Cerita Dongeng: Pinokio Si Boneka Kayu Awal Cerita Di sebuah desa kecil yang damai, hiduplah seorang tukang kayu tua bernama Geppetto. Ia tinggal sendirian di rumah kayunya yang sederhana. Geppetto adalah orang baik hati, tetapi ia sangat kesepian karena tidak memiliki keluarga atau anak. Suatu hari, Geppetto memahat sebuah boneka kayu dari sepotong kayu pinus. Ia membuat boneka itu sangat rapi dan menyerupai anak laki-laki. Setelah selesai, ia menatap boneka itu dan berkata dengan lembut, “Aku akan menamakanmu Pinokio. Andai saja kau bisa menjadi anak sungguhan, aku pasti akan sangat bahagia.” Malam harinya, saat Geppetto tidur, datanglah peri biru ke bengkel kecil itu. Ia mendengar harapan Geppetto dan tersentuh oleh ketulusannya. Dengan tongkat sihirnya, ia menghidupkan Pinokio. Boneka itu masih terbuat dari kayu, tetapi kini bisa berbicara dan bergerak seperti manusia. Peri berkata, “Pinokio, kau akan menjadi anak hidup. Tapi ingat, agar menjadi anak manusia sejati, kau harus jujur, berani, dan berbuat baik.” Lalu ia memanggil seekor jangkrik bijak bernama Jiminy Cricket untuk menjadi hati nurani Pinokio dan membimbingnya. Kehidupan Baru Keesokan harinya, Geppetto sangat terkejut dan gembira melihat Pinokio hidup. Ia memeluk boneka itu dengan penuh kasih. “Sekarang aku benar-benar memiliki anak,” katanya sambil tersenyum. Geppetto menyekolahkan Pinokio seperti anak-anak lainnya. Namun, karena Pinokio belum mengerti dunia luar, ia mudah tergoda dan sering membuat kesalahan. Dalam perjalanan ke sekolah, Pinokio bertemu dua penipu bernama Rubah dan Kucing. Mereka mengajaknya ke pertunjukan boneka milik seorang pria bernama Stromboli, yang menjanjikan uang jika Pinokio mau tampil. Tergiur oleh janji tersebut, Pinokio melupakan sekolah dan ikut bersama mereka. Ia menari dan bernyanyi di panggung, tetapi kemudian dikurung oleh Stromboli karena dianggap menghasilkan uang. Perjalanan Penuh Ujian Beruntung, peri biru datang menyelamatkan Pinokio. Ia bertanya, “Kenapa kau tidak ke sekolah?” Pinokio berbohong dan mengatakan bahwa ia diculik. Tapi setiap kali ia berbohong, hidung Pinokio tumbuh semakin panjang. Peri biru pun menegurnya dan mengingatkan pentingnya berkata jujur. Setelah berjanji akan berubah, peri mengembalikan hidungnya ke ukuran semula dan membebaskannya. Namun, ujian Pinokio belum berakhir. Dalam petualangan berikutnya, ia pergi ke sebuah tempat bernama Pulau Kesukaan (Pleasure Island) bersama anak-anak nakal lainnya. Di sana, anakanak bisa bermain sepuasnya tanpa aturan. Tapi ternyata, semua anak yang malas dan nakal perlahan berubah menjadi keledai. Pinokio pun mulai berubah menjadi keledai, namun berhasil kabur dengan susah payah. Ia sadar bahwa hidup tanpa tanggung jawab membawa kesengsaraan. Misi Menyelamatkan Geppetto Saat kembali ke rumah, Pinokio menemukan bahwa Geppetto telah pergi ke laut untuk mencarinya. Sayangnya, Geppetto tertelan oleh seekor ikan paus raksasa bernama Monstro. Dengan keberanian, Pinokio menyelam ke laut untuk menyelamatkan ayahnya. Di dalam perut paus, Pinokio dan Geppetto bertemu. Mereka kemudian membuat api sehingga paus bersin dan mengeluarkan mereka dari dalam perut. Namun, dalam usahanya menyelamatkan Geppetto, Pinokio hampir tenggelam. Ia pingsan dan dibawa ke rumah oleh Jiminy Cricket. Akhir yang Bahagia Melihat pengorbanan dan ketulusan hati Pinokio, peri biru datang sekali lagi. Ia berkata, “Pinokio, kau telah menunjukkan keberanian, kejujuran, dan kebaikan hati. Kini saatnya kau menjadi anak manusia sejati.” Dengan sihirnya, peri biru mengubah Pinokio menjadi anak laki-laki sungguhan. Geppetto sangat bahagia dan memeluk anaknya dengan penuh cinta. Kini mereka hidup bahagia sebagai