LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN PEREDARAN DARAH ANEMIA DI RUANG IRNA 2 RSUD PATUT PATUH PATJU Disusun Oleh : KHAERUL ANAM (013SYE19) YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG D3 MATARAM 2021 A. DEFINISI Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit (sel darah merah) serta jumlah haemoglobin dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan dalam 100ml darah.Hampir semua gangguan pada system peredaran darah disertai dengan anemia yang ditandai warna kepucatan pada tubuh, terutama ekstremitas. B. ETIOLOGI ANEMIA Penyebab anemia dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena: a. Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia defisiensi Fe, Thalasemia, dan anemi infeksi kronik. b. Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient yang dapat menimbulkan anemia pernisiosa dan anemia asam folat. c. Fungsi sel induk (stem sel) terganggu, sehingga dapat menimbulkan anemia aplastic dan leukemia. d. Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma 2. Kehilangan darah : a. Akut karena perdarahan atau trauma / kecelakaan yang terjadi secara mendadak b. Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorrhagia 3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolysis). Hemolysis dapat terjadi karena a. Faktor bawaan, misalnya : kekuranagn enzim G6PD (untuk mencegah kerusakan eritrosit b. Faktor yang didapat, yaitu : adanya bahan yang dapat merusak eritrosit, misalnya ureum pada darah karena gangguan ginjal atau penggolongan obat. 4. Bahan baku pembentuk eritrosit tidak ada, yaitu protein, asam folat, vitamin B12, mineral Fe. C. KLASIFIKASI ANEMIA 1. Anemia Defisiensi Zat besi (Fe) Adalah anemia yang terjadi karena kekurangan zat besi yang merupakan bahan baku pembuat sel darah dan hemoglobin. Kebutuhan zat besi untuk anak-anak rata-rata 5mg/hr. Akan bertambah jika anak mendapat infeksi sampai 10mg/hr. Gambaran klinis yang ditimbulkan anak lemas, jantung berdebar-debar, pucat, sakit kepala.Penatalaksanaaan dapat diberikan sulfas ferosus 3x10 mg/kg BB/hari. 2. Anemia Megaloblastik (Defisiensi Asam Folat) Anemia yang terjadi karena kekurangan asam folat.Asam folat merupakan bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA untuk metabolism inti sel dan pematangan sel. Gejala anak yang menderita defisiensi asam folat pucat, letih pusing, sukar tidur. Penatalaksanaan dapt diberikan asam folat 3x5 mg/hari, dan pada bayi 3x2,5 mg/hr. 3. Anemia Pernisiosa Anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12. Tergolong dalam anemia megaloblastik karena bentuk sel darah yang hampir sama dengan anemia efisiensi asam folat. Vitamin B12 (kobalamin) berfungsi untuk pematangan normoblas, metabolism saraf , dan purin. Selain asupan yang kurang anemia ini dapat disebabkan karena adanya kerusakan lambung, sehingga lambung tidak dapat mengeluarkan secret yang berfungsi untuk absorbsi B12. 4. Anemia Pascaperdarahan Terjadi sebagai akibat perdarahan yang massif seperti kecelakaan, operasi dan persalinan dengan perdarahan atau perdarahan yang menahun gejala yang timbul tergantung dari cepat dan banyaknya darah yang hilang. Kehilangan darah sebanyak 12-15% akan memperlihatkan gejala pucat, transpirasi, takikardia, tekanan darah menurun. Dapat dilakukan pemberian transfuse darah. Pilihan kedua plasma.Dalam keadaan darurat diberikan cairan intravena dengan cairan infus yang tersedia. D. KRITERIA ANEMIA Batasan yang umum digunakan adalah kriteria WHO pada tahun 1968. Di nyatakan dengan kriteria sebagai berikut : No. Kriteria Jumlah Hb 1. Laki-laki dewasa Hb <13 gr/dl 2. Perempuan dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dl 3. Perempuan hamil Hb < 11 gr/dl 4. Anak usia 6-14 tahun Hb < 14 gr/dl 5. 6. Anak usia 6 bulan – 6 tahun Bayi baru lahir Hb < 14 gr/dl Hb < 20 gr/dl E. DERAJAT ANEMIA Ringan Sekali Ringan Sedang Berat Hb 10gr/dl – 13gr/dl Hb 8gr/dl – 9,9gr/dl Hb 6gr/dl –7,9 gr/dl Hb < 6gr/dl F. MANIFESTASI KLINIS - Pucat pada bibir, lidah, konjungtiva, telapak tangan, dan kuku - Pada pemeriksaan Hb dan eritrosit rendah/ kurang dari normal - Anak terlihat lebih banyak diam daripada bermain - Kelemahan otot - Nafas pendek/sesak - Mual - Muntah - Letargi - Keluar keringat dingin G. PATOFISIOLOGI Timbulnya anemia karena adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel darah merah.Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kurangnya nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau akibat penyebab yang tidak diketahui.Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolysis.Lisis sel darah merah terjadi dalam sel fagositik atau dalam system retikulo endothelial, terutama dalam hati dan limpa. Dari proses tersebut bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, maka haemoglobin akan muncul dalam plasma. Apabila konsentrasi plasma melebihi kapasitas hemoglobin plasma, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urine. H. PATHWAY ANEMIA Eritrosit/Hemoglobin menurun Kapasitas angkut oksigen menurun Anoksia organ target Mekanisme kompensasi tubuh Menimbulkan gejala anemia bergantung pada organ yang terkena Sistem Kardiovaskuler Sistem Syaraf Meningkatkan Redistribusi curah jantung aliran darah Sistem urogenital Epitel Penurunan afinitas Hb terhadap oksigen dg meningkatkan enzim 2,3 DPG Menurunkan tekanan Oksigen vena Gejala anemia I. PEMERIKSAAN PENUNJANG Perlu pemeriksaan darah tepi untuk mengetahui Hb, eritrosit, dan hematocrit. Pada anemia defisiensi besi, kadar Hb kurang dari 10gr/dl dan eritrosit menurun. Eritrosit berbentuk mikrositik hipokromik (kecil dan pucat). Sedangkan pada defisiensi asam folat dan vitamin B12,bentuk sel darahnya adalah makrositik. J. PENATALAKSANAAN Anak dengan anemia tidak harus selalu dirawat dirumah sakit. Hal ini tergantung dengan anemia dan gangguan yang dialami oleh anak atau bila keadaan anak dalam kondisi memburuk, misalnya kadar Hb yang sangat rendah atau gangguan fisik lainnya yang membahayakan anak. Segera konsultasikan kedokter atau rujuk kerumah sakit. Sedangkan untuk anak yang mengalami anemia defisiensi Fe yang hanya tampak pucat, cukup berikan tablet Fe/folat atau Ferosulfat setiap hari selama 4 minggu dengan dosis 5mg Fe/kg BB Dosis Pemberian Tablet Fe : Umur/BB Tablet besi/folat berisi (sulfas ferosus 200mg + 250 meq folat) dan 60mg elemental iron 3x/hari 1 ∕4tablet 6 – 12 bulan (7- < 10 kg BB) 1 ∕2 tablet 12 bln – 5 thn (10 - < 19 kg) Sirup besi berisi sulfas ferosus 150 ml (30mg elemental iron per 5 ml) diberikan 3x/hr 2,5 ml (1∕2 sendok teh) 5ml (1 sendok teh) ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA ANEMIA A. PENGKAJIAN Pengkajian data-data focus yang sering dialami/terjadi pada bayi dan balita yang mengalami anemia terutama defisiensi. 1. Usia Anak yang mengalami defisiensi Fe biasanya berusia antara 6-24 bulan dan pada masa pubertas . Pada usia tersebut kebutuhan Fe cukup tinggi, karena digunakan untuk pertumbuhan. 2. Pucat a. Pada anemia pascaperdarahan, kehilangan darah sekitar 12-15% akan menyebabkan pucat, dan juga takikardi. Kehilangan darah yang cepat dapat menimbulkan reflek cardiovascular secara fisiologis. b. Pucat pada anemi hemolistik terjadi karena penghancuran sel darah merah sebelum waktunya. Secara normal, sel darah merah akan hancur dalam waktu 120 hari, untuk selanjutnya membentuk sel darah baru c. Pada anemia aplastic, pucat terjadi karena terhentinya pembentukan sel darah pada sumsum tulang. Hal ini terjadi karena sumsum tulang mengalami kerusakan. Warna pucat ini dilihat pada telapak tangan, dasar kuku, konjungtiva, dan mukosa bibir.Cara sederhana adalah dengan membandingkan telapak tangan anak dengan telapak tangan petugas atau orang tuanya. 3. Mudah lelah/lemah Berkurangnya kadar oksigen dalam tubuh mengakibatkan keterbatasan energy yang dihasilkan oleh tubuh, sehingga anak kelihatan lesu, kurang bergairah, dan mudah lelah. 4. Pusing kepala Karena pasokan aliran darah ke otak berkurang. 5. Nadi cepat Peningkatan denyut nadi sering terjadi, terutama pada perdarahan yang mendadak karena merupakan kompensasi dari reflek cardiovaskuler 6. Eliminasi urine Adanya perdarahan yang hebat dapat mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal sehingga produksi urine menurun 7. Gangguan pada system saraf Anemia defisiensi vitamin B12 dapat menimbulkan gangguan pada system saraf sehingga timbul keluhan seperti kesemutan (gringgingen), ekstremitas lemah. 8. Gangguan saluran cerna Pada anak yang anemia sering timbul keluhan nyeri perut, mual, muntah, dan penurunan nafsu makanan B. DIAGNOSA KEPERAWATAN Diagnosis atau masalah keperawatan yang terjadi apada anak anemia adalah sebagai berikut : 1. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan masukan zat besi, folat, B12 dan kurang pengetahuan menegenai makanan yang kaya akan zat besi, folat, dan B12. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, penurunan oksigen ke jaringan 3. Ansietas/takut berhubungan dengan prosedur diagnostic/transfuse C. INTERVENSI KEPERAWATAN a. Diagnosa I : Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakadekuatan masukan zat besi, folat, B12 dan kurang pengetahuan menegenai makanan yang kaya akan zat besi, folat, dan B12. Kriteria Hasil 1. Keluarga menghubungkan riwayat diet dengan memperjelas kepatuhan anak terhadap pengobatan 2. Anak diberikan suplemen besi yang Intervensi Rasional 1. Berikan konseling diet 1. untuk memastikan bahwa pada pemberi perawatan anak mendapat suplai khusus yang adekuat dengan 2. Berikan ASI eksklusif memberi makanan yang atau susu secukupnya kaya akan besi, folat dan pada anak sebagai B12 makanan suplemen 2. agar pemenuhan adekuat setelah makanan padat dan konsumsi susu yang 3. Ajarkan pada anak berlebih dapat dibuktikan dengan feses yang berwarna hijau 3. Anak minum obat dengan tepat tentang pentingnya menurunkan masukan memakan makanan makanan padat yang yang mengandung besi. mengandung besi, folat, 4. Berikan dosis dan B12 pemberian obat sesuai 3. untuk mendorong anak dengan advice dokter agar patuh 5. Berikan jus buah atau 4. untuk absorpsi preparat multivitamin maksimum 5. karena vitamin C memudahkan absorpsi 6. Anjurkan keluarga 6. Bahan tersebut akan untuk tidak memberikan menurunkan absorpsi besi konsumsi obat bersama 7. dosis yang adekuat akan susu atau antasida mengubah feses menjadi 7. Kaji karakteristik feses berwarna hijau gelap b. Diagnosa 2 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, penurunan oksigen ke jaringan Kriteria Hasil Intervensi Rasional 1. Anak bermain dan istirahat dengan tenang dan melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan 2. Anak tidak menunjukkan adanya kelemahan atau keletihan 3. Anak menunjukkan pernafasan, frekuensi, dan kedalaman normal, bernafas dengan mudah 1. Observasi adanya tanda kerja fisik (takikardi, takipnea, nafas pendek, pusing, perubahan warna kulit) 2. Antisipasi dan bantu dalam aktivitas kehidupan sehari-hari diluar batas toleransi anak dan beri aktivitas bermain pengalihan yang meningkatkan istirahat dan tenang 3. Pertahankan posisi semi fowler dan berikan oksigen 1. untuk merencanakan istirahat yang tepat 2. untuk mencegah kelelahan pada anak serta untuk mencegah anak dari rasa bosan dan menarik diri 3. untuk pertukaran udara yang optimal dan untuk meningkatkan oksigen ke jaringan c. Diagnosa 3 : Ansietas/takut berhubungan dengan prosedur diagnostic/transfuse Kriteria Hasil Intervensi Rasional 1. 2. Anak dan keluarga menunjukkan ansietas yang minimal Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang gangguan, tes diagnostic, dan pengobatan 1. Menyiapkan anak untuk guna dilakukan prosedur diagnostic. 2. Jelaskan tujuan pemberian komponen darah pada anak 1. Untuk menghilangkan ansietas/ rasa takut 2. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap gangguan, tes diagnostic, dan pengobatan. D. IMPLEMENTASI Untuk mencapai keriteria hasil, yang pertama kali difokuskan dalam intervensi keperawatan adalah pemberian edukasi untuk keluarga.Edukasi tersebut termasuk bagaimana defisiensi anemia, bimbingan diet yang tepat menurut ahli medis dan informasi yang berhubungan dengan suplemen oral yang diberikan untuk anak.Edukasi ini dapat membantu keluarga untuk mendidik anak, membantu tenaga medis mengatasi kebutuhan besi, folat dan B12, perfusi jaringan, dan toleransi aktivitas. E. EVALUASI Ikuti dan memantau keluarga yang seharusnya focus dalam evaluasi hasil setelah anak dilakukan perawatan dan melihat kembali konsep pengajaran yang dibutuhkan. DAFTAR PUSTAKA Nursalam M.Nurs, dkk, 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Salemba Medika,Jakarta (Hal:124 – 133) J. Hockenberry, David Wilson, Eight Edition.Essentials of Pediatric Nursing, Amerika (Hal:824) Anggraeni, I. A. P. M. A. (2019). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Anak Anemia Aplastik Dengan Risiko Perdarahan Di Ruang Pudak Rsup Sanglah Tahun 2019 (Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar Jurusan Keperawatan). PPNI, (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan. PPNI, (2017). Standar intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan. PPNI, (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan.