BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Berita Pers Dialog BKPM Dengan Perusahaan-Perusahaan PMA Sebagai Upaya Mempercepat Realisasi Investasi Jakarta, 04 Juni 2015 – BKPM pada tanggal 1 dan 3 Juni 2015 di Jakarta, telah mengadakan dialog dengan perusahaan PMA asal Jepang, Taiwan dan Korea Selatan. Perusahaan PMA yang diundang adalah perusahaan-perusahaan yang belum realisasi ataupun masih dalam tahap konstruksi. Dari total 417 perusahaan PMA dari ketiga Negara tersebut yang diundang, terdiri dari 80 PMA asal Jepang, 135 PMA asal Taiwan dan 202 asal PMA asal Korea Selatan. Berdasarkan data yang dimiliki BKPM, rencana investasi PMA asal Jepang, yang izin prinsip penanaman modal terbit sejak tahun 2010 - bulan April 2015 yang telah izin usaha adalah sebesar USD 20,6 milyar dollar, sedangkan realisasi investasi Jepang periode 2010 – Maret 2015 mencapai USD 13,3 milyar dollar atau 64,5% persen dari rencana investasi terhitung sejak tahun 2010 – Maret (triwulan 1) 2015. Perusahaan PMA asal Jepang tersebut bergerak di luar sektor jasa dan perdagangan besar, yaitu industri alat angkutan dan transportasi lainnya, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik, sektor listrik, gas dan air, industri kertas, barang dari kertas dan percetakan, industri karet, barang dari karet dan plastik, kimia dasar, barang kimia dan farmasi, serta industri makanan. Beberapa catatan mengenai perkembangan investasi perusahaan-perusahaan PMA negara asal Jepang di Indonesia sebagai berikut: Jika dilihat dalam realisasi investasi Jepang tersebut, sebesar USD 11,6 milyar (87,3%) ada di sektor sekunder/industri, sebesar USD 1,5 milyar (11,5%) di sektor tersier, dan sisanya sebesar USD 164,1 juta (1,2%) terdapat di sektor primer. Realisasi investasi Jepang, sebesar USD 8.5 miyar (63,9%) adalah merupakan perluasan, sedangkan sebesar Rp 4,8 milyar (36,1%) merupakan proyek baru. Sedangkan rencana investasi Jepang tersebut, sebesar USD 16,9 milyar (81,8%) ada di sektor sekunder, sebesar USD 3,2 milyar (15,7%) ada di sektor tersier, dan sisanya sebesar USD 531 juta (2,5%) ada di sektor primer. Rencana investasi Jepang tersebut, sebesar UD 12,6 milyar (61,1%) merupakan proyek perluasan, dan sebesar USD 8 milyar (38,9%) merupakan proyek baru. BKPM berharap proyek investasi PMA asal Jepang yang belum terealisir dapat berjalan lancar hingga akhirnya beroperasi secara komersial. Pemerintah telah melakukan beberapa upaya memperbaiki iklim investasi, antara lain memperbaiki perizinan dengan pembentukan PTSP-Pusat di BKPM, memberikan 1 insentif tax allowance (PP nomor 18 tahun 2015) yaitu pengurangan pajak untuk bidang usaha dan lokasi tertentu serta insentif tax holiday untuk industri pionir. Berdasarkan data yang dimiliki BKPM, rencana investasi PMA asal Taiwan, yang Izin Prinsip Penanaman Modal terbit sejak tahun 2010 - bulan April 2015 adalah sebesar USD 2,4 milyar dollar, sedangkan realisasi investasi Taiwan periode 2010 – Maret 2015 mencapai USD 1,5 milyar dollar atau sebesar 61,2% persen dari rencana investasi terhitung sejak tahun 2010 – Maret (triwulan 1) 2015. Perusahaan PMA asal Taiwan yang hadir bergerak di luar sektor jasa dan perdagangan besar, yaitu dari sektor Industri Tekstil, Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik, Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya, serta beberapa sektor lainnya. Beberapa catatan mengenai perkembangan investasi perusahaan-perusahaan PMA negara asal Taiwan di Indonesia sebagai berikut: Jika dilihat dalam realisasi investasi Taiwan tersebut, sebesar USD 1,4 milyar (97,5%) ada di sektor sekunder/industri, sebesar USD 35,6 juta (2,4%) di sektor tersier, dan sisanya