districts) (9 Districts) (10 Districts) (5 Districts) (4 Districts) (4 Districts) (3 Districts)
9,76%
3,73%
3,94%
9,12%
4,58%
2,89%
12,05%
PR.1 Program Kesehatan Masyarakat
1,27%
0,61%
0,38%
0,39%
0,35%
0,17%
1,70%
PR 1.1 KIA
2,22%
0,36%
0,43%
1,49%
0,24%
0,22%
1,83%
PR 1.2 Gizi
0,05%
0,20%
0,22%
0,02%
0,09%
0,05%
0,22%
PR 1.3 Imunisasi
0,01%
0,12%
0,07%
0,03%
0,07%
0,04%
0,07%
PR 1.4 TBC
0,12%
0,25%
0,13%
0,60%
0,13%
0,03%
0,83%
PR 1.5 Malaria
0,00%
0,00%
0,02%
0,00%
0,00%
0,06%
0,12%
PR 1.6 HIV/AIDS
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,00%
0,02%
PR 1.7 Diare
0,01%
0,01%
0,00%
0,00%
0,02%
0,01%
0,00%
PR 1.8 ISPA
0,00%
0,14%
0,06%
0,01%
0,07%
0,16%
0,01%
PR 1.9 Demam Berdarah
0,06%
0,10%
0,12%
0,08%
0,08%
0,26%
0,35%
PR 1.10 Penyakit Menular Lain
0,00%
0,15%
0,01%
0,02%
0,01%
0,00%
0,01%
PR 1.11 Penyakit Tidak Menular
0,99%
0,27%
0,21%
0,49%
0,47%
0,53%
1,01%
PR 1.12 KB
0,00%
0,12%
0,07%
0,00%
0,04%
0,04%
0,20%
PR 1.13 UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
0,00%
0,02%
0,00%
0,00%
0,00%
0,02%
0,02%
PR 1.14 Kesehatan Remaja
0,51%
0,38%
1,58%
2,28%
0,30%
0,16%
3,20%
PR 1.15 Kesehatan Lingkungan
0,13%
0,32%
0,34%
0,08%
1,02%
0,72%
0,26%
PR 1.16 Promosi Kesehatan
0,00%
0,03%
0,00%
0,03%
0,01%
0,01%
0,04%
PR 1.17 Penanggulangan Bencana
0,04%
0,09%
0,03%
0,10%
0,04%
0,02%
0,03%
PR 1.18 Surveilans
4,35%
0,55%
0,27%
3,49%
1,65%
0,40%
2,13%
PR 1.19 Program Kesehatan Masyarakat Lainnya
32,02%
41,56%
39,88%
30,45%
66,60%
45,53%
32,54%
PR 2 Program Upaya Kesehatan Perorangan
0,16%
0,71%
0,41%
1,74%
2,98%
1,31%
3,20%
PR 2.1 Pelayanan Rawat Jalan
0,29%
0,26%
0,43%
0,32%
1,85%
0,73%
2,36%
PR 2.2 Pelayanan Rawat inap
0,00%
0,03%
0,04%
0,04%
0,10%
0,42%
0,40%
PR 2.3 Pelayanan Rujukan
31,57%
40,57%
38,99%
28,35%
61,68%
43,07%
26,58%
PR 2.4 Pengobatan Umum (tidak jelas masuk PR 2.1- 2.3)
58,22%
54,72%
56,18%
60,43%
28,84%
51,57%
55,41%
PR 3 Program Yang Menyangkut Capacity Building/Penunjang
28,88%
28,80%
26,78%
24,87%
15,80%
27,55%
24,38%
PR 3.1 Administrasi & Manajemen
0,10%
0,16%
0,13%
0,01%
0,02%
0,06%
1,48%
PR 3.2 Sistem Informasi Kesehatan
0,56%
0,91%
0,36%
0,49%
0,17%
0,16%
1,34%
PR 3.3 Capacity Building
16,28%
13,83%
15,41%
25,63%
7,58%
12,28%
18,55%
PR 3.4 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur
1,67%
0,74%
0,03%
0,15%
0,01%
0,01%
1,16%
PR 3.5 Pengawasan (Monitoring dan Supervisi)
10,33%
4,88%
12,70%
5,97%
2,49%
4,38%
7,53%
PR 3.6 Obat dan Perbekalan Kesehatan
0,40%
5,40%
0,67%
3,29%
2,69%
7,07%
3,15%
PR 3.7 Jaminan Kesehatan
0,00%
0,00%
0,09%
0,01%
0,09%
0,06%
0,49%
PR 3.8 Program Capacity Building/Penunjang Lainnya
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,02%
100,00%
100,00%
Grand Total
Jenis Program
RIGHT WING  “ZERRO
ascobat Pusk reform BUKD
COMMA ....” %
