Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis Page 1 SIMBOL VERBAL

advertisement
SIMBOL VERBAL “BARZANJI” DALAM ADAT PERKAWINAN ETNIS BUGIS DI
DESA MATTIROWALIE KECAMATAN POLEANG KABUPATEN BOMBANA
*Mariyani**Masrul***Hasriani Amin
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS HALU OLEO, 085235371414
[email protected]
ABSTRAK
Masalah dalam pelitian ini adalah : penggunaan simbol komunikasi verbal “Barzanji”
pada pelaksanaan mappabotting (perkawinan)? dan apa makna simbol komunikasi verbal
“Barzanji” pada pelaksanaan mappabotting (perkawinan). Peneltian ini adalah penelitian
kualitatif, yakni menggunakan teknik purposive sampling dengan memilih informan secara
sengaja dengan pertimbangan bahwa informan mampu memberikan keterangan terhadap
permasalahan yang diteliti.
Subyek dalam penelitian adalah tokoh-tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan
masyarakat yang peneliti anggap dapat memberikan informasi yang akurat dan tepat sesuai
dengan permasalahan yang sedang di teliti, informan dalam penelitia ini berjumlah 7 0rang.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini yaitu : (1) observasi (2)
wawancara dan (3) dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : Simbol Komunikasi Verbal “Barzanji” dalam
Adat Perkawinan Etnis Bugis adalah adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata secara
lisan dengan secara sadar dilakukan oleh manusia untuk berhubungan dengan manusia lainnya.
Selanjutnya penggunaan simbol komunikasi verbal “Barzanji” dalam adat perkawinan Etnis
Bugis yaitu dimana masyarakat berinteraksi dengan menggunakan bahasa “Ugi” seperti
penggunaan bahasa, kalimat, istilah, maupun ungkapam serta terdapat makna yang terkandung
didalamnya.
Kata kunci :Simbol Verbal, Barzanji, Etnis Bugis
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 1
ABSTRACT
The problem in this pelitian is: To use verbal communication symbol "Barzanji" on the
implementation of mappabotting (marriage), and what the meaning of verbal communication
symbol "Barzanji" on the implementation of mappabotting (marriage). This study is a qualitative
research , namely using purposive sampling to select informants deliberately with the
consideration that the informant was able to provide information on the problems studied .
Subjects in the study were religious leaders , traditional leaders , community leaders ,
and the community that researchers thought could provide accurate and appropriate to the
problems being researched , empirically informant in numbered 7 0rang . The data collection
techniques used in this research are: (1) Observation (2) interviews and 3) documentation.
The results of this study indicate that: Verbal Communication Symbols "Barzanji" in
Bugis Ethnic Customary Marriage is communication is the use of words orally by consciously
done by humans to relate to other human beings. Furthermore, the use of verbal communication
symbol "Barzanji" in ethnic Bugis traditional wedding that is where people interact with it using
the language of "Ugi" such as the use of language, phrase, term, or Sayings and there meaning
contained therein.
Keywords: Symbol Verbal, Barzanji, Ethnic Bugis
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 2
PENDAHULUAN
Proses pernikahan pada tiap-tiap daerah selalu menjadi hal yang menarik untuk dibahas.
Baik dari segi latar belakang budaya pernikahan tersebut, maupun dari segi kompleksitas
pernikahan itu sendiri. Karena masing-masing daerah pasti memilki keunikaan tersendiri dalam
adat pernikahan Etnis Bugis.
Melalui tingkah laku spiritual manusia berusaha memenuhi kebutuhan rohani dengan cara
mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, maka
manusia meyalurkan keinginannya dalam suatu bentuk permohonan, kepada Tuhan melalui
upacara-upacara tertentu (Koentjaraningrat, 1978 : 53).
Salah satu bagian terpenting dari kehidupan manusia adalah perkawinan. Etnis Bugis dan
masyarakat di Indonesia pada umumnya, perkawinan merupakan penyatuan dua keluarga besar
dari kedua mempelai. Tidak heran jika perkawinan Etnis Bugis tidak hanya melibatkan
keluarga inti kedua mempelai, tapi juga seluruh keluarga besar sehingga tak jarang jika
saudara, kakak dan adik, paman dan bibi, serta para sesepuh ikut terlibat dalam mempersiapkan
pernikahan si mempelai.
