Uploaded by common.user151525

Sejarah, Lapangan Kerja, & Aspek Legal Instruktur Kebugaran Jasmani

advertisement
SEJARAH PERKEMBANGAN, LAPANGAN KERJA, DAN ASPEK
LEGAL INSTRUKTUR KEBUGARAN JASMANI
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Instruktur Kebugaran Jasmani
Dosen pengampu : Dr. Surya Adi Saputra, S.Pd, M.Pd.AIFO
Dosen Pengampu 2 : Laras Putri Gammagita, S.Keb, Bd, M.Keb
Di susun oleh Kelompok 6
Astagina Arif Bima Sakti
220611604444
Atis Izzaurrahmah S.N
220611601274
Deny Saputro
220611602579
Erika Putri Jatmiko
220611601072
Rozaki Dadang Mauro
220611605130
DEPARTEMEN PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2024
BAB 2
●Judul: Apa itu Instruktur Kebugaran Jasmani?
● Isi:
○ Seorang profesional yang merancang dan memimpin program latihan fisik untuk individu
atau kelompok.
○ Membantu klien mencapai tujuan kebugaran mereka, baik itu penurunan berat badan,
peningkatan kekuatan, atau peningkatan kinerja atletik.
○ Memberikan motivasi dan dukungan selama proses latihan.
Kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami
kelahan yang berarti. Sudarno (1992:9) bahwa kebugaran jasmani adalah suatu keadaan saat tubuh
mampu menunaikan tugas hariannya dengan baik dan efisien tanpa mengalami kelelahan yang
berarti, dan tubuh masih memiliki cadangan tenaga baik untuk mengatasi cadangan mendadak
maupun yang darurat.. Arma Abdoellah dan Agus Manadji (1994: 146) menyatakan bahwa
kesegaran jasmani adalah kemampuan untuk dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan
semangat, tanpa rasa lelah yang berlebihan dan dengan penuh energi melakukan dan menikmati
kegiatan pada waktu luang, dan dapat mengahadapi keadaan darurat bila datang.
Kebugaran jasmani erat hubungannya dengan kebugaran keseluruhan, dimana kemampuan
fisik, mental, dan spiritual mampu berbuat dengan sebaik-baiknya untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, baik kewajiban pribadi, kewajiban keluarga, kewajiban dalam masyarakat serta
kewajibannya dalam berbangsa dan bernegara. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kebugaran jasmani adalah kemampuan atau daya tahan
tubuh untuk melakukan pekerjaan atau melakukan aktivitas tertentu secara efisien tanpa
menimbulkan kelelahan yang berarti sehingga setelah melakukan aktivitas tersebut masih
mempunyai cadangan energi yang cukup untuk melakukan aktivitas selanjutnya.
Seorang profesional Trainer adalah orang yang bertanggung jawab untuk merancang dan
memimpin program latihan fisik yang sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, serta mencapai target tertentu,
seperti penurunan berat badan, peningkatan kekuatan, atau persiapan untuk kompetisi atletik.
Pelatih kebugaran bertugas membuat program latihan yang dipersonalisasi sesuai dengan
kondisi fisik, tujuan, dan kemampuan klien. Program ini meliputi latihan kekuatan, kardio,
fleksibilitas, dan keseimbangan. Selain merancang program, pelatih juga bertanggung jawab
memberikan arahan teknis mengenai cara melakukan latihan dengan benar dan aman untuk
menghindari cedera.
Pelatih kebugaran memantau progres individu atau kelompok serta mengevaluasi efektivitas
program latihan. Ini bisa mencakup penyesuaian rutin latihan berdasarkan perkembangan klien.
Pelatih berperan sebagai sumber motivasi dan dukungan moral bagi klien untuk tetap konsisten
dalam mencapai tujuan kebugaran mereka.
Dalam era di mana gaya hidup cenderung semakin pasif, ada peningkatan kesadaran
terhadap pentingnya kebugaran fisik. Peran pelatih kebugaran menjadi krusial dalam memberikan
bimbingan yang tepat agar tujuan kesehatan dan kebugaran dapat tercapai dengan aman dan
efektif.