keluarga yang sesungguhnya. Cerita Dongeng: Putri Salju Awal Cerita Di sebuah kerajaan jauh, hiduplah seorang ratu yang sangat menginginkan seorang anak. Suatu hari saat sedang menjahit di dekat jendela yang terbuka, ia melihat salju turun. Saat jarinya tertusuk jarum dan setetes darah jatuh di salju, ia berkata dalam hati, “Semoga aku dikaruniai anak yang kulitnya seputih salju, bibirnya semerah darah, dan rambutnya sehitam kayu hitam di bingkai jendela ini.” Tak lama kemudian, lahirlah seorang bayi perempuan yang cantik jelita, dan diberi nama Putri Salju. Sayangnya, sang ratu wafat tak lama setelah itu. Beberapa tahun kemudian, sang raja menikah lagi dengan seorang wanita cantik namun berhati jahat. Ratu baru ini memiliki cermin ajaib yang selalu ia tanyai, “Cermin ajaib di dinding, siapa yang paling cantik di negeri ini?” Cermin selalu menjawab bahwa sang ratu adalah yang tercantik, sampai suatu hari ia berkata, “Putri Salju kini lebih cantik darimu.” Iri Hati Sang Ratu Mendengar itu, ratu sangat marah dan dipenuhi rasa cemburu. Ia memerintahkan seorang pemburu untuk membawa Putri Salju ke hutan dan membunuhnya. Namun saat tiba di hutan, pemburu itu tidak tega. Ia membiarkan Putri Salju pergi dan bersembunyi, lalu membawa hati seekor rusa sebagai bukti kepada ratu. Putri Salju pun lari sejauh mungkin hingga menemukan sebuah pondok kecil di tengah hutan. Di dalamnya terdapat tujuh tempat tidur kecil, tujuh kursi, dan tujuh piring. Karena kelelahan, ia tertidur di salah satu tempat tidur. Malam harinya, tujuh kurcaci yang tinggal di sana pulang dari tambang mereka. Mereka terkejut menemukan seorang gadis di rumah mereka, namun setelah mendengar ceritanya, mereka merasa kasihan dan mengizinkannya tinggal. Putri Salju hidup bahagia bersama para kurcaci dan membantu menjaga rumah mereka. Tiga Upaya Jahat Ratu Namun, sang ratu segera mengetahui bahwa Putri Salju masih hidup. Ia pun menyamar menjadi wanita tua dan datang ke pondok kurcaci untuk membunuh Putri Salju. Ia mencoba tiga kali: 1. Dengan tali korset: Ia mengikat korset Putri Salju terlalu kencang hingga sang putri pingsan. Untunglah kurcaci datang tepat waktu dan membebaskannya. 2. Dengan sisir beracun: Sang ratu menyamar lagi dan memberinya sisir yang beracun. Saat Putri Salju menyisir rambutnya, ia pingsan. Kurcaci kembali menyelamatkannya. 3. Dengan apel beracun: Untuk terakhir kalinya, ratu menyamar menjadi nenek penjual buah dan menawarkan apel. Apel itu dibelah dua: satu bagian biasa, satu lagi beracun. Saat Putri Salju menggigit bagian beracun, ia jatuh dan tidak sadarkan diri. Kali ini, para kurcaci tidak bisa menyadarkannya. Mereka sedih dan mengira Putri Salju telah meninggal. Karena kecantikannya, mereka tidak tega menguburnya dan membuatkan peti kaca yang mereka simpan di hutan. Pertemuan dengan Pangeran Beberapa waktu kemudian, seorang pangeran lewat dan melihat Putri Salju di dalam peti kaca. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia meminta izin membawa peti itu ke istananya. Saat para pengawal mengangkat peti, apel beracun yang tersangkut di tenggorokan Putri Salju terlepas, dan ia pun terbangun. Pangeran sangat bahagia dan melamar Putri Salju. Ia menerima lamaran itu, dan mereka pun menikah dengan bahagia. Sementara itu, sang ratu kembali bertanya pada cermin ajaib, dan jawabannya kini adalah, “Putri Salju, yang menjadi ratu, adalah yang paling cantik.” Sang ratu sangat marah dan akhirnya menerima bahwa kecantikannya telah tersaingi selamanya. Pesan Moral Dongeng Putri Salju mengajarkan bahwa kebaikan dan ketulusan hati akan selalu menang atas kesombongan dan iri hati. Juga, bahwa kesabaran dan keberanian akan membawa kebahagiaan pada akhirnya.