2021 ; 3 (2): 48-55 E-ISSN 2722709X http://ojs.stikes-muhammadiyahku.ac.id/index.php/herbapharma FORMULASI FACEMIST EKSTRAK ETANOL BUAH BENGKUANG (Pachyrhizus erosus (L.) Urb) DENGAN MENGGUNAKAN PEWARNA ALAMI SAFFRON (Crocus sativus L.) Herliningsih*, Novia Anggraini STIKes Muhammadiyah Kuningan *E-mail: [email protected] ABSTRAK Bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.) Urb) adalah umbi yang memiliki kandungan zat yang bermanfaat meliputi antioksidan, vitamin C, air, antibakteri dan flavonoid. Flavonoid merupakan tabir surya alami untuk mencegah kerusakan kulit akibat radikal bebas. Saffron (Crocus sativus L.) merupakan rempah - rempah yang termahal di dunia dengan rasa khas paitnya. Saffron digunakan sebagai pewarna alami yang berasal dari crocetin, glucosyl esters, dan the crocins. Saffron mengandung crocin yaitu salah satu bahan pewarna karotenoid yang membuat warna kuning keemasan. Facemist termasuk ke dalam kosmetik penyegar kulit (freshner). Fungsi utama penyegar adalah menyegarkan kulit wajah, mengangkat sisa minyak dari kulit yang dimungkinkan masih ada, serta desinfektan ringan dan sekaligus dapat membantu menutup pori-pori kembali. Penelitian ini dilakukan untuk memformulasikan ekstrak etanol buah bengkuang dengan menggunakan pewarna alami saffron dan dilakukan uji evaluasi meliputi uji organoleptik, uji pH, uji bobot jenis, uji daya sebar semprot, uji kondisi semprotan dan uji waktu kering sehingga dapat diketahui konsentrasi sediaan facemist yang baik. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu eksperimental dilaboratorium dengan membuat 5 formulasi yang terdiri dari F0 sebagai basis facemist, F1 dengan konsentrasi ekstrak etanol buah bengkuang sebesar 1 g, F2 3 g, F3 5 g, dan F4 7 g. Dari hasil uji evaluasi sediaan F4 merupakan formula yang paling baik. Kata Kunci: Antioksidan, bengkuang,facemist,saffron. ABSTRACT Jicama (Pachyrhizus erosus (L.) Urb) is a tuber that contains useful substances including antioxidants, vitamin C, water, antibacterial, and flavonoids. Flavonoids are natural sunscreens to prevent skin damage from free radicals. Saffron (Crocus sativus L.) is the most expensive spice in the world with its distinctive pait flavor. Saffron is used as a natural dye derived from crocetin, glucosyl esters, and crocins. Saffron contains crocin, a carotenoid coloring agent that makes a golden yellow color. Facemist is a skin freshener (freshener) cosmetic. The main function of a freshener is to refresh facial skin, remove residual oil from the skin that may still be present, as well as a mild disinfectant, and at the same time help close pores again. This research was conducted to formulate the ethanol extract of the yam fruit using saffron natural dyes and the evaluation included organoleptic test, pH test, specific gravity test, spray dispersion test, spray condition test, and dry time test so that a good facemist concentration could be found. The type of research carried out was experimental in the laboratory by making 5 formulations consisting of F0 as a facemist's basis, F1 with a concentration of 1 g of yam fruit ethanol extract, F2 3 g, F3 5 g, and F4 7 g. From the evaluation results F4 is the best formula. Keywords:Antioxidants, facemist, jicama, saffron. 