Right
wing
Public
Health
3–
12%
Left wing
30– 66%
Curative
services
Salary &
infrastru
c-ture
30– 60%
Life cycle approach (WHA 2008)
DOA
KB
GERIATRIK
KES KERJA
UKS
Usila
18.830
PTS
ANC
PUS
65.521
Bumil
4.963
LINAKES
Usia
Kerja
92.480
SLTP/
SLTA
35.785
Bulin
4.963
PM
PTM
Promkes
Kesling
Neonatu
s/ Bayi
4.834
KESREP
SD
39.733
UKS
K-f
RUJUKAN
LINAKES
K-n
RUJUKAN
Balita
23.257
IMM
GIZI
Ascobat/AIPHSS
MTBS
IMM
GIZI
MTBS
KABINET BARU DI JEPANG
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
MENTERI STRATEGI NASIONAL DAN WAKIL PERDANA MENTERI; NAOTO KAN
MENTERI SEKRETARIS KABINET; HIROFUMI HIRANO
MENTERI LUAR NEGERI; KATSUYA OKADA
MENTERI PERTAHANAN; TOSHIMI KITAZAWA
MENTERI KEUANGAN; HIROHISA FUJII
MENTERI EKONOMI, PERDAGANGAN DAN INDUSTRI; MASAYUKI NAOSHIMA
MENTERI PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN; HIROTAKA AKAMATSU
MENTERI KEHAKIMAN; KEIKO CHIBA
MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, OLAH RAGA, ILMU PENGETAHUAN,
DAN TEKNOLOGI; TATSUO KAWABATA
MENTERI KESEHATAN, TENAGA KERJA, DAN KESEJAHTERAAN; AKIRA
NAGATSUMA
MENTERI PERTANAHAN, INFRASTRUKTUR, DAN TRANSPORTASI, JUGA
BERTANGGUNG JAWAB ATAS WILAYAH OKINAWA DAN BAGIAN UTARA; SEIJI
MAEHARA
MENTERI POS DAN FINANSIAL; SHIZUKA KAMEI
MENTERI DALAM NEGERI DAN KOMUNIKASI; KAZUHIRO HARAGUCHI
MENTERI LINGKUNGAN; SAKIHITO OZAWA
KETUA KOMISI KESELAMATAN PUBLIK NASIONAL; HIROSHI NAKAI
MENTERI REFORMASI ADMINISTRATIF; YOSHITO SENGOKU
MENTERI KEPENDUDUKAN, URUSAN KONSUMEN, KESETARAAN GENDER
DAN KESELAMATAN PANGAN; NIZUHO FUKUSHIMA
71
SUMBER: KOMPAS 17/9/09
KELEMBAGAAN PEMERINTAHAN
1. KEMENTERIAN : 34
2. LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTRIAN : 26
3. LEMBAGA NON STRUKTURAL : 88
72
G - 20 SEBAGAI PENGGANTI G – 8
Menguasai 90% dari 60 triliun US$ GDP dunia
GDP NEGARA G – 20 ( BILLION US$) DARI TOTAL GDP DUNIA 54.863,55
1. MEE (27 NEGARA)
15.343
2. AMERIKA SERIKAT
14.003
3. JEPANG
4.993
4. CHINA
4.833
5. JERMAN
3.060
6. PERANCIS
2.499
7. INGGRIS
2.007
8. ITALIA
1.988
9. BRASILIA
1.269
10. KANADA
1.229
11. INDIA
1.186
12. RUSIA
1.164
13. MEKSIKO
827
14. AUSTRALIA
755
15. KOREA SELATAN
727
16. TURKI
552
17. INDONESIA
468
18. ARAB SAUDI
374
19. ARGENTINA
310
20. AFRIKA SELATAN
243
SUMBER: KOMPAS 26/9/09
73
APBN 2014
PENDAPATAN NEGARA 1.918TRILIUN
ASAL:
1. PAJAK
2. PENERIMAAN PEMBIAYAAN
1.110,2
250,9
PENGELUARAN NEGARA 1.842,5 TRILIUN
1. BELANJA K/L
2. SUBSIDI
3. PEMBAYARAN BUNGA HUTANG
4. DANA PERIMBANGAN
5. DANA OTSUS & PENYESUAIAN
6. BELANJA LAINNYA
637,8
333,7
121,3
487,9
104,6
157,1
(PENERBITAN SUN 205,1)
(34,6%)
(18,11%)
(6,5%)
(26.5%)
(5,67%)
(8,5%)
PENGELUARAN PEMBIAYAAN 75,5 TRILIUN
1. DANA BERGULIR
4
2. PENERUSAN PINJAMAN
1,2
3. KEWAJIBAN PENJAMINAN
1,1
4. PENYERTAAN MODAL NEGARA
5
5. CICILAN POKOK HUTANG LN
