plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
UJI EFEK ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK ETANOL DAUN
MAJAPAIT (Crescentia cujete L.) TERHADAP JUMLAH NEUTROFIL
DAN EKSPRESI SIKLOOKSIGENASE 2 PADA MENCIT TERINDUKSI
KARAGENIN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Dui Sostales
NIM : 128114085
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
UJI EFEK ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK ETANOL DAUN
MAJAPAIT (Crescentia cujete L.) TERHADAP JUMLAH NEUTROFIL
DAN EKSPRESI SIKLOOKSIGENASE 2 PADA MENCIT TERINDUKSI
KARAGENIN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Dui Sostales
NIM : 128114085
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Our greatest weakness lies in giving up. The most certain way to succeed is
always to try just one more time”
-Thomas Alva Edison-
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi
orang bodoh menghina hikmat dan didikan
(Amsal 1:7)
Kupersembahkan buat :
Kemulian Tuhan Yesus Kristus sebagai juruselamat hidupku
Kedua orang tuaku dan saudariku tercinta
Para sahabat dan Almamaterku
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus oleh karena berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Uji Efek
Antiinflamasi Topikal Ekstrak Etanol Daun Majapait (Crescentia cujete L.)
terhadap Jumlah Neutrofil dan Ekspresi Siklooksigenase 2 pada Mencit
Terinduksi Karagenin” dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat dalam memperoleh gelar Serjana farmasi (S.Farm.) Fakultas Faramasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyelesaiaan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Bapak Enade Perdana Istyatono, Ph.D.,Apt., selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan dukungan
selama menjalani proses perkuliahan di Fakultas Farmasi hingga saat ini.
3. Ibu drh. Sitarina Widyarini, M.P.,Ph.D., selaku Pembimbing Utama atas
kesabaran dan ketabahan untuk selalu membimbing, menyemangati,
membantu, dan mengarahkan selama proses penelitian hingga penyusunan
skripsi ini.
4. Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt., selaku Pembimbing Pendamping atas
dukungan, bimbingan, dan masukan selama proses penelitian hingga
penyusunan skripsi ini.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5. Ibu Phebe Hendra, M.Si.,Ph.D.,Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan saran dan kritik yang membagun hingga skripsi ini tersusun.
6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan saran dan kritik yang membagun hingga skripsi ini tersusun.
7. Bapak, Ibu, Kak Dea yang selalu memberikan doa, dukungan, semangat,
bantuan, dan kasih sayang.
8. Ibu Agustina Setiawati, M.Sc.,Apt. selaku Kepala Laboratorium Fakultas
Farmasi yang telah memberikan izin dalam penggunaan semua fasilitas
laboratorium yang mendukung dalam penelitian ini.
9. Staf laboratorium, Bapak Heru, Bapak Purwanto, Bapak Wagiran, Bapak
Suparjiman, Bapak Kayatno, dan Bapak Lilik yang telah membantu dalam
proses penelitian di laboratorium.
10. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian : Monika, Ruri, Kathrin, Farra,
Sinta, atas bantuan, kerja sama, perjuangan serta suka duka yang dialami
selama penelitian.
11. Penghuni kontrakan Dangau Kamuda Diri (DKD) : Bang Egi, Om Alim,
Vensi, Sambu, Iwan, serta Taufik yang selalu ada dikontrakan untuk
mendukung, menyemangati, membantu dan memberi masukan kepada penulis
dalam menyusun skripsi.
12. Teman-teman FSM B dan FST A 2012 atas kebersamaan, suka duka selama
menempuh pendidikan di Falkutas Farmasi.
13. Teman-teman team dota : Andrew, Daniel, Aris, Gotaro, Maco, dan Rei atas
saran dan mainnya selama penyusunan skripsi ini.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan
dalam penyusunan skripsi ini. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun yang dapat membuat karya ini menjadi lebih baik. Akhir kata,
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi perkembangan
ilmu pengetahuan.
Yogyakarta,
Januari 2016
Penulis
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………….
iv
SURAT
PERNYATAAN
PERSETUJUAN
PUBLIKASI
KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………….
vi
PRAKATA ………………………………………………………………….
vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
x
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..
xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..
xvi
INTISARI …………………………………………………………………..
xviii
ABSTRACT .....................................................................................................
xix
BAB I. PENGANTAR ……………………………………………………
1
A. Latar Belakang ………………………………………………………….
1
1. Rumusan Masalah …………………………………………………..
5
2. Keaslian Penelitian ………………………………………………….
6
3. Manfaat Penelitian …………………………………………………..
7
B. Tujuan Penelitian ………………………………………………………..
8
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA………………………………………
9
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. Tanaman Cresc3ntia cujete L. ...............................................................
9
B. Metode Penyarian ..……………………………………………………...
13
C. Kulit ......………………………………………………………………...
14
D. Inflamasi ........................………………………………………………...
16
E. Antiinflamasi ….......…………………………………………………….
20
F. Sistem Imun...........……………………………………………………...
22
G. Flavonoid ..................................................................................................
23
H. Hematoksilin dan Eosin ..........................................................................
24
I.
Imunohistokimia .....................................................................................
25
J. Karagenin ...............……………………………………………………..
26
K. Hidrokortison ...............................………………………………………
27
L. Landasan Teori ………………………………………………………….
27
M. Hipotesis ………………………………………………………………
29
BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………………
30
A. Jenis dan Rancangan penelitian …………………………………………
30
B. Variael dan Definisi Operasional ……………………………………….
30
C. Bahan Penelitian ………………………………………………………
32
D. Alat Penelitian …………………………………………………………..
33
E. Tata Cara Penelitian …………………………………………………….
35
F. Teknik Analisis Data .....………………………………………………
39
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………
41
A. Hasil Determinasi Tanaman ………………………….............................
41
B. Ekstrak Etanol Daun Crescentia cujete……............................................
41
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C. Uji Pendahuluan ….......…………………………………………………
43
D. Pengujian Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Crescentia
cujete.........................................................................................................
45
E. Metode pengecatan hematoksilin eosin (HE)............................................
46
F. Metode Immunohistokimia dengan antibodi anti-COX-2 .......................
55
G. Mekanisme Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Majapait..............
64
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………
68
A. Kesimpulan ……………………………………………………………...
68
B. Saran …………………………………………………………………….
68
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
69
LAMPIRAN ………………………………………………………………..
74
BIOGRAFI PENULIS …………………………………………………….
110
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I.
Hasil rerata jumlah sel neutrofil pada setiap kelompok
perlakuan ...................................................................................
Tabel II.
Rerata
jumlah
sel
neutrofil
masing-masing
kelompok
perlakuan dan kontrol dengan uji Mann Whitney ....................
Tabel III.
49
52
Rerata ekspresi enzim COX-2 (dalam %) oleh e ekstrak etanol
daun maja dengan kontrol pada daerah subkutan diinduksi
karagenin 3%.............................................................................. 58
Tabel IV.
Rerata penekanan ekspresi enzim COX-2 (dalam %) masingmasing kelompok perlakuan dan kontrol dengan uji Mann
Whitney......................................................................................
xiii
61
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Tanaman dan Daun Crescantia cujete L...............…………
9
Gambar 2.
Struktur anatomi kulit normal. …………….........…………
16
Gambar 3.
Karateristik biomaterial pada inflamasi akut dan kronis....... 17
Gambar 4.
Metabolit Asam arakidonat melalui jalur siklooksigen dan
jalur lipoxygenase serta target dari obat antiinflamasi …..... 21
Gambar 5.
Konfigurasi C6-C3-C6 flavonoid............................................
23
Gambar 6.
Kurva peningkatan tebal lipat kulit selama enam jam. …....
44
Gambar 7.
Mikrofotografi
pengecatan HE kulit normal, perlakuan
ekstrak etanol daun maja konsentrasi 2,5% beserta kontrol
negatif (karagenin) dengan perbesaran 100 kali dan 400
kali. Migrasi sel neutrofil terlihat pada daerah subkutan
jaringan kulit (tanda lingkaran merah)..................................
Gambar 8.
Diagram batang efek antiinflamasi topikal ekstrak etanol
daun maja masing-masing perlakuan dan kontrol ………
Gambar 9.
48
50
Mikrofotografi pengecatan immunositokimia terhadap
COX-2 pada sel neutrofil (tanda lingkaran merah) di
daerah subkutan jaringan kulit mencit di bawah mikroskop
binokuler pada perbesaran 100 kali (a) dan 400 kali (b).
Tanda panah hitam menunjukkan hasil positif COX-2,
tanda panah kuning menunjukkan hasil negatif COX-2.......
Gambar 10.
Mikrofotografi
pengecatan Immunohistokimia dengan
xiv
56
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
antibodi anti-COX-2
kulit normal, perlakuan ekstrak
etanol daun maja konsentrasi 2,5% beserta kontrol negatif
(karagenin) dengan perbesaran 100 kali dan 400 kali.
Migrasi sel neutrofil terlihat pada daerah subkutan jaringan
kulit (tanda lingkaran merah). ……………………..............
Gambar 11.
Diagram batang ekspresi enzim COX-2 masing-masing
kelompok perlakuan beserta kontrol.....................................
Gambar 12.
57
59
Target flavonoid dalam memodulasi respon inflamasi
melalui jalur asam arakidonat dan protein kinase yang
mengatur faktor-faktor transkripsi seperti CREB, AP-1,
NF-κB, dan C/EBP yang memodulasi ekspresi penanda
pro-inflamasi seperti COX-2, iNOS, TNF-α, IL-1β, dan
IL6.........................................................................................
65
Gambar 13.
Daun Crescantia cujete …………………………………
76
Gambar 14.
Serbuk daun Crescantia cujete …………………………..
76
Gambar 15.
Ekstrak kental etanol daun Crescantia cujete ………..........
76
Gambar 16.
Mencit betina galur Swiss.....................................................
77
Gambar 17.
Kulit punggung mencit setelah pencukuran.……………….
77
Gambar 18.
Pengawetan kulit dengan formalin 10%…………................ 77
Gambar 19.
Kontrol Biocream sebagai basis ekstrak ……………..........
Gambar 20.
Kontrol Hidrocortisone sebagai kontrol positif..................... 78
Gambar 21.
Alat spuit injeksi.................................................................... 78
xv
78
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat keterangan hasil determinasi tanaman majapait
(Crescentia cujete L)..............................................................
Lampiran 2.
74
Serbuk daun Crescentia cujete beserta ekstrak etanol
Crescentia cujete ....................................................................
76
Lampiran 3.
Hewan uji yang digunakan beserta pengawetan kulit...........
77
Lampiran 4.
Kontrol yang digunakan beserta alat spuit injeksi ……….....
78
Lampiran 5.
Surat Etical Clirens ………………………………………
79
Lampiran 6.
Hasil perhitungan migrasi sel neutrofil pada uji hematoksilin
eosin (HE) ..............................................................................
Lampiran 7.
Hasil uji normalitas migrasi sel neutrofil dengan uji Shapiro
Wilk ……………....................................................................
Lampiran 8.
82
Hasil pengujian migrasi sel neutrofil dengan KruskalWallis......................................................................................
Lampiran 9.
80
83
Hasil pengujian migrasi sel neutrofil dengan MannWhitney...................................................................................
86
Lampiran 10. Hasil perhitungan sel ekpresi enzim COX-2 pada uji
imunohistokimia dengan antibodi anti-COX-2.......................
94
Lampiran 11. Persen penekanan ekpresi enzim COX-2 pada uji
imunohistokimia dengan antibodi anti-COX-2.......................
96
Lampiran 12. Hasil uji normalitas persen penekanan enzim COX-2 dengan
uji Shapiro Wilk .....................................................................
xvi
98
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 13. Hasil pengujian persen penekanan enzim COX-2 dengan
Kruskal-Wallis........................................................................
101
Lampiran 14. Hasil pengujian persen penekanan enzim COX-2 dengan
Mann Whitney .......................................................................
xvii
102
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INTISARI
Tanaman majapait (Crescentia cujete L.) merupakan salah satu tanaman
berkhasiat obat. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, hasil uji invitro ekstrak etanol daun majapait memberikan aktifitas antiinflamasi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi topikal dan mekanisme aktifitas
antiinflamasi topikal dari ekstrak etanol daun Crescentia cujete pada mencit
betina galur Swiss yang diinduksi dengan karagenin 3% secara subkutan.
Penelitian ini termasuk eksperimental murni dengan menggunakan
rancangan acak pola searah. Tiga puluh ekor mencit betina dibagi menjadi 6
kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol Biocream®,
kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan ekstrak etanol daun Crescentia
cujete konsentrasi 1,67; 2,5; dan 3,75% dengan cara pemberian secara topikal.
Pemotongan kulit hewan uji dilakukan pada 24 jam setelah perlakuan. Kulit
hewan uji diawetkan mengunakan larutan fiksatif, yaitu larutan formalin 10%. Sel
neutrofil yang bermigrasi di daerah subkutan diamati menggunakan metode
pengecatan hematoksilin dan eosin (HE) dan dilanjutkan dengan uji persen
penekanan ekspresi siklooksigenase (COX) 2 dengan imunohistokimia dengan
antibodi anti-COX-2. Data yang diperoleh berupa dianalisis mengunakan uji
Shapiro Wilk, dilanjutkan uji nonparametrik Kruskal Wallis dengan Post Hoc
Test menggunakan uji Mann Whitney pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sel neutrofil yang bermigrasi pada
kelompok perlakuan ekstrak etanol daun Crescentia cujete pada konsentrasi 1,67;
2,5; dan 3,75% berturut-turut adalah 31,20; 26,36 dan 16,76 lebih kecil
dibandingkan dengan kontrol karagenin, yaitu 111,36. Dan pada konsentrasi yang
sama memberikan persen (%) penekanan ekspresi COX-2 berturut-turut adalah
8,33; 13, 44; dan 14,13 lebih besar dibandingkan dengan kontrol karagenin, yaitu
1,45. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun majapait
menunjukan aktifitas antiinflamasi pada pemberian topikal dan mekanisme
aktifitas antiinflamasi diduga melalui penghambatan migrasi sel neutrofil dan
penekanan ekspresi COX-2.
Kata kunci: antiinflamasi, topikal, Crescentia cujete, neutrofil, siklooksigenase
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
Majapait (Crescentia cujete L.) is a plant that has pharmacological effect.
From the previous study in-vitro test that the leaves ethanol extract of C. cujete
possessed anti-inflammatory. The research aims is to investigate topical antiinflammation effect and mechanism of action of Crescentia cujete leaves
ethanolic extract in female mice strains Swiss induced by carrageenan 3%
subcutaneously.
The study was pure experimental with completely randomized design
direction. Thirty mice were devided into six groups of five animal each. Negatif
control group, positif control group, Biocream® control group and group of
leaves ethanolic extract of Crescentia cujete with a consentration of 1.67; 2.5; and
3.75% were given topically. Cutting animal skin test performed for 24 hours. Skin
test animals preserved using a fixative solution, 10% formalin solution. The
neutrophils migration was observed using Hematoxylin and Eosin (HE) Staining
Method. And than Immunohistochemical Method using antibody anti
cyclooxygenase-2’s observed suppress the expression of cyclooxygenase 2 (COX2). These data were analyzed using Shapiro-Wilk test, continued by Kruskal–
Wallis test and Post Hoc test by Mann Whitney test with 95% confidence level.
The result showed that neutrophils migrating of leaves ethanolic extract
of Crescentia cujete at consentration 1.67; 2.5; and 3.75%, respectively, 8.33; 13.
44; and 14.13. They are lower than carrageenan control group at 111.36. And at
the same concentration showed that suppression expression of cyclooxygenase-2
(in %), respectively, 8.33; 13.44; and 14.13. They are higher than carrageenan
control group at 1.45%. In conclusion, leaves ethanol extract of Crescentia cujete
has topical antiinflammatory effect. Inhibiton of neutrophil migration and
suppressthe expression of cyclooxygenase-2 are alleged this mechanism of
antiinflammatory.
Keywords : antiinflammatory, topical, Crescentia cujete, neutrophils,
cyclooxygenase
xix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. LATAR BELAKANG
Keanekaragaman hayati (biodiversity) yang dimiliki Indonesia, baik
tumbuhan tropis dan biota lautnya, menduduki peringkat kedua di dunia setelah
Brazil. Sekitar 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 di antaranya ditengarai memiliki
khasiat sebagai obat. Kekayaan keanekaragaman hayati ini diteliti, dikembangkan
dan dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan maupun tujuan ekonomi dengan
tetap menjaga kelestariannya ( Sampurno, 2015).
Tumbuhan berkhasiat obat atau herbal medicine merupakan produk obat
yang berasal dari bagian akar, batang, daun, kulit batang, biji, buah dan bunga
yang digunakan untuk pencegahan dan atau penyembuhan penyakit (Kamboj,
2000). Dewasa ini penggunaan obat herbal cenderung terus meningkat, baik di
negara-negara berkembang maupun di negara-negara maju. Peningkatan
penggunaan obat herbal ini terkait kompatibilitas yang lebih baik dengan tubuh
manusia dan efek samping yang lebih rendah.
Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat adalah tumbuhan majapait
(Crescentia cujete L.) yang tumbuh subur di daerah tropis Indonesia. Tumbuhan
majapait atau disebut juga dengan maja atau berenuk merupakan tanaman perdu
yang termasuk dalam famili Bignoniaceae. Tumbuhan majapait sudah
dimanfaatkan sebagai obat pencuci perut, pencahar dan ekspektoran. Selain itu
juga digunakan sebagai obat cacing, analgesik, antiinflamasi dan obat penurun
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
panas. Kayunya digunakan untuk pengobatan demam dan sakit telinga sedangkan
daun digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Tanaman ini sudah digunakan
sebagai pencahar oleh masyarakat di Kosta Rika, sedangkan di Kolombia
digunakan untuk penderitaan gangguan pernapasan (Khan, 2015).
Konstituen fitokimia tanaman majapait dilaporkan oleh Mahbub, Hoq,
Ahmed, dan Sarker (2011) terdiri atas tartaric acid, cianhidric, citric acid,
crescentic acid, tannins, beta-sitosterol, estigmasterol, alpa and beta amirina,
estearic acid, triacontanol, palmitic acid, flavonoids-quercetin, apigenin,
naphthoquinones, iridoids glycosides, 3-hydroxybutanal glycosides. Dalam
penelitian yang dilakukan Das, Islam, Jahan, Saiful, Khan, Rafikul, dan Parvin
(2014) melaporkan bahwa kandungan kimia dari ekstrak etanol daun majapait
diidentifikasi berupa steroids, flavonoids, saponins, tannins, glycosides dan
terpenoids. Ejelonu, Lasisi, Olaremu, dan Ejelonu (2011) juga melaporkan
kandungan fitokimia buah majapait terdiri dari phenol, tannins, saponins,
alkaloids, flavonoid, anthraquinone, cardenolides, phiobatannin.
Proses inflamasi merupakan mekanisme pertahanan tubuh sebagai
respon normal terhadap trauma fisik, zat kimia berbahaya atau agen mikrobiologi.
Respon tersebut penting untuk memungkinkan tubuh bertahan selama infeksi atau
cedera dan mempertahankan homeostasis jaringan saat kondisi berbahaya.
Adapun respon yang umumnya muncul
meliputi rubor (kemerahan), kalor
(panas), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan) (Corwin, 2008). Respon
inflamasi biasanya disertai dengan rasa tidak nyaman, sehingga mendorong
penderita untuk segera mengatasi dan mengobati inflamasi yang terjadi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
Setiap agen atau obat yang bekerja melawan atau menekan proses
peradangan disebut antiinflamasi (Dorlan, 2002). Obat antiinflamasi dapat
digunakan secara oral maupun topikal. Pada penggunaan topikal, antiinflamasi
dioleskan pada daerah yang mengalami inflamasi. Penggunaan anttiinflamasi
topikal semakin banyak dicari terkait keuntungan penggunaan sediaan topikal
yang dapat mempercepat aksi obat ditempat kerja karena tidak melalui sistem
percernaan dan menghindari rusaknya zat aktif disebabkan oleh aktifitas enzim
dan interaksi dengan makanan pada terapi antiinflamasi secara oral (Ansel, 1989).