Sebelum merancang program, pelatih harus melakukan penilaian awal terhadap kondisi
fisik, kesehatan, dan tujuan spesifik klien. Ini mencakup pengukuran komposisi tubuh, tes
kebugaran dasar (kekuatan, fleksibilitas, dan ketahanan), serta wawancara untuk memahami
riwayat kesehatan dan gaya hidup klien.
Setelah evaluasi, pelatih membantu klien menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dapat dicapai,
relevan, dan berbatas waktu (SMART). Misalnya, "menurunkan 5 kilogram dalam 3 bulan" atau
"meningkatkan kekuatan otot dengan mampu mengangkat beban 20% lebih berat dalam 2 bulan".
Untuk klien yang berfokus pada penurunan berat badan, latihan kardio dan HIIT sering menjadi
elemen utama dalam program pelatihan. Makalah ini akan menjelaskan bagaimana latihan kardio
berperan dalam membakar kalori dan meningkatkan metabolisme. Penjelasan mengenai
pentingnya pola makan yang mendukung program penurunan berat badan. Pelatih kebugaran
sering bekerja sama dengan ahli gizi atau memberi arahan dasar tentang pentingnya menjaga
keseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dan kalori yang dibakar.
Bagaimana pelatih membantu klien tetap termotivasi selama proses penurunan berat badan,
termasuk dengan mengatur jadwal latihan yang menarik, variasi latihan, dan evaluasi progres
secara rutin. Ada banyak berbagai jenis latihan kekuatan yang umum, seperti latihan dengan beban
bebas (dumbbell, barbell) dan latihan menggunakan mesin. Fokus latihan ini pada prinsip
progressive overload (peningkatan beban secara bertahap untuk mendorong pertumbuhan otot).
Seoang profesional Traiener menjelaskan tentang bagaimana pelatih menyusun program latihan
kekuatan yang terstruktur, mencakup pembagian latihan berdasarkan kelompok otot, durasi
pemulihan, frekuensi latihan dan akan menjelaskan pentingnya asupan nutrisi dalam
meningkatkan kekuatan, terutama terkait kebutuhan protein yang mendukung proses pemulihan
dan pertumbuhan otot.
Motivasi dan dukungan bukan hanya faktor tambahan, tetapi merupakan elemen esensial
dalam proses kebugaran. Tanpa motivasi yang cukup, bahkan program latihan terbaik sekalipun
mungkin tidak akan berhasil.
Pelatih kebugaran adalah lebih dari sekadar instruktur; mereka juga berperan sebagai motivator,
pendukung, dan bahkan teman bagi klien selama proses latihan. Keterlibatan mereka dalam
memberikan motivasi dan dukungan emosional membantu klien mencapai tujuan kebugaran
mereka dengan lebih baik. Motivasi yang terus-menerus, penguatan positif, serta dukungan
emosional dapat memastikan klien tetap bersemangat dan termotivasi hingga tujuan kebugaran
mereka tercapai.
Dokumentasi
Kak Wina PKO 2021 “Dalam hal ini instruktur memberikan arahan untuk mengetahui gerakan
yang boleh (dalam arti benar) dan bisa dilakukan orang sesuai porsinya masing”, sehingga
olahraga tidak menjadi beban di masyarakat modern sehingga kedepannya akan menjadikan
lifestyle yang bisa dilakukan secara continu / berkelanjutan untuk jangka panjang yg lebih bugar
BAB 3
Sejarah perkembangan instruktur kebugaran jasmani
Judul : Perkembangan Instruktur Kebugaran Dari Sejarah Awal hingga Perannya dalam
Menunjang Kesehatan Ibu Hamil
Isi
• Zaman Kuno
Instruktur kebugaran memiliki akar sejarah yang cukup panjang, terutama sejak zaman kuno ketika
aktivitas fisik menjadi bagian penting dalam berbagai budaya, terutama dalam konteks kesehatan
dan persiapan fisik.
Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Di Yunani Kuno, kebugaran fisik dianggap sebagai komponen penting dari pendidikan dan
kehidupan sehari-hari. Di Yunani dan Romawi, meskipun wanita tidak berpartisipasi dalam latihan
fisik publik sebanyak pria, mereka tetap diakui sebagai subjek penting dalam konteks kesehatan.
