Uploaded by common.user150697

Berpikir Kritis Perawat: Tingkatkan Mutu Profesi Keperawatan

advertisement
MENJADI SEORANG PERAWAT YANG BERPIKIR KRITIS
GUNA MENINGKATKAN MUTU PROFESI KEPERAWATAN
Tiara Rahel Tampubolon 181101046
[email protected]
Abstrak
Didalam keperawatan berpikir kritis sangatlah penting, dimana dalam segala tindakan
maupun keputusan yang akan dilakukan harus benar-benar dipertimbangkan guna menghindari
kesalahan fatal yang akan terjadi pada pasien. Danjuga dengan adanya kemampuan yang ada
pada setiap perawat, maka mutu profesi keperawatan akan semakin meningkat pula. Oleh
demikian seorang perawat harus di asah kemampuannya untuk berpikir kritis semenjak dirinya
masih dalam status mahasiswa keperawatan. Oleh karena itu metode-metode yang akan di
cantumkan juga akan membantu perawat dalam meningkatkan kemampuan dakam berpikir
kritis dan juga rasa percaya dirinya di lapangan pekerjaan.
Kata kunci : Perawat, Berpikir kritis, kepercayaan diri, mutu profesi
LATAR BELAKANG
Berpikir adalah menggunakan pikiran
dan mencakup pendapat, membuat
keputusan, menarik kesimpulan, dan
merefleksikan (Gordon, 1995). Menurut
Chaffee (1994) berpikir merupakan
suatu
proses
yang
aktif
dan
terkoordinasi. Sedangkan berpikir kritis
merupakan pengujian secara rasional
atas segala ide-ide, alasan, tindakan,
pendapat, prinsip, masalah, dan
keputusan yang diambil. Dalam
keperawatan, kaitannya dengan berpikir
kritis
sangat
reflektif,
dimana
pemikiran-pemikiran yang masuk akal
akan di pertimbangkan pada saat
pengambilan keputusan terlebih pada
saat situasi darurat, pemikiran kritis
dimana pengambilan keputusan yang
akurat guna menghindari kesalahan
yang fatal.
Di dalam keperawatan, berpikir
dengan kritis sangat penting untuk di
terapkan. Dimana sebagai seorang
perawat yang memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien selama 24
jam pasti harus mengambil keputusan
ataupun tindakan secara akurat dalam
situasi terencana maupun dalam situasi
yang mendadak sehingga dapat
menghindarkan kita dari terjadinya
kesalahan-kesalahan yang fatal terlebih
kepada pasien tersebut.
Didalam
keperawatan, memiliki pemikiran yang
kritis harus selalu ditingkatakan karena
mengingat hal tersebut sangatlah
penting dalam pengambilan keputusan,
penyelesaian masalah dalam klinis, dan
alasan yang akurat mengapa kita
melakukan tindakan tersebut. Namun,
hal tersebut juga harus didukung oleh
rasa kepercayaan diri dari dalam diri si
perawat tersebut. Sehingga dirinya
dapat menyampaikan ide-ide kreatif,
maupun keputusan yang paling baik
untuk
dipertimbangkan
maupun
dilaksanakan. Rasa percaya diri juga
mendukung meningkatnya pemikiran
kritis si perawat tersebut, dan
mempermudah seorang perawat bekerja
sama dengan mitra kerjanya di
lapangan. Sehingga mutu profesi
keperawatan dapat semakin meningkat
dan tidak dipandang sebelah mata lagi
oleh masyarakat maupun tenaga
kesehatan yang lainnya. Hal ini juga
dapat membuat tingkat kesehatan pasien
semakin meningkat dengan adanya
tindakan-tindakan
dan
keputusan-
keputusan terbaik dari pemikiran kritis
sesama tenaga kesehatan
Tetapi memiliki pemikiran yang
kritis dan juga memiliki rasa
kepercayaan yang tinggi tidaklah mudah
untuk dimiliki oleh semua perawat.
Untuk itu seorang perawat haruslah
mengasah kedua hal tersebut dalam
dirinya,
sehingga
mutu
profesi
keperawatan dapat semakin meningkat.
