MAKALAH Pendidikan Agama “ASAL USUL MANUSIA DAN PANGGILAN HIDUP MANUSIA” Mata Kuliah : Agama Katolik Pembimbing: Sr. Angelberta Abi, SCMM Disusun Oleh : Meita Yohana Berutu (230420148) PRODI AKUNTANSI I-D FAKULTAS EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 2023 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu . Makalah ini berisikan informasi asal usul manusia dan panggilan hidup manusia(kristiani). Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua dalam pendidikan agama Saya mengucapkan terima kasih kepada Sr. Angelberta Abi, SCMM selaku pembimbing mata kuliah Agama Katolik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan kepercayaan saya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, disini saya akan membahas lebih lanjut mengenai asal usul manusia dan panggilan hidup manusia . Blang Pulo, 28 Oktober 2023 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................... BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1. Latar Belakang......................................................................................... 2. Rumusan Masalah................................................................................... 3. Tujuan....................................................................................................... BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... Bab 1. Asal Usul Manusia..................................................................................... A. Asal usul manusia menurut alkitab ...................................................... B. Manusia Sebagai Citra Allah................................................................... C. Manusia Dan Kebebasan....................................................................... D. Manusia Dan Hati Nurani…………..................................................... Bab 2. Panggilan Hidup Manusia (Kristiani) …………........................................ A. Panggilan Hidup Untuk Bahagia …………………………………………………… B. Panggilan Hidup Untuk Memuliakan Allah ………….......................... C. Panggilan Untuk Menjadi Rekan Kerja Allah …………………………………. D. Panggilan Untuk Bekerja, Berkarya, Dan Properti……………………....... E. Panggilan Hidup Untuk Berkeluarga …………..................................... F. Panggilan Hidup Imamat………………………………………………………………. G. Panggilan Hidup Membiara…………................................................... BAB III PENUTUP................................................................................................... 1. Kesimpulan.............................................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tujuan dari Pendidikan Agama Kristen adalah mendidik dan menuntun peserta didik untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan yang tercermin dalam perilaku dan kehidupan setiap hari, juga menjadi teladan bagi orang lain.Pendidikan agama Kristen (PAK) merupakan upaya untuk memenuhi tujuan amanat agung yakni menjadikan seluruh bangsa menjadi murid Kristus dan mengajar mereka melakukan segala perintah-perintah-Nya. Pendidikan agama telah menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah di banyak negara di seluruh dunia. Hal ini dilakukan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai keagamaan, etika, dan moral kepada generasi muda. Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, Satuan pendidikan nonformal penyelenggara pendidikan kesetaraan maupun masyarakat. Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. 2. Rumusan Masalah 1. Darimana asal usul manusia? 