Kajian Evapotranspirasi Potensial Standar Pada Daerah Irigasi Muara Jalai KAJIAN EVAPOTRANSPIRASI POTENSIAL STANDAR PADA DAERAH IRIGASI MUARA JALAI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU Djuang Panjaitan Abstrak Tujuan utama dari penelitian adalah membandingkan nilai evapotranspirasi acuan (ETo) non standar dengan metode standar yang direkomendasikan oleh FAO untuk diterapkan pada Daerah Irigasi Muara Jalai Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Metode yang digunakan untuk menghitung evapotranspirasi non standar adalah Metode Penman Modifikasi serta evapotranspirasi standar menggunakan Metode Penman-Monteith, dengan data yang digunakan adalah data klimatologi yang meliputi suhu udara, kecepatan angin, kelembaban udara dan penyinaran matahari dari Stasiun Pasar Kampar dari tahun 1999 sampai 2010. Hasil utama penelitian membuktikan bahwa nilai evapotranspirasi potensial (ETo) standar menggunakan Metode Penman Monteith menghasilkan nilai rata-rata yang lebih kecil 18% bila dibandingkan dengan nilai evapotranspirasi potensial (ETo) non standar menggunakan Metode Penman Modifikasi pada Daerah Irigasi Muara Jalai, Kabupaten Kampar. Kata kunci : Evapotranspirasi standar, Evapotranspirasi non standar, daerah irigasi, Metode Penman Monteith, Metode Penman Modifikasi Abstract The aim of this research was comparison of refererence evapotranspiration of non standard and standard using method was recommended FAO at Muara Jalai Irrigation Area, Kampar District, Riau Province. Method was used used to analyze non standard evapotranspiration using Penman Modification so that standard evapotranspiration using Penman Monteith by climatological data such as temperature, wind speed, humidity and sunshine in Pasar Kampar Station at year 1999 to 2010. The result of this research prove that evapotranspiration potencial standard using Penman Monteith produces more than less 18% of average value if compare with evapotranspiration potencial non standard using Penman Modification at Muara Jalai Irrigation Area, Kampar District. Keywords : Evapotranspiration of standard, Evapotranspiration of non standar, irrigation area , Penman Monteith Method, Penman Modifikation Method 1. PENDAHULUAN Menurut Kananto (1995) perhitungan kebutuhan air untuk tanaman atau evapotranspirasi potensial ETc diperlukan dalam perencanaan dan operasi pengelolaan sumberdaya air. Rumus perhitungannya adalah: ETc k c xET0 Dengan kc adalah koefisien tanaman yang dikehendaki dan ET0 adalah evapotranspirasi acuan. Menurut Weert (1994) bahwa evapotranspirasi acuan (ETo) adalah besarnya evapotranspirasi dari tanaman hipotetik (teoritis) yaitu dengan ciri ketinggian 12 cm, tahanan Djuang Panjaitan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau dedaunan yang ditetapkan sebesar 70 det/m dan albedo (pantulan radiasi) sebesar 0,23, mirip dengan evapotranspirasi dari tanaman rumput hijau yang luas dengan ketinggian seragam, tumbuh subur, menutup tanah seluruhnya dan tidak kekurangan air. Masih dikatakan Kananto (1995) metode perhitungan ET0 dipilih berdasarkan ketersediaan data iklim temperatur rata-rata bulanan, lama penyinaran matahari dan kecepatan angin. Salah satu studi pustaka yang ditulis oleh Jansen dkk (1990) mengatakan bahwa salah satu metode non standar yang memenuhi keempat variabel tersebut di atas adalah Metode FAO Penmann yang terkoreksi atau lazim disebut Penmann Modifikasi. Page 49 Masih menurut hasil penelitian oleh Kananto (1995) yang diujicobakan di daerah Irigasi di Pulau Jawa yang memiliki 55% dari seluruh daerah Irigasi di Indonesia, Metode Penman Modifikasi menghasilkan korelasi (r2) lebih dari 0.99 atau 99% akan tetapi harga ETo Metode Penman Modifikasi yang dihasilkan rata-rata lebih tinggi 23% dari metode perhitungan Eto standar. Menurut Smith (1991) bahwa metode untuk menghitung ET0 telah banyak ditulis di dalam literatur. Akhir-akhir ini metode standar telah di rekomendasikan oleh Badan Pangan Dunia (Food Agricultural Organization). Metode standar FAO telah diujicobakan dan hasilnya cukup baik dengan data ETo dari Amerika Serikat, Eropa, Australia dan Afrika. Metode ini menggantikan Metode FAO 1977 yang ditulis