Maka seorang perawat haruslah
memiliki banyak pengalaman dalam
klinis. Dan juga seorang perawat ada
baiknya terus menggunakan pendekatan
pemecahan masalah untuk mempelajari
lebih dalam mengenai pasien, untuk
menentukan sifat masalah, dan pada
akhirnya untuk memberikan pendekatan
terhadap peredaan ketidaknyamanan
yang dialami pasien. Dimana perawat
TUJUAN
Ada pun tujuan dari berpikir secara
kritis
adalah
sebagai
suatu
teknikberpikir
yang
melatih
kemampuan dalam mengevaluasi atau
melakukan penilaian secara cermat
tentang tepat-tidaknya atau pun layaktidaknya suatu gagasan, ide-ide,
keputusan, ataupun tindakan yang akan
diambil pada saat itu. Dimana perawat
tersebut akan mempertimbangkan,
menilai, dan menganalisis secara
rasional tentang semua informasi,
masukan, pendapat, dan ide-ide yang
ada, kemudian perawat tersebut
haruslah merumuskan kesimpulan dan
mengambil suatu keputusan yang paling
tepat.dan juga, dengan hal ini maka
perawat akan semakin percaya diri atas
semua ide-ide kreatif yang berasal dari
dirinya sendiri sehingga memacu
perawat-perawat tersebut untuk semakin
akan membuat sebuah kesimpulan dari
pemecahan masalah tersebut sehingga
perawat tersebut dapat lebih mengasah
kemampuan dalam berpikir kritis dalam
penanganan masalah dilapangan, dan
juga dengan wawasan yang semakin
luas itu jugalah si perawat tersebut akan
semakin meningkat rasa kepercayaan
dirinya dalam mengungkapkan ide-ide
dan keputusan yang terbaik dalam
pengambilan
tindakan
dari
pemikirannya sendiri maupun hasil
diskusi dengan tenaga kesehatan
lainnya, maka dengan hal tersebut
seiring berjalannya waktu akan semakin
banyak perawat-perawat yang berpikir
kritis juga maka akan semakin
meningkat
pula
mutu
profesi
keperawatan di lapangan pekerjaan
maupun dipandangan masyarakat dan
dengan tenaga kesehatan lainnya.
mengasah kemampuan mereka dalam
berpikir
kritis
maupun
dalam
peningkatan rasa percaya diri mereka.
Dan dengan terwujudnya hal ini, maka
dengan sendirinya mutu profesi
keperawatan juga akan semakin
meningkat dan dengan hal ini jugalah
tingkat kesembuhan pada pasien juga
akan semakin meningkat atas tindakantindakan yang tepat oleh perawatperawat yang memiliki kemampuan
dalam berpikir kritis.
METODE
Dari pengkajian yang telah dilakukan
dapat kita temukan beberapa metode
yang dapat kita terapkan guna
meningkatkan rasa percaya diri seorang
perawat dan juga meningkatkan
kemampuan berpikir kritis pada perawat
dilapangan, yaitu:
METODE SIMULASI
Penelitian
L
et
al
(2013)
menunjukkan bahwa metode simulasi
high-fidelity dan low-fidelity keduanya
terkait dengan peningkatan skor
pemikiran kritis pada mahasiswa
keperawatan, dalam penelitian ini
mahasiswa dibagi dalam dua kelompok
yaitu kelompok mahasiswa yang
menerima simulasi high-fidelity and
low-fidelity yang menerima dan
mengidentifikasi kasus setiap minggu
dan hasilnya didapatkan bahwa kedua
kelompok menunjukkan peningkatan
kemampuan
berpikir
kritis
dibandingkan
sebelumnya.