Aristoteles dan Hippokrates, tokoh besar Yunani, menyarankan pentingnya aktivitas fisik ringan
bagi wanita, terutama selama kehamilan, untuk menjaga keseimbangan tubuh dan persiapan fisik
saat melahirkan.
Dalam medis Romawi, pandangan serupa berkembang. Dokter-dokter Romawi percaya
bahwa kesehatan ibu hamil dapat ditingkatkan melalui aktivitas fisik ringan, seperti berjalan kaki
dan senam ringan. Meskipun tidak ada instruktur kebugaran khusus untuk ibu hamil, mereka
menyarankan latihan yang membantu melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot-otot tubuh,
serta menjaga kondisi mental yang stabil selama kehamilan.
Zaman Mesir Kuno
Di Mesir Kuno, kesehatan ibu hamil sangat dijaga dengan berbagai cara, termasuk metode
tradisional dan praktik kesehatan holistik. Mesir memiliki ahli kesehatan dan penyembuh yang
menggunakan teknik seperti pijatan, senam ringan, dan gerakan fisik lainnya untuk membantu
menjaga kesehatan ibu hamil. Meskipun lebih fokus pada aspek spiritual dan ritual, praktik-praktik
ini bisa dianggap sebagai cikal bakal latihan fisik yang dipandu untuk kehamilan.
Zaman India Kuno
Di India kuno, latihan fisik seperti Yoga sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari,
termasuk untuk wanita hamil. Yoga, dengan berbagai asana (pose) dan teknik pernapasannya,
digunakan untuk membantu wanita dalam menjaga fleksibilitas, keseimbangan fisik, dan
ketenangan pikiran selama kehamilan.
•
Abad ke-19 dan 20
Pada abad ke-19 dan ke-20, kebugaran fisik mulai mendapatkan perhatian lebih dalam konteks
kesehatan masyarakat.
Abad ke-19: Permulaan Sistem Kebugaran Terstruktur
Pada abad ke-19, Revolusi Industri mengubah cara hidup banyak orang. Pekerjaan manual
dan aktif mulai digantikan dengan pekerjaan yang lebih menetap, yang menyebabkan menurunnya
aktivitas fisik di kalangan masyarakat perkotaan. Pada saat inilah beberapa tokoh mulai
mengembangkan sistem kebugaran untuk melawan penurunan aktivitas fisik.
1. Sistem Gymnastik Swedia: Pada tahun 1800-an, Per Henrik Ling dari Swedia
mengembangkan gymnastik Swedia, sebuah sistem latihan fisik yang berfokus pada
gerakan terkontrol dan terukur. Sistem ini memperkenalkan konsep latihan fisik yang dapat
dilakukan oleh siapa saja, termasuk wanita dan anak-anak.
2. Gerakan Kebugaran Wanita: Pada akhir abad ke-19, wanita mulai mendapatkan tempat
dalam dunia kebugaran, terutama setelah berkembangnya gerakan feminis yang
mendukung hak wanita untuk mendapatkan kesehatan yang sama. Wanita mulai berlatih
dalam kelas kebugaran, meskipun masih terbatas pada bentuk latihan yang lebih ringan
seperti senam.
Abad ke-20: Kebangkitan Sistem Kebugaran Modern
Pada abad ke-20, kebugaran fisik menjadi fenomena budaya yang semakin populer,
didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan tentang kesehatan dan kebugaran. Instruktur
kebugaran mulai muncul sebagai profesi resmi, dengan standar pelatihan dan sertifikasi yang lebih
terstruktur.
1. Senam Aerobik dan Latihan Kekuatan: Pada tahun 1960-an, Dr. Kenneth H. Cooper
memperkenalkan konsep aerobik yang berfokus pada kebugaran kardiovaskular. Aerobik
menjadi sangat populer di kalangan wanita pada tahun 1970-an dan 1980-an, terutama
dengan dipopulerkannya oleh selebriti seperti Jane Fonda. Aerobik menawarkan latihan
fisik yang mudah diikuti oleh wanita, termasuk ibu hamil, karena intensitasnya dapat
disesuaikan.
2. Yoga dan Pilates: Pada pertengahan abad ke-20, yoga dan pilates mendapatkan
popularitas di Barat. Kedua latihan ini dikenal sangat bermanfaat untuk ibu hamil, karena
berfokus pada keseimbangan, pernapasan, dan penguatan otot inti, yang membantu dalam
persiapan fisik untuk persalinan.