Hampir semua daerah melaksanakan pembacaan Barzanji, bukan hanya di daerah Etnis
Bugis, seperti daerah suku Moroenene, suku Tolaki, suku Bajo, dan lain sebagainya. Meskipun
dengan maksud dan tujuan yang sama, tetapi caranya yang berbeda. Di daerah Bugis tetap
mempunyai ciri khas tersendiri dalam penggunaan bahasa ataupun dalam pengungkapan katakata yaitu dengan menggunakan bahasa Bugis.
Tradisi perkawinan di daerah Sulawesi Tenggara khususnya di Desa Mattirowalie
Kecamatan Poleang Kabupaten Bombana banyak dipengaruhi oleh ritual-ritual sakral dengan
tujuan agar perkawinan berjalan dengan lancar dan kedua mempelai mendapat berkah dari
Allah SWT.
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 3
Barzanji berasal dari kata Al-Baranj yangbertujuan untuk apa yang dihajatkan terkabul.
Walaupun Barzanji sudah menjadi tradisi umum yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia,
bukan berarti di setiap daerah memahami tradisi Barzanji sama dengan daerah lainnya.
Barzanji yang dilakukan Etnis Bugis merupakan rangkaian perayaan pernikahan Bugis
yaitu dengan penggunaan symbol-simbol yang sarat makna sebelum memasuki pembacaan
Barzanji atau sebelum memulai pembacaan Barzanji para tamu berbincang-bincang atau
membicarakan mengenai pelaksanaan Barzanji dengan tuan rumah (punna gau) sambil
menunggu peserta Barzanji lainnya datang, di rumah masyarakat biasanya orang-orang duduk
bersimpuh melingkar (Tudang Sipulung), lalu seseorang membacakan Barzanji, yang pada
bagian tertentu disahuti oleh jamaah lainnya secara bersamaan. Barzanji sampai sekarang ini
masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat meskipun pengaruh teknologi yang serba modern ini
dan arus globalisasi, tetapi adat dan kebudayaan mereka anut tetap terpelihara sesuai dengan
makna dan tujuannya.
Keunikan pada Barzanji dalam perkawinan etnis Bugis ini terletak pada penggunakan
bahasa daerah yaitu bahasa Bugis, Hal inilah yang menarik untuk diteliti dan diadakan
penelusuran lebih jauh mengenai Simbol komunikasi verbal “Barzanji” dalam Adat Perkawinan
Etnis Bugis di Desa Mattirowalie Kec. Poleang Kab. Bombana.
Masyarakat Bugis saat ini khususnya di Desa Mattirowalie Kecamatan Poleang
Kabupaten Bombana umumnya sudah tidak memahami dengan jelas makna symbol verbal yang
sebenarnya pada Tradisi Barzanji yang dilaksanakan dalam adat perkawinan Etnis Bugis,
sehingga didalamnya hanya diketahui oleh kalangan tokoh-tokoh adat saja.
Salah satu yang menyebabkan minimnya pemahaman masyarakat Bugis di Desa
Mattirowalie Kecamatan Poleang tentang makna Barzanji dilaksanakan oleh banyak tokoh adat
Etnis Bugis karena kurangnya inisiatif dari masyarakat Bugis yang berada di Desa Mattirowalie
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 4
Kecamatan Poleang Kab. Bombana khususnya pemuda-pemudi atau remaja untuk mempelajari
adat-istiadat budayanya sendiri, yang diharapkan dapat menjadi penerus dan memelihara
kelestarian budaya sendiri sebagai ciri khas kesukuannya.
TEORI INTERAKSI SIMBOLIK
Teori Interaksionisme Simbolik dari pemikiran George Herbert Mead (1863-1931)
digunakan untuk menjawab permasalahan dari penelitian ini. Dalam terminology yang dipikirkan
Mead, setiap isyarat non verbal dan pesan verbal yang dimaknai berdasarkan kesepakatan
bersama oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu interkasi merupakan satu bentuk simbol
yang mempunyai arti yang sangat penting.
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh orang lain, demikian
pula perilaku orang tersebut. Melalui pemberian isyarat berupa simbol, maka kita dapat
mengutarakan perasaan, pikiran, maksud, dan sebaliknya dengan cara membaca simbol yang
ditampilkan oleh orang lain.
