SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH DI INDONESIA (Dalam Koridor UU23/2014) Oleh : DR.MADE SUWANDI Msoc.sc KOMISIONER ASN HP 0816914482 EMAIL: [email protected] I. TATARAN FILOSOFIS 1. Kenapa Perlu Ada Pemerintah? a. Untuk menciptakan “Law and Order” (ketentraman dan ketertiban) b. Untuk menciptakan “welfare” (Kesejahteraan) 2. Kenapa Perlu Ada Pemerintah Daerah ? a. Wilayah negara terlalu luas b. Menciptakan kesejahteraan secara demokratis 2 UNDANGUNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN ( Pre a m b u l e ) Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UndangUndang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 3 BAGAIMANA MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN OLEH PEMERINTAH DEKONSENTRASI (PEMERINTAH WILAYAH/FIELD ADMINISTRATION) FUNCTIONAL FIELD ADMINISTRATION; KANDEP/KANWIL PEMERINTAH PUSAT INTEGRATED FIELD ADMINISTRATION; KEPALA WILAYAH POWER SHARING 1. OTONOMI TERBATAS (ULTRA VIRES) 2. OTONOMI LUAS (GENERAL COMPETENCE) DESENTRALISASI (PEMERINTAH DAERAH) KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAERAH PUSAT Pasal 9 Pembentukan Daerah Otonom KEBIJAKAN DESENTRALISASI Penyerahan Urusan Pemerintahan Pasal 21 I. TUJUAN OTONOMI DAERAH • menciptakan kesejahteraan. bagaimana menjadikan Pemda sebagai instrumen untuk menciptakan kesejahteraan • mendukung proses demokrasi di tingkat lokal bagaimana menjadikan Pemda sebagai instrumen pendidikan politik di tingkat lokal untuk mendukung proses demokratisasi menuju civil society ELEMEN DASAR PEMERINTAH DAERAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. KEWENANGAN (URUSAN PEMERINTAHAN) KELEMBAGAAN (SOTK) PERSONIL KEUANGAN DAERAH PERWAKILAN (KEPALA DAERAH + DPRD) PELAYANAN PUBLIK PEMBINAAN DAN PENGAWASAN (BINWAS) I. TATARAN FILOSOFIS 1. Kenapa Perlu Ada Pemerintah? a. Untuk menciptakan “Law and Order” (ketentraman dan ketertiban) b. Untuk menciptakan “welfare” (Kesejahteraan) 2. Kenapa Perlu Ada Pemerintah Daerah ? a. Wilayah negara terlalu luas b. Menciptakan kesejahteraan secara demokratis 8 KONSEP HDI 1. 2. KONSEP HDI DIKEMBANGKAN OLEH EKONOM PAKISTAN MAHBUB UL HAQ PADA TAHUN 1990 DANSEJAK TAHUN 1993 DIPERGUNAKAN UNDP DALAM MENYUSUN HUMAN DEVELOPMENT REPORT HDI MENGUKUR 3 DIMENSI DASAR DARI HUMAN DEV: 1. 2. 3. 3. A LONG AND HEALTHTY LIFE MEASURED BY LIFE EXPECTANCY AT BIRTH KNOWLEDGE MEASURED BY ADULT LITERACY (70%) AND THE COMBINED PRIMARY, SECONDARY AND TERTIARY GROSS ENROLLMENT RATIO (30%) DECENT STANDARD OF LIVING AS MEASURED BY GDP PER CAPITA AT PURCHASING POWER PARITY IN US $ DENGAN MENGETAHUI HDI AKAN MENENTUKAN RANKING KESEJAHTERAAN SUATU BANGSA DIBANDINGKAN BANGSA2 LAINNYA 9 RANKING INDONESIA DARI 179 NEGARA YG DISURVEY 2006 (ISSUED 18 DECEMBER 2008) RANKING ADALAH: 1. ICELAND 0,968 2. NORWAY 0,968 3. CANADA 0,967 BREAKING NEWS !!!!!!! 4. AUSTRALIA 0,965 8. JAPAN 0,956 TAHUN 2011 RANKING IPM/HDI 15. USA 0,950 INDONESIA MELOROT TAJAM 21. UK 0,942 MENJADI: 25. KORSEL 0,928 RANKING KE 124 DARI 187 27. BRUNEI 0,919 28. SINGAPORE 0,918 NEGARA DGN NILAI 0,617 63. MALAYSIA 0,823 81. THAILAND 0,786 (Media Indonesia Jumat 4/11/2011) 102. PHILIPPINE 0,745 109. INDONESIA 0,726 CATATAN: TAHUN 2009 INDONESIA RANKING 111 10 TAHUN 2010 INDONESIA RANKING 108 dari 169 NEGARA RANKING INDONESIA DI ASEAN DARI 1O NEGARA ASEAN TAHUN 2011 URUTAN RANKING ADALAH: 1. 2. 3. 4. 5. SINGAPORE RANKING 26 (INDEKS 0,866) BRUNEI RANKING 33 (INDEKS 0,838) MALAYSIA RANKING 61 (INDEKS 0,761) THAILAND RANKING 103 (INDEKS 0,682) PHLIPINA RANKING 112 (INDEKS 0,644) BREAKING NEWS !!!! TAHUN 2011 RANKING IPM/HDI INDONESIA MELOROT TAJAM MENJADI: RANKING KE 124 DARI 187 NEGARA DGN INDEKS 0,617 Rata2 lama sekolah di indonesia 5,8 tahun Income /capita US$ 3716 (Media Indonesia Jumat 4/11/2011) 11 Pada 2 Nopember 2011, UNDP mengeluarkan Daftar Human Development Index (HDI) terakkhir dan Indonesia berada pada Posisi 124 dari 187 Negara dan 12 Tahun 2012 berada di posisi 121. PENDUDUK INDONESIA 1. 2. 3. 4. JUMLAH PENDUDUK: 237.641.326 (JAWA 57,5%); LUAS 6,8%) PERKOTAAN; 118.320.256 (LUAR JAWA 42,5% ; LUAS 93,2%) PEDESAAN: 119.321.070 ANGKA PARTISIPASI MURNI TH 2010 1. 2. 