2. Bagaimana panggilan hidup manusia sebagai umat kristiani 3. Tujuan 1. Untuk mengetahui asal usul manusia 2. Untuk mengetahui bagaimana panggilan hidup manusia sebagai umat kristiani BAB II PEMBAHASAN BAB 1. ASAL USUL MANUSIA 1. Menurut pendapatmu siapa di antara anda yang pernah ikut memutuskan di lahirkan ke dunia ini? Apakah anda senang sudah dilahirkan di dunia ini? Mengapa? Jawab: Saya tidak ikut memutuskan di lahirkan kedunia ini , dan saya senang di lahirkan ke dunia ini, karena saya bisa melakukan hal-hal yang membuat saya senang, Saya bisa merasakan kebahagiaan bersama keluarga, saya bisa melihat semua yang merupakan ciptaan Allah, bisa menyembah Allah dan menjadi salah satu pengikut Allah. 2. Asal Suku Pakpak Bharat Selama ini pihak keturunan Raja Borbor ataupun yang lebih kecilnya lagi keturunan Silau Raja dari Toba selalu mengklaim bahawa semua marga yang berbunyi Manik entah dari Toba,Damanik di Simalungun,Karo-Karo Manik di Karo dan Manik di Pakpak Dairi seakan-akan membuat sebutan “manik” adalah Hak Ekslusif dari pihak Toba semata. Diceritakan dalam Sejarah Pihak Pakpak maka asal mereka adalah dari India Selatan yaitu dari Indika Tondal ke Muara Tapus dekat Barus lalu berkembang di Tanah Pakpak dan menjadi Suku Pakpak.Pada dasarnya mereka sudah mempunyai marga sejak dari negeri asal namun kemudian membentuk marga baru yang tidak jauh berbeda dengan marga aslinya. Tidak semua Orang Pakpak berdiam di atas Tanah Dairi namun mereka juga berdiaspora,meninggalkan negerinya dan menetap di daerah baru.Sebagian tinggal di Tanah Pakpak dan menajadi Suku Pakpak “Situkak Rube:,”Sipungkah Kuta” dan “Sukut Ni Talun” di Tanah Pakpak. Sebagian ada pergi merantau ke daerah lain,membentuk komunitas baru.Dia tahu asalnya dari Pakpak dan diakui bahwa Pakpak adalah sukunya namun sudah menjadi marga di suku lain. Ada juga yang merantau lalu mengganti Nama dan Marga dengan kata lain telah mengganti identitasnya. Diceritakan bahwa Nenek Moyang awal Pakpak adalah Kada dan Lona yang pergi meninggalkan kampungnya di India lalu terdampar di Pantai Barus dan terus masuk hingga ke Tanah Dairi,dari pernikahan mereka mempunyai anak yang diberi nama HYANG.Hyang adalah nama yang dikeramatkan di Pakpak. Hyang pun besar dan kemudian menikah dengan Putri Raja Barus dan mempunyai 7 orang Putra dan 1 orang Putri yaitu : Mahaji Perbaju Bigo Ranggar Jodi Mpu Bada Raja Pako Bata Sanggar Suari (Putri) Pada urutan ke 4 terdapat nama Mpu Bada,Mpu Bada adalah yang terbesar dari pada saudara-saudaranya semua,bahkan dari pihak Toba pun kadangkala mengklaim bahwa Mpu Bada adalah Keturunan dari Parna dari marga Sigalingging.sedangkan pada sejarah sudah jelas-jelas bahwa Mpu Bada adalah anak ke 4 dari Hyang.Makanya perlu hati-hati jika memperhatikan pembalikan fakta sejarah yang sering dilakukan oleh Pihak Toba dewasa ini. Anak Sulung,Mahaji mempunyai Kerajaan di Banua Harhar yang mana saat ini dikenal dengan nama Hulu Lae Kombih,Kecamatan Siempat Rube.Parbaju Bigo pergi ke arah Timur dan membentuk Kerajaan Simbllo di Silaan,saat ini dikenal dengan Kecamatan STTU Julu. Ranggar Jodi pergi ke arah Utara dan membentuk Kerajaan yang bertempat di Buku Tinambun dengan nama Kerajaan Jodi Buah Leuh dan Nangan Nantampuk Emas,saat ini masuk Kecamatan STTU Jehe.Mpu Bada pergi ke arah Barat melintasi Lae Cinendang lalu tinggal di Mpung Si Mbentar Baju.Raja Pako pergi ke arah Timur Laut membentuk Kerajaan Si Raja Pako dan bermukim di Sicike-cike. Bata pergi ke arah Selatan dan menikah kemudian hanya mempunyai seorang Putri yang menikah dengan Putra Keturunan Tuan Nahkoda Raja.Dari sini menurunkan marga Tinambunen,Tumangger,Maharaja,Turuten,Pinanyungen dan Anak Ampun. Sanggir pergi ke arah Selatan tp lebih jauh daripada Bata dan mmbentuk Kerajaan di sana,dipercaya menjadi nenek moyang marga Meka,Mungkur dan Kelasen. Suari Menikah dengan Putra Raja Barus dan memdiam di Lebbuh Ntua. Marga Manik diturunkan oleh Mpu Bada yang mempunyai 4 orang anak yaitu : Tondang Rea sekarang menjadi Banurea Manik Permencuari yang kemudian menurunkan marga Boang Menalu dan Bancin. 