Uploaded by common.user150817

Asal Usul Manusia & Panggilan Hidup: Makalah Agama Katolik

advertisement
MAKALAH
Pendidikan Agama
“ASAL USUL MANUSIA DAN PANGGILAN HIDUP
MANUSIA”
Mata Kuliah : Agama Katolik
Pembimbing: Sr. Angelberta Abi, SCMM
Disusun Oleh :
Meita Yohana Berutu
(230420148)
PRODI AKUNTANSI I-D
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini
dengan tepat waktu .
Makalah ini berisikan informasi asal usul manusia dan panggilan hidup
manusia(kristiani). Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
dalam pendidikan agama
Saya mengucapkan terima kasih kepada Sr. Angelberta Abi, SCMM selaku
pembimbing mata kuliah Agama Katolik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan kepercayaan saya. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, disini
saya akan membahas lebih lanjut mengenai asal usul manusia dan panggilan hidup manusia .
Blang Pulo, 28 Oktober 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1. Latar Belakang.........................................................................................
2. Rumusan Masalah...................................................................................
3. Tujuan.......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
Bab 1. Asal Usul Manusia.....................................................................................
A. Asal usul manusia menurut alkitab ......................................................
B. Manusia Sebagai Citra Allah...................................................................
C. Manusia Dan Kebebasan.......................................................................
D. Manusia Dan Hati Nurani………….....................................................
Bab 2. Panggilan Hidup Manusia (Kristiani) …………........................................
A. Panggilan Hidup Untuk Bahagia ……………………………………………………
B. Panggilan Hidup Untuk Memuliakan Allah …………..........................
C. Panggilan Untuk Menjadi Rekan Kerja Allah ………………………………….
D. Panggilan Untuk Bekerja, Berkarya, Dan Properti…………………….......
E. Panggilan Hidup Untuk Berkeluarga ………….....................................
F. Panggilan Hidup Imamat……………………………………………………………….
G. Panggilan Hidup Membiara…………...................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................................
1. Kesimpulan..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tujuan dari Pendidikan Agama Kristen adalah mendidik dan menuntun peserta didik
untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan yang tercermin dalam perilaku dan kehidupan
setiap hari, juga menjadi teladan bagi orang lain.Pendidikan agama Kristen (PAK) merupakan
upaya untuk memenuhi tujuan amanat agung yakni menjadikan seluruh bangsa menjadi murid
Kristus dan mengajar mereka melakukan segala perintah-perintah-Nya.
Pendidikan agama telah menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah di banyak
negara di seluruh dunia. Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang nilai-nilai keagamaan, etika, dan moral kepada generasi muda.
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai
dan bermartabat. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka
internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang
ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, Satuan pendidikan
nonformal penyelenggara pendidikan kesetaraan maupun masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spritual dan membentuk
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan,
pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual
tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia
yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
2. Rumusan Masalah
1. Darimana asal usul manusia?
2. Bagaimana panggilan hidup manusia sebagai umat kristiani
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui asal usul manusia
2. Untuk mengetahui bagaimana panggilan hidup manusia sebagai umat kristiani
BAB II
PEMBAHASAN
BAB 1. ASAL USUL MANUSIA
1.
Menurut pendapatmu siapa di antara anda yang pernah ikut
memutuskan di lahirkan ke dunia ini? Apakah anda senang sudah dilahirkan di
dunia ini? Mengapa?
Jawab: Saya tidak ikut memutuskan di lahirkan kedunia ini , dan saya senang
di lahirkan ke dunia ini, karena saya bisa melakukan hal-hal yang membuat
saya senang, Saya bisa merasakan kebahagiaan bersama keluarga, saya bisa
melihat semua yang merupakan ciptaan Allah, bisa menyembah Allah dan
menjadi salah satu pengikut Allah.
2. Asal Suku Pakpak Bharat
Selama ini pihak keturunan Raja Borbor ataupun yang lebih kecilnya lagi
keturunan Silau Raja dari Toba selalu mengklaim bahawa semua marga yang
berbunyi Manik entah dari Toba,Damanik di Simalungun,Karo-Karo Manik di
Karo dan Manik di Pakpak Dairi seakan-akan membuat sebutan “manik”
adalah Hak Ekslusif dari pihak Toba semata.
Diceritakan dalam Sejarah Pihak Pakpak maka asal mereka adalah dari India
Selatan yaitu dari Indika Tondal ke Muara Tapus dekat Barus lalu berkembang
di Tanah Pakpak dan menjadi Suku Pakpak.Pada dasarnya mereka sudah
mempunyai marga sejak dari negeri asal namun kemudian membentuk marga
baru yang tidak jauh berbeda dengan marga aslinya.
Tidak semua Orang Pakpak berdiam di atas Tanah Dairi namun mereka juga
berdiaspora,meninggalkan negerinya dan menetap di daerah baru.Sebagian
tinggal di Tanah Pakpak dan menajadi Suku Pakpak “Situkak
Rube:,”Sipungkah Kuta” dan “Sukut Ni Talun” di Tanah Pakpak.
Sebagian ada pergi merantau ke daerah lain,membentuk komunitas
baru.Dia tahu asalnya dari Pakpak dan diakui bahwa Pakpak adalah sukunya
namun sudah menjadi marga di suku lain. Ada juga yang merantau lalu
mengganti Nama dan Marga dengan kata lain telah mengganti identitasnya.
Diceritakan bahwa Nenek Moyang awal Pakpak adalah Kada dan Lona yang
pergi meninggalkan kampungnya di India lalu terdampar di Pantai Barus dan
terus masuk hingga ke Tanah Dairi,dari pernikahan mereka mempunyai anak
yang diberi nama HYANG.Hyang adalah nama yang dikeramatkan di Pakpak.
Hyang pun besar dan kemudian menikah dengan Putri Raja Barus dan
mempunyai 7 orang Putra dan 1 orang Putri yaitu :








Mahaji
Perbaju Bigo
Ranggar Jodi
Mpu Bada
Raja Pako
Bata
Sanggar
Suari (Putri)
Pada urutan ke 4 terdapat nama Mpu Bada,Mpu Bada adalah yang
terbesar dari pada saudara-saudaranya semua,bahkan dari pihak Toba pun
kadangkala mengklaim bahwa Mpu Bada adalah Keturunan dari Parna dari
marga Sigalingging.sedangkan pada sejarah sudah jelas-jelas bahwa Mpu
Bada adalah anak ke 4 dari Hyang.Makanya perlu hati-hati jika
memperhatikan pembalikan fakta sejarah yang sering dilakukan oleh Pihak
Toba dewasa ini.
Anak Sulung,Mahaji mempunyai Kerajaan di Banua Harhar yang mana
saat ini dikenal dengan nama Hulu Lae Kombih,Kecamatan Siempat
Rube.Parbaju Bigo pergi ke arah Timur dan membentuk Kerajaan Simbllo di
Silaan,saat ini dikenal dengan Kecamatan STTU Julu.
Ranggar Jodi pergi ke arah Utara dan membentuk Kerajaan yang
bertempat di Buku Tinambun dengan nama Kerajaan Jodi Buah Leuh dan
Nangan Nantampuk Emas,saat ini masuk Kecamatan STTU Jehe.Mpu Bada
pergi ke arah Barat melintasi Lae Cinendang lalu tinggal di Mpung Si Mbentar
Baju.Raja Pako pergi ke arah Timur Laut membentuk Kerajaan Si Raja Pako
dan bermukim di Sicike-cike.
Bata pergi ke arah Selatan dan menikah kemudian hanya mempunyai
seorang Putri yang menikah dengan Putra Keturunan Tuan Nahkoda Raja.Dari
sini menurunkan marga
Tinambunen,Tumangger,Maharaja,Turuten,Pinanyungen dan Anak Ampun.
Sanggir pergi ke arah Selatan tp lebih jauh daripada Bata dan mmbentuk
Kerajaan di sana,dipercaya menjadi nenek moyang marga Meka,Mungkur dan
Kelasen. Suari Menikah dengan Putra Raja Barus dan memdiam di Lebbuh
Ntua. Marga Manik diturunkan oleh Mpu Bada yang mempunyai 4 orang anak
yaitu :



Tondang
Rea sekarang menjadi Banurea
Manik
Permencuari yang kemudian menurunkan marga Boang Menalu dan Bancin.
3. Siapakah manusia itu dan apa tugas dan tujuannya hadir di dunia menurut
Mitos tersebut?
Nenek Moyang awal Pakpak adalah Kada dan Lona yang pergi
meninggalkan kampungnya di India lalu terdampar di Pantai Barus dan terus
masuk hingga ke Tanah Dairi,dari pernikahan mereka mempunyai anak yang
diberi nama HYANG.Hyang adalah nama yang dikeramatkan di Pakpak. Tugas
dan tujuannya di lahirkan ke dunia yaitu untuk membuat keturunan dan
mengembangkan suku Pakpak Bharat menjadi seperti
A. ASAL USUL MANUSIA MENURUT ALKITAB
1. Asal usul manusia menurut alkitab
Manusia berasal dari Allah. Alkitab menerangkan bahwa Allah menciptakan
manusia secara langsung yaitu dengan membentuk manusia itu dari debu tanah
dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya sehingga menjadi
makhluk yang hidup (Kej. 2:7).Allah menciptakan manusia untuk memenuhi
rencana-Nya dan seluruh makhluk ciptaan-Nya memiliakan Dia.
2. Gagasan penciptaann
Allah menciptakan manusia pertama (Adam) dari debu tanah dan menyebabkan
nafas kehidupan ke dalamnya. Allah kemudian menempatkannya di Taman
Eden dan menciptakan perempuan pertama (Hawa) dari tulang rusuk Adam
sebagai pendampingnya.
3. Tujuan hidup manusia
Tujuan hidup manusia yaitu memuliakan Allah, menjadi rekan Allah ,
mengasihi dan menginginkan Allah, serta menguasai bumi.
B. MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH
1. Manusia sebagai makhluk pribadi yang otonom
Arti otonom adalah mandiri dalam menentukan kehendaknya, menentukan
sendiri setiap perbuatannya dalam pencapaian kehendaknya. Allah telah
memberikan akal budi yang membuat manusia tahu apa yang harus
dilakukannya dan mengapa harus melakukannya. Dengan kemampuan akal
budinya, manusia mampu membedakan hal baik dan buruk dan membuat
keputusan berdasarkan suara hatinya dan mampu bersikap kritis terhadap
berbagai pilihan hidup. Manusia adalah makhluk hidup, yang mampu
memberdayakan akal budinya, maka manusia mempunyai berbagai
kemampuan, yakni mampu berpikir, berkreasi, berinovasi, memberdayakan
kekuatannya sehingga manusia tidak pernah berhenti untuk berkembang
dalam mengembangkan dirinya sebagai suatu upaya dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya dalam mengaktualisasikan sebagai individu.
2. Manusia sebagai makhluk pendoa
Doa merupakani permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan.
Sedangkan berdoa artinya adalah mengucapkan (memanjatkan) doa kepada
Tuhan. Berarti doa adalah suatu permohonan yang ditujukan kepada Allah
yang di dalamnya ada pujian, harapan, dan permintaan. Terkadang terdapat
manusia yang berdoa kepada Allah hanya dalam keadaan sulit, namun lupa
beribadah apabila dalam keadaan senang, sehat dan rezeki melimpah.
Berdoa adalah sebuah perintah. Firman Tuhan berkata dalam 1 Tesalonika
5:17-18: “Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab
itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Berarti kita
membutuhkan Tuhan dalam kehidupan kita setiap hari.
3.
Manusia sebagai makhluk pencinta
Jawaban: Sama halnya manusia sebagai makhluk pencinta yg mencintai Allah,
Orangtunya, keluarganya ,teman temannya dan Orang orang di sekitarnya
.Manusia adalah makhluk pencinta dan pencari makna hidupnya. Dalam
pencarian mengarahkan manusia seluruh eksistensi dirinya untuk mencapai
makna hidup yang dapat menghidupkan dirinya dalam keberadaannya sebagai
“ada” di dunia. Manusia terus digerakkan oleh keingingan dan kemauannya
untuk menghendaki apa yang ia inginkan yaitu makna hidup. Makna hidup
yang ingin dicapai oleh manusia adalah hidup yang bahagia.
4. Manusia sebagai makhluk pembangun
Manusia merupakan satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi.
Alam merupakan lingkungan kehidupan atau segala sesuatu yang ada di langit
dan di bumi seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang. Manusia dan alam
mempunyai hubungan yang saling tergantung dan saling membutuhkan.
Menurut ( Kejadian 1:28 ), ciptaan terakhir yakni manusia, mendapatkan
mandat untuk bertanggung jawab atas seluruh ciptaan. Tanggung jawab
terhadap alam sebagai ciptaan Allah, juga telah dipertegar lewat kehadiran
Kristus Yesus.