3. SD SLTP SLTA 94,76% 67,73 % 45,59 % 5. PERCENTASE BUTA HURUF TAHUN 2010 < 15 TAHUN 7,09 15-44 TAHUN 1,71 > 44 TAHUN 18,25 6. LAMA SEKOLAH (2009): 7,72 TAHUN 7. KEMISKINAN TAHUN 2010: 31 JUTA (13,33%) 8. ANGKA KEMATIAN BAYI TAHUN 2007 34/1000 KELAHIRAN 9. KEMATIAN BALITA TAHUN 2007 44/1000 10. KEMATIAN IBU TAHUN 2007 228/100.000 11. ANGKA HARAPAN HIDUP (2009) 69,21 TAHUN SUMBER: KOMPAS SENIN 21/11/2011 13 PEMENCARAN URUSAN PEMERINTAHAN PEMERINTAH ADMINISTRATIF DEKONSENTRASI • KANWIL/KANDEP • KEPALA WILAYAH • DLL PRIVATISASI • • • • • DELEGASI DESENTRALISASI FUNGSIONAL PEMERINTAH PUSAT SWASTA MURNI BOT BOO BOL DLL • • • • DESENTRALISASI OTORITA BUMN NUSAKAMBANGAN DLL PEMERINTAH DAERAH OTONOM PROPINSI KABUPATEN KOTA SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DPD MPR DPR PRESIDEN BPK MA MENTERI-2 MENTERI2 DEKONSENTRASI GUBERNUR & INSTANSI VERTIKAL DESENTRALISASI DAERAH OTONOM KDH DPRD TUGAS PEMBANTUAN PEMERINTAHAN DAERAH/DESA MK LEMBAGA NEGARA LAINNYA DELEGASI (DESENTRALISASI FUNGSIONAL) BADAN PENGELOLA, BUMN, OTORITA,DLL DIBANTU PERANGKAT DAERAH 15 2 LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD 1945 LEGISLATIF DPR MPR EKSEKUTIF KPU YUDIKATIF MA PRESIDEN/ WAPRES DPD PUSAT MK KY Kementerian Negara dewan pertimbangan BANK SENTRAL BPK TNI/POLRI DAERAH PROVINSI Lingkungan Peradilan Umum KDH DPRD PERWAKILAN BPK PROV Agama Militer KAB/KOTA KDH TUN DPRD 16 KEMENTERIAN DALAM NEGERI LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD 1945 kpu BPK DPR Presiden bank sentral kementerian negara MPR DPD Keuangan Negara dewan pertimbangan PUSAT TNI/POLRI Perwakilan BPK Provinsi Pemerintahan Daerah Provinsi Gubernur DPRD Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Bupati/ DPRD Walikota Keuangan Daerah DAERAH MA badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman MK KY Lingkungan Peradilan Umum Peradilan Lingkungan Agama Peradilan Agama Lingkungan Peradilan Militer Lingkungan Peradilan TUN 17 KEMENTERIAN DALAM NEGERI Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD DPR Pasal 20 (1)* Memegang kekuasaan membentuk UU Presiden Pasal 4 (1) Memegang kekuasaan pemerintahan MA MK Pasal 24 (1)*** Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan 18 KEMENTERIAN DALAM NEGERI BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Kementerian Negara Presiden dibantu menteri-menteri negara [Pasal 17 (1)] yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden [Pasal 17 (2)*] terbentuk UU 39/08 tentang kementerian negara membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan [Pasal 17 (3)*] 19 KEMENTERIAN DALAM NEGERI BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerahdaerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang [Pasal 18 (1)**] Gubernur, Bupati, Walikota dipilih secara demokratis [Pasal 18 (4)**] PEMERINTAHAN DAERAH KEPALA PEMERINTAH DAERAH DPRD mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (2)**] anggota DPRD dipilih melalui pemilu [Pasal 18 (3) **] menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5) **] berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturanperaturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**] 20 Pola Organisasi Perangkat Daerah. 10 Provinsi GUBERNUR Garis komando DPRD Garis koordinasi Garis pertanggungjawaban WAKIL STAF AHLI SETDA (unsur staf) Ps. 121 INSPEKTORAT BAPPEDA (unsur pengawas) (unsur perencana) ( PP 79/2005) Ps 150 (2) LEMBAGA LAIN DINAS DRH (pelaks per UU) (unsur pelaksana) Ps. 124 LTD (BADAN,KTR & RSD) (unsur penunjang) Ps. 125 SET DPRD (unsur pelayanan) Ps. 123 Kab/Kota BUPATI/ WALIKOTA Garis komando 11 DPRD Garis koordinasi WAKIL Garis pertanggungjawaban STAF AHLI SETDA (unsur staf) Ps. 121 LEMBAGA LAIN (pelaks per UU) INSPEKTORAT BAPPEDA (unsur pengawas) (unsur perencana) ( PP 79/2005) Ps 150 (2) LTD DINAS DRH (BADAN,KTR & RSD) (unsur pelaksana) (unsur penunjang) Ps. 124 Ps. 125 KECAMATAN Ps. 126 KELURAHAN/ DESA Ps. 127 SET DPRD (unsur pelayanan) Ps. 123 HUBUNGAN PUSAT DAN DAERAH SEBAGAI DAERAH OTONOM PEMERINTAH PUSAT TERGANTUNG & SUBORDINASI DAERAH OTONOM PROVINSI DAERAH OTONOM KAB / KOTA GUBERNUR (WAKIL PEMERINTAH) PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH Pembinaan, Pengawasan, Supervisi, Monev Fasilitasi Kab/Kota melaksanakan Otda PELAYANAN OPTIMAL KEBIJAKAN DESENTRALISASI DARI WAKTU KE WAKTU UU 32/2004 UU 22 / 1999 desentralisasi dominan UU 5 / 1974 dekonsentrasi dominan UU 18 / 1965 desentralisasi dominan PENPRES 6 / 1959 dekonsentrasi dominan UU 1 / 1957 desentralisasi dominan UU 22 / 1948 desentralisasi dominan UU 1 / 1945 dekonsentrasi dominan DESENTRALISATIE WET 1903 dekonsentrasi dominan SEJARAH PANJANG UU OTDA DI INDONESIA 1. UU 1/1945 TENTANG PERATURAN MENGENAI KOMITE NASIONAL DAERAH 2. UU 22/1948 TENTANG POKOK2 PEMERINTAHAN DAERAH 3. UU NIT 44/1950 4. UU 1/1957 TENTANG POKOK2 PEMERINTAHAN DAERAH 5. UU 6/1959 TENTANG PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM KEPADA DAERAH OTONOM 6. UU 18/1965 TENTANG DESENTRALISASI 7. UU 5/1974 POKOK2 PEMERINTAHAN DAERAH 8. UU 5/1979 TENTANG PEMERINTAHAN DESA 9. UU 22/1999 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH 10. UU 32/2007 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH 26 KONFLIK PERIZINAN DI KABUPATEN KUTAI TIMUR Izin ESDM Izin Kehutanan Izin BPN Izin Transmigrasi One integrated database of spatial and non-spatial information – cross-sectors and cross-levels Example: Overlay of forestry-plantation-mining areas in Pasir District (East Kalimantan) Protected Forest and Conservation Area… …overlay with HPH and HTI areas… …overlay with