1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan dari tenaga pengajar yang melaksanakan tugas mengajar dengan peserta didik. Interaksi antara pengajar dengan peserta didik diharapkan merupakan suatu proses yang dapat menumbuhkan motivasi yaitu guru di dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar. Dengan kata lain dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa, dimana guru sebagai pengajar mampu memberikan dan mengembangkan motivasi kepada siswa, agar dapat melaksanakan kegiatan belajar secara optimal. Keberhasilan belajar ditentukan beberapa faktor, menurut faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern dan ekstern, faktor intern terdiri dari psikologi dan fisiologi sedangkan ekstern dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Faktor intern berupa psikologi yaitu faktor berasal dari kondisi psikis atau mental diri peserta didik itu sendiri. Faktor psikologi siswa antara lain mencakup konsentrasi, minat, bakat, intelegensi, motivasi, cita-cita dan lain sebagainya. Faktor fisiologi merupakan keadaan jasmani yang dimiliki peserta didik, dapat berupa kesehatan siswa dan cacat tubuh. 1 2 Selanjutnya faktor ekstern yaitu faktor berasal dari luar diri siswa, dapat berasal dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.1 Sehubungan dengan hal tersebut, perlu ditegaskan bahwa dalam belajar diperlukan keaktifan siswa sebagai subyek belajar. Yang terpenting dalam kegiatan belajar mengajar, guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan situasi kondusif serta memberikan motivasi dan membimbing agar siswa dapat mengembangkan potensi dan kreatifitasnya melalui kegiatan belajar mengajar. Tirtarahadja mengatakan bahwa anak didik merupakan seseorang yang sedang berkembang, memiliki potensi tertentu, dan dengan bantuan pendidik ia mengembangkan potensinya tersebut secara optimal. Untuk menarik minat dan bakat anak, pendidik akan berusaha dengan berbagai cara, diantaranya dengan melibatkan mereka pada suatu kegiatan langsung, sehingga mereka akan aktif dalam melaksanakan kegiatannya.2 Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru di luar jam mengajar atau kegiatan tambahan yang merupakan program sekolah agar sekolah dapat maju dan berkembang. Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi sebagai sarana bagi siswa untuk menyalurkan energi, kreatifitas dan pikirannya dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah juga memiliki peran yang mulia, dimana dalam kegiatan tersebut terkandung suatu proses untuk membina minat, bakat, dan 1 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 54. 2 Uyoh Sadulloh, Pedagogik (Ilmu Mendidik), (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 135-146. 3 keterampilan siswa, sehingga dapat memacu ke arah pribadi yang mandiri, percaya diri dan kreatif. Di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan memiliki beberapa kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka, pencak silat, simtuth duror, komputer, PMR, dan ekstrakurikuler BTQ yang di dalamnya memuat seni kaligrafi dan seni baca al-Qur’an, yang tentunya disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pihak madrasah. Masing-masing kegiatan ekstrakurikuler dipegang oleh seorang guru yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya. Kegiatan ekstrakurikuler di bidang seni baca al-Qur’an merupakan sarana pengembangan kreatifitas siswa untuk mengaktualisasikan bakatnya dalam membaca al-Qur’an dengan irama dan lagu yang indah. Selain itu bidang seni baca al-Qur’an bertujuan untuk mewujudkan siswa yang Qur’ani dan mencintai al-Qur’an. Dengan harapan siswa memiliki pemahaman dan penghayatan isi kandungan al-Qur’an dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. siswa dapat mengembangkan minat dan bakat serta melestarikan seni dan budaya bangsa Indonesia. Dari hasil observasi, diketahui bahwa minat dan bakat siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan tergolong baik. Dibuktikan dari berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang lain, kegiatan ekstrakurikuler bidang seni baca al-Qur’an sering mendapatkan juara dalam ajang perlombaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) baik tartil maupun tilawahnya. 