perda yang bersifat diskriminatif

advertisement
PERDA YANG BERSIFAT
DISKRIMINATIF
OLEH:
PROF. DR. ZUDAN ARIF FAKRULLOH, SH, MH
KEPALA BIRO HUKUM KEMENDAGRI
KETUA PROGRAM S 3 ILMU HUKUM UNIV. BOROBUDUR JAKARTA

DISAMPAIKAN DALAM TEMU ILMIAH PEMBANGUNAN HUKUM BERPERSPEKTIF HAM DAN GENDER

DI UNIVERSITAS INDONESIA

2 OKTOBER 2012
TUJUAN NEGARA BERDASARKAN
PEMBUKAAN UUD 1945
1.
2.
3.
4.
melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia
memajukan kesejahteraan umum
mencerdaskan kehidupan bangsa
Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial
RAMBU-RAMBU UNTUK
MENCEGAH KELUARNYA
KEBIJAKAN DISKRIMINASI
DI DAERAH
UUD 32/2004

Ps. 28 huruf a
Kepala daerah dan wakil kepala daerah dilarang
membuat keputusan yang secara khusus memberikan
keuntungan bagi diri, anggota keluarga, kroni,
golongan tertentu, atau kelompok politiknya yang
bertentangan dengan peraturan peruuan,
merugikan kepentingan umum&meresahkan
sekelompok masyarakat, atau mendiskriminasikan
warga negara dan/atau golongan masyarakat lain
Ps. 136 ayat (4) & Penjelasannya
UUD 32/2004
Perda dilarang bertentangan dengan
kepentingan umum dan/atau peraturan
peruuan yang lebih tinggi
 bertentangan dengan kepentingan umum
adalah kebijakan yang berakibat
terganggunya kerukunan antar warga
masyarakat, terganggunya pelayanan umum,
dan terganggunya ketenteraman/ketertiban
umum serta kebijakan yang bersifat
diskriminatif

UU Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi
Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap
Perempuan

Diskriminasi adalah setiap pembedaan,
pengabaian atau pembatasan, yang dilakukan atas
dasar jenis kelamin antara laki-laki & perempuan,
yang menyebabkan, mempengaruhi atau bertujuan
mengurangi ataupun meniadakan pengakuan,
penikmatan atau penggunaan hak asasi manusia dan
kebebasan pokok di bidang poleksosbud, sipil atau
apapun lainnya oleh perempuan, terlepas dari status
perkawinan mereka, atas dasar kesetaraan antara
laki-laki dan perempuan
Pasal 1 angka 3 UU Nomor 39 Tahun 1999
tentang HAM

Diskriminasi adalah setiap pembatasan,
pelecehan, atau pengecualian yang langsung
ataupun tidak langsung didasarkan pada
pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras,
etnik, kelompok, golongan, status sosial, status
ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik,
yang berakibat pengurangan, penyimpangan atau
penghapusan, pelaksanaan atau penggunaan hak
asasi manusia dan kebebasan dasar dalam
kehidupan baik individual maupun kolektif dalam
bidang polekhuksosbud & aspek kehidupan lainnya
PERATURAN BERSAMA MENKUMHAM DAN MENDAGRI NO.
77/2012 TENTANG PARAMETER HAM DALAM PEMBENTUKAN
PRODUK HUKUM DAERAH


Parameter HAM adalah ukuran nilai-nilai HAM yang
dimuat dalam pembentukan produk hukum daerah
Tolak ukur pembentukan produk hukum daerah :
1. Non Diskriminasi
2. Kesetaraan gender
3. Pembagian Urusan Pemerintahan
4. Ketentuan Peraturan Peruuan
BATASAN PENGATURAN


Tetap dalam bingkai pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang tetap
menjaga keutuhan NKRI
Sejalan dengan tujuan negara yaitu mewujudkan kemakmuran
masyarakat setempat dan kesejahteraan rakyat Indonesia
secara keseluruhan

Mempercepat perwujudan pemerataan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia

Memperkuat Demokratisasi lokal/ kedaulatan rakyat setempat

Mampu mewujudkan tujuan otonomi daerah

Dalam batas kewenangan
BATASAN DALAM MENYUSUN PERDA


Pasal 10 ayat (1) dan ayat (3) UU Nomor 32 Tahun
2004 yang menyatakan bahwa Pemerintahan daerah
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangannya, sedangkan urusan agama merupakan
kewenangan pemerintah pusat.
Pasal 14 UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Peruuan menyatakan bahwa
materi muatan Peraturan Daerah:
1. penyelenggaraan Otda dan TP
2. menampung kondisi khusus daerah dan/atau
3. penjabaran lebih lanjut Peraturan Peruuan yang
lebih tinggi
DISKRIMINASI BERDASARKAN
AGAMA
LAHIRNYA PERDA
BERNUANSA SYARIAH
PERDA BERNUANSA SYARIAH
•
•
Dalam peraturan peruuan tidak dikenal
Peraturan Daerah Syariah, yang lazimnya
hanya di kenal oleh masyarakat sebagai
suatu istilah.
Perda bernuansa syariah yaitu suatu istilah
atas kebijakan peraturan daerah yang
berpedoman kepada ajaran agama Islam
sesuai dengan Alquran dan Hadist
AWAL MULANYA LAHIRNYA
PERDA BERNUANSA SYARIAH