Sesuai dengan pemikiran-pemikiran Mead, definisi singkat dari tiga ide dasar dari
interaksi simbolik adalah :
a. Mind (pikiran) adalah kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna
sosial yang sama, dimana tiap individu harus mengembangkan pikiran mereka melalui
interaksi dengan individu lainnya.
b. Self (diri pribadi) adalah kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari penilaian
sudut pandang atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme simbolis adalah salah
satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan tentang diri sendiri (the- self) dan
dunia luarnya.
c. Society (masyarakat) adalah hubungan sosial yang diciptakan. Dibangun, dan
dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan tiap individu tersebut terlibat
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 5
dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya
mengantarkan manusia dalam proses pengambilan persn ditengah masyarakatnya.
Makna simbol verbal Barzanji sebagai objek sosial dalam suatu interaksi, digunakan
sebagai perwakilan dan komunikasi yang ditentukan oleh orang-orang yang menggunakannya
dan orang tersebut memberi arti, menciptakan dan mengubah objek fisik (benda-benda), katakata (untuk mewakili objek fisik, perasaan, ide-ide dan nilai-nilai) serta tindakan yang dilakukan
orang member arti dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Pada dasarnya segala bentuk-bentuk upacara yang dilaksanakan oleh manusia adalah
sebuah bentuk simbolisme, maksud dan makna upacara itulah yang menjadi tujuan manusia
untuk memperingatinya.
Ketiga konsep penting diatas maka dapat juga dikatakan sebagai simbol verbal . simbol
verbal adalah Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata
atau lebih.
Begitu pula dengan pembacaan Barzanji yang sering dilakukan pada masyarakat Bugis
atau etnis Bugis yang syarat
dengan simbol serta makna yang terkandung dalam
pelaksanaannya, menurut kepercayaan Bugis bahwa Barzanji ini memiliki makna tersendiri yaitu
diberi kemudahan atau kelancaran untuk suatu acara, bermakna sebagai ungkapan kesyukuran,
pengharapan untuk pencapaian sesuatu yang lebih baik, kemudahan dan kelancaran proses
perkawinan kelancaran kelahiran, ungkapan keselamatan, dan lain sebagainya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mattirowalie, Kecamatan Poleang Kabupaten
Bombana. Pemilihan desa dengan pertimbangan bahwa dilokasi tersebut
akan dapat
memperoleh data yang akurat untuk keperluan informasi penelitian.
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 6
Subyek dan Informan Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat suku Bugis yang berdomisili di
wilayah Desa Mattirowalie, Kecamatan Poleang, Kabupaten Bombana. Dimana jumlah
penduduk di wilayah ini berjumlah 185 KK atau 661 jiwa, dan keseluruhan suku Bugis di
wilayah ini berjumlah 182 KK. (Kantor Desa Mattirowalie data tahun 2015).
Jenis dan Sumber Data
1. Sumber Data
Selain itu dalam penelitian ini diperoleh pula sumber data yang terdiri atas dua bagian
yaitu :
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sejumlah informan penelitian
melalui tahap wawancara mengenai proses dan makna “Barzanji” dalam Adat
perkawinan Etnis Bugis.
2. Data sekunder yaitu data yang berupa catatan-catatan dari dokumen yang terdapat di
Kantor Desa Mattirowalie mengenai jumlah penduduk dan data yang relevan dengan
permasalahan penelitian.
2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data kualitatif
Data yang diperoleh berdasarkan penjelasan-penjelasan, uraian-uraian yang
dideskripsikan oleh objek yang diteliti.
b. Data kuantitatif
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 7
Data yang diperoleh pada lokasi penelitian yang telah tersedia dalam bentuk angka
atau jumlah, misalnya data tentang jumlah penduduk dan jumlah kepala keluarga (KK)
di Desa Mattirowalie.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan tentang
aktivitas-aktivitas atau tindakan-tindakan, guna mencari informasi awal mengenai
proses pelaksanaan serta makna “Barzanji” dalam Adat Etnis Bugis.
2. Wawancara (Interview) yaitu pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab
secara langsung kepada informan, guna mengetahui lebih jelas tentang apa yang
diteliti berkaitan dengan simbol komunikasi verbal“ Barzanji” dalam Adat
perkawinan Etnis Bugis di Desa Mattirowalie Kec. Poleang Kab. Bombana.
3. Dokumentasi yaitu sumber informasi yang berupa bukti tertulis mengenai
karakteristik lokasi penelitian baik berupa dokumentasi pribadi maupun dokumentasi
resmi.