Aktivitas protein siklooksigenase (COX) bertanggung jawab untuk
pengeluaran produksi prostaglandin (PG) yang tinggi selama proses inflamasi dan
respon imum melalui metabolisme asam arakidonat (Widiastuti, 2011). Protein
COX yang merupakan target aksi Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
terdapat dalam dua isoform, yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 bersifat konstitutif,
diekspresikan pada hampir semua jaringan untuk fisiologi normal dan
homeostasis, sedangkan ekspresi COX-2 terinduksi oleh berbagai stimulus
inflamasi dan bertanggung jawab pada biosintesis PG yang terlibat pada reaksi
inflamasi dan rasa nyeri (Ikawati, 2006). Sementara ini dapat disimpulkan bahwa
aktivitas COX-2, bukan COX-1, memainkan peranan penting dalam proses
inflamasi.
Fase seluler awal proses inflamasi ditandai dengan migrasi sel neutrofil
polimorfonuklear (PMN), sel leukosit pertama, yang secara kimia tertarik ke
daerah inflamasi. PMN neutrofil muncul dalam jumlah yang besar pada hari-hari
pertama peradangan. Banyaknya PMN neutrofil tersebut disebabkan karena
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
adanya peningkatan permeabilitas vaskular dan vasodilatasi pada proses
peradangan. Penghambatan migrasi sel neutrofil menjadi salah satu kunci
menghambat terjadinya inflamasi. Penurunan jumlah sel neutrofil yang secara
langsung menghambat pelepasan asam arakidonat yang menyebabkan kurang
tersedianya substart arakidonat bagi jalur siklooksigenase, yang pada akhirnya
akan menekan jumlah prostaglandin (Rahayu, 2009). Mengingat besarnya peran
sel neutrofil dan protein COX-2 dalam proses inflamasi, maka keduanya dapat
dijadikan sebagai target molekuler dalam skrining senyawa dari bahan alam yang
berperan sebagai agen yang mempengaruhi migrasi sel neutrofil dan regulasi
protein COX-2, melalui penekanan ekspresi protein COX-2.
Hasil uji in-vitro menggunakan metode HRBC (Human Red Blood Cell)
dengan membrane stabilization menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun majapait
pada konsentrasi 1 mg/ml memiliki aktifitas anti-inflamasi. Aktifitas antiinflamasi
pada ekstrak daun majapait diyakini berasal senyawa flavanoid serta tanin.
Flavonoid seperti quercetin yang diketahui efektif dalam mengurangi peradangan
akut. Adapun efek antiinflamasi dari senyawa flavonoid tertentu bekerja melalui
penghambatan kuat terhadap berbagai enzim seperti proteinkinase C, protein
kinase tirosin, fosfolipase A2, fosfodiesterase (Parvin et al.,2015).
Kusuma, Sulistyo, Susanti, dan Sabikis (2014) melaporkan bahwa
pengujian ekstrak etanol daun majapait secara in-vivo pada konsentrasi 40; 60;
dan 80% memberikan aktifitas penghentian pendarahan luar yang lebih baik
dibandingkan kontrol. Flavonoid serta tanin yang terkandung pada ekstrak etanol
daun majapait diduga berperan dalam penghambatan sintesis lokal dan produksi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
dari prostaglandin I2 vasodilatasi (prostasiklin) sehingga menyebabkan proses
kontraksi luka (vasokontriksi) menjadi lebih cepat.
Das et al. (2014) melaporkan bahwa ekstrak etanol daun majapait pada
konsentrasi 100 g/ml menunjukan aktifitas antioksidan melalui pengujian dengan
DPPH, FRP dan TAC tests. Senyawa antioksidan seperti phenol dan flavonoids
mengikat radikal bebas sehingga menghambat mekanisme oksidatif yang
menyebabkan penyakit degeneratif dan lainnya. Aktifitas antioksidan telah
memiliki peran sangat penting dalam pengobatan penyakit akibat terpapar radikal
bebas, seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, inflamasi, penyakit degeneratif,
anemia, penuaan, dan iskemia. Adanya aktifitas antiinflamasi senyawa
antioksidan dari uji in-vitro ekstrak etanol daun majapait memberikan peluang
bagi penggunaan ekstrak etanol daun majapait secara topikal. Penelusuran
mengenai mekanisme aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun majapait perlu
dilakukan lebih lanjut melalui perhitungan jumlah neutrofil menggunakan metode
hematoksilin dan eosin (HE) dan penekanan ekspresi protein COX-2
menggunakan metode imunohistokimia. Penelitian efek antiinflamasi topikal
ektrak etanol daun majapait (Crescentia cujete L.) dilakukan dengan pengujian
terhadap kulit punggung mencit galur Swiss yang diinduksi karagenan 3%.
1.
Rumusan masalah
a.
Apakah ekstrak etanol daun tumbuhan Crescentia cujete L. memiliki
efek antiinflamasi topikal terhadap jumlah neutrofil dan ekspresi
siklooksigenase 2 pada mencit galur Swiss ?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
b.
6
Bagaimana mekanisme aktifitas antiinflamasi ekstrak etanol daun
Crescentia cujete L. pada mencit galur Swiss yang diinduksi karagenin
3% ?
2.
Keaslian penelitian
Penelitian mengenai majapait yang pernah dilakukan antara lain:
a.
Penelitian yang dilakaukan Mahbub et al. (2011) melaporkan kandungan
kimia tanaman majapait, yaitu tartaric acid, cianhidric, citric acid,
crescentic acid, tannins, beta-sitosterol, estigmasterol, alpa and beta
amirina, estearic acid, triacontanol, palmitic acid, flavonoids-quercetin,
apigenin, naphthoquinones,
iridoids
glycosides, 3-hydroxybutanal
glycosides.
b.
Penelitian yang dilakukan Das et al. (2014) melaporkan bahwa
kandungan kimia dari ekstrak etanol daun majapait diidentifikasi berupa
steroids, flavonoids, saponins, tannins, glycosides dan terpenoids.
c.
Penelitian yang dilakukan Das et al. (2014) juga melaporkan bahwa
ekstrak etanol daun majapait pada konsentrasi 100 g/ml menunjukan
aktifitas antioksidan melalui pengujian dengan DPPH, FRP dan TAC
tests. Penelitian yang dilakukan Kusuma dkk. (2014) juga melaporkan
bahwa pengujian ekstrak etanol daun majapait secara in-vivo pada
konsentrasi 40; 60; dan 80% memberikan aktifitas penghentian
pendarahan luar yang lebih baik dibandingkan kontrol.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d.
7
Penelitian yang dilakukan Parvin et al.(2015) melaporkan bahwa ekstrak
etanol daun majapait pada konsentrasi 1 mg/ml memiliki aktifitas antiinflamasi pada uji in-vitro menggunakan metode HRBC (Human Red
Blood Cell) dengan membrane stabilization.
Sejauh pengamatan penulis, penelitian tentang efek antiinflamasi topikal
ekstrak etanol daun Crescentia cujete L. terhadap jumlah neutrofil dan ekspresi
COX-2 pada mencit yang diinduksi karagenin 3% melalui pengamatan
histopatologis jaringan kulit dengan pengecatan hematoksilin dan eosin (HE) dan
imunohistokimia dengan antibodi anti-siklooksigenase-2 (COX-2) belum pernah
dilaporkan.
3.
Manfaat penelitian
a.
Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan bukti ilmiah
tentang penggunaan ekstrak etanol daun majapait sebagai antiinflamasi
topikal melalui pengamatan histopatologis jaringan kulit dengan
pengecatan hematoksilin dan eosin (HE) dan imunohistokimia dengan
antibodi anti-siklooksigenase-2 (COX-2) .
b.
Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bahwa tumbuhan
majapait merupakan bahan obat dengan aktifitas antiinflamasi, sehingga
dapat mendukung penggunaan dan pengembangan tanaman majapait
sebagai antiinflamasi topikal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
B. Tujuan Penelitian
1.
Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antiinflamasi topikal ekstrak
etanol daun Crescentia cujete L.
2.
Tujuan Khusus
a.
Mengetahui efek antiinflamasi topikal ektrak etanol daun Crescentia
cujete L. terhadap jumlah neutrofil dan ekspresi siklooksigenase 2 pada
mencit galur Swiss.
b.
Mengetahui mekanisme aktifitas antiinflamasi ekstrak etanol daun
Crescentia cujete L. pada mencit galur Swiss yang diinduksi karagenin
3%.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Tanaman Crescentia cujete L.
Gambar 1. Tanaman dan Daun Crescentia cujete L.
1.
Taksonomi tanaman
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Divisi
: Tracheophyta
Sub Divisi
: Spermatophytina
Classs
Superorder
: Magnoliopsida
: Asteranae
Ordo
: Lamiales
Famili
: Bignoniaceae
9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
Genus
: Crescentia
Spesies
: Crescentia cujete L.
10
( Anonim, 2015).
Sinonim
Calabash Ayale, Calabacero, Miracle fruit, Vilayati Bel, Beggars bowl
(Khan, 2015).
3.
Nama daerah
Sumatera : Tabu kayu (Melayu)
Jawa
: Berenuk (Jawa)
Sulawesi
: Bila balanda (Makasar),
Maluku : Buah no (Ternate)
Indonesia : Majapait
(Direktorat Bina Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi, 2012).
4.
Penyebaran
Crescentia cujete L. (Gambar 1.) merupakan tanaman yang banyak
dijumpai di daerah tropis. Distribusikan secara luas di kawasan Karibia, Meksiko,
Utara dan Selatan Amerika, Asia, Malesia dan kemudian diperkenalkan ke Afrika,
dari Senegal ke Kamerun kemudian ke bagian lain dari Afrika. Pohon ini banyak
ditanam di bagian utara negara Nigeria (Ejelonu et al., 2011).
Tanaman ini merupakan jenis tanaman dikotil berbunga yang berasal
dari Amerika Tengah dan Selatan. Tanaman ini dapat hidup dengan baik di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
tempat-tempat yang terbuka dan kena sinar matahari langsung, baik di dataran
rendah maupun dataran tinggi, yakni pada ketinggian 1 – 1.400 m di atas
permukaan laut. Ditanam di tempat yang agak ternaung atau sedikit terlindungi
pun masih dapat juga berbunga dan berbuah. Untuk mendapatkan tanaman yang
sehat, media tanam atau lahan yang akan ditanami harus subur, gembur dan
drainase diatur dengan baik (Direktorat Bina Perbenihan Tanaman Hutan
Sulawesi, 2012).
5.
Morfologi
Pohon majapait tumbuh hingga 6-10 m, daun hijau terang, panjang 5
sampai 15 cm dan lebar dan lebar 2,5-5,5 cm , bunganya mekar di malam hari,
berwarna kuning atau hijau dengan merah atau ungu urat, berbentuk cangkir, dan
muncul langsung dari cabang. Buah berbentuk bola (bulat) dengan diameter 12
cm sampai 30 cm, cangkang keras yang halus, mengkilat atau licin yang
menggantung tepat di bawah cabang-cabang. Kulit kayu hijau keras (BTFP,
2005).
Bunganya adalah bunga tunggal atau dalam berkas yang terdiri dari 2-3
bunga, yang muncul pada batang dan cabang, bertangkai, menggantung, panjang
lebih kurang 5 cm, berwarna kuning kehijau-hijauan dengan urat berwarna merah.
Kelopak bunga mula-mula menutup, kemudian terbelah berbentuk upih atau
berbentuk 2-3 taju yang sampai pangkal tidak beraturan, panjang lebih kurang 1
cm. Tabung mahkota bunga membengkok, berbentuk lonceng, berperut dengan
lipatan melintang. Benangsari berjumlah 4, dua di antaranya panjang, terdapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
sisa-sisa benang sari yang ke-5. Buahnya berbentuk bola, tertekan sedikit, licin,
berwarna hijau mengkilat, kulit buah berkayu, keras, diameter 25 cm. Setiap buah
berbiji banyak, bentuk biji pipih, terdapat dalam daging buah yang lumat
(Direktorat Bina Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi, 2012).
6.
Kegunaan
Semua bagian dari tanaman majapait dapat dimanfaatkan. Kayunya dapat
digunakan untuk kayu bakar, gagang perkakas, tulang rusuk di perahu, bangunan
dan belenggu ternak, dan labu untuk cangkir, tas dan alat musik. Buah dan
daunnya dilaporkan memiliki khasiat obat (Mahbub, 2011). Daun Crescentia
cujete berkhasiat sebagai obat luka baru dan daging buahnya untuk urus-urus.
Untuk obat luka baru dipakai sebanyak +10 gram daun Cresentia cujete, dicuci
dan diturnbuk sampai halus, ditempelkan pada bagian yang luka dan dibalut
dengan kain bersih (Direktorat Bina Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi, 2012).
Penggunaan secara tradisional, daging buah majapait dapat digunakan
untuk masalah pernapasan seperti asma dan juga digunakan sebagai pencahar.
Kulit kayu digunakan untuk diare berlendir. Rebusan kulit kayu digunakan untuk
membersihkan luka dan ditumbuk daun digunakan sebagai tapal untuk sakit
kepala. Internal, daun digunakan sebagai diuretik dan juga digunakan untuk
mengobati hematoma dan tumor. Buah rebusan digunakan untuk mengobati diare,
sakit perut, dingin, bronkitis, batuk, asma, dan uretritis. Daun juga digunakan
untuk hipertensi (Julia, 1968).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7.
13
Kandungan Kimia
Mahbub et al. (2011) melaporkan bahwa konstituen utama tanaman
majapait terdiri atas tartaric acid, cianhidric, citric acid, crescentic acid, tannins,
beta-sitosterol, estigmasterol, alpa and beta amirina, estearic acid, triacontanol,
palmitic
acid,
flavonoids-quercetin,
apigenin,
naphthoquinones,
iridoids
glycosides, 3-hydroxybutanal glycosides. Senyawa naphtoquinones, iridoid
glycosides, aucubin, plumieride,and asperuloside telah dilaporkan sebagai
konstituen dari daun tanaman ini (Das et al., 2014).
Dalam penelitian yang dilakukan
Das et al.(2014) juga melaporkan
bahwa kandungan kimia dari ekstrak etanol daun majapait diidentifikasi berupa
steroids, flavonoids, saponins, tannins, glycosides dan terpenoids. Mereka
melaporkan bahwa semua fraksi dan ekstrak mentah etanol kulit dan daun
memiliki aktifitas antioksidan melalui tes DPPH, FRP dan TAC. Ejelonu et al.
(2011) melaporkan kandungan fitokimia buah majapait terdiri dari phenol,
tannins,
saponins,
alkaloids,
flavonoids,
anthraquinone,
cardenolides,
phiobatannin. Senyawa flavonoid yang ditemukan dapat bertindak sebagai
antioksidan dan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan radikal bebas.
B. Metode Penyarian
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari
bagian tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut
(Harbone, 1987). Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
kimia yang terdapat pada bahan alam. Ekstraksi ini didasarkan pada prinsip
perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut, dimana perpindahan mulai
terjadi pada lapisan antar muka kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut
(DepKes RI, 1986)
Maserasi
merupakan
proses
pengekstrakan
simplisia
dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan.
Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan
penyaringan maserat pertama dan seterusnya. Cairan penyari akan menembus
dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif yang akan
larut, karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel
dan di luar sel maka larutan terdekat didesak keluar (DitJen POM, 2000).
Maserasi dilakukan dengan cara memasukkan 10 bagian simplisia
dengan derajat yang cocok ke dalam bejana, kemudian dituangi dengan penyari 75
bagian, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya sambil diaduk
sekali-kali setiap hari lalu diperas dan ampasnya dimaserasi kembali dengan
cairan penyari. Penyarian diakhiri setelah pelarut tidak berwarna lagi, lalu
dipindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan pada tempat yang tidak
bercahaya, setelah dua hari lalu endapan dipisahkan (DepKes RI, 1986).
C. Kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 –
1,9 meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm
tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak
mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Kulit tebal
terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan bokong
(Perdanakusuma, 2007).
Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki
fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan ransangan
luar (Tranggono, 2007). Kulit menjaga bagian dalam tubuh dari gangguan fisik
atau mekanik (tarikan, gesekan,dan tekanan), gangguan kimia (zat-zat kimia yang
iritan), gangguan yang bersifat panas (radiasi,sinar ultraviolet) serta gangguan
infeksi luar dari bakteri atau jamur. Kulit juga menjalankan fungsi absorbsi,
termolegulasi, ekskresi, persepsi, pembentukan pigmen, keratinisasi, dan
pembentukan vitamin D (Djuanda, 2007).
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu
lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis (Gambar 2.). Tidak ada
garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan
adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak Epidermis adalah
lapisan luar kulit, terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum
granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale. Lapisan dermis adalah lapisan
dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini
mengandung pembuluh darah, akar rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak
serta mengandung sejumlah besar ujung saraf yang berkontribusi terhadap sensasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
nyeri, suhu, gatal, dan tekanan. Subkutis adalah lapisan di bawah dermis. Tidak
ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, Subkutis ditandai dengan
adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak (Perdanakusuma,
2007).
Gambar 2. Struktur anatomi kulit normal (Perdanakusuma, 2007)
D. Inflamasi
1.
Definisi Inflamasi
Inflamasi adalah respon terhadap cedera jaringan dan infeksi. Ketika
proses inflamasi berlangsung, terjadi reaksi vaskular di mana cairan, elemenelemen darah, sel darah putih (leukosit), dan mediator kimia berkumpul pada
tempat cedera jaringan atau infeksi. Proses inflamasi merupakan suatu mekanisme
perlindungan di mana tubuh berusaha untuk menetralisir dan membasmi agenagen yang berbahaya pada tempat cedera dan untuk mempersiapkan keadaaan
selama proses perbaikan jaringan (Kee dan Hayes, 1996).
Respon inflamasi sering dikategorikan sesuai dengan durasi, yaitu
inflamasi akut atau kronis. Inflamasi akut terjadi sebagai tanggapan langsung
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
terhadap trauma (cedera atau pembedahan) dengan durasi relatif singkat dari
hitungan menit sampai hari. Sedangkan inflamasi kronis mencerminkan respon
inflamasi yang berkelanjutan untuk kondisi jangka panjang dari hitungan hari
sampai tahun (Anonim, 2015).
Inflamasi akut memiliki durasi relatif singkat, yang berlangsung dari
menit sampai dengan hari, dan tergantung dari keparahan cedera yang terjadi.
Karakteristik utama dari peradangan akut adalah eksudasi cairan dan plasma
protein (edema) dan imigrasi leukosit (terutama neutrofil). Setelah respon
inflamasi akut mereda, monosit dan limfosit mendominasi di daerah cedera dan
menjadi ciri dari
peradangan kronis. Monosit akan bermigrasi dari darah,
berdiferensiasi menjadi makrofag dalam jaringan di sisi implan. Makrofag ini
akan berfusi atau menyatu menjadi sel raksasa bersama benda asing. Makrofag
dan sel raksasa bersama benda asing yang menonjol pada antarmuka
jaringan/implan (Black and Hastings, 1998). Adapun karateristik biomaterial pada
inflamasi akut dan kronis terhadap waktu dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Karateristik biomaterial pada inflamasi akut dan
kronis (Black and Hastings, 1998)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
18
Gejala
Inflamasi menghasilkan gejala-gejala berikut: (1) rasa sakit karena kerja
bahan sitotoksik yang dilepaskan dari elemen-elemen humoral, selular, dan
microbial pada ujung saraf; (2) pembengkakam disebabkan karena filtrasi
makromolekul dan cairan ke dalam jaringan yang terpegaruh; (3 dan 4) kemerahmerahan dan panas, disebabkan karena vasodilatasi pembuluh-pembuluh dan
aliran darah ke jaringan yang terpengaruh; dan (5) gangguan fungsi, disebabkan
oleh perubahan pada Jaringan yang terpengaruh (Wilmana, 1995).
3.
