dampak pemanfaatan bioenergi ketahanan energi

advertisement
PROGRAM PENGEMBANGAN BIOENERGI
Tody Ferdica
Direktorat Bioenergi
Seminar dan Forum Komunikasi Pengembangan EBT dalam Rangka Pemanfaatan EBT
Malang, 18 November 2015
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
1
OUTLINE
I. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN BIOENERGI
II. POTENSI DAN PEMANFAATAN BIOENERGI
III. PENUTUP
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
2
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
3
1. Energi telah menjadi kebutuhan dasar (basic needs);
2. Perekonomian Indonesia tumbuh berdampak padapeningkatan kebutuhan
energi;
3. Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, energi tidak boleh lagi
menjadi penghambat, tapi harus jadi penghela pembangunan;
4. Ketergantungan terhadap Energi Fosil masih tinggi, cadangannya semakin
terbatas;
5. Sumber–sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) belum dioptimalkan.
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
4
PP No. 79/2014: Kebijakan Energi Nasional
Energi Baru dan Terbarukan
Minyak Bumi
Gas Bumi
Batubara
18%
31%
Pembangkit Total
Pembangkit EBT
22%
5%
194
MTOE
23%
24%
1.000
MTOE
400
MTOE
46%
25%
30%
31%
25%
20%
Saat ini
2025
2050
51 GW
115 GW
430 GW
11 GW
41 GW
162 GW
(36%)
(38%)
(22%)
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN BIOENERGI
UNDANG-UNDANG NO. 30 TAHUN 2007
tentang Energi
PERATURAN PEMERINTAH NO. 79 TAHUN 2014
tentang Kebijakan Energi Nasional
INSTRUKSI PRESIDEN NO. 1 TAHUN 2006
tentang penyediaan, dan pemanfaatan bahan bakar nabati
(biofuel) sebagai bahan bakar lain
PERATURAN MENTERI ESDM NO. 32 TAHUN 2008
tentang penyediaan, pemanfaatan, dan tata niaga bahan
bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar lain
Prioritas penyediaan dan pemanfaatan EBT salah satunya
BBN
Target EBT pada tahun 2025 sebesar 23% dari Bauran Energi
Nasional, dan BBN ditargetkan sebesar 26% dari target EBT
Instruksi kepada Menteri Terkait, Gubernur, dan
Bupati/Walikota untuk mengambil langkah-langkah dalam
rangka mempercepat penyediaan dan pemanfaatan BBN
Mandatori pemanfaatan BBN pada sektor Transportasi,
Industri, Komersial, dan Pembangkitan Listrik
PERATURAN MENTERI ESDM NO 12 TAHUN 2015 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM No. 32
Tahun 2008
Percepatan dan peningkatan mandatori pemanfaatan BBN
PERATURAN MENTERI ESDM NO. 19 TAHUN 2013
dan NO. 27 TAHUN 2014
Pengaturan harga pembelian listrik dari sumber Bioenergi
(Biomassa, Biogas, dan Sampah Kota) oleh PT. PLN hingga
10 MW
KEPMEN ESDM NO.0726K/12/MEM/2015
Tentang Harga Indeks Pasar BBN (Biofuel) yang
dicampurkan dalam Jenis BBM Tertentu
Harga Indeks Pasar (HIP) BBN untuk dicampurkan ke dalam jenis
BBM tertentu/PSO/bersubsidi
Tentang Feed In Tariff
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL EBTKE
Tentang Spesifikasi Biofuel
1.
2.
3.
4.
No. 723 K/10/DJE/2013 : Biodiesel mengacu SNI 7182:2012
No. 722 K/10/DJE/2013 : Bioetanol mengacu SNI 7390:2012
No. 903 K/10/DJE/2013 : Minyak Nabati Murni mengacu SNI 7431:2008
No. 830 K/10/DJE/2013 : Minyak Nabati Teresterifikasi Parsial
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN BIOENERGI
Feed In Tariff PLT Biogas, Biomassa, dan Sampah Kota
(PERATURAN MENTERI ESDM NO. 19 TAHUN 2013 dan NO. 27 TAHUN 2014)
No
EnergI
Kapasitas
Tarif Listrik
Catatan
Tegangan Menengah
1.
Biomass *)
s.d 10 MW
Rp. 1.150,- / kWh X F
2.