Selain
meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, metode simulasi juga dapat
meningkatkan kepercayaan diri pada
mahasiswa seperti pada penelitian Mc
Cabe, Gilmartin, & Goldsamt (2016)
yang menyatakan bahwa terjadi
peningkatan
signifikan
secara
keseluruhan pada kepercayaan diri
mahasiswa sehingga hal tersebut dapat
menjadi dukungan untuk model
pembelajaran klinis yang menggunakan
metode simulasi untuk menggantikan
metode tradisional. Dan dengan
menggunakan metode ini, didapat
bahwa kemampuan dalam berpikir kritis
dapat lebih meningkat walaupun hasil
yang didapat tidak begitu drastis,
namun dengan metode simulasi ini
seorang perawat di ajar untuk memiliki
rasa kepercayaan diri yang kuat di
pengalaman klinis mereka dan hal
tersebut juga dapat membuat profesi
seorang perawat tidak lagi dianggap
remeh oleh orang-orang awam ataupun
pasien, dan juga dengan menggunakan
metode simulasi ini seorang perawat
tersebut juga dapat berinteraksi dengan
sesama rekan kerjanya di lapangan
sehingga mereka dapat sama-sama
mengeluarkan pendapat masing-masing
guna mendapatkan hasil diskusi yang
terbaik sehingga perawat tersebut juga
dapat memberikan asuhan keperawatan
yang baik kepada seluruh pasiennya.
METODE RONDE/PENALARAN
Menurut penelitian Sherrill (2012)
bahwa metode ronde keperawatan
adalah cara yang sederhana, mudah, dan
menyenangkan untuk melibatkan setiap
mahasiswa
keperawatan
dan
mengembangkan
keterampilan
penalaran kritis dalam mempraktikkan
pelayanan keperawatan terbaik. Dalam
metode ini mahasiswa dibagi menjadi
dua
kelompok
yaitu
kelompok
intervensi dan juga dalam kelompok
kontrol. Dalam metode ini kelompok
intervensi
mendapatkan
metode
pembelajaran ronde keperawatan untuk
mendiskusikan
dan
memecahkan
masalah terkait kasus yang mereka
dapatkan sedangkan kelompok kontrol
tidak
mendapatkan
metode
pembelajaran
tambahan
dalam
memecahkan
kasus.
Kemampuan
berpikir kritis mahasiswa diukur dengan
Critical Thinking Assesment sebelum
dan sesudah intevensi dilakukan dan
hasilnya menunjukkan bahwa skor
kemampuan berpikir kritis mahasiswa
keperawatan pada kelompok intervensi
lebih tinggi dibandingkan dengan
kelompok kontrol, meskipun secara
statisitik tidak menunjukaan perbedaan
yang signifikan antara skor kemampuan
berpikir kritis sebelum dan sesudah di
masing-masing kelompok. Namun, skor
untuk
sesi
kedua
menunjukkan
peningkatan yang lebih besar dalam
keterampilan berpikir kritis untuk
kelompok intervensi. Dan dapat
disimpulkan bahwa dengan metode
ronde ini, perawat akan semakin
meningkatkan rasa kepercayaan dirinya
dan juga kemampuan berpikir kritisnya
apabila
mereka
mendapatkan
pembelajaran tambahan,. Untuk itu
untuk menjadi seorang perawat yang
berpikir kritis kita harus selalu
mengasah kemampuan kita terlebih
dalam pengalaman klinis kita. Hal ini
juga
yang
dapat
membantu
meningkatkan
mutu
profesi
keperawatan di mata masyarakat dan
mitra kerja kita dilapangan.
METODE ILMIAH
Merupakan salah satu pendekatan
terhadap pertimbangan yang beralih dari
fakta-fakta pengalaman yang dapat
diamati hingga penjelasan masuk akal
dari fakta-fakta tersebut (Bandman dan
Bandman, 1995). Metode ini adalah
metode yang memungkinkan untuk
mengidentifikasi dan resolusi dari
masalah. Pasien di klinik mungkin
mengatakan kepada perawat bahwa
nyeri pada punggung bawah terjadi
setelah dirinya terjatuh dari tangga. Dari
pengamatan tersebut yaitu pengamatan
yang lebih dekat dengan pasien, perawat
dapat mendapatkan bahwa pasien
membungkuk,
meringis,
dan
memberikan gerakan yang lambat pada
saat bergerak dari kursi ke meja
pemeriksaan. Perawat harus terus
menggunakan
metode
pendekatan
pemecahan masalah tersebut,sehingga
perawat
tersebut
dapat
lebih
mempelajari lebih dalam mengenai
pasien, menentukan sifat masalah yang
dialami pasien, dan memberikan
pendekatan mengenai ketidaknyamanan
pasien terhadap nyeri yang dialaminya.