Sistem kebugaran modern yang berkembang pada abad ke-19 dan 20 telah membawa
dampak besar dalam kesehatan ibu hamil. Instruktur kebugaran mulai memahami pentingnya
olahraga bagi wanita hamil untuk menjaga kesehatan selama masa kehamilan, mengurangi risiko
komplikasi, dan mempersiapkan tubuh untuk persalinan.
•
Pasca perang dunia II
Setelah Perang Dunia II, dunia mengalami perubahan signifikan dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk kesadaran akan kesehatan dan kebugaran fisik. Perang membawa banyak
perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang mendorong masyarakat untuk lebih memperhatikan
pentingnya kesehatan dan kebugaran. Munculnya gerakan kebugaran yang kaitannya dengan ibu
hamil.
1. Kebangkitan Program Kebugaran Prenatal: Dengan meningkatnya kesadaran akan
kesehatan fisik, perhatian juga mulai diberikan pada kebutuhan khusus ibu hamil. Program
kebugaran prenatal mulai dikembangkan, yang dirancang untuk menjaga kesehatan ibu dan
janin selama kehamilan. Latihan ini sering kali dipandu oleh instruktur kebugaran yang
terlatih dalam aspek keamanan dan efektivitas bagi ibu hamil.
2. Pentingnya Olahraga untuk Ibu Hamil: Penelitian menunjukkan bahwa olahraga selama
kehamilan dapat memberikan banyak manfaat, seperti mengurangi risiko komplikasi,
meningkatkan kesehatan kardiovaskular, dan membantu pemulihan setelah melahirkan.
Instruktur kebugaran mulai merancang program yang menggabungkan latihan ringan,
seperti yoga, pilates, dan aerobik, yang aman dan bermanfaat bagi ibu hamil.
3. Peningkatan Kepercayaan Diri dan Kesehatan Mental: Aktivitas fisik juga membantu
ibu hamil merasa lebih baik secara mental dan emosional. Instruktur kebugaran
mendukung ibu hamil dalam menjaga kebugaran fisik, yang pada gilirannya meningkatkan
kepercayaan diri mereka selama kehamilan dan persalinan.
4. Bimbingan dari Instruktur Kebugaran: Instruktur kebugaran yang terlatih mulai
memberikan bimbingan kepada ibu hamil tentang jenis latihan yang tepat, teknik
pernapasan, dan pemulihan pasca-persalinan.
•
Era Modern
Instruktur kebugaran di era modern memainkan peran penting dalam mendukung
kesehatan ibu hamil dengan menyediakan program latihan yang dirancang khusus untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Dengan pemahaman mendalam tentang fisiologi kehamilan,
instruktur kebugaran dapat merancang program yang aman dan efektif, seperti yoga
prenatal dan kelas aerobik, yang membantu menjaga kebugaran fisik dan mental. Selain
meningkatkan stamina dan fleksibilitas, latihan yang terstruktur juga berfungsi untuk
mengurangi risiko komplikasi kehamilan dan mempercepat pemulihan pasca-persalinan.
Kelas-kelas ini tidak hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga menciptakan lingkungan
sosial yang mendukung, di mana ibu hamil dapat berbagi pengalaman dan mendapatkan
motivasi. Selain itu, instruktur kebugaran juga memberikan edukasi tentang teknik
pernapasan dan persiapan mental untuk menghadapi persalinan, sehingga membantu ibu
hamil merasa lebih percaya diri dan siap dalam menjalani proses kehamilan. Dengan
pendekatan holistik ini, instruktur kebugaran berkontribusi secara signifikan terhadap
kesejahteraan ibu hamil dan kesehatan janin.
•
•
Gambar
Catatan pembicara
Konsep kebugaran telah mengalami perkembangan signifikan seiring berjalannya waktu,
mencerminkan perubahan dalam gaya hidup, pemahaman kesehatan, dan kebutuhan masyarakat.