Peraturan Daerah bernuansa Syariah diawali oleh
lahirnya Qanun Aceh yang kemudian diikuti oleh
daerah lainnya.
Aceh merupakan daerah provinsi yang merupakan
kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa
dan diberi kewenangan khusus oleh UndangUndang Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh
LATAR BELAKANG LAHIRNYA
PERDA BERNUANSA SYARIAH


Tahun 2003 dan Tahun 2005 disebabkan oleh
peristiwa pasca konflik yang syarat diwarnai oleh
konflik antargolongan berlainan agama maupun
antara kelompok-kelompok yang dicap “pendatang” vs
“asli”
Peristiwa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan
pemilihan anggota legislatif yang dilakukan secara
langsung (politik pencitraan)
KLASIFIKASI PERATURAN DAERAH
BERNUANSA SYARI’AT ISLAM




Perda yang berhubungan dengan moralitas
masyarakat secara umum seperti pelacuran,
minuman keras, perjudian, merokok.
Perda yang menyangkut mode pakaian seperti
memakai jilbab.
Perda yang terkait dengan ketaatan beragama
seperti baca tulis Al-Qur’an.
Perda yang berhubungan dengan zakat, infak dan
shadaqah
PROBLEMATIK PERDA
BERNUANSA SYARIAH
Secara materi muatannya tidak selaras
dengan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi dan berpontensi
melahirkan diskriminasi terhadap
kelompok minoritas di suatu daerah
tertentu
 Secara prosedural pembentukannya tidak
memenuhi asas pembentukan peruuan

PROBLEM
1.
2.
3.
4.
Antara Konsep Normatif Vs IdiologiSosiologis
Perbedaan Persepsi Akibat Perbedaan
Latar belakang Kultural (Aceh, Jakarta,
Papua)
Problem Normatif VS Problem
Implementatif
Kepastian Hukum Vs Kemanfaatan Sosial
PERDA BERNUANSA SYARIAH YANG
DILAKUKAN KLARIFIKASI OLEH KEMENDAGRI
1.
2.
3.
4.
Perda Kota Bandung No. 23 Tahun 2012 ttg Wajib
Belajar Diniyah Takmiliyah
Perda Kabupaten Tasikmalaya No. 10 Tahun 2012 ttg
Pendidikan Keagamaan Islam Di kabupaten
Tasikmalaya
Perda Kota Gorontalo No. 6 Tahun 2012 ttg
Kewajiban Baca Tulis Alquran bagi Masyarakat Yang
Beragama Islam.
Perda Kota Tasikmalaya No. 12 Tahun 2009 ttg
Pembangunan Tata Nilai Kehidupan Kemasyarakatan
Yang Berlandaskan Pada Ajaran Islam dan NormaNorma Sosial Masyarakat Tasikmalaya.
lanjutan
5.
6.
7.
Perda Kabupaten Musi banyuasin No. 13 Tahun
2005 tentang Larangan Maksiat Dalam
Kabupaten Musi Banyuasin
Perda Kota Tanggerang No 8 Tahun 2005 tentang
Pelarangan Pelacuran
Perda Provinsi Gorontalo No. 10 Tahun 2003 ttg
Pencegahan Maksiat
PEMBATALAN DAN KLARIFIKASI
20





Th 2002 – 2009 dibatalkan 1878 perda
Tahun 2010 diklarifikasi 3000 perda terdapat 407
perda bermasalah
Tahun 2011 diklarifikasi 9000 perda terdapat 239
Perda bermasalah
Tahun 2012 diklarifikasi 3000 perda terdapat
173perda bermasalah
Tahun 2013 diklarifikasi 2500 perda, sd Agustus
dari 1735 perda terdapat 146 perda bermasalah.
RENCANA AKSI KEMDAGRI
1.
2.
3.
4.
Share Vision : membangun persepsi yang
sama
Kerangka Kebijakan Tolok Ukur Perda
Berbasiskan HAM
Penguatan Kapasitas SDM untuk memahami
dimensi HAM-Gender-Non Diskriminasi
Politicall Will
TERIMA KASIH
Prof Dr Zudan Arif Fakrulloh, SH,MH
Hp: 081514357376
22Email: [email protected]
Download