3. Siapakah manusia itu dan apa tugas dan tujuannya hadir di dunia menurut Mitos tersebut? Nenek Moyang awal Pakpak adalah Kada dan Lona yang pergi meninggalkan kampungnya di India lalu terdampar di Pantai Barus dan terus masuk hingga ke Tanah Dairi,dari pernikahan mereka mempunyai anak yang diberi nama HYANG.Hyang adalah nama yang dikeramatkan di Pakpak. Tugas dan tujuannya di lahirkan ke dunia yaitu untuk membuat keturunan dan mengembangkan suku Pakpak Bharat menjadi seperti A. ASAL USUL MANUSIA MENURUT ALKITAB 1. Asal usul manusia menurut alkitab Manusia berasal dari Allah. Alkitab menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia secara langsung yaitu dengan membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya sehingga menjadi makhluk yang hidup (Kej. 2:7).Allah menciptakan manusia untuk memenuhi rencana-Nya dan seluruh makhluk ciptaan-Nya memiliakan Dia. 2. Gagasan penciptaann Allah menciptakan manusia pertama (Adam) dari debu tanah dan menyebabkan nafas kehidupan ke dalamnya. Allah kemudian menempatkannya di Taman Eden dan menciptakan perempuan pertama (Hawa) dari tulang rusuk Adam sebagai pendampingnya. 3. Tujuan hidup manusia Tujuan hidup manusia yaitu memuliakan Allah, menjadi rekan Allah , mengasihi dan menginginkan Allah, serta menguasai bumi. B. MANUSIA SEBAGAI CITRA ALLAH 1. Manusia sebagai makhluk pribadi yang otonom Arti otonom adalah mandiri dalam menentukan kehendaknya, menentukan sendiri setiap perbuatannya dalam pencapaian kehendaknya. Allah telah memberikan akal budi yang membuat manusia tahu apa yang harus dilakukannya dan mengapa harus melakukannya. Dengan kemampuan akal budinya, manusia mampu membedakan hal baik dan buruk dan membuat keputusan berdasarkan suara hatinya dan mampu bersikap kritis terhadap berbagai pilihan hidup. Manusia adalah makhluk hidup, yang mampu memberdayakan akal budinya, maka manusia mempunyai berbagai kemampuan, yakni mampu berpikir, berkreasi, berinovasi, memberdayakan kekuatannya sehingga manusia tidak pernah berhenti untuk berkembang dalam mengembangkan dirinya sebagai suatu upaya dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya dalam mengaktualisasikan sebagai individu. 2. Manusia sebagai makhluk pendoa Doa merupakani permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan. Sedangkan berdoa artinya adalah mengucapkan (memanjatkan) doa kepada Tuhan. Berarti doa adalah suatu permohonan yang ditujukan kepada Allah yang di dalamnya ada pujian, harapan, dan permintaan. Terkadang terdapat manusia yang berdoa kepada Allah hanya dalam keadaan sulit, namun lupa beribadah apabila dalam keadaan senang, sehat dan rezeki melimpah. Berdoa adalah sebuah perintah. Firman Tuhan berkata dalam 1 Tesalonika 5:17-18: “Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” Berarti kita membutuhkan Tuhan dalam kehidupan kita setiap hari. 3. Manusia sebagai makhluk pencinta Jawaban: Sama halnya manusia sebagai makhluk pencinta yg mencintai Allah, Orangtunya, keluarganya ,teman temannya dan Orang orang di sekitarnya .Manusia adalah makhluk pencinta dan pencari makna hidupnya. Dalam pencarian mengarahkan manusia seluruh eksistensi dirinya untuk mencapai makna hidup yang dapat menghidupkan dirinya dalam keberadaannya sebagai “ada” di dunia. Manusia terus digerakkan oleh keingingan dan kemauannya untuk menghendaki apa yang ia inginkan yaitu makna hidup. Makna hidup yang ingin dicapai oleh manusia adalah hidup yang bahagia. 