Pelajaran 52 Minggu untuk jiwa baru XII. Tugas Kerja dari Gereja Hendaklah engkau setia sampai mati dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan (Wahyu 2:10). Apa yang dikehendaki Allah kepada kita adalah kita mendapat keselamatan dengan pengorbanan Yesus, lalu hidup layak sebagai orang yang diselamatkan. Maka kita harus memberitakan keselamatan kepada sesama kita supaya mereka juga diselamatkan dengan pengorbanan Yesus. Semua tugas kerja dari gereja juga memusatkan penginjilan dan kesaksian. Orang Kristen kita adalah orang yang menerima tugas kerja dalam penginjilan. 1. Memuliakan Nama Allah Allah menciptakan manusia supaya membinasakan Iblis yang menghujat nama-Nya, lalu memuliakan-Nya. Manusia memiliki tugas kerja untuk memuliakan nama-Allah. Untuk itu Israel menanggung tugas sebagai jalan pintas Yesus yang datang untuk mati. Sedangkan orang Kristen menanggung tugas yang menyaksikan kematian dan kebangkitan Yesus. Alkitab menyatakan tugas demikian ialah tugas yang mengharmoniskan Allah dan manusia, juga tugas untuk menggenapkan dalam daging kita apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya yaitu jemaat (II Korintus 5:18, Kolose 1:24). Selama kita berada di dalam tubuh kita menangggung tugas kerja ini pada penderitaan secara kurang cukup, tetapi sesudah kita ke kerajaan Bapa di sorga sambil segala sesuatu dinyatakan, kita akan bertugas memuji Allah tanpa batasan selama-lamanya. Demikian ada perbedaan sedikit menurut jaman, akan tetapi semua tugas kerja ialah yang menanggung untuk tujuan manusia diciptakan yaitu untuk memuliakan nama Allah. Apapun kita bekerja di dalam Tuhan secara masing-masing sebenarnya kita menanggung tugas kerja itu. Ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan (I Korintus 12:5) Perhatian Allah ada tugas pelayanan yang dilakukan dalam nama Yesus, maka Allah memberi inspirasi dan kuasa yang layak pada tugas pelayanan, yaitu orang yang menanggung tugas pelayanan. Bagaimanapun pekerjaan Allah akan terjadi maka lebih baik kita suka rela dan meminta bahwa “titipkanlah pekerjaanmu!” Ku mau mengerjakan pekerjaan Engkau. Atau taat saja dengan katakan “Amin!” Dan kita menggunakan iman kita supaya Allah turut bekerja, kita bekerja dengan milik Allah akhirnya menggenapi pekerjaan-Nya. Apabila kita mengakui hal ini Allah menerima kemuliaan melaluinya lalu memberikan upah yang kekal. Dalam arti demikian apa yang kita tahu adalah tugas pelayanan itu bukan pangkal kekuatan, kehormatan atau kewajiban, tetapi kasih dari Allah dan saluran berkat dari Allah. 2. Pada Perjanjian Lama Masing-masing suku Israel ditetapkan tugas pelayanan sebagai umat-Nya yakni sebagai hamba Allah (Ibrani 3:5 – 6), sedangkan pada Perjanjian Baru orang Kristen dibolehkan Pelajaran 52 Minggu untuk jiwa baru XII. Tugas Kerja dari Gereja semua tugas pelayananan sesuai kapasitas iman, dan patokan untuk memilih pelayanan itu hanya kapasitas iman. Tidak ada yang tinggi dan rendah posisinya di antara tugas pelayanan tetapi hanya ada hubungan sama, hanya ambil bagian di dalam satu tubuh (organisasi) seperti tubuh manusia bekerja sama dengan cara mengambil bagian perannya masing-masing sehingga menjaga sebuah tubuh yang utuh. Demikian anggota jemaat Kristus bekerja bersama untuk menggenapi kehendak Allah. Orang Kristen bekerja pekerjaan Bapa dengan sukarela sebagai anak-anak Allah, maka tugas pelayanan itu adalah pekerjaan kita sendiri. Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini (I Timotius 1:12) Tugas pelayanan itu bukan dari manusia tetapi dipercayakan dari Allah, bukan dari kekuatan manusia, tetapi dari kuasa Roh Kudus. Oleh sebab itu diharapkan kepada pelayan Tuhan adalah taat kepada Allah yang memakainya, bila demikian dia akan dibalas upah yang kekal dan dipuja “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba-Ku yang baik dan setia (Matius 25:21).” Pelayan Tuhan yang dikehendaki adalah bukan orang pintar tetapi mudah dan enak dipahami, orang yang bekerja sesuai dengan keinginan Allah, dengan mengikuti aktifitasnya Allah tanpa bertentangan apapun itulah yang dicari Allah. Sebab kekurangannya akan diisi sesuai dengan kekayaan Allah. Oleh sebab itu jika seseorang mendahului pikiran diri sendiri sehingga memilih jenis pelayanan atau talenta lalu membatasi kehendak Tuhan, tidak akan berkenan kepada Tuhan. Kita harus mendahului dari pada apapun ketaatan yang dikehendaki Tuhan, barulah pikiran dan talenta kita dipegang oleh tangan Yesus sehingga menerangi dunia. Core : Pelayan Tuhan yang dikehendaki adalah bukan orang yang pintar tetapi mudah dan enak dipakai. Orang yang bekerja sesuai dengan keinginan Allah dengan mengikuti aktifitasnya Allah tasnpa bertentangan apapun.