Tetapi seiring berjalannya waktu, alam berubah wujud dari tampilan
sebelumnya. Pengembangan aspek kehidupan, tidak terlepas dari kemajuan
pola pikir manusia yang dititikberatkan kepada keadaan sekarang, usaha
mempermudah kehidupan manusia karena kebutuhan hidup. Penyebab dari
lingkungan hidup yang kian menjadi rusak adalah mungkin dikarenakan cara
pandang dan sikap manusia yang telah salah terhadap alam. Karena memang
benar pemahaman dan cara pandang orang terkait lingkungan hidup akan
mempengaruhi sikap mereka, dan bagaimana mereka akan memperlakukan
alam.
C. MANUSIA DAN KEBEBASAN
1. Makna kebebasan
Kebebasan adalah privilege yang Tuhan berikan kepada manusia, yang
membuat manusia memiliki kehendak bebas untuk mencipta, merasa, dan
berkarya. Kata kebebasan dalam bahasa Inggris ada dua macam, yaitu
freedom dan liberty . Karl Barth lebih suka memakai kata kebebasan . Kata
liberty mempunyai nuansa yang lebih bersifat sekuler. Patung Liberty di New
York berasal dari Prancis, yang menghadiahkan patung tersebut dalam
semangat revolusi dengan mengusung slogan egalite ( kesetaraan
/kesejajaran), fraternite ( persaudaraan /persaudaraan), dan liberte (
kebebasan /kebebasan). Kebebasan maksudnya adalah bebas dari otoritas
gereja, agama, dan kekuasaan dari raja atau bangsawan yang tidak mereka
sukai. Semboyan ini adalah semboyan humanisme suatu konsep kebebasan
yang pembohong, tanpa ada ikatan apa-apa, tidak dibatasi, dan tidak ada
atasan atau otoritas.
Dalam konsep kekristenan, kebebasan (kebebasan) itu mempunyai batasan;
dan kita juga mengatakan bahwa Tuhan pun dalam kebebasan-Nya rela
“membatasi” diri. Sebebas-bebasnya Tuhan, tetap tidak mungkin Ia berbuat
dosa. Ini berarti Tuhan juga tidak menggunakan kebebasan dalam pengertian
bebas melakukan apa saja karena Tuhan tidak mungkin bertindak melawan
natur-Nya. Kita percaya bahwa kebebasan ini adalah kebebasan yang rela
membatasi diri. Terlebih lagi, Tuhan Yesus turun menjadi manusia merupakan
suatu ekspresi kebebasan yang luar biasa, ketika kita justru menjadi kagum,
ketika Allah yang Mahabebas rela membatasi diri. Kebebasan yang tidak bisa
membatasi diri bukanlah kebebasan. Dengan kata lain, orang yang sebenarnya
terikat. Kalau saya benar-benar mengatakan diri saya adalah orang yang
bebas, saya juga bebas untuk membatasi diri – itu baru dikatakan bebas.
Kalau saya tidak mau dibatasi, berarti saya terikat oleh ketidakmauan
membatasi diri. Itu adalah suatu hal yang keliru. Kita bisa melihat teladan
Yesus Kristus sendiri yang walaupun bebas, rela membatasi diri.
2. Kebebasan dan tanggung jawab
Kebebasan dan tanggungjawab adalah satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Jika seseorangyang melakukan tindakan yang bebas dari adanya
aturan, standar atau norma tertentu yang berlaku, maka individu yang
bersangkutan harusbertanggung jawab atas tindakan bebas yang
dilakukannya. Dengan adanya kebebasan, maka timbullah tanggung jawab.
Tanggung Jawab adalah kesadaran diri manusia terhadap semua tingkah laku
dan perbuatan yang disengaja atau pun tidak di Sengaja.Tanggung jawab
adalah Ciri – ciri manusia yang beradab atau (berbudaya).
3. Kebebasan dan perawatan
Prinsip-prinsip kebebasan yang harus dimiliki oleh seorang perawat, meliputi:
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip
otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang
sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
b. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip
ini dengan otonomi.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi
yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
klien.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
f.
Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
D. MANUSIA DAN HATI NURANI
1. Makna hati nurani
Hati nurani adalah suatu proses kognitif yang menghasilkan perasaan dan
pengaitan secara rasional berdasarkan pandangan moral atau sistem nilai
seseorang. Hati nurani berbeda dengan emosi atau pikiran yang muncul
akibat persepsi indrawi atau refleks secara langsung, seperti misalnya
tanggapan sistem saraf simpatis.
Hati nurani adalah koneksi pribadi seseorang dengan Allah yang bersifat
dinamis dan ditingkatkan dengan pengetahuan, praktik rukun Islam, tindakan
iman, pertobatan, disiplin diri, dan ibadah; sebaliknya, hati nurani rontok, dan
secara metaforis tertutup di bawah kegelapan, dengan tindakan dosa.