Dari zaman kuno, di mana aktivitas fisik dianggap penting untuk kesehatan dan persiapan militer,
hingga abad ke-19 dan 20 yang menyaksikan munculnya sistem kebugaran terstruktur seperti
senam, aerobik, dan angkat beban, perhatian terhadap kesehatan mental dan emosional juga mulai
tumbuh. Di era modern, kebugaran kini dipandang sebagai bagian integral dari gaya hidup sehat,
dengan fokus pada kesehatan holistik yang mencakup keseimbangan fisik, mental, dan emosional.
Dalam konteks ini, peran instruktur kebugaran jasmani semakin penting. Mereka
dilengkapi dengan pengetahuan tentang fisiologi, teknik latihan, dan nutrisi, memungkinkan
mereka memberikan panduan yang aman dan efektif. Instruktur juga dapat merancang program
latihan yang disesuaikan untuk berbagai kelompok, termasuk ibu hamil yang memerlukan
perhatian khusus. Selain itu, kelas kebugaran yang dipandu instruktur menawarkan dukungan
sosial yang penting, menciptakan lingkungan positif untuk mencapai tujuan kesehatan.
Kaitannya dengan ibu hamil sangat signifikan, karena instruktur kebugaran
mengembangkan program khusus seperti yoga prenatal dan kelas aerobik yang aman, yang
membantu menjaga kebugaran fisik dan mental selama kehamilan. Aktivitas fisik yang teratur
dapat mengurangi risiko komplikasi, meningkatkan stamina, dan mengurangi ketidaknyamanan
fisik bagi ibu hamil. Selain itu, instruktur juga memberikan edukasi tentang teknik pernapasan,
pemulihan pasca-persalinan, dan cara menjaga kesehatan setelah melahirkan, membantu ibu hamil
merasa lebih siap dan percaya diri. Dengan demikian, perkembangan konsep kebugaran yang
semakin holistik dan terintegrasi menjadikan peran instruktur kebugaran jasmani semakin penting
dalam masyarakat. Mereka tidak hanya membantu menjaga kebugaran fisik, tetapi juga
memberikan dukungan mental dan emosional.
BAB 4
Konsep Dasar Instruktur Kebugaran Jasmani
A.
Anatomi dan Fisiologi
Instruktur kebugaran jasmani yang bekerja dengan ibu hamil perlu memahami konsep
dasar anatomi dan fisiologi ibu hamil untuk memastikan bahwa latihan yang diberikan
aman dan efektif.Berikut adalah analisis anatomi, fisiologi, dan biomekanika untuk
keempat program gerakan tersebut:
1. Cat-Cow Stretch
Anatomi dan Fisiologi:
Otot: Otot punggung (erector spinae), otot perut (rectus abdominis, oblique), dan
otot leher.
- Fisiologi:Meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas tulang belakang, serta
merangsang sirkulasi darah.
-Biomekanika:
- Gerakan:Fleksi dan ekstensi tulang belakang dengan stabilitas panggul.
- Keseimbangan:Memerlukan aktivasi otot inti untuk menjaga posisi.
2.
Pelvic Tilts
- Otot: Otot perut (rectus abdominis), otot punggung bawah (multifidus), dan otot
panggul.
- Fisiologi: Menguatkan otot-otot inti dan mengurangi ketegangan pada punggung.
-Biomekanika:
- Gerakan:Rotasi panggul anterior dan posterior.
- Keseimbangan: Memfokuskan pada stabilisasi tulang belakang saat melakukan
tilting
3.
Squats
Anatomi dan Fisiologi:
- Otot: Otot paha (quadriceps, hamstrings), otot gluteal, dan otot punggung.
- Fisiologi: Meningkatkan kekuatan otot bawah tubuh dan daya tahan
kardiovaskular.
Bomekanika:
- Gerakan:Fleksi dan ekstensi pada sendi lutut dan pinggul.
- Keseimbangan: Memerlukan stabilitas pada sendi untuk mencegah cedera.
4.
Side-Lying Leg Lifts
Anatomi dan Fisiologi:
- Otot: Otot paha (gluteus medius, gluteus minimus) dan otot pinggul.
- Fisiologi: Meningkatkan kekuatan otot paha dan keseimbangan tubuh.
Biomekanika:
- Gerakan:Abduksi pada sendi pinggul.
- Keseimbangan:Memerlukan aktivasi otot inti untuk menjaga posisi tubuh.
