Uploaded by putrimansur04

Analisis Topografi Jono Oge Pasca Gempa Palu 2018: Metode Geolistrik

advertisement
ANALISIS PERUBAHAN TOPOGRAFI MENGGUNAKAN
METODE GEOLISTRIK DI JONO OGE PASCA GEMPA PALU
28 SEPTEMBER 2018
PROPOSAL
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA JURUSAN FISIKA
MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
SEPTEMBER 2024
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul
: Analisis Perubahan Topografi Menggunakan Metode Geolistrik
Di Jono Oge Pasca Gempa Palu 28 September 2018
Nama
: Miliyanti Putri A Mansur
Stambuk
: G81122007
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan pada Seminar Proposal
Palu, 19 September 2024
Pembimbing I
Pembimbing II
Nama Lengkap
NIP.
Nama Lengkap
NIP.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Fisika Matematika
FMIPA Universitas Tadulako
Nama Lengkap
NIP.
ANALISIS PERUBAHAN TOPOGRAFI MENGGUNAKAN METODE
GEOLISTRIK DI JONO OGE PASCA GEMPA PALU 28 SEPTEMBER 2018
A. Latar Belakang
Megalit adalah batu besar yang digunakan untuk membangun struktur atau
monumen. Megalit berasal dari Bahasa Yunani‚ megas berarti besar, dan lithos
berarti batu (Soro dkk., 2019). Lembah Bada, yang terletak di Kecamatan Lore
Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, merupakan salah satu situs megalitik
paling signifikan di Indonesia. Situs ini menyimpan ribuan artefak megalitik yang
tersebar di berbagai lokasi, mulai dari patung-patung manusia hingga dolmen dan
menhir. Keberadaan situs ini menjadi bukti peradaban manusia purba yang maju
di wilayah Sulawesi Tengah. Salah satu metode yang dapat mengidentifikasi
megalit yang berada di bawah permukaan adalah metode geomagnet.
Metode magnetik bekerja berdasarkan pengukuran variasi kecil intensitas medan
magnet di permukaan bumi yang disebabkan karena perbedaan sifat magnetisasi
batuan di kerak bumi (suseptibilitas magnetik). Perbedaan sifat kemagnetan
meningkatkan keberadaan medan magnet bumi yang tidak homogen atau disebut
anomali magnetik (Duhri dkk., 2019). Benda-benda megalit memiliki kontras
suseptibilitas dengan batuan di sekitarnya sehingga memungkinkan untuk
dideteksi dengan metode geomagnet (Soro dkk., 2019).
Meskipun banyak artefak megalitik telah ditemukan di permukaan, para ahli
meyakini bahwa masih banyak lagi artefak dan struktur megalitik yang terpendam
di bawah lapisan tanah. Potensi penemuan ini sangat besar dan menjanjikan,
mengingat luasnya area situs dan kompleksitas struktur yang telah ditemukan.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi struktur bawah permukaan
situs megalitik di Lembah Bada menggunakan metode geomagnet. Dengan
melakukan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pemahaman arkeologis di wilayah tersebut, sekaligus mendorong upaya
pelestarian dan pengembangan situs megalitik sebagai warisan budaya yang
berharga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu, Bagaimana karakteristik anomali magnetik di sekitar situs megalitik
Lembah Bada yang merefleksikan keberadaan struktur bawah permukaan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik anomali
magnetik di sekitar situs megalitik Lembah Bada yang merefleksikan keberadaan
struktur bawah permukaan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bidang akademik yaitu, dapat memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang geofisika dan menjadi model bagi
penelitian serupa di situs megalitik lainnya di Indonesia maupun dunia.
2. Manfaat bidang pemerintah yaitu, dapat menjadi dasar dalam menyusun
rencana pengelolaan dan pelestarian situs megalitik Lembah Bada secara lebih
efektif.
3. Manfaat bidang Masyarakat yaitu dapat memahami struktur bawah
permukaan, pengelolaan situs megalitik dapat dilakukan secara lebih baik,
sehingga meminimalkan kerusakan lingkungan.
E. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Penelitian difokuskan pada area spesifik di Lembah Bada.
2. Penelitian menggunakan data anomali magnetik total sebagai data utama
untuk identifikasi struktur bawah permukaan.
F. TINJAUAN PUSTAKA
a. Geologi Regional
Berdasarkan peta geologi lembar Poso, batuan penyusun daerah penelitian
secara regional terdiri dari granit Kambuno (granite dan granodiorite) pada
bagian utara dan selatan, sedangkan pada bagian timur terdiri dari batuan
gunung api Tenepa. Bagian barat terdiri formasi Latimojong dan bagian tengah
berupa endapan danau yang terdiri dari lempung, lanau, pasir dan kerikil.
Download