Teknik Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis dekskriftif kualitatif, yaitu menjelaskan kondisi sesungguhnya
mengenai simbol komunikasi verbal “ Barzanji” dalam adat perkawinan etnis Bugis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penggunaan Simbol Komunikasi Verbal Barzanji dalam Adat Perkawinan Etnis
Bugis
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 8
Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan penggunaan simbol komunikasi verbal
“Barzanji” maka dapat dibagi dalam 3 penggunaan tahapan yaitu sebagai berikut:
1. Penggunaan Bahasa
Dalam kesehariannya hingga saat ini orang bugis masih menggunakan bahasa “Ugi”.
Adapun penggunaan Bahasa Bugis terletak pada proses persiapan, maupun dalam tahap
perlengkapan yaitu pada saat tudang Sipulung (musyawarah Keluarga), dimana pada tahapan
saat menyampaiakan terlebih dulu kepada sanak keluarga untuk mebicarakan segala
persiapan dalam penyelenggaraan kegiatan, seperti orang yang akan diundang, waktu
pelaksanaan, tempat, alat atau bahan yang digunakan dalam pelaksanaan Barzanji.
Kesemuanya itu dibicarakan dalam musyawarah keluarga. Setelah ada kesepakatan diantara
pihak keluarga mengenai pelaksanaan, maka mengutus satu atau dua orang Pangobbi (orang
yang mengundang/memanggil) yang mengetahui tentang tatacara penyampaian informasi
kepada orang yang akan diundang. Kemudian dalam tahap perlengkapan dimana akan
dibicarakan apa saja yang menjadi pelengkap pembacaan Barzanji seperti : dupa (addupadupang), sokko (nasi ketan), Wae Rinung (air minum), Nanre (Nasi putih) maupun
pakkanreang (lauk).
2. Penggunaan kalimat
Penggunaan kalimat pada bahasa bugis yang terletak pada tahap persiapan maupun dalam
tahapan perlengkapan. Dimana dalam tahapan ini sebelum memasuki kegiatan pembacaan
Barzanji, pertama-tama seorang imam menanyakan (Nakkutananganggi) niatnya untuk
mengadakan pembacaan barzanji,dengan kalimat “Aga Niatta” atau bisa juga “ Aga
Akkattata” karna inilah acara perkawinan maka punna gau (Tuan Rumah) menjawab “
Padduangssalama “ artinya doa salamatan. Selanjutnya pada tahap persiapan maupun
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 9
perlengkapan dimana tahapan ini juga akan membicarakan atau menyampaikan terlebih dulu
kepada sanak keluarga untuk membicarakan segala persiapan maupun segala perlengkapan
dalam barzanji, seperti kalimat yang diungkapkan oleh informan bapak Zulkifli :
Menjelaskan bahwa : Idi tau ogie narekko meloki ma’bu acara Barzanji pada
ma’deppungekki riolo sibawa silessuretta bolana keluargae yang punna gau, ko engka
manenni silessuretta nappani ribicaranni madeceng sininna gau yaro melo ri puminasa
mappamulai wettunna gaue, onronna, lettu sake ripake rilalenna acarata dirappe manengni
sininna assedingetta. (Hasil wawancara:14 Juni 2016 ).
Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa “ kita orang bugis ketika kita ingin
melakukan suatu acara Barzanji sebaiknya kita berkumpul terlebih dahulu kepada sanak
keluarga atau keluarga berkumpul ditempat keluarga yang ingin melaksanakan acara
Barzanji. Baru kita bicarakan semua persiapan kita yang ingin dicapai mulai dari jadwal
pelaksanaan sampai kepada selesainya acara disitulah kita bahas semua kebersamaan kita.
3. Penggunaan istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu. Sedangkan ungkapan
merupakan gabungan dua kata atau lebih yang digunakan seseorang dalam situasi tertentu.
Dalam penggunaan istilah terletak pada kata Manggobbi ataupun pada saat Tudang
Sipulung, orang Bugis memberi istilah bahwa Tudang Sipulung dalam bahasa Indonesia yaitu
musyawarah keluarga. Tudang Sipulung itu sendiri merupakan tradisi yang sering dilakukan
orang dahulu (tetua kita). Duduk bersama-sama, berkumpul dengan tujuan hendak
bermusyawarah untuk mufakat”.
