Upacara Panggih Manten Pada kesempatan ini, kami akan menjelajahi Upacara Panggih Manten, sebuah tradisi Jawa yang sarat dengan simbolisme dan makna mendalam. Mari kita mulai! by Tawang Priyasmara Tujuan Upacara Panggih Manten Upacara Panggih Manten bertujuan untuk mempersatukan dua keluarga yang akan diikat oleh ikatan pernikahan. Ini juga merupakan momen penting untuk memperkenalkan kedua keluarga dan memulai hubungan yang baik antara mereka. Sanggan Tahapan upacara Panggih Pengantin yang pertama adalah sanggan panebus panggih atau upacara penyerahan pisang sanggan. Dalam tahapan ini mempelai wanita akan keluar dari kediaman atau suatu tempat menunggu kehadiran sang suami. Kemudian pengantin pria memasuki area Panggih dengan diapit oleh sesepuh untuk penyerahan Sanggan. Sanggan diberikan oleh pihak pengantin pria kepada orang tua mempelai wanita sebagai bentuk tebusan akan putrinya. Tak hanya berisikan pisang, dalam gendongan paket sanggan juga berisikan sirih ayu, kembang telon, bunga mawar, melati dan kenanga, serta benang lawe. Balangan Gantal Gantal dalam bahasa Jawa bermakna sirih yang digulung bersama sebelah buah pinang, dan diikat dengan benang lawe. Lintingan gantal dibuat sebanyak 6 buah dalam adat Jawa Yogyakarta, masingmasing mempelai berhak melempar gantal sebanyak 3 kali. Sementara berbeda dengan adat Jawa Solo yang memberikan 4 lintingan gantal untuk mempelai pria, sedangkan mempelai wanita memegang 3 lintingan gantal. Perbedaan prosesi balangan gantal pada adat Yogyakarta dan Solo hanya terdapat pada jumlah lintingan gantal-nya saja, tetapi esensi yang terkandung memiliki banyak persamaan. Misalkan saja, balangan gantal yang dilempar menuju area tubuh yang sama yaitu dahi, dada, dan lutut. Area tubuh tersebut mempunyai arti khusus, lemparan gantal dari pengantin wanita yang diarahkan ke lutut mempelai pria disebut dengan gantal “gondhang kasih” berupa pengharapan agar sang suami kelak dapat mengayomi, sekaligus perwujudan baktinya kepada suami. Di lain sisi, balangan gantal yang dilempar mempelai pria pada dada mempelai wanita dikenal pula dengan sebutan gantal “gondang tutur” yang menyimbolkan bahwa pengantin pria telah mengambil cinta pasangannya. Pada sasaran yang sama oleh mempelai wanita ke dada mempelai pria pun mempunyai sebuah arti sebagai pengharapan agar rasa kasih sayang mempelai pria senantiasa tumbuh dalam kalbunya. Lemparan gantal ke arah dahi mempelai wanita bermakna harapan agar pengantin wanita kelak mampu menguatkan pikiran dan logika sebab seperti yang diketahui sebagian besar wanita berpikir berdasarkan perasaan, sehingga kedepannya diharapkan logika dan pikiran jernih yang diutamakan. Prosesi berlangsung diawali dengan pengantin pria dan wanita yang berjalan berlawanan arah dengan didampingi oleh masing-masing dua orang kerabat yang mengapit mempelai. Lalu pada jarak sekitar 2 meter sepasang mempelai tersebut berhenti, lalu acara saling melempar lintingan sirih atau balangan gantal pun dimulai dengan pengantin pria mendapat giliran pertama melempar gantal yang lalu dibalas oleh pengantin wanita hingga gantal yang dimiliki keduanya habis. Jawat Asto Salaman antara pengantin putra dengan penganten putri Wiji Dadi Ngidak Endog, Wiji dadi adalah proses pemecahan telur yang telah diusapkan ke dahi kedua mempelai kemudian. Prosesi ini dianggap sebagai harapan diberi keturunan. Ranupada Ranupada merupakan prosesi pengantin wanita yang membasuh kaki pengantin pria. Prosesi ini mencerminkan wujud bakti istri kepada suami. Istilah Ranupada