Curahan Provitamin A Kelapa Sawit yang Sia-sia

advertisement
Curahan Provitamin A Kelapa Sawit yang Sia-sia
Beberapa waktu yang lalu terbaca di media massa kewajiban memfortifikasi
minyak goreng dengan vitamin A. Berita ini sungguh mencengangkan. Betapa tidak,
disatu sisi ada beribu-ribu ton provitamin A, yaitu karotenoid, dalam minyak sawit yang
dirusak setiap tahun, disisi lain ada usaha menambahkan vitamin A sintetik kedalam
minyak goreng. Mengapa bisa terjadi seperti ini?
Manfaat dan Sumber Vitamin A
Vitamin A merupakan senyawa larut lemak yang mempunyai peranan vital dalam
mempertahankan kesehatan manusia. Vitamin ini tidak saja berperan penting dalam
mekanisme penglihatan oleh mata tetapi juga amat berperan dalam berbagai proses
fisiologis lain seperti menjaga regenerasi sel, mempertahankan respons imun yang
optimal dan bahkan dalam mencegah atau menurunkan resiko timbulnya berbagai
penyakit degeneratif seperti kanker, lupus dan arteriosklerosis, Banyak ahli pangan dan
gizi berpendapat bahwa karotenoid dari tanaman yang bersifat alami jauh lebih efektif
dalam menurunkan resiko terjadinya penyakit degeneratif karena tanaman membawa
tidak hanya membawa karotenoid provitamin A tetapi juga berbagai senyawa yang
bermanfaat bagi kesehatan dan proses fisiologis tubuh yang normal.
Sumber vitamin A bagi manusia dan hewan lainnya adalah tanaman, khususnya
tanaman yang berwarna kuning sampai jingga karena mengandung senyawa
karotenoid, diantaranya beta dan alfa karoten yang merupakan provitamin A. Manusia
atau hewan yang mengkonsumsi daun, umbi atau buah-buahan yang berwarna kuning
sampai jingga, akan mengkonsumsi karotenoid, termasuk beta dan alfa karoten.
Didalam saluran pencernaan, beta dan alfa karoten akan dicerna oleh enzim dan diubah
menjadi retinol, yaitu vitamin A. Secara struktur kimia, satu unit beta karoten akan
menghasilkan 2 unit vitamin A. Hewan yang mengkonsumsi daun-daunan juga akan
memproses secara sama, oleh karena itu dalam tubuh hewan terdapat vitamin A. yang
disimpan pada bagian yang banyak lemak seperti hati, air susu dan kuning telur. Pada
tabel dapat dilihat kandungan karotenoid dan vitamin A yang dihasilkannya setelah
memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi perubahannya. Makanan yang
paling dikenal sebagai sumber vitamin A adalah wortel, mangga dan daun singkong.
Para ahli telah menghitung setengah ons wortel setiap hari dapat memenuhi kebutuhan
akan vitamin A, karena wortel mengandung beta karoten dalam jumlah yang sangat
tinggi. Disamping sayuran dan buah-buahan yang sudah diketahui mengandung
provitamin A, berbagai jenis minyak juga mengandung provitamin A dalam jumlah yang
sangat tinggi, misalnya minyak sawit dan minyak buah merah.
Tabel. Kandungan vitamin A setara retinol pada beberapa jenis tanaman dan minyak
Pangan
Berat, gram
Vitamin A (mkg,
Setara retinol)
Daging ikan lele
85
77
Daging ikan tuna
85
77
Telur
50
95
Susu segar
244 ml
76
Alpukat
28
17
Papaya
140
80
Wortel
72
2025
Sawi hijau
130
962
Minyak sawit
4 ml (1 sendok teh)
2400
Minyak buah merah
4 ml (1 sendok teh)
2400
Nilai Vitamin A Minyak Sawit
Minyak sawit merupakan minyak yang dihasilkan dari sabut buah sawit dan
menghasilkan minyak yang berwarna sangat merah dan disebut ”crude palm oil” (CPO)..
Warna merah ini disebabkan oleh kandungan karotenoid, khususnya beta karoten yang
sangat tinggi. Tanaman sawit merupakan penghasil karotenoid tertinggi di dunia. Minyak
sawit yang diperoleh berwarna merah pekat dan mengandung beta karoten provitamin A
sebanyak 600-1000 mg per kg atau ppm.