Mekanisme inflamasi
Ketika jaringan terluka, kehadiran infeksi atau kerusakan akan dirasakan
oleh sel tubuh, terutama makrofag termasuk juga sel-sel dendritik, sel mast, dan
sel lainnya. Sel-sel ini mensekresikan molekul (sitokin dan mediator) yang
menginduksi dan mengatur respon inflamasi selanjutnya. Jalur metabolisme
arakidonat bertanggung jawab dalam kegiatan enzimatik untuk menghasilkan
metabolit yang bertindak sebagai mediator dari banyak sisi penting dari proses
inflamasi. Mediator-mediator ini yang menyebabkan vasodilatasi, emigrasi
neutrofil, kemotaksis, dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah (Mansjoer,
1999).
Asam arakidonat dilepaskan dari fosfolipid di membran sel untuk
menanggapi rangsangan, baik mekanik ataupun kimia. Pelepasan asam arakidonat
oleh fosfolipase memulai serangkaian reaksi kompleks yang menyebabkan
produksi dari keluarga eicosanoid sebagai mediator inflamasi (prostaglandin,
leukotrien, dan metabolit terkait). Sintesis eicosanoid mengikuti salah satu dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
dua jalur yaitu: jalur siklooksigenase, yang berpuncak pada sintesis tromboksan
A2, prostacylin (PGI2) dan prostaglandin (PGF). Dan jalur lipoksigenase, yang
memuncak pada sintesis leukortrienes (LTs) dan lipoxins (LX) (Williams and
Wilkins, 2011).
Siklooksigenase merupakan asam lemak (COX-1 dan COX-2), yang
mengaktifkan arakidonat untuk membentuk prostaglandin endoperoxide (PGG2),
PGG2 secara enzimatis diubah menjadi PGH2 dan dengan bantuan oksigen radikal,
PGH2 selanjutnya membentukan 3 metabolit sebagai berikut:
a)
Prostaglandin (PGD2, PGE2 dan PGF2-α). PGD2 dan PGE2 menyebabkan
peningkatan
permeabilitas
vanular,
vasodilatasi
dan
bronkodilatasi
dan
menghambat fungsi sel inflamasi. PGF2-α menginduksi vasodilatasi dan
bronkodilatasi
b) Tromboksan A2 (TXA2), dibentuk aktif dalam agregasi plateletyang
menginduksi vasokonstriksi. Trombosit hanya mengepresikan COX-1, sehingga
Laufer (2003) menegaskan bahwa TXA2 hanya dapat dibentuk oleh COX-1
c)
Prostasiklin (PGI2), PGI2 menginduksi vasodilatasi dan bronkodilatasi dan
menghambat agregasi platelet
(Mohan, 2011).
Enzim lipooksigenase merupakan enzim yang dominan di neutrofil, yang
mengaktifkan asam arakidonat untuk membentuk asam eicosatetraenoic
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
hydroperoxy (5-HPETE) yang diperoksidasi lebih lanjut membentuk 2 metabolit,
yaitu:
a)
Leukotrien (LT), leukotrien A4 (LT4) merupakan hasil enzimatik dari 5-
HPETE untuk membentuk LTB4 (Kemotaktik untuk sel fagosit dan merangsang
sel fagositik adhereence) dan
LTC4, LTD4 dan LTE4 yang menyebabkan
vasokonstriksi, bronkokonstriksi dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah
b) Lipoxins (LX), merupakan mediator antiinflamsi hasil derivat dari leukotrien
(LT4) yang menghambat kemotaksis neutrofil dan adhesi ke endotelium dan
dengan demikian berfungsi sebagai antagonis endogenenous leukotrien.
Trombosit tidak dapat mensintesis LXA4 dan LXB4 tetapi mereka dapat
membentuk mediator ini dari intermediet LTA4 yang berasal dari neutrofil yang
berdekatan, oleh jalur biosintesis transelular
(Mohan, 2011).
E. Antiinflamasi
Obat-obat
antiinflamasi
non-steroid,
atau
NSAID
(Nonsteroidal
antiinflammatory drugs) merupakan obat-obat yang menghambat sintesa
prostaglandin, mempunyai efek analgesik dan antipiretik yang berbeda-beda tetapi
terutama dipakai sebagai agen antiinflamasi untuk meredakan inflamasi dan nyeri
(Kee dan Hayes, 1994). Mekanisme utama untuk efek mereka adalah
penghambatan ekspresi protein yang disebut siklooksigenase. Protein COX
mengkatalisis pembentukan prostanoids (termasuk PG, Prostacyclins, dan
tromboksan) dari asam arakidonat. Ketika NSAID menghambat protein COX,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
sintesis prostanoids akan berhenti sehinggaakan mengurangi peradangan. NSAID
selektivitas akan menghambat salah satu dari dua isoform COX, COX -1 dan
COX-2 sedangkan NSAID non-selektif akan menghambat COX-1 dan COX-2
(Porth, 2011). Adapun metabolisme asam arakidonat melalui jalur siklooksigenase
dan lipoksigenase dan tempat aksi kerja obat kortikosteroid dan obat-obat
antiinflamasi non-steroid dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4.` Metabolit Asam arakidonat melalui jalur siklooksigen dan jalur
lipoxygenase serta target dari obat antiinflamasi (Porth, 2011).
Kortikosteroid menghambat aktifitas fosfolipase A2, yang mengurangi
pelepasan asam arakidonat. Dengan demikian, kortikosteroid akan menghambat
pembentukan prostaglandin, tromboksan dan leukotrien. Steroid anti-inflamasi
menghambat fosfolipase A2 secara tidak langsung dengan pelepasan protein
penghambatan, yaitu lipocortin-1. Protein ini merupakan anggota dari superfamili
protein yang akan mengikat kalsium dan fosfolipid anionik. Rekombinan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
lipocortin-1 ini akan mencegah pelepasan eikosanoid dari paru-paru dan
merupakan agen anti-inflamasi yang kuat (Vane, 1996).
F. Sistem Imun
Sistem imun merupakan suatu sistem pertahanan tubuh manusia melalui
interaksi yang kompleks pada tingkat molekul, sel, dan jaringan baik lokal dan
sistemik. Sistem imun hanya dapat diaktifkan oleh antigen, baik molekul dan
ataupun organisme, sehingga menimbulkan respon imun. Sistem imun terdiri atas
sistem imun alamiah atau non-spesifik (natural/innate/native) dan didapat atau
spesifik (adaptive/acquired) (Bhagavan, 2011).
Sistem imun non-spesifik (sudah ada sejak lahir) merupakan suatu respon
cepat yang efektif terhadap serangan patogen dan zat asing. Respon imun yang
diperlihatkan selalu respon yang sama. Mekanisme sistem imun non-spesifik bisa
melalaui fagositosis yang menyerang partikel asing oleh sel-sel sistem kekebalan
tubuh (makrofag dan granulosit) dan inflamasi yang berkerja untuk memulihkan
jaringan yang rusak yang ditandai dengan peningkatan aliran darah, peningkatan
permeabilitas kapiler, dan melarikan diri dari cairan dan sel-sel dari kapiler
membesar ke dalam ruang jaringan (Kent, 2000).
Sistem imun spesifik meliputi sel dan protein dalam darah dan getah
bening yang menyerang, menghancurkan, dan mengeluarkan dari tubuh. Respon
yang ditimbulkan terbilang lambat dan hanya efektif melawan patogen yang
spesifik. Respon yang cepat bila terjadi infeksi berulang dengan patogen yang
sama (fenomena yang disebut memori imunologi) (Kent, 2000).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
Neutrofil adalah sel fagosit yang menjaga kulit dan selaput lendir.
Fungsinya melindungi terhadap antigen yang dirasakan, bermigrasi pada tempat
infeksi serta menghancurkan antigennya. Neutrofil beredar dalam darah selama
sekitar 6-10 jam tapi bisa tetap dalam jaringan dalam keadaan tidak aktif selama
2-6 hari. Migrasi neutrofil dalam inflamasi akut disertai dengan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah (Bhagavan, 2011).
G. Flavonoid
Senyawa flavonoid merupakan senyawa polifenol yang mempunyai 15
atom karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6. Kerangka flavonoid
terdiri atas satu cincin aromatik A, satu cincin aromatik B, dan cincin tengah
berupa heterosiklik yang mengandung oksigen dan bentuk teroksidasi cincin ini
dijadikan dasar pembagian flavonoid ke dalam sub-sub kelompoknya (Redha,
2010). Sistem penomoran digunakan untuk membedakan posisi karbon di sekitar
molekul flavonoid dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Konfigurasi C6-C3-C6 flavonoid (Redha, 2010)
Senyawa flavonoid adalah senyawa fenol terbesar yang terdapat pada
semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, bunga,
buah, dan biji. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah,ungu, dan biru
dan sebagian zat kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan. Flavonoids
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
dalam tubuh manusia berfungsi sebagai antioksidan dan mempunyai bioktifitas
sebagai obat. Manfaat flavonoids antara lain adalaha untuk melindungi stuktur sel,
meningkatkan efektifitas vitamin C, antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan
sebagai antibiotik (Rathee, 2009).
Jaringan dan sel didalam tubuh akan mengalami kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas dari aktifitas RSO (reactive oxygen species) yang
dihasilkan dari proses metabolisme oksigen sel radang. Meningkatnya produksi
ROS dapat memicu kerusakan pada jaringan sehingga akan memperparah proses
inflamasi. Senyawa flavonoid dapat berperan sebagai antioksidan dengan cara
mengikat berbagai macam radikal bebas sehingga mencegah kerusakan jaringan
yang semakin parah (Gomes, 2008).
Mekanisme lain flavonoid dalam menghambat terjadinya radang yaitu
melalui dua cara, yang pertama menghambat pelepasan asam arakidonat dan
sekresi enzim lisosom dari sel neutrofil dan sel endotelial, dan yang kedua
menghambat fase proliferasi dan fase eksudasi dari proses radang. Terhambatnya
pelepasan asam arakidonat dari sel radang akan menyebabkan kurang tersedianya
substrat arakidonat bagi jalur siklooksigenase dan jalur lipooksigenase, yang pada
akhirnya akan menekan jumlah prostaglandin, prostasiklin, endoperoksida,
tromboksan di satu sisi dan asam hidroperoksida, asam hidroksieikosatetraienoat,
leukotrien di sisi lainnya (Rahayu, 2009).
H. Hematoksilin dan Eosin
Pewarnaan hematoksilin dan eosin merupakan metode pewarnaan yang
banyak digunakan dalam pewarnaan jaringan sehingga banyak digunakan dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
diagnosa medis dan penelitian. Jaringan yang diwarnai dengan hematoksilin dan
eosin akan menunjukkan sitoplasma berwarna merah jambu-jingga dan nukleus
berwarna gelap, biru atau ungu. Hematoksilin merupakan ekstrak dari pohon
logwood (Haematoxylum campechianum) yang digunakan sebagai bahan pewarna
pada pewarnaan histoteknik (Junquera, 2007).
Hematoksilin bekerja sebagai pewarna basa, artinya zat ini mewarnai
unsur basofilik jaringan. Produk oksidasi hematoksilin berupa hematin bertindak
sebagai bahan aktif dalam larutan pewarnaan. Hematin akan membentuk
kompleks berwarna sangat kuat dengan ion logam tertentu, yang paling menonjol
adalah garam Fe (III) dan Al (III). Kompleks logam-haematein digunakan untuk
mewarnai inti sel sebelum diperiksa di bawah mikroskop. Hematoksilin menandai
inti dan struktur asam lainnya dari sel (seperti bagian sitoplasma yang kaya-RNA
dan matriks tulang rawan) menjadi biru. Eosin yang bersifat asam akan mewarnai
komponen asidofilik jaringan seperti mitokondria, granula sekretoris dan kolagen.
Tidak seperti hematoksilin, eosin mewarnai sitoplasma dan kolagen menjadi
warna merah muda (IHC World, 2015).
I.
Imunohistokimia
Imunohistokimia merupakan metode yang digunakan untuk mendeteksi
adanya protein atau antigen tertentu dalam sel menggunakan antibodi spesifik
(IHC, 2015). Imunohistokimia menggabungkan teknik anatomi, imunologi dan
biokimia yang memungkinkan untuk memvisualisasikan distribusi dan lokalisasi
komponen seluler tertentu dalam sel dan dalam jaringan yang tepat sehingga dapat
dilihat di bawah mikroskop (Taylor, 2015).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
Tahapan metode imunohistokimia terdiri atas empat tahap yaitu (1)
penanaman sel, (2) fiksasi dan perwarnaan dengan antibodi, (3) visualisasi sel
dengan mikroskop, dan (4) analisis ekspresi protein yang telah divisualisasikan.
Tahapan fiksasi menggunakan pelarut organik seperti alkohol dan aseton untuk
melepaskan lipid, mendehifrasi sel,dan mengendapkan protein (The Human
Protein Atlas, 2015). Sel yang mengekspresikan protein tertentu akan
memberikan warna coklat/gelap, sedangkan sel yang tidak mengekspreiskan
protein memberikan warna ungu/biru. Sel yang mengekspresikan protein tertentu
dari keseluruhan sel dinyatakan dalam satuan persen (%) (Ikawati, 2006).
J.
Karagenin
Iritan yang digunakan untuk pengujian efek antiinflamasi beraga
jenisnya, satu diantaranya adalah karagenin. Karagenin merupakan polisakarida
hasil ekstraksi rumput laut dari famili Eucheuma, Chondrus, dan Gigartina.
Bentuknya berupa serbuk berwarna putih hingga kuning kecoklatan, ada yang
berbentuk butiran kasar hingga serbuk halus, tidak 24 berbau, serta memberi rasa
berlendir di lidah. Karagenin juga memiliki sifat larut dalam air bersuhu 80ºC
(Rowe et all., 2009).
Karagenan terdiri dari tiga tipe, yaitu kappa (κ), lambda (α), dan iota (ι),
yang diekstrak dari rumput laut merah. Mereka terutama diambil dari spesies
Gigartina dan Chondrus crispus, yang menghasilkan tipe kappa dan labda dan
spesies Eucheuma cottonii dan spinosum, yang menghasilkan kappa dan iota jenis.
Setiap jenis karagenan memiliki karakteristik tersendiri, meliputi kekuatan gel,
viskositas, stabilitas suhu, sinergisme, dan kelarutannya (Soma et. all, 2013).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
Karagenin berperan dalam pembentukan edema dalam model inflamasi
akut. Karagenin dipilih karena dapat menstimulasi pelepasan prostaglandin
setelah disuntikkan ke hewan uji. Oleh karena itu, karagenin dapat digunakan
sebagai iritan dalam metode uji yang bertujuan untuk mencari obat-obat
antiinflamasi, tepatnya yang bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin
(Winter et all., 1962).
K. Hidrokortison
Hidrokortison merupankan anti inflamasi steroid yang secara dramatis
menurunkan manifetasi dari inflamasi. Hidrokortison menghambat manifestasi
awan dan akhir inflamasi,yaitu tidak hanya tanda-tanda radang (kemerahan,
panas, sakit, edema, dan gangguan fungsi), tetapi juga stadium lebih lanjut
penyembuhan luka dan perbaikan dan reaksi proliferasi yang terlihat pada
inflamasi kronis. Hidrokortison mempengaruhi semua tipe reaksi inflamasi yang
disebabkan baik oleh invasi patogen, rangsangan kimia atau fisik, ataupun oleh
respon immun yang tidak
tepat seperti terlihat pada hipersensitivitas atau
penyakit autoimmun (Tjay, 2007).
L. Landasan Teori
Inflamasi merupakan respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh
cedera atau kerusakan jaringan. Respon yang muncul meliputi rubor (kemerahan),
kalor (panas), dolor (nyeri), dan tumor (pembengkakan). Penyebab inflamasi
antara lain mikroorganisme, trauma mekanis, zat-zat kimia, dan pengaruh fisika.
Selama proses inflamasi terjadi reaksi vaskular di mana cairan, elemen-elemen
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
darah, sel darah putih (leukosit), dan mediator kimia berkumpul pada tempat
cedera jaringan atau infeksi. Metabolisme asam arakidonat bertangung jawab
sebagai
substrat
Prostaglandin
dan
utama
dalam
tromboksan
produksi
dihasilkan
mediator-mediator
melalui
jalur
inflamasi.
siklooksgenase.
Leukotriene, lipoksin, dan komponen penginduksi inflamasi lainnya dihasilkan
melalui jalur lipooksigenase.
Aktivitas protein siklooksigenase (COX) bertanggung jawab untuk
pengeluaran produksi prostaglandin (PG) yang tinggi selama proses inflamasi dan
respon imum melalui metabolisme asam arakidonat. Respon imun berupa migrasi
sel neotrofil ke daerah inflamasi merupakan fase seluler awal proses inflamasi.
Penurunan jumlah sel neutrofil yang secara langsung menghambat pelepasan
asam arakidonat yang menyebabkan kurang tersedianya substart arakidonat bagi
jalur siklooksigenase, yang pada akhirnya akan menekan jumlah prostaglandin.
Tanaman majapait merupakan salah satu tanaman yang memiliki efek
terapetik dengan kandungan kimia didalamnya teriidentifikasi berupa steroids,
flavonoids, saponins, tannins, glycosides dan terpenoids. Pendekatan penelitian
ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan Das et al. (2014) yang melaporkan
bahwa ekstrak etanol daun majapait pada konsentrasi 100 g/ml menunjukan
aktifitas antioksidan melalui pengujian dengan DPPH,
FRP dan TAC tests.
Penelitian yang dilakukan Parvin et al.(2015) juga melaporkan bahwa hasil uji invitro menggunakan metode HRBC (Human Red Blood Cell) dengan membrane
stabilization menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun majapait pada konsentrasi 1
mg/ml memiliki aktifitas anti-inflamasi. Adanya aktifitas antiinflamasi dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pemberian
ekstrak
daun
majapait
secara
in-vitro,
diduga
juga
29
akan
memperlihatkan adanya efek antiinflamasi apabila diberikan secara topikal.
Kandungan flavonoid pada daun majapait diduga bertanggung jawab
dalam memberi efek antiinflamasi. Flavonoid dapat berperan sebagai antioksidan
dengan cara mengikat berbagai macam radikal bebas sehingga mencegah
kerusakan jaringan yang semakin parah akibat aktifitas radikal bebas dari RSO
yang dihasilkan dari proses metabolisme oksigen sel radang. Flavonoid juga
menghambat pelepasan asam arakidonat dari sel radang sehingga menyebabkan
berkurangnya ketersedian substrat arakidonat, baik jalur siklooksigenase dan jalur
lipooksigenase, untuk membentuk mediator inflamasi.
Sel neutrofil dan protein COX-2 dalam proses inflamasi, keduanya
merupakan target molekuler dalam skrining senyawa dari bahan alam yang
berperan sebagai agen antiinflamasi. Pengujian terhadap efek antiinflamasi
ekstrak etanol daun majapait dilakukan melalui pengamatan histopatologis
jaringan kulit punggung mencit yang diinduksi karagenin 3%. Migrasi sel
neutrofil dapat dideteksi dengan menggunakan metode pengecatan hematoksilin
dan eosin (HE) untuk melihat penghambatan migrasi sel neutrofil. Pengukuran
ekspresi protein COX-2 dapat dilakukan dengan imunohistokimia dengan antibodi
anti-COX-2 untuk melihat penekanan ekspresi COX-2.
M. Hipotesis
Ekstrak etanol daun Crescentia cujete L. memberikan efek antiinflamasi
topikal dengan berkurangnya migrasi sel neutrofil dan penekanan ekspresi COX-2
pada kulit punggung mencit diinduksi karagenin 3%.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian tentang efek antiinflamasi topikal ekstrak etanol daun Crescentia
cujete pada mencit betina galur Swiss
diinduksi karagenan merupakan jenis
penelitian eksperimental murni dengan menggunakan rancangan acak lengkap
pola searah.
B. Variabel Penelitian dan Definifi Operasional
1.
Variabel Penelitian
a.
Variabel utama
1) Variabel bebas
: Konsentrasi ekstrak etanol daun majapait.
2) Variabel tergantung
:
a) Jumlah sel-sel neutrofil yang bermigrasi
b) Penekanan ekspresi siklooksigenase-2 didaerah subkutan.
b.