plantation areas… …overlay with mining area Integrated license database can be used as starting point to solve license overlaps 28 PENATAAN KEWENANGAN FILOSOFI OTONOMI DAERAH: EKSISTENSI PEMDA ADALAH UNTUK MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN SECARA DEMOKRATIS SETIAP KEWENANGAN YANG DISERAHKAN KE DAERAH HARUS MAMPU MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN DAN DEMOKRASI KESEJAHTERAAN DICAPAI MELALUI PELAYANAN PUBLIK PELAYANAN PUBLIK ADA YANG BERSIFAT PELAYANAN DASAR (BASIC SERVICES) DAN ADA YANG BERSIFAT PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN (CORE COMPETENCE) CORE COMPETENCE MERUPAKAN SINTHESIS DARI PDRB, EMPLOYMENT DAN PEMANFAATAN LAHAN PENATAAN KEWENANGAN……… PELAYANAN PUBLIK MENGHASILKAN OUTPUTS; PUBLIC GOODS DAN PUBLIC REGULATIONS PUBLIC GOODS; JALAN, JEMBATAN, SEKOLAH, RUMAH SAKIT, PASAR, TERMINAL, IRIGASI DLL PUBLIC REGULATIONS; AKTE PERKAWINAN, AKTE KELAHIRAN, KTP, KK, IMB, HO, SERTIFIKAT TANAH DLL PERTANYAAN: APAKAH PEMDA SUDAH MENGHASILKAN PUBLIC GOODS DAN PUBLIC REGULATIONS YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN RAKYAT YAITU; PELAYANAN DASAR DAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN ?????? PENATAAN KEWENANGAN…….. KEWENANGAN: 1. KEWENANGAN ABSOLUT (DISTINCTIVE); HANYA DIMILIKI PUSAT; HANKAM, LUAR NEGERI, AGAMA, MONETER, PERADILAN DAN POLITIK LUAR NEGERI KEWENANGAN BERSAMA (CONCURRENT); DIKERJAKAN BERSAMA ANTARA PUSAT, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA KEWENANGAN CONCURRENT ADA YANG BERSIFAT WAJIB (OBLIGATORY) DAN ADA YANG BERSIFAT OPTIONAL (CORE COMPETENCE) KEWENANGAN WAJIB DIIKUTI OLEH SPM 2. 3. 4. PENATAAN KEWENANGAN……. KRITERIA PEMBAGIAN KEWENANGAN: 1. 2. 3. EKSTERNALITAS; SIAPA KENA DAMPAK DIA YANG BERWENANG MENGURUS AKUNTABILITAS; YANG BERWENANG MENGURUS ADALAH UNIT PEMERINTAHAN YANG PALING DEKAT DENGAN DAMPAK TERSEBUT EFISIENSI; BAHWA OTONOMI HARUS MENCIPTAKAN EFISIENSI DENGAN MEMPERHATIKAN ECONOMIES OF SCALE. UNTUK ITU PERLU MEMPERTIMBANGKAN CATCHMENT AREA PELAYANAN ADANYA INTER-RELASI DAN INTER-DEPENDENSI ANTAR TINGKATAN PEMERINTAHAN DALAM MELAKSANAKAN KEWENANGAN MASING-MASING ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT (Mutlak urusan Pusat) - Pertahanan - Keamanan - Moneter - Yustisi - Politik Luar Negeri - Agama CONCURRENT (Urusan bersama Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota) PILIHAN/OPTIONAL (Sektor Unggulan) Contoh: pertanian, industri, perdagangan, pariwisata, kelautan dsb WAJIB/OBLIGATORY (Pelayanan Dasar) Contoh: kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, dan perhubungan SPM (Standar Pelayanan Minimal) URUSAN2 PEMERINTAHAN YG DIOTONOMIKAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HIDUP PEKERJAAN UMUM PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA SOSIAL NAKERTRANS PERUMAHAN RAKYAT KETENTRAMAN KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PERHUBUNGAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PENATAAN RUANG PERTANAHAN KEHUTANAN 34 SEKTOR2 TERKAIT OTDA …… 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 KOMINFO KOPERASI , USAHA KECIL DAN MENENGAH PENANAMAN MODAL PEMUDA DAN OLAH RAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN STATISTIK PERSANDIAN PERPUSTAKAAN ARSIP KELAUTAN DAN PERIKANAN PARAWISATA DAN EKONOMI KREATIF ENERJI DAN SUMBER DAYA MINERAL PERDAGANGAN PERINDUSTRIAN 35 • Urusan pemerintahan yang bersifat wajib meliputi: 1. Pendidikan; 2. Kesehatan; 3. Lingkungan hidup; (Tentative) 4. Pekerjaan umum; 5. Penataan ruang; 6. Perencanaan pembangunan; 7. Perumahan; 8. Pemuda dan olahraga; 9. penanaman modal; 10. Koperasi dan usaha kecil dan menengah; 11. Kependudukan dan catatan sipil; 12. Tenaga kerja; 13. Ketahanan pangan; 36 14. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; 15. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera; 16. Perhubungan; 17. Komunikasi dan informatika; 18. Pertanahan; 19. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri; 20. Otonomi daerah, pemerintahan umum (Tramtib), administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian; 21. Pemberdayaan masyarakat dan desa; 22. Sosial; 23. Kebudayaan; 24. Statistik; dan 25. Arsip dan 37 26. perpustakaan. • Urusan pilihan meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kelautan dan perikanan; Pertanian; Kehutanan; Energi dan sumber daya mineral; Pariwisata; Perindustrian; Perdagangan; dan Transmigrasi. 38 V. DISTRIBUSI URUSAN PEMERINTAHAN ANTAR TINGKAT PEMERINTAHAN Kriteria Distribusi Urusan Pmerintahan Antar Tingkat Pemerintahan : 1. Externalitas (Spill-over) Siapa kena dampak, mereka yang berwenang mengurus 2. Akuntabilitas Yang berwenang mengurus adalah tingkatan pemerintahan yang paling dekat dengan dampak tersebut (sesuai prinsip demokrasi) 3. Efisiensi Otonomi Daerah harus mampu menciptakan pelayanan publik yang efisien dan mencegah High Cost Economy Efisiensi dicapai melalui skala ekonomis (economic of scale) pelayanan publik Skala ekonomis dapat dicapai melalui cakupan pelayanan (catchment area) yang optimal 39 VI. BAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG DILAKSANAKAN OLEH MASING-MASING TINGKATAN PEMERINTAHAN BERDASARKAN 3 KRITERIA 1. 