Biogas *)
s.d 10 MW
Rp. 1.050,- / kWh X F
Non PLTSa
3.
Sampah Kota **)
s.d 10 MW
Rp. 1.450,- / kWh
Zero waste
4.
Sampah Kota **)
s.d 10 MW
Rp. 1.250,- / kWh
Landfill
Tegangan Rendah
1.
Biomass *)
s.d 10 MW
Rp. 1.500,- / kWh X F
2
Biogas *)
s.d 10 MW
Rp. 1.400,- / kWh X F
Non PLTSa
3
Sampah Kota **)
s.d 10 MW
Rp. 1.798,- / kWh
Zero waste
4
Sampah Kota **)
s.d 10 MW
Rp. 1.598,- / kWh
Landfill
Keterangan:
*) sesuai Permen ESDM No.27 Tahun 2014
F adalah faktor insentif berdasarkan wilayah instalasi pembangkit
• Pulau Jawa
:F=1
• Pulau Sumatera
: F = 1,15
• Pulau Sulawesi
: F = 1,25
• Pulau Kalimantan
: F = 1,3
• Bali, Bangka Belitung, Lombok
• Kep. Riau, Papua dan pulau lainnya
**) sesuai Permen ESDM No.19 Tahun 2013
: F = 1,5
: F = 1,6
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
7
BIODIESEL (Minimum)
Sektor
April 2015
Januari 2016
Januari 2020
Januari 2025
Usaha Mikro, Usaha Perikanan, Usaha Pertanian,
Transportasi, dan Pelayanan Umum (PSO)
15%
20%
30%
30%
Transportasi Non PSO
15%
20%
30%
30%
Industri dan Komersial
15%
20%
30%
30%
Pembangkit Listrik
25%
30%
30%
30%
April 2015
Januari 2016
Januari 2020
Januari 2025
Usaha Mikro, Usaha Perikanan, Usaha Pertanian,
Transportasi, dan Pelayanan Umum (PSO)
1%
2%
5%
20%
Transportasi Non PSO
2%
5%
10%
20%
Industri dan Komersial
2%
5%
10%
20%
-
-
-
-
April 2015
Januari 2016
Januari 2020
Januari 2025
Industri
10%
20%
20%
20%
Transportasi Laut
10%
20%
20%
20%
Transportasi Udara
-
2%
3%
5%
Pembangkit Listrik
15%
20%
20%
20%
BIOETANOL (Minimum)
Sektor
Pembangkit Listrik
MINYAK NABATI MURNI (Minimum)
Sektor
Industri dan Transportasi (Low
and Medium Speed Engine)
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
9
POTENSI DAN PEMANFAATAN BIOENERGI
Potensi dan Produk Bioenergi
INSTALASI KONVERSI BIOENERGI
Bahan Bakar
Nabati:
1. Biodiesel
2. Bioetanol
3. Minyak Nabati
Murni
Biogas
Briket/Pellet
Listrik
•
•
•
•
•
•
Program Bahan Bakar
Nabati
1. Program Biogas
2. Program DAK Energi
Perdesaan
Program Tungku Sehat
Hemat Energi
Program Biomassa
untuk Listrik
Sangat bervariasi mulai untuk bahan bakar, heat dan listrik.
Dapat dikembangkan di seluruh wilayah tanah air (sorghum manis, 4 tahun sawit, 3 bulan sapi).
Melibatkan masyarakat (pro growth, pro job, dan pro environment).
Biomassa pada PLTU dan BBN pada kendaraan
Bahan bakar dapat berbentuk cair, gas dan padat; terus menyesuaikan dengan kebutuhan.
Produk bioenergi terus dikembangkan, seperti pellet, DME, biomethanol, biodiesel “muda”, biobuthanol, biooil, RFD, green jet oil, biogasoline, green
diesel, ... dst
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
POTENSI DAN PEMANFAATAN BIOENERGI
Jenis dan Pemanfaatan Bioenergi
Jenis
Bioenergi
Biodiesel
Bioetanol
Bahan Baku
Potensi
Tanaman penghasil minyak nabati:
Kelapa Sawit, Kemiri Sunan, Jarak
Pagar, Nyamplung, dll.
30 Juta Ton
(215 Juta
SBM)
Tanaman mengandung pati/gula :
Molases, Singkong, Sagu, Nipah,
Aren, Sorghum, dll.