58,8
6. CICILAN PINJAMAN DALAM NEGERI 0,3
7. CADANGAN PEMBIAYAAN
5,1
74
SUMBER: KOMPAS 11/12/2013
RATIO HUTANG TERHADAP PDB
TAHUN
HUTANG
PDB
RATIO
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
1.636
1.591
1.682
1.809
1,975
2.198
2.384
4.949
5.606
6.447
7.423
8.242
9.405
10.376
33,1
28,4
26,1
24,4
24
23,4
23
SUMBER: KOMPAS 11/12/2013
75
Struktur Pendapatan APBD TA. 2008-2012
TAHUN
Nasional
Provinsi
Kabupaten/
Kota
TOTAL
PENDAPATAN
PAD
%
16
16
DANA
PERIMBANGAN
266,33
283,50
%
LAIN2 PD
YG SAH
%
73
26,16
42,15
8
11
292,61
72
39,42
10
19
327,16
68
60,45
13
112,94
20
379,31
66
82,95
14
44
45
7,23
9,77
9
44
40,38
43,63
48
95,91
37,05
42,51
10
2010
102,43
47,33
46
45,02
44
10,07
10
2011
119,04
59,60
50
47,43
40
12,01
10
2012
162,76
75,07
46
54,69
34
33,00
20
2008
261,82
6
7
82
18,94
32,38
7
292,43
225,96
239,87
86
2009
16,92
20,18
11
2010
301,51
24,58
8
247,58
82
29,35
10
2011
358,72
30,55
9
279,73
78
48,44
14
2012
412,44
37,87
9
324,63
79
49,95
12
2008
346,47
2009
388,34
53,98
62,69
2010
403,93
71,91
18
2011
477,76
90,15
2012
575,20
2008
84,66
2009
77
Trend Pendapatan APBD TA. 2008-2012
NASIONAL
PROVINSI
KAB/KOTA
dalam milliar rupiah
700,000.00
600,000.00
575,200.25
477,759.02
500,000.00
400,000.00
388,341.83
403,931.22
412,442.30
346,471.71
358,719.47
300,000.00
292,427.38
301,506.10
261,816.17
200,000.00
162,757.94
100,000.00
84,655.54
95,914.45
102,425.12
119,039.55
2008
2009
2010
2011
2012
Struktur Belanja APBD Lima Tahun Terakhir
(dalam trilyun rupiah)
Tahun
Provinsi,
Kabupaten
dan Kota
Provinsi
Kabupaten/
Kota
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
2008
2009
2010
2011
2012
Total
Belanja
Belanja APBD Pegawai
390,18
429,33
444,00
513,34
613,50
96,12
105,60
113,13
127,92
174,02
294,06
322,72
358,94
385,42
440,05
157,10
180,31
198,54
228,34
259,90
26,18
27,18
29,83
31,55
35,53
130,91
151,44
168,70
196,80
224,67
%
40
42
45
44
42
27
26
26
25
20
45
47
47
51
51
Belanja
Barang &
Jasa
72,30
79,58
82,51
103,83
121,61
21,25
24,49
26,95
33,80
41,99
51,04
54,92
55,55
70,04
79,72
%
19
19
19
20
20
22
23
24
26
24
17
17
15
18
18
Belanja
Modal
111,40
114,52
96,36
113,57
136,26
23,73
25,80
26,30
26,43
31,82
87,67
87,30
70,06
87,14
104,55
%
29
27
22
22
22
25
24
23
21
18
30
27
20
23
24
Jumlah Kabupaten-Kota yang Belanja Pegawai
Diatas 50% dari Belanja APBD
285 daerah
(58,04%)
297 daerah
(60,49%)
226 daerah
(46,03%)
176 daerah
(39,02%)
Rentang belanja pegawai terhadap belanja APBD
kabupaten-kota Tahun 2012:
● Terendah 14,66%
● Tertinggi 76,69%
Catatan:
Diolah dari beberapa sumber (www.djpk.depkeu.go.id dan Data APBD Ditjen Keuangan
*) Untuk tahun 2012 tidak termasuk 5 Kabupaten yang belum menetapkan Perda APBD TA. 2012
294 daerah
(60,49%)
governments and empowered
communities……………………………
….
Thank you
81
Download