B. Program latihan dan Nutrisi
Program Latihan Ibu Hamil 1 Minggu
Hari 1: Jalan Santai
Durasi: 30 menit
Intensitas: Sedang
Manfaat: Meningkatkan stamina dan sirkulasi darah.
Hari 2: Latihan Pernafasan
Durasi: 20 menit
Intensitas: Sangat Ringan
Manfaat: Meningkatkan kapasitas paru-paru dan relaksasi.
Hari 3: Yoga Prenatal
Durasi: 30 menit
Intensitas: Ringan
Manfaat: Mengurangi stres dan meningkatkan keseimbangan.
Hari 4: Jalan Santai
Durasi: 30 menit
Intensitas: Sedang
Manfaat: Meningkatkan stamina dan sirkulasi darah.
Hari 5: Latihan Kekuatan (Bodyweight)
Durasi: 20 menit
Intensitas: Ringan
Latihan: Squat, Wall push-up
Manfaat: Membangun kekuatan otot tanpa risiko cedera.
Hari 6: Relaksasi dan Meditasi
Durasi: 20 menit
Intensitas: Sangat ringan
Manfaat: Menenangkan pikiran dan meningkatkan koneksi dengan bayi.
BAB 5
Lapangan Pekerjaan Instruktur Kebugaran Jasmani
•
Gym Dan Pusat Kebugaran
GYM dan Pusat Kebugaran merupakan suatu tempat untuk melakukan segala kegiatan
yang berhubungan dengan olah tubuh, latihan maupun olahraga yang bertujuan untuk
mendapatkan kebugaran dan kondisi badan yang sehat secara fisik dan dapat melakukan kegiatan
sehari-hari tanpa merasa kelelahan yang berlebih.
• Hotel dan Resort
Hotel dan Resort menyediakan fasilitas layaknya gym atau pilates untuk tamu yang
berkunjung ke hotel
• Klinik Kesehatan
Klinik Kesehatan yang terkadang ada yang menyediakan fasilitas kebugaran jasmani untuk
treatment atau rehabilitasi pasien maupun pekerja pada klinik kesehatan tersebut
• Perusahaan
perusahaan yang menyediakan seorang instruktur kebugaran jasmani biasanya untuk
program kebugaran karyawan perusahaan tersebut
• Mandiri
Seorang penekun instruktur kebugaran jasmani bisa saja membuka klub ataupun
memberikan layanan privat.
BAB 6
Aspek Legal Instruktur Kebugaran Jasmani
Untuk menjadi pelatih instruktur bagi ibu hamil secara legal di Indonesia, kita perlu
mengikuti prosedur yang terstruktur dan mematuhi berbagai peraturan yang ada. Berikut
penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus kita ambil jika ingin membuka program latihan
sesuai dengan peraturan legalitas yang ada di Indonesia :
1. Memperoleh Latar Belakang Pendidikan yang Relevan
Kita harus memiliki latar belakang pendidikan di bidang yang relevan, seperti
kebidanan, kesehatan masyarakat, atau ilmu olahraga. Pendidikan ini akan memberikan
dasar pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak serta aspek medis yang penting bagi
kita ketika membuka program latihan instruktur bagi ibu hamil.
2.
Mengikuti Pelatihan Khusus
kita bisa mengikuti pelatihan khusus instruktur ibu hamil dari lembaga yang diakui.
Pelatihan ini penting untuk mempelajari teknik-teknik latihan yang aman bagi ibu hamil,
serta memahami perubahan fisiologis selama kehamilan dan cara mencegah cedera.
Pelatihan ini biasanya mencakup teori serta praktek langsung dan disertifikasi oleh
lembaga profesional. Sehingga kita lebih aman dan memiliki pegangan legalitas
kepelatihan.
3.
Mendapatkan Sertifikasi
Setelah kita mengikuti pelatihan, kita akan memperoleh sertifikasi dari lembaga
atau asosiasi profesional yang berwenang. Sertifikasi ini bisa menunjukkan bahwa kita
telah memenuhi standar kompetensi sebagai pelatih instruktur bagi ibu hamil dan sebagai
tanda kita memiliki pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan untuk mengajar.
4.