2. Perananan hati nurani
Fungsi hati nurani adalah sebagai pegangan, pedoman atau norma untuk
menilai suatu tindakan, apakah tindakan itu baik atau buruk. Pegangan atau
peraturan-peraturan konkret di dalam kehidupan sehari-hari dan
menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya.
Selain itu dalam “Katekismus Gereja Katolik” hati nurani diartikan sebagai
suatu keputusan akal budi, di mana manusia mengerti apakah suatu
perbuatan konkrit yang ia rencanakan, sedang dilaksanakan, atau sudah
dilaksanakan, baik atau buruk secara moral.
3. Pendidikan hati nurani
Cara Melatih agar Kamu Bisa Mendengar Suara Hati, Penting!





Jangan biasakan berbohong. Ilustrasi berbohong
Biasakan refleksi diri sebelum tidur
Berdoa
Cobalah untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh suara hatimu sendiri
Memilih lingkungan sekitar yang memberi energi positif.
BAB 2. PANGGILAN HIDUP MANUSIA (KRISTIANI)
A. PANGGILAN HIDUP UNTUK BAHAGIA
1. Hakikat panggilan untuk hidup bahagia
Katekismus Gereja Katolik (KGK) menegaskan bahwa Allah memanggil
manusia untuk hidup bahagia sebagai anggota keluarga-Nya. Demi tujuan itu,
Allah mengutus Putera-Nya ke dunia dan semua orang yang mau menanggapi
panggilan-Nya diberi-Nya karunia untuk memanggil Allah sebagai Bapa.
Itu berarti panggilan hidup kristiani adalah panggilan Allah kepada semua
orang yang mau percaya kepada Sang Putera. Allah mengaruniakan gelar
anak-anak Allah berdasarkan iman mereka, supaya mereka pun berhak
mewarisi kehidupan-Nya yang bahagia.
2. Ajaran Yesus tentang hidup bahagia
Dalam teks Matius 5:3-12, Yesus memberikan pengajaran mengenai
berbahagia yang mencakup standar hidup orang-orang yang berbahagia serta
alasan-alasan mengapa orang-orang percaya harus berbahagia.Yesus
memberikan pengajaran mengenai berbahagia yang mencakup standar hidup
orang-orang yang berbahagia dan standar. Hidup orang yang berbahagia ialah
miskin di hadapan Allah, berdukacita, lemah lembut, lapar dan haus akan
kebenaran, murah hatinya, suci hatinya; membawa damai. Oleh sebab
kebenaran, Dia dicela dianiaya karena Kristus difitnahkan segala yang jahat.
B. PANGGILAN HIDUP UNTUK MEMULIAKAN ALLAH
Memuliakan Tuhan berarti mengakui dan menghargai kemuliaan Tuhan di atas
segalanya dan membuat kemuliaan-Nya dikenal melalui hidup kita. Jika kita ingin
memuliakan Allah, mengucap syukurlah kepada-Nya. Ibrani 13:15 berkata, “Sebab itu
marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah,
yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.” Ucapan bibir yang memuliakan
nama-Nya adalah ucapan syukur kita kepada Allah.
Kita dapat memuliakan Tuhan dengan menyaksikan kebesaran Tuhan dan kasih-Nya
yang menyelamatkan. Allah senang dipuji. Allah senang disembah. Allah senang kita
datang bersujud kepada-Nya. Tetapi, Allah senang bila kita memberitakan nama-Nya
dan menyerukan di seluruh bumi. Orang percaya sudah ditebus dan diselamatkan
dalam Yesus Kristus untuk menyaksikan kebesaran TUHAN dan memuliakan namaNya. Mari kita bersama, menyerukan keselamatan dan kemuliaan Tuhan kita.
C. PANGGILAN UNTUK MENJADI REKAN KERJA ALLAH
Ketika Allah menciptakan manusia pertama, Allah telah mendesain manusia
sedemikian rupa. Manusia dicipta menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26).
Selanjutnya, Allah mempercayakan kepada manusia untuk bertanggungjawab dalam
mengusahakan, menata dan mengelola seluruh semesta. Allah menjadikan manusia
sebagai rekan sekerjanya. Allah memberi mandate kepada manusia. Sungguh, ini
seharusnya merupakan kebanggaan yang seyogyanya membuat manusia takluk pada
Penciptanya, bersyukur dan mengagungkan nama-Nya.