Variabel pengacau
1) Variabel pengacau terkendali
a)
Subyek uji
b) Umur
: Mencit betina galur Swiss
: 6 – 8 minggu (2-3 bulan)
c) Berat badan
: 20-30 gram
d) Keadaan subyek : Sehat
2) Variabel pengacau tidak terkendali
yang digunakan dalam penelitian.
30
: kondisi patofisiologis mencit
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
31
Definisis oprasional
a.
Inflamasi merupakan mekanisme pertahanan tubuh sebagai
respon
normal terhadap trauma fisik, zat kimia berbahaya atau agen
mikrobiologi. Adapun respon yang umumnya muncul meliputi rubor
(kemerahan), kalor (panas), dolor (nyeri) dan tumor (pembengkakan).
b.
Migrasi Neutrofil merupakan sel leukosit yang bermigrasi dari pembuluh
darah ke daerah subkutan (punggung mencit) dalam 3 bentuk berbeda
yaitu, berinti satu, berinti dua dan beriti ladam kuda pada pengukuran 24
jam setelah diinjeksikan karagenin 3%.
c.
Ekspresi COX-2 merupakan ekspresi COX-2 oleh sel neutrofil yang
berwarna coklat/gelap pada daerah subkutan jaringan kulit mencit selama
pengukuran 24 jam setelah diinjeksikan karagenin 3%.
d.
Daun Crescentia cujete yang digunakan merupakan daun yang berwarna
hijau segar, tidak berlubang, serta tidak terdapat kotoran dari binatang
kecil yang didapat dari tanaman milik warga di Jl. Garuda, No. 168,
Pringwulung, Yogyakarta.
e.
Ekstrak etanol daun Crescentia cujete merupakan hasil ekstraksi
simplisia daun Crescentia cujete seberat 15 gram yang dimaserasi pada
100 mL etanol 70% selama dua hari. Kemudian diremaserasi dalam
jumlah pelarut yang sama selama satu hari, disaring dengan kertas saring,
dan dipekatkan pada waterbath hingga menjadi ekstrak kental.
f.
Konsentrasi ekstrak etanol daun Crescentia cujete merupakan berat
ekstrak kental etanol daun Crescentia cujete (gram) dalam basis (gram)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
dengan satuan b/b. Konsentrasi ekstrak kental daun Crescentia cujete
yang digunakan adalah 1,67; 2,5; dan 3,75 %.
g.
Efek antiinflamasi ekstrak etanol daun Crescentia cujete adalah
kemampuan ekstrak etanol daun Crescentia cujete untuk mengurangi
migrasi sel-sel neutrofil dan penekanan ekspresi COX-2 pada daerah
subkutan secara mikroskopik pada pengukuran 24 jam setelah injeksi
karagenin 3 %.
h.
Injeksi subkutan merupakan injeksi yang dilakukan pada jaringan di
bawah kulit pada punggung mencit yang sudah dicukur rambutnya
terlebih dahulu.
i.
Pemberian topikal ekstrak daun Crescentia cujete dilakukan dengan cara
mengoleskan sediaan sebanyak 0,1 gram yang menutupi area seluas 2,25
cm2 (1,5 cm x 1,5 cm) pada kulit punggung kulit mencit yang telah
diinduksi karagenin 3% secara subkutan.
C. Bahan penelitian
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1.
Hewan uji pada penelitian ini mengunakan mencit betina galur Swiss yang
berumur sekitar 6 – 8 minggu (2-3 bulan) dengan bobot sekitar 20- 30 gram
dalam kondisi yang sehat yang diperoleh dari Laboratorium Imuno
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Prosedur penelitian ini telah
memperoleh kelayakan etik dari Ministry of Nasional Education Faculty of
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
Medicine dan Medical and Health Research Ethics Committee (MHREC)
dengan nomor KE/61/05/2015.
2.
Bahan uji daun majapait diperoleh dari tanaman milik warga di Jl. Garuda,
No. 168, Pringwulung, Yogyakarta.
3.
Karagenin tipe I (Sigma Chemical co.) sebagai inflamatogen diperoleh dari
Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Falkutas Farmasi Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta.
4.
Etanol 70% diperoleh dari PT. Brataco di Jl. Letjend Suprapto No. 70,
Ngampilan, Yogyakarta
5.
NaCl 0,9% teknis sebagai pelarut karagenin diperoleh dari Apotek K-24
Yogyakarta.
6.
Akuades diperoleh dari PT. Brataco di Jl. Letjend Suprapto No. 70,
Ngampilan, Yogyakarta.
7.
Biocream® diperoleh dari Apotek K-24 Yogyakarta, Depok, Sleman,
Yogyakarta.
8.
Hidrokortison cream sebagai control positif mengandung Hidrokortison
Asetat 2.5% diproduksi oleh Galenium, diperoleh dari dari Apotek K-24
Yogyakarta, Depok, Sleman, Yogyakarta.
9.
Veet® sebagai perontok bulu diproduksi oleh Reckitt Benckiser, diperoleh
dari Alfamart Paingan Sleman.
D. Alat atau Instrument Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1.
Alat Ekstraksi
a)
Oven
b)
Mesin Penyerbuk
c)
Ayakan no. 40
d)
Alat-alat Gelas ( Labu ukur, gelas beker, erlemeyer, gelas ukur, cawan
porselen, pipet tetes, batang pengaduk dan gelas arloji)
2.
3.
34
Alat induksi dan pengukuran edema kulit punggung mencit dan lain-lain
a)
Neraca analitik
b)
Gunting
c)
Gelas arloji
d)
Stopwatch
e)
Spuit injeksi 1 mL
f)
Stopwatch
g)
Mikroskop cahaya Olympus CX21
h)
Jangka sorong digital
i)
Mortir dan Stamper
Alat dan bahan yang digunakan pemotongan organ kulit
a)
Formalin 10%
b)
Karton
c)
Gunting bedah
d)
Container
e)
Pinset
f)
Papan lilin dan pines
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
E. Tata Cara Penelitian
1.
Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman Crescentia cujete dengan cara mencocokkan ciriciri makroskopik yang terdapat pada tanaman yang dilakukan secara benar
menurut Steenis (1992) di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Pengumpulan Bahan
Pengumpulan
sampel
dilakukan
secara
purposif,
yaitu
tanpa
membandingkan dengan daerah lain. Daun Crescentia cujete didapat dari
warga di Jl. Garuda, No. 168, Pringwulung, Yogyakarta dan dipanen serta
dikumpulkan. Daun yang digunakan adalah daun yang berwarna hijau, segar,
tidak berlubang dan tidak terdapat kotoran binatang.
3.
Pembuatan Simplisia
Pembuatan simplisia daun Crescentia cujete diawali dengan mencuci
bersih daun majapait yang telah dipanen menggunakan air mengalir dan
ditiriskan untuk meniadakan airnya. Kemudian dikeringkan kembali
menggunakan oven pada suhu 30-45 derajat celcius hingga benar-benar
kering ditandai dengan warna daun hijau kecoklatan dan mudah dihancurkan.
Selanjutnya daun diserbuk dengan mesin penyerbuk. Serbuk yang diperoleh
diayak menggunakan ayakan nomor 40.
4.
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Crescentia cujete
Ekstraksi etanol daun Crescentia cujete dilakukan dengan mengambil 15
gram serbuk kering daun Crescentia cujete direndam dengan 100 mL etanol
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
70% pada erlemeyer bersumbat. Ekstraksi dilakukan secara maserasi selama
2 hari terlindungi dari cahaya pada temperatur kamar di atas shaker mekanik.
Setelah 2 hari, hasil maserasi disaring untuk memisahkan filtrat dan
endapannya. Kemudian ampasnya diremaserasi dengan melarutkanya kembali
dalam jumlah dan volume pelarut yang sama selama 1 hari. Kemudian
disaring untuk mendapatkan filtrat. Hasil filtrat maserasi dan remaserasi
disatukan. Selanjutnya pelarut ekstrak diuapkan menggunakan waterbath
hingga diperoleh ekstrak kental dengan bobot yang tetap.
5.
Pembuatan Krim Ekstrak Daun Crescentia cujete
Konsentrasi krim ekstrak etanol daum majapait ditentukan bedasarkan
konsentrasi zat aktif hidrokortison asetat 2,5 % sebagai kontrol positif.
Konsentrasi tersebut dijadikan konsentrasi tengah (konsentrasi ke-2) untuk
sediaan krim ekstrak etanol daun Crescentia cujete. Konsentrasi pertama
diturunkan 1,5 kalinya dan konsentrasi ke-3 dinaikan 1,5 kalinya. Maka
didapat tiga konsentrasi ekstrak etanol daun Crescentia cujete dalam krim
yaitu 1,67; 2,5; dan 3,75 % b/b. Pembuatan krim ekstrak etanol daun
Crescentia cujete dengan menimbang ekstrak etanol daun Crescentia cujete
seberat 0,167; 0,25; dan 0,375 g yang dilarutkan dalam 10 g basis
Biocream®.
6.
Penyiapan Hewan Uji
Hewan uji yang dibutuhkan sebanyak 33 ekor mencit betina galur Swiss,
berumur 2-3 bulan, dengan bobot 20-30 gram. Hewan uji dibagi secara acak
menjadi 2 kelompok. Kelompok untuk pra-pelakuan sebanyak 3 ekor mencit
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
dan kelompok perlakuan sebanyak 30 ekor mencit. Kelompok perlakuan
terdiri dari enam kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor
mencit.
Hewan uji terlebih dahulu dicukur bulu punggungnya dengan gunting,
kemudian dioleskan Veet® untuk merontokkan bulu yang belum tercukur
sempurna. Kulit punggung yang telah dicukur bulunya dibiarkan selama 1
hari untuk menghindari adanya inflamasi yang disebabkan oleh pencukuran
dan pemberian Veet®.
7.
Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan bertujuan untuk menetapkan konsentrasi karagenin
optimal yang akan digunakan sebelum peneliti melakukan uji efek
antiinflamasi topikal. Konsentrasi karagenin 1,5; 2 dan 3% dibuat dengan
menimbang masing-masing karagenin sebanyak 1,5; 2; dan 3g karagenin dan
melarutkanya dengan larutan fisiologis NaCl 0,9% dalam gelas beker yang
kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan larutan
NaCl 0,9% hingga batas tanda.
Tiga ekor mencit yang digunakan dibagi menjadi 3 kelompok
berdasarkan konsentrasi karagenin, yaitu karagenin 1,5; 2; dan 3% masingmasing kelompok diinjeksi sebanyak 0,1 mL secara subkutan pada kulit
punggung mencit yang telah dicukur bulunya. Tebal lipat kulit diukur setelah
pemberian karagenin setiap 1 jam selama 6 jam. Kelompok karagenin yang
dipilih, apabila edema yang timbul menunjukkan penebalan lipatan kulit
sebesar 2-3 kali dari tebal lipat kulit awal .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8.
38
Pembuatan larutan Karagenin
Karagenin 3% dibuat dengan melarutkan 3 g karagenin dalam larutan
NaCl 0,9% hingga 100 mL sehingga diperoleh larutan Karagenin 3% b/v.
9.
Pengujian Ekstrak Etanol daun Crescentia cujete
Sebanyak 30 ekor mencit betina dibagi secara acak menjadi enam
kelompok perlakuan :
a.
Kelompok 1
Terdiri dari lima ekor mencit sebagai kontrol negatif (karagenin).
Mencit diinjeksi karagenin dengan konsentrasi 3% secara subkutan.
b.
Kelompok 2,3,4, 5, dan 6
Masing-masing terdiri dari lima
ekor mencit sebagai perlakuan
Biocream®, Hidrokortison, dan ekstrak etanol daun Crescentia cujete
1,67%; 2,5%; dan 3,75% b/b. Ekstrak Seberat 1,67; 2,5; dan 3,75 gram
masing-masing dicampur dengan basis krim (Biocream®) seberat 10
gram sehingga didapat konsentrasi 1,67; 2,5%; 3,75% b/b. Mencit
terlebih dahulu diinjeksi karagenin dengan kosentrasi 3% secara
subkutan. Selanjutnya Biocream®, Hidrokortison, dan masing-masing
konsentrasi ekstrak dalam basis krim diambil sebanyak 0,1 gram untuk
dioleskan seluas 2,25 cm2 disekitar suntikan segera setelah injeksi
karagenin 3%.
10. Pengambilan bagian kulit punggung mencit untuk data histopatologi
Dua puluh empat jam setelah diinjeksi karagenin 3% mencit dikorbankan
dengan cara dislokasi tulang leher mencit dan dilakukan pengambilan kulit
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
punggung mencit dengan cara dibedah yang dilakukan dipapan bedah. Area
pengambilan kulit disekitar daerah injeksi subkutan dengan ukuran 1 x 1cm.
Hasil pemotongan jaringan kulit diletakkan di container yang telah berisi
larutan fiksatif yaitu formalin 10% hingga potongan kulit terendam sempurna
yang kemudian dibawa ke bagian Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada untuk pembuatan preparat
histologi.
Pengecatan
hematoksilin
dan
eosin
(HE)
dikerjakan
di
Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Gajah Mada dan imunohistokimia dengan antibodi anti-COX-2 dilakukan di
Laboratorium Patologi Anatomi RS Dr. Sardjito, Yogyakarta. Hasil
pengecatan dianalisis di bawah mikroskop cahaya (Olympus CX21) dengan
perbesaran 400x di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Gajah Mada.
F.
1.
Teknik Analisis Data
Analisis hasil dilakukan dengan menghitung jumlah sel neutrofil yang
bermigrasi dan sel yang mengekspresikan COX-2 pada daerah subkutan
jaringan kulit punggung mencit pada 5 sudut pandang yang berbeda di bawah
mikroskop cahaya (Olympus CX21) dengan perbesaran 400x.
2.
Nilai persentase ekspresi COX-2 masing-masing perlakuan dihitung dengan
persamaan:
(Ikawati, 2006)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3.
40
Menghitung persentase penekanan ekspresi COX-2
(Ikawati, 2006)
4.
Data yang diperoleh terlebih dahulu dianalisis secara statistik dengan
Shapiro-Wilk untuk melihat kenormalan dan homogenitas distribusi data.
Data yang terdistribusi dengan normal dan homogenitas sama dilanjutkan
dengan uji One Way ANOVA (taraf kepercayaan 95%) karena skala variabel
penelitian adalah skala numerik, data tidak berpasangan dan lebih dari dua
kelompok. Analisis dilanjutkan dengan Post Hoc Test dengan Scheffe tes.
Namun jika syarat uji One Way ANOVA tidak dapat dipenuhi maka
digunakan uji alternatif non-parametrik Kruskal Wallis. Apabila uji Kruskal
Wallis menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05) maka dilanjutkan dengan
Post Hoc Test menggunakan uji Mann Whitney.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Determinasi Tanaman
Tanaman majapait yang digunakan pada penelitian efek antiinflamasi
topikal diperoleh dari tanaman milik warga di Jl. Garuda, No. 168, Pringwulung,
Yogyakarta. Tanaman majapait selanjutnya dideterminasi di Laboratorium
Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dengan
tujuan untuk memastikan kebenaran tanaman yang digunakan peneliti.
Bagian tanaman majapait yang digunakan peneliti untuk determinasi
yaitu batang, daun, bunga dan buah. Hasil determinasi berdasarkan buku acuan
menurut Steenis (1992) menunjukan bahwa tanaman yang digunakan dalam
penelitian ini adalah benar tanaman Crescentia cujete L. yang dikenal dengan
nama tanaman majapait atau berenuk (Lampiran 1).
B.
Ekstrak Etanol Daun Crescentia cujete
Ekstrak etanol daun Crescentia cujete diperoleh dari penyarian serbuk
simplisia daun Crescentia cujete secara maserasi. Daun majapait yang telah
kering sempurna diserbuk mengunakan mesin penyerbuk. Penyerbukan bertujuan
untuk memperluas permukaan serbuk yang kontak dengan pelarut sehingga
mempermudah penyarian kandungan fitokimia dari daun majapait.
Serbuk daun majapait ditimbang seberat 15 gram dan ditambahkan 100
mL etanol 70% pada Erlenmeyer bersumbat selama dua hari di atas shaker
mekanik. Perendaman dilakukan bertujuan untuk menarik senyawa kimia yang
41
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
terkandung dalam serbuk agar larut dalam cairan penyarinya. Prinsipnya, cairan
penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif yang akan larut, karena adanya perbedaan konsentrasi
antara larutan zat aktif di dalam sel dan di luar sel maka larutan terdekat didesak
keluar (DitJen POM, 2000). Untuk mempercepat kesetimbangan larutan di dalam
dan di luar sel, dilakukan pengadukan yang kostan dengan bantuan mechanical
shaker sehingga proses ekstraksi hanya memakan waktu dua hari kerja.
Selanjutnya dilakukan proses remaserasi untuk mengoptimalkan penarikan
senyawa kimia yang terkandung dalam serbuk daun majapait dengan
menggunakan pelarut baru karena pelarut pertama sudah jenuh sehingga tidak
dapat melarutkan semua senyawa kimia tersebut.
Hasil filtrat maserasi dan remaserasi disatukan dan selanjutnya diuapkan
di atas waterbath menggunakan cawan porselin pada suhu 50-600C hingga
bobotnya tetap sehingga didapatkan ekstrak kental. Hasil ekstrak kental yang
didapatkan yaitu seberat 2,2 gram ekstrak kental, sudah tidak dapat dituang lagi,
dan tidak berbau etanol. Ekstrak kental yang diperoleh dengan rendemen sebesar
14,67% digunakan untuk pengujian antiinflamasi dalam penelitian ini.
Pemilihan metode penyarian secara maserasi karena mempunyai
keuntungan dari metode penyarian lainnya. Prosedur dan peralatan yang
digunakan pada metode penyarian ini sederhana dan murah, pelarut yang
digunakan juga terbatas (Walton, 1999). Metode maserasi juga dapat menurunkan
resiko terurainya bahan alam karena pemanasan, mengingat kandungan bahan
alam dari daun majapait tidak diketahui secara pasti tahan panas atau tidak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
Metode ini dirasa cukup aman untuk dilakukan tanpa harus khawatir rusaknya
bahan alam, khususnya yang mempunyai aktivitas antiinflamasi.
C.
Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan bertujuan untuk menetapkan konsentrasi karagenin
optimal yang akan digunakan sebelum peneliti melakukan uji efek antiinflamasi
topikal ekstrak etanol daun majapait. Karagenin bertindak sebagai agen
penginduksi inflamasi yang diinjeksikan secara subkutan pada kulit punggung
mencit. Parameter yang dilihat dari uji pendahuluan yaitu tebal lipat kulit (udema)
punggung mencit setelah diinjeksi dengan karagenin. Uji pendahuluan dimulai
dengan melakukan orientasi penetapan konsentrasi karagenin. Konsentrasi
karagenin yang digunakan dalam orientasi ini adalah karagenin 1,5; 2; dan 3%
yang dibagi menjadi tiga kelompok. Setelah diinjeksikan dengan karagenin,
mencit diamati dengan mengukur tebal lipat kulit punggung mencit menggunakan
jangka sorong digital setiap satu jam sekali selama enam jam. Konsentrasi
karagenin dikatakan optimal bila menunjukkan peningkatan tebal lipat kulit
punggung mencit sekitar 2-3 kali dari tebal lipat kulit pada awalnya, sehingga
konsentrasi tersebut yang dipilih menjadi konsentrasi karagenin penginduksi
inflamasi. Pada uji pendahuluan efek antiinflamasi topikal ekstrak daun majapait
pada kulit punggung mencit diinduksi karagenin menunjukkan adanya edema
pada setiap jamnya selama enam jam yang dibuktikan dengan peningkatan tebal
lipat kulit punggung mencit (gambar 6).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Karagenin 1,5%
4
Karagenin 2%
44
Karagenin 3%
Edema (mm)
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0
1
2
3
4
5
6
waktu (jam)
Gambar 6. Kurva peningkatan tebal lipat kulit selama enam jam
Pada kelompok perlakuan konsentrasi karagenin 1,5 % peningkatan tebal
lipat kulit punggung sebesar 1,17 kali. Pada konsentrasi karagenin 2%
peningkatan tebal lipat kulit punggung sebesar 2,31 kali. Dan pada konsentrasi
karagenin 3% peningkatan tebal lipat kulit punggung sebesar 4,52 kali. Dari hasil
pengukuran menunjukan bahwa konsentrasi karagenin 1% belum memperlihatkan
peningkatan penebalan hingga 2-3 kali dari tebal lipat kulit awal. Pada konsentrasi
karagenin 2% sudah menunjukan peningkatan penebalan hingga 2-3 kali dari tebal
lipat kulit awal, tetapi edema ysng terbentuk terdapat gelembung berisi cairan dan
edema yang terbentuk tidak bertahan selama enam jam pengamatan. Konsentrasi
karagenin yang digunakan sebagai penginduksi inflamasi pada penelitian ini
adalah konsentrasi karagenin 3% karena pada konsentrasi karagenin 3% sudah
menunjukan peningkatan tebal lipat kulit punggung mencit pada jam pertama
yaitu lebih dari 2-3 kali dari lipat kulit awal dan masih menunjukan edema lebih
dari 2-3 kali dari lipat kulit awal selama enam jam pengamatan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
D. Pengujian Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Crescentia cujete
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menguji efek antiinflamasi
dan mekanisme efek antiinflamasi ekstrak etanol daun majapait. Ekstrak kental
daun majapait dibuat dalam bentuk sediaan krim. Sediaan krim dipilih karena
mempunyai keuntungan yaitu sederhana dalam pembuatannya, mudah dalam
penggunaan dan penyebarannya pada kulit juga mudah, serta memberikan rasa
dingin pada kulit (Depkes RI, 1995). Pembuatan krim ekstrak daun majapait
menggunakan Biocream® sebagai basisnya sehingga dapat diaplikasikan secara
topikal pada kulit punggung mencit.