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 10
Kemudian istilah Manggobbi yang artinya memanggil atau mengundang. Istilah
Manggobbi itu sendiri dalam Etnis Bugis merupakan mengundang seseorang untuk
menghadiri Barzanji dilakukan dengan menyampaikan secara langsung kerumah orang yang
akan diobbi, ini dilakukan terdiri dari satu atau dua orang laki-laki yang dianggap
mengetahui tata cara serta bahasa yang diucapkan dalam penyampaian informasi,
Istilah Mabbarazanji yang berarti pembacaan Barzanji. Istilah Mabbarazanji itu sendiri
dalam Etnis Bugis adalah tradisi pembacaan Barzanji sebuah kitab yang berisi sejarah Nabi
Muhammad SAW yang dilafalkan dengan suatu irama atau nada yang bisa dilantungkan
ketika Maulid Nabi Muhammad SAW.
B. Makna Simbol Komunikasi Verbal “Barzanji” dalam Adat Perkawinan Etnis Bugis
Adapun makna dari simbol-simbol komunikasi verbal yang terdapat pada tradisi Barzanji
dalam perkawinan Etnis Bugis di Desa Mattirowalie Kecamatan Poleang Kabupaten
Bombana, dimana setiap prosesi dalam pembacaan Barzanji setiap kata, mempunyai makna
tersendiri seperti penggunaan Bahasa, kalimat dan penggunaan istilah maupun penggunaan
ungkapan.Seperti penggunaan bahasa bugis Indonesia, maupaun dalam penggunaan sastra
Arab dalam setiap proses atau dalam setiap tahapan yang dianggap sebagai objek sosial
dalam suatu interaksi.
Dalam simbol verbal makna penggunaan kalimat bahasanya yaitu menggunakan bahasa
Bugis yaitu sebagai bahasa komunikasi antara Etnis Bugis. Dan bahasa Bugis juga kaya dengan
perkataan yang melambangkan budi pekerti bahasa seperti : Tama’ki dibolae artinya masuk
dirumah!. Kesantunan berbicara bagi etnis bugis mempunyai makna yaitu menunjukkan rasa
hormat pada mitra bicara. Atau menenkankan agar kita senantiasa berekspresi sebagaimana kita
ingin mitra tutur kita berekspresi terhadap diri kita. Selanjutnya pembacaan dilakukan diruang
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 11
tengah atau ruang tamu maknanya adalah disamping lokasinya ada juga yang berpendapat bahwa
semakin banyak tamu yang datang maka semakin banyak rezeky yang datang karena tamu
dianggap pembawa rezeky bagi pemilik rumah. Kemudian cara duduk ketika pelaksanaan
pembacaan Barzanji adalah dengan cara duduk sila. Duduk ini dengan cara menyilangkan kedua
kaki yang berada dalam posisi rebah dan terlipat, sehingga persilangannya ada diantara kedua
betis. Rasulullah SAW. Pernah duduk bersilah dari setelah shalat subuh hingga terbit matahari.
Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan oleh peserta Barzanji yaitu
suatu hukum adat dan tradisi yang dilakukan dalam setiap kegiatan Barzanji memiliki makna
bahwa orang yang melakukan kegiatan Barzanji patuh dan taat terhadap norma-norma yang
berlaku dimasyarakat khususnya norma adat, secara umum tradisi ini harus dipatuhi oleh
masyarakat tetap dipertahankan oleh masyarakat etnis Bugis khususnya masyarakat di Desa
Mattirowalie.
Kaitannya dengan Simbol Komunikasi Verbal “Barzanji” dalam Adat perkawinan Etnis
Bugis di Desa Mattirowalie dengan Teori Interaksi Simbolik yaitu bahwa Teori Simbolik
yang dipublikasikan oleh George Herbert Mead yaitu Mind, Self, Sociaty. Dimana Mind
(pemikiran) dalam pembacaan Barzanji disini yaitu dimana makna yang terkandung didalam
setiap individu didalam Etnis Bugis memiliki nilai, rasa, dan pemikiran yang sama dalam
menjunjung tinggi budaya Barzanji. Sociaty (masyarakat) dalam Barzanji disini bahwa
simbol komunikasi verbal Barzanji dalam proses upacara adat Etnis Bugis di Desa
Mattirowalie masyarakatnya menggambarkan beberapa perangkat perilaku dari penggunaan
bahasa bugis yang sudah menjadi turun temurun oleh Etnis Bugis yang terus disesuaikan oleh
individu-individu masing-masing. Sehingga makna simbol dari tradisi “ Barzanji” itu sendiri
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 12
mempunyai arti dan tujuan tertentu pula yang menjadi dasar masyarakat etnis bugis harus
melakukan “Barzanji” yang sudah menjadi turun temurun yang harus dilakukan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka
kesimpulan yang dapat dituliskan bahwa :
a. simbol komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata secara lisan
dengan secara sadar dilakukan oleh manusia untuk berhubungan dengan manusia lainnya.