Dengan metode ini, perawat juga
semakin meningkat kemampuannya
dalam berpikir kritis, dikarenakan
dirinya yang sering menghadapi hal-hal
yang
mengajak
dirinya
untuk
melakukan pemecahan masalah melalui
pendekatan pemecahan masalah dengan
pasien tersebut.
HASIL
Tampil sebagai perawat yang
memiliki pemikiran kritis dan rasa
kepercayaan yang tinggi,merupakan
keinginan semua perawat yang akan
selalu muncul pada saat perawat
tersebut berhadapan langsung dengan
pasiennya, dan pada saat memberikan
pelayanan ataupun asuhan keperawatan
pada pasiennya. Akan ada kepuasan
tersendiri atas pencapaian tersebut dan
juga atas perkembangan dari pemikiran
kritis dan rasa percaya diri yang selama
ini di kembangkan pada saat
memberikan pelayanan kepada pasienpasien tersebut. Umpan balik yang
mereka peroleh dari pasien dan keluarga
merupakan bukti nyata dari pencapaian
tujuan untuk tampak baik sebagai
perawat begitu pula dengan mutu
profesi keperawatan yang semakin
meningkat.
PEMBAHASAN
Menurut Gaberson & Oermann,
(2010) pemikiran kritis memungkinkan
perawat membuat penilaian yang
beralasan dan terinformasi dalam setting
praktik dan memutuskan apa yang harus
dilakukan dalam situasi tertentu.
Begitupun dengan kepercayaan diri
merupakan komponen utama
pengambilan keputusan yang benar
dalam konteks klinis dan untuk proses
penilaian terkait. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa kepercayaan diri
untuk bereaksi terhadap situasi darurat
meningkat saat faktor seperti latihan
berulang dan latihan simulasi hadir
(Carlos et al.,2014).
Pada saat perawat membuat
keputusan mengenai klien, memang
secara individual tetapi mereka juga
membuat keputusan mengenai
sekelompok pasien. Perawat yang
bekerja pada jam bekerja yang sibuk
akan menemui banyak pasien, urntuk
itu perawat akan menggunakan kriteria
pasien mana yang mempunyai prioritas
paling tinggi. Kriteria tersebut dapt
berupa seperti factor-faktor keakutan
pasien, resiko yang ada pada penundaan
pengobatan, dan harapan pasien tentang
perawatan yang diberikan oleh perawat.
Sebagai contoh, seorang pasien baru
saja kembali dari ruang operasi dimana
dirinya memiliki resiko paling tertinggi
diantara pasien-pasien yang dapat
diperkirakan proses pemulihannya dan
yang sedang menunggu proses
pemulangannya pada hari berikutnya.
Hal yang serupa juga dengan
pasienyang mengalami penurunan
tekanan darah tiba-tiba dibarengi
dengan perubahan kesadaran
membutuhkan perhatian perawat segara
disbanding dengan klien yang harus
dibantu untuk berjalan ke lorong
ruangan.
Agar perawat mampu mengatasi
berbagai masalah kelompok pasien
yang berbeda-beda kebutuhan
penanganannya, pembuatan keputusan
selanjutnya sangat penting. Selain itu,
manajemen waktu juga merupakan
bagian dari pembuatan keputusan
tersebut dimana hal tersebut dapat
memastikan bahwa waktu seorang
perawat digunakan dengan baik dan
perawat tersebut juga cukup tanggap
dalam pengambilan keputusan dan juga
terhadap keputusan klien.