4 Kejuaraan yang pernah diraih oleh MTs 45 Wiradesa pada lomba MTQ/STQ pelajar Kec. Wiradesa di tahun 2014, diantaranya adalah juara 3 tartil (Pa) SMP/MTs, juara 2 tartil (Pi) SMP/MTs, juara 1 tilawah (Pa) SMP/MTs, dan juara 2 tilawah (Pi) SMP/MTs. Maka dari pengalaman dan prestasi yang diraih tersebut, maka minat siswa pada kegiatan ekstrakurikuler bidang seni baca al-Qur’an dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Dari uraian di atas tentunya dalam proses pembelajaran guru ekstrakurikuler mempunyai peranan yang sangat penting. Sebab guru adalah orang yang bekerjanya mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi kemampuan siswa. Peran guru ekstrakurikuler BTQ pada bidang seni baca al-Qur’an sangat besar konstribusinya dalam pelaksanaan proses pembelajaran, setidaknya akan membentuk sikap belajar, minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an, dan bagi guru sendiri sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu mewujudkan generasi Qur’ani dan mewujudkan visi MTs 45 Wiradesa, salah satunya adalah unggul dalam prestasi non akademik/ keagamaan termasuk unggul di bidang seni baca alQur’an. Keberhasilan proses pembelajaran merupakan suatu harapan, baik guru maupun siswa. Salah satu faktor yang dijadikan ukuran keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa dalam minat belajar yang tinggi dan terjadi pengembangan bakat pada diri siswa. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai jenjang pendidikan tersebut. Hal inilah yang menjadi pendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai skripsi yang 5 berjudul “Peran Guru Ekstrakurikuler BTQ dalam Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa pada Bidang Seni Baca Al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan deskripsi latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana potret minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan? 2. Bagaimana peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan? 3. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan? Untuk mencegah dan menghindari kesalahpahaman istilah pada judul skripsi di atas, maka perlu diperjelas mengenai kata-kata dalam judul skripsi, yaitu: a. Peran Peran berarti ikut serta atau pengikut sertaan seseorang dalam suatu hal kegiatan.3 Peran diartikan sebagai sesuatu yang menjadi bagian 3 Budi Kurniawan, Kamus Ilmiah Populer, (Bandung: Citra Pelajar, 1997), hlm. 33. 6 atau yang memegang pimpinan terutama dalam kejadiannya sesuatu hal atau peristiwa.4 b. Guru Guru adalah orang yang pekerjaannya; profesinya sebagai pengajar.5 c. Mengembangkan Mengembangkan berarti membuka, menjadikan besar. d. Minat Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.6 e. Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.7 f. Seni Baca Al-Qur’an Seni Baca Al-Qur’an adalah seni dalam membaca al-Qur’an atau biasa disebut dengan istilah seni tilawah al-Qur’an.8 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dari judul peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan adalah penelitian untuk mengetahui apa saja peran dan upaya 4 W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm. 735. 5 Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm. 288. 6 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), hlm. 14. 7 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 16. 8 Khadijatus Shalihah, Perkembangan Seni Baca Al-Qur’an dan Qiraat Tujuh di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1985), hlm. 7. 7 yang dilakukan guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan. C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan potret minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa. 2. Untuk mendeskripsikan peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa. 3. Untuk mendeskripsikan faktor yang mendukung dan menghambat peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa. D. Kegunaan Penelitian Melalui penelitian yang peneliti lakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat ganda, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Secara Teoritis a. Dapat menambah dan memperkaya khasanah pengetahuan tentang pendidikan dan ekstrakurikuler di madrasah, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. b. Dapat dijadikan salah satu bahan kajian teori mengenai aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler khususnya di bidang seni baca al-Qur’an dan kedisiplinan mengikuti kegiatan belajar mengajar terhadap kemandirian siswa. 