Registrasi di Dinas Kesehatan
Setelah kita memenuhi syarat untuk menjadi pelatih instruktur secara legal dan
bersertifikat kita bisa mendaftarkan diri di Dinas Kesehatan setempat jika ada persyaratan
registrasi untuk menjadi tenaga kesehatan atau pelatih. Proses ini penting untuk
memastikan bahwa kita terdaftar secara resmi dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh
otoritas kesehatan setempat.
5.
Perolehan Izin Usaha / Hak Cipta
Jika kita berniat membuka praktik atau pusat kebugaran yang menyediakan
pelatihan bagi ibu hamil, kita perlu memperoleh izin usaha dari pemerintah daerah. Izin ini
memastikan bahwa praktik yang kita dirikan telah sah secara hukum dan mematuhi
peraturan daerah terkait.
6.
Mematuhi Undang-Undang dan Peraturan
Di Indonesia kita memiliki peraturan dan Undang Undang terkait legalitas Hak
Cipta jika ingin membuka suatu program kepelatiahan. Patuhi Undang-Undang Republik
Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang mengatur mengenai
penyelenggaraan kesehatan dan tenaga kesehatan. Selain itu, ikuti peraturan dan pedoman
dari Kementerian Kesehatan yang relevan untuk memastikan bahwa kegiatan kegiatan kita
sesuai dengan standar hukum dan profesional.
7.
Menjaga Etika dan Profesionalisme
Terapkan kode etik profesi yang berlaku dan terus memperbarui pengetahuan serta
keterampilan melalui seminar, workshop, atau pelatihan tambahan. Hal ini sangat penting
untuk menjaga kualitas layanan yang kita berikan dan untuk mengikuti perkembangan
terbaru dalam bidang kesehatan ibu hamil. Syarat mendaftar lisensi, tempat
mendapatkannya, jelaskan mengenai instruktur itu punya hak cipta.
Contoh pola latihan yang aman dan bermanfaat untuk ibu hamil trimester III dalam satu minggu,
sesuai dengan rekomendasi dari WHO dan ACOG adalah sebagai berikut :
•
Senin
Jalan Kaki: 30 menit jalan cepat atau jalan kaki untuk meningkatkan kardiovaskular dan
menjaga kebugaran.
•
Selasa
Yoga Prenatal: 30 menit latihan yoga prenatal untuk meningkatkan kelenturan dan
mengurangi stres.
•
Rabu
Senam Kegel: Latihan Kegel selama 10 menit untuk memperkuat otot pelatih inti dan
bokong.
•
Kamis
Bersepeda Statis: 20 menit bersepeda statis untuk meningkatkan kardiovaskular tanpa
tekanan pada kaki.
•
Jumat
Latihan Kekuatan Tubuh: 20 menit latihan kekuatan dengan menggunakan band resistensi
atau dumbbell ringan untuk memperkuat otot tubuh.
•
Sabtu
Berenang: 30 menit berenang untuk latihan yang ringan pada sendi dan membantu menjaga
kebugaran.
•
Mingguan
Peregangan Ringan: 10 menit peregangan ringan setiap hari untuk menjaga kelenturan dan
mengurangi kelemahan otot.
Pastikan berkonsultasi dengan dokter atau bidan sebelum memulai program latihan untuk
memastikan keamanan kesehatan ibu dan bayi.
Sumber Rujukan
Kementerian Kesehatan RI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN
2009 TENTANG KESEHATAN
Faradila, Y. S. (2013). Konstruksi Diri Instruktur Senam Wanita Tentang Tubuh dalam Industri
Kebugaran di Sanggar Senam “Vivi.”
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/2479
Hayyah, N. (2020). Makalah Kebugaran Jasmani Nuurin Hayyah.
Riyadi, S., Waluyo, W., Utomo, T. A., & Sarjoko, S. Improving the Competence of the Gymnastics
Trainer of the Healthy Heart Club in Surakarta about Fitness Exercise Exercise Program. PHEDHERAL,
18(2), 69-74.
Arsyad, R., & Rozi, F. (2021). Tingkat kebugaran jasmani mahasiswa IAIN Salatiga pada masa pandemi
covid-19. Fair Play: Indonesian Journal Of Sport, 1(1), 1-6.
Download