Suatu kategori kompetensi dalm
berpikir kritis bersifat khusus dalam
keperawatan. Dimana proses
keperawatan ini merupakan pendekatan
sistematis yang digunakan untuk
mengkaji dan menelaah secara kritis
kondisi yang ada pada pasien,
mengidentifikasi respon pasien terhadap
masalah kesehatan, melakukan tindakan
yang sesuai kebutuhan pasien, dan juga
mengevaluasi apakah tindakan tersebut
sudah benar dilakukan dan apakah
tindakan tersebut efektif untuk
dilakukan.
Ketika individu mendekati situasi
yang membutuhkan berpikir kritis,
adalah tugas individu tersebut untuk
mudah menjawab apapun keputusan
yang akan dibuatnya. Sebagai perawat
yang berpikir kritis, perawat harus
membuat keputusan dalam berespon
terhadap hak, kebutuhan, dan keinginan
pasien. Perawat tersebut juga haruslah
menerima tanggung gugat untuk apapun
penilaian yang dibuatnya atas nama
pasien tersebut.
Untuk itu dengan penerapan
pemikiran kritis dan rasa percaya diri
tersebutlah, mutu profesi keperawatan
akan semakin meningkat juga. Sehingga
mahasiswa-mahasiswa perawat akan
dibina lebih awal untuk menjadi
seorang perawat yang berpikir kritis dan
juga mereka akan merasa terbeban
apabila tidak memiliki kemampuan
dalam berpikir kritis maupun dalam rasa
percaya diri yang tinggi. Dengan
demikian semakin lama, maka tingkat
kesehatan pasien semakin meningkat
pila dan terwujudlah tujuan semua
perawat yang ada di Indonesia bahwa
profesi keperawatan akan semakin
dipandang baik oleh seluruh
masyarakat, maupun tenaga kesehatan
lainnya.
PENUTUP
Metode pembelajaran yang dapat
berpengaruh terhadap kemampuan
berpikir kritis dan kepercayaan diri
mahasiswa keperawatan diantaranya
adalah konferensi klinis, simulasi, dan
metode ilmiah, dimana dengan
menggunakan metode tersebut maka
kemampuan dalam berpikir kritis akan
semakin meningkat begitu pula dengan
rasa percaya diri sehingga mutu profesi
keperawatan semakin meningkat pula.
DAFTAR PUSTAKA
Billings, D. M. (2016). Teaching In nursing : a guide for faculty. jurnal of nursing , 3,
88-94.
Distler, J. W. (2006). Results of the implementation of student -centered teaching
strategies in an advancedpractice nurse curiculum. Nurse Education in pracyice , 7, 5359.
Fathi, A., & Simamora, R. H. (2019, March). Investigating nurses' coping strategies in
their workplace as an indicator of quality of nurses' life in Indonesia : a preliminary
study. in IOP Conference Series : Earth and Enviromental Science (Vol. 248, No. 1, p.
012031). IOP Publishing.
Maizar, a. (2017). gambaran berpikir kritis dalam problem based learning mahasiswa
keperawatan FKIK UIN syarif hidayatullah Jakarta. jurnal keperawatan , 3, 34-41.
Maryam, R. s., setiawati, N. s., & ekasari, m. f. (2008). berpikir kritis dalam
keperawatan. jakarta: EGC.
Mc Cabe, D. E. (2016). Student Self-confidence with Clinical. Journal of Nursing , 6,
52–58.
Patmawati, t. a., saleh, a., & syahrul, s. (2018). Efektifitas Metode Pembelajaran Klinik
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kepercayaan Diri. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah , 3 (2), 89-91.
Perry, p. &. (2017). buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses, dan praktik.
Jakarta: EGC.
Pieter, h. z., janiwarti, b., & saragih, m. (2011). pengantar psikopatologi untuk
keperawatan. jakarta: Kencana.
Siswanto, L. h. (2013). faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
dokumentasi asuhan keperawatan. jurnal keperawatan indonesia , 16 (2), 77-84.
Syahreni, E. (2007). PENGALAMAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN
PROGRAM. Jurnal Keperawatan Indonesia , 11 (2), 47-53.
Download