Selanjutnya penggunaan simbol komunikasi verbal “Barzanji” dalam adat Etnis Bugis
yaitu dimana didalam kesehariannya hingga saat ini masyarakat Bugis di daerah
Mattirowalie
berinteraksi
dengan
menggunakan
bahasa
“Ugi”
dimana
letak
penggunaanya didalam Barzanji terletak pada tahap persiapan maupun dalam tahap
perlengkapan seperti penggunaan bahasa Bugis “Tudang sipulung”yang berarti
musyawarah keluarga.
b. makna simbol verbal yang terdapat dalam tradisi Barzanji yang dijalankan oleh
masyarakat bugis di Desa Mattirowalie Kecamatan Poleang Kabupaten Bombana, yaitu
setiap prosesi dalam pembacaan Barzanji dimana setiap kata makna tersendiri sebagai
ungkapan atau penggunaan kalimat. Seperti penggunaan bahasa, penggunaan kalimat
maupaun dalam penggunaan istilah/ungkapan.
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 13
DAFTAR PUSTAKA
Alo Liliweri,
2002. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta:Lkis.
2011, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Berger, Arthur Asa. 2000. Media Analysis Techniques- Teknik-teknik Analisa Media, Alih
Bahasa : Setio Budi HH., Universitas Atmajaya, Yogyakarta.
Budhisantoso.
“Kebijaksanaan
Pembinaan
dan
Pengembangan
Kebudayaan Melalui
Kegiatan Enkulturasi,” dalam Analisis Kebudayaan. 3. 1983.
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya.
De Vito, Joseph, 1997. Komunikasi Antar Manusia. Profesional Book, Jakarta.
Fajar, Marhaeni, 2009, Ilmu Komunikasi Teori & Praktek Edisi Pertama,
Graha Ilmu,
Yogyakarta, 2009.
Hartoko, Dick & B, Rahmanto, 1998, Kamus Istilah Sastra, Yogyakarta: Kanisius.
Herusatoto, Budiono, 2000, Simbolisme dalam Budaya Jawa, Yogyakarta: Hanindita Graha
Widia.
I Made Suasthawa Dharmayuda, 1990. Hubungan Adat dengan Agama dan Kebudayaan,
Denpasar : Cv Kayumas.
Koetjaraningrat. 1978. Kebudayaan mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: Bunga Rampai
Koentjaraningrat. 1990.Metode – Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta Pustaka Jaya.
Mulyana, Deddy., 2001, Metode Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya, Rosda Karya, Bandung.
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 14
Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat.1990. Komunikasi Antar Budaya : Panduan
Berkomunikasi dengan orang-orang Berbeda Budaya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Rosdiana,(2012). Peranan Fungsi Barzanji Pada Orang Bugis. (studi sosiologi di Kelurahan
Watubangga Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka). Skripsi Sosiologi, FISIP UHO,
Kendari.
Sudikan, Setya W., (2001), Metode Penelitian Kebudayaan, Citra Wacana, Surabaya.
Sobur, Alex, 2003. Semiotika Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya : Bandung. Taylor.
Spradley, James, P. 1997, Metode Etnografi. Penerjemah Mizbah Zulfa Elizaberth. Yogyakarta:
Tiara Wacana.
Tylor, Edward B.2005. Kompleksitas Budaya Dalam Kajian Ilmiah. Jakarta : Rajawali Press.
.SUMBER ELKRTONIK
blogspot.co.id/2014/12/sejarah-al-Barzanji-dan-perkembangannya.html (Diakses pada tanggal
4 April 2016 pukul 20:36 wita)
https://khusnia.wordpress.com/pengantar-ilmu-komunikasi/03-prinsip-prinsip-komunikasi/
(diakses pada tanggal 4 April 2016 pukul 21:01 wita)
http://www.tubiyono.com/tulisan-ilmiah/1-perbedaan-komunikasi-verbal-dan-nonverbal.html(diakses pada tanggal 4 April 2016 pukul 21:01 wita)
http://rezkirasyak.blogspot.co.id/2012/04/sejarah-asal-mula-bugis-history-of.html(Diakses pada
tanggal 23 April 2016 pukul 22:15 wita)
Simbol Verbal Barzanji dalam Etnis Bugis
Page 15
Download