hama dan penyakit tanaman padi di BB Padi berupaya merakit varietas yang tahan hama wereng coklat. Selama pengujian, Inpari 13 terbukti tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 1, 2, dan 3, lebih baik dari varietas IR64 dan Ciherang yang hanya tahan terhadap wereng coklat biotipe 1 dan atau biotipe 2. Selain tahan hama wereng coklat, Inpari 13 juga tahan penyakit blas yang juga dapat menyebabkan turunnya produksi padi. Varietas unggul baru yang berumur sangat genjah ini cocok ditanam di lahan sawah irigasi hingga ketinggian 600 m di atas pemukaan laut (Rozakurniati) . Informasi lebih lanjut hubungi: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jalan Raya No. 9 Sukamandi Subang 41172 Telepon : (0260) 520157 Faksimile : (0260) 520158 E-mail : [email protected] PKDSS: Sistem Pakar Pemupukan Sistem pakar pemupukan PKDSS merupakan suatu aplikasi komputer yang dapat membantu atau menggantikan pakar dalam memecahkan masalah kesuburan tanah, terutama dalam menentukan takaran pupuk. Dengan PKDSS, perhitungan pupuk yang selama ini dilakukan oleh ahlinya dapat dilakukan oleh semua orang. Pengguna hanya tinggal mengikuti petunjuk dan menekan tombol-tombol perintah, dan PKDSS pun dengan cepat akan memrosesnya. P emberian pupuk untuk suatu tanaman tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Serangkaian percobaan laboratorium, rumah kaca, dan lapangan perlu dilakukan untuk mendapatkan takaran pupuk yang tepat untuk suatu jenis tanaman, tanah, dan iklim tertentu. Dalam hal ini, para ahli kesuburan tanah dan agronomi memberi kontribusi yang sangat penting. Tim uji tanah Balai Penelitian Tanah (Balittanah) yang berlokasi di Bogor telah mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan pemupukan, kemudian mengekstraknya dan menyusun serangkaian aturan yang diperkuat teori dan pengalaman dari lapangan. Rangkaian aturan ini diintegrasikan dalam suatu kerangka kerja (framework) yang disebut Phosphorus and Potassium Decission Support System (PKDSS). PKDSS pada dasarnya merupakan perpaduan antara teori, hasil percobaan, dan pengalaman dalam percobaan pemupukan. Meskipun demikian, PKDSS tidak dapat dicerna dengan mudah oleh masyarakat awam. Namun, dengan memanfaatkan kemajuan di bidang teknologi informasi dan komputer telah dapat dibuat sistem pakar pemupukan. Sistem ini dapat mem- Volume 32 Nomor 6, 2010 bantu atau menggantikan peran pakar dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kesuburan tanah, terutama dalam menentukan takaran pupuk. Sistem pakar pemupukan PKDSS diluncurkan pertama kali pada tahun 2001 (versi 1, beta) dan disusul dengan versi 2 (beta) pada tahun 2005. Perangkat Lunak PKDSS Perangkat lunak PKDSS, selanjutnya disebut PKDSS, memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai basis data, ”kalkulator pupuk”, dan pendidikan. Berbeda dengan versi sebelumnya, PKDSS versi 2 menyediakan basis data digital tanah lapisan olah dari lahan basah maupun lahan kering untuk beberapa desa di Pulau Jawa. Peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) atau di perguruan tinggi dapat menambah koleksi data dalam basis data ini. Selain basis data tanah, PKDSS versi 2 menyediakan kerangka basis data pupuk. Perhitungan rekomendasi pupuk untuk setiap desa dapat disimpan dalam basis data ini. Bagi penyuluh, kedua basis data ini dapat menjadi sumber informasi mengenai tanah-tanah di daerahnya. Fungsi utama PKDSS adalah sebagai kalkulator pupuk. Perhitungan pupuk dalam PKDSS didasarkan pada hasil uji tanah. Untuk tanaman tertentu, jumlah pupuk yang direkomendasikan adalah jumlah pupuk kalibrasi dikalikan dengan faktor koreksi. Pengguna PKDSS hanya perlu memasukkan data tanah. PKDSS juga berfungsi sebagai basis pengetahuan pemupukan, karena selain menyediakan koleksi foto tentang defisiensi hara untuk beberapa komoditas pertanian, juga menyajikan informasi mengenai konsep PKDSS. Keuntungan Menggunakan PKDSS Dengan menggunakan PKDSS, perhitungan pupuk menjadi lebih cepat dan mudah. PKDSS versi 2 mampu menghitung tiga jenis pupuk (N, P, dan K) dan dua jenis bahan amelioran untuk empat jenis tanaman (padi sawah, padi