oleh Doorborens dan Pruitts (1977). Masih menurut Smith (1991) melaporkan bahwa rumus untuk metode standar didasarkan atas rumus Penmann-Monteith. Permasalahan mendasar bahwa di Indonesia sebagian proyek-proyek irigasi di desain dan dioperasikan dengan metode non standar yang bisa jadi kurang cocok penggunaannya. Oleh karena itu penelitian sangat perlu dilakukan untuk dapat menghemat sumberdaya air tanpa mengurangi produksi yang akan dicapai. Tujuan utama penelitian ini adalah membandingkan nilai ETo dengan merujuk rekomendasi oleh Kananto (1995) untuk metode non standar / FAO Penmann Modifikasi dengan metode standar yang direkomendasikan oleh FAO dengan mendasarkan Rumus Penmann-Monteith untuk diterapkan di wilayah administrasi Daerah Irigasi Muara Jalai Kabupaten Kampar Provinsi Riau. 2.METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang digunakan untuk penelitian adalah Daerah Irigasi Muara Jalai, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Untuk peta Daerah Irigasi Muara Jalai selengkapnya disajikan seperti pada Gambar 1 di bawah ini . Gambar 1. Peta DI Muara Jalai Data – data Pendukung Penelitian Data pendukung penelitian adalah data sekunder klimatologi yang diperoleh dari Stasiun Pasar Kampar. Data klimatologi terdiri dari data temperatur, data kelembaban relatip, data kecepatan angin, dan data prosentase penyinaran matahari. Panjang data klimatologi yang dipergunakan untuk kebutuhan penelitian adalah sepanjang 12 tahun dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2010. Bersumber dari Hambali (2007) bahwa untuk menganalisa evapotranspirasi acuan (ETo) standar adalah menggunakan rumus PenmanMonteith, yang pada tahun 1990 oleh FAO dimodifikasi dan dikembangkan menjadi rumus FAO Penman-Monteith yang disajikan seperti pada Persamaan 1 di bawah ini: ET0 0.408ΔRn G 900 u2 es ea T 273 (1) 1 0.34u2 Dengan : ETo= Evapotranspirasi acuan (mm/hari), Rn = Radiasi netto pada permukaan tanaman (MJ/m2/hari), G = Kerapatan panas terus-menerus pada tanah (MJ/m2/hari), T = Temperatur harian rata-rata pada ketinggian 2 m (oC), u2 = Kecepatan angin pada ketinggian 2 m (m/s), es = Tekanan uap jenuh (kPa), ea = Tekanan uap aktual (kPa), = Kurva kemiringan tekanan uap (kPa/oC), = Konstanta psychrometric (kPa/oC). Untuk perhitungan evapotranspirasi acuan / standar selanjutnya menggunakan program bantu CROPWAT 8.0 yang dikembangkan oleh oleh Page 50 JURNAL APTEK Vol. 4 No. 1 Januari 2012 Kajian Evapotranspirasi Potensial Standar Pada Daerah Irigasi Muara Jalai Food Agriculrtural Organization (FAO) Roma Italia. Masih bersumber dari Rahmayeni (2010) bahwa untuk menganalisa evapotranspirasi acuan (ETo) non standar empat variabel menggunakan rumus Penman-Modifikasi seperti yang telah direkomendasikan oleh Kananto (1995). Langkah perhitungan dengan metode Penman Modifikasi adalah mengikuti Persamaan 2 seperti di bawah ini. ETo = C ( W x Rn+( 1– W) x f(U) x (ea-ed) (2) Dengan : ETo = evapotranspirasi potensial harian (mm/hari) C = faktor koreksi, W = suatu faktor yang berhubungan dengan temperatur dan suhu, Rn = radiasi gelombang netto (mm/hari), f(U) = suatu faktor yang bergantung pada kecepatan angin (km/hari), ea = nilai tekanan uap jenuh (m bar), ed = nilai tekanan uap air nyata (m bar). 3. ANALISA DAN PEMBAHASAN Bersumber dari Priastuti (2011) bahwa analisa klimatologi digunakan untuk analisis evapotranspirasi acuan standar menggunakan metode Penman-Monteith dan standar evapotranspirasi acuan non standar empat variabel menggunakan metode Penman Modifikasi. Data klimatologi diperoleh dari pencatatan Stasiun Pasar Kampar. Data klimatologi diperoleh dengan panjang data 12 tahun yaitu mulai tahun 1999 hingga tahun 2010. Data-data klimatologi yang diolah antara lain adalah meliputi data temperatur, data kelembaban relatip, data kecepatan angin, dan data persentase penyinaran matahari. Untuk hasil perhitungan evapotranspirasi potensial (ETo) standar menggunakan metode Penman Monteith dilakukan dengan menggunakan program bantu CROPWAT 8.0 yang hasil selengkapnya disajikan seperti pada pada Gambar 1 di bawah ini. Sumber: Running Program Bantu CROPWAT 8.0 Gambar 1.Perhitungan Evapotranspirasi Potensial (ET0) Standar