4. Manusia sebagai makhluk pembangun Manusia merupakan satu-satunya makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi. Alam merupakan lingkungan kehidupan atau segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang. Manusia dan alam mempunyai hubungan yang saling tergantung dan saling membutuhkan. Menurut ( Kejadian 1:28 ), ciptaan terakhir yakni manusia, mendapatkan mandat untuk bertanggung jawab atas seluruh ciptaan. Tanggung jawab terhadap alam sebagai ciptaan Allah, juga telah dipertegar lewat kehadiran Kristus Yesus. Tetapi seiring berjalannya waktu, alam berubah wujud dari tampilan sebelumnya. Pengembangan aspek kehidupan, tidak terlepas dari kemajuan pola pikir manusia yang dititikberatkan kepada keadaan sekarang, usaha mempermudah kehidupan manusia karena kebutuhan hidup. Penyebab dari lingkungan hidup yang kian menjadi rusak adalah mungkin dikarenakan cara pandang dan sikap manusia yang telah salah terhadap alam. Karena memang benar pemahaman dan cara pandang orang terkait lingkungan hidup akan mempengaruhi sikap mereka, dan bagaimana mereka akan memperlakukan alam. C. MANUSIA DAN KEBEBASAN 1. Makna kebebasan Kebebasan adalah privilege yang Tuhan berikan kepada manusia, yang membuat manusia memiliki kehendak bebas untuk mencipta, merasa, dan berkarya. Kata kebebasan dalam bahasa Inggris ada dua macam, yaitu freedom dan liberty . Karl Barth lebih suka memakai kata kebebasan . Kata liberty mempunyai nuansa yang lebih bersifat sekuler. Patung Liberty di New York berasal dari Prancis, yang menghadiahkan patung tersebut dalam semangat revolusi dengan mengusung slogan egalite ( kesetaraan /kesejajaran), fraternite ( persaudaraan /persaudaraan), dan liberte ( kebebasan /kebebasan). Kebebasan maksudnya adalah bebas dari otoritas gereja, agama, dan kekuasaan dari raja atau bangsawan yang tidak mereka sukai. Semboyan ini adalah semboyan humanisme suatu konsep kebebasan yang pembohong, tanpa ada ikatan apa-apa, tidak dibatasi, dan tidak ada atasan atau otoritas. Dalam konsep kekristenan, kebebasan (kebebasan) itu mempunyai batasan; dan kita juga mengatakan bahwa Tuhan pun dalam kebebasan-Nya rela “membatasi” diri. Sebebas-bebasnya Tuhan, tetap tidak mungkin Ia berbuat dosa. Ini berarti Tuhan juga tidak menggunakan kebebasan dalam pengertian bebas melakukan apa saja karena Tuhan tidak mungkin bertindak melawan natur-Nya. Kita percaya bahwa kebebasan ini adalah kebebasan yang rela membatasi diri. Terlebih lagi, Tuhan Yesus turun menjadi manusia merupakan suatu ekspresi kebebasan yang luar biasa, ketika kita justru menjadi kagum, ketika Allah yang Mahabebas rela membatasi diri. Kebebasan yang tidak bisa membatasi diri bukanlah kebebasan. Dengan kata lain, orang yang sebenarnya terikat. Kalau saya benar-benar mengatakan diri saya adalah orang yang bebas, saya juga bebas untuk membatasi diri – itu baru dikatakan bebas. Kalau saya tidak mau dibatasi, berarti saya terikat oleh ketidakmauan membatasi diri. Itu adalah suatu hal yang keliru. Kita bisa melihat teladan Yesus Kristus sendiri yang walaupun bebas, rela membatasi diri. 2. Kebebasan dan tanggung jawab Kebebasan dan tanggungjawab adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika seseorangyang melakukan tindakan yang bebas dari adanya aturan, standar atau norma tertentu yang berlaku, maka individu yang bersangkutan harusbertanggung jawab atas tindakan bebas yang dilakukannya. Dengan adanya kebebasan, maka timbullah tanggung jawab. Tanggung Jawab adalah kesadaran diri manusia terhadap semua tingkah laku dan perbuatan yang disengaja atau pun tidak di Sengaja.Tanggung jawab adalah Ciri – ciri manusia yang beradab atau (berbudaya). 3. Kebebasan dan perawatan Prinsip-prinsip kebebasan yang harus dimiliki oleh seorang perawat, meliputi: a. Otonomi (Autonomy) Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. b. Berbuat baik (Beneficience) Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi. c. Keadilan (Justice) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. d. Tidak merugikan (Nonmaleficience) Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. e. Kejujuran (Veracity) Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. f. Akuntabilitas (Accountability) Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali. D. MANUSIA DAN HATI NURANI 1. Makna hati nurani Hati nurani adalah suatu proses kognitif yang menghasilkan perasaan dan pengaitan secara