22 Juta Ton
Kapasitas
Pemanfaatan
Terpasang
7,1 juta kL/Thn
Pengganti Minyak Solar,
(28 BUN Biodiesel) tahun 2015: 426.736
kL (Agst 2015)
446 ribu kL/Thn Pengganti Minyak
(8 BUN Bioetanol) Bensin/ Premium
(23,3 juta
SBM)
Minyak nabati (straight vegetable oil)
Biooil
Bioavtur*)
Biogas
Biomassa
Pengganti Minyak
Tanah/ IDO
Biomass melalui proses pirolisa dan
PPO (Pure Plant Oil)
Minyak nabati (straight vegetable oil)
Biomass melalui proses pirolisa dan
PPO (Pure Plant Oil)
Kotoran ternak, Limbah industri (tahu,
Kelapa Sawit dll)
Limbah Pertanian, Perkebunan, dan
Sampah Kota
*) Sedang dalam penelitian dan pengembangan
Pengganti Avtur
1 juta unit
digester
±15.000 Unit
Pengganti Gas
Bumi/PG/Kayu Bakar
32.000 MW
1716 MW
Pengganti bahan
bakar dan Pembangkit
Listrik fosil.
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
12
Perkembangan Pemanfaatan Biodiesel di Indonesia
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
B2,5 – B7,5
Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008 tentang
Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar
Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain
Ribu kL
2014
2016
B15
B10
 PerMen ESDM No. 20/ 2014 ttg perubahan kedua PerMen ESDM No.
32/2008
 Mandatori diberlakukan kepada BUPIUN BBM dan Pengguna Langsung di
sektor transportasi (PSO dan Non PSO), industri, dan pembangkit listrik
 Target pemanfaatan Biodiesel pada tahun 2020 adalah B30
 Uji B20 bersama stakeholder terkait
Capaian Volume Biodiesel
4,500
4,000
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
Implementasi B20
 PerMen ESDM No. 25/ 2013 tentang
Perubahan PerMen ESDM No. 32/ 2008.
 Pemanfaatan Biodiesel ditingkatkan dari
B7,5 menjadi B10/1 Sept 2013.
 Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2006
 Penyaluran di 500 SPBU (Jakarta,
Surabaya, Malang dan Denpasar)
PerMen
ESDM
No.
12/2015B15/1-4-2015.
PerMen ESDM No.
29/2015Penyediaan
Biodiesel dalam kerangka
Pembiayaan Dana
BPDPKS.
3,961
2,805
2,221
1,812
1,757
1,552
1,453
1,629
1,048
190
70
2009
119
243
20
359
223
2010
* Status s.d. September 2015
2011
Produksi
1,845
986
669
217
2012
Ekspor
2013
2014
B20
510
2015*
Domestik
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
Siapkah Kita?
• Kebijakan mandatori telah
berjalan sejak tahun 2009.
• Penyediaan BBN berasal dari
produksi dalam negeri
• Mandatori wajib
dilaksanakan sepanjang
supply-nya tersedia
• Mekanisme pelaksanaan
disesuaikan dengan
kebijakan katagorisasi BBM
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
14
Rute Uji Jalan Kendaraan B20 (Tahun 2014-2015)
Mobil
Storing/support
bahan bakar
3
Serpong
Basecamp
Mitsubishi Pajero
(B0 dan B20)
Jakarta Outer
Ring Rd
Cikampek
Highway
Jagorawi
Highway
Pantura
General Rd
2
1
Lembang
Basecamp (night)
Lembang
Climbing
Puncak
Climbing
Toyota Innova
(B0 dan B20)
Bandung
City Rd
Cipatat
General Rd
Chevrolet Spin
(B0 dan B20)
Padaleunyi
Highway
ROUTE
NOTE
1 Serpong ~ JORR ~ Jagorawi ~ Puncak ~ Cianjur ~Padalarang ~ Cileunyi
Fill fuel up at Serpong basecamp
2 Cileunyi ~ Padaleunyi ~ Pasteur ~ Lembang ~ Subang ~ Cikampek ~ Palimanan Rest at Lembang at night
3 Palimanan ~ Cikampek ~ Karawang ~ Cibitung ~ JORR ~ Serpong
Total 1 lap circle + 500 km for 1 day (24 hours)
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
(Ribu ton CO2e)
PENGURANGAN EMISI GAS RUMAH KACA DARI IMPLEMENTASI BIODIESEL
2,113
2,500
1,567