berasal dari kata 'ranu' yang berarti air dan 'pada' yang berarti membasuh kaki. Tradisi upacara wijikan sendiri memiliki makna filosofis yang baik, yaitu bakti istri kepada suami serta perlindungan suami kepada istri. Junjung Drajat setelah mengelap kaki pengantin pria, pengantin putri yang masih dalm keadaan duduuk dengan berjongkok di hadapan pengantin pria, kemudian pengantin pria memegang kedua pundak pengantin putri dan pengantin putri juga memegang tangan penganin pria untuk membantuya berdiri kembali. hl ini memiliki arti tersirat bahwaasannya seorang lelaki juga harus mengerti seorang istri dan menghormatinya, serta memuliakannya, menutupi kesalahan seorang istri dan menasehatinya apabila ada kesalahan dan tidak mengumbar kesalahan istri, saling mengisi kekurangan masing-masing. MUTERI KAPING TELU setelah itu juru rias membereskan perlengkapan panggih, pengantin wanita berjalan mengelilingi pengantin pria sebanyak 3 kali, setelah itu berhenti pada sisi kiri pengantin pria, hal ini memiliki makna tersirat yaitu pengantin pria hendaknya mengingat istrinya dalam kondisi apapapun, begitu juga pengantin wanita hendaknya setia dan lebih senang di rumah melayani suami UNJUKAN TIRTO WENING ayah pengantin putri memberikan minuman air putih kepada pengantin pria kemudian pengantin putri, dilanjutkan dengan ibu pengantin putri memberikan mminuman air putih kepada pengantin pria kemudian pengantin putri. SINGEPAN SINDUR Ibu pengantin putri menyelimuti kedua mempelai dengan kain sindur dan di depan kedua mempelai kain sindur di pegang sang ayah seperti sedang menggandeng atau membopong kedua mempelai melalui kain sindur sedangkan ibu pengantin putri memegangnya dari belakang, ayah mempelai wanita menggiring kedua mempelai untuk duduk di pelaminan, hal ini memiliki arti tersirat bahwa kedua orang tua berkewajiban mempersatukan kedua insan yang memulai hidup baru menjadi sepasang suami istri Pangkon Timbang Ayah pengantin putri duduk di tengah -tengah kursi pengantin dan kedua pengantin duduk di pangkuannya , terjadilah sebuah tanya jawab antara ayah dan ibu pengantin putri " Ibu : Abot endi bapake?", "ayah: Podo wae ". mempunyai arti bahwa sebagai mertua tidak membedakan antara anak sendiri dan menantu,anak menantu juga dianggap sebagai anak sendiri. kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya, "ibu: yo'opoo rasane, Pak?", "Ayah : Seger sumyah ora kurang sawiji opo". pertanyaan ini mengandung makna agar dalam mengayuh bahtera rumah tangga selalu segar sejahtera dan dalam perjodohan ini tidak ada aral melintang. Kacar Kucur Pengantin pria menumpahkan uang recehan logam yang bercampur dengan bahan kacar-kucur yang lainnya di atas pangkuan pengantin putri, diatas pangkuan pengantin putri dialaskan sindur. juru rias atau Mc mengucapkan kata-kata : " Kacar- kucur wong liyo dadi sedulur (orang lain jadi saudara), kacang kawak dele kawak, wong liyo dadi sanak(orang lain menjadi keluarga ). Sindur yang berisi kacar-kucur tadi diserahkan kepada ibu pengantin putri supaya disimpan.hal ini sebagai perlambang bahwa seorang suami berkewajiban menyerahkan hasil jerih payahnya atau memberikan nafkah kepada istrinya Dahar Klimah/ Dulangan untuk upacara ini biasanya nasi yang digunakan adalah nasi punar (nasi kuning) beserta lauk -pauknya). Pengantin pria membuat kepelan nasi kemudian disuapkan kepada mulut pengantin putri, begitu pula pengantin putri membuat kepelan nasi disuapkan ke mulut suaminya. Pada jaman modern ini banyak orang menggunakan sendok. Hal ini mengandung