49 Farmasi 2021;3(2): 48-55 PENDAHULUAN Bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.) Urb) adalah umbi yang memiliki kandungan kandungan zat yang bermanfaat. Kandungan zat meliputi antioksidan, vitamin C, air, antibakteri dan flavonoid. Flavonoid merupakan tabir surya alami untuk mencegah kerusakan kulit akibat radikal bebas dan zat fenolik efektif untuk menghambat proses pembentukan melanin (Putra dan Sitiatava, 2012). Dari hasil skrining fitokimia (Apristasari et al., 2018) bengkuang mengandung beberapa senyawa yaitu flavonoid, saponin dan alkaloidSaffron (Crocus Sarivus L.) merupakan rempah - rempah yang termahal di dunia dengan rasa khas pahitnya. Rasa khas pahit dari saffron disebabkan karena zat kimia bernama monoterpene glycoside picrocrocin dan aroma khas saffron karena adanya senyawa volatil aglycone safrana. Saffron digunakan sebagai pewarna alami yang berasal dari crocetin, glucosyl esters, dan the crocins. Saffron mengandung crocin yaitu salah satu bahan pewarna karotenoid yang membuat warna kuning keemasan (Zeka et al., 2015). Senyawa fenolik dan karotenoid yang ada dalam saffron adalah sumber yang paling penting untuk aktivitas antioksidan. Bunga Saffron yang terdiri dari 6 kelopak bunga, 3 benang sari berwarna kuning dan 3 putik bunga. Hal yang membuat bunga saffron mahal terletak pada putik bunga. Dalam bunga saffron putik bunga relatif sedikit untuk menjadi rempah-rempah. Satu kg rempah - rempah saffron membutuhkan sekitar 158.000 300.000 bunga saffron. Saffron mengandung crocetin yang berasal dari hidrolisis crocin. Saffron telah diteliti bisa untuk antioksidan dan saffron telah menyumbang untuk kebutuhan antioksidan yang terus meningkat (Jadouali et al., 2018).Facemist termasuk ke dalam kosmetik penyegar kulit (freshner). Fungsi utama penyegar adalah menyegarkan kulit wajah, mengangkat sisa minyak dari kulit yang dimungkinkan masih ada, serta desinfektan ringan dan sekaligus dapat membantu menutup pori - pori kembali. Penyegar diproduksi sesuai jenis pembersih yang mengacu pada jenis kulit wajah (Apristasari et al.,2018).Dalam penelitian ini dibuat sediaan facemist karena sediaan facemist memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan sediaan lainnya. Sediaan facemist mudah digunakan dan dibawa kemana-mana, serta sediaan facemist lebih cepat meresap ke dalam kulit. Hasil penelitian facemist Apristasari (2018) penggunaan ekstrak kubis ungu dan bengkuang menghasilkan warna kuning kecoklatan dengan kadar antioksidan rata-rata sebesar 56%. Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya digunakan pewarna alami saffron untuk facemist. Formulasinya diharapkan dapat memberikan warna yang lebih menarik. Selain itu, kandungan fenolik dan flavonoid pada saffron di harapkan dapat menambah efek antioksidan yang dapat ditingkatkan bila dikombinasikan dengan bengkuang. BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya ekstrak buah bengkuang, gliserin, PVP, aquadest, saffron dan etanol 96% dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik (Newtech), blender (Miyako), maserator, water bath, cawan porselen, batang pengaduk, magnetik stirer (Heidolp), corong (Pyrex), beaker glass (Pyrex), erlenmeyer (Pyrex), labu ukur (Pyrex), botol spray 100 mL, indikator pH universal (Unesco), piknometer (Pyrex), gelas ukur (Pyrex), kertas saring (Whatman), kain flanel. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian jenis eksperimental laboratorium. Farmasi 2021;3(2): 48-55 50 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Farmasi STIKes Muhammadiyah Kuningan, pada bulan Maret 2021. Sampel Buah bengkuang di peroleh dari pasar Tradisional Krucuk Kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan yang di panen langsung oleh petani di daerah Cilimus. sebelum dijadikan sampel, buah bengkuang dipilih yang baik dan segar kemudian diperiksa secara organoleptis meliputi pemeriksaan penampilan, warna dan bau dari buah bengkuang sedangkan saffron di peroleh dari Taqychan Saffron Grup. Prosedur Penelitian Pengolahan sampel Buah bengkuang di peroleh dari pasar Tradisional Krucuk, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat yang dipanen