rasional berdasarkan pandangan moral atau sistem nilai seseorang. Hati nurani berbeda dengan emosi atau pikiran yang muncul akibat persepsi indrawi atau refleks secara langsung, seperti misalnya tanggapan sistem saraf simpatis. Hati nurani adalah koneksi pribadi seseorang dengan Allah yang bersifat dinamis dan ditingkatkan dengan pengetahuan, praktik rukun Islam, tindakan iman, pertobatan, disiplin diri, dan ibadah; sebaliknya, hati nurani rontok, dan secara metaforis tertutup di bawah kegelapan, dengan tindakan dosa. 2. Perananan hati nurani Fungsi hati nurani adalah sebagai pegangan, pedoman atau norma untuk menilai suatu tindakan, apakah tindakan itu baik atau buruk. Pegangan atau peraturan-peraturan konkret di dalam kehidupan sehari-hari dan menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya. Selain itu dalam “Katekismus Gereja Katolik” hati nurani diartikan sebagai suatu keputusan akal budi, di mana manusia mengerti apakah suatu perbuatan konkrit yang ia rencanakan, sedang dilaksanakan, atau sudah dilaksanakan, baik atau buruk secara moral. 3. Pendidikan hati nurani Cara Melatih agar Kamu Bisa Mendengar Suara Hati, Penting! Jangan biasakan berbohong. Ilustrasi berbohong Biasakan refleksi diri sebelum tidur Berdoa Cobalah untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh suara hatimu sendiri Memilih lingkungan sekitar yang memberi energi positif. BAB 2. PANGGILAN HIDUP MANUSIA (KRISTIANI) A. PANGGILAN HIDUP UNTUK BAHAGIA 1. Hakikat panggilan untuk hidup bahagia Katekismus Gereja Katolik (KGK) menegaskan bahwa Allah memanggil manusia untuk hidup bahagia sebagai anggota keluarga-Nya. Demi tujuan itu, Allah mengutus Putera-Nya ke dunia dan semua orang yang mau menanggapi panggilan-Nya diberi-Nya karunia untuk memanggil Allah sebagai Bapa. Itu berarti panggilan hidup kristiani adalah panggilan Allah kepada semua orang yang mau percaya kepada Sang Putera. Allah mengaruniakan gelar anak-anak Allah berdasarkan iman mereka, supaya mereka pun berhak mewarisi kehidupan-Nya yang bahagia. 2. Ajaran Yesus tentang hidup bahagia Dalam teks Matius 5:3-12, Yesus memberikan pengajaran mengenai berbahagia yang mencakup standar hidup orang-orang yang berbahagia serta alasan-alasan mengapa orang-orang percaya harus berbahagia.Yesus memberikan pengajaran mengenai berbahagia yang mencakup standar hidup orang-orang yang berbahagia dan standar. Hidup orang yang berbahagia ialah miskin di hadapan Allah, berdukacita, lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hatinya, suci hatinya; membawa damai. Oleh sebab kebenaran, Dia dicela dianiaya karena Kristus difitnahkan segala yang jahat. B. PANGGILAN HIDUP UNTUK MEMULIAKAN ALLAH Memuliakan Tuhan berarti mengakui dan menghargai kemuliaan Tuhan di atas segalanya dan membuat kemuliaan-Nya dikenal melalui hidup kita. Jika kita ingin memuliakan Allah, mengucap syukurlah kepada-Nya. Ibrani 13:15 berkata, “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.” Ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya adalah ucapan syukur kita kepada Allah. Kita dapat memuliakan Tuhan dengan menyaksikan kebesaran Tuhan dan kasih-Nya yang menyelamatkan. Allah senang dipuji. Allah senang disembah. Allah senang kita datang bersujud kepada-Nya. Tetapi, Allah senang bila kita memberitakan nama-Nya dan menyerukan di seluruh bumi. Orang percaya sudah ditebus dan diselamatkan dalam Yesus Kristus untuk menyaksikan kebesaran TUHAN dan memuliakan namaNya. Mari kita bersama, menyerukan keselamatan dan kemuliaan Tuhan kita. C. PANGGILAN UNTUK MENJADI REKAN KERJA ALLAH Ketika Allah menciptakan manusia pertama, Allah telah mendesain manusia sedemikian rupa. Manusia dicipta menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26). Selanjutnya, Allah mempercayakan kepada manusia untuk bertanggungjawab dalam mengusahakan, menata dan mengelola seluruh semesta. Allah