2. 3. Pusat: Berwenang membuat norma-norma, standar, prosedur, Monev, supervisi, fasilitasi dan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas nasional dan Internasional. Provinsi: Berwenang mengatur dan mengurus urusanurusan pemerintahan dengan eksternalitas Provinsi (lintas Kab/Kota) dalam norma, standard, prosedur yang dibuat Pusat Kab/Kota: Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas lokal (dalam satu Kab/Kota) dalam norma, standard, prosedur yang dibuat Pusat 40 KEMENTERIAN DALAM NEGERI URUSAN PEMERINTAHAN YANG DIOTONOMIKAN WAJIB PILIHAN berkaitan dengan pelayanan dasar tidak berkaitan dengan pelayanan dasar 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pendidikan; kesehatan; Pekerjaan umum; sosial; Perumahan Rakyat; ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat; 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. lingkungan hidup; pangan; administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; Pengendalian penduduk dan keluarga berencana; Perhubungan; dan tenaga kerja; pertanahan; Komunikasi dan informatika; Koperasi, usaha kecil, dan menengah; Penanaman modal; Kepemudaan dan olah raga; Pemberdayaan masyarakat desa; Pemberdayaan perempuan perlindungan anak; Statistik; Persandian; Kebudayaan; Perpustakaan; dan Kearsiapan. 1. kelautan dan perikanan; 2. pariwisata; 3. pertanian; 4. kehutanan; 5. energi dan sumberdaya mineral; 6. perdagangan; 7. perindustrian; dan 8. transmigrasi. 41 Pasal 22 KEMENTERIAN DALAM NEGERI URUSAN PEMERINTAHAN URUSAN PEMERINTAHAN UMUM ABSOLUT (KEWENANGAN PEMERINTAH) 1. menjaga kesatuan dan persatuan bangsa;menjaga ideologi negara; 2. memelihara harmonisasi kehidupan masyarakat berkaitan dengan hubungan antar suku, agama, ras, dan antar golongan;mengkoordinasikan hubungan antar instansi pemerintahan yang ada di wilayahnya; 3. memfasilitasi terwujudnya nilai-nilai demokrasi untuk mempercepat terbentuknya masyarakat madani; dll dilimpahkan kepada GUBERNUR, BUPATI/WALIKOTA WILAYAH KERJA ADMINISTRASI KONKUREN PENATAAN KELEMBAGAAN KELEMBAGAAN ADALAH UNTUK MENGAKOMODASIKAN KEWENANGAN YANG DILAKSANAKAN OLEH DAERAH KELEMBAGAAN UNTUK MENYEDIAKAN PELAYANAN DASAR DAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN RIGHT SIZING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN REINVENTING GOVERNMENT; PRIVATISASI (BOO, BOT, BTO, BOL DLL) SUSUN STRATEGI KELEMBAGAAN MASA TRANSISI AKIBAT TEKANAN BIROKRASI YANG TERLALU BANYAK KEJELASAN TUPOKSI CAMAT, KEPALA DESA, DAN HUBUNGAN KERJANYA KESEIMBANGAN ANTARA STRATEGIC APEX, MIDDLE LINE, OPERATING CORE, SUPPORT STAFF DAN TECHNO STRUCTURE; KEMENTERIAN DALAM NEGERI URUSAN PEMERINTAHAN PEMETAAN KEMENTERIAN/LPNK Melakukan pemetaan prioritas urusan wajib dan urusan pilihan dari provinsi dan kab/kota yang dikoordinasikan dengan Menteri Dalam Negeri. WAJIB PILIHAN Dasar untuk memfasilitasi daerah dalam pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan secara nasional Sinergi Pembangunan Pusat dan Daerah mencapai tujuan nasional PENATAAN PERSONIL TENTUKAN STANDARD KOMPETENSI UNTUK SETIAP JABATAN LAKUKAN REKRUTMEN, PROMOSI, MUTASI BERBASIS STANDARD KOMPETENSI PENGEMBANGAN PEGAWAI & TRAINING BERBASIS NEED ASSESSMENT UNTUK MEMENUHI STANDARD KOMPETENSI YANG DITETAPKAN TENTUKAN MINIMAL PERFORMANCE YANG HARUS DICAPAI PEGAWAI ADANYA KEJELASAN ANTARA POSISI PEJABAT KARIR DENGAN PEJABAT POLITIK MANAJEMEN KEPEGAWAIAN PERPADUAN ANTARA SEPARATED DAN INTEGRATED SYSTEM PNS MASIH DIANGGAP SEBAGAI ALAT PEREKAT BANGSA KEMENTERIAN DALAM NEGERI APARATUR DAERAH POLA ORG. PERANGKAT DAERAH 1. prioritas urusan pemerintahan yang bersifat wajib dan pilihan yang dilaksanakan oleh pemerintahan daerah; 2. prinsip efisiensi, efektifitas, daya tanggap terhadap kebutuhan publik dan kemudahan interaksi dengan warga; dan 3. jumlah penduduk, luas wilayah, dan kemampuan keuangan daerah. PEGAWAI NEGERI SIPIL Pengembangan karir: 1. kompetensi manajerial 2. kompetensi teknis 3. kompetensi kepamongprajaan Untuk kepentingan nasional pemerintah menetapkan jabatan strategis baik struktural (Sekda) maupun fungsional (Guru, Akuntan, Dokter Spesialis, & Paramedis) yang dikelola secara nasional. PENATAAN KEUANGAN DAERAH PENERAPAN PRINSIP MONEY FOLLOWS FUNCTIONS PENATAAN COST CENTRES DAN REVENUES CENTRES PENATAAN COST CENTRES DENGAN MENENTUKAN PELAYANAN DASAR DAN PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN APA YANG DILAKUKAN DAERAH DENGAN SPM DAPAT DITENTUKAN SSA DARI SETIAP PELAYANAN DASAR YANG DILAKSANAKAN AKAN TERDETEKSI BIAYA SETIAP PELAYANAN DENGAN