langsung oleh petani di daerah Cilimus. Saffron diperoleh dari Taqychan Saffron Grup. kemudian dilakukan determinasi tanaman di Laboratorium Pengujian Bahan Herbal STIKes Muhammadiyah Kuningan yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran dari jenis tanaman tersebut. Buah bengkuang dipilih yang baik dan segar. Kemudian disortasi dan dicuci agar bersih. Setelah itu dirajang dengan cara dipotong kecil-kecil kemudian dihaluskan dengan menggunakan blander yang selanjutnya dapat dilakukan maserasi. Proses ekstraksi Enam ratus gram buah bengkuang direndam dengan etanol 96% sebanyak 3000 mL, kemudian diinapkan selama 3 x 24 jam. Setelah didapatkan ekstrak dalam bentuk filtrat, selanjutnya dilakukan proses penguapan pelarut, dimana pelarut diuapkan dengan waterbath.diperoleh ekstrak kental buah bengkuang sebanyak 47 g. Proses pembuatan facemist Naman Bahan Ekstrak Buah bengkuang Rendaman air saffron Gliserin PVP Aquadest Tabel 1. Formulasi sediaan facemist Konsentrasi Formula Kegunaan F0 F1 F2 F3 F4 - 1g 3g 5g 7g Zat aktif - - 7 mL 9 mL 11 mL Pewarna 20 mL 4g Ad 100 mL 20 mL 4g Ad 100 mL 20 mL 4g Ad 100 mL 20 mL 4g Ad 100 mL 20 mL 4g Ad 100 mL Pelembab, pelembut Bahan tambahan Basis 51 Farmasi 2021;3(2): 48-55 Siapkan alat dan bahan, Timbang ekstrak buah bengkuang F1 sebanyak 1 g, F2 sebanyak 3 g, F3 sebanyak 5 g, dan F4 sebanyak 7 g. Rendaman air saffron F2 sebanyak 7 mL, F3 sebanyak 9 mL, dan F4 sebanyak 11 mL. Gliserin untuk semua formula sama yaitu sebanyak 20 mL. PVP untuk semua formula sama yaitu 4 g dan aquadest untuk semua formula sama yaitu hingga 100 mL. Ekstrak buah bengkuang F1 sebanyak 1 g, F2 sebanyak 3 g, F3 sebanyak 5 g, dan F4 sebanyak 7 g dimasukkan ke dalam magnetic stirer, tambahkan gliserin sebanyak 20 mL gerus hingga homogen, tambahkan PVP yang sudah dilarutkan dengan air panas sebanyak 4 g gerus hingga homogen, tambahkan rendaman air saffron F2 sebanyak 7 mL, F3 sebanyak 9 mL, dan F4 sebanyak 11 mL, gerus hingga homogen, saring dengan menggunakan kertas saring, masukkan kedalam botol spray 100 mL, tambahkan aquadest sampai 100 mL. Evaluasi Fisik Sediaan Organoleptik Pemeriksaan organoleptik meliputi pengamatan terhadap bentuk, warna, bau dari sediaan yang telah dibuat (Djajadisastra dan Dessy, 2009). Uji pH Uji ini dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal dan harus memenuhi pH kulit yaitu dalam interval 4,5 – 6,5 (Djajadisastra dan Dessy, 2009). Uji Bobot Jenis Ditimbang piknometer kosong (W1), piknometer yang diisi dengan aquadest (W2), dan piknometer ang diisi dengan sampel (W3), lalu catat hasilnya dan dihitung bobot jenisnya (Apristasari, 2018). Uji Daya Sebar Semprot Sediaan disemprotkan pada plastik mika dengan jarak 5 cm. Kemudian diukur daya sebar sediaan dengan menggunakan penggaris. Parameter yang digunakan adalam diameter (Fitriansyah, 2016). Uji Kondisi Semprotan Uji ini dilakukan untuk mengetahui kondisi semprotan dari sediaan spray, dengan mengikuti standar sebagai berikut : Buruk 1 : tidak menyemprot keluar. Buruk 2 : menyemprot keluar, tetapi tidak dalam bentuk partikel melainkan dalam bentuk tetesan/gumpalan. Buruk 3 : menyemprot keluar, tetapi partikel terlalu besar. Baik : menyemprot keluar seragam dan dalam bentuk partikel kecil (Kamishita Miyazaki,1992) Uji Waktu Kering Sediaan diaplikasikan pada sisi dalam dari lengan bawah sukarelawan. Kemudian dihitung waktu yang diperlukan hingga cairan yang disemprotkan mengering (Fitriansyah, 2016). HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Ekstrak Buah Bengkuang Hasil ekstraksi dari daun binahong mempunyai warna sedikit coklat, sedikit kental, bau yang khas dari buah bengkuang, dan berat yang didapat dari hasil ekstraksi sebanyak 