menjadikan manusia sebagai rekan sekerjanya. Allah memberi mandate kepada manusia. Sungguh, ini seharusnya merupakan kebanggaan yang seyogyanya membuat manusia takluk pada Penciptanya, bersyukur dan mengagungkan nama-Nya. Dengan demikian menjadi rekan sekerja Allah, panggilan Allah kepada tiap orang percaya untuk menjadi saksi bagiNya di setiap lini kehidupan. Karena itu, sudah semestinya rasa syukur yang tidak pernah berhenti harus mengalir dari hidup orang percaya, karena Allah tidak hanya memberi keselamatan kepada orang percaya, tetapi juga melibatkan orang percaya dalam melayani-Nya. Anugerah Allah ini tentunya bukan untuk orang percaya berbangga diri, apalagi arogan, tetapi sebaliknya sadari diri dan hidup dalam kerendahan hati, melayani Dia dan melayani sesama, hidup mejadi berkat bagi kemuliaan nama Tuhan. D. PANGGILAN UNTUK BEKERJA, BERKARYA, DAN PROPERTI. 1. Hakikat kerja manusia Bekerja adalah salah satu ciri khas yang membedakan manusia dari seluruh ciptaan lain, yang aktivitasnya untuk mempertahankan hidup mereka tidak bisa disebut bekerja. ~ Paus Yohanes Paulus II Dengan bekerja maka kita dapat terus mengembangkan setiap potensi yang sudah Tuhan berikan bagi kita semuanya. Belajarlah dengan baik dan kembangkanlah potensi yang ada dalam diri kalian supaya dapat bekerja dengan baik. Kita semuanya harus memiliki pemikiran yang tepat, Berlawanan dengan pemikiran sebagian orang pada masa kini yang menganggap pekerjaan sebagai beban yang harus dihindari, Alkitab mengajarkan bahwa bekerja adalah sesuatu yang perlu dijalani dengan sukacita karena bekerja adalah nilai kehidupan yang membuat hidup kita menjadi bermakna. 2. Makna kerja dalam perspektif ajaran gereja Perjanjian Lama menampilkan Allah sebagai Sang Pencipta yang Membentuk manusia seturut citra-Nya dan mengundang dia untuk Mengolah tanah serta mengusahakan dan memelihara taman Eden di mana Allah telah menempatkan Adam dan Hawa. Allah mempercayakan tugas untuk menaklukkan bumi dan berkuasa atas semua makhluk hidup. Adam dan Hawa dipercayakan untuk menguasai taman Eden merawat dan menjaganya dengan penuh tanggung jawab bukan untuk merusaknya. Kekuasaan yang dilaksanakan manusia atas semua makhluk hidup yang lain bukanlah sesuatu yang lalim atau sewenang-wenang; sebaliknya, ia harus “mengusahakan dan memelihara” harta benda yang telah diciptakan Allah 3. Tantangan dalam kerja masa kini Tantangan yang sering terjadi di dunia kerja a. Masalah komunikasi dan relasi Dalam hidup, kita membutuhkan komunikasi yang baik dengan orang lain termasuk dalam dunia kerja. Sayangnya, kurang komunikasi merupakan salah satu permasalahan yang umum dijumpai di tempat kerja. b. Masalah dengan lingkungan kerja Lingkungan kerja yang mendukung secara fisik dan emosional sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan motivasi karyawan. Perasaan tidak nyaman di tempat kerja dapat menjadi tantangan tersendiri bagi pegawai yang akhirnya dapat mempengaruhi performa dan kualitas kerja. Motivasi yang rendah Hampir semua orang yang bekerja pernah kehilangan motivasi dalam menyelesaikan pekerjaannya. Penyebabnya beragam, bisa karena rasa bosan karena tugas yang monoton atau kurangnya apresiasi dari atasan. c. Kekhawatiran terkait teknologi dan inovasi Tempat kerja yang ideal umumnya mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memberikan pelatihan kepada para pekerjanya untuk menyesuaikan diri dengan teknologi terbaru. d. Khawatir akan perkembangan karier Setiap orang pasti memiliki target dalam karier. Tidak peduli seberapa menyenangkannya suatu pekerjaan, jika seseorang tidak merasakan adanya perkembangan, ia mungkin akan mempertimbangkan ulang pekerjaan tersebut. 