CARA YANG SAMA DAPAT DIHITUNG BIAYA SELURUH PELAYANAN YANG MERUPAKAN “FISCAL NEED DARI DAERAH” SELANJUTNYA MENATA REVENUE CENTRES PENATAAN KEUANGAN DAERAH……. PENATAAN REVENUE CENTRES: 1. DESENTRALISASI FISKAL; PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH 2. ADANYA GEJALA HORIZONTAL INEQUALITY KARENA PERBEDAAN TAX BASE ANTARA KOTA DENGAN KABUPATEN DAN PERBEDAAN SDA 3. LAKUKAN INTENSIFIKASI DAN EXTENSIFIKASI DENGAN MEMPERHATIKAN CANONS OF TAXATIONS 4. LAKUKAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH; CIPTAKAN KONDISI MENARIK UNTUK INVESTOR, LAKUKAN KEMITRAAN, GALI POTENSI DAERAH, BUMD, KEMBANGKAN USAHA KECIL 5. AKAN TERDETEKSI FISKAL CAPACITY SINKRONISASI PENYUSUNAN RANCANGAN APBD & APBN (UU 17/2003, UU 25/2004 UU 32/2004, UU 33/2004) RPJM RPJMD 5 tahun 1 tahun 1 tahun Renja SKPD 1 tahun 5 tahun 5 tahun Renstra SKPD RKPD RKP 1 tahun KUA PPAS Dibahas bersama DPRD NOTA KESEPAKATAN PIMPINAN DPRD DGN KDH RKA-SKPD PEDOMAN PENYUSUNAN RKA-SKPD TAPD RAPERDA APBD 1 tahun 49 BAGAN KODE REKENING KEPMENDAGRI 29/2002 X XX XX XX XX XX XX X PERMENDAGRI 13/2006 XX XX XX XX XX XX XX XX XX kode anggaran pendapatan, belanja & pembiayaan kode bidang pemerintahan kode unit organisasi kode kelompok pendapatan, belanja & pembiayaan kode jenis pendapatan, belanja & pembiayaan kode obyek pendapatan, belanja & pembiayaan kode rincian obyek pendapatan, belanja & pembiayaan kode bagian belanja kode Urusan Pemerintahan daerah kode Organisasi kode Program kode Kegiatan Kode Akun pendapatan, belanja & pembiayaan kode kelompok pendapatan, belanja & pembiayaan kode jenis pendapatan, belanja & pembiayaan kode obyek pendapatan, belanja & pembiayaan kode rincian obyek pendapatan, belanja & pembiayaan 50 BAGAN KODE REKENING PERMENDAGRI 13/2006 XX XX XX XX XX XX XX XX XX kode Urusan Pemerintahan daerah kode Organisasi kode Program kode Kegiatan Kode Akun pendapatan, belanja & pembiayaan kode kelompok pendapatan, belanja & pembiayaan kode jenis pendapatan, belanja & pembiayaan kode obyek pendapatan, belanja & pembiayaan kode rincian obyek pendapatan, belanja & pembiayaan 51 PENATAAN KEUANGAN DAERAH……. PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAERAH: PERBANDINGAN ANTARA FISCAL CAPACITY DENGAN FISCAL NEED AKAN TERDETEKSI FISCAL GAP (DEFISIT FISCAL) FISCAL GAP SEBAGAI DASAR UNTUK MELAKUKAN PERIMBANGAN KEUANGAN MELALUI SUBSIDI SUBSIDI (GRANT) BERPERAN SEBAGAI EQUALIZER UNTUK MENCIPTAKAN EQUALIZATION EFFECTS DEFISIT SPECIFIC/KHUSUS AKAN MEMERLUKAN SUBSIDI KHUSUS (SPECIFIC GRANT) ATAU DAK DEFISIT UMUM MEMERLUKAN SUBSIDI UMUM (BLOCK GRANT) ATAU DAU Belajarlah sampai ke negeri Cina 1. Komitmen yang kuat dari Pimpinan nasional 2. Penegakan hukum yang keras dan konsisten 3. Perbaikan sistem 4. Pengawasan yang ketat 53 VONIS MATI KORUPTOR DI CHINA Feb 2004; Wagub Prov Anhui suap $ 623 ribu dan tidak mampu menjelaskan asal usul $ 600 ribu di rekeningnya 2. Maret 2005; Bi Yuxi, Administrator Jalan Raya Beijing; Asuap $ 1,2 juta dan penggelapan dana publik $ 360 ribu 3. Desember 2007; Li Baojin; mantan jaksa penuntut di kota Tianjin Utara; suap dan penggelapan $ 2,66 juta 4. Juli 2007; Zheng Xiaoyu, Pejabat Dinas Kesehatan dan Makanan; suap $ 850 ribu 5. Juli 2009, Chen Tonghai; Mantan Ketua China Petroleum dan Chemical Corp suap $ 28 juta 6. Agustus 2009; Li Peiying, Mantan Presiden Capital Airport Holding Company; suap $ 4,1 juta 7. Juli 2010; Wen Qiang; Mantan Wakil Kepala Polisi dan Kepala Keadilan di Chongqing; suap melindungi gangster 8. Juli 2011; Zhang Chunjiang; manatan Petinggi China Mobile; Suap $ 1,15 juta 54 Sumber: Kompas Senin 28 November 2011 1. KEMENTERIAN DALAM NEGERI PEMANFAATAN APBD 1. APBN 70% Pusat 30% Daerah Prov/Kab/Kota APBD Kab/Kota 70% overhead cost (biaya aparat) 30% public service Solusi : 1. Gaji Guru dalam DAD dan dikeluarkan dari DAU 2. Ratio Aparatur harus ditetapkan : Ratio Guru-Murid Ratio Tenaga Medis – Penduduk Ratio Tenaga Administrasi – Penduduk dan Faktor Geografis POSTUR APBN-P (DALAM RP MILYAR) ______________________________________ ___________________________________ URAIAN APBN APBN-P _________________________________________________________________________ A. PENDAPATAN NEGARA 1.529.673,1 1.502.005.0 1. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.525.189,5 1.497.521,4 2. Penerimaan Perpajakan 1.192.994,1 1.148.364,7 3. PNBP 332.195,4 349.156,7 4. PENERIMAAN HIBAH 4.483,6 4.483,6 B. BELANJA NEGARA 1.683.011,1 1.726.191,3 1. Belanja Pemerintah Pusat 1.154.380,9 1.196.828,4 2. Belanja K/L 594.597,6 610.580.1 3. Belanja non K/L 559.783,3 586.248,2 4. Subsidi Enerji 274.743 299.829,7 C. TRANSFER KE DAERAH 528.630,2 529.362,9 1. Dana Perimbangan 444.798,8 445.531,5 2. Dana Otsus dan Penyesuaian 83.831,5 83.831,5 3. Anggaran Pendidikan 36.849 345.285,1 D. DEFISI ANGGARAN 153.338 (1,65%) 224.186,3 (2,38%) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------56 SUMBER: Gatra 27 Juni 2013 SUBSIDI ENERJI APBN-P (DALAM RP MILYAR) _________________________________________________________________________ URAIAN APBN APBN-P _________________________________________________________________________ SUBSIDI ENERJI 274.743 299.829,7 1. 