2,000
1,001
1,500
1,000
333
536
500
0
2010
2011
2012
2013
2012
669.398
2014*
Pemanfaatan Biodiesel
Satuan
Kilo Liter
2010
223.041
2011
358.812
2013
2014
1.048.422 1.694.000
Penurunan emisi GRK
Ton CO2e
333.463
536.450 1.000.799 1.567.468 2.112.539
Target penurunan emisi GRK adalah 32,8 juta ton CO2e pada tahun 2020
Asumsi perhitungan GRK dengan substitusi BBM (solar) dengan BBN (biodiesel)
Faktor emisi Solar 20,3 kgC/GJ = 1,4951 ton CO2e/kL (LEMIGAS)
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
16
DAMPAK POSITIF IMPLEMENTASI MANDATORI B10 DAN B20
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
17
MONITORING DAN EVALUASI KUALITAS
BBN
Kegiatan Monitoring dan Evaluasi BBN telah
dilakukan secara berkelanjutan setiap tahunnya di
seluruh Indonesia untuk mengetahui kualitas/mutu
biodiesel yang diproduksi agar sesuai dengan
standar yang ada dalam Keputusan Dirjen EBTKE
No. 723 K/10/DJE/2013 serta memonitor kadar
pencampuran yang ada di SPBU, Depot TBBM dan
pengguna langsung agar sesuai dengan mandatori.
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
19
POTENSI DAN PEMANFAATAN BIOENERGI
Bahan Baku dan Jenis Pemanfaatan Biogas
Limbah Ternak
Limbah Industri
Limbah Rumah Tangga dan
Perkotaan
• Limbah cair Tahu
• Sampah Rumah Tangga
• Kotoran Sapi Perah
• Limbah Cair Kelapa Sawit • Kotoran Manusia
• Kotoran Sapi Potong
• Limbah Padat Tapioka
• dll
• Kotoran Kambing & Domba • dll
• Kotoran Babi
• Kotoran Unggas
Tanaman Air
Limbah Pertanian
• dll
• Eceng Gondok
• Jerami Padi
• Rumput Laut
• dll
• dll
Memasak
Penerangan
Bahan bakar untuk
tenaga listrik
Pupuk organik
Pakan ternak
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
ELECTRICITY
POME
Gas Engine
Biogas Reaktor
H2S Scrubber
Demoisturizer
Biogas Pipeline
network
B
I
O
G
A
S
CBG
(Compressed Biogas)
Gas Compression Unit
Source: Berbagai macam sumber
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
21
26 POMs
863 ton
FFB/Hour
88 POMs
3552 ton
FFB/Hour
215 POMs
9610 ton
FFB/Hour
26 POMs
1645 ton
FFB/Hour
1 POMs
40 ton
FFB/Hour
44 POMs
1965 ton
FFB/Hour
58 POMs
2370 ton
FFB/Hour
65 POMs
3075 ton
FFB/Hour
3 POMs
210 ton
FFB/Hour
7 POMs
390 ton
FFB/Hour
12 POMs
780 ton
FFB/Hour
45 POMs
345 ton
FFB/Hour
26 POMs
1090 ton
FFB/Hour
12 POMs
592 ton
FFB/Hour
1 POMs
30 ton
FFB/Hour
1 POMs
20 ton
FFB/Hour
64 POMs
4347 ton
FFB/Hour
33 POMs
1532 ton
FFB/Hour
2 POMs
60 ton
FFB/Hour
3 POMs
260 ton
FFB/Hour
1 ton TBS menghasilkan :
20% CPO, 60% POME, 30% (limbah padat).
Total : 702 PKS (data 2015) dengan Kapasitas rata-rata 30 – 45 ton TBS/jam :
• Potensi Listrik
: 1194 MWe,
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
22
POME
35,000,000.00
30,000,000.00
25,000,000.00
20,000,000.00
15,000,000.00
10,000,000.00
5,000,000.00
-
JUMLAH 702 PKS
372.28
POTENSI POME
99,895,032 m3/tahun
Perkiraan Tenaga Listrik Teoritis
PERKIRAAN TENAGA LISTRIK
TEORITIS 1,194.38 MWe
168.40
137.60
33.43
42.22
91.81
76.14
13.36 22.93 30.22 1.16
0.77
119.12
59.36
2.32
8.14
-
15.11
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
23
POTENSI PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA
DARI POME
Global Warming Potential (GWP)
CO2 vs CH4
21 CO2
1 CH4
Berdasarkan potensi GWP gas metana
vs CO2 di samping, apabila limbah
POME diproses secara konvensional
(kolam
tampung)
maka
akan
menghasilkan 1,1 juta ton CH4 atau
setara dengan 23,3 Juta ton CO2 .