Pencukuran rambut pada bagian punggung mencit bertujuan untuk
membersihkan tempat aplikasi (tidak terdapat rambut halus) agar mempermudah
pembedahan kulit mencit. Setelah pencukuran mencit didiamkan selama satu hari
yang betujuan untuk menghindari iritasi yang disebabkan selama proses
pencukuran sehingga saat diinjeksikan dengan karagenin 3% secara subkutan,
reaksi inflamasi yang terjadi murni disebabkan oleh induksi karagenin 3%.
Penelitian efek antiinflamasi topikal ekstrak daun majapait menggunakan
tiga konsentrasi berturut-turut, yaitu konsentrasi 1,67; 2,5; dan 3,75 %. Pembuatan
tiga seri konsentrasi ini bertujuan untuk melihat apakah pada setiap seri
konsentrasi tersebut menunjukan adanya efek antiinflamasi topikal yang berbeda
dan untuk mengetahui masing-masing perbandingan khasiat dari ekstrak etanol
daun majapait terhadap kontolnya sebagai antiinflamasi topikal.
Inflamasi yang terbentuk dilihat dari jumlah sel-sel neutrofil yang
bermigrasi dan peningkatan ekspresi protein siklooksigenase-2 di daerah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
subkutan. Dan efek antiinflamasi ditunjukkan melalui penurunan jumlah sel
neutrofil yang bermigrasi pada daerah subkutan dan penekanan ekspresi
siklooksigenase-2 pada daerah subkutan. Pengujian efek antiinflamasi yang
digunakan dalam penelitian ini mengunakan metode uji pengecatan hematoksilin
dan eosin (HE) dan imunohistokimia dengan antibodi anti-COX-2 pada jaringan
subkutan kulit punggung mencit secara mikroskopik pada pengukuran 24 jam
setelah diinduksi dengan karagenin 3%. Hasil pengecatan diamati di bawah
mikroskop binokuler (Olympus®) untuk setiap lima bidang pandang berbeda
dengan perbesaran 400 kali.
E. Metode Pengecatan Hematoksilin dan Eosin (HE)
Pengujian dengan metode pengecatan hematoksilin dan eosin (HE)
bertujuan untuk memberikan gambaran kemampuan ekstrak etanol daun majapait
dalam memberikan efek antiinflamasi yang dinyatakan dengan penurunan jumlah
migrasi sel neutrofil pada daerah subkutan. Hematoksilin dan eosin merupakan
teknik pewarnaan yang berdasarkan pada prinsip asam basa. Sifat basa pada
larutan hematoksilin akan memungkinkan hematoksilin berikatan terutama
dengan komponen sel yang bersifat asam. Kita dapat mengamati bahwa warna
biru yang ditimbulkan hematoksilin akan banyak ditemukan pada nukleus. Hal ini
terjadi karena nukleus mengandung DNA dan RNA, suatu zat yang bersifat asam.
Sementara itu, eosin akan mengikat komponen sel yang bersifat asam.
Kita dapat menemukan cukup banyak komponen sel yang bersifat asidofilik
seperti mitokondria, granula sekretoris dan kolagen pada sitoplasma sel (IHC
World, 2015).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
Metode ini diawali dengan membedah kulit punggung mencit setelah
diinjeksi dengan karagenin 3% serta pemberian perlakuan pada pengamatan
selama 24 jam. Bagian kulit yang diambil diawetkan mengunakan larutan fiksatif,
yaitu larutan formalin 10%. Pengawetan bertujuan untuk mengawetkan morfologi
sel dan jaringan sesuai dengan kondisi pada saat hewan uji masih dalam keadaan
hidup. Perhitungan migrasi sel neutrofil mengunakan
perhitungan langsung
(direct counting) dengan mikroskop binokuler (Olympus®) untuk setiap lima
bidang pandang berbeda dengan perbesaran 400 kali.
Sel neutrofil merupakan sel darah putih pertama yang bermigrasi dari
pembuluh ke daerah cedera yang dijumpai pada waktu tingkat akut atau fase awal
inflamasi. Sel neutrofil ditarik ke daerah inflamasi oleh faktok kemotaktik, yang
dihasilkan oleh bakteri, produk perombakan jaringan, faktor komplemen aktif dan
faktor
lainnya
(Tambayong,
2000).
Neutrofil
disebut
juga
sebagai
polimorfonuklear (PMN), karena intinya memiliki berbagai jenis bentuk dan
bersegmen. Neutrofil matang atau dewasa yang berada dalam peredaran darah
perifer memiliki bentuk inti yang terdiri dari dua sampai lima segmen, sedangkan
neutrofil yang belum matang (neutrofil band) akan memiliki bentuk inti seperti
ladam kuda (Schmeltzer and Norsworthy, 2012). Sel neutrofil mendominasi
infiltrat peradangan selama 6 sampai 24 jam pertama, kemudian digantikan oleh
monosit setelah 24 jam sampai 48 jam (Kumar, dkk., 2005). Profil pengecatan
hematoksilin dan eosin (HE) antar kelompok perlakuan beserta kontrol dapat
dilihat pada gambar 7 dan tabel I.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
Gambar 7. Mikrofotografi pengecatan HE kulit normal, perlakuan ekstrak
etanol daun majapait konsentrasi 2,5% beserta kontrol negatif
(karagenin) dengan perbesaran 100 kali dan 400 kali. Migrasi sel
neutrofil terlihat pada daerah subkutan jaringan kulit (tanda
lingkaran merah)
Keterangan :
1. Kulit normal dengan perbesaran 100
kali
2. Kulit normal dengan perbesaran 400
kali
3. Kulit kontrol negatif (karagenin)
dengan perbesaran 100 kali
4. Kulit kontrol negatif (karagenin)
dengan perbesaran 400 kali
5. Kulit ekstrak etanol daun majapait
2,5% dengan perbesaran 100 kali
6. Kulit ekstrak etanol daun majapait
2,5% dengan perbesaran 400 kali
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
Tabel I. Hasil rerata jumlah sel neutrofil pada setiap kelompok perlakuan
Kelompok
Perlakuan
Perlakuan
Rerata Jumlah sel
neutrofil ± SE
I
II
III
IV
Kontrol negatif
Kontrol Biocream®
Kontrol positif
Ekstrak etanol daun majapait
1,67%
Ekstrak etanol daun majapait
2,5%
Ekstrak etanol daun majapait
3,75%
111,36 ± 6,98
109,32 ± 13,26
67,68 ± 7,50
31,20 ± 1,56
V
VI
26,36 ± 1,71
16,76 ± 3,11
Berdasarkan tabel I, menunjukan bahwa pada kelompok kontrol negatif
(injeksi karagenin 3%) dan kelompok Biocream® (basis) menghasilkan rerata
jumlah sel neutrofil yang paling besar dibandingkan dengan kelompok perlakuan
lainya yaitu 111,36 ± 6,98dan 109,32 ± 13,26. Hal tersebut menunjukan bahwa
karagenin menyebabkan inflamasi. Inflamasi yang diinduksi oleh karagenin dapat
digunakan sebagai model peradangan akut. Pada penelitian ini digunakan tipe κkaragenin yang merupakan polisakarida sulfat yang dapat menginduksi respon
inflamasi dengan mengaktifkan respon imun. Adapun migrasi sel neutrofil
merupakan respon dari inflamasi akut (Wade, 2014).
Penurunan migrasi sel neutrofil paling besar ditunjukan pada kelompok
perlakuan ekstrak etanol 3,75% dengan rerata jumlah sel neutrofil sebesar 16,76 ±
3,11. Diikuti kelompok perlakuan ekstrak etanol 2,5%, kelompok perlakuan
ekstrak etanol 1,67%, dan kelompok kontrol positif dengan rerata jumlah sel
neutrofil sebesar 26,36 ± 1,71; 31,20 ± 1,56; dan 67,68 ± 7,50. Hasil ini
menunjukkan bahwa kelompok kontrol positif dan masing-masing kelompok
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
ekstrak etanol daun majapait memiliki efek antiinflamasi yang dibuktikan dari
penurunan migrasi sel neutrofil yang bermigrasi pada daerah subkutan
dibandingkan dengan kontor negatif karagenin 3 % dan kontrol Biocream®. Profil
rerata jumlah migrasi sel neutrofil pada daerah subkutan pada pengukuran 24 jam
setelah injeksi karagenin 3% dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Diagram batang efek antiinflamasi topikal ekstrak etanol daun
majapait masing-masing perlakuan dan kontrol
Profil kurva kontrol negatif dan kontrol Biocream® memiliki migrasi
jumlah neutrofil pada daerah subkutan paling besar dibanding dengan kelompok
lainnya. Hal ini menunjukan bahwa karagenin merupakan zat inflamatogen yang
dibuktikan dengan peningkatan jumlah sel neutrofil di daerah subkutan. Dan basis
yang digunakan untuk ekstrak etanol daun majapait tidak memiliki efek dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
menurunkan migrasi sel neutrofil yang ditunjukan dari profil garis kurvanya
hampir mirip dengan garis kurva kontrol negatif.
Kontrol positif pada penelitian ini mengunakan Hidrokortison asetat
2,5%. Hidrokortison merupakan antiinflamasi steroid yang secara dramatis
menurunkan
manifetasi dari inflamasi. Kortikosteroid menghambat aktivitas
fosfolipase A2, yang mengurangi pelepasan asam arakidonat. Dengan demikian,
kortikosteroid akan menghambat pembentukan prostaglandin, tromboksan dan
leukotrien (Tjay, 2007). Efek dari antiinflamasi kortikosteroid juga mempengaruhi
berbagai sel imuno kompeten seperti sel T, makrofag, sel dendritik, eosinofil,
neutrofil, dan sel mast, dengan cara menghambat respon inflamasi (Sitompul,
2011).
Hasil perhitungan jumlah neutrofil antar kelompok dianalisis menggunakan
uji Shapiro-Wilk untuk menentukan kenormalan data yang diperoleh. Uji ShapiroWilk menunjukan bahwa data terdistribusi normal dengan nilai p setiap kelompok
lebih besar dari p=0,05. Namun hasil uji varian menunjukan nilai p=0,01 (p<0,05)
sehingga diambil kesimpulan bahwa varian data tidak sama. Syarat melakukan uji
Anova apabila distribusi data harus normal dan varian data harus sama (Dahlan,
2009). Pada penelitian ini, karena distribusi data normal dan varian data tidak
sama sehingga uji Anova tidak dapat dilakukan.
Menurut Harinaldi (2005) apabila syarat-syarat yang dibutuhkan oleh
metode statistika parametrik tidak dapat dipenuhi, maka peneliti dapat
menggunakan metode alternatif sebagai pengganti analisis varian satu arah (One
way ANOVA) yaitu Kruskal-Wallis Test. Hasil statistik uji Kruskal-Wallis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
memberikan nilai p=0,000 (< 0,05) yang berarti paling tidak terdapat satu
kelompok yang berbeda secara signifikan dengan taraf kepercayaan 95%.
Kemudian dilanjutkan uji Mann Whitney untuk melihat perbedaan bermakna atau
tidak antar tiap kelompok perlakuan. Hasil uji Mann Whitney setiap kelompok
perlakuan dapat dilihat pada tabel II.
Tabel II. Rerata jumlah sel neutrofil masing-masing kelompok perlakuan
dan kontrol dengan uji Mann Whitney
Kelompok
I
II
III
IV
V
VI
Rerata Sel
Neutrofil ± SE
111,36 ± 6,98
109,32 ± 13,26
67,68 ± 7,50
31,20 ± 1,56
26,36 ± 1,71
16,76 ± 3,11
I
TB
BB
BB
BB
BB
II
III
IV
V
VI
TB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
TB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
TB
Keterangan:
I : Kelompok perlakuan kontrol negatif (karagenin 3 %)
II : Kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan basis Biocream®
III : kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan positif (hidrokortison 2,5 %)
IV : Kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan ekstrak etanol daun majapait 1,67 %
V : Kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan ekstrak etanol daun majapait 2,5 %
VI : Kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan ekstrak etanol daun majapait 3,75 %
SE : Standar eror
BB: Berbeda bermakna (p<0,05)
TB: Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Berdasarkan tabel II, menunjukan rerata sel neutrofil kelompok karagenin
3% berbeda tidak bermakna dengan rerata sel neutrofil kelompok Biocream®.
Hasil ini menunjukan bahwa kelompok Biocream® tidak memiliki efek
antiinflamasi. Rerata sel neutrofil kelompok karagenin 3% berbeda bermakna
dengan kelompok kontrol positif dan ketiga kelompok konsentrasi ekstrak etanol
daun majapait. Hasil ini menunjukan bahwa kelompok karagenin 3% pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
penelitian ini bertindak sebagai agen inflamatogen yang menginduksi mediator
inflamasi.
Kelompok ekstrak etanol daun majapait 1,67% memiliki rerata sel
neutrofil yang lebih kecil dibandingkan kelompok kontrol negatif dan kontrol
positif. Hasil uji statistik menunjukan kelompok ekstrak etanol daun majapait
1,67% berbeda bermakna dengan kelompok kontrol negatif dan kontrol positif.
Hal ini menunjukan bahwa kelompok ekstrak etanol daun majapait 1,67%
memiliki efek antiinflamasi dibandingkan kontrol negatif dan efek antiinflamasi
kelompok ekstrak etanol daun majapait 1,67% lebih besar dibandingkan kontrol
positif.
Kelompok ekstrak etanol daun majapait 2,5% juga memiliki rerata sel
neutrofil yang lebih kecil dibandingkan kelompok kontrol negatif dan kontrol
positif. Hasil uji statistik menunjukan kelompok ekstrak etanol daun majapait
2,5% berbeda bermakna dengan kelompok kontrol negatif dan kontrol positif. Hal
ini menunjukan bahwa kelompok ekstrak etanol daun majapait 2,5% memiliki
efek antiinflamasi dibandingkan kontrol negatif dan efek antiinflamasi kelompok
ekstrak etanol daun majapait 2,5% lebih besar dibandingkan kontrol positif.
Hasil rerata sel neutrofil kelompok ekstrak etanol daun majapait 3,75%
juga lebih kecil dibandingkan kelompok kontrol negatif dan kontrol positif. Hasil
uji statistik menunjukan kelompok ekstrak etanol daun majapait 3,75% berbeda
bermakna dengan kelompok kontrol negatif dan kontrol positif. Hal ini
menunjukan bahwa kelompok ekstrak etanol daun majapait 3,75% memiliki efek
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
antiinflamasi dibandingkan kontrol negatif dan efek antiinflamasi kelompok
ekstrak etanol daun majapait 3,75% lebih besar dibandingkan kontrol positif.
Kelompok ekstrak etanol daun majapait 3,75% memiliki rerata sel
neutrofil yang lebih kecil dibandingkan kelompok ekstrak etanol daun majapait
2,5%, namun menunjukan perbedaan tidak bermakna secara statistik (p>0,05).
Hal ini berarti bahwa ekstrak etanol daun majapait 3,75% memiliki efek
antiinflamasi yang sebanding dengan kelompok ekstrak etanol daun majapait
2,5%. Kelompok ekstrak etanol daun majapait 3,75% menunjukan perbedaan
yang bermakna dengan kelompok ekstrak etanol daun majapait 1,67%. Hal ini
berarti bahwa efek antiinflamasi ekstrak etanol daun majapait 3, 75% lebih besar
dibandingkan kelompok ekstrak etanol daun majapait 1,67%.
Kelompok ekstrak etanol daun majapait 2,5% memiliki rerata sel
neutrofil yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok ekstrak etanol daun
majapait 1,67%
dan secara statistik (p<0,05) berbeda bermakna. Rerata sel
neutrofil ekstrak etanol daun majapait 2,5% lebih besar dibandingkan dengan
kelompok ekstrak etanol daun majapait 3,75%, namun secara statistik (p>0,05)
berbeda tidak bermakna. Oleh karena itu konsentrasi optimum dari ekstrak etanol
daun majapait yang memiliki efek antiinflamsi topikal terhadap mencit galur
Swiss yaitu sebesar 2,5%. Pada ekstrak etanol daun majapait 2,5% sudah
menujukkan efek antiinflamasi yang disebabkan oleh karagenin 3% dan efek
antiinflamasi yang diberikan sudah lebih baik dari perlakuan ekstrak daun
majapait konsentrasi 1,67% serta efek antiinflamasinya sebanding dengan ekstrak
etanol daun majapait pada konsentrasi 3,75%.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
F. Metode Imunohistokimia dengan antibodi anti-COX-2
Pengujian dengan metode immunohistokimia dengan antibodi antiCOX-2 bertujuan untuk mengetahui mekanisme antinflamasi dari ekstrak etanol
daun majapait melalui pemeriksaan ekspresi protein COX-2. Prinsip dari metode
ini adalah adanya pengikatan antigen pada antibodi yang yang dilekatkan dengan
suatu penanda yang bereaksi dengan kromogen DAB (Diaminobenzidin) sehingga
menjadi substrat berwarna cokelat. Pemeriksaan ekspresi COX-2 ekstrak etanol
daun majapait dilakukan dengan melakukan pengecatan mengunakan antibodi
monoklonal primer COX-2.
Antibodi ini berikatan dengan reseptor COX-2 yang ada di sel radang
sehingga sel yang mengekspresikan COX-2 berwarna coklat ketika diberi
pewarna DAB dari reagen imunohiostokimia. Visiulisasi warna yang dihasilkan
dari ekspresi COX-2 dapat memberikan gambaran kualitatif maupun gambaran
kuantitatif (IHC, 2015). Pewarnaan secara enzimatis oleh peroksidase
menyebabkan adanya warna yang berbeda antara sel yang mengekspresikan COX2 dan sel yang tidak mengekspresikan COX-2. Sel yang mengekspresikan COX-2
akan berwarna kecokelatan yang pekat atau gelap (panah warna hitam) dan sel
yang tidak mengekspresikan COX-2 akan berwarna keunguan (panah warna
kuning) (Gambar 9).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
Gambar 9. Mikrofotografi pengecatan immunositokimia terhadap COX-2
pada sel neutrofil (tanda lingkaran merah) di daerah subkutan
jaringan kulit mencit di bawah mikroskop binokuler pada
perbesaran 100 kali (a) dan 400 kali (b). Tanda panah hitam
menunjukkan hasil positif COX-2, tanda panah kuning
menunjukkan hasil negatif COX-2.
Protein siklooksigenase (cyclooxygenase = COX) menghidrolisis asam
arakidonat (AA) menjadi prostaglandin dengan kedua bentuk isoformnya, yaitu
COX-1 dan COX-2. COX-1 hampir pada semua jaringan, terutama pada saluran
cerna dan ginjal, yang mempertahankan fungsi fisiologi normal jaringan (Akmal,
dkk., 2007). COX-2 tidak terdeteksi dalam semua sel dan jaringan normal, akan
tetapi COX-2 akan cepat terinduksi apabila sel menerima stimulus inflamasi
(Widiastuti, 2011). Migrasi sel darah putih (leukosit) pada daerah cedera jaringan
atau infeksi merupakan respon imun tubuh yamg menjadi karakteristik utama
pada inflamasi akut adalah migrasi leukosit (terutama neutrofil). Sel neutrofil
mendominasi infiltrat peradangan selama 6 sampai 24 jam pertama sehingga
ekspresi COX-2 pada penelitian ini diekspresikan oleh sel neutrofil. Hasil
pengecatan immunohistokimia dengan antibodi anti COX-2 masing-masing
perlakuan beserta kontrol dapat dilihat pada gambar 10 dan tabel III.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
Gambar 10. Mikrofotografi
pengecatan Immunohistokimia dengan
antibodi anti-COX-2 kulit normal, perlakuan ekstrak etanol
daun majapait konsentrasi 2,5% beserta kontrol negatif
(karagenin) dengan perbesaran 100 kali dan 400 kali. Migrasi
sel neutrofil terlihat pada daerah subkutan jaringan kulit
(tanda lingkaran merah)
Keterangan :
1.
2.
3.
Kulit normal dengan perbesaran 100
kali
Kulit normal dengan perbesaran 400
kali
Kulit kontrol negatif (karagenin)
dengan perbesaran 100 kali
4.
5.
6.
Kulit kontrol negatif (karagenin)
dengan perbesaran 400 kali
Kulit ekstrak etanol daun majapait
2,5% dengan perbesaran 100 kali
Kulit ekstrak etanol daun majapait
2,5% dengan perbesaran 400 kali
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
Tabel III. Rerata ekspresi protein COX-2 (dalam %) oleh ekstrak etanol
daun majapait dengan kontrol pada daerah subkutan diinduksi
karagenin 3%
Kelompok
I
II
III
IV
V
VI
Rerata ekspresi protein COX-2 (dalam %) ± SE
98,55 ± 0,37
97,98 ± 0,22
23,40 ± 0,89
91,67 ± 0,41
86,56 ± 1,09
85,87 ± 1,18
Keterangan:
I : Kelompok perlakuan kontrol negatif (karagenin 3 %)
II : Kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan basis Biocream®
III : kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan positif (hidrokortison 2,5 %)
IV : Kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan ekstrak etanol daun majapait 1,67 %
V : Kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan ekstrak etanol daun majapait 2,5 %
VI : Kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan ekstrak etanol daun majapait 3,75 %
Data pada tabel III menunjukan bahwa kelompok perlakuan kontrol
negatif (karagemim 3%) dan kontrol Biocream® memiliki rerata persen ekspresi
protein COX-2 paling besar dibanding dengan kelompok lainnya yaitu 98,55 ±
0,37
dan 97,98 ± 0,22. Hal tersebut menunjukan terjadi proses peradangan
dengan adanya injeksi karagenin pada daerah subkutan yang ditandai dengan
peningkatan persen ekspresi protein COX-2, serta basis yang digunakan untuk
ekstrak etanol daun majapait tidak memiliki efek dalam menurunkan ekspresi
protein COX-2.
Penurunan rerata persen ekspresi protein COX-2 paling besar ditunjukan
pada kelompok kontrol positif dengan rerata persen ekspresi protein COX-2
sebesar 23,40 ± 0,89. Diikuti kelompok perlakuan ekstrak etanol 3,75%,
kelompok perlakuan ekstrak etanol 2,5%, dan kelompok perlakuan ekstrak etanol
1,67%, dengan rerata persen ekspresi protein COX-2 sebesar 85,87 ± 1,18; 86,56
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
± 1,09; dan 91,67 ± 0,41. Profil rerata ekspresi protein COX-2 pada daerah
subkutan pada pengukuran 24 jam setelah injeksi karagenin 3% dapat dilihat pada
gambar 11.
Gambar 11. Diagram batang ekspresi protein COX-2 masing-masing
kelompok perlakuan beserta kontrol
Berdasarkan gambar 11 diatas, memperlihatkan terjadi peningkatan
jumlah sel yang mengekspresikan protein COX-2 setelah pemberian injeksi
subkutan karagenin pada semua kelompok perlakuan. Jumlah sel yang
mengekspresikan protein COX-2 paling tinggi ditunjukkan oleh kelompok kontrol
negatif (karagenin 3%) dan kelompok kontrol Biocream®. Protein COX-2
merupakan protein yang bertanggung jawab terhadap respon inflamasi dan
produksi prostaglandin (Leahy et al., 2000). Hal ini menunjukkan bahwa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
kelompok perlakuan karagenin 3% menginduksi inflamasi sel pada daerah
subkutan. Profil kelompok kontrol positif (Hidrokortison) dan ketiga kelompok
konsentrasi ekstrak etanol daun majapait menunjukkan jumlah sel yang
mengekspresikan protein COX-2 lebih kecil dibandingkan dengan kelompok
kontrol negatif dan kelompok kontrol Biocream®. Penurunan ekpresi protein
COX-2 menunjukan bahwa kontol positif dan kelompok perlakuan memberikan
aktivitas antiinflamasi. Hidrokortison memiliki aktivitas antiinflamasi melalui
banyak mekanisme molekuler. Salah satunya melalui jalur reseptor glukokortikoid
yang langsung mengatur ekspresi gen. Dalam mekanisme ini, hidrokortison bebas
akan mengikat dan mengaktifkan reseptor glukokortikoid sitosol tertentu (GR).
Kompleks tersebut secara selektif menekan gen inflamasi tertentu yang
mengkodekan sitokin (misalnya IL-1, IL-6, IL-8, TNF-α), kemokin, molekul
adhesi (misalnya molekul adhesi E-selektin, ICAM-1, VCAM-1), protein
inflamasi (misalnya fosfolipase A2, COX-2, iNOS), mediator lipid inflamasi
(misalnya prostaglandin) (Derendorf & Meltzer, 2008;. Fernandes et al, 2008).
Hasil perhitungan persen ekspresi protein COX-2 dari masing-masing
kelompok perlakuan digunakan untuk menentukan persen penekanan inflamasi
untuk setiap perlakuan. Pengujian distribusi data rata-rata persen penekanan
ekpresi protein COX-2 setiap kelompok perlakuan mengunakan uji Shapiro-Wilk
menunjukan distribusi data normal (p>0,05), sehingga dilanjutkan dengan uji
homogenitas variasi. Data yang diperoleh memiliki variasi data yang tidak
homogen dengan nilai p=0,023 (p<0,05) sehingga uji One Way ANOVA tidak
dapat digunakan. Uji Kruskal-Wallis merupakan metode alternatif sebagai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
penganti analisis varian satu arah (One way ANOVA) apabila syarat-syarat yang
dibutuhkan oleh metode statistika parametrik tidak dapat dipenuhi. Hasil statistik
uji Kruskal-Wallis memberikan nilai p=0,000 (<0,05) sehingga diambil
kesimpulan paling tidak terdapat satu kelompok yang berbeda yang kemudian
dilanjutkan uji Mann Whitney. Hasil uji Mann Whitney setiap kelompok
perlakuan dapat dilihat pada tabel IV.
Tabel IV. Rerata penekanan ekspresi protein COX-2 (dalam %) masingmasing kelompok perlakuan dan kontrol dengan uji Mann
Whitney
Kelompok
I
II
III
IV
V
VI
Rerata penekanan
ekspresi protein
COX-2 (dalam%)±SE
1,45 ± 0,37
2,02 ± 0,22
76,60 ± 0,88
8,33 ± 0,41
13, 44 ± 1,09
14,13 ± 1,18
I
TB
BB
BB
BB
BB
II
III
IV
V
VI
TB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
TB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
TB
Keterangan:
I : Kelompok perlakuan kontrol negatif (karagenin 3 %)
II : Kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan basis Biocream®
III : kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan positif (hidrokortison 2,5 %)
IV : Kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan ekstrak etanol daun majapait 1,67 %
V : Kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan ekstrak etanol daun majapait 2,5 %
VI : Kelompok perlakuan kontrol karagenin 3 % dan ekstrak etanol daun majapait 3,75 %
SE : Standar eror
BB: Berbeda bermakna (p<0,05)
TB: Berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Dari tabel IV menunjukan rerata persen penekanan ekspresi protein
COX-2 kelompok karagenin 3% berbeda tidak bermakna dengan kelompok
Biocream®. Hasil ini menunjukan bahwa kelompok Biocream® tidak memiliki
efek antiinflamasi. Rerata persen penekanan ekspresi protein COX-2 karagenin
3% berbeda bermakna dengan kelompok kontrol positif dan ketiga kelompok
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
konsentrasi ekstrak etanol daun majapait. Hasil ini menunjukan bahwa kelompok
karagenin 3% pada penelitian ini bertindak sebagai agen inflamatogen yang
menginduksi mediator inflamasi, sedangkan kelompok kontrol positif dan ketiga
kelompok konsentrasi ekstrak etanol daun majapait memiliki efek antiinflamasi.
Kelompok ekstrak etanol daun majapait 1,67% memiliki rerata persen
penekanan ekspresi protein COX-2 yang lebih besar dibandingkan kelompok
kontrol negatif. Hasil uji statistik menunjukan kelompok ekstrak etanol daun
majapait 1,67% berbeda bermakna dengan kelompok kontrol negatif. Hal ini
menunjukan bahwa kelompok ekstrak etanol daun majapait 1,67% memiliki efek
antiinflamasi dibandingkan kontrol negatif. Rerata persen penekanan ekspresi
protein COX-2 kelompok ekstrak etanol daun majapait 1,67% yang lebih kecil
dibandingkan kontrol positif dan secara statistik berbeda bermakna. Hal ini
menunjukan efek antiinflamasi kelompok ekstrak etanol daun majapait 1,67%
lebih kecil dibandingkan kelompok kontrol positif.
Kelompok ekstrak etanol daun majapait 2,5% juga memiliki rerata persen
penekanan ekspresi protein COX-2 yang lebih besar dibandingkan kelompok
kontrol negatif. Hasil uji statistik menunjukan kelompok ekstrak etanol daun
majapait 2,5%
berbeda bermakna dengan kelompok kontrol negatif. Hal ini
menunjukan bahwa kelompok ekstrak etanol daun majapait 2,5% memiliki efek
antiinflamasi dibandingkan kontrol negatif. Rerata persen penekanan ekspresi
protein COX-2 kelompok ekstrak etanol daun majapait 2,5% yang lebih kecil
dibandingkan kontrol positif dan secara statistik berbeda bermakna. Hal ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
menunjukan efek antiinflamasi kelompok ekstrak etanol daun majapait 2,5%
lebih kecil dibandingkan kelompok kontrol positif.
Rerata persen penekanan ekspresi protein COX-2 kelompok ekstrak
etanol daun majapait 3,75% juga lebih besar dibandingkan kelompok kontrol
negatif. Hasil uji statistik menunjukan kelompok ekstrak etanol daun majapait
3,75% berbeda bermakna dengan kelompok kontrol negatif. Hal ini menunjukan
bahwa kelompok ekstrak etanol daun majapait 3,75% memiliki efek antiinflamasi
dibandingkan kontrol negatif. Rerata persen penekanan ekspresi protein COX-2
kelompok ekstrak etanol daun majapait 3,75% yang lebih kecil dibandingkan
kontrol positif dan secara statistik berbeda bermakna. Hal ini menunjukan efek
antiinflamasi kelompok ekstrak etanol daun majapait 3,75% lebih kecil
dibandingkan kelompok kontrol positif.
Kelompok ekstrak etanol daun majapait 3,75% memiliki rerata persen
penekanan ekspresi protein COX-2 yang lebih besar dibandingkan kelompok
ekstrak etanol daun majapait 1,67% dan 2,5%, namun menunjukan perbedaan
tidak bermakna secara statistik (p>0,05) terhadap kelompok ekstrak etanol daun
majapait 2,5%. Hal ini berarti bahwa kelompok ekstrak etanol daun majapait
3,75% memiliki efek antiinflamasi yang sebanding dengan kelompok ekstrak
etanol daun majapait 2,5%. Kelompok ekstrak etanol daun majapait 3, 75%
menunjukan perbedaan yang bermakna dengan kelompok ekstrak etanol daun
majapait 1,67%. Hal ini berarti bahwa efek antiinflamasi kelompok ekstrak etanol
daun 3, 75% lebih besar dibandingkan kelompok ekstrak etanol daun majapait
konsentrasi 1,67%.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
Kelompok ekstrak etanol daun majapait 2,5% memiliki rerata persen
penekanan lebih besar dibandingkan kelompok ekspresi protein COX-2 daun
majapait 1,67%. Hal ini menunjukan bahwa efek antiinflamasi kelompok ekstrak
etanol daun 2,5% lebih besar dibandingkan kelompok
ekstrak etanol daun
majapait konsentrasi 1,67%. Rerata persen penekanan ekspresi protein COX-2
kelompok ekstrak etanol daun majapait 2,5% lebih kecil dibandingkan dengan
kelompok ekstrak etanol daun majapait 3,75%, namun secara statistik (p>0,05)
berbeda tidak bermakna. Oleh karena itu konsentrasi optimun dari ekstrak etanol
daun majapait yang memiliki efek antiinflamsi topikal terhadap mencit galur
Swiss yaitu sebesar 2,5% karena sudah menujukan efek antiinflamasi yang
disebabkan oleh karagenin 3% dan sebanding dengan ekstrak etanol daun
majapait pada konsentrasi 3,75%.
G. Mekanisme Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Majapait
Aktivitas antiinflamasi pada ekstrak daun majapait diduga berasal
senyawa flavanoids serta tanin. Ejelonu et al., (2011) menegaskan bahwa
senyawa flavonoid yang ditemukan dapat bertindak sebagai antioksidan dan
melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan radikal bebas. Aktivitas antioksidan
dalam menangkal radikal bebas dapat menggangu sinyal yang memediasi respon
imun seluler melalui modulasi ROS (reactive oxygen species) / RNS (Reactive
nitrogen species). Kedua spesies reaktif ini memiliki peran penting dalam
peradangan yang pada dasarnya menjadi elemen pemicu sistem imun (Gomes,
2008). Flavonoid akan menangkap radikal bebas dari kedua spesies reaktif ini
sehingga mencegah kerusakan jaringan yang semakin parah (Gomes, 2008).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
Mekanisme antiiflamasi oleh senyawa flavonoid dari daun majapait dalam
penelitian ini diduga dengan menghambat migrasi sel neutrofil yang secara
langsung mengurangi pelepasan asam arakidonat oleh neutrofil dan sel-sel
kekebalan lainnya. Dengan demikian akan memutus metabolisme dari keluarga
eicosanoid sebagai mediator inflamasi (prostaglandin, leukotrien, dan metabolit
terkait).
Sifat anti-inflamasi dari flavonoid telah dibuktikan melalui sejumlah
besar tes pada molekul yang beragam dari kelas flavonoid yang berbeda, untuk
mengeksplorasi efek mereka pada berbagai jalur yang terlibat dalam proses
inflamasi. Sifat anti-inflamasi dari senyawa flavonoid tidak hanya berasal dari
aktivitas antioksidan. Peran flavonoid dalam memodulasi ekspresi protein COX-2
dan iNOS telah didokumentasi dengan jelas (gambar 12).
Gambar 12. Target flavonoid dalam memodulasi respon inflamasi melalui
jalur asam arakidonat dan protein kinase yang mengatur faktorfaktor transkripsi seperti CREB, AP-1, NF-κB, dan C/EBP yang
memodulasi ekspresi penanda pro-inflamasi seperti COX-2,
iNOS, TNF-α, IL-1β, dan IL-6 (Gomes, 2008).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
Mekanisme aktivitas antiinflamasi senyawa flavonoid dengan cara menggangu
aktivitas NF-κB aktivator sehingga menghambat pengekspresian protein COX-2.
NF-κB adalah salah satu faktor transkripsi dari empat faktor transkripsi yang
telah diidentifikasi untuk mengikat cis-acting elemen di wilayah promotor dan
mengatur transkripsi protein COX-2 (Gomes, 2008).
Selain itu efek antiinflamasi ekstrak etanol daun majapait juga diduga
berasal dari senyawa alkaloid dan saponin. Beberapa alkaloid telah digunakan
pada pengobatan analgesik, anti-spasmodik dan bakterisida di dunia kedokteran.
Alkaloid yang terkandung pada ekstrak daun majapait mungkin dapat
menjelaskan mengapa dapat bertindak sebagai agen anti-inflamasi. Saponin pada
daun majapait dapat berfungsi sebagai agen anti-inflamasi dan antibiotik dalam
mengobati penyakit (Ejelonu et al., 2011).
Hasil uji HE dan immunohistokimia menunjukan efek antiinflamasi
topikal dari ketiga seri konsentrasi ekstrak etanol mengalami peningkatan
seiringan dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak etanol daun majapait yang
diberikan. Namun pada ekstrak daun majapait konsentrasi 2,5% dan 3,75% secara
statistik peningkatan efek antiinflamasi tersebut berbeda tidak bermakna . Hal
tersebut menunjukan bahwa pada penelitian ini tidak adanya pengaruh
peningkatan konsentrasi ekstrak dengan efek antiinflamasi. Range konsentrasi
yang digunakan diduga terlalu kecil sehingga tidak memperlihatkan pengaruh
peningkatan efek antinflamasi seiringan dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak
etanol daun majapait. Aktivitas antiinflamasi dari ekstrak etanol daun majapait ini
di dukung melalui uji antiinflamasi topikal ekstrak etanol daun majapait secara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
makroskopik menggunakan metode Inflammation-assosiated edema (Monika,
2016) dimana parameter efek antiinflamasi dilihat dari penurunan edema yang
terbentuk setiap 1 jam selama 6 jam dengan jangka sorong digital.
Hasil ekstrak daun majapait pada penelitian ini tidak menggunakan
senyawa aktif tunggal sehingga senyawa aktif lain yang terkandung di dalamnya
dapat mempengaruhi hasil penelitian. Penelitian ini merupakan skrining awal
untuk menunjukan bahwa daun majapait memiliki efek antiinflamasi topikal. Hal
tersebut membuktikan bahwa daun majapait menjadi salah satu tanamana
alternatif pengobatan inflamasi, tidak hanya berpotensi sebagai obat antiinflamasi
oral tetapi sebagai obat antiinflamasi topikal juga. Oleh karena itu diharapkan
adanya penelitian lebih lanjut yang berkaitan untuk memastikan senyawa aktif
yang bertanggung jawab memberikan efek antiinflamasi dari ekstrak daun
majapait.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Ekstrak etanol daun Crescentia cujete mempunyai efek antiinflamasi topikal
terhadap jumlah neutrofil dan ekspresi siklooksigenase-2 pada mencit betina
galur Swiss.
2. Mekanisme aktivitas antiinflamasi ekstak etanol Crescentia cujete diduga
melalui penghambatan migrasi sel neutrofil dan penekanan ekspresi enzim
COX-2 pada daerah inflamasi.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui senyawa yang bertanggung jawab
dalam ekstrak etanol daun Crescentia cujete yang menunjukkan adanya efek
antiinflamasi topikal.
68
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, M., Aulanni’am,dan riawan, Wibi, 2007, Ekpresi Cyxlooxygenase2(COX-2) pada jaringan Testis Tikus (Ratus norvegicus) Akibat Paparan
Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu), Jurnal Kedokteran Brawijaya,
Vol.XXIII, No.3,pp.121-124.