2. SUBSIDI BBM, LPG & BBN SUBSIDI LISTRIK 193.805,2 80.937,8 199.850 99.979,7 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------SUMBER: Gatra 27 Juni 2013 57 KEMENTERIAN DALAM NEGERI HUBUNGAN KPEMERINTAH KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH Non Pelayanan Dasar Urs.Wajib 31 Urusan Pelayanan Dasar Urs. Pilihan SPM PUSAT PEMDA PAD/DBH FISCAL GAP DAK Pendanaan berdasarkan pada standar teknis pelayanan dan regional cost DAU Equalizer Oleh Gubernur DAU suatu daerah adalah proporsi kebutuhan pendanaan seluruh pelayanan dasar urusan pemerintahan di suatu daerah terhadap total DAU secara nasional PELAYANAN DASAR Pasal 154 PROSENTASE BIAYA PERSONIL THD APBD (N=220)TH 2003 100 80 50,3% % RATA-RATA=50,3 60 40 20 199 181 163 145 127 109 91 73 55 37 19 1 0 BPKP and Criminal Justice Systems Dasar: MoU antara Kapolri, Kejaksaan Agung dan BPKP (Kep-1093/K/2007 tanggal 28 Sept 2007) JUSTIFIKASI MASALAH KEBIJAKAN/ ADMINISTRASI/ DISKRESI NON JUSTISIA BPKP PRO JUSTISIA KASUS/PERKARA KEPATUTAN KEPOLISIAN & KEJAKSAAN KEMENTERIAN/LPND/ PEMDA HUKUMAN ADMINISTRASI, DISIPLIN & GANTI RUGI PAKTA INTEGRITAS INPUT (KASUS dan MASALAH) PENGADUAN/LAPORAN PENGADILAN SANKSI PIDANA STATEMENT OF RESPONSIBILITY TANGGUNG RENTENG 60 KEMENTERIAN DALAM NEGERI PEMANFAATAN DANA DAERAH TA 2010 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 100% APBD; BIAYA LANGSUNG (DIRECT SERVICES) 21,17% (DAK 6,31% , DISKRESI 14,86%) BIAYA TAK LANGSUNG: 78,83% (GAJI PGPS 45,56%; OPERASIONAL RUTIN 11, 5%; RUTIN PROYEK 22,22%) PAD THD APBD: 8,14% GAJI PNS PGPS; 45,56% BIAYA TAK LANGSUNG THD APBD: 56,61% BIAYA2 LAINNYA (BANSOS, SPPD, LISTRIK DLL 11,5% DANA PERIMBANGAN THD APBD: 91,86% DAU THD DANA PERIMBANGAN 70,24% BELANJA PEGAWAI THD DAU: 86,70%PERCENTASE DAK THD APBD: 6,31% KEMENTERIAN DALAM NEGERI PEMANFAATAN DANA DAERAH TA 2010 PEMANFAATAN DANA APBD: 1. BIAYA LANGSUNG (DIRECT SERVICES) 21,17% (DAK 6,31% , DISKRESI 14,86%) 2. BIAYA TAK LANGSUNG: 78,83% (GAJI PGPS 45,56%; OPERASIONAL RUTIN 11, 5%; RUTIN PROYEK 22,22%) 3. PAD THD APBD: 8,14% 4. GAJI PNS PGPS; 45,56% 5. BIAYA TAK LANGSUNG THD APBD: 56,61% 6. BIAYA2 LAINNYA (BANSOS, SPPD, LISTRIK DLL 11,5% 7. DANA PERIMBANGAN THD APBD: 91,86% 8. DAU THD DANA PERIMBANGAN 70,24% 9. BELANJA PEGAWAI THD DAU: 86,70% 10. PERCENTASE DAK THD APBD: 6,31% PENATAAN PERWAKILAN HUBUNGAN EKSEKUTIF DENGAN LEGISLATIF POSISI PERANGKAT DAERAH YANG NETRAL RENCANA PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG HUBUNGAN CHECKS AND BALANCES ANTARA KEPALA DAERAH DENGAN DPRD KEMUNGKINAN IMPEACHMENT DPRD DAN KEPALA DAERAH ADANYA MEKANISME “RECALL” OLEH PARPOL DAN BADAN KEHORMATAN DPRD PENGGANTIAN LPJ DENGAN KETERANGAN PERTANGGUNG JAWABAN POSISI KEUANGAN DPRD PENATAAN PELAYANAN PUBLIK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PELAYANAN DASAR MENGACU PADA SPM DENGAN SPM DAPAT DITENTUKAN: BIAYA PELAYANAN KEBUTUHAN SOTK KEBUTUHAN PERSONIL ANGGARAN KINERJA TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PEMDA KEPADA RAKYAT OBYEKTIVITAS LPJ KEPALA DAERAH KE DPRD FASILITASI PUSAT TERHADAP DAERAH PENGAWASAN DAN SUPERVISI TERHADAP DAERAH PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH PENATAAN PENGAWASAN 1. 2. 3. 4. 5. RANCUNYA PEMBAGIAN PENGAWASAN ANTARA PENGAWASAN INTERNAL DAN EXTERNAL TERLALU BANYAKNYA UNIT PENGAWASAN; EXTERNAL, INTERNAL, PENGAWASAN DPRD LEMAHNYA MEKANISME CHECKS AND BALANCES KARENA BELUM TERBENTUKNYA CIVIL SOCIETY TIDAK ADANYA MEKANISME REWARD AND PUNISHMENT TIDAK JELASNYA INTERFACE DEPDAGRI SEBAGAI PEMBINA UMUM DENGAN DEPARTEMEN/LPND SEBAGAI PEMBINA TEHNIS STRATEGIC APEX DPRD KEPALA DAERAH JABATAN POLITIS JABATAN KARIR TECHNO STRUCTURE MIDLLE LINE BAPPEDA SEKDA SUPPORT STAFF PERSONIL KEUANGAN UMUM OPERATING CORE DINAS-DINAS PELAYANAN DASAR SEKTOR UNGGULAN 66 Situasi Tenaga Puskesmas di Flores Timur FLORES TIMUR No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Puskesmas Dokter Dokter Gigi SKM Perawat Bidan PKM BORU LEWOLAGA ILE BURA WAIKLIBANG LEWOLEMA WAIMANA OKA DEMON PAGONG RITAEBANG KALIKE MENGANGA WAIWADAN BANIONA LITE WAIWERANG ILE BOLENG WITIHAMA LAMBUNGA SAGU LATO 2 1 1 1 1 1 2 1 0 0 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 1 1 2 1 1 2 0 2 2 0 3 2 1 1 1 0 1 11 4 3 14 8 10 16 11 9 6 12 13 12 11 15 14 12 12 11 4 7 5 2 4 4 2 5 4 5 3 4 6 1 3 7 2 5 6 3 3 Bidan di Perawat Apotek Desa Gigi er 8 5 6 10 6 3 7 3 7 4 13 9 5 7 8 10 8 6 6 4 2 1 0 1 2 1 5 2 1 1 1 1 1 1 3 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tenaga Teknis Farmasi 2 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 