dengan Metode PenmanMonteith Hasil perhitungan pada Gambar 2 di atas, selanjutnya dapat disusun Grafik hubungan antara nilai evapotranspirasi dalam mm/hari menggunakan metode Penman Monteith terhadap bulan pengamatan yang hasil selengkapnya disajikan seperti pada pada Gambar 3 di bawah ini : Sumber: Running Program Cropwat 8.0 Gambar 3. Grafik Hubungan Antara Nilai Evapotranspirasi (ET0) dengan Bulan Pengamatan Menggunakan Metode PenmanMonteith Hasil perhitungan Evapotranspirasi potensial (ETo) non standar dilakukan dengan Djuang Panjaitan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Page 51 menggunakan metode Penmann Modifikasi yang hasil selengkapnya disajikan seperti pada pada Tabel 1. di bawah ini. Penman Modifikasi terhadap bulan pengamatan yang hasil selengkapnya disajikan seperti pada pada Gambar 5 di bawah ini : Tabel 1. Perhitungan ETo Non Standar Menggunakan Metode Penman Modifikasi Sumber: Hasil Perhitungan Sumber : Hasil Perhitungan Masih bersumber dari hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel 1 di atas, untuk selanjutnya dapat disusun Grafik hubungan antara nilai evapotranspirasi dalam mm/hari menggunakan metode Penman-Modifikasi terhadap bulan pengamatan yang hasil selengkapnya disajikan seperti pada pada Gambar 4 di bawah ini : Sumber: Hasil Perhitungan Gambar 4 Grafik Hubungan Antara Nilai Evapotranspirasi (ET0) Non Standar Dengan Bulan Pengamatan Menggunakan Metode Penman – Modifikasi Bersumber dari Hasil perhitungan yang disajikan pada Gambar 3 dan Gambar 4 di atas, selanjutnya dapat disusun Grafik hubungan antara nilai evapotranspirasi dalam mm/hari menggunakan metode Penman Monteith dan Page 52 Gambar 5. Grafik Hubungan Antara Nilai Evapotranspirasi (ET0) Metode PenmanMonteith dan Metode Penman-Modifikasi dengan Bulan Pengamatan. 4. KESIMPULAN Dari hasil kajian penelitian di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Nilai evapotranspirasi potensial (ETo) standar menggunakan Metode Penman Monteith tertinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 3,84 mm/hari sedangkan Nilai evapotranspirasi potensial (ETo) non standar menggunakan Metode Penman Modifikasi tertinggi terjadi pada bulan Agustus sebesar 5,79 mm/hari 2. Nilai evapotranspirasi potensial (ETo) standar menggunakan Metode Penman Monteith menghasilkan nilai rata-rata yang lebih kecil 18% bila dibandingkan dengan nilai evapotranspirasi potensial (ETo) non standar menggunakan Metode Penman Modifikasi pada Daerah Irigasi Muara Jalai, Kabupaten Kampar. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Saudari Arini Priastuti mahasiswi Program Studi Teknik Sipil S1, Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau atas segala bantuannya untuk pengolahan dan analisa data menggunakan program bantu Excel sehingga membantu kesiapan penerbitan jurnal ini. JURNAL APTEK Vol. 4 No. 1 Januari 2012 Kajian Evapotranspirasi Potensial Standar Pada Daerah Irigasi Muara Jalai DAFTAR PUSTAKA Hambali, R.(2007). Materi Kuliah Hidrologi Lanjut, Sekolah Pascasarjana Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Jogyakarta. Jansen M, E.(1990). Evapotranspiration Water Requirments, American Society of Civil Egineers, New York. Kananto. (1995). Pemilihan Rumus Perhitungan Evapotranspirasi Acuan di Pulau Jawa Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XII Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) Hal 555-562, Surabaya. Smith, M.(1991). Report On Expert on Procedures for Revision of FAO Guidelines for Prediction of Crop Water Requirements, Land and Use Development Division. Food and Agricultural Organization of The United Nations, Roma, Italy. Priastuti, A,. (2011). Optimasi Pola Tanam Daerah Irigasi Muara Jalai Kabupaten Kampar Menggunakan Programa Linier, Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau, Pekanbaru. Rahmayeni, F,. (2010). Analisa Kebutuhan Air Pada Daerah Irigasi Sei Tibun Kabupaten Kampar, Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Riau, Pekanbaru. Weert, R,V.(1994). Hydrologicals in Indonesia, Delft Hydraulic, Netherlands. Djuang Panjaitan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau Page 53 Page 54 JURNAL APTEK Vol. 4 No. 1 Januari 2012