Anonim, 2015, Key Words : Acute Inflammatori, American College of Foot and
Ankle Surgeons https://www.lakeviewhealth.org/upload/docs/Acute%20
Inflammation.pdf) diakses tanggal 12 September 2015 /15:57 WIB
Anonim, 2015, Key Words: Taxonomi Crescentia cujete http://www.itis.gov/
servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=34332,
diakses tanggal 21 November 2015/ 7:45 WIB
Ansel,H.C., 1989, Pengatar Bentuk sediaan Farmasi, Edisi 4, UI Press,
Jakarta,pp. 96,147.
Bhagavan, N.V., Ha, Chung-eun, 2011, Essetials of Medical Biochemistry with
Clinical Cases, Academic Press, London, pp. 449-450.
Blank, J., Hastings, G., 1998, Handbook of Biomaterial Properties, Springer
Science and Business Media, Berlin, pp. 492-493.
BTFP, 2005, Market Brief in the European Union for selected natural ingredients
derived from native species: Crescentia cujete, UNCTAD, Netherlands, pp. 6.
Corwin, E.J., 2008, Handbook Of Pathophysiology, Third Edition, The Ohio State
University. Columbus, p. 303.
Dahlan, M.A., 2009, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi IV,
Salemba Medika, Jakrta, pp.84-95.
Das, N., Islam, M. E., Jahan, N., Islam, M.S., Khan, A., Islam, M. R.,and Parvin,
M. S., 2014, Antioxidant activities of ethanol extracts and fractions of
Crescentia cujete leaves and stem bark and the involvement of phenolic
compounds, BMC Complementary and Alternative Medicine, Bangladesh,
14(45), 1-9.
Derendorf, H. & Meltzer, E. O., 2008, Review article Molecular and clinical
pharmacology of intranasal corticosteroids: clinical and therapeutic
implications, Allergy, Vol.63, pp. 1292-1300.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1986, Sedian Galenik, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 10-11, 436.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi
IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, p.649.
69
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
Direktorat Bina Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi, 2012, Crescentia cuyete L.,
Informasi Singkat Benih, No. 134.
Ditjen POM, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, cetakan
pertama, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, pp. 10-12.
Djuanda, A., 2007, Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kelima, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta, pp. 138-147.
Dorland, W.A.N., 2002, Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29. EGC, Jakarta, p.
68.
Ejelonu, Lasisi, Olaremu, and Ejelonu, 2011, The Chemical Constituents of
Calabash (Crescentia cujete L.), African Journal of Biotechnology, Vol.
10(84), pp. 19631-19636.
Febrianti, Monika, 2016, Uji Efek Antiinflamasi Topikal Ekstrak Etanol Daun
Majapait (Crescantia cujete L.) pada Mencit Terinduksi Karagenin, Tugas
Akhir , Fakultas farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
Fernandes, AM.; Cardoso, F.; Valera, P. & Anselmo-Lima, WT., 2008,
Mechanism of actionof glucocorticoids in nasal polyposis, Rev Bras
Otorrinolaringol, 74(2), 279-283.
Gomes, A., Fernandes, E., Lima, J.L.F.C., Mira, L., Corvo, M.L., 2008, Molecular
Mechanisms of Anti-inflammatory Activity Mediated by Flavonoids,
Current Medicinal Chemistry, Vol. 15, 1586-1605.
Harinaldi, 2005, Prinsip-prinsip Statistik untuk Teknis dan Sains, Penerbit
Erlangga, Jakarta, p. 224.
Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan (Alih bahasa : Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro), ITB
Press, Bandung, pp. 5, 69-76.
IHC World, 2015, Hematoxylin and Eosin (H&E) Staining Protocol,
https://www.ihcworld.com/ _protocols/special_stains/h&e_ellis.htm diakses
pada tanggal 14 desember 2015/ 22:44 WIB
Ikawati, Z., Nugroho, A.E., Werdhinindah, W., 2006, Efek Ekstrak Etanol Daun
Erythrina fusca Lour (cangkring) terhadap Penekanan Ekspresi Enzim
Siklooksigenase–2 pada Kultur Sel Raji, Majalah Farmasi Indonesia,17(2),
85-90.
Julia, F.M., 1968, The Calabash (Crescentia cujete) in folk medicine, Botanical
Garden Pres, New York, Vol. 22 p. 273–80.
Junqueira, L.C., 2007. Histologi Dasar: Teks & Atlas. Ed. 10. Jakarta, EGC, p.
451.
Kamboj V. P., 2000, Herbal medicine, Current Science, Vol. 78 (1), 35.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
Kent, M., 2000, Advanced Biology, Oxford univerdity Press, New York, pp. 326327.
Kee, J.L., dan Hayes, E. R., 1994, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan,
Edisi 5, diterjemahkan Peter, A., Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp.310317.
Khan, 2015, Exotic Arboreal Plants of Bhopal, Their Therapeutic Potential and
Conservation, Indian J. Applied & Pure Bio. Vol. 30(1), 89-95.
Kumar, V., Abbas, A.K., and Fausto, N., 2005, Pathologic Basic of Diseases, 7th
ed, Elsevier Saunders, Philadelphia, pp. 70-73.
Kusuma, A.M., Sulistyo, A.N., Susanti, dan Sabikis 2014, Aktivitas Penghentian
Pendarahan Luar Ekstrak Etanol Daum Berenuk (Crescentia cujete L.)
Secara In-Vivo, Pharm Sci Res, Vol.1(2), 2407-2354.
Laufer, S., Gay S., Brune K., 2003, Inflammation and rheumatic Diseases : The
Molecular basic of Novel Trerapies, Thieme, New York, pp. 22-23.
Leahy, K.M., Ornberg, R.L., Wang, Y., Zweifel, B.S., Koki, A.T., dan Masferrer,
J.L., 2002, Cyclooxygenase-2 Inhibition by Celecoxib Reduces Proliferation
and Induces Apoptosis in Angiogenic Endothelial Cells in Vivo, Cancer
Res., 62, 625–631
Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 1,
Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, p.
158.
Mahbud, K.R., Hoq M.M., Ahmed, M.M., dan Sarker, A., 2011, In Vitro
Antibacterial of Crescentia cujete and Moringa oleifera, Bangladesh
Research Publications Journal , Vol. 5(4), 337-343.
Mohan H., Mohan S., 2011, Essential Pathology for Dental Students, JP Medical,
India, pp. 98-99.
Parvin, M.S., Das, N., Jahan, N., Akhter, M.A., Nahar, L., and Islam, M.E., 2015,
Evaluation of in vitro anti‑inflammatory and antibacterial potential of
Crescentia cujete leaves and stem bark, BMC Res Notes, 8:412, 1-7.
Perdanakusuma, David S., 2007, Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka,
Plastic Surgery Departement Airlangga University School of Medicine,
Surabaya, pp. 1-3.
Rahayu, Yani C., 2009, Respons Antiinflamasi Serbuk Biji Alpukat (Persea
americana mill) terhadap Jumlah PMN Neutrofil Mencit yang Diinduksi
Bakteri E. Coli, Jurnal Kedokteran Meditek, Vol.16(42).
Rathee, P., Chaudhary, H., Rathee, S., Rathee, D., Kumar V., and Kohli, K., 2009,
Mechanism of Action of Flavonoids as Anti-inflammatory Agents: A
Review, Inflammation & Allergy - Drug Targets, Vol. 8, 229-235.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Rismayani, Puslitbangbun, 2013, Manfaat Buah Maja sebagai Pestisida Nabati
untuk hama Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella), Warta
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industry, Volume 19, No 3, p.25.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J. and Quinn M., E.,2009, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Pharmaceutical Press, London, pp. 418, 685.
Sampurno, 2015, Obat Herbal dalam Prespektif Medik dan Bisnis http://www.
mot.farmasi.ugm.ac.id/files/13OBAT%20HERBAL_Sampurno.pdf diakses
tanggal 19 Desember 2015/18:55 WIB
Schmeltzer, Linda E., and Norsworthy, Gary D., 2012, Nursing The Feline
Patient, John Wiley and Sons, UK, pp. 104-108.
Serhan, C. N., Ward, P. A., Gilroy, D.W., 2010, Fundamentals of Inflammation,
Cambridge University Press, New York, pp. 161-162.
Sitompul, ratna, 2011, Kortikosteroid Dalam Tata Laksana Uveitis: Mekanisme
Kerja, Aplikasi Klinis dan efek samping, Vol.61, J Indon Med Assoc, 265-9.
Soma, P.K., Williams, P.D., Moon, B., Lo,Y.M., 2013, Advancement in
Microbial
Polysaccharide
Research
for
Frozen
Food
and
Microencapsulation of Probiotics, Advences in Food Process Engineering
Research and Applications, Springer Science and Business Media, New
York, pp. 274-275).
Steenis, C.G.G.J. van, 1992, Flora untuk Sekolah di Indonesia, PT Pradnya
Paramita, Jakarta, pp.35-37,49-57, 372-374.
Tambayong, Jan, 2000, Patofisiologi untuk Keperawatan, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, pp. 50.
Taylor, Clive R., 2015, IHC Guidebook, Dako, USA, pp. 11-18.
The Human Protein Atlas, 2015, Immunocytochemistry, http://www.proteinatlas.
org/learn/method/immunocytochemistry diakses pada tanggal 15 Desember
2015/ 00:19 WIB.
Tjay, Tan Hoan dan Rahardja, Kirana, 2007, Obat-Obat Penting : Khasiat,
Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya, Elex Media Komputindo, Jakarta,
p.647.
Tranggono, R.I.S dan Latifah, F., 2007, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik.: Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp. 7-8, 93-96.
Vane, J., Botting, J., Botting, R., 1996, Improved Non-steroid Anti-inflammatory
Drugs : COX-2 Enzyme Inhibitors, William Harvey Press, London, pp.1-6.
Wade, C. L., Koob, G.F., and Vendruscolo, L.F., 2014, Drug Addiction and
Chronic Pain: A Review of Animal Models, Neurobiological Studies of
Addiction in Chronic Pain States, Springer, New York, Chapter 5, pp. 6166.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
Walton, N.J., Brown, D.E., 1999, Chemicals from Plants : Perspectives on Plant
Secondary Products, Imperial College Press, London, pp.101-102.
Widiastuti, dkk., 2011, Ekspresi Protein Cox-2 pada Karsinoma Nasofaring
Respons Tinggi dan Respon Rendah Pasca-Radioterapi, JBP, Vol.13,
No.12, pp. 105-114.
Porth, Carol M., 2011, Essentials of Pathophysiology : Conceps of Altered Health
States, China, Williams, L. and Wilkins pp. 59-60.
Wilmana, P.F., 1995, Analgesik Anti-inflamasi Nonsteroid dan Obat Pirai, dalam
Ganiswara, S.G.(Editor), Farmakologi dan Terapi, edisi V, Bagian
Farmakologi-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, p. 207
Winter, C.A., Risley, E.A., dan Nuss, G.W., 1962. Carrageenin - induced Udem in
Hind Paw of the Rat as an Assay for Antiinflammatory Drugs, Proceedings
of the Society for Experimental Biology and Medicine, Vol 111, p. 544.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
LAMPIRAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 1. Surat keterangan hasil
(Crescentia cujete L.)
determinasi
tanaman
75
majapait
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 2. Serbuk daun Crescentia
Crescentia cujete
cujete
beserta
ekstrak
Gambar 13. Daun Crescentia cujete
Gambar 14. Serbuk daun Crescentia cujete
Gambar 15. Ekstrak kental etanol daun Crescentia cujete
76
etanol
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 3. Hewan uji yang digunakan beserta pengawetan kulit
Gambar 16. Mencit Betina Galur Swiss
Gambar 17. Kulit punggung mencit setelah pencukuran
Gambar 18. Pengawetan kulit dengan formalin 10%
77
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 4. Kontrol yang digunakan beserta alat spuit injeksi
Gambar 19. Kontrol Biocream sebagai basis ekstrak
Gambar 20. Kontrol Hidrokortison sebagai kontrol positif
Gambar 21. Alat spuit injeksi
78
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 5. Surat Etical Clirens
79
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
Lampiran 6. Hasil perhitungan migrasi sel neutrofil pada uji hematoksilin
eosin (HE)
a. Kontrol Negatif
Bidang
pandang
1
2
3
4
5
Rerata
I
84
125
94
138
128
113,8
Preparat
II
III
IV
103
78
164
129
86
133
108
72
111
118
111
142
79
92
102
107,4 87,8
130,4
V
93
105
107
127
155
117,4
b. Kontrol Biocream®
Bidang
Pandang
1
2
3
4
5
Rerata
I
185
187
109
204
98
156,6
Preparat
II
III
183
100
144
103
89
85
103
75
84
101
120,6
92,8
IV
108
90
72
88
80
87,6
V
70
93
84
102
96
89
c. Kontrol Positif
Bidang
Pandang
1
2
3
4
5
Rerata
I
77
43
38
49
62
53,8
II
68
79
54
50
51
60,4
Preparat
III
41
30
73
61
63
53,6
IV
94
96
92
89
83
90,8
V
61
77
84
90
87
79,8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d. Ekstrak etanol daun majapahit 1,67%
Bidang
Pandang
1
2
3
4
5
Rerata
I
36
32
34
41
33
35,2
II
30
29
23
26
22
26
Preparat
III
IV
28
42
39
32
33
38
25
28
26
27
30,2
33,4
V
48
30
23
38
17
31,2
e. Ekstrak etanol daun majapahit 2,5%
Bidang
Pandang
1
2
3
4
5
Rerata
I
28
33
21
22
25
25,8
II
30
35
33
30
36
32,8
Preparat
III
14
21
28
28
22
22,6
IV
18
31
25
26
24
24,8
V
27
27
22
29
24
25,8
IV
25
13
12
15
21
17,2
V
7
14
17
13
16
13,4
f. Ekstrak etanol daun majapahit 3,75%
Bidang
Pandang
1
2
3
4
5
Rerata
I
41
24
21
29
28
28,6
II
11
9
17
14
6
11,4
Preparat
III
11
12
7
17
19
13,2
81
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
Lampiran 7. Hasil uji normalitas migrasi sel neutrofil dengan uji Shapiro
Wilk
Descriptives
Perlakuan
Statistic
Mean Sel
Kontrol
Mean
111.3600
Neutrofil
Negatif
95% Confidence Interval for
Lower Bound
91.9675
Mean
Upper Bound
130.7525
5% Trimmed Mean
111.6111
Median
113.8000
Variance
Std. Error
6.98467
243.928
Std. Deviation
15.61819
Minimum
87.80
Maximum
130.40
Range
42.60
Interquartile Range
26.30
Skewness
-.656 .913
Kurtosis
1.268
2.000
109.3200
13.26689
Kontrol
Mean
Biocream
95% Confidence Interval for
Lower Bound
72.4852
Mean
Upper Bound
146.1548
5% Trimmed Mean
107.9000
Median
92.8000
Variance
880.052
Std. Deviation
29.66567
Minimum
87.60
Maximum
156.60
Range
69.00
Interquartile Range
50.30
Skewness
1.340 .913
Kurtosis
.846
2.000
Kontrol
Mean
67.6800
Positif
95% Confidence Interval for
Lower Bound
46.8536
Mean
Upper Bound
88.5064
5% Trimmed Mean
67.1778
Median
60.4000
Variance
281.332
Std. Deviation
16.77295
Minimum
53.60
Maximum
90.80
7.50109
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Range
37.20
Interquartile Range
31.60
Skewness
.732
Kurtosis
83
.913
-1.895
2.000
31.2000
1.56333
Ekstrak
Mean
daun
95% Confidence Interval for
Lower Bound
26.8595
majapait
Mean
Upper Bound
35.5405
1,67%
5% Trimmed Mean
31.2667
Median
31.2000
Variance
12.220
Std. Deviation
3.49571
Minimum
26.00
Maximum
35.20
Range
9.20
Interquartile Range
6.20
Skewness
-.653 .913
Kurtosis
.468
2.000
Ekstrak
Mean
26.3600
daun
95% Confidence Interval for
Lower Bound
21.6046
majapait
Mean
Upper Bound
31.1154
2,5%
5% Trimmed Mean
26.2111
Median
25.8000
Variance
1.71278
14.668
Std. Deviation
3.82988
Minimum
22.60
Maximum
32.80
Range
10.20
Interquartile Range
5.60
Skewness
1.556 .913
Kurtosis
3.190
2.000
16.7600
3.10702
Ekstrak
Mean
daun
95% Confidence Interval for
Lower Bound
8.1335
majapait
Mean
Upper Bound
25.3865
3,75%
5% Trimmed Mean
16.4000
Median
13.4000
Variance
Std. Deviation
48.268
6.94752
Minimum
11.40
Maximum
28.60
Range
17.20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Interquartile Range
10.60
Skewness
1.768 .913
Kurtosis
3.141
84
2.000
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Perlakuan
Statistic
df
Sig.
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
*
.968
5
.860
Mean Sel
Kontrol Negatif
.200
5
.200
Neutrofil
Kontrol Biocream
.311
5
.128
.813
5
.102
5
.200
*
.854
5
.207
*
.970
5
.878
Kontrol Positif
.268
Ekstrak daun majapait 1,67%
.187
5
.200
Ekstrak daun majapait 2,5%
.358
5
.035
.840
5
.165
5
*
.796
5
.075
Ekstrak daun majapait 3,75%
.286
.200
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Mean Sel
Based on Mean
5.768
5
24
.001
Neutrofil
Based on Median
1.455
5
24
.241
1.455
5
7.736
.306
5.258
5
24
.002
Based on Median and with
adjusted df
Based on trimmed mean
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 8. Hasil pengujian migrasi sel neutrofil dengan Kruskal-Wallis
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Kontrol Negatif
5
25.60
Kontrol Biocream
5
24.80
Kontrol Positif
5
18.60
Ekstrak daun majapait 1,67%
5
12.20
Ekstrak daun majapait 2,5%
5
7.80
Ekstrak daun majapait 3,75%
5
4.00
Total
30
b,c
Test Statistics
Mean Sel Neutrofil
Chi-Square
25.847
df
5
Asymp. Sig.
Monte Carlo Sig.
.000
Sig.