8 c. Dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan yang sama. 2. Secara Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kejelasan yang mendasari argumentasi pentingnya penelitian ini dilakukan. a. Bagi madrasah, sebagai masukan yang konstruktif bagi pengembangan kegiatan ekstrakurikuler bidang seni baca al-Qur’an dan menambah khazanah ilmiah tentang minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an sehingga dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran seni baca al-Qur’an yang bersifat pengembangan. b. Bagi guru ekstrakurikuler BTQ, dapat memudahkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an dalam meningkatkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca alQur’an. c. Bagi orang tua, sebagai salah satu wawasan akan pentingnya kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an dalam meningkatkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an. E. Tinjauan Pustaka 1. Analisis Teoritis dan Penelitian yang Relevan Dalam analisis teoritis akan dibahas mengenai literatur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu yang berhubungan dengan judul penelitian. 9 Moh. Uzer mengemukakan bahwa ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki peserta didik dari berbagai bidang studi.9 Sehubungan dengan penjelasan tersebut, dapat penulis kemukakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menekankan kepada kebutuhan siswa agar menambah wawasan, sikap, dan keterampilan siswa di luar jam pelajaran. Jamil Suprihatiningrum, dalam bukunya yang berjudul “Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru”, dikemukakan bahwa guru adalah profesi yang sangat strategis dan mulia. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilanketerampilan pada siswa. Dengan kata lain, seorang guru dituntut untuk mampu menyelaraskan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran.10 Menurut WS. Winkel dalam buku yang berjudul “Psikologi Pengajaran dan Evaluasi Belajar”, minat merupakan kecenderungan yang 9 Moh. Uzer Usman dan Lilis Setyowati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), hlm. 22. 10 Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 30. 10 tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati oleh seseorang akan diperhatikan terus menerus disertai dengan perasaan senang. Perasaan senang merupakan faktor non intelektual yang khusus berpengaruh terhadap semangat atau gairah belajar. Perasaan senang akan menimbulkan minat yang diperkuat oleh rasa positif.11 Sedangkan untuk bakat, banyak para ahli mengemukakan tentang definisi bakat. Diantaranya adalah menurut W. B. Michael bakat merupakan suatu kapasitas atau potensi yang belum dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar, bakat berkenaan dengan kemungkinan menguasai sesuatu pola tingkah laku dalam aspek kehidupan tertentu. Guillford memberikan definisi sedikit berbeda, menurutnya bakat banyak sekali, sebanyak perbuatan atau aktivitas individu. Ada tiga komponen dari bakat menurut Guillford, yaitu komponen: Intelektual, perseptual dan psikomotor. Komponen intelektual terdiri atas beberapa aspek, yaitu aspek pengenalan, ingatan, dan evaluasi. Komponen perseptual juga meliputi beberapa aspek, yaitu pemusatan perhatian, ketajaman indra, orientasi ruang dan waktu, keluasan dan dan kecepatan mempersepsi. Komponen psikomotor terdiri atas aspek-aspek rangsangan, kekuatan dan kecepatan gerak, ketepatan, koordinasi gerak dan kelenturan.12 Seni adalah keindahan. Ia merupakan ruh dan budaya manusia yang terkandung dan mengungkapkan keindahan. Manusia didorong oleh 11 WS. Winkel, Psikologi Pengajaran dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Rosdakarya, 1994), hlm. 31. 12 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 102. 11 kecenderungan seniman kepada yang indah, apapun jenis keindahan itu. Dorongan tersebut merupakan naluri manusia, atau fitrah yang dianugerahkan Allah Swt. kepada hamba-hambanya.13 Menurut Khadijatus Sholichah, M.A, dalam bukunya yang berjudul “Perkembangan Seni Baca Al-Qur’an dan Qira’at Tujuh di Indonesia” menjelaskan bahwa membaca al-Qur’an mempunyai seni tersendiri, yaitu keindahan suara (bunyi lafallafal al-Qur’an yang disertai dengan suara yang kuat), artinya tidak dibaca dalam hati hingga dapat didengar oleh orang disekitarnya. Pada dasarnya kemampuan seni baca al-Qur’an sebagai keahlian dalam membaca alQur’an dengan dilagukan secara tartil dan indah yang merupakan usaha yang dikembangkan agar siswa memiliki kemampuan, bakat dan keterampilan dalam membaca al-Qur’an. Kemampuan tersebut diperoleh melalui pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan mengorganisir informasi yang diperoleh.14 Setelah peneliti mengadakan kajian pustaka terhadap beberapa skripsi penelitian, ternyata ada beberapa penelitian yang mempunyai kemiripan dengan skripsi peneliti. Diantaranya beberapa kajian pustakanya adalah: a. Skripsi yang ditulis oleh Leiza D. Y. A yang berjudul “Peranan Guru dalam Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Di MTs Negeri Slawi-Tegal)”, disebutkan bahwa guru mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan prestasi hasil 13 14 Quraisy Syihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan), hlm. 351. Khadijatus Shalihah, Op. Cit., hlm. 14. 