2965 mL Farmasi 2021;3(2): 48-55 52 yang kemudian diuapkan di waterbath untuk memperoleh ekstrak kental. Hasil dari ekstrak kental yaitu 47 gram. Evaluasi Fisik Sediaan Organoleptik Pengujian ini dilakukan dengan cara mengamati bentuk, warna dan bau dari sediaan yang telah dibuat, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2. Hasil uji organoleptik formula facemist ekstrak buah bengkoang Formula facemist ekstrak buah bengkuang Pengamatan Organoleptik F0 F1 F2 F3 Bentuk Sedikit kental Sedikit kental Sedikit kental Warna Bening jernih Sedikit putih Kuning keemasan Aroma Tidak berbau Sedikit berbau buah Bau khas buah F4 Sedikit kental Sedikit kental Kuning keemasan sedikit cerah Bau khas buah Kuning keemasan cerah Bau khas buah Dari hasil pengamatan organoleptik yang meliputi pengamatan terhadap bentuk warna dan bau diperoleh hasil dimana bentuk dari kelima formula sama yaitu sedikit kental sedangkan warna dari setiap formula berbeda dimana F0 berwarna bening jernih, F1 berwarna sedikit putih, F2 berwarna kuning keemasan, F3 berwarna kuning keemasan sedikit cerah dan F4 berwarna kuning keemasan cerah. Perbedaan warna pada setiap formula dipengaruhi oleh konsentrasi pewarna saffron yang digunakan pada setiap formula yang berbeda-beda, dan aroma yang dihasilkan pada setiap formula berbeda dimana F0 tidak berbau, F1 sedikit berbau buah, F2 bau khas buah, F3 bau khas buah dan F4 bau khas buah. Dari kelima formula yang dibuat berdasarkan hasil pengamatan secara organoleptik formula 4 merupakan formula yang paling baik. Gambar 1. Hasil sediaan facemist Uji pH Pengujian pH dilakukan dengan menggunakan indikator pH universal yaitu dengan memasukkan indikator pH universal kedalam sediaan. Hasil pengukuran pH facemist ekstrak etanol buah bengkuang dengan menggunakan pewarna alami saffron dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 53 Farmasi 2021;3(2): 48-55 Tabel 3. Hasil uji pH Formula facemist ekstrak buah bengkuang F1 F2 F3 6 6 6 F0 6 pH F4 6 Dari hasil pengujian pH dari keempat formula tersebut yaitu 6. Sehingga sediaan facemist telah memenuhi kriteria pH kulit yaitu 4,5 – 6,5 (Djajadisastra dan Dessy, 2009). Uji Bobot Jenis Hasil pengujian bobot jenis sediaan facemist ekstrak etanol buah bengkuang dengan menggunakan pewarna alami saffron dapat dilihat pada tabel dibawah ini : No Formula 1 2 3 4 5 F0 F1 F2 F3 F4 Tabel 4. Hasil uji bobot jenis Perhitungan 𝝆 𝐚𝐢𝐫 𝝆 𝒇𝒂𝒄𝒆𝒎𝒊𝒔𝒕 Bobot Jenis 0,958 0,958 0,958 0,958 0,958 1,006 1,01 1,013 1,015 1,018 1,050 1,054 1,057 1,059 1,062 Bobot jenis sediaan facemist lebih besar dari bobot jenis air, dimana bobot jenis tersebut dipengaruhi oleh peningkatan konsentrasi ekstrak etanol buah bengkuang dan pewarna saffron yang digunakan. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol buah bengkuang dan pewarna saffron yang digunakan maka akan semakin besar pula bobot jenis dari sediaan facemist tersebut. Bobot jenis air bernilai 1 g/mL (Yunita, 2019). Pada semua formula bobot jenisnya memenuhi standar karena bobot jenis dari kelima formula lebih besar dari bobot jenis air. Uji Daya Sebar Semprot Pengujian daya sebar semprot dilakukan dengan menyemprotkan sediaan pada plastik mika dengan jarak 5 cm. Kemudian diukur daya sebar sediaan dengan menggunakan penggaris. Hasil pengujian daya sebar semprot sediaan facemist ekstrak etanol buah bengkuang dengan menggunakan pewarna alami saffron dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 5. Hasil uji daya sebar semprot Formula facemist ekstrak buah bengkuang F0 F1 F2 F3 F4 Daya Sebar Semprot (cm) 6,5 5 5 5 6 Dari hasil pengujian daya sebar semprot terhadap kelima formula diperoleh hasil F0 6,5 cm dan terdapat hasil yang sama yaitu pada F1, F2 dan