Apabila terbentuknya gas metana ini dapat dihindari maka akan
berkontribusi besar dalam target penurunan emisi GRK sebesar 26%
hingga tahun 2020.
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
24
Teknologi yang digunakan mayoritas
adalah Anaerob Buffle Reactor (ABR) –
covered lagoon
PLT Biogas dari Palm Oil Mill Effluent (POME) di Rokan Hulu,
RIAU
Biogas
: 750 m3/hour (60% CH4)
Utilization
: 1 MW untuk 1.050 rumah
PLT Biogas dari Palm Oil Mill Effluent (POME) di PTPN V,
Kebun Tandun, RIAU
Biogas
: 850 m3/hour (60% CH4)
Utilization
: 1 MW untuk proses minyak inti sawit
PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA
PLT Biogas POME pertama yang on-grid ke jaringan listrik PT
PLN (Persero)
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
25
PT. Growth Sumatra Industry,
Medan
• Unit 1, Excess Power 6 MW
• Unit 2, Excess Power 9 MW
PT. Growth Asia, Medan
• Unit 1, Excess Power 10 MW
• Unit 2, Excess Power 10 MW
PT. Rimba Palma Sejahtera
Lestari
• Kapasitas 2x15 MW,
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
27
DAMPAK PEMANFAATAN BIOENERGI
Ketersediaan bahan baku bioenergi
secara terus menerus/energi
terbarukan
Penciptaan industri lokal termasuk
pengembangan sektor industri hilir
pertanian, misalnya sawit
Diversifikasi sumber energi
Berdampak positif pada neraca
perdagangan karena akan mengurangi
impor BBM
Mengurangi penggunaan energi fosil
Peningkatan nilai tambah produk,
misalnya yang berbasis sawit
Mengurangi ketergantungan pada
impor BBM
Meningkatkan investasi di dalam negeri
antara lain melalui pengembangan
infrastruktur bioenergi
Menjaga ketahanan cadangan energi
nasional
Penciptaan lapangan kerja dan
pengembangan usaha bioenergi
Pengurangan emisi gas rumah kaca
(GRK)
Pengurangan tingkat polusi udara
non-GRK
Mudah terurai secara alami
(biodegradable)
Meningkatkan kesehatan umum dan
kesejahteraan masyarakat
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
19
Kebijakan Harga / Insentif untuk bioenergi
jaringan distribusi PLN
Kurangnya minat investor dan bank untuk mendanai
proyek-proyek bioenergi
Pasokan bahan baku bioenergi berkelanjutan
Infrastruktur dan pengembangan teknologi
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
17
ASPEK BERKELANJUTAN BIOENERGI
Lingkungan
Ekonomi
Sosial
• Keberlanjutan tidak bisa lepas
dari 3 aspek yaitu lingkungan,
ekonomi, dan sosial yang
ketiganya saling berkaitan
• Untuk menjaga keberlanjutan
diperlukan upaya berbagai
pihak
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
18
PENUTUP
1. Sebagai bagian dari kebijakan energi nasional, pemanfaatan bioenergi akan terus
dilaksanakan dan ditingkatkan untuk memperkuat ketahanan energi nasional serta
mengurangi penurunan emisi nasional.
2. Kebijakan dan peraturan tentang bioenergi saat ini akan terus dikembangkan
untuk meningkatkan investasi pada bioenergi untuk mempercepat pemanfaatan
bioenergi.
3. Pemerintah bersama-sama beserta semua pemangku kepentingan dan akademisi
akan terus mendukung pengembangan bioenergi.
4. Indonesia akan terus bekerja sama dengan negara-negara lain dan masyarakat
internasional untuk mengembangkan bioenergi berkelanjutan dan juga masalah
lingkungan global.
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
www.ebtke.esdm.go.id
Ministry of Energy and Mineral Resources, Republic of Indonesia
32
Download