4. Profesi dan menjadi profesional Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional. Profesionalisme sendiri diambil dari kata dasar “profesional” di mana seseorang atau karyawan tentu saja harus memahami arti kata profesional dalam melakukan suatu pekerjaan di dalam lingkup kerja. Profesionalisme yang di maksud adalah bagaimana seorang karyawan bisa menempatkan dirinya selama berada dalam lingkup kerja maupun luar lingkup kerja. Bagaimana seorang karyawan bisa menyelesaikan pekerjaan dengan penuh tanggung jawab, tepat waktu dan memiliki nilai integritas. Integritas sendiri dapat berkaitan dengan sifat dan karakter dari seseorang. Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh karyawan juga bagaimana dia bisa memanajemen emosi serta pikirannya atau membedakan hal pribadi dengan pekerjaaan. Karena seperti yang kita ketahui, setiap orang pasti mempunyai permasalahan hidupnya masing-masing di mana karyawan tersebut dituntut agar pekerjaannya tidak terbengkalai dikarenakan permasalahan internal. E. PANGGILAN HIDUP UNTUK BERKELUARGA 1. Keluarga sebagai tanda kehadiran Allah Pembentukan sebuah keluarga bukanlah hasil keputusan seorang laki-laki dan seorang perempuan semata. Sejak Allah menciptakan dunia, Allah berinisiatif untuk membentuk sebuah keluarga. Allah sendiri juga yang telah memberikan teladan mengenai cara kita menjalankan rumah tangga. Ia menyebut diri-Nya sebagai Bapa, dan umat-Nya adalah anak-anak-Nya. Hubungan antara Bapa dan anak itu harmonis. Allah Bapa dengan penuh kasih membimbing, mengajar kita, dan melatih kita sejak dari kita mulai percaya kepada-Nya hingga kita menjadi orang beriman yang dewasa. Dia tidak pernah berhenti mengasihi kita. Didikan-Nya itu terkadang lembut, terkadang juga keras. Namun, anak tidak pernah membenci Bapa. Anak akan selalu mengasihi Bapa dan belajar kepada Bapa. Sebab kasih yang terjalin adalah kasih yang kekal. Itulah pentingnya kehadiran Allah Bapa dalam keluarga kita! 2. Keluarga sebagai sekolah pertama Keluarga merupakan lingkungan terdekat yang dimiliki oleh anak. Keluarga adalah bagian lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, karena melalui keluargalah anak belajar, tumbuh dan berkembang. Semua aspek perkembangan anak perlu mendapat stimulasi dan dukungan dari orangtua khususnya pada level lingkungan terkecil yaitu keluarga. Aspek perkembangan anak tersebut meliputi perkembangan nilai agama dan moral, aspek perkembagan fisik motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial emosional, dan aspek perkembangan seni. Orangtua perlu untuk mengetahui aspek-aspek perkembangan anak tersebut, sehingga dapat memberikan stimulasi yang tepat di lingkungan keluarga. Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, diharapkan orangtua dapat menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif dalam rangka memaksimalkan tumbuh kembang anak. Hubungan sosial anak akan berkembang melalui interaksi dengan keluarga di rumah. Hubungan sosial ini akan semakin berkembang melalui interaksi dengan teman sebayanya ketika anak di sekolah. Semakin sering seorang anak berinteraksi dengan orang lain, maka semakin meningkat keterampilan anak dalam membina hubungan bersama-bersama dengan orang lain. Orangtua memiliki peranan yang sangat penting untuk selalu menstimulasi dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengalaman kebersamaan anak dengan orangtua, merupakan dasar untuk kegiatan bermain di kemudian hari. Anak yang mempunyai hubungan yang baik dengan orang tuanya akan lebih mudah bermain bersama dengan orang lain. Akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan lain. 3. Keluarga sebagai rumah tangga gereja Keluarga sebagai gereja rumah-tangga (Ecclesia domestica) berperan dalam tugas Gereja. Dengan mengambil bagian dalam tugas Gereja, keluarga mengambil tugas dan perannya dalam setiap rumah tangga. Membangun persekutuan di antara anggota dalam keluarga. Atas dasar Sakramen Perkawinan, keluarga adalah “Gereja rumah tangga”, dimana anak-anak Allah berdoa “sebagai Gereja” dan belajar