2 1 1 ascobat Pusk reform BUKD Tenaga Sanitari Rekam Promkes Gizi an Medis 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 3 2 0 3 3 3 5 2 2 0 2 0 2 0 3 3 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Analis Adm/ Kesehanakes lain perkarya tan 0 1 4 0 1 3 0 1 1 0 0 3 0 0 3 0 0 3 0 1 6 0 1 3 0 1 3 0 0 0 0 1 3 0 0 0 0 2 4 0 1 1 0 2 5 0 2 5 0 2 4 0 0 2 0 1 1 0 0 0 Situasi Tenaga Puskesmas di Sumba Timur SUMBA TIMUR No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Puskesmas Waingapu Kambaniru Kawangu Kataka Melolo Tanaraing Mangili Baing Tanarana Kananggar Nggongi Lailunggi Malahar Kombapari Nggoa Lewa Rambangaru Ngadu Ngala Kambata M Mahu Dokter Dokter Gigi 3 2 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 SKM Perawat Bidan PKM Bidan di Perawat Apoteker Desa Gigi 16 12 12 11 13 11 12 14 9 11 12 8 16 7 13 15 10 3 7 3 14 12 15 5 13 6 8 6 2 5 3 5 6 6 5 9 13 1 3 4 2 1 3 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 ascobat Pusk reform BUKD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tenaga Teknis Farmasi 1 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 Tenaga Gizi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Sanitaria Promkes n 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 Rekam Medis 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Analis Kesehata n 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 DHA in 7 province (2009/2010) Provinsi Gorontalo Kalsel Jambi Sulbar Lampung Bali NTT (21 Districts) (9 Districts) (10 Districts) (5 Districts) (4 Districts) (4 Districts) (3 Districts) 9,76% 3,73% 3,94% 9,12% 4,58% 2,89% 12,05% PR.1 Program Kesehatan Masyarakat 1,27% 0,61% 0,38% 0,39% 0,35% 0,17% 1,70% PR 1.1 KIA 2,22% 0,36% 0,43% 1,49% 0,24% 0,22% 1,83% PR 1.2 Gizi 0,05% 0,20% 0,22% 0,02% 0,09% 0,05% 0,22% PR 1.3 Imunisasi 0,01% 0,12% 0,07% 0,03% 0,07% 0,04% 0,07% PR 1.4 TBC 0,12% 0,25% 0,13% 0,60% 0,13% 0,03% 0,83% PR 1.5 Malaria 0,00% 0,00% 0,02% 0,00% 0,00% 0,06% 0,12% PR 1.6 HIV/AIDS 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,02% PR 1.7 Diare 0,01% 0,01% 0,00% 0,00% 0,02% 0,01% 0,00% PR 1.8 ISPA 0,00% 0,14% 0,06% 0,01% 0,07% 0,16% 0,01% PR 1.9 Demam Berdarah 0,06% 0,10% 0,12% 0,08% 0,08% 0,26% 0,35% PR 1.10 Penyakit Menular Lain 0,00% 0,15% 0,01% 0,02% 0,01% 0,00% 0,01% PR 1.11 Penyakit Tidak Menular 0,99% 0,27% 0,21% 0,49% 0,47% 0,53% 1,01% PR 1.12 KB 0,00% 0,12% 0,07% 0,00% 0,04% 0,04% 0,20% PR 1.13 UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) 0,00% 0,02% 0,00% 0,00% 0,00% 0,02% 0,02% PR 1.14 Kesehatan Remaja 0,51% 0,38% 1,58% 2,28% 0,30% 0,16% 3,20% PR 1.15 Kesehatan Lingkungan 0,13% 0,32% 0,34% 0,08% 1,02% 0,72% 0,26% PR 1.16 Promosi Kesehatan 0,00% 0,03% 0,00% 0,03% 0,01% 0,01% 0,04% PR 1.17 Penanggulangan Bencana 0,04% 0,09% 0,03% 0,10% 0,04% 0,02% 0,03% PR 1.18 Surveilans 4,35% 0,55% 0,27% 3,49% 1,65% 0,40% 2,13% PR 1.19 Program Kesehatan Masyarakat Lainnya 32,02% 41,56% 39,88% 30,45% 66,60% 45,53% 32,54% PR 2 Program Upaya Kesehatan Perorangan 0,16% 0,71% 0,41% 1,74% 2,98% 1,31% 3,20% PR 2.1 Pelayanan Rawat Jalan 0,29% 0,26% 0,43% 0,32% 1,85% 0,73% 2,36% PR 2.2 Pelayanan Rawat inap 0,00% 0,03% 0,04% 0,04% 0,10% 0,42% 0,40% PR 2.3 Pelayanan Rujukan 31,57% 40,57% 38,99% 28,35% 61,68% 43,07% 26,58% PR 2.4 Pengobatan Umum (tidak jelas masuk PR 2.1- 2.3) 58,22% 54,72% 56,18% 60,43% 28,84% 51,57% 55,41% PR 3 Program Yang Menyangkut Capacity Building/Penunjang 28,88% 28,80% 26,78% 24,87% 15,80% 27,55% 24,38% PR 3.1 Administrasi & Manajemen 0,10% 0,16% 0,13% 0,01% 0,02% 0,06% 1,48% PR 3.2 Sistem Informasi Kesehatan 0,56% 0,91% 0,36% 0,49% 0,17% 0,16% 1,34% PR 3.3 Capacity Building 16,28% 13,83% 15,41% 25,63% 7,58% 12,28% 18,55% PR 3.4 Pengadaan dan Pemeliharaan Infrastruktur 1,67% 0,74% 0,03% 0,15% 0,01% 0,01% 1,16% PR 3.5 Pengawasan (Monitoring dan Supervisi) 10,33% 4,88% 12,70% 5,97% 2,49% 4,38% 7,53% PR 3.6 Obat dan Perbekalan Kesehatan 0,40% 5,40% 0,67% 3,29% 2,69% 7,07% 3,15% PR 3.7 Jaminan Kesehatan 0,00% 0,00% 0,09% 0,01% 0,09% 0,06% 0,49% PR 3.8 Program Capacity Building/Penunjang Lainnya 100,00% 100,00% 100,00% 100,00% 100,02% 100,00% 100,00% Grand Total Jenis Program RIGHT WING “ZERRO ascobat Pusk reform BUKD COMMA ....” % Right wing Public Health 3– 12% Left wing 30– 66% Curative services Salary & infrastru c-ture 30– 60% Life cycle approach (WHA 2008) DOA KB GERIATRIK KES KERJA UKS Usila 18.830 PTS ANC PUS 65.521 Bumil 4.963 LINAKES Usia Kerja 92.480 SLTP/ SLTA 35.785 Bulin 4.963 PM PTM Promkes Kesling Neonatu s/ Bayi 4.834 KESREP SD 39.733 UKS K-f RUJUKAN LINAKES K-n RUJUKAN Balita 23.257 IMM GIZI Ascobat/AIPHSS MTBS IMM GIZI MTBS KABINET BARU DI JEPANG 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. MENTERI STRATEGI NASIONAL DAN WAKIL PERDANA MENTERI; NAOTO KAN MENTERI SEKRETARIS KABINET; HIROFUMI HIRANO MENTERI LUAR NEGERI; KATSUYA OKADA