Dengan demikian menjadi rekan sekerja Allah, panggilan Allah kepada tiap orang
percaya untuk menjadi saksi bagiNya di setiap lini kehidupan. Karena itu, sudah
semestinya rasa syukur yang tidak pernah berhenti harus mengalir dari hidup orang
percaya, karena Allah tidak hanya memberi keselamatan kepada orang percaya,
tetapi juga melibatkan orang percaya dalam melayani-Nya. Anugerah Allah ini
tentunya bukan untuk orang percaya berbangga diri, apalagi arogan, tetapi
sebaliknya sadari diri dan hidup dalam kerendahan hati, melayani Dia dan melayani
sesama, hidup mejadi berkat bagi kemuliaan nama Tuhan.
D. PANGGILAN UNTUK BEKERJA, BERKARYA, DAN PROPERTI.
1. Hakikat kerja manusia
Bekerja adalah salah satu ciri khas yang membedakan manusia dari seluruh
ciptaan lain, yang aktivitasnya untuk mempertahankan hidup mereka tidak
bisa disebut bekerja. ~ Paus Yohanes Paulus II
Dengan bekerja maka kita dapat terus mengembangkan setiap potensi yang
sudah Tuhan berikan bagi kita semuanya. Belajarlah dengan baik dan
kembangkanlah potensi yang ada dalam diri kalian supaya dapat bekerja
dengan baik.
Kita semuanya harus memiliki pemikiran yang tepat, Berlawanan dengan
pemikiran sebagian orang pada masa kini yang menganggap pekerjaan
sebagai beban yang harus dihindari, Alkitab mengajarkan bahwa bekerja
adalah sesuatu yang perlu dijalani dengan sukacita karena bekerja adalah nilai
kehidupan yang membuat hidup kita menjadi bermakna.
2. Makna kerja dalam perspektif ajaran gereja
Perjanjian Lama menampilkan Allah sebagai Sang Pencipta yang Membentuk
manusia seturut citra-Nya dan mengundang dia untuk Mengolah tanah serta
mengusahakan dan memelihara taman Eden di mana Allah telah
menempatkan Adam dan Hawa. Allah mempercayakan tugas untuk
menaklukkan bumi dan berkuasa atas semua makhluk hidup. Adam dan Hawa
dipercayakan untuk menguasai taman Eden merawat dan menjaganya dengan
penuh tanggung jawab bukan untuk merusaknya. Kekuasaan yang
dilaksanakan manusia atas semua makhluk hidup yang lain bukanlah sesuatu
yang lalim atau sewenang-wenang; sebaliknya, ia harus “mengusahakan dan
memelihara” harta benda yang telah diciptakan Allah
3. Tantangan dalam kerja masa kini
Tantangan yang sering terjadi di dunia kerja
a. Masalah komunikasi dan relasi
Dalam hidup, kita membutuhkan komunikasi yang baik dengan orang lain
termasuk dalam dunia kerja. Sayangnya, kurang komunikasi merupakan salah
satu permasalahan yang umum dijumpai di tempat kerja.
b. Masalah dengan lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang mendukung secara fisik dan emosional sangat
berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan motivasi karyawan. Perasaan tidak
nyaman di tempat kerja dapat menjadi tantangan tersendiri bagi pegawai
yang akhirnya dapat mempengaruhi performa dan kualitas kerja.
Motivasi yang rendah
Hampir semua orang yang bekerja pernah kehilangan motivasi dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Penyebabnya beragam, bisa karena rasa bosan
karena tugas yang monoton atau kurangnya apresiasi dari atasan.
c. Kekhawatiran terkait teknologi dan inovasi
Tempat kerja yang ideal umumnya mampu beradaptasi dengan
perkembangan teknologi dan memberikan pelatihan kepada para pekerjanya
untuk menyesuaikan diri dengan teknologi terbaru.
d. Khawatir akan perkembangan karier
Setiap orang pasti memiliki target dalam karier. Tidak peduli seberapa
menyenangkannya suatu pekerjaan, jika seseorang tidak merasakan adanya
perkembangan, ia mungkin akan mempertimbangkan ulang pekerjaan
tersebut.
4.
Profesi dan menjadi profesional
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata profesionalisme
adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi
atau orang yang profesional. Profesionalisme sendiri diambil dari kata dasar
“profesional” di mana seseorang atau karyawan tentu saja harus memahami
arti kata profesional dalam melakukan suatu pekerjaan di dalam lingkup kerja.