95% Confidence Interval
.000
Lower Bound
.000
Upper Bound
.000
a. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.
b. Kruskal Wallis Test
c. Grouping Variable: Perlakuan
a
85
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 9. Hasil pengujian migrasi sel neutrofil dengan Mann-Whitney
a. Kontrol Negatif vs kontrol Biocream®
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kontrol Negatif
5
5.80
29.00
Kontrol Biocream
5
5.20
26.00
Total
10
b
Test Statistics
Mean Sel
Neutrofil
Mann-Whitney U
11.000
Wilcoxon W
26.000
Z
-.313
Asymp. Sig. (2-tailed)
.754
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.841
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
b. Kontrol Negatif vs Kontrol Positif
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kontrol Negatif
5
7.80
39.00
Kontrol Positif
5
3.20
16.00
Total
Test Statistics
10
b
Mean Sel
Neutrofil
Mann-Whitney U
1.000
Wilcoxon W
16.000
Z
-2.402
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
.016
.016
a
86
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
87
c. Kontrol Negatif vs Ekstrak daun majapait 1.67%
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kontrol Negatif
5
8.00
40.00
Ekstrak daun majapait 1,67%
5
3.00
15.00
Total
10
b
Test Statistics
Mean Sel Neutrofil
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
d. Kontrol Negatif vs Ekstrak daun majapait 2,5%
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kontrol Negatif
5
8.00
40.00
Ekstrak daun majapait 2,5%
5
3.00
15.00
Total
10
b
Test Statistics
Mean Sel Neutrofil
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.619
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
.009
.008
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
e. Kontrol Negatif vs Ekstrak daun majapait 3,75%
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kontrol Negatif
5
8.00
40.00
Ekstrak daun majapait 3,75%
5
3.00
15.00
Total
10
b
Test Statistics
Mean Sel Neutrofil
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
f. Kontrol Biocream® vs Kontrol Positif
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kontrol Biocream
5
7.60
38.00
Kontrol Positif
5
3.40
17.00
Total
10
b
Test Statistics
Mean Sel Neutrofil
Mann-Whitney U
2.000
Wilcoxon W
17.000
Z
-2.193
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
.028
.032
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
g. Kontrol Biocream® vs Ekstrak daun majapait 1.67%
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kontrol Biocream
5
8.00
40.00
Ekstrak daun majapait 1,67%
5
3.00
15.00
Total
10
b
Test Statistics
Mean Sel Neutrofil
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
h. Kontrol Biocream® vs Ekstrak daun majapait 2,5%
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kontrol Biocream
5
8.00
40.00
Ekstrak daun majapait 2,5%
5
3.00
15.00
Total
Test Statistics
10
b
Mean Sel Neutrofil
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.619
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
.009
.008
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
i. Kontrol Biocream® vs Ekstrak daun majapait 3,75%
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kontrol Biocream
5
8.00
40.00
Ekstrak daun majapait 3,75%
5
3.00
15.00
Total
10
Test Statistics
b
Mean Sel Neutrofil
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
j. Kontrol Positif vs Ekstrak daun majapait 1.67%
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kontrol Positif
5
8.00
40.00
Ekstrak daun majapait 1,67%
5
3.00
15.00
Total
10
b
Test Statistics
Mean Sel Neutrofil
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
.009
.008
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
91
k. Kontrol Positif vs Ekstrak daun majapait 2,5%
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kontrol Positif
5
8.00
40.00
Ekstrak daun majapait 2,5%
5
3.00
15.00
Total
10
Test Statistics
b
Mean Sel Neutrofil
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.619
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
l. Kontrol Positif vs Ekstrak daun majapait 3,75%
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Kontrol Positif
5
8.00
40.00
Ekstrak daun majapait 3,75%
5
3.00
15.00
Total
10
Test Statistics
b
Mean Sel Neutrofil
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
.009
.008
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
m. Ekstrak daun majapait 1.67% vs Ekstrak daun majapait 2,5%
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Ekstrak daun majapait 1,67%
5
7.40
37.00
Ekstrak daun majapait 2,5%
5
3.60
18.00
Total
10
b
Test Statistics
Mean Sel Neutrofil
Mann-Whitney U
3.000
Wilcoxon W
18.000
Z
-1.991
Asymp. Sig. (2-tailed)
.047
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.056
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
n. Ekstrak daun majapait 1.67% vs Ekstrak daun majapait 3,75%
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Ekstrak daun majapait 1,67%
5
7.80
39.00
Ekstrak daun majapait 3,75%
5
3.20
16.00
Total
10
Test Statistics
b
Mean Sel Neutrofil
Mann-Whitney U
1.000
Wilcoxon W
16.000
Z
-2.402
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
.016
.016
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
93
o. Ekstrak daun majapait 2,5% vs Ekstrak daun majapait 3,75%
Ranks
Perlakuan
Mean Sel Neutrofil
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Ekstrak daun majapait 2,5%
5
7.20
36.00
Ekstrak daun majapait 3,75%
5
3.80
19.00
Total
10
b
Test Statistics
Mean Sel Neutrofil
Mann-Whitney U
4.000
Wilcoxon W
19.000
Z
-1.781
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
.075
.095
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
Lampiran 10. Hasil perhitungan sel ekpresi enzim COX-2 pada uji
imunohistokimia dengan antibodi anti-COX-2
a. Kontrol Negatif
Bidang
Pandang
I
1
2
3
4
5
126
136
122
136
156
Preparat
II
III
IV
Sel Hitung
217 257 179
161 274 159
165 260 186
182 229 143
184 167 192
V
I
241
258
257
271
258
125
134
121
135
155
Preparat
II
III
IV
Sel expresi COX-2
216 246 178
158 267 157
163 254 185
180 222 141
183 163 189
V
237
255
254
268
254
b. Kontrol Biocream®
Bidang
Pandang
I
1
2
3
4
5
228
249
211
195
178
Preparat
II
III
IV
Sel Hitung
221 222 239
261 210 242
247 184 165
239 220 285
268 203 220
V
I
207
210
208
204
140
222
245
206
189
171
Preparat
II
III
IV
Sel expresi COX-2
217 217 234
255 205 238
243 182 164
237 215 280
265 199 216
V
203
204
203
200
137
c. Kontrol Positif
Bidang
Pandang
I
1
2
3
4
5
197
206
218
208
223
Preparat
II
III
IV
Sel Hitung
230 228 225
218 228 209
195 198 131
230 256 192
218 250 144
V
I
211
179
164
154
154
40
36
47
58
58
Preparat
II
III
IV
Sel expresi COX-2
55
55
58
48
49
51
48
48
22
44
61
42
56
53
27
V
58
40
44
45
43
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
d. Ekstrak daun majapait konsentrasi 1.67%
Bidang
Pandang
I
II
1
2
3
4
5
58
81
92
92
103
91
83
69
87
78
Preparat
III
IV
Sel Hitung
42
68
60
72
65
61
62
50
50
101
V
I
45
46
90
53
64
52
76
87
86
94
Preparat
II
III
IV
Sel expresi COX-2
86
39
61
76
54
67
65
60
55
78
54
44
72
48
97
V
41
43
82
46
57
e. Ekstrak daun majapait konsentrasi 2,5%
Bidang
Pandang
I
II
1
2
3
4
5
66
80
77
87
50
62
63
74
68
71
Preparat
III
IV
Sel Hitung
32
37
50
51
44
50
43
49
50
60
V
I
34
39
54
54
58
59
68
70
72
43
Preparat
II
III
IV
Sel expresi COX-2
49
29
30
53
46
45
67
39
42
61
39
40
67
44
51
V
28
34
45
44
51
f. Ekstrak daun majapait konsentrasi 3,75%
Bidang
Pandang I
1
2
3
4
5
Preparat
Preparat
II
III
IV
V
I
II
III
IV V
Sel Hitung
Sel expresi COX-2
65
55
42
46
16
51
49
34 43 13
79
62
59
57
14
68
55
49 50 12
62
46
48
68
16
56
40
37 58 13
52
53
49
67
21
43
45
41 58 17
44
59
43
69
27
39
54
38 63 25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 11. Persen penekanan ekpresi enzim COX-2
imunohistokimia dengan antibodi anti-COX-2
a. Kontrol negatif
Bidang
Pandang
1
2
3
4
5
I
0,79
1,47
0,82
0,74
0,64
II
0,46
1,86
1,21
1,10
0,54
Preparat
III
4,28
2,55
2,31
3,06
2,40
IV
0,56
1,26
0,54
1,40
1,56
V
1,66
1,16
1,17
1,11
1,55
II
1,81
2,30
1,62
0,84
1,12
Preparat
III
2,25
2,38
1,09
2,27
1,97
IV
2,09
1,65
0,61
1,75
1,82
V
1,93
2,86
2,40
1,96
2,14
II
76,09
77,98
75,38
80,87
74,31
Preparat
III
75,88
78,51
75,76
76,17
78,80
IV
74,22
75,60
83,21
78,13
81,25
V
72,51
77,65
73,17
70,78
72,08
b. Kontrol Biocream®
Bidang
Pandang
1
2
3
4
5
I
2,63
1,61
2,37
3,08
3,93
c. Kontrol Positif
Bidang
Pandang
1
2
3
4
5
I
79,70
82,52
78,44
72,12
73,99
pada
96
uji
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d. Ekstrak etanol daun majapait konsentrasi 1,65%
Bidang
Pandang
1
2
3
4
5
I
10,34
6,17
5,43
6,52
8,74
Preparat
II
III
IV
5,49
7,14
10,29
8,43
10,00
6,94
5,80
7,69
9,84
10,34
12,90
12,00
7,69
4,00
3,96
V
8,89
6,52
8,89
13,21
10,94
e. Ekstrak etanol daun majapait konsentrasi 2,5%
Bidang
Pandang
1
2
3
4
5
I
10,61
15,00
9,09
17,24
14,00
Preparat
II
III
20,97
9,38
15,87
8,00
9,46
11,36
10,29
9,30
5,63
12,00
IV
18,92
11,76
16,00
18,37
15,00
V
17,65
12,82
16,67
18,52
12,07
f. Ekstrak etanol daun majapait konsentrasi 3,75%
Bidang
Pandang
1
2
3
4
5
I
21,54
13,92
9,68
17,31
11,36
II
10,91
11,29
13,04
15,09
8,47
Preparat
III
IV
19,05
6,52
16,95
12,28
22,92
14,71
16,33
13,43
11,63
8,70
V
18,75
14,29
18,75
19,05
7,41
97
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
98
Lampiran 12. Hasil uji normalitas persen penekanan enzim COX-2 dengan
uji Shapiro Wilk
Descriptives
Perlakuan
Persen
Kontrol
Mean
Penekanan
negatif
95% Confidence Interval for
Lower Bound
Mean
Upper Bound
Enzim COX-2
Statistic
Std. Error
1.4460
.37532
.4039
2.4881
5% Trimmed Mean
1.3950
Median
1.0600
Variance
.704
Std. Deviation
.83924
Minimum
.89
Maximum
2.92
Range
2.03
Interquartile Range
1.17
Skewness
2.044
.913
Kurtosis
4.267
2.000
2.0180
.22051
Kontrol
Mean
Biocream
95% Confidence Interval for
Lower Bound
1.4058
Mean
Upper Bound
2.6302
5% Trimmed Mean
2.0056
Median
1.9900
Variance
.243
Std. Deviation
.49307
Minimum
1.54
Maximum
2.72
Range
1.18
Interquartile Range
.93
Skewness
.580
Kurtosis
.913
-.909
2.000
76.6040
.88520
Kontrol
Mean
Positif
95% Confidence Interval for
Lower Bound
74.1463
Mean
Upper Bound
79.0617
5% Trimmed Mean
76.6867
Median
77.0200
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Variance
3.918
Std. Deviation
1.97938
Minimum
73.24
Maximum
78.48
Range
5.24
Interquartile Range
2.83
Skewness
Kurtosis
-1.663
.913
3.466
2.000
8.3280
.40798
Ekstrak
Mean
daun
95% Confidence Interval for
Lower Bound
7.1953
majapait
Mean
Upper Bound
9.4607
1,67%
99
5% Trimmed Mean
8.3017
Median
8.3500
Variance
.832
Std. Deviation
.91226
Minimum
7.44
Maximum
9.69
Range
2.25
Interquartile Range
1.65
Skewness
.756
.913
Kurtosis
.006
2.000
Ekstrak
Mean
13.4400
daun
95% Confidence Interval for
Lower Bound
10.4059
majapait
Mean
Upper Bound
16.4741
2,5%
5% Trimmed Mean
13.4878
Median
13.1900
Variance
Std. Deviation
Ekstrak
1.09280
5.971
2.44358
Minimum
10.01
Maximum
16.01
Range
6.00
Interquartile Range
4.56
Skewness
-.428
.913
Kurtosis
-.888
2.000
13.7575
1.44399
Mean
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
daun
95% Confidence Interval for
Lower Bound
9.1621
majapait
Mean
Upper Bound
18.3529
3,75%
5% Trimmed Mean
13.7022
Median
13.2600
Variance
100
8.340
Std. Deviation
2.88798
Minimum
11.13
Maximum
17.38
Range
6.25
Interquartile Range
5.44
Skewness
.621
Kurtosis
1.014
-2.153
2.619
Tests of Normality
Kolmogorova
Smirnov
Persen
Penekanan
Perlakuan
Statistic
Kontrol negatif
.355
Kontrol Biocream
Enzim COX-2 Kontrol Positif
df
Shapiro-Wilk
Sig.
5 .038
.213
5 .200
.365
5 .028
*
Ekstrak daun majapait 1,67%
.203
5 .200
*
Ekstrak daun majapait 2,5%
.206
5 .200
*
Ekstrak daun majapait 3,75%
.255
4 .
Statistic
df
Sig.
.717
5 .014
.925
5 .562
.820
5 .116
.921
5 .539
.940
5 .666
.919
4 .530
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
Persen
Based on Mean
3.361
5
23 .020
Penekanan
Based on Median
2.472
5
23 .062
2.472
5 14.039 .083
3.278
5
Enzim COX-2 Based on Median and with adjusted df
Based on trimmed mean
23 .022
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
101
Lampiran 13. Hasil pengujian persen penekanan enzim COX-2 dengan
Kruskal-Wallis
Ranks
Perlakuan
N
Mean Rank
Persen Penekanan
Kontrol negatif
5
4.00
Enzim COX-2
Kontrol Biocream
5
7.00
Kontrol Positif
5
28.00
Ekstrak daun majapait 1,67%
5
13.00
Ekstrak daun majapait 2,5%
5
20.20
Ekstrak daun majapait 3,75%
5
20.80
Total
30
b,c
Test Statistics
Persen
Penekanan
Enzim COX-2
Chi-Square
26.915
df
5
Asymp. Sig.
Monte Carlo Sig.
.000
Sig.
95% Confidence Interval
.000
Lower Bound
.000
Upper Bound
.000
a. Based on 10000 sampled tables with starting seed 1314643744.
b. Kruskal Wallis Test
c. Grouping Variable: Perlakuan
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102
Lampiran 14. Hasil pengujian persen penekanan enzim COX-2 dengan
Mann-Whitney
a. Kontrol negatif vs kontrol biocream®
Ranks
Perlakuan
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Persen Penekanan
Kontrol negatif
5
4.00
20.00
Enzim COX-2
Kontrol Biocream
5
7.00
35.00
Total
10
b
Test Statistics
Persen Penekanan
Enzim COX-2
Mann-Whitney U
5.000
Wilcoxon W
20.000
Z
-1.567
Asymp. Sig. (2-tailed)
.117
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.151
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
b. Kontrol negatif vs kontrol positif
Ranks
Perlakuan
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Persen Penekanan
Kontrol negatif
5
3.00
15.00
Enzim COX-2
Kontrol Positif
5
8.00
40.00
Total
Test Statistics
10
b
Persen Penekanan
Enzim COX-2
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
.009
.008
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
c. Kontrol negatif vs ekstrak etanol daun majapait konsentrasi 1,67%
Ranks
Perlakuan
N
Persen Penekanan
Kontrol negatif
Enzim COX-2
Ekstrak daun majapait
1,67%
Total
Test Statistics
Mean Rank
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
b
Persen Penekanan
Enzim COX-2
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
d. Kontrol negatif vs ekstrak etanol daun majapait konsentrasi 2,5%
Ranks
Perlakuan
N
Persen Penekanan
Kontrol negatif
Enzim COX-2
Ekstrak daun majapait
2,5%
Total
Test Statistics
b
Enzim COX-2
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
.009
.008
a
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
Persen Penekanan
Mann-Whitney U
Mean Rank
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
e. Kontrol negatif vs ekstrak etanol daun majapait konsentrasi 3,75%
Ranks
Perlakuan
N
Persen Penekanan
Kontrol negatif
Enzim COX-2
Ekstrak daun majapait
3,75%
Total
Test Statistics
Mean Rank
Sum of Ranks
5
3.00
15.00
5
8.00
40.00
10
b
Persen Penekanan
Enzim COX-2
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
f. Kontrol Biocream® vs kontrol positif
Ranks
Perlakuan
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Persen Penekanan
Kontrol Biocream
5
3.00
15.00
Enzim COX-2
Kontrol Positif
5
8.00
40.00
Total
Test Statistics
10
b
Persen Penekanan
Enzim COX-2
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
.009
.008
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
g. Kontrol Biocream® vs ekstrak etanol daun majapait konsentrasi
1,67%
Ranks
Perlakuan
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Persen Penekanan
Kontrol Biocream
5
3.00
15.00
Enzim COX-2
Ekstrak daun majapait 1,67%
5
8.00
40.00
Total
10
b
Test Statistics
Persen Penekanan
Enzim COX-2
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
h. Kontrol Biocream® vs ekstrak etanol daun majapait konsentrasi
2,5%
Ranks
Perlakuan
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Persen Penekanan
Kontrol Biocream
5
3.00
15.00
Enzim COX-2
Ekstrak daun majapait 2,5%
5
8.00
40.00
Total
Test Statistics
10
b
Persen Penekanan
Enzim COX-2
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
.009
.008
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
106
i. Kontrol Biocream® vs ekstrak etanol daun majapait konsentrasi
3,75%
Ranks
Perlakuan
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Persen Penekanan
Kontrol Biocream
5
3.00
15.00
Enzim COX-2
Ekstrak daun majapait 3,75%
5
8.00
40.00
Total
Test Statistics
10
b
Persen Penekanan
Enzim COX-2
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
j. Kontrol positif vs Ekstrak etanol daun majapait konsentrasi 1,67%
Ranks
Perlakuan
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Persen Penekanan
Kontrol Positif
5
8.00
40.00
Enzim COX-2
Ekstrak daun majapait 1,67%
5
3.00
15.00
Total
Test Statistics
10
b
Persen Penekanan
Enzim COX-2
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
.009
.008
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
107
k. Kontrol positif vs Ekstrak etanol daun majapait konsentrasi 2,5%
Ranks
Perlakuan
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Persen Penekanan
Kontrol Positif
5
8.00
40.00
Enzim COX-2
Ekstrak daun majapait 2,5%
5
3.00
15.00
Total
Test Statistics
10
b
Persen Penekanan
Enzim COX-2
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
l. Kontrol positif vs Ekstrak etanol daun majapait konsentrasi 3,75%
Ranks
Perlakuan
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Persen Penekanan
Kontrol Positif
5
8.00
40.00
Enzim COX-2
Ekstrak daun majapait 3,75%
5
3.00
15.00
Total
Test Statistics
10
b
Persen Penekanan
Enzim COX-2
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
.009
.008
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108
m. Ekstrak etanol daun majapait konsentrasi 1,67% vs 2,5%
Ranks
Perlakuan
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Persen Penekanan
Ekstrak daun majapait 1,67%
5
3.00
15.00
Enzim COX-2
Ekstrak daun majapait 2,5%
5
8.00
40.00
Total
Test Statistics
10
b
Persen Penekanan
Enzim COX-2
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
n. Ekstrak etanol daun majapait konsentrasi 1,67% vs 3,75%
Ranks
Perlakuan
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Persen Penekanan
Ekstrak daun majapait 1,67%
5
3.00
15.00
Enzim COX-2
Ekstrak daun majapait 3,75%
5
8.00
40.00
Total
Test Statistics
10
b
Persen Penekanan
Enzim COX-2
Mann-Whitney U
.000
Wilcoxon W
15.000
Z
-2.611
Asymp. Sig. (2-tailed)
.009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.008
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
o. Ekstrak etanol daun majapait konsentrasi 2,5% vs 3,75%
Ranks
Perlakuan
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Persen Penekanan
Ekstrak daun majapait 2,5%
5
5.20
26.00
Enzim COX-2
Ekstrak daun majapait 3,75%
5
5.80
29.00
Total
Test Statistics
10
b
Persen Penekanan
Enzim COX-2
Mann-Whitney U
11.000
Wilcoxon W
26.000
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Perlakuan
-.313
.754
.841
a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
110
Biografi Penulis
Penulis skripsi dengan judul “Uji Efek Antiinflamasi
Topikal Ekstrak Etanol Daun Majapait (Crescentia
cujete L.) terhadap Jumlah Neotrifil dan Ekspresi
Siklooksigenase 2 pada Mencit Terinduksi Karagenin”
memiliki nama lengkap Dui Sostales, merupakan anak
bungsu dari dua bersaudara pasangan Sopian dan
Illuminata. Penulis dilahirkan di Sidas pada tanggal 26
Agustus 1993, Kalimantan Barat. Pendidikan formal
yang telah ditempuh yaitu mengawali masa
pendididkannya di SDN 2 Sidas (1999-2005),
kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Kristen
Makedonia Plasma II (2005-2008). Pendidikan
Sekolah Menegah Atas ditempuh di SMA Kristen
Makedonia (2008-2011). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan serjana di
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2011 di Falkutas Pendidikan
Fisika. Tahun 2012, penulis memutuskan untuk pindah ke Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Semasa kuliah penulis cukup aktif dalam kegiatan di fakultas, khususnya pada
UKF Basket dan Voli, penulis menjadi anggota aktif (2012-2015). Penulis pernah
menjadi asisten pratikum Farmakologi Toksikologi tahun ajaran 2014/2015, serta
menjadi peserta di beberapa seminar.
Download