MENTERI PERTAHANAN; TOSHIMI KITAZAWA MENTERI KEUANGAN; HIROHISA FUJII MENTERI EKONOMI, PERDAGANGAN DAN INDUSTRI; MASAYUKI NAOSHIMA MENTERI PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN; HIROTAKA AKAMATSU MENTERI KEHAKIMAN; KEIKO CHIBA MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, OLAH RAGA, ILMU PENGETAHUAN, DAN TEKNOLOGI; TATSUO KAWABATA MENTERI KESEHATAN, TENAGA KERJA, DAN KESEJAHTERAAN; AKIRA NAGATSUMA MENTERI PERTANAHAN, INFRASTRUKTUR, DAN TRANSPORTASI, JUGA BERTANGGUNG JAWAB ATAS WILAYAH OKINAWA DAN BAGIAN UTARA; SEIJI MAEHARA MENTERI POS DAN FINANSIAL; SHIZUKA KAMEI MENTERI DALAM NEGERI DAN KOMUNIKASI; KAZUHIRO HARAGUCHI MENTERI LINGKUNGAN; SAKIHITO OZAWA KETUA KOMISI KESELAMATAN PUBLIK NASIONAL; HIROSHI NAKAI MENTERI REFORMASI ADMINISTRATIF; YOSHITO SENGOKU MENTERI KEPENDUDUKAN, URUSAN KONSUMEN, KESETARAAN GENDER DAN KESELAMATAN PANGAN; NIZUHO FUKUSHIMA 71 SUMBER: KOMPAS 17/9/09 KELEMBAGAAN PEMERINTAHAN 1. KEMENTERIAN : 34 2. LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTRIAN : 26 3. LEMBAGA NON STRUKTURAL : 88 72 G - 20 SEBAGAI PENGGANTI G – 8 Menguasai 90% dari 60 triliun US$ GDP dunia GDP NEGARA G – 20 ( BILLION US$) DARI TOTAL GDP DUNIA 54.863,55 1. MEE (27 NEGARA) 15.343 2. AMERIKA SERIKAT 14.003 3. JEPANG 4.993 4. CHINA 4.833 5. JERMAN 3.060 6. PERANCIS 2.499 7. INGGRIS 2.007 8. ITALIA 1.988 9. BRASILIA 1.269 10. KANADA 1.229 11. INDIA 1.186 12. RUSIA 1.164 13. MEKSIKO 827 14. AUSTRALIA 755 15. KOREA SELATAN 727 16. TURKI 552 17. INDONESIA 468 18. ARAB SAUDI 374 19. ARGENTINA 310 20. AFRIKA SELATAN 243 SUMBER: KOMPAS 26/9/09 73 APBN 2014 PENDAPATAN NEGARA 1.918TRILIUN ASAL: 1. PAJAK 2. PENERIMAAN PEMBIAYAAN 1.110,2 250,9 PENGELUARAN NEGARA 1.842,5 TRILIUN 1. BELANJA K/L 2. SUBSIDI 3. PEMBAYARAN BUNGA HUTANG 4. DANA PERIMBANGAN 5. DANA OTSUS & PENYESUAIAN 6. BELANJA LAINNYA 637,8 333,7 121,3 487,9 104,6 157,1 (PENERBITAN SUN 205,1) (34,6%) (18,11%) (6,5%) (26.5%) (5,67%) (8,5%) PENGELUARAN PEMBIAYAAN 75,5 TRILIUN 1. DANA BERGULIR 4 2. PENERUSAN PINJAMAN 1,2 3. KEWAJIBAN PENJAMINAN 1,1 4. PENYERTAAN MODAL NEGARA 5 5. CICILAN POKOK HUTANG LN 58,8 6. CICILAN PINJAMAN DALAM NEGERI 0,3 7. CADANGAN PEMBIAYAAN 5,1 74 SUMBER: KOMPAS 11/12/2013 RATIO HUTANG TERHADAP PDB TAHUN HUTANG PDB RATIO 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1.636 1.591 1.682 1.809 1,975 2.198 2.384 4.949 5.606 6.447 7.423 8.242 9.405 10.376 33,1 28,4 26,1 24,4 24 23,4 23 SUMBER: KOMPAS 11/12/2013 75 Struktur Pendapatan APBD TA. 2008-2012 TAHUN Nasional Provinsi Kabupaten/ Kota TOTAL PENDAPATAN PAD % 16 16 DANA PERIMBANGAN 266,33 283,50 % LAIN2 PD YG SAH % 73 26,16 42,15 8 11 292,61 72 39,42 10 19 327,16 68 60,45 13 112,94 20 379,31 66 82,95 14 44 45 7,23 9,77 9 44 40,38 43,63 48 95,91 37,05 42,51 10 2010 102,43 47,33 46 45,02 44 10,07 10 2011 119,04 59,60 50 47,43 40 12,01 10 2012 162,76 75,07 46 54,69 34 33,00 20 2008 261,82 6 7 82 18,94 32,38 7 292,43 225,96 239,87 86 2009 16,92 20,18 11 2010 301,51 24,58 8 247,58 82 29,35 10 2011 358,72 30,55 9 279,73 78 48,44 14 2012 412,44 37,87 9 324,63 79 49,95 12 2008 346,47 2009 388,34 53,98 62,69 2010 403,93 71,91 18 2011 477,76 90,15 2012 575,20 2008 84,66 2009 77 Trend Pendapatan APBD TA. 2008-2012 NASIONAL PROVINSI KAB/KOTA dalam milliar rupiah 700,000.00 600,000.00 575,200.25 477,759.02 500,000.00 400,000.00 388,341.83 403,931.22 412,442.30 346,471.71 358,719.47 300,000.00 292,427.38 301,506.10 261,816.17 200,000.00 162,757.94 100,000.00 84,655.54 95,914.45 102,425.12 119,039.55 2008 2009 2010 2011 2012 Struktur Belanja APBD Lima Tahun Terakhir (dalam trilyun rupiah) Tahun Provinsi, Kabupaten dan Kota Provinsi Kabupaten/ Kota 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 Total Belanja Belanja APBD Pegawai 390,18 429,33 444,00 513,34 613,50 96,12 105,60 113,13 127,92 174,02 294,06 322,72 358,94 385,42 440,05 157,10 180,31 198,54 228,34 259,90 26,18 27,18 29,83 31,55 35,53 130,91 151,44 168,70 196,80 224,67 % 40 42 45 44 42 27 26 26 25 20 45 47 47 51 51 Belanja Barang & Jasa 72,30 79,58 82,51 103,83 121,61 21,25 24,49 26,95 33,80 41,99 51,04 54,92 55,55 70,04 79,72 % 19 19 19 20 20 22 23 24 26 24 17 17 15 18 18 Belanja Modal 111,40 114,52 96,36 113,57 136,26 23,73 25,80 26,30 26,43 31,82 87,67 87,30 70,06 87,14 104,55 % 29 27 22 22 22 25 24 23 21 18 30 27 20 23 24 Jumlah Kabupaten-Kota yang Belanja Pegawai Diatas 50% dari Belanja APBD 285 daerah (58,04%) 297 daerah (60,49%) 226 daerah (46,03%) 176 daerah (39,02%) Rentang belanja pegawai terhadap belanja APBD kabupaten-kota Tahun 2012: ● Terendah 14,66% ● Tertinggi 76,69% Catatan: Diolah dari beberapa sumber (www.djpk.depkeu.go.id dan Data APBD Ditjen Keuangan *) Untuk tahun 2012 tidak termasuk 5 Kabupaten yang belum menetapkan Perda APBD TA. 2012 294 daerah (60,49%) governments and empowered communities…………………………… …. Thank you 81