12 belajar siswa terutama pendidikan agama Islam. Seorang guru bukan hanya sebagai pemberi ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi ia harus bisa menjadi suri teladan bagi anak didiknya, khususnya sebagai guru agama, harus bisa memberikan contoh-contoh yang baik bagi anak didik, agar menjadi anak yang mulia.15 Perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan adalah bahwa fokus penelitian di atas adalah untuk mengetahui peran guru dalam meningkatkan prestasi hasil belajar siswa. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah peran guru dalam mengembangkan minat dan bakat siswa. b. Skripsi yang ditulis oleh Siti Nur Faizah yang berjudul “Upaya Guru Dalam Membimbing Minat Siswa Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SD N Tambahrejo 1 Kec. Bandar Kab. Batang Jawa Tengah Tahun 2010/ 2011” menjelaskan bahwa upaya guru dalam membimbing minat siswa mengalami peningkatan. Adapun upaya-upaya yang dilakukan guru di SD N Tambahrejo 01 seperti memberikan ekstrakurikuler yang menarik yang sesuai dengan jiwa perkembangan jiwa anak SD. Dan melakukan pendekatan kepada anak dari hati ke hati layaknya ibu dan anak dengan memberikan motivasi agar siswa dapat menyalurkan bakatnya melalui ekstrakurikuler, guru memberikan penghargaan dan hadiah kepada siswa agar siswa berlomba-lomba untuk berprestasi. Dengan cara meningkatkan minat, 15 Leiza D. Y. A, “Peranan Guru dalam Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam, (Studi Kasus di MTs Negeri Slawi Tegal)”, Skripsi Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2008). 13 yaitu anak diajak aktif dalam kegiatan luar sekolah yang positif. Guru memberikan pujian kepada siswa, sehingga siswa merasa diperhatikan. Dari pihak sekolah, sekolah dapat memberikan tempat kegiatan yang nyaman.16 Perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan adalah bahwa fokus penelitian di atas adalah untuk mengetahui upaya guru dalam membimbing minat siswa. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah peran guru dalam mengembangkan minat dan bakat siswa. c. Skripsi yang ditulis oleh Arif Rachman yang berjudul “Urgensi Pengajaran Seni Tilawah Al-Qur’an Dalam Perspektif Pendidikan Islam (Studi Kasus di IIQ Jakarta)” menjelaskan bahwa seni tilawah Al-Qur’an atau lebih dikenal dengan seni baca al-Qur’an adalah melagukan bacaan ayat-ayat al-Qur’an yang bermartabat mujawwad sesuai dengan kaidah-kaidah lagu al-Qur’an yang telah ditentukan. Dalam kegiatan pengajaran, pelatihan dan pembinaan seni tilawah alQur’an tedapat dua komponen yang selalu berkaitan, yaitu peserta (Qori dan Qoriah) dan instruktur atau guru pembina seni tilawah alQur’an yang selalu bergelut dengan Qiroat.17 Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan adalah bahwa fokus penelitian di atas adalah urgensi 16 Siti Nur Faizah, Upaya Guru Dalam Membimbing Minat Siswa Pada Kegiatan Ekstrakurikuler di SD N Tambahrejo 01 Kec. Bandar Kab. Batang, Skripsi Pendidikan Agama Islam, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2011). 17 Arif Rachman, “Urgensi Pengajaran Seni Tilawah Al-Qur’an Dalam Perspektif Islam (Studi Kasus di IIQ Jakarta), Skripsi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: UIN Jakarta, 2005). 14 pengajaran seni tilawah al-Qur’an. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah lebih berfokus pada pengembangan minat dan bakat siswa di bidang seni tilawah al-Qur’an. d. Skripsi yang ditulis oleh Jalaludin Al Fauri, mahasiswa Fakultas Tarbiyah jurusan PAI 2008, dengan judul “Pelaksanaan Program Pengembangan Diri Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Bidang Seni Baca Al-Qur’an dan Nasyid di Madrasah Aliyah Negeri Tempel”, menyimpulkan bahwa pelaksanaan program nasyid dan seni baca alQur’an di MAN Tempel berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari berbagai aspek diantaranya adanya beberapa siswa yang memperoleh prestasi dalam berbagai lomba baik itu sekolah maupun luar sekolah. Metode yang digunakan dalam seni baca al-Qur’an adalah tilawah, tahsin, dan sarkhil al-Qur’an. Metode yang digunakan dalam nasyid adalah demonstrasi, latihan, tadarus dan ceramah. 18 Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan adalah bahwa fokus penelitian di atas adalah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler seni baca al-Qur’an. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah lebih berfokus pada pengembangan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca alQur’an oleh guru ekstrakurikuler. Dengan demikian jelas perbedaan skripsi ini dengan skripsi lainnya bahwa skripsi ini akan meneliti tentang peran guru ekstrakurikuler dalam 18 Jalaludin Al Fauri, “Pelaksanaan Program Pengembangan Diri Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Bidang Seni Baca Al-Qur’an dan Nasyid di Madrasah Aliyah Negeri Tempel”, Skripsi Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008). 15 mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa yang belum dibahas. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengangkat hal tersebut sebagai objek penelitian. 2. Kerangka berfikir Dalam rangka membimbing, membina dan memberikan motivasi ke arah yang dicita-citakan, maka hubungan antara guru dan siswa harus bersifat edukatif. Interaksi edukatif ini adalah sebagai suatu proses hubungan timbal balik yang memiliki tujuan tertentu, yakni untuk mendewasakan siswa agar nantinya dapat berdiri sendiri, dapat menemukan kemandiriannya secara utuh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Jadi minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.19 Menurut Guillford bakat itu banyak sekali, sebanyak perbuatan atau aktifitas individu. Ada 3 komponen dari bakat yaitu intelektual, perseptual, dan psikomotor. Intelektual terdiri dari beberapa aspek yaitu aspek pengenalan, ingatan, berfikir konvergen, berfikir divergen dan evaluasi. Komponen perseptual juga meliputi beberapa aspek aspek yaitu 19 Djali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 121. 16 pemusatan perhatian, ketajaman indra, orientasi ruang dan waktu, keluasan, dan kecepatan mempersepsi. Komponen psikomotor terdiri atas aspek-aspek: rangsangan, kekuatan dan kecepatan gerak, ketepatan, koordinasi gerak dan kelenturan.20 Kegiatan ekstrakurikuler sekolah merupakan bagian penting dalam sistem sekolah. Kegiatan sekolah apapun namanya membantu dalam membentuk kebiasaan, ketrampilan, nilai moral, dan gaya berpikir yang sepatutnya dalam meneruskan dan berpartisipasi dalam pendidikan. Pentingnya pendidikan seni baca al-Qur’an yakni untuk mewujudkan generasi Qur’ani. Akan tetapi mewujudkan generasi Qur’ani bukanlah pekerjaan mudah. Harus diusahakan secara teratur dan berkelanjutan baik melalui pendidikan informal seperti dalam keluarga, pendidikan formal atau melalui pendidikan non formal (masyarakat). Sementara melalui lembaga pendidikan formal dengan menanamkan nilainilai Qur’ani kepada anak didik sehingga tercermin dari pola pikir, tingkah laku dan kepribadiannya dalam bermasyarakat. 20 Nana Syaodih Sukmadinata, Loc. Cit. 17 Kerangka berpikir penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Peran Guru Ekstrakurikuler BTQ Kegiatan Ekstrakurikuler BTQ Bidang Seni Baca Al-Qur’an Minat Siswa Bakat Siswa Keberhasilan Belajar Siswa Dari skema tersebut dapat dilihat bahwa peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler pada bidang seni baca al-Qur’an yang mana bidang seni baca al-Qur’an dapat membawa pengaruh sendiri pada setiap siswa. Sehingga tujuan kegiatan ekstrakurikuler tersebut dapat tercapai secara optimal yaitu mampu mewujudkan generasi Qur’ani yang berkompeten dan unggul dalam bertilawah. 18 F. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. 1. Desain Penelitian Desain Penelitian adalah proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. a. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dilakukan terhadap data yang berupa informasi, uraian dalam bentuk bahasa prosa kemudian dikaitkan dengan data lainnya untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran, sehingga memperoleh gambaran baru ataupun menguatkan suatu gambaran yang sudah ada. Jadi bentuk analisis ini merupakan penjelasan bukan berupa angka-angka statistik atau bentuk angka lainnya.21 Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri,22 yaitu mendeskripsikan bagaimana potret minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an, bagaimana peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an, dan faktor yang menghambat dan mendukung peran guru ekstrakurikuler BTQ 21 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 106. 22 Husaini Usman, dkk, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 81. 19 dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan. b. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), yang mana penelitian ini dilakukan dalam kancah kehidupan sebenarnya. Penelitian lapangan (field research) merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis dalam masyarakat.23 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik. Deskriptif analitik, bertujuan untuk menggambarkan data tentang peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti. Subjek penelitian yang tercermin dalam fokus penelitian tidak ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya, baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data 23 Mardalis, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 28. 20 yang dapat membantu dalam memahami persoalan atau permasalahan tersebut. Informan terdiri dari informan kunci (key informan) dan informan utama. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, sedangkan informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.24 Adapun cara pengambilan sampel atau cara menentukan informan pada penelitian kualitatif yaitu dengan cara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajah objek atau situasi sosial yang diteliti.25 Berdasarkan uraian di atas, maka informan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: 1) Key Informan, yang menjadi key informan dalam penelitian ini adalah guru ekstrakurikuler BTQ bidang seni baca al-Qur’an dan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan. 2) Informan Utama, yang menjadi informan utama adalah dokumen atau arsip dan buku-buku penunjang lain yang relevan dengan pembahasan penelitian ini. 24 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 80-81. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008, hlm. 216. 25 21 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara mendapatkan data yang digunakan peneliti dalam penelitian, diantaranya: a. Metode observasi, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek baik langsung maupun tidak langsung karena dengan pengamatan gejala-gejala penelitian dapat diamati dari dekat.26 Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan. Dalam observasi ini diusahakan mengamati usaha yang wajar dan yang sebenarnya. Metode observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan mencatat, melihat keadaan tentang peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa. b. Metode interview, yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab baik langsung atau tidak langsung dengan sumber data.27 Interview yang digunakan dalam penelitian ini adalah interview terpimpin dimana pewawancara terlebih dahulu mempersiapkan questioner yang akan diajukan kepada informan, 26 27 Moh. Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Aksara, 1992), hlm. 31. Ibid, hlm. 64. 22 tetapi penyampaian pertanyaan bisa saja secara bebas.28 Metode ini untuk mendapatkan data tentang potret minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an, peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca alQur’an, dan faktor yang menghambat dan mendukung peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan. c. Metode dokumentasi, dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang tertentu.29 Metode ini digunakan untuk menghimpun data yang bersifat dokumenter, seperti sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, profil madrasah, visi madrasah, misi madrasah, tujuan madrasah, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, dan data-data mengenai sarana dan prasarana di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan. 4. Metode Analisa Data Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat 28 Dudung Abdurrahman, Pengantar Metode Penelitian, (Yoyakarta: Galang Press, 2000), hlm. 63. 29 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 148. 23 kesimpulan, sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.30 Untuk menganalisa data yang ada, akan digunakan analisis data kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah prosedur pemecahan masalah objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta yang nampak atau sebagaimana adanya, kemudian dicoba diadakan penegasan dan analisa sehingga nantinya akan membentuk dalam rumusan teori baru atau memperkuat teori lama, dengan menghasilkan modifikasi teori, yang kemudian menjadi suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini, triangulasi dilakukan dengan menggunakan sumber ganda dan metode ganda. Triangulasi dengan sumber ganda, menurut Patton dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. 