Profesionalisme yang di maksud adalah bagaimana seorang karyawan bisa
menempatkan dirinya selama berada dalam lingkup kerja maupun luar
lingkup kerja. Bagaimana seorang karyawan bisa menyelesaikan pekerjaan
dengan penuh tanggung jawab, tepat waktu dan memiliki nilai integritas.
Integritas sendiri dapat berkaitan dengan sifat dan karakter dari seseorang.
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh karyawan juga bagaimana dia bisa
memanajemen emosi serta pikirannya atau membedakan hal pribadi dengan
pekerjaaan. Karena seperti yang kita ketahui, setiap orang pasti mempunyai
permasalahan hidupnya masing-masing di mana karyawan tersebut dituntut
agar pekerjaannya tidak terbengkalai dikarenakan permasalahan internal.
E. PANGGILAN HIDUP UNTUK BERKELUARGA
1. Keluarga sebagai tanda kehadiran Allah
Pembentukan sebuah keluarga bukanlah hasil keputusan seorang laki-laki dan
seorang perempuan semata. Sejak Allah menciptakan dunia, Allah berinisiatif
untuk membentuk sebuah keluarga. Allah sendiri juga yang telah memberikan
teladan mengenai cara kita menjalankan rumah tangga. Ia menyebut diri-Nya
sebagai Bapa, dan umat-Nya adalah anak-anak-Nya. Hubungan antara Bapa
dan anak itu harmonis. Allah Bapa dengan penuh kasih membimbing,
mengajar kita, dan melatih kita sejak dari kita mulai percaya kepada-Nya
hingga kita menjadi orang beriman yang dewasa. Dia tidak pernah berhenti
mengasihi kita. Didikan-Nya itu terkadang lembut, terkadang juga keras.
Namun, anak tidak pernah membenci Bapa. Anak akan selalu mengasihi Bapa
dan belajar kepada Bapa. Sebab kasih yang terjalin adalah kasih yang kekal.
Itulah pentingnya kehadiran Allah Bapa dalam keluarga kita!
2. Keluarga sebagai sekolah pertama
Keluarga merupakan lingkungan terdekat yang dimiliki oleh anak. Keluarga
adalah bagian lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak,
karena melalui keluargalah anak belajar, tumbuh dan berkembang. Semua
aspek perkembangan anak perlu mendapat stimulasi dan dukungan dari
orangtua khususnya pada level lingkungan terkecil yaitu keluarga.
Aspek perkembangan anak tersebut meliputi perkembangan nilai agama dan
moral, aspek perkembagan fisik motorik, perkembangan kognitif,
perkembangan bahasa, perkembangan sosial emosional, dan aspek
perkembangan seni. Orangtua perlu untuk mengetahui aspek-aspek
perkembangan anak tersebut, sehingga dapat memberikan stimulasi yang
tepat di lingkungan keluarga.
Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, diharapkan orangtua
dapat menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dalam rangka
memaksimalkan tumbuh kembang anak. Hubungan sosial anak akan
berkembang melalui interaksi dengan keluarga di rumah. Hubungan sosial ini
akan semakin berkembang melalui interaksi dengan teman sebayanya ketika
anak di sekolah. Semakin sering seorang anak berinteraksi dengan orang lain,
maka semakin meningkat keterampilan anak dalam membina hubungan
bersama-bersama dengan orang lain.
Orangtua memiliki peranan yang sangat penting untuk selalu menstimulasi
dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengalaman
kebersamaan anak dengan orangtua, merupakan dasar untuk kegiatan
bermain di kemudian hari. Anak yang mempunyai hubungan yang baik
dengan orang tuanya akan lebih mudah bermain bersama dengan orang lain.
Akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan lain.
3. Keluarga sebagai rumah tangga gereja
Keluarga sebagai gereja rumah-tangga (Ecclesia domestica) berperan
dalam tugas Gereja. Dengan mengambil bagian dalam tugas Gereja,
keluarga mengambil tugas dan perannya dalam setiap rumah tangga.
Membangun persekutuan di antara anggota dalam keluarga.
Atas dasar Sakramen Perkawinan, keluarga adalah “Gereja rumah
tangga”, dimana anak-anak Allah berdoa “sebagai Gereja” dan belajar
bertekun dalam doa” (KGK 2658). Doa adalah bagian yang penting
dalam kehidupan beriman. Dan bagi anak-anak, keluarga menjadi
tempat pertama bagi mereka untuk belajar berdoa.