perlambang agar sepasang mempelai sebagai suami istri nantinya selalu hidup rukun dan saling menolong,seperjuangan dan sepenanggunan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Ngombe Rujak Degan Setelah dulangan, prosesi panggih dalam pernikahan adat Jawa dilanjutkan dengan upacara ngunjuk rujak yang artinya minum rujak degan. Pada upacara ini kedua mempelai dan orangtua mempelai wanita mencicipi rujak degan, yakni minuman yang terbuat dari serutan kelapa muda dicampur gula merah, sehingga rasanya manis dan segar. Prosesi ini memiliki makna kerukunan dan kebersamaan. Bahwa segala sesuatunya yang manis tidak dinikmati sendiri, melainkan harus dibagi bersama dengan seluruh anggota keluarga. Mapag Besan Prosesi berikutnya dari panggih dalam pernikahan adat Jawa adalah mapag besan atau upacara besan martuwi atau upacara besan tilik pitik. Mapag besan ini artinya menjemput besan. Prosesi ini dilakukan karena orang tua mempelai pria tidak diperkenankan hadir selama prosesi panggih sampai upacara ngunjuk rujak degan. Sungkeman Upacara ini disebut juga upacara sungkem merupakan rangkaian upacara yang tidak bisa ditinggalkan, sebelum acara sungkeman lebih dahulu keris penganti pria dilepaskan, keris harus dilepaskan hal ini berdasarkan cerita KI AGENG MANGIR. Mula-mula pengantin putri dan pengantin pria melakukan sungkeman pada ayah dan ibu pengantin putri bergantian pengantin pria dan pengantin putri melakukan sungkeman pada ayah dan ibu. Simbolisme dalam Upacara Panggih Manten Kembang Turun Rojo Cucuk Lampah Simbol bunga merah yang melambangkan Simbol pisau tajam yang digunakan untuk kebahagiaan dan kecintaan dalam "memotong" segala macam kendala dan pernikahan. hambatan dalam pernikahan. Klethik Melik Kawinmas Simbol seutas benang yang diikatkan pada Simbol perhiasan emas sebagai benda tangan pengantin untuk melambangkan berharga yang melambangkan kemakmuran ikatan pernikahan yang kuat. dalam pernikahan. Persiapan Fisik dan Mental untuk Pancen/Panggih Manten Pancen atau Panggih Manten adalah proses dimana calon pengantin dipersiapkan secara fisik dan mental menghadapi pernikahan. Hal ini meliputi pelatihan budaya, persiapan keuangan, serta kesiapan fisik dan mental untuk mengarungi kehidupan berumah tangga. Pancen dan Panggih Manten dalam Tradisi Jawa Pancen Panggih Manten Pancen adalah proses awal dari pernikahan adat Panggih Manten adalah upacara yang mencakup Jawa di mana kedua pasangan bertemu dan tata cara resmi dan lengkap untuk mengikat secara resmi memulai hubungan mereka. Ini hubungan pernikahan di hadapan keluarga dan adalah saat yang sakral di mana keluarga- kerabat terdekat. Acara ini dilakukan dengan keluarga besar berkumpul untuk memberikan ucapan-ucapan adat dan ritual khusus. restu dan doa. Perubahan dalam Upacara Panggih Manten 1 Pengaruh Globalisasi Perkawinan lintas budaya dan Penerapan Teknologi 2 pengaruh global telah memberikan warna baru dalam Upacara Panggih Manten. Dalam era digital, penggunaan teknologi dan media sosial semakin umum dalam mengabadikan momen- 3 Perkembangan Gaya momen Upacara Panggih Manten. Tren dan gaya dalam pernikahan terus berkembang, menghadirkan variasi dalam Upacara Panggih Manten dari masa ke masa. Kesimpulan dan Pesan Penting dalam Upacara Panggih Manten Upacara Panggih Manten adalah puncak dari persiapan menuju kehidupan pernikahan. Melalui proses ini, kedua pasangan dan keluarga dapat menjalin hubungan yang erat, mendapatkan restu, dan memulai perjalanan baru bersama dengan persatuan dan kebahagiaan. Daftar Pustaka