2) Membandingkan apa yang dikatakan dihadapkan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3) Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu. 4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang. 5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.31 30 Sugiyono, Op. Cit., hlm. 244. 24 Teknik analisis deskriptif analitis ini melalui langkah-langkah sebagai berikut: a. Reduksi data Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstraan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data bukanlah suatu hal yang terpisah dari analisis data. b. Penyajian Data Penyajian data di sini dibatasi sebagai penyajian sekumpulan informasi tertentu yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam penyajian data akan dianalisis data yang bersifat deskriptif analisis yaitu menguraikan seluruh konsep yang ada hubungannya dengan pembahasan penelitian. Oleh karena itu semua data di lapangan yang berupa dokumentasi hasil wawancara, dokumen hasil observasi dan lain sebagainya akan dianalisis sehingga dapat memunculkan deskripsi tentang peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa. c. Penarikan Kesimpulan Merupakan pengorganisasian data-data yang telah terkumpul yaitu dengan mencari benda-benda, mencatat keteraturan, penjelasan konfigurasi yang merupakan kemungkinan-kemungkinan, serta alur 31 hlm. 165. Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2002), 25 sebab akibat yang menyertainya.32 Hasil penelitian ini adalah suatu kesimpulan mengenai peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca alQur’an di MTs 45 Wiradesa. G. Sistematika Penulisan Sistematika pembahasan di dalam penyusunan skripsi ini dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. 1. Bagian awal Bagian awal ini terdiri dari halaman judul, halaman surat pernyataan, halaman persetujuan nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman persembahan, halaman moto, abstrak, kata pengantar, daftar isi. 2. Bagian Inti Bagian inti berisi uraian penelitian mulai dari bagian pendahuluan sampai bagian penutup yang tertuang dalam bentuk bab-bab sebagai satu kesatuan. Pada skripsi ini penulis menuangkan hasil penelitian dalam empat bab. Pada setiap bab terdapat sub-sub bab yang menjelaskan pokok bahasan dari bab yang bersangkutan. Bab I: Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II: Guru, Minat dan Bakat, dan Seni Baca Al-Qur’an, terdiri dari tiga sub bab. Sub bab pertama adalah Guru, meliputi: pengertian 32 Soetopo. H. B., Metodologi Penelitian Kualitatif Bagian II Teknik Pengambilan Data dan Model Analisisnya, (Surakarta: UNS, 1998), hlm. 37. 26 guru, tugas dan tanggung jawab guru, dan peran guru. Sub bab kedua adalah minat dan bakat, meliputi: pengertian minat dan bakat, macammacam minat dan bakat, faktor yang mempengaruhi minat dan bakat, dan cara mengembangkan minat dan bakat. Sub bab ketiga adalah seni baca al-Qur’an, meliputi: pengertian seni baca al-Qur’an, urgensi seni baca alQur’an, bentuk volume suara dan dinamikanya dalam seni baca alQur’an, macam-macam lagu seni baca al-Qur’an, seni baca al-Qur’an menurut pendapat ulama. Bab III: Peran Guru Ekstrakurikuler BTQ dalam Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa pada Bidang Seni Baca AlQur’an di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan, terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisi tentang gambaran umum MTs 45 Wiradesa, meliputi: sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi dan profil madrasah, visi, misi dan tujuan madrasah, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, serta sarana prasarana madrasah. Bagian kedua berisi tentang potret minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an. Bagian ketiga berisi tentang peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an. Bagian keempat berisi tentang faktor yang mendukung dan menghambat peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa. 27 Bab IV: Analisis Peran Guru Ekstrakurikuler BTQ dalam Mengembangkan Minat dan Bakat Siswa pada Bidang Seni Baca AlQur’an di MTs 45 Wiradesa Kec. Wiradesa Kab. Pekalongan, bab ini berisi tentang analisis potret minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa, analisis peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca alQur’an di MTs 45 Wiradesa, dan analisis faktor yang mendukung dan menghambat peran guru ekstrakurikuler BTQ dalam mengembangkan minat dan bakat siswa pada bidang seni baca al-Qur’an di MTs 45 Wiradesa. Bab V: Penutup, pada bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. 3. Bagian akhir Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiranlampiran yang terkait dalam skripsi.