F. PANGGILAN HIDUP IMAMAT
1. Memahami panggilan hidup imamat
Panggilan hidup bakti dan imamat/selibat merupakan panggilan hidup yang
khas. Mereka memberikan hidup dan dirinya secara total kepada Tuhan untuk
menjadi alat-Nya dan menjadi partner bagi Allah sendiri dalam mewartakan
kerajaan Allah di dunia.
Seseorang berkenan untuk memenuhi panggilan-Nya untuk hidup selibat,
bukan karena mereka tidak laku atau karena mereka tidak dapat berbuat apaapa, melainkan karena kemauan sendiri demi kerajaan Allah. Seperti yang
difirmankan dalam Matius 19:12; “…Ada orang yang tidak dapat kawin karena
ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan
demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian
karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat
mengerti hendaklah ia mengerti.” Jadi mereka memilih cara hidup sendiri dan
tanpa paksaan tetapi atas kerelaan dan kesadarannya untuk melayani Tuhan
secara penuh dalam hidup sebagai seorang imam.
2. Memaknai panggilan hidup imamat
Hidup imamat merupakan panggilan khusus. Panggilan khusus itu oleh Gereja
Katolik dimeteraikan sebagai sakramen, yakni Sakramen Imamat yang disebut
dengan Sakramen Tahbisan.
Dengan Sakramen Imamat/Tahbisan seseorang diangkat/diwisuda untuk
menggembalakan Gereja dengan Sabda dan Roh Allah. Sakramen Tahbisan ini
melantik seseorang untuk ikut serta dalam tugas perutusan Yesus Kristus.
Mereka diangkat dan diakui sebagai wakil Kristus. “Barangsiapa yang
mendengar kamu, mendengar Aku” (Lukas 10: 16). Mereka bertindak atas
nama Kristus untuk menghadirkan Ekaristi. Yesus pernah berkata, “Inilah
tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan
Aku” (Lukas 22: 19).
Yesus juga mengutus orang-orang yang dipanggil-Nya secara khusus untuk
membaptis semua orang yang percaya (lihat. Matius 28: 19-20), mengampuni
dosa orang atas nama-Nya (lihat. Yohanes 20: 22), dan membangun umat
beriman sebagai satu tubuh (lihat. Efi sus 4: 11-12).
G. PANGGILAN HIDUP MEMBIARA
1. Makna panggilan hidup membiara, berbakti dan religius
Hidup membiara berarti memfokuskan diri pada ketaatan beragama dengan
adanya keterikatan biarawati terhadap kaul-kaul yang dijalani dan dihayati
dalam kehidupan sehari – hari. Paling tidak ada ada 3 kaul yang menjadi
landasan hidup yang dengan ikhlas dan sepenuh hati dijalani yaitu kaul
kemiskinan, kaul kemurnian dan kaul ketaatan.
Berbakti kepada Tuhan ini merujuk hidup yang takut akan Tuhan, dan belajar
hidup hormat dengan Tuhan. Menjalani kehidupan yang takut akan TUHAN
adalah baik dan bertahan untuk selama-lamanya, oleh itu kita perlu menjalani
kehidupan yang takut akan Tuhan sepanjang hidup kita didunia ini.
Hidup religius adalah bentuk hidup yang atas dorongan Roh Kudus individu
mengikuti Kristus secara lebih dekat, mempersembahkan diri secara lebih
utuh kepada Allah melalui pelayanan dan menjadi tanda kehadiran Allah di
dunia.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
sekian makalah ini yang saya buat, semoga dengan adanya makalah ini
sayaharap kita semua bisa mensyukuri hidup kita sendiri karenaAllah
sudahsungguh baik kepada kita karena membuat hidup kita sangat
berharga,semogakita juga dapat membuka hati kita untuk
memperkenankanAllah berkaryadidalam hidup kita supaya hidup kita
berubah menjadi lebih baik sesuai denganajaran-Nya.Dan saya juga berharap
wawasan kita tentang panggilan hidup berkeluaranga maupun membiara
semakin luas dan kita bisa mengetahui apa saja yang akandilakukan ketika
kita hidup berkeluaranga maupun membiara.Dengan adanya makalah ini pula,
saya berharap kita bisa memilih jalan hidupkita dengan bijak dengan
mendengarkan suara hati nurani kita masing-masing,karena kita sudah
mengetahui apa saja konsekuensinya jika kita hidupberkeluaranga atau
membiara dan apabila sudah menentukan pilihan hidup kita,kita tidak akan
menyesal di kemudian hari dan bisa melaksanakannya dengan sepenuh
Download