gogo, jagung, dan kedelai) dalam waktu kurang dari lima menit. Dengan menggunakan PKDSS, perhitungan pupuk yang selama ini dilakukan oleh ahli pemupukan dapat dilakukan oleh semua orang. Pengguna hanya perlu mengikuti petunjuk dan 9 Tabel 1. Perbandingan PKDSS dan pendekatan lain untuk menghitung takaran pupuk pada tanaman padi sawah. menekan tombol-tombol perintah, dan PKDSS pun dengan cepat akan memrosesnya. PKDSS versi 2 menyediakan fasilitas penghitungan pupuk untuk enam contoh sekaligus. Dengan demikian, PKDSS versi 2 akan sangat membantu pengguna dalam menghitung pupuk, terlebih lagi bila jumlah contoh yang harus dihitung banyak. Fasilitas ini berbeda dengan versi sebelumnya yang hanya dapat menghitung satu contoh. PKDSS versi 2 juga memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih jenis pupuk yang akan digunakan sesuai ketersediaan dan harga di daerahnya. Kemampuan ini akan sangat membantu pengguna bila pupuk yang diinginkan tidak tersedia. Pengguna diberi keleluasaan memilih jenis pupuk N, apakah akan menggunakan urea atau ZA. Demikian pula untuk pupuk P, pengguna dapat memilih pupuk SP36, fosfat alam Ciamis atau fosfat alam Tunisia. Rekomendasi pemupukan hasil PKDSS terbukti memberikan hasil padi yang lebih tinggi pada perco- 10 Pati (Jawa Tengah) 1) Karawang (Jawa Barat) 2) Rekomendasi Hasil gabah (t/ha) IBCR3) Hasil gabah (t/ha) Kontrol IRRI Cara petani Mistcherlich Peta P dan K Kurva umum PKDSS 1,81 2,25 2,23 2,45 2,32 2,70 2,82 1,00 1,42 1,40 1,73 1,60 2,68 2,77 6,02 6,11 6,15 6,30 6,32 6,75 6,82 Sumber: 1) Widowati et al. (2004); baan lapangan dibanding hasil penghitungan pupuk dengan cara lain. Selain itu, penghitungan pupuk dengan PKDSS memberi keuntungan yang lebih tinggi kepada petani, seperti ditunjukkan oleh nilai rasio BC yang paling tinggi (Tabel 1). Balittanah menyediakan beberapa cara untuk menetapkan rekomendasi takaran pupuk, yaitu dengan perangkat uji tanah, peta status P dan K, dan PKDSS. Namun, cara yang akan dipilih hendaknya disesuaikan dengan keter- 2) BC ratio 3) 1,00 0,70 1,90 2,40 2,00 4,60 2,80 Setyorini et al. (2003) sediaan data dan tujuan yang ditetapkan (Y. Sulaeman) . Informasi lebih lanjut hubungi: Balai Penelitian Tanah Jalan Ir. H. Juanda No. 98 Bogor 16123 Telepon : (0251) 8336757 Faksimile : (0251) 8321608 E-mail : [email protected] Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Menciptakan Nenas Varietas Baru Salah satu cara merakit varietas baru nenas adalah dengan menyilangkan tanaman yang dipilih sebagai tetua jantan dan tetua betina. Penyilangan dilakukan melalui beberapa tahapan dan dengan hati-hati agar mendapatkan keturunan yang memiliki sifat sesuai dengan yang diinginkan. V arietas nenas yang dikenal dan biasa dibudidayakan petani adalah Smooth Cayenne dan Queen. Selain dua varietas tersebut, masih ada varietas Spanish (Red Spanish dan Green Spanish), namun jarang ditanam. Smooth Cayenne mempunyai ciri tepi daun tidak berduri atau duri hanya terletak pada bagian ujung daun, mata lebar, daging buah berwarna kuning pucat dan tembus cahaya (transparan), serta mengandung banyak air. Nenas jenis ini biasanya diolah menjadi buah ka- lengan. Nenas varietas Queen umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar, mempunyai ciri tepi daun berduri, buah berukuran kecil, mata kecil dan menonjol, daging buah kuning keemasan, renyah, dan tidak transparan. Sementara itu, Spanish mempunyai ciri daun berduri dengan warna duri merah atau hijau, mata datar dan lebih lebar dibandingkan dengan Smooth Cayenne, daging buah mengandung banyak air, berserat, dan transparan, serta rasa kurang manis dibanding Smooth Cayenne dan Queen. Nenas dapat diperbanyak secara vegetatif maupun generatif. Perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan menggunakan anakan, tunas batang, tunas tangkai buah, tunas dasar buah, mahkota buah, dan potongan batang. Perbanyakan secara generatif atau dengan biji biasanya dilakukan untuk tujuan pemuliaan. Tanaman nenas berbunga pada umur ±16 bulan, bergantung pada ukuran bibit, jenis atau kultivar, dan iklim. Umur mulai berbunga bervariasi antarkultivar. Biasanya