bertekun dalam doa” (KGK 2658). Doa adalah bagian yang penting dalam kehidupan beriman. Dan bagi anak-anak, keluarga menjadi tempat pertama bagi mereka untuk belajar berdoa. F. PANGGILAN HIDUP IMAMAT 1. Memahami panggilan hidup imamat Panggilan hidup bakti dan imamat/selibat merupakan panggilan hidup yang khas. Mereka memberikan hidup dan dirinya secara total kepada Tuhan untuk menjadi alat-Nya dan menjadi partner bagi Allah sendiri dalam mewartakan kerajaan Allah di dunia. Seseorang berkenan untuk memenuhi panggilan-Nya untuk hidup selibat, bukan karena mereka tidak laku atau karena mereka tidak dapat berbuat apaapa, melainkan karena kemauan sendiri demi kerajaan Allah. Seperti yang difirmankan dalam Matius 19:12; “…Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti hendaklah ia mengerti.” Jadi mereka memilih cara hidup sendiri dan tanpa paksaan tetapi atas kerelaan dan kesadarannya untuk melayani Tuhan secara penuh dalam hidup sebagai seorang imam. 2. Memaknai panggilan hidup imamat Hidup imamat merupakan panggilan khusus. Panggilan khusus itu oleh Gereja Katolik dimeteraikan sebagai sakramen, yakni Sakramen Imamat yang disebut dengan Sakramen Tahbisan. Dengan Sakramen Imamat/Tahbisan seseorang diangkat/diwisuda untuk menggembalakan Gereja dengan Sabda dan Roh Allah. Sakramen Tahbisan ini melantik seseorang untuk ikut serta dalam tugas perutusan Yesus Kristus. Mereka diangkat dan diakui sebagai wakil Kristus. “Barangsiapa yang mendengar kamu, mendengar Aku” (Lukas 10: 16). Mereka bertindak atas nama Kristus untuk menghadirkan Ekaristi. Yesus pernah berkata, “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (Lukas 22: 19). Yesus juga mengutus orang-orang yang dipanggil-Nya secara khusus untuk membaptis semua orang yang percaya (lihat. Matius 28: 19-20), mengampuni dosa orang atas nama-Nya (lihat. Yohanes 20: 22), dan membangun umat beriman sebagai satu tubuh (lihat. Efi sus 4: 11-12). G. PANGGILAN HIDUP MEMBIARA 1. Makna panggilan hidup membiara, berbakti dan religius Hidup membiara berarti memfokuskan diri pada ketaatan beragama dengan adanya keterikatan biarawati terhadap kaul-kaul yang dijalani dan dihayati dalam kehidupan sehari – hari. Paling tidak ada ada 3 kaul yang menjadi landasan hidup yang dengan ikhlas dan sepenuh hati dijalani yaitu kaul kemiskinan, kaul kemurnian dan kaul ketaatan. Berbakti kepada Tuhan ini merujuk hidup yang takut akan Tuhan, dan belajar hidup hormat dengan Tuhan. Menjalani kehidupan yang takut akan TUHAN adalah baik dan bertahan untuk selama-lamanya, oleh itu kita perlu menjalani kehidupan yang takut akan Tuhan sepanjang hidup kita didunia ini. Hidup religius adalah bentuk hidup yang atas dorongan Roh Kudus individu mengikuti Kristus secara lebih dekat, mempersembahkan diri secara lebih utuh kepada Allah melalui pelayanan dan menjadi tanda kehadiran Allah di dunia. BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan sekian makalah ini yang saya buat, semoga dengan adanya makalah ini sayaharap kita semua bisa mensyukuri hidup kita sendiri karenaAllah sudahsungguh baik kepada kita karena membuat hidup kita sangat berharga,semogakita juga dapat membuka hati kita untuk memperkenankanAllah berkaryadidalam hidup kita supaya hidup kita berubah menjadi lebih baik sesuai denganajaran-Nya.Dan saya juga berharap wawasan kita tentang panggilan hidup berkeluaranga maupun membiara semakin luas dan kita bisa mengetahui apa saja yang akandilakukan ketika kita hidup berkeluaranga maupun membiara.Dengan adanya makalah ini pula, saya berharap kita bisa memilih jalan hidupkita dengan bijak dengan mendengarkan suara hati nurani kita masing-masing,karena kita sudah mengetahui apa saja konsekuensinya jika kita hidupberkeluaranga atau membiara dan apabila sudah menentukan pilihan hidup kita,kita tidak akan menyesal di kemudian hari dan bisa melaksanakannya dengan sepenuh