sebesar USD 1,5 juta (0,1%) terdapat di sektor primer. Realisasi investasi Taiwan, sebesar USD 1,3 miyar (88,7%) adalah merupakan perluasan, sedangkan sebesar Rp 166 juta (11,3%) merupakan proyek baru. Sedangkan rencana investasi Taiwan tersebut, sebesar USD 1,9 milyar (83%) ada di sektor sekunder, sebesar USD 311,3 juta (13%%) ada di sektor tersier, dan sisanya sebesar USD 97,5 juta (4%) ada di sektor primer. Rencana investasi Taiwan tersebut, sebesar USD 2,2 milyar (92,8%) merupakan proyek baru, dan sebesar USD 171 juta (7,2%) merupakan proyek perluasan. Berdasarkan data yang dimiliki BKPM, rencana investasi PMA asal Korea Selatan, yang Izin Prinsip Penanaman Modal terbit sejak tahun 2010 - bulan April 2015 adalah sebesar USD 8,9 milyar dollar, sedangkan realisasi investasi Korea Selatan periode 2010 – Maret 2015, sudah mencapai USD 7,5 milyar dollar atau 84% persen dari rencana investasi terhitung sejak tahun 2010 – Maret (triwulan 1) 2015. Perusahaan PMA asal Korea Selatan yang hadir bergerak di luar sektor jasa dan perdagangan besar, yaitu dari sektor Industri Tekstil, Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Sepatu, Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik, serta beberapa sektor lainnya. Beberapa catatan mengenai perkembangan investasi perusahaan-perusahaan PMA negara asal Korea Selatan di Indonesia sebagai berikut: Jika dilihat dalam realisasi investasi Korea Selatan tersebut, sebesar USD 5,6 milyar (75,6%) ada di sektor sekunder/industri, sebesar USD 1 milyar (14%) di sektor primer, dan sisanya sebesar USD 774 juta (10,4%) terdapat di sektor tersier. Realisasi investasi Korea Selatan, sebesar USD 6,4 miyar (86%) adalah merupakan proyek baru, sedangkan sebesar Rp 1 milyar (14%) merupakan proyek baru. 2 Sedangkan rencana investasi Korea Selatan tersebut, sebesar USD 4,3 milyar (48,5%) ada di sektor tersier, sebesar USD 2,8 milyar (31,7%) di sektor sekunder/industri, dan sisanya sebesar USD 1,7 milyar (19,8%) terdapat di sektor primer. Rencana investasi Korea Selatan, sebesar USD 1,3 miyar (88,7%) adalah merupakan perluasan, sedangkan sebesar Rp 166 juta (11,3%) merupakan proyek baru. BKPM berharap proyek investasi PMA asal Jepang, Taiwan dan Korea Selatan yang belum terealisir dapat berjalan lancar hingga akhirnya beroperasi secara komersial. Pemerintah telah melakukan beberapa upaya memperbaiki iklim investasi, antara lain memperbaiki perizinan dengan pembentukan PTSP-Pusat di BKPM, memberikan insentif tax allowance (PP nomor 18 tahun 2015) yaitu pengurangan pajak untuk bidang usaha dan lokasi tertentu serta insentif tax holiday untuk industri pionir, dan upaya BKPM untuk memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang dihadapi investor dalam merealisasikan investasinya, Dari acara dialog tersebut terlihat antusiasme dan partisipasi aktif dari perwakilan perusahaan untuk mengemukakan permasalahan yang dihadapi. “Selain menyampaikan apresiasi terhadap BKPM dengan adanya inisiatif penyelenggaraan acara dialog seperti ini, perusahaan juga sangat mengharapkan adanya tindak lanjut terhadap permasalahan atau keluhan yang telah mereka sampaikan, dan untuk itu BKPM akan mengkoordinasikan dengan instansi teknis terkait di pusat dan daerah sehingga realisasi proyek-proyek PMA Jepang, Korea dan Taiwan dapat dipercepat”, demikian ungkap Franky Sibarani, Kepala BKPM di Jakarta. Jakarta 4 Juni 2015 Badan Koordinasi Penanaman Modal Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi: M.M. Azhar Lubis Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Jl. Jend. Gatot Subroto 44, Jakarta 12190, Indonesia Telepon: 021-5252008 ext.7001 HP: 08159525035 e-mail : [email protected] 3