Jika kebutuhan manusia dewasa per hari akan vitamin A sebesar 900 mikrogram,
dengan mengambil nilai vitamin A minyak sawit terrendah sebesar 600 mg per kg, maka
hanya diperlukan 1.5 ml atau setengah sendok teh minyak sawit untuk memenuhi
kebutuhan minyak sawit setiap orang per hari. Karotenoid yang tercampur dalam minyak
sawit menyebabkan provitamin A ini sangat mudah diserap dan pada sel mukosa
saluran pencernaan diubah menjadi vitamin A atau retinol dengan potensi satu unit beta
karoten menjadi dua unit retinol. Jika dihitung nilai ekonomi vitamin A dalam minyak
sawit dibandingkan dengan produk lain maka diperoleh hitungan sebagai berikut:
Harga untuk memenuhi
Jenis produk
Harga
kebutuhan vitamin A per hari
1 lt minyak sawit merah
Rp 10 000,-
Rp 15,-
1 lt minyak buah merah
Rp 500.000,-
Rp 75,-
I kg wortel
Rp
Rp 250
I kg mangga gedong
Rp 15.000
5.000,-
Rp 400
Nasib Vitamin A dalam Minyak Sawit
Selama
ini proses pengolahan
CPO menjadi minyak goreng meliputi
penghancuran karotenoid secara besar-besaran untuk memperoleh minyak goreng yang
tidak berwarna atau berwarna kuning saja. Proses pengolahan ini, yang disebut
pemurnian, juga menurunkan vitamin E yang terkandung dalam minyak sawit.
Pengrusakan besar-besaran karotenoid pro-vitamin A dalam minyak sawit telah
berlangsung selama lebih dari dua puluh tahun. Jika produksi minyak sawit di Indonesia
mencapai minimal 16 juta ton per tahun sedang kandungan karotenoid pro-vitamin A
yaitu  dan -karoten total sebesar 87% dari rata-rata kadar karotenoid total sebesar
550 ppm (mg/kg), maka jumlah  dan -karoten yang dihancurkan per tahun di
Indonesia dapat dihitung menjadi sebesar 87% x 550mg x 16 juta x 1000 sama dengan
7656 ton vitamin A. Jumlah ini setara dengan vitamin A karena hampir semua  dan karoten dalam minyak sawit dapat diubah menjadi vitamin A dalam saluran pencernaan
manusia.
Jumlah 7656 ton vitamin A yang dirusak setiap tahun di Indonesia merupakan
malapetaka yang besar jika mengingat berapa besar angka kekurangan vitamin A pada
masyarakat Indonesia, yaitu sekitar 10 juta balita, dari jumlah populasi target sebesar 20
juta balita, berisiko kurang vitamin A (KVA). KVA merupakan salah satu masalah gizi di
Indonesia dan dibanyak negara berkembang lainnya yang sampai kini masih diatasi
dengan cara pemberian suplemen berupa kapsul vitamin A, yang untuk Indonesia
merupakan bahan yang di import.
Jika sepuluh juta anak akan diberikan suplemen vitamin A sebesar 400 g perhari
sesuai dengan kebutuhan per hari, maka jumlah yang dibutuhkan per tahun sebesar 365
x 10 juta x 400 g sama dengan 1460kg! per tahun. Bandingkan dengan yang terbuang
di Indonesia saja sebesar 7656 ton vitamin A per tahun, suatu jumlah yang setara
dengan 5,24 ribu kali yang diperlukan. Sebagai negara produsen minyak sawit terbesar
kedua di dunia seharusnya Indonesia mampu mengatasi permasalahan KVA di
Indonesia dan di negara-negara lain.
Suplementasi vitamin A menggunakan kapsul telah dilaksanakan semenjak satu
dekade yang lalu di banyak negara, khususnya negara-negara
berkembang yang
masyarakatnya mengalami kekurangan vitamin A. Namun demikian, banyak penelitian
yang memperlihatkan bahwa penanggulangan kekurangan vitamin A pada masyarakat
akan berjalan secara efektif dan langgeng jika dilakukan dengan prinsip ”food based”
atau melalui makanan (Scrimshaw, 2000). Penanggulangan kekurangan vitamin A
melalui makanan merupakan pelaksanaan yang
ideal mengingat makanan adalah
komoditi yang dapat diterima secara otomatis dan merupakan kebutuhan rutin
setiaphari. Minyak sawit (CPO) secara alamiah menawarkan kemungkinan fortifikasi
berbagai jenis makanan dengan pro-vitamin A dan vitamin E yang murah dan praktis
untuk diterapkan.
Darmaga, 6 Maret 2010
Prof Dr Fransiska Rungkat-Zakaria MSc
Staf Pengajar di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Institut Pertanian Bogor
Fax/ph: +62251626725
Other email address: [email protected]
HP: +628129257348
No Rek BCA Cab Bogor 0950651067
Gambar 1. Minyak sawit merah komersial rproduksi malaysia
Gambar 2. Buah sawit dengan tandannya
Gambar 3. Perkebunan kelapa sawit
Download