F3 dengan daya sebar semprot 5 cm. Sedangkan pada F4 daya sebar semprotnya yaitu 6 cm. Daya sebar semprot yang baik untuk sediaan facemist yaitu antara 5-7 cm (Kamishita, Miyazaki dan Okuno, 1992). Sehingga daya sebar semprot yang baik yaitu pada formula 4. Farmasi 2021;3(2): 48-55 54 Uji Kondisi Semprotan Pengujian terhadap kondisi semprot dilakukan untuk mengetahui kondisi semprotan dari sediaan facemist. Hasil pengujian kondisi semprotan sediaan facemist ekstrak etanol buah bengkuang dengan menggunakan pewarna alami saffron dapat dilihat pada tabel dibawah ini : F0 Kondisi Semprotan Tabel 6. Hasil kondisi semprotan Formula facemist ekstrak buah bengkuang F1 F2 F3 Baik Baik Baik Baik F4 Baik Hasil pengujian kondisi semprotan yang dilakukan terhadap kelima formula diperoleh hasil baik pada semua formula. Hal ini dikarenakan semua formula dapat menyemprot keluar seragam dan dalam bentuk partikel kecil sesuai dengan standar kondisi semprotan yang baik (Kamishita, Miyazaki dan Okuno, 1992). Uji Waktu Kering Pengujian waktu kering dilakukan dengan mengaplikasikan sediaan pada sisi dalam dari lengan bagian bawah sukarelawan. Kemudian dihitung waktu yang diperlukan hingga cairan yang disemprotkan mengering (Fitriansyah et al., 2016). Hasil pengujian waktu kering sediaan facemist ekstrak etanol buah bengkuang dengan menggunakan pewarna alami saffron dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 7. Hasil uji waktu kering Formula facemist ekstrak buah bengkuang F0 F1 F2 F3 Waktu Kering (menit) 03 : 40 04 : 00 04 : 25 04 : 30 F4 03 : 30 Dari hasil pengujian waktu kering sediaan facemist memiliki waktu kering yang berbedabeda pada setiap formula. Kelima formula memenuhi standar waktu kering dimana standar waktu kering yang baik yaitu kurang dari 5 menit (Kamishita, Miyazaki dan Okuno, 1992). Formula dengan waktu kering paling baik yaitu pada formula 4 yaitu 3 menit 30 detik. SIMPULAN Ekstrak etanol buah bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.) Urb) dengan menggunakan pewarna alami saffron (Crocus sativus L.) dapat diformulasikan dalam sediaan facemist.Evaluasi sediaan facemist ekstrak etanol buah bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.) Urb) dengan menggunakan pewarna alami saffron (Crocus sativus L.) meliputi uji organoleptik, uji pH, uji bobot jenis, uji daya sebar semprot, uji kondisi semprotan dan uji waktu kering. Berdasarkan hasil evaluasi sediaan yang telah dilakukan, formula 4 merupakan formula yang paling baik. REFERENSI Apristasari, O. et al. (2018) ‘ANTIOXIDANT AND FACIAL MOISTURIZER’. Djajadisastra, J. dan Dessy, N. (2009) ‘Formulasi Gel Topikal dari Ekstrak Nerii Folium dalam Sediaan Anti Jerawat’, Jurnal Farmasi Indonesia, 4, pp. 210–216. 55 Farmasi 2021;3(2): 48-55 Fitriansyah et al. (2016) ‘Formulasi dan evaluasi spray gel fraksi etil asetat pucuk daun teh hijau (Camelia sinensis [L.] Kuntze) sebagai antijerawat’, PHARMACY : Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia), 13, pp. 202–2016. Jadouali, S. . et al. (2018) ‘Chemical characterization and antioxidant compounds of flower parts of Moroccan crocus sativus L’, J. Saudi Soc. Agric, 03, p. 007. Kamishita, T., Miyazaki, T. dan Okuno, Y. (1992) ‘Spray Gel Base and Spray Gel Preparation Using Thereof’, Toko Yakuhin Kogyo Kabushiki Kaisha. Putra dan Sitiatava, R. (2012) Optimalkan Kesehatan Wajah dan Kulit dengan Bengkuang. Diva press. Yunita, A. (2019) Pengaruh Carbomer 940 Pada Sediaan Gel Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) Sebagai Anti Nyamuk. STIkes Muhammadiyah Kuningan. Zeka, K. et al. (2015) ‘Petals of Crocus sativus L. as a potential